SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
BAB 2 
TINJUAN TEORI 
2.1 Pengertian dan jenis 
Suhu adalah ukuran kuantitatif terhadap temperatur (panas atau dingin) 
yang diukur dengan termometer (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005). 
Temperatur terbagi menjadi 2 (dua) : 
1. Panas 
Terdapat 2 pengertian ‘panas’: 
a) Panas sebagai bentuk energi, dalam bentuk aliran energi panas 
Alat ukur: kalorimeter atau bomb calorimeter 
Satuan: kalori 
b) Panas sebagai derajat, yaitu temperatur/suhu suatu objek 
Alat ukur: termometer 
Satuan: derajat 
2. Dingin 
2.2 Sumber panas 
1. Lingkungan 
A. Matahari 
Matahari merupakan sumber panas terbesar di lingkungan. Menurut 
perhitungan para ahli, temperatur di permukaan matahari sekitar 6000 
derajat Celsius namun ada juga yang menyebutkan suhu permukaan 
sebesar 5500 derajat Celsius. Jenis batuan atau Logam apapun yang ada di 
Bumi ini akan lebur pada suhu setinggi itu. Temperatur tertinggi terletak 
di bagian tengahnya yang diperkirakan tidak kurang dari 25 juta derajat 
Celsius namun disebutkan juga kalau suhu pada intinya 15 juta derajat
Celsius. Ada pula yang menyebutkan temperatur di inti matahari kira kira 
sekitar 13.889.000°C. 
Menurut JR Meyer, panas matahari berasal dari batu meteor yang 
berjatuhan dengan kecepatan tinggi pada permukaan matahari. Sedangkan 
menurut teori kontraksi H Helmholz, panas itu berasal dari menyusutnya 
bola gas. Ahli lain, Dr Bothemenyatakan bahwa panas tersebut berasal 
dari reaksi-reaksi nuklir yang disebut reaksi hydrogen helium sintetis. 
 Peralatan yang melepaskan panas 
Banyak peralatan di sekitar kita yang mengeluarkan panas. Biasanya 
benda yang bisa mengeluarkan panas adalah benda yang bergetar. 
Contoh dalam kehidupan seharihari di antaranya televisi, kompor, 
setrika, dan lain-lain 
B. Suhu udara 
2. Tubuh 
 Proses metabolisme 
Proses metabolisme dalam tubuh menghasilkan zat tepung dan 
energi. Energi yang dilepas oleh tubuh berupa panas. Semakin banyak 
dan cepat metabolisme yang dilakukan oleh tubuh, semakin banyak 
juga energi berupa panas yang dihasilkan 
2.2 PATOFISIOLOGIS 
Proses metabolisme dalam tubuh merupakan proses kimiawai dan proses 
ini berlangsung supaya kehidupan manusia dapat dipertahankan. Hasil dari 
prses metabolisme ini antara lain adalah energi dan panas. Panas yang 
dihasilkan inilah yang merupakan sumber utama panas tubuh manusia. 
Dengan demikian, panas tubuh akan terus dibentuk walaupun dalam keadaan 
istirahat, selama proses metabolism berlangsung. 
Bila suhu tubuh perlu diturunkan, terjadi vasodilatasi pembuluh darah 
kulit yang menyebabkan suhu kulit mendekati suhu tubuh sehingga panas
yang hilang melalui radiasi dn konduksi juga lebih banyak. Sebaliknya, pada 
suhu dingin, reseptor dingin pada kulit terangsang. Impuls diteruskan ke 
neuron peka dingin pada hipotalamus posterior. Sebagai respon, hipotalamus 
meningkatkan impuls konstriksi ke pembuluh darah perifer serta menghambat 
aktivitas kelenjar keringat. Tampak kulit pucat karena 
penyempitan pembuluh darah. Sebagai akibatnya, pelepasan panas tubuh 
melalui kulit berkurang. Impuls ini juga dapat disalurkan melalui susunan 
saraf otonom. Proses kehilangan panas tubuh ini tidak boleh terjadi secara 
berlebihan dan harus dicegah. Oleh karena itu, hipotalmus mengatur agar 
pembentukan panas meningkat dengan mengeluarkan hormon yang 
mempengaruhi metabolisme. Mula-mula hipotalamus akan memproduksi zat 
yang merangsang sekresi Thyroid Stimulating Hormon (TSH) oleh kelenjar 
pituitrin anterior. TSH merangsang kelenjar troid untuk memproduksi tiroksin 
