SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
Download to read offline
1/30
menu
FISIKA DASAR (TEKNIK SIPIL)
DINAMIKA GERAK
Mirza Satriawan
Physics Dept.
Gadjah Mada University
Bulaksumur, Yogyakarta
email: mirza@ugm.ac.id
2/30
menu
Definisi Dinamika
Cabang dari ilmu mekanika yang meninjau gerak partikel dengan menin-
jau penyebab geraknya dikenal sebagai dinamika.
Dalam bagian ini kita akan membahas konsep-konsep yang menghubungkan
kondisi gerak benda dengan keadaan-keadaan luar yang menyebabkan
perubahan keadaan gerak benda.
3/30
menu
Inersia
Bila sebuah benda berada dalam keadaan diam, untuk menggerakkan-
nya dibutuhkan pengaruh luar. Misalnya untuk menggerakkan sebuah
balok yang diam di atas lantai, kita dapat mendorongnya. Dorongan
kita ini adalah pengaruh luar terhadap balok tadi yang menyebabkan
benda tersebut bergerak.
4/30
menu
Dari pengalaman sehari-hari, ketika pengaruh luar, yaitu dorongan
kita tadi, dihilangkan dari balok, maka balok tersebut lama-lama akan
berkurang kecepatannya dan akhirnya diam. Kesimpulan sementara:
agar sebuah benda terus bergerak kita perlu memberi dorongan pada
benda tadi terus menerus, dan bila pengaruh luar tersebut hilang, maka
benda akan kembali diam???
5/30
menu
Perhatian
Tetapi apakah pengaruh luar pada benda tadi benar-benar sudah hi-
lang? Bagaimana dengan pengaruh lantai terhadap benda tadi, yang
jelas-jelas menghambat gerak benda? Seandainya kita memilih lantai
yang permukaannya licin, dan balok kita tadi juga memiliki permukaan
yang licin maka setelah dorongan kita hilangkan, balok tadi masih akan
tetap bergerak untuk waktu yang cukup lama.
6/30
menu
Kesimpulannya
Bayangkan bila tidak ada hambatan (super licin) dari lantai terhadap
balok, maka balok tadi akan tetap terus bergerak dengan kecepatan
konstan walaupun dorongan kita sudah dihilangkan. Jadi bila pengaruh
luar pada sebuah benda benar-benar dihilangkan, maka sebuah benda
akan tetap diam bila pada mulanya diam, dan akan tetap bergerak den-
gan kecepatan konstan, bila pada mulanya bergerak dengan kecepatan
konstan.
7/30
menu
Hukum Inersia
Kesimpulan ini, yang pertama kali disimpulkan oleh Galileo Galilei,
dikenal sebagai prinsip inersia atau kelembaman. Benda-benda cen-
derung untuk mempertahankan kondisi geraknya, bila dia diam, akan
tetap diam dan bila bergerak, akan tetap bergerak dengan kecepatan
konstan, selama tidak ada pengaruh luar yang mengubah kondisi ger-
aknya.
8/30
menu
9/30
menu
Hukum Newton
Bagaimana pengaruh luar mempengaruhi perubahan kondisi gerak
suatu benda? Hal ini dijawab dengan hukum Newton ke-2. Karena
keadaan ‘alami’ suatu benda adalah dia bergerak dengan kecepatan ter-
tentu (diam adalah ‘bergerak’ dengan v = 0), maka logis bila dikatakan
pengaruh luar akan menyebabkan perubahan kecepatan ∆v.
10/30
menu
11/30
menu
Kesimpulan
Dari sini dapat disimpulkan bahwa pengaruh luar tersebut akan menye-
babkan percepatan pada benda. Tetapi dari berbagai pengamatan dite-
mukan bahwa untuk menghasilkan perubahan kecepatan yang sama,
pada benda yang berbeda dibutuhkan ‘besar’ pengaruh luar yang berbeda
pula. Sebaliknya dengan besar pengaruh luar yang sama, perubahan ke-
cepatan pada benda-benda ternyata berbeda-beda.
12/30
menu
Massa Inersia
Jadi ada suatu kuantitas intrinsik (diri) pada benda yang menentukan
ukuran seberapa besar sebuah pengaruh luar dapat mengubah kondisi
gerak benda tersebut. Kuantitas ini tampaknya sebanding dengan jum-
lah zatnya, tetapi juga tergantung pada jenis zatnya. Kuantitas intrinsik
pada benda-benda ini kemudian disebut sebagai massa inersia, disim-
bulkan dengan m. Massa inersia (atau sering juga disebut saja sebagai
massa) memberikan ukuran derajat kelembaman atau derajat inersia
sebuah benda. Satuan dari massa adalah kilogram, dalam satuan SI.
13/30
menu
14/30
menu
Gaya
Makin besar massanya makin sulit untuk menghasilkan perubahan
kondisi gerak pada benda tersebut. Pengaruh luar yang menyebabkan
berubahnya keadaan gerak suatu benda kemudian disebut sebagai gaya
(force) dan disimbolkan dengan F. Satuan dari gaya adalah newton
(N).
15/30
menu
Definisi momentum
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa ‘kuantitas gerak’
suatu benda tergantung pada massa inersia dan kecepatan benda. Un-
tuk itu didefinisikan suatu besaran vektor yang disebut sebagai momen-
tum p ≡ mv, sebagai kuantitas gerak suatu benda. Gaya kemudian
didefinisikan (diukur) sebagai laju perubahan momentum
F =
dp
dt
(1)
Inilah yang kemudian dikenal sebagai hukum Newton kedua tentang
gerak benda. Yaitu pengaruh luar (gaya) yang bekerja pada sebuah
benda sebanding dengan laju perubahan kuantitas gerak (momentum)
terhadap waktu.
16/30
menu
Hukum Newton pertama
Sedangkan hukum Newton pertama adalah kasus khusus ketika tidak
ada pengaruh luar pada sebuah benda, atau ketika gayanya sama dengan
nol, yang tidak lain adalah perumusan ulang dari prinsip inersia. Yaitu
bila total gaya yang bekerja pada sebuah benda adalah nol, maka benda
tersebut akan tetap diam bila awalnya diam atau akan tetap bergerak
dengan kecepatan konstan bila awalnya bergerak.
Untuk kasus di mana massa benda tetap konstan, maka
