SlideShare a Scribd company logo
1 of 52
SPEKTROMETER MASSA
Defenisi
• spektroskopi massa adalah suatu tekhnik
analisis berdasarkan pemisahan berkas
ion-ion yang sesuai dengan perbandingan
massa dengan muatan dan pengukuran
intensitas dari berkas ion-ion tersebut.
SPEKTROSKOPI MASSA
Prinsip dasar kerja spektroskopi massa
•menghasilkan berkas sinar kation dari zat
•menghasilkan berkas kation menjadi bentuk
spectrum massa (m/z)
•mendeteksi dan mencatat nilai massa relative
(m/z) dan kelimpahan isotopnya (%) atau
intensitasnya
Manfaat analisis secara Mass Spectra:
• Menentukan massa suatu molekul.
• Menentukan rumus molekul dengan
menggunakan Spektrum Massa
Beresolusi Tinggi (High Resolution Mass
Spectra)
• Mengetahui informasi struktur dengan
melihat pola fragmentasinya
Prinsip Kerja
• Dalam spektroskopi massa, molekul–
molekul senyawa organik ditembak
dengan berkas elektron dan diubah
menjadi ion-ion positif yang bertenaga
tinggi (ion ion molekuler atau ion - ion
induk),yang dapat dipecah-pecah menjadi
ion-ion yang lebih kecil (ion- ion pecahan).
Lepasnya elektron dari molekul akan
menghasilkan radikal kation
Tahap pertama : Ionisasi
Atom di-ionisasi dengan mengambil satu atau lebih
elektron dari atom tersebut supaya terbentuk ion positif.
Ini juga berlaku untuk unsur-unsur yang biasanya
membentuk ion-ion negatif (sebagai contoh, klor) atau
unsur-unsur yang tidak pernah membentuk ion (sebagai
contoh, argon). spektrometer massa ini selalu bekerja
hanya dengan ion positif.
Tahap kedua : Percepatan
Ion-ion tersebut dipercepat supaya semuanya mempunyai kinetik
yang sama.
Ion-ion positif yang ditolak dari ruang ionisasi tersebut akan melewati
3 celah, dimana celah terakhir itu bermuatan 0 V. Celah yang berada
di tengah mempunyai voltase menengah. Semua ion-ion tersebut
dipercepat sampai menjadi sinar yang sangat terfokus.
Tahap ketiga : Pembelokan
Ion-ion tersebut dibelokkan dengan menggunakan medan magnet,
pembelokan yang terjadi tergantung pada massa ion tersebut.
Semakin ringan massanya, akan semakin dibelokan. Besarnya
pembelokannya juga tergantung pada besar muatan positif ion
tersebut. Dengan kata lain, semakin banyak elektron yang diambil
pada tahap 1, semakin besar muatan ion tersebut, pembelokan
yang terjadi akan semakin besar.
• Ion-ion yang berbeda akan didefleksikan oleh medan magnet dengan
jumlah yang berbeda-beda. Besarnya defleksi tergantung pada :
• Massa ion; Ion yang memiliki massa kecil akan lebih terdefleksi dari yang
berat.
• Muatan ion; Ion yang mempunyai 2 atau lebih muatan positif akan lebih
terdefleksi dari yang hanya mempunyai satu muatan positif
• Kedua faktor ini digabung menjadi rasio massa/muatan (rasio
massa/muatan). Rasio massa/muatan diberi simbol m/z (atau kadang-
kadang dengan m/e). Sebagai contoh: jika suatu ion memiliki massa 20 dan
bermuatan 1+, maka rasio massa/muatannya adalah 20. Jika suatu ion
memiliki massa 56 dan muatannya adalah 2+, maka ion ini akan
mempunyai rasio m/z 28.
• Pada diagram terlihat bahwa lintasan ion A sangat terdefleksi, ini
menandakan bahwa lintasan ion A memiliki ion dengan m/z terkecil
sedangkan lintasan ion C hanya sedikit terdefleksi, yang menandakan
bahwa ia mengandung ion dengan m/z terbesar. Karena sebagian besar ion
yang melewati spektrometer
Tahap keempat : Pendeteksian
Sinar-sinar ion yang melintas dalam mesin tersebut dideteksi secara elektrik.
Ketika sebuah ion menubruk kotak logam, maka ion tersebut akan dinetralisasi
oleh elektron yang pindah dari logam ke ion (gambar kanan). Hal ini akan
menimbulkan ruang antara elektron-elektron yang ada dalam logam tersebut, dan
elektron-elektron yang berada dalam kabel akan mengisi ruang tersebut.
Aliran elektron di dalam kabel itu dideteksi sebagai arus listrik yang bisa diperkuat
dan dicatat. Semakin banyak ion yang datang, semakin besar arus listrik yang
timbul.
Ionisasi dan fragmentasi
Dalam spektrofotometer massa, reaksi pertama suatu molekul
adalah ionisasi awal, pengambilan sebuah elektron.
M + e → Mo + + 2 e
Mo + disebut ion massa molekul (m/z paling besar, peak paling kanan
pada spectrum MS.
Elektron yang paling mudah terlepas dalam molekul biasanya
adalah elektron dalam orbital berenergi tertinggi. Jika sebuah
molekul mempunyai electron-elektron n (menyendiri), maka salah
satunya akan dilepaskan. Jika tidak terdapat electron n, maka akan
dilepaskan sebuah elektron pi, dan jika tidak terdapat electron pi
barulah elektron pada orbital sigma (σ).
• Setelah ionisasi awal, ion molekul akan mengalami fragmentasi,
suatu proses dimana radikal-radikal bebas atau molekul netral kecil
dilepaskan dari ion molekul tersebut. Sebuah ion molekul tidak
pecah secara acak, melainkan cenderung membentuk fragmen-
fragmen yang paling stabil.
