3. Senyawa Kompleks
Senyawa kompleks:
Ada ion logam sebagai atom pusat
Ada ligan yang berupa anion atau molekul netral
Memiliki counter ion supaya senyawa dapat dinetralkan
Senyawa kompleks adalah senyawa yang mengandung paling tidak
satu ion kompleks. Ion kompleks terdiri dari satu atom pusat
(central metal cation) berupa logam transisi ataupun logam pada
golongan utama, yang mengikat anion atau molekul netral yang
disebut ligan (ligands). Agar senyawa kompleks dapat bermuatan
netral, maka ion kompleks dari senyawa tersebut, akan bergabung
dengan ion lain yang disebut counter ion. Jika ion kompleks
bermuatan positif, maka counter ion pasti akan bermuatan negatif dan
sebaliknya
5. Sifat Senyawa Koordinasi
Deret Spektrokimia
Deret yang dihasilkan untuk sejumlah ligan yang disusun dari yang
terlemah sampai yang terkuat.
6. Sifat Senyawa Koordinasi
Magnetik
Warna
Listrik
Kemagnetan adalah gejala suatu material
menarik atau menolak atau mempengaruhi
material yang lain
Kemagnetan dibagi atas paramagnetik,
feromagnetik, antiferomagnetik, dan
diamagnetik.
sifat magnetik dipengaruhi oleh jumlah elektron
tak berpasangan yang terdapat pada orbital d dari
ion logam penyusun senyawa kompleks.
Semakin banyak elektron tidak berpasangan pada
suatu senyawa kompleks, maka sifat
kemagnetannya lebih tinggi.
7. Sifat Senyawa Koordinasi
Kutub utara dan selatan atau positif dan negatif
Material yang memiliki dipol magnetik dipengaruhi oleh
medan magnet atau medan listrik
Dipol Magnetik
8. Sifat Senyawa Koordinasi
Feromagnetik
Feromagnetik memiliki momen magnet permanen
Feromagnetik terletak pada logam-logam transisi diantaranya Fe, Co, Ni, dan logam-logam tanah jarang seperti
Nd dan Gd.
Gambar susunan momen dipol
magnet serta kurva 1/x vs T
9. Sifat Senyawa Koordinasi
Diamagnetik
o Sifat magnetiknya lebih lemah atau
tidak permanen
o Contohnya [Co(CN)6] 3-
o CN- : Ligan kuat
o Sifat : Diamagnetik
eg
t2g
∆o = 10Dq
Besar
senyawa diamagnetik Jika disimpan diantara
kutub-kutub dari elektromagnet yang kuat,
elektron diamagnetik akan ditarik kedaerah
bermedan lemah.
gambar susunan momen dipol magnet dan
kurva 1/x vs T.
Senyawa dengan sifat diamagnetik tidak
memiliki momen dipol (dipol=nol).
10. Sifat Senyawa Koordinasi
Antiferomagnetik
Antiferomagnetik (sifat magnetik tidak
permanen)
Sifat ini terdapat pada MnO, atau
bahan yang memiliki sifat ionik seperti
ion-ion Mn2+ dan O2-
Gabungan momen magnet antara
atom-atom atau ion-ion yang
berdekatan akan mengasilkan bentuk
anti-paralel.
Gambar momen dipol antiferomagnetik
dan kurva 1/x vs T.
11. Sifat Senyawa Koordinasi
Paramagnetik
senyawa paramagnetik merupakan senyawa
yang dapat ditarik oleh medan magnet
(keadaan t2g ke eg)
Memiliki sifat megnetik yang relatif lebih
besar.
Contoh: [CoF6] 3-
F - : Ligan Lemah
Fakta : Paramagnetik
eg
∆o = 10Dq
Kecil
t2g
12. Sifat Senyawa Koordinasi
Paramagnetik
• Senyawa paramagnetik
elektron atomnya bebas
berotasi sesuai dengan
arah medan magnet.
• dipol magnet yang tidak
berpasangan tidak
saling berinteraksi
dengan dipol yang
berdekatan.
Gambar momen dipol magnet akibat
medan magnet dari luar dan kurva 1/x vs
T.
13. Sifat Senyawa Koordinasi
• Kelistrikan adalah salah satu sifat dari senyawa
kompleks yang diakibatkan oleh pergerakan
elektron karena adanya ligan.