yang mempengaruhi proses metabolisme bertambah sehingga panas yang 
dihasilkannya pun bertambah. Sebaliknya, kadar tiroksin yang meningkat, 
menghambat seksresi TSH sehingga kelenjar tiroid dihambat untuk 
berekskresi. Kehilangan cairan yang berlebihan menyebabkan penurunan 
volume plasma. Keadaan ini juga mempengaruhi “carsiac output”. Bila 
keadaan telah lanjut, cardiac output yang menurun diikuti oleh penurunan 
sirkulasi ke kulit dan akibatnya proses berkeringat juga menurun. Bila 
keadaan telah mencapai taraf ini, berarti proses berkeringat juga menurun, 
atau berarti proses penurunan suhu tubuh yang paling 
penting terhenti. Oleh karena panas teruss diproduksi dari proses 
metabolisme, suhu tubuh juga terus bertambah tanpa ada kesempatan turun, 
sampai akhirnya seluruh sistem kolaps. 
Kemampuan tubuh untuk mengatur panas terbatas. Bila panas yang 
berlebihan ini tidak cepat dibuang, siklus berantai yang buruk akan timbul. Ini 
terjadi sebab proses metabolisme pun akan dipacu sesuai dengan kenaikan 
suhu, sama seperti kebanyakan reaksi kimia lainnya. Dengan meningkatnya 
metabolisme, panas yang dihasilkan juga bertambah dan ini akan 
meningkatkan suhu tubuh lagi. Bila tidak segera di atasi, dapat terjadi 
kegagalan sistem kardiovaskular, ginjal dan kerusakan ireversible dari sistem
saraf dan jaringan otot. Siklus ini hanya akan dapat dihentikan bila kebetulan 
waktunya tepat dan dilakukan tindakan yang cermat. 
2.3 Mekanisme perpindahan panas 
Panas sebenarnya merupakan energi kinetik gerak molekul yang secara 
terus menerus dihasilkan dalam tubuh sebagai hasil samping metabolisme dan 
panas tubuh yang dikeluarkan kelingkungan sekitar. Cara perpindahan panas 
terbagi menjadi 3 (tiga): 
a. Konduksi: perpindahan panas dengan media penghantar tanpa diikuti 
dengan perpindahan media penghantar 
b. Konveksi: perpindahan panas dengan media penghantar diikuti dengan 
perpindahan media penghantar 
c. Radiasi: perpindahan panas tanpa melalui media penghantar (melalui 
pancaran) Agar tetap seimbang antara pengeluaran dan pembentukan 
panas maka tubuh mengadakan usaha pertukaran panas dari tubuh 
kelingkungan sekitar melalui kulit dengan cara konduksi, konveksi, 
radiasi dan evaporasi (Suma’mur PK, 1996: 82). 
a. Konduksi, merupakan pertukaran diantara tubuh dan benda-benda 
sekitar dengan melalui sentuhan atau kontak. Konduksi 
akan menghilangkan panas dari tubuh apabila benda-benda 
sekitar lebih dingin suhunya, dan akan menambah panas 
kepada tubuh apabila benda-benda sekitar lebih panas dari 
tubuh manusia 
b. Konveksi, adalah petukaran panas dari badan dengan 
lingkungan melalui kontak udara dengan tubuh. Pada proses ini 
pembuangan panas terbawa oleh udara sekitar tubuh.
c. Radiasi, merupakan tenaga dari gelombang elektromagnetik 
dengan panjang gelombang lebih panjang dari sinar matahari. 
d. Evaporasi, adalah keringat yang keluar melalui kulit akan 
cepatmenguap bila udara diluar badan kering dan terdapat 
aliran angin sehingga terjadi pelepasan panas dipermukan 
kulit, maka cepat terjadi penguapan yang akhirnya suhu badan 
bisa menurun. 
2.4 Pengkajian 
Kondisi sakit (hipertemi) akibat terpapar panas dapat di 
bagi menjadi tiga bentuk : heat cramps(kejang/ kram panas) heat 
exhaustion (kelelahan akibat panas), heat stroke. hipertemi atau 
heat illness berkembang menyebabkan penurunan tekanan darah 
dan dehidrasi sehingga intake cairan merupakan hal yang paling 
penting dalam mencegah hipertermi. 
Heat cramps bentuk paling ringan dari hipertermi dengan 
gejala nyeri spasme (kram) otot biasanya pada tungkai ekstremitas 
bawah (kaki) atau abdomen yang terjadi setelah badan lelah 
