MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
Bab 2
1. BAB 2
TINJUAN TEORI
2.1 Pengertian dan jenis
Suhu adalah ukuran kuantitatif terhadap temperatur (panas atau dingin)
yang diukur dengan termometer (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005).
Temperatur terbagi menjadi 2 (dua) :
1. Panas
Terdapat 2 pengertian ‘panas’:
a) Panas sebagai bentuk energi, dalam bentuk aliran energi panas
Alat ukur: kalorimeter atau bomb calorimeter
Satuan: kalori
b) Panas sebagai derajat, yaitu temperatur/suhu suatu objek
Alat ukur: termometer
Satuan: derajat
2. Dingin
2.2 Sumber panas
1. Lingkungan
A. Matahari
Matahari merupakan sumber panas terbesar di lingkungan. Menurut
perhitungan para ahli, temperatur di permukaan matahari sekitar 6000
derajat Celsius namun ada juga yang menyebutkan suhu permukaan
sebesar 5500 derajat Celsius. Jenis batuan atau Logam apapun yang ada di
Bumi ini akan lebur pada suhu setinggi itu. Temperatur tertinggi terletak
di bagian tengahnya yang diperkirakan tidak kurang dari 25 juta derajat
Celsius namun disebutkan juga kalau suhu pada intinya 15 juta derajat
2. Celsius. Ada pula yang menyebutkan temperatur di inti matahari kira kira
sekitar 13.889.000°C.
Menurut JR Meyer, panas matahari berasal dari batu meteor yang
berjatuhan dengan kecepatan tinggi pada permukaan matahari. Sedangkan
menurut teori kontraksi H Helmholz, panas itu berasal dari menyusutnya
bola gas. Ahli lain, Dr Bothemenyatakan bahwa panas tersebut berasal
dari reaksi-reaksi nuklir yang disebut reaksi hydrogen helium sintetis.
Peralatan yang melepaskan panas
Banyak peralatan di sekitar kita yang mengeluarkan panas. Biasanya
benda yang bisa mengeluarkan panas adalah benda yang bergetar.
Contoh dalam kehidupan seharihari di antaranya televisi, kompor,
setrika, dan lain-lain
B. Suhu udara
2. Tubuh
Proses metabolisme
Proses metabolisme dalam tubuh menghasilkan zat tepung dan
energi. Energi yang dilepas oleh tubuh berupa panas. Semakin banyak
dan cepat metabolisme yang dilakukan oleh tubuh, semakin banyak
juga energi berupa panas yang dihasilkan
2.2 PATOFISIOLOGIS
Proses metabolisme dalam tubuh merupakan proses kimiawai dan proses
ini berlangsung supaya kehidupan manusia dapat dipertahankan. Hasil dari
prses metabolisme ini antara lain adalah energi dan panas. Panas yang
dihasilkan inilah yang merupakan sumber utama panas tubuh manusia.
Dengan demikian, panas tubuh akan terus dibentuk walaupun dalam keadaan
istirahat, selama proses metabolism berlangsung.
Bila suhu tubuh perlu diturunkan, terjadi vasodilatasi pembuluh darah
kulit yang menyebabkan suhu kulit mendekati suhu tubuh sehingga panas
3. yang hilang melalui radiasi dn konduksi juga lebih banyak. Sebaliknya, pada
suhu dingin, reseptor dingin pada kulit terangsang. Impuls diteruskan ke
neuron peka dingin pada hipotalamus posterior. Sebagai respon, hipotalamus
meningkatkan impuls konstriksi ke pembuluh darah perifer serta menghambat
aktivitas kelenjar keringat. Tampak kulit pucat karena
penyempitan pembuluh darah. Sebagai akibatnya, pelepasan panas tubuh
melalui kulit berkurang. Impuls ini juga dapat disalurkan melalui susunan
saraf otonom. Proses kehilangan panas tubuh ini tidak boleh terjadi secara
berlebihan dan harus dicegah. Oleh karena itu, hipotalmus mengatur agar
pembentukan panas meningkat dengan mengeluarkan hormon yang
mempengaruhi metabolisme. Mula-mula hipotalamus akan memproduksi zat
yang merangsang sekresi Thyroid Stimulating Hormon (TSH) oleh kelenjar
pituitrin anterior. TSH merangsang kelenjar troid untuk memproduksi tiroksin
yang mempengaruhi proses metabolisme bertambah sehingga panas yang
dihasilkannya pun bertambah. Sebaliknya, kadar tiroksin yang meningkat,
menghambat seksresi TSH sehingga kelenjar tiroid dihambat untuk
berekskresi. Kehilangan cairan yang berlebihan menyebabkan penurunan
volume plasma. Keadaan ini juga mempengaruhi “carsiac output”. Bila
keadaan telah lanjut, cardiac output yang menurun diikuti oleh penurunan
sirkulasi ke kulit dan akibatnya proses berkeringat juga menurun. Bila
keadaan telah mencapai taraf ini, berarti proses berkeringat juga menurun,
atau berarti proses penurunan suhu tubuh yang paling
penting terhenti. Oleh karena panas teruss diproduksi dari proses
metabolisme, suhu tubuh juga terus bertambah tanpa ada kesempatan turun,
sampai akhirnya seluruh sistem kolaps.
