1. UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
Mata Kuliah : Manajemen Pendidikan Islam
Semester/ Kelas : I (Satu) / I Daring
Jurusan / program studi : Manajemen Pendidikan Islam
Hari /Tanggal : Kamis, 19 Oktober 2023
Dosen Pengampu : Dr. Sri Lestari, M.Pd.I
Petunjuk :1. Isilah pertanyaan pada lembar jawaban yang telah disediakan
2. jangan lupa menulis Nama,NIM, dan mata kuliah
3. periksalah dengan teliti jawaban anda,jangan sampai ada yang belum dijawab
4. Apabila ada soal yang belum jelas harap bertanya pada pengawas
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini!
1. Salah satu bidang penting dalam manajemen pendidikan adalah berkaitan dengan
sumber daya manusia. Jelaskan manajemen seperti apa yang dibutuhkan dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia.?
2. Sebagai seorang pendidik, bagaimana cara anda dalam menerapkan pendidikan
karakter di sekolah, jelaskan.!
3. Apabila manajemen pendidikan tidak terlaksana dengan baik disekolah, siapakah
yang harus bertanggung jawab, jelaskan alasan anda.!
4. Bagaimana sikap anda sebagai guru dalam menghadapi kurikulum yang selalu
berubah-rubah, jelaskan !
5. Buatlah resume bab I dari buku “Dasar-dasar Manajemen Pendidikan Islam”
Dikertas folio bergaris, ditulis tangan menggunakan tinta hitam, minimal 3 halaman!!
Jawaban dikirim ke email Bintang.khalaf@yahoo.co.id
Jawaban dikirim paling lambat 3 hari setelah jadwal UTS
2. Format Jawaban
Nama : HASAN BASRI
NIM : 232721010312
Semester : SATU
Kelas : I
Jurusan : MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
Prodi : S 2
No.HP/Wa : 085369198889
Alamat/Domisili : JL Kenanga 2 lintas gang Melati 05 No 217 Kel Batu Urip Kec Lubuklinggau Utara ll
Kode Pos 31617
Unit Kerja : MAS Al Muhajirin Tugumulyo
Jawaban no 1
1. Pelatihan atau Training, tujuannya adalah untuk mengembangkan individu dalam hal
meningkatkan keterampilann, kemampuan, dan dikap yang dimiliki.
2. Pendidikan, tujuannya adalah untuk peningkatan kualitas pekerjaan.
3. Pembinaan, tujuannya adalah untuk mengembangkan kemampuan dan agar karyawan
mengerti tentang perusahaan baik aturan yang berlaku dan SOP perusahaan.
4. Recruitment, tujuannya adalah untuk menentukan strategi apa yang digunakan untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia kedepannya.
5. Penghargaan, tujuannya adalah untuk memotivasi pekerja untuk lebih giat lagi
kedepannya
Jawaban no 2
1. Memberikan Teladan
“Suri tauladan”, ungkapan itulah yang wajib dimiliki oleh seorang guru, maka dari itu
guru harus pandai dalam menjaga sikap dan prilaku guna memberikan contoh terbaik
pada siswa.
2. Memberikan Apresiasi/Penghargaan
Cara sederhana yang dapat dilakukan guru dengan mengapresiasi usaha siswa tanpa
membandingkan dengan nilai yang didapatkan. Maka dengan sendirinya siswa akan
3. mengapesiasi dirinya sendiri. Sehingga terbangun karakter untuk terus belajar lebih
baik.
3. Menyisipkan Pesan Moral dalam Setiap Pelajaran
Bukan sekedar materi pelajaran yang bisa ditangkap oleh siswa, sisipkan pesan moral
didalam pembelajaran yang ada, misalnya ketika mengajarkan matematika guru tidak
hanya memberikan rumus dan cara pengerjaan kepada siswa, tetapi juga bisa
mengajarkan nilai kehidupan seperti dengan mengerjakan soal kita harus bersabar dan
berusaha memecahkan suatu masalah dengan logika berfikir.
4. Jujur
Jujur inilah yang utama guru juga harus mau mengakui apabila berbuat salah kepada
siswa dan meminta maaf. Karena guru juga manusia, contoh tersebut nantinya juga
akan tertanam pada karakter siswa untuk selalu jujur.
5. Mengajarkan Sopan Santun
Strategi pendidikan karakter disekolah salah satunya menanamkan 5S yaitu salam,
senyum, sapa, sopan, dan santun. Mengajarkan sopan santun juga harus dengan
teladan seorang guru.
6. Menanamkan Leadership
Jiwa kepemimpinan adalah salah satu karakter yang harus dibangun. Dengan cara
memberikan tugas kelompok kepada siswa maka akan muncul pemikiran tanggung
jawab kepada kelompok tersebut, karena setiap kelompok harus memiliki ketua dan
anggota.
7. Menceritakan Pengalaman Inspiratif
Sebelum materi dimulai atau disela-sela pelajaran sebaiknya guru memberikan
pembuka dengan cerita inspiratif baik pengalaman sendiri atau tokoh-tokoh terkenal.
Hal ini akan merangsang pikiran siswa untuk mengambil makna yang terkandung dari
cerita tersebut sebagai bekal untuk kehidupannya.
8. Melakukan Kegiatan Literasi
Literasi yang diterapkan disekolah salah satunya untuk membentuk karakter siswa.
Literasi tidak melulu membaca dan menulis, saat ini definisi literasi adalah
kemampuan seorang dalam mengolah dan memahami informasi saat membaca dan
menulis, pengembangan karakter peserta didik bisa dilakukan dengan membuat pojok
baca, pohon literasi, dan lain sebagainya.
4. Jawaban no 3
Lembaga pendidikan
Karena Manajemen pendidikan adalah proses yang perlu diterapkan dalam dunia pendidikan
agar tujuan dari pendidikan bisa tercapai. Manajemen merupakan sebuah proses perencanaan,
dan pengontrolan sumber daya agar dihasilkan sesuatu yang efektif.
Jawaban no 4
Setuju karena guru harus memahami dengan baik isi dan tujuan dari kurikulum baru tersebut,
serta berupaya untuk mengimplementasikannya dengan baik dalam proses pembelajaran.
Jawaban no 5 berupa foto resume
Foto 1
resume Hasan
Basri.pdf
Foto 2
CamScanner
19-10-2023 13.01.pdf
Foto
CamScanner
19-10-2023 13.00.pdf
CamScanner
19-10-2023 13.01 (1).pdf
5. UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
Mata Kuliah : Manajemen Pendidikan Islam dalam Perspektif Al quran dan
Al Hadis
Semester/ Kelas : I (Satu) / I Daring
Jurusan / program studi : Manajemen Pendidikan Islam
Hari /Tanggal : Kamis, 19 Oktober 2023
Dosen Pengampu : Prof. Dr. H. Sulthan Syahril, MA
Petunjuk :1. Isilah pertanyaan pada lembar jawaban yang telah disediakan
2. jangan lupa menulis Nama,NIM, dan mata kuliah
3. periksalah dengan teliti jawaban anda,jangan sampai ada yang belum dijawab
4. Apabila ada soal yang belum jelas harap bertanya pada pengawas
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini!
1. Buatlah ringkasan tentang fungsi perencanaan dan pengorganisasian dalam perspektif
Al-qur’an dan Al-hadits!
2. Format Jawaban
Nama : HASAN BASRI
NIM : 232721010312
Semester : SATU
Kelas : I
Jurusan : MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
Prodi : S 2
No.HP/Wa : 085369198889
Alamat/Domisili : JL Kenanga 2 lintas gang Melati 05 No 217 Kel Batu Urip Kec Lubuklinggau
Utara ll
6. Kode Pos 31617
Unit Kerja : MAS Al Muhajirin Tugumulyo
Pengorganisasian merupakan tahapan dalam manajemen setelah perencanaan.
Pengorganisasian pada prinsipnya adalah pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab
kepada sekelompok orang yang berserikat untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan
efisien. Dalam pengorganisasian terdapat beberapa dimensi, yaitu: (1) dimensi
kepemimpinan, (2) dimensi kekuasaan, wewenang, dan tanggung jawab, (3) dimensi rantai
komando dan kesatuan perintah, (4) dimensi spesialisasi dan pembagian kerja, (5) dimensi
pendelegasian wewenang, dan (6) dimensi musyawarah.
Manusia adalah makhluk yang sempurna. Hal ini telah ditegaskan oleh Allah SWT dalam
firman-Nya yang tertuang dalam surat At-Tin ayat 4 berikut[1] :
ْميِوْقَت ِنَسْحَا ْْٓيِف َانَسْنِ ْ
اْل َانْقَلَخ ْدَقَل
Artinya : sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-
baiknya. (QS. At-Tin : 4)
Tubuh manusia terdiri dari berbagai organ yang membentuk sistem, seperti sistem
pencernaan, sistem pernapasan (respirasi), sistem pembuangan (ekskresi), sistem saraf, dan
lain-lain. Setiap sistem tersebut bertugas sesuai dengan perannya masing-masing dan
terhadap sistem organ dalam tubuh mendasari pemikiran manusia akan pentingnya organisasi
dalam skala kehidupan yang lebih luas. Manusia hidup dalam berbagai lingkungan, mulai
dari lingkungan keluarga, bertetangga, bermasyarakat, hidup dalam lingkungan pendidikan
dan pekerjaan. Kegiatan interaksi dengan orang lain tersebut, setiap manusia menjalankan
peran sesuai dengan tugas dan kewajibannya.
Manusia memiliki berbagai keterbatasan dalam memenuhi kebutuhannya, baik berupa
kebutuhan jasmani maupun rohani. Manusia juga memiliki keinginan untuk memperoleh
penghargaan dan penghormatan dari orang lain. Berbagai keterbatasan dan kebutuhan ini
mengharuskannya berhubungan dengan orang lain.
Kebutuhan manusia ada yang dapat dipenuhi secara mandiri, ada pula yang dipenuhi dengan
bantuan beberapa orang. Orang-orang yang memiliki kebutuhan yang sama dapat berkumpul
dan berusaha Bersama untuk mewujudkan tujuannya. Usaha bersama ini memerlukan
sejumlah pengaturan yang pelaksanaannya diatur oleh seorang pemimpin. Disinilah
pentingnya kemampuan mengorganisasikan segala sumber daya yang dimiliki untuk
mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Al-Qur’an dan hadits merupakan panutan bagi umat islam dalam menjalani kehidupannya.
Al-Qur’an dan hadits memberikan tuntunan bagi manusia di segala hal, termasuk dalam
berhubungan dengan manusia lainnya dalam wadah organisasi. Penerapan Al-Qur’an dan
hadits dalam menjalankan organisasi akan memberikan arah yang jelas dalam mencapai
tujuan bersama.
Organisasi dapat diartikan dalam dua jenis pengertian. Pengertian organisasi yang pertama
yaitu organisasi secara fungsional, misalnya sekolah, perusahaan, badan usaha, dan lain-lain.
Pengertian yang kedua adalah organisasi sebagai sebuah proses. Organisasi sebagai sebuah
7. proses diartikan sebagai cara pengaturan kerja sehingga tujuan bersama dapat dicapai dengan
efektif dan efisien
Pengorganisasian merupakan bagian penting dari ilmu manajemen. Sebagaimana diketahui
bahwa manajemen meliputi kegiatan planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian),
actuating (pelaksanaan), dan controlling (pengawasan). Tanpa pengorganisasian yang baik,
semua rencana yang telah disusun tidak akan terlaksana dengan baik pula.
Beberapa ahli telah mendefinisikan pengertian organisasi. Misalnya Nanang Fattah yang
menyatakan bahwa organisasi adalah kumpulan orang dengan sistem kerjasama untuk
mencapai tujuan bersama[2]. James D. Mooney (dalam Amrullah dan Haris Budiyono)
menyebutkan bahwa organisasi merupakan bentuk setiap perserikatan manusia untuk
mencapai tujuan bersama[3]. Sulistyorini mengartikan organisasi sebagai struktur hubungan
diantara orang-orang berdasarkan wewenang dan bersifat tetap dalam suatu sistem
administrasi[4]. Sementara itu Fathurrohman menjelaskan bahwa organisasi adalah suatu
wadah atau setiap bentuk perserikatan kerjasama yang didalamnya terdapat struktur,
pembagian tugas, hak, dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan bersama[5]. Berdasarkan
beberapa pengertian tersebut, penulis menyimpulkan bahwa organisasi adalah sekumpulan
orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama sesuai tupoksinya masing-masing.
Ditinjau dari tata Bahasa Indonesia, kata pengorganisasian berasal dari kata organisasi yang
mendapat imbuhan pe-an. Imbuhan pe-an dalam Bahasa Indonesia menunjukkan suatu
proses. Handoko dalam Husaini Usman menyebutkan bahwa pengorganisasian adalah cara
merancang penggunaan yang efektif terhadap sumber daya keuangan, fisik, bahan baku, dan
tenaga kerja, serta pendelegasian wewenang oleh manajer terhadap karyawan[6]. Sementara
itu Purwanto menjelaskan bahwa pengorganisasian adalah aktivitas menyusun dan
membentuk hubungan kerja antara orang-orang sehingga terwujud satu kesatuan usaha dalam
mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan[7]. Berdasarkan beberapa pengertian
pengorganisasian di atas, penulis menyimpulkan ada tiga unsur utama yang harus ada dalam
proses pengorganisasian, yaitu (1) sekelompok orang, (2) kegiatan kerja sama dengan
pembagian tugas, wewenang, tanggung jawab, hak, kewajiban dengan aturan yang jelas, dan
(3) tujuan bersama.
Al-Qur’an dan Hadits adalah tuntunan bagi umat Islam. Seluruh sisi kehidupan manusia ada
aturannya dalam Al-Qur’an dan Hadits, baik yang tersurat dengan jelas, maupun yang
maknanya tersirat dan dapat dipahami melalui penafsiran dan kajian lebih lanjut. Terkait
pengorganisasian, ayat Al-Qur’an yang dapat digunakan sebagai acuan adalah surat Ash-
Shaff ayat 4[8] :
ِنا
اًّفَص ِٖهلْيِبَس ْيِف َن ْوُلِتاَقُي َْنيِذال ُّب ُِحي َ ه
ّٰللا
ٌص ْوُص ْرم ٌانَيْنُب ْمُهنَاَك
Artinya : Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam
satu barisan, seakan-akan mereka suatu bangunan yang tersusun kukuh. (QS. Ash-Shaff (61) :
4)
Ayat di atas memiliki kata yang dapat digarisbawahi yakni kata “Shaffan” dan
“Marshushun”. Kata “Shaffan” diartikan dengan suatu kelompok dari orang-orang yang
mempunyai tujuan sama. Sedangkan kata “Marshushun” diartikan dengan tersusun rapi dan
kokoh. Meskipun konteks ayat ini adalah perang, namun dapat diaplikasikan kedalam
kehidupan berorganisasi dimana Allah SWT menyukai kekompakan, kedisiplinan, dan
8. kerjasama dalam menghadapi tantangan demi tercapainya suatu tujuan bersama. Kata
“Sabilihi” dalam ayat di atas juga menjadi pembeda antara organisasi secara umum dengan
organisasi yang berlandaskan keislaman. Organisasi yang berlandaskan pada asas keislaman
tidak hanya profit oriented (hanya bertujuan mencari keuntungan). Organisasi keislaman
selalu bertumpu pada ajaran Allah SWT dan Rasul-Nya yang tertuang dalam Al-Qur’an dan
hadits sehingga berjuang dalam organisasi tersebut seperti berjuang di jalan Allah atau jihad
Fisabilillah.
Kerjasama yang kompak dan disiplin akan menyebabkan pekerjaan dapat diselesaikan secara
tepat, terarah, dan tuntas, sebagaimana yang diriwayatkan dalam sebuah hadits :
ّب ُِحي الىَعَت َّٰللا ّنِإ :َملَسَو ِهْيَلَع ُهللا ىلَص ِهللا ُل ْوُسَر َلاَق : ْتَلاَق اَهْنَع ُهللا َي ِ
ضَر َةَشِئاَع ْنَع
ِمَع اَذِإ
ُهَنِقْتُي ْنَأ ًالَمَع ْمُكُدَحَأ َل
Artinya: Dari Aisyah r.a., sesungguhnya Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah sangat
mencintai orang yang jika melakukan sesuatu pekerjaan dilakukan secara itqan (tepat,
terarah, jelas dan tuntas)”. (HR. Thabrani, No: 891, Baihaqi, No: 334).
Organisasi terdiri dari banyak orang yang memiliki beraneka macam karakter. Perbedaan
karakter ini dapat memicu terjadinya konflik. Konflik yang ada dalam sebuah organisasi
apabila tidak segera diselesaikan akan berpotensi menimbulkan perpecahan dalam organisasi
tersebut. Kemungkinan terjadinya konflik harus sedapat mungkin dihindari dengan selalu
berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan hadits yang merupakan tuntunan utama dalam
kehidupan umat islam.
َل ْوُسَر َو َ ه
ّٰللا واُعْيِطَا َو
ا ْوُرِبْصا َو ْمُكُحْي ِ
ر ََبهْذَت َو ا ْوُلَشْفَتَف ا ُْوعََازنَت َ
ْل َو ٗه
َْني ِرِبهصال َعَم َ ه
ّٰللا ِنا
Artinya : Taatilah Allah dan Rasul-Nya, janganlah kamu berbantah-bantahan yang
menyebabkan kamu menjadi gentar dan kekuatanmu hilang, serta bersabarlah. Sesungguhnya
Allah bersama orang-orang yang sabar. (QS. Al-Anfal (8) : 46)
…ِهْيِف ا ْوُقَرفَتَت َ
ْل َو َْنيِّدال واُمْيِقَا ْنَا …
Artinya : tegakkanlah agama (keimanan dan ketakwaan) dan janganlah kamu berpecah-belah
di dalamnya. (QS. Asy-Syura (42) : 13)
Kedua ayat di atas menegaskan bahwa dalam berorganisasi, kita dilarang untuk berbantah-
bantahan hingga terjadi perpecahan. Sebaliknya, kita diharapkan senantiasa menegakkan
agama, menaati Allah SWT dan Rasul-Nya, dan bersabar
Organisasi yang baik memiliki beberapa ciri. Menurut Purwanto, ciri-ciri organisasi yang
baik adalah (1) memiliki tujuan yang jelas; (2) setiap anggota memahami tujuan organisasi;
(3) terdapat kesatuan perintah, pembagian wewenang, dan pembagian tugas sesuai keahlian
masing-masing anggota; (4) terdapat keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab
bagi setiap anggota; (5) ada jaminan keselamatan kerja; (6) ada imbalan/gaji/insentif yang
sesuai dengan tanggung jawab anggota; dan (7) terdapat struktur yang menggambarkan garis
kekuasaan dan hierarki tanggung jawab dan tata kerja
Ciri-ciri organisasi yang baik tergambar dari AD dan ART organisasi. AD/ART berisi segala
hal terkait organisasi yang bersangkutan mulai visi misi, tujuan pendirian organisasi,
9. pembagian kerja, hingga jaminan keselamatan kerja. AD/ART yang tersusun dengan baik dan
terencana akan membuat kerja organisasi lebih terarah.
Keberadaan organisasi memiliki berbagai manfaat. Menurut Husaini Usman manfaat dari
organisasi secara umum adalah untuk mengatasi keterbatasan sumber daya, mencapai tujuan
bersama secara efektif dan efisien, sebagai wadah mengembangkan potensi, sebagai sarana
mendapatkan pekerjaan dan penghargaan, wadah menggunakan kekuasaan dan pengawasan,
menambah jaringan pertemanan dan mengisi waktu luang, dan memenuhi kebutuhan manusia
Lembaga pendidikan sebagai salah satu bentuk khusus sebuah organisasi memiliki beberapa
indikator sehingga dapat dikatakan sebagai sebuah organisasi yang bermutu. Beberapa
indikator tersebut diantaranya adalah visi misi yang jelas, focus kepada warga sekolah,
memiliki rencana jangka panjang, memiliki kebijakan dan strategi dalam meningkatkan mutu
pendidikan, mendorong inovasi dan kreasi warga sekolah, terbuka dan bertanggung
jawab[12].
Penerapan pengorganisasian dalam lembaga pendidikan memiliki beberapa dimensi, yaitu (1)
dimensi kepemimpinan, (2) dimensi kekuasaan, wewenang, dan tanggung jawab, (3) dimensi
rantai komando dan kesatuan perintah, (4) dimensi spesialisai dan pembagian kerja, (5)
dimensi pendelegasian wewenang, dan (6) dimensi musyawarah. Keenam dimensi ini
berjalan secara berbarengan dan selaras demi tercapainya tujuan pendidikan islam yang
dicita-citakan yaitu mencetak manusia yang paripurna.
Islam memandang setiap manusia adalah pemimpin, setidaknya pemimpin bagi dirinya
sendiri. Dimensi kepemimpinan dalam sebuah organisasi mengharapkan manusia untuk
memimpin dirinya sendiri dan bertanggung jawab atas semua perbuatannya[13].
ُّلُك َو اعَر ْمُكُّلُك
ٌلوُئْسَم ْمُك
Artinya : Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai
pertanggungjawabannya. (HR. Bukhari : 4789)
Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud menyebutkan bahwa “Apabila terdapat
tiga orang dalam sebuah perjalanan maka hendaknya mereka menunjuk salah seorang dari
mereka sebagai pemimpin”. Jika dalam sebuah perjalanan yang hanya terdiri dari tiga orang
saja perlu ditunjuk seorang pemimpin, apalagi dalam sebuah lembaga pendidikan yang
merupakan sekumpulan individu dengan beragam karakter dan latar belakang. Semakin
banyak anggota dari sebuah organisasi, pasti kepentingan dan permasalahan yang timbul juga
akan semakin banyak. Berbagai kepentingan dan permasalahan yang muncul ini akan dapat
diantisipasi dan diatasi oleh seorang pemimpin yang berkualitas. Menurut Rasulullah SAW,
pemimpin yang baik harus memiliki jiwa kepemimpinan, professional, mampu menjalankan
tugas dengan baik, sesuai dengan aspirasi warganya, dan menerapkan prinsip
musyawarah[14].
Keberadaan pemimpin berimplikasi pada munculnya kekuasaan, wewenang, dan tanggung
jawab. Islam memiliki pandangan yang berbeda dengan ilmuwan barat terkait kekuasaan.
Dalam pandangan islam, kekuasaan pada hakikatnya adalah milik Allah dan Allah
memberikan kekuasaan kepada manusia yang dikehendaki-Nya. Hal ini sesuai dengan firman
Allah SWT dalam surat Ali Imran ayat 26[15] :
10. َو ُءَۤاشَت ْنمِم َكْلُمْال ُع ِ
زْنَت َو ُءَۤاشَت ْنَم َكْلُمْال ِىتْؤُت ِكْلُمْال َِكل ٰم مُههلال ِلُق
ِّلُك ىٰلَع َكِنا ُْريَخْال َِكدَيِب ُءَۤاشَت ْنَم ُّلِذُت َو ُءَۤاشَت ْنَم ُِّزعُت
ٌْريِدَق ءْيَش
Artinya : Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai Allah, Pemilik kekuasaan, Engkau berikan
kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa
yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau
hinakan siapa yang Engkau kehendaki. Di tangan-Mulah segala kebajikan. Sesungguhnya
Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu. (QS. Ali Imran (3) : 26)
Kekuasaan, wewenang, dan tanggung jawab seharusnya berjalan secara beriringan.
Kekuasaan yang dimiliki oleh seorang pemimpin akan melahirkan wewenang yang harus
dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Pemimpin tidak diperkenankan berlaku dzalim
dan semena-mena. Larangan berbuat zalim ini telah diajarkan oleh Rasulullah SAW dalam
sebuah hadits[16] :
َذ يِبَأ ْنَع
ِداَبِع اَي :َلاَق ُهنَأ ىَلاَعَت َو َكَارَبَت ِهللا ِنَع ى َوَر اَمِيف ،َملَس َو ِهْيَلَع ُهللا ىلَص ِّيِبالن ِنَع ،ّر
ىَلَع َمْلُّظال ُتْمرَح ِيّنِإ ي
واُمَلاَظَت َ
الَف ،اًمرَحُم ْمُكَنْيَب ُهُتْلَعَج َو ،ِيسْفَن
Artinya : Dari Abu Dzar radhiallahu ‘anhu, dari Rasulullah SAW tentang apa yang
Rasulullah riwayatkan dari Allah SWT bahwasanya Allah berfirman, “Wahai hamba-hamba-
Ku, sesungguhnya Aku mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Aku mengharamkan
kezaliman di antara kalian semua, maka janganlah kalian saling menzalimi.” (HR. Muslim)
Allah SWT telah berkehendak menjadikan sebagian orang menjadi pemimpin bagi Sebagian
lainnya. Imam Jalaludin As-Suyuti (dalam Masrur) menjelaskan bahwa Allah SWT
meninggikan derajat diantara manusia dengan kedudukan dan harta benda sebagai bahan
ujian sehingga nampak perbedaan antara yang bersyukur dan kufur[17]. Apabila seseorang
telah ditakdirkan menjadi pemimpin, maka ia harus bisa mengayomi dan menyejahterakan
bawahannya. Sebaliknya, bagi bawahan harus bisa taat dan bertanggung jawab dalam
melaksanakan tugas dan amanah yang dibebankan padanya. Apa pun perintah pimpinan,
sebisa mungkin bawahan harus melaksanakannya, selama perintah tersebut tidak
bertentangan dengan perintah agama. Hal ini sejalan dengan sebuah hadits yang diriwayatkan
oleh Bukhari sebagai berikut[18] :
ُّٰللا َي ِ
ضَر ِّٰللا ِدْبَع ْنَع
بَحَأ اَمِيف ِِملْسُمال ِء ْرَمال ىَلَع ُةَعاالط َو ُعْمالس َلاَق ،َملَس َو ِهْيَلَع ُهللا ىلَص ِّيِبالن ِنَع ،ُهْنَع
ْمَل اَم ،َه َِرك َو
َعاَط َْل َو َعْمَس َالَف ةَي ِ
صْعَمِب َرِمُأ اَذِإَف ،ةَي ِ
صْعَمِب ْرَمُْؤي
َة
Artinya : Dari Abdillah RA berkata bahwa Nabi SAW bersabda, “Wajib untuk mendengar
dan menaati (pemimpinnya) atas seorang muslim, baik suka maupun terpaksa. Kecuali bila
dia diperintah untuk kemaksiatan. Jika dia diperintah untuk kemaksiatan, tidak ada kewajiban
baginya untuk tunduk dan patuh kepada pemimpinnya.” (HR.Bukhari)
Allah SWT telah mengabarkan bahwa manusia dapat memasuki pintu-pintu surga sesuai
dengan amal perbuatannya. Ada pintu surga yang khusus dapat dimasuki oleh orang yang ahli
puasa, ahli bersedekah, berbakti kepada orang tua, dll. Demikian juga halnya dalam urusan
amaliah. Rasulullah SAW telah memerintahkan agar segala urusan diserahkan kepada
ahlinya. Hal ini dikarenakan suatu pekerjaan yang diserahkan kepada ahlinya akan
menyebabkan tidak tercapainya tujuan yang diharapkan, sebagaimana hadits yang berbunyi :
ِّٰللا َلوُسَر اَي اَهُتَعاَضِإ َْفيَك َلاَق َةَعاالس ْرِظَتْناَف ُةَناَمَ ْ
اْل ْتَعِّيُض اَذِإ
11. ِهِلْهَأ ِ
ْريَغ ىَلِإ ُرْمَ ْ
اْل َدِنْسُأ اَذِإ َلاَق
Artinya : “Jika amanat telah disia-siakan, tunggu saja kehancuran terjadi.” Ada seorang
sahabat bertanya: “bagaimana maksud amanat disia-siakan?”. Nabi menjawab: “Jika urusan
diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancuran itu”. (HR Bukhari).
Spesialisasi kerja menghasilkan pembagian kerja sesuai kompetensi masing-masing. Dalam
dunia pendidikan, ahli berhitung ditempatkan sebagai guru matematika, ahli kebugaran
jasmani ditempatkan sebagai guru olahraga, ahli seni ditempatkan sebagai guru kesenian,
demikian seterusnya. Perbedaan kompetensi berarti juga perbedaan profesi, seperti guru,
pegawai kantor, sopir, petugas kebersihan, dan lain-lain. Hal ini sesuai dengan kandungan Al-
Qur’an surat Az-Zukhruf ayat 32 berikut[19] :
ْعَب َانْعَفَر َو ۙاَيْنُّدال ِةوٰيَحْال ِىف ْمُهَتَشْيِعم ْمُهَنْيَب َانْمَسَق ُنْحَن َكِّبَر َتَمْحَر َن ْوُمِسْقَي ْمُهَا
ًاضْعَب ْمُهُضْعَب َذ ِختَيِّل ت ٰجَرَد ضْعَب َق ْوَف ْمُهَض
ْخُس
ِ
ر
َن ْوُعَمْجَي امِّم ٌْريَخ َكِّبَر ُتَمْحَر َو ًّاي
Artinya : Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kamilah yang menentukan
penghidupan mereka dalam kehidupan dunia dan Kami telah meninggikan sebagian mereka
atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat memanfaatkan sebagian
yang lain. Rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan. (QS. Az-Zukhruf
(43) : 32)
Sebagai bawahan, apabila mendapatkan kepercayaan dari pimpinan untuk melaksanakan
tugas, maka arus dilaksanakan dengan amanah dan tanggung jawab. Jika kita belum
dipercaya meng-handle suatu tugas, maka kita tidak diperbolehkan meminta pekerjaan
tersebut kepada pimpinan. Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadits riwayat
Bukhari berikut[20] :
َت َ
ْل َةَرُمَس َْنب ِنَمْحالر َدْبَع اَي
ةَلَأْسَم ِ
ْريَغ ْنِم اَهَتِيتوُأ ْنِإ َو اَهْيَلِإ َتِْلكُو ةَلَأْسَم ْنَع اَهَتِيتوُأ ْنِإ َكنِإَف َةَارَمِ ْ
اْل ْلَأْس
اَذِإ َو اَهْيَلَع َتْنِعُأ
َف اَهْنِم اًْريَخ َاهَْريَغ َْتيَأَرَف ينِمَي ىَلَع َتْفَلَح
َُوه ِيذال ِتْأ َو َِكنيِمَي ْنَع ِْرّفَك
ٌْريَخ
Artinya : Nabi SAW bersabda : “Wahai Abdurrahman bin Samurah, janganlah kamu
meminta jabatan, sebab jika engkau diberi (jabatan) karena meminta, kamu akan
ditelantarkan, dan jika kamu diberi dengan tidak meminta, kamu akan ditolong, dan jika
kamu melakukan sumpah, kemudian kamu melihat sesuatu yang lebih baik, bayarlah kaffarat
sumpahmu dan lakukanlah yang lebih baik”. (HR. Bukhari : 6132)
Pendelegasian atau pelimpahan wewenang dalam Islam itu diperbolehkan. Salah satu contoh
pendelegasian wewenang yang diceritakan dalam Al-Qur’an adalah kisah Nabi Musa AS
yang meminta kepada Allah SWT agar Harun dijadikan sebagai wakilnya (pengganti) untuk
memimpin Bani Israil. Kisah Nabi Musa AS ini diabadikan dalam Al-Quran surat Thaha ayat
29-32[21].
ۙ ْيِلْهَا ْنِّم اًْري ِ
ز َو ْيِّل ْلَعْجا َو
٢٩
ۙ ى ِخَا َن ْوُرٰه
٣٠
ۙ ْي ِ
ر ْزَا ْٓ ٖهِب ْدُدْشا
٣١
ُهْك ِ
رْشَا َو
ْْٓيِف
ۙ ْي ِ
رْمَا
٣٢
12. Artinya : 29. Jadikanlah untukku seorang penolong dari keluargaku,
30. (yaitu) Harun, saudaraku.
31. Teguhkanlah kekuatanku dengannya,
32. dan sertakan dia dalam urusanku (kenabian)
Kisah pendelegasian juga dicontohkan Rasulullah SAW ketika beliau menugaskan sahabat
Abu Musa Al-As’ari dan Muadz bin Jabal untuk berdakwah di Negeri Yaman. Tersebarnya
agama islam ke seluruh penjuru dunia juga tidak dapat dipisahkan dengan prinsip
pendelegasian tugas dan wewenang ini.
Dalam memberikan tugas kepada bawahan, seorang pemimpin tidak dapat serta merta
memberikan amanah begitu saja. Perlu diadakan musyawarah dengan pihak-pihak terkait
sehingga amanah yang diberikan tidak salah sasaran. Prinsip musyawarah ini banyak
dicontohkan Nabi Muhammad SAW, diantaranya dalam Perang Badar, Perang Uhud, dan
pada berbagai urusan lainnya. Allah SWT menyukai hambanya yang sellau bermusyawarah
dalam menyelesaikan masalahnya, sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Asy-
Syura ayat 38[22].
مِم َو ْمُهَنْيَب ى ٰ
ر ْوُش ْمُهُرْمَا َو َةوٰلالص واُماَقَا َو ْمِهِّبَِرل ا ُْوباَجَتْسا َْنيِذال َو
َن ْوُقِفْنُي ْمُهٰنْقَزَر ا
Artinya : (juga lebih baik dan lebih kekal bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi)
seruan Tuhan dan melaksanakan shalat, sedangkan urusan mereka (diputuskan) dengan
musyawarah di antara mereka. Mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami
anugerahkan kepada mereka; (QS. Asy-Syura (42) : 38)
13. UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
Mata Kuliah : Filsafat Manajemen Pendidikan Islam
Semester/ Kelas : I (Satu) / I Daring
Jurusan / program studi : Manajemen Pendidikan Islam
Hari /Tanggal : Kamis, 19 Oktober 2023
Dosen Pengampu : Dr. Norma Fitria, M.Pd.I
Petunjuk :1. Isilah pertanyaan pada lembar jawaban yang telah disediakan
2. jangan lupa menulis Nama,NIM, dan mata kuliah
3. periksalah dengan teliti jawaban anda,jangan sampai ada yang belum dijawab
4. Apabila ada soal yang belum jelas harap bertanya pada pengawas
1. Filsafat ilmu adalah dasar untuk menemukan dan mengembangkan ilmu pengetahuan
dalam perspektif manajemen, jelaskan bagaimana hubungan antara filsafat dan
manajemen!
2. Bagaimana memahami filsafat ilmu manajemen Pendidikan islam dalam aspek
ontology, epistemology dan aksiologi?
3. Beberapa cara berfikir Filsafat menurut Achmadi, sebagai berikut :
a. Sistematis. Pemikiran yang sistematis ini dimaksudkan untuk menyusun suatu
pola pengetahuan yang rasional. Sistematis adalah masing-masing unsur saling
berkaitan satu dengan yang lain secara teratur dalam suatu keseluruhan.
b. Konsepsional. Secara umum konsepsional berkaitan dengan ide atau gambaran
yang melekat pada akal pikiran yang berada dalam intelektual. Gambaran tersebut
mempunyai bentuk tangkapan sesuai dengan nilainya.
c. Koheren. Koheren atau runtut adalah unsur-unsurnya tidak boleh mengandung
uraian-uraian yang bertentangan satu sama lainnya. Koheren atau runtut
didalamnya memuat suatu kebenaran logis.
d. rasional, yaitu unsur-unsurnya berhubungan secara logis. Artinya pemikiran
filsafat harus diuraikan dalam bentuk yang logis.
14. e. Sinoptik, yaitu pemikiran filsafat harus melihat hal-hal secara menyeluruh atau
dalam keadaan kebersamaan secara integral.
f. Harus mengarah kepada pandangan dunia. Pemikiran filsafat sebagai upaya untuk
memahami semua realitas kehidupan dengan jalan meyusun suatu pandangan
(hidup) dunia, termasuk didalamnya menerangkan tentang dunia dan semua hal
yang berada didalamnya (dunia).
Menurut pendapat anda bagaimana cara berfikir filsafat diatas jika dihubungkan
dengan manajemen Pendidikan, Jelaskan!
4. Filsafat manajemen Pendidikan islam dibutuhkan oleh Lembaga Pendidikan, karena
fungsi filsafat manajemen Pendidikan merupakan dasar manajemen dalam mengambil
suatu keputusan dan Tindakan, misalnya suatu perencanaan diperlukan untuk
mengembangkan Lembaga Pendidikan dimana dengan menetapkan rencana yang baik
maka akan meminimalisir kegagalan, bagaimana menurut pendapat anda dalam
mengelola Lembaga Pendidikan islam dengan cara berfikir filsafat, jelaskan!
5. Jika Anda adalah manajer atau Pimpinan sebuah Lembaga Pendidikan, Bagaimana
cara anda dalam menyelesaikan suatu persoalan dengan menggunakan cara berfikir
Filsafat Manajemen Pendidikan, Jelaskan!
Format Jawaban
Nama : HASAN BASRI
NIM : 232721010312
Semester : SATU
Kelas : I
Jurusan : MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
Prodi : S 2
No.HP/Wa : 085369198889
Alamat/Domisili : JL Kenanga 2 lintas gang Melati 05 No 217 Kel Batu Urip Kec Lubuklinggau Utara ll
Kode Pos 31617
Unit Kerja : MAS Al Muhajirin Tugumulyo
15. 1) Filsafat ilmu bisa dikatakan sebagai petunjuk utama yang menggaris bawahi dari semua
tindakan dari seorang manejer. Mengapa demikian, karena kedudukan filsafat dalam
manajemen adalah bagian yang terpenting dari pengetahuan dan kepercayaan yang
memberikan dasar yang luas untuk menetapkan pemecahan permasalah manajerial.
Filsafat dalam manajemen memberikan dasar bagi pekerjaan seorang manajer. Seorang
manajer memerlukan kepercayaan dan nilai yang pokok untuk memberi petunjuk sesuai
dan dapat dipercaya guna menyelesaikan pekerjaan. Filsafat ilmu juga memberikan desain
sehingga seorang manajer dapat mulai berpikir dan amat berguna karena dapat digunakkan
untuk memperoleh bantuan dan pengikut serta memberikan pemikiran dan tindakan yang
menguntungkan dalam majamen dan membantu kepada sifatnya yang dinamis dan
memberi tantangan. Selain itu dalam filsafat ilmu, terkandung dasar pandangan hidup
yang mencerminkan keberadaan, identitas, dan implikasinya guna mewujudkan
efisiensi dan efektivitas dalam pekerjaan manajemen. Untuk merealisasikan tujuan
diperlukan beberapa faktor penunjang sehingga merupakan kombinasi yang terpadu, baik
menyangkut individu maupun kepentingan umum. Hal ini dimaksudkan adanya
keseimbangan di diantara faktor-faktor yang diperlukan dalam mencapai suatu kekuatan
untuk mengejar hasil yang optimal.
2) Berbicara tentang filsafat ilmu, maka terlebih dahulu harus memahami tiga aspek atau
landasan berpikir filsafat. Ketiga aspek berfilsafat diantaranya ada ontologi, epistemologi
dan aksiologi. Jika melihat ketiga landasan tersebut, ilmu memiliki bagian-bagian tertentu.
Di dalam ilmu ada objek, pernyataan, proposisi, dan karakteristik dimana keempat aspek
tersebut yang sebenarnya disoroti oleh tiga landasan berpikir filsafat mengenai ontologi,
epistemologi, dan aksiologi.
Jika memahami ketiga aspek di atas dalam manajemen pendidikan islam bisa dijabarkan
sebagai berikut. Ontologi, mempertanyakan objek apa yang ditelaah ilmu. Dengan kata
lain aspek ontologis mengungkapkan hakikat dari apa yang dikaji. Objek yang ditelaah
dalam manajemen pendidikan adalah pendidikan yang memaparkan tentang hakikat
pendidikan, tujuan pendidikan, makna pendidikan, hukum pendidikan dan sebaginya.
Dikarenakan makna pendidikan sangat luas dan kompleks maka dibutuhkan cara untuk
mengelola (manajemen) pendidikan agar pendidikan dapat bermakna bagi kehidupan
16. manusia. Penerapan manajemen pendidikan dalam aspek ini adalah merencanakan
pendidikan, menglembagakan pendidikan, mengarahkan pendidikan, mengawasi
pendidikan, dan mengevaluasi pendidikan. Epistemologi, menguraikan bagaimana cara
mendapatkan pengetahuan. Aspek epistemologi dari manajemen pendidikan berpijak pada
hamparan induktif dan deduktif. Hampiran induktif dalam arti ada fakta, peristiwa, atau
amatan tentang pendidikan yang digunakan untuk membentuk atau memodifikasi konsep.
Misalnya ada fakta kurikulum, tenaga kependidikan, siswa, keuangan, sarana dan
prasarana, hubungan masyarakat dengan sekolah. Fakta-fakta ini perlu di kelola
(dirrencanakan, dilembagakan, diarahkan, diawasi, dan dinilai). Hampiran deduktif dalam
arti menelaah teori, penalaran, pengalaman. Sasarannya mengatur konsep, misalnya
evaluasi program, perencanaan pembiayaan dan sebagainya. Aksiologi, menjelaskan
tentang nilai. Nilai yang dimaksud disini adalah sesuatu yang dimiliki oleh manusia untuk
melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai. Artinya aspek ini menyoroti
aktivitas dari manajemen pendidikan. Apakah benar manajemen berguna bagi pengelolaan
pendidikan.
3) Filsafat membantu untuk memahami bahwa segala sesuatu tidak selalu seperti yang
terlihat. Filsafat membantu memahami diri sendiri dan dunia karena mengajarkan cara
memecahkan masalah mendasar. Filsafat membuat orang lebih kritis. Kaitan antara cara
berfikir filsafat dalam manajemen pendidikan adalah berusaha memecahkan masalah
dalam arti bahwa dengan berdasarkan cara berfikir filsafat dapat menciptakan pendidikan
yang lebih baik dan dapat memberikan solusi terhadap masalah-masalah yang ada. Selain
sebagai landasan berpikir filsafat ternyata juga sebagai pandangan hidup merupakan suatu
pandangan hidup yang dijadikan dasar setiap tindakan dan tingkah laku dalam kehidupan
sehari-hari, juga dipergunakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi
dalam dunia pendidikan. Sebagai cara berpikir, filsafat adalah memahami hakekat realitas
melalui berpikir sehingga menemukan kebenaran yang hakiki. Cara berfikir filsafat
memiliki peranan yang amat penting dalam manajemen pendidikan karena filsafat
merupakan pemberi arah dan pedoman dasar bagi usaha-usaha perbaikan, meningkatkan
kemajuan dan landasan yang kokoh bagi tegaknya manajemen pendidikan yang baik.
4) Dalam sebuah lembaga memiliki banyak kepala dan hati serta sikap yang berbeda, yang
dari masing-masing kepala itu memiliki peran penting bagi lembaga. Adakalanya
perkembangan teori dari berbagai disiplin ilmu akan mendorong perubahan pada perilaku
17. dan budaya lembaga. Sehingga, akan dimungkinkan juga dalam manajemen partisipasi
juga akan didasari dari banyak aliran dalam filsafat. Tentunya dasar aliran dalam filsafat
juga akan mempengaruhi bagaimana manajemen partisipasi dipandang secara filosofis.
Dan yang pasti, untuk penyelesaian setiap tindakan anggota lembaga, dilema yang
dihadapi lembaga juga membutuhkan riset eksperimen. Karena perilaku atau behaviorisme
dimulai dengan keputusasaan tentang batas-batas psikologi dan baik teori-teori yang
disengaja yang berusaha untuk memperbaikinya. Tentunya dalam proses perilaku tertentu
akan mempengaruhi desain struktur lembaga sehingga harus ada model proses terkait
perilaku lembaga yang berhubungan dengan partisipasi agar lembaga berjalan efektif dan
tumbuh sehat. Untuk mendukung efektivitas manajemen partisipasi membutuhkan proses
komunikasi yang baik, proses pengambilan keputusan yang tepat, proses evaluasi prestasi
serta proses sosialisasi dan karir yang baik bagi anggota lembaga. Suatu lembaga akan
berhasil atau gagal sebagian dapat ditentukan oleh kepemimpinan. Pengertian tersebut
menjelaskan bahwa keberhasilan lembaga dalam menjalankan programnya didukung oleh
kepemimpinan yang baik pula, oleh karena itu, kepemimpinan yang baik harus mampu
dipahami dan diterapkan secara baik dalam diri pemimpin.
Manajemen pendidikan merupakan seni dalam mengelola suatu lembaga pendidikan.
Dengan menggunakan ilmu dan teori yang ada dalam manajemen, diharapkan dalam
penyelenggaraannya dapat berjalan dengan baik. Namun, nyatanya tidak semua
permasalahan di lembaga pendidikan dapat diselesaikan dengan baik walaupun dengan
bantuan teori manajemen. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan filosofis terkait
permasalahan tersebut untuk mencari jalan keluarnya. Karena masalah pendidikan juga
masalah filsafat itu sendiri. Filsafat menjadi metode dan kaidah baru yang bisa
diimplementasikan dalam manajemen pendidikan agar proses dan pelaksanaan pendidikan
dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
5) Konflik selalu muncul di setiap hubungan kerjasama atau kooperatif maupun persaingan
atau kompetisi baik antar individu maupun kelompok dalam lingkup organisasi maupun
masyarakat. Konflik berada ditengah-tengah hubungan antara kerjasama dengan
persaingan. Konflik bukanlah sesuatu yang sangat menakutkan dan harus dihindari dalam
sebuah lembaga. Oleh karena itu seorang pemimpin harus mengerti dengan istilah
manajemen konflik. Manajemen konflik adalah proses mengidentifikasi dan menangani
konflik secara bijaksana, adil dan efisien. Dengan adanya manajemen konflik setiap
18. pemimpin dapat menentukan sikap yang tepat dalam menghadapi berbagai situasi dan
kondisi yang terjadi dalam organisasi yang dipimpinnya. Tugas manajer adalah mengelola
konflik agar tetap fungsional. Konflik fungsional adalah konfrontasi di antara individu
atau kelompok yang menambah keuntungan kinerja organisasi, sedangkan konflik
disfungsional adalah setiap perbedaan atau interaksi diantara individu atau kelompok yang
menghalangi pencapaian tujuan lembaga. Manajemen konfik perlu didukung adanya
pemikiran filosofis manajer SDM dalam memandang kebermanfaatan konflik bagi
organisasi ataupun lembaga. Filosofis konflik secara ontologi, epistemologi, dan aksiologi
terus dikembangkan untuk menghasilkan teori dan praktik manajemen Sumber Daya
Manusia yang efektif dan efisien dalam mendukung kemajuan dan perkembangan
organisasi.
19. UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2023
Mata Kuliah : Kepemimpinan & Prilaku Organisasi
Semester/ Kelas : I (Satu) / I Daring
Jurusan / program studi : Manajemen Pendidikan Islam
Hari /Tanggal : Kamis, 19 Oktober 2023
Dosen Pengampu : Dr. Feriyansyah, M.Pd
Petunjuk :1. Isilah pertanyaan pada lembar jawaban yang telah disediakan
2. jangan lupa menulis Nama,NIM, dan mata kuliah
3. periksalah dengan teliti jawaban anda,jangan sampai ada yang belum dijawab
4. Apabila ada soal yang belum jelas harap bertanya pada pengawas
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini!
1. Bagaimana pentingnya prilaku individu dalam kontek kepemimpinan ketika dalam
memegang peran kendali pada suatu organisasi ( lidersif/pimpinan) yg notabennya
adalah ruang lingkup pendidikan yg bernuansa keislaman tetapi banyak konsep
untuk memajukan organisasi itu yg diluar kontek AlQuran dan Al-Hadis uraikan
dalam penjelasan yg konkrit sehingga tampak jelas dimana letak yg harus
dibenahi dalam konsep prilaku kepemimpinan berorganisasi!
Format Jawaban
Nama : HASAN BASRI
NIM : 232721010312
Semester : SATU
Kelas : I
20. Jurusan : MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
Prodi : S 2
No.HP/Wa : 085369198889
Alamat/Domisili : JL Kenanga 2 lintas gang Melati 05 No 217 Kel Batu Urip Kec Lubuklinggau Utara ll
Kode Pos 31617
Unit Kerja : MAS Al Muhajirin Tugumulyo
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang
lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses
mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk
mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok atau organisasi dan
budayanya. Kata pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan memiliki keterikatan yang tak
dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama
lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria
yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan. Rahasia utama
kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya, bukan
kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Seorang pemimpin sejati selalu bekerja keras
memperbaiki dirinya sebelum sibuk memperbaiki orang lain. Pemimpin bukan sekedar gelar
atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari
dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal (leadership from the inside
out).
Dalam dunia peradilan, dengan tuntutan organisasi yang akan mengembangkan sistem
peradilan berbasis digitalisasi, dalam rangka menyambut perkembangan era industri baru
dengan revolusi industri 4.0, dengan berbagai inovasi dan pengembangan hukum dalam baik
hukum formil maupun hukum materil, maka setiap pemimpin masa kini dan terutama masa
yang akan datang, harus perlu membekali dan mempersiapkan diri dengan virtual
skill (kemampuan virtual), yang tentunya tetap harus didukung oleh nilai-nilai integritas
(kepribadian), intelektualitas (pengetahuan) teknis dan non teknis, intelegensi (spiritual),
kemampuan atau keahlian, memiliki power atau dapat mempengaruhi orang lain, mau belajar,
mendengar dan siap dikritik. menegakan ilmu/kebenaran, teguh pendirian (Istiqamah),
memiliki kecakapan dan kemampuan (Kapasitas), tidak memiliki ambisi kekuasaan, taat asas
21. (Prosedural), bertindak dan bersikap adil yaitu dalam menentukan sesuatu harus sesuai
dengan hukum dan ketentuan yang berlaku, berakhlak mulia (attitude), amanah, dan tidak
munafiq (ingkar). Apabila hal-hal tersebut secara esensi/hakikat telah dimiliki oleh seorang
pemimpin, maka pemimpin tersebut senantiasa akan bersikap arif dan berlakun bijaksana.
Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin, bukan dari
kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatanpribadinya. Maka jika ingin menjadi
pemimpin yang baik jangan pikirkan orang lain, pikirkanlah diri sendiri dulu. Tidak akan bisa
mengubah orang lain dengan efektif sebelum merubah diri sendiri. Bangunan akan bagus,
kokoh, megah, karena ada pondasinya. Maka sibuk memikirkan membangun umat,
membangun masyarakat, merubah dunia akan menjadi omong kosong jika tidak diawali
dengan diri sendiri. Merubah orang lain tanpa merubah diri sendiri adalah mimpi
mengendalikan orang lain tanpa mengendalikan diri. menjadi Pemimpin yang baik, sesuai
dengan yang dicontohkan oleh panutan kita Rasulullah SAW, beliau selalu menyesuaikan
teori kepemimpinan yang beliau sampaikan dengan tindak-tanduknya sehari-hari. Hal ini
berbeda dengan fakta saat ini, halmana telah banyak pakar yang telah menciptakan teori-teori
kepemimpinan, namun kurang maksimal dalam hal penerapannya. Salah satu konsep
kepemimpinan yang beliau canangkan adalah konsep kesadaran pribadi sebagai seorang
pemimpin. Seorang pemimpin harus sadar dan tahu diri kalau dia adalah seorang pemimpin,
karena selama ini banyak orang yang tidak sadar kalau dia adalah seorang leader yang
mempunyai tugas dan tanggungjawab kepada hal yang dipimpinnya. Tentunya pula
keteladanan tersebut patut untuk di ikuti dengan berbagai perkembangan zaman. Karena
hukum senantiasa berubah sesuai dengan perkembangan zaman