SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
5
4
3
2
1
pendidikan
Bunga Dara Sangadji
     (201013500)
  Desy Wulandari
   (201013500704)
 Neneng Fitriyanah
   (201013500738)
    Wijy Suryani
   (201013500725)
Teori bilangan adalah cabang
dari matematika murni yang
mempelajari sifat-sifat bilangan
bulat dan mengandung berbagai
masalah terbuka yang dapat mudah
dimengerti sekalipun bukan oleh ahli
matematika.
Aksioma untuk
                      Zn
                   Bukti dengan
                     Induksi
                  Keterbagian
Dalam teori
 bilangan         Kongruensi Zn
 itu, ada...        Faktorisasi
                      Tunggal
                 Alogoritma
                   Euclid
               Fungsi Bilangan
                  Teoritik
Keterbagian

 “Keterbagian
  elementer”
                  “Identitas
                  Aljabar”


3.   “Algoritma
     pembagian”
Kongruensi Zn
 Apa saja               “Persamaan
kongruensi              Kongruensi”
    Zn
   itu?                  “Kongruensi”


                 3.       “Uji
                      Keterbagian”
Faktorisasi Tunggal

Bilangan Prima &        Teorema Fermat &
  Faktorisasi               Teorema Euler

                KPK & FPB
Algoritma Euclid




             Sistem
           Kongruensi
             Linear
Beberapa aksioma dasar untuk Z:
1. Jika     , maka            (dikatakan
   tertutup terhadap operasi penjumlahan,
                 a b, a b, ab
       a, b
   pengurangan, dan perkalian)
2. Jika     maka tidak ada     sedemikian
   sehingga             x
          a
  a x a 1
3. Jika b
       a,   dan 1 makab
              ab       a      1
                                  atau b
                                    a         1
4. Hukum eksponen: Untuk            dan
                     n,m,         a, b R
   berlaku:
   (ab)   n   n n
              ab
                 n m
                    a a n m
                          a          (an )m       anm


Aturan-aturan diatas berlaku untuk semua
5. Sifat ketaksamaan: Untuk R
                       a , b, c
                                  berlaku:d
(a)Transitif: Jika b dan
                 a
                              maka
                          b c  a c
(b) Jika    maka
        a b     a c b c
(c) Jika b dan
        a
                    maka
              0 c       ac bc
(d) Jika b dan 0 maka
        a     c         bc ac
(e)Taksonomi: Diberikan dan , hanya
                       a    b
berlaku salah satu dari: a
         a b,   a   c,    b


6. Sifat terurut baik untuk : setiap himpunan
bagian tak kosong dari memuat suatu elemen
terkecil atau minimal. Suatu elemen
terkecildari suatu himpunan bagian Ss
                                      adalah
           S       S0 S
suatu elemen     dimana       untuk setiap
7.Prinsip iduksi matematis: diambil
sebagai suatu pernyataan menyangkut
variabel bilangan asli Diambil adalah
suatu bilangan asli.   adalah benar
untuk semua bilangan asli        jika
kedua pernyataan ini berlaku:
(a)    benar untuk
(b) Jika    benar untuk    maka
benar untuk
2. Bukti dengan Induksi

Jikan 5 maka
                2n 5n
Disini digunakan prinsip induksi matematis
  (a) Diambil adalah pernyataan        n
                                                 . Untuk
                                                n0
                                      2 5n
     diambil Secara sederhana dapat
     dituliskan: n 5
     P(n) : 2n 5n
                 dan n 4
                       0

                                 P(n)
  (b)Sekarang jika              maka 2 menjadi 25
                                   5
                                           5 .5 32
     pernyataan yang )adalah salah. Tetapi
                   n 5       P(n
     jika P(n) adalah. pernyataan atau
                         n 5
     yang adalah benar. Jadi benar                 untuk
3.1. Sifat Keterbagian Elementer
  n|n (sifat refleksif)
  d|n dan n|m → d|m (sifat transitif)
  d|n dan d|m → d|an + bm untuk setiap bilangan
bulat a dan b
   (sifat linier)
  d|n → ad|an untuk a ≠ 0 (sifat perkalian)
  ad |an dan a ≠ 0 → d|n (sifat penghapusan)
  1|n (1 membagi sembarang bilangan)
  n|1 → n = ±1 (hanya 1 dan -1 yang merupakan
pembagi dari 1)
  d|0 (sembarang nilai membagi 0)
  0|n → n = 0 (nol hanya membagi nol)
  d, n adalah positif dan d|n → d n (sifat
perbandingan)
Pernyataan d|n dapat dibaca seperti berikut
ini :
 d membagi n
 d adalah pembagi dari n
 d adalah suatu faktor dari n
 n adalah kelipatan dari d

Contoh : 2|6, dibaca :
 2 membagi 6
 2 adalah pembagi dari 6
 2 adalah suatu factor dari 6
 6 adalah kelipatan dari 2
3.2. Algoritma Pembagian
Teorema 1 : Untuk sembarang bilangan
bulat a dan d, dimana d ≠ 0. Pasti ada
bilangan bulat q dan r yang memenuhi a =
qd+r dimana 0r < |d|
Secara Matematis : Untuk a,d € Z, dimana d ≠
0. Pasti ada q,r € Z yang memenuhi a = qd +
r dimana 0r < |d|
  a disebut dividend (bilangan yang dibagi)
  d disebut divisor (bilangan
pembagi/faktor)
  q disebut quotient (hasil bagi)
  r disebut remainder (sisa bagi)
Teorema 2 : dinyatakan habis
         membagi jika dan hanya jika.
         Sebaliknya, dinyatakan tidak habis
         membagi jika dan hanya jika.

