SlideShare a Scribd company logo
1 of 91
Download to read offline
HUBUNGAN ANTARA RENTABILITAS DENGAN
LIKUIDITAS PADA PT.BANK PEMBIAYAAN RAKYAT
SYARIAH PUDUARTA INSANI TEMBUNG

Oleh:

EARLY RIDHO KISMAWADI
NIM 260708584

FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
MEDAN
2011 M/1432 H
HUBUNGAN ANTARA RENTABILITAS DENGAN
LIKUIDITAS PADA PT.BANK PEMBIAYAAN
RAKYAT SYARIAH PUDUARTA INSANI TEMBUNG

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi
Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi Islam

OLEH
EARLY RIDHO KISMAWADI
NIM 260708584

FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
2011/1432H
   

“ Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapanglapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah,
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan “
(Q.S Al Mujadalah 11)

Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar
(Khalifah 'Umar)
IKHTISAR
Penelitian ini berjudul Hubungan Antara Rentabilitas Dengan Likuiditas pada
PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung. Penelitian ini
bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan negatif antara return on asset,
return on equity, dan efisiensi operasi dengan cash rasio. Populasi dalam penelitian
ini adalah rasio keuangan dari PT. BPRS Puduarta Insani Tembung periode Januari
2009 sampai Maret 2011. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari cash rasio (Y) dan
return on asset (X1), return on equity(X2) dan efisiensi operasi (X3). Metode
pengumpulan data dalam penelitian ini berupa studi dokumentasi yang didasarkan
pada laporan rasio keuangan PT. BPRS Puduarta Insani Tembung.
Analisis data yang digunakan adalah Korelasi Pearson Produck Moment, dan
juga Regresi berganda, kekuatan hubungan antara dua variabel diketahui berdasarkan
r (korelasi) hasil analisis,dan kemdian dilakukan uji signifikansi untuk melihat
kebermaknaan hubungan tersebut, analisi ini menggunakan alat bantu SPSS versi
13,00.
Variabel return on asset mempunyai hubungan yang negatif (Ha.1 diterima)
dan signifikan terhadap cash rasio PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta
Insani Tembung oleh karena t hitung > dari t tabel(-3.168 > 1,714) selain itu return
on asset memiliki hubungan yang lemah terhadap cash rasio (-,313). Variabel return
on equity mempunyai hubungan yang positif (H0.2 diterima) dan signifikan terhadap
cash rasio PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung oleh
karena t hitung > dari t tabel(3.314> 1,714) selain itu return on equity memiliki
hubungan yang sangat lemah terhadap cash rasio (0.026). Variabel efisiensi operasi
mempunyai hubungan yang positif (H0.3 diterima) dan tidak signifikan terhadap cash
rasio PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung, oleh karena t
hitung < dari t tabel(0.537 < 1.714).
Adjusted R square(regresi dengan variabel bebas lebih dari dua digunakan
adjusted R square) diketahui sebesar ( .304), hal ini berarti 30,4 % variasi cash rasio
dipengaruhi oleh ketiga variabel bebas dan sisanya 69.6 % dipengaruhi oleh sebabsebab lain diluar model.
   
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah Tuhan segala alam yang telah memberikan berbagai
macam karuniaNya kepada kita semua, shalawat berangkaikan salam kepada
junjungan alam baginda Rasulullah Saw, yang telah menuntun umatnya dari zaman
jahiliyah kezaman yang dipenuhi dengan iman dan islam.
Terselesaikannya skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Rentabilitas
Dengan Likuiditas Pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani
Tembung, tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak.
Teristimewa skripsi ini dipersembahkan untuk orang-yang kusayangi dan
kucintai dengan ucapan terimakasih yang tulus:
1. Ayahanda Untarkis, Sp, Appt, dan Ibunda Rasidawati, Amd, selaku orang
tua dan atas kasih sayang dan semangat yang diberikan sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
2.

