SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017
“Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner”
Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan
Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK)
Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017
Abdillah et al, Identifikasi Senyawa Aktif 69
available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
IDENTIFIKASI SENYAWA AKTIF DALAM EKSTRAK METANOL DAGING BUAH
KURMA JENIS AJWA (Phoenix dactylvera L.)
Identification of Active Substance in Ajwa Date (Phoenix dactylvera L.) Fruit Flesh Methanol Extract
Muhibbuddin Abdillah1
, N. R. Khoirotun Nazilah2
, Eva Agustina3
1, 2
Mahasiswa Program Studi Biologi UIN Sunan Ampel
3
Dosen/ Program Studi Biologi UIN Sunan Ampel
Jln. A. Yani 117, Surabaya, Telp +62 31 8410298
e-mail korespondensi: mallahsleiv@gmail.com
ABSTRAK
Kurma (Phoenix dactylifera L.) merupakan buah yang banyak tumbuh di negara-negara Arab, terutama kota
Madinah. Kurma memiliki lebih dari dua puluh jenis dan yang banyak beredar di Indonesia antara lain kurma ajwa,
saudi arabia, tunisia, mesir madu, agal madinah, madinah, dan lulu. Identifikasi senyawa dan kandungan dari kurma
jenis ajwa sendiri masih belum pernah dilakukan. Oleh karena itu tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi senyawa-senyawa aktif yang terkandung dalam buah kurma ajwa. Daging buah kurma ajwa
diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut metanol. Ekstrak daging buah kurma diidentifikasi dengan
melakukan uji fitokimia, analisis GC-MS, spektroskopi inframerah (FTIR) dan spektroskopi UV-Vis. Berdasarkan
hasil uji fitokimia diketahui bahwa terdapat kandungan triterpenoid, flavonoid dan karbohidrat. Hasil analisis FTIR
membuktikan bahwa adanya stretching dan bending gugus fungsi molekul seperti gugus –OH, -CH alifatik stretching,
alkil, -C=C alifatik stretching / aromatik, aldehid, alkohol, eter, dan -CH aromatik. Pada analisis UV-Vis terdapat
serapan di panjang gelombang 286 nm yang membuktikan bahwa flavonoid yang terkandung dalam ekstrak metanol
daging buah kurma ajwa termasuk pada golongan flavanon.
Kata Kunci: kurma ajwa, maserasi, fitokimia
ABSTRACT
Date fruit (Phoenix dactylifera L.) grows in Arab countries, especially in Medina. Dates have more than twenty kinds
which available in Indonesia such as ajwa, saudi arabia, tunisia, egypt honey, agal medina, medina, and lulu. The
identification of compounds and contents of ajwa dates have not ever been done yet. Therefore, the purpose of this
research was to identified active compound on ajwa date fruits. In this study a date ajwa extraction used maceration
method with methanol. Date extracts identified by phytochemical test, GC-MS analysis, infrared spectroscopy (FTIR)
and spectroscopy UV-Vis. Based on the test result of phytochemical known that there was triterpenoids, flavonoids
and carbohydrates. The results of FTIR analysis proved the stretching and bending function groups molecules such
as -OH, -CH aliphatic stretching, alkyl, -C=C aliphatic stretching / aromatic, aldehyde, alcohol, ether, and -CH
aromatic. In the UV-Vis analysis contained absorbance at 286 nm wavelength, proved that extract of ajwa date flesh
fruit by methanol containing the flavonoid which included on flavanones groups.
Keywords: ajwa dates, maceration, phytochemicals
Kurma (Phoenix dactylifera L.) merupakan buah
yang banyak tumbuh di negara-negara Arab, terutama
kota Madinah. Berdasarkan beberapa studi, kurma
memiliki berbagai kandungan fitokimia seperti asam
kumarat, asam ferat, flavonoid, fenolik, sterol,
procyanidins, antosianin, karotenoid, vitamin dan mineral
yang berfungsi sebagai antioksidan, antihiperlipidimik,
hepatoprotektif, antimutagenik, antiinflamasi, dan
nefroprotektif (Al Munawwarah, 2015).
Kurma memiliki lebih dari dua puluh jenis dan
yang banyak beredar di Indonesia antara lain kurma ajwa,
saudi arabia, tunisia, mesir madu, agal madinah, madinah,
dan lulu. Kurma Ajwa merupakan jenis kurma yang
ditanam oleh nabi Muhammad SAW. Kurma Ajwa
diyakini dapat menghindarkan dari berbagai jenis
penyakit sehingga paling banyak dicari oleh masyarakat
(Satuhu, 2010). Menurut Louaileche 2015, identifikasi
senyawa dan uji aktivitas antioksidan dari tujuh belas
jenis kurma yang tumbuh di Algeria sudah dilakukan
sedangkan kandungan dari kurma jenis Ajwa sendiri
masih belum diketahui.
Analisis kandungan kandungan zat aktif dalam
daging buah kurma dengan mudah dilakukan dengan
melakukan ekstraksi. Ekstraksi dapat dilakukan dengan
bebagai metode antara lain, maserasi, ultrasoundassisted
solvent extraction, perkolasi, soxhlet dan refluks
(Mukhriani, 2014). Maserasi adalah metode ekstraksi
yang praktis, membutuhkan pelarut yang sedikit, dan
tidak memerlukan pemanasan sehingga dapat
menghindari rusaknya senyawa termolabil, tetapi waktu
yang dibutuhkan relatif lama (Mukhriani, 2014; Putra,
2014). Metode maserasi dapat dilakukan dengan bebagai
jenis pelarut. Pemilihan pelarut dalam maserasi
memperhatikan selektivitas, toksisitas, kepolaran,
kemudahan untuk diuapkan dan harga pelarut (Akbar,
2010). Larutan pengekstraksi yang digunakan disesuaikan
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017
“Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner”
Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan
Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK)
Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017
Abdillah et al, Identifikasi Senyawa Aktif 70
available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
dengan kepolaran senyawa yang diinginkan. Pelarut polar
akan melarutkan senyawa polar dan sebaliknya. Pelarut
polar yang biasa digunakan untuk ekstraksi flavonoid
adalah metanol, aseton, etanol, air dan isopropanol
(Suryani, 2016). Metanol merupakan pelarut bersifat polar
yang memiliki indek polaritas 5,1 (Windarini, 2013).
Metanol merupakan pelarut yang bersifat universal
sehingga dapat melarutkan analit yang bersifat polar dan
nonpolar. Metanol dapat menarik alkaloid, steroid,
saponin, dan flavonoid dari tanaman (Astarina, 2013).
Kandungan senyawa dalam ekstrak kurma ajwa nantinya
dapat diketahui dengan melakukan identifikasi.
Identifikasi senyawa dapat dilakukan dengan
melakukan uji GC-MS, fitokimia, spektroskopi
inframerah dan spektroskopi UV-Vis. GC-MS dapat
digunakan untuk mengetahui struktur senyawa yang
terkandung dalam fraksi yang paling aktif dan waktu
identifikasinya cepat. Uji fitokimia dilakukan untuk
mengetahui keberadaan zat aktif secara kualitatif.
Identifikasi menggunakan UV-Vis untuk mengetahui
panjang gelombang maksimum isolat murni dan
spektrofotometri Inframerah digunakan untuk mengetahui
gugus-gugus fungsi dari suatu senyawa (Restasari, 2009;
Syahril, 2015). Oleh karena itu dalam penelitian ini
daging buah kurma ajwa akan diektraksi menggunakan
metode maserasi dengan pelarut metanol dan kandungan
senyawa diidentifikasi dengan melakukan uji fitokimia,
analisis GC-MS, spektroskopi inframerah (FTIR) dan
spektroskopi UV-Vis.
METODE
Bahan
Buah kurma ajwa (Phoenix dactylifera), metanol,
aquades, klorofom, asam sulfat pekat (HCl), FeCl3,
molisch, H2SO4.
Alat
Pisau, nampan, gelas beaker, erlenmeyer, tabung
reaksi, rak tabung reaksi, spatula, kaca arloji, neraca
analitik, corong kaca, kertas saring whatmann 41, pipet
tetes, oven, rotary evaporator, spektrofotomer UV-VIS,
FTIR dan GCMS.
Cara Kerja Preparasi Sampel
Dalam penelitian ini dipilih kurma ajwa (Phoenix
dactylifera) yang berwarna kehitaman dan berbentuk
bulat, selanjutnya dipisahkan antara daging buah dengan
biji. Daging buah diiris tipis lalu dioven selama 2x24
jam dengan suhu 800
C. Daging buah kurma kering
ditimbang sebanyak 250 gram dan dihaluskan hingga
menjadi serbuk.
Pembuatan Ekstrak Metanol
Setelah serbuk dihasilkan selanjutnya dilakukan
ekstraksi dengan cara maserasi menggunakan pelarut
metanol dengan perbandingan 1:2. Larutan didiamkan
selama 2 X 24 jam, kemudian dipisahkan hingga
diperoleh filtrat dan residu. Filtrat metanol yang didapat
kemudian dievaporasi menggunakan rotary evaporator
