SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
SIFAT INTI ATOM
A. Nomor Atom
Pada tahun 1895 W.C.Roentgen menemukan bahwa bahan yang dihantam
oleh sinar katode dapat memancarkan suatu radiasi yang bersifat menembus, yang
disebut sinar X. Sinar X adalah suatu bentuk radiasi elektromagnet, yang serua
dengan gelombang cahaya atau gelombang radio, tetapi dengan energi yang lebih
tinggi. Sinar X tak mempunyai massa maupun muatan.
Pada waktu yang sama dengan dikembangkannya gagasan atom berinti
oleh Rutherford, membuat suatu penemuan penting mengenai inti atom. Ia
memjumpai bahwa bila sinar katode menghantam unsur yang diguakan sebagai
anoda sasaran dalam suatu tabung sinar X akan dipancarkan sinar X yang khas
menurut macamnya unsur itu. Moseley mentabelkan panjang gelombang sinar X
itu; ternyata pada umumnya panjang gelombang itu secara teratur berkurang
menurut naiknya bobot atom relatif dari unsur-unsur itu. Jadi makin pendek
panjang gelombangnya maka makin tinggi energinya.
B. Proton
Setelah elektron ditemukan, para ahli fisika berusaha untuk mencari
partikel dasar yang bermuatan positif. Berdasarkan penelitian tabung sinar katode
ditemukan bahwa banyak jenis partikel positif dapat terjadi, bergantung pada gas
yang digunakan untuk membilas tabung itu sebelum penghampaan. Bila gas
hidrogen yang digunakan, maka akan diperoleh partikel positif yang teringan
partikel ini mempunyai angka banding e/m sebesar 9,5791 x 104 C/g. Muatan
mutlak pada partikel ini sama dengan muatan elektron 1,6022 x 10-19 C. Karena
bermuatan positif, muatan relatifnya adalah +1. Dari angka banding e/m dan harga
e yang telah diketahui diperoleh massa sebesar 1,6726 x 10-24 g suatu massa yang
1836 x massa elektron. Partikel sub atom kira-kira dengan massa 1,6726 x 10-24 g
dan muatan +1 disebut proton.
Proton diperoleh bila elektron-elekton sinar katode berkecepatan tinggi
mementalkan elektron-elektron dari dalam atom hidrogen netral dan
meninggalkan inti yang positif. Karena atom-atom merupakan partikel netral,
banyaknya proton harus sama dengan banyaknya elektron, agar muatannya
seimbang.
C. Massa dan Energi
Massa inti atom sangat kecil jika dinyatakan dengan satuan massa biasa, yaitu
kurang dan 10.21 gram. Oleh karena itu harus dinyatakan dengan satuan yang
berbeda. Satuan yang diakui secara universal adalah didasarkan pada massa atom
12C yang berada dalam keadaan netral dan tingkat energi dasar. Satuan yang
dimaksud adalah sma (satuan massa atom) atau amu (atomic mass unit).
1 sma = ½ massa atom 12C
1 kg atom (kg mol) 12C = 12 kg, sehingga
1 gram atom (1 gram mol)12C = 1 mol = 12.10-3 kg
1 gram atom) 12C = 6.022 x 1023 atom/molekul
Dari kesetaraan massa dan energi (E = mc2), maka 1 sma setara dengan
energi sebesar 1,492232.10.-10 joule. Dalam sistem atom, energi pada umumnya
dinyatakan dalam satuan elektron volt (eV). Satu elektron volt didefinisikan
sebagai energi yang diperoleh satu elektron yang bermuatan 1,6.10-19 coulomb
setelah menempuh beda potensial sebesar 1 volt, atau
1 eV = 1,6021.10-19 joule
1 sma = 1,66043. 10-27 kg = 1,492232. 10-10 joule = 9,3148.108 eV
= 931, 48 MeV
Massa dari berbagai elemen atom diketahui lebih besar dan berat atom.
Sebagai contoh isotop oksigen 16O terdapat 8 proton, 8 neutron dan 8 elektron;
jumlah massanya sama dengan 16,132 amu, sedangkan berat atomnya sebesar
15,99491 amu. Isotop oksigen 16O lebih ringan 0,13709 amu dan elemen
penyusun. Perbedaan antara total massa proton, neutron dan elektron secara
individu dengan massa atom disebut mass defect. Persamaan untuk mass defect
adalah
mass defect = Z.mh + (A-Z). mn – M
dimana,
Z : nomor atom
M : massa atom hidrogen
M : massa neutron
A-Z : nomor neutron
M : berat atom
Jika berat atom pada persamaan di atas diganti dengan massa inti, maka massa
atom hidrogen harus diganti massa proton.
D. Energi Ikat
Energi ikat inti adalah energi yang dilepaskan jika penyusun inti
bergabung membentuk inti. Energi dengan jumlah yang sama akan diperlukan
untuk memecah inti atom menjadi elemen penyusun, karena itu energi yang
ekivalen dengan mass defect digunakan sebagai ukuran dan energi ikat inti.
Apabila mh, mn dan M dinyatakan dalam satuan massa atom (amu), maka energi
ikat inti dinyatakan dalam satuan MeV, dengan persamaan berikut: Suatu atom
yang massanya M(A,Z) dengan Z adalah jumlah proton dan N adalah jumlah
neutron dalam keadaan bebas memiliki energi diam (rest energy) sebesar,
RE = Z.mp.c2 + N.mn.c2 + Z.me.c2
Energi ikat nucleon A = Z + N dalam inti tersebut adalah
B(A,Z) = Z.mH.C2 + N.MN.C2 – M (A,Z).C2
Energi ikat rata – rata per nucleon adalah