F = m
dv
dt
= ma. (2)
17/30
menu
Hukum Newton Ketiga
Hukum Newton ketiga memberikan informasi tentang sifat gaya. Gaya
yang bekerja pada sebuah benda berasal dari benda lain yang ada di
lingkungannya. Dari fakta serta eksperimen diketahui bahwa ketika se-
buah benda memberi gaya pada benda kedua, banda kedua juga akan
memberi gaya pada benda pertama tadi.
18/30
menu
Walaupun secara prinsip, sifat gaya-gaya tadi tidak dapat dipastikan
kecuali lewat eksperimen, tetapi kita dapat memahaminya melalui pen-
gandaian berikut ini. Ditinjau suatu sistem yang terdiri dari dua partikel.
Bila tidak ada gaya dari luar sistem yang mempengaruhinya, sistem tadi
sebagai satu kesatuan, tampak tidak mengalami pengaruh luar, sehingga
seharusnya sistem tersebut akan tetap diam atau bergerak dengan ke-
cepatan konstan, sesuai hukum newton kedua. Kita dapat memilih suatu
kerangka acuan di mana sistem dalam keadaan diam.
19/30
menu
Seandainya antara benda pertama dan benda kedua dalam sistem
saling memberi gaya pada yang lain, maka semua total gaya seharusnya
nol, karena sistem tidak berubah keadaan geraknya.
Jadi gaya yang diberikan benda pertama pada benda kedua F21 di-
tambah dengan gaya yang diberikan benda kedua pada benda pertama
F12 harus sama dengan nol, yang berarti
F21 = −F12
20/30
menu
21/30
menu
Aksi Reaksi
Pasangan gaya semacam di atas sering disebut sebagai pasangan gaya
aksi-reaksi, dan persamaan di atas disebut sebagai hukum newton ketiga
atau hukum aksi-reaksi. Kata aksi-reaksi di sini tidak mengandung arti
suatu proses sebab akibat, karena kedua pasangan aksi-reaksi tersebut
muncul secara bersamaan. Bila salah satu gaya disebut sebagai aksi,
maka pasangannya adalah reaksi, demikian juga sebaliknya.
22/30
menu
Perhatian
Perlu diperhatikan bahwa pasangan aksi-reaksi selalu bekerja pada
dua benda yang berbeda, bukan pada satu benda yang sama.
23/30
menu
Beberapa Jenis Gaya
Hukum newton hanya memberikan perumusan tentang bagaimana
gaya mempengaruhi keadaan gerak suatu benda, yaitu melalui peruba-
han momentumnya. Sedangkan bagaimana perumusan gaya dinyatakan
dalam variabel-variabel keadaan benda, harus dicari melalui pengamatan
terhadap benda-benda penyebab gaya.
24/30
menu
Gaya berat
Untuk semua benda yang dekat permukaan bumi, percepatan gravitasi
yang dialami benda dianggap sama, sehingga berat benda sebanding
dengan massanya. Gaya berat pada sebuah benda yang dekat dengan
permukaan bumi diberikan oleh
W = mg (3)
dengan g adalah percepatan gravitasi bumi, yang nilainya pada per-
mukaan bumi sekitar 9, 8 m/s2
. Untuk benda jauh dari permukaan
bumi, harus digunakan perumusan percepatan gravitasi yang diperoleh
dari hukum gravitasi universal.
25/30
menu
Gaya pegas
Sebuah pegas ideal bila diregangkan atau ditekan akan memberikan
gaya yang sebanding dengan besar perubahan panjang pegas. Jadi gaya
yang diberikan oleh pegas adalah
F = −k∆x (4)
∆x adalah vektor besar perubahan panjang pegas dan tanda negatif
pada persamaan di atas menunjukkan arah gayanya yang berlawanan
dengan arah perubahan panjang pegas. Konstanta kesebandingan k
disebut juga sebagai konstanta pegas. Kebanyakan pegas real akan
mengikuti pers. (4) untuk nilai ∆x yang cukup kecil.
26/30
menu
27/30
menu
Gaya normal/Gaya kontak
Antara dua permukaan benda yang saling bersentuhan akan ada gaya
dari permukaan benda yang satu ke permukaan benda yang kedua, dan
sebaliknya. Arah gaya normal ini tegak lurus terhadap permukaan dan
membentuk pasangan aksi-reaksi. Selain dari itu tidak ada informasi lain
mengenai besar gaya normal. Tetapi besar gaya normal dapat diketahui
dari persamaan-persamaan hukum Newton, bila besar gaya-gaya yang
lain diketahui.
28/30
menu
29/30
menu
Gaya gesekan
Antara dua permukaan benda yang bersentuhan akan ada gaya yang
mengarah tangensial terhadap permukaan sentuh. Gaya ini merupakan
pasangan dari gaya normal/gaya kontak dan secara bersama mendeskrip-
sikan total gaya yang bekerja antara dua benda yang bersentuhan. Gaya
tangensial ini lebih sering dikenal sebagai gaya gesekan, karena sifatnya
yang menghambat gerak dari benda yang bersentuhan. Dipostulatkan
bahwa gaya gesekan ini sebading dengan gaya normal, karena bila gaya
normal tidak ada berarti tidak terjadi persentuhan dan tidak akan ada
gesekan. Koefisien kesebandingannya disebut sebagai koefisien gesekan.
Ketika sebuah benda dalam keadaan diam di atas suatu permukaan
ternyata dibutuhkan gaya yang lebih besar pada awalnya untuk memu-
lai gerakan. Hal ini karena antara atom-atom ataupun molekul kedua
permukaan telah terbentuk ikatan-ikatan antara molekul maupun atom.
30/30
menu
Sehingga dibutuhkan lebih banyak gaya untuk memutus ikatan tersebut.
Karena itu ada dua jenis koefisien gesekan, koefisien gesekan statis µs,
yang terkait dengan benda yang diam dan koefisien gesekan kinetik µk,
untuk benda yang bergerak. Gaya gesekan kinetik fk selalu berlawanan
arah dengan arah gerak benda, dan besarnya dirumuskan sebagai
fk = µkN. (5)
Sedangkan gesekan statik selalu berlawanan arah dengan arah gaya yang
berusaha menggerakkan benda, dan besarnya dirumuskan sebagai
fs = µsN. (6)

