Dokumen tersebut membahas tentang tiga hukum gerak Newton dan sejarah gaya serta jenis-jenis gaya. Hukum pertama Newton menyatakan tentang kelembaman, hukum kedua tentang hubungan antara gaya, massa, dan percepatan, sedangkan hukum ketiga mengenai aksi dan reaksi.
1. TUGAS IPA
NAMA KELOMPOK :
I. BIMA PRASETIO WIDODO (09)
II. LUGAS WICAKSONO (25)
III. M.UBAIDILLAH SYAUKI ROMADON (26)
IV. FIKRI MAULANA (21)
V. FARIS MILZAM (22)
VI. DANANG PRIAMBODO (11)
2. Hukum I Newton
Hukum Pertama Newton tentang gerak sering pula dsebut hukum kelembaman,
kelembaman adalah sifat dasar dari sebuah benda. Yaitu benda akan mempertahankan
kedaannya. Hukum pertama Newton berbunyi” Sebuah benda yang diam akan tetap
diam dan yang bergerak lurus beraturan akan tetap bergerak lurus beraturan selama
tidak ada resultan gaya yang bekerja padanya” atau bisa juga kalimatnya dibalik
menjadi “Selama resultan gaya yang bekerja pada sebuah partikel sama dengan nol
maka benda diam akan tetap diam atau bergerak dengan kecepatan tetap akan
bergerak dengan kecepatan tetap”.
Hukum newton tentang gerak sering juga dituliskan
Contoh hukum Newton I dalam kehidupan sehari-hari :
Misalkan kamu sedang menaiki sebuahmobil yang bergerak atau melaju cepat tiba-
tiba di rem mendadak. Apa yang terjadi dengan badan kamu? Pasti badan kamu akan
terdorong kedepan. Atau contoh kedua ketika kamu sedang menaiki angkutan kota
dengan laju tetap tiba-tiba angkutan kota digas atau kecepatnnya ditambah maka
badan kamu akan terdorong ke belakang. Dari contoh pertama dan kedua
memperlihatkan bahwa benda dalam hal ini cenderung akan mempertahankan
keaadaannya. Jadi yang sedang bergerak akan tetap bergerak atau yang diam akan
tetap diam bila tidak ada resultan gaya yang bekerja padanya.
Hukum pertama Newton menyatakan keadaan keseimbangan sebuah partikel yaitu
sebagai prasarat sebuah partikel berada dalam keadaan keseimbangan, yaitu sebuah
partikel dikatakan seimbang bila ∑F = 0
3. Hukum II Newton
Hukum kedua Newton tentang gerak menyatakan bahwa “percepatan yang
diberikan oleh resultan gaya yang bekerja pada sauatu benda adalah sebanding dengan
resultan gaya serta berbanding terbalik dengan massa benda.”
Apabila resultan gaya yang bekerja pada benda tidak sama dengan nol tetapi konstan,
benda akan bergerak lurus berubah beraturan. Benda yang bergerak lurus berubah
beraturan kecepatannya berubah secara beraturan sehingga mengalami percepatan
yang tetap.
Ketika kamu mendorong meja seorang diri, tentu meja tersebut bergerak lambat. Beda
halnya ketika kamu bersama teman-temanmu mendorongnya, meja tersebut lebih
mudah lagi bergerak. Hal ini terjadi karena gaya yang diberikan terhadap meja olehmu
sendiri lebih kecil dibandingkan ketika kamu dibantu teman-temanmu. Dengan
demikian, meja tersebut lebih mudah digerakkan karena percepatannya lebih besar.
Besarnya percepatan suatu benda sebanding dengan resultan gayanya. Semakin besar
resultan gaya yang bekerja pada suatu benda, percepatannya akan semakin besar.
Apabila percepatan disimbolkan dengan a dan resultan gaya disimbolkan dengan ΣF,
dapat dituliskan
Suatu benda memiliki sifat kelembaman yang selanjutnya disebut massa kelembaman.
Massa kelembaman ini sangat memengaruhi percepatan gerak suatu benda.