• Inti yang telah kehilangan elektronnya akan
menarik elektron dari medan magnet
• Elektron yang mengalir akan menggantikan elektron
pada inti-inti (inti di arah aliran elektron) sehingga
elektron pada inti-inti akan mengalir, dan
seterusnya sampai menuju ketempat yang
membutuhkan aliran listrik (seperti lampu)
Sifat Kelistrikan
14. Sifat Senyawa Koordinasi
Setiap senyawa kompleks memiliki
elektron yang bermuatan listrik negatif
yang mengelilingi atom atau bergerak
mengelilingi lintasannya.
Jika elektron-elektronnya lepas dari
lintasannya maka elektron tersebut
disebut elektron bebas.
Yang biasanya dipengaruhi oleh elektron
dari ligan luar.
Elektron yang terlepas inilah yang disebut
dengan energi atau arus listrik.
15. Sifat Senyawa Koordinasi
WARNA SENYAWA KOMPLEKS
Warna pada senyawa kompleks ditentukan oleh besarnya panjang gelombang yang dapat di
absorbsi oleh senyawa tersebut
16. Sifat Senyawa Koordinasi
Senyawa kompleks berwarna menyerap cahaya pada panjang gelombang di daerah visible
WARNA SENYAWA KOMPLEKS
17. Sifat Senyawa Koordinasi
WARNA SENYAWA KOMPLEKS
Jika suatu senyawa hanya menyerap satu jenis panjang gelombang, maka senyawa tersebut
akan berwarna seperti warna yang diserapnya
Roda warna mendemonstrasikan warna senyawa yang akan
terlihat jika ia hanya menyerap satu gelombang cahaya.
18. Sifat Senyawa Koordinasi
WARNA SENYAWA KOMPLEKS
Jika suatu senyawa menyerap lebih dari satu panjang gelombang, maka warna yang
dihasilkan adalah gabungan warna dari beberapa panjang gelombang tersebut
Klorofil
Klorofil paling kuat menyerap cahaya dibagian merah (600-700 nm) sedangkan yang paling sedikit
menyerap cahaya hijau (500-600 nm) (Gobel dkk., 2006).
19. CFT membantu menjelaskan warna diff yang diamati untuk
kompleks sebuah kompleks logam transisi menyerap cahaya
pada panjang gelombang tertentu, dengan warna cahaya
yang diserap bebas untuk apa yang diserap.
Sifat Senyawa Koordinasi
Warna Kompleks Logam
Transisi
20. Sifat Senyawa Koordinasi
20
Teori Medan Kristal: Warna Senyawa
Koordinasi
h =
Kesenjangan energi antara orbital
misalnya eg dan t2g , 0, (pemisahan
bidang kristal) sama dengan energi
foton :
0 = h= E
0, bervariasi, h juga akan
bervariasi dan warna senyawa
akan berubah
Penyerapan foton menyebabkan
lompatan dari t2g ke orbital eg
misanya.
21. 21
Medan ligands kuat (ungu,
spin lemah)
medan ligands
lemah (merah, spin
tinggi)
Rangkaian spektrokimia warna dan sifat magnetik: Medan lemah (merah, spin tinggi), medan kuat
(ungu, spin lemah)
WARNA SENYAWA KOMPLEKS
22. WARNA SENYAWA KOMPLEKS
Warna yang kita lihat adalah warna
yang tidak diserap, namun
ditransmisikan. Cahaya yang
ditransmisikan adalah pelengkap
cahaya yang diserap.
Dalam satuan nm
Jadi jika lampu merah terutama
diserap warnanya hijau; Jika lampu
hijau terutama diserap, warnanya
merah.
23. WARNA SENYAWA KOMPLEKS
Warna Kompleks Bergantung pada Nilai 0 = h= E
0 = h
“red
absorption”
“violet
absorption”
“looks green” “looks yellow
24. WARNA SENYAWA KOMPLEKS
Dalam sistem nyata ada daerah
dengan penyerapan cahaya
yang berbeda yang mengarah
ke berbagai macam warna
Interaksi antara logam dengan ligan - ligan dapat diibaratkan seperti reaksi asam-basa lewis, di mana basa lewis merupakan zat yang mampu memberikan satu atau lebih pasangan elektron (ligan).
Feromagnetik memiliki momen magnetik permanen tanpa adanya medan magnet yang diberikan dari luar. Magnetisasi maksimum tidak dapat dipengaruhi olek medan luar karena psisinya sejajar dengan medan magnet luar.
Diamagnetik yaitu senyawa yang tidak dapat ditarik oleh medan magnet. Diamagnetik memiliki sifat magnet yang lemah yaitu tidak permanen dan hanya muncul selama berada dalam medan magnetnya. Contoh Co(CN)6. Besarnya momen magnetik yang diinduksikan sangat kecil dan dengan arah yang berlawanan dengan medan magnet luar. Orbital senyawa diamagnetik Jika disimpan diantara kutub-kutub dari elektromagnet yang kuat, material diamagnetik akan ditarik kedaerah bermedan lemah.