More Related Content

What's hot

PPT Kesetimbangan Benda Tegar dan Dinamika Rotasi
PPT Kesetimbangan Benda Tegar dan Dinamika RotasiPPT Kesetimbangan Benda Tegar dan Dinamika Rotasi
PPT Kesetimbangan Benda Tegar dan Dinamika RotasiNariaki Adachi
 
Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)Rezki Amaliah
 
Gerak Menggelinding
Gerak MenggelindingGerak Menggelinding
Gerak MenggelindingEni Dahlia
 
Laporan fisika dasar (sistem kesetimbangan gaya)
Laporan fisika dasar (sistem kesetimbangan gaya)Laporan fisika dasar (sistem kesetimbangan gaya)
Laporan fisika dasar (sistem kesetimbangan gaya)Rezki Amaliah
 
Laporan fisika menentukan restitusi
Laporan fisika menentukan restitusiLaporan fisika menentukan restitusi
Laporan fisika menentukan restitusiatikapprinda
 
FISIKA DASAR_03 dinamika
FISIKA DASAR_03 dinamikaFISIKA DASAR_03 dinamika
FISIKA DASAR_03 dinamikaEko Efendi
 
FISIKA- Gerak melingkar BERATURAN
FISIKA- Gerak melingkar BERATURANFISIKA- Gerak melingkar BERATURAN
FISIKA- Gerak melingkar BERATURANMOSES HADUN
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hookeumammuhammad27
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoffumammuhammad27
 
Kinematika satu dimensi
Kinematika satu dimensiKinematika satu dimensi
Kinematika satu dimensijajakustija
 
Pembuatan alat praktikum gaya sentripental
Pembuatan alat praktikum gaya sentripentalPembuatan alat praktikum gaya sentripental
Pembuatan alat praktikum gaya sentripentalSulistiyo Wibowo
 

What's hot (20)

Gerak parabola
Gerak parabolaGerak parabola
Gerak parabola
 
PPT Fisika "Hukum Newton"
PPT Fisika "Hukum Newton"PPT Fisika "Hukum Newton"
PPT Fisika "Hukum Newton"
 
PPT Kesetimbangan Benda Tegar dan Dinamika Rotasi
PPT Kesetimbangan Benda Tegar dan Dinamika RotasiPPT Kesetimbangan Benda Tegar dan Dinamika Rotasi
PPT Kesetimbangan Benda Tegar dan Dinamika Rotasi
 
Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)
 
Gerak Menggelinding
Gerak MenggelindingGerak Menggelinding
Gerak Menggelinding
 
Percobaan gerak melingkar
Percobaan gerak melingkarPercobaan gerak melingkar
Percobaan gerak melingkar
 
Laporan fisika dasar (sistem kesetimbangan gaya)
Laporan fisika dasar (sistem kesetimbangan gaya)Laporan fisika dasar (sistem kesetimbangan gaya)
Laporan fisika dasar (sistem kesetimbangan gaya)
 
Laporan fisika menentukan restitusi
Laporan fisika menentukan restitusiLaporan fisika menentukan restitusi
Laporan fisika menentukan restitusi
 
Ppt gerak lurus
Ppt gerak lurusPpt gerak lurus
Ppt gerak lurus
 
FISIKA DASAR_03 dinamika
FISIKA DASAR_03 dinamikaFISIKA DASAR_03 dinamika
FISIKA DASAR_03 dinamika
 
FISIKA- Gerak melingkar BERATURAN
FISIKA- Gerak melingkar BERATURANFISIKA- Gerak melingkar BERATURAN
FISIKA- Gerak melingkar BERATURAN
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke
 
Dinamika Gerak
Dinamika GerakDinamika Gerak
Dinamika Gerak
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
 
Dinamika Partikel
Dinamika PartikelDinamika Partikel
Dinamika Partikel
 
Kinematika satu dimensi
Kinematika satu dimensiKinematika satu dimensi
Kinematika satu dimensi
 