• Dalam persamaan yang menunjukkan fragmentasi
biasanya fragmen radikal bebas tidak dituliskan karena
tidak terdeteksi dalam spektrofotometer massa. Beberapa
molekul kecil yang stabil yang mudah terlepas dari ion
molekul antara lain H2O; CO2 ; CO; C2H4
CH3-CH2 - CH2 - CH2-OH
-H2O
m/z = 74
CH3-CH2 - CH -CH2
M-18
m/z = 56
Efek percabangan
Percabangan dalam suatu rantai hydrogen menghasilkan
fragmentasi yang terjadi terutama pada cabang, karena
radikal ion sekunder dan karbokation sekunder lebih stabil
dari pada bentuk primer, sebagai contoh ion molekul
metilpropana menghasilkan terutama kation isopropyl dan
radikal metil.
CH3
CH3-CH - CH3
CH3
CH3-CH + CH3
Efek hetero atom
Fragmentasi ion molekul biasa terjadi pada posisi
α terhadap heteroatom, terutama terjadi pada
amina atau eter
CH3-CH2 - NH-CH2CH2-CH3
m/z = 87
-C2H5
CH3-CH2 - NH= CH2 m/z= 58
CH3 CH2 = NH-CH2-CH2CH3 m/z = 72
Penataan ulang Mc Lafferty
Penataan ulang Mc Lafferty terjadi bila terdapat
sebuah atom hidrogen γ terhadap gugus karbonil
dalam ion molekul
H2C
H2C
C
H2
C
O
H
CH2
CH2
+
H2C
OH
CH
m/z = 72
m/z = 44
Beberapa aturan dalam spektroskopi MS
•Hukum nitrogen
Suatu molekul yang massa molekulnya genap tidak
mungkin mengandung nitrogen, kalaupun
mengandung nitrogen maka jumlah nitrogennya harus
genap. Pecahan molekul umumnya bermassa ganjil
kecuali kalau terjadi penataan ulang.
•Jumlah ketidakjenuhan (DBE = double bond
ekuivalent)
= (jumlah karbon + 1) – ½ (∑H - ∑X + ∑N )
H = hidrogen; X = halogen; N = nitrogen
Fragmentasi
Gambar Alat
Terminologi :
• Spektrum massa = Grafik batang dari fragmen- fragmen
• Base peak = Puncak dasar = Puncak yang tertinggi
• Parent peak = Puncak induk= Puncak ion molekul (M+)
• M+1 = Puncak yang terjadi karena adanya
isotop 13C (1.1% dari karbon yang
ada), dan isotop 2H (0.015% dari hidrogen
yang ada).
• rasio m/e = rasio massa berbanding muatan dalam
amu/e-
Bentuk spektrum massa
Catt: Kehadiran isotop karbon-13 pada ion molekul dapat dilihat dengan adanya
puncak kecil 1 unit lebih besar dari pada puncak M+ . Puncak ini disebut puncak
M+1.
Puncak M+1
Puncak M+1 disebabkan karena adanya isotop 13C di dalam molekul. Isotop 13C
adalah suatu isotop yang stabil dari karbon-12 (14C merupakan isotop radioaktif).
Jumlah isotop karbon-13 adalah 1.11% dari jumlah atom karbon.
Puncak M+2
Puncak M+4
Penggunaan ion molekul dalam
menentukan rumus molekul
• Massa isotop yang akurat
• Untuk kalkulasi, kita cenderung
menggunakan pembulatan massa seperti
contoh berikut :
• 1H = 1.0078
• 12C = 12.0000
• 14N = 14.0031
• 16O = 15.9949
Penggunaan nilai massa akurat untuk
menentukan rumus molekul
• Sebagai contoh, dua senyawa organik yang mempunyai
massa relatif 44, yaitu propena, C3H8, dan etanal,
CH3CHO. Dengan menggunakan spektrometer massa
beresolusi tinggi, kita bisa menentukan senyawa yang
mana yang kita ukur.
• Pada spektrometer massa beresolusi tinggi, puncak ion
molekul untuk kedua senyawa adalah pada m/z :
• C3H8 = 44.0624
• CH3CHO = 44.0261
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses
fragmentasi
• Ikatan yang paling lemah cenderung
lebih mudah terfragmentasi.
• Fragmen yang stabil (bukan hanya ion
tapi juga radikal yang terbentuk)
cenderung lebih mudah terbentuk
• Beberapa proses fragmentasi tergantung
pada kemampuan molekul membentuk
keadaan siklik transisi
Jenis-jenis fragmentasi umum
1. Pemecahan kerangka karbon alifatik
cenderung terjadi pada titik percabangan
karena akan membentuk ion karbonium
yang lebih stabil
• Urutan kestabilan karbokation
primer < sekunder < tersier
+
CH3
Fragment
netral
Karbokation tersier
yang stabil
H3C CH3
H3C CH3
CH3
H3C CH3
2. Pemecahan cenderung terjadi pada posisi b dari hetero atom,
ikatan rangkap dan cincin aromatis karena adanya delokalisasi
untuk menstabilkan ion karbonium
R1
X R2 R1 X C
R2
R1 X C
+
Resonansi untuk
menstabilkan karbokation
fragment
netral
X = O, N, S, halogen
Resonansi untuk menstabilkan
karbokation
fragment netral
-e-
+
a
b
Resonansi untuk menstabilkan
karbokation
fragment netral
-e-
+
c
3. Pemecahan cenderung terjadi pada posisi  dari gugus karbonil
sehingga memberikan kation asilium yang stabil.
R
Resonansi untuk menstabilkan
karbokation
fragment netral
R = OH, OR atau alkil
O
C
O
R
+ C
O
R
4. Pemecahan juga mungkin terjadi pada
posisi  dari heteroatom seperti pada
eter.
R1
O
R O C
Karbokation
fragment netral
+
5. Senyawa turunan sikloheksena akan
mengalami suatu retro reaksi Diels-Alders
+
+
6. Senyawa-senyawa yang memiliki ion molekul bisa
membentuk keadaan transisi siklik segi 6 dan
mengalami fragmentasi siklik yang dikenal dengan
McLafferty rearrangement. Rearrangement ini
melibatkan transfer dari hidrogen- ke atom oksigen,
yang sering dijumpai pada keton, asam dan ester.
O
H
R b