Adikku satu-satunya dan Teman-temanku seperjuangan yang senantiasa
memberi semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Dalam pembuatan skripsi ini penulis banyak memperoleh bantuan dan
bimbingan, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya:
1. Bapak Prof. Dr. H. Nur Ahmad Fadhil Lubis, MA selaku Rektor Institut
Agama Islam Negeri Sumatra Utara.
2. Bapak Dr. H. M. Jamil, MA, selaku Dekan Fakultas Syariah Institut
Agama Islam Negeri Sumatra Utara.
3. Bapak Dr. Azhari Akmal Tarigan, M,Ag, selaku Ketua Jurusan Ekonomi
Islam dan Ibu Isnaini Harahap, MA selaku sekretaris jurusan ekonomi
Islam dan seluruh pihak yang bersangkutan didalam jurusan Ekonomi
Islam.
4. Bapak Dr. H. Muhammad Yusuf, M.Si, selaku dosen pembimbing I yang
telah meluangkan waktu dan bersedia memberikan arahan dan bimbingan
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Kamilah, SE, Ak, M.Si selaku pembimbing II yang telah meluangkan
waktu dan bersedia memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhirnya pada semua pihak yang telah membantu dalam skripsi ini, penulis
mengucapkan ribuan terima kasih, penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini
masih jauh dari kata sempurna maka dengan demikian kritikan dan sarannya yang
sifatnya membangun sangat diharapkan dari berbagai pihak terurutama dari para
pembaca, sehingga dapat dilakukan perbaikan dan dilakukan perbaikan agar
mendapatkan hasil yang lebih maksimal, dengan penuh kerendahan hati penulis
mengucapkan terima kasih.
Akhirnya kepada Allah sang pemilik kesempurnaan jualah penulis memohon
ampun dan ridha-Nya, semoga Skripsi ini bermanfaat bagi kalangan perbankan
maupun khalayak umum, Amin Ya Rabbal Alamin
Jazakumullahu Khairan Katsiran

Medan, 06

Mei 2011

Early Ridho Kismawadi
NIM 260708584
Daftar Isi
Persetujuan .................................................................................................................i
Ikhtisar........................................................................................................................iii
Kata Pengantar ........................................................................................................... iv
Daftar Isi.....................................................................................................................vii
Daftar Tabel ...............................................................................................................x
Daftar Ilustrasi ............................................................................................................xi

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah........................................................................... 5
D. Perumusan Masalah ............................................................................ 5
E. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6
F. Kegunaan Penelitian ........................................................................... 6

BAB II

KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR
A. Tinjauan Teoritis ................................................................................. 7
1. Laporan Keuangan ......................................................................... 7
2. Analisa Laporan Keuangan dan Rasio Keuangan .......................... 9
3. Likuiditas dan Rentabilitas ............................................................. 13
4. Hubungan Likuiditas dan Rentabilitas ........................................... 24
B. Hasil Penelitian Yang Relevan ........................................................... 27
C. Kerangka Berfikir ............................................................................... 29
D. Hipotesis ............................................................................................. 30
BAB III

METODE PENELITIAN
A. Pendekatan penelitian ......................................................................... 31
B. Lokasi ................................................................................................. 31
C. Waktu Penelitian .................................................................................. 31
D. Populasi ............................................................................................... 31
E. Sample ................................................................................................. 32
F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ...................................... 32
G. Tehnik Pengumpulan Data................................................................... 34
H. Tehnik Analisis Data ........................................................................... 34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Profil PT. BPRS Puduarta Insani ......................................................... 37
2. Perkembangan Setoran Saham PT BPRS Puduarta Insani .................. 38
3. Perkembangan Aset ............................................................................. 39
4. Visi dan Misi ........................................................................................ 40
5. Struktur Organisasi .............................................................................. 41
6. Produk .................................................................................................. 43
7. Penyaluran Dana .................................................................................. 46
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Likuiditas ............................................................................................. 57
2. Rentabilitas .......................................................................................... 59
3. Hubungan Antara Rentabilitas dengan Likuiditas ............................... 62
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................................... 71
B. Saran

........................................................................................................ 72

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
No Tabel
Halaman
1. Nilai Rasio ROA dan Cash Rasio 2009-2010