𝐵(𝐴, 𝑍) =
𝐵(𝐴,𝑍)
𝐴
Mass defect untuk isotop 160 adalah 0,13709 sma, dengan demikian energi
ikatnya adalah
931,4 x 0,13709 MeV = 127,68 MeV
Karena ada 16 nukleon di dalam inti 16O, maka energi ikat rata-rata dan
16O adalah 127,68/16 atau 7,06 MeV/nukleon. Untuk inti-inti ringan energi ikat
per nukleon relatif kecil, sekitar 7,4 sampai dengan 8,7 MeV/nukleon dan akan
bertambah (naik) dengan bertambahnya nomor massa, akan mencapai nilai
maksimum mendekati 8,8 MeV (nukleon dalam rentang nomor massa 40 sampai
dengan 120. Untuk nomor massa yang lebih besar, energi ikat per nukleon akan
berkurang sampai dengan 7,6 MeV/nukleon (untuk uranium).
E. Radius (Ukuran dan Bentuk)
Semua eksperimen yang dilakukan untuk menentukan radius inti menunjukkan
bahwa perkiraan secara kasar untuk radius inti adalah
𝑅 = 𝑟𝜃.𝐴1/3
dimana,
r𝜃 : konstanta yang tidak tergantung pada A (sekitar 1,1 sampai dengan
1,6 fm)
A : nomor massa
Dengan demikian volume inti sebanding dengan massa inti, sehingga semua inti
memiliki densitas yang hampir sama.
Bentuk inti atom tidak selalu bulat (sferis) tetapi dapat berbentuk oblate
(IA=IB < IC) atau prolate (IA<IB = IC) seperti bola rugby. Inti yang memiliki jumlah
proton genap dan neutron juga genap selalu berbentuk bulat (sferis). Inti dengan
nomor massa (A) ganjil dapat berbentuk oblate atau prolate.
F. Tingkat Energi Inti
Seperti elektron atom, inti atom juga berada di beberapa tingkat energi, dengan
perbedaan celah energi antara tingkat-tingkat inti lebih besar dibandingkan
tingkat-tingkat elektronik. Pada umumnya, energi pemisahan dan tingkat-tingkat
inti berorde juta eV. Jika (E2-E1) sebesar 1 MeV atau 106 eV, maka panjang
gelombang radiasi dari transisi tersebut adalah 1,2 x 1012 cm. Panjang gelombang
tersebut berhubungan dengan panjang gelombang sinar X sangat pendek atau
sinar gamma panjang. Dengan demikian sinar gamma dipancarkan karena transisi
inti dan tingkat energi lebih tinggi ke tingkat lebih rendah.
Ciri penting dan tingkat eksitasi adalah energi yang dipancarkan tidak
benar-benar tajam, spektrum energinya berupa pita bukan garis. Hal ini untuk
memenuhi prinsip ketidakpastian Heisenberg, yaitu ketidakpastian pengukuran
waktu berhubungan dengan ketidakpastian pengukuran energi.
Jika keadaan inti tersebut tidak stabil dengan waktu hidup rata-rata 𝜏 maka
energinya tidak memiliki nilai tertentu, hanya tingkat dasar yang memiliki 𝜏 =
akan berenergi mutlak tepat. Ketidakpastian energi ini diukur dengan level width
Γ dan hubungannya dengan 𝜏 adalah
Γ. 𝜏 =
ℎ
2𝜋
= 6,6. 10−16
𝑒𝑉. 𝑠
Γ didefinisikan sebagai berikut, jika E adalah energi di pusat pita (yaitu energi
dengan probabilitas paling besar), maka energi sebesar E ± 1/2 Γ akan terjadi 1/2
kali energi E.
G. Spin Inti dan Paritas
Neutron dan proton yang menjadi penyusun inti bukan merupakan partikel
stasioner. Seperti bumi kita, partikel-partikel tersebut juga memiliki spin
(intrinsik) dan gerakan orbital. Spin (intrinsik) dan momentum angular orbital
neutron dan proton secara individu di dalam inti bergabung memberikan resultan
momentum angular yang disebut sebagai spin inti, biasanya dilambangkan dengan
I.
Spin inti dengan nomor massa ganjil adalah :
I = ½, 3/2, 5/2, 7/2, dll.
Spin inti dengan nomor massa genap adalah :
I = 0, 1, 2, 3, 4, dll.
Spin inti dengan nomor massa genap yang berada di tingkat dasarnya
adalah 0 atau 1. Apabila semua koordinat yang menggambarkan partikel dalam
sistem diubah (termasuk 3 koordinat ruang dan spin) menjadi koordinat yang
menggambarkan partikel yang identik lainnya di dalam sistem, maka besarnya
(magnitude) fungsi gelombang yang mewakili sistem haruslah bernilai tetap,
tetapi fungsi gelombang kemungkinan berubah tanda atau tetap (tanda tidak
berubah). Jika fungsi gelombang berubah tanda pada saat seluruh koordinat ruang
dibalik (berlawanan), maka inti disebut memiliki paritas ganjil. Sebaliknya, jika
tanda tidak berubah maka inti dikatakan memiliki paritas genap.
Momen magnetik elektron disebut satu magneton Bohr. Momen magnetik
proton dapat juga ditentukan dengan persamaan di atas tetapi massa elektron
diganti dengan massa proton. Karena proton memiliki dimensi 1836 lebih berat
daripada elektron, maka momen magnetiknya 1836 kali lebih kecil danipada
elektron. Momen magnetik proton disebut satu magneton inti. Momen magnetik
inti berorde satu atau beberapa magneton inti. Sifat-sifat magnetik elektron
digunakan sebagai dasar kerja “Electron Spin Resonance” (ESR) dan sifat-sifat
magnetik inti digunakan sebagai dasar kerja spektrometer “Nuclear Magnetic
Resonance” (NMR).