bergerak. sejumlah besar garam dan air dapat hilang sebagai akibat 
dari pengeluaran keringat yang banyak, menyebabkan otot stress 
dan menjadi spasm (kram) dengan istirhat dan penggantian cairan 
yang cukup (adekuat), tubuh akan menyesuaikan diri dan 
mendistribusikan elektrolit sehingga kejang tidk muncul. 
Heat exhaustion terjadi ketika tubuh kehilangan banyak air 
dan elektrolit melalui keringat yang sangat banyak menyebabkan 
hipovolemik terjadi. heat exhaustion merupakan manifestasi yang 
luas dari sistem kardiovaskuler yang mencoba memelihara 
normotermia(suhu tubuh normal). pada heat exhaustion pasien 
belum mengalami kegagalan fungsi serebral, meskipun mungkin 
pasien menunjukan irritability (muda marah) minor dan 
kemampuan untuk berkeringat tetap ada. kulit biasanya pucat dan 
dingin dan warna muka abu abu kehilangan air dan garam
menyebabkan pasien mengalami dehidrasi. temperatur tubuh 
biasanya normal atau sedikit meningkat dari rentang 38°C sampai 
39° C pasien mengeluh pusing, lemas dengan rasa mual atau 
sakit kepala. mual dan diare dapat terjadi 
heatstroke terjadi jika gejala dari heat exhaustion tidak 
teratangani sehingga heatstroke berkembang perubahan pada status 
mental dan ketidak mampuan berkeringat menjadi kunci dari 
gejala heatstroke. beberapa pasien menunjukan gejala pusing 
perilaku irasional atau psikosis dapat berkembang menjadi sezuire 
(kejang) atau koma mekanisme berkeringat menjadi kewalahan 
atau kelebihan beban kerja. banyak korban heat stroke mengalami 
kulit panas kering dan kemerahan temperatur tubuh meningkat 
cepat ke suhu 41°C atau lebih dan tingkat kesadaran pasien 
menurun jika heat stroke tidak ditangani dapat menyebabkan 
kematian. 
Pada pasien yang menderita heatstroke harus dirawat 
diruangan intensive karena komplikasi selanjutnya dapat muncul 
dengan tiba tiba dan membutuhkan penanganan yang cepat yang 
bisa terjadi seperti kejang iskemik serebral, gagal ginjal, 
dekompensasi jantung dan pendarahan gastrointestinal prognosis 
(dugaan) penyakit lanjutan sangat beragam tergantung pada 
kondisi kesehatan pasien sebelumnya dan lama pasien terpapar 
panas. 
2.5 Diagnosa 
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN 
1 
2. 
Hipertermi berhubungan dengan paparan terhadap lingkungan panas 
Defisit volume cairan berhubungan dengan hipovolemia
2.6 Intervensi 
Diagnosa Keperawatan ke 1 
1) Hipertermi berhubungan dengan paparan terhadap lingkungan panas 
Tujuan : suhu tubuh pasien dipertahankan dalam batas suhu tubuh normal 
a. untuk kasus heatcramps (kram panas), keluarkan atau evakuasi pasien dari 
lingkungan panas 
R: Agar proses pendinginan segera di mulai 
b. posisikan pasien duduk atau berbaring pada saat terjadi kram otot 
R : Mencegah injuri lanjutan 
c. saat evakuasi pasien lepaskan seluruh pakian agar proses pendinginan 
R: Penanganan emergensi pada kejadian heatstroke meliputi penurunan 
temperatur tubuh korban dan segera mendinginkan 
d. Gunakan komperes air dengan bentuk semprotan keseluruh tubuh pasien 
dengan hembusan angin yang kontinyu(terus menerus) dan keras dari 
kipas angin elektronik 
R: Pendingin secara evaporasi merupakan metode pendingin yang paling 
efektif 
Diagnosa keperawatan ke 2 
 Defisit volume cairan berhubungan dengan hipovolemia 
Tujuan : Tekanan darah pasien dipertahankan dalam batas rentang normal 
tekanan darah 
a). Berikan pasien cairan oral atau cairan elektrolit jika pasien sadar penuh 
R : Untuk mengganti kehilangan cairan 
b). Pelihara atau jaga jumlah cairan IV masuk sesuai instruksi 
R: untuk menjaga volume cairan pada kondisi hipotensi