PPT Tekanan Hidrostatis
PPT Tekanan HidrostatisPPT Tekanan Hidrostatis
PPT Tekanan Hidrostatis
 
Usaha, energi dan daya
Usaha, energi dan dayaUsaha, energi dan daya
Usaha, energi dan daya
 
Dinamika gerak
Dinamika gerakDinamika gerak
Dinamika gerak
 
Pembuatan alat praktikum gaya sentripental
Pembuatan alat praktikum gaya sentripentalPembuatan alat praktikum gaya sentripental
Pembuatan alat praktikum gaya sentripental
 

Viewers also liked

Dinamika gerak melingkar
Dinamika gerak melingkarDinamika gerak melingkar
Dinamika gerak melingkarrozi arrozi
 
Fisika - Rumus Dinamika Gerak Melingkar
Fisika - Rumus Dinamika Gerak MelingkarFisika - Rumus Dinamika Gerak Melingkar
Fisika - Rumus Dinamika Gerak MelingkarRamadhani Sardiman
 
Eksperimen Penentuan Koefisien Gesek Kinetik μk pada Bidang Miring Menggunaka...
Eksperimen Penentuan Koefisien Gesek Kinetik μk pada Bidang Miring Menggunaka...Eksperimen Penentuan Koefisien Gesek Kinetik μk pada Bidang Miring Menggunaka...
Eksperimen Penentuan Koefisien Gesek Kinetik μk pada Bidang Miring Menggunaka...Hamida Lutfie Widayanti
 
Varaiational formulation fem
Varaiational formulation fem Varaiational formulation fem
Varaiational formulation fem Tushar Aneyrao
 
Analysis of Arch Structure By Qazi Jvaid
Analysis of Arch Structure By Qazi JvaidAnalysis of Arch Structure By Qazi Jvaid
Analysis of Arch Structure By Qazi JvaidSajjad Ahmad
 
Analisis Tegangan Dan Regangan
Analisis Tegangan Dan ReganganAnalisis Tegangan Dan Regangan
Analisis Tegangan Dan ReganganUVRI - UKDM
 
MEKANIKA TEKNIK - TEGANGAN
MEKANIKA TEKNIK - TEGANGANMEKANIKA TEKNIK - TEGANGAN
MEKANIKA TEKNIK - TEGANGANHettyk Sari
 
Fundamentals of structural analysis
Fundamentals of structural analysisFundamentals of structural analysis
Fundamentals of structural analysisvanyelindigo
 
Hukum newton dinamika gerak
Hukum newton   dinamika gerakHukum newton   dinamika gerak
Hukum newton dinamika gerakJajang Sulaeman
 
Approximate Methods
Approximate MethodsApproximate Methods
Approximate MethodsTeja Ande
 
Seismic Analysis of Structures - III
Seismic Analysis of Structures - IIISeismic Analysis of Structures - III
Seismic Analysis of Structures - IIItushardatta
 
Modul mekanika teknik 1
Modul mekanika teknik 1Modul mekanika teknik 1
Modul mekanika teknik 1Ibrahim Husain
 
Mekanika Teknik
Mekanika TeknikMekanika Teknik
Mekanika TekniklombkTBK
 
Response Spectrum
Response SpectrumResponse Spectrum
Response SpectrumTeja Ande
 
Introduction to finite element method(fem)
Introduction to finite element method(fem)Introduction to finite element method(fem)
Introduction to finite element method(fem)Sreekanth G
 
mekanika teknik dinamika jilid 2
mekanika teknik dinamika jilid 2mekanika teknik dinamika jilid 2
mekanika teknik dinamika jilid 2Akhmad Faisal
 
Laporan Fisika (Gaya Gesek)
Laporan Fisika (Gaya Gesek)Laporan Fisika (Gaya Gesek)
Laporan Fisika (Gaya Gesek)Monika Sihaloho
 

Viewers also liked (19)

Dinamika gerak melingkar
Dinamika gerak melingkarDinamika gerak melingkar
Dinamika gerak melingkar
 
Fisika - Rumus Dinamika Gerak Melingkar
Fisika - Rumus Dinamika Gerak MelingkarFisika - Rumus Dinamika Gerak Melingkar
Fisika - Rumus Dinamika Gerak Melingkar
 
Eksperimen Penentuan Koefisien Gesek Kinetik μk pada Bidang Miring Menggunaka...
Eksperimen Penentuan Koefisien Gesek Kinetik μk pada Bidang Miring Menggunaka...Eksperimen Penentuan Koefisien Gesek Kinetik μk pada Bidang Miring Menggunaka...
Eksperimen Penentuan Koefisien Gesek Kinetik μk pada Bidang Miring Menggunaka...
 
Varaiational formulation fem
Varaiational formulation fem Varaiational formulation fem
Varaiational formulation fem
 
Analysis of Arch Structure By Qazi Jvaid
Analysis of Arch Structure By Qazi JvaidAnalysis of Arch Structure By Qazi Jvaid
Analysis of Arch Structure By Qazi Jvaid
 
Analisis Tegangan Dan Regangan
Analisis Tegangan Dan ReganganAnalisis Tegangan Dan Regangan
Analisis Tegangan Dan Regangan
 
TEGANGAN
TEGANGANTEGANGAN
TEGANGAN
 
MEKANIKA TEKNIK - TEGANGAN
MEKANIKA TEKNIK - TEGANGANMEKANIKA TEKNIK - TEGANGAN
MEKANIKA TEKNIK - TEGANGAN
 
Fundamentals of structural analysis
Fundamentals of structural analysisFundamentals of structural analysis
Fundamentals of structural analysis
 