O
R
H
O
R
H
Asam karboksilat primer R-CH2-COOH, bisa
memberikan fragmentasi yang spesifik pada m/z
60, yaitu untuk fragmen
C OH
H2C
OH
+
CH3CH2CH2CH2CH3 CH3CH2CH2CH2 CH3
+
CH3CH2CH2CH2CH3 CH3CH2CH2 CH2CH3
+
CH3CH2CH2CH2CH3 CH3CH2 CH2CH2CH3
OCCH2CH3
CH3CH2COCH2CH3 CH3CH2
+
CH3CHCH2CH3
CH3
CH3CH + CH2CH3
CH3
CH3CHCH2CH3
CH3
CH3CHCH2CH3 + CH3
Spektrum massa propil benzen
Fragmentasi senyawa aromatik
CH2
CH2
H
C
H
C
91
65
-CH2H2
m/z =77
Mekanisme penataan ulang
McLafferty
H
C2H4
M-28 H
H
m/e 92
Pembentukan ion tropilium yang
tersubstitusi
m/e 105
Penggunaan spektrum massa
untuk membedakan senyawa
Penghitungan derajat unsaturasi
Untuk senyawa hidrokarbon:
• Ambil senyawa hidrokarbon induk dan hitung
jumlah hidrogen dengan menggunakan rumus
2n + 2
• Setiap kehilangan dua buah atom hidrogen akan
merepresentasikan adanya satu derajat
unsaturasi (DU)
• Setiap kehilangan dua buah atom hidrogen akan
merepresentasikan adanya satu derajat
unsaturasi (DU)
C6H12 kurang 2 dari C6H14 1 DU
C4H6 kurang 4 dari C4H10 2 DU
C7H14 kurang 2 dari C7H16 1 DU
C6H10 kurang 4 dari C6H14 2 DU
C8H8 kurang 10 dari C8H18 5 DU
C7H14 kurang 2 dari C7H16 1 DU
C7H12 kurang 4 dari C7H16 2 DU
C12H14 kurang 12 dari
C12H26 6 DU
CH3CH2CH2CH=CHCH3
HC C CH2CH3
CH3CHCH2CH=CHCH3
CH3
CH3
Senyawa organohalogen
• Karena suatu halogen menggantikan satu
atom hidrogen pada senyawa organik
maka derajat unsaturasi dapat dihitung
dengan menambahkan jumlah atom
halogen pada analisa karbon-hidrogen
dan dilanjutkan dengan cara seperti
diatas.
Senyawa organooksigen
• Karena atom oksigen adalah divalen, penambahan atom
ini tidak mendatangkan efek pada derajat unsaturasi.
Sebagai contoh adalah etanol (CH3CH2OH); dengan
menghilangkan oksigen, akan diperoleh suatu etana
(CH3CH2-H) sehingga kalkulasi dari etanol tidak
merubah derajat unsaturasi. Untuk senyawa karbonil,
(misalnya aseton, CH3COCH3) penghilangan oksigen
akan memberi C3H6 sehingga ada kekurangan dua
atom hidrogen (2n + 2); berarti memiliki satu derajat
unsaturasi. Oleh sebab itu, gugus karbonil ekivalen
dengan satu derajat unsaturasi.
Senyawa organonitrogen:
• Karena atom nitrogen adalah trivalen,
maka pada senyawa organonitrogen akan
terdapat satu atom hidrogen lebih dari
senyawa dasar. Oleh sebab itu
penambahan satu atom nitrogen harus
diikuti dengan pengurangan satu atom
hidrogen dan dihitung seperti
dideskripsikan diatas
C6H10O 2DU
C5H9N 2 DU
C6H13N 1 DU
C6H12N4 3DU
C8H8O 5 DU
O
N
NH2
N
N
N
N
CH3
O
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Makalah hukum-raoult-dan-termodinamika-larutan-ideal
Makalah hukum-raoult-dan-termodinamika-larutan-idealMakalah hukum-raoult-dan-termodinamika-larutan-ideal
Makalah hukum-raoult-dan-termodinamika-larutan-ideal
Torang Aritonang
 