More Related Content

What's hot

Rangkuman materi Fisika SMP kelas 8
Rangkuman materi Fisika SMP kelas 8Rangkuman materi Fisika SMP kelas 8
Rangkuman materi Fisika SMP kelas 8Sulistiyo Wibowo
 
14708251013_Vina Fitri Yani R_Energi Mekanik
14708251013_Vina Fitri Yani R_Energi Mekanik14708251013_Vina Fitri Yani R_Energi Mekanik
14708251013_Vina Fitri Yani R_Energi MekanikIPA 2014
 
Model-model Energi dalam Zat Padat
Model-model Energi dalam Zat PadatModel-model Energi dalam Zat Padat
Model-model Energi dalam Zat PadatRisdawati Hutabarat
 
Soal relativitas
Soal relativitasSoal relativitas
Soal relativitasSuko Wibowo
 
Getaran termal, kuantisasi energi dan kapasitas panas
Getaran termal, kuantisasi energi dan kapasitas panasGetaran termal, kuantisasi energi dan kapasitas panas
Getaran termal, kuantisasi energi dan kapasitas panasYati Maryati
 
11. relativitas newton (kel 1)
11. relativitas newton (kel 1)11. relativitas newton (kel 1)
11. relativitas newton (kel 1)Yunus Muzakki
 
Gas Ideal - Kelompok 9
Gas Ideal -  Kelompok 9Gas Ideal -  Kelompok 9
Gas Ideal - Kelompok 9Alfian Isnan
 
Hukum newton dan kekekalan energi
Hukum newton dan kekekalan energiHukum newton dan kekekalan energi
Hukum newton dan kekekalan energitanalialayubi
 
Materi dan soal latihan hukum gravitasi newton
Materi dan soal latihan hukum gravitasi newtonMateri dan soal latihan hukum gravitasi newton
Materi dan soal latihan hukum gravitasi newtonRuth Mahastri
 
Pertemuan ii iii ekipartisi energi
Pertemuan ii iii ekipartisi energiPertemuan ii iii ekipartisi energi
Pertemuan ii iii ekipartisi energiMuhammad Syarif
 
