1. 1
DESAIN PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN AKIDAH
AKHLAK
Disusun Oleh:
Yosnita Berlian Purba (200201166)
Tarisa Novriani (200201045)
Syifa Sahira (200201018)
Anum Ratu Muthia (200201156)
Dosen Pembimbing:
Drs. H Amiruddin, M.Ag
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
BANDA ACEH- DARUSSALAM
2022-2023
2. 2
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala limpahan dan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang sangat sederhana ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada Bapak Dan
semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini telah kami selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu kami sampaikan banyak terima kasih kepada segenap pihak yang
telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.
Selain itu, kami hanyalah seorang manusia biasa menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun isi.
Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati , kami selaku penyusun menerima segala kritik dan
saran yang membangun dari pembaca.
Darussalam, 29 Juni 2022
Pemakalah
3. 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta
didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh, menghayati tujuan,
dan pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.1
Oleh karena itu, ketika kita menyebut pendidikan Islam, maka akan mencakup dua hal,
yaitu: Pertama mendidik siswa untuk berprilaku sesuai dengan nilai-nilai atau akhlak yang
Islami. Kedua, mendidik siswa-siswi untuk mempelajari materi ajaran Islam (subjek
berupa pengetahuan tentang ajaran Islam). Jadi pendidikan agama Islam merupakan usaha
sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk
meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Aqidah akhlak merupakan salah satu materi pendidikan agama Islam. Dalam materi
aqidah akhlak di sana dijelaskan tentang dasar-dasar keimanan terhadap Allah SWT. juga
nilai-nilai tauhid lainnya. Kemudian dalam materi akhlak di sana dikaji dan dijelaskan
tentang konsep akhlak serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Pembahasan atas
aqidah dan akhlak ini menjadi penting adalah agar mahasiswa memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang utuh atas keimanan, dan pada saat yang sama dia juga mampu
mewujudkan nilai-nilai keimanannya dalam kehidupan nyata di masyarakat dalam bentuk
akhlak yang baik. Inilah salah satu urgensi pendidikan aqidah akhlak, yang tujuannya
adalah untuk memadukan antara konsep dan implementasi hablumminallah dan hablum
minannas dengan baik dan seimbang.
Menanamkan pengetahuan dan kecakapan dengan cara yangcepat dan tepat
memerlukan penguasaan teori-teori. Teori-teori tesebut berupa teori mengajar yang dapat
diterapkan dalam perencanaan pengajaran. Perencanaan pengajaran disesuaikan dengan
materi yangakan diajarkan.Mengajar mata pelajaran Aqidah Akhlak bukanlah
perbuatanyang sederhana, bila ingin menerapkan prinsip-prinsip cepat dan tepat.Dalam hal
ini menguasai materi, kesulitan akan muncul dari perkembangan ilmu tersebut serta sifat
dari ilmu itu sendiri.
Dengan demikian guru harus bisa menguasi materi dengan baik. Karena
keberhasilan dalam pembelajaran ditentukan oleh guruitu sendiri, untuk mencapai
keberhasilan tersebut maka seorang guruharus mampu mengusai materi yang akan
diajarkan serta memilihstrategi, metode dan media yang tepat. Oleh karena itu analisis
materisangat diperlukan untuk bisa mengetahui srategi, metode, dan media yang tepat.
Didalam makalah ini akan dibahas mengenai desain pengelolaan kelas dalam pembelajaran
akidah akhlak.
1
Abdul Majid, Implementasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: Konsep Dan 2004
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), 130.
4. 4
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pengelolaan Kelas ?