Laporan Pratikum Konduktometri
Laporan Pratikum KonduktometriLaporan Pratikum Konduktometri
Laporan Pratikum Konduktometri
Dila Adila
 
Bab5. konsep larutan
Bab5. konsep larutanBab5. konsep larutan
Bab5. konsep larutan
Imo Priyanto
 
Kesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimiaKesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimia
Tillapia
 
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HClLaporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
yassintaeka
 
Turbidimetry Lidya Novita and friends
Turbidimetry Lidya Novita and friendsTurbidimetry Lidya Novita and friends
Turbidimetry Lidya Novita and friends
Lidya Novita Bachtiar
 
Teori orbital molekul
Teori orbital molekulTeori orbital molekul
Teori orbital molekul
Harewood Jr.
 
Ppt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv visPpt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv vis
Widya Wirandika
 

What's hot (20)

Struktur Kristal
Struktur KristalStruktur Kristal
Struktur Kristal
 
Makalah hukum-raoult-dan-termodinamika-larutan-ideal
Makalah hukum-raoult-dan-termodinamika-larutan-idealMakalah hukum-raoult-dan-termodinamika-larutan-ideal
Makalah hukum-raoult-dan-termodinamika-larutan-ideal
 
Laporan Pratikum Konduktometri
Laporan Pratikum KonduktometriLaporan Pratikum Konduktometri
Laporan Pratikum Konduktometri
 
Bab5. konsep larutan
Bab5. konsep larutanBab5. konsep larutan
Bab5. konsep larutan
 
Asam basa arrhenius
Asam basa arrheniusAsam basa arrhenius
Asam basa arrhenius
 
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdagangan
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdaganganLaporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdagangan
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdagangan
 
Kesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimiaKesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimia
 
2. padatan
2. padatan2. padatan
2. padatan
 
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HClLaporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
 
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
 
Turbidimetry Lidya Novita and friends
Turbidimetry Lidya Novita and friendsTurbidimetry Lidya Novita and friends
Turbidimetry Lidya Novita and friends
 
Intensitas Radiasi
Intensitas RadiasiIntensitas Radiasi
Intensitas Radiasi
 
Teori orbital molekul
Teori orbital molekulTeori orbital molekul
Teori orbital molekul
 
Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri
 
Jari jari atom dan energi ionisasi
Jari jari atom dan energi ionisasiJari jari atom dan energi ionisasi
Jari jari atom dan energi ionisasi
 
Ir dan ftir
Ir dan ftirIr dan ftir
Ir dan ftir
 
Nekleofilik dan elektrofilik
Nekleofilik dan elektrofilikNekleofilik dan elektrofilik
Nekleofilik dan elektrofilik
 
Ppt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv visPpt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv vis
 
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019
 
Analisis Spektrofotometri UV - Visible
Analisis Spektrofotometri UV - VisibleAnalisis Spektrofotometri UV - Visible
Analisis Spektrofotometri UV - Visible
 