Energi PPT
Energi PPTEnergi PPT
Energi PPTReskyka
 
Pembahasan Kisi-Kisi UN IPA SMP 2016
Pembahasan Kisi-Kisi UN IPA SMP 2016Pembahasan Kisi-Kisi UN IPA SMP 2016
Pembahasan Kisi-Kisi UN IPA SMP 2016Brian Fernanda
 
Fisika kuantum part 4
Fisika kuantum part 4Fisika kuantum part 4
Fisika kuantum part 4radar radius
 
Fisika statistik
Fisika statistikFisika statistik
Fisika statistikvadma_theja
 
Derajat kebebasan & teorema ekipirtasi
Derajat kebebasan & teorema ekipirtasi Derajat kebebasan & teorema ekipirtasi
Derajat kebebasan & teorema ekipirtasi Lifia Citra Ramadhanti
 
Struktur atom dan sistem periodik
Struktur atom dan sistem periodikStruktur atom dan sistem periodik
Struktur atom dan sistem periodikujangsupiandi
 

What's hot (19)

Rangkuman materi Fisika SMP kelas 8
Rangkuman materi Fisika SMP kelas 8Rangkuman materi Fisika SMP kelas 8
Rangkuman materi Fisika SMP kelas 8
 
14708251013_Vina Fitri Yani R_Energi Mekanik
14708251013_Vina Fitri Yani R_Energi Mekanik14708251013_Vina Fitri Yani R_Energi Mekanik
14708251013_Vina Fitri Yani R_Energi Mekanik
 
Model-model Energi dalam Zat Padat
Model-model Energi dalam Zat PadatModel-model Energi dalam Zat Padat
Model-model Energi dalam Zat Padat
 
Soal relativitas
Soal relativitasSoal relativitas
Soal relativitas
 
Getaran termal, kuantisasi energi dan kapasitas panas
Getaran termal, kuantisasi energi dan kapasitas panasGetaran termal, kuantisasi energi dan kapasitas panas
Getaran termal, kuantisasi energi dan kapasitas panas
 
Hukum kepler
Hukum keplerHukum kepler
Hukum kepler
 
11. relativitas newton (kel 1)
11. relativitas newton (kel 1)11. relativitas newton (kel 1)
11. relativitas newton (kel 1)
 
Gas Ideal - Kelompok 9
Gas Ideal -  Kelompok 9Gas Ideal -  Kelompok 9
Gas Ideal - Kelompok 9
 
03 bab 2
03 bab 203 bab 2
03 bab 2
 
Hukum newton dan kekekalan energi
Hukum newton dan kekekalan energiHukum newton dan kekekalan energi
Hukum newton dan kekekalan energi
 
Materi dan soal latihan hukum gravitasi newton
Materi dan soal latihan hukum gravitasi newtonMateri dan soal latihan hukum gravitasi newton
Materi dan soal latihan hukum gravitasi newton
 
Pertemuan ii iii ekipartisi energi
Pertemuan ii iii ekipartisi energiPertemuan ii iii ekipartisi energi
Pertemuan ii iii ekipartisi energi
 
Energi PPT
Energi PPTEnergi PPT
Energi PPT
 
Pembahasan Kisi-Kisi UN IPA SMP 2016
Pembahasan Kisi-Kisi UN IPA SMP 2016Pembahasan Kisi-Kisi UN IPA SMP 2016
Pembahasan Kisi-Kisi UN IPA SMP 2016
 
Fisika kuantum part 4
Fisika kuantum part 4Fisika kuantum part 4
Fisika kuantum part 4
 
Fisika statistik
Fisika statistikFisika statistik
Fisika statistik
 
Dinamika relativitas
Dinamika relativitasDinamika relativitas
Dinamika relativitas
 
Derajat kebebasan & teorema ekipirtasi
Derajat kebebasan & teorema ekipirtasi Derajat kebebasan & teorema ekipirtasi
Derajat kebebasan & teorema ekipirtasi
 
Struktur atom dan sistem periodik
Struktur atom dan sistem periodikStruktur atom dan sistem periodik
Struktur atom dan sistem periodik
 

Similar to SIFAT INTI ATOM DAN ENERGI IKAT

Presentasi Inti Atom dan Radioaktivitas SMA kelas 12
Presentasi Inti Atom dan Radioaktivitas SMA kelas 12 Presentasi Inti Atom dan Radioaktivitas SMA kelas 12
Presentasi Inti Atom dan Radioaktivitas SMA kelas 12 Louis W
 