2. Apa saja yang menjadi Tujuan Pengelolaan Kelas?
3. Prinsip-prinsip Pengelolaan kelas ?
4. Apa saja Macam-macam Komponen Pengelolaan kelas?
5. Apa saja keterampilan dalam Mengelola Kelas?
6. Apa saja Hambatan-hambatan dalam pengelolaan kelas?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi pengelolaan kelas
2. Dapat mengetahui tujuan dari pengelolaan kelas
3. Dapat memahami dan mengetahui prinsip-prinsip pengelolaan kelas
4. Dapat mengetahui macam-macam komponen pengelolaan kelas
5. Dapat mengetahui keterampilan dalam mengelola kelas
6. Dapat mengetahui hambatan dalam pengelolaan kelas
5. 5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengelolaan Kelas
Pengelolaan dalam kamus besar bahasa Indonesia berasal dari kata “kelola” yang
berarti mengendalikan, menyelenggarakan. Kemudian mendapat imbuhan pe-an yang
dapat diartikan dengan proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat
dalam pelaksanaan kebijakan dan pencapaian tujuan.2
Mengutip bukunya Suharsimi
Arikunto, pengelolaan merupakan terjemahan dari kata “management”.Istilah inggris
tersebut lalu di Indonesiakan menjadi “manajemen” atau “menejemen”. Pengelolaan
kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar-
mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat
terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan.3
Sedangkan kelas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ruang tempat belajar
disekolah. Menurut Suharsimi Arikunto didalam didaktik terkandung suatu pengertian
umum mengenai kelas, yaitu sekelompok siswa, pada waktu yang sama menerima
pelajaran yang sama dari guru yang sama, Sedangkan kelas menurut pengertian umum
dapat dibedakan atas dua pandangan, yaitu pandangan dari segi siswa dan pandangan dari
segi fisik. Menurut Hadari Nawawi kelas dapat dipandang dari dua sudut, yaitu:
a) Kelas dalam arti sempit yakni ruangan yang dibatasi oleh empat dinding, tempat
sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses belajar mengajar. Kelas dalam
pengertian tradisional ini mengandung sifat statis karena sekedar menunjuk
pengelompokkan siswa menurut tingkat perkembangannya yang antara lain
didasarkan pada batas umur kronologis masing-masing.
b) Kelas dalam arti luas adalah suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian dari
masyarakat sekolah sebagai satu kesatuan diorganisasi menjadi unit kerja yang
2
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1995, hlm.
478.
3
Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa; Sebuah Pendekatan Evaluatif, Raja Grafindo Persada, Jakarta,
1996, hlm. 7.
6. 6
secara dinamis menyelenggarakan kegiatan-kegiatan belajar mengajar yang kreatif
untuk mencapai suatu tujuan.4
Sebagai tenaga profesional, seorang guru dituntut mampu mengelola kelas yaitu
menciptakan dan mempertahankan kondisi belajar yang optimal bagi tercapainya tujuan
pengajaran.Pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan oleh guru dalam menciptakan
dan mempertahankan serta mengembang tumbuhkan motivasi belajar untuk mencapai
tujuan yang telah di tetapkan.Pengelolaan dipandang sebagai salah satu aspek
penyelenggaraan sistem pembelajaran yang mendasar, di antara sekian macam tugas guru
di dalam kelas.Menurut Suwardi pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilaksanakan
penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantunya dengan maksud agar
tercapai suatu kondisi optimal sehingga terlaksana kegiatan belajar mengajar dapat dicapai
seperti yang diharapkan.5
B. Tujuan Pengelolaan Kelas
Keberhasilan sebuah kegiatan dapat dilihat dari hasil yang dicapainya.Tujuan
adalah titik akhir dari sebuah kegitan dan dari tujuan itu juga sebagai pangkal tolak
pelaksanaan kegiatan selanjutnya. Keberhasilan sebuah tujuan dapat dilihat dari efektivitas
dalam pencapaian tujuan itu serta tingkat efisiensi dari penggunaan berbagai sumber daya
yang dimiliki. Tujuan pengelolaan kelas menurut Saiful Bahri Djamarah adalah untuk
menciptakan dan mempertahankan kondisi untuk mencapai tujuan pengajaran secara
efisien dan memungkinkan siswa dapat belajar.6
Komponen mengelola kelas mempunyai
tujuan yang baik untuk siswa maupun guru, yakni:
1) Untuk peserta didik
a) Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkah
lakunya dan kebutuhan untuk mengontrol diri sendiri.
b) Membantu siswa mengetahui tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas
dan memahaminya. Bahwa teguran guru merupakan suatu peringatan dan
bukan kemarahan.