Similar to SPEKTROMETER MASSA.ppt

Pendahuluan KO I
Pendahuluan KO IPendahuluan KO I
Pendahuluan KO I
elfisusanti
 
Struktur Molekul Organik
Struktur Molekul OrganikStruktur Molekul Organik
Struktur Molekul Organik
guest3d2fb9
 
kuliah fisika keperawatan radiasi dan fisika atom .ppt
kuliah fisika keperawatan radiasi dan fisika atom  .pptkuliah fisika keperawatan radiasi dan fisika atom  .ppt
kuliah fisika keperawatan radiasi dan fisika atom .ppt
ssuserbb0b09
 
Bab 1 atom, ion dan molekul
Bab 1 atom, ion dan molekulBab 1 atom, ion dan molekul
Bab 1 atom, ion dan molekul
Mustahal SSi
 
111199261 rumus-lengkap-kimia-sma
111199261 rumus-lengkap-kimia-sma111199261 rumus-lengkap-kimia-sma
111199261 rumus-lengkap-kimia-sma
aiiuk
 

Similar to SPEKTROMETER MASSA.ppt (20)

2. struktur atom dan molekul
2. struktur atom dan molekul2. struktur atom dan molekul
2. struktur atom dan molekul
 
Struktur atom-dan-spu1
Struktur atom-dan-spu1Struktur atom-dan-spu1
Struktur atom-dan-spu1
 
Makalah ms
Makalah msMakalah ms
Makalah ms
 
Model atom
Model atomModel atom
Model atom
 
PP STRUKTUR ATOM HIDROGEN
PP STRUKTUR ATOM HIDROGENPP STRUKTUR ATOM HIDROGEN
PP STRUKTUR ATOM HIDROGEN
 
Pendahuluan KO I
Pendahuluan KO IPendahuluan KO I
Pendahuluan KO I
 
Struktur Molekul Organik
Struktur Molekul OrganikStruktur Molekul Organik
Struktur Molekul Organik
 
Bab2 struktur atom
Bab2 struktur atom Bab2 struktur atom
Bab2 struktur atom
 
kimia radiaoktif
kimia radiaoktifkimia radiaoktif
kimia radiaoktif
 
kuliah fisika keperawatan radiasi dan fisika atom .ppt
kuliah fisika keperawatan radiasi dan fisika atom  .pptkuliah fisika keperawatan radiasi dan fisika atom  .ppt
kuliah fisika keperawatan radiasi dan fisika atom .ppt
 
struktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimia
struktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimiastruktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimia
struktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimia
 
Bab 1 atom, ion dan molekul
Bab 1 atom, ion dan molekulBab 1 atom, ion dan molekul
Bab 1 atom, ion dan molekul
 
10_Spektroskopi Massa (MS).pdf
10_Spektroskopi Massa (MS).pdf10_Spektroskopi Massa (MS).pdf
10_Spektroskopi Massa (MS).pdf
 
Ikatan kimia
Ikatan kimiaIkatan kimia
Ikatan kimia
 
Rumus lengkap-kimia
Rumus lengkap-kimiaRumus lengkap-kimia
Rumus lengkap-kimia
 
111199261 rumus-lengkap-kimia-sma
111199261 rumus-lengkap-kimia-sma111199261 rumus-lengkap-kimia-sma
111199261 rumus-lengkap-kimia-sma
 
Perkembangan teori atom
Perkembangan teori atomPerkembangan teori atom
Perkembangan teori atom
 
tugas Fisika man
tugas Fisika mantugas Fisika man
tugas Fisika man
 
Pp pe
Pp pePp pe
Pp pe
 
Ppt 2 struktur atom
Ppt  2 struktur atomPpt  2 struktur atom
Ppt 2 struktur atom
 

Recently uploaded

399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
nadyahermawan
 
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
ssuserbb0b09
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Acephasan2
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
khalid1276
 
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
YosuaNatanael1
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
Acephasan2
 

Recently uploaded (20)

Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxMengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
 
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxMateri E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
 
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
 
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxpemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 