untuk menguapkan pelarut hingga didapat ekstrak
kental.
Uji Fitokimia
Uji fitokimia yang dilakukan adalah pengujian
terhadap senyawa sterol, triterpenoid, alkaloid, saponin,
flavonoid dan karbohidrat.
1. Uji sterol dan triterpenoid
Ekstrak kurma dilarutkan dalam klorofom,
kemudian disaring dan filtrat diuji dengan uji salkowski
yaitu filtrat ditambahkan beberapa tetes asam sulfat
pekat dan diamati perubahan warna yang terjadi. Warna
merah di lapisan bawah positif sterol dan warna kuning
keemasan menunjukkan adanya triterpenoid.
2. Uji Alkaloid
Diambil sedikit sampel, ditambahkan HCl 2M 10
ml, dipanaskan sambil diaduk kemudian didinginkan dan
disaring, filtrat ditambahkan HCl 5 ml dan reagen
wagner (Yodium-Kalium iodida)
3. Uji Saponin
Sebanyak 0,5 gram ekstrak ditambah 5 ml air
suling lalu dikocok dan diamati terbentuknya buih stabil.
4. Uji Flavonoid
Sampel ditambah beberapa tetes FeCl3, hasil
positif menunjukkan warna ungu, biru, hitam, hijau
maupun merah.
5. Uji Karbohidrat
Sampel diencerkan dengan metanol, diambil 2 ml
ditambahkan 2 tetes reagen molisch hingga terjadi
perubahan warna menjadi merah bata. Kemudian
ditambahkan H2SO4 dan diamati terbentuknya cincin
ungu.
6. Uji Protein
Sampel diencerkan dengan metanol, diambil 2 ml
ditambahkan NaOH 1 tetes kemudian ditambah CuSO4
beberapa tetes. Hasil positif menunjukkan adanya cincin
ungu atau perubahan warna menjadi kemerahan.
Analisis GC-MS
Sampel ekstrak metanol buah kurma ajwa
dianalisis dengan instrumen GC-MS untuk mengetahui
senyawa organik yang terdapat di dalamnya.
Sebelumnya sampel diencerkan dengan metanol
sebanyak 50 kali dan kemudian dianalisis dengan
GCMS.
Analisis FTIR
Mula-mula dibuat pelet KBr secukupnya
kemudian sampel ekstrak kurma dioleskan di atas plat
dan diukur serapan infra merah dengan FTIR untuk
mengetahui gugus fungsi senyawa.
Analisis Spektrofotometer UV-VIS
Isolat yang diperoleh diidentifikasi menggunakan
spektofotometer UV-VIS untuk mengetahui panjang
gelombang serapan maksimum isolat. Mula-mula isolat
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017
“Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner”
Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan
Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK)
Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017
Abdillah et al, Identifikasi Senyawa Aktif 71
available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
murni dilarutkan dengan metanol kemudian dilihat
spektrumnya dengan spektofotometer UV-VIS.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ekstraksi
Ekstraksi menghasilkan ekstrak daging buah
kurma kental yang berwarna cokelat kehitaman. Hasil
akhir dari ekstraksi menggunakan metode maserasi adalah
ekstrak yang telah bebas pelarut yang ditunjukkan oleh
Gambar (1).
Gambar 1. Ekstrak Metanol Daging Buah Kurma Ajwa
Ekstrak buah kurma ajwa diperoleh dengan metode
ekstraksi maserasi serbuk kering buah kurma dalam
pelarut metanol. Buah kurma dikeringkan dan dibuat
menjadi serbuk agar proses ekstraksi optimal. Proses
maserasi dilakukan dalam suhu ruang agar tidak merusak
senyawa dalam ekstrak tersebut selama 2x24 jam. Selama
ekstraksi dilakukan beberapa kali pengadukan agar terjadi
kontak antara sampel dengan pelarut secara merata.
Metanol merupakan pelarut universal yang memiliki
gugus polar (-OH) dan gugus nonpolar (-CH3) sehingga
dapat menarik sebagian besar senyawa akif yang
terkandung dalam tanaman baik yang bersifat polar
maupun nonpolar (Astarina, et al., 2013). Maserat yang
diperoleh disaring dan filtratnya dievaporasi
menggunakan rotary evaporator untuk menguapkan
pelarut sehingga ekstrak tidak rusak oleh suhu tinggi
(Mukhriani, 2014; Putra, 2014).
Uji Fitokimia
Berdasarkan hasil uji fitokimia Tabel (1) diperoleh
bahwa ekstrak kurma ajwa mengandung senyawa
triterpenoid, flavonoid dan karbohidrat.
Tabel 1. Hasil Uji Fitokimia
Uji Fitokimia Hasil Keterangan
Triterpenoid + Terbentuk cincin kuning
Steroid - Tidak terbentuk warna merah
Alkaloid - Tidak terbentuk endapan
Flavonoid + Terjadi perubahan warna
Saponin - Tidak terbentuk busa
Karbohidrat + Terbentuk cincin ungu
Protein - Tidak ada warna ungu
Gambar 2. Hasil Uji Fitokimia. (a) Uji triterpenoid, (b) Sebelum
uji alkaloid, (c) Sesudah uji alkaloid, (d) Uji
flavonoid, (e) Uji saponin, (f) Uji karbohidrat, (g)
Sesudah uji protein, (h) Sebelum uji protein.
Berdasarkan hasil uji fitokimia pada sampel
terdapat kandungan Triterpenoid yang ditunjukkan
dengan warna kuning keemasan (Atun, 2014). Perubahan
warna terjadi akibat oksidasi senyawa golongan
terpenoid/steroid melalui pembentukan ikatan rangkap
terkonjugasi. Terbentuknya ikatan rangkap juga disertai
dengan pelepasan hidrogen yang akan memunculkan
warna kecoklatan pada sampel (Setyowati, et al., 2014).
Flavonoid akan bereaksi dengan FeCl3 membentuk
warna ungu (Atun, 2014). Flavonoid termasuk dalam
golongan senyawa fenol yang memiliki banyak gugus –
OH. Uji Fitokimia menggunakan FeCl3 dapat
menunjukkan adanya gugus fenol, apabila terdapat
senyawa fenol, maka dimungkinkan juga terdapat tanin,
karena tanin merupakan senyawa polifenol. (Ikalinus et
al., 2015). Terbentuknya warna hijau kehitaman setelah
ditambahkan dengan FeCl3 dikarenakan senyawa fenol
yang terkandung akan membentuk senyawa kompleks
dengan ion Fe3+
(Artini, et al., 2013).
Berdasarkan hasil pengamatan pada uji molisch
terbentuk cincin ungu pada sampel. Penambahan H2SO4
bertujuan untuk kondensing agent dan pembentuk
senyawa multifurfural sehingga terbentuk rantai karbon
yang semakin pendek. Furfural ini kemudian bereaksi
dengan reagent molisch membentuk α-naphthol yang
membentuk cincin berwarna ungu (Sumardjo, 2006).
Analisis GC-MS
Analisis Gas Chromatography-Mass Spectrometer
(GC-MS) merupakan gabungan dari metode kromatografi
gas dan spektrometri massa. Kromatografi gas merupakan
salah satu metode pemisahan yang berdasarkan partisi
cuplikan antara fase gerak yang berupa gas pembawa dan
fase diam yang menahan cuplikan secara selektif
(Sastrohamidjojo dan Pranowo, 1985).
Pada penelitian ini analisis GC-MS sama sekali
tidak menghasilkan puncak. Hal tersebut dimungkinkan
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017
“Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner”
Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan
Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK)
Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017
Abdillah et al, Identifikasi Senyawa Aktif 72
available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
terjadi karena kandungan gula yang tinggi pada kurma
yaitu sebesar 70% yang terdiri atas glukosa, fruktosa dan
sukrosa (Satuhu, 2010). Berdasarkan MSDS, senyawa
glukosa, fruktosa dan sukrosa tidak memiliki titik didih
sehingga senyawa gula tidak dapat diuapkan. Sifat dari
senyawa gula mengakibatkan senyawa tersebut tidak
dapat teridentifikasi dengan GC-MS karena prinsip yang
hanya dapat mengidentifikasi senyawa yang mudah
diuapkan.
Analisis Spektroskopi Inframerah (FTIR)
Analisis spektroskopi inframerah menghasilkan 13
puncak serapan gelombang. Serapan terjadi antara lain
pada bilangan 2943 nm, 1635 nm dan selanjutnya
ditunjukkan dalam Tabel (2).
Kandungan Tritepenoid ditunjukkan oleh adanya
serapan pada panjang 3455, 1257, 2943, 1635 dan 1384
nm pada analisis FTIR. Bilangan gelombang 3455 nm
merupakan serapan dari gugus –OH terikat yang juga
didukung serapan pada 1257 nm dari C-O alkohol. Pita
serapan pada panjang 2943 nm menunjukkan adanya
gugus –CH alifatik stretcing yang diperkuat dengan
adanya serapan pada 1384 nm yang merupakan serapan
dari –CH3 bending. Bilangan gelombang 1635 nm
menunjukkan adanya gugus fungsi –C=C alifatik
stretching (Rita, 2010).
Tabel 2. Hasil Uji FTIR
Puncak Gugus Fungsi
3845 -
3455 -OH
2943, 918 –CH alifatik stretcing
2119 Alkil
1635 –C=C alifatik stretching/aromatik
1384 Aldehid/ –CH3 bending
1257 C-O alkohol
1057 -
863 Eter
776 CH aromatik
615 -
(Sumber: Dok. Pribadi; Rita, 2010; Robinson, et al., 2005;
Suteja, 2016)
Gambar 3. Hasil Analisis Spektrum FTIR Sampel