Jika suatu benda yang sedang bergerak dengan percepatan tertentu kamu tambahkan
massa kelembamannya, percepatan benda akan semakin kecil. Hal ini membuktikan
bahwa percepatan benda berbanding terbalik dengan massa benda. Untuk resultan
gaya tetap yang bekerja pada suatu benda dengan massa semakin besar, semakin kecil
percepatan yang terjadi.
Rumus hukun Newton tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :
atau
Keterangan:
F = Gaya (N)
M = Massa (Kg)
A = Percepatan (m/s2)
4. Hukum III Newton
Hukum Newton ketigatentang gerak mengatakan bahwa “Jika benda pertama
mengerjakan gaya terhadap benda kedua, maka benda kedua akan mengerjakan gaya
terhadap benda pertama yang besarnya sama, tetapi arahnya berlawanan".
Hukum Newton ketiga tentang gerak memperlihatkan bahwa gaya akan ada bila ada
dua benda yang saling ber interaksi. Pada hukum ketiga Newton ini gaya-gaya selalu
berpasangan. Jika benda P mengerjakan gaya pada benda Q, maka benda Q akan
mengerjakan gaya pula pada benda P. Yang besarnya sama tapi arah berlawanan.
Hukum Newton ketiga tentang gerak ini dinamakan juga dengan hukum aksi-reaksi.
Penjelasannya adalah bila benda P mengerjakan gaya pada benda Q dinamakan
sebagai gaya aksi, sebaliknya bila benda Q mengerjakan gaya pada benda P
dinamakan dengan gaya reaksi. Besar gaya aksi-reaksi selalu sama tetapi arah
berlawanan.
Konsep fisika dari aksi reaksi adalah sebagai berikut:
Pasangan aksi reaksi ada bila dua benda berinteraksi
Aksi reaksi bekerja pada dua benda yang berbeda
Aksi reaksi sama besar tetapi berlawanan arah
contoh pasangan gaya aksi reaksi adalah:
seorang anak memakai skate-board dan berdiri mengahadap tembok. Jika anak
tersebut mendorong tembok(Faksi), maka tembok akan mendorong tangan
dengan besar gaya yang sama tetapi berlawanan (Freaksi)sehingga anak
tersebut terdorong ke belakang.
Saat palu besi memukul ujung paku berarti palu mengerjakan gaya pada ujung
paku(Faksi) maka paku akan memberikan gaya pada palu(Freaksi)
Ketika kaki atlit renang menolak dinding tembok kolam renang(Faksi) maka
tembok kolam renang kan mengerjakan gaya pada kaki perenang(Freaksi)
sehingga perenang terdorong ke depan
5. SEJARAH GAYA
Aristoteles dan pengikutnya meyakini bahwa keadaan alami objek di Bumi tak bergerak dan
bahwasannya objek-objek tersebut cenderung ke arah keadaan tersebut jika dibiarkan begitu
saja. Aristoteles membedakan antara kecenderungan bawaan objek-objek untuk menemukan
“tempat alami” mereka (misal benda berat jatuh), yang menuju “gerak alami”, dan tak alami
atau gerak terpaksa, yang memerlukan penerapan kontinyu gaya. Namun teori ini meskipun
berdasarkan pengalaman sehari-hari bagaimana objek bergerak (misal kuda dan pedati),
memiliki kesulitan perhitungan yang menjengkelkan untuk proyektil, semisal penerbangan
panah. Beberapa teori telah dibahas selama berabad-abad, dan gagasan pertengahan akhir
bahwa objek dalam gerak terpaksa membawa gaya dorong bawaan adalah pengaruh
pekerjaan Galileo Galilei. Galileo melakukan eksperimen dimana batu dan peluru meriam
keduanya digelindingkan pada suatu kecuraman untuk membuktikan kebalikan teori gerak
Aristoteles pada awal abad 17. Galileo menunjukkan bahwa benda dipercepat oleh gravitasi
yang mana tak gayut massanya dan berargumentasi bahwa objek mempertahankan kecepatan
mereka jika tidak dipengaruhi oleh gaya - biasanya gesekan. Isaac Newton dikenal sebagai
pembantah secara tegas untuk pertama kalinya, bahwa secara umum, gaya konstan
menyebabkan laju perubahan konstan (turunan waktu) dari momentum. Secara esensi, ia
memberi definisi matematika pertama kali dan hanya definisi matematika dari kuantitas gaya
itu sendiri - sebagai turunan waktu momentum: F = dp/dt. Pada tahun 1784 Charles Coulomb
menemukan hukum kuadrat terbalik interaksi antara muatan listrik menggunakan
keseimbangan torsional, yang mana adalah gaya fundamental kedua. Gaya nuklir kuat dan
gaya nuklir lemah ditemukan pada abad ke 20. Dengan pengembangan teori medan kuantum
dan relativitas umum, disadari bahwa “gaya” adalah konsep berlebihan yang muncul dari
kekekalan momentum (momentum 4 dalam relativitas dan momentum partikel virtual dalam
elektrodinamika kuantum). Dengan demikian sekarang ini dikenal gaya fundamental adalah
lebih akurat disebut “interaksi fundamental”.
