SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Menentukan Unsur-unsur Intrinsik Dan 
Ekstrinsik Sastra Melayu Klasik/ Hikayat 
KELOMPOK 4 
Lulu Qoniah 
Adhe Puspita Meisya 
Hastuti
Standar Kompetensi : 
Memahami berbagai sastra melayu klasik/ hikayat 
Kompetensi Dasar : 
Menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsik sastra 
melayu klasik/hikayat 
Indikator : 
Menentukan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik 
sastra melayu klasik/ hikayat
1. Pengertian Hikayat 
Secara etimologi, istilah "hikayat" berasal dari bahasa Arab, yakni 'haka' , yang 
berarti menceritakan atau bercerita. Hikayat kemudian diartikan sebagai karya 
sastra klasik yang pada umumnya mengisahkan kehebatan dan kepahlawanan 
seseorang lengkap dengan keajaiban, kesaktian, serta mukjizat tokoh utama. 
2. Ciri-ciri Hikayat 
a) Isi cerita berkisar pada tokoh-tokoh raja dan keluarganya (istana sentris) 
b) Bersifat pralogis, yaitu mempunyai logika tersendiri yang tidak sama dengan 
logika umum, ada juga yang menyebut fantastis 
c) Menggunakan banyak bahasa kiasan 
d) Banyak kata-kata yang sulit dipahami 
e) Struktur kalimatnya tidak efektif
3. Unsur Intrinsik Dan Ekstrinsik dalam Hikayat 
Karya sastra disusun oleh dua unsur yang menyusunnya. Dua unsur yang 
dimaksud ialah unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik ialah unsur yang 
menyusun sebuah karya sastra dari dalam yang mewujudkan struktur suatu karya 
sastra, seperti : tema, tokoh dan penokohan, alur dan pengaluran, latae dan 
pelataran, dan pusat pengisahan. Sedangkan unsur ekstrinsik ialah unsur yang 
menyusun sebuah karya sastra dari luarnya menyangkut aspek sosiologi, psikologi, 
dan lain-lain 
1. Unsur Intrinsik 
a) Tema dan Amanat 
Tema ialah persoalan yang menduduki tempat utama dalam karya sastra. Tema mayor 
ialah tema yang sangat menonjol dan menjadi persoalan. Tema minor ialah tema yang tidak 
menonjol. 
Amanat ialah pemecahan yang diberikan oleh pengarang bagi persoalan di dalam karya 
sastra. Amanat biasa disebut makna. Makna dibedakan menjadi makna niatan dan makna muatan. 
Makna niatan ialah makna yang diniatkan oleh pengarang bagi karya sastra yang ditulisnya. 
Makna muatan ialah makana yang termuat dalam karya sastra tersebut.
b) Tokoh dan Penokohan 
Tokoh ialah pelaku dalam karya sastra. Dalam karya sastra biasanya ada beberapa tokoh, namun 
biasanya hanya ada satu tokoh utama. Tokoh utama ialah tokoh yang sangat penting dalam mengambil 
peranan dalam karya sastra. Dua jenis tokoh adalah tokoh datar (flash character) dan tokoh bulat (round 
character). 
Tokoh datar ialah tokoh yang hanya menunjukkan satu segi, misalnya baik saja atau buruk saja. Sejak 
awal sampai akhir cerita tokoh yang jahat akan tetap jahat. Tokoh bulat adalah tokoh yang menunjukkan 
berbagai segi baik buruknya, kelebihan dan kelemahannya. Jadi ada perkembangan yang terjadi pada tokoh 
ini. Dari segi kejiwaan dikenal ada tokoh introvert dan ekstrovert. Tokoh introvert ialah pribadi tokoh 
tersebut yang ditentukan oleh ketidaksadarannya. Tokoh ekstrovert ialah pribadi tokoh tersebut yang 
ditentukan oleh kesadarannya. Dalam karya sastra dikenal pula tokoh protagonis dan antagonis. Protagonis 
ialah tokoh yang disukai pembaca atau penikmat sastra karena sifat-sifatnya. Antagonis ialah tokoh yang 
tidak disukai pembaca atau penikmat sastra karena sifat-sifatnya. 
Penokohan atau perwatakan ialah teknik atau cara-cara menampilkan tokoh. Ada beberapa cara 
menampilkan tokoh. Cara analitik, ialah cara penampilan tokoh secara langsung melalui uraian pengarang. 
Jadi pengarang menguraikan ciri-ciri tokoh tersebut secara langsung. Cara dramatik, ialah cara 
menampilkan tokoh tidak secara langsung tetapi melalui gambaran ucapan, perbuatan, dan komentar atau 
penilaian pelaku atau tokoh dalam suatu cerita. 
Dialog ialah cakapan antara seorang tokoh dengan banyak tokoh. Dualog ialah cakapan antara dua tokoh 
saja. Monolog ialah cakapan batin terhadap kejadian lampau dan yang sedang terjadi. Solilokui ialah bentuk 
cakapan batin terhadap peristiwa yang akan terjadi.
c) Alur dan Pengaluran 
Alur disebut juga plot, yaitu rangkaian peristiwa yang memiliki hubungan sebab akibat sehingga 
menjadi satu kesatuan yang padu bulat dan utuh. Alur terdiri atas beberapa bagian : 
(1) Awal, yaitu pengarang mulai memperkenalkan tokoh-tokohnya. 
(2) Tikaian, yaitu terjadi konflik di antara tokoh-tokoh pelaku. 
(3) Gawatan atau rumitan, yaitu konflik tokoh-tokoh semakin seru. 
(4) Puncak, yaitu saat puncak konflik di antara tokoh-tokohnya. 
(5) Leraian, yaitu saat peristiwa konflik semakin reda dan perkembangan alur mulai terungkap. 
(6) Akhir, yaitu seluruh peristiwa atau konflik telah terselesaikan. 
Pengaluran, yaitu teknik atau cara-cara menampilkan alur. Menurut kualitasnya, pengaluran 
dibedakan menjadi alur erat dan alur longggar. Alur erat ialah alur yang tidak memungkinkan adanya 
pencabangan cerita. Alur longgar adalah alur yang memungkinkan adanya pencabangan cerita. Menurut 
kualitasnya, pengaluran dibedakan menjadi alur tunggal dan alur ganda. Alur tunggal ialah alur yang 
hanya satu dalam karya sastra. Alur ganda ialah alur yang lebih dari satu dalam karya sastra. Dari segi 
urutan waktu, pengaluran dibedakan kedalam alur lurus dan tidak lurus. Alur lurus ialah alur yang 
melukiskan peristiwa-peristiwa berurutan dari awal sampai akhir cerita. Alur tidak lurus ialah alur 
yang melukiskan tidak urut dari awal sampai akhir cerita. Alur tidak lurus bisa menggunakan gerak 
balik (backtracking), sorot balik (flashback), atau campauran keduanya.
d) Latar dan Pelataran 
Latar disebut juga setting, yaitu tempat atau waktu terjadinya peristiwa-peristiwa yang terjadi 
dalam sebuah karya sastra. Latar atau setting dibedakan menjadi latar material dan sosial. Latar 
material ialah lukisan latar belakang alam atau lingkungan di mana tokoh tersebut berada. Latar 