Kandungan Flavonoid diperkuat dengan adanya
serapan 3455, 2943, 1635 dan 776 nm pada analisis FTIR.
Serapan 3455 nm menunjukkan adanya gugus OH terikat
pada gugus alifatik dan aromatik yang disebabkan adanya
adanya vibrasi ikatan hidrogen intramolekul. Serapan
2943 menunjukkan adanya gugus CH alifatik. Serapan
pada 1635 nm merupakan serapan dari C=C aromatik.
Serapan pada bilangan gelombang 776 menunjukkan
adanya tekukan ke luar bidang ikatan CH aromatik.
Analisis UV-Vis diperlukan untuk memastikan jenis
senyawa flavonoid dalam ekstrak (Syahril, 2015; Suteja,
2016).
Karbohidrat mengandung gugus fungsi karbonil
(sebagai aldehida atau keton) dan banyak gugus hidroksil
(Kuchel and Ralston, 2006). Gugus fungsi aldehid dalam
analisis FTIR dibuktikan dengan adanya serapan pada
panjang gelombang 1384 nm.
Analisis Spektroskopi UV-Vis
Hasil spektroskop UV-Vis menunjukkan adanya
satu pita dengan serapan puncak pada panjang gelombang
286 nm.
Gambar 4. Struktur Flavanon
(Sumber : Sjahid, 2008)
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017
“Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner”
Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan
Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK)
Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017
Abdillah et al, Identifikasi Senyawa Aktif 73
available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
Berdasarkan hasil uji fitokimia dan FTIR
dipastikan terdapat kandungan flavonoid dalam ekstrak
metanol daging buah kurma ajwa. Penelitian yang
dilakukan Sari 2006, panjang serapan UV-Vis 290 nm
pada fraksi Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Temu Kunci
merupakan akibat dari adanya kandungan flavonoid
golongan flavanon. Berdasarkan pernyataan Sari 2006,
serapan 286 nm pada ekstrak metanol daging buah kurma
ajwa merupakan indikator keberadaan flavonoid dari
golongan flavanon.
Serapan pada panjang 286 terletak di antara
panjang 190-380 nm sehingga serapan terjadi pada daerah
UV dekat. Spektrofotometri menembakkan Radiasi
elektromagnetik (REM) yang bersifat gelombang dan
partikel foton. REM dari UV kemudian berinteraksi
dengan molekul flavanon dalam sampel. Interaksi REM
dengan panjang 286 nm yaitu absorbansi. REM dengan
panjang gelombang lain sebagian dipantulkan dan ada
yang diteruskan (Rusli, 2009).
PENUTUP
Berdasarkan uji fitokimia ekstrak metanol daging
buah kurma ajwa mengandung triterpenoid, flavonoid dan
karbohidrat. Analisis FTIR memperkuat hasil uji
fitokimia. Analisis UV-Vis membuktikan bahwa ekstrak
metanol daging buah kurma ajwa mengandung flavonoid
dari golongan flavanon. Skrining kandungan senyawa
dengan GC-MS pada ekstrak daging buah kurma ajwa
tidak berhasil sehingga perlu dilakukan skrining dengan
metode lain.
UCAPAN TERIMAKASIH
Terimakasih kepada Tim proyek Phoenix
dactylivera 2016 atas semua dukungan dan bantuannya.
DAFTAR RUJUKAN
Akbar, H. Rizki. (2010). isolasi dan identifikasi golongan
flavonoid daun dandang gendis (Clinacanthus
nutans) berpotensi sebagai antioksidan. (Skripsi).
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Al Munawaarah, H. (2015). Hubungan pemberian kurma
(Phoenix Datylivera L.) varietas ajwa terhadap
kadar kolesterol total darah. (Skripsi). Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Farmasi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Artini, P. E. U. D., Astuti, K. W., Warditiani, N. K.
(2013). Uji fitokimia ekstrak etil asetat rimpang
bangle (Zingiber purpureum Roxb.). Retrieved
from http://ojs.unud.ac.id/index.php/jfu/article/
viewFile/7396/5646
Astarina, N. W. G., K. W. Astuti, N. K. Warditiani.
(2013). skrining fitokimia ekstrak metanol
rimpang bangle (Zingiber purpureum Roxb.).
Retrieved from http://ojs.unud.ac.id/index.php/jfu/
article/download/7399/5649
Atun, S. (2014). Metode isolasi dan identifikasi struktur
senyawa organik bahan alam. Jurnal Konservasi
Cagar Budaya Borobudur, Vol. 8 No. 2 Tahun
2014: 53-61.
Ikalinus, R. S. K. Widyastuti, N. L. Eka Setiasih. (2015).
Skrining fitokimia ekstrak etanol kulit batang kelor
(Moringa oleifera). Indonesia Medicinus
Veterinus, 2015 4(1): 71-79.
Kuchel, P., G. B. Ralston. (2006). Schaum’s Easy
Outlines Biochemistry; Jakarta, Indonesia. Penerbit
Erlangga.
Louaileche, H., D. Hammiche, F. Hammoudi. (2015).
Total Phenolic, Flavonoid Contents and in Vitro
Antioxidant Activity of Algerian Date Palm
Varieties: A Comparative Study. American
Journal of Food Science and Health, Vol. 1, No. 3,
2015, pp. 63-68.
Putra, A. A. Bawa, N. W. Bogoriani, N. P. Diantariani, N.
L. U. Sumadewi. (2014). ekstraksi zat warna alam
dari bonggol tanaman pisang (Musa paradiasciaca
L.) dengan metode maserasi, refluks, dan sokletasi.
JURNAL KIMIA 8 (1), Januari 2014: 113-119.
Restasari, A., D. Kusrini, E. Fachriyah. (2009). isolasi dan
identifikasi fraksi teraktif dari ekstrak kloroform
daun ketapang (Terminalia catappa linn).
Retrieved from http://eprints.undip.ac.id/2876/1/
JURNAL.pdf
Rita, W. Susanah. (2010). Isolasi, identifikasi, dan uji
aktivitas antibakteri Senyawa golongan
triterpenoid pada rimpang temu putih (Curcuma
zedoaria (Berg.) Roscoe). JURNAL KIMIA 4 (1),
Januari 2010 : 20-26
Robinson, J. W., E. M. Skelly Frame, G. M. Frame II.
(2005). “Undergraduate instrumental analysis”
Sixth Edition; New York, USA. Marcell Dekker.
Rusli, R. (2009). penetapan kadar boraks pada mie basah
yang beredar di pasar Ciputat dengan metode
spektrofotometri UV-Vis menggunakan pereaksi
kurkumin. (Skripsi). Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Farmasi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, Jakarta.
Sari, O. Prima, T. Taufiqurrohmah. (2006). isolasi dan
identifikasi senyawa flavonoid fraksi etil asetat
rimpang tumbuhan temu kunci (Boesenbergia
pandurata (roxb) schelecht) (Zingiberaceae). Indo.
J. Chem., 2006, 6 (2), 219 – 223.
Sastrohamidjojo, H. dan Pranowo, H. D. (1985).
“Kromatografi” Edisi kesatu; Yogyakarta,
Indonesia. Penerbit Liberti.
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017
“Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner”
Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan
Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK)
Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017
Abdillah et al, Identifikasi Senyawa Aktif 74
available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
Satuhu. S. (2010). Kurma Khasiat dan Olahannya;
Depok, Indonesia. Penebar Swadaya.
Setyowati, W. A. Eko, S. R. Dwi Ariani, Ashadi, B.
Mulyani, C. P. Rahmawati. (2014). Skrining
fitokimia dan identifikasi komponen utama ekstrak
metanol kulit durian (Durio zibethinus Murr.)
varietas petruk. Makalah dipresentasikan pada
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia
VI.
Sjahid, R. Landyyun. (2008). Isolasi dan Identifikasi
Flavonoid dari Daun Dewandaru (Eugenia uniflora
L.). (Skripsi). Fakultas Farmasi Universitas
Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Sumardjo, D. (2006). Pengantar Kimia: Buku Panduan
Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Program
Strata I Fakultas Bioeksakta; Jakarta, Indonesia.
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Suryani, N. Citra, D. G. M. Permana, A. A. G. N. Anom
Jambe. (2016). pengaruh jenis pelarut terhadap
kandungan total flavonoid dan aktivitas
antioksidan ekstrak daun matoa (Pometia pinnata).
Retrieved from http://ojs.unud.ac.id/index.php
/itepa/article/download/22645/14872
Syahril, Ardianti. (2015). isolasi dan identifikasi senyawa
flavonoid dalam ekstrak metanol daun pecut kuda.
Retrieved from http://kim.ung.ac.id/index.php/
KIMFMIPA/article/download/9793/9674
Suteja, I. K. Pater, W. Susanah Rita, I. W. Gede
Gunawan. (2016). Identifikasi dan uji aktivitas
senyawa flavonoid dari ekstrak daun trembesi
(Albizia saman (Jacq.) Merr) sebagai antibakteri
Escherichia coli. JURNAL KIMIA 10 (1), Januari
2016: 141-148.
Windarini, L. G. E., K. W. Astuti, N. K. Warditiani.
(2013). skrining fitokimia ekstrak metanol kulit
buah manggis (Garcinia mangostana L.). Retieved
from http://ojs.unud.ac.id/index.php/jfu/article/
download/7398/5648