Hukum newton dinamika gerak
Hukum newton   dinamika gerakHukum newton   dinamika gerak
Hukum newton dinamika gerak
 
Approximate Methods
Approximate MethodsApproximate Methods
Approximate Methods
 
Seismic Analysis of Structures - III
Seismic Analysis of Structures - IIISeismic Analysis of Structures - III
Seismic Analysis of Structures - III
 
Modul mekanika teknik 1
Modul mekanika teknik 1Modul mekanika teknik 1
Modul mekanika teknik 1
 
Mekanika Teknik
Mekanika TeknikMekanika Teknik
Mekanika Teknik
 
Response Spectrum
Response SpectrumResponse Spectrum
Response Spectrum
 
Introduction to finite element method(fem)
Introduction to finite element method(fem)Introduction to finite element method(fem)
Introduction to finite element method(fem)
 
mekanika teknik dinamika jilid 2
mekanika teknik dinamika jilid 2mekanika teknik dinamika jilid 2
mekanika teknik dinamika jilid 2
 
Laporan Fisika (Gaya Gesek)
Laporan Fisika (Gaya Gesek)Laporan Fisika (Gaya Gesek)
Laporan Fisika (Gaya Gesek)
 
Buku ajar-analisa-struktur-i
Buku ajar-analisa-struktur-iBuku ajar-analisa-struktur-i
Buku ajar-analisa-struktur-i
 

Similar to Dinamika gerak

Fisika Dinamika Gaya
Fisika Dinamika GayaFisika Dinamika Gaya
Fisika Dinamika GayaTopan Buwono
 
Hukum hukum newton tentang gerak_basrib.fisika
Hukum hukum newton tentang gerak_basrib.fisikaHukum hukum newton tentang gerak_basrib.fisika
Hukum hukum newton tentang gerak_basrib.fisikabaskimia
 
Hukum newton dan manfaatnya bagi kehidupan
Hukum newton dan manfaatnya bagi kehidupan Hukum newton dan manfaatnya bagi kehidupan
Hukum newton dan manfaatnya bagi kehidupan muhammadbachtiar
 
Hukum gerak newton (bill)
Hukum gerak newton (bill)Hukum gerak newton (bill)
Hukum gerak newton (bill)Bill Sukirno
 
Teori Dasar Pesawat Atwood
Teori Dasar Pesawat AtwoodTeori Dasar Pesawat Atwood
Teori Dasar Pesawat AtwoodNadhil Eka Putra
 
3. Dinamika Gerak.pptx
3. Dinamika Gerak.pptx3. Dinamika Gerak.pptx
3. Dinamika Gerak.pptxirma2997
 
gaya dan penerapa hukum newton kelas SMP-140627221934-phpapp01.pptx
gaya dan penerapa hukum newton kelas SMP-140627221934-phpapp01.pptxgaya dan penerapa hukum newton kelas SMP-140627221934-phpapp01.pptx
gaya dan penerapa hukum newton kelas SMP-140627221934-phpapp01.pptxdina agustina
 
Hukum newton smpn 1 bandung 8-10
Hukum newton smpn 1 bandung 8-10Hukum newton smpn 1 bandung 8-10
Hukum newton smpn 1 bandung 8-10Sheyla Ulfah Hansya
 
Pertemuan Pertama - Hukum Newton.pdf
Pertemuan Pertama - Hukum Newton.pdfPertemuan Pertama - Hukum Newton.pdf
Pertemuan Pertama - Hukum Newton.pdfNovenalistaDomitilla1
 
Ppt fisdas 1
Ppt fisdas 1Ppt fisdas 1
Ppt fisdas 1Dika Putu
 

Similar to Dinamika gerak (20)

PPT_Hukum_Newton.pptx
PPT_Hukum_Newton.pptxPPT_Hukum_Newton.pptx
PPT_Hukum_Newton.pptx
 
Hukum tentang gerak
Hukum tentang gerakHukum tentang gerak
Hukum tentang gerak
 
Fisika Dinamika Gaya
Fisika Dinamika GayaFisika Dinamika Gaya
Fisika Dinamika Gaya
 
Hukum hukum newton tentang gerak_basrib.fisika
Hukum hukum newton tentang gerak_basrib.fisikaHukum hukum newton tentang gerak_basrib.fisika
Hukum hukum newton tentang gerak_basrib.fisika
 
Dinamika partikel
Dinamika partikelDinamika partikel
Dinamika partikel
 
Hukum newton dan manfaatnya bagi kehidupan
Hukum newton dan manfaatnya bagi kehidupan Hukum newton dan manfaatnya bagi kehidupan
Hukum newton dan manfaatnya bagi kehidupan
 
Hukum gerak newton (bill)
Hukum gerak newton (bill)Hukum gerak newton (bill)
Hukum gerak newton (bill)
 
Dinamika_Gerak.pptx
Dinamika_Gerak.pptxDinamika_Gerak.pptx
Dinamika_Gerak.pptx
 
Teori Dasar Pesawat Atwood
Teori Dasar Pesawat AtwoodTeori Dasar Pesawat Atwood
Teori Dasar Pesawat Atwood
 