sosial, ialah lukisan tatakrama tingkah laku, adat dan pandangan hidup. Sedangkan pelataran ialah 
teknik atau cara-cara menampilkan latar. 
e) Pusat Pengisahan 
Pusat pengisahan ialah dari mana suatu cerita dikisahkan oleh pencerita. Pencerita di sini adalah 
privbadi yang diciptakan pengarang untuk menyampaikan cerita. Paling tidak ada dua pusat pengisahan 
yaitu pencerita sebagai orang pertama dan pencerita sebagai orang ketiga. Sebagai orang pertama, 
pencerita duduk dan terlibat dalam cerita tersebut, biasanya sebagai aku dalam tokoh cerita. 
Sebagai orang ketiga, pencerita tidak terlibat dalam cerita tersebut tetapi ia duduk sebagai seorang 
pengamat atau dalang yang serba tahu. 
2. Unsur Ekstrinsik 
Tidak ada sebuah karya sastra yang tumbuh otonom, tetapi selalu pasti berhubungan secara 
ekstrinsik dengan luar sastra, dengan sejumlah faktor kemasyarakatan seperti tradisi sastra, 
kebudayaan lingkungan, pembaca sastra, serta kejiwaan mereka. Dengan demikian, dapat dinyatakan 
bahwa unsur ekstrinsik ialah unsur yang membentuk karya sastra dari luar sastra itu sendiri. Untuk 
melakukan pendekatan terhadap unsur ekstrinsik, diperlukan bantuan ilmu-ilmu kerabat seperti 
sosiologi, psikologi, filsafat, dan lain-lain.
4. Contoh Hikayat 
-) Hikayat Bayan Budiman 
-) Hikayat Hang Tuah 
-) Hikayat Raja-raja Pasai 
-) HIkayat Panji Semirang 
-) HIkayat Kalila dan Dimna 
-) Hikayat Indera Bangsawan 
-) Hikayat Si Miskin 
* Tema : memahami tema dalam hikayat biasanya dominan mengenai petualangan, namun ada juga 
yang bertema tentang kepahlawanan dan ketuhanan. 
* Penokohan : penokohan dalam hikayat biasanya bersifat hitam dan putih, artinya tokoh yang baik 
biasanya selalu baik dari awal hingga akhri cerita, tokoh baik memiliki wajah yang sempurna dan 
tokoh jahat memiliki tampang yang sesuai dengan karakternya. 
* Sudut pandang : pencerita biasanya menempatkan diri sebagai orang ketiga, dengan menggunakan 
teknik diaan, menempatkan pencerita sebagai orang pertama hanya terdapat dalam hikayat 
Abdullah.
HIKAYAT SI MISKIN 
CONTOH HIKAYAT 
Karena sumpah Batara Indera, seorang raja keinderaan beserta permaisurinya bibuang dari keinderaan sehingga 
sengsara hidupnya. Itulah sebabnya kemudian ia dikenal sebagai si Miskin. 
Si Miskin laki-bini dengan rupa kainnya seperti dimamah anjing itu berjalan mencari rezeki berkeliling di Negeri 
Antah Berantah di bawah pemerintahan Maharaja Indera Dewa. Ke mana mereka pergi selalu diburu dan diusir 
oleh penduduk secara beramai-ramai dengan disertai penganiayaan sehingga bengkak-bengkak dan berdarah-darah 
tubuhnya. Sepanjang perjalanan menangislah si Miskin berdua itu dengan sangat lapar dan dahaganya. 
Waktu malam tidur di hutan, siangnya berjalan mencari rezeki. Demikian seterusnya. 
Ketika isterinya mengandung tiga bulan, ia menginginkan makan mangga yang ada di taman raja. Si Miskin 
menyatakan keberatannya untuk menuruti keinginan isterinya itu, tetapi istri itu makin menjadi-jadi menangisnya. 
Maka berkatalah si Miskin, “Diamlah. Tuan jangan menangis. Biar Kakanda pergi mencari buah mempelam itu. 
Jikalau dapat, Kakanda berikan kepada tuan.” 
Si Miskin pergi ke pasar, pulangnya membawa mempelam dan makanan-makanan yang lain. Setelah ditolak oleh 
isterinya, dengan hati yang sebal dan penuh ketakutan, pergilah si Miskin menghadap raja memohon mempelam. 
Setelah diperolehnya setangkai mangga, pulanglah ia segera. Isterinya menyambut dengan tertawa-tawa dan 
terus dimakannya mangga itu. 
Setelah genap bulannya kandunga itu, lahirlah anaknya yang pertama laki-laki bernama Marakarmah (=anak di 
dalam kesukaran) dan diasuhnya dengan penuh kasih saying.
Ketika menggali tanah untuk keperluan membuat teratak sebagai tempat tinggal, didapatnya sebuah tajau yang penuh 
berisi emas yang tidak akan habis untuk berbelanja sampai kepada anak cucunya. Dengan takdir Allah terdirilah di situ sebuah 
kerajaan yang komplet perlengkapannya. Si Miskin lalu berganti nama Maharaja Indera Angkasa dan isterinya bernama Tuan 
Puteri Ratna Dewi. Negerinya diberi nama Puspa Sari. Tidak lama kemudian, lahirlah anaknya yang kedua, perempuan, bernama 
Nila Kesuma. 
Maharaja Indera Angkasa terlalu adil dan pemurah sehingga memasyurkan kerajaan Puspa Sari dan menjadikan iri hati 
bagi Maharaja Indera Dewa di negeri Antah Berantah. 
Ketika Maharaja Indera Angkasa akan mengetahui pertunangan putra-putrinya, dicarinya ahli-ahli nujum dari Negeri Antah 
Berantah. 
Atas bujukan jahat dari raja Antah Berantah, oleh para ahli nujum itu dikatakan bahwa Marakarmah dan Nila Kesuma itu 
kelak hanyalah akan mendatangkan celaka saja bagi orangtuanya. 
Ramalan palsu para ahli nujum itu menyedihkan hati Maharaja Indera Angkasa. Maka, dengan hati yang berat dan amat 
terharu disuruhnya pergi selama-lamanya putra-putrinya itu. 
Tidak lama kemudian sepeninggal putra-putrinya itu, Negeri Puspa Sari musnah terbakar. 
Sesampai di tengah hutan, Marakarmah dan Nila Kesuma berlindung di bawah pohon beringin. Ditangkapnya seekor burung 
untuk dimakan. Waktu mencari api ke kampung, karena disangka mencuri, Marakarmah dipukuli orang banyak, kemudian 
dilemparkan ke laut. Nila Kesuma ditemu oleh Raja Mengindera Sari, putera mahkota dari Palinggam Cahaya, yang pada akhirnya 
menjadi isteri putera mahkota itu dan bernama Mayang Mengurai. 
Akan nasib Marakarmah di lautan, teruslah dia hanyut dan akhirnya terdampar di pangkalan raksasa yang menawan Cahaya 
Chairani (anak raja Cina) yang setelah gemuk akan dimakan. Waktu Cahaya Chairani berjalan –jalan di tepi pantai, dijumpainya 
Marakarmah dalam keadaan terikat tubuhnya. Dilepaskan tali-tali dan diajaknya pulang. Marakarmah dan Cahaya Chairani 
berusaha lari dari tempat raksasa dengan menumpang sebuah kapal. Timbul birahi nahkoda kapal itu kepada Cahaya Chairani, 
maka didorongnya Marakarmah ke laut, yang seterusnya ditelan oleh ikan nun yang membuntuti kapal itu menuju ke Palinggam 
