Dokumen tersebut membahas tentang kajian produk untuk ibu hamil yang meliputi situasi gizi di Indonesia, masalah gizi pada ibu hamil seperti stunting, wasting, underweight dan anemia, serta kendala dan penanganannya. Dokumen ini juga membahas mengenai questionnaire untuk mendapatkan masukan dari ibu hamil terkait asupan makanan dan minuman selama kehamilan.
4. Masalah Gizi pada Ibu Hamil
Research & Development Department
Research & Development Department
Asuhan keluarga merupakan suatu asuhan yang dititik beratkan pada berbagai masalah dalam satu keluarga, yang mana
masalah - masalah tersebut mereka hadapi karena ketidaktahuan, ketidakmauan, dan ketidakmampuan dalam mengatasi masalah
kesehatan dan kurangnya pengetahuan keluarga tentang masalah kesehatan.
Masalah kesehatan keluarga yang sering ditemui antara lain stunting (pendek/kerdil), underweight (berat kurang), wasting
(kurus), dan anemia pada ibu hamil serta semakin meningkatnya obesitas pada dewasa. Pemenuhan asupan gizi ibu hamil perlu dijaga,
dalam masa kehamilan tentunya bagi para ibu hamil yang mendapatkan gizi seimbang dan baik sehingga diharapkan dapat terhindar
dan mencegah dari risiko kesehatan baik bagi janin dan ibu sendiri.
5. Masalah Gizi pada Ibu Hamil
Research & Development Department
Research & Development Department
MASALAH PENYEBAB RESIKO PENANGGULANGAN
KURANG ENERGI KRONIS
(KEK)
ibu hamil tidak mempunyai cadangan zat
gizi yang adekuat untuk menyediakan
kebutuhan ibu dan janin karena ada
perubahan hormon dan meningkatnya
volume darah untuk pertumbuhan janin.
Bentuk tubuh yang pendek (stunting) atau
kurus (wasting) pada saat dewasa. Suplai
zat gizi pada janin berkurang sehingga
menghambar pertumbuhan dan
perkembangan janin sehingga lahir bayi
dengan berat yang rendah
Konsumsi Tumpeng Gizi Seimbang (TGS)
ditambah Biasakan mengkonsumsi aneka
ragam makanan yang mengandung folat
dan asam folat, kalsium, Vitamin D,
protein, zat besi,
ANEMIA
Jumlah sel darah merah atau konsentrasi
pengangkut oksigen dalam darah (Hb)
tidak mencukupi untuk kebutuhan
fisiologis tubuh. Wanita hamil rentan
mengalami anemia defisiensi zat besi
karena kebutuhan oksigen pada ibu hamil
lebih tinggi
Pada ibu hamil, anemia dapat
menyebabkan berat lahir rendah, kelahiran
Konsumsi Tumpeng Gizi Seimbang (TGS)
ditambah Biasakan mengkonsumsi aneka
ragam makanan yang mengandung folat
dan asam folat, kalsium, Vitamin D,
protein, zat besi,
GANGGUAN AKIBAT
KEKURANGAN YODIUM
(GAKY)
Defisiensi yodium
Kekurangan yodium pada ibu hamil
menyebabkan abortus, lahir mati, kelainan
Batasi mengkonsumi garam
6. Research & Development Department
Research & Development Department
Standar maksimal tingkat stunting menurut WHO adalah dibawah 20% dan
wasting dibawah 5%.
Berdasarkan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, angka stunting
di Indonesia masih 24,4 persen. Artinya, satu dari empat anak Indonesia mengalami
stunting. 7 provinsi yang memiliki angka kejadian atau prevalensi stunting tertinggi,
antara lain Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara,
Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Aceh. 5
dengan jumlah balita stunting terbanyak yakni Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa
Sumatera Utara, serta Banten.
7. Stunting, Wasting dan Underweight
Research & Development Department
Research & Development Department
MASALAH PENGERTIAN PENYEBAB
PENANGGULANGAN
STUNTING
Kondisi kurang gizi di 1000 hari pertama
kehidupan bayi yang berlangsung lama
sehingga menyebabkan perkembangan
otak terhambat, begitu pula tumbuh
kembangnya
Indikasi masalah gizi kronis (KEK) akibat
kekurangan gizi maupun infeksi dalam
jangka waktu yang lama. Ibu hamil tidak
mempunyai cadangan zat gizi yang
adekuat untuk menyediakan kebutuhan
ibu dan janin karena ada perubahan
hormon dan meningkatnya volume darah
untuk pertumbuhan janin.
Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
dilakukan kepada ibu hamil yang
mengalami Kurang Energi Kronik (KEK).
Identifikasi dilakukan dengan cara
mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA) dan
dinyatakan berisiko apabila LILA kurang
dari 23,5 cm.
WASTING
Kondisi ketika berat badan anak menurun
secara cepat, sangat kurang, atau bahkan
berada di bawah rentang normal akan
tetapi tinggi badan terus bertambah.
Menunjukkan indikasi masalah gizi akut
yang sensitif terhadap perubahan secara
cepat seperti wabah penyakit maupun
kelaparan.
Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
dilakukan kepada ibu hamil yang
mengalami Kurang Energi Kronik (KEK).
Identifikasi dilakukan dengan cara
mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA) dan
dinyatakan berisiko apabila LILA kurang
dari 23,5 cm.
UNDERWEIGHT
Kondisi saat berat badan anak berada di
bawah rentang rata-rata atau normal.
Indikasi masalah gizi secara umum. Pemberian Makanan Tambahan Balita
diberikan pada balita kurus usia 6-59
bulan yang indikator Berat Badan (BB)
menurut Panjang Badan (PB)/Tinggi Badan
Badan (TB) kurang dari minus 2 standar
deviasi (<- 2 SD) yang tidak rawat inap dan
dan tidak rawat jalan.
8. Target Intervensi Kemenkes 2021
Research & Development Department
Research & Development Department
Berdasarkan strategi nasional, percepatan penurunan stunting yang
tercantum dalam Peraturan Presiden (Pepres) Nomor 72 tahun 2021,
Kemenkes memiliki target intervensi spesifik yang diantaranya adalah:
1. Ibu hamil kekurangan energi kronis (KEK) mendapatkan tambahan
asupan gizi
2. Ibu mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) minimal 90 tablet
3. Remaja putri mengonsumsi TTD
4. Bayi usia kurang dari 6 bulan mendapatkan ASI eksklusif
5. Anak usia 6-23 bulan mendapatkan ASI
6. Anak balita gizi buruk mendapatkan pelayanan tatalaksana Balita
dipantau pertumbuhan dan perkembangannya
7. Balita gizi kurang mendapar tambahan asupan gizi
8. Anak balita mendapatkan imunisasi dasar lengkap
9. Status Gizi Balita Indonesia SSGI 2021
Dari SSGI 2021 tergambar masih ada 20 provinsi (58,8 persen)
dengan prevalensi tengkes di atas rata-rata nasional,
wilayah Indonesia bagian timur.
Lima provinsi dengan prevalensi tengkes, gizi wasted dan
underweight tertinggi adalah Nusa Tenggara Timur yang
memiliki prevalensi 37,8 persen, diikuti Sulawesi Barat (33,8
persen), Aceh (33,2 persen), Nusa Tenggara Barat (31,4
persen), dan Sulawesi Tenggara (30,2 persen).
Dari 34 provinsi, hanya Provinsi Bali yang masalah gizi anak
balitanya termasuk kategori baik (stunted <20 persen dan
wasted <5 persen). Sementara satu provinsi, yaitu Bengkulu,
termasuk kategori kronis (stunted ≥20 persen dan wasted <5
persen). Adapun 27 provinsi mempunyai masalah gizi kategori
kronis-akut (stunted≥20 persen dan wasted ≥5 persen).
Lima provinsi mempunyai masalah gizi dengan kategori akut
(stunted <20 persen dan wasted ≥5 persen), yaitu Lampung,
Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, dan
Yogyakarta.
Research & Development Department
Research & Development Department
10. Status Gizi Balita Indonesia SSGI 2021
Bentuk makanan tambahan untuk ibu hamil KEK menurut Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 51 Tahun 2016 tentang Standar Produk Suplementasi Gizi adalah
biskuit yang mengandung protein, asam linoleat, karbohidrat, dan diperkaya
11 vitamin dan 7 mineral.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 sebanyak 25.2% ibu
hamil di Indonesia mendapatkan PMT (Pemberian Makanan Tambahan). PMT
dibagikan berupa biskuit program PMT, biskuit lain, susu bubuk, susu cair, bahan
makanan mentah, dan bahan makanan matang. Paling banyak diberikan adalah
biskuit program. Namun pemberian makanan tambahan ini tidak dimanfaatkan
dengan baik oleh sebagian penerima yang terlihat dari data hasil Riskesdas 2018
sebanyak 34,8% penerima PMT yang tidak menghabiskan MT-nya (rasa tidak
enak 23.7%, rasa kurang bervariasi 7.5%, terlalu manis 14.1%, tidak suka
10.2%, ada efek samping 6.8%, lupa 2.7%, dimakan ART lain 18.4%, dan alasan
lainnya 16.6%).
Research & Development Department
Research & Development Department
Sample Makanan Tambahan Ibu Hamil dari Kemenkes Republik Indonesia
12. Research & Development Department
Terms & Condition
Research & Development Department
Syarat Responden
1. Ibu hamil atau Ibu yang baru melahirkan maksimal 2 bulan
2. Berdomisili di Bandung Raya
3. Bersedia untuk menjadi responden
Ketentuan Survey
1. Responden setiap produk sebanyak 10 responden
2. Responden untuk pertanyaan produk untuk ibu hamil akan mendapatkan bingkisan 1 Box Sanusa
Food (Sanusa Ginger/Sanusa Jahe/Habbats Latte)
Ajuan Budget Reward
1. Sanusa Food 10 Box x Rp.28.000 = Rp. 280.000
2. Akomodasi pewawancara Rp. 50.000
13. Research & Development Department
Demografi
Research & Development Department
Penghasilan Jumlah Anak
Usia Kehamilan
Pekerjaan
Usia Responden
14. Research & Development Department
Question
Research & Development Department
1. Di Usia kehamilan berapa bulan bunda mulai sering ngemil?
2. Di Usia kehamilan berapa bulan bunda mulai memperhatikan asupan makanan/minuman?
3. Jenis makanan apa saja yang sering dikonsumsi bunda selama kehamilan?
4. Jenis minuman apa saja yang sering dikonsumsi bunda selama kehamilan?
5. Rasa makanan yang paling disukai di masa kehamilan? (manis, asin, pedas, asam, pahit, gurih, rasa unik lainnya)
6. Rasa minuman yang paling disukai di masa kehamilan? (manis, pedas, asam, pahit (seperti kopi), gurih (seperti susu), rasa unik lainnya)
7. Kendala yang Bunda alami ketika makan/minum semasa hamil seperti apa sih?
8. Hal yang paling bunda khawatirkan dalam mengkonsumsi makanan/minuman selama masa kehamilan?
9. Rangsangan untuk makan/minum itu spontan atau direncanakan?
10. Makanan apa saja sih yang paling bunda inginkan/idamkan ketika hamil? (termasuk yang dipantang)
11. Minuman apa saja sih yang paling bunda inginkan/idamkan ketika hamil? (termasuk yang dipantang)
12. Makanan yang paling bunda inginkan/idamkan ketika hamil (termasuk yang dipantang) yang belum terwujud?
13. Minuman yang paling bunda inginkan/idamkan ketika hamil (termasuk yang dipantang) yang belum terwujud?
14. Kalau boleh tahu, jenis produk seperti apa yang menurut bunda sangat dibutuhkan oleh ibu hamil? (boleh diimajinasikan dan boleh lebih
dari satu)