4
Syaiful Bahri Djamaroh, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta, 1997, hal 196
5
Suwardi, Manajemen Pembelajaran, Menciptakan Guru Kreatif dan Berkompetensi, STAIN Salatiga Press,
Salatiga, 2007, hlm 108
6
Saiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Rineka Cipta, Jakarta, 2000, hlm 172
7. 7
2) Untuk guru
a) Mengembangkan pemahaman dalam penyampaian pelajaran dengan
pembukaan yang lancer dan kecepatan yang tepat.
b) Menyadari kebutuhan siswa dan memiliki kemampuan dalam memberikan
petunjuk secara jelas kepada siswa.
c) Mempelajari bagaimana merespon secara efektif terhadap tingkah laku siswa
yang menggangu.
d) Memiliki strategi remedial yang lebih komprehensif yang dapat digunakan
dalam lingkungannya dengan masalah tingkah laku siswa yang muncul di
dalam kelas
Tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi macammacam kegiatan
belajar peserta didik dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam
kelas.Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan peserta didik belajar dan
bekerja.Terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin,
perkembangan intelektual, emosional, dan sikap serta apresiasi pada peserta didik.
Ketercapaian tujuan pengelolaan kelas dapat dideteksi atau dilihat dari:
1) Anak-anak memberikan respon yang setimpal terhadap perlakuan yang sopan dan
penuh perhatian dari orang dewasa. Artinya bahwa perilaku yang diperlihatkan peserta
didik seberapa tinggi, seberapa baik dan seberapa besar terhadap pola perilaku yang
diperlihatkan guru kepadanya di dalam kelas.
2) Mereka akan bekerja dengan rajin dan penuh konsentrasi dalam melakukan tugas-
tugas yang sesuai dengan kemampuannya. Perilaku yang diperlihatkan guru berupa
kinerja dan pola perilaku orang dewasa dalam nilai dan norma balikannya akan berupa
peniruan dan percontohan oleh peserta didik baik atau buruknya amat tergantung
kepada bagaimana perilaku itu diperankan.
C. Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas
Dalam rangka memperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan kelas, prinsip-
prinsip pengelolaan kelas dapat dipergunakan,maka dari itu penting bagi guru untuk
mengetahui dan menguasai prinsip-prinsip pengelolaan kelas yang akan diuraikan berikut
ini:
1) Kehangatan dan keantusiasan
Kehangatan dan keantusiasan diperlukan dalam proses belajar mengajar, dimasa
kehangatan seseorang guru dan keakrabannya dengan anak didik selalu menunjukkan
antusias pada aktivitasnya, sehinggaakan berhasil dalam mengimplementasikan
pengelolaan kelas.
8. 8
2) Tantangan
Penggunaan bahan-bahan yang merespon akan meningkatkan gairah belajar siswa.
Begitu juga dengan penggunaan kata-kata tindakan serta cara kerja yang dilakukan oleh
guru dalam mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyinggung.
3) Bervariasi
Perlu dipertimbangkan dalam penggunaan variasi media gaya mengajar dan pola
interaksi antara dua guru dengan murid. Sehingga meningkatkan perhatian anak didik.
Kevariasian dalam penggunaan apa yang telah disebutkan merupakan kunci untuk
tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.
4) Keluwesan
Diperlukan keluwesan tingkah laku guru dalam mengubah strategi mengajarnya
yang timbul serta menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif.Gangguan yang
muncul itu seperti keributan anak didik, serta kurang adanya perhatian dan lain
sebagainya.
5) Penekanan pada hal-hal yang positif
Dalam proses mengajar dan mendidik guru harus menekankan pada hal-hal yang
positif dan menghindari pemersatuan perhatian anak didik pada yang positif dan
kesadaran guru untuk menghindari kesalahan yang dapat mengganggu jalannya proses
belajar mengajar.
6) Penanaman disiplin diri
Guru sebaiknya mendorong siswa untuk mengembangkan diri sendiri dengan cara
memberikan contoh dalam perbuatan guru sehari-hari, terutama untuk pengendalian
diri dan pelaksanaan tanggung jawab, dengan demikian guru harus disiplin dalam
segala hal bila ingin anak didiknya ikut berdisiplin dalam segala hal.