3

2. Hasil Uji Kolerasi

62

3. Descriptive Statistics

65

4. Variable entered/ removed

65

5. Model Summary

66

6. Annova

66

7. Coefficients

67

8. Residual Statistics

68

9. Normal PP Plot Of Regression Standardized residual

68

10. Scatter Plot

69

11. Coefficients

70

12. Model Summary

70
DAFTAR ILUSTRASI
No Gambar
Halaman
1. Struktur Organisasi BPRS Puduarta Insani

41

2. Struktur Organisasi Kantor Cabang

42

3. Struktur Organisasi Kantor Kas

42

4. Grafik Fluktuasi Cash Ratio

58

5. Grafik Fluktuasi Return On Asset

59

6. Grafik Fluktuasi Return On Equity

60

7. Grafik Fluktuasi Efisiensi Operasi

61
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Mengetahui

kondisi

perusahaan merupakan hal yang sangat penting

diperhatikan, terutama yang berkaitan dengan keuangan perusahaan, hal tersebut
dimaksudkan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan sebelumnya dan
mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang akan mempengaruhi kinerja
operasional dan bahkan akan menjadikan tujuan perusahaan sulit tercapai, salah satu
tujuan perusahaan adalah meningkatkan nilai jual perusahaan tersebut jika
perusahaan tersebut telah go Publik, atau memperoleh laba yang maksimal dari
aktifitas perusahaan.
Penyesuaian terhadap kondisi ekonomi merupakan hal yang wajib dilakukan
agar perusahaan dapat terus bertahan dalam menjalankan kegiatan operasional
perusahaan, penyesuaian harus dilakukan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi
di dalam lingkungan perusahaan, ekonomi regional bahkan perubahan yang terjadi
pada kondisi ekonomi global.
Dalam praktiknya masalah yang muncul sangat beragam, salah satunya
adalah masalah likuiditas dan rentabilitas, analisis rasio likuiditas berfungsi untuk
menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan (likuiditas
badan usaha) maupun didalam perusahaan(likuiditas perusahaan)1, Sedangkan rasio

1

Kasmir, Analisa Laporan Keuangan, (Jakarta:PT. RajaGrafindo Persada, 2010), h. 129-

130.
rentabilitas atau profitabilitas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba selama periode tertentu, rentabilitas perusahaan dapat diketahui
dengan membandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan
jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut2
Likuiditas dan rentabilitas memiliki hubungan yang unik, yaitu dapat saling
bertentangan antara satu dengan yang lainnya, karena dengan meningkatkan
likuiditas mempunyai kecendrungan untuk menurunkan rentabilitas perusahaan,
dalam pengambilan keputusan memperhatikan likuiditas dan rentabilitas sangat
penting dilakukan agar keseimbangan antara keduanya dapat tercapai, misalkan
perusahaan yang terlalu memperhatikan likuiditas, perusahaan tersebut akan
cenderung menyediakan instrumen likuiditas yang

besar, akibatnya aktiva dan

belanja modal yang digunakan untuk meningkatkan operasional perusahaan hanya
sedikit, sehingga kegiatan operasional perusahaan menurun, hal ini menyebabkan
rentabilitas menurun dan bahkan perusahaan mengalami ancaman kerugian.
Sebaliknya perusahaan yang terlalu terfokus terhadap rentabilitas akan menggunakan
aktiva dan belanja modal yang besar, akibatnya perusahaan terancam mengalami
keadaan tidak likuid, jika hal ini terjadi maka perusahaan akan kesulitan membayar
kewajiban jangka pendeknya.

2

Munawir, Analisa Laporan Keuangan, (Jakarta:Liberty, 2007), h. 31.
Tabel 1
Nilai Rasio Return On Asset (ROA), dan Nilai Rasio Cash Periode
2009-2010
Bulan

Tahun 2009
ROA
(%)

Cash Ratio
(%)

Tahun 2010
ROA
(%)

Cash Ratio
(%)

15.6
1.76
53.4
Januari
2.14
17.38
1.46
46.5
Februari
2.53
23.33
1.55
41.78
Maret
2.69
23.33
1.91
34.9
April.
2.7
15.73
2.17
27.63
Mei
2.74
32.77
2.26
23.8
Juni
2.09
Sumber: Diolah dari Laporan Keuangan PT. BPRS Puduarta Insani Tembung