                                d |a   r   0
                 Secara Matematis:
                          d |a r 0
                  sebaliknya

Contoh 1 :
„ 2 | 6 , dibaca 2 habis membagi 6
„ -9 | 36 , dibaca -9 habis membagi
  36
„ 25| -100 , dibaca 25 habis membagi
Teorema 3 : Untuk bilangana, b
                             bulat c dan .
Jika habis membagi bdan habis c
   a            b
membagi , maka c habis membagi
     a
Secara matematis : Untuk
                    a , b, c     aJika b | c
                                  |b
dan a | c maka

Teorema 4 : Untuk bilangan bulat
                            a, b, m   n
dan . Jika habis membagi dan habis
       c        a     c              b
membagi , maka ma nb
                  habis membagi
        c
Secara matematis : Untuk , n
                    a, b, m
                                     jika
                                    c|a     c|b
dan
c | ( ma nb )
Dalam algoritma
pembagian          perhatikan bahwa sisa
                           a qd r
bagi/remainder (r) BUKAN hal yang sama
dengan fungsi a, d ) pada ilmu komputasi.
            mod(
Memang ada hubungannya, tetapi kedua
hal ini adalah hal yang berbeda. Serupa
                                    d
dengan algoritma pembagian, dikatakana, d )
                     a               mod(     0
habis membagi jika dan hanya jika

Contoh 1 :             Contoh 2 :
„ 6=3.2+0              14 = 4 . 3 + 2
„ 36 = -4 . -9 + 0     -53 = -7 . 8 + 3
„ -100 = -4 . 25 + 0   37 = -4 . -9 + 1
3.3. Identitas Aljabar

           Pada bagian ini diberikan beberapa
      contoh di mana penyelesaiannya
      tergantung pada penggunaan beberapa
Contoh :
      identitas aljabar elementer.
Tentukan bilangan prima berbentuk n3 - 1,
untuk bilangan bulat n > 1!
Penyelesaian : n3 - 1 (n - 1) (n2 + n + 1) Jika
pernyataan tersebut merupakan bilangan
prima, karena (n2 + n + 1) > 1, pasti dipunyai n ‟
1 = 1, yang berarti n = 2. Jadi bilangan prima
yang dimaksud adalah 7.
4.1. Kongruensi

       Misalnya 28 mod 5 = 3 dan 18 mod 5
 = 3, maka kita katakan 28 18 (mod 5)
 (baca: 28
        kongruen dengan 18 dalam
 modulo 5).
         Misalkan a dan b adalah
 bilangan bulat dan madalah bilangan >
 0, maka a b (mod m) jika m habis
 membagi a ‟ b. Jika a tidak kongruen
 dengan b dalam modulus m, maka
 ditulis a ≢ b (mod m).
Definisi : ditentukan p, q, m
 adalah bilangan-bilangan bulat dan m
 ≠ 0. Pp disebut kongruen dengan q
 modulo m, ditulis p ≡ q (mod m), jika
 dan hanya jika m ∣ p ‟ q
Contoh :
„ 22 2 (mod 5) ( 5 habis membagi 22 ‟ 2 =
  20)
„ ‟6 14 (mod 10) (10 habis membagi ‟6 ‟ 14 =
  ‟20)
Kekongruenan a b (mod m) dapat
         pula dituliskan dalam
         hubungan a = b + km dengan k adalah
         bilangan bulat.

Contoh :
„ 17 2 (mod 3) dapat ditulis sebagai 17 = 2 +
  5 3
„ ‟7 15 (mod 11) dapat ditulis sebagai ‟7 = 15 +
  (‟2)11
a) Sifat Kongruensi

     m adalah bilangan bulat positif.
Kongruensi modulo m memenuhi sifat-sifat
berikut:
• Sifat refleksif
Jika p adalah suatu bilangan bulat, maka p ≡ p
(mod m)
• Sifat simetris
Jika p dan q adalah bilangan-bilangan bulat
sehingga p ≡ q (mod m), maka q ≡ p (mod m)
• Sifat transitif
Jika p, q dan r adalah bilangan-bilangan
b) Teorema

       Misalkan m adalah bilangan bulat
positif.
 Jika a b (mod m) dan c adalah sembarang
   bilangan bulat maka:
1) (a + c) (b + c) (mod m)
2) ac bc (mod m)

 Jika a b (mod m) dan c     d (mod m), maka:
1) (a + c) (b + d) (mod m)
2) ac bd (mod m)
4.4. Sisa Lengkap
     Suatu himpunan x1; x2; :::; x dinamakan
sistem sisa lengkap (complete residue
system) modulo n jika untuk setiap bilangan
bulat y terdapat secara tepat satu indeks j
sedemikian sehingga y = xj (mod n).
contoh :
      Diambil n = 3 sehingga dipunyai Z3 = f0; 1;
2g. Elemen 0 menyatakan semua semua
bilangan bulat yang dapat dibagi oleh 3,
sedangkan 1 dan 2 berturut-turut
menyatakan semua bilangan bulat yang
mempunyai sisa 1 dan 2 ketika dibagi oleh 3.
Dari a dan b , dinotasikan dengana , b ) Dicatat bahwa jikaa
                                      (                 d|
dan d | b maka d | ( a , b )
Sebagai contoh: (68,-8) = 2, (1998,1999) = 1.
Jika( a, b) 1 , maka a danb dikatakan prima relative
(relatively prime) atau koprima (coprime).
Jikaa, b     keduanya tidak nol, bilangan bulat positif
terkecil yang merupakan kelipatan dari dan dinamakan
                             a     b
kelipatan persekutuan terkecil.
Jika: a | c dan b | c maka [a, b] | c
Jika r