Fisika BAB 4 Semester 2 SMA
Fisika BAB 4 Semester 2 SMAFisika BAB 4 Semester 2 SMA
Fisika BAB 4 Semester 2 SMAAndrye Pangestu
 
Bab 1 struktur atom dan tabel periodik
Bab 1 struktur atom dan tabel periodik Bab 1 struktur atom dan tabel periodik
Bab 1 struktur atom dan tabel periodik AudiCB
 
tugas Fisika man
tugas Fisika mantugas Fisika man
tugas Fisika mangooner29
 
Susunan Inti dan Sifat Inti
Susunan Inti dan Sifat IntiSusunan Inti dan Sifat Inti
Susunan Inti dan Sifat IntiFita Permata
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika IntiFKIP UHO
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika IntiFKIP UHO
 
09 bab8
09 bab809 bab8
09 bab81habib
 
Inti atom tidak mengandung elektron
Inti atom tidak mengandung elektronInti atom tidak mengandung elektron
Inti atom tidak mengandung elektronMat Ludin
 
Inti atom dan radioaktivitas
Inti atom dan radioaktivitasInti atom dan radioaktivitas
Inti atom dan radioaktivitasJulie Onsu
 
BAB 10_Inti Atonm dan Radioaktivitas.pdf
BAB 10_Inti Atonm dan Radioaktivitas.pdfBAB 10_Inti Atonm dan Radioaktivitas.pdf
BAB 10_Inti Atonm dan Radioaktivitas.pdfAsaniHasan
 
Struktur atom-dan-spu1
Struktur atom-dan-spu1Struktur atom-dan-spu1
Struktur atom-dan-spu1Sabila Izzati
 

Similar to SIFAT INTI ATOM DAN ENERGI IKAT (20)

Kelompok 2
Kelompok 2Kelompok 2
Kelompok 2
 
Fisika inti diktat
Fisika inti diktatFisika inti diktat
Fisika inti diktat
 
Presentasi Inti Atom dan Radioaktivitas SMA kelas 12
Presentasi Inti Atom dan Radioaktivitas SMA kelas 12 Presentasi Inti Atom dan Radioaktivitas SMA kelas 12
Presentasi Inti Atom dan Radioaktivitas SMA kelas 12
 
Fisika BAB 4 Semester 2 SMA
Fisika BAB 4 Semester 2 SMAFisika BAB 4 Semester 2 SMA
Fisika BAB 4 Semester 2 SMA
 
Tugas tik
Tugas tikTugas tik
Tugas tik
 
Struktur dan energi atom
Struktur dan energi atomStruktur dan energi atom
Struktur dan energi atom
 
Struktur atomx
Struktur atomxStruktur atomx
Struktur atomx
 
Bab 1 struktur atom dan tabel periodik
Bab 1 struktur atom dan tabel periodik Bab 1 struktur atom dan tabel periodik
Bab 1 struktur atom dan tabel periodik
 
tugas Fisika man
tugas Fisika mantugas Fisika man
tugas Fisika man
 
Susunan Inti dan Sifat Inti
Susunan Inti dan Sifat IntiSusunan Inti dan Sifat Inti
Susunan Inti dan Sifat Inti
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika Inti
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika Inti
 
09 bab8
09 bab809 bab8
09 bab8
 
09 bab8
09 bab809 bab8
09 bab8
 
09 bab8
09 bab809 bab8
09 bab8
 
Inti atom tidak mengandung elektron
Inti atom tidak mengandung elektronInti atom tidak mengandung elektron
Inti atom tidak mengandung elektron
 
Inti atom dan radioaktivitas
Inti atom dan radioaktivitasInti atom dan radioaktivitas
Inti atom dan radioaktivitas
 
BAB 10_Inti Atonm dan Radioaktivitas.pdf
BAB 10_Inti Atonm dan Radioaktivitas.pdfBAB 10_Inti Atonm dan Radioaktivitas.pdf
BAB 10_Inti Atonm dan Radioaktivitas.pdf
 
Struktur atom-dan-spu1
Struktur atom-dan-spu1Struktur atom-dan-spu1
Struktur atom-dan-spu1
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika Inti
 

More from sertina1

soalkisikisimatematikaterbaru untuk sd.docx
soalkisikisimatematikaterbaru untuk sd.docxsoalkisikisimatematikaterbaru untuk sd.docx
soalkisikisimatematikaterbaru untuk sd.docxsertina1
 