Dari tabel diatas terlihat pada bulan Januari 2009 nilai ROA adalah sebesar
2,14%, sedangkan nilai dari cash rasio sebesar 15,6%, pada Februari 2009 nilai dari
ROA adalah 2,53% sedangkan cash rasio 17,38%, pada bulan Maret 2009 terlihat
nilai ROA sebesar 2,69% sedangkan cash rasio sebesar 23,33%, pada April 2009
ROA tercatat sebesar 2,7% sedangkan cash rasio sebesar 23,33%, selanjutnya pada
bulan Mei 2009 terlihat nilai dari ROA sebesar 2,74% sedangkan cash rasio sebesar
15,73%, pada bulan Juni 2009 tercatat ROA sebesar 2,09% dan cash rasio sebesar
32,77%.
Selanjutnya pada tahun 2010 terlihat pada bulan Januari ROA tercatat sebesar
1,76% sedangkan cash rasio sebesar 53,4%, pada bulan Februari 2010 terlihat ROA
sebesar 1,46% dan cash rasio sebesar 46,5%, pada bulan Maret 2010 terlihat nilai
ROA sebesar 1,55% dan cash rasio sebesar 41,78%, selanjutnya terlihat pada tabel
diatas pada bulan April 2010 ROA tercatat sebesar 1,91% dan cash rasio rasio
sebesar 34,9%, pada bulan Mei nilai ROA sebesar 2,17% sedangkan cash rasio
sebesar 27,63%, dan yang terakhir pada bulan Juni 2010 ROA tercatat sebesar 2,26%
dan cash rasio sebesar 23,8%.
Dari data di atas terlihat bahwa perusahaan sangat memperhatikan likuiditas,
hal tersebut terlihat dari besarnya persentase cash rasio dibandingkan dengan return
on asset, akibatnya adalah Rentabilitas menjadi rendah yang diakibatkan oleh
penggunaan modal kerja yang sedikit dibandingkan dengan modal kerja yang
digunakan untuk mempertahankan likuiditas.
Sehubungan hal tersebut maka pihak manajemen perusahaan diliputi
permasalahan, antara mempertahankan likuiditas yang tinggi dengan resiko kinerja
perusahaan menurun atau mendorong rentabilitas dengan resiko terjadinya keadaan
tidak likuid.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis ingin membuktikan secara keilmuan
hubungan antara likuiditas dengan rentabilitas dari perusahaan yang diteliti dengan
Judul “Hubungan Antara Rentabilitas dengan Likuiditas Pada PT.Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas penulis mengemukakan
identifikasi masalah dari penelitian ini adalah:
1 Apakah terdapat hubungan antara rentabilitas dengan likuiditas pada PT.Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung ?
2. Berapa besar tingkat rentabilitas dan likuiditas pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah Puduarta Insani Tembung ?
C. Pembatasan Masalah
Dari uraian identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini dibatasi pada
hubungan rentabilitas dilihat dari segi ROA(return on asset), ROE (return on equity),
dan efisiensi operasi dan likuiditas dilihat dari segi cash ratio(rasio kas), bersumber
laporan keuangan PT.Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung .
Kedua rasio itu digunakan untuk melihat bagaimana tingkat rentabilitas,
likuiditas dan mengetahui hubungan antara rentabilitas dengan likuiditas pada PT.
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan indentifikasi dan pembatasan masalah, maka perumusan
masalah dari penelitian ini adalah: Apakah terdapat hubungan negatif antara
rentabilitas dengan likuiditas pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Tembung?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan antara rentabilitas dengan likuiditas pada PT.Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah Puduarta Insani Tembung.
F. Kegunaan Penelitian
1. Bagi penulis


Dengan melakukan penelitian ini penulis memperoleh pengalaman dan ilmu
pengetahuan



Untuk mengembangkan wawasan tentang likuiditas dan rentabilitas



Dan mengetahui berapa besar hubungan keduanya di PT.Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah Puduarta Insani

2. PT.Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani


Sebagai bahan masukan bagi perusahaan mengenai masalah likuiditas dalam
mengevaluasi kegiatan perusahaan.



Dapat dijadikan sebagai catatan atau koreksi untuk mempertahankan dan
meningkatkan kinerjanya, sekaligus memperbaiki jika ada kelemahan
ataupun kekekurangan dan Sebagai referensi ilmiah bagi pihak yang ingin
melakukan penelitian sejenis.
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR

A. Tinjauan Teoritis
1. Laporan Keuangan
Informasi yang tentang kondisi keuangan sebuah perusahaan yang akurat
sangat diperlukan, terutama bagi pihak pengambil keputusan diperusahaan tersebut,
informasi tesebut didapatkan dengan sebuah proses yang dinamakan dengan
akuntansi. Kegiatan ini terdiri dari pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan, dan
laporan keuangan merupakan out put dan hasil akhir dari proses akuntansi, laporan
keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah
satu bahan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan.
Q.S. Al Baqarah 282.

          
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak
secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya3.
Q.S. Al Hadiid 04.