More Related Content

What's hot

Ekstraksi daun sirsak dengan pelarut etanol
Ekstraksi daun sirsak dengan pelarut etanolEkstraksi daun sirsak dengan pelarut etanol
Ekstraksi daun sirsak dengan pelarut etanolFarhan Yuzevan
 
Review Jurnal Kromatografi Gas
Review Jurnal Kromatografi GasReview Jurnal Kromatografi Gas
Review Jurnal Kromatografi GasSalsabila Azzahra
 
isolasi senyawa non polar dari daun eceng gondok
isolasi senyawa non polar dari daun eceng gondokisolasi senyawa non polar dari daun eceng gondok
isolasi senyawa non polar dari daun eceng gondokFlaying Dutchman
 
Isolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah pare
Isolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah pareIsolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah pare
Isolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah parePuspita Eka Rohmah
 
Naskah publikasi k100130027
Naskah publikasi k100130027Naskah publikasi k100130027
Naskah publikasi k100130027dwifitriyani7
 
Pengaruh ukuran simplisia teh hitam ( camelia sinensis) terhadap kandungan ka...
Pengaruh ukuran simplisia teh hitam ( camelia sinensis) terhadap kandungan ka...Pengaruh ukuran simplisia teh hitam ( camelia sinensis) terhadap kandungan ka...
Pengaruh ukuran simplisia teh hitam ( camelia sinensis) terhadap kandungan ka...AikaAjiNababan
 
Isolasi piperin b3 fitokimia
Isolasi piperin b3 fitokimiaIsolasi piperin b3 fitokimia
Isolasi piperin b3 fitokimiaLusiaPrisilia
 
Percobaan iii ekstraksi bahan alat fix
Percobaan iii ekstraksi bahan alat fixPercobaan iii ekstraksi bahan alat fix
Percobaan iii ekstraksi bahan alat fixSriYunita8
 
Laporan kelompok edit
Laporan kelompok editLaporan kelompok edit
Laporan kelompok editmiemiethatha
 
Bab vi aktivitas antioksidan antosianin...
Bab vi aktivitas antioksidan antosianin...Bab vi aktivitas antioksidan antosianin...
Bab vi aktivitas antioksidan antosianin...Fendi Pradana
 

What's hot (20)

Ekstraksi daun sirsak dengan pelarut etanol
Ekstraksi daun sirsak dengan pelarut etanolEkstraksi daun sirsak dengan pelarut etanol
Ekstraksi daun sirsak dengan pelarut etanol
 
221 301-1-pb
221 301-1-pb221 301-1-pb
221 301-1-pb
 
Fitokimia gietha
Fitokimia giethaFitokimia gietha
Fitokimia gietha
 
297839843
297839843297839843
297839843
 
Review Jurnal Kromatografi Gas
Review Jurnal Kromatografi GasReview Jurnal Kromatografi Gas
Review Jurnal Kromatografi Gas
 
3322 6485-1-sm
3322 6485-1-sm3322 6485-1-sm
3322 6485-1-sm
 
isolasi senyawa non polar dari daun eceng gondok
isolasi senyawa non polar dari daun eceng gondokisolasi senyawa non polar dari daun eceng gondok
isolasi senyawa non polar dari daun eceng gondok
 
Uji Spesifikasi Enzim
Uji Spesifikasi EnzimUji Spesifikasi Enzim
Uji Spesifikasi Enzim
 
Isolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah pare
Isolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah pareIsolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah pare
Isolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah pare
 
Naskah publikasi k100130027
Naskah publikasi k100130027Naskah publikasi k100130027
Naskah publikasi k100130027
 
Pengaruh ukuran simplisia teh hitam ( camelia sinensis) terhadap kandungan ka...
Pengaruh ukuran simplisia teh hitam ( camelia sinensis) terhadap kandungan ka...Pengaruh ukuran simplisia teh hitam ( camelia sinensis) terhadap kandungan ka...
Pengaruh ukuran simplisia teh hitam ( camelia sinensis) terhadap kandungan ka...
 
Uji Konsentrasi Enzim
Uji Konsentrasi EnzimUji Konsentrasi Enzim
Uji Konsentrasi Enzim
 
Enzim 1
Enzim 1Enzim 1
Enzim 1
 
Ppt proposal 1
Ppt proposal 1Ppt proposal 1
Ppt proposal 1
 
Isolasi piperin b3 fitokimia
Isolasi piperin b3 fitokimiaIsolasi piperin b3 fitokimia
Isolasi piperin b3 fitokimia
 
Percobaan iii ekstraksi bahan alat fix
Percobaan iii ekstraksi bahan alat fixPercobaan iii ekstraksi bahan alat fix
Percobaan iii ekstraksi bahan alat fix
 
Lap.yeast
Lap.yeastLap.yeast
Lap.yeast
 
Laporan kelompok edit
Laporan kelompok editLaporan kelompok edit
Laporan kelompok edit
 
Enzim 2
Enzim 2Enzim 2
Enzim 2
 
Bab vi aktivitas antioksidan antosianin...
Bab vi aktivitas antioksidan antosianin...Bab vi aktivitas antioksidan antosianin...
Bab vi aktivitas antioksidan antosianin...
 

Similar to Identifikasi senyawa kimia pada daging kurma ajwa

JURNAL REVIEW FLAVONOID.docx.pdf
JURNAL REVIEW FLAVONOID.docx.pdfJURNAL REVIEW FLAVONOID.docx.pdf
JURNAL REVIEW FLAVONOID.docx.pdfDinda Gusti Ayu
 
Cara Pemisahan menggunakan kromotografi lapis tipis
Cara Pemisahan menggunakan kromotografi lapis tipisCara Pemisahan menggunakan kromotografi lapis tipis
Cara Pemisahan menggunakan kromotografi lapis tipisYuke Puspita
 
Kimia Organik Bahan Alam (Alkaloid)
Kimia Organik Bahan Alam (Alkaloid)Kimia Organik Bahan Alam (Alkaloid)
Kimia Organik Bahan Alam (Alkaloid)Rista Siti Mawarni
 
NONI RAHMA AISYAH_61608100819065_PPT TUGAS PROPOSAL BINDO 2.pdf
NONI RAHMA AISYAH_61608100819065_PPT TUGAS PROPOSAL BINDO 2.pdfNONI RAHMA AISYAH_61608100819065_PPT TUGAS PROPOSAL BINDO 2.pdf
NONI RAHMA AISYAH_61608100819065_PPT TUGAS PROPOSAL BINDO 2.pdfqz6kq22g95
 
Presentasi Praktikum Fitoikimia A4 Skrining Fitokimia
Presentasi Praktikum Fitoikimia A4 Skrining FitokimiaPresentasi Praktikum Fitoikimia A4 Skrining Fitokimia
Presentasi Praktikum Fitoikimia A4 Skrining Fitokimiafarmasistikes
 