Lagrangian
LagrangianLagrangian
Lagrangian
 
3. Dinamika Gerak.pptx
3. Dinamika Gerak.pptx3. Dinamika Gerak.pptx
3. Dinamika Gerak.pptx
 
Lagrangian
LagrangianLagrangian
Lagrangian
 
hukum newton
hukum newtonhukum newton
hukum newton
 
hukum newton smpn
hukum newton smpnhukum newton smpn
hukum newton smpn
 
Hukum newton
Hukum newtonHukum newton
Hukum newton
 
gaya dan penerapa hukum newton kelas SMP-140627221934-phpapp01.pptx
gaya dan penerapa hukum newton kelas SMP-140627221934-phpapp01.pptxgaya dan penerapa hukum newton kelas SMP-140627221934-phpapp01.pptx
gaya dan penerapa hukum newton kelas SMP-140627221934-phpapp01.pptx
 
tugas fisika hukum newton
tugas fisika hukum newtontugas fisika hukum newton
tugas fisika hukum newton
 
Hukum newton smpn 1 bandung 8-10
Hukum newton smpn 1 bandung 8-10Hukum newton smpn 1 bandung 8-10
Hukum newton smpn 1 bandung 8-10
 
Pertemuan Pertama - Hukum Newton.pdf
Pertemuan Pertama - Hukum Newton.pdfPertemuan Pertama - Hukum Newton.pdf
Pertemuan Pertama - Hukum Newton.pdf
 
Ppt fisdas 1
Ppt fisdas 1Ppt fisdas 1
Ppt fisdas 1
 

More from SMA Negeri 9 KERINCI (20)

Latihan osp fisika soal 93
Latihan osp fisika soal 93Latihan osp fisika soal 93
Latihan osp fisika soal 93
 
Latihan osp fisika soal 94
Latihan osp fisika soal 94Latihan osp fisika soal 94
Latihan osp fisika soal 94
 
Latihan osp fisika soal 95
Latihan osp fisika soal 95Latihan osp fisika soal 95
Latihan osp fisika soal 95
 
Latihan osp fisika soal 96
Latihan osp fisika soal 96Latihan osp fisika soal 96
Latihan osp fisika soal 96
 
Latihan osp fisika soal 97
Latihan osp fisika soal 97Latihan osp fisika soal 97
Latihan osp fisika soal 97
 
Latihan osp fisika soal 98
Latihan osp fisika soal 98Latihan osp fisika soal 98
Latihan osp fisika soal 98
 
Latihan osp fisika soal 99
Latihan osp fisika soal 99Latihan osp fisika soal 99
Latihan osp fisika soal 99
 
Latihan osp fisika soal 100
Latihan osp fisika soal 100Latihan osp fisika soal 100
Latihan osp fisika soal 100
 
2014 osnk fisika (tkunci)
2014 osnk fisika (tkunci)2014 osnk fisika (tkunci)
2014 osnk fisika (tkunci)
 
2014 osnk fisika (soal)
2014 osnk fisika (soal)2014 osnk fisika (soal)
2014 osnk fisika (soal)
 
2013 osnk fisika (tkunci)
2013 osnk fisika (tkunci)2013 osnk fisika (tkunci)
2013 osnk fisika (tkunci)
 
2013 osnk fisika (soal)
2013 osnk fisika (soal)2013 osnk fisika (soal)
2013 osnk fisika (soal)
 
2012 osnk fisika (tkunci)
2012 osnk fisika (tkunci)2012 osnk fisika (tkunci)
2012 osnk fisika (tkunci)
 
2012 osnk fisika (soal)
2012 osnk fisika (soal)2012 osnk fisika (soal)
2012 osnk fisika (soal)
 
2011 osnk fisika (tkunci)
2011 osnk fisika (tkunci)2011 osnk fisika (tkunci)
2011 osnk fisika (tkunci)
 
2011 osnk fisika (soal)
2011 osnk fisika (soal)2011 osnk fisika (soal)
2011 osnk fisika (soal)
 
2010 osnk fisika (soal)
2010 osnk fisika (soal)2010 osnk fisika (soal)
2010 osnk fisika (soal)
 
2009 osnk fisika (tkunci)
2009 osnk fisika (tkunci)2009 osnk fisika (tkunci)
2009 osnk fisika (tkunci)
 
2009 osnk fisika (soal)
2009 osnk fisika (soal)2009 osnk fisika (soal)
2009 osnk fisika (soal)
 
2010 osnk fisika (tkunci)
2010 osnk fisika (tkunci)2010 osnk fisika (tkunci)
2010 osnk fisika (tkunci)
 

Recently uploaded

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 

Recently uploaded (20)