                            ( Teorema Bachet-Bezout)

faktor persekutuan terbesar ( FPB), yaitu terdapat bilangan
                                                           x, y
bulat dimana
      (a, b) ax by
Bukti: Dimisalkan {ax by 0; x, y
                 f                   } . Berdasarkan
Algoritma pembagian, dapat dicari bilangan bulat     dengan
                                   q, r       0 r d
sedemikian sehingga
                   a dq r
Karena itu: r    dq    q(ax by ) (1 qx ) by
Jika              , maka         lebih kecil dari pada elemen terkecil
     r      0           r    f                                 d   f
di
( Lemma Euclid)
   Jika a | bc dan (a, b) 1 makaa | c

Bukti: Untuk (a, b) 1 berdasarkan Teorema Bachet-
Bezout, terdapat bilangan bulat ax dimana
                        x, y          by 1

                                  a b
   (Teorema) : Jika, b)
                 (a       d   maka , ) 1
                                 (
                                  d d
Bukti : Berdasarkan Teorema Bachet-Bezout, terdapat
bilangan bulat y karena itu diperoleh ( b ) y 1
              x,                   a
                                  ( )x
                                          d   d
dimana a , b   adalah bilangan-bilangan bulat.
       d d
Disimpulkan bahwaa , b ) 1
                (
                    d d
Teorema: Jika
            c     adalah suatu bilangan positif, (ca, cb)
                                                 maka:        c ( a, b)

Bukti : Diambil d1 (ca, cb) dan d2 ( a, b) Akan di buktikan
bahwa d1 | cd2 dan cd2 | d1. Karena itu terdapat suatu
bilangan bulat sedemikian 2 ax by :
       s                      sd sehingga


Lemma untuk bilangan-bilangan bulat tak nol a,b,c berlaku
             (a, bc ) (a, (a, b)c)

Bukti : karena a, (a, b)c) membagi , b)c dan , b)c
             (                  (a         (a        membagi
                                                          bc
sehingga disimpulkan a, bc ) (a, (a, b)c)
                         (:
Bilangan PRIMA

yaitu suatu bilangan bulat positif lebih besar dari satu.

Contoh:
n adalah suatu bilangan bulat positif. Buktikan bahwa 32n+1
dapat dibagi oleh 2, tetapi tidak dapat dibagi oleh 4.

Bukti : jelas bahwa 32n adalah ganjil dan 32n+1 adalah genap.
Dicatat bahwa 32n = (32)2n-1 =92n-1 = (8+1)2n-1
mempunyai rumus binomial:
Algoritma Euclid
Adalah cara memperoleh faktor persekutuan
terbesar (FPB) dengan menghindari pemfaktoran
dua bilangan bulat positif.


Dapat dinyatakan sebagai suatu kombinasi linier
dari dan      Berdasarkan Teorema Bachet-Bezout,
                                         a    b
disimpulkan bahwa adalah FPB dari dan . Jadi,
suku sisa tak nol berakhir yang dihasilkan oleh
algoritma Euclid adalah )
                      (a, b
Selanjutnya, FPB dari dua bilangan bulat boleh
dinyatakan sebagai suatu kombinasi linier dari
dua bilangan bulat tersebut dengan menggunakan
metode subsitusi balik.
(a) Diambil a = 84 dan b = 60, maka:
    Penyelesaian:
84 = 1.60 + 24             24 = 84+(-1).60
60 = 2.24 + 12             12 = 60+(-2).24
24 = 1.12                  12 =(84.60)

  Selanjutnya dikerjakan secara mundur untuk
mendapatkan
12 = 60+(-2).24
12 = 60+(-2).(84+60.(-1)
12 = (-2).84+3.60
  Jadi, (84.60) = 12 = (-2).84 + 3.60
(b) Duplikasi Algoritma euclid:
  446 = 2.206 + 34  206 = 6.36 + 2  32 = 2.17
Karena (206,446) = 2 dan 2|40, maka terdapat
penyelesaian-penyelesaian bilangan bulat.

Selanjutnya disubstitusi balik untuk memperoleh
  2 =206-6.34 = 206-6.(446-206) = 13.206-6.446

Sekarang karena 40 = 20.2, maka dapat
dituliskan:
    40 = 20. (13.206-6.446) 260.260-120.446
Jadi penyelesaiannya adalah x = 260 dan y = -120
Diambil a=84 dan b=60 maka:
Penyelesaian:
      84 = 1 . 60 + 24 24 = 84 + (-1) . 60
      60 = 2 . 24 + 12 12 = 60 + (-2) . 24
      24 = 1 . 12               12 = (84,60)

Selanjutnya dikerjakan secara mundur untuk mendapatkan

        12 = 60 + (-2) . 24
        12 = 60 + (-2) . (84 + 60 . (-1))
        12 = (-2) . 84 + 3 . 60

Jadi, (84,60) = 12 = (-2) . 84 + 3 . 60
Suatu pernyataan yang meminta penyelesain-penyelesain
bilangan bulat dinamakan persamaan diophantine.
Berdasarkan Teorema Bachet-Bezout, diperhatikan bahwa
persamaa diophantine linier
                        ax by c

                                                       ( a, b) | c
Mempunyai suatu penyelesain bilangan bulat jika dan hanya
jika Algoritma euclid merupakan suatu cara yang efisien
untuk mencari suatu penyelesaian bagi persamaan tersebut.
                      190 x 72 y 2
Sebagai contohnya adalah:
      x 11, y    29
Adalah
Suatu bilangan rill yaitu dimana terdapat diantara dua
                      x       x
bilangan bulat sehingga
             n x n 1            n . Dimana adalah bilangan
bulat terbesar yang lebih kecil atau sama dengan
                                       x         n
dinamakan adalah floor dari dinotasikan dengan .
                                          n
Sedangkan adalah bilangan bulat terkecil yang lebih
besar atau sama dengan x, dinamakan n adalah ceiling dari x
dinotasikan dengan .