SPEKTROMETER MASSA.ppt

  • 2. Defenisi • spektroskopi massa adalah suatu tekhnik analisis berdasarkan pemisahan berkas ion-ion yang sesuai dengan perbandingan massa dengan muatan dan pengukuran intensitas dari berkas ion-ion tersebut.
  • 3. SPEKTROSKOPI MASSA Prinsip dasar kerja spektroskopi massa •menghasilkan berkas sinar kation dari zat •menghasilkan berkas kation menjadi bentuk spectrum massa (m/z) •mendeteksi dan mencatat nilai massa relative (m/z) dan kelimpahan isotopnya (%) atau intensitasnya
  • 4. Manfaat analisis secara Mass Spectra: • Menentukan massa suatu molekul. • Menentukan rumus molekul dengan menggunakan Spektrum Massa Beresolusi Tinggi (High Resolution Mass Spectra) • Mengetahui informasi struktur dengan melihat pola fragmentasinya
  • 5. Prinsip Kerja • Dalam spektroskopi massa, molekul– molekul senyawa organik ditembak dengan berkas elektron dan diubah menjadi ion-ion positif yang bertenaga tinggi (ion ion molekuler atau ion - ion induk),yang dapat dipecah-pecah menjadi ion-ion yang lebih kecil (ion- ion pecahan). Lepasnya elektron dari molekul akan menghasilkan radikal kation
  • 6.
  • 7. Tahap pertama : Ionisasi Atom di-ionisasi dengan mengambil satu atau lebih elektron dari atom tersebut supaya terbentuk ion positif. Ini juga berlaku untuk unsur-unsur yang biasanya membentuk ion-ion negatif (sebagai contoh, klor) atau unsur-unsur yang tidak pernah membentuk ion (sebagai contoh, argon). spektrometer massa ini selalu bekerja hanya dengan ion positif.
  • 8. Tahap kedua : Percepatan Ion-ion tersebut dipercepat supaya semuanya mempunyai kinetik yang sama. Ion-ion positif yang ditolak dari ruang ionisasi tersebut akan melewati 3 celah, dimana celah terakhir itu bermuatan 0 V. Celah yang berada di tengah mempunyai voltase menengah. Semua ion-ion tersebut dipercepat sampai menjadi sinar yang sangat terfokus.
  • 9. Tahap ketiga : Pembelokan Ion-ion tersebut dibelokkan dengan menggunakan medan magnet, pembelokan yang terjadi tergantung pada massa ion tersebut. Semakin ringan massanya, akan semakin dibelokan. Besarnya pembelokannya juga tergantung pada besar muatan positif ion tersebut. Dengan kata lain, semakin banyak elektron yang diambil pada tahap 1, semakin besar muatan ion tersebut, pembelokan yang terjadi akan semakin besar.
  • 10. • Ion-ion yang berbeda akan didefleksikan oleh medan magnet dengan jumlah yang berbeda-beda. Besarnya defleksi tergantung pada : • Massa ion; Ion yang memiliki massa kecil akan lebih terdefleksi dari yang berat. • Muatan ion; Ion yang mempunyai 2 atau lebih muatan positif akan lebih terdefleksi dari yang hanya mempunyai satu muatan positif • Kedua faktor ini digabung menjadi rasio massa/muatan (rasio massa/muatan). Rasio massa/muatan diberi simbol m/z (atau kadang- kadang dengan m/e). Sebagai contoh: jika suatu ion memiliki massa 20 dan bermuatan 1+, maka rasio massa/muatannya adalah 20. Jika suatu ion memiliki massa 56 dan muatannya adalah 2+, maka ion ini akan mempunyai rasio m/z 28. • Pada diagram terlihat bahwa lintasan ion A sangat terdefleksi, ini menandakan bahwa lintasan ion A memiliki ion dengan m/z terkecil sedangkan lintasan ion C hanya sedikit terdefleksi, yang menandakan bahwa ia mengandung ion dengan m/z terbesar. Karena sebagian besar ion yang melewati spektrometer
  • 11. Tahap keempat : Pendeteksian Sinar-sinar ion yang melintas dalam mesin tersebut dideteksi secara elektrik. Ketika sebuah ion menubruk kotak logam, maka ion tersebut akan dinetralisasi oleh elektron yang pindah dari logam ke ion (gambar kanan). Hal ini akan menimbulkan ruang antara elektron-elektron yang ada dalam logam tersebut, dan elektron-elektron yang berada dalam kabel akan mengisi ruang tersebut. Aliran elektron di dalam kabel itu dideteksi sebagai arus listrik yang bisa diperkuat dan dicatat. Semakin banyak ion yang datang, semakin besar arus listrik yang timbul.
