SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
TUGAS IPA
NAMA KELOMPOK :
I. BIMA PRASETIO WIDODO (09)
II. LUGAS WICAKSONO (25)
III. M.UBAIDILLAH SYAUKI ROMADON (26)
IV. FIKRI MAULANA (21)
V. FARIS MILZAM (22)
VI. DANANG PRIAMBODO (11)
Hukum I Newton
Hukum Pertama Newton tentang gerak sering pula dsebut hukum kelembaman,
kelembaman adalah sifat dasar dari sebuah benda. Yaitu benda akan mempertahankan
kedaannya. Hukum pertama Newton berbunyi” Sebuah benda yang diam akan tetap
diam dan yang bergerak lurus beraturan akan tetap bergerak lurus beraturan selama
tidak ada resultan gaya yang bekerja padanya” atau bisa juga kalimatnya dibalik
menjadi “Selama resultan gaya yang bekerja pada sebuah partikel sama dengan nol
maka benda diam akan tetap diam atau bergerak dengan kecepatan tetap akan
bergerak dengan kecepatan tetap”.
Hukum newton tentang gerak sering juga dituliskan
Contoh hukum Newton I dalam kehidupan sehari-hari :
Misalkan kamu sedang menaiki sebuahmobil yang bergerak atau melaju cepat tiba-
tiba di rem mendadak. Apa yang terjadi dengan badan kamu? Pasti badan kamu akan
terdorong kedepan. Atau contoh kedua ketika kamu sedang menaiki angkutan kota
dengan laju tetap tiba-tiba angkutan kota digas atau kecepatnnya ditambah maka
badan kamu akan terdorong ke belakang. Dari contoh pertama dan kedua
memperlihatkan bahwa benda dalam hal ini cenderung akan mempertahankan
keaadaannya. Jadi yang sedang bergerak akan tetap bergerak atau yang diam akan
tetap diam bila tidak ada resultan gaya yang bekerja padanya.
Hukum pertama Newton menyatakan keadaan keseimbangan sebuah partikel yaitu
sebagai prasarat sebuah partikel berada dalam keadaan keseimbangan, yaitu sebuah
partikel dikatakan seimbang bila ∑F = 0
Hukum II Newton
Hukum kedua Newton tentang gerak menyatakan bahwa “percepatan yang
diberikan oleh resultan gaya yang bekerja pada sauatu benda adalah sebanding dengan
resultan gaya serta berbanding terbalik dengan massa benda.”
Apabila resultan gaya yang bekerja pada benda tidak sama dengan nol tetapi konstan,
benda akan bergerak lurus berubah beraturan. Benda yang bergerak lurus berubah
beraturan kecepatannya berubah secara beraturan sehingga mengalami percepatan
yang tetap.
Ketika kamu mendorong meja seorang diri, tentu meja tersebut bergerak lambat. Beda
halnya ketika kamu bersama teman-temanmu mendorongnya, meja tersebut lebih
mudah lagi bergerak. Hal ini terjadi karena gaya yang diberikan terhadap meja olehmu
sendiri lebih kecil dibandingkan ketika kamu dibantu teman-temanmu. Dengan
demikian, meja tersebut lebih mudah digerakkan karena percepatannya lebih besar.
Besarnya percepatan suatu benda sebanding dengan resultan gayanya. Semakin besar
resultan gaya yang bekerja pada suatu benda, percepatannya akan semakin besar.
Apabila percepatan disimbolkan dengan a dan resultan gaya disimbolkan dengan ΣF,
dapat dituliskan
Suatu benda memiliki sifat kelembaman yang selanjutnya disebut massa kelembaman.
Massa kelembaman ini sangat memengaruhi percepatan gerak suatu benda.
Jika suatu benda yang sedang bergerak dengan percepatan tertentu kamu tambahkan
massa kelembamannya, percepatan benda akan semakin kecil. Hal ini membuktikan
bahwa percepatan benda berbanding terbalik dengan massa benda. Untuk resultan
gaya tetap yang bekerja pada suatu benda dengan massa semakin besar, semakin kecil
percepatan yang terjadi.
Rumus hukun Newton tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :
atau
Keterangan:
F = Gaya (N)
M = Massa (Kg)
A = Percepatan (m/s2)
Hukum III Newton
Hukum Newton ketigatentang gerak mengatakan bahwa “Jika benda pertama
mengerjakan gaya terhadap benda kedua, maka benda kedua akan mengerjakan gaya
terhadap benda pertama yang besarnya sama, tetapi arahnya berlawanan".
Hukum Newton ketiga tentang gerak memperlihatkan bahwa gaya akan ada bila ada
dua benda yang saling ber interaksi. Pada hukum ketiga Newton ini gaya-gaya selalu
berpasangan. Jika benda P mengerjakan gaya pada benda Q, maka benda Q akan
mengerjakan gaya pula pada benda P. Yang besarnya sama tapi arah berlawanan.
Hukum Newton ketiga tentang gerak ini dinamakan juga dengan hukum aksi-reaksi.
Penjelasannya adalah bila benda P mengerjakan gaya pada benda Q dinamakan
sebagai gaya aksi, sebaliknya bila benda Q mengerjakan gaya pada benda P
dinamakan dengan gaya reaksi. Besar gaya aksi-reaksi selalu sama tetapi arah
berlawanan.
Konsep fisika dari aksi reaksi adalah sebagai berikut:
 Pasangan aksi reaksi ada bila dua benda berinteraksi
 Aksi reaksi bekerja pada dua benda yang berbeda
 Aksi reaksi sama besar tetapi berlawanan arah
contoh pasangan gaya aksi reaksi adalah:
 seorang anak memakai skate-board dan berdiri mengahadap tembok. Jika anak
tersebut mendorong tembok(Faksi), maka tembok akan mendorong tangan
dengan besar gaya yang sama tetapi berlawanan (Freaksi)sehingga anak
tersebut terdorong ke belakang.
 Saat palu besi memukul ujung paku berarti palu mengerjakan gaya pada ujung
paku(Faksi) maka paku akan memberikan gaya pada palu(Freaksi)
 Ketika kaki atlit renang menolak dinding tembok kolam renang(Faksi) maka
tembok kolam renang kan mengerjakan gaya pada kaki perenang(Freaksi)
sehingga perenang terdorong ke depan
SEJARAH GAYA
Aristoteles dan pengikutnya meyakini bahwa keadaan alami objek di Bumi tak bergerak dan
bahwasannya objek-objek tersebut cenderung ke arah keadaan tersebut jika dibiarkan begitu
saja. Aristoteles membedakan antara kecenderungan bawaan objek-objek untuk menemukan
“tempat alami” mereka (misal benda berat jatuh), yang menuju “gerak alami”, dan tak alami
atau gerak terpaksa, yang memerlukan penerapan kontinyu gaya. Namun teori ini meskipun
berdasarkan pengalaman sehari-hari bagaimana objek bergerak (misal kuda dan pedati),