Contoh soal:
        dan
       dan
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Pendahulan teori bilangan
Pendahulan teori bilanganPendahulan teori bilangan
Pendahulan teori bilangan
 
Limit Fungsi di Ruang Metrik
Limit Fungsi di Ruang MetrikLimit Fungsi di Ruang Metrik
Limit Fungsi di Ruang Metrik
 
Fungsi Pembangkit
Fungsi PembangkitFungsi Pembangkit
Fungsi Pembangkit
 
Modul 7 persamaan diophantine
Modul 7   persamaan diophantineModul 7   persamaan diophantine
Modul 7 persamaan diophantine
 
Handout analisis real
Handout analisis realHandout analisis real
Handout analisis real
 
Analisis Real
Analisis RealAnalisis Real
Analisis Real
 
Pengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_IPengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_I
 
Metode dan Strategi Pembuktian
Metode dan Strategi PembuktianMetode dan Strategi Pembuktian
Metode dan Strategi Pembuktian
 
Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2
 
Keterbagian, KPK & FPB
Keterbagian, KPK & FPBKeterbagian, KPK & FPB
Keterbagian, KPK & FPB
 
Modul 9 akar primitif dan aritmetika indeks
Modul 9   akar primitif dan aritmetika indeksModul 9   akar primitif dan aritmetika indeks
Modul 9 akar primitif dan aritmetika indeks
 
Keterbagian
KeterbagianKeterbagian
Keterbagian
 
Teori bilangan
Teori bilanganTeori bilangan
Teori bilangan
 
Modul 5 residu kuadratis
Modul 5   residu kuadratisModul 5   residu kuadratis
Modul 5 residu kuadratis
 
83047338 modul2
83047338 modul283047338 modul2
83047338 modul2
 
Analisis Real
Analisis RealAnalisis Real
Analisis Real
 
Modul 3 kongruensi
Modul 3   kongruensiModul 3   kongruensi
Modul 3 kongruensi
 
Modul 2 keterbagian bilangan bulat
Modul 2   keterbagian bilangan bulatModul 2   keterbagian bilangan bulat
Modul 2 keterbagian bilangan bulat
 
Modul 6 fungsi-fungsi multiplikatif
Modul 6   fungsi-fungsi multiplikatifModul 6   fungsi-fungsi multiplikatif
Modul 6 fungsi-fungsi multiplikatif
 
Persamaan linier
Persamaan linierPersamaan linier
Persamaan linier
 

Viewers also liked (20)

R5 h kel 1 kalk1 1
R5 h kel 1 kalk1 1R5 h kel 1 kalk1 1
R5 h kel 1 kalk1 1
 
Uji normalitas baru
Uji normalitas baruUji normalitas baru
Uji normalitas baru
 
Soal analisis uji
Soal analisis ujiSoal analisis uji
Soal analisis uji
 
Workshop kelompok aritmatika
Workshop kelompok   aritmatikaWorkshop kelompok   aritmatika
Workshop kelompok aritmatika
 
Workshop kelompok suku banyak
Workshop kelompok   suku banyakWorkshop kelompok   suku banyak
Workshop kelompok suku banyak
 
R5 h kel y kalk3
R5 h kel y kalk3R5 h kel y kalk3
R5 h kel y kalk3
 
Allin 2
Allin 2Allin 2
Allin 2
 
Worksop kelompok geometri
Worksop kelompok   geometriWorksop kelompok   geometri
Worksop kelompok geometri
 
R5 g kel 5 allin2 1
R5 g kel 5 allin2 1R5 g kel 5 allin2 1
R5 g kel 5 allin2 1
 
Uji linearitas baru
Uji linearitas baruUji linearitas baru
Uji linearitas baru
 
R5 h kel 6 geotrans 2
R5 h kel 6 geotrans 2R5 h kel 6 geotrans 2
R5 h kel 6 geotrans 2
 
R5 h kel 2 kalk1 2
R5 h kel 2 kalk1 2R5 h kel 2 kalk1 2
R5 h kel 2 kalk1 2
 
R5 h kel 5 geotrans1
R5 h kel 5 geotrans1R5 h kel 5 geotrans1
R5 h kel 5 geotrans1
 
Teknik sampling baru
Teknik sampling baruTeknik sampling baru
Teknik sampling baru
 
Detecting Propaganda Techniques Part 2
Detecting Propaganda Techniques Part 2Detecting Propaganda Techniques Part 2
Detecting Propaganda Techniques Part 2
 
Konsep dasar probabilitas
Konsep dasar probabilitasKonsep dasar probabilitas
Konsep dasar probabilitas
 
Konsep dasar pendugaan parameter
Konsep dasar pendugaan parameterKonsep dasar pendugaan parameter
Konsep dasar pendugaan parameter
 
Modul bilangan bulat
Modul bilangan bulatModul bilangan bulat
Modul bilangan bulat
 
Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)
Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)
Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)
 
Makalah probabilitas
Makalah probabilitasMakalah probabilitas
Makalah probabilitas
 

Similar to TEORI BILANGAN

Mtk Modul 3.2.pptx
Mtk Modul 3.2.pptxMtk Modul 3.2.pptx
Mtk Modul 3.2.pptxnamfyoid
 
Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 01
Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 01Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 01
Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 01KuliahKita
 
Ringkasan Materi UAN SMA IPS: Matematika
Ringkasan Materi UAN SMA IPS: MatematikaRingkasan Materi UAN SMA IPS: Matematika
Ringkasan Materi UAN SMA IPS: MatematikaIswi Haniffah
 
Kisi-kisi UN Matematika kelas 9 SMP
Kisi-kisi UN Matematika kelas 9 SMPKisi-kisi UN Matematika kelas 9 SMP
Kisi-kisi UN Matematika kelas 9 SMPNisriinaaf
 
Pengantar_Analisis_Real_I.pdf
Pengantar_Analisis_Real_I.pdfPengantar_Analisis_Real_I.pdf
Pengantar_Analisis_Real_I.pdfHamzaHamid27
 
9897 bab i._sistem_bilangan_(ok)
9897 bab i._sistem_bilangan_(ok)9897 bab i._sistem_bilangan_(ok)
9897 bab i._sistem_bilangan_(ok)siskaa
 
Sistem Bilangan Real Analisis Real 1 pendidikan mtk
Sistem Bilangan Real Analisis Real 1 pendidikan mtkSistem Bilangan Real Analisis Real 1 pendidikan mtk
Sistem Bilangan Real Analisis Real 1 pendidikan mtkRestuAdji5
 
FAKTORISASI FERMAT & DIOPHANTINE LINIER
FAKTORISASI FERMAT & DIOPHANTINE LINIERFAKTORISASI FERMAT & DIOPHANTINE LINIER
FAKTORISASI FERMAT & DIOPHANTINE LINIERRarasenggar
 

Similar to TEORI BILANGAN (20)

KONGRUENSI.pdf
KONGRUENSI.pdfKONGRUENSI.pdf
KONGRUENSI.pdf
 
Keterbagian
KeterbagianKeterbagian
Keterbagian
 
Kalkulus
Kalkulus Kalkulus
Kalkulus
 
Mtk Modul 3.2.pptx
Mtk Modul 3.2.pptxMtk Modul 3.2.pptx
Mtk Modul 3.2.pptx
 
Bilangan bulat
Bilangan bulatBilangan bulat
Bilangan bulat
 
Teori bilangan
Teori bilanganTeori bilangan
Teori bilangan
 
Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 01
Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 01Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 01
Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 01
 
Ringkasan Materi UAN SMA IPS: Matematika
Ringkasan Materi UAN SMA IPS: MatematikaRingkasan Materi UAN SMA IPS: Matematika
Ringkasan Materi UAN SMA IPS: Matematika
 
Kisi-kisi UN Matematika kelas 9 SMP
Kisi-kisi UN Matematika kelas 9 SMPKisi-kisi UN Matematika kelas 9 SMP
Kisi-kisi UN Matematika kelas 9 SMP
 
Pengantar_Analisis_Real_I.pdf
Pengantar_Analisis_Real_I.pdfPengantar_Analisis_Real_I.pdf
Pengantar_Analisis_Real_I.pdf
 
Kalkulus 1
Kalkulus 1Kalkulus 1
Kalkulus 1
 
Kalkulus 1
Kalkulus 1Kalkulus 1
Kalkulus 1
 
9897 bab i._sistem_bilangan_(ok)
9897 bab i._sistem_bilangan_(ok)9897 bab i._sistem_bilangan_(ok)
9897 bab i._sistem_bilangan_(ok)
 
R5 b kel 3
R5 b kel 3R5 b kel 3
R5 b kel 3
 
Analisis Riel 1
Analisis Riel 1Analisis Riel 1
Analisis Riel 1
 
Bilangan Bulat
Bilangan BulatBilangan Bulat
Bilangan Bulat
 
Ppt heppi pryitno
Ppt heppi pryitnoPpt heppi pryitno
Ppt heppi pryitno
 
Sistem Bilangan Real Analisis Real 1 pendidikan mtk
Sistem Bilangan Real Analisis Real 1 pendidikan mtkSistem Bilangan Real Analisis Real 1 pendidikan mtk
Sistem Bilangan Real Analisis Real 1 pendidikan mtk
 
FAKTORISASI FERMAT & DIOPHANTINE LINIER
FAKTORISASI FERMAT & DIOPHANTINE LINIERFAKTORISASI FERMAT & DIOPHANTINE LINIER
FAKTORISASI FERMAT & DIOPHANTINE LINIER
 
R5 b kel 3
R5 b kel 3R5 b kel 3
R5 b kel 3
 

More from matematikaunindra (14)

R5 h kel 3 teori bil 1
R5 h kel 3  teori bil 1R5 h kel 3  teori bil 1
R5 h kel 3 teori bil 1
 
R5 g kel 4 kal2 2
R5 g kel 4 kal2 2R5 g kel 4 kal2 2
R5 g kel 4 kal2 2
 
R5 g kel 3 kal2 1
R5 g kel 3 kal2 1R5 g kel 3 kal2 1
R5 g kel 3 kal2 1
 
R5 g kel 2 statdas 2
R5 g kel 2 statdas 2R5 g kel 2 statdas 2
R5 g kel 2 statdas 2
 
R5 g kel 1 statdas 1
R5 g kel 1 statdas 1R5 g kel 1 statdas 1
R5 g kel 1 statdas 1
 
R5 g kel 6 allin2 2
R5 g kel 6 allin2 2R5 g kel 6 allin2 2
R5 g kel 6 allin2 2
 
R5 f kel 2 geo ruang 1
R5 f kel 2 geo ruang 1R5 f kel 2 geo ruang 1
R5 f kel 2 geo ruang 1
 