Cahaya. Kemudian, ikan nun terdampar di dekat rumah Nenek Kebayan yang kemudian terus membelah perut ikan nun itu dengan 
daun padi karena mendapat petunjuk dari burung Rajawali, sampai Marakarmah dapat keluar dengan tak bercela. 
Kemudian, Marakarmah menjadi anak angkat Nenek Kebayan yang kehidupannya berjual bunga. Marakarmah selalu menolak 
menggubah bunga. Alasannya, gubahan bunga Marakarmah dikenal oleh Cahaya Chairani, yang menjadi sebab dapat bertemu 
kembali antara suami-isteri itu.
Karena cerita Nenek Kebayan mengenai putera Raja Mangindera Sari menemukan seorang puteri di bawah 
pohon beringin yang sedang menangkap burung, tahulah Marakarmah bahwa puteri tersebut adiknya sendiri, maka 
ditemuinyalah. Nahkoda kapal yang jahat itu dibunuhnya. 
Selanjutnya, Marakarmah mencari ayah bundanya yang telah jatuh miskin kembali. Dengan kesaktiannya 
diciptakannya kembali Kerajaan Puspa Sari dengan segala perlengkapannya seperti dahulu kala. 
Negeri Antah Berantah dikalahkan oleh Marakarmah, yang kemudian dirajai oleh Raja Bujangga Indera 
(saudara Cahaya Chairani). 
Akhirnya, Marakarmah pergi ke negeri mertuanya yang bernama Maharaja Malai Kisna di Mercu Indera dan 
menggantikan mertuanya itu menjadi Sultan Mangindera Sari menjadi raja di Palinggam Cahaya. 
(Sumber:Peristiwa Sastra Melayu Lama) 
1) Unsur Intrinsik dalam hikayat Si Miskin 
Tema :Kunci kesuksesan adalah kesabaran. Perjalanan hidup seseorang yang mengalami banyak 
rintangan dan cobaan. 
Alur : Menggunakan alur maju, karena penulis menceritakan peristiwa tersebut dari awal permasalahan 
sampai akhir permasalahan. 
SETTING/ LATAR : 
-Setting Tempat : Negeri Antah Berantah, hutan, pasar, Negeri Puspa Sari, Lautan, Tepi Pantai Pulau 
Raksasa, Kapal, Negeri Palinggam Cahaya. 
-Setting Suasana : tegang, mencekam dan Ketakutan, bahagia, menyedihkan, 
Sudut Pandang Pengarang : orang ketiga serba tahu. 
AMANAT : 
-Seorang pemimpin yang baik adalah seorang yang adil dan pemurah. 
-Janganlah mudah terpengaruh dengan kata-kata oran lain. 
- Hadapilah semua rintangan dan cobaan dalam hidup dengan sabar dan rendah hati. 
-Jangan memandang seseorang dari tampak luarnya saja, tapi lihatlah ke dalam hatinya. 
-Hendaknya kita dapat menolong sesama yang mengalami kesukaran. 
-Janganlah kita mudah menyerah dalam menghadapi suatu hal. 
-Hidup dan kematian, bahagia dan kesedihan, semua berada di tanan Tuhan, manusia hanya dapat 
menjalani takdir yang telah ditentukan.
Unsur Ekstrinsik dalam Hikayat Si Miskin 
1. Nilai Moral 
Kita harus bersikap bijaksana dalam menghadapi segala hal di dalam hidup kita. 
Jangan kita terlalu memaksakan kehendak kita pada orang lain. 
2. Nilai Budaya 
Sebagai seorang anak kita harus menghormati orangtua. 
Hendaknya seorang anak dapat berbakti pada orang tua. 
3. Nilai Sosial 
Kita harus saling tolong-menolong terhadap sesama dan pada orang yang membutuhkan tanpa 
rasa pamrih. 
Hendaknya kita mau berbagi untuk meringankan beban orang lain. 
4. Nilai Religius 
Jangan mempercayai ramalan yang belum tentu kebenarannya. 
Percayalah pada Tuhan bahwa Dialah yang menentukan nasib manusia. 
5. Nilai Pendidikan 
Kita harus saling tolong-menolong terhadap sesama dan pada orang yang membutuhkan tanpa 
rasa pamrih. 
Jangan mempercayai ramalan yang belum tentu kebenarannya
CONTOH SOAL 
Alkisah datanglah pada keesokan harinya, maka baginda pun berangkatlah dengan segala materi 
hulubalangnya diiringn oleh rakyat sekalian. Setelah sampai pada tempat berburu itu,maka baginda pun turunlah dari 
atas gajahnya semayam didalam kemahdihadap segala materi hulubalang rakyat sekalian. Maka baginda pun 
menitahkan orang pergi melihat bekas rusa itu. Hatta setelah orang itu datang menghadap baginda, maka 
sembahnya: “ Daulat Tuanku, pada hutan sebelah tepi laut ini terlalu banyak bekasnya.” 
Maka titah baginda,” Baiklah esok pagi-pagi kita berburu.” 
Maka keesokan harinya jaring dan jerat pun ditahan olehnya. Maka segala rakyat pun masuk kedalam hutan itu 
mengelana segala pemburuan itu dari pagi-pagi hingga datang tergelincir matahari, seekor pemburuan tidak diperoleh. 
Maka baginda pun heranlah serta menitahkan menyuruh melepas anjing pemburuan baginda sendiri itu. Maka anjing 
itu dilepaskan oranglah. Hatta ada sekira-kira dua jam lamanya, maka berbunyilah suara anjing itu menyalak. Maka 
baginda pun segera mendapatkan suara anjing itu. Maka titah baginda: “ Apa yang disalak oleh anjing itu?” 
maka sembah sekalian itu: “Daulat tuanku, Patih mohonkan ampun dan karunia. Ada seekor pelandu putih, besarnya 
seperti kambing, warna tubuhnya gilang-gemilang. Itulah yang dihambat oleh anjing itu. Maka pelanduk itupun 
lenyaplah pada pantai ini.” 
Sumber: hikayat seribu satu malam 
1. Karakteristik sastra Melayu klasik sesuai isi teks tersebut adalah...... 
a. Tokoh utama dalah bintang 
b. Berisi kesaktian seorang tokoh. 
c. Kekejaman ( kezaliman) raja 
d. Cerita berkisar kerajaan ( istana sentrik ). 
e. Latar cerita di dalam hutan belantara.
2. Amanat yang tersirat dalam penggalan hikayat tersebut adalah....... 
a. Jangan membantah apa yang diperintahkan oleh seorang pemimpin kepada kita 
sebagai rakyatnya. 
b. Hendaknya seorang pemimpin memerintahkan sesuatu dengan penuh 
kebijaksanaan. 
c. Seorang pemimpin jangan kecewa jika yang diharapkan tidak dapat diraih. 
d. Mintalah kebijaksanaan jika perintah seorang pemimpin tidak dapat dilaksanakan. 
e. Bila dalam suatu aktifitas terjadi suatu hambatan, pemimpin haruslah turun 
tangan dalam pengaturannya
Jawaban dan penjelasan 
1. D ( cerita berkisar raja dibuktikan dengan pemakaian istilah baginda, 
hulubalang, dan rakyat 
2. E ( amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada 
pembaca. Amanat dari penggalang hikayat tersebut adalah bila dalam 
suatu aktivitas terjadi suatu hambatan, pemimpin haruslah turun 
tangan dalam pengaturannya.