EKSTRAK SECANG BERUKURAN NANO DENGAN KAOLIN SEBAGAI PEMBAWA
EKSTRAK SECANG BERUKURAN NANO DENGAN KAOLIN SEBAGAI PEMBAWAEKSTRAK SECANG BERUKURAN NANO DENGAN KAOLIN SEBAGAI PEMBAWA
EKSTRAK SECANG BERUKURAN NANO DENGAN KAOLIN SEBAGAI PEMBAWARepository Ipb
 
Kopi Antioksidan dari Biji Glodokan
Kopi Antioksidan dari Biji GlodokanKopi Antioksidan dari Biji Glodokan
Kopi Antioksidan dari Biji GlodokanAgus Darwanto
 
OPTIMALISASI PEMANFAATAN DAUN LAMUN THALASSIA HEMPRICHII SEBAGAI SUMBER ANTIO...
OPTIMALISASI PEMANFAATAN DAUN LAMUN THALASSIA HEMPRICHII SEBAGAI SUMBER ANTIO...OPTIMALISASI PEMANFAATAN DAUN LAMUN THALASSIA HEMPRICHII SEBAGAI SUMBER ANTIO...
OPTIMALISASI PEMANFAATAN DAUN LAMUN THALASSIA HEMPRICHII SEBAGAI SUMBER ANTIO...rikitristanto
 
JURNAL Larasita.docx
JURNAL Larasita.docxJURNAL Larasita.docx
JURNAL Larasita.docxLolitaMegi
 
Analisis in silico dan aktivitas antioksidan senyawa nano kompleks pada daun ...
Analisis in silico dan aktivitas antioksidan senyawa nano kompleks pada daun ...Analisis in silico dan aktivitas antioksidan senyawa nano kompleks pada daun ...
Analisis in silico dan aktivitas antioksidan senyawa nano kompleks pada daun ...RafidaAzizah
 
Paper benalu muthi
Paper benalu muthiPaper benalu muthi
Paper benalu muthiKesuma Yudha
 
PPT fitokima ekstraksi metode panas
PPT fitokima ekstraksi metode panas PPT fitokima ekstraksi metode panas
PPT fitokima ekstraksi metode panas Nadiyayoo
 
SKRINING FITOKIMIA METABOLISME SEKUNDER
SKRINING FITOKIMIA METABOLISME SEKUNDERSKRINING FITOKIMIA METABOLISME SEKUNDER
SKRINING FITOKIMIA METABOLISME SEKUNDERSofiaNofianti
 
DAYA INHIBISI EKSTRAK DAGING BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria marcrocarpa (Scheff....
DAYA INHIBISI EKSTRAK DAGING BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria marcrocarpa (Scheff....DAYA INHIBISI EKSTRAK DAGING BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria marcrocarpa (Scheff....
DAYA INHIBISI EKSTRAK DAGING BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria marcrocarpa (Scheff....Repository Ipb
 

Similar to Identifikasi senyawa kimia pada daging kurma ajwa (20)

Trepium Sertik
Trepium SertikTrepium Sertik
Trepium Sertik
 
JURNAL REVIEW FLAVONOID.docx.pdf
JURNAL REVIEW FLAVONOID.docx.pdfJURNAL REVIEW FLAVONOID.docx.pdf
JURNAL REVIEW FLAVONOID.docx.pdf
 
9. ririn.pdf
9. ririn.pdf9. ririn.pdf
9. ririn.pdf
 
Cara Pemisahan menggunakan kromotografi lapis tipis
Cara Pemisahan menggunakan kromotografi lapis tipisCara Pemisahan menggunakan kromotografi lapis tipis
Cara Pemisahan menggunakan kromotografi lapis tipis
 
Kimia Organik Bahan Alam (Alkaloid)
Kimia Organik Bahan Alam (Alkaloid)Kimia Organik Bahan Alam (Alkaloid)
Kimia Organik Bahan Alam (Alkaloid)
 
NONI RAHMA AISYAH_61608100819065_PPT TUGAS PROPOSAL BINDO 2.pdf
NONI RAHMA AISYAH_61608100819065_PPT TUGAS PROPOSAL BINDO 2.pdfNONI RAHMA AISYAH_61608100819065_PPT TUGAS PROPOSAL BINDO 2.pdf
NONI RAHMA AISYAH_61608100819065_PPT TUGAS PROPOSAL BINDO 2.pdf
 
Translatr
TranslatrTranslatr
Translatr
 
Bofar ppt 1
Bofar ppt 1Bofar ppt 1
Bofar ppt 1
 
Presentasi Praktikum Fitoikimia A4 Skrining Fitokimia
Presentasi Praktikum Fitoikimia A4 Skrining FitokimiaPresentasi Praktikum Fitoikimia A4 Skrining Fitokimia
Presentasi Praktikum Fitoikimia A4 Skrining Fitokimia
 
EKSTRAK SECANG BERUKURAN NANO DENGAN KAOLIN SEBAGAI PEMBAWA
EKSTRAK SECANG BERUKURAN NANO DENGAN KAOLIN SEBAGAI PEMBAWAEKSTRAK SECANG BERUKURAN NANO DENGAN KAOLIN SEBAGAI PEMBAWA
EKSTRAK SECANG BERUKURAN NANO DENGAN KAOLIN SEBAGAI PEMBAWA
 
Kopi Antioksidan dari Biji Glodokan
Kopi Antioksidan dari Biji GlodokanKopi Antioksidan dari Biji Glodokan
Kopi Antioksidan dari Biji Glodokan
 
OPTIMALISASI PEMANFAATAN DAUN LAMUN THALASSIA HEMPRICHII SEBAGAI SUMBER ANTIO...
OPTIMALISASI PEMANFAATAN DAUN LAMUN THALASSIA HEMPRICHII SEBAGAI SUMBER ANTIO...OPTIMALISASI PEMANFAATAN DAUN LAMUN THALASSIA HEMPRICHII SEBAGAI SUMBER ANTIO...
OPTIMALISASI PEMANFAATAN DAUN LAMUN THALASSIA HEMPRICHII SEBAGAI SUMBER ANTIO...
 
JURNAL Larasita.docx
JURNAL Larasita.docxJURNAL Larasita.docx
JURNAL Larasita.docx
 
Analisis in silico dan aktivitas antioksidan senyawa nano kompleks pada daun ...
Analisis in silico dan aktivitas antioksidan senyawa nano kompleks pada daun ...Analisis in silico dan aktivitas antioksidan senyawa nano kompleks pada daun ...
Analisis in silico dan aktivitas antioksidan senyawa nano kompleks pada daun ...
 
Paper benalu muthi
Paper benalu muthiPaper benalu muthi
Paper benalu muthi
 
PPT fitokima ekstraksi metode panas
PPT fitokima ekstraksi metode panas PPT fitokima ekstraksi metode panas
PPT fitokima ekstraksi metode panas
 
SKRINING FITOKIMIA METABOLISME SEKUNDER
SKRINING FITOKIMIA METABOLISME SEKUNDERSKRINING FITOKIMIA METABOLISME SEKUNDER
SKRINING FITOKIMIA METABOLISME SEKUNDER
 
Interest Presertimik
Interest PresertimikInterest Presertimik
Interest Presertimik
 
11735174
1173517411735174
11735174
 
DAYA INHIBISI EKSTRAK DAGING BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria marcrocarpa (Scheff....
DAYA INHIBISI EKSTRAK DAGING BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria marcrocarpa (Scheff....DAYA INHIBISI EKSTRAK DAGING BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria marcrocarpa (Scheff....
DAYA INHIBISI EKSTRAK DAGING BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria marcrocarpa (Scheff....
 