Kelas r5 f kel 3 ar 1
Kelas r5 f kel 3 ar 1Kelas r5 f kel 3 ar 1
Kelas r5 f kel 3 ar 1
 
Kelompok 4
Kelompok 4Kelompok 4
Kelompok 4
 
Materi ajar
Materi ajarMateri ajar
Materi ajar
 
R5a kelompok 5
R5a kelompok 5R5a kelompok 5
R5a kelompok 5
 
R5a kelompok 3
R5a kelompok 3R5a kelompok 3
R5a kelompok 3
 
Mari belajar geometri datar
Mari belajar geometri datarMari belajar geometri datar
Mari belajar geometri datar
 
R5a kelompok 6
R5a kelompok 6R5a kelompok 6
R5a kelompok 6
 

TEORI BILANGAN

  • 1. 5
  • 2. 4
  • 3. 3
  • 4. 2
  • 5. 1
  • 6.
  • 7.
  • 8. pendidikan Bunga Dara Sangadji (201013500) Desy Wulandari (201013500704) Neneng Fitriyanah (201013500738) Wijy Suryani (201013500725)
  • 9. Teori bilangan adalah cabang dari matematika murni yang mempelajari sifat-sifat bilangan bulat dan mengandung berbagai masalah terbuka yang dapat mudah dimengerti sekalipun bukan oleh ahli matematika.
  • 10. Aksioma untuk Zn Bukti dengan Induksi Keterbagian Dalam teori bilangan Kongruensi Zn itu, ada... Faktorisasi Tunggal Alogoritma Euclid Fungsi Bilangan Teoritik
  • 11. Keterbagian “Keterbagian elementer” “Identitas Aljabar” 3. “Algoritma pembagian”
  • 12. Kongruensi Zn Apa saja “Persamaan kongruensi Kongruensi” Zn itu? “Kongruensi” 3. “Uji Keterbagian”
  • 13. Faktorisasi Tunggal Bilangan Prima & Teorema Fermat & Faktorisasi Teorema Euler KPK & FPB
  • 14. Algoritma Euclid Sistem Kongruensi Linear
  • 15. Beberapa aksioma dasar untuk Z: 1. Jika , maka (dikatakan tertutup terhadap operasi penjumlahan, a b, a b, ab a, b pengurangan, dan perkalian) 2. Jika maka tidak ada sedemikian sehingga x a a x a 1 3. Jika b a, dan 1 makab ab a 1 atau b a 1 4. Hukum eksponen: Untuk dan n,m, a, b R berlaku: (ab) n n n ab n m a a n m a (an )m anm Aturan-aturan diatas berlaku untuk semua
  • 16. 5. Sifat ketaksamaan: Untuk R a , b, c berlaku:d (a)Transitif: Jika b dan a maka b c a c (b) Jika maka a b a c b c (c) Jika b dan a maka 0 c ac bc (d) Jika b dan 0 maka a c bc ac (e)Taksonomi: Diberikan dan , hanya a b berlaku salah satu dari: a a b, a c, b 6. Sifat terurut baik untuk : setiap himpunan bagian tak kosong dari memuat suatu elemen terkecil atau minimal. Suatu elemen terkecildari suatu himpunan bagian Ss adalah S S0 S suatu elemen dimana untuk setiap
  • 17. 7.Prinsip iduksi matematis: diambil sebagai suatu pernyataan menyangkut variabel bilangan asli Diambil adalah suatu bilangan asli. adalah benar untuk semua bilangan asli jika kedua pernyataan ini berlaku: (a) benar untuk (b) Jika benar untuk maka benar untuk
  • 18. 2. Bukti dengan Induksi Jikan 5 maka 2n 5n Disini digunakan prinsip induksi matematis (a) Diambil adalah pernyataan n . Untuk n0 2 5n diambil Secara sederhana dapat dituliskan: n 5 P(n) : 2n 5n dan n 4 0 P(n) (b)Sekarang jika maka 2 menjadi 25 5 5 .5 32 pernyataan yang )adalah salah. Tetapi n 5 P(n jika P(n) adalah. pernyataan atau n 5 yang adalah benar. Jadi benar untuk
  • 19. 3.1. Sifat Keterbagian Elementer  n|n (sifat refleksif)  d|n dan n|m → d|m (sifat transitif)  d|n dan d|m → d|an + bm untuk setiap bilangan bulat a dan b (sifat linier)  d|n → ad|an untuk a ≠ 0 (sifat perkalian)  ad |an dan a ≠ 0 → d|n (sifat penghapusan)  1|n (1 membagi sembarang bilangan)  n|1 → n = ±1 (hanya 1 dan -1 yang merupakan pembagi dari 1)  d|0 (sembarang nilai membagi 0)  0|n → n = 0 (nol hanya membagi nol)  d, n adalah positif dan d|n → d n (sifat perbandingan)
  • 20. Pernyataan d|n dapat dibaca seperti berikut ini :  d membagi n  d adalah pembagi dari n  d adalah suatu faktor dari n  n adalah kelipatan dari d Contoh : 2|6, dibaca :  2 membagi 6  2 adalah pembagi dari 6  2 adalah suatu factor dari 6  6 adalah kelipatan dari 2
  • 21. 3.2. Algoritma Pembagian Teorema 1 : Untuk sembarang bilangan bulat a dan d, dimana d ≠ 0. Pasti ada bilangan bulat q dan r yang memenuhi a = qd+r dimana 0r < |d| Secara Matematis : Untuk a,d € Z, dimana d ≠ 0. Pasti ada q,r € Z yang memenuhi a = qd + r dimana 0r < |d|  a disebut dividend (bilangan yang dibagi)  d disebut divisor (bilangan pembagi/faktor)  q disebut quotient (hasil bagi)  r disebut remainder (sisa bagi)
