SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Download to read offline
GERAKAN FEMINISME ISLAM
DALAM PERSPEKTIF FATIMAH MERNISSI
Oleh: Widyastini1
Abstract
The purpose of this research is to know the women’s role in
the scope of social life, nation and country. The varieties of
unjustness to women happened in every part of this world. They are
considered as a weak creature, so that oppression always happened
to them. They should act bravely to face those abuses by themselves.
As God creatures, men and women have the same status
before Allah SWT. Instead of their advantages and disadvantages,
they should cooperate and help each other for welfare and peaceful
society.
The frequently of unjustness conduct or abuse toward
women is a reason why a women movement appeared which was
pioneered by Fatimah Mernissi. This movement aimed to break the
old fashioned tradition society which is not appropriate with the
recent world, namely Islamic feminism movement. It is an Islamic
Women movement which try to get the same conduct betwen women
and men in the boundary of Islam tenet.
Based on the result of the analyzed research a conclusion
can be drawn: Fatimah Mernissi’s Islamic Feminism Movement
contradicted with Islam tenets either in Ijtihad, As Sunnah and Holy
Koran.
Keywords: Fatimah Mernissi, Islamic feminism movement
A. Pendahuluan
Wanita sebagai bahan pembicaraan selalu saja menarik
perhatian, apalagi berkaitan dengan masalah pergerakan kaum
wanita di manapun berada, tidak pernah berhenti dan tidak habis
dimakan waktu. Wanita dari masa ke masa senantiasa menjadi
kelinci percobaan, sehingga mau tidak mau mereka terus berusaha
dan berupaya agar tidak dijadikan bahan tertawaan dan
pergunjingan kaum pria.
1
Dosen Fakultas Filsafat UGM.
Jurnal Filsafat Vol.18, Nomor 1, April 2008
60
Kaum pria merasa memiliki kelebihan dibandingkan kaum
wanita, namun perlu diingat bahwa antara pria dan wanita sudah
pasti terdapat kekurangan sebagai hamba Allah SWT, maka baik
pria maupun wanita sama-sama mempunyai kedudukan sebagai
makhluk Allah SWT yang saling membutuhkan satu sama lain.
Islam telah dikenal sebagai agama rahmatan lil’alamin, hal ini
sebagaimana terdapat dalam firman Allah surat Al Anbiya ayat 107,
yang artinya: “Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk
menjadi rahmat bagi sekalian alam” (Suryana dan A.Toto, 1997:
213).
Ayat tersebut di atas memberi penegasan bahwa Allah SWT
dalam melimpahkan kasih sayang (rahmatNya) kepada alam secara
keseluruhan, termasuk di dalamnya kepada kaum wanita, tentunya
tidak akan berbeda jauh, sebagaimana Allah SWT memberi rahmat
kepada kaum pria. Hal ini dipertegas dalam firman Allah Al Qur’an
surat At taubah ayat 71, yang artinya: “Dan orang-orang yang
beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka adalah menjadi
penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh mengerjakan
yang ma’ruf, mencegad dari yang mungkar, mendirikan shalat,
menunaikan zakat dan taat kepada Allah dan rasulNya. Mereka itu
akan diberi rahmat oleh Allah, sesungguhnya Allah Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana” (Al Mush-haf, 1419 H: 291).
Kaum pria dan wanita dalam ayat tersebut memiliki peranan
yang sama di hadapan Allah SWT, kedua-duanya sama-sama
sebagai makhluk dan hamba Allah, sehingga hak dan kewajiban
yang diberikan sesuai dengan naluri serta kodratnya masing-masing.
Wanita Islam dalam menghadapi perkembangan jaman, tidak
mau ketinggalan dengan kaum pria, di antara salah satu pejuang
wanita yang berasal dari Maroko yaitu Fatimah Mernissi merasa
terpanggil untuk ikut berperan serta memajukan kaumnya agar tidak
tertinggal jauh dengan kaum pria dan berupaya terus agar kaum
wanita diperlakukan secara adil di dalam masyarakat.
Berbagai macam ketidakadilan banyak dirasakan kaum wanita
di belahan dunia manapun, mereka dianggap makhluk yang lemah,
sehingga penindasan terhadap wanita selalu saja terjadi, maka untu
menghadapi hal-hal tersebut dibutuhkan keberanian dari kaum
wanita itu sendiri, hal ini berakibat munculnya Gerakan Feminisme
Islam; yaitu suatu gerakan wanita Islam yang berusaha mewujudkan
perlakuan yang sama diantara pria dan wanita dalam batas-batas
yang sesuai dengan ajaran Islam.
Widyastini, Gerakan Feminisme Islam…
61
B. Islam dan Feminisme
1. Wacana Feminisme dalam Islam
Gerakan Feminisme Islam timbul karena terdapat
ketidakadilan masyarakat dalam memperlakukan wanita.
Feminisme dalam arti luas menunjuk pada setiap orang yang
memiliki kesadaran terhadap hak dan martabat wanita dan berusaha
mencari jalan keluarnya secara benar (Khudori, 2003: 127).
Feminisme dalam konteks teokrasi kontemporer, berarti hak
kaum wanita yang beriman untuk menuntut tanggung jawab secara
penuh dalam memahami ayat-ayat Al Qur’an dan menggugah
klaim-klaim penguasaan keagamaan dalam birokrasi negara yang
tidak dipilih secara demokratis. Islam secara tegas membedakan
dimensi kemanusiaan yang eksklusif dari Nabi Muhammad agar
tidak dicampuradukkan dengan firman Allah SWT, hal ini
berpedoman pada anggapan yang menyatakan bahwa ulama dan
imam itu hanyalah manusia biasa yang tidak lepas dari kesalahan,
hanya Allah yang Maha Benar (Mernissi dan Riffat Hassan, 2000:
110-111).
Wanita di manapun berada mencurahkan tenaga untuk
melestarikan keluarganya, mendidik anak-anak, sedang di luar
rumah tangga wanita memegang peranan dalam usaha mewujudkan
kesejahteraan masyarakat, namun masih dirasakan adanya
ketimpangan dalam pengakuan dan penghargaan terhadap wanita.
Gerakan sosial yang bertujuan jelas untuk meningkatkan kedudukan
dan peranan wanita serta memperjuangkan hak mereka agar lebih
adil; gerakan tersebut baru timbul pada abad ke-18, yaitu di
Perancis (Ihromi, 1995: 30-31).
Perkembangan pemikiran zaman sekarang banyak muncul
suara-suara yang menuntut diadakannya pembaharuan sosial dan
yang paling dominan adalah perbaikan peran wanita. Hal tersebut
merupakan ide yang bagus dan cemerlang asalkan saja masing-
masing pihak, baik pria dan wanita mengerti dan memahami hak
dan kewajibannya (Athibi, 1998: 246). Hak dan peranan wanita
selalu dianggap sebagai problem intelektual dan aktual sepanjang
sejarah. Pada abad ke-18 sampai dengan dewasa ini, muncul
persoalan yang berkaitan dengan penampilan dan kepribadian
wanita. Problem tersebut demikian dominan sehingga pengaruhnya
meluas sampai kepada semua lapisan masyarakat (Musthafa, 2000:
45).
Jurnal Filsafat Vol.18, Nomor 1, April 2008
62
Ajaran Islam secara tegas menjelaskan bahwa pria dan wanita
di hadapan Allah adalah sama kedudukannya, terutama dalam
melakukan perbuatan baik, hal ini sebagaimana tercermin dalam
firman Allah surat An Nahl ayat 97 yang artinya: “Barangsiapa
mengerjakan amal saleh baik pria maupun wanita dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya
kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan
kepada mereka dengan pahala yang lebih dari apa yang telah
mereka kerjakan” (Al Mush-haf, 1949 H: 417).
Ayat tersebut mengandung makna bahwa Allah SWT
memerintahkan umat manusia (tanpa memandang pria atau wanita)
agar selalu berusaha melakukan kebaikan kepada siapa saja,
sehingga dapat mencapai kedudukan yang mulia dan terhormat di
hadapan Allah SWT.
Wanita adalah senjata bermata dua, jika ia baik melaksanakan
tugas pokok dan fungsinya sebagaimana yang telah digariskan,
berarti ia adalah bangunan berkualitas untuk membangun
masyarakat yang Islami, kokoh, dan berakhlaq luhur. Islam secara
serius dan intensif di dalam memberikan perhatian dan
memberdayakan kaum wanita. Mengajar wanita dengan tarbiyah
(pendidikan) dan ri’ayah (pengawasan), memerintahkan untuk
memberikan hak sesuai fitrahnya, hal ini tidak pernah diberikan
oleh satu umat pun di sepanjang sejarah dunia (Mahdi dan As Salbi,
Mustafa Abu Nasr, 2002: XIII).
Keadilan adalah memberikan kepada manusia hak yang harus
diterimanya dan Allah adalah Sang Pencipta yang tidak seorang pun
mempunyai hak atas Nya. Allah telah memberi pada setiap manusia
karakter sesuai dengan tugas yang diinginkan atas makhluk-Nya.
Keadilan pada hakikatnya adalah memberikan manusia kesempatan
bergerak sesuai dengan potensi, hak dan kewajiban serta karakter
mereka. Oleh karena itu, hendaknya diyakini adanya persamaan pria
dan wanita dalam kemanusiaan, namun hal ini tidak berarti
meyakini persamaan keduanya dalam berperanan (Fadhulullah,
2000: 35).
2. Beberapa gerakan feminisme Islam
a. Para feminis Islam dimulai oleh Aisyah Taymuriyah pada tahun
1884-1902 (penulis dan penyair Mesir) dan Zainab Fauwaz dari
Libanon yang berupaya keluar dari lingkungan tradisi dengan
cara berteman dengan wanita lain satu nasib.
Widyastini, Gerakan Feminisme Islam…
63
b. Rokhayat Sakhawat Hussin dan Nazar Sajjad Haidar tidak
setuju dengan ide domestik wanita yang dipublikasikan dengan
melalui cerita fiksi. Keduanya menyusun cerita, novel, artikel
yang di dalamnya terdapat ide tentang pembebasan kaum
wanita. Karya mereka pada akhirnya dijadikan sumber
pemikiran para tokoh feminis Islam yang lain, sebagaimana
halnya Raden Adjeng Kartini (Indonesia) tahun 1879-1904,
Emilie Ruete (Zanzibar, 1844-1924), Tajas Salthanah (Iran) dan
Nabawiyyah Musa (Mesir). Mereka berpandangan bahwa
demikian penting menyusun kembali sistem pendidikan dan
pekerjaan yang cocok bagi kaum wanita.
c. Huda Sya’rawi dari Mesir (1879-1947) berusaha memadukan
antara adat-istiadat dengan ajaran Islam dengan menunjukkan
adanya pengaruh gerakan pembaharuan Islam yang dipelopori
oleh Muhammad Abduh pada abad ke-18 di Mesir. Huda
Sya’rawi mulai karirnya sebagai feminis pada tahun 1909
dengan berusaha mengutamakan faktor kesehatan bagi wanita
dan anak-anak. Lembaga sosial yang didirikan bersifat sekuler
dan merupakan ajang kegiatan bersama kaum wanita Islam
dengan kaum wanita Kristiani. Ia memimpin persatuan feminis I
di dunia Arab pada tahun 1923. Para feminis yang mendapat
pengaruh Marxisme pada abad ke-20 berpandangan bahwa
eksploitasi terhadap kaum wanita merupakan dampak adanya
perbedaan kelas yang didukung oleh ideologi gender dengan
agama. Hal ini berakibat bahwa peranan dan kedudukan gender
yang tidak sama dalam keluarga maupun masyarakat
menjadikan kaum wanita sebagai korban penindasan.
d. Tokoh feminisme Islam kontemporer yaitu Nawal el Saadawi
seorang doktor dan feminis Mesir sosialis. Ia lebih banyak
menekankan permasalaahn kaum wanita di Mesir terutama
berhubungan dengan aspek sosial, ekonomi, psikologi bahkan
sampai kepada hal yang sensitif bagi kaum wanita (seks).
e. Riffat Hasan (Pakistan) yang menganalisis tentang sejarah
lahirnya pemikiran wanita dan gender dalam Islam.