HUKUM NEWTON.ppt
HUKUM NEWTON.pptHUKUM NEWTON.ppt
HUKUM NEWTON.pptsertina1
 
Cahaya ok.ppt
Cahaya ok.pptCahaya ok.ppt
Cahaya ok.pptsertina1
 
kisiku smp 8genap 2022.docx
kisiku smp 8genap 2022.docxkisiku smp 8genap 2022.docx
kisiku smp 8genap 2022.docxsertina1
 
Perpindahan Kalor.ppt
Perpindahan Kalor.pptPerpindahan Kalor.ppt
Perpindahan Kalor.pptsertina1
 
LATIHAN SOAL.pptx
LATIHAN SOAL.pptxLATIHAN SOAL.pptx
LATIHAN SOAL.pptxsertina1
 
PPT MAJU.pptx
PPT MAJU.pptxPPT MAJU.pptx
PPT MAJU.pptxsertina1
 

More from sertina1 (8)

soalkisikisimatematikaterbaru untuk sd.docx
soalkisikisimatematikaterbaru untuk sd.docxsoalkisikisimatematikaterbaru untuk sd.docx
soalkisikisimatematikaterbaru untuk sd.docx
 
HUKUM NEWTON.ppt
HUKUM NEWTON.pptHUKUM NEWTON.ppt
HUKUM NEWTON.ppt
 
Cahaya ok.ppt
Cahaya ok.pptCahaya ok.ppt
Cahaya ok.ppt
 
kisiku smp 8genap 2022.docx
kisiku smp 8genap 2022.docxkisiku smp 8genap 2022.docx
kisiku smp 8genap 2022.docx
 
Kalor.ppt
Kalor.pptKalor.ppt
Kalor.ppt
 
Perpindahan Kalor.ppt
Perpindahan Kalor.pptPerpindahan Kalor.ppt
Perpindahan Kalor.ppt
 
LATIHAN SOAL.pptx
LATIHAN SOAL.pptxLATIHAN SOAL.pptx
LATIHAN SOAL.pptx
 
PPT MAJU.pptx
PPT MAJU.pptxPPT MAJU.pptx
PPT MAJU.pptx
 

Recently uploaded

415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompokelmalinda2
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxAhmadSyajili
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxnursariheldaseptiana
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Surveikustiyantidew94
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehBISMIAULIA
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiCristianoRonaldo185977
 

Recently uploaded (9)