memiliki kesulitan perhitungan yang menjengkelkan untuk proyektil, semisal penerbangan
panah. Beberapa teori telah dibahas selama berabad-abad, dan gagasan pertengahan akhir
bahwa objek dalam gerak terpaksa membawa gaya dorong bawaan adalah pengaruh
pekerjaan Galileo Galilei. Galileo melakukan eksperimen dimana batu dan peluru meriam
keduanya digelindingkan pada suatu kecuraman untuk membuktikan kebalikan teori gerak
Aristoteles pada awal abad 17. Galileo menunjukkan bahwa benda dipercepat oleh gravitasi
yang mana tak gayut massanya dan berargumentasi bahwa objek mempertahankan kecepatan
mereka jika tidak dipengaruhi oleh gaya - biasanya gesekan. Isaac Newton dikenal sebagai
pembantah secara tegas untuk pertama kalinya, bahwa secara umum, gaya konstan
menyebabkan laju perubahan konstan (turunan waktu) dari momentum. Secara esensi, ia
memberi definisi matematika pertama kali dan hanya definisi matematika dari kuantitas gaya
itu sendiri - sebagai turunan waktu momentum: F = dp/dt. Pada tahun 1784 Charles Coulomb
menemukan hukum kuadrat terbalik interaksi antara muatan listrik menggunakan
keseimbangan torsional, yang mana adalah gaya fundamental kedua. Gaya nuklir kuat dan
gaya nuklir lemah ditemukan pada abad ke 20. Dengan pengembangan teori medan kuantum
dan relativitas umum, disadari bahwa “gaya” adalah konsep berlebihan yang muncul dari
kekekalan momentum (momentum 4 dalam relativitas dan momentum partikel virtual dalam
elektrodinamika kuantum). Dengan demikian sekarang ini dikenal gaya fundamental adalah
lebih akurat disebut “interaksi fundamental”.
JENIS-JENIS GAYA
Meskipun terdapat dengan jelas banyak tipe gaya di alam semesta, mereka seluruhnya
berbasis pada empat gaya fundamental. Gaya nuklir kuat dan gaya nuklir lemah hanya
beraksi pada jarak yang sangat pendek dan bertanggung jawab untuk "mengikat" nukleon
tertentu dan menyusun nuklir. Gaya elektromagnetik beraksi antara muatan listrik dan gaya
gravitasi beraksi antara massa. Prinsip perkecualian Pauli bertanggung jawab untuk
kecenderungan atom untuk tak "bertumpang tindih" satu sama lain, dan adalah jadinya
bertanggung jawab untuk "kekakuan" materi, namun hal ini juga bergantung pada gaya
elektromagnetik yang mengikat isi-isi setiap atom. Seluruh gaya yang lain berbasiskan pada
keempat gaya ini. Sebagai contoh, gesekan adalah perwujudan gaya elektromagnetik yang
beraksi antara atom-atom dua permukaan, dan prinsip perkecualian Pauli, yang tidak
memperkenankan atom-atom untuk menerobos satu sama lain. Gaya-gaya dalam pegas
dimodelkan oleh hukum Hooke adalah juga hasil gaya elektromagnetik dan prinsip
perkecualian Pauli yang beraksi bersama-sama untuk mengembalikan objek ke posisi
keseimbangan. Gaya sentrifugal adalah gaya percepatan yang muncul secara sederhana dari
percepatan rotasi kerangka acuan. Pandangan mekanika kuantum modern dari tiga gaya
fundamental pertama (seluruhnya kecuali gravitasi) adalah bahwa partikel materi (fermion)
tidak secara langsung berinteraksi dengan satu sama lain namun agaknya dengan
mempertukarkan partikel virtual (boson). Hasil pertukaran ini adalah apa yang kita sebut
interaksi elektromagnetik (gaya Coulomb adalah satu contoh interaksi elektromagnetik).
Dalam relativitas umum, gravitasi tidaklah dipandang sebagai gaya. Melainkan, objek yang
bergerak secara bebas dalam medan gravitasi secara sederhana mengalami gerak inersia
sepanjang garis lurus dalam ruang-waktu melengkung - didefinisikan sebagai lintasan ruang-
waktu terpendek antara dua titik ruang-waktu. Garis lurus ini dalam ruang-waktu dipandang
sebagai garis lengkung dalam ruang, dan disebut lintasan balistik objek. Sebagai contoh, bola
basket yang dilempar dari landasan bergerak dalam bentuk parabola sebagaimana ia dalam
medan gravitasi serba sama. Lintasan ruang-waktunya (ketika dimensi ekstra ct ditambahkan)
adalah hampir garis lurus, sedikit melengkung (dengan jari-jari kelengkungan berorde sedikit
tahun cahaya). Turunan waktu perubahan momentum dari benda adalah apa yang kita labeli
sebagai "gaya gravitasi". Contoh:
 Objek berat dalam keadaan jatuh bebas. Perubahan momentumnya sebagaimana
dp/dt = mdv/dt = ma =mg (jika massa m konstan), jadi kita sebut kuantitas mg "gaya
gravitasi" yang beraksi pada objek. Hal ini adalah definisi berat (W = mg) objek.
 Objek berat di atas meja ditarik ke bawah menuju lantai oleh gaya gravitasi (yakni
beratnya). Pada waktu yang sama, meja menahan gaya ke bawah dengan gaya ke atas
yang sama (disebut gaya normal), menghasilkan gaya netto nol, dan tak ada
percepatan. (Jika objek adalah orang, ia sesungguhnya merasa aksi gaya normal
terhadapnya dari bawah.)
 Objek berat di atas meja dengan lembut didorong dalam arah menyamping oleh jari-
jari.
 Akan tetapi, ia tidak pindah karena gaya dari jari-jari tangan pada objek sekarang
dilawan oleh gaya baru gesekan statis, dibangkitkan antara objek dan permukaan meja.
 Gaya baru terbangkitkan ini secara pasti menyeimbangkan gaya yang dikerahkan pada
objek oleh jari, dan lagi tak ada percepatan yang terjadi.
 Gesekan statis meningkat atau menurun secara otomatis. Jika gaya dari jari-jari
dinaikkan (hingga suatu titik), gaya samping yang berlawanan dari gesekan statis
meningkat secara pasti menuju titik dari posisi sempurna.
 Objek berat di atas meja didorong dengan jari cukup keras sehingga gesekan statis tak
dapat membangkitkan gaya yang cukup untuk menandingi gaya yang dikerahkan oleh
jari, dan objek mulai terdorong melintasi permukaan meja. Jika jari dipindah dengan
kecepatan konstan, ini perlu untuk menerapkan gaya yang secara pasti membatalkan
gaya gesek kinetik dari permukaan meja dan kemudian objek berpindah dengan