  • 22. Teorema 2 : dinyatakan habis membagi jika dan hanya jika. Sebaliknya, dinyatakan tidak habis membagi jika dan hanya jika. d |a r 0 Secara Matematis: d |a r 0 sebaliknya Contoh 1 : „ 2 | 6 , dibaca 2 habis membagi 6 „ -9 | 36 , dibaca -9 habis membagi 36 „ 25| -100 , dibaca 25 habis membagi
  • 23. Teorema 3 : Untuk bilangana, b bulat c dan . Jika habis membagi bdan habis c a b membagi , maka c habis membagi a Secara matematis : Untuk a , b, c aJika b | c |b dan a | c maka Teorema 4 : Untuk bilangan bulat a, b, m n dan . Jika habis membagi dan habis c a c b membagi , maka ma nb habis membagi c Secara matematis : Untuk , n a, b, m jika c|a c|b dan c | ( ma nb )
  • 24. Dalam algoritma pembagian perhatikan bahwa sisa a qd r bagi/remainder (r) BUKAN hal yang sama dengan fungsi a, d ) pada ilmu komputasi. mod( Memang ada hubungannya, tetapi kedua hal ini adalah hal yang berbeda. Serupa d dengan algoritma pembagian, dikatakana, d ) a mod( 0 habis membagi jika dan hanya jika Contoh 1 : Contoh 2 : „ 6=3.2+0 14 = 4 . 3 + 2 „ 36 = -4 . -9 + 0 -53 = -7 . 8 + 3 „ -100 = -4 . 25 + 0 37 = -4 . -9 + 1
  • 25. 3.3. Identitas Aljabar Pada bagian ini diberikan beberapa contoh di mana penyelesaiannya tergantung pada penggunaan beberapa Contoh : identitas aljabar elementer. Tentukan bilangan prima berbentuk n3 - 1, untuk bilangan bulat n > 1! Penyelesaian : n3 - 1 (n - 1) (n2 + n + 1) Jika pernyataan tersebut merupakan bilangan prima, karena (n2 + n + 1) > 1, pasti dipunyai n ‟ 1 = 1, yang berarti n = 2. Jadi bilangan prima yang dimaksud adalah 7.
  • 26. 4.1. Kongruensi Misalnya 28 mod 5 = 3 dan 18 mod 5 = 3, maka kita katakan 28 18 (mod 5) (baca: 28 kongruen dengan 18 dalam modulo 5). Misalkan a dan b adalah bilangan bulat dan madalah bilangan > 0, maka a b (mod m) jika m habis membagi a ‟ b. Jika a tidak kongruen dengan b dalam modulus m, maka ditulis a ≢ b (mod m).
  • 27. Definisi : ditentukan p, q, m adalah bilangan-bilangan bulat dan m ≠ 0. Pp disebut kongruen dengan q modulo m, ditulis p ≡ q (mod m), jika dan hanya jika m ∣ p ‟ q Contoh : „ 22 2 (mod 5) ( 5 habis membagi 22 ‟ 2 = 20) „ ‟6 14 (mod 10) (10 habis membagi ‟6 ‟ 14 = ‟20)
  • 28. Kekongruenan a b (mod m) dapat pula dituliskan dalam hubungan a = b + km dengan k adalah bilangan bulat. Contoh : „ 17 2 (mod 3) dapat ditulis sebagai 17 = 2 + 5 3 „ ‟7 15 (mod 11) dapat ditulis sebagai ‟7 = 15 + (‟2)11
  • 29. a) Sifat Kongruensi m adalah bilangan bulat positif. Kongruensi modulo m memenuhi sifat-sifat berikut: • Sifat refleksif Jika p adalah suatu bilangan bulat, maka p ≡ p (mod m) • Sifat simetris Jika p dan q adalah bilangan-bilangan bulat sehingga p ≡ q (mod m), maka q ≡ p (mod m) • Sifat transitif Jika p, q dan r adalah bilangan-bilangan
  • 30. b) Teorema Misalkan m adalah bilangan bulat positif.  Jika a b (mod m) dan c adalah sembarang bilangan bulat maka: 1) (a + c) (b + c) (mod m) 2) ac bc (mod m)  Jika a b (mod m) dan c d (mod m), maka: 1) (a + c) (b + d) (mod m) 2) ac bd (mod m)
  • 31. 4.4. Sisa Lengkap Suatu himpunan x1; x2; :::; x dinamakan sistem sisa lengkap (complete residue system) modulo n jika untuk setiap bilangan bulat y terdapat secara tepat satu indeks j sedemikian sehingga y = xj (mod n). contoh : Diambil n = 3 sehingga dipunyai Z3 = f0; 1; 2g. Elemen 0 menyatakan semua semua bilangan bulat yang dapat dibagi oleh 3, sedangkan 1 dan 2 berturut-turut menyatakan semua bilangan bulat yang mempunyai sisa 1 dan 2 ketika dibagi oleh 3.
  • 32. Dari a dan b , dinotasikan dengana , b ) Dicatat bahwa jikaa ( d| dan d | b maka d | ( a , b ) Sebagai contoh: (68,-8) = 2, (1998,1999) = 1. Jika( a, b) 1 , maka a danb dikatakan prima relative (relatively prime) atau koprima (coprime). Jikaa, b keduanya tidak nol, bilangan bulat positif terkecil yang merupakan kelipatan dari dan dinamakan a b kelipatan persekutuan terkecil. Jika: a | c dan b | c maka [a, b] | c