415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
 

SIFAT INTI ATOM DAN ENERGI IKAT

  • 1. SIFAT INTI ATOM A. Nomor Atom Pada tahun 1895 W.C.Roentgen menemukan bahwa bahan yang dihantam oleh sinar katode dapat memancarkan suatu radiasi yang bersifat menembus, yang disebut sinar X. Sinar X adalah suatu bentuk radiasi elektromagnet, yang serua dengan gelombang cahaya atau gelombang radio, tetapi dengan energi yang lebih tinggi. Sinar X tak mempunyai massa maupun muatan. Pada waktu yang sama dengan dikembangkannya gagasan atom berinti oleh Rutherford, membuat suatu penemuan penting mengenai inti atom. Ia memjumpai bahwa bila sinar katode menghantam unsur yang diguakan sebagai anoda sasaran dalam suatu tabung sinar X akan dipancarkan sinar X yang khas menurut macamnya unsur itu. Moseley mentabelkan panjang gelombang sinar X itu; ternyata pada umumnya panjang gelombang itu secara teratur berkurang menurut naiknya bobot atom relatif dari unsur-unsur itu. Jadi makin pendek panjang gelombangnya maka makin tinggi energinya. B. Proton Setelah elektron ditemukan, para ahli fisika berusaha untuk mencari partikel dasar yang bermuatan positif. Berdasarkan penelitian tabung sinar katode ditemukan bahwa banyak jenis partikel positif dapat terjadi, bergantung pada gas yang digunakan untuk membilas tabung itu sebelum penghampaan. Bila gas hidrogen yang digunakan, maka akan diperoleh partikel positif yang teringan partikel ini mempunyai angka banding e/m sebesar 9,5791 x 104 C/g. Muatan mutlak pada partikel ini sama dengan muatan elektron 1,6022 x 10-19 C. Karena bermuatan positif, muatan relatifnya adalah +1. Dari angka banding e/m dan harga e yang telah diketahui diperoleh massa sebesar 1,6726 x 10-24 g suatu massa yang 1836 x massa elektron. Partikel sub atom kira-kira dengan massa 1,6726 x 10-24 g dan muatan +1 disebut proton. Proton diperoleh bila elektron-elekton sinar katode berkecepatan tinggi mementalkan elektron-elektron dari dalam atom hidrogen netral dan meninggalkan inti yang positif. Karena atom-atom merupakan partikel netral,
  • 2. banyaknya proton harus sama dengan banyaknya elektron, agar muatannya seimbang. C. Massa dan Energi Massa inti atom sangat kecil jika dinyatakan dengan satuan massa biasa, yaitu kurang dan 10.21 gram. Oleh karena itu harus dinyatakan dengan satuan yang berbeda. Satuan yang diakui secara universal adalah didasarkan pada massa atom 12C yang berada dalam keadaan netral dan tingkat energi dasar. Satuan yang dimaksud adalah sma (satuan massa atom) atau amu (atomic mass unit). 1 sma = ½ massa atom 12C 1 kg atom (kg mol) 12C = 12 kg, sehingga 1 gram atom (1 gram mol)12C = 1 mol = 12.10-3 kg 1 gram atom) 12C = 6.022 x 1023 atom/molekul Dari kesetaraan massa dan energi (E = mc2), maka 1 sma setara dengan energi sebesar 1,492232.10.-10 joule. Dalam sistem atom, energi pada umumnya dinyatakan dalam satuan elektron volt (eV). Satu elektron volt didefinisikan sebagai energi yang diperoleh satu elektron yang bermuatan 1,6.10-19 coulomb setelah menempuh beda potensial sebesar 1 volt, atau 1 eV = 1,6021.10-19 joule 1 sma = 1,66043. 10-27 kg = 1,492232. 10-10 joule = 9,3148.108 eV = 931, 48 MeV Massa dari berbagai elemen atom diketahui lebih besar dan berat atom. Sebagai contoh isotop oksigen 16O terdapat 8 proton, 8 neutron dan 8 elektron; jumlah massanya sama dengan 16,132 amu, sedangkan berat atomnya sebesar 15,99491 amu. Isotop oksigen 16O lebih ringan 0,13709 amu dan elemen penyusun. Perbedaan antara total massa proton, neutron dan elektron secara individu dengan massa atom disebut mass defect. Persamaan untuk mass defect adalah mass defect = Z.mh + (A-Z). mn – M
  • 3. dimana, Z : nomor atom M : massa atom hidrogen M : massa neutron A-Z : nomor neutron M : berat atom Jika berat atom pada persamaan di atas diganti dengan massa inti, maka massa atom hidrogen harus diganti massa proton. D. Energi Ikat Energi ikat inti adalah energi yang dilepaskan jika penyusun inti bergabung membentuk inti. Energi dengan jumlah yang sama akan diperlukan untuk memecah inti atom menjadi elemen penyusun, karena itu energi yang ekivalen dengan mass defect digunakan sebagai ukuran dan energi ikat inti. Apabila mh, mn dan M dinyatakan dalam satuan massa atom (amu), maka energi ikat inti dinyatakan dalam satuan MeV, dengan persamaan berikut: Suatu atom yang massanya M(A,Z) dengan Z adalah jumlah proton dan N adalah jumlah neutron dalam keadaan bebas memiliki energi diam (rest energy) sebesar, RE = Z.mp.c2 + N.mn.c2 + Z.me.c2 Energi ikat nucleon A = Z + N dalam inti tersebut adalah B(A,Z) = Z.mH.C2 + N.MN.C2 – M (A,Z).C2 Energi ikat rata – rata per nucleon adalah 𝐵(𝐴, 𝑍) = 𝐵(𝐴,𝑍) 𝐴 Mass defect untuk isotop 160 adalah 0,13709 sma, dengan demikian energi ikatnya adalah 931,4 x 0,13709 MeV = 127,68 MeV Karena ada 16 nukleon di dalam inti 16O, maka energi ikat rata-rata dan 16O adalah 127,68/16 atau 7,06 MeV/nukleon. Untuk inti-inti ringan energi ikat per nukleon relatif kecil, sekitar 7,4 sampai dengan 8,7 MeV/nukleon dan akan bertambah (naik) dengan bertambahnya nomor massa, akan mencapai nilai