More Related Content

What's hot

Pengenalan Menganalisis Cerpen
Pengenalan Menganalisis CerpenPengenalan Menganalisis Cerpen
Pengenalan Menganalisis CerpenMomee Rain
 
Bahan ajar prosa-fiksi_plpg_smp
Bahan ajar prosa-fiksi_plpg_smpBahan ajar prosa-fiksi_plpg_smp
Bahan ajar prosa-fiksi_plpg_smpDarwis Maulana
 
Cerpen kelompok 2
Cerpen kelompok 2 Cerpen kelompok 2
Cerpen kelompok 2 NSS Slide
 
Cerpen kelompok 2
Cerpen kelompok 2 Cerpen kelompok 2
Cerpen kelompok 2 NSS Slide
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaEntertainment
 
Pengertian prosa dan jenis prosa
Pengertian prosa dan jenis prosaPengertian prosa dan jenis prosa
Pengertian prosa dan jenis prosaPungki Ariefin
 
Prosa, Puisi, dan Drama
Prosa, Puisi, dan DramaProsa, Puisi, dan Drama
Prosa, Puisi, dan DramaIfwhar Yuhono
 
Menelusuri nilai nilai dalam karya sastra
Menelusuri nilai nilai dalam karya sastraMenelusuri nilai nilai dalam karya sastra
Menelusuri nilai nilai dalam karya sastrarezayoga5
 
Anekdot, kritikan dan nasihat dalam balutan humor menghibur
Anekdot, kritikan dan nasihat dalam balutan humor menghiburAnekdot, kritikan dan nasihat dalam balutan humor menghibur
Anekdot, kritikan dan nasihat dalam balutan humor menghiburrezayoga5
 
Pengertian karya sastra
Pengertian karya sastraPengertian karya sastra
Pengertian karya sastraNanda Ananda
 
Presentasi karya sastra
Presentasi karya sastraPresentasi karya sastra
Presentasi karya sastraNanda Ananda
 

What's hot (20)

Ppt opi
Ppt opiPpt opi
Ppt opi
 
Pengenalan Menganalisis Cerpen
Pengenalan Menganalisis CerpenPengenalan Menganalisis Cerpen
Pengenalan Menganalisis Cerpen
 
Bahan ajar prosa-fiksi_plpg_smp
Bahan ajar prosa-fiksi_plpg_smpBahan ajar prosa-fiksi_plpg_smp
Bahan ajar prosa-fiksi_plpg_smp
 
Tgs psb lilis andriyani_0104510017
Tgs psb lilis andriyani_0104510017Tgs psb lilis andriyani_0104510017
Tgs psb lilis andriyani_0104510017
 
Yoedha com
Yoedha comYoedha com
Yoedha com
 
Cerpen kelompok 2
Cerpen kelompok 2 Cerpen kelompok 2
Cerpen kelompok 2
 
Cerpen kelompok 2
Cerpen kelompok 2 Cerpen kelompok 2
Cerpen kelompok 2
 
Cerpen
CerpenCerpen
Cerpen
 
SEKILAS TENTANG CERPEN
SEKILAS TENTANG CERPENSEKILAS TENTANG CERPEN
SEKILAS TENTANG CERPEN
 
Prosa fiksi
Prosa fiksiProsa fiksi
Prosa fiksi
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
 
Menjelaskan unsur intrinsik novel
Menjelaskan unsur intrinsik novelMenjelaskan unsur intrinsik novel
Menjelaskan unsur intrinsik novel
 
Pengertian prosa dan jenis prosa
Pengertian prosa dan jenis prosaPengertian prosa dan jenis prosa
Pengertian prosa dan jenis prosa
 
Prosa, Puisi, dan Drama
Prosa, Puisi, dan DramaProsa, Puisi, dan Drama
Prosa, Puisi, dan Drama
 
Menelusuri nilai nilai dalam karya sastra
Menelusuri nilai nilai dalam karya sastraMenelusuri nilai nilai dalam karya sastra
Menelusuri nilai nilai dalam karya sastra
 
Analisis cerpen
Analisis cerpenAnalisis cerpen
Analisis cerpen
 
Intrinsik novel
Intrinsik novelIntrinsik novel
Intrinsik novel
 
Anekdot, kritikan dan nasihat dalam balutan humor menghibur
Anekdot, kritikan dan nasihat dalam balutan humor menghiburAnekdot, kritikan dan nasihat dalam balutan humor menghibur
Anekdot, kritikan dan nasihat dalam balutan humor menghibur
 
Pengertian karya sastra
Pengertian karya sastraPengertian karya sastra
Pengertian karya sastra
 
Presentasi karya sastra
Presentasi karya sastraPresentasi karya sastra
Presentasi karya sastra
 

Viewers also liked

Hikayat awang sulung merah muda
Hikayat awang sulung merah mudaHikayat awang sulung merah muda
Hikayat awang sulung merah mudaSharifa Azreena
 
Analisis Puisi Fenomenologis
Analisis Puisi FenomenologisAnalisis Puisi Fenomenologis
Analisis Puisi FenomenologisDesy Sri Cahyani
 
ILMU ALAMIAH DASAR (PENDAHULUAN)
ILMU ALAMIAH DASAR (PENDAHULUAN)ILMU ALAMIAH DASAR (PENDAHULUAN)
ILMU ALAMIAH DASAR (PENDAHULUAN)Nurainun Adamy
 
Materi Ilmu Alamiah Dasar
Materi Ilmu Alamiah DasarMateri Ilmu Alamiah Dasar
Materi Ilmu Alamiah DasarNela II
 

Viewers also liked (6)

Hikayat awang sulung merah muda
Hikayat awang sulung merah mudaHikayat awang sulung merah muda
Hikayat awang sulung merah muda
 
Pantun
Pantun Pantun
Pantun
 
Sasra melayu klasik
Sasra melayu klasikSasra melayu klasik
Sasra melayu klasik
 
Analisis Puisi Fenomenologis
Analisis Puisi FenomenologisAnalisis Puisi Fenomenologis
Analisis Puisi Fenomenologis
 
ILMU ALAMIAH DASAR (PENDAHULUAN)
ILMU ALAMIAH DASAR (PENDAHULUAN)ILMU ALAMIAH DASAR (PENDAHULUAN)
ILMU ALAMIAH DASAR (PENDAHULUAN)
 