Recently uploaded

Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 

Recently uploaded (19)

Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 

Identifikasi senyawa kimia pada daging kurma ajwa

  • 1. PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017 “Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner” Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017 Abdillah et al, Identifikasi Senyawa Aktif 69 available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/ IDENTIFIKASI SENYAWA AKTIF DALAM EKSTRAK METANOL DAGING BUAH KURMA JENIS AJWA (Phoenix dactylvera L.) Identification of Active Substance in Ajwa Date (Phoenix dactylvera L.) Fruit Flesh Methanol Extract Muhibbuddin Abdillah1 , N. R. Khoirotun Nazilah2 , Eva Agustina3 1, 2 Mahasiswa Program Studi Biologi UIN Sunan Ampel 3 Dosen/ Program Studi Biologi UIN Sunan Ampel Jln. A. Yani 117, Surabaya, Telp +62 31 8410298 e-mail korespondensi: mallahsleiv@gmail.com ABSTRAK Kurma (Phoenix dactylifera L.) merupakan buah yang banyak tumbuh di negara-negara Arab, terutama kota Madinah. Kurma memiliki lebih dari dua puluh jenis dan yang banyak beredar di Indonesia antara lain kurma ajwa, saudi arabia, tunisia, mesir madu, agal madinah, madinah, dan lulu. Identifikasi senyawa dan kandungan dari kurma jenis ajwa sendiri masih belum pernah dilakukan. Oleh karena itu tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi senyawa-senyawa aktif yang terkandung dalam buah kurma ajwa. Daging buah kurma ajwa diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut metanol. Ekstrak daging buah kurma diidentifikasi dengan melakukan uji fitokimia, analisis GC-MS, spektroskopi inframerah (FTIR) dan spektroskopi UV-Vis. Berdasarkan hasil uji fitokimia diketahui bahwa terdapat kandungan triterpenoid, flavonoid dan karbohidrat. Hasil analisis FTIR membuktikan bahwa adanya stretching dan bending gugus fungsi molekul seperti gugus –OH, -CH alifatik stretching, alkil, -C=C alifatik stretching / aromatik, aldehid, alkohol, eter, dan -CH aromatik. Pada analisis UV-Vis terdapat serapan di panjang gelombang 286 nm yang membuktikan bahwa flavonoid yang terkandung dalam ekstrak metanol daging buah kurma ajwa termasuk pada golongan flavanon. Kata Kunci: kurma ajwa, maserasi, fitokimia ABSTRACT Date fruit (Phoenix dactylifera L.) grows in Arab countries, especially in Medina. Dates have more than twenty kinds which available in Indonesia such as ajwa, saudi arabia, tunisia, egypt honey, agal medina, medina, and lulu. The identification of compounds and contents of ajwa dates have not ever been done yet. Therefore, the purpose of this research was to identified active compound on ajwa date fruits. In this study a date ajwa extraction used maceration method with methanol. Date extracts identified by phytochemical test, GC-MS analysis, infrared spectroscopy (FTIR) and spectroscopy UV-Vis. Based on the test result of phytochemical known that there was triterpenoids, flavonoids and carbohydrates. The results of FTIR analysis proved the stretching and bending function groups molecules such as -OH, -CH aliphatic stretching, alkyl, -C=C aliphatic stretching / aromatic, aldehyde, alcohol, ether, and -CH aromatic. In the UV-Vis analysis contained absorbance at 286 nm wavelength, proved that extract of ajwa date flesh fruit by methanol containing the flavonoid which included on flavanones groups. Keywords: ajwa dates, maceration, phytochemicals Kurma (Phoenix dactylifera L.) merupakan buah yang banyak tumbuh di negara-negara Arab, terutama kota Madinah. Berdasarkan beberapa studi, kurma memiliki berbagai kandungan fitokimia seperti asam kumarat, asam ferat, flavonoid, fenolik, sterol, procyanidins, antosianin, karotenoid, vitamin dan mineral yang berfungsi sebagai antioksidan, antihiperlipidimik, hepatoprotektif, antimutagenik, antiinflamasi, dan nefroprotektif (Al Munawwarah, 2015). Kurma memiliki lebih dari dua puluh jenis dan yang banyak beredar di Indonesia antara lain kurma ajwa, saudi arabia, tunisia, mesir madu, agal madinah, madinah, dan lulu. Kurma Ajwa merupakan jenis kurma yang ditanam oleh nabi Muhammad SAW. Kurma Ajwa diyakini dapat menghindarkan dari berbagai jenis penyakit sehingga paling banyak dicari oleh masyarakat (Satuhu, 2010). Menurut Louaileche 2015, identifikasi senyawa dan uji aktivitas antioksidan dari tujuh belas jenis kurma yang tumbuh di Algeria sudah dilakukan sedangkan kandungan dari kurma jenis Ajwa sendiri masih belum diketahui. Analisis kandungan kandungan zat aktif dalam daging buah kurma dengan mudah dilakukan dengan melakukan ekstraksi. Ekstraksi dapat dilakukan dengan bebagai metode antara lain, maserasi, ultrasoundassisted solvent extraction, perkolasi, soxhlet dan refluks (Mukhriani, 2014). Maserasi adalah metode ekstraksi yang praktis, membutuhkan pelarut yang sedikit, dan tidak memerlukan pemanasan sehingga dapat menghindari rusaknya senyawa termolabil, tetapi waktu yang dibutuhkan relatif lama (Mukhriani, 2014; Putra, 2014). Metode maserasi dapat dilakukan dengan bebagai jenis pelarut. Pemilihan pelarut dalam maserasi memperhatikan selektivitas, toksisitas, kepolaran, kemudahan untuk diuapkan dan harga pelarut (Akbar, 2010). Larutan pengekstraksi yang digunakan disesuaikan
  • 2. PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017 “Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner” Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017 Abdillah et al, Identifikasi Senyawa Aktif 70 available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/ dengan kepolaran senyawa yang diinginkan. Pelarut polar akan melarutkan senyawa polar dan sebaliknya. Pelarut polar yang biasa digunakan untuk ekstraksi flavonoid adalah metanol, aseton, etanol, air dan isopropanol (Suryani, 2016). Metanol merupakan pelarut bersifat polar yang memiliki indek polaritas 5,1 (Windarini, 2013). Metanol merupakan pelarut yang bersifat universal sehingga dapat melarutkan analit yang bersifat polar dan nonpolar. Metanol dapat menarik alkaloid, steroid, saponin, dan flavonoid dari tanaman (Astarina, 2013). Kandungan senyawa dalam ekstrak kurma ajwa nantinya dapat diketahui dengan melakukan identifikasi. Identifikasi senyawa dapat dilakukan dengan melakukan uji GC-MS, fitokimia, spektroskopi inframerah dan spektroskopi UV-Vis. GC-MS dapat digunakan untuk mengetahui struktur senyawa yang terkandung dalam fraksi yang paling aktif dan waktu identifikasinya cepat. Uji fitokimia dilakukan untuk mengetahui keberadaan zat aktif secara kualitatif. Identifikasi menggunakan UV-Vis untuk mengetahui panjang gelombang maksimum isolat murni dan spektrofotometri Inframerah digunakan untuk mengetahui gugus-gugus fungsi dari suatu senyawa (Restasari, 2009; Syahril, 2015). Oleh karena itu dalam penelitian ini daging buah kurma ajwa akan diektraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut metanol dan kandungan senyawa diidentifikasi dengan melakukan uji fitokimia, analisis GC-MS, spektroskopi inframerah (FTIR) dan spektroskopi UV-Vis. METODE Bahan Buah kurma ajwa (Phoenix dactylifera), metanol, aquades, klorofom, asam sulfat pekat (HCl), FeCl3, molisch, H2SO4. Alat Pisau, nampan, gelas beaker, erlenmeyer, tabung reaksi, rak tabung reaksi, spatula, kaca arloji, neraca analitik, corong kaca, kertas saring whatmann 41, pipet tetes, oven, rotary evaporator, spektrofotomer UV-VIS, FTIR dan GCMS. Cara Kerja Preparasi Sampel Dalam penelitian ini dipilih kurma ajwa (Phoenix dactylifera) yang berwarna kehitaman dan berbentuk bulat, selanjutnya dipisahkan antara daging buah dengan biji. Daging buah diiris tipis lalu dioven selama 2x24 jam dengan suhu 800 C. Daging buah kurma kering ditimbang sebanyak 250 gram dan dihaluskan hingga menjadi serbuk. Pembuatan Ekstrak Metanol Setelah serbuk dihasilkan selanjutnya dilakukan ekstraksi dengan cara maserasi menggunakan pelarut metanol dengan perbandingan 1:2. Larutan didiamkan selama 2 X 24 jam, kemudian dipisahkan hingga diperoleh filtrat dan residu. Filtrat metanol yang didapat kemudian dievaporasi menggunakan rotary evaporator untuk menguapkan pelarut hingga didapat ekstrak kental. Uji Fitokimia Uji fitokimia yang dilakukan adalah pengujian terhadap senyawa sterol, triterpenoid, alkaloid, saponin, flavonoid dan karbohidrat. 