Kemampuan tubuh untuk mengatur panas terbatas. Bila panas yang
berlebihan ini tidak cepat dibuang, siklus berantai yang buruk akan timbul. Ini
terjadi sebab proses metabolisme pun akan dipacu sesuai dengan kenaikan
suhu, sama seperti kebanyakan reaksi kimia lainnya. Dengan meningkatnya
metabolisme, panas yang dihasilkan juga bertambah dan ini akan
meningkatkan suhu tubuh lagi. Bila tidak segera di atasi, dapat terjadi
kegagalan sistem kardiovaskular, ginjal dan kerusakan ireversible dari sistem
4. saraf dan jaringan otot. Siklus ini hanya akan dapat dihentikan bila kebetulan
waktunya tepat dan dilakukan tindakan yang cermat.
2.3 Mekanisme perpindahan panas
Panas sebenarnya merupakan energi kinetik gerak molekul yang secara
terus menerus dihasilkan dalam tubuh sebagai hasil samping metabolisme dan
panas tubuh yang dikeluarkan kelingkungan sekitar. Cara perpindahan panas
terbagi menjadi 3 (tiga):
a. Konduksi: perpindahan panas dengan media penghantar tanpa diikuti
dengan perpindahan media penghantar
b. Konveksi: perpindahan panas dengan media penghantar diikuti dengan
perpindahan media penghantar
c. Radiasi: perpindahan panas tanpa melalui media penghantar (melalui
pancaran) Agar tetap seimbang antara pengeluaran dan pembentukan
panas maka tubuh mengadakan usaha pertukaran panas dari tubuh
kelingkungan sekitar melalui kulit dengan cara konduksi, konveksi,
radiasi dan evaporasi (Suma’mur PK, 1996: 82).
a. Konduksi, merupakan pertukaran diantara tubuh dan benda-benda
sekitar dengan melalui sentuhan atau kontak. Konduksi
akan menghilangkan panas dari tubuh apabila benda-benda
sekitar lebih dingin suhunya, dan akan menambah panas
kepada tubuh apabila benda-benda sekitar lebih panas dari
tubuh manusia
b. Konveksi, adalah petukaran panas dari badan dengan
lingkungan melalui kontak udara dengan tubuh. Pada proses ini
pembuangan panas terbawa oleh udara sekitar tubuh.
5. c. Radiasi, merupakan tenaga dari gelombang elektromagnetik
dengan panjang gelombang lebih panjang dari sinar matahari.
d. Evaporasi, adalah keringat yang keluar melalui kulit akan
cepatmenguap bila udara diluar badan kering dan terdapat
aliran angin sehingga terjadi pelepasan panas dipermukan
kulit, maka cepat terjadi penguapan yang akhirnya suhu badan
bisa menurun.
2.4 Pengkajian
Kondisi sakit (hipertemi) akibat terpapar panas dapat di
bagi menjadi tiga bentuk : heat cramps(kejang/ kram panas) heat
exhaustion (kelelahan akibat panas), heat stroke. hipertemi atau
heat illness berkembang menyebabkan penurunan tekanan darah
dan dehidrasi sehingga intake cairan merupakan hal yang paling
penting dalam mencegah hipertermi.