Materi Ilmu Alamiah Dasar
Materi Ilmu Alamiah DasarMateri Ilmu Alamiah Dasar
Materi Ilmu Alamiah Dasar
 

Similar to Karya sastra klasik

MODUL IV SENI BUDAYA KB 3: NASKAH TEATER TRADISIONAL, MODERN, DAN KONTEMPORER
MODUL IV SENI BUDAYA KB 3: NASKAH TEATER TRADISIONAL, MODERN, DAN KONTEMPORERMODUL IV SENI BUDAYA KB 3: NASKAH TEATER TRADISIONAL, MODERN, DAN KONTEMPORER
MODUL IV SENI BUDAYA KB 3: NASKAH TEATER TRADISIONAL, MODERN, DAN KONTEMPORERPPGhybrid3
 
Menyimak Untuk Memahami Teks Seni
Menyimak Untuk Memahami Teks SeniMenyimak Untuk Memahami Teks Seni
Menyimak Untuk Memahami Teks SeniPbp II
 
Prosapuisidandramanewspasi115 131022022853-phpapp02
Prosapuisidandramanewspasi115 131022022853-phpapp02Prosapuisidandramanewspasi115 131022022853-phpapp02
Prosapuisidandramanewspasi115 131022022853-phpapp02Entertainment
 
Bahasa indonesia (power point)
Bahasa indonesia (power point)Bahasa indonesia (power point)
Bahasa indonesia (power point)Linda Lusiana
 
Unsur intrinsik dan ekstrinsik
Unsur intrinsik dan ekstrinsikUnsur intrinsik dan ekstrinsik
Unsur intrinsik dan ekstrinsikPungki Ariefin
 
Unsur intrinsik dan ekstrinsik
Unsur intrinsik dan ekstrinsikUnsur intrinsik dan ekstrinsik
Unsur intrinsik dan ekstrinsikPungki Ariefin
 
Bab 2 cerita fantasi
Bab 2 cerita fantasiBab 2 cerita fantasi
Bab 2 cerita fantasisigit mitak
 
Hakikat sastra indonesia kelompok 5 untuk soffan
Hakikat sastra indonesia kelompok 5 untuk soffanHakikat sastra indonesia kelompok 5 untuk soffan
Hakikat sastra indonesia kelompok 5 untuk soffanRizky Todori Laksana
 
ppt pembelajaran novel,jenis,struktur.pptx
ppt pembelajaran novel,jenis,struktur.pptxppt pembelajaran novel,jenis,struktur.pptx
ppt pembelajaran novel,jenis,struktur.pptxsamsuja30
 
KARYA SASTRA NOVEygchgghghjghjyuhjL.pptx
KARYA SASTRA NOVEygchgghghjghjyuhjL.pptxKARYA SASTRA NOVEygchgghghjghjyuhjL.pptx
KARYA SASTRA NOVEygchgghghjghjyuhjL.pptxwahyutriwibowo098
 
Rangkuman Bahasa Indonesia Kelas 7 Bab 2
Rangkuman Bahasa Indonesia Kelas 7 Bab 2Rangkuman Bahasa Indonesia Kelas 7 Bab 2
Rangkuman Bahasa Indonesia Kelas 7 Bab 2NoerNoer7
 

Similar to Karya sastra klasik (20)

Pengertian karya sastra
Pengertian karya sastraPengertian karya sastra
Pengertian karya sastra
 
Cerpen
CerpenCerpen
Cerpen
 
Bahan ajar kelas xi
Bahan ajar kelas xiBahan ajar kelas xi
Bahan ajar kelas xi
 
MODUL IV SENI BUDAYA KB 3: NASKAH TEATER TRADISIONAL, MODERN, DAN KONTEMPORER
MODUL IV SENI BUDAYA KB 3: NASKAH TEATER TRADISIONAL, MODERN, DAN KONTEMPORERMODUL IV SENI BUDAYA KB 3: NASKAH TEATER TRADISIONAL, MODERN, DAN KONTEMPORER
MODUL IV SENI BUDAYA KB 3: NASKAH TEATER TRADISIONAL, MODERN, DAN KONTEMPORER
 
Komsas pt3
Komsas pt3Komsas pt3
Komsas pt3
 
Menyimak Untuk Memahami Teks Seni
Menyimak Untuk Memahami Teks SeniMenyimak Untuk Memahami Teks Seni
Menyimak Untuk Memahami Teks Seni
 
Prosapuisidandramanewspasi115 131022022853-phpapp02
Prosapuisidandramanewspasi115 131022022853-phpapp02Prosapuisidandramanewspasi115 131022022853-phpapp02
Prosapuisidandramanewspasi115 131022022853-phpapp02
 
Ppt prosa
Ppt prosaPpt prosa
Ppt prosa
 
Bahasa indonesia (power point)
Bahasa indonesia (power point)Bahasa indonesia (power point)
Bahasa indonesia (power point)
 
Tugas 4 tik makalah lisa 2 a
Tugas 4 tik makalah lisa 2 aTugas 4 tik makalah lisa 2 a
Tugas 4 tik makalah lisa 2 a
 
Teks_Hikayat.pptx
Teks_Hikayat.pptxTeks_Hikayat.pptx
Teks_Hikayat.pptx
 
Unsur intrinsik dan ekstrinsik
Unsur intrinsik dan ekstrinsikUnsur intrinsik dan ekstrinsik
Unsur intrinsik dan ekstrinsik
 
Unsur intrinsik dan ekstrinsik
Unsur intrinsik dan ekstrinsikUnsur intrinsik dan ekstrinsik
Unsur intrinsik dan ekstrinsik
 
Bab 2 cerita fantasi
Bab 2 cerita fantasiBab 2 cerita fantasi
Bab 2 cerita fantasi
 
Hakikat sastra indonesia kelompok 5 untuk soffan
Hakikat sastra indonesia kelompok 5 untuk soffanHakikat sastra indonesia kelompok 5 untuk soffan
Hakikat sastra indonesia kelompok 5 untuk soffan
 
cerpen Kelompok 5
cerpen Kelompok  5   cerpen Kelompok  5
cerpen Kelompok 5
 
ppt pembelajaran novel,jenis,struktur.pptx
ppt pembelajaran novel,jenis,struktur.pptxppt pembelajaran novel,jenis,struktur.pptx
ppt pembelajaran novel,jenis,struktur.pptx
 
KARYA SASTRA NOVEygchgghghjghjyuhjL.pptx
KARYA SASTRA NOVEygchgghghjghjyuhjL.pptxKARYA SASTRA NOVEygchgghghjghjyuhjL.pptx
KARYA SASTRA NOVEygchgghghjghjyuhjL.pptx
 
materi HIKAYAT.pptx
materi HIKAYAT.pptxmateri HIKAYAT.pptx
materi HIKAYAT.pptx
 
Rangkuman Bahasa Indonesia Kelas 7 Bab 2
Rangkuman Bahasa Indonesia Kelas 7 Bab 2Rangkuman Bahasa Indonesia Kelas 7 Bab 2
Rangkuman Bahasa Indonesia Kelas 7 Bab 2
 