f. Assia Djebar, penulis novel dan essay yang berasal dari Aljazair
menyatakan berbagai wujud eksploitasi yang dirasakan kaum
wanita di Aljazair dan berbagai tantangan yang dirasakan oleh
para feminis Aljazair yang hidup di bawah pengaruh
nasionalisme patriarkhat (zakaria/htm).
Jurnal Filsafat Vol.18, Nomor 1, April 2008
64
C. Pemikiran Kefilsafatan Fatimah Mernissi
Fatimah Mernissi lahir di Maroko pada tahun 1940, di kota
Fez (Harem). Ia dibesarkan dalam keluarga yang demikian patuh
berpedoman pada adat dan tradisi yang membedakan antara pria
dan wanita. Perbedaan tersebut digambarkan dalam hak-hak yang
melingkupi dunia pria dan wanita. Pria berhak bebas menikmati
dunia kehidupan di luar rumah, mendengar kabar dan berita,
mengadakan transaksi bisnis, sedangkan kaum wanita sama sekali
tidak memperoleh hak sebagaimana kaum pria.
Fatimah Mernissi menggambarkan keadaan di sekitarnya:
“Gerbang raksasa kami berbentuk lingkungan baru raksasa dengan
pintu berukir membatasi Harem perempuan dan laki-laki asing
pengguna jalanan. Anak-anak boleh keluar dari gerbang itu dengan
izin orangtuanya, tetapi perempuan dewasa tidak diperkenankan”
(Khudori, 2003: 128).
Fatimah Mernissi pada waktu mengenyam pendidikan Al
Qur’an masih demikian muda dan ia telah menerima penjelasan dari
gurunya Lala Tam selaku Kepala sekolah mengatakan bahwa
pendidikan bertujuan untuk mengetahui batas-batas kesucian
(hudud), menjadi muslim bermakna menghargai hudud, dan hal
inilah membuat Fatimah Mernissi ragu-ragu terhadap segala sesuatu
yang ia kerjakan. Ia masih beruntung karena memiliki nenek yang
arif Lala Yasmina namanya, banyak memberi penjelasan dan
menjadikan hatinya lebih tenang.
Fatimah Mernissi memperoleh bimbingan dari neneknya
berupa cerita-cerita sejarah yang berkaitan dengan hidup dan
kehidupan Nabi Muhammad SAW beserta ajaran Islam yang berisi
kasih sayang kepada sesama manusia. Hal inilah yang membuat
Fatimah Mernissi lebih mengetahui dengan mata hatinya aatas adat
istiadat masyarakat yang sebagian besar merendahkan harkat dan
martabat kaum wanita; menghadapi hal yang demikian timbullah
semangat yang tidak dapat dibendung lagi untuk segera mengubah
adat-istiadat yang dalam pikirannya dinilai tidak mewujudkan
keadilan (Khudori, 2003: 129).
Pada waktu Fatimah Mernissi menuntut ilmu di sekolah
menengah, ia kembali mendapatkan berbagai macam permasalahan
yang demikian mengecewakan. Guru yang memberikan pelajaran
hadis, menjadikan hatinya terluka, karena terdapat hadis yang
artinya bahwa anjing, keledai dan kaum wanita dapat membatalkan
shalat apabila berjalan di depan orang yang sedang shalat
(mushalli). Ada juga hadis yang menyebutkan bahwa apabila satu
Widyastini, Gerakan Feminisme Islam…
65
kepemimpinan diserahkan kepada kaum wanita, maka tunggu saat
kehancurannya. Hadis-hadis yang demikian itulah yang merisaukan
hati Fatimah Mernissi, kemudian ia berpendapat bahwa Nabi
Muhammad SAW tidak akan bersabda seperti itu, karena dia
demikian penyantun kepada kaum wanita, hal ini dapat dibuktikan
pada satu peristiwa ketika sahabat Amr bin Ash bertanya kepada
Nabi SAW, “Wahai Nabi, siapa wanita yang Anda cintai?”, dia
menjawab secara tegas, “Aisyah”.
Berbagai macam pengalaman disertai latar belakang dalam
keluarganya, sebagaimana disebutkan di atas pada akhirnya
berakibat ia memiliki tekad yang bulat dan semangat yang tinggi,
maka Fatimah Mernissi berusaha bangkit untuk memperoleh jalan
keluarnya serta menegakkan kebenaran dan keadilan terutama bagi
kaum wanita (Khudori, 2003: 130). Ia kemudian menuntut ilmu
pada jenjang pendidikan tinggi dalam bidang sosiologi dan politik.
Fatimah Mernissi juga mengadakan penelitian, baik tentang
persoalan gender, pranata sosial dan politik harkat dan martabat
wanita serta lainnya.
D. Analisis Historis terhadap Teks-Teks Agama Fatimah
Mernissi
Dasar pemikiran kefilsafatan Fatimah Mernissi bertumpu
pada usaha untuk memperjelas pengertian tentang dalil-dalil agama,
terutama tentang masalah persamaan hak antara pria dan wanita
agar tetap relevan dalam kehidupan masyarakat yang tradisional
dan modern. Ia dalam hal ini, menggunakan alur pemikiran kritis
dan analisis historis, dengan mengawali pembahasannya dengan
berbagai macam pertanyaan:
1. Apakah mungkin Islam mengajarkan perlakuan yang tidak
adil kepada kaum wanita?
2. Apakah mungkin Nabi Muhammad SAW sebagai seorang
rasul yang diketahui demikian baik akhlaqnya sampai hati
bersabda merendahkan harkat dan martabat wanita?
3. Apakah benar adat-istiadat yang mengarah kepada perlakuan
yang tidak adil terhadap wanita berasal dari ajaran Islam?
4. Apakah mungkin terdapat penyimpangan historis sampai
menimbulkan budaya patriarkhat?
Beberapa pertanyaan yang diajukan tersebut membawa
Fatimah Mernissi untuk mengadakan analisis kembali secara
historis dan interpretasi ulang terhadap teks-teks agama (Al-Qur’an
dan Al Hadis). Penelitian historis demikian penting untuk membuka
Jurnal Filsafat Vol.18, Nomor 1, April 2008
66
wacana dari berbagai pertentangan pendapat yang berkisar tentang
persoalan kaum wanita dan akhirnya diperoleh hasil bahwa para
ahli sejarah Islam pada mulanya memberi kesempatan baik kepada
wanita, hal ini sebagaimana terdapat di dalam karya-karya mereka.
Para ahli sejarah tersebut membahas seorang wanita tidak hanya
sebatas kedudukannya sebagai seorang ibu (wanita), namun juga
mempertegas kaum wanita yang berperan aktif dan teman yang
selalu mendampingi dalam berbagai peristiwa penting yang
menciptakan hasil budi daya manusia. Peran serta kaum wanita
diakui dengan secara nyata dan objektif (tidak ditambah atau
dikurangi), baik selaku sahabat Nabi atau pun perawi hadis (Soleh
dan A. Khudori, 2003: 130-131).
Fatimah Mernissi dikenal sebagai salah satu penulis wanita
yang berasal dari Maroko. Dia belajar politik di Universitas
Brandeis di Sorbonne dan berhasil meraih gelar doktor. Ia demikian
tertarik mempelajari Islam dan berusaha mewujudkan dalam
kehidupan modern. Sebuah penelitian yang mendalam tentang
sabda Nabi Muhammad SAW yang terdapat dalam al hadis, ia
mengupas secara tegas beberapa hadis yang di dalamnya
memperlakukan kaum wanita secara tidak adil, ia menyatakan
bahwa Al Qur’an sebagai firman Allah SWT tidak mungkin seperti
itu. Fatimah Mernissi bekerja sebagai dosen di Universitas
Mohamed V dan menjadi peneliti di Universitas di kota Rabat.
E. Gerakan Feminisme Islam menurut Fatimah Mernissi
Gender merupakan salah satu gejala yang ada dalam
masyarakat, hal ini mengandung arti pembagian peran manusia
berdasarkan atas jenis kelamin (pria dan wanita). Permasalahan
gender yang berhubungan dengan perubahan struktur masyarakat
dengan perlakuan yang lebih adil terhadap pria dan wanita
merupakan objek pembahasan di dunia Islam, semenjak permulaan
abad ke-20 (zakaria/htm).
Feminisme sudah dikenal sejak abad ke-19, tetapi belum
tergabung dalam satu ajang pergerakan. Beberapa gerakan wanita
yang dominan di antaranya adalah “Gerakan Pembebasan Wanita”
atau Women’s Liberation (Womens Lib) yang berada di Amerika
Serikat dan mulai dikenal masyarakat dunia pada abad ke-20,
bergerak di bidang sosial dan politik, bertujuan untuk mendapatkan
persamaan hak bagi kaum wanita (Gerakan Mahasiswa
Pembebasan: 2005: 6).
Widyastini, Gerakan Feminisme Islam…
67
Feminisme dengan kata lain merupakan gerakan yang
berjuang menuntut perubahan untuk meraih keadilan dan kebebasan
kaum wanita dalam mengurus kehidupan keluarga, baik di dalam
maupun di luar rumah tangga. Feminisme Islam yang diperjuangkan
oleh Fatimah Mernissi jelas berbeda dengan feminisme yang berasal
dari barat, karena di dalamnya mengandung karakteristik Islami
yang bersumber pada kitab suci Al Qur’an dan sabda Nabi
Muhammad SAW dalam al hadis.
Kesadaran terhadap ketidaktahuan atas ajaran Islam bagi
orang Islam pada awalnya timbul dari kalangan wanita Islam dari
tingkat menengah atas; demikian pula disertai adanya perlakuan
yang tidak adil yang dialami sebagian besar kaum wanita, maka
para pejuang pergerakan wanita ini berupaya menolak tudingan
bahwa Islam adalah agama yang memojokkan kaum wanita.
Feminisme Islam bertujuan positif, karena pergerakan ini akan
berusaha mewujudkan satu masyarakat yang adil, baik bagi kaum
pria maupun wanita dalam berbagai bidang kehidupan sosial
kemasyarakatan. Pergerakan yang diawali oleh perorangan tersebut,
kemudian diikuti timbulnya berbagai organisasi wanita Islam yang
lain, salah satu di antaranya adalah satu lembaga yang berusaha
membuka kesempatan bagi kaum wanita Islam yang ada dalam
sejumlah Negara dengan latar belakang yang berbeda untuk saling
menimba ilmu dan berbagi pengalaman. Lembaga tersebut diadakan
pada tahun 1984 yang dikenal dengan Women Living under Moslem
Law (Kaum wanita yang hidup dalam naungan hukum Islam
(WLML). Lembaga ini dirintis oleh sembilan orang wanita
muslimah dari berbagai macam negara Islam, yaitu: Aljazair,
Bagladesh, Iran, Mauritius, Maghribi, Pakistan dan Sudan
(zakaria/htm).
Gerakan feminisme Islam yang diperjuangkan Fatimah
Mernissi adalah satu usaha untuk mengubah pola kehidupan
masyarakat terutama bagi kaum wanita agar mendapatkan haknya
secara adil sebagaimana terdapat dalam keluarga dan masyarakat
sehingga diperoleh suasana kehidupan, kemajuan pendidikan serta
bidang lain yang dapat dikerjakan oleh kaum wanita. Titik tolak
pemikiran feminisme Fatimah Mernissi mendasarkan atas
pemahaman (penafsiran ulang) terhadap teks-teks keagamaan yang
berupa Al Qur’an maupun Al Hadis (Khudori, 2003: 127).
Fatimah Mernissi mendapati para ahli sejarah Islam pada
mulanya memperlakukan kaum wanita secara baik, hal ini dapat
dibuktikan bahwa sumbangan pemikiran kaum wanita pada waktu
Jurnal Filsafat Vol.18, Nomor 1, April 2008
68
itu diakui secara jelas dan tegas baik sebagai sahabat nabi maupun
penulis hadis, namun pada perkembangan selanjutnya hal tersebut
menjadi berbalik, artinya kaum wanita menjadi kaum yang
dipinggirkan dan diabaikan hak-haknya. Kaum pria mempunyai
kedudukan yang dominan dalam berbagai bidang kehidupan,
terutama berkaitan dengan adanya penafsiran terhadap teks Al
Qur’an dan Al Hadis yang dilakukan oleh kaum pria sehingga kaum
wanita hanya dijadikan sebagai pihak yang harus menerima hasil
penafsiran dan pemahaman tersebut; maka banyak terjadi
kesimpangsiuran pemahaman ayat-ayat Al Qur’an tentang kaum
wanita (Khudori, 2003: 131-132).
Fatimah Mernissi dalam memperjuangkan hak wanita
digerakkan oleh adanya keyakinan yang demikian mendalam
kepada Islam. Islam yang dikaruniakan oleh Allah kepada umat
manusia, bukan Islam sebagaimana diselewengkan dalam gambaran
dan perbuatan manusia yang tidak bertanggung jawab.
Fatimah Mernissi dalam perjuangannya secara khusus
merdasarkan contoh dan teladan Nabi Muhammad SAW sebagai
Rasul dan Nabi terakhir yang tidak mungkin menyimpang dari Al
Qur’an maupun Al Hadist (Mernissi dan Hassan Riffat, 2000: XII).
F. Gugatan Keadilan Gender Fatimah Mernissi
Pada awal perjuangan Islam kaum wanita memperoleh
kedudukan terhormat, namun hal tersebut berjalan hanya sebentar,
karena tahap-tahap selanjutnya kaum wanita makin lama makin
ditepikan. Beberapa gugatan keadilan gender yang diperjuangkan
oleh Fatimah Mernissi meliputi berbagai hal:
1. Kaum wanita dirasakan kurang (sedikit) yang menjadi ahli kitab
suci, padahal dahulu banyak dari kaum wanita yang ahli agama
(Salaf al shalihah) dan juga ahli dalam berbagai bidang ilmu
dan ahli hadis (muhaddisat), hal inilah yang mendukung
terjadinya kekuatan (dominasi) kaum pria dalam meninggikan
kaum wanita dan kembali menempati kedudukan selaku pekerja
di dalam keluarga.
2. Status kaum pria demikian dominan dalam berbagai bidang
kehidupan merupakan dampak yang timbul dari persoalan di
atas, sehingga berakibat kaum pria sebagai pemegang kekuasaan
untuk menafsirkan teks agama yang berupa Al Qur’an maupun
Al hadis, sedangkan wanita hanya selaku penerima dari hasil
penafsiran tersebut. Pendidikan yang dialami oleh kaum wanita
pada akhirnya hanya sekedar sebagai bekal untuk berumah
Widyastini, Gerakan Feminisme Islam…
69
tangga, maka Fatimah Mernissi berpendapat bahwa banyak
terjadi penafsiran yang rancu (tidak jelas) terutama ayat-ayat
yang berkaitan dengan kaum wanita, misal:
Al-Qur’an Surat Muhammad ayat 15, yang artinya:
“Apakah perumpamaan penghuni surga yang dijanjikan kepada
orang-orang yang bertaqwa yang di dalamnya ada sungai-sungai
dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari
air susu yang tiada berubah rasanya, sungai-sungai dari khamr
(arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai
dari madu yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya
segala macam buah-buahan dan ampunan dari Tuhan mereka,
sama dengan orang yang kekal dalam neraka, dan diberi
minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-
motong ususnya” (Al-Qur’an dan Terjemahnya, 1419 H: 832).
Al-Qur’an Surat Al-Waqi’ah ayat 27-28, yang artinya:
“Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan
itu”. “Berada di antara pohon bidara yang tidak berduri” (Al-
Qur’an dan Terjemahnya, 1419 H: 894)
Al-Qur’an Surat Ad-Dukhan ayat 51-54, yang artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam
tempat yang aman, yaitu di dalam taman-taman dan mata air-
mata air; mereka memakai sutera yang halus dan sutera yang
tebal, (duduk) berhadap-hadapan, demikianlah. Dan Kami
berikan mereka bidadari” (Al Qur’an dan Terjemahnya, 1419 H:
812).
3. Peran serta kaum wanita Islam dirasakan demikian kurang atas
pengawasan adanya bahan-bahan sejarah. Bahan sejarah
berjalan dari sistem yang rumit, sehingga banyak terjadi
manipulasi penafsiran terhadap kitab suci Al Qur’an dan al
Hadis. Manipulasi dalam hal ini merupakan ciri khusus para
penguasa masyarakat Islam yang terjadi dari abad ke-7 dan
seterusnya dibutuhkan legitimasi agama, sehingga kekuatan
ekonomi dan politik berupaya untuk memperoleh dukungan teks
kitab suci, maka timbullah hadis-hadis palsu untuk keperluan
golongan tertentu dan kaum prialah pada akhirnya memiliki
Jurnal Filsafat Vol.18, Nomor 1, April 2008
70
kesempatan banyak dalam bidang sosial dan politik (Khudori,
2003: 131-133).
Gugatan keadilan gender Fatimah Mernissi juga berkaitan dengan
hadis-hadis misogini, yaitu hadis yang isinya ketidaksenangan
kepada kaum wanita di antaranya ada 4 macam.
1. Hadis yang berasal dari Al Bukhari dan Abu Barkah:
“Siapa yang menyerahkan urusannya kepada kaum wanita,
maka tidak akan memperoleh kemakmuran”.
2. Hadis yang berasal dari Abu Hurairah:
“Anjing, keledai dan wanita akan membatalkan shalat jika
melintas di antara musalli (orang yang shalat) dan kiblat.
3. Hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah:
“Ada 3 hal yang membawa bencana, yaitu rumah, wanita,
dan kuda”
4. Hadis yang diriwayatkan Abdullah ibn Umar:
“Sepeninggalku kelak, tidak ada penyebab kesulitan yang
lebih fatal bagi pria kecuali wanita”.
“Aku melihat ke sorga dan aku saksikan sebagian besar
penghuninya adalah orang-orang miskin, kemudian aku
lihat neraka, aku saksikan sebagian besar penghuninya
adalah kaum wanita”.
Fatimah Mernissi dalam hal ini berpendapat bahwa perlu adanya
penelitian ulang terhadap kebenaran dan kelengkapan hadis-hadis
tersebut, namun juga perlu ditambah data pribadi sahabat yang
meriwayatkannya, kondisi yang menyertai tujuan periwayatan dari
mata rantai para perawi hadis (Khudori, 2003: 135-136).
G. Evaluasi Kritis terhadap Gerakan Feminisme Islam Fatimah
Mernissi
1. Fatimah Mernissi kurang mantap dalam menguasai buku-buku
standar. Hal ini dapat dilacak dari pernyataan Fatimah Mernissi
bahwa Abu Hurairah adalah satu-satunnya perawi hadis tentang
wanita sebagai pembatal shalat dalam kitab Sahih al Bukhari
dan juga al Bukhari yang tidak memberi masukan tentang
kesalahan yang berasal dari Aisyah, sehingga mempunyai kesan
memperlakukan tidak adil kepada wanita.
2. Hadis tentang wanita sebagai pembatal shalat yang berasal dari
Abu Hurairah ternyata tidak ditemukan di dalam Sahih al
Widyastini, Gerakan Feminisme Islam…
71
Bukhari. Terdapat kurang lebih 13 periwayatan hadis yang di
dalamnya berisi penjelasan tentang hal tersebut, yaitu dalam
kitab as-Sahabab, kitab al-Witr, kitab al Amal fias-Salah, dan
kitab al-Isti’zan. Imam Bukhari justru demikian menghormati
wanita karena menempatkan kaum wanita sejajar dengan
periwayatan hadis. Asqalani (Ahmad Ibnu Ali ibn Hajr) dalam
Syarh Sahih al Bukhari memberikan ilustrasi ada 31 perawi
hadis wanita yang dimasukkan dalam Sahih al-Bukhari, dengan
periwayatan hadis sejumlah 242 hadis.
3. Fatimah Mernissi kurang memahami ilmu-ilmu hadis (ulum al-
hadis), dengan kata lain Fatimah Mernissi tidak memiliki
kemampuan mengoreksi kembali mengapa Al Bukhari tidak
memasukkan hadis yang membantah Aisyah terhadap
kekeliruan riwayat Abu Hurairah tentang 3 perkara yang
membuat bencana, yaitu: kuda, wanita, dan rumah. Mengapa Al
Bukhari menulis hadis lain yang menyatakan bahwa
“Sepeninggalku tidak ada penyebab kesulitan yang lebih fatal
bagi pria kecuali wanita”. Apakah tidak terlintas dalam
pemikiran Fatimah Mernissi untuk melihat kebenaran masing-
masing hadis?
4. Sebuah hadis dapat dipahami maknanya jika pada mulanya
melihat secara langsung kitab Syarhnya (kitab penjelasan) dan
tidak langsung memberikan vonis terhadap makna lahiriahnya,
karena makna berkaitan dengan asbab-al wurud (sebab-sebab
lahirnya hadis).
5. Beberapa pandangan Fatimah Mernissi dapat dikatakan kurang
tepat, karena kurang referensi biografi Abu Hurairah dan Imam
Bukhari dan juga kurang memahami kedudukan kaum wanita
dalam ajaran Islam (Khudori, 2003: 142-146).
H. Penutup
Beberapa poin penting dari uraian mengenai pandangan
feminisme Fatimah Mernissi adalah:
1. Gerakan Feminisme Islam yang diperjuangkan oleh Fatimah
Mernissi pada awalnya merupakan gerakan kaum wanita yang
berupaya agar tidak terjadi perlakuan yang tidak adil
(diskriminasi) terhadap kaum wanita merupakan satu hal yang
perlu mendapat dukungan dan bertujuan positif bagi kemajuan
wanita.
Jurnal Filsafat Vol.18, Nomor 1, April 2008
72
2. Kesetaraan gender antara kaum pria dan wanita dapat
diwujudkan sesuai hak dan kewajiban masing-masing yang
tidak mungkin lepas dari nilai-nilai kodrati yang telah
digariskan oleh Allah SWT sebagaimana terdapat dalam Kitab
Suci Al Qur’an maupun Al Hadis.
3. Fatimah Mernissi sebagai pelopor Gerakan Feminisme Islam
sudah berupaya semaksimal mungkin untuk memperjuangkan
kaum wanita agar dapat bersama-sama dengan kaum pria
menciptakan suasana yang kondusif bagi kemajuan dan
perkembangan umat manusia di berbagai belahan dunia.
4. Islam menempatkan kaum pria dan wanita sesuai dengan
posisinya masing-masing secara benar, tidak ada penindasan
antara satu dengan yang lain, sehingga hak yang diberikan
kepada kaum wanita sama halnya dengan hak yang diberikan
kepada kaum pria yang disertai dengan kewajiban mereka
masing-masing sesuai dengan tuntunan syara’.
5. Kaum pria dan wanita di hadapan Allah adalah sama-sama
sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi; yang
membedakan di antara keduanya tidak lain hanyalah keimanan
dan ketakwaannya saja. Nilai-nilai taqwa merupakan faktor
mutlak yang menentukan nasib seorang makhluk di hadapan
Sang Khalik.
6. Kaum wanita di manapun merea berada, hendaknya senantiasa
berusaha agar bisa mengembangkan dirinya dengan cara
meningkatkan pendidikan dan pengetahuan, sehingga tidak
ketinggalan dengan kaum pria.
7. Kerjasama yang baik di antara kaum pria dan wanita merupakan
satu hal yang perlu diwujudkan, agar tidak terjadi
kesalahpahaman dan salah pengertian di antara keduanya karena
sama-sama menyadari sebagai hamba Allah SWT yang
berkewajiban beribadah kepadaNya.
8. Gerakan Feminisme Islam agar tidak menyimpang jauh dari
ajaran Islam harus berupaya memahami dengan penuh
pengertian dan senantiasa berpegang teguh pada ajaran Islam
sebagaimana terdapat dalam firman-firman Allah SWT (Al
Qur’an), dan sabda Rasulullah SAW di dalam Al Hadist.
-JF-
Widyastini, Gerakan Feminisme Islam…
73
DAFTAR PUSTAKA
Al Istambuli, Mahmud Mahdi, As-Syalbi Mustafa Abu Nasr, 2002,
Wanita-Wanita Sholihah dalam Cahaya Kenabian,
Penerbit Mitra Pustaka, Yogyakarta
Athibi, Ukasyah, 1998, Wanita Mengapa Merosot Akhlaqnya,
Penerbit Gema Insani, Jakarta
Fadhlullah, Sayid Muhammad Husain, 2000, Dunia Wanita dalam
Islam, Penerbit Lentera, Jakarta
Gema Pembebasan, 2005, Wanita Korban Peradaban, Penerbit
HT, Yogyakarta
Ihromi, T.O., 1995, Kajian Wanita dalam Pembangunan,
Penerbit Yayasan Obor Indonesia, Jakarta
Mernissi, Fatimah dan Hassan, Riffat, 2000, Setara di Hadapan
Allah, Penerbit LSPPA, Yogyakarta
Mujjama’ Al Malik Fahd Li Thiba’at Al Mush-haf, 1419 H, Al
Qur’an dan Terjemahnya, Penerbit Asy-Syarif Medinah
Munawwarah, BOX 6262, Kerajaan Sauudi Arabia
Musthafa, Ibnu, 2000, Wanita Islam Menjelang Tahun 2000,
Penerbit Al Bayan, Bandung
Soleh, A. Khudori, 2003, Pemikiran Islam Kontemporer, Penerbit
Jendela, Yogyakarta
Suryana Af., A. Toto, 1997, Pendidikan Agama Islam, Penerbit
Tiga Mutiara, Bandung
Sumber dari internet:
http://www.mernissi.net/Fatima Mernissi’s Website
http://www.amazon.com/exec/obidos/search-handle-form
http://www.google.com/FeminismedalamIslam/Siti Rafmah Zakaria

More Related Content

What's hot

Power Point Filsafat Hubungan Ilmu Metafisika dengan Ontologi
Power Point Filsafat Hubungan Ilmu Metafisika dengan OntologiPower Point Filsafat Hubungan Ilmu Metafisika dengan Ontologi
Power Point Filsafat Hubungan Ilmu Metafisika dengan OntologiArief S
 
Makalah kebudayaan dalam islam
Makalah kebudayaan dalam islamMakalah kebudayaan dalam islam
Makalah kebudayaan dalam islamahmddrmnsyh
 
Peranan Agama dalam Kehidupan Manusia Terbaru.ppt
Peranan Agama dalam Kehidupan Manusia Terbaru.pptPeranan Agama dalam Kehidupan Manusia Terbaru.ppt
Peranan Agama dalam Kehidupan Manusia Terbaru.pptJimatul Arrobi
 
teori asal usul agama
teori asal usul agamateori asal usul agama
teori asal usul agamamkazree
 
Keutamaan Sedekah.pptx
Keutamaan Sedekah.pptxKeutamaan Sedekah.pptx
Keutamaan Sedekah.pptxpudsaripudin
 
Makalah islam sebagai rahmatan lilalamin
Makalah islam sebagai rahmatan lilalaminMakalah islam sebagai rahmatan lilalamin
Makalah islam sebagai rahmatan lilalaminSeptian Muna Barakati
 
Cara Menghindari Pergaulan Bebas dan Zina dengan Berpakaian Islami
Cara Menghindari Pergaulan Bebas dan Zina dengan Berpakaian IslamiCara Menghindari Pergaulan Bebas dan Zina dengan Berpakaian Islami
Cara Menghindari Pergaulan Bebas dan Zina dengan Berpakaian IslamiMaharani Asmara Putri
 
Bedah plastik dalam perspektif agama
Bedah plastik dalam perspektif agamaBedah plastik dalam perspektif agama
Bedah plastik dalam perspektif agamaAKPER PEMDA INDRAMAYU
 
Kumpulan pidato bahasa arab
Kumpulan pidato bahasa arabKumpulan pidato bahasa arab
Kumpulan pidato bahasa arabAlso Dicky
 
Memahami syirik dalam islam
Memahami syirik dalam islamMemahami syirik dalam islam
Memahami syirik dalam islamhimurawahyu
 
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuan
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuanpowerpoint tentang ilmu dan pengetahuan
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuankikiismayanti
 

What's hot (20)

Power Point Filsafat Hubungan Ilmu Metafisika dengan Ontologi
Power Point Filsafat Hubungan Ilmu Metafisika dengan OntologiPower Point Filsafat Hubungan Ilmu Metafisika dengan Ontologi
Power Point Filsafat Hubungan Ilmu Metafisika dengan Ontologi
 
Makalah kebudayaan dalam islam
Makalah kebudayaan dalam islamMakalah kebudayaan dalam islam
Makalah kebudayaan dalam islam
 
Ngobrolin cantik menurut islam
Ngobrolin cantik menurut islamNgobrolin cantik menurut islam
Ngobrolin cantik menurut islam
 
Ilmu kalam - Khawarij
Ilmu kalam - KhawarijIlmu kalam - Khawarij
Ilmu kalam - Khawarij
 
Peranan Agama dalam Kehidupan Manusia Terbaru.ppt
Peranan Agama dalam Kehidupan Manusia Terbaru.pptPeranan Agama dalam Kehidupan Manusia Terbaru.ppt
Peranan Agama dalam Kehidupan Manusia Terbaru.ppt
 
teori asal usul agama
teori asal usul agamateori asal usul agama
teori asal usul agama
 
Karunia roh kudus
Karunia roh kudusKarunia roh kudus
Karunia roh kudus
 
Keutamaan Sedekah.pptx
Keutamaan Sedekah.pptxKeutamaan Sedekah.pptx
Keutamaan Sedekah.pptx
 
Tugas kel ii (ajaran sesat)
Tugas kel ii (ajaran sesat) Tugas kel ii (ajaran sesat)
Tugas kel ii (ajaran sesat)
 
Karakteristik islam
Karakteristik islamKarakteristik islam
Karakteristik islam
 
Makalah islam sebagai rahmatan lilalamin
Makalah islam sebagai rahmatan lilalaminMakalah islam sebagai rahmatan lilalamin
Makalah islam sebagai rahmatan lilalamin
 
Cara Menghindari Pergaulan Bebas dan Zina dengan Berpakaian Islami
Cara Menghindari Pergaulan Bebas dan Zina dengan Berpakaian IslamiCara Menghindari Pergaulan Bebas dan Zina dengan Berpakaian Islami
Cara Menghindari Pergaulan Bebas dan Zina dengan Berpakaian Islami
 
Bedah plastik dalam perspektif agama
Bedah plastik dalam perspektif agamaBedah plastik dalam perspektif agama
Bedah plastik dalam perspektif agama
 
Ppt aika 3
Ppt aika 3Ppt aika 3
Ppt aika 3
 
Kumpulan pidato bahasa arab
Kumpulan pidato bahasa arabKumpulan pidato bahasa arab
Kumpulan pidato bahasa arab
 
Makalah kelompok 7
Makalah kelompok 7Makalah kelompok 7
Makalah kelompok 7
 
Aliran realisme
Aliran realismeAliran realisme
Aliran realisme
 
Memahami syirik dalam islam
Memahami syirik dalam islamMemahami syirik dalam islam
Memahami syirik dalam islam
 
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuan
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuanpowerpoint tentang ilmu dan pengetahuan
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuan
 
Kedudukan Aqidah
Kedudukan AqidahKedudukan Aqidah
Kedudukan Aqidah
 

Viewers also liked

Azman mubarok 16060484145
Azman mubarok   16060484145Azman mubarok   16060484145
Azman mubarok 16060484145vasha pradana
 
Vasha pradana efendi 16060484121
Vasha pradana efendi 16060484121Vasha pradana efendi 16060484121
Vasha pradana efendi 16060484121vasha pradana
 
Conflict within religion
Conflict within religionConflict within religion
Conflict within religionJessica Clark
 
MANUSIA DAN HISTORISITASNYA MENURUT MARTIN HEIDEGGER
MANUSIA DAN HISTORISITASNYA MENURUT MARTIN HEIDEGGERMANUSIA DAN HISTORISITASNYA MENURUT MARTIN HEIDEGGER
MANUSIA DAN HISTORISITASNYA MENURUT MARTIN HEIDEGGERKuliahMandiri.org
 
Pengantar filsafat,perenungan kefilsafatan
Pengantar filsafat,perenungan kefilsafatan Pengantar filsafat,perenungan kefilsafatan
Pengantar filsafat,perenungan kefilsafatan KuliahMandiri.org
 
Pengantar filsafat-3-pandangan-kefilsafatan
Pengantar filsafat-3-pandangan-kefilsafatanPengantar filsafat-3-pandangan-kefilsafatan
Pengantar filsafat-3-pandangan-kefilsafatanKuliahMandiri.org
 
AKTUALISASI PEMAHAMAN NILAI MENURUT MAX SCHELER BAGI MASA DEPAN BANGSA INDONESIA
AKTUALISASI PEMAHAMAN NILAI MENURUT MAX SCHELER BAGI MASA DEPAN BANGSA INDONESIAAKTUALISASI PEMAHAMAN NILAI MENURUT MAX SCHELER BAGI MASA DEPAN BANGSA INDONESIA
AKTUALISASI PEMAHAMAN NILAI MENURUT MAX SCHELER BAGI MASA DEPAN BANGSA INDONESIAKuliahMandiri.org
 
Penelitian ilmiah-dan-martabat-manusia
Penelitian ilmiah-dan-martabat-manusiaPenelitian ilmiah-dan-martabat-manusia
Penelitian ilmiah-dan-martabat-manusiaKuliahMandiri.org
 

Viewers also liked (16)

Review buku mpki
Review buku mpkiReview buku mpki
Review buku mpki
 
Terapi feminis
Terapi feminisTerapi feminis
Terapi feminis
 
Azman mubarok 16060484145
Azman mubarok   16060484145Azman mubarok   16060484145
Azman mubarok 16060484145
 
Vasha pradana efendi 16060484121
Vasha pradana efendi 16060484121Vasha pradana efendi 16060484121
Vasha pradana efendi 16060484121
 
Conflict within religion
Conflict within religionConflict within religion
Conflict within religion
 
ISBD GENDER
ISBD GENDERISBD GENDER
ISBD GENDER
 
Filsafat perselingkuhan
Filsafat perselingkuhanFilsafat perselingkuhan
Filsafat perselingkuhan
 
menjadi pemimpin sejati
menjadi pemimpin sejatimenjadi pemimpin sejati
menjadi pemimpin sejati
 
MANUSIA DAN HISTORISITASNYA MENURUT MARTIN HEIDEGGER
MANUSIA DAN HISTORISITASNYA MENURUT MARTIN HEIDEGGERMANUSIA DAN HISTORISITASNYA MENURUT MARTIN HEIDEGGER
MANUSIA DAN HISTORISITASNYA MENURUT MARTIN HEIDEGGER
 
Pengantar filsafat,perenungan kefilsafatan
Pengantar filsafat,perenungan kefilsafatan Pengantar filsafat,perenungan kefilsafatan
Pengantar filsafat,perenungan kefilsafatan
 
Dunia dalam-gelembung
Dunia dalam-gelembungDunia dalam-gelembung
Dunia dalam-gelembung
 
Pengantar filsafat-3-pandangan-kefilsafatan
Pengantar filsafat-3-pandangan-kefilsafatanPengantar filsafat-3-pandangan-kefilsafatan
Pengantar filsafat-3-pandangan-kefilsafatan
 
AKTUALISASI PEMAHAMAN NILAI MENURUT MAX SCHELER BAGI MASA DEPAN BANGSA INDONESIA
AKTUALISASI PEMAHAMAN NILAI MENURUT MAX SCHELER BAGI MASA DEPAN BANGSA INDONESIAAKTUALISASI PEMAHAMAN NILAI MENURUT MAX SCHELER BAGI MASA DEPAN BANGSA INDONESIA
AKTUALISASI PEMAHAMAN NILAI MENURUT MAX SCHELER BAGI MASA DEPAN BANGSA INDONESIA
 
Kant
KantKant
Kant
 
Filsafatilmu(1)
Filsafatilmu(1)Filsafatilmu(1)
Filsafatilmu(1)
 
Penelitian ilmiah-dan-martabat-manusia
Penelitian ilmiah-dan-martabat-manusiaPenelitian ilmiah-dan-martabat-manusia
Penelitian ilmiah-dan-martabat-manusia
 

Similar to GERAKAN FEMINISME ISLAM DALAM PERSPEKTIF FATIMAH MERNISSI

Islam, Perempuan, dan Feminisme
Islam, Perempuan, dan FeminismeIslam, Perempuan, dan Feminisme
Islam, Perempuan, dan FeminismeAdiba Qonita
 
31 buletin rabithah-30-april2010-slide
31 buletin rabithah-30-april2010-slide31 buletin rabithah-30-april2010-slide
31 buletin rabithah-30-april2010-slideimuska
 
Korelasi feminisme terhadap krisis moral wanita era milenial
Korelasi feminisme terhadap krisis moral wanita era milenialKorelasi feminisme terhadap krisis moral wanita era milenial
Korelasi feminisme terhadap krisis moral wanita era milenialwidia wati
 
Emansipasi wanita(new)
Emansipasi wanita(new)Emansipasi wanita(new)
Emansipasi wanita(new)Fajar Hidayat
 
Perempuan dan Kohati.pptx
Perempuan dan Kohati.pptxPerempuan dan Kohati.pptx
Perempuan dan Kohati.pptxSyifaAfiah3
 
Konsep FEMINISME dalam fahaman LIBERAL !!
Konsep FEMINISME dalam fahaman LIBERAL !! Konsep FEMINISME dalam fahaman LIBERAL !!
Konsep FEMINISME dalam fahaman LIBERAL !! Ar Rayyan
 
KEPEMIMPINAN DALAM KESETARAAN GENDER.pptx
KEPEMIMPINAN DALAM KESETARAAN GENDER.pptxKEPEMIMPINAN DALAM KESETARAAN GENDER.pptx
KEPEMIMPINAN DALAM KESETARAAN GENDER.pptxMiftah Iqtishoduna
 
Benarkah kartini mengajarkan emansipasi
Benarkah kartini mengajarkan emansipasiBenarkah kartini mengajarkan emansipasi
Benarkah kartini mengajarkan emansipasiLoneli Costaner
 
Makalah Islam, Perempuan, dan Feminisme
Makalah Islam, Perempuan, dan FeminismeMakalah Islam, Perempuan, dan Feminisme
Makalah Islam, Perempuan, dan FeminismeAdiba Qonita
 
JANJI PALSU FEMINISME UNTUK MENYEJAHTERAKAN GENERASI MUDA.docx
JANJI PALSU FEMINISME UNTUK MENYEJAHTERAKAN GENERASI MUDA.docxJANJI PALSU FEMINISME UNTUK MENYEJAHTERAKAN GENERASI MUDA.docx
JANJI PALSU FEMINISME UNTUK MENYEJAHTERAKAN GENERASI MUDA.docxIvannyLeoni1
 
Peran wanita dalam politik islam
Peran wanita dalam politik islamPeran wanita dalam politik islam
Peran wanita dalam politik islammelly lydea
 
Beberapa persoalan perempuan dalam islam
Beberapa persoalan perempuan dalam islamBeberapa persoalan perempuan dalam islam
Beberapa persoalan perempuan dalam islamAgus Muqtafiy
 
Hak hak wanita_ sebuah_tinjauan_sejarah
Hak hak wanita_ sebuah_tinjauan_sejarahHak hak wanita_ sebuah_tinjauan_sejarah
Hak hak wanita_ sebuah_tinjauan_sejarahApip Masykur
 
Hak hak wanita-sebuah tinjauan sejarah
Hak hak wanita-sebuah tinjauan sejarahHak hak wanita-sebuah tinjauan sejarah
Hak hak wanita-sebuah tinjauan sejarahMustakim S.Pd
 
Tugas teologi feminis_olahan
Tugas teologi feminis_olahanTugas teologi feminis_olahan
Tugas teologi feminis_olahanirmafauzii
 
Hia3033 pemikiran islam semasa p.point
Hia3033 pemikiran islam semasa p.pointHia3033 pemikiran islam semasa p.point
Hia3033 pemikiran islam semasa p.pointNur Adawiyah Sofi
 

Similar to GERAKAN FEMINISME ISLAM DALAM PERSPEKTIF FATIMAH MERNISSI (20)

Wanita miftaqurrohman el qudsy
Wanita miftaqurrohman el qudsyWanita miftaqurrohman el qudsy
Wanita miftaqurrohman el qudsy
 
Islam, Perempuan, dan Feminisme
Islam, Perempuan, dan FeminismeIslam, Perempuan, dan Feminisme
Islam, Perempuan, dan Feminisme
 
31 buletin rabithah-30-april2010-slide
31 buletin rabithah-30-april2010-slide31 buletin rabithah-30-april2010-slide
31 buletin rabithah-30-april2010-slide
 
Korelasi feminisme terhadap krisis moral wanita era milenial
Korelasi feminisme terhadap krisis moral wanita era milenialKorelasi feminisme terhadap krisis moral wanita era milenial
Korelasi feminisme terhadap krisis moral wanita era milenial
 
Emansipasi wanita(new)
Emansipasi wanita(new)Emansipasi wanita(new)
Emansipasi wanita(new)
 
Kedudukan wanita
Kedudukan wanitaKedudukan wanita
Kedudukan wanita
 
Perempuan dan Kohati.pptx
Perempuan dan Kohati.pptxPerempuan dan Kohati.pptx
Perempuan dan Kohati.pptx
 
Konsep FEMINISME dalam fahaman LIBERAL !!
Konsep FEMINISME dalam fahaman LIBERAL !! Konsep FEMINISME dalam fahaman LIBERAL !!
Konsep FEMINISME dalam fahaman LIBERAL !!
 
KEPEMIMPINAN DALAM KESETARAAN GENDER.pptx
KEPEMIMPINAN DALAM KESETARAAN GENDER.pptxKEPEMIMPINAN DALAM KESETARAAN GENDER.pptx
KEPEMIMPINAN DALAM KESETARAAN GENDER.pptx
 
Benarkah kartini mengajarkan emansipasi
Benarkah kartini mengajarkan emansipasiBenarkah kartini mengajarkan emansipasi
Benarkah kartini mengajarkan emansipasi
 
Makalah Islam, Perempuan, dan Feminisme
Makalah Islam, Perempuan, dan FeminismeMakalah Islam, Perempuan, dan Feminisme
Makalah Islam, Perempuan, dan Feminisme
 
JANJI PALSU FEMINISME UNTUK MENYEJAHTERAKAN GENERASI MUDA.docx
JANJI PALSU FEMINISME UNTUK MENYEJAHTERAKAN GENERASI MUDA.docxJANJI PALSU FEMINISME UNTUK MENYEJAHTERAKAN GENERASI MUDA.docx
JANJI PALSU FEMINISME UNTUK MENYEJAHTERAKAN GENERASI MUDA.docx
 
Peran wanita dalam politik islam
Peran wanita dalam politik islamPeran wanita dalam politik islam
Peran wanita dalam politik islam
 
Beberapa persoalan perempuan dalam islam
Beberapa persoalan perempuan dalam islamBeberapa persoalan perempuan dalam islam
Beberapa persoalan perempuan dalam islam
 
Hak hak wanita_ sebuah_tinjauan_sejarah
Hak hak wanita_ sebuah_tinjauan_sejarahHak hak wanita_ sebuah_tinjauan_sejarah
Hak hak wanita_ sebuah_tinjauan_sejarah
 
Hak hak wanita-sebuah tinjauan sejarah
Hak hak wanita-sebuah tinjauan sejarahHak hak wanita-sebuah tinjauan sejarah
Hak hak wanita-sebuah tinjauan sejarah
 
TOR
TORTOR
TOR
 
Tugas teologi feminis_olahan
Tugas teologi feminis_olahanTugas teologi feminis_olahan
Tugas teologi feminis_olahan
 
GENDER
GENDER GENDER
GENDER
 
Hia3033 pemikiran islam semasa p.point
Hia3033 pemikiran islam semasa p.pointHia3033 pemikiran islam semasa p.point
Hia3033 pemikiran islam semasa p.point
 

More from KuliahMandiri.org

Ebook tentang manusia reza_aa_wattimena
Ebook tentang manusia reza_aa_wattimenaEbook tentang manusia reza_aa_wattimena
Ebook tentang manusia reza_aa_wattimenaKuliahMandiri.org
 
Bahagia kenapa tidak reza_aa_wattimena
Bahagia kenapa tidak reza_aa_wattimenaBahagia kenapa tidak reza_aa_wattimena
Bahagia kenapa tidak reza_aa_wattimenaKuliahMandiri.org
 
PERSPEKTIF Dari Spiritualitas Hidup sampai dengan Hubungan Antar Bangsa
PERSPEKTIF Dari Spiritualitas Hidup sampai dengan Hubungan Antar BangsaPERSPEKTIF Dari Spiritualitas Hidup sampai dengan Hubungan Antar Bangsa
PERSPEKTIF Dari Spiritualitas Hidup sampai dengan Hubungan Antar BangsaKuliahMandiri.org
 
IDE DAN PRAKSIS NEO-NASIONALISME DALAM MENGHADAPI TANTANGAN GLOBALISASI
IDE DAN PRAKSIS NEO-NASIONALISME DALAM MENGHADAPI TANTANGAN GLOBALISASIIDE DAN PRAKSIS NEO-NASIONALISME DALAM MENGHADAPI TANTANGAN GLOBALISASI
IDE DAN PRAKSIS NEO-NASIONALISME DALAM MENGHADAPI TANTANGAN GLOBALISASIKuliahMandiri.org
 
TINJAUAN FILOSOFIS PROBLEMA PENGELOLAAN SAMPAH
TINJAUAN FILOSOFIS PROBLEMA PENGELOLAAN SAMPAHTINJAUAN FILOSOFIS PROBLEMA PENGELOLAAN SAMPAH
TINJAUAN FILOSOFIS PROBLEMA PENGELOLAAN SAMPAHKuliahMandiri.org
 
KONSEP SEMIOTIK CHARLES JENCKS DALAM ARSITEKTUR POST-MODERN
KONSEP SEMIOTIK CHARLES JENCKS DALAM ARSITEKTUR POST-MODERNKONSEP SEMIOTIK CHARLES JENCKS DALAM ARSITEKTUR POST-MODERN
KONSEP SEMIOTIK CHARLES JENCKS DALAM ARSITEKTUR POST-MODERNKuliahMandiri.org
 
LANDASAN FILOSOFIS MAZHAB HUKUM PROGRESIF: TINJAUAN FILSAFAT ILMU
LANDASAN FILOSOFIS MAZHAB HUKUM PROGRESIF: TINJAUAN FILSAFAT ILMULANDASAN FILOSOFIS MAZHAB HUKUM PROGRESIF: TINJAUAN FILSAFAT ILMU
LANDASAN FILOSOFIS MAZHAB HUKUM PROGRESIF: TINJAUAN FILSAFAT ILMUKuliahMandiri.org
 
Tokoh & aliran dalam Filsafat ilmu Pengetahuan
Tokoh & aliran dalam Filsafat ilmu Pengetahuan  Tokoh & aliran dalam Filsafat ilmu Pengetahuan
Tokoh & aliran dalam Filsafat ilmu Pengetahuan KuliahMandiri.org
 
Filosofi pengelolaan 0lingkungan hidup
Filosofi pengelolaan 0lingkungan hidupFilosofi pengelolaan 0lingkungan hidup
Filosofi pengelolaan 0lingkungan hidupKuliahMandiri.org
 
Pengantar filsafat, ontology
Pengantar filsafat, ontologyPengantar filsafat, ontology
Pengantar filsafat, ontologyKuliahMandiri.org
 
Pengantar filsafat, estetika
Pengantar filsafat, estetikaPengantar filsafat, estetika
Pengantar filsafat, estetikaKuliahMandiri.org
 
Pengantar filsafat,pandangan kefilsafatan
Pengantar filsafat,pandangan kefilsafatanPengantar filsafat,pandangan kefilsafatan
Pengantar filsafat,pandangan kefilsafatanKuliahMandiri.org
 

More from KuliahMandiri.org (20)

Ebook tentang manusia reza_aa_wattimena
Ebook tentang manusia reza_aa_wattimenaEbook tentang manusia reza_aa_wattimena
Ebook tentang manusia reza_aa_wattimena
 
Bahagia kenapa tidak reza_aa_wattimena
Bahagia kenapa tidak reza_aa_wattimenaBahagia kenapa tidak reza_aa_wattimena
Bahagia kenapa tidak reza_aa_wattimena
 
PERSPEKTIF Dari Spiritualitas Hidup sampai dengan Hubungan Antar Bangsa
PERSPEKTIF Dari Spiritualitas Hidup sampai dengan Hubungan Antar BangsaPERSPEKTIF Dari Spiritualitas Hidup sampai dengan Hubungan Antar Bangsa
PERSPEKTIF Dari Spiritualitas Hidup sampai dengan Hubungan Antar Bangsa
 
IDE DAN PRAKSIS NEO-NASIONALISME DALAM MENGHADAPI TANTANGAN GLOBALISASI
IDE DAN PRAKSIS NEO-NASIONALISME DALAM MENGHADAPI TANTANGAN GLOBALISASIIDE DAN PRAKSIS NEO-NASIONALISME DALAM MENGHADAPI TANTANGAN GLOBALISASI
IDE DAN PRAKSIS NEO-NASIONALISME DALAM MENGHADAPI TANTANGAN GLOBALISASI
 
TINJAUAN FILOSOFIS PROBLEMA PENGELOLAAN SAMPAH
TINJAUAN FILOSOFIS PROBLEMA PENGELOLAAN SAMPAHTINJAUAN FILOSOFIS PROBLEMA PENGELOLAAN SAMPAH
TINJAUAN FILOSOFIS PROBLEMA PENGELOLAAN SAMPAH
 
KONSEP SEMIOTIK CHARLES JENCKS DALAM ARSITEKTUR POST-MODERN
KONSEP SEMIOTIK CHARLES JENCKS DALAM ARSITEKTUR POST-MODERNKONSEP SEMIOTIK CHARLES JENCKS DALAM ARSITEKTUR POST-MODERN
KONSEP SEMIOTIK CHARLES JENCKS DALAM ARSITEKTUR POST-MODERN
 
LANDASAN FILOSOFIS MAZHAB HUKUM PROGRESIF: TINJAUAN FILSAFAT ILMU
LANDASAN FILOSOFIS MAZHAB HUKUM PROGRESIF: TINJAUAN FILSAFAT ILMULANDASAN FILOSOFIS MAZHAB HUKUM PROGRESIF: TINJAUAN FILSAFAT ILMU
LANDASAN FILOSOFIS MAZHAB HUKUM PROGRESIF: TINJAUAN FILSAFAT ILMU
 
metode ilmiah
metode ilmiahmetode ilmiah
metode ilmiah
 
Etika penelitian
Etika penelitianEtika penelitian
Etika penelitian
 
filsafat ilmu_(dasar)
filsafat ilmu_(dasar)filsafat ilmu_(dasar)
filsafat ilmu_(dasar)
 
Tokoh & aliran dalam Filsafat ilmu Pengetahuan
Tokoh & aliran dalam Filsafat ilmu Pengetahuan  Tokoh & aliran dalam Filsafat ilmu Pengetahuan
Tokoh & aliran dalam Filsafat ilmu Pengetahuan
 
Karl Marx
Karl MarxKarl Marx
Karl Marx
 
Perspektif Sosiologi
Perspektif SosiologiPerspektif Sosiologi
Perspektif Sosiologi
 
Filosofi pengelolaan 0lingkungan hidup
Filosofi pengelolaan 0lingkungan hidupFilosofi pengelolaan 0lingkungan hidup
Filosofi pengelolaan 0lingkungan hidup
 
Pengantar filsafat, ontology
Pengantar filsafat, ontologyPengantar filsafat, ontology
Pengantar filsafat, ontology
 
Pengantar filsafat, estetika
Pengantar filsafat, estetikaPengantar filsafat, estetika
Pengantar filsafat, estetika
 
Pengantar filsafat,pandangan kefilsafatan
Pengantar filsafat,pandangan kefilsafatanPengantar filsafat,pandangan kefilsafatan
Pengantar filsafat,pandangan kefilsafatan
 
filsafat ilmu
filsafat ilmufilsafat ilmu
filsafat ilmu
 
Psikologi komunikasi
Psikologi komunikasiPsikologi komunikasi
Psikologi komunikasi
 
Psikologi gestalt
Psikologi gestaltPsikologi gestalt
Psikologi gestalt
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 

GERAKAN FEMINISME ISLAM DALAM PERSPEKTIF FATIMAH MERNISSI

  • 1. GERAKAN FEMINISME ISLAM DALAM PERSPEKTIF FATIMAH MERNISSI Oleh: Widyastini1 Abstract The purpose of this research is to know the women’s role in the scope of social life, nation and country. The varieties of unjustness to women happened in every part of this world. They are considered as a weak creature, so that oppression always happened to them. They should act bravely to face those abuses by themselves. As God creatures, men and women have the same status before Allah SWT. Instead of their advantages and disadvantages, they should cooperate and help each other for welfare and peaceful society. The frequently of unjustness conduct or abuse toward women is a reason why a women movement appeared which was pioneered by Fatimah Mernissi. This movement aimed to break the old fashioned tradition society which is not appropriate with the recent world, namely Islamic feminism movement. It is an Islamic Women movement which try to get the same conduct betwen women and men in the boundary of Islam tenet. Based on the result of the analyzed research a conclusion can be drawn: Fatimah Mernissi’s Islamic Feminism Movement contradicted with Islam tenets either in Ijtihad, As Sunnah and Holy Koran. Keywords: Fatimah Mernissi, Islamic feminism movement A. Pendahuluan Wanita sebagai bahan pembicaraan selalu saja menarik perhatian, apalagi berkaitan dengan masalah pergerakan kaum wanita di manapun berada, tidak pernah berhenti dan tidak habis dimakan waktu. Wanita dari masa ke masa senantiasa menjadi kelinci percobaan, sehingga mau tidak mau mereka terus berusaha dan berupaya agar tidak dijadikan bahan tertawaan dan pergunjingan kaum pria. 1 Dosen Fakultas Filsafat UGM.
  • 2. Jurnal Filsafat Vol.18, Nomor 1, April 2008 60 Kaum pria merasa memiliki kelebihan dibandingkan kaum wanita, namun perlu diingat bahwa antara pria dan wanita sudah pasti terdapat kekurangan sebagai hamba Allah SWT, maka baik pria maupun wanita sama-sama mempunyai kedudukan sebagai makhluk Allah SWT yang saling membutuhkan satu sama lain. Islam telah dikenal sebagai agama rahmatan lil’alamin, hal ini sebagaimana terdapat dalam firman Allah surat Al Anbiya ayat 107, yang artinya: “Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam” (Suryana dan A.Toto, 1997: 213). Ayat tersebut di atas memberi penegasan bahwa Allah SWT dalam melimpahkan kasih sayang (rahmatNya) kepada alam secara keseluruhan, termasuk di dalamnya kepada kaum wanita, tentunya tidak akan berbeda jauh, sebagaimana Allah SWT memberi rahmat kepada kaum pria. Hal ini dipertegas dalam firman Allah Al Qur’an surat At taubah ayat 71, yang artinya: “Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka adalah menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh mengerjakan yang ma’ruf, mencegad dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan taat kepada Allah dan rasulNya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah, sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (Al Mush-haf, 1419 H: 291). Kaum pria dan wanita dalam ayat tersebut memiliki peranan yang sama di hadapan Allah SWT, kedua-duanya sama-sama sebagai makhluk dan hamba Allah, sehingga hak dan kewajiban yang diberikan sesuai dengan naluri serta kodratnya masing-masing. Wanita Islam dalam menghadapi perkembangan jaman, tidak mau ketinggalan dengan kaum pria, di antara salah satu pejuang wanita yang berasal dari Maroko yaitu Fatimah Mernissi merasa terpanggil untuk ikut berperan serta memajukan kaumnya agar tidak tertinggal jauh dengan kaum pria dan berupaya terus agar kaum wanita diperlakukan secara adil di dalam masyarakat. Berbagai macam ketidakadilan banyak dirasakan kaum wanita di belahan dunia manapun, mereka dianggap makhluk yang lemah, sehingga penindasan terhadap wanita selalu saja terjadi, maka untu menghadapi hal-hal tersebut dibutuhkan keberanian dari kaum wanita itu sendiri, hal ini berakibat munculnya Gerakan Feminisme Islam; yaitu suatu gerakan wanita Islam yang berusaha mewujudkan perlakuan yang sama diantara pria dan wanita dalam batas-batas yang sesuai dengan ajaran Islam.
  • 3. Widyastini, Gerakan Feminisme Islam… 61 B. Islam dan Feminisme 1. Wacana Feminisme dalam Islam Gerakan Feminisme Islam timbul karena terdapat ketidakadilan masyarakat dalam memperlakukan wanita. Feminisme dalam arti luas menunjuk pada setiap orang yang memiliki kesadaran terhadap hak dan martabat wanita dan berusaha mencari jalan keluarnya secara benar (Khudori, 2003: 127). Feminisme dalam konteks teokrasi kontemporer, berarti hak kaum wanita yang beriman untuk menuntut tanggung jawab secara penuh dalam memahami ayat-ayat Al Qur’an dan menggugah klaim-klaim penguasaan keagamaan dalam birokrasi negara yang tidak dipilih secara demokratis. Islam secara tegas membedakan dimensi kemanusiaan yang eksklusif dari Nabi Muhammad agar tidak dicampuradukkan dengan firman Allah SWT, hal ini berpedoman pada anggapan yang menyatakan bahwa ulama dan imam itu hanyalah manusia biasa yang tidak lepas dari kesalahan, hanya Allah yang Maha Benar (Mernissi dan Riffat Hassan, 2000: 110-111). Wanita di manapun berada mencurahkan tenaga untuk melestarikan keluarganya, mendidik anak-anak, sedang di luar rumah tangga wanita memegang peranan dalam usaha mewujudkan kesejahteraan masyarakat, namun masih dirasakan adanya ketimpangan dalam pengakuan dan penghargaan terhadap wanita. Gerakan sosial yang bertujuan jelas untuk meningkatkan kedudukan dan peranan wanita serta memperjuangkan hak mereka agar lebih adil; gerakan tersebut baru timbul pada abad ke-18, yaitu di Perancis (Ihromi, 1995: 30-31). Perkembangan pemikiran zaman sekarang banyak muncul suara-suara yang menuntut diadakannya pembaharuan sosial dan yang paling dominan adalah perbaikan peran wanita. Hal tersebut merupakan ide yang bagus dan cemerlang asalkan saja masing- masing pihak, baik pria dan wanita mengerti dan memahami hak dan kewajibannya (Athibi, 1998: 246). Hak dan peranan wanita selalu dianggap sebagai problem intelektual dan aktual sepanjang sejarah. Pada abad ke-18 sampai dengan dewasa ini, muncul persoalan yang berkaitan dengan penampilan dan kepribadian wanita. Problem tersebut demikian dominan sehingga pengaruhnya meluas sampai kepada semua lapisan masyarakat (Musthafa, 2000: 45).
  • 4. Jurnal Filsafat Vol.18, Nomor 1, April 2008 62 Ajaran Islam secara tegas menjelaskan bahwa pria dan wanita di hadapan Allah adalah sama kedudukannya, terutama dalam melakukan perbuatan baik, hal ini sebagaimana tercermin dalam firman Allah surat An Nahl ayat 97 yang artinya: “Barangsiapa mengerjakan amal saleh baik pria maupun wanita dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih dari apa yang telah mereka kerjakan” (Al Mush-haf, 1949 H: 417). Ayat tersebut mengandung makna bahwa Allah SWT memerintahkan umat manusia (tanpa memandang pria atau wanita) agar selalu berusaha melakukan kebaikan kepada siapa saja, sehingga dapat mencapai kedudukan yang mulia dan terhormat di hadapan Allah SWT. Wanita adalah senjata bermata dua, jika ia baik melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagaimana yang telah digariskan, berarti ia adalah bangunan berkualitas untuk membangun masyarakat yang Islami, kokoh, dan berakhlaq luhur. Islam secara serius dan intensif di dalam memberikan perhatian dan memberdayakan kaum wanita. Mengajar wanita dengan tarbiyah (pendidikan) dan ri’ayah (pengawasan), memerintahkan untuk memberikan hak sesuai fitrahnya, hal ini tidak pernah diberikan oleh satu umat pun di sepanjang sejarah dunia (Mahdi dan As Salbi, Mustafa Abu Nasr, 2002: XIII). Keadilan adalah memberikan kepada manusia hak yang harus diterimanya dan Allah adalah Sang Pencipta yang tidak seorang pun mempunyai hak atas Nya. Allah telah memberi pada setiap manusia karakter sesuai dengan tugas yang diinginkan atas makhluk-Nya. Keadilan pada hakikatnya adalah memberikan manusia kesempatan bergerak sesuai dengan potensi, hak dan kewajiban serta karakter mereka. Oleh karena itu, hendaknya diyakini adanya persamaan pria dan wanita dalam kemanusiaan, namun hal ini tidak berarti meyakini persamaan keduanya dalam berperanan (Fadhulullah, 2000: 35). 2. Beberapa gerakan feminisme Islam a. Para feminis Islam dimulai oleh Aisyah Taymuriyah pada tahun 1884-1902 (penulis dan penyair Mesir) dan Zainab Fauwaz dari Libanon yang berupaya keluar dari lingkungan tradisi dengan cara berteman dengan wanita lain satu nasib.
  • 5. Widyastini, Gerakan Feminisme Islam… 63 b. Rokhayat Sakhawat Hussin dan Nazar Sajjad Haidar tidak setuju dengan ide domestik wanita yang dipublikasikan dengan melalui cerita fiksi. Keduanya menyusun cerita, novel, artikel yang di dalamnya terdapat ide tentang pembebasan kaum wanita. Karya mereka pada akhirnya dijadikan sumber pemikiran para tokoh feminis Islam yang lain, sebagaimana halnya Raden Adjeng Kartini (Indonesia) tahun 1879-1904, Emilie Ruete (Zanzibar, 1844-1924), Tajas Salthanah (Iran) dan Nabawiyyah Musa (Mesir). Mereka berpandangan bahwa demikian penting menyusun kembali sistem pendidikan dan pekerjaan yang cocok bagi kaum wanita. c. Huda Sya’rawi dari Mesir (1879-1947) berusaha memadukan antara adat-istiadat dengan ajaran Islam dengan menunjukkan adanya pengaruh gerakan pembaharuan Islam yang dipelopori oleh Muhammad Abduh pada abad ke-18 di Mesir. Huda Sya’rawi mulai karirnya sebagai feminis pada tahun 1909 dengan berusaha mengutamakan faktor kesehatan bagi wanita dan anak-anak. Lembaga sosial yang didirikan bersifat sekuler dan merupakan ajang kegiatan bersama kaum wanita Islam dengan kaum wanita Kristiani. Ia memimpin persatuan feminis I di dunia Arab pada tahun 1923. Para feminis yang mendapat pengaruh Marxisme pada abad ke-20 berpandangan bahwa eksploitasi terhadap kaum wanita merupakan dampak adanya perbedaan kelas yang didukung oleh ideologi gender dengan agama. Hal ini berakibat bahwa peranan dan kedudukan gender yang tidak sama dalam keluarga maupun masyarakat menjadikan kaum wanita sebagai korban penindasan. d. Tokoh feminisme Islam kontemporer yaitu Nawal el Saadawi seorang doktor dan feminis Mesir sosialis. Ia lebih banyak menekankan permasalaahn kaum wanita di Mesir terutama berhubungan dengan aspek sosial, ekonomi, psikologi bahkan sampai kepada hal yang sensitif bagi kaum wanita (seks). e. Riffat Hasan (Pakistan) yang menganalisis tentang sejarah lahirnya pemikiran wanita dan gender dalam Islam. f. Assia Djebar, penulis novel dan essay yang berasal dari Aljazair menyatakan berbagai wujud eksploitasi yang dirasakan kaum wanita di Aljazair dan berbagai tantangan yang dirasakan oleh para feminis Aljazair yang hidup di bawah pengaruh nasionalisme patriarkhat (zakaria/htm).
  • 6. Jurnal Filsafat Vol.18, Nomor 1, April 2008 64 C. Pemikiran Kefilsafatan Fatimah Mernissi Fatimah Mernissi lahir di Maroko pada tahun 1940, di kota Fez (Harem). Ia dibesarkan dalam keluarga yang demikian patuh berpedoman pada adat dan tradisi yang membedakan antara pria dan wanita. Perbedaan tersebut digambarkan dalam hak-hak yang melingkupi dunia pria dan wanita. Pria berhak bebas menikmati dunia kehidupan di luar rumah, mendengar kabar dan berita, mengadakan transaksi bisnis, sedangkan kaum wanita sama sekali tidak memperoleh hak sebagaimana kaum pria. Fatimah Mernissi menggambarkan keadaan di sekitarnya: “Gerbang raksasa kami berbentuk lingkungan baru raksasa dengan pintu berukir membatasi Harem perempuan dan laki-laki asing pengguna jalanan. Anak-anak boleh keluar dari gerbang itu dengan izin orangtuanya, tetapi perempuan dewasa tidak diperkenankan” (Khudori, 2003: 128). Fatimah Mernissi pada waktu mengenyam pendidikan Al Qur’an masih demikian muda dan ia telah menerima penjelasan dari gurunya Lala Tam selaku Kepala sekolah mengatakan bahwa pendidikan bertujuan untuk mengetahui batas-batas kesucian (hudud), menjadi muslim bermakna menghargai hudud, dan hal inilah membuat Fatimah Mernissi ragu-ragu terhadap segala sesuatu yang ia kerjakan. Ia masih beruntung karena memiliki nenek yang arif Lala Yasmina namanya, banyak memberi penjelasan dan menjadikan hatinya lebih tenang. Fatimah Mernissi memperoleh bimbingan dari neneknya berupa cerita-cerita sejarah yang berkaitan dengan hidup dan kehidupan Nabi Muhammad SAW beserta ajaran Islam yang berisi kasih sayang kepada sesama manusia. Hal inilah yang membuat Fatimah Mernissi lebih mengetahui dengan mata hatinya aatas adat istiadat masyarakat yang sebagian besar merendahkan harkat dan martabat kaum wanita; menghadapi hal yang demikian timbullah semangat yang tidak dapat dibendung lagi untuk segera mengubah adat-istiadat yang dalam pikirannya dinilai tidak mewujudkan keadilan (Khudori, 2003: 129). Pada waktu Fatimah Mernissi menuntut ilmu di sekolah menengah, ia kembali mendapatkan berbagai macam permasalahan yang demikian mengecewakan. Guru yang memberikan pelajaran hadis, menjadikan hatinya terluka, karena terdapat hadis yang artinya bahwa anjing, keledai dan kaum wanita dapat membatalkan shalat apabila berjalan di depan orang yang sedang shalat (mushalli). Ada juga hadis yang menyebutkan bahwa apabila satu
  • 7. Widyastini, Gerakan Feminisme Islam… 65 kepemimpinan diserahkan kepada kaum wanita, maka tunggu saat kehancurannya. Hadis-hadis yang demikian itulah yang merisaukan hati Fatimah Mernissi, kemudian ia berpendapat bahwa Nabi Muhammad SAW tidak akan bersabda seperti itu, karena dia demikian penyantun kepada kaum wanita, hal ini dapat dibuktikan pada satu peristiwa ketika sahabat Amr bin Ash bertanya kepada Nabi SAW, “Wahai Nabi, siapa wanita yang Anda cintai?”, dia menjawab secara tegas, “Aisyah”. Berbagai macam pengalaman disertai latar belakang dalam keluarganya, sebagaimana disebutkan di atas pada akhirnya berakibat ia memiliki tekad yang bulat dan semangat yang tinggi, maka Fatimah Mernissi berusaha bangkit untuk memperoleh jalan keluarnya serta menegakkan kebenaran dan keadilan terutama bagi kaum wanita (Khudori, 2003: 130). Ia kemudian menuntut ilmu pada jenjang pendidikan tinggi dalam bidang sosiologi dan politik. Fatimah Mernissi juga mengadakan penelitian, baik tentang persoalan gender, pranata sosial dan politik harkat dan martabat wanita serta lainnya. D. Analisis Historis terhadap Teks-Teks Agama Fatimah Mernissi Dasar pemikiran kefilsafatan Fatimah Mernissi bertumpu pada usaha untuk memperjelas pengertian tentang dalil-dalil agama, terutama tentang masalah persamaan hak antara pria dan wanita agar tetap relevan dalam kehidupan masyarakat yang tradisional dan modern. Ia dalam hal ini, menggunakan alur pemikiran kritis dan analisis historis, dengan mengawali pembahasannya dengan berbagai macam pertanyaan: 1. Apakah mungkin Islam mengajarkan perlakuan yang tidak adil kepada kaum wanita? 2. Apakah mungkin Nabi Muhammad SAW sebagai seorang rasul yang diketahui demikian baik akhlaqnya sampai hati bersabda merendahkan harkat dan martabat wanita? 3. Apakah benar adat-istiadat yang mengarah kepada perlakuan yang tidak adil terhadap wanita berasal dari ajaran Islam? 4. Apakah mungkin terdapat penyimpangan historis sampai menimbulkan budaya patriarkhat? Beberapa pertanyaan yang diajukan tersebut membawa Fatimah Mernissi untuk mengadakan analisis kembali secara historis dan interpretasi ulang terhadap teks-teks agama (Al-Qur’an dan Al Hadis). Penelitian historis demikian penting untuk membuka
  • 8. Jurnal Filsafat Vol.18, Nomor 1, April 2008 66 wacana dari berbagai pertentangan pendapat yang berkisar tentang persoalan kaum wanita dan akhirnya diperoleh hasil bahwa para ahli sejarah Islam pada mulanya memberi kesempatan baik kepada wanita, hal ini sebagaimana terdapat di dalam karya-karya mereka. Para ahli sejarah tersebut membahas seorang wanita tidak hanya sebatas kedudukannya sebagai seorang ibu (wanita), namun juga mempertegas kaum wanita yang berperan aktif dan teman yang selalu mendampingi dalam berbagai peristiwa penting yang menciptakan hasil budi daya manusia. Peran serta kaum wanita diakui dengan secara nyata dan objektif (tidak ditambah atau dikurangi), baik selaku sahabat Nabi atau pun perawi hadis (Soleh dan A. Khudori, 2003: 130-131). Fatimah Mernissi dikenal sebagai salah satu penulis wanita yang berasal dari Maroko. Dia belajar politik di Universitas Brandeis di Sorbonne dan berhasil meraih gelar doktor. Ia demikian tertarik mempelajari Islam dan berusaha mewujudkan dalam kehidupan modern. Sebuah penelitian yang mendalam tentang sabda Nabi Muhammad SAW yang terdapat dalam al hadis, ia mengupas secara tegas beberapa hadis yang di dalamnya memperlakukan kaum wanita secara tidak adil, ia menyatakan bahwa Al Qur’an sebagai firman Allah SWT tidak mungkin seperti itu. Fatimah Mernissi bekerja sebagai dosen di Universitas Mohamed V dan menjadi peneliti di Universitas di kota Rabat. E. Gerakan Feminisme Islam menurut Fatimah Mernissi Gender merupakan salah satu gejala yang ada dalam masyarakat, hal ini mengandung arti pembagian peran manusia berdasarkan atas jenis kelamin (pria dan wanita). Permasalahan gender yang berhubungan dengan perubahan struktur masyarakat dengan perlakuan yang lebih adil terhadap pria dan wanita merupakan objek pembahasan di dunia Islam, semenjak permulaan abad ke-20 (zakaria/htm). Feminisme sudah dikenal sejak abad ke-19, tetapi belum tergabung dalam satu ajang pergerakan. Beberapa gerakan wanita yang dominan di antaranya adalah “Gerakan Pembebasan Wanita” atau Women’s Liberation (Womens Lib) yang berada di Amerika Serikat dan mulai dikenal masyarakat dunia pada abad ke-20, bergerak di bidang sosial dan politik, bertujuan untuk mendapatkan persamaan hak bagi kaum wanita (Gerakan Mahasiswa Pembebasan: 2005: 6).
  • 9. Widyastini, Gerakan Feminisme Islam… 67 Feminisme dengan kata lain merupakan gerakan yang berjuang menuntut perubahan untuk meraih keadilan dan kebebasan kaum wanita dalam mengurus kehidupan keluarga, baik di dalam maupun di luar rumah tangga. Feminisme Islam yang diperjuangkan oleh Fatimah Mernissi jelas berbeda dengan feminisme yang berasal dari barat, karena di dalamnya mengandung karakteristik Islami yang bersumber pada kitab suci Al Qur’an dan sabda Nabi Muhammad SAW dalam al hadis. Kesadaran terhadap ketidaktahuan atas ajaran Islam bagi orang Islam pada awalnya timbul dari kalangan wanita Islam dari tingkat menengah atas; demikian pula disertai adanya perlakuan yang tidak adil yang dialami sebagian besar kaum wanita, maka para pejuang pergerakan wanita ini berupaya menolak tudingan bahwa Islam adalah agama yang memojokkan kaum wanita. Feminisme Islam bertujuan positif, karena pergerakan ini akan berusaha mewujudkan satu masyarakat yang adil, baik bagi kaum pria maupun wanita dalam berbagai bidang kehidupan sosial kemasyarakatan. Pergerakan yang diawali oleh perorangan tersebut, kemudian diikuti timbulnya berbagai organisasi wanita Islam yang lain, salah satu di antaranya adalah satu lembaga yang berusaha membuka kesempatan bagi kaum wanita Islam yang ada dalam sejumlah Negara dengan latar belakang yang berbeda untuk saling menimba ilmu dan berbagi pengalaman. Lembaga tersebut diadakan pada tahun 1984 yang dikenal dengan Women Living under Moslem Law (Kaum wanita yang hidup dalam naungan hukum Islam (WLML). Lembaga ini dirintis oleh sembilan orang wanita muslimah dari berbagai macam negara Islam, yaitu: Aljazair, Bagladesh, Iran, Mauritius, Maghribi, Pakistan dan Sudan (zakaria/htm). Gerakan feminisme Islam yang diperjuangkan Fatimah Mernissi adalah satu usaha untuk mengubah pola kehidupan masyarakat terutama bagi kaum wanita agar mendapatkan haknya secara adil sebagaimana terdapat dalam keluarga dan masyarakat sehingga diperoleh suasana kehidupan, kemajuan pendidikan serta bidang lain yang dapat dikerjakan oleh kaum wanita. Titik tolak pemikiran feminisme Fatimah Mernissi mendasarkan atas pemahaman (penafsiran ulang) terhadap teks-teks keagamaan yang berupa Al Qur’an maupun Al Hadis (Khudori, 2003: 127). Fatimah Mernissi mendapati para ahli sejarah Islam pada mulanya memperlakukan kaum wanita secara baik, hal ini dapat dibuktikan bahwa sumbangan pemikiran kaum wanita pada waktu
  • 10. Jurnal Filsafat Vol.18, Nomor 1, April 2008 68 itu diakui secara jelas dan tegas baik sebagai sahabat nabi maupun penulis hadis, namun pada perkembangan selanjutnya hal tersebut menjadi berbalik, artinya kaum wanita menjadi kaum yang dipinggirkan dan diabaikan hak-haknya. Kaum pria mempunyai kedudukan yang dominan dalam berbagai bidang kehidupan, terutama berkaitan dengan adanya penafsiran terhadap teks Al Qur’an dan Al Hadis yang dilakukan oleh kaum pria sehingga kaum wanita hanya dijadikan sebagai pihak yang harus menerima hasil penafsiran dan pemahaman tersebut; maka banyak terjadi kesimpangsiuran pemahaman ayat-ayat Al Qur’an tentang kaum wanita (Khudori, 2003: 131-132). Fatimah Mernissi dalam memperjuangkan hak wanita digerakkan oleh adanya keyakinan yang demikian mendalam kepada Islam. Islam yang dikaruniakan oleh Allah kepada umat manusia, bukan Islam sebagaimana diselewengkan dalam gambaran dan perbuatan manusia yang tidak bertanggung jawab. Fatimah Mernissi dalam perjuangannya secara khusus merdasarkan contoh dan teladan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul dan Nabi terakhir yang tidak mungkin menyimpang dari Al Qur’an maupun Al Hadist (Mernissi dan Hassan Riffat, 2000: XII). F. Gugatan Keadilan Gender Fatimah Mernissi Pada awal perjuangan Islam kaum wanita memperoleh kedudukan terhormat, namun hal tersebut berjalan hanya sebentar, karena tahap-tahap selanjutnya kaum wanita makin lama makin ditepikan. Beberapa gugatan keadilan gender yang diperjuangkan oleh Fatimah Mernissi meliputi berbagai hal: 1. Kaum wanita dirasakan kurang (sedikit) yang menjadi ahli kitab suci, padahal dahulu banyak dari kaum wanita yang ahli agama (Salaf al shalihah) dan juga ahli dalam berbagai bidang ilmu dan ahli hadis (muhaddisat), hal inilah yang mendukung terjadinya kekuatan (dominasi) kaum pria dalam meninggikan kaum wanita dan kembali menempati kedudukan selaku pekerja di dalam keluarga. 2. Status kaum pria demikian dominan dalam berbagai bidang kehidupan merupakan dampak yang timbul dari persoalan di atas, sehingga berakibat kaum pria sebagai pemegang kekuasaan untuk menafsirkan teks agama yang berupa Al Qur’an maupun Al hadis, sedangkan wanita hanya selaku penerima dari hasil penafsiran tersebut. Pendidikan yang dialami oleh kaum wanita pada akhirnya hanya sekedar sebagai bekal untuk berumah
  • 11. Widyastini, Gerakan Feminisme Islam… 69 tangga, maka Fatimah Mernissi berpendapat bahwa banyak terjadi penafsiran yang rancu (tidak jelas) terutama ayat-ayat yang berkaitan dengan kaum wanita, misal: Al-Qur’an Surat Muhammad ayat 15, yang artinya: “Apakah perumpamaan penghuni surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertaqwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tiada berubah rasanya, sungai-sungai dari khamr (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Tuhan mereka, sama dengan orang yang kekal dalam neraka, dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong- motong ususnya” (Al-Qur’an dan Terjemahnya, 1419 H: 832). Al-Qur’an Surat Al-Waqi’ah ayat 27-28, yang artinya: “Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu”. “Berada di antara pohon bidara yang tidak berduri” (Al- Qur’an dan Terjemahnya, 1419 H: 894) Al-Qur’an Surat Ad-Dukhan ayat 51-54, yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman, yaitu di dalam taman-taman dan mata air- mata air; mereka memakai sutera yang halus dan sutera yang tebal, (duduk) berhadap-hadapan, demikianlah. Dan Kami berikan mereka bidadari” (Al Qur’an dan Terjemahnya, 1419 H: 812). 3. Peran serta kaum wanita Islam dirasakan demikian kurang atas pengawasan adanya bahan-bahan sejarah. Bahan sejarah berjalan dari sistem yang rumit, sehingga banyak terjadi manipulasi penafsiran terhadap kitab suci Al Qur’an dan al Hadis. Manipulasi dalam hal ini merupakan ciri khusus para penguasa masyarakat Islam yang terjadi dari abad ke-7 dan seterusnya dibutuhkan legitimasi agama, sehingga kekuatan ekonomi dan politik berupaya untuk memperoleh dukungan teks kitab suci, maka timbullah hadis-hadis palsu untuk keperluan golongan tertentu dan kaum prialah pada akhirnya memiliki
  • 12. Jurnal Filsafat Vol.18, Nomor 1, April 2008 70 kesempatan banyak dalam bidang sosial dan politik (Khudori, 2003: 131-133). Gugatan keadilan gender Fatimah Mernissi juga berkaitan dengan hadis-hadis misogini, yaitu hadis yang isinya ketidaksenangan kepada kaum wanita di antaranya ada 4 macam. 1. Hadis yang berasal dari Al Bukhari dan Abu Barkah: “Siapa yang menyerahkan urusannya kepada kaum wanita, maka tidak akan memperoleh kemakmuran”. 2. Hadis yang berasal dari Abu Hurairah: “Anjing, keledai dan wanita akan membatalkan shalat jika melintas di antara musalli (orang yang shalat) dan kiblat. 3. Hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah: “Ada 3 hal yang membawa bencana, yaitu rumah, wanita, dan kuda” 4. Hadis yang diriwayatkan Abdullah ibn Umar: “Sepeninggalku kelak, tidak ada penyebab kesulitan yang lebih fatal bagi pria kecuali wanita”. “Aku melihat ke sorga dan aku saksikan sebagian besar penghuninya adalah orang-orang miskin, kemudian aku lihat neraka, aku saksikan sebagian besar penghuninya adalah kaum wanita”. Fatimah Mernissi dalam hal ini berpendapat bahwa perlu adanya penelitian ulang terhadap kebenaran dan kelengkapan hadis-hadis tersebut, namun juga perlu ditambah data pribadi sahabat yang meriwayatkannya, kondisi yang menyertai tujuan periwayatan dari mata rantai para perawi hadis (Khudori, 2003: 135-136). G. Evaluasi Kritis terhadap Gerakan Feminisme Islam Fatimah Mernissi 1. Fatimah Mernissi kurang mantap dalam menguasai buku-buku standar. Hal ini dapat dilacak dari pernyataan Fatimah Mernissi bahwa Abu Hurairah adalah satu-satunnya perawi hadis tentang wanita sebagai pembatal shalat dalam kitab Sahih al Bukhari dan juga al Bukhari yang tidak memberi masukan tentang kesalahan yang berasal dari Aisyah, sehingga mempunyai kesan memperlakukan tidak adil kepada wanita. 2. Hadis tentang wanita sebagai pembatal shalat yang berasal dari Abu Hurairah ternyata tidak ditemukan di dalam Sahih al
  • 13. Widyastini, Gerakan Feminisme Islam… 71 Bukhari. Terdapat kurang lebih 13 periwayatan hadis yang di dalamnya berisi penjelasan tentang hal tersebut, yaitu dalam kitab as-Sahabab, kitab al-Witr, kitab al Amal fias-Salah, dan kitab al-Isti’zan. Imam Bukhari justru demikian menghormati wanita karena menempatkan kaum wanita sejajar dengan periwayatan hadis. Asqalani (Ahmad Ibnu Ali ibn Hajr) dalam Syarh Sahih al Bukhari memberikan ilustrasi ada 31 perawi hadis wanita yang dimasukkan dalam Sahih al-Bukhari, dengan periwayatan hadis sejumlah 242 hadis. 3. Fatimah Mernissi kurang memahami ilmu-ilmu hadis (ulum al- hadis), dengan kata lain Fatimah Mernissi tidak memiliki kemampuan mengoreksi kembali mengapa Al Bukhari tidak memasukkan hadis yang membantah Aisyah terhadap kekeliruan riwayat Abu Hurairah tentang 3 perkara yang membuat bencana, yaitu: kuda, wanita, dan rumah. Mengapa Al Bukhari menulis hadis lain yang menyatakan bahwa “Sepeninggalku tidak ada penyebab kesulitan yang lebih fatal bagi pria kecuali wanita”. Apakah tidak terlintas dalam pemikiran Fatimah Mernissi untuk melihat kebenaran masing- masing hadis? 4. Sebuah hadis dapat dipahami maknanya jika pada mulanya melihat secara langsung kitab Syarhnya (kitab penjelasan) dan tidak langsung memberikan vonis terhadap makna lahiriahnya, karena makna berkaitan dengan asbab-al wurud (sebab-sebab lahirnya hadis). 5. Beberapa pandangan Fatimah Mernissi dapat dikatakan kurang tepat, karena kurang referensi biografi Abu Hurairah dan Imam Bukhari dan juga kurang memahami kedudukan kaum wanita dalam ajaran Islam (Khudori, 2003: 142-146). H. Penutup Beberapa poin penting dari uraian mengenai pandangan feminisme Fatimah Mernissi adalah: 1. Gerakan Feminisme Islam yang diperjuangkan oleh Fatimah Mernissi pada awalnya merupakan gerakan kaum wanita yang berupaya agar tidak terjadi perlakuan yang tidak adil (diskriminasi) terhadap kaum wanita merupakan satu hal yang perlu mendapat dukungan dan bertujuan positif bagi kemajuan wanita.
  • 14. Jurnal Filsafat Vol.18, Nomor 1, April 2008 72 2. Kesetaraan gender antara kaum pria dan wanita dapat diwujudkan sesuai hak dan kewajiban masing-masing yang tidak mungkin lepas dari nilai-nilai kodrati yang telah digariskan oleh Allah SWT sebagaimana terdapat dalam Kitab Suci Al Qur’an maupun Al Hadis. 3. Fatimah Mernissi sebagai pelopor Gerakan Feminisme Islam sudah berupaya semaksimal mungkin untuk memperjuangkan kaum wanita agar dapat bersama-sama dengan kaum pria menciptakan suasana yang kondusif bagi kemajuan dan perkembangan umat manusia di berbagai belahan dunia. 4. Islam menempatkan kaum pria dan wanita sesuai dengan posisinya masing-masing secara benar, tidak ada penindasan antara satu dengan yang lain, sehingga hak yang diberikan kepada kaum wanita sama halnya dengan hak yang diberikan kepada kaum pria yang disertai dengan kewajiban mereka masing-masing sesuai dengan tuntunan syara’. 5. Kaum pria dan wanita di hadapan Allah adalah sama-sama sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi; yang membedakan di antara keduanya tidak lain hanyalah keimanan dan ketakwaannya saja. Nilai-nilai taqwa merupakan faktor mutlak yang menentukan nasib seorang makhluk di hadapan Sang Khalik. 6. Kaum wanita di manapun merea berada, hendaknya senantiasa berusaha agar bisa mengembangkan dirinya dengan cara meningkatkan pendidikan dan pengetahuan, sehingga tidak ketinggalan dengan kaum pria. 7. Kerjasama yang baik di antara kaum pria dan wanita merupakan satu hal yang perlu diwujudkan, agar tidak terjadi kesalahpahaman dan salah pengertian di antara keduanya karena sama-sama menyadari sebagai hamba Allah SWT yang berkewajiban beribadah kepadaNya. 8. Gerakan Feminisme Islam agar tidak menyimpang jauh dari ajaran Islam harus berupaya memahami dengan penuh pengertian dan senantiasa berpegang teguh pada ajaran Islam sebagaimana terdapat dalam firman-firman Allah SWT (Al Qur’an), dan sabda Rasulullah SAW di dalam Al Hadist. -JF-
  • 15. Widyastini, Gerakan Feminisme Islam… 73 DAFTAR PUSTAKA Al Istambuli, Mahmud Mahdi, As-Syalbi Mustafa Abu Nasr, 2002, Wanita-Wanita Sholihah dalam Cahaya Kenabian, Penerbit Mitra Pustaka, Yogyakarta Athibi, Ukasyah, 1998, Wanita Mengapa Merosot Akhlaqnya, Penerbit Gema Insani, Jakarta Fadhlullah, Sayid Muhammad Husain, 2000, Dunia Wanita dalam Islam, Penerbit Lentera, Jakarta Gema Pembebasan, 2005, Wanita Korban Peradaban, Penerbit HT, Yogyakarta Ihromi, T.O., 1995, Kajian Wanita dalam Pembangunan, Penerbit Yayasan Obor Indonesia, Jakarta Mernissi, Fatimah dan Hassan, Riffat, 2000, Setara di Hadapan Allah, Penerbit LSPPA, Yogyakarta Mujjama’ Al Malik Fahd Li Thiba’at Al Mush-haf, 1419 H, Al Qur’an dan Terjemahnya, Penerbit Asy-Syarif Medinah Munawwarah, BOX 6262, Kerajaan Sauudi Arabia Musthafa, Ibnu, 2000, Wanita Islam Menjelang Tahun 2000, Penerbit Al Bayan, Bandung Soleh, A. Khudori, 2003, Pemikiran Islam Kontemporer, Penerbit Jendela, Yogyakarta Suryana Af., A. Toto, 1997, Pendidikan Agama Islam, Penerbit Tiga Mutiara, Bandung Sumber dari internet: http://www.mernissi.net/Fatima Mernissi’s Website http://www.amazon.com/exec/obidos/search-handle-form http://www.google.com/FeminismedalamIslam/Siti Rafmah Zakaria