kecepatan konstan yang sama. Kecepatan adalah konstan hanya karena gaya dari jari
dan gesekan kinetik saling menghilangkan satu sama lain. Tanpa gesekan, objek
terus-menerus bergerak dipercepat sebagai respon terhadap gaya konstan.
 Objek berat mencapai tepi meja dan jatuh. Sekarang objek, yang dikenai gaya konstan
dari beratnya, namun dibebaskan dari gaya normal dan gaya gesek dari meja,
memperoleh dalam kecepatannya dalam arah sebanding dengan waktu jatuh, dan
jadinya (sebelum ia mencapai kecepatan dimana gaya tahanan udara menjadi
signifikan dibandingkan dengan gaya gravitasi) laju perolehan momentum dan
kecepatannya adalah konstan. Fakta ini pertama kali ditemukan oleh Galileo.
 Objek berat suspended pada timbangan. Karena objek tidak bergerak (sehingga
turunan waktu dari momentumnya adalah nol) maka selama percepatan jatuh bebas g
ia harus mengalami percepatan yang diarahkan sama dan berlawanan a = -g
dikarenakan aksi pegas.
 Percepatan ini dikalikan dengan massa objek adalah apa yang kita labeli sebagai
"gaya reaksi pegas" yang mana secara nyata sama dan berlawanan dengan berat objek
mg.
 Mengetahui massa (katakanlah, 1 kg) dan percepatan jatuh bebas (katakanlah, 9,8
meter/detik2) kita dapat menentukan timbangan dengan tanda "9,8 N". Pasang
beragam massa (2 kg, 3 kg, ...) kita dapat mengkalibrasi timbangan dan kemudian
menggunakan skala tertentu ini untuk mengukur banyak gaya yang lain (gesek, gaya
reaksi, gaya listrik, gaya magnetik, dst).
Relativitas Khusus
Dalam teori relativitas khusus, massa dan energi adalah ekivalen (sebagaimana dapat dilihat
dengan menghitung kerja yang diperlukan untuk mempercepat benda). Ketika kecepatan
suatu objek meningkat, maka energinya dan inersianya juga akan meningkat. Maka gaya
yang diperlukan untuk mempercepat benda tersebut lebih besar dengan massa yang sama
dibandingkan ketika benda bergerak pada kecepatan yang lebih rendah. Hukum Kedua
Newton
tetap berlaku karena merupakan definisi matematika.[2]:855–876 Namun, momentum relativistik
harus dinyatakan ulang sebagai:
dengan
adalah kecepatan dan
adalah kecepatan cahaya
adalah massa diam.
Persamaan relativistik yang menghubungkan gaya dan akselerasi untuk partikel dengan
massa diam konstan tidak nol yang bergerak pada arah sumbu :
dengan faktor Lorentz
[3]
Gaya non-fundamental
Beberapa gaya ada karena gaya fundamental. Dalam beberapa kasus, ada permodelan yang
diidealkan untuk mendapatkan pemahaman.
Gaya normal
FN adalah gaya normal yang bekerja pada objek.
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Gaya normal
Gaya normal ditimbulkan oleh gaya repulsif dari interaksi antara atom-atom pada jarak dekat.
Friksi
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Friksi
Friksi adalah gaya permukaan yang melawan gerak relatif. Gaya friksi berhubungan langsung
dengan gaya normal yang menjaga dua benda solid terpisah pada titik kontak. Ada 2 macam
gaya friksi: friksi statis dan friksi kinetis.
Gaya friksi statis ( ) akan berlawanan langsung dengan objek yang terletak paralel pada
permukaan sesuai dengan koefisien gesek statis ( ) dikalikan dengan gaya normal ( ).
Maka besaran gaya friksi statis akan memenuhi pertidaksamaan:
.
Sedangkan untuk gaya friksi kinetis ( ):
,
adalah koefisien gesek kinetis. Untuk kebanyakan permukaan, koefisien gesek kinetis
nilainya lebih rendah daripada koefisien gesek statis.
GAYA ELASTIS
Gaya elastis bekerja untuk mengembalikan pegas ke ukuran aslinya. Sebuah pegas ideal
diasumsikan tidak bermassa, tidak mempunyai friksi, tidak dapat rusak, dan dapat
diperpanjang tak terbatas. Pegas akan menghasilkan gaya yang akan menarik jika
diperpanjang sesuai dengan perpanjangannya dari posisi awalnya. Hubungan linear ini
dicetuskan oleh Robert Hooke tahun 1676, sehingga dinamakan Hukum Hooke. Jika
adalah besar perpanjangan, maka gaya yang dihasilkan pegas ideal sama dengan:
dengan adalah konstanta pegas. Tanda minus menunjukkan arah gaya berlawanan arah dan
muatan yang diberikan.
Satuan Ukuran
Satuan SI yang digunakan untuk mengukur gaya adalah newton (simbol N), yang mana sama
dengan gaya yang dibutuhkan untuk menggerakkan benda bermassa 1 kilogram dengan
percepatan 1 meter per sekon kuadrat atau kg·m·s−2.[9]. Satuan CGS lebih awal adalah dyne,
gaya yang dibutuhkan untuk menggerakkan benda bermassa 1 gram dengan percepatan 1 cm
per sekon kuadrat (g·cm·s−2). Satu newton sama dengan 100.000 dyne.
Gaya non konservatif
Untuk skenario fisis tertentu, adalah tak mungkin untuk memodelkan gaya
sebagaimana dikarenakan gradien potensial. Hal ini seringkali dikarenakan
tinjauan makrofisis yang mana menghasilkan gaya sebagai kemunculan dari rata-
rata statistik makroskopik dari keadaan mikro. Sebagai contoh, friksi disebabkan
oleh gradien banyak potensial elektrostatik antara atom-atom, namun mewujud
sebagai model gaya yang tak gayut sembarang vektor posisi skala makro.
Gaya non konservatif selain friksi meliputi gaya kontak yang lain, tegangan, tekanan, dan
seretan (drag). Akan tetapi, untuk sembarang deskripsi detail yang cukup, seluruh gaya ini
adalah hasil gaya konservatif karena tiap-tiap gaya makroskopis ini adalah hasil netto gradien
potensial mikroskopis. Hubungan antara gaya non konservatif makroskopis dan gaya
konservatif mikroskopis dideskripsikan oleh perlakuan detail dengan mekanika statistik.
Dalam sistem tertutup makroskopis, gaya non konservatif beraksi untuk mengubah energi
internal sistem dan seringkali dikaitkan dengan transfer panas. Menurut Hukum Kedua
Termodinamika, gaya non konservatif hasil yang diperlukan dalam transformasi energi dalam
sistem tertutup dari kondisi terurut menuju kondisi lebih acak sebagaimana entropi
meningkat.