Recently uploaded

04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 

Recently uploaded (20)

04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 

Karya sastra klasik

  • 1. Menentukan Unsur-unsur Intrinsik Dan Ekstrinsik Sastra Melayu Klasik/ Hikayat KELOMPOK 4 Lulu Qoniah Adhe Puspita Meisya Hastuti
  • 2. Standar Kompetensi : Memahami berbagai sastra melayu klasik/ hikayat Kompetensi Dasar : Menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsik sastra melayu klasik/hikayat Indikator : Menentukan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik sastra melayu klasik/ hikayat
  • 3. 1. Pengertian Hikayat Secara etimologi, istilah "hikayat" berasal dari bahasa Arab, yakni 'haka' , yang berarti menceritakan atau bercerita. Hikayat kemudian diartikan sebagai karya sastra klasik yang pada umumnya mengisahkan kehebatan dan kepahlawanan seseorang lengkap dengan keajaiban, kesaktian, serta mukjizat tokoh utama. 2. Ciri-ciri Hikayat a) Isi cerita berkisar pada tokoh-tokoh raja dan keluarganya (istana sentris) b) Bersifat pralogis, yaitu mempunyai logika tersendiri yang tidak sama dengan logika umum, ada juga yang menyebut fantastis c) Menggunakan banyak bahasa kiasan d) Banyak kata-kata yang sulit dipahami e) Struktur kalimatnya tidak efektif
  • 4. 3. Unsur Intrinsik Dan Ekstrinsik dalam Hikayat Karya sastra disusun oleh dua unsur yang menyusunnya. Dua unsur yang dimaksud ialah unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik ialah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari dalam yang mewujudkan struktur suatu karya sastra, seperti : tema, tokoh dan penokohan, alur dan pengaluran, latae dan pelataran, dan pusat pengisahan. Sedangkan unsur ekstrinsik ialah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari luarnya menyangkut aspek sosiologi, psikologi, dan lain-lain 1. Unsur Intrinsik a) Tema dan Amanat Tema ialah persoalan yang menduduki tempat utama dalam karya sastra. Tema mayor ialah tema yang sangat menonjol dan menjadi persoalan. Tema minor ialah tema yang tidak menonjol. Amanat ialah pemecahan yang diberikan oleh pengarang bagi persoalan di dalam karya sastra. Amanat biasa disebut makna. Makna dibedakan menjadi makna niatan dan makna muatan. Makna niatan ialah makna yang diniatkan oleh pengarang bagi karya sastra yang ditulisnya. Makna muatan ialah makana yang termuat dalam karya sastra tersebut.
  • 5. b) Tokoh dan Penokohan Tokoh ialah pelaku dalam karya sastra. Dalam karya sastra biasanya ada beberapa tokoh, namun biasanya hanya ada satu tokoh utama. Tokoh utama ialah tokoh yang sangat penting dalam mengambil peranan dalam karya sastra. Dua jenis tokoh adalah tokoh datar (flash character) dan tokoh bulat (round character). Tokoh datar ialah tokoh yang hanya menunjukkan satu segi, misalnya baik saja atau buruk saja. Sejak awal sampai akhir cerita tokoh yang jahat akan tetap jahat. Tokoh bulat adalah tokoh yang menunjukkan berbagai segi baik buruknya, kelebihan dan kelemahannya. Jadi ada perkembangan yang terjadi pada tokoh ini. Dari segi kejiwaan dikenal ada tokoh introvert dan ekstrovert. Tokoh introvert ialah pribadi tokoh tersebut yang ditentukan oleh ketidaksadarannya. Tokoh ekstrovert ialah pribadi tokoh tersebut yang ditentukan oleh kesadarannya. Dalam karya sastra dikenal pula tokoh protagonis dan antagonis. Protagonis ialah tokoh yang disukai pembaca atau penikmat sastra karena sifat-sifatnya. Antagonis ialah tokoh yang tidak disukai pembaca atau penikmat sastra karena sifat-sifatnya. Penokohan atau perwatakan ialah teknik atau cara-cara menampilkan tokoh. Ada beberapa cara menampilkan tokoh. Cara analitik, ialah cara penampilan tokoh secara langsung melalui uraian pengarang. Jadi pengarang menguraikan ciri-ciri tokoh tersebut secara langsung. Cara dramatik, ialah cara menampilkan tokoh tidak secara langsung tetapi melalui gambaran ucapan, perbuatan, dan komentar atau penilaian pelaku atau tokoh dalam suatu cerita. Dialog ialah cakapan antara seorang tokoh dengan banyak tokoh. Dualog ialah cakapan antara dua tokoh saja. Monolog ialah cakapan batin terhadap kejadian lampau dan yang sedang terjadi. Solilokui ialah bentuk cakapan batin terhadap peristiwa yang akan terjadi.
  • 6. c) Alur dan Pengaluran Alur disebut juga plot, yaitu rangkaian peristiwa yang memiliki hubungan sebab akibat sehingga menjadi satu kesatuan yang padu bulat dan utuh. Alur terdiri atas beberapa bagian : (1) Awal, yaitu pengarang mulai memperkenalkan tokoh-tokohnya. (2) Tikaian, yaitu terjadi konflik di antara tokoh-tokoh pelaku. (3) Gawatan atau rumitan, yaitu konflik tokoh-tokoh semakin seru. (4) Puncak, yaitu saat puncak konflik di antara tokoh-tokohnya. (5) Leraian, yaitu saat peristiwa konflik semakin reda dan perkembangan alur mulai terungkap. (6) Akhir, yaitu seluruh peristiwa atau konflik telah terselesaikan. Pengaluran, yaitu teknik atau cara-cara menampilkan alur. Menurut kualitasnya, pengaluran dibedakan menjadi alur erat dan alur longggar. Alur erat ialah alur yang tidak memungkinkan adanya pencabangan cerita. Alur longgar adalah alur yang memungkinkan adanya pencabangan cerita. Menurut kualitasnya, pengaluran dibedakan menjadi alur tunggal dan alur ganda. Alur tunggal ialah alur yang hanya satu dalam karya sastra. Alur ganda ialah alur yang lebih dari satu dalam karya sastra. Dari segi urutan waktu, pengaluran dibedakan kedalam alur lurus dan tidak lurus. Alur lurus ialah alur yang melukiskan peristiwa-peristiwa berurutan dari awal sampai akhir cerita. Alur tidak lurus ialah alur yang melukiskan tidak urut dari awal sampai akhir cerita. Alur tidak lurus bisa menggunakan gerak balik (backtracking), sorot balik (flashback), atau campauran keduanya.