   
Artinya: Dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan
Dalam ayat diatas Allah menganjurkan untuk melakukan pencatatan terhadap
transaksi-transaksi yang dilakukan, berati konsep laporan keuangan dan akuntasi
telah lama dipergunakan dalam islam, hanya saja pencatatan yang terjadi sekarang
3

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahan (Surabaya: Cv Aisyah,
2006), h. 70.
sudah dimodifikasi sedemikian rupa untuk menyesuaikan terhadap kebutuhan tanpa
mengubah maksud dan nilai yang terkandung didalam laporan yang disajikan, selain
itu konsep pengawasan yang dilakukan oleh Allah merupakan salah satu

yang

menjadikan konsep pengawasan dalam melakukan pencatatan dan melakukan
transaksi berbeda dengan pencatatan yang dilakukan pada akuntansi konvensional.
Menurut Jumingan laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil refleksi
dari sekian banyak transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan. Transaksi dan
peristiwa yang bersifat financial dicatat, digolongkan, dan diringkaskan dengan cara
tepat dalam satuan uang, dan kemudian diadakan penafsiran untuk berbagai tujuan.
Laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan
perusahaan4
Menurut Zaki Baridwan, laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu
proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan
yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan5
Dari definisi tersebut, penulis berkesimpulan bahwa laporan keuangan
merupakan sebuah laporan yang menggambarkan sebagian besar transaksi yang
terjadi di perusahaan tesebut yang disajikan secara ringkas untuk memberikan
informasi bagi penggunanya.

4

Jumingan, Analisa Laporan Keuangan, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h. 4.

5

Zaki Baridwan, Intermediate Accounting, ( Yogyakarta: Bpfe Yogyakarta, 2004), h. 17.
Laporan keuangan sebenarnya banyak, namun laporan keuangan yang utama
menurut SAK hanya ada tiga, yaitu6:
a. Daftar neraca yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada
tanggal tertentu.
b. Perhitungan laba rugi yang menggambarkan jumlah hasil, biaya, dan
laba/rugi perusahaan pada suatu periode tertentu.
c. Laporan arus kas. Disini dimuat sumber dan pengeluaran kas perusahaan
selama satu periode.
2. Analisa Laporan Keuangan dan Rasio Keuangan
Analisa laporan laporan keuangan meliputi penelaahan tentang hubungan
dan kecendrungan atau trend untuk mengetahui apakah keadaan keuangan, hasil
usaha, dan kemajuan keuangan perusahaan memuaskan atau tidak memuaskan.
Analisis dilakukan dengan mengukur hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan
dan bagaimana perubahan unsur-unsur itu dari tahun ke tahun untuk mengetahui arah
perkembangannya7.
Rasio dalam analisa laporan keuangan adalah angka yang menunjukkan
hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan.
Hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan tersebut dinyatakan dalam
matematis yang sederhana. Secara individual rasio itu kecil artinya, kecuali jika
dibandingkan dengan suatu rasio standar yang layak dijadikan dasar pembanding,
apabila tidak ada standar yang dipakai sebagai dasar pembanding dari penafsiran
rasio-rasio, maka penganalisis tidak dapat menyimpulkan apakah rasio-rasio itu
menunjukkan kondisi menguntungkan atau tidak.
6

Sofyan S Harahap, Teori Akuntansi, (Jakarta: RajaGrafindo,2007), h. 201.

7

Jumingan, Analisa Laporan Keuangan, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h. 42.
Penyimpulan

apakah

analisis

rasio

menunjukkan

kondisi

yang

menguntungkan atau tidak diperlukan standar yang menjadi acuan, rasio standar ini
dapat ditentukan berdasarkan alternatif dibawah ini8:
a. Didasarkan pada catatan kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan
tahun-tahun yang telah lampau
b. Didasarkan pada rasio dari perusahaan lain yang menjadi pesaingnya, dipilih
salah satu yang tergolong maju dan berhasil.
c. Didasarkan pada data laporan keuangan dibudgetkan (disebut goal ratio)
d. Didasarkan pada rasio industry, dimana perusahaan yang bersangkutan masuk
sebagai anggotanya.
Pada dasarnya angka-angka rasio itu dapat dikelompokkan menjadi dua
golongan, golongan pertama adalah angka-angka rasio yang disasarkan pada sumber
data keuangan diperoleh, dan golongan yang kedua adalah angka-angka rasio yang
disusun berdasarkan tujuan penganalisis dalam mengevaluasi suatu perusahaan.
Berdasarkan sumber datanya, dari mana rasio itu dibuat, maka dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:
1. Rasio neraca (balance sheet ratio), yaitu rasio yang disusun dari data yang
berasal dari neraca, misalnya rasio lancar (current ratio), rasio tunai (quick
ratio), rasio modal sendiri dengan total aktiva, rasio tetap dengan utang
jangka panjang, dan sebagainya.
2. Rasio-rasio laporan laba rugi (income statement rations), yaitu rasio-rasio
yang disusun dari data yang berasal dari laporan perhitungan laba rugi,
8