More Related Content

What's hot

Dinamika partikel fisika randina eka putri (xii ipa 2)
Dinamika partikel fisika   randina eka putri (xii ipa 2)Dinamika partikel fisika   randina eka putri (xii ipa 2)
Dinamika partikel fisika randina eka putri (xii ipa 2)Paarief Udin
 
HUKUM NEWTON
HUKUM NEWTONHUKUM NEWTON
HUKUM NEWTONDwi Ratna
 
Rumus dinamika gerak lurus
Rumus dinamika gerak lurusRumus dinamika gerak lurus
Rumus dinamika gerak lurusAde Hidayat
 
Bab 5-momentum-dan-impuls
Bab 5-momentum-dan-impulsBab 5-momentum-dan-impuls
Bab 5-momentum-dan-impulsKancana Trends
 
Konsep momentum dan impuls
Konsep momentum dan impulsKonsep momentum dan impuls
Konsep momentum dan impulsMohammad Mj
 
FISIKA DASAR_03 dinamika
FISIKA DASAR_03 dinamikaFISIKA DASAR_03 dinamika
FISIKA DASAR_03 dinamikaEko Efendi
 
aplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hari
aplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hariaplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hari
aplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hariInstitute techologi bandung
 
Hukum gerak newton (bill)
Hukum gerak newton (bill)Hukum gerak newton (bill)
Hukum gerak newton (bill)Bill Sukirno
 
Tugas Fisika Hukum Newton - SMPN 1 Bandung
Tugas Fisika Hukum Newton - SMPN 1 BandungTugas Fisika Hukum Newton - SMPN 1 Bandung
Tugas Fisika Hukum Newton - SMPN 1 BandungAqiyasa Adiba
 
FISIKA DASAR_06 momentum
FISIKA DASAR_06 momentumFISIKA DASAR_06 momentum
FISIKA DASAR_06 momentumEko Efendi
 
Impuls Dan Momentum
Impuls Dan Momentum Impuls Dan Momentum
Impuls Dan Momentum Mu'alim Nur
 

What's hot (20)

Gaya dan Hukum Newton
Gaya dan Hukum NewtonGaya dan Hukum Newton
Gaya dan Hukum Newton
 
Dinamika partikel fisika randina eka putri (xii ipa 2)
Dinamika partikel fisika   randina eka putri (xii ipa 2)Dinamika partikel fisika   randina eka putri (xii ipa 2)
Dinamika partikel fisika randina eka putri (xii ipa 2)
 
Dinamika gerak
Dinamika gerakDinamika gerak
Dinamika gerak
 
Hukum newton i
Hukum newton iHukum newton i
Hukum newton i
 
Dinamika gerak
Dinamika gerakDinamika gerak
Dinamika gerak
 
HUKUM NEWTON
HUKUM NEWTONHUKUM NEWTON
HUKUM NEWTON
 
Rumus dinamika gerak lurus
Rumus dinamika gerak lurusRumus dinamika gerak lurus
Rumus dinamika gerak lurus
 
Gaya Dan Penerapannya
Gaya Dan PenerapannyaGaya Dan Penerapannya
Gaya Dan Penerapannya
 
Bab 5-momentum-dan-impuls
Bab 5-momentum-dan-impulsBab 5-momentum-dan-impuls
Bab 5-momentum-dan-impuls
 
Konsep momentum dan impuls
Konsep momentum dan impulsKonsep momentum dan impuls
Konsep momentum dan impuls
 
Soal gaya 01
Soal gaya 01Soal gaya 01
Soal gaya 01
 
Dinamika partikel
Dinamika partikelDinamika partikel
Dinamika partikel
 
FISIKA DASAR_03 dinamika
FISIKA DASAR_03 dinamikaFISIKA DASAR_03 dinamika
FISIKA DASAR_03 dinamika
 
aplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hari
aplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hariaplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hari
aplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hari
 
Dinamika Gerak
Dinamika GerakDinamika Gerak
Dinamika Gerak
 
Hukum gerak newton (bill)
Hukum gerak newton (bill)Hukum gerak newton (bill)
Hukum gerak newton (bill)
 
Tugas Fisika Hukum Newton - SMPN 1 Bandung
Tugas Fisika Hukum Newton - SMPN 1 BandungTugas Fisika Hukum Newton - SMPN 1 Bandung
Tugas Fisika Hukum Newton - SMPN 1 Bandung
 