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 

Dinamika gerak

  • 1. 1/30 menu FISIKA DASAR (TEKNIK SIPIL) DINAMIKA GERAK Mirza Satriawan Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta email: mirza@ugm.ac.id
  • 2. 2/30 menu Definisi Dinamika Cabang dari ilmu mekanika yang meninjau gerak partikel dengan menin- jau penyebab geraknya dikenal sebagai dinamika. Dalam bagian ini kita akan membahas konsep-konsep yang menghubungkan kondisi gerak benda dengan keadaan-keadaan luar yang menyebabkan perubahan keadaan gerak benda.
  • 3. 3/30 menu Inersia Bila sebuah benda berada dalam keadaan diam, untuk menggerakkan- nya dibutuhkan pengaruh luar. Misalnya untuk menggerakkan sebuah balok yang diam di atas lantai, kita dapat mendorongnya. Dorongan kita ini adalah pengaruh luar terhadap balok tadi yang menyebabkan benda tersebut bergerak.
  • 4. 4/30 menu Dari pengalaman sehari-hari, ketika pengaruh luar, yaitu dorongan kita tadi, dihilangkan dari balok, maka balok tersebut lama-lama akan berkurang kecepatannya dan akhirnya diam. Kesimpulan sementara: agar sebuah benda terus bergerak kita perlu memberi dorongan pada benda tadi terus menerus, dan bila pengaruh luar tersebut hilang, maka benda akan kembali diam???
  • 5. 5/30 menu Perhatian Tetapi apakah pengaruh luar pada benda tadi benar-benar sudah hi- lang? Bagaimana dengan pengaruh lantai terhadap benda tadi, yang jelas-jelas menghambat gerak benda? Seandainya kita memilih lantai yang permukaannya licin, dan balok kita tadi juga memiliki permukaan yang licin maka setelah dorongan kita hilangkan, balok tadi masih akan tetap bergerak untuk waktu yang cukup lama.
  • 6. 6/30 menu Kesimpulannya Bayangkan bila tidak ada hambatan (super licin) dari lantai terhadap balok, maka balok tadi akan tetap terus bergerak dengan kecepatan konstan walaupun dorongan kita sudah dihilangkan. Jadi bila pengaruh luar pada sebuah benda benar-benar dihilangkan, maka sebuah benda akan tetap diam bila pada mulanya diam, dan akan tetap bergerak den- gan kecepatan konstan, bila pada mulanya bergerak dengan kecepatan konstan.
  • 7. 7/30 menu Hukum Inersia Kesimpulan ini, yang pertama kali disimpulkan oleh Galileo Galilei, dikenal sebagai prinsip inersia atau kelembaman. Benda-benda cen- derung untuk mempertahankan kondisi geraknya, bila dia diam, akan tetap diam dan bila bergerak, akan tetap bergerak dengan kecepatan konstan, selama tidak ada pengaruh luar yang mengubah kondisi ger- aknya.
  • 9. 9/30 menu Hukum Newton Bagaimana pengaruh luar mempengaruhi perubahan kondisi gerak suatu benda? Hal ini dijawab dengan hukum Newton ke-2. Karena keadaan ‘alami’ suatu benda adalah dia bergerak dengan kecepatan ter- tentu (diam adalah ‘bergerak’ dengan v = 0), maka logis bila dikatakan pengaruh luar akan menyebabkan perubahan kecepatan ∆v.
  • 11. 11/30 menu Kesimpulan Dari sini dapat disimpulkan bahwa pengaruh luar tersebut akan menye- babkan percepatan pada benda. Tetapi dari berbagai pengamatan dite- mukan bahwa untuk menghasilkan perubahan kecepatan yang sama, pada benda yang berbeda dibutuhkan ‘besar’ pengaruh luar yang berbeda pula. Sebaliknya dengan besar pengaruh luar yang sama, perubahan ke- cepatan pada benda-benda ternyata berbeda-beda.
  • 12. 12/30 menu Massa Inersia Jadi ada suatu kuantitas intrinsik (diri) pada benda yang menentukan ukuran seberapa besar sebuah pengaruh luar dapat mengubah kondisi gerak benda tersebut. Kuantitas ini tampaknya sebanding dengan jum- lah zatnya, tetapi juga tergantung pada jenis zatnya. Kuantitas intrinsik pada benda-benda ini kemudian disebut sebagai massa inersia, disim- bulkan dengan m. Massa inersia (atau sering juga disebut saja sebagai massa) memberikan ukuran derajat kelembaman atau derajat inersia sebuah benda. Satuan dari massa adalah kilogram, dalam satuan SI.
  • 14. 14/30 menu Gaya Makin besar massanya makin sulit untuk menghasilkan perubahan kondisi gerak pada benda tersebut. Pengaruh luar yang menyebabkan berubahnya keadaan gerak suatu benda kemudian disebut sebagai gaya (force) dan disimbolkan dengan F. Satuan dari gaya adalah newton (N).
  • 15. 15/30 menu Definisi momentum Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa ‘kuantitas gerak’ suatu benda tergantung pada massa inersia dan kecepatan benda. Un- tuk itu didefinisikan suatu besaran vektor yang disebut sebagai momen- tum p ≡ mv, sebagai kuantitas gerak suatu benda. Gaya kemudian didefinisikan (diukur) sebagai laju perubahan momentum F = dp dt (1) Inilah yang kemudian dikenal sebagai hukum Newton kedua tentang gerak benda. Yaitu pengaruh luar (gaya) yang bekerja pada sebuah benda sebanding dengan laju perubahan kuantitas gerak (momentum) terhadap waktu.
  • 16. 16/30 menu Hukum Newton pertama Sedangkan hukum Newton pertama adalah kasus khusus ketika tidak ada pengaruh luar pada sebuah benda, atau ketika gayanya sama dengan nol, yang tidak lain adalah perumusan ulang dari prinsip inersia. Yaitu bila total gaya yang bekerja pada sebuah benda adalah nol, maka benda tersebut akan tetap diam bila awalnya diam atau akan tetap bergerak dengan kecepatan konstan bila awalnya bergerak. Untuk kasus di mana massa benda tetap konstan, maka F = m dv dt = ma. (2)