More Related Content

What's hot

Thermoregulasi
ThermoregulasiThermoregulasi
ThermoregulasiKindal
 
sistem termoregulasi
sistem termoregulasisistem termoregulasi
sistem termoregulasiagusmelvian
 
Suhu tubuh siskka sik
Suhu  tubuh siskka sikSuhu  tubuh siskka sik
Suhu tubuh siskka siksiskamei
 
Terapi panas
Terapi panasTerapi panas
Terapi panasCahya
 
Pembahasan Termoreseptor Integumen
Pembahasan Termoreseptor IntegumenPembahasan Termoreseptor Integumen
Pembahasan Termoreseptor IntegumenArdi Setyo W
 
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...UNESA
 
Laporan praktikum biologi homeostasis
Laporan praktikum biologi homeostasisLaporan praktikum biologi homeostasis
Laporan praktikum biologi homeostasisAdhy Laupada
 

What's hot (18)

Thermoregulasi
ThermoregulasiThermoregulasi
Thermoregulasi
 
sistem termoregulasi
sistem termoregulasisistem termoregulasi
sistem termoregulasi
 
Termoregulasi baru
Termoregulasi baruTermoregulasi baru
Termoregulasi baru
 
Suhu tubuh siskka sik
Suhu  tubuh siskka sikSuhu  tubuh siskka sik
Suhu tubuh siskka sik
 
Terapi panas
Terapi panasTerapi panas
Terapi panas
 
Makalh thermoregulasi
Makalh thermoregulasiMakalh thermoregulasi
Makalh thermoregulasi
 
Sistem termoregulasi
Sistem termoregulasiSistem termoregulasi
Sistem termoregulasi
 
Novi punya
Novi punyaNovi punya
Novi punya
 
Pnc adnin akbid paramata
Pnc adnin akbid paramata Pnc adnin akbid paramata
Pnc adnin akbid paramata
 
Judullllll 2
Judullllll 2Judullllll 2
Judullllll 2
 
Lp hypertermi
Lp hypertermiLp hypertermi
Lp hypertermi
 
Pembahasan Termoreseptor Integumen
Pembahasan Termoreseptor IntegumenPembahasan Termoreseptor Integumen
Pembahasan Termoreseptor Integumen
 
Thermoregulation
ThermoregulationThermoregulation
Thermoregulation
 
TERMOREGULASI
TERMOREGULASITERMOREGULASI
TERMOREGULASI
 
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...
 
Laporan praktikum biologi homeostasis
Laporan praktikum biologi homeostasisLaporan praktikum biologi homeostasis
Laporan praktikum biologi homeostasis
 
Homeostasis
HomeostasisHomeostasis
Homeostasis
 
Termofisika
TermofisikaTermofisika
Termofisika
 

Similar to Bab 2

termoregulasi-baru-1-termoregulasi-baru-1.ppt
termoregulasi-baru-1-termoregulasi-baru-1.ppttermoregulasi-baru-1-termoregulasi-baru-1.ppt
termoregulasi-baru-1-termoregulasi-baru-1.pptAgathaHaselvin
 
konsep termoregulasi gangguan keseimbangan suhu.pptx
konsep termoregulasi gangguan keseimbangan suhu.pptxkonsep termoregulasi gangguan keseimbangan suhu.pptx
konsep termoregulasi gangguan keseimbangan suhu.pptxelisabethlumbantoruan
 
4. laporan praktikum biologi pengaruh suhu lingkungan ke suhu tubuh
4. laporan praktikum biologi pengaruh suhu lingkungan ke suhu tubuh4. laporan praktikum biologi pengaruh suhu lingkungan ke suhu tubuh
4. laporan praktikum biologi pengaruh suhu lingkungan ke suhu tubuhSofyan Dwi Nugroho
 
suhu tubuh.ppt
suhu tubuh.pptsuhu tubuh.ppt
suhu tubuh.ppttifannie
 
fisika medik-termodinamika.pptx
fisika medik-termodinamika.pptxfisika medik-termodinamika.pptx
fisika medik-termodinamika.pptxathifaharinahdah
 
Patofisiologi demam
Patofisiologi demamPatofisiologi demam
Patofisiologi demamTmb Odhian
 