Heat cramps bentuk paling ringan dari hipertermi dengan
gejala nyeri spasme (kram) otot biasanya pada tungkai ekstremitas
bawah (kaki) atau abdomen yang terjadi setelah badan lelah
bergerak. sejumlah besar garam dan air dapat hilang sebagai akibat
dari pengeluaran keringat yang banyak, menyebabkan otot stress
dan menjadi spasm (kram) dengan istirhat dan penggantian cairan
yang cukup (adekuat), tubuh akan menyesuaikan diri dan
mendistribusikan elektrolit sehingga kejang tidk muncul.
Heat exhaustion terjadi ketika tubuh kehilangan banyak air
dan elektrolit melalui keringat yang sangat banyak menyebabkan
hipovolemik terjadi. heat exhaustion merupakan manifestasi yang
luas dari sistem kardiovaskuler yang mencoba memelihara
normotermia(suhu tubuh normal). pada heat exhaustion pasien
belum mengalami kegagalan fungsi serebral, meskipun mungkin
pasien menunjukan irritability (muda marah) minor dan
kemampuan untuk berkeringat tetap ada. kulit biasanya pucat dan
dingin dan warna muka abu abu kehilangan air dan garam
6. menyebabkan pasien mengalami dehidrasi. temperatur tubuh
biasanya normal atau sedikit meningkat dari rentang 38°C sampai
39° C pasien mengeluh pusing, lemas dengan rasa mual atau
sakit kepala. mual dan diare dapat terjadi
heatstroke terjadi jika gejala dari heat exhaustion tidak
teratangani sehingga heatstroke berkembang perubahan pada status
mental dan ketidak mampuan berkeringat menjadi kunci dari
gejala heatstroke. beberapa pasien menunjukan gejala pusing
perilaku irasional atau psikosis dapat berkembang menjadi sezuire
(kejang) atau koma mekanisme berkeringat menjadi kewalahan
atau kelebihan beban kerja. banyak korban heat stroke mengalami
kulit panas kering dan kemerahan temperatur tubuh meningkat
cepat ke suhu 41°C atau lebih dan tingkat kesadaran pasien
menurun jika heat stroke tidak ditangani dapat menyebabkan
kematian.
Pada pasien yang menderita heatstroke harus dirawat
diruangan intensive karena komplikasi selanjutnya dapat muncul
dengan tiba tiba dan membutuhkan penanganan yang cepat yang
bisa terjadi seperti kejang iskemik serebral, gagal ginjal,
dekompensasi jantung dan pendarahan gastrointestinal prognosis
(dugaan) penyakit lanjutan sangat beragam tergantung pada
kondisi kesehatan pasien sebelumnya dan lama pasien terpapar
panas.
2.5 Diagnosa
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1
2.
Hipertermi berhubungan dengan paparan terhadap lingkungan panas
Defisit volume cairan berhubungan dengan hipovolemia
7. 2.6 Intervensi
Diagnosa Keperawatan ke 1
1) Hipertermi berhubungan dengan paparan terhadap lingkungan panas
Tujuan : suhu tubuh pasien dipertahankan dalam batas suhu tubuh normal
a. untuk kasus heatcramps (kram panas), keluarkan atau evakuasi pasien dari
lingkungan panas
R: Agar proses pendinginan segera di mulai
b. posisikan pasien duduk atau berbaring pada saat terjadi kram otot
R : Mencegah injuri lanjutan
c. saat evakuasi pasien lepaskan seluruh pakian agar proses pendinginan
R: Penanganan emergensi pada kejadian heatstroke meliputi penurunan
temperatur tubuh korban dan segera mendinginkan
d. Gunakan komperes air dengan bentuk semprotan keseluruh tubuh pasien
dengan hembusan angin yang kontinyu(terus menerus) dan keras dari
kipas angin elektronik
R: Pendingin secara evaporasi merupakan metode pendingin yang paling
efektif
Diagnosa keperawatan ke 2
Defisit volume cairan berhubungan dengan hipovolemia
Tujuan : Tekanan darah pasien dipertahankan dalam batas rentang normal
tekanan darah
a). Berikan pasien cairan oral atau cairan elektrolit jika pasien sadar penuh
R : Untuk mengganti kehilangan cairan
b). Pelihara atau jaga jumlah cairan IV masuk sesuai instruksi
R: untuk menjaga volume cairan pada kondisi hipotensi