  • 12. Ionisasi dan fragmentasi Dalam spektrofotometer massa, reaksi pertama suatu molekul adalah ionisasi awal, pengambilan sebuah elektron. M + e → Mo + + 2 e Mo + disebut ion massa molekul (m/z paling besar, peak paling kanan pada spectrum MS. Elektron yang paling mudah terlepas dalam molekul biasanya adalah elektron dalam orbital berenergi tertinggi. Jika sebuah molekul mempunyai electron-elektron n (menyendiri), maka salah satunya akan dilepaskan. Jika tidak terdapat electron n, maka akan dilepaskan sebuah elektron pi, dan jika tidak terdapat electron pi barulah elektron pada orbital sigma (σ).
  • 13.
  • 14. • Setelah ionisasi awal, ion molekul akan mengalami fragmentasi, suatu proses dimana radikal-radikal bebas atau molekul netral kecil dilepaskan dari ion molekul tersebut. Sebuah ion molekul tidak pecah secara acak, melainkan cenderung membentuk fragmen- fragmen yang paling stabil. • Dalam persamaan yang menunjukkan fragmentasi biasanya fragmen radikal bebas tidak dituliskan karena tidak terdeteksi dalam spektrofotometer massa. Beberapa molekul kecil yang stabil yang mudah terlepas dari ion molekul antara lain H2O; CO2 ; CO; C2H4 CH3-CH2 - CH2 - CH2-OH -H2O m/z = 74 CH3-CH2 - CH -CH2 M-18 m/z = 56
  • 15. Efek percabangan Percabangan dalam suatu rantai hydrogen menghasilkan fragmentasi yang terjadi terutama pada cabang, karena radikal ion sekunder dan karbokation sekunder lebih stabil dari pada bentuk primer, sebagai contoh ion molekul metilpropana menghasilkan terutama kation isopropyl dan radikal metil. CH3 CH3-CH - CH3 CH3 CH3-CH + CH3
  • 16. Efek hetero atom Fragmentasi ion molekul biasa terjadi pada posisi α terhadap heteroatom, terutama terjadi pada amina atau eter CH3-CH2 - NH-CH2CH2-CH3 m/z = 87 -C2H5 CH3-CH2 - NH= CH2 m/z= 58 CH3 CH2 = NH-CH2-CH2CH3 m/z = 72
  • 17. Penataan ulang Mc Lafferty Penataan ulang Mc Lafferty terjadi bila terdapat sebuah atom hidrogen γ terhadap gugus karbonil dalam ion molekul H2C H2C C H2 C O H CH2 CH2 + H2C OH CH m/z = 72 m/z = 44
  • 18. Beberapa aturan dalam spektroskopi MS •Hukum nitrogen Suatu molekul yang massa molekulnya genap tidak mungkin mengandung nitrogen, kalaupun mengandung nitrogen maka jumlah nitrogennya harus genap. Pecahan molekul umumnya bermassa ganjil kecuali kalau terjadi penataan ulang. •Jumlah ketidakjenuhan (DBE = double bond ekuivalent) = (jumlah karbon + 1) – ½ (∑H - ∑X + ∑N ) H = hidrogen; X = halogen; N = nitrogen
  • 21. Terminologi : • Spektrum massa = Grafik batang dari fragmen- fragmen • Base peak = Puncak dasar = Puncak yang tertinggi • Parent peak = Puncak induk= Puncak ion molekul (M+) • M+1 = Puncak yang terjadi karena adanya isotop 13C (1.1% dari karbon yang ada), dan isotop 2H (0.015% dari hidrogen yang ada). • rasio m/e = rasio massa berbanding muatan dalam amu/e-
  • 22. Bentuk spektrum massa Catt: Kehadiran isotop karbon-13 pada ion molekul dapat dilihat dengan adanya puncak kecil 1 unit lebih besar dari pada puncak M+ . Puncak ini disebut puncak M+1.
  • 23. Puncak M+1 Puncak M+1 disebabkan karena adanya isotop 13C di dalam molekul. Isotop 13C adalah suatu isotop yang stabil dari karbon-12 (14C merupakan isotop radioaktif). Jumlah isotop karbon-13 adalah 1.11% dari jumlah atom karbon.
  • 25.
  • 27. Penggunaan ion molekul dalam menentukan rumus molekul • Massa isotop yang akurat • Untuk kalkulasi, kita cenderung menggunakan pembulatan massa seperti contoh berikut : • 1H = 1.0078 • 12C = 12.0000 • 14N = 14.0031 • 16O = 15.9949
  • 28. Penggunaan nilai massa akurat untuk menentukan rumus molekul • Sebagai contoh, dua senyawa organik yang mempunyai massa relatif 44, yaitu propena, C3H8, dan etanal, CH3CHO. Dengan menggunakan spektrometer massa beresolusi tinggi, kita bisa menentukan senyawa yang mana yang kita ukur. • Pada spektrometer massa beresolusi tinggi, puncak ion molekul untuk kedua senyawa adalah pada m/z : • C3H8 = 44.0624 • CH3CHO = 44.0261