1. Uji sterol dan triterpenoid Ekstrak kurma dilarutkan dalam klorofom, kemudian disaring dan filtrat diuji dengan uji salkowski yaitu filtrat ditambahkan beberapa tetes asam sulfat pekat dan diamati perubahan warna yang terjadi. Warna merah di lapisan bawah positif sterol dan warna kuning keemasan menunjukkan adanya triterpenoid. 2. Uji Alkaloid Diambil sedikit sampel, ditambahkan HCl 2M 10 ml, dipanaskan sambil diaduk kemudian didinginkan dan disaring, filtrat ditambahkan HCl 5 ml dan reagen wagner (Yodium-Kalium iodida) 3. Uji Saponin Sebanyak 0,5 gram ekstrak ditambah 5 ml air suling lalu dikocok dan diamati terbentuknya buih stabil. 4. Uji Flavonoid Sampel ditambah beberapa tetes FeCl3, hasil positif menunjukkan warna ungu, biru, hitam, hijau maupun merah. 5. Uji Karbohidrat Sampel diencerkan dengan metanol, diambil 2 ml ditambahkan 2 tetes reagen molisch hingga terjadi perubahan warna menjadi merah bata. Kemudian ditambahkan H2SO4 dan diamati terbentuknya cincin ungu. 6. Uji Protein Sampel diencerkan dengan metanol, diambil 2 ml ditambahkan NaOH 1 tetes kemudian ditambah CuSO4 beberapa tetes. Hasil positif menunjukkan adanya cincin ungu atau perubahan warna menjadi kemerahan. Analisis GC-MS Sampel ekstrak metanol buah kurma ajwa dianalisis dengan instrumen GC-MS untuk mengetahui senyawa organik yang terdapat di dalamnya. Sebelumnya sampel diencerkan dengan metanol sebanyak 50 kali dan kemudian dianalisis dengan GCMS. Analisis FTIR Mula-mula dibuat pelet KBr secukupnya kemudian sampel ekstrak kurma dioleskan di atas plat dan diukur serapan infra merah dengan FTIR untuk mengetahui gugus fungsi senyawa. Analisis Spektrofotometer UV-VIS Isolat yang diperoleh diidentifikasi menggunakan spektofotometer UV-VIS untuk mengetahui panjang gelombang serapan maksimum isolat. Mula-mula isolat
  • 3. PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017 “Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner” Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017 Abdillah et al, Identifikasi Senyawa Aktif 71 available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/ murni dilarutkan dengan metanol kemudian dilihat spektrumnya dengan spektofotometer UV-VIS. HASIL DAN PEMBAHASAN Ekstraksi Ekstraksi menghasilkan ekstrak daging buah kurma kental yang berwarna cokelat kehitaman. Hasil akhir dari ekstraksi menggunakan metode maserasi adalah ekstrak yang telah bebas pelarut yang ditunjukkan oleh Gambar (1). Gambar 1. Ekstrak Metanol Daging Buah Kurma Ajwa Ekstrak buah kurma ajwa diperoleh dengan metode ekstraksi maserasi serbuk kering buah kurma dalam pelarut metanol. Buah kurma dikeringkan dan dibuat menjadi serbuk agar proses ekstraksi optimal. Proses maserasi dilakukan dalam suhu ruang agar tidak merusak senyawa dalam ekstrak tersebut selama 2x24 jam. Selama ekstraksi dilakukan beberapa kali pengadukan agar terjadi kontak antara sampel dengan pelarut secara merata. Metanol merupakan pelarut universal yang memiliki gugus polar (-OH) dan gugus nonpolar (-CH3) sehingga dapat menarik sebagian besar senyawa akif yang terkandung dalam tanaman baik yang bersifat polar maupun nonpolar (Astarina, et al., 2013). Maserat yang diperoleh disaring dan filtratnya dievaporasi menggunakan rotary evaporator untuk menguapkan pelarut sehingga ekstrak tidak rusak oleh suhu tinggi (Mukhriani, 2014; Putra, 2014). Uji Fitokimia Berdasarkan hasil uji fitokimia Tabel (1) diperoleh bahwa ekstrak kurma ajwa mengandung senyawa triterpenoid, flavonoid dan karbohidrat. Tabel 1. Hasil Uji Fitokimia Uji Fitokimia Hasil Keterangan Triterpenoid + Terbentuk cincin kuning Steroid - Tidak terbentuk warna merah Alkaloid - Tidak terbentuk endapan Flavonoid + Terjadi perubahan warna Saponin - Tidak terbentuk busa Karbohidrat + Terbentuk cincin ungu Protein - Tidak ada warna ungu Gambar 2. Hasil Uji Fitokimia. (a) Uji triterpenoid, (b) Sebelum uji alkaloid, (c) Sesudah uji alkaloid, (d) Uji flavonoid, (e) Uji saponin, (f) Uji karbohidrat, (g) Sesudah uji protein, (h) Sebelum uji protein. Berdasarkan hasil uji fitokimia pada sampel terdapat kandungan Triterpenoid yang ditunjukkan dengan warna kuning keemasan (Atun, 2014). Perubahan warna terjadi akibat oksidasi senyawa golongan terpenoid/steroid melalui pembentukan ikatan rangkap terkonjugasi. Terbentuknya ikatan rangkap juga disertai dengan pelepasan hidrogen yang akan memunculkan warna kecoklatan pada sampel (Setyowati, et al., 2014). Flavonoid akan bereaksi dengan FeCl3 membentuk warna ungu (Atun, 2014). Flavonoid termasuk dalam golongan senyawa fenol yang memiliki banyak gugus – OH. Uji Fitokimia menggunakan FeCl3 dapat menunjukkan adanya gugus fenol, apabila terdapat senyawa fenol, maka dimungkinkan juga terdapat tanin, karena tanin merupakan senyawa polifenol. (Ikalinus et al., 2015). Terbentuknya warna hijau kehitaman setelah ditambahkan dengan FeCl3 dikarenakan senyawa fenol yang terkandung akan membentuk senyawa kompleks dengan ion Fe3+ (Artini, et al., 2013). Berdasarkan hasil pengamatan pada uji molisch terbentuk cincin ungu pada sampel. Penambahan H2SO4 bertujuan untuk kondensing agent dan pembentuk senyawa multifurfural sehingga terbentuk rantai karbon yang semakin pendek. Furfural ini kemudian bereaksi dengan reagent molisch membentuk α-naphthol yang membentuk cincin berwarna ungu (Sumardjo, 2006). Analisis GC-MS Analisis Gas Chromatography-Mass Spectrometer (GC-MS) merupakan gabungan dari metode kromatografi gas dan spektrometri massa. Kromatografi gas merupakan salah satu metode pemisahan yang berdasarkan partisi cuplikan antara fase gerak yang berupa gas pembawa dan fase diam yang menahan cuplikan secara selektif (Sastrohamidjojo dan Pranowo, 1985). Pada penelitian ini analisis GC-MS sama sekali tidak menghasilkan puncak. Hal tersebut dimungkinkan
  • 4. PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017 “Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner” Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017 Abdillah et al, Identifikasi Senyawa Aktif 72 available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/ terjadi karena kandungan gula yang tinggi pada kurma yaitu sebesar 70% yang terdiri atas glukosa, fruktosa dan sukrosa (Satuhu, 2010). Berdasarkan MSDS, senyawa glukosa, fruktosa dan sukrosa tidak memiliki titik didih sehingga senyawa gula tidak dapat diuapkan. Sifat dari senyawa gula mengakibatkan senyawa tersebut tidak dapat teridentifikasi dengan GC-MS karena prinsip yang hanya dapat mengidentifikasi senyawa yang mudah diuapkan. Analisis Spektroskopi Inframerah (FTIR) Analisis spektroskopi inframerah menghasilkan 13 puncak serapan gelombang. Serapan terjadi antara lain pada bilangan 2943 nm, 1635 nm dan selanjutnya ditunjukkan dalam Tabel (2). Kandungan Tritepenoid ditunjukkan oleh adanya serapan pada panjang 3455, 1257, 2943, 1635 dan 1384 nm pada analisis FTIR. Bilangan gelombang 3455 nm merupakan serapan dari gugus –OH terikat yang juga didukung serapan pada 1257 nm dari C-O alkohol. Pita serapan pada panjang 2943 nm menunjukkan adanya gugus –CH alifatik stretcing yang diperkuat dengan adanya serapan pada 1384 nm yang merupakan serapan dari –CH3 bending. Bilangan gelombang 1635 nm menunjukkan adanya gugus fungsi –C=C alifatik stretching (Rita, 2010). Tabel 2. Hasil Uji FTIR Puncak Gugus Fungsi 3845 - 3455 -OH 2943, 918 –CH alifatik stretcing 2119 Alkil 1635 –C=C alifatik stretching/aromatik 1384 Aldehid/ –CH3 bending 1257 C-O alkohol 1057 - 863 Eter 776 CH aromatik 615 - (Sumber: Dok. Pribadi; Rita, 2010; Robinson, et al., 2005; Suteja, 2016) Gambar 3. Hasil Analisis Spektrum FTIR Sampel Kandungan Flavonoid diperkuat dengan adanya serapan 3455, 2943, 1635 dan 776 nm pada analisis FTIR. Serapan 3455 nm menunjukkan adanya gugus OH terikat pada gugus alifatik dan aromatik yang disebabkan adanya adanya vibrasi ikatan hidrogen intramolekul. Serapan 2943 menunjukkan adanya gugus CH alifatik. Serapan pada 1635 nm merupakan serapan dari C=C aromatik. Serapan pada bilangan gelombang 776 menunjukkan adanya tekukan ke luar bidang ikatan CH aromatik. Analisis UV-Vis diperlukan untuk memastikan jenis senyawa flavonoid dalam ekstrak (Syahril, 2015; Suteja, 2016). Karbohidrat mengandung gugus fungsi karbonil (sebagai aldehida atau keton) dan banyak gugus hidroksil (Kuchel and Ralston, 2006). Gugus fungsi aldehid dalam analisis FTIR dibuktikan dengan adanya serapan pada panjang gelombang 1384 nm. Analisis Spektroskopi UV-Vis Hasil spektroskop UV-Vis menunjukkan adanya satu pita dengan serapan puncak pada panjang gelombang 286 nm. Gambar 4. Struktur Flavanon (Sumber : Sjahid, 2008)
