SlideShare a Scribd company logo
1 of 41
Lima Tingkat Pencegahan ECC dan
Malnutrisi berdasarkan Leavell dan
Clark
Agnes Linggriani (IKGA), Anisa Rizky A (IKGA), Cynthia MA (IKGA), Faraghea Y
(IKGA), Hastin DA (IKGA), Anissa S (S2 IKGkom), Lisa P (S2 IKGkom)
Skenario 2
Seorang kepala dinas kesehatan berencana meningkatkan status
kesehatan dan kesehatan gigi&mulut anak usia di bawah 5 tahun
(balita). Dari laporan puskesmas di wilayah cakupan Dinkes tsb
ditemukan status kesehatan gigi dan mulut yang digambarkan
dengan skor deft=5, serta status gizi anak balita yang
digambarkan bahwa kasus malnutrisi sebesar 5% dari jumlah
balita di wilaya tsb. Sehingga Kepala Dinkes mengumpulkan
dokter gigi yang bekerja di puskesmas untuk bersama merancang
usulan rencana program pencegahan terhadap Early Childhood
Caries (ECC) dan program meingkatkan status gizi balita serta
menerapkannya sesuai dengan lima tingkatan pencegahan
menurut Leavell and Clark.
Learning Issue
Early Childhood Caries
(ECC)
Epidemiologi ECC di
Indonesia
Malnutrisi
Program Preventif
Malnutrisi berdasarkan
5 tingkat pencegahan
menurut Leavell dan
Clark
Hubungan antara
Malnutrisi dan ECC
Epidemiologi Malnutrisi
di Indonesia
Program Preventif ECC
berdasarkan 5 tingkat
pencegahan menurut
Leavell dan Clark
Early Childhood Caries (ECC)
• rampan karies berat pada balita dan anak-anak yang
didefiniskan sebagai terjadinya satu atau lebih karies
pada gigi (baik dengan ataupun tanpa kavitas),
kehilangan gigi akibat karies, atau gigi yang telah
ditumpat pada anak-anak yang berusia 0-71 bulan
Definisi
• Host, Mikroflora,
Karbohidrat ( substrat),
Waktu
• Pengetahuan dan
kebiasaan Orangtua
mengenai KesGiLut,
sosioekonomi
Faktor
resiko
Early Childhood Caries (ECC)
Tahap inisiasi (10-20 bulan)
• Terdapat garis putih yang khas pada labial dan palatal gigi
• Sering terabaikan karena tidak begitu tampak
Tahap kedua (16-24 bulan)
• Kerusakan email hingga dentin membentuk lesi putih kekuningan
• Molar sulung mandibula biasanya pada tahap pertama
• Mengeluh terhadap rangsang dingin
Tahap ketiga (20-36 bulan)
• Lesi yang besar dan dalam hingga terjadi iritasi pulpa pada insisivus
maksila
• Molar mandibula pada tahap 2 dan molar maksila+kaninus pada tahap 1
Tahap keempat (30-48 bulan)
• Fraktur mahkota pada insisivus sulung maksila
• Molar mandibula tahap 3, molar maksila+kaninus maksila pada tahap 2
• Mengeluh sakit yang bias dan terjadi gangguan tidur dan makan
Early Childhood Caries (ECC)
• Karies rampan pada anterior maksila
• Jarang ditemukan karies pada anterior mandibula
• Mnyebar dengan cepat
• Sering dijumpai pada anak dengan asupan sufor botol
• Menghilangkan kebiasaan  proses karies berhenti
Karakteristik
ECC
• Menghilangkan kebiasaan
• Modifikasi diet dan frekuensi makanan
• Aplikasi fluoride
• Restorasi
• Ekstraksi
Tatalaksana
Early Childhood Caries (ECC)
Menjaga diet
sukrosa
Memperbaiki
kebiasaan
Orangtua
Memperbaiki
kebiasaan
menyikat gigi
Fluoridasi
Pit dan Fisure
Sealant
Topikal aplikasi
antimikrobial
agen
Imunisasi
karies
Kontrol berkala
Pencegahan
ECC berdasar
faktor resiko
Epidemiologi (bahasa Yunani, yaitu epi, demos, dan logia)
Induk Ilmu Kesehatan Masyarakat
(Prof. Carol Brayne, University of Cambridge, 2011)
Epidemiologi  ilmu tentang frekuensi dan
distribusi (penyebaran) masalah kesehatan pada
sekelompok orang/masyarakat serta
determinannya (faktor-faktor yang
mempengaruhinya) dengan 3 tujuan utama:
menjelaskan (explanation), memprediksi
(prediction), dan mengendalikan (control)
MacMahon and Pugh (1970), Last (2001), Porta (2008), Strevens (2011)
Epidemiologi ECC
Prevalensi Insidensi
DMFT / deft (total life time caries experience):
D + M + F / d + e + f
deft 5  rata-rata 5 gigi lubang/anak, WHO: tinggi
Epidemiologi ECC
• Prevalensi ECC di Brazil (2003) usia 18-36bulan: 27%, di Iran (2006)
anak 12-36bulan: 3-33%, AS (2010) usia 2-5th: 27,5% dan di Indonesia
(DKI Jakarta (2007): usia 12-38bulan: 52,7 % & def-t 2,85)–Margo
(2005), Bahar, A.(2011), Masumo R (2012), Setiawati F (2012)-
• Di negara berkembang, ECC menjadi problem kritis, karena
diperberat oleh faktor luar, salah satunya disebabkan oleh
MALNUTRISI (prevalensinya mencapai 70%) –Tinanoff N (1997)-
• Prevalensi anak yang menderita ECC terbanyak adalah pada Z-
score < -2 SD - < -3 SD (kategori anak kurus dan sangat kurus)
yaitu sebesar 78,1% (Pindo, 2013)
Pengertian Malnutrisi
• MALNUTRISI adalah suatu keadaan di mana tubuh
mengalami gangguan dalam penggunaan zat gizi untuk
pertumbuhan, perkembangan dan aktivitas.
• Malnutrisi dapat disebabkan oleh kurangnya asupan
makanan maupun adanya gangguan terhadap absorbsi,
pencernaan dan penggunaan zat gizi dalam tubuh.
• Selain itu, malnutrisi bisa disebabkan apabila asupan
kalori yang berlebih dari kebutuhan harian, dan
mengakibatkan penyimpangan energi dalam bentuk
bertambahnya jaringan adiposa.
Jenis Malnutrisi
• Masalah nutrisi yang terjadi pada anak antara lain :
Kurang energi protein
(kwashiorkor, marasmus,
marasmik-kwashiorkor),
MALNUTRISI VITAMIN,
MINERAL,
Obesitas
Cara Perhitungan
Diagnosis
• Klinik: anamnesis (terutama anamnesis makanan, tumbuh kembang, serta
penyakit yang pernah diderita) dan pemeriksaan fisik (tanda-tanda malnutrisi
dan berbagai defisiensi vitamin)
• Laboratorik: terutama Hb, albumin, serum ferritin
• Anthropometrik: BB/U (berat badan menurut umur), TB/U (tinggi badan
menurut umur), LLA/U (lingkar lengan atas menurut umur), BB/TB (berat badan
menurut tinggi badan), LLA/TB (lingkar lengan atas menurut tinggi badan)
• Analisis diet
Klasifikasi:
• a) KEP ringan : 80-90% BB ideal terhadap TB (WHO-CDC
• b) KEP sedang : 70-80% BB ideal terhadap TB (WHO-CDC)
• c) KEP berat : KURANG dr 70% BB ideal terhadap TB (WHO-CDC).
Jenis Malnutrisi
• DIAGNOSIS OBESITAS melalui perhitungana BMI atau IMT
(indeks Masa Tubuh)
• Terdapat perbedaan perhitungan BMI dewasa dg Balita atau
Anak-anak
• WHO mendefinisikan seorang dewasa yang memiliki BMI
1. antara 25 dan 29.9 sebagai kelebihan berat badan
2. BMI 30 atau lebih tinggi dianggap obesitas.
3. Apabila BMI di bawah 18,5 dianggap berat badan kurang,
4. dan antara 18,5-24,9 berat badan yang sehat.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyatakan bahwa ada
tingkatan level anak-anak untuk menghitung BMI berdasarkan grafiknya,
yaitu:
Pada persentil 85 dan selebihnya, anak-anak dinyatakan risiko overweight
Pada persentil 95 atau lebih, anak-anak dinyatakan overweight.
Epidemiologi Malnutrisi
• Gizi buruk dan gizi kurang merupakan masalah
yang serius, terutama di negara – negara
berkembang
Posyandu, puskesmas,
RS
Info frekuensi, distribusi
dan penyebab
malnutrisi dan juga
kematian yang
diakibatkannya
Epidemiologi Malnutrisi
Malnutrisi
Lokasi Waktu Populasi
Status Gizi
Gizi baik Gizi kurang Gizi buruk
Epidemiologi Malnutrisi
PREVALENSI GIZI KURANG
(berdasarkan BB/U)
• 1989  31%
• 2007  18,4%
• 2010  17,9%
• TARGET 2015  15%
PREVALENSI GIZI BURUK
(berdasarkan BB/U)
• 1989  6,3%
• 1992  7,2%
• 1995  11,6%
• 1998  10,1%
• 1999  8,1 %
• 2001  6,3 %
• 2002  8,0%
• 2003  8,15%
• 2007  5,4%
• 2010  4,9%
• TARGET 2015  3,5%
Faktor Resiko yang Berkaitan
dengan ECC
ECC
Frekuensi asupan gula
yang berlebihan
MALNUTRISI
Kurangnya
flouride yg
didapat
OH buruk
BOTTLE
FEEDING
Malam hari
MALNUTRITION ECC
DEFISIENSI
PROTEIN
Enamel
hypoplasia
Kolonisasi
awal Dari
S.mutan
Diet
Kariogenik
ECC
Malnutrisi vs ECC
• Salah satu tipe malnutrisi  Anemia defisiensi
besi.  Biasanya diikuti pula dengan
kurangnya nutrisi seperti zat besi, asam folat,
tembaga, vitamins A, B, C, and E
• ADB  mempengaruhi imunitas seluler
 ketidakseimbangan fungsi kelenjar
saliva  sekresi saliva berkurang  kapasitas
buffer turun
Malnutrisi vs ECC
• Supplement besi  menurunkan kolonisai
bakteri dan pembentukan biofilm.
• Suplemen besi dapat memutar balikan proses
karies dan menurunkan insidensi karies
• Dengan mencegah anemia dengan komsumsi
suplemen besi  menyelesaikan 2 masalah
besar pada kesehatan masyarakat
Malnutrisi vs ECC
• Defisiensi vitamin A enamel hipoplasia 
rentan terhadap caries
• Defisiensi vitamin D dan kalsium  hambatan
kalsifikasi jaringan keras gigi  gigi rentan
terhadap karies
Malnutrisi vs ECC
• Kelebihan karbohidrat pada usia dini
nutrient yang paling mudah difermentasikan
oleh bakteri  karies
• Kelebihan karbohidrat  asupan nutrient lain
berkurang  enamel hipoplasia, salivary
hipofunction karies
PENINGKATAN KESEHATAN
PERLINDUNGAN UMUM TERHADAP
PENYAKIT
PENEGAKAN DIAGNOSA DINI DAN
PENGOBATAN CEPAT
PEMBATASAN KECACATAN
PEMULIHAN KESEHATAN
5 TINGKAT PENCEGAHAN EEC
MENURUT LEAVELL AND CLARK
PENINGKATAN KESEHATAN
• Memiliki diet yang baik
• Memperbaiki gaya hidup
• Instruksi kebersihan rongga mulut
• Kontrol berkala
Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit tertentu
• Fluoridasi
• Topikal aplikasi antimikrobial agen
• imunisasi
• Pit dan fissure selant
Penegakan diagnosa secara dini dan pengobatan cepat
• Mencari kasus sedini mungkin ( case finding)
• Melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin
Pembatasan kecacatan
• Penyempurnaan dan intensifikasi pengobatan lanjutan EEC
• Pencegahan terhadap komplikasi EEC
• Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang untuk dimungkinkan pengobatan EEC
Pemulihan kesehatan
• Penyuluhan dan usaha-usaha lanjutan yang harus tetap dilakukan
Pencegahan gizi buruk sesuai 5 tingkat
pencegahan menurut Leavell & Clark
• Umumnya, kekurangan gizi yang disebabkan
oleh kurangnya komponen gizi dapat dicegah
dengan memberikan diet khusus seperti buah,
sayuran, produk susu, minyak, daging dan
kacang-kacangan dengan jumlah yang cukup
pada waktu yang tepat.
• Ada pencegahan primer, pencegahan
sekunder dan pencegahan tersier untuk
malnutrisi.
PENCEGAHAN PRIMER
1. Promosi kesehatan
• Pendidikan kesehatan kepada ibu
tentang gizi yang baik.
• Distribusi suplemen (distribusi zat
besi, asam folat dan vitamin).
• Penyuluhan / edukasi tentang
pentingnya ASI.
• Pengembangan makanan sapih
dengan harga terjangkau.
• Memperbaiki pola makan
keluarga.
• Pendidikan tentang gizi.
• Penerapan KB & pengaturan jarak
kelahiran kepada masyarakat.
2. Perlindungan khusus
• Diet khusus protein, telur,
susu, buah segar.
• Imunisasi.
PENCEGAHAN SEKUNDER PENCEGAHAN TERSIER
Diagnosis dini dan pengobatan yang
memadai
• Surveilans gizi periodik.
• Diagnosis dini dari setiap adanya
keterlambatan dalam
pertumbuhan.
• Diagnosis dini dan pengobatan
infeksi termasuk diare.
• Mengembangkan program untuk
dehidrasi awal anak-anak dengan
diare.
• Mengembangkan Program
pemberian makanan tambahan
selama epidemi.
Rehabilitasi gizi
• Pelayanan rehabilitasi gizi.
• Perawatan Rumah Sakit.
• Tindak lanjut / follow up kasus.
Kesimpulan
1. Kejadian ECC dapat dicegah dan penyebaran
karies di dalam mulut dapat dihentikan
2. Malnutrisi dapat disebabkan oleh karena
kurangnya asupan makanan atau lebihnya
asupan kalori dari kebutuhan sehari-hari
3. Terdapat hubungan antara ECC dan Malnutrisi
4. Terdapat 5 tingkatan program preventif dan
promotif untuk mencegah kejadian ECC dan
Malnutrisi menurut Leavell dan Clark yang dapat
diterapkan di Indonesia
• Edukasi terhadap orang tua mengenai cara
menyikat gigi yang baik dan benar, kebiasaan yg
dapat menyebabkan Transmisi Bakteri ibu-anak
• Kontrol diet berupa jenis makanan, frekuensi
makanan, dan waktu makan
• Pemeriksaan rutin berkala setiap 6 bulan sekali
PEMBAHASAN KASUS
1. PROMOSI KESEHATAN
ECC
NB :Pengaplikasikan fluor dengan cara berkumur tidak dianjurkan untuk anak
usia 6 tahun kebawah karena dikhawatirkan anak usia tersebut belum dapat
berkumur dengan baik dan benar
• Aplikasi pit and fissure sealant,
• Pemberian fluor baik sistemik dan topikal, serta
• aplikasi agen antimikroba topikal
2. Perlindungan umum
dan khusus ECC
• perawatan pada gigi yang mengalami lesi karies
kecil untuk mencegah agar lesi karies tidak
bertambah parah dan dalam
• perawatan pulpa pada gigi dengan lesi karies yang
telah mencapai pulpa
3. early diagnosis and prompt
treatment dan pembatasan kecacatan
ECC
• Pembuatan stainless steel crown serta overdenture
untuk mengembalikan fungsi pengunyahan dan
estetik.
3. REHABILITASI ECC
• Pendidikan kesehatan terhadap ibu tentang gizi
yang baik,
• distribusi suplemen (zat besi, asam folat, dan
vitamin),
• penyuluhan / edukasi tentang pentingnya ASI,
• pengembangan makanan sapih dengan harga
terjangkau,
• memperbaiki pola makan keluarga,
• penerapan KB dan pengaturan jarak kelahiran
1. PROMOSI KESEHATAN
MALNUTRISI
• imunisasi serta
• diet khusus protein, telur, susu, buah
segar
2. Perlindungan umum
dan khusus MALNUTRISI
• upaya diagnosis dini (DETEKSI DINI)
• surveilans gizi periodik, diagnosis dini dari setiap
adanya keterlambatan pertumbuhan
• maupun pengobatan infeksi terhadap diare,
program untuk dehidrasi awal pada anak – anak
dengan diare,
• dan program memberikan makanan tambahan
selama epidemi
3. early diagnosis and prompt
treatment dan pembatasan kecacatan
MALNUTRISI
• pelayanan rehabilitasi gizi Baik dari Puskesmas dan
perawatan di instalasi gizi di rumah sakit,
• serta follow up kasus.
3. REHABILITASI GIZI
Terima kasih

More Related Content

What's hot

perawatan penyakit gingiva akut
perawatan penyakit gingiva akutperawatan penyakit gingiva akut
perawatan penyakit gingiva akutAuliaDamayanti6
 
Sistem pengunyahan, sistem penelanan, dan faal
Sistem pengunyahan, sistem penelanan, dan faalSistem pengunyahan, sistem penelanan, dan faal
Sistem pengunyahan, sistem penelanan, dan faalBudionno Abdulloh
 
Lesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
Lesi Putih, Variasi Normal, LeukoplakiaLesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
Lesi Putih, Variasi Normal, LeukoplakiaVina Widya Putri
 
Menyampaikan Kabar Buruk dengan Protokol SPIKES
Menyampaikan Kabar Buruk dengan Protokol SPIKESMenyampaikan Kabar Buruk dengan Protokol SPIKES
Menyampaikan Kabar Buruk dengan Protokol SPIKESI Putu Cahya Legawa
 
Materi inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatanMateri inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatanTini Wartini
 
Perbedaan cros, case, cohort
Perbedaan cros, case, cohortPerbedaan cros, case, cohort
Perbedaan cros, case, cohortLisa Prihastari
 
Bab v skrining penapisan dalam epidemiologi
Bab v  skrining penapisan dalam epidemiologiBab v  skrining penapisan dalam epidemiologi
Bab v skrining penapisan dalam epidemiologiNajMah Usman
 
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras GigiSkenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras GigiFerdiana Agustin
 
Pertimbangan dental pada pasien dengan penyakit jantung
Pertimbangan dental pada pasien dengan penyakit jantungPertimbangan dental pada pasien dengan penyakit jantung
Pertimbangan dental pada pasien dengan penyakit jantungAlex Bleskadit
 
Tatalaksana Emergensi preeklampsia, RSPAD, 2014
Tatalaksana Emergensi preeklampsia, RSPAD, 2014Tatalaksana Emergensi preeklampsia, RSPAD, 2014
Tatalaksana Emergensi preeklampsia, RSPAD, 2014JudiEndjun Ultrasound
 
Crohn dan kolitis ulseratif
Crohn dan kolitis ulseratifCrohn dan kolitis ulseratif
Crohn dan kolitis ulseratifAlex Susanto
 
Screening epidemiologi 1
Screening epidemiologi 1Screening epidemiologi 1
Screening epidemiologi 1HMRojali
 
Proses Tumbuh Kembang Gigi
Proses Tumbuh Kembang GigiProses Tumbuh Kembang Gigi
Proses Tumbuh Kembang GigiPSPDG-UNUD
 
Struktur Histologi Rongga Mulut
Struktur Histologi Rongga Mulut Struktur Histologi Rongga Mulut
Struktur Histologi Rongga Mulut wayan sugiritama
 
gigi-tiruan-lengkap
gigi-tiruan-lengkapgigi-tiruan-lengkap
gigi-tiruan-lengkapikaa388
 

What's hot (20)

Ohi s
Ohi sOhi s
Ohi s
 
desain gtl
desain gtldesain gtl
desain gtl
 
perawatan penyakit gingiva akut
perawatan penyakit gingiva akutperawatan penyakit gingiva akut
perawatan penyakit gingiva akut
 
Sistem pengunyahan, sistem penelanan, dan faal
Sistem pengunyahan, sistem penelanan, dan faalSistem pengunyahan, sistem penelanan, dan faal
Sistem pengunyahan, sistem penelanan, dan faal
 
Lesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
Lesi Putih, Variasi Normal, LeukoplakiaLesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
Lesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
 
Menyampaikan Kabar Buruk dengan Protokol SPIKES
Menyampaikan Kabar Buruk dengan Protokol SPIKESMenyampaikan Kabar Buruk dengan Protokol SPIKES
Menyampaikan Kabar Buruk dengan Protokol SPIKES
 
GCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat KesadaranGCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat Kesadaran
 
Materi inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatanMateri inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatan
 
Perbedaan cros, case, cohort
Perbedaan cros, case, cohortPerbedaan cros, case, cohort
Perbedaan cros, case, cohort
 
Bab v skrining penapisan dalam epidemiologi
Bab v  skrining penapisan dalam epidemiologiBab v  skrining penapisan dalam epidemiologi
Bab v skrining penapisan dalam epidemiologi
 
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras GigiSkenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
 
Pertimbangan dental pada pasien dengan penyakit jantung
Pertimbangan dental pada pasien dengan penyakit jantungPertimbangan dental pada pasien dengan penyakit jantung
Pertimbangan dental pada pasien dengan penyakit jantung
 
Tatalaksana Emergensi preeklampsia, RSPAD, 2014
Tatalaksana Emergensi preeklampsia, RSPAD, 2014Tatalaksana Emergensi preeklampsia, RSPAD, 2014
Tatalaksana Emergensi preeklampsia, RSPAD, 2014
 
Karies Gigi
Karies GigiKaries Gigi
Karies Gigi
 
Crohn dan kolitis ulseratif
Crohn dan kolitis ulseratifCrohn dan kolitis ulseratif
Crohn dan kolitis ulseratif
 
Screening epidemiologi 1
Screening epidemiologi 1Screening epidemiologi 1
Screening epidemiologi 1
 
Dental asistant ii
Dental asistant iiDental asistant ii
Dental asistant ii
 
Proses Tumbuh Kembang Gigi
Proses Tumbuh Kembang GigiProses Tumbuh Kembang Gigi
Proses Tumbuh Kembang Gigi
 
Struktur Histologi Rongga Mulut
Struktur Histologi Rongga Mulut Struktur Histologi Rongga Mulut
Struktur Histologi Rongga Mulut
 
gigi-tiruan-lengkap
gigi-tiruan-lengkapgigi-tiruan-lengkap
gigi-tiruan-lengkap
 

Similar to ECC-MALNUTRISI

PENCEGAHAN STUNTING PADA BAYI DAN BALITA.pptx
PENCEGAHAN STUNTING PADA BAYI DAN BALITA.pptxPENCEGAHAN STUNTING PADA BAYI DAN BALITA.pptx
PENCEGAHAN STUNTING PADA BAYI DAN BALITA.pptxMiraMarianaUlfah1
 
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptx
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptxMateri stunting kelurahan pakistaji.pptx
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptxAnisEkaSukmadadari1
 
PPT Referat Stunting LXI-AB.pptx
PPT Referat Stunting LXI-AB.pptxPPT Referat Stunting LXI-AB.pptx
PPT Referat Stunting LXI-AB.pptxRudiNardoyo
 
PPT-Bid4-3-Juli-2018.pdf
PPT-Bid4-3-Juli-2018.pdfPPT-Bid4-3-Juli-2018.pdf
PPT-Bid4-3-Juli-2018.pdfthamuzfellani
 
pptstuntingniken-190927214831.pptx
pptstuntingniken-190927214831.pptxpptstuntingniken-190927214831.pptx
pptstuntingniken-190927214831.pptxaditya303791
 
Triple Burden of Malnutrition.pdf
Triple Burden of Malnutrition.pdfTriple Burden of Malnutrition.pdf
Triple Burden of Malnutrition.pdfMursidTriSusilo2
 
strategimtbsnew-141020112701-conversion-gate01.pptx
strategimtbsnew-141020112701-conversion-gate01.pptxstrategimtbsnew-141020112701-conversion-gate01.pptx
strategimtbsnew-141020112701-conversion-gate01.pptxRizkyAndrianiBakara2
 
Analisis Problem Statement Manajemen Kesehatan Tingkat Daerah
Analisis Problem Statement Manajemen Kesehatan Tingkat Daerah Analisis Problem Statement Manajemen Kesehatan Tingkat Daerah
Analisis Problem Statement Manajemen Kesehatan Tingkat Daerah Hrdnt
 
Gizi seimbang anak dengan stunting
Gizi seimbang anak dengan stuntingGizi seimbang anak dengan stunting
Gizi seimbang anak dengan stuntingTriana Septianti
 

Similar to ECC-MALNUTRISI (20)

stunting.pptx
stunting.pptxstunting.pptx
stunting.pptx
 
PENCEGAHAN STUNTING PADA BAYI DAN BALITA.pptx
PENCEGAHAN STUNTING PADA BAYI DAN BALITA.pptxPENCEGAHAN STUNTING PADA BAYI DAN BALITA.pptx
PENCEGAHAN STUNTING PADA BAYI DAN BALITA.pptx
 
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptx
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptxMateri stunting kelurahan pakistaji.pptx
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptx
 
PPT Referat Stunting LXI-AB.pptx
PPT Referat Stunting LXI-AB.pptxPPT Referat Stunting LXI-AB.pptx
PPT Referat Stunting LXI-AB.pptx
 
PPT-Bid4-3-Juli-2018.pdf
PPT-Bid4-3-Juli-2018.pdfPPT-Bid4-3-Juli-2018.pdf
PPT-Bid4-3-Juli-2018.pdf
 
CEGAH STUNTING PENTING.pptx
CEGAH STUNTING PENTING.pptxCEGAH STUNTING PENTING.pptx
CEGAH STUNTING PENTING.pptx
 
pptstuntingniken-190927214831.pptx
pptstuntingniken-190927214831.pptxpptstuntingniken-190927214831.pptx
pptstuntingniken-190927214831.pptx
 
Triple Burden of Malnutrition.pdf
Triple Burden of Malnutrition.pdfTriple Burden of Malnutrition.pdf
Triple Burden of Malnutrition.pdf
 
STUNTING.pptx
STUNTING.pptxSTUNTING.pptx
STUNTING.pptx
 
strategimtbsnew-141020112701-conversion-gate01.pptx
strategimtbsnew-141020112701-conversion-gate01.pptxstrategimtbsnew-141020112701-conversion-gate01.pptx
strategimtbsnew-141020112701-conversion-gate01.pptx
 
Strategi mtbs new
Strategi mtbs newStrategi mtbs new
Strategi mtbs new
 
Sumberdaya dalam Intervensi
Sumberdaya dalam IntervensiSumberdaya dalam Intervensi
Sumberdaya dalam Intervensi
 
Analisis Problem Statement Manajemen Kesehatan Tingkat Daerah
Analisis Problem Statement Manajemen Kesehatan Tingkat Daerah Analisis Problem Statement Manajemen Kesehatan Tingkat Daerah
Analisis Problem Statement Manajemen Kesehatan Tingkat Daerah
 
Gizi buruk
Gizi burukGizi buruk
Gizi buruk
 
Ppt stunting niken
Ppt stunting nikenPpt stunting niken
Ppt stunting niken
 
pptstunting.pdf
pptstunting.pdfpptstunting.pdf
pptstunting.pdf
 
14302175.ppt
14302175.ppt14302175.ppt
14302175.ppt
 
Gizi anak
Gizi anakGizi anak
Gizi anak
 
Gizi anak
Gizi anakGizi anak
Gizi anak
 
Gizi seimbang anak dengan stunting
Gizi seimbang anak dengan stuntingGizi seimbang anak dengan stunting
Gizi seimbang anak dengan stunting
 

Recently uploaded

1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...MAKSIPUASA1
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfestidiyah35
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxNadiraShafa1
 
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanKemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfAlanRahmat
 
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptssuser940815
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docxhurufd86
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRJessieArini1
 
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 

Recently uploaded (10)

1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
 
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanKemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
 
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
 
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
 

ECC-MALNUTRISI

  • 1. Lima Tingkat Pencegahan ECC dan Malnutrisi berdasarkan Leavell dan Clark Agnes Linggriani (IKGA), Anisa Rizky A (IKGA), Cynthia MA (IKGA), Faraghea Y (IKGA), Hastin DA (IKGA), Anissa S (S2 IKGkom), Lisa P (S2 IKGkom)
  • 2. Skenario 2 Seorang kepala dinas kesehatan berencana meningkatkan status kesehatan dan kesehatan gigi&mulut anak usia di bawah 5 tahun (balita). Dari laporan puskesmas di wilayah cakupan Dinkes tsb ditemukan status kesehatan gigi dan mulut yang digambarkan dengan skor deft=5, serta status gizi anak balita yang digambarkan bahwa kasus malnutrisi sebesar 5% dari jumlah balita di wilaya tsb. Sehingga Kepala Dinkes mengumpulkan dokter gigi yang bekerja di puskesmas untuk bersama merancang usulan rencana program pencegahan terhadap Early Childhood Caries (ECC) dan program meingkatkan status gizi balita serta menerapkannya sesuai dengan lima tingkatan pencegahan menurut Leavell and Clark.
  • 3. Learning Issue Early Childhood Caries (ECC) Epidemiologi ECC di Indonesia Malnutrisi Program Preventif Malnutrisi berdasarkan 5 tingkat pencegahan menurut Leavell dan Clark Hubungan antara Malnutrisi dan ECC Epidemiologi Malnutrisi di Indonesia Program Preventif ECC berdasarkan 5 tingkat pencegahan menurut Leavell dan Clark
  • 4. Early Childhood Caries (ECC) • rampan karies berat pada balita dan anak-anak yang didefiniskan sebagai terjadinya satu atau lebih karies pada gigi (baik dengan ataupun tanpa kavitas), kehilangan gigi akibat karies, atau gigi yang telah ditumpat pada anak-anak yang berusia 0-71 bulan Definisi • Host, Mikroflora, Karbohidrat ( substrat), Waktu • Pengetahuan dan kebiasaan Orangtua mengenai KesGiLut, sosioekonomi Faktor resiko
  • 5. Early Childhood Caries (ECC) Tahap inisiasi (10-20 bulan) • Terdapat garis putih yang khas pada labial dan palatal gigi • Sering terabaikan karena tidak begitu tampak Tahap kedua (16-24 bulan) • Kerusakan email hingga dentin membentuk lesi putih kekuningan • Molar sulung mandibula biasanya pada tahap pertama • Mengeluh terhadap rangsang dingin Tahap ketiga (20-36 bulan) • Lesi yang besar dan dalam hingga terjadi iritasi pulpa pada insisivus maksila • Molar mandibula pada tahap 2 dan molar maksila+kaninus pada tahap 1 Tahap keempat (30-48 bulan) • Fraktur mahkota pada insisivus sulung maksila • Molar mandibula tahap 3, molar maksila+kaninus maksila pada tahap 2 • Mengeluh sakit yang bias dan terjadi gangguan tidur dan makan
  • 6. Early Childhood Caries (ECC) • Karies rampan pada anterior maksila • Jarang ditemukan karies pada anterior mandibula • Mnyebar dengan cepat • Sering dijumpai pada anak dengan asupan sufor botol • Menghilangkan kebiasaan  proses karies berhenti Karakteristik ECC • Menghilangkan kebiasaan • Modifikasi diet dan frekuensi makanan • Aplikasi fluoride • Restorasi • Ekstraksi Tatalaksana
  • 7. Early Childhood Caries (ECC) Menjaga diet sukrosa Memperbaiki kebiasaan Orangtua Memperbaiki kebiasaan menyikat gigi Fluoridasi Pit dan Fisure Sealant Topikal aplikasi antimikrobial agen Imunisasi karies Kontrol berkala Pencegahan ECC berdasar faktor resiko
  • 8. Epidemiologi (bahasa Yunani, yaitu epi, demos, dan logia) Induk Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prof. Carol Brayne, University of Cambridge, 2011) Epidemiologi  ilmu tentang frekuensi dan distribusi (penyebaran) masalah kesehatan pada sekelompok orang/masyarakat serta determinannya (faktor-faktor yang mempengaruhinya) dengan 3 tujuan utama: menjelaskan (explanation), memprediksi (prediction), dan mengendalikan (control) MacMahon and Pugh (1970), Last (2001), Porta (2008), Strevens (2011) Epidemiologi ECC
  • 9. Prevalensi Insidensi DMFT / deft (total life time caries experience): D + M + F / d + e + f deft 5  rata-rata 5 gigi lubang/anak, WHO: tinggi
  • 10. Epidemiologi ECC • Prevalensi ECC di Brazil (2003) usia 18-36bulan: 27%, di Iran (2006) anak 12-36bulan: 3-33%, AS (2010) usia 2-5th: 27,5% dan di Indonesia (DKI Jakarta (2007): usia 12-38bulan: 52,7 % & def-t 2,85)–Margo (2005), Bahar, A.(2011), Masumo R (2012), Setiawati F (2012)- • Di negara berkembang, ECC menjadi problem kritis, karena diperberat oleh faktor luar, salah satunya disebabkan oleh MALNUTRISI (prevalensinya mencapai 70%) –Tinanoff N (1997)- • Prevalensi anak yang menderita ECC terbanyak adalah pada Z- score < -2 SD - < -3 SD (kategori anak kurus dan sangat kurus) yaitu sebesar 78,1% (Pindo, 2013)
  • 11. Pengertian Malnutrisi • MALNUTRISI adalah suatu keadaan di mana tubuh mengalami gangguan dalam penggunaan zat gizi untuk pertumbuhan, perkembangan dan aktivitas. • Malnutrisi dapat disebabkan oleh kurangnya asupan makanan maupun adanya gangguan terhadap absorbsi, pencernaan dan penggunaan zat gizi dalam tubuh. • Selain itu, malnutrisi bisa disebabkan apabila asupan kalori yang berlebih dari kebutuhan harian, dan mengakibatkan penyimpangan energi dalam bentuk bertambahnya jaringan adiposa.
  • 12. Jenis Malnutrisi • Masalah nutrisi yang terjadi pada anak antara lain : Kurang energi protein (kwashiorkor, marasmus, marasmik-kwashiorkor), MALNUTRISI VITAMIN, MINERAL, Obesitas
  • 13.
  • 14.
  • 15. Cara Perhitungan Diagnosis • Klinik: anamnesis (terutama anamnesis makanan, tumbuh kembang, serta penyakit yang pernah diderita) dan pemeriksaan fisik (tanda-tanda malnutrisi dan berbagai defisiensi vitamin) • Laboratorik: terutama Hb, albumin, serum ferritin • Anthropometrik: BB/U (berat badan menurut umur), TB/U (tinggi badan menurut umur), LLA/U (lingkar lengan atas menurut umur), BB/TB (berat badan menurut tinggi badan), LLA/TB (lingkar lengan atas menurut tinggi badan) • Analisis diet Klasifikasi: • a) KEP ringan : 80-90% BB ideal terhadap TB (WHO-CDC • b) KEP sedang : 70-80% BB ideal terhadap TB (WHO-CDC) • c) KEP berat : KURANG dr 70% BB ideal terhadap TB (WHO-CDC).
  • 16. Jenis Malnutrisi • DIAGNOSIS OBESITAS melalui perhitungana BMI atau IMT (indeks Masa Tubuh) • Terdapat perbedaan perhitungan BMI dewasa dg Balita atau Anak-anak • WHO mendefinisikan seorang dewasa yang memiliki BMI 1. antara 25 dan 29.9 sebagai kelebihan berat badan 2. BMI 30 atau lebih tinggi dianggap obesitas. 3. Apabila BMI di bawah 18,5 dianggap berat badan kurang, 4. dan antara 18,5-24,9 berat badan yang sehat. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyatakan bahwa ada tingkatan level anak-anak untuk menghitung BMI berdasarkan grafiknya, yaitu: Pada persentil 85 dan selebihnya, anak-anak dinyatakan risiko overweight Pada persentil 95 atau lebih, anak-anak dinyatakan overweight.
  • 17. Epidemiologi Malnutrisi • Gizi buruk dan gizi kurang merupakan masalah yang serius, terutama di negara – negara berkembang Posyandu, puskesmas, RS Info frekuensi, distribusi dan penyebab malnutrisi dan juga kematian yang diakibatkannya
  • 18. Epidemiologi Malnutrisi Malnutrisi Lokasi Waktu Populasi Status Gizi Gizi baik Gizi kurang Gizi buruk
  • 19. Epidemiologi Malnutrisi PREVALENSI GIZI KURANG (berdasarkan BB/U) • 1989  31% • 2007  18,4% • 2010  17,9% • TARGET 2015  15% PREVALENSI GIZI BURUK (berdasarkan BB/U) • 1989  6,3% • 1992  7,2% • 1995  11,6% • 1998  10,1% • 1999  8,1 % • 2001  6,3 % • 2002  8,0% • 2003  8,15% • 2007  5,4% • 2010  4,9% • TARGET 2015  3,5%
  • 20. Faktor Resiko yang Berkaitan dengan ECC ECC Frekuensi asupan gula yang berlebihan MALNUTRISI Kurangnya flouride yg didapat OH buruk BOTTLE FEEDING Malam hari
  • 23. Malnutrisi vs ECC • Salah satu tipe malnutrisi  Anemia defisiensi besi.  Biasanya diikuti pula dengan kurangnya nutrisi seperti zat besi, asam folat, tembaga, vitamins A, B, C, and E • ADB  mempengaruhi imunitas seluler  ketidakseimbangan fungsi kelenjar saliva  sekresi saliva berkurang  kapasitas buffer turun
  • 24. Malnutrisi vs ECC • Supplement besi  menurunkan kolonisai bakteri dan pembentukan biofilm. • Suplemen besi dapat memutar balikan proses karies dan menurunkan insidensi karies • Dengan mencegah anemia dengan komsumsi suplemen besi  menyelesaikan 2 masalah besar pada kesehatan masyarakat
  • 25. Malnutrisi vs ECC • Defisiensi vitamin A enamel hipoplasia  rentan terhadap caries • Defisiensi vitamin D dan kalsium  hambatan kalsifikasi jaringan keras gigi  gigi rentan terhadap karies
  • 26. Malnutrisi vs ECC • Kelebihan karbohidrat pada usia dini nutrient yang paling mudah difermentasikan oleh bakteri  karies • Kelebihan karbohidrat  asupan nutrient lain berkurang  enamel hipoplasia, salivary hipofunction karies
  • 27. PENINGKATAN KESEHATAN PERLINDUNGAN UMUM TERHADAP PENYAKIT PENEGAKAN DIAGNOSA DINI DAN PENGOBATAN CEPAT PEMBATASAN KECACATAN PEMULIHAN KESEHATAN 5 TINGKAT PENCEGAHAN EEC MENURUT LEAVELL AND CLARK
  • 28. PENINGKATAN KESEHATAN • Memiliki diet yang baik • Memperbaiki gaya hidup • Instruksi kebersihan rongga mulut • Kontrol berkala Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit tertentu • Fluoridasi • Topikal aplikasi antimikrobial agen • imunisasi • Pit dan fissure selant Penegakan diagnosa secara dini dan pengobatan cepat • Mencari kasus sedini mungkin ( case finding) • Melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin Pembatasan kecacatan • Penyempurnaan dan intensifikasi pengobatan lanjutan EEC • Pencegahan terhadap komplikasi EEC • Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang untuk dimungkinkan pengobatan EEC Pemulihan kesehatan • Penyuluhan dan usaha-usaha lanjutan yang harus tetap dilakukan
  • 29. Pencegahan gizi buruk sesuai 5 tingkat pencegahan menurut Leavell & Clark • Umumnya, kekurangan gizi yang disebabkan oleh kurangnya komponen gizi dapat dicegah dengan memberikan diet khusus seperti buah, sayuran, produk susu, minyak, daging dan kacang-kacangan dengan jumlah yang cukup pada waktu yang tepat. • Ada pencegahan primer, pencegahan sekunder dan pencegahan tersier untuk malnutrisi.
  • 30. PENCEGAHAN PRIMER 1. Promosi kesehatan • Pendidikan kesehatan kepada ibu tentang gizi yang baik. • Distribusi suplemen (distribusi zat besi, asam folat dan vitamin). • Penyuluhan / edukasi tentang pentingnya ASI. • Pengembangan makanan sapih dengan harga terjangkau. • Memperbaiki pola makan keluarga. • Pendidikan tentang gizi. • Penerapan KB & pengaturan jarak kelahiran kepada masyarakat. 2. Perlindungan khusus • Diet khusus protein, telur, susu, buah segar. • Imunisasi.
  • 31. PENCEGAHAN SEKUNDER PENCEGAHAN TERSIER Diagnosis dini dan pengobatan yang memadai • Surveilans gizi periodik. • Diagnosis dini dari setiap adanya keterlambatan dalam pertumbuhan. • Diagnosis dini dan pengobatan infeksi termasuk diare. • Mengembangkan program untuk dehidrasi awal anak-anak dengan diare. • Mengembangkan Program pemberian makanan tambahan selama epidemi. Rehabilitasi gizi • Pelayanan rehabilitasi gizi. • Perawatan Rumah Sakit. • Tindak lanjut / follow up kasus.
  • 32. Kesimpulan 1. Kejadian ECC dapat dicegah dan penyebaran karies di dalam mulut dapat dihentikan 2. Malnutrisi dapat disebabkan oleh karena kurangnya asupan makanan atau lebihnya asupan kalori dari kebutuhan sehari-hari 3. Terdapat hubungan antara ECC dan Malnutrisi 4. Terdapat 5 tingkatan program preventif dan promotif untuk mencegah kejadian ECC dan Malnutrisi menurut Leavell dan Clark yang dapat diterapkan di Indonesia
  • 33. • Edukasi terhadap orang tua mengenai cara menyikat gigi yang baik dan benar, kebiasaan yg dapat menyebabkan Transmisi Bakteri ibu-anak • Kontrol diet berupa jenis makanan, frekuensi makanan, dan waktu makan • Pemeriksaan rutin berkala setiap 6 bulan sekali PEMBAHASAN KASUS 1. PROMOSI KESEHATAN ECC
  • 34. NB :Pengaplikasikan fluor dengan cara berkumur tidak dianjurkan untuk anak usia 6 tahun kebawah karena dikhawatirkan anak usia tersebut belum dapat berkumur dengan baik dan benar • Aplikasi pit and fissure sealant, • Pemberian fluor baik sistemik dan topikal, serta • aplikasi agen antimikroba topikal 2. Perlindungan umum dan khusus ECC
  • 35. • perawatan pada gigi yang mengalami lesi karies kecil untuk mencegah agar lesi karies tidak bertambah parah dan dalam • perawatan pulpa pada gigi dengan lesi karies yang telah mencapai pulpa 3. early diagnosis and prompt treatment dan pembatasan kecacatan ECC
  • 36. • Pembuatan stainless steel crown serta overdenture untuk mengembalikan fungsi pengunyahan dan estetik. 3. REHABILITASI ECC
  • 37. • Pendidikan kesehatan terhadap ibu tentang gizi yang baik, • distribusi suplemen (zat besi, asam folat, dan vitamin), • penyuluhan / edukasi tentang pentingnya ASI, • pengembangan makanan sapih dengan harga terjangkau, • memperbaiki pola makan keluarga, • penerapan KB dan pengaturan jarak kelahiran 1. PROMOSI KESEHATAN MALNUTRISI
  • 38. • imunisasi serta • diet khusus protein, telur, susu, buah segar 2. Perlindungan umum dan khusus MALNUTRISI
  • 39. • upaya diagnosis dini (DETEKSI DINI) • surveilans gizi periodik, diagnosis dini dari setiap adanya keterlambatan pertumbuhan • maupun pengobatan infeksi terhadap diare, program untuk dehidrasi awal pada anak – anak dengan diare, • dan program memberikan makanan tambahan selama epidemi 3. early diagnosis and prompt treatment dan pembatasan kecacatan MALNUTRISI
  • 40. • pelayanan rehabilitasi gizi Baik dari Puskesmas dan perawatan di instalasi gizi di rumah sakit, • serta follow up kasus. 3. REHABILITASI GIZI

Editor's Notes

  1. Lokasi: jarak tempat tinggal ke pusat kesehatan Waktu: satuan hari, bulan, musim, tahun – kapan puncaknya Populasi: data demografis, keadaan gizi, suku bangsa, kebiasaan, keturunan
  2. Biological factors of caries 1) bacteri 2)fermentasi karbo 3) Host factors
  3. Ion besi diendapkan pada permukaan email membentuk lapisan tipis tahan asam dan dapt menyerap kalsium dan fosfor  remineralisasi Ion besi dapat menghambat pertumbuhan s mutans
  4. Ion besi diendapkan pada permukaan email membentuk lapisan tipis tahan asam dan dapt menyerap kalsium dan fosfor  remineralisasi Ion besi dapat menghambat pertumbuhan s mutans
  5. Ion besi diendapkan pada permukaan email membentuk lapisan tipis tahan asam dan dapt menyerap kalsium dan fosfor  remineralisasi Ion besi dapat menghambat pertumbuhan s mutans