  • 29. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses fragmentasi • Ikatan yang paling lemah cenderung lebih mudah terfragmentasi. • Fragmen yang stabil (bukan hanya ion tapi juga radikal yang terbentuk) cenderung lebih mudah terbentuk • Beberapa proses fragmentasi tergantung pada kemampuan molekul membentuk keadaan siklik transisi
  • 30. Jenis-jenis fragmentasi umum 1. Pemecahan kerangka karbon alifatik cenderung terjadi pada titik percabangan karena akan membentuk ion karbonium yang lebih stabil • Urutan kestabilan karbokation primer < sekunder < tersier + CH3 Fragment netral Karbokation tersier yang stabil H3C CH3 H3C CH3 CH3 H3C CH3
  • 31. 2. Pemecahan cenderung terjadi pada posisi b dari hetero atom, ikatan rangkap dan cincin aromatis karena adanya delokalisasi untuk menstabilkan ion karbonium R1 X R2 R1 X C R2 R1 X C + Resonansi untuk menstabilkan karbokation fragment netral X = O, N, S, halogen Resonansi untuk menstabilkan karbokation fragment netral -e- + a b
  • 33. 3. Pemecahan cenderung terjadi pada posisi  dari gugus karbonil sehingga memberikan kation asilium yang stabil. R Resonansi untuk menstabilkan karbokation fragment netral R = OH, OR atau alkil O C O R + C O R
  • 34. 4. Pemecahan juga mungkin terjadi pada posisi  dari heteroatom seperti pada eter. R1 O R O C Karbokation fragment netral +
  • 35. 5. Senyawa turunan sikloheksena akan mengalami suatu retro reaksi Diels-Alders + +
  • 36. 6. Senyawa-senyawa yang memiliki ion molekul bisa membentuk keadaan transisi siklik segi 6 dan mengalami fragmentasi siklik yang dikenal dengan McLafferty rearrangement. Rearrangement ini melibatkan transfer dari hidrogen- ke atom oksigen, yang sering dijumpai pada keton, asam dan ester. O H R b   O R H O R H
  • 37. Asam karboksilat primer R-CH2-COOH, bisa memberikan fragmentasi yang spesifik pada m/z 60, yaitu untuk fragmen C OH H2C OH
  • 38. + CH3CH2CH2CH2CH3 CH3CH2CH2CH2 CH3 + CH3CH2CH2CH2CH3 CH3CH2CH2 CH2CH3 + CH3CH2CH2CH2CH3 CH3CH2 CH2CH2CH3
  • 44. Pembentukan ion tropilium yang tersubstitusi m/e 105
  • 45. Penggunaan spektrum massa untuk membedakan senyawa
  • 46. Penghitungan derajat unsaturasi Untuk senyawa hidrokarbon: • Ambil senyawa hidrokarbon induk dan hitung jumlah hidrogen dengan menggunakan rumus 2n + 2 • Setiap kehilangan dua buah atom hidrogen akan merepresentasikan adanya satu derajat unsaturasi (DU) • Setiap kehilangan dua buah atom hidrogen akan merepresentasikan adanya satu derajat unsaturasi (DU)
  • 47. C6H12 kurang 2 dari C6H14 1 DU C4H6 kurang 4 dari C4H10 2 DU C7H14 kurang 2 dari C7H16 1 DU C6H10 kurang 4 dari C6H14 2 DU C8H8 kurang 10 dari C8H18 5 DU C7H14 kurang 2 dari C7H16 1 DU C7H12 kurang 4 dari C7H16 2 DU C12H14 kurang 12 dari C12H26 6 DU CH3CH2CH2CH=CHCH3 HC C CH2CH3 CH3CHCH2CH=CHCH3 CH3 CH3
  • 48. Senyawa organohalogen • Karena suatu halogen menggantikan satu atom hidrogen pada senyawa organik maka derajat unsaturasi dapat dihitung dengan menambahkan jumlah atom halogen pada analisa karbon-hidrogen dan dilanjutkan dengan cara seperti diatas.
  • 49. Senyawa organooksigen • Karena atom oksigen adalah divalen, penambahan atom ini tidak mendatangkan efek pada derajat unsaturasi. Sebagai contoh adalah etanol (CH3CH2OH); dengan menghilangkan oksigen, akan diperoleh suatu etana (CH3CH2-H) sehingga kalkulasi dari etanol tidak merubah derajat unsaturasi. Untuk senyawa karbonil, (misalnya aseton, CH3COCH3) penghilangan oksigen akan memberi C3H6 sehingga ada kekurangan dua atom hidrogen (2n + 2); berarti memiliki satu derajat unsaturasi. Oleh sebab itu, gugus karbonil ekivalen dengan satu derajat unsaturasi.
  • 50. Senyawa organonitrogen: • Karena atom nitrogen adalah trivalen, maka pada senyawa organonitrogen akan terdapat satu atom hidrogen lebih dari senyawa dasar. Oleh sebab itu penambahan satu atom nitrogen harus diikuti dengan pengurangan satu atom hidrogen dan dihitung seperti dideskripsikan diatas
  • 51. C6H10O 2DU C5H9N 2 DU C6H13N 1 DU C6H12N4 3DU C8H8O 5 DU O N NH2 N N N N CH3 O