  • 17. 17/30 menu Hukum Newton Ketiga Hukum Newton ketiga memberikan informasi tentang sifat gaya. Gaya yang bekerja pada sebuah benda berasal dari benda lain yang ada di lingkungannya. Dari fakta serta eksperimen diketahui bahwa ketika se- buah benda memberi gaya pada benda kedua, banda kedua juga akan memberi gaya pada benda pertama tadi.
  • 18. 18/30 menu Walaupun secara prinsip, sifat gaya-gaya tadi tidak dapat dipastikan kecuali lewat eksperimen, tetapi kita dapat memahaminya melalui pen- gandaian berikut ini. Ditinjau suatu sistem yang terdiri dari dua partikel. Bila tidak ada gaya dari luar sistem yang mempengaruhinya, sistem tadi sebagai satu kesatuan, tampak tidak mengalami pengaruh luar, sehingga seharusnya sistem tersebut akan tetap diam atau bergerak dengan ke- cepatan konstan, sesuai hukum newton kedua. Kita dapat memilih suatu kerangka acuan di mana sistem dalam keadaan diam.
  • 19. 19/30 menu Seandainya antara benda pertama dan benda kedua dalam sistem saling memberi gaya pada yang lain, maka semua total gaya seharusnya nol, karena sistem tidak berubah keadaan geraknya. Jadi gaya yang diberikan benda pertama pada benda kedua F21 di- tambah dengan gaya yang diberikan benda kedua pada benda pertama F12 harus sama dengan nol, yang berarti F21 = −F12
  • 21. 21/30 menu Aksi Reaksi Pasangan gaya semacam di atas sering disebut sebagai pasangan gaya aksi-reaksi, dan persamaan di atas disebut sebagai hukum newton ketiga atau hukum aksi-reaksi. Kata aksi-reaksi di sini tidak mengandung arti suatu proses sebab akibat, karena kedua pasangan aksi-reaksi tersebut muncul secara bersamaan. Bila salah satu gaya disebut sebagai aksi, maka pasangannya adalah reaksi, demikian juga sebaliknya.
  • 22. 22/30 menu Perhatian Perlu diperhatikan bahwa pasangan aksi-reaksi selalu bekerja pada dua benda yang berbeda, bukan pada satu benda yang sama.
  • 23. 23/30 menu Beberapa Jenis Gaya Hukum newton hanya memberikan perumusan tentang bagaimana gaya mempengaruhi keadaan gerak suatu benda, yaitu melalui peruba- han momentumnya. Sedangkan bagaimana perumusan gaya dinyatakan dalam variabel-variabel keadaan benda, harus dicari melalui pengamatan terhadap benda-benda penyebab gaya.
  • 24. 24/30 menu Gaya berat Untuk semua benda yang dekat permukaan bumi, percepatan gravitasi yang dialami benda dianggap sama, sehingga berat benda sebanding dengan massanya. Gaya berat pada sebuah benda yang dekat dengan permukaan bumi diberikan oleh W = mg (3) dengan g adalah percepatan gravitasi bumi, yang nilainya pada per- mukaan bumi sekitar 9, 8 m/s2 . Untuk benda jauh dari permukaan bumi, harus digunakan perumusan percepatan gravitasi yang diperoleh dari hukum gravitasi universal.
  • 25. 25/30 menu Gaya pegas Sebuah pegas ideal bila diregangkan atau ditekan akan memberikan gaya yang sebanding dengan besar perubahan panjang pegas. Jadi gaya yang diberikan oleh pegas adalah F = −k∆x (4) ∆x adalah vektor besar perubahan panjang pegas dan tanda negatif pada persamaan di atas menunjukkan arah gayanya yang berlawanan dengan arah perubahan panjang pegas. Konstanta kesebandingan k disebut juga sebagai konstanta pegas. Kebanyakan pegas real akan mengikuti pers. (4) untuk nilai ∆x yang cukup kecil.
  • 27. 27/30 menu Gaya normal/Gaya kontak Antara dua permukaan benda yang saling bersentuhan akan ada gaya dari permukaan benda yang satu ke permukaan benda yang kedua, dan sebaliknya. Arah gaya normal ini tegak lurus terhadap permukaan dan membentuk pasangan aksi-reaksi. Selain dari itu tidak ada informasi lain mengenai besar gaya normal. Tetapi besar gaya normal dapat diketahui dari persamaan-persamaan hukum Newton, bila besar gaya-gaya yang lain diketahui.
  • 29. 29/30 menu Gaya gesekan Antara dua permukaan benda yang bersentuhan akan ada gaya yang mengarah tangensial terhadap permukaan sentuh. Gaya ini merupakan pasangan dari gaya normal/gaya kontak dan secara bersama mendeskrip- sikan total gaya yang bekerja antara dua benda yang bersentuhan. Gaya tangensial ini lebih sering dikenal sebagai gaya gesekan, karena sifatnya yang menghambat gerak dari benda yang bersentuhan. Dipostulatkan bahwa gaya gesekan ini sebading dengan gaya normal, karena bila gaya normal tidak ada berarti tidak terjadi persentuhan dan tidak akan ada gesekan. Koefisien kesebandingannya disebut sebagai koefisien gesekan. Ketika sebuah benda dalam keadaan diam di atas suatu permukaan ternyata dibutuhkan gaya yang lebih besar pada awalnya untuk memu- lai gerakan. Hal ini karena antara atom-atom ataupun molekul kedua permukaan telah terbentuk ikatan-ikatan antara molekul maupun atom.
  • 30. 30/30 menu Sehingga dibutuhkan lebih banyak gaya untuk memutus ikatan tersebut. Karena itu ada dua jenis koefisien gesekan, koefisien gesekan statis µs, yang terkait dengan benda yang diam dan koefisien gesekan kinetik µk, untuk benda yang bergerak. Gaya gesekan kinetik fk selalu berlawanan arah dengan arah gerak benda, dan besarnya dirumuskan sebagai fk = µkN. (5) Sedangkan gesekan statik selalu berlawanan arah dengan arah gaya yang berusaha menggerakkan benda, dan besarnya dirumuskan sebagai fs = µsN. (6)