D. Komponen-komponen Pengelolaan Kelas
Upaya pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru bettujuan untuk mendukung
terjadinya proses pembelajaran yang lebih berkualitas. Oleh karena itu pendekatan atau
teori apapun yang dipilih dan dijadikan dasar dalam pengelolaan kelas, harus
diorientasikan pada upaya untuk menciptakan proses pembelajaran secara aktif dan
produktif. Adapun bentuk-bentu atau jenis pengelolaan yang dapat dijadikan alternatif oleh
guru dalam melaksanakan fungsi pengelolaan kelas pada garis besarnya terdiri dari dua
tindakan, yaitu:
1. Model Tindakan
a) Preventif
Upaya yang dilakukan oleh guru untuk mencegah terjadinya gangguan dalam
pembelajaran. Keterampilan ini berhubungan dengan kompetensi guru dalam
9. 9
mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran dengan penciptaan dan
pemeliharaan kondisi belajar yang optimal serta aktivitas-aktivitas yang
berkaitan dengan keterampilan sebagai berikut :
a. anggap/Peka
sikap tanggap ini ditunjukkan oleh kemampuan guru secara dini mampu
dengan segera merespon terhadap berbagai perilaku atau aktivitas yang
dianggap akan menggangu pembelajaran atau berkembangnya sikap
maupun sifat negatif dari siswa maupun lingkungan pembelajaran
lainnya. Misalnya, jika sudah melihat gejala siswa sering datang
kesiangan, lalu guru berkesimpulan andai tidak ditegur mungkin siswa
akan merasa terbiasa. Oleh karena itu dengan pendekatan preventif,
guru segera mengingatkan siswa untuk tidak kesiangan lagi.
b. Perhatian
yaitu selalu mencurahkan perhatian pada berbagai aktivitas yang terjadi,
lingkungan maupun segala sesuatu yang muncul. Perhatian merupakan
salah satu bentuk prinsip pembelajaran yang harus dimiliki oleh guru.
Ketika siswa yang kesiangan kemudian ditegur oleh gurunya, maka
anak akan merasa dirinya diperhatikan, sehingga kedepan ia berusaha
untuk tidak kesiangan.
b) Kuratif
keterampilan pengelolaan kelas yang berhubungan dengan pengembangan
kondisi belajar yang optimal. Keterampilan berkaitan dengan tanggapan guru
terhadap gangguan anak didik yang berkelanjutan agar guru dapat
mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Apabila terdapat siswa yang
menimbulkan gangguan yang berulang-ulang walaupun guru telah
menggunakan tingkah laku dan tanggapan yang sesuai, akan tetapi belum juga
berhasil sebaiknya guru meminta bantuan kepala sekolah, guru konselor, atau
orangtua siswa untuk membantu mengatasi. Strategi itu adalah menggunakan
sebagai berikut:
a. Modifikasi tingkah laku
yaitu bahwa setiap tingkah laku dapat diamati. Oleh karena itu
bagaimana ketika tingkah laku yang muncul bersifat positif, maka tentu
guru harus memberi respon positif agar kebiasaan baik itu lebih kuat
dan dapat dipelihara. Sementara bagi yang menunjukkan perilaku
kurang baik, dengan segera mencari sebab-sebabnya dan mengingatkan
untuk tidak diulangi lagi bahkan kalau perlu secara edukatif berikan
hukuman agar menyadari terhadap perilaku kurang baiknya itu dan
memperbaikinya dengan yang lebih positif.
b. Pengelolaan kelompok
yaitu untuk menangani permasalahan hendaknya dilakukan secara
kolaborasi dan mengikutsertakan berbagai komponen atau unsur yang
terkait. Kelas adalah suatu kelompok atau komunitas yang memiliki
10. 10
kepentingan yang sama, yaitu untuk belajar. Oleh karena itu bagaimana
setiap unsur yang ada dalam kelas itu dijadikan suatu potensi yang
berharga dan dapat menjadi sumber untuk memecahkan permasalahan
pembelajaran.
c. Diagnosis
yaitu suatu keterampilan untuk mencari atau mengidentifikasi unsur-
unsur yang menjadi penyebab munculnya gangguan, maupun unsur-
unsur yang akan menjadi kekuatan bagi peningkatan proses
pembelajaran.
E. Keterampilan Mengelola Kelas
Keberhasilan mengajar seorang guru tidak hanya berkaitan langsung dengan proses belajar
mengajar, misalnya tujuan yang jelas, menguasai materi, pemelihan metode yang tepat,
penggunaan sarana, dan evaluasi yang tepat. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah
keberhasilan guru dalam mencegah timbulnya perilaku subyek didik yang mengganggu jalannya
proses belajar mengajar, kondisi fisik belajar dan kemampuan mengelolanya. Oleh sebab itu
kegiatan guru dapat dibagi menjadi dua, yaitu kegiataan pengelolaan pengajaran dan kegiatan
pengelolaan kelas. Tujuan pengajaran yang tidak jelas, materi yang terlalu mudah atau sulit, urutan
materi tidak sistematis alat pembelajaran tidak tersedia, merupakan contoh masalah pembelajaran.
Sedangkan subyek didik mengantuk, enggan mengerjakan tugas, terlambat masuk sekolah,
mengganggung teman lain, mengajukan pertanyaan aneh, ruang kelas kotor, merupakan contoh
masalah pengelolaan kelas. Dan untuk penanggulangannya seorang guru harus dapat memberikan
bimbingan, sebab ini secara psikologis akan menarik keterlibatan peserta didik. Guru bisa
memulainya dengan apa yang peserta didik sukai, bagaimana cara berpikir mereka dan bagaimana
mereka menyikapi hal-hal yang terjadi dalam kehidupan mereka.
Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar yang mengaktifkan peserta didik perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
- Aksesbilitas : Peserta didik mudah menjangkau alat dan sumber belajar
- Mobilitas : Peserta didik dan guru mudah bergerak dari satu bagian ke bagian yang lain
- Interaksi: Memudahkan terjadi interaksi antara diri peserta didik maupun antara pesrta
didik
- Variasi kerja peserta didik: Memungkinkan peserta didik bekerja secara perorangan,
berpasangan atau berkelompok.
Pada intinya, kemampuan guru memilih strategi pengelolaan kelas yang tepat sangat tergantung
pada kemampuan menganalisis masalah kelas yang dihadapinya,jika ia tepat meletakkan strategi
tersebut maka proses belajar mengajar akan efektif.7
7
M.Manahilul Irfan,Dedi sunarya
11. 11
F. Hambatan Dalam Pengelolaan Kelas
Dalam pelaksanaan pengelolaan kelas akan ditemui berbagai factor penghambat. Hambatan
tersebut bias datang dari guru sendiri, dari peserta didik,lingkungan keluarga ataupun karena factor
fasilitas. Dari uraian di atas tampaklah bahwa kewenangan penanganan masalah pengelolaan dapat
kita klasifikasikan ke dalam tiga kategori yaitu :
1. Masalah yang ada dalam wewenang guru
Ada sejumlah masalah pengelolaan kelas yang ada dalam ruang lingkup wewenang seorang
guru bidang studi untuk mengatasinya. Hal ini berarti bahwa seorang guru bidang studi yang
sedang mengelola proses belajar mengajar dituntut untuk dapat menciptakan, memperhatikan dan
mengembalikan iklim belajar kepada kondisi belajar mengajar yang menguntungkan kalua ada
gangguan,sehingga peserta didik berkesempatan untuk dapat mengambil manfaat yang optimal
dari kegiataan belajar yang dilakukannya.
Kegiatan tersebut meliputi cara mengatur tempat duduk peserta didik disesuaikan dengan
format belajar, membina rapot yang baik dengan peserta didik, memberi pujian, memberi hadiah
kepada peserta didik yang menyelesaikan tugas dengan benar sebelum waktunya, menegur peserta
didik yang bertengkar pada jam pelajaran yang sedang berlangsung sampai kepada melaporkan
pelanggaran tata tertib.
2. Masalah yang ada dalam wewenang sekolah
Dalam Kenyataan sehari-hari dikelas, akan ditemukan masalah pengelolaan yang lingkup dan
wewenang untuk mengatasi berada diluar jangkauan guru bidang studi. Masalah ini harus diatasi
oleh sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan. Masalah-masalah yang ada di bawah wewenang
sekolah antara lain pembagian ruang yang adil untuk setiap tingkat atau jurusan, mengingatkan
peserta didik yang tidak mau memakai seragam sekolah, menasehati peserta didik yang rambutnya
gondrong, memberikan peringatan keras kepada peserta didik yang berkelahi dan sampai
mendamaikannya.
3. Masalah-masalah yang ada diluar kekuasaan guru dan sekolah
Masih ada satu masalah pengelolaan yang berada diluar wewenang guru bidang studi atau
sekolah untuk mengatasinya. Dalam mengatasi masalah semacam ini perlu terlibatnya peran orang
tua, lembaga-lembaga yang ada dalam masyarakat, Pihak-pihak tersebut diatas dituntut untuk turut
serta membina peserta didik melalui pembiasaan yang baik dirumah dan dilingkungan.
Permasalahan diluar yang timbul dari peserta didik bisa berupa kenakalan-kenakalan remaja
seperti merokok,perkelahian, dan bias sampai yang bukan lagi digolongkan kepada kenakalan
seperti pencurian,penjambretan dan pemerasan. Untuk itulah masalah semacam ini benar-benar
sudah berada diluar jangkauan guru dan sekolah dalam mengatasinya pun harus dilakukan secara
bersama-sama.
12. 12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengelolaan dalam kamus besar bahasa Indonesia berasal dari kata “kelola” yang berarti
mengendalikan, menyelenggarakan. Kemudian mendapat imbuhan pe-an yang dapat diartikan
dengan proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan
kebijakan dan pencapaian tujuan. Mengutip bukunya Suharsimi Arikunto, pengelolaan
merupakan terjemahan dari kata “management”.Istilah inggris tersebut lalu di Indonesiakan
menjadi “manajemen” atau “menejemen”. Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan
oleh penanggung jawab kegiatan belajar-mengajar atau yang membantu dengan maksud agar
dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan.
Tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi macammacam kegiatan belajar
peserta didik dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas.Fasilitas yang
disediakan itu memungkinkan peserta didik belajar dan bekerja.Terciptanya suasana sosial yang
memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional, dan sikap serta
apresiasi pada peserta didik.
Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar yang mengaktifkan peserta didik perlu diperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
- Aksesbilitas : Peserta didik mudah menjangkau alat dan sumber belajar
- Mobilitas : Peserta didik dan guru mudah bergerak dari satu bagian ke bagian yang lain
- Interaksi: Memudahkan terjadi interaksi antara diri peserta didik maupun antara pesrta
didik
- Variasi kerja peserta didik: Memungkinkan peserta didik bekerja secara perorangan,
berpasangan atau berkelompok.
Pada intinya, kemampuan guru memilih strategi pengelolaan kelas yang tepat sangat tergantung
pada kemampuan menganalisis masalah kelas yang dihadapinya,jika ia tepat meletakkan strategi
tersebut maka proses belajar mengajar akan efektif.
Komponen-Komponen Pengelolaan Kelas: Model tingkatan, meliputi preventif,Kuratif.
13. 13
Hambatan Dalam Pengelolaan Kelas: Masalah yang ada dalam wewenang guru,Masalah
yang ada dalam wewenang sekolah,Masalah-masalah yang ada diluar kekuasaan guru dan
sekolah
B. Saran
Demikian hasil pemaparan dari makalah kami, kami sadar terdapat banyak kesalahan di
dalam pembuatan makalah, Dan kami harapkan kepada teman-teman semua memberikan saran
dan motivasi yang membangun.
DAFTAR PUSTAKA
14. 14
Majid Abdul, 2004. Implementasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi:
Konsep Dan 2004. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suwardi, 2007. Manajemen Pembelajaran, Menciptakan Guru Kreatif dan Berkompetensi,
STAIN Salatiga Press, Salatiga.
http://generasiberpendidikan.blogspot.com/2012/04/komponen-pengelolaan-kelas.html
https://123dok.com/article/komponen-komponen-pengelolaan-kelas-keterampilan-mengelola-
kelas.qm52mj7z
https://www.slideshare.net/mulyonowspd/desain-pengelolaan-kelas
Arikunto Suharsimi, 1996. Pengelolaan Kelas dan Siswa; Sebuah Pendekatan Evaluatif, Raja
Grafindo Persada, Jakarta.