2. PENDAHULUAN
• Surat ini dan surat sesudahnya (surat An Naas) diturunkan secara
bersamaan sebagaimana dikatakan oleh Al Baihaqi dalam Dalailin
Nubuwwah. Oleh karena itu, kedua surat ini dinamakan Al
Maw’izatain. Surat ini merupakan surat Makkiyyah (turun sebelum
hijrah) dan ada juga yang mengatakan bahwa surat ini adalah surat
Madaniyyah. Surat ini turun sesudah surat Al Fiil
3. SEBAB TURUNNYA…
• Tatkala Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam disihir oleh orang
Yahudi yang bernama Labid bin Al A’shom di Madinah, Allah
Ta’ala menurunkan Al Maw’izatain (surat Al Falaq dan An
Naas). Lalu Jibril ’alaihis salam meruqyah (membaca kedua
ayat tersebut) kepada Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam.
Berkat izin Allah, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam sembuh.
4.
5. AYAT PERTAMA…
• Yang dimaksud dengan ‘Robbil Falaq’ adalah Allah. Al Falaq berasal dari kata ‘falaqo’ yang
berarti membelah. Dalam ilmu shorof ‘Al Falaq’ bermakna isim maf’ul sifat musyabbahah yang
berarti terbelah
Secara umum ‘Al Falaq’ bermakna segala sesuatu yang muncul/keluar dari yang lainnya. Seperti mata air
yang keluar dari gunung, hujan dari awan, tumbuhan dari tanah, anak dari rahim ibunya. Ini semua
dinamakan ‘Al Falaq
• Ta’awudz (isti’adzah) adalah meminta perlindungan kepada Allah subhanahu wa ta’ala agar terhindar dari
marabahaya
•
6. AYAT PERTAMA…
• Allah juga menyatakan bahwa meminta perlindungan kepada selain Allah
termasuk kesyirikan sebagaimana pada ayat:
• الَج ِ
رِب َونُذوُعَي ِ
سأنِ أ
اْل َنِم ٌلاَج ِ
ر َانَك ُهَّنَأ َو
أمُهُوداَزَف ِن ِجأال َنِم
قاَهَر
“Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta
perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah
bagi mereka rasa takut.” (QS. Al Jin [72] : 6)
7. AYAT KEDUA…
• Ayat ini mencakup seluruh yang Allah ciptakan baik manusia, jin, hewan, benda-benda mati yang dapat
menimbulkan bahaya dan dari kejelekan seluruh makhluk. (Taysir Al Karimir Rahman; Aysarut Tafasir).
• Ibnu Katsir mengatakan bahwa ayat ini berarti berlindung dari kejelekan seluruh makhluk. Tsabit Al Bunani dan
Al Hasan Al Bashri menafsirkan berlindung dari jahannam dan iblis serta keturunannya. (Tafsir Al Qur’an Al
‘Azhim)
• Ayat ini juga mencakup meminta perlindungan pada diri sendiri. Ingatlah, nafsu selalu memerintahkan
pada kejelekan. Allah Ta’ala berfirman,
• يِب َر َم ِحَر اَم َّ
َّلِإ ِوءُّسالِب ٌة َارَّمَ َ
ْل َ
سأفَّنال َّنِإ
• “Karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan,
kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku.” (QS. Yusuf [12] : 53
8. AYAT KEDUA…
• Ayat ini juga mencakup meminta perlindungan pada diri sendiri. Ingatlah, nafsu selalu
memerintahkan pada kejelekan. Allah Ta’ala berfirman,
• َم ِحَر اَم َّ
َّلِإ ِوءُّسالِب ٌةَارَّمَ َ
ْل َ
سأفَّنال َّنِإ
يِبَر
“Karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan,
kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku.” (QS. Yusuf [12] : 53
أنِم ِهللاِب ُذ أوُعَن
ِ
ر أوُرُش
َانِسُفأنَأ
“Aku berlindung kepada Allah dari kejelekan diriku sendiri.” (HR. At Tirmidzi
9. AYAT KETIGA…
• Ghosiq dalam ayat ini adalah Al Lail (malam) dan juga ada yang mengatakan Al Qomar (bulan).
Sedangkan Idza Waqob bermakna apabila masuk (Tafsir Juz ‘Amma, 295; Adhwaul Bayan).
• Mujahid mengatakan bahwa ‘ghosiq’ adalah Al Lail (malam) ketika matahari telah tenggelam
sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari dan Ibnu Abi Najih
• Syaikh Asy Syinqithi mengatakan bahwa pendapat yang kuat adalah tafsiran yang pertama (ghosiq
adalah malam) sebagaimana didukung dengan tafsiran Al Qur’an.
• الليل ِقَسَغ إلى الشمس ِوكُلُدِل الصالة ِمِقَأ
“Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam.” (QS. Al Israa’ [17] : 78)
10. AYAT KEEMPAT….
• Mujahid, Ikrimah, Al Hasan, dan Qotadah mengatakan bahwa yang dimaksudkan
adalah sihir. Mujahid mengatakan, ”Apabila membaca mantera-mantera dan
meniupkan (menyihir) di ikatan tali” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim)
• Dalam ayat ini disebut dengan ’An Nafatsaat’ yaitu tukang sihir wanita. Karena
umumnya yang menjadi tukang sihir adalah wanita. Namun ayat ini juga dapat
mencakup tukang sihir laki-laki dan wanita, jika yang dimaksudkan adalah sifat
dari nufus (jiwa atau ruh) (Ruhul Ma’ani; Tafsir Juz ’Amma, 295)
11. AYAT KEEMPAT….
• Namun perlu diingat bahwa dalam syari’at ini terdapat pula penyembuhan penyakit dengan do’a-
do’a yang disyari’atkan yang dikenal dengan ruqyah. Dari Abu Sa’id, beliau menceritakan bahwa
Jibril pernah mendatangi Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam. Lalu mengatakan,”Ya Muhammad,
apakah engkau merasa sakit?” Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam mengatakan,”Iya”. Kemudian Jibril
meruqyah Nabi dengan mengatakan,
• سأفَن ِلُك ِ
َرش أنِم َيكِذؤأُي ءأىَش ِلُك أنِم َيكِق أرَأ ِ َّ
اَّلل ِمأساِب
ِ َّ
اَّلل ِمأساِب َيكِفأشَي ُ َّ
اَّلل دِساَح ِأنيَع أوَأ
َأ
َيكِق أر
”Bismillah arqika min kulli sya-in yu’dzika, min syarri kulli nafsin aw ’aini hasidin. Allahu yasyfika.
Bismillah arqika [Dengan menyebut nama Allah, aku meruqyahmu dari segala sesuatu yang
menyakitimu, dari kejelekan (kejahatan) setiap jiwa atau ’ain orang yang hasad (dengki). Semoga
Allah menyembuhkanmu. Dengan menyebut nama Allah, aku meruqyahmu].” (HR. Muslim
12. AYAT KELIMA…..
• Hasad adalah berangan-angan hilangnya nikmat yang ada pada orang
lain baik agar pindah kepada diri kita ataupun tidak (Aysarut Tafasir).
Allah menutup surat ini dengan hasad, sebagai peringatan bahayanya
perkara ini. Hasad adalah memusuhi nikmat Allah
• Salah satu dari bentuk hasad adalah ’ain (pandangan hasad). Apabila
seseorang melihat pada orang lain kenikmatan kemudian hatinya
merasa tidak suka, dia menimpakan ’ain (pandangan mata dengan
penuh rasa dengki) pada orang lain
13. AYAT KELIMA…..
• Sebagian Ahli Hikmah mengatakan bahwa hasad itu dapat dilihat dari lima ciri :
Pertama, membenci suatu nikmat yang nampak pada orang lain;
Kedua, murka dengan pembagian nikmat Allah;
Ketiga, bakhil (kikir) dengan karunia Allah, padahal karunia Allah diberikan bagi siapa saja
yang dikehendaki-Nya;
Keempat, tidak mau menolong wali Allah (orang beriman) dan menginginkan hilangnya
nikmat dari mereka;
Kelima, menolong musuhnya yaitu Iblis. (Al Jaami’ liahkamil Qur’an)
14. JALAN KELUAR AGAR TERBEBAS DARI TIGA
KEJELEKAN (KEJAHATAN) INI?
• bertawakkal pada Allah, yaitu menyerahkan segala urusan kepada
Allah Ta’ala
• membaca wirid-wirid (dzikir-dzikir) yang dapat membentengi dan
menjaga dari segala macam kejelekan. Perlu diingat bahwasanya
kebanyakan manusia dapat terkena sihir, ’ain, dan berbagai
kejelekan lainnya dikarenakan lalai dari dzikir-dzikir