SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
AGAR MENDAPAT LEBIH DARI YANG ENGKAU INGINKAN
11 Februari 2009
Mari kita ubah SKK (Sikap, Konsentrasi dan Komitmen)
Pertama : SIKAP
Sikap merupakan kependekan dari SI = EMOSI; KA = TINDAKAN; P = PENDAPAT, IDE
& PERKATAAN.
Keterangan :
Secara sederhana Sikap adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah
terkondisikan. Sebagaimana diungkapkan La Pierre (Azwar, 1995). Secord dan
Backman mendefinisikan sikap sebagai keteraturan tertentu dalam hal perasaan
(afeksi) = emosi; pemikiran (kognisi) = Pendapat/ide; dan predisposisi tindakan
(konasi) = tindakan seseorang terhadap suatu aspek tertentu.
Komponen kognitif = Pendapat; berkaitan dengan kepercayaan seseorang
mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi obyek sikap. Sesuatu yang
telah diyakini akan menjadi suatu stereotipe pada individu tersebut, sehingga
pikirannya selalu terpola. Misalnya, bila individu percaya bahwa mencuri adalah
sesuatu yang buruk maka kepercayaan tersebut akan selalu terpola pada pikirannya.
Komponen afektif = Emosi; menunjuk pada perasaan emosional subyektif
seseorang terhadap suatu obyek. Senang dan tidak senang, gemar dan malas, puas
dan kecewa merupakan emosi yang ada pada seseorang yang terkadang positif atau
negatif.
Komponen konatif = Tindakan; merupakan struktur sikap yang menunjukkan
bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang
dikaitkan dengan obyek sikap yang dihadapinya. (Azwar, 1995)
Apa itu Emosi ? Emosi sebagaimana diungkap Prezz (1999) seorang EQ
organizational consultant dan pengajar senior di Potchefstroom University, Afrika
Selatan, secara tegas mengatakan :
Emosi adalah suatu reaksi tubuh menghadapi situasi tertentu. Sifat dan intensitas
emosi biasanya terkait erat dengan aktivitas kognitif (berpikir) manusia sebagai hasil
persepsi terhadap situasi. Emosi adalah hasil reaksi kognitif terhadap situasi spesifik.
Adapun yang disebut kematangan emosi menurut Hurlock (1990) adalah yang
memiliki:
a. Self Control artinya mampu mengontrol ekspresi emosi yang tidak dapat diterima
secara sosial atau membebaskan diri dari energi fisik dan mental yang tertahan
dengan cara yang dapat diterima secara sosial;
b. Self Understanding artinya memahami berapa banyak kontrol yang dibutuhkan
untuk memuaskan kebutuhannya sesuai dengan harapan masyarakat;
c. Self Critical artinya kemampuan kritis mental. Individu yang matang berusaha
menilai situasi secara kritis sebelum meresponnya, kemudian memutuskan
bagaimana cara bereaksi terhadap situasi tersebut.
Kedua : KONSENTRASI
Konsentrasi terjadi ketika pikiran dan energi bersatu. Dan lebih efektif pada
saat kondisi otak dalam keadaan rileks atau dalam kondisi gelombang Alpa.
Gelombang Alpha merupakan gelombang yang terjadi saat otak bekerja optimal dan
berfungsi sebagai pintu masuk ke alam bawah sadar. Orang yang rileks, melamun
dan berkhayal ada dalam keadaan gelombang Alpha ini.
Otak dengan gelombang Alpha (8 – 13,9 Hz.) mengeluarkan hormon
serotonin dan endorfin sehingga akan merasakan rasa nyaman, tenang dan bahagia.
Kondisi fisiologisnya pun berubah, terutama pembuluh darah terbuka lebar,
detak jantung stabil dan panca indera memiliki kapasitas yang meningkat.
Dengan demikian, pikiran yang tenang akan bersatu dengan kondisi fisik yang
prima dan berenergi sehingga meningkatkan konsentrasi.
Keterangan :
Gelombang Beta (14 – 100 Hz) adalah kondisi terjaga atau sadar penuh dengan
dominasi logika. saat seseorang berada di gelombang ini, otak kiri sedang aktif
digunakan untuk berfikir, konsentrasi dan sebagainya, sehingga gelombangnya
meninggi. Gelombang tinggi ini merangsang otak mengeluarkan hormon kortisol dan
nerofinefrin yang menyebabkan cemas, khawatir, marah dan stress. Akibat
buruknya, beberapa gangguan penyakit mudah datang jika kita terlalu aktif di
gelombang ini.
Gelombang yang lebih rendah dari Beta adalah gelombang Alpha (8 – 13,9 Hz).
Pada Alpha ini terdapat pintu masuk menuju alam bawah sadar, dimana otak bekerja
secara optimal. Orang yang sedang rileks, melamun, atau berhayal gelombangnya
sedang berada pada level ini. Dalam kondisi ini, otak memproduksi hormon
serotonin dan endorfin yang menyebabkan seseorang merasakan rasa nyaman,
tenang dan bahagia. Hormon ini membuat pembuluh darah terbuka lebar, detak
jantung menjadi stabil dan kapasitas indra kita meningkat.
Gelombang selanjutnya adalah Theta (4 – 7,9 Hz). Pancaran frekuensi ini
menunjukkan seseorang sedang dalam kondisi mimpi. Dalam kondisi ini, pikiran
menjadi sangat kreatif dan inspiratif. Seseorang yang berada dalam kondisi ini
berada dalam kondisi khusyuk, rileks yang dalam, ikhlas, perasaan hening, intuisi
muncul. Katanya, di gelombang ini akses ke realitas kuantum akan terasa semakin
nyata.
Frekuensi terendah adalah gelombang Delta (0,1 – 3,9 Hz), dimana seseorang
tertidur pulas tanpa mimpi, tidak sadar, tidak bisa merasakan badan, tidak berfikir.
Bila seseorang tidur dalam keadaan Delta yang stabil, kualitas tidurnya sangat tinggi.
Meski hanya beberapa menit tertidur, ia akan bangun dengan tubuh terasa segar.
Ketiga : KOMITMEN
Komitmen merupakan perwujudan dari usaha keras untuk mewujudkan hasil
terbaik. Usaha keras itu berupa tindakan - tindakan yang diambil untuk menopang
suatu pilihan tindakan tertentu. Sehingga pilihan tindakan itu dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya.
Contoh :
- Memutuskan untuk bersekolah di MTsN berarti harus mengambil beberapa
tindakan yaitu : (1) Rajin belajar baik di rumah maupun di sekolah demi prestasi
yang terbaik; (2) Mematuhi peraturan Madrasah; (3) Disiplin saat datang dan
pulang. Tindakan 1, 2, & 3 disebut komitmen.
- Memutuskan untuk beragama Islam berarti harus mengambil tindakan yaitu : (1)
Melaksanakan segenap kewajiban dari Allah SWT; (2) Melaksanakan sholat lima
waktu; (3) Baik dalam ucapan, amalan dan keyakinan. Tindakan 1,2 dan 3 disebut
komitmen.
Komitmen dapat diumpamakan sebuah kursi. Kursi ditopang oleh empat kayu
penyangga di sisi kanan dan kirinya. Kalau salah satu kayu yang menopang patah,
maka kursi tersebut tidak dapat digunakan. Atau umpama sebuah bangunan yang
memiliki beberapa tiang penyangga, kalau salah satu tiang roboh maka bangunan
lambat laun akan ambruk.
Adapun jika kita ingin merubah pilihan tindakan dengan tindakan yang lain.
Maka untuk merubah pilihan tindakan semula, kita harus meninggalkan komitmen
yang menopang pilihan tindakan sebelumnya. Dan kita pilih tindakan yang lain
dengan ditopang oleh komitmen yang lain pula.
Permasalahan yang muncul adalah tidak selamanya pilihan tindakan itu bisa
diganti dengan pilihan yang lain begitu saja. Hal ini disebabkan oleh biaya, waktu dan
perhatian yang sudah banyak diberikan. Komitmen yang menopang pilihan tindakan
kita itu sudah terlalu banyak sehingga seringkali orang tidak bisa berlalu begitu saja
meninggalkan suatu pilihan. Seperti tidak bisa begitu saja kita mengorbankan untuk
berhenti bersekolah demi kepentingan yang lain. Karena komitmen yang sudah
dibangun untuk bersekolah, seperti membeli buku, sepatu, lama kita belajar, dsb.
tidak bisa begitu saja kita ubah.
Keterangan :
KOMITMEN DAN DE-KOMITMEN
Rizal Panggabean
Pengertian KOMITMEN:
 Pembuatan komitmen adalah proses atau mekanisme yang lumrah terjadi
dalam hidup kita.
 Komitmen adalah langkah atau tindakan yang Anda ambil untuk menopang
suatu pilihan tindakan tertentu, sehingga pilihan tindakan itu dapat kita
jalankan dengan mantap dan sepenuh hati.
Contoh:
1. AIi memutuskan mengikuti kelab sepakbola. Kemudian, ia mengambil
beberapa tindakan seperti (1) rajin mengikuti jadual latihan, (2) membayar
iuran anggota kelab, dan (3) membeli sepatu sepakbola. Tindakan 1, 2, dan 3
adalah tindakan yang diambil untuk menopang pilihan tindakan, yaitu
mengikuti kelab sepakbola. Dengan demikian, tindakan 1, 2, dan 3 adalah
KOMITMEN.
2. Si Cecep memutuskan menjadikan si Dede sebagai pacar pujaan hatinya.
Kemudian, ia mengambil serangkaian tindakan berikut: (1) apel setiap malam
minggu; (2) mengantar dan menjempunya ke tempat kerja; (3) memberikan
hadiah ulang tahun bila harinya tiba; (4) mengajaknya berdarmawisata.
Tindakan 1 – 4 adalah KOMITMEN Cecep terhadap Dede sebagai kekasihnya.
3. Contoh lain yang dapat dibahas: memilih suatu pekerjaan; memilih menjadi
guru madrasah.
Pengertian DE-KOMITMEN
 Kadang-kadang, kita harus melakukan de-komitmen karena kita tidak dapat
lagi melanjutkan pilihan tindakan tertentu dan ingin mengambil pilihan
tindakan yang baru.
 De-komitmen adalah tindakan memutuskan atau menghentikan tindakan
(atau program, kebijakan, dan lembaga) tertentu supaya kita dapat
mengambil pilihan tindakan baru yang berbeda dari pilihan yang lama.
Contoh:
1. Dalamcontoh di atas, Ii perlu menghentikan tindakan 1, 2, dan 3 ketika ia
memutuskan berhenti dari kelab sepakbola.
2. Dalamcontoh, si Cecep harus menghentikan tindakan 1-4 ketika ia, karena
satu dan lain alasan, memutuskan berhenti pacaran dengan si Dede.
3. Dilema atau masalah dalam dekomitmen adalah, seringkali kita tidak bisa
menghentikan suatu pilihan tindakan karena kita telah banyak memberikan
perhatian, tenaga, atau biaya. Dulu banyak negara masih saja punya kavaleri
atau pasukan berkuda walaupun sudah ada motor, tank, sepeda, dan
pesawat udara. Sebab, sudah banyak komitmen di bidang kavaleri yang telah
dilakukan, seperti ada dokter kuda, pabrik makanan kuda, guru/pelatih kuda,
rumah sakit kuda, dan lain-lain. Dengan kata lain, ada kalanya kita sulit
mengubah langkah karena sudah banyak komitmen yang kita lakukan.
Memutuskan pacar seringkali tidak semudah yang kita bayangkan karena
sudah banyak komitmen yang kita lakukan – orang-orang sudah pada tahu,
dan perhatian maupun waktu dan emosi kita sudah banyak kita berikan.

More Related Content

Viewers also liked

Viewers also liked (15)

Remaja agama dan nilai
Remaja agama dan nilaiRemaja agama dan nilai
Remaja agama dan nilai
 
Peran ibu dalam pembangunan
Peran ibu dalam pembangunanPeran ibu dalam pembangunan
Peran ibu dalam pembangunan
 
Wrightwayventure more ns
Wrightwayventure more nsWrightwayventure more ns
Wrightwayventure more ns
 
A WrightWay Venture
A WrightWay VentureA WrightWay Venture
A WrightWay Venture
 
Ngang me ai tong
Ngang me ai tongNgang me ai tong
Ngang me ai tong
 
Dewatering
DewateringDewatering
Dewatering
 
Your age your destiny
Your age your destinyYour age your destiny
Your age your destiny
 
4 MAZING a wrightwayventure 2014-2015
4 MAZING a wrightwayventure  2014-20154 MAZING a wrightwayventure  2014-2015
4 MAZING a wrightwayventure 2014-2015
 
My e portfolio
My e portfolioMy e portfolio
My e portfolio
 
Dampak pembiaran guru
Dampak pembiaran guruDampak pembiaran guru
Dampak pembiaran guru
 
RETURNING STUDENTS SUPPORT GROUP-RSSG
RETURNING STUDENTS SUPPORT GROUP-RSSGRETURNING STUDENTS SUPPORT GROUP-RSSG
RETURNING STUDENTS SUPPORT GROUP-RSSG
 
J. bronchoalveolar lavage
J. bronchoalveolar lavageJ. bronchoalveolar lavage
J. bronchoalveolar lavage
 
amniotic fluid analysis
amniotic fluid analysisamniotic fluid analysis
amniotic fluid analysis
 
gastric fluid analysis
gastric fluid analysisgastric fluid analysis
gastric fluid analysis
 
Report on-the-logic-gates
Report on-the-logic-gatesReport on-the-logic-gates
Report on-the-logic-gates
 

Similar to MENDAPAT LEBIH DARI YANG ENGKAU INGINKAN

Bahan bacaan 4.Berkesadaran penuh.pdf
Bahan bacaan 4.Berkesadaran penuh.pdfBahan bacaan 4.Berkesadaran penuh.pdf
Bahan bacaan 4.Berkesadaran penuh.pdfEmmaMalis
 
Emosi dan Suasana Hati
Emosi dan Suasana HatiEmosi dan Suasana Hati
Emosi dan Suasana HatiYUSRA FERNANDO
 
pptihtpembelajaransosialemosional-230317014446-f95b7f21.pptx
pptihtpembelajaransosialemosional-230317014446-f95b7f21.pptxpptihtpembelajaransosialemosional-230317014446-f95b7f21.pptx
pptihtpembelajaransosialemosional-230317014446-f95b7f21.pptxSuardiSuardi16
 
Teori at shamil 2002
Teori at shamil 2002Teori at shamil 2002
Teori at shamil 2002Shamil Damai
 
PPT IHT Pembelajaran Sosial Emosional.pptx
PPT IHT Pembelajaran Sosial Emosional.pptxPPT IHT Pembelajaran Sosial Emosional.pptx
PPT IHT Pembelajaran Sosial Emosional.pptxBerflyResthaSuwanoto
 
Pengembangan diri 2
Pengembangan diri 2Pengembangan diri 2
Pengembangan diri 2SITI21
 
Pengembangan diri 2
Pengembangan diri 2Pengembangan diri 2
Pengembangan diri 2SITI21
 
Meditasi zikir utk menghilangkan kebiasaan buruk
Meditasi zikir utk menghilangkan kebiasaan burukMeditasi zikir utk menghilangkan kebiasaan buruk
Meditasi zikir utk menghilangkan kebiasaan burukMuhammad Irawan
 
Tahapan persepsi
Tahapan persepsiTahapan persepsi
Tahapan persepsiRatih Aini
 
Emosi_dan_Suasana_Hati(Kelompok 3).pptx
Emosi_dan_Suasana_Hati(Kelompok 3).pptxEmosi_dan_Suasana_Hati(Kelompok 3).pptx
Emosi_dan_Suasana_Hati(Kelompok 3).pptxermasafitri9
 
Mendengarkan dengan empati(empathic listening)
Mendengarkan dengan empati(empathic listening)Mendengarkan dengan empati(empathic listening)
Mendengarkan dengan empati(empathic listening)Bagus Utomo
 
Gejala perasaan
Gejala perasaanGejala perasaan
Gejala perasaanAndi Uli
 
Gejala perasaan
Gejala perasaanGejala perasaan
Gejala perasaanAndi Uli
 

Similar to MENDAPAT LEBIH DARI YANG ENGKAU INGINKAN (20)

Bahan bacaan 4.Berkesadaran penuh.pdf
Bahan bacaan 4.Berkesadaran penuh.pdfBahan bacaan 4.Berkesadaran penuh.pdf
Bahan bacaan 4.Berkesadaran penuh.pdf
 
Emosi
Emosi Emosi
Emosi
 
Emosi dan Suasana Hati
Emosi dan Suasana HatiEmosi dan Suasana Hati
Emosi dan Suasana Hati
 
Bab 4
Bab 4Bab 4
Bab 4
 
pptihtpembelajaransosialemosional-230317014446-f95b7f21.pptx
pptihtpembelajaransosialemosional-230317014446-f95b7f21.pptxpptihtpembelajaransosialemosional-230317014446-f95b7f21.pptx
pptihtpembelajaransosialemosional-230317014446-f95b7f21.pptx
 
Emosi
EmosiEmosi
Emosi
 
Teori at shamil 2002
Teori at shamil 2002Teori at shamil 2002
Teori at shamil 2002
 
Makalah psikologi pendidikan
Makalah psikologi pendidikanMakalah psikologi pendidikan
Makalah psikologi pendidikan
 
Emosional psikologi
Emosional psikologiEmosional psikologi
Emosional psikologi
 
Peran psikologi terhadap pendidikan
Peran psikologi terhadap pendidikanPeran psikologi terhadap pendidikan
Peran psikologi terhadap pendidikan
 
PPT IHT Pembelajaran Sosial Emosional.pptx
PPT IHT Pembelajaran Sosial Emosional.pptxPPT IHT Pembelajaran Sosial Emosional.pptx
PPT IHT Pembelajaran Sosial Emosional.pptx
 
Pengembangan diri 2
Pengembangan diri 2Pengembangan diri 2
Pengembangan diri 2
 
Pengembangan diri 2
Pengembangan diri 2Pengembangan diri 2
Pengembangan diri 2
 
Meditasi zikir utk menghilangkan kebiasaan buruk
Meditasi zikir utk menghilangkan kebiasaan burukMeditasi zikir utk menghilangkan kebiasaan buruk
Meditasi zikir utk menghilangkan kebiasaan buruk
 
Tahapan persepsi
Tahapan persepsiTahapan persepsi
Tahapan persepsi
 
Emosi_dan_Suasana_Hati(Kelompok 3).pptx
Emosi_dan_Suasana_Hati(Kelompok 3).pptxEmosi_dan_Suasana_Hati(Kelompok 3).pptx
Emosi_dan_Suasana_Hati(Kelompok 3).pptx
 
Psikologi Emosi
Psikologi EmosiPsikologi Emosi
Psikologi Emosi
 
Mendengarkan dengan empati(empathic listening)
Mendengarkan dengan empati(empathic listening)Mendengarkan dengan empati(empathic listening)
Mendengarkan dengan empati(empathic listening)
 
Gejala perasaan
Gejala perasaanGejala perasaan
Gejala perasaan
 
Gejala perasaan
Gejala perasaanGejala perasaan
Gejala perasaan
 

More from Agus Gunawan

Coursebook semester4 altarbiyah
Coursebook semester4 altarbiyahCoursebook semester4 altarbiyah
Coursebook semester4 altarbiyahAgus Gunawan
 
Coursebook semester3 altarbiyah
Coursebook semester3 altarbiyahCoursebook semester3 altarbiyah
Coursebook semester3 altarbiyahAgus Gunawan
 
Coursebook semester2 altarbiyah
Coursebook semester2 altarbiyahCoursebook semester2 altarbiyah
Coursebook semester2 altarbiyahAgus Gunawan
 
Course book semester1_altarbyiah
Course book semester1_altarbyiahCourse book semester1_altarbyiah
Course book semester1_altarbyiahAgus Gunawan
 
Coursebook semester4 arabiclanguage
Coursebook semester4 arabiclanguageCoursebook semester4 arabiclanguage
Coursebook semester4 arabiclanguageAgus Gunawan
 
Coursebook semester3 arabiclanguage
Coursebook semester3 arabiclanguageCoursebook semester3 arabiclanguage
Coursebook semester3 arabiclanguageAgus Gunawan
 
Coursebook semester2 arabiclanguage
Coursebook semester2 arabiclanguageCoursebook semester2 arabiclanguage
Coursebook semester2 arabiclanguageAgus Gunawan
 
Course book semester1_arabiclanguage
Course book semester1_arabiclanguageCourse book semester1_arabiclanguage
Course book semester1_arabiclanguageAgus Gunawan
 
Coursebook semester4 seerah
Coursebook semester4 seerahCoursebook semester4 seerah
Coursebook semester4 seerahAgus Gunawan
 
Coursebook semester3 seerah
Coursebook semester3 seerahCoursebook semester3 seerah
Coursebook semester3 seerahAgus Gunawan
 
Coursebook semester2 seerah
Coursebook semester2 seerahCoursebook semester2 seerah
Coursebook semester2 seerahAgus Gunawan
 
Course book semester1_seerah
Course book semester1_seerahCourse book semester1_seerah
Course book semester1_seerahAgus Gunawan
 
Coursebook semester4 alfiqh
Coursebook semester4 alfiqhCoursebook semester4 alfiqh
Coursebook semester4 alfiqhAgus Gunawan
 
Coursebook semester3 fiqh
Coursebook semester3 fiqhCoursebook semester3 fiqh
Coursebook semester3 fiqhAgus Gunawan
 
Coursebook semester2 fiqh
Coursebook semester2 fiqhCoursebook semester2 fiqh
Coursebook semester2 fiqhAgus Gunawan
 
Course book semester1_fiqh
Course book semester1_fiqhCourse book semester1_fiqh
Course book semester1_fiqhAgus Gunawan
 
Coursebook semester4_AlTafseer
Coursebook semester4_AlTafseerCoursebook semester4_AlTafseer
Coursebook semester4_AlTafseerAgus Gunawan
 
Coursebook semester3 altafsir
Coursebook semester3 altafsirCoursebook semester3 altafsir
Coursebook semester3 altafsirAgus Gunawan
 
Coursebook semester2_AlTafsir
Coursebook semester2_AlTafsirCoursebook semester2_AlTafsir
Coursebook semester2_AlTafsirAgus Gunawan
 
Course book semester1_AlTafsir
Course book semester1_AlTafsirCourse book semester1_AlTafsir
Course book semester1_AlTafsirAgus Gunawan
 

More from Agus Gunawan (20)

Coursebook semester4 altarbiyah
Coursebook semester4 altarbiyahCoursebook semester4 altarbiyah
Coursebook semester4 altarbiyah
 
Coursebook semester3 altarbiyah
Coursebook semester3 altarbiyahCoursebook semester3 altarbiyah
Coursebook semester3 altarbiyah
 
Coursebook semester2 altarbiyah
Coursebook semester2 altarbiyahCoursebook semester2 altarbiyah
Coursebook semester2 altarbiyah
 
Course book semester1_altarbyiah
Course book semester1_altarbyiahCourse book semester1_altarbyiah
Course book semester1_altarbyiah
 
Coursebook semester4 arabiclanguage
Coursebook semester4 arabiclanguageCoursebook semester4 arabiclanguage
Coursebook semester4 arabiclanguage
 
Coursebook semester3 arabiclanguage
Coursebook semester3 arabiclanguageCoursebook semester3 arabiclanguage
Coursebook semester3 arabiclanguage
 
Coursebook semester2 arabiclanguage
Coursebook semester2 arabiclanguageCoursebook semester2 arabiclanguage
Coursebook semester2 arabiclanguage
 
Course book semester1_arabiclanguage
Course book semester1_arabiclanguageCourse book semester1_arabiclanguage
Course book semester1_arabiclanguage
 
Coursebook semester4 seerah
Coursebook semester4 seerahCoursebook semester4 seerah
Coursebook semester4 seerah
 
Coursebook semester3 seerah
Coursebook semester3 seerahCoursebook semester3 seerah
Coursebook semester3 seerah
 
Coursebook semester2 seerah
Coursebook semester2 seerahCoursebook semester2 seerah
Coursebook semester2 seerah
 
Course book semester1_seerah
Course book semester1_seerahCourse book semester1_seerah
Course book semester1_seerah
 
Coursebook semester4 alfiqh
Coursebook semester4 alfiqhCoursebook semester4 alfiqh
Coursebook semester4 alfiqh
 
Coursebook semester3 fiqh
Coursebook semester3 fiqhCoursebook semester3 fiqh
Coursebook semester3 fiqh
 
Coursebook semester2 fiqh
Coursebook semester2 fiqhCoursebook semester2 fiqh
Coursebook semester2 fiqh
 
Course book semester1_fiqh
Course book semester1_fiqhCourse book semester1_fiqh
Course book semester1_fiqh
 
Coursebook semester4_AlTafseer
Coursebook semester4_AlTafseerCoursebook semester4_AlTafseer
Coursebook semester4_AlTafseer
 
Coursebook semester3 altafsir
Coursebook semester3 altafsirCoursebook semester3 altafsir
Coursebook semester3 altafsir
 
Coursebook semester2_AlTafsir
Coursebook semester2_AlTafsirCoursebook semester2_AlTafsir
Coursebook semester2_AlTafsir
 
Course book semester1_AlTafsir
Course book semester1_AlTafsirCourse book semester1_AlTafsir
Course book semester1_AlTafsir
 

Recently uploaded

Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 

Recently uploaded (20)

Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 

MENDAPAT LEBIH DARI YANG ENGKAU INGINKAN

  • 1. AGAR MENDAPAT LEBIH DARI YANG ENGKAU INGINKAN 11 Februari 2009 Mari kita ubah SKK (Sikap, Konsentrasi dan Komitmen) Pertama : SIKAP Sikap merupakan kependekan dari SI = EMOSI; KA = TINDAKAN; P = PENDAPAT, IDE & PERKATAAN. Keterangan : Secara sederhana Sikap adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan. Sebagaimana diungkapkan La Pierre (Azwar, 1995). Secord dan Backman mendefinisikan sikap sebagai keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi) = emosi; pemikiran (kognisi) = Pendapat/ide; dan predisposisi tindakan (konasi) = tindakan seseorang terhadap suatu aspek tertentu. Komponen kognitif = Pendapat; berkaitan dengan kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi obyek sikap. Sesuatu yang telah diyakini akan menjadi suatu stereotipe pada individu tersebut, sehingga pikirannya selalu terpola. Misalnya, bila individu percaya bahwa mencuri adalah sesuatu yang buruk maka kepercayaan tersebut akan selalu terpola pada pikirannya. Komponen afektif = Emosi; menunjuk pada perasaan emosional subyektif seseorang terhadap suatu obyek. Senang dan tidak senang, gemar dan malas, puas dan kecewa merupakan emosi yang ada pada seseorang yang terkadang positif atau negatif. Komponen konatif = Tindakan; merupakan struktur sikap yang menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang dikaitkan dengan obyek sikap yang dihadapinya. (Azwar, 1995) Apa itu Emosi ? Emosi sebagaimana diungkap Prezz (1999) seorang EQ organizational consultant dan pengajar senior di Potchefstroom University, Afrika Selatan, secara tegas mengatakan : Emosi adalah suatu reaksi tubuh menghadapi situasi tertentu. Sifat dan intensitas emosi biasanya terkait erat dengan aktivitas kognitif (berpikir) manusia sebagai hasil persepsi terhadap situasi. Emosi adalah hasil reaksi kognitif terhadap situasi spesifik. Adapun yang disebut kematangan emosi menurut Hurlock (1990) adalah yang memiliki:
  • 2. a. Self Control artinya mampu mengontrol ekspresi emosi yang tidak dapat diterima secara sosial atau membebaskan diri dari energi fisik dan mental yang tertahan dengan cara yang dapat diterima secara sosial; b. Self Understanding artinya memahami berapa banyak kontrol yang dibutuhkan untuk memuaskan kebutuhannya sesuai dengan harapan masyarakat; c. Self Critical artinya kemampuan kritis mental. Individu yang matang berusaha menilai situasi secara kritis sebelum meresponnya, kemudian memutuskan bagaimana cara bereaksi terhadap situasi tersebut. Kedua : KONSENTRASI Konsentrasi terjadi ketika pikiran dan energi bersatu. Dan lebih efektif pada saat kondisi otak dalam keadaan rileks atau dalam kondisi gelombang Alpa. Gelombang Alpha merupakan gelombang yang terjadi saat otak bekerja optimal dan berfungsi sebagai pintu masuk ke alam bawah sadar. Orang yang rileks, melamun dan berkhayal ada dalam keadaan gelombang Alpha ini. Otak dengan gelombang Alpha (8 – 13,9 Hz.) mengeluarkan hormon serotonin dan endorfin sehingga akan merasakan rasa nyaman, tenang dan bahagia. Kondisi fisiologisnya pun berubah, terutama pembuluh darah terbuka lebar, detak jantung stabil dan panca indera memiliki kapasitas yang meningkat. Dengan demikian, pikiran yang tenang akan bersatu dengan kondisi fisik yang prima dan berenergi sehingga meningkatkan konsentrasi. Keterangan : Gelombang Beta (14 – 100 Hz) adalah kondisi terjaga atau sadar penuh dengan dominasi logika. saat seseorang berada di gelombang ini, otak kiri sedang aktif digunakan untuk berfikir, konsentrasi dan sebagainya, sehingga gelombangnya meninggi. Gelombang tinggi ini merangsang otak mengeluarkan hormon kortisol dan nerofinefrin yang menyebabkan cemas, khawatir, marah dan stress. Akibat buruknya, beberapa gangguan penyakit mudah datang jika kita terlalu aktif di gelombang ini. Gelombang yang lebih rendah dari Beta adalah gelombang Alpha (8 – 13,9 Hz). Pada Alpha ini terdapat pintu masuk menuju alam bawah sadar, dimana otak bekerja secara optimal. Orang yang sedang rileks, melamun, atau berhayal gelombangnya sedang berada pada level ini. Dalam kondisi ini, otak memproduksi hormon serotonin dan endorfin yang menyebabkan seseorang merasakan rasa nyaman, tenang dan bahagia. Hormon ini membuat pembuluh darah terbuka lebar, detak jantung menjadi stabil dan kapasitas indra kita meningkat.
  • 3. Gelombang selanjutnya adalah Theta (4 – 7,9 Hz). Pancaran frekuensi ini menunjukkan seseorang sedang dalam kondisi mimpi. Dalam kondisi ini, pikiran menjadi sangat kreatif dan inspiratif. Seseorang yang berada dalam kondisi ini berada dalam kondisi khusyuk, rileks yang dalam, ikhlas, perasaan hening, intuisi muncul. Katanya, di gelombang ini akses ke realitas kuantum akan terasa semakin nyata. Frekuensi terendah adalah gelombang Delta (0,1 – 3,9 Hz), dimana seseorang tertidur pulas tanpa mimpi, tidak sadar, tidak bisa merasakan badan, tidak berfikir. Bila seseorang tidur dalam keadaan Delta yang stabil, kualitas tidurnya sangat tinggi. Meski hanya beberapa menit tertidur, ia akan bangun dengan tubuh terasa segar. Ketiga : KOMITMEN Komitmen merupakan perwujudan dari usaha keras untuk mewujudkan hasil terbaik. Usaha keras itu berupa tindakan - tindakan yang diambil untuk menopang suatu pilihan tindakan tertentu. Sehingga pilihan tindakan itu dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Contoh : - Memutuskan untuk bersekolah di MTsN berarti harus mengambil beberapa tindakan yaitu : (1) Rajin belajar baik di rumah maupun di sekolah demi prestasi yang terbaik; (2) Mematuhi peraturan Madrasah; (3) Disiplin saat datang dan pulang. Tindakan 1, 2, & 3 disebut komitmen. - Memutuskan untuk beragama Islam berarti harus mengambil tindakan yaitu : (1) Melaksanakan segenap kewajiban dari Allah SWT; (2) Melaksanakan sholat lima waktu; (3) Baik dalam ucapan, amalan dan keyakinan. Tindakan 1,2 dan 3 disebut komitmen. Komitmen dapat diumpamakan sebuah kursi. Kursi ditopang oleh empat kayu penyangga di sisi kanan dan kirinya. Kalau salah satu kayu yang menopang patah, maka kursi tersebut tidak dapat digunakan. Atau umpama sebuah bangunan yang memiliki beberapa tiang penyangga, kalau salah satu tiang roboh maka bangunan lambat laun akan ambruk. Adapun jika kita ingin merubah pilihan tindakan dengan tindakan yang lain. Maka untuk merubah pilihan tindakan semula, kita harus meninggalkan komitmen yang menopang pilihan tindakan sebelumnya. Dan kita pilih tindakan yang lain dengan ditopang oleh komitmen yang lain pula. Permasalahan yang muncul adalah tidak selamanya pilihan tindakan itu bisa diganti dengan pilihan yang lain begitu saja. Hal ini disebabkan oleh biaya, waktu dan perhatian yang sudah banyak diberikan. Komitmen yang menopang pilihan tindakan
  • 4. kita itu sudah terlalu banyak sehingga seringkali orang tidak bisa berlalu begitu saja meninggalkan suatu pilihan. Seperti tidak bisa begitu saja kita mengorbankan untuk berhenti bersekolah demi kepentingan yang lain. Karena komitmen yang sudah dibangun untuk bersekolah, seperti membeli buku, sepatu, lama kita belajar, dsb. tidak bisa begitu saja kita ubah. Keterangan : KOMITMEN DAN DE-KOMITMEN Rizal Panggabean Pengertian KOMITMEN:  Pembuatan komitmen adalah proses atau mekanisme yang lumrah terjadi dalam hidup kita.  Komitmen adalah langkah atau tindakan yang Anda ambil untuk menopang suatu pilihan tindakan tertentu, sehingga pilihan tindakan itu dapat kita jalankan dengan mantap dan sepenuh hati. Contoh: 1. AIi memutuskan mengikuti kelab sepakbola. Kemudian, ia mengambil beberapa tindakan seperti (1) rajin mengikuti jadual latihan, (2) membayar iuran anggota kelab, dan (3) membeli sepatu sepakbola. Tindakan 1, 2, dan 3 adalah tindakan yang diambil untuk menopang pilihan tindakan, yaitu mengikuti kelab sepakbola. Dengan demikian, tindakan 1, 2, dan 3 adalah KOMITMEN. 2. Si Cecep memutuskan menjadikan si Dede sebagai pacar pujaan hatinya. Kemudian, ia mengambil serangkaian tindakan berikut: (1) apel setiap malam minggu; (2) mengantar dan menjempunya ke tempat kerja; (3) memberikan hadiah ulang tahun bila harinya tiba; (4) mengajaknya berdarmawisata. Tindakan 1 – 4 adalah KOMITMEN Cecep terhadap Dede sebagai kekasihnya. 3. Contoh lain yang dapat dibahas: memilih suatu pekerjaan; memilih menjadi guru madrasah. Pengertian DE-KOMITMEN  Kadang-kadang, kita harus melakukan de-komitmen karena kita tidak dapat lagi melanjutkan pilihan tindakan tertentu dan ingin mengambil pilihan tindakan yang baru.  De-komitmen adalah tindakan memutuskan atau menghentikan tindakan (atau program, kebijakan, dan lembaga) tertentu supaya kita dapat mengambil pilihan tindakan baru yang berbeda dari pilihan yang lama. Contoh:
  • 5. 1. Dalamcontoh di atas, Ii perlu menghentikan tindakan 1, 2, dan 3 ketika ia memutuskan berhenti dari kelab sepakbola. 2. Dalamcontoh, si Cecep harus menghentikan tindakan 1-4 ketika ia, karena satu dan lain alasan, memutuskan berhenti pacaran dengan si Dede. 3. Dilema atau masalah dalam dekomitmen adalah, seringkali kita tidak bisa menghentikan suatu pilihan tindakan karena kita telah banyak memberikan perhatian, tenaga, atau biaya. Dulu banyak negara masih saja punya kavaleri atau pasukan berkuda walaupun sudah ada motor, tank, sepeda, dan pesawat udara. Sebab, sudah banyak komitmen di bidang kavaleri yang telah dilakukan, seperti ada dokter kuda, pabrik makanan kuda, guru/pelatih kuda, rumah sakit kuda, dan lain-lain. Dengan kata lain, ada kalanya kita sulit mengubah langkah karena sudah banyak komitmen yang kita lakukan. Memutuskan pacar seringkali tidak semudah yang kita bayangkan karena sudah banyak komitmen yang kita lakukan – orang-orang sudah pada tahu, dan perhatian maupun waktu dan emosi kita sudah banyak kita berikan.