  • 7. d) Latar dan Pelataran Latar disebut juga setting, yaitu tempat atau waktu terjadinya peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam sebuah karya sastra. Latar atau setting dibedakan menjadi latar material dan sosial. Latar material ialah lukisan latar belakang alam atau lingkungan di mana tokoh tersebut berada. Latar sosial, ialah lukisan tatakrama tingkah laku, adat dan pandangan hidup. Sedangkan pelataran ialah teknik atau cara-cara menampilkan latar. e) Pusat Pengisahan Pusat pengisahan ialah dari mana suatu cerita dikisahkan oleh pencerita. Pencerita di sini adalah privbadi yang diciptakan pengarang untuk menyampaikan cerita. Paling tidak ada dua pusat pengisahan yaitu pencerita sebagai orang pertama dan pencerita sebagai orang ketiga. Sebagai orang pertama, pencerita duduk dan terlibat dalam cerita tersebut, biasanya sebagai aku dalam tokoh cerita. Sebagai orang ketiga, pencerita tidak terlibat dalam cerita tersebut tetapi ia duduk sebagai seorang pengamat atau dalang yang serba tahu. 2. Unsur Ekstrinsik Tidak ada sebuah karya sastra yang tumbuh otonom, tetapi selalu pasti berhubungan secara ekstrinsik dengan luar sastra, dengan sejumlah faktor kemasyarakatan seperti tradisi sastra, kebudayaan lingkungan, pembaca sastra, serta kejiwaan mereka. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa unsur ekstrinsik ialah unsur yang membentuk karya sastra dari luar sastra itu sendiri. Untuk melakukan pendekatan terhadap unsur ekstrinsik, diperlukan bantuan ilmu-ilmu kerabat seperti sosiologi, psikologi, filsafat, dan lain-lain.
  • 8. 4. Contoh Hikayat -) Hikayat Bayan Budiman -) Hikayat Hang Tuah -) Hikayat Raja-raja Pasai -) HIkayat Panji Semirang -) HIkayat Kalila dan Dimna -) Hikayat Indera Bangsawan -) Hikayat Si Miskin * Tema : memahami tema dalam hikayat biasanya dominan mengenai petualangan, namun ada juga yang bertema tentang kepahlawanan dan ketuhanan. * Penokohan : penokohan dalam hikayat biasanya bersifat hitam dan putih, artinya tokoh yang baik biasanya selalu baik dari awal hingga akhri cerita, tokoh baik memiliki wajah yang sempurna dan tokoh jahat memiliki tampang yang sesuai dengan karakternya. * Sudut pandang : pencerita biasanya menempatkan diri sebagai orang ketiga, dengan menggunakan teknik diaan, menempatkan pencerita sebagai orang pertama hanya terdapat dalam hikayat Abdullah.
  • 9. HIKAYAT SI MISKIN CONTOH HIKAYAT Karena sumpah Batara Indera, seorang raja keinderaan beserta permaisurinya bibuang dari keinderaan sehingga sengsara hidupnya. Itulah sebabnya kemudian ia dikenal sebagai si Miskin. Si Miskin laki-bini dengan rupa kainnya seperti dimamah anjing itu berjalan mencari rezeki berkeliling di Negeri Antah Berantah di bawah pemerintahan Maharaja Indera Dewa. Ke mana mereka pergi selalu diburu dan diusir oleh penduduk secara beramai-ramai dengan disertai penganiayaan sehingga bengkak-bengkak dan berdarah-darah tubuhnya. Sepanjang perjalanan menangislah si Miskin berdua itu dengan sangat lapar dan dahaganya. Waktu malam tidur di hutan, siangnya berjalan mencari rezeki. Demikian seterusnya. Ketika isterinya mengandung tiga bulan, ia menginginkan makan mangga yang ada di taman raja. Si Miskin menyatakan keberatannya untuk menuruti keinginan isterinya itu, tetapi istri itu makin menjadi-jadi menangisnya. Maka berkatalah si Miskin, “Diamlah. Tuan jangan menangis. Biar Kakanda pergi mencari buah mempelam itu. Jikalau dapat, Kakanda berikan kepada tuan.” Si Miskin pergi ke pasar, pulangnya membawa mempelam dan makanan-makanan yang lain. Setelah ditolak oleh isterinya, dengan hati yang sebal dan penuh ketakutan, pergilah si Miskin menghadap raja memohon mempelam. Setelah diperolehnya setangkai mangga, pulanglah ia segera. Isterinya menyambut dengan tertawa-tawa dan terus dimakannya mangga itu. Setelah genap bulannya kandunga itu, lahirlah anaknya yang pertama laki-laki bernama Marakarmah (=anak di dalam kesukaran) dan diasuhnya dengan penuh kasih saying.
  • 10. Ketika menggali tanah untuk keperluan membuat teratak sebagai tempat tinggal, didapatnya sebuah tajau yang penuh berisi emas yang tidak akan habis untuk berbelanja sampai kepada anak cucunya. Dengan takdir Allah terdirilah di situ sebuah kerajaan yang komplet perlengkapannya. Si Miskin lalu berganti nama Maharaja Indera Angkasa dan isterinya bernama Tuan Puteri Ratna Dewi. Negerinya diberi nama Puspa Sari. Tidak lama kemudian, lahirlah anaknya yang kedua, perempuan, bernama Nila Kesuma. Maharaja Indera Angkasa terlalu adil dan pemurah sehingga memasyurkan kerajaan Puspa Sari dan menjadikan iri hati bagi Maharaja Indera Dewa di negeri Antah Berantah. Ketika Maharaja Indera Angkasa akan mengetahui pertunangan putra-putrinya, dicarinya ahli-ahli nujum dari Negeri Antah Berantah. Atas bujukan jahat dari raja Antah Berantah, oleh para ahli nujum itu dikatakan bahwa Marakarmah dan Nila Kesuma itu kelak hanyalah akan mendatangkan celaka saja bagi orangtuanya. Ramalan palsu para ahli nujum itu menyedihkan hati Maharaja Indera Angkasa. Maka, dengan hati yang berat dan amat terharu disuruhnya pergi selama-lamanya putra-putrinya itu. Tidak lama kemudian sepeninggal putra-putrinya itu, Negeri Puspa Sari musnah terbakar. Sesampai di tengah hutan, Marakarmah dan Nila Kesuma berlindung di bawah pohon beringin. Ditangkapnya seekor burung untuk dimakan. Waktu mencari api ke kampung, karena disangka mencuri, Marakarmah dipukuli orang banyak, kemudian dilemparkan ke laut. Nila Kesuma ditemu oleh Raja Mengindera Sari, putera mahkota dari Palinggam Cahaya, yang pada akhirnya menjadi isteri putera mahkota itu dan bernama Mayang Mengurai. Akan nasib Marakarmah di lautan, teruslah dia hanyut dan akhirnya terdampar di pangkalan raksasa yang menawan Cahaya Chairani (anak raja Cina) yang setelah gemuk akan dimakan. Waktu Cahaya Chairani berjalan –jalan di tepi pantai, dijumpainya Marakarmah dalam keadaan terikat tubuhnya. Dilepaskan tali-tali dan diajaknya pulang. Marakarmah dan Cahaya Chairani berusaha lari dari tempat raksasa dengan menumpang sebuah kapal. Timbul birahi nahkoda kapal itu kepada Cahaya Chairani, maka didorongnya Marakarmah ke laut, yang seterusnya ditelan oleh ikan nun yang membuntuti kapal itu menuju ke Palinggam Cahaya. Kemudian, ikan nun terdampar di dekat rumah Nenek Kebayan yang kemudian terus membelah perut ikan nun itu dengan daun padi karena mendapat petunjuk dari burung Rajawali, sampai Marakarmah dapat keluar dengan tak bercela. Kemudian, Marakarmah menjadi anak angkat Nenek Kebayan yang kehidupannya berjual bunga. Marakarmah selalu menolak menggubah bunga. Alasannya, gubahan bunga Marakarmah dikenal oleh Cahaya Chairani, yang menjadi sebab dapat bertemu kembali antara suami-isteri itu.