6. JENIS-JENIS GAYA
Meskipun terdapat dengan jelas banyak tipe gaya di alam semesta, mereka seluruhnya
berbasis pada empat gaya fundamental. Gaya nuklir kuat dan gaya nuklir lemah hanya
beraksi pada jarak yang sangat pendek dan bertanggung jawab untuk "mengikat" nukleon
tertentu dan menyusun nuklir. Gaya elektromagnetik beraksi antara muatan listrik dan gaya
gravitasi beraksi antara massa. Prinsip perkecualian Pauli bertanggung jawab untuk
kecenderungan atom untuk tak "bertumpang tindih" satu sama lain, dan adalah jadinya
bertanggung jawab untuk "kekakuan" materi, namun hal ini juga bergantung pada gaya
elektromagnetik yang mengikat isi-isi setiap atom. Seluruh gaya yang lain berbasiskan pada
keempat gaya ini. Sebagai contoh, gesekan adalah perwujudan gaya elektromagnetik yang
beraksi antara atom-atom dua permukaan, dan prinsip perkecualian Pauli, yang tidak
memperkenankan atom-atom untuk menerobos satu sama lain. Gaya-gaya dalam pegas
dimodelkan oleh hukum Hooke adalah juga hasil gaya elektromagnetik dan prinsip
perkecualian Pauli yang beraksi bersama-sama untuk mengembalikan objek ke posisi
keseimbangan. Gaya sentrifugal adalah gaya percepatan yang muncul secara sederhana dari
percepatan rotasi kerangka acuan. Pandangan mekanika kuantum modern dari tiga gaya
fundamental pertama (seluruhnya kecuali gravitasi) adalah bahwa partikel materi (fermion)
tidak secara langsung berinteraksi dengan satu sama lain namun agaknya dengan
mempertukarkan partikel virtual (boson). Hasil pertukaran ini adalah apa yang kita sebut
interaksi elektromagnetik (gaya Coulomb adalah satu contoh interaksi elektromagnetik).
Dalam relativitas umum, gravitasi tidaklah dipandang sebagai gaya. Melainkan, objek yang
bergerak secara bebas dalam medan gravitasi secara sederhana mengalami gerak inersia
sepanjang garis lurus dalam ruang-waktu melengkung - didefinisikan sebagai lintasan ruang-
waktu terpendek antara dua titik ruang-waktu. Garis lurus ini dalam ruang-waktu dipandang
sebagai garis lengkung dalam ruang, dan disebut lintasan balistik objek. Sebagai contoh, bola
basket yang dilempar dari landasan bergerak dalam bentuk parabola sebagaimana ia dalam
medan gravitasi serba sama. Lintasan ruang-waktunya (ketika dimensi ekstra ct ditambahkan)
adalah hampir garis lurus, sedikit melengkung (dengan jari-jari kelengkungan berorde sedikit
tahun cahaya). Turunan waktu perubahan momentum dari benda adalah apa yang kita labeli
sebagai "gaya gravitasi". Contoh:
Objek berat dalam keadaan jatuh bebas. Perubahan momentumnya sebagaimana
dp/dt = mdv/dt = ma =mg (jika massa m konstan), jadi kita sebut kuantitas mg "gaya
gravitasi" yang beraksi pada objek. Hal ini adalah definisi berat (W = mg) objek.
Objek berat di atas meja ditarik ke bawah menuju lantai oleh gaya gravitasi (yakni
beratnya). Pada waktu yang sama, meja menahan gaya ke bawah dengan gaya ke atas
yang sama (disebut gaya normal), menghasilkan gaya netto nol, dan tak ada
percepatan. (Jika objek adalah orang, ia sesungguhnya merasa aksi gaya normal
terhadapnya dari bawah.)
Objek berat di atas meja dengan lembut didorong dalam arah menyamping oleh jari-
jari.
Akan tetapi, ia tidak pindah karena gaya dari jari-jari tangan pada objek sekarang
dilawan oleh gaya baru gesekan statis, dibangkitkan antara objek dan permukaan meja.
Gaya baru terbangkitkan ini secara pasti menyeimbangkan gaya yang dikerahkan pada
objek oleh jari, dan lagi tak ada percepatan yang terjadi.
7. Gesekan statis meningkat atau menurun secara otomatis. Jika gaya dari jari-jari
dinaikkan (hingga suatu titik), gaya samping yang berlawanan dari gesekan statis
meningkat secara pasti menuju titik dari posisi sempurna.
Objek berat di atas meja didorong dengan jari cukup keras sehingga gesekan statis tak
dapat membangkitkan gaya yang cukup untuk menandingi gaya yang dikerahkan oleh
jari, dan objek mulai terdorong melintasi permukaan meja. Jika jari dipindah dengan
kecepatan konstan, ini perlu untuk menerapkan gaya yang secara pasti membatalkan
gaya gesek kinetik dari permukaan meja dan kemudian objek berpindah dengan
kecepatan konstan yang sama. Kecepatan adalah konstan hanya karena gaya dari jari
dan gesekan kinetik saling menghilangkan satu sama lain. Tanpa gesekan, objek
terus-menerus bergerak dipercepat sebagai respon terhadap gaya konstan.
Objek berat mencapai tepi meja dan jatuh. Sekarang objek, yang dikenai gaya konstan
dari beratnya, namun dibebaskan dari gaya normal dan gaya gesek dari meja,
memperoleh dalam kecepatannya dalam arah sebanding dengan waktu jatuh, dan
jadinya (sebelum ia mencapai kecepatan dimana gaya tahanan udara menjadi
signifikan dibandingkan dengan gaya gravitasi) laju perolehan momentum dan
kecepatannya adalah konstan. Fakta ini pertama kali ditemukan oleh Galileo.
Objek berat suspended pada timbangan. Karena objek tidak bergerak (sehingga
turunan waktu dari momentumnya adalah nol) maka selama percepatan jatuh bebas g
ia harus mengalami percepatan yang diarahkan sama dan berlawanan a = -g
dikarenakan aksi pegas.
Percepatan ini dikalikan dengan massa objek adalah apa yang kita labeli sebagai
"gaya reaksi pegas" yang mana secara nyata sama dan berlawanan dengan berat objek
mg.
Mengetahui massa (katakanlah, 1 kg) dan percepatan jatuh bebas (katakanlah, 9,8
meter/detik2) kita dapat menentukan timbangan dengan tanda "9,8 N". Pasang
beragam massa (2 kg, 3 kg, ...) kita dapat mengkalibrasi timbangan dan kemudian
menggunakan skala tertentu ini untuk mengukur banyak gaya yang lain (gesek, gaya
reaksi, gaya listrik, gaya magnetik, dst).
8. Relativitas Khusus
Dalam teori relativitas khusus, massa dan energi adalah ekivalen (sebagaimana dapat dilihat
dengan menghitung kerja yang diperlukan untuk mempercepat benda). Ketika kecepatan
suatu objek meningkat, maka energinya dan inersianya juga akan meningkat. Maka gaya
yang diperlukan untuk mempercepat benda tersebut lebih besar dengan massa yang sama
dibandingkan ketika benda bergerak pada kecepatan yang lebih rendah. Hukum Kedua
Newton
tetap berlaku karena merupakan definisi matematika.[2]:855–876 Namun, momentum relativistik
harus dinyatakan ulang sebagai:
dengan
adalah kecepatan dan
adalah kecepatan cahaya
adalah massa diam.
Persamaan relativistik yang menghubungkan gaya dan akselerasi untuk partikel dengan
massa diam konstan tidak nol yang bergerak pada arah sumbu :
dengan faktor Lorentz
[3]
9. Gaya non-fundamental
Beberapa gaya ada karena gaya fundamental. Dalam beberapa kasus, ada permodelan yang
diidealkan untuk mendapatkan pemahaman.
Gaya normal
FN adalah gaya normal yang bekerja pada objek.
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Gaya normal
Gaya normal ditimbulkan oleh gaya repulsif dari interaksi antara atom-atom pada jarak dekat.
Friksi
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Friksi
Friksi adalah gaya permukaan yang melawan gerak relatif. Gaya friksi berhubungan langsung
dengan gaya normal yang menjaga dua benda solid terpisah pada titik kontak. Ada 2 macam
gaya friksi: friksi statis dan friksi kinetis.
Gaya friksi statis ( ) akan berlawanan langsung dengan objek yang terletak paralel pada
permukaan sesuai dengan koefisien gesek statis ( ) dikalikan dengan gaya normal ( ).
Maka besaran gaya friksi statis akan memenuhi pertidaksamaan:
.
Sedangkan untuk gaya friksi kinetis ( ):
,
adalah koefisien gesek kinetis. Untuk kebanyakan permukaan, koefisien gesek kinetis
nilainya lebih rendah daripada koefisien gesek statis.
10. GAYA ELASTIS
Gaya elastis bekerja untuk mengembalikan pegas ke ukuran aslinya. Sebuah pegas ideal
diasumsikan tidak bermassa, tidak mempunyai friksi, tidak dapat rusak, dan dapat
diperpanjang tak terbatas. Pegas akan menghasilkan gaya yang akan menarik jika
diperpanjang sesuai dengan perpanjangannya dari posisi awalnya. Hubungan linear ini
dicetuskan oleh Robert Hooke tahun 1676, sehingga dinamakan Hukum Hooke. Jika
adalah besar perpanjangan, maka gaya yang dihasilkan pegas ideal sama dengan:
dengan adalah konstanta pegas. Tanda minus menunjukkan arah gaya berlawanan arah dan
muatan yang diberikan.
Satuan Ukuran
Satuan SI yang digunakan untuk mengukur gaya adalah newton (simbol N), yang mana sama
dengan gaya yang dibutuhkan untuk menggerakkan benda bermassa 1 kilogram dengan
percepatan 1 meter per sekon kuadrat atau kg·m·s−2.[9]. Satuan CGS lebih awal adalah dyne,
gaya yang dibutuhkan untuk menggerakkan benda bermassa 1 gram dengan percepatan 1 cm
per sekon kuadrat (g·cm·s−2). Satu newton sama dengan 100.000 dyne.
Gaya non konservatif
Untuk skenario fisis tertentu, adalah tak mungkin untuk memodelkan gaya
sebagaimana dikarenakan gradien potensial. Hal ini seringkali dikarenakan
tinjauan makrofisis yang mana menghasilkan gaya sebagai kemunculan dari rata-
rata statistik makroskopik dari keadaan mikro. Sebagai contoh, friksi disebabkan
oleh gradien banyak potensial elektrostatik antara atom-atom, namun mewujud
sebagai model gaya yang tak gayut sembarang vektor posisi skala makro.
Gaya non konservatif selain friksi meliputi gaya kontak yang lain, tegangan, tekanan, dan
seretan (drag). Akan tetapi, untuk sembarang deskripsi detail yang cukup, seluruh gaya ini
adalah hasil gaya konservatif karena tiap-tiap gaya makroskopis ini adalah hasil netto gradien
potensial mikroskopis. Hubungan antara gaya non konservatif makroskopis dan gaya
konservatif mikroskopis dideskripsikan oleh perlakuan detail dengan mekanika statistik.
Dalam sistem tertutup makroskopis, gaya non konservatif beraksi untuk mengubah energi
internal sistem dan seringkali dikaitkan dengan transfer panas. Menurut Hukum Kedua
Termodinamika, gaya non konservatif hasil yang diperlukan dalam transformasi energi dalam
sistem tertutup dari kondisi terurut menuju kondisi lebih acak sebagaimana entropi
meningkat.