  • 4. maksimum mendekati 8,8 MeV (nukleon dalam rentang nomor massa 40 sampai dengan 120. Untuk nomor massa yang lebih besar, energi ikat per nukleon akan berkurang sampai dengan 7,6 MeV/nukleon (untuk uranium). E. Radius (Ukuran dan Bentuk) Semua eksperimen yang dilakukan untuk menentukan radius inti menunjukkan bahwa perkiraan secara kasar untuk radius inti adalah 𝑅 = 𝑟𝜃.𝐴1/3 dimana, r𝜃 : konstanta yang tidak tergantung pada A (sekitar 1,1 sampai dengan 1,6 fm) A : nomor massa Dengan demikian volume inti sebanding dengan massa inti, sehingga semua inti memiliki densitas yang hampir sama. Bentuk inti atom tidak selalu bulat (sferis) tetapi dapat berbentuk oblate (IA=IB < IC) atau prolate (IA<IB = IC) seperti bola rugby. Inti yang memiliki jumlah proton genap dan neutron juga genap selalu berbentuk bulat (sferis). Inti dengan nomor massa (A) ganjil dapat berbentuk oblate atau prolate. F. Tingkat Energi Inti Seperti elektron atom, inti atom juga berada di beberapa tingkat energi, dengan perbedaan celah energi antara tingkat-tingkat inti lebih besar dibandingkan tingkat-tingkat elektronik. Pada umumnya, energi pemisahan dan tingkat-tingkat inti berorde juta eV. Jika (E2-E1) sebesar 1 MeV atau 106 eV, maka panjang gelombang radiasi dari transisi tersebut adalah 1,2 x 1012 cm. Panjang gelombang tersebut berhubungan dengan panjang gelombang sinar X sangat pendek atau sinar gamma panjang. Dengan demikian sinar gamma dipancarkan karena transisi inti dan tingkat energi lebih tinggi ke tingkat lebih rendah. Ciri penting dan tingkat eksitasi adalah energi yang dipancarkan tidak benar-benar tajam, spektrum energinya berupa pita bukan garis. Hal ini untuk
  • 5. memenuhi prinsip ketidakpastian Heisenberg, yaitu ketidakpastian pengukuran waktu berhubungan dengan ketidakpastian pengukuran energi. Jika keadaan inti tersebut tidak stabil dengan waktu hidup rata-rata 𝜏 maka energinya tidak memiliki nilai tertentu, hanya tingkat dasar yang memiliki 𝜏 = akan berenergi mutlak tepat. Ketidakpastian energi ini diukur dengan level width Γ dan hubungannya dengan 𝜏 adalah Γ. 𝜏 = ℎ 2𝜋 = 6,6. 10−16 𝑒𝑉. 𝑠 Γ didefinisikan sebagai berikut, jika E adalah energi di pusat pita (yaitu energi dengan probabilitas paling besar), maka energi sebesar E ± 1/2 Γ akan terjadi 1/2 kali energi E. G. Spin Inti dan Paritas Neutron dan proton yang menjadi penyusun inti bukan merupakan partikel stasioner. Seperti bumi kita, partikel-partikel tersebut juga memiliki spin (intrinsik) dan gerakan orbital. Spin (intrinsik) dan momentum angular orbital neutron dan proton secara individu di dalam inti bergabung memberikan resultan momentum angular yang disebut sebagai spin inti, biasanya dilambangkan dengan I. Spin inti dengan nomor massa ganjil adalah : I = ½, 3/2, 5/2, 7/2, dll. Spin inti dengan nomor massa genap adalah : I = 0, 1, 2, 3, 4, dll. Spin inti dengan nomor massa genap yang berada di tingkat dasarnya adalah 0 atau 1. Apabila semua koordinat yang menggambarkan partikel dalam sistem diubah (termasuk 3 koordinat ruang dan spin) menjadi koordinat yang menggambarkan partikel yang identik lainnya di dalam sistem, maka besarnya (magnitude) fungsi gelombang yang mewakili sistem haruslah bernilai tetap, tetapi fungsi gelombang kemungkinan berubah tanda atau tetap (tanda tidak berubah). Jika fungsi gelombang berubah tanda pada saat seluruh koordinat ruang
  • 6. dibalik (berlawanan), maka inti disebut memiliki paritas ganjil. Sebaliknya, jika tanda tidak berubah maka inti dikatakan memiliki paritas genap. Momen magnetik elektron disebut satu magneton Bohr. Momen magnetik proton dapat juga ditentukan dengan persamaan di atas tetapi massa elektron diganti dengan massa proton. Karena proton memiliki dimensi 1836 lebih berat daripada elektron, maka momen magnetiknya 1836 kali lebih kecil danipada elektron. Momen magnetik proton disebut satu magneton inti. Momen magnetik inti berorde satu atau beberapa magneton inti. Sifat-sifat magnetik elektron digunakan sebagai dasar kerja “Electron Spin Resonance” (ESR) dan sifat-sifat magnetik inti digunakan sebagai dasar kerja spektrometer “Nuclear Magnetic Resonance” (NMR).