My kesimbangan suhu
My kesimbangan suhuMy kesimbangan suhu
My kesimbangan suhuMoch Yunus
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
Makalah Temperatur dan Panas (Fisika)
Makalah Temperatur dan Panas (Fisika)Makalah Temperatur dan Panas (Fisika)
Makalah Temperatur dan Panas (Fisika)Pratiwi Lilapraba
 
TERMOREGULASI-TERMOREGULASI-TERMOREGULASI.pdf
TERMOREGULASI-TERMOREGULASI-TERMOREGULASI.pdfTERMOREGULASI-TERMOREGULASI-TERMOREGULASI.pdf
TERMOREGULASI-TERMOREGULASI-TERMOREGULASI.pdfAgathaHaselvin
 
Keseimbangan suhu tubuh Keperawatan Dasar.pptx
Keseimbangan suhu tubuh Keperawatan Dasar.pptxKeseimbangan suhu tubuh Keperawatan Dasar.pptx
Keseimbangan suhu tubuh Keperawatan Dasar.pptxKhaerulAmri12
 
Metabolisme tubuh
Metabolisme tubuhMetabolisme tubuh
Metabolisme tubuhDedi Kun
 
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptxTHERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptxAgathaHaselvin
 
makalah Prosedur pemeriksaan tanda vital
makalah Prosedur pemeriksaan tanda vitalmakalah Prosedur pemeriksaan tanda vital
makalah Prosedur pemeriksaan tanda vitalMJM Networks
 
Prosedur pemeriksaan tanda vital
Prosedur pemeriksaan tanda vitalProsedur pemeriksaan tanda vital
Prosedur pemeriksaan tanda vitalMJM Networks
 

Similar to Bab 2 (20)

Merrrrrrryyyyyy
MerrrrrrryyyyyyMerrrrrrryyyyyy
Merrrrrrryyyyyy
 
Mekanisme tubuh
Mekanisme tubuhMekanisme tubuh
Mekanisme tubuh
 
termoregulasi-baru-1-termoregulasi-baru-1.ppt
termoregulasi-baru-1-termoregulasi-baru-1.ppttermoregulasi-baru-1-termoregulasi-baru-1.ppt
termoregulasi-baru-1-termoregulasi-baru-1.ppt
 
konsep termoregulasi gangguan keseimbangan suhu.pptx
konsep termoregulasi gangguan keseimbangan suhu.pptxkonsep termoregulasi gangguan keseimbangan suhu.pptx
konsep termoregulasi gangguan keseimbangan suhu.pptx
 
4. laporan praktikum biologi pengaruh suhu lingkungan ke suhu tubuh
4. laporan praktikum biologi pengaruh suhu lingkungan ke suhu tubuh4. laporan praktikum biologi pengaruh suhu lingkungan ke suhu tubuh
4. laporan praktikum biologi pengaruh suhu lingkungan ke suhu tubuh
 
suhu tubuh.ppt
suhu tubuh.pptsuhu tubuh.ppt
suhu tubuh.ppt
 
Termodinamika
Termodinamika Termodinamika
Termodinamika
 
fisika medik-termodinamika.pptx
fisika medik-termodinamika.pptxfisika medik-termodinamika.pptx
fisika medik-termodinamika.pptx
 
Patofisiologi demam
Patofisiologi demamPatofisiologi demam
Patofisiologi demam
 
My kesimbangan suhu
My kesimbangan suhuMy kesimbangan suhu
My kesimbangan suhu
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
PPT Termoregulasi.pptx
PPT Termoregulasi.pptxPPT Termoregulasi.pptx
PPT Termoregulasi.pptx
 
TERMO.pptx
TERMO.pptxTERMO.pptx
TERMO.pptx
 
Makalah Temperatur dan Panas (Fisika)
Makalah Temperatur dan Panas (Fisika)Makalah Temperatur dan Panas (Fisika)
Makalah Temperatur dan Panas (Fisika)
 
TERMOREGULASI-TERMOREGULASI-TERMOREGULASI.pdf
TERMOREGULASI-TERMOREGULASI-TERMOREGULASI.pdfTERMOREGULASI-TERMOREGULASI-TERMOREGULASI.pdf
TERMOREGULASI-TERMOREGULASI-TERMOREGULASI.pdf
 
Keseimbangan suhu tubuh Keperawatan Dasar.pptx
Keseimbangan suhu tubuh Keperawatan Dasar.pptxKeseimbangan suhu tubuh Keperawatan Dasar.pptx
Keseimbangan suhu tubuh Keperawatan Dasar.pptx
 