  • 11. Karena cerita Nenek Kebayan mengenai putera Raja Mangindera Sari menemukan seorang puteri di bawah pohon beringin yang sedang menangkap burung, tahulah Marakarmah bahwa puteri tersebut adiknya sendiri, maka ditemuinyalah. Nahkoda kapal yang jahat itu dibunuhnya. Selanjutnya, Marakarmah mencari ayah bundanya yang telah jatuh miskin kembali. Dengan kesaktiannya diciptakannya kembali Kerajaan Puspa Sari dengan segala perlengkapannya seperti dahulu kala. Negeri Antah Berantah dikalahkan oleh Marakarmah, yang kemudian dirajai oleh Raja Bujangga Indera (saudara Cahaya Chairani). Akhirnya, Marakarmah pergi ke negeri mertuanya yang bernama Maharaja Malai Kisna di Mercu Indera dan menggantikan mertuanya itu menjadi Sultan Mangindera Sari menjadi raja di Palinggam Cahaya. (Sumber:Peristiwa Sastra Melayu Lama) 1) Unsur Intrinsik dalam hikayat Si Miskin Tema :Kunci kesuksesan adalah kesabaran. Perjalanan hidup seseorang yang mengalami banyak rintangan dan cobaan. Alur : Menggunakan alur maju, karena penulis menceritakan peristiwa tersebut dari awal permasalahan sampai akhir permasalahan. SETTING/ LATAR : -Setting Tempat : Negeri Antah Berantah, hutan, pasar, Negeri Puspa Sari, Lautan, Tepi Pantai Pulau Raksasa, Kapal, Negeri Palinggam Cahaya. -Setting Suasana : tegang, mencekam dan Ketakutan, bahagia, menyedihkan, Sudut Pandang Pengarang : orang ketiga serba tahu. AMANAT : -Seorang pemimpin yang baik adalah seorang yang adil dan pemurah. -Janganlah mudah terpengaruh dengan kata-kata oran lain. - Hadapilah semua rintangan dan cobaan dalam hidup dengan sabar dan rendah hati. -Jangan memandang seseorang dari tampak luarnya saja, tapi lihatlah ke dalam hatinya. -Hendaknya kita dapat menolong sesama yang mengalami kesukaran. -Janganlah kita mudah menyerah dalam menghadapi suatu hal. -Hidup dan kematian, bahagia dan kesedihan, semua berada di tanan Tuhan, manusia hanya dapat menjalani takdir yang telah ditentukan.
  • 12. Unsur Ekstrinsik dalam Hikayat Si Miskin 1. Nilai Moral Kita harus bersikap bijaksana dalam menghadapi segala hal di dalam hidup kita. Jangan kita terlalu memaksakan kehendak kita pada orang lain. 2. Nilai Budaya Sebagai seorang anak kita harus menghormati orangtua. Hendaknya seorang anak dapat berbakti pada orang tua. 3. Nilai Sosial Kita harus saling tolong-menolong terhadap sesama dan pada orang yang membutuhkan tanpa rasa pamrih. Hendaknya kita mau berbagi untuk meringankan beban orang lain. 4. Nilai Religius Jangan mempercayai ramalan yang belum tentu kebenarannya. Percayalah pada Tuhan bahwa Dialah yang menentukan nasib manusia. 5. Nilai Pendidikan Kita harus saling tolong-menolong terhadap sesama dan pada orang yang membutuhkan tanpa rasa pamrih. Jangan mempercayai ramalan yang belum tentu kebenarannya
  • 13. CONTOH SOAL Alkisah datanglah pada keesokan harinya, maka baginda pun berangkatlah dengan segala materi hulubalangnya diiringn oleh rakyat sekalian. Setelah sampai pada tempat berburu itu,maka baginda pun turunlah dari atas gajahnya semayam didalam kemahdihadap segala materi hulubalang rakyat sekalian. Maka baginda pun menitahkan orang pergi melihat bekas rusa itu. Hatta setelah orang itu datang menghadap baginda, maka sembahnya: “ Daulat Tuanku, pada hutan sebelah tepi laut ini terlalu banyak bekasnya.” Maka titah baginda,” Baiklah esok pagi-pagi kita berburu.” Maka keesokan harinya jaring dan jerat pun ditahan olehnya. Maka segala rakyat pun masuk kedalam hutan itu mengelana segala pemburuan itu dari pagi-pagi hingga datang tergelincir matahari, seekor pemburuan tidak diperoleh. Maka baginda pun heranlah serta menitahkan menyuruh melepas anjing pemburuan baginda sendiri itu. Maka anjing itu dilepaskan oranglah. Hatta ada sekira-kira dua jam lamanya, maka berbunyilah suara anjing itu menyalak. Maka baginda pun segera mendapatkan suara anjing itu. Maka titah baginda: “ Apa yang disalak oleh anjing itu?” maka sembah sekalian itu: “Daulat tuanku, Patih mohonkan ampun dan karunia. Ada seekor pelandu putih, besarnya seperti kambing, warna tubuhnya gilang-gemilang. Itulah yang dihambat oleh anjing itu. Maka pelanduk itupun lenyaplah pada pantai ini.” Sumber: hikayat seribu satu malam 1. Karakteristik sastra Melayu klasik sesuai isi teks tersebut adalah...... a. Tokoh utama dalah bintang b. Berisi kesaktian seorang tokoh. c. Kekejaman ( kezaliman) raja d. Cerita berkisar kerajaan ( istana sentrik ). e. Latar cerita di dalam hutan belantara.
  • 14. 2. Amanat yang tersirat dalam penggalan hikayat tersebut adalah....... a. Jangan membantah apa yang diperintahkan oleh seorang pemimpin kepada kita sebagai rakyatnya. b. Hendaknya seorang pemimpin memerintahkan sesuatu dengan penuh kebijaksanaan. c. Seorang pemimpin jangan kecewa jika yang diharapkan tidak dapat diraih. d. Mintalah kebijaksanaan jika perintah seorang pemimpin tidak dapat dilaksanakan. e. Bila dalam suatu aktifitas terjadi suatu hambatan, pemimpin haruslah turun tangan dalam pengaturannya
  • 15. Jawaban dan penjelasan 1. D ( cerita berkisar raja dibuktikan dengan pemakaian istilah baginda, hulubalang, dan rakyat 2. E ( amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Amanat dari penggalang hikayat tersebut adalah bila dalam suatu aktivitas terjadi suatu hambatan, pemimpin haruslah turun tangan dalam pengaturannya.