  • 33. Jika r ( Teorema Bachet-Bezout) faktor persekutuan terbesar ( FPB), yaitu terdapat bilangan x, y bulat dimana (a, b) ax by Bukti: Dimisalkan {ax by 0; x, y f } . Berdasarkan Algoritma pembagian, dapat dicari bilangan bulat dengan q, r 0 r d sedemikian sehingga a dq r Karena itu: r dq q(ax by ) (1 qx ) by Jika , maka lebih kecil dari pada elemen terkecil r 0 r f d f di
  • 34. ( Lemma Euclid) Jika a | bc dan (a, b) 1 makaa | c Bukti: Untuk (a, b) 1 berdasarkan Teorema Bachet- Bezout, terdapat bilangan bulat ax dimana x, y by 1 a b (Teorema) : Jika, b) (a d maka , ) 1 ( d d Bukti : Berdasarkan Teorema Bachet-Bezout, terdapat bilangan bulat y karena itu diperoleh ( b ) y 1 x, a ( )x d d dimana a , b adalah bilangan-bilangan bulat. d d Disimpulkan bahwaa , b ) 1 ( d d
  • 35. Teorema: Jika c adalah suatu bilangan positif, (ca, cb) maka: c ( a, b) Bukti : Diambil d1 (ca, cb) dan d2 ( a, b) Akan di buktikan bahwa d1 | cd2 dan cd2 | d1. Karena itu terdapat suatu bilangan bulat sedemikian 2 ax by : s sd sehingga Lemma untuk bilangan-bilangan bulat tak nol a,b,c berlaku (a, bc ) (a, (a, b)c) Bukti : karena a, (a, b)c) membagi , b)c dan , b)c ( (a (a membagi bc sehingga disimpulkan a, bc ) (a, (a, b)c) (:
  • 36. Bilangan PRIMA yaitu suatu bilangan bulat positif lebih besar dari satu. Contoh: n adalah suatu bilangan bulat positif. Buktikan bahwa 32n+1 dapat dibagi oleh 2, tetapi tidak dapat dibagi oleh 4. Bukti : jelas bahwa 32n adalah ganjil dan 32n+1 adalah genap. Dicatat bahwa 32n = (32)2n-1 =92n-1 = (8+1)2n-1 mempunyai rumus binomial:
  • 37. Algoritma Euclid Adalah cara memperoleh faktor persekutuan terbesar (FPB) dengan menghindari pemfaktoran dua bilangan bulat positif. Dapat dinyatakan sebagai suatu kombinasi linier dari dan Berdasarkan Teorema Bachet-Bezout, a b disimpulkan bahwa adalah FPB dari dan . Jadi, suku sisa tak nol berakhir yang dihasilkan oleh algoritma Euclid adalah ) (a, b Selanjutnya, FPB dari dua bilangan bulat boleh dinyatakan sebagai suatu kombinasi linier dari dua bilangan bulat tersebut dengan menggunakan metode subsitusi balik.
  • 38. (a) Diambil a = 84 dan b = 60, maka: Penyelesaian: 84 = 1.60 + 24 24 = 84+(-1).60 60 = 2.24 + 12 12 = 60+(-2).24 24 = 1.12 12 =(84.60) Selanjutnya dikerjakan secara mundur untuk mendapatkan 12 = 60+(-2).24 12 = 60+(-2).(84+60.(-1) 12 = (-2).84+3.60 Jadi, (84.60) = 12 = (-2).84 + 3.60
  • 39. (b) Duplikasi Algoritma euclid: 446 = 2.206 + 34  206 = 6.36 + 2  32 = 2.17 Karena (206,446) = 2 dan 2|40, maka terdapat penyelesaian-penyelesaian bilangan bulat. Selanjutnya disubstitusi balik untuk memperoleh 2 =206-6.34 = 206-6.(446-206) = 13.206-6.446 Sekarang karena 40 = 20.2, maka dapat dituliskan: 40 = 20. (13.206-6.446) 260.260-120.446 Jadi penyelesaiannya adalah x = 260 dan y = -120
  • 40. Diambil a=84 dan b=60 maka: Penyelesaian: 84 = 1 . 60 + 24 24 = 84 + (-1) . 60 60 = 2 . 24 + 12 12 = 60 + (-2) . 24 24 = 1 . 12 12 = (84,60) Selanjutnya dikerjakan secara mundur untuk mendapatkan 12 = 60 + (-2) . 24 12 = 60 + (-2) . (84 + 60 . (-1)) 12 = (-2) . 84 + 3 . 60 Jadi, (84,60) = 12 = (-2) . 84 + 3 . 60
  • 41. Suatu pernyataan yang meminta penyelesain-penyelesain bilangan bulat dinamakan persamaan diophantine. Berdasarkan Teorema Bachet-Bezout, diperhatikan bahwa persamaa diophantine linier ax by c ( a, b) | c Mempunyai suatu penyelesain bilangan bulat jika dan hanya jika Algoritma euclid merupakan suatu cara yang efisien untuk mencari suatu penyelesaian bagi persamaan tersebut. 190 x 72 y 2 Sebagai contohnya adalah: x 11, y 29 Adalah
  • 42. Suatu bilangan rill yaitu dimana terdapat diantara dua x x bilangan bulat sehingga n x n 1 n . Dimana adalah bilangan bulat terbesar yang lebih kecil atau sama dengan x n dinamakan adalah floor dari dinotasikan dengan . n Sedangkan adalah bilangan bulat terkecil yang lebih besar atau sama dengan x, dinamakan n adalah ceiling dari x dinotasikan dengan . Contoh soal: dan dan