10Dq adalah harga yang menyatakan besarnya perbedaan tingkat energi antara dua kelompok orbital d yang mengalami pembelahan (splitting). ... Pengukuran harga 10Dq suatu kompleks adalah cukup rumit jika orbital d terisi lebih dari satu elektron.
Gabungan momen magnet antara atom-atom atau ion-ion yang berdekatan akan mengasilkan persejajaran anti-paralel. Sifat ini terdapat pada MnO, atau bahan yang memiliki sifat ionik ion-ion Mn2+ dan O2- . Susunan momen dipol magnet
Senyawa paramagnetik merupakan senyawa yang dapat ditarik oleh medan magnet dari keadaan dasar (t2g) ke keedaan eg. Senyawa dengan sifat paramagnetik memiliki sifat magnetik yang lebih besar, hal ini dikarenakan adanya beberapa elektron tidak berpasangan pada orbital d, dari penataan ulang elektron pada orbitalnya yang disebabkan oleh pengaruh medan magnet eksternal.
Sifat kemagnetan senyawa paramagnetik dipengaruhi oleh medan magnet luar.
Sehingga magnetisasi senyawa akan muncul ketika ada medan dari luar. Sehingga dipol untuk senyawa paramagnetik yang sejajar dengan medan magnet akan memunculkan permeabilitas relatif. Permeabilitas relatif adalah
Sifat kemagnetan senyawa paramagnetik dipengaruhi oleh medan magnet luar.
Sehingga magnetisasi senyawa akan muncul ketika ada medan dari luar. Sehingga dipol untuk senyawa paramagnetik yang sejajar dengan medan magnet akan memunculkan permeabilitas relatif. Permeabilitas relatif adalah
Sifat kemagnetan senyawa paramagnetik dipengaruhi oleh medan magnet luar.
Sehingga magnetisasi senyawa akan muncul ketika ada medan dari luar. Sehingga dipol untuk senyawa paramagnetik yang sejajar dengan medan magnet akan memunculkan permeabilitas relatif. Permeabilitas relatif adalah
Kelistrikan merupakan salah satu sifat senyawa kompleks yang terjadi diakibatkan oleh pergerakan elektron. Jika muatan elektronnya positif maka jumlah proton lebih besar dari jumlah elektron. Jika suatu senyawa pada intinya kehilangan elektron maka inti akan menarik elektron dari medan magnet, elektron yang mengalir akan menggantikan elektron pada inti2inti yang hilang sehingga elektron pada inti-inti akan dapat mengalir yang seterusnya akan sampai ketempat yang membutuhkan aliran listrik. Misalnya pada lampu.
Sifat kemagnetan senyawa paramagnetik dipengaruhi oleh medan magnet luar.
Sehingga magnetisasi senyawa akan muncul ketika ada medan dari luar. Sehingga dipol untuk senyawa paramagnetik yang sejajar dengan medan magnet akan memunculkan permeabilitas relatif. Permeabilitas relatif adalah
Sifat kemagnetan senyawa paramagnetik dipengaruhi oleh medan magnet luar.
Sehingga magnetisasi senyawa akan muncul ketika ada medan dari luar. Sehingga dipol untuk senyawa paramagnetik yang sejajar dengan medan magnet akan memunculkan permeabilitas relatif. Permeabilitas relatif adalah
Sifat kemagnetan senyawa paramagnetik dipengaruhi oleh medan magnet luar.
Sehingga magnetisasi senyawa akan muncul ketika ada medan dari luar. Sehingga dipol untuk senyawa paramagnetik yang sejajar dengan medan magnet akan memunculkan permeabilitas relatif. Permeabilitas relatif adalah
CFT membantu warna tambahan lain yang diamati untuk kompleks absorbans kompleks logam transisi yang spesifik dengang warna cahaya yang diserap bebas untuk apa yang diserap.
helps explain diff colors observed for complexes
A transition metal complex
absorbs specific l of light
Color observed is complimentary
to what was absorbed
The energy gap between the eg and t2g orbitals, 0, (the crystal field splitting) equals the energy of a photon:
0 = h= E
As 0, varies, h will also vary and the color of the compound will change
Absorption of a photon causes a jump from a t2g to an eg orbital
The color that we see is the color that is not absorbed, but is transmitted. The transmitted light is the complement of the absorbed light.
So if red light is mainly absorbed the color is green; if green light is mainly absorbed, the color is red.