Ibid, h. 118.
misalnya, rasio laba bruto dengan penjualan netto, rasio laba usaha dengan
penjualan netto, net operating ratio, dan sebagainya.
3. Rasio-rasio antar laporan (inter-statement rations), yaitu rasio-rasio yang
disusun dari data yang berasal dari neraca dan laporan laba rugi, misalnya
rasio penjualan netto dengan aktiva usaha, rasio penjualan kredit dengan
piutang rata-rata, rasio harga pokok penjualan dengan persediaan rata-rata,
dan sebagainya.
Pengelompokkan angka rasio berdasarkan pada sumber datanya, sebenarnya
kurang bermanfaat bagi pihak penganalisa sebab yang penting adalah kegunaan dari
angka rasio tersebut dan kesimpulan apa yang dapat diperoleh dari angka rasio
tersebut. Jadi, yang lebih berguna adalah angka-angka rasio yang dibuat berdasarkan
tujuan penganalisis dalam mengevaluasi laporan keuangan suatu perusahaan.
Ada berbagai pendapat tentang katagori rasio berdasarkan tujuan penganalisa
dalam mengevaluasi suatu perusahaan berdasarkan laporan keuangannya, secara
umum rasio yang sering digunakan bisnis adalah9:
a. Rasio likuiditas, yaitu rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan
untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat
dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva
lancar dan hutang lancar,

9

Sofyan S harahap, sebagaimana dikutib Rahmah, Hubungan likuiditas dan rentabilitas pada
PT. Perkebunan Nusantara III. (Medan:Unimed, 2006), h. 8-9.
b. Rasio solvabilitas, yaitu raio yang menggambarkan kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya
apabila perusahaan dilikuidasi.
c. Rasio

rentabilitas/profitabilitas,

yaitu

rasio

yang

menggambarkan

kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan
sumber yang ada.
d. Rasio laverage, yaitu rasio yang menggambarkan hubungan antara hutang
perusahaan terhadap modal maupun asset.
e. Rasio aktivitas, yaitu rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan
perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan,
pembelian dan kegiatan lainya .
f. Rasio pertumbuhan, yaitu rasio ini menggambarkan persentasi pertumbuhan
pos-pos perusahaan dari tahun ketahun.
g. Market based (penilai pasar), yaitu rasio yang lazim dan yang khusus
dipergunakan di pasar modal yang menggambarkan situasi/keadaan prestasi
perusahaan di pasar modal.
h. Rasio produktivitas, yaitu rasio yang menilai dari segi tingkat produktivitas
dari unit-unit atau kegiatan yang dinilai, misalnya rasio karyawan atas
penjualan.
Jenis-jenis rasio keuangan Bank10:
a. Rasio likuiditas, adalah ukuran kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban
jangka pendeknya.

10

Muhammad, Pengantar akuntansi Syariah, (Jakarta: Salemba empat, 2005), h..258-259.
b. Rasio aktivitas, adalah ukuran untuk menilai tingkat efisiensi bank dalam
memanfaatkan sumber dana yang dimiliki.
c. Rasio profitabilitas, adalah rasio yang menunjukkan tingkat efiktifitas yang
dicapai melalui usaha operasinal bank.
d. Rasio biaya, adalah menunjukkan tingkat efisiensi kinerja operasional bank.
3. Likuiditas dan Rentabilitas
a. Likuiditas
Menurut Munawir, Likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi,
atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat
ditagih11.
Menurut Kasmir, rasio likuiditas atau sering juga disebut dengan nama rasio
modal kerja merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya
suatu perusahaan, dengan kata lain rasio likuiditas berfungsi untuk menunjukkan
atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang sudah
jatuh tempo12
Sedangkan menurut Brigham rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan
hubungan antara kas dan aktiva lancar lainnya dari sebuah perusahaan dengan
kewajiban lancarnya13.

11

Munawir, Analisa Laporan Keuangan, (Jakarta:Liberty, 2007), h. 31.

12

Kasmir, Analisa Laporan Keuangan, (Jakarta:PT. RajaGrafindo Persada, 2010), h. 129.

13

Brigham dan Houston, Dasar- Dasar Manajemen Keuangan, (Jakarta:Salemba Empat,
2009), h. 95.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa likuiditas merupakan sebuah cara untuk
mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban dalam jangka
waktu dekat.
Adapun yang menjