Dokumen tersebut membahas tentang penanggulangan anemia gizi besi pada remaja putri di Indonesia, mencakup pengertian anemia, situasi anemia di Indonesia yang terutama disebabkan oleh asupan zat besi yang kurang, dampaknya seperti gangguan pertumbuhan dan kehamilan, serta kebijakan dan strategi penanggulangannya seperti pemberian tablet tambah darah dan konseling gizi."
3. PIRAMIDA PENDUDUK INDONESIA
Kelomp
ok
Umur
Laki-
Laki
Peremp
uan
Total
0-4
11.662.36
9
11.016.33
3
22.678.70
2
5 -9
11.974.09
4
11.279.38
6
23.253.48
0
10 - 14
11.662.41
7
11.008.66
4
22.671.08
1
15 - 19
10.614.30
6
10.266.42
8
20.880.73
4
20 - 49
55.161.35
0
54.942.37
6
110.103.7
26
50 +
18.556.37
7
19.497.22
6
38.053.60
3
Jumlah
119.630.9
13
118.010.4
13
237.641.3
26
BALITA-ANAK 0-14TH
68 JT (28%)
PRODUKTIF 149,4 JT
(63%)
LANSIA 21,3JT (9%)
DISTRIBUSI REMAJA
Sumber : SP 2010
Remaja usia 10-
19 tahun
berjumlah
43.551.815 jiwa
yang atau
sekitar 18,2 %
dari total
penduduk di
Indonesia.
4. I. PENGERTIAN ANEMIA
Suatu kondisi rendahnya kadar Hb dibandingkan
dengan kadar normal, yang menunjukkan
kurangnya jumlah sel darah merah yang
bersirkulasi. Akibatnya jumlah oksigen yang
diangkut ke jaringan tubuh berkurang.
5. Klasifikasi Anemia menurut Kelompok Umur
Populasi
Non
Anemia
(mg/dl)
Anemia (mg/dl)
Ringan Sedang Berat
Anak 6 – 59 bulan 11 10,0 – 10,9 7,0 – 9,9 < 7,0
Anak 5 – 11 tahun 11.5 11,0 – 11,4 8,0 – 10,9 < 8,0
Anak 12 – 14 tahun 12 11,0 – 11,9 8,0 – 10,9 < 8,0
Perempuan tidak hamil
(≥ 15 tahun)
12 11,0 – 11,9 8,0 – 10,9 < 8,0
Ibu hamil 11 10,0 – 10,9 7,0 – 9,9 < 7,0
Laki-laki ≥ 15 tahun 13 11,0 – 12,9 8,0 – 10,9 < 8.0
Sumber: WHO, 2011
6. Rencana program gizi 2009 6
Why
Blanket Approach?
* Prev Iron Deficienci =
2.5 x Anemia Deficienci of Iron
* More cost-effective
7. JENIS ANEMIA
Anemia defisiensi Fe : 62,3%
Anemia megaloblastik : 29,0%
Anemia hipoplastik : 8,0%
Anemia hemolitik : 0,7%
ETIOLOGI:
1. Asupan terbatas
2. Absorpsi abnormal
3. Berkurangnya cadangan
4. Kebutuhan meningkat
Jenis 3 : Def Fe, asam folat dan vitamin B12
9. Proporsi Anemia menurut Umur, Jenis
Kelamin dan Tempat Tinggal, 2013
28.1
26.4
18.4
16.9
18.3
20.1
25.0
34.2
46.0
18.4
23.9
20.6
22.8 21.7
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
*) Nilai rujukan menurut WHO/MNH/NHD/MNN/11.1,2011 dan Kemenkes,1999
10. MASALAH GIZI PADA SETIAP SIKLUS KEHIDUPAN
DI INDONESIA
REMAJA DAN
USIA
PRODUKTIF
IBU MENYUSUI
ANAK
SEKOLAH
BAYI DAN
BALITA
LANSIA
IBU HAMIL
- ANEMIA 37.1%
-KEK: 22.4%
-KONSUMSI ENERGI
DAN PROTEIN < 70%
AKG: 70% - 80%
- IMD : 49%
- Pemberian ASI
Eksklusif: 42%
- BBLR : 10.2%
- WASTING: 12.1%
- UNDRWEIGHT: 19.6%
- STUNTING: 37.2%
- OVERWEIGHT: 11.9%
KEK : > 30%
- ANEMIA: > 15%
- KURANG KONSUMSI
SAYUR DAN BUAH: >
90%
- STUNTING: 31% – 35%
- WASTING: 8.9% - 10.1%
- KEGEMUKAN: 1.4% - 2.5%
- USIA PERTAMA KALI MEROKOK : 4.8%
- GIZI LEBIH
- PTM
12. Tanda-tanda Anemia
Kurang nafsu makan
Lesu dan lemah
Cepat lelah
Sering pusing dan
mata berkunang-kunang
• Wajah, terutama kelopak
mata dan bibir tampak pucat
15. POLA KONSUMSI MASYARAKAT
DIDOMINASI PANGAN NABATI (NON HEME)
RENDAHNYA KONSUMI ZAT GIZI MAKRO > 50%
REMAJA (13 – 18 TAHUN)
DEFISIT ENERGI DAN DEFISIT PROTEIN
17. INFEKSI DAN PENYAKIT KRONIS
SERTA PENYEBAB LAINNYA
TBC
KEHILANGAN DARAH AKIBAT INFEKSI PARASIT
(MALARIA)
KEBUTUHAN MENINGKAT KARENA MASA
PERTUMBUHAN
MENSTRUASI
20. AKIBAT LEBIH LANJUT
Remaja Anemia
Akan memperparah anemia saat hamil
Resiko mengalami keguguran
Perdarahan saat melahirkan
Melahirkan Bayi BBLR
Penyebab kematian ibu melahirkan
karena perdarahan : 32 % (profil kes
2012)
21. DAMPAK LANJUT:
Cenderung menjadi dewasa yang pendek
melahirkan bayi yang kecil;
Bayi dg BBLR memiliki risiko tinggi menderita:
PTM (Obesitas, Penyakit Jantung, Hipertensi,
dan Diabetes)
Gangguan kecerdasan prestasi rendah
Pendidikan rendah status ekonomi rendah
Ref: Chandrakant L. The Lancet Series and Indian Perspective
Indian Pediatrics, Volume 45, April 17, 2008.
22. MENIKAH USIA DINI
Remaja rentan terhadap gaya hidup
tidak sehat :
• 22,7% remaja perempuan < 20
tahun mengalami kehamilan di
luar pernikahan
• 74,3% dalam ikatan pernikahan
• 2,9% tidak diketahui .
Studi Jabotabek :
Studi Australian National University &
UI , 2010
Tingginya
umur
kehamilan
pertama di
bawah 20
tahun (
46,7% )
23. Prevalensi anemia pada WUS
tidak hamil
0
5
10
15
20
25
15-24
thn
25-34
thn
35-49
thn
22.9
17.8
20
%
Wanita Usia Subur (WUS) tidak
hamil usia 15-49 tahun
anemia
Riskesdas 2013
Persentase Umur Kawin
Pertama pada Wanita Pernah
Kawin Usia 10-59 tahun
4.8
41.9
33.6
11.5
1.9
0.6
5.7
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
10-14 20-24 30-34 Tdk
menjawab
24. 24
DAMPAK KESEHATAN PADA PERNIKAHAN USIA MUDA
(Kurang dari 20 Tahun)
Kehamilan remaja 4,5 kali berpeluang terjadinya kehamilan risiko tinggi
Preeklamsia 2-5 kali lebih berpeluang terjadi
Kerusakan otak janin dan gangguan tumbuh kembang bayi
akibat kekurangan yodium
Partus macet (“Obstucted Labor”)
Disproporsi panggul dengan kepala janin (“Cephalo pelvic
disproportion”)
Kontraksi rahim tidak optimal
Kelahiran Prematur lebih banyak terjadi pada remaja
Bayi lahir dengan berat lahir rendah (dibawah 2.500 gram)
Risiko kematian saat melahirkan 2 kali lebih besar
Pernikahan anak usia <19 tahun mempunyai risiko 2-8
x ebih besar untuk tertular penyakit menular seksual
Malposisi Janin
Angka kelahiran pada perempuan usia 15-19 tahun ialah
48 per 1000 kelahiran (dari sekitar 4,5 juta bayi
lahir dalam setahun di Indonesia, 2,3 juta berasal
Dari pasangan yang menikah dini
Angka kematian ibu 359 per 100.000 kelahiran hidup
Angka Kematian bayi 32 per 1.000 kelahiran hidup
Sumber Direktorat Bina Kesehatan Ibu Kementerian Kesehatan
Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010
Angka perkawinan
Usia dini masih tinggi :
Kelompok umur 15-19 tahun
46,7 %
Kelompok umur 10-14 tahun
5 %
25. Gizi Ibu yang tidak Optimum menjadi penyebab
utama terjadinya masalah kurang gizi pada anak
Proporsi ibu KEK cukup tinggi,
khususnya pada remaja
Angka BBLR yang tinggi menunjukkan
buruknya gizi ibu sebelum dan saat kehamilan
26. Penyebab Kematian Ibu di Indonesia
Sumber: SKRT 2001
50% kematian
maternal disebabkan
oleh perdarahan &
eklampsia
Penyebab tidak langsung ~ 45% :
Infeksi, a.l : Malaria, TBC, Hepatitis
Penyakit Jantung, Decomp Cordis
Hipertensi
Diabetes Mellitus
Epilepsi
27.
28.
29. Usaha kesehatan sekolah
KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN
NASIONAL, MENTERI KESEHATAN, MENTERI
AGAMA, DAN MENTERI DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA Nomor 1/U/SKB/2003,
Nomor 1067/MENKES/VII/2000, Nomor MA/230
A/2003 Nomor 26 Tahun 2003 Tentang PEMBINAAN
DAN PENGEMBANGAN USAHA KESEHATAN
SEKOLAH
30. Undang-Undang RI Nomor : 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
UU no. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pada pasal 45
tentang UKS ?.
Peraturan Menteeri Pendidikan Nasional Nomor : 25
Tahun 2005 tentang Tugas dan Fungsi
Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani.
Surat Keputusan Bersama Mendiknas, Menkes, menag
dan Mendagri Nomor : 2/P/SKB/2003, Nomor :
MA/230B/2003, Nomor : 445-404 Tahun 2003 Tanggal 23
Juli 2003 Tentang Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah.
32. KEBIJAKAN PROGRAM KESMAS
2017
32
REVITALISASI UKS
Penguatan Kelembagaan TP UKS
Pemberian PMT AS
Penggunaan Rapor Kesehatan
Penguatan SDM Puskesmas
REVITALISASI POS YANDU
Penguatan Kelembagaan POKJANAL
JAMINAN MUTU
PENCATATAN DI BUKU KIA
Penguatan Kader Pos Yandu
PMT Balita
PENUNDAAN USIA PERKAWINAN
Penambahan Puskesmas PKPR
PEMBERIAN TABLET
TAMBAH DARAH
Pendidikan Kespro di Sekolah
KONSELING PRA NIKAH
GP2SP – wanita perkerja
Pemberian Imunisasi dan TTD
Konseling KB Pra marital
KONSELING GIZI
SEIMBANG
JAMINAN MUTU ANC TERPADU
RUMAH TUNGGU KELAHIRAN
PERSALINAN DI FASKES
KONSELING IMD & ASI
EKSKLUSIF
KB Pasca Persalinan
Penyediaan Buku KIA
SKRINING HIPOTIROID KONGENITAL
JAMINAN MUTU KN LENGKAP
KONSELING ASI EKSKLUSIF
PELAYANAN KB PASCA PERSALINAN
Pemberian MP ASI
GERAKAN MASYARAKAT HIDUP
SEHAT
KAMPANYE GIZI NASIONAL
PROMOSI KESEHATAN TEMATIK
PENYEDIAAN AIR BERSIH DAN
STBM/ODF
LOMBA atau PENILAIAN KEGIATAN
PENGUATAN PEMBIAYAAN
PEMBANGUNAN KESEHATAN
DAERAH (DEKON dan DAK)
PENGUATAN MANAJEMEN
PEMBANGUNAN KESEHATAN
DAERAH
HOLISTIK
INTEGRA
TIF
SPASIAL
TEMATIK
PEMBANGUNA
N KESEHATAN
MASYARAKAT
FOKUS
MUTU
PELAY
ANAN
ANUNG utk RETREET KELUARGA SEHAT 2016
34. Pendekatan Program
“Continuum of Care across the Life Cycle”
Pemeriksaan
kehamilan
Persalinan,
nifas &
neonatal Pelayanan
bagi bayi
Pelayanan
bagi balita
Pelayanan
bagi anak
SD
Pelayanan
bagi anak
SMP/A &
remaja
Lansia
Usia
Kerja
•Fe & asam folat
•PMT ibu hamil,
PMTCT, ANC-
Malaria
•TT ibu hamil
•IMD
•Vit K 1 inj
•Imunisasi Hep B • ASI eksklusif
• Imunisasi dasar
lengkap
• Pemberian
makan
• Penanganan
balita sakit
• Pemantauan
tumbuh
kembang
• PMT
•Penjaringan
•BIAS
•UKS
•PMT
• Kespro
remaja/PKPR
• KIE: Gizi
HIV/AIDS,
NAPZA dll
• Fe
• Kespro
remaja/PKPR
• KIE: Gizi
HIV/AIDS,
NAPZA dll
• Fe
• Kes
kerja di
industri,
informa
l
35. 4. Usia sekolah
3.Bayi & Balita
5. Remaja & Usia
produktif
2.Ibu Menyusui
1. Ibu hamil 6. Lansia
Kepada ibu menyusui
Promosi menyusui / ASI
Eksklusif
Konseling Menyusui
Pemantauan pertumbuhan
Suplemen vitamin A
Pemberian garam iodium
PMT / MPASI
Fortifikasi besi dan kegiatan suplementasi
(Taburia)
Zink untuk manajemen diare
Pemberian obat cacing
• Konseling gizi
• Pelayanan gizi
Lansia
• Kespro remaja
• Konseling: Gizi
• Suplementasi Fe
• Penjaringan
• Bln Imunisasi Anak Sekolah
• Upaya Kes Sekolah
• PMT anak sekolah
• Promosi MJAS di sekolah
Suplementasi besi folat
PMT ibu hamil KEK
Penanggulangan kecacingan
Suplemen kalsium
Intervensi Gizi Spesifik
35
35
36. INTERVENSI GIZI SENSITIF
Pengarusutamaan Pembangunan Gizi pada Lintas Sektor
36
Ketahanan
Pangan dan Gizi
Jaminan
Kesehatan
Masyarakat
Penanggulangan
Kemiskinan
Keluarga
Berencana
Air Bersih &
Sanitasi
Remaja
Perempuan
Pendidikan Gizi
Masyarakat
PU
BKKB
N
AGAM
A
DIKBU
D
PP DAN PA
BPJS
BKP/PERTANIAN
SOSIAL
38. Cara Mencegahan dan Penanggulangan Anemia
pada Remaja Putri
A. Pedoman Gizi Seimbang
1. Mengonsumsi aneka ragam pangan
2. Membiasakan perilaku hidup bersih
3. Melakukan aktivitas fisik
4. Memantau Berat Badan (BB) secara teratur untuk mempertahankan berat
badan normal
B. Fortifikasi Makanan
Contoh bahan makanan yang difortifikasi adalah tepung terigu dan beras dengan
zat besi, seng, asam folat, vitamin B1 dan B2.
C. Suplementasi TTD
Pemberian TTD pada rematri dan WUS melalui suplementasi yang mengandung
sekurangnya 60 mg elemental besi dan 400 mcg asam folat.
Pemberian suplementasi ini dilakukan di beberapa tatanan yaitu fasyankes,
institusi pendidikan dan tempat kerja.
39. Terapkan Pola Hidup BerGizi seimbang
1. Piring berisi sajian makanan : makanan pokok, sayuran, lauk-pauk, dan buah-
buahan (porsi seimbang) untuk kebutuhan tubuh;
2. Minum air putih;
3. Batasi gula, garam dan minyak/lemah;
4. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir sebelum makan
43. Cara Pemberian:
REMATRI (12-18 TAHUN) di Inst. Pendidikan:
SE Dirjen Kesmas No.HK.03.03/V/0595/2016 tgl 20 jun 2016
perubahan dari SE No.GK.01.02/V.3/0042/2016 tgl 18 jan 2016.
1 tab/minggu sepanjang tahun di institusi pendidikan
(SMP/SMA atau yang sederajat
WUS (19-49 TAHUN) GP2SP
44.
45.
46.
47. Untuk meningkatkan penyerapan zat besi
sebaiknya TTD dikonsumsi bersama dengan
buah-buahan sumber vit.C dan sumber protein
hewani.
Hindari konsumsi TTD besamaan dengan teh dan
kopi, tablet kalsium dosis tinggi, obat sakit maag
Apabila ingin mengonsumsi makanan dan
minuman yang dapat menghambat penyerapan
zat besi, sebaiknya dilakukan 2 (dua) jam
sebelum atau sesudah mengonsumsi TTD
50. PENUTUP
Pencegahan dan penanggulangan anemia
pada Remantri perlu dilakukan secara
berkesinambungan untuk menciptakan
SDM yang berkualitas
Peningkatan status kesehatan dan gizi
merupakan tanggung jawab bersama antara
orang tua dan keluarga serta perlunya
dukungan dari LP dan LS