Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
13, hbl, Leni Anggraeni, Hapzi Ali, Hak atas Kekayaan Intelektual ,Universitas Mercu Buana. 2019
1. MAKALAH
HUKUM BISNIS dan LINGKUNGAN
Hak Atas Kekayaan Intelektual: Hak Merk, Rahasia Dagang, dan Pelanggaran Hak Merk dan
Rahasia Dagang serta Hak Patent
DOSEN : Prof.Dr. Hapzi Ali, CMA
DISUSUN OLEH :
LENI ANGGRAENI 43218010177
UNIVERSITAS MERCU BUANA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
JULI 2019
2. Hak Atas Kekayaan Intelektual
Hak Atas Kekayaan Intelektual adalah hak eksklusif yang diberikan suatu hukum atau
peraturan kepada seseorang atau sekelompok orang atas karya ciptanya. Menurut UU yang telah
disahkan oleh DPR-RI pada tanggal 21 Maret 1997, HaKI adalah hak-hak secara hukum yang
berhubungan dengan permasalahan hasil penemuan dan kreativitas seseorang atau beberapa
orang yang berhubungan dengan perlindungan permasalahan reputasi dalam bidang komersial
(commercial reputation) dan tindakan / jasa dalam bidang komersial (goodwill).
Prinsip-prinsip Hak Kekayaan Intelektual
Prinsip-prinsip Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) adalah sebagai berikut :
1. Prinsip Ekonomi
2. Prinsip Keadilan
3. Prinsip Kebudayaan
4. Prinsip Sosial
Hak Merek
Berdasarkan Undang-undang Nomor 15/2001 pasal 1 ayat 1, hak merek adalah tanda
yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari
unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan
barang atau jasa. Merek merupakan tanda yang digunakan untuk membedakan produk/jasa
tertentu dengan produk/jasa yang sejenis sehingga memiliki nilai jual dari pemberian merek
tersebut. Dengan adanya pembeda dalam setiap produk/jasa sejenis yang ditawarkan, maka para
costumer tentu dapat memilih produk.jasa merek apa yang akan digunakan sesuai dengan
kualitas dari masing-masing produk/jasa tersebut. Merek memiliki beberapa istilah, antara lain :
A. Merek Dagang
Merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh
seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan
dengan barang-barang sejenis lainnya.
B. Merek Jasa
Merek jasa adalah merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang
3. atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan jasa-
jasa sejenis lainnya.
C. Merek Kolektif
Merek Kolektif adalah merek yang digunakan pada barang atau jasa dengan karakteristik
yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara bersama-sama
untuk membedakan dengan barang atau jasa sejenis lainnya.
Rahasia Dagang
Sesuai Pasal 1 Undang-undang Nomor 30 tahun 2000, disebutkan bahwa yang dimaksud
dengan rahasia dagang ialah segala bentuk informasi yang dapat diketahui oleh umum dalam hal
teknologi atau bisnis yang sedang dijalankan, memiliki nilai ekonomi (karena bermanfaat
didalam kegiatan usaha), namun harus dijaga kerahasiaannya oleh pemilik rahasia dagang.
Teknologi atau bisnis yang dimaksud disini dapat berupa metode produksi, metode pengolahan,
metode penjualan, atau informasi lain yang memang memiliki nilai ekonomi. Nilai ekonomi
yang dimaksud disini ialah informasi tersebut bersifat komersil atau dapat meningkatkan
keuntungan secara ekonomis.
Jenis-Jenis Pelanggaran Hak Cipta
Ada beberapa bentuk kegiatan yang dianggap sebagai pelanggaran hak cipta, antara lain
mengutip sebagian atau seluruh ciptaan orang lain yang kemudiaan dimasukkan ke dalam
ciptaannya sendiri (tanpa mencantumkan sumber) sehingga membuat kesan seolah-olah
karyaannya sendiri (disebut dengan plagiarisme), mengambil ciptaan orang lain untuk
diperbanyak tanpa mengubah bentuk maupun isi untuk kemudian diumumkan, dan
memperbanyak ciptaan orang lain dengan sengaja tanpa izin dan dipergunakan untuk
kepentingan komesial.
Adapun batasan-batasan penggunaan, pengambilan, penggandaan, atau pengubahan suatu
ciptaan baik sebagian maupun seluruhnya yang tidak termasuk dalam perbuatan yang melanggar
Hak Cipta bila sumbernya disebutkan secara lengkap untuk kepentingan:
4. 1. pendidikan, penelitian, penulisan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah,
penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah dengan tidak merugikan
kepentingan yang wajar dari Pencipta atau Pemegang Hak Cipta;
2. keamanan serta penyelenggaraan pemerintahan, legislatif, dan peradilan;
3. ceramah yang hanya untuk tujuan pendidikan dan ilmu pengetahuan; atau
4. pertunjukan atau pementasan yang tidak dipungut bayaran dengan ketentuan tidak
merugikan kepentingan yang wajar dari Pencipta.
Implementasi
Pelanggaran hak cipta ini adalah contoh yang paling banyak dan mudah ditemui, baik di
Indonesia maupun luar negeri. Di Indonesia sendiri, penyidik PPNS Direktorat Jenderal Hak
Kekayaan Intelektual sempat melakukan penindakan pelanggaran hak cipta bersama Business
Software Association (BSA) dan Kepolisian di Mall Ambassador dan Ratu Plasa.
Sebelumnya pada tanggal 10 Februari 2012, BSA melakukan pelaporan ke DKJI
mengenai adanya penjualan bebas CD software bajakan di dua pusat perbelanjaan tersebut. Dari
hasil penindakan ini didapatkan 10.000 keping CD sebagai barang bukti. Kerugian dari
pelanggaran ini cukup besar. CD asli dijual dengan harga mencapai Rp1.000.000,00, sedangkan
oknum hanya menjual per keping dengan kisaran harga Rp50.000,00 sampai Rp60.000,00.
Plagiarisme Musik
Sejumlah musisi besar dunia juga tidak luput dari dugaan pelanggaran hak cipta. Ed
Sheeran, seorang penyanyi, penulis lagu, dan produser asal Inggris pernah digugat oleh musisi
lainnya asal Amerika di tahun 2016.
Martin Harrington—penulis lagu dan produser musik—dan Thomas Leonard—penulis
lagu di bawah naungan perusahaan Harrington—menuntut Ed Sheeran sebesar 20 juta dolar atas
lagu berjudul Photograph. Menurut dua musisi yang berbasis di California tersebut, ciptaan Ed
Sheeran tersebut memiliki struktur yang serupa dengan salah satu lagu mereka yang berjudul
Amazing.
Gugatan dilayangkan di Pengadilan Federal Central District California. Photograph
diklaim memiliki 29 nada identik dengan lagu Amazing. Sebagai catatan, lagu Photograph dirilis
pada tahun 2015, sementara Amazing sudah lebih dulu menyapa penikmat musik sejak tahun
5. 2009.
Tren lagu-lagu cover di berbagai platform digital juga berpotensi menimbulkan gugatan
serupa. Kasus antara grup musik Payung Teduh dan penyanyi muda Hanin Dhiya juga sempat
meramaikan publik. Lagu Akad milik Payung Teduh yang laris manis di pasaran dibuat versi
cover oleh Hanin. Merasa tidak ada izin sebelumnya, pihak Payung Teduh lantas membuat
pernyataan terbuka yang menyuarakan kekecewaannya meski tidak menempuh jalur hukum
untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
6. DAFTAR PUSTAKA
dhika augustiiyas, 2012. https://dhiasitsme.wordpress.com/2012/03/31/hak-atas-
kekayaan-intelektual-haki/ (27 Mei 2019)
Hukum123, 2017. https://www.hukum123.com/rahasia-dagang-ruang-lingkup-dan-
contohnya/ (27 Mei 2019)
adminbpl, 2018. https://bplawyers.co.id/2018/01/30/hak-cipta-di-indonesia/ (27 Mei
2019)