Metabolisme tubuh
Metabolisme tubuhMetabolisme tubuh
Metabolisme tubuh
 
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptxTHERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
 
makalah Prosedur pemeriksaan tanda vital
makalah Prosedur pemeriksaan tanda vitalmakalah Prosedur pemeriksaan tanda vital
makalah Prosedur pemeriksaan tanda vital
 
Prosedur pemeriksaan tanda vital
Prosedur pemeriksaan tanda vitalProsedur pemeriksaan tanda vital
Prosedur pemeriksaan tanda vital
 

Recently uploaded

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaErdinataKusuma1
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 

Recently uploaded (20)

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 

Bab 2

  • 1. BAB 2 TINJUAN TEORI 2.1 Pengertian dan jenis Suhu adalah ukuran kuantitatif terhadap temperatur (panas atau dingin) yang diukur dengan termometer (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005). Temperatur terbagi menjadi 2 (dua) : 1. Panas Terdapat 2 pengertian ‘panas’: a) Panas sebagai bentuk energi, dalam bentuk aliran energi panas Alat ukur: kalorimeter atau bomb calorimeter Satuan: kalori b) Panas sebagai derajat, yaitu temperatur/suhu suatu objek Alat ukur: termometer Satuan: derajat 2. Dingin 2.2 Sumber panas 1. Lingkungan A. Matahari Matahari merupakan sumber panas terbesar di lingkungan. Menurut perhitungan para ahli, temperatur di permukaan matahari sekitar 6000 derajat Celsius namun ada juga yang menyebutkan suhu permukaan sebesar 5500 derajat Celsius. Jenis batuan atau Logam apapun yang ada di Bumi ini akan lebur pada suhu setinggi itu. Temperatur tertinggi terletak di bagian tengahnya yang diperkirakan tidak kurang dari 25 juta derajat Celsius namun disebutkan juga kalau suhu pada intinya 15 juta derajat
  • 2. Celsius. Ada pula yang menyebutkan temperatur di inti matahari kira kira sekitar 13.889.000°C. Menurut JR Meyer, panas matahari berasal dari batu meteor yang berjatuhan dengan kecepatan tinggi pada permukaan matahari. Sedangkan menurut teori kontraksi H Helmholz, panas itu berasal dari menyusutnya bola gas. Ahli lain, Dr Bothemenyatakan bahwa panas tersebut berasal dari reaksi-reaksi nuklir yang disebut reaksi hydrogen helium sintetis.  Peralatan yang melepaskan panas Banyak peralatan di sekitar kita yang mengeluarkan panas. Biasanya benda yang bisa mengeluarkan panas adalah benda yang bergetar. Contoh dalam kehidupan seharihari di antaranya televisi, kompor, setrika, dan lain-lain B. Suhu udara 2. Tubuh  Proses metabolisme Proses metabolisme dalam tubuh menghasilkan zat tepung dan energi. Energi yang dilepas oleh tubuh berupa panas. Semakin banyak dan cepat metabolisme yang dilakukan oleh tubuh, semakin banyak juga energi berupa panas yang dihasilkan 2.2 PATOFISIOLOGIS Proses metabolisme dalam tubuh merupakan proses kimiawai dan proses ini berlangsung supaya kehidupan manusia dapat dipertahankan. Hasil dari prses metabolisme ini antara lain adalah energi dan panas. Panas yang dihasilkan inilah yang merupakan sumber utama panas tubuh manusia. Dengan demikian, panas tubuh akan terus dibentuk walaupun dalam keadaan istirahat, selama proses metabolism berlangsung. Bila suhu tubuh perlu diturunkan, terjadi vasodilatasi pembuluh darah kulit yang menyebabkan suhu kulit mendekati suhu tubuh sehingga panas