  • 5. PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017 “Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner” Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017 Abdillah et al, Identifikasi Senyawa Aktif 73 available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/ Berdasarkan hasil uji fitokimia dan FTIR dipastikan terdapat kandungan flavonoid dalam ekstrak metanol daging buah kurma ajwa. Penelitian yang dilakukan Sari 2006, panjang serapan UV-Vis 290 nm pada fraksi Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Temu Kunci merupakan akibat dari adanya kandungan flavonoid golongan flavanon. Berdasarkan pernyataan Sari 2006, serapan 286 nm pada ekstrak metanol daging buah kurma ajwa merupakan indikator keberadaan flavonoid dari golongan flavanon. Serapan pada panjang 286 terletak di antara panjang 190-380 nm sehingga serapan terjadi pada daerah UV dekat. Spektrofotometri menembakkan Radiasi elektromagnetik (REM) yang bersifat gelombang dan partikel foton. REM dari UV kemudian berinteraksi dengan molekul flavanon dalam sampel. Interaksi REM dengan panjang 286 nm yaitu absorbansi. REM dengan panjang gelombang lain sebagian dipantulkan dan ada yang diteruskan (Rusli, 2009). PENUTUP Berdasarkan uji fitokimia ekstrak metanol daging buah kurma ajwa mengandung triterpenoid, flavonoid dan karbohidrat. Analisis FTIR memperkuat hasil uji fitokimia. Analisis UV-Vis membuktikan bahwa ekstrak metanol daging buah kurma ajwa mengandung flavonoid dari golongan flavanon. Skrining kandungan senyawa dengan GC-MS pada ekstrak daging buah kurma ajwa tidak berhasil sehingga perlu dilakukan skrining dengan metode lain. UCAPAN TERIMAKASIH Terimakasih kepada Tim proyek Phoenix dactylivera 2016 atas semua dukungan dan bantuannya. DAFTAR RUJUKAN Akbar, H. Rizki. (2010). isolasi dan identifikasi golongan flavonoid daun dandang gendis (Clinacanthus nutans) berpotensi sebagai antioksidan. (Skripsi). Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor, Bogor. Al Munawaarah, H. (2015). Hubungan pemberian kurma (Phoenix Datylivera L.) varietas ajwa terhadap kadar kolesterol total darah. (Skripsi). Fakultas Kedokteran dan Ilmu Farmasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Artini, P. E. U. D., Astuti, K. W., Warditiani, N. K. (2013). Uji fitokimia ekstrak etil asetat rimpang bangle (Zingiber purpureum Roxb.). Retrieved from http://ojs.unud.ac.id/index.php/jfu/article/ viewFile/7396/5646 Astarina, N. W. G., K. W. Astuti, N. K. Warditiani. (2013). skrining fitokimia ekstrak metanol rimpang bangle (Zingiber purpureum Roxb.). Retrieved from http://ojs.unud.ac.id/index.php/jfu/ article/download/7399/5649 Atun, S. (2014). Metode isolasi dan identifikasi struktur senyawa organik bahan alam. Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur, Vol. 8 No. 2 Tahun 2014: 53-61. Ikalinus, R. S. K. Widyastuti, N. L. Eka Setiasih. (2015). Skrining fitokimia ekstrak etanol kulit batang kelor (Moringa oleifera). Indonesia Medicinus Veterinus, 2015 4(1): 71-79. Kuchel, P., G. B. Ralston. (2006). Schaum’s Easy Outlines Biochemistry; Jakarta, Indonesia. Penerbit Erlangga. Louaileche, H., D. Hammiche, F. Hammoudi. (2015). Total Phenolic, Flavonoid Contents and in Vitro Antioxidant Activity of Algerian Date Palm Varieties: A Comparative Study. American Journal of Food Science and Health, Vol. 1, No. 3, 2015, pp. 63-68. Putra, A. A. Bawa, N. W. Bogoriani, N. P. Diantariani, N. L. U. Sumadewi. (2014). ekstraksi zat warna alam dari bonggol tanaman pisang (Musa paradiasciaca L.) dengan metode maserasi, refluks, dan sokletasi. JURNAL KIMIA 8 (1), Januari 2014: 113-119. Restasari, A., D. Kusrini, E. Fachriyah. (2009). isolasi dan identifikasi fraksi teraktif dari ekstrak kloroform daun ketapang (Terminalia catappa linn). Retrieved from http://eprints.undip.ac.id/2876/1/ JURNAL.pdf Rita, W. Susanah. (2010). Isolasi, identifikasi, dan uji aktivitas antibakteri Senyawa golongan triterpenoid pada rimpang temu putih (Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe). JURNAL KIMIA 4 (1), Januari 2010 : 20-26 Robinson, J. W., E. M. Skelly Frame, G. M. Frame II. (2005). “Undergraduate instrumental analysis” Sixth Edition; New York, USA. Marcell Dekker. Rusli, R. (2009). penetapan kadar boraks pada mie basah yang beredar di pasar Ciputat dengan metode spektrofotometri UV-Vis menggunakan pereaksi kurkumin. (Skripsi). Fakultas Kedokteran dan Ilmu Farmasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Sari, O. Prima, T. Taufiqurrohmah. (2006). isolasi dan identifikasi senyawa flavonoid fraksi etil asetat rimpang tumbuhan temu kunci (Boesenbergia pandurata (roxb) schelecht) (Zingiberaceae). Indo. J. Chem., 2006, 6 (2), 219 – 223. Sastrohamidjojo, H. dan Pranowo, H. D. (1985). “Kromatografi” Edisi kesatu; Yogyakarta, Indonesia. Penerbit Liberti.
  • 6. PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017 “Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner” Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017 Abdillah et al, Identifikasi Senyawa Aktif 74 available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/ Satuhu. S. (2010). Kurma Khasiat dan Olahannya; Depok, Indonesia. Penebar Swadaya. Setyowati, W. A. Eko, S. R. Dwi Ariani, Ashadi, B. Mulyani, C. P. Rahmawati. (2014). Skrining fitokimia dan identifikasi komponen utama ekstrak metanol kulit durian (Durio zibethinus Murr.) varietas petruk. Makalah dipresentasikan pada Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI. Sjahid, R. Landyyun. (2008). Isolasi dan Identifikasi Flavonoid dari Daun Dewandaru (Eugenia uniflora L.). (Skripsi). Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Sumardjo, D. (2006). Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta; Jakarta, Indonesia. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Suryani, N. Citra, D. G. M. Permana, A. A. G. N. Anom Jambe. (2016). pengaruh jenis pelarut terhadap kandungan total flavonoid dan aktivitas antioksidan ekstrak daun matoa (Pometia pinnata). Retrieved from http://ojs.unud.ac.id/index.php /itepa/article/download/22645/14872 Syahril, Ardianti. (2015). isolasi dan identifikasi senyawa flavonoid dalam ekstrak metanol daun pecut kuda. Retrieved from http://kim.ung.ac.id/index.php/ KIMFMIPA/article/download/9793/9674 Suteja, I. K. Pater, W. Susanah Rita, I. W. Gede Gunawan. (2016). Identifikasi dan uji aktivitas senyawa flavonoid dari ekstrak daun trembesi (Albizia saman (Jacq.) Merr) sebagai antibakteri Escherichia coli. JURNAL KIMIA 10 (1), Januari 2016: 141-148. Windarini, L. G. E., K. W. Astuti, N. K. Warditiani. (2013). skrining fitokimia ekstrak metanol kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.). Retieved from http://ojs.unud.ac.id/index.php/jfu/article/ download/7398/5648