FISIKA DASAR_06 momentum
FISIKA DASAR_06 momentumFISIKA DASAR_06 momentum
FISIKA DASAR_06 momentum
 
Impuls Dan Momentum
Impuls Dan Momentum Impuls Dan Momentum
Impuls Dan Momentum
 
Gaya dan gerak
Gaya dan gerakGaya dan gerak
Gaya dan gerak
 

Viewers also liked

Pendahuluan fisika dasar
Pendahuluan fisika dasarPendahuluan fisika dasar
Pendahuluan fisika dasartri wulandari
 
Mata kuliah fisika ii
Mata kuliah fisika iiMata kuliah fisika ii
Mata kuliah fisika iiAmeu Sequeira
 
Kuliah pendahuluan fisika dasar
Kuliah pendahuluan fisika dasarKuliah pendahuluan fisika dasar
Kuliah pendahuluan fisika dasarferosiscaa
 
Termodinamika1
Termodinamika1Termodinamika1
Termodinamika1APRIL
 
Fisika dasar 1
Fisika dasar 1Fisika dasar 1
Fisika dasar 1kidamhady
 

Viewers also liked (6)

Pendahuluan fisika dasar
Pendahuluan fisika dasarPendahuluan fisika dasar
Pendahuluan fisika dasar
 
Mata kuliah fisika ii
Mata kuliah fisika iiMata kuliah fisika ii
Mata kuliah fisika ii
 
Kuliah pendahuluan fisika dasar
Kuliah pendahuluan fisika dasarKuliah pendahuluan fisika dasar
Kuliah pendahuluan fisika dasar
 
Sukses
SuksesSukses
Sukses
 
Termodinamika1
Termodinamika1Termodinamika1
Termodinamika1
 
Fisika dasar 1
Fisika dasar 1Fisika dasar 1
Fisika dasar 1
 

Similar to SEJARAH GAYA

Similar to SEJARAH GAYA (20)

Makalah kesehatan fisika gaya
Makalah kesehatan fisika gayaMakalah kesehatan fisika gaya
Makalah kesehatan fisika gaya
 
Hukum hukum newton tentang gerak_basrib.fisika
Hukum hukum newton tentang gerak_basrib.fisikaHukum hukum newton tentang gerak_basrib.fisika
Hukum hukum newton tentang gerak_basrib.fisika
 
Biomekanika
BiomekanikaBiomekanika
Biomekanika
 
Makalah kesehatan fisika gaya
Makalah kesehatan fisika gayaMakalah kesehatan fisika gaya
Makalah kesehatan fisika gaya
 
Hukum tentang gerak
Hukum tentang gerakHukum tentang gerak
Hukum tentang gerak
 
Teori Dasar Pesawat Atwood
Teori Dasar Pesawat AtwoodTeori Dasar Pesawat Atwood
Teori Dasar Pesawat Atwood
 
Percepatan gravitasi
Percepatan gravitasiPercepatan gravitasi
Percepatan gravitasi
 
Percepatan gravitasi
Percepatan gravitasiPercepatan gravitasi
Percepatan gravitasi
 
Dinamika_Gerak.pptx
Dinamika_Gerak.pptxDinamika_Gerak.pptx
Dinamika_Gerak.pptx
 
Hukum newton
Hukum newtonHukum newton
Hukum newton
 
SCES3083 Penulisan Akademik Aplikasi Hukum Newton
SCES3083 Penulisan Akademik Aplikasi Hukum NewtonSCES3083 Penulisan Akademik Aplikasi Hukum Newton
SCES3083 Penulisan Akademik Aplikasi Hukum Newton
 
Modul 2-pesawat-atwood1
Modul 2-pesawat-atwood1Modul 2-pesawat-atwood1
Modul 2-pesawat-atwood1
 
Makalah biomekanika akbid
Makalah biomekanika akbidMakalah biomekanika akbid
Makalah biomekanika akbid
 
GAYA DAN HUKUM NEWTON
GAYA DAN HUKUM NEWTONGAYA DAN HUKUM NEWTON
GAYA DAN HUKUM NEWTON
 
BAB 4-Gerak dan Gaya.pptx
BAB 4-Gerak dan Gaya.pptxBAB 4-Gerak dan Gaya.pptx
BAB 4-Gerak dan Gaya.pptx
 
Ppt fisdas 1
Ppt fisdas 1Ppt fisdas 1
Ppt fisdas 1
 
Modul 4 (gaya)
Modul 4 (gaya)Modul 4 (gaya)
Modul 4 (gaya)
 
05 bab 4
05 bab 405 bab 4
05 bab 4
 
05 bab 4
05 bab 405 bab 4
05 bab 4
 
05 bab 4
05 bab 405 bab 4
05 bab 4
 

Recently uploaded

Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 

Recently uploaded (20)

Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 

SEJARAH GAYA

  • 1. TUGAS IPA NAMA KELOMPOK : I. BIMA PRASETIO WIDODO (09) II. LUGAS WICAKSONO (25) III. M.UBAIDILLAH SYAUKI ROMADON (26) IV. FIKRI MAULANA (21) V. FARIS MILZAM (22) VI. DANANG PRIAMBODO (11)
  • 2. Hukum I Newton Hukum Pertama Newton tentang gerak sering pula dsebut hukum kelembaman, kelembaman adalah sifat dasar dari sebuah benda. Yaitu benda akan mempertahankan kedaannya. Hukum pertama Newton berbunyi” Sebuah benda yang diam akan tetap diam dan yang bergerak lurus beraturan akan tetap bergerak lurus beraturan selama tidak ada resultan gaya yang bekerja padanya” atau bisa juga kalimatnya dibalik menjadi “Selama resultan gaya yang bekerja pada sebuah partikel sama dengan nol maka benda diam akan tetap diam atau bergerak dengan kecepatan tetap akan bergerak dengan kecepatan tetap”. Hukum newton tentang gerak sering juga dituliskan Contoh hukum Newton I dalam kehidupan sehari-hari : Misalkan kamu sedang menaiki sebuahmobil yang bergerak atau melaju cepat tiba- tiba di rem mendadak. Apa yang terjadi dengan badan kamu? Pasti badan kamu akan terdorong kedepan. Atau contoh kedua ketika kamu sedang menaiki angkutan kota dengan laju tetap tiba-tiba angkutan kota digas atau kecepatnnya ditambah maka badan kamu akan terdorong ke belakang. Dari contoh pertama dan kedua memperlihatkan bahwa benda dalam hal ini cenderung akan mempertahankan keaadaannya. Jadi yang sedang bergerak akan tetap bergerak atau yang diam akan tetap diam bila tidak ada resultan gaya yang bekerja padanya. Hukum pertama Newton menyatakan keadaan keseimbangan sebuah partikel yaitu sebagai prasarat sebuah partikel berada dalam keadaan keseimbangan, yaitu sebuah partikel dikatakan seimbang bila ∑F = 0
  • 3. Hukum II Newton Hukum kedua Newton tentang gerak menyatakan bahwa “percepatan yang diberikan oleh resultan gaya yang bekerja pada sauatu benda adalah sebanding dengan resultan gaya serta berbanding terbalik dengan massa benda.” Apabila resultan gaya yang bekerja pada benda tidak sama dengan nol tetapi konstan, benda akan bergerak lurus berubah beraturan. Benda yang bergerak lurus berubah beraturan kecepatannya berubah secara beraturan sehingga mengalami percepatan yang tetap. Ketika kamu mendorong meja seorang diri, tentu meja tersebut bergerak lambat. Beda halnya ketika kamu bersama teman-temanmu mendorongnya, meja tersebut lebih mudah lagi bergerak. Hal ini terjadi karena gaya yang diberikan terhadap meja olehmu sendiri lebih kecil dibandingkan ketika kamu dibantu teman-temanmu. Dengan demikian, meja tersebut lebih mudah digerakkan karena percepatannya lebih besar. Besarnya percepatan suatu benda sebanding dengan resultan gayanya. Semakin besar resultan gaya yang bekerja pada suatu benda, percepatannya akan semakin besar. Apabila percepatan disimbolkan dengan a dan resultan gaya disimbolkan dengan ΣF, dapat dituliskan Suatu benda memiliki sifat kelembaman yang selanjutnya disebut massa kelembaman. Massa kelembaman ini sangat memengaruhi percepatan gerak suatu benda. Jika suatu benda yang sedang bergerak dengan percepatan tertentu kamu tambahkan massa kelembamannya, percepatan benda akan semakin kecil. Hal ini membuktikan bahwa percepatan benda berbanding terbalik dengan massa benda. Untuk resultan gaya tetap yang bekerja pada suatu benda dengan massa semakin besar, semakin kecil percepatan yang terjadi. Rumus hukun Newton tersebut dapat dituliskan sebagai berikut : atau Keterangan: F = Gaya (N) M = Massa (Kg) A = Percepatan (m/s2)
  • 4. Hukum III Newton Hukum Newton ketigatentang gerak mengatakan bahwa “Jika benda pertama mengerjakan gaya terhadap benda kedua, maka benda kedua akan mengerjakan gaya terhadap benda pertama yang besarnya sama, tetapi arahnya berlawanan". Hukum Newton ketiga tentang gerak memperlihatkan bahwa gaya akan ada bila ada dua benda yang saling ber interaksi. Pada hukum ketiga Newton ini gaya-gaya selalu berpasangan. Jika benda P mengerjakan gaya pada benda Q, maka benda Q akan mengerjakan gaya pula pada benda P. Yang besarnya sama tapi arah berlawanan. Hukum Newton ketiga tentang gerak ini dinamakan juga dengan hukum aksi-reaksi. Penjelasannya adalah bila benda P mengerjakan gaya pada benda Q dinamakan sebagai gaya aksi, sebaliknya bila benda Q mengerjakan gaya pada benda P dinamakan dengan gaya reaksi. Besar gaya aksi-reaksi selalu sama tetapi arah berlawanan. Konsep fisika dari aksi reaksi adalah sebagai berikut:  Pasangan aksi reaksi ada bila dua benda berinteraksi  Aksi reaksi bekerja pada dua benda yang berbeda  Aksi reaksi sama besar tetapi berlawanan arah contoh pasangan gaya aksi reaksi adalah:  seorang anak memakai skate-board dan berdiri mengahadap tembok. Jika anak tersebut mendorong tembok(Faksi), maka tembok akan mendorong tangan dengan besar gaya yang sama tetapi berlawanan (Freaksi)sehingga anak tersebut terdorong ke belakang.  Saat palu besi memukul ujung paku berarti palu mengerjakan gaya pada ujung paku(Faksi) maka paku akan memberikan gaya pada palu(Freaksi)  Ketika kaki atlit renang menolak dinding tembok kolam renang(Faksi) maka tembok kolam renang kan mengerjakan gaya pada kaki perenang(Freaksi) sehingga perenang terdorong ke depan
  • 5. SEJARAH GAYA Aristoteles dan pengikutnya meyakini bahwa keadaan alami objek di Bumi tak bergerak dan bahwasannya objek-objek tersebut cenderung ke arah keadaan tersebut jika dibiarkan begitu saja. Aristoteles membedakan antara kecenderungan bawaan objek-objek untuk menemukan “tempat alami” mereka (misal benda berat jatuh), yang menuju “gerak alami”, dan tak alami atau gerak terpaksa, yang memerlukan penerapan kontinyu gaya. Namun teori ini meskipun berdasarkan pengalaman sehari-hari bagaimana objek bergerak (misal kuda dan pedati), memiliki kesulitan perhitungan yang menjengkelkan untuk proyektil, semisal penerbangan panah. Beberapa teori telah dibahas selama berabad-abad, dan gagasan pertengahan akhir bahwa objek dalam gerak terpaksa membawa gaya dorong bawaan adalah pengaruh pekerjaan Galileo Galilei. Galileo melakukan eksperimen dimana batu dan peluru meriam keduanya digelindingkan pada suatu kecuraman untuk membuktikan kebalikan teori gerak Aristoteles pada awal abad 17. Galileo menunjukkan bahwa benda dipercepat oleh gravitasi yang mana tak gayut massanya dan berargumentasi bahwa objek mempertahankan kecepatan mereka jika tidak dipengaruhi oleh gaya - biasanya gesekan. Isaac Newton dikenal sebagai pembantah secara tegas untuk pertama kalinya, bahwa secara umum, gaya konstan menyebabkan laju perubahan konstan (turunan waktu) dari momentum. Secara esensi, ia memberi definisi matematika pertama kali dan hanya definisi matematika dari kuantitas gaya itu sendiri - sebagai turunan waktu momentum: F = dp/dt. Pada tahun 1784 Charles Coulomb menemukan hukum kuadrat terbalik interaksi antara muatan listrik menggunakan keseimbangan torsional, yang mana adalah gaya fundamental kedua. Gaya nuklir kuat dan gaya nuklir lemah ditemukan pada abad ke 20. Dengan pengembangan teori medan kuantum dan relativitas umum, disadari bahwa “gaya” adalah konsep berlebihan yang muncul dari kekekalan momentum (momentum 4 dalam relativitas dan momentum partikel virtual dalam elektrodinamika kuantum). Dengan demikian sekarang ini dikenal gaya fundamental adalah lebih akurat disebut “interaksi fundamental”.
  • 6. JENIS-JENIS GAYA Meskipun terdapat dengan jelas banyak tipe gaya di alam semesta, mereka seluruhnya berbasis pada empat gaya fundamental. Gaya nuklir kuat dan gaya nuklir lemah hanya beraksi pada jarak yang sangat pendek dan bertanggung jawab untuk "mengikat" nukleon tertentu dan menyusun nuklir. Gaya elektromagnetik beraksi antara muatan listrik dan gaya gravitasi beraksi antara massa. Prinsip perkecualian Pauli bertanggung jawab untuk kecenderungan atom untuk tak "bertumpang tindih" satu sama lain, dan adalah jadinya bertanggung jawab untuk "kekakuan" materi, namun hal ini juga bergantung pada gaya elektromagnetik yang mengikat isi-isi setiap atom. Seluruh gaya yang lain berbasiskan pada keempat gaya ini. Sebagai contoh, gesekan adalah perwujudan gaya elektromagnetik yang beraksi antara atom-atom dua permukaan, dan prinsip perkecualian Pauli, yang tidak memperkenankan atom-atom untuk menerobos satu sama lain. Gaya-gaya dalam pegas dimodelkan oleh hukum Hooke adalah juga hasil gaya elektromagnetik dan prinsip perkecualian Pauli yang beraksi bersama-sama untuk mengembalikan objek ke posisi keseimbangan. Gaya sentrifugal adalah gaya percepatan yang muncul secara sederhana dari percepatan rotasi kerangka acuan. Pandangan mekanika kuantum modern dari tiga gaya fundamental pertama (seluruhnya kecuali gravitasi) adalah bahwa partikel materi (fermion) tidak secara langsung berinteraksi dengan satu sama lain namun agaknya dengan mempertukarkan partikel virtual (boson). Hasil pertukaran ini adalah apa yang kita sebut interaksi elektromagnetik (gaya Coulomb adalah satu contoh interaksi elektromagnetik). Dalam relativitas umum, gravitasi tidaklah dipandang sebagai gaya. Melainkan, objek yang bergerak secara bebas dalam medan gravitasi secara sederhana mengalami gerak inersia sepanjang garis lurus dalam ruang-waktu melengkung - didefinisikan sebagai lintasan ruang- waktu terpendek antara dua titik ruang-waktu. Garis lurus ini dalam ruang-waktu dipandang sebagai garis lengkung dalam ruang, dan disebut lintasan balistik objek. Sebagai contoh, bola basket yang dilempar dari landasan bergerak dalam bentuk parabola sebagaimana ia dalam medan gravitasi serba sama. Lintasan ruang-waktunya (ketika dimensi ekstra ct ditambahkan) adalah hampir garis lurus, sedikit melengkung (dengan jari-jari kelengkungan berorde sedikit tahun cahaya). Turunan waktu perubahan momentum dari benda adalah apa yang kita labeli sebagai "gaya gravitasi". Contoh:  Objek berat dalam keadaan jatuh bebas. Perubahan momentumnya sebagaimana dp/dt = mdv/dt = ma =mg (jika massa m konstan), jadi kita sebut kuantitas mg "gaya gravitasi" yang beraksi pada objek. Hal ini adalah definisi berat (W = mg) objek.  Objek berat di atas meja ditarik ke bawah menuju lantai oleh gaya gravitasi (yakni beratnya). Pada waktu yang sama, meja menahan gaya ke bawah dengan gaya ke atas yang sama (disebut gaya normal), menghasilkan gaya netto nol, dan tak ada percepatan. (Jika objek adalah orang, ia sesungguhnya merasa aksi gaya normal terhadapnya dari bawah.)  Objek berat di atas meja dengan lembut didorong dalam arah menyamping oleh jari- jari.  Akan tetapi, ia tidak pindah karena gaya dari jari-jari tangan pada objek sekarang dilawan oleh gaya baru gesekan statis, dibangkitkan antara objek dan permukaan meja.  Gaya baru terbangkitkan ini secara pasti menyeimbangkan gaya yang dikerahkan pada objek oleh jari, dan lagi tak ada percepatan yang terjadi.
  • 7.  Gesekan statis meningkat atau menurun secara otomatis. Jika gaya dari jari-jari dinaikkan (hingga suatu titik), gaya samping yang berlawanan dari gesekan statis meningkat secara pasti menuju titik dari posisi sempurna.  Objek berat di atas meja didorong dengan jari cukup keras sehingga gesekan statis tak dapat membangkitkan gaya yang cukup untuk menandingi gaya yang dikerahkan oleh jari, dan objek mulai terdorong melintasi permukaan meja. Jika jari dipindah dengan kecepatan konstan, ini perlu untuk menerapkan gaya yang secara pasti membatalkan gaya gesek kinetik dari permukaan meja dan kemudian objek berpindah dengan kecepatan konstan yang sama. Kecepatan adalah konstan hanya karena gaya dari jari dan gesekan kinetik saling menghilangkan satu sama lain. Tanpa gesekan, objek terus-menerus bergerak dipercepat sebagai respon terhadap gaya konstan.  Objek berat mencapai tepi meja dan jatuh. Sekarang objek, yang dikenai gaya konstan dari beratnya, namun dibebaskan dari gaya normal dan gaya gesek dari meja, memperoleh dalam kecepatannya dalam arah sebanding dengan waktu jatuh, dan jadinya (sebelum ia mencapai kecepatan dimana gaya tahanan udara menjadi signifikan dibandingkan dengan gaya gravitasi) laju perolehan momentum dan kecepatannya adalah konstan. Fakta ini pertama kali ditemukan oleh Galileo.  Objek berat suspended pada timbangan. Karena objek tidak bergerak (sehingga turunan waktu dari momentumnya adalah nol) maka selama percepatan jatuh bebas g ia harus mengalami percepatan yang diarahkan sama dan berlawanan a = -g dikarenakan aksi pegas.  Percepatan ini dikalikan dengan massa objek adalah apa yang kita labeli sebagai "gaya reaksi pegas" yang mana secara nyata sama dan berlawanan dengan berat objek mg.  Mengetahui massa (katakanlah, 1 kg) dan percepatan jatuh bebas (katakanlah, 9,8 meter/detik2) kita dapat menentukan timbangan dengan tanda "9,8 N". Pasang beragam massa (2 kg, 3 kg, ...) kita dapat mengkalibrasi timbangan dan kemudian menggunakan skala tertentu ini untuk mengukur banyak gaya yang lain (gesek, gaya reaksi, gaya listrik, gaya magnetik, dst).
  • 8. Relativitas Khusus Dalam teori relativitas khusus, massa dan energi adalah ekivalen (sebagaimana dapat dilihat dengan menghitung kerja yang diperlukan untuk mempercepat benda). Ketika kecepatan suatu objek meningkat, maka energinya dan inersianya juga akan meningkat. Maka gaya yang diperlukan untuk mempercepat benda tersebut lebih besar dengan massa yang sama dibandingkan ketika benda bergerak pada kecepatan yang lebih rendah. Hukum Kedua Newton tetap berlaku karena merupakan definisi matematika.[2]:855–876 Namun, momentum relativistik harus dinyatakan ulang sebagai: dengan adalah kecepatan dan adalah kecepatan cahaya adalah massa diam. Persamaan relativistik yang menghubungkan gaya dan akselerasi untuk partikel dengan massa diam konstan tidak nol yang bergerak pada arah sumbu : dengan faktor Lorentz [3]
  • 9. Gaya non-fundamental Beberapa gaya ada karena gaya fundamental. Dalam beberapa kasus, ada permodelan yang diidealkan untuk mendapatkan pemahaman. Gaya normal FN adalah gaya normal yang bekerja pada objek. Artikel utama untuk bagian ini adalah: Gaya normal Gaya normal ditimbulkan oleh gaya repulsif dari interaksi antara atom-atom pada jarak dekat. Friksi Artikel utama untuk bagian ini adalah: Friksi Friksi adalah gaya permukaan yang melawan gerak relatif. Gaya friksi berhubungan langsung dengan gaya normal yang menjaga dua benda solid terpisah pada titik kontak. Ada 2 macam gaya friksi: friksi statis dan friksi kinetis. Gaya friksi statis ( ) akan berlawanan langsung dengan objek yang terletak paralel pada permukaan sesuai dengan koefisien gesek statis ( ) dikalikan dengan gaya normal ( ). Maka besaran gaya friksi statis akan memenuhi pertidaksamaan: . Sedangkan untuk gaya friksi kinetis ( ): , adalah koefisien gesek kinetis. Untuk kebanyakan permukaan, koefisien gesek kinetis nilainya lebih rendah daripada koefisien gesek statis.
  • 10. GAYA ELASTIS Gaya elastis bekerja untuk mengembalikan pegas ke ukuran aslinya. Sebuah pegas ideal diasumsikan tidak bermassa, tidak mempunyai friksi, tidak dapat rusak, dan dapat diperpanjang tak terbatas. Pegas akan menghasilkan gaya yang akan menarik jika diperpanjang sesuai dengan perpanjangannya dari posisi awalnya. Hubungan linear ini dicetuskan oleh Robert Hooke tahun 1676, sehingga dinamakan Hukum Hooke. Jika adalah besar perpanjangan, maka gaya yang dihasilkan pegas ideal sama dengan: dengan adalah konstanta pegas. Tanda minus menunjukkan arah gaya berlawanan arah dan muatan yang diberikan. Satuan Ukuran Satuan SI yang digunakan untuk mengukur gaya adalah newton (simbol N), yang mana sama dengan gaya yang dibutuhkan untuk menggerakkan benda bermassa 1 kilogram dengan percepatan 1 meter per sekon kuadrat atau kg·m·s−2.[9]. Satuan CGS lebih awal adalah dyne, gaya yang dibutuhkan untuk menggerakkan benda bermassa 1 gram dengan percepatan 1 cm per sekon kuadrat (g·cm·s−2). Satu newton sama dengan 100.000 dyne. Gaya non konservatif Untuk skenario fisis tertentu, adalah tak mungkin untuk memodelkan gaya sebagaimana dikarenakan gradien potensial. Hal ini seringkali dikarenakan tinjauan makrofisis yang mana menghasilkan gaya sebagai kemunculan dari rata- rata statistik makroskopik dari keadaan mikro. Sebagai contoh, friksi disebabkan oleh gradien banyak potensial elektrostatik antara atom-atom, namun mewujud sebagai model gaya yang tak gayut sembarang vektor posisi skala makro. Gaya non konservatif selain friksi meliputi gaya kontak yang lain, tegangan, tekanan, dan seretan (drag). Akan tetapi, untuk sembarang deskripsi detail yang cukup, seluruh gaya ini adalah hasil gaya konservatif karena tiap-tiap gaya makroskopis ini adalah hasil netto gradien potensial mikroskopis. Hubungan antara gaya non konservatif makroskopis dan gaya konservatif mikroskopis dideskripsikan oleh perlakuan detail dengan mekanika statistik. Dalam sistem tertutup makroskopis, gaya non konservatif beraksi untuk mengubah energi internal sistem dan seringkali dikaitkan dengan transfer panas. Menurut Hukum Kedua Termodinamika, gaya non konservatif hasil yang diperlukan dalam transformasi energi dalam sistem tertutup dari kondisi terurut menuju kondisi lebih acak sebagaimana entropi meningkat.