  • 3. yang hilang melalui radiasi dn konduksi juga lebih banyak. Sebaliknya, pada suhu dingin, reseptor dingin pada kulit terangsang. Impuls diteruskan ke neuron peka dingin pada hipotalamus posterior. Sebagai respon, hipotalamus meningkatkan impuls konstriksi ke pembuluh darah perifer serta menghambat aktivitas kelenjar keringat. Tampak kulit pucat karena penyempitan pembuluh darah. Sebagai akibatnya, pelepasan panas tubuh melalui kulit berkurang. Impuls ini juga dapat disalurkan melalui susunan saraf otonom. Proses kehilangan panas tubuh ini tidak boleh terjadi secara berlebihan dan harus dicegah. Oleh karena itu, hipotalmus mengatur agar pembentukan panas meningkat dengan mengeluarkan hormon yang mempengaruhi metabolisme. Mula-mula hipotalamus akan memproduksi zat yang merangsang sekresi Thyroid Stimulating Hormon (TSH) oleh kelenjar pituitrin anterior. TSH merangsang kelenjar troid untuk memproduksi tiroksin yang mempengaruhi proses metabolisme bertambah sehingga panas yang dihasilkannya pun bertambah. Sebaliknya, kadar tiroksin yang meningkat, menghambat seksresi TSH sehingga kelenjar tiroid dihambat untuk berekskresi. Kehilangan cairan yang berlebihan menyebabkan penurunan volume plasma. Keadaan ini juga mempengaruhi “carsiac output”. Bila keadaan telah lanjut, cardiac output yang menurun diikuti oleh penurunan sirkulasi ke kulit dan akibatnya proses berkeringat juga menurun. Bila keadaan telah mencapai taraf ini, berarti proses berkeringat juga menurun, atau berarti proses penurunan suhu tubuh yang paling penting terhenti. Oleh karena panas teruss diproduksi dari proses metabolisme, suhu tubuh juga terus bertambah tanpa ada kesempatan turun, sampai akhirnya seluruh sistem kolaps. Kemampuan tubuh untuk mengatur panas terbatas. Bila panas yang berlebihan ini tidak cepat dibuang, siklus berantai yang buruk akan timbul. Ini terjadi sebab proses metabolisme pun akan dipacu sesuai dengan kenaikan suhu, sama seperti kebanyakan reaksi kimia lainnya. Dengan meningkatnya metabolisme, panas yang dihasilkan juga bertambah dan ini akan meningkatkan suhu tubuh lagi. Bila tidak segera di atasi, dapat terjadi kegagalan sistem kardiovaskular, ginjal dan kerusakan ireversible dari sistem
  • 4. saraf dan jaringan otot. Siklus ini hanya akan dapat dihentikan bila kebetulan waktunya tepat dan dilakukan tindakan yang cermat. 2.3 Mekanisme perpindahan panas Panas sebenarnya merupakan energi kinetik gerak molekul yang secara terus menerus dihasilkan dalam tubuh sebagai hasil samping metabolisme dan panas tubuh yang dikeluarkan kelingkungan sekitar. Cara perpindahan panas terbagi menjadi 3 (tiga): a. Konduksi: perpindahan panas dengan media penghantar tanpa diikuti dengan perpindahan media penghantar b. Konveksi: perpindahan panas dengan media penghantar diikuti dengan perpindahan media penghantar c. Radiasi: perpindahan panas tanpa melalui media penghantar (melalui pancaran) Agar tetap seimbang antara pengeluaran dan pembentukan panas maka tubuh mengadakan usaha pertukaran panas dari tubuh kelingkungan sekitar melalui kulit dengan cara konduksi, konveksi, radiasi dan evaporasi (Suma’mur PK, 1996: 82). a. Konduksi, merupakan pertukaran diantara tubuh dan benda-benda sekitar dengan melalui sentuhan atau kontak. Konduksi akan menghilangkan panas dari tubuh apabila benda-benda sekitar lebih dingin suhunya, dan akan menambah panas kepada tubuh apabila benda-benda sekitar lebih panas dari tubuh manusia b. Konveksi, adalah petukaran panas dari badan dengan lingkungan melalui kontak udara dengan tubuh. Pada proses ini pembuangan panas terbawa oleh udara sekitar tubuh.
  • 5. c. Radiasi, merupakan tenaga dari gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang lebih panjang dari sinar matahari. d. Evaporasi, adalah keringat yang keluar melalui kulit akan cepatmenguap bila udara diluar badan kering dan terdapat aliran angin sehingga terjadi pelepasan panas dipermukan kulit, maka cepat terjadi penguapan yang akhirnya suhu badan bisa menurun. 2.4 Pengkajian Kondisi sakit (hipertemi) akibat terpapar panas dapat di bagi menjadi tiga bentuk : heat cramps(kejang/ kram panas) heat exhaustion (kelelahan akibat panas), heat stroke. hipertemi atau heat illness berkembang menyebabkan penurunan tekanan darah dan dehidrasi sehingga intake cairan merupakan hal yang paling penting dalam mencegah hipertermi. Heat cramps bentuk paling ringan dari hipertermi dengan gejala nyeri spasme (kram) otot biasanya pada tungkai ekstremitas bawah (kaki) atau abdomen yang terjadi setelah badan lelah bergerak. sejumlah besar garam dan air dapat hilang sebagai akibat dari pengeluaran keringat yang banyak, menyebabkan otot stress dan menjadi spasm (kram) dengan istirhat dan penggantian cairan yang cukup (adekuat), tubuh akan menyesuaikan diri dan mendistribusikan elektrolit sehingga kejang tidk muncul. Heat exhaustion terjadi ketika tubuh kehilangan banyak air dan elektrolit melalui keringat yang sangat banyak menyebabkan hipovolemik terjadi. heat exhaustion merupakan manifestasi yang luas dari sistem kardiovaskuler yang mencoba memelihara normotermia(suhu tubuh normal). pada heat exhaustion pasien belum mengalami kegagalan fungsi serebral, meskipun mungkin pasien menunjukan irritability (muda marah) minor dan kemampuan untuk berkeringat tetap ada. kulit biasanya pucat dan dingin dan warna muka abu abu kehilangan air dan garam
  • 6. menyebabkan pasien mengalami dehidrasi. temperatur tubuh biasanya normal atau sedikit meningkat dari rentang 38°C sampai 39° C pasien mengeluh pusing, lemas dengan rasa mual atau sakit kepala. mual dan diare dapat terjadi heatstroke terjadi jika gejala dari heat exhaustion tidak teratangani sehingga heatstroke berkembang perubahan pada status mental dan ketidak mampuan berkeringat menjadi kunci dari gejala heatstroke. beberapa pasien menunjukan gejala pusing perilaku irasional atau psikosis dapat berkembang menjadi sezuire (kejang) atau koma mekanisme berkeringat menjadi kewalahan atau kelebihan beban kerja. banyak korban heat stroke mengalami kulit panas kering dan kemerahan temperatur tubuh meningkat cepat ke suhu 41°C atau lebih dan tingkat kesadaran pasien menurun jika heat stroke tidak ditangani dapat menyebabkan kematian. Pada pasien yang menderita heatstroke harus dirawat diruangan intensive karena komplikasi selanjutnya dapat muncul dengan tiba tiba dan membutuhkan penanganan yang cepat yang bisa terjadi seperti kejang iskemik serebral, gagal ginjal, dekompensasi jantung dan pendarahan gastrointestinal prognosis (dugaan) penyakit lanjutan sangat beragam tergantung pada kondisi kesehatan pasien sebelumnya dan lama pasien terpapar panas. 2.5 Diagnosa NO DIAGNOSA KEPERAWATAN 1 2. Hipertermi berhubungan dengan paparan terhadap lingkungan panas Defisit volume cairan berhubungan dengan hipovolemia
  • 7. 2.6 Intervensi Diagnosa Keperawatan ke 1 1) Hipertermi berhubungan dengan paparan terhadap lingkungan panas Tujuan : suhu tubuh pasien dipertahankan dalam batas suhu tubuh normal a. untuk kasus heatcramps (kram panas), keluarkan atau evakuasi pasien dari lingkungan panas R: Agar proses pendinginan segera di mulai b. posisikan pasien duduk atau berbaring pada saat terjadi kram otot R : Mencegah injuri lanjutan c. saat evakuasi pasien lepaskan seluruh pakian agar proses pendinginan R: Penanganan emergensi pada kejadian heatstroke meliputi penurunan temperatur tubuh korban dan segera mendinginkan d. Gunakan komperes air dengan bentuk semprotan keseluruh tubuh pasien dengan hembusan angin yang kontinyu(terus menerus) dan keras dari kipas angin elektronik R: Pendingin secara evaporasi merupakan metode pendingin yang paling efektif Diagnosa keperawatan ke 2  Defisit volume cairan berhubungan dengan hipovolemia Tujuan : Tekanan darah pasien dipertahankan dalam batas rentang normal tekanan darah a). Berikan pasien cairan oral atau cairan elektrolit jika pasien sadar penuh R : Untuk mengganti kehilangan cairan b). Pelihara atau jaga jumlah cairan IV masuk sesuai instruksi R: untuk menjaga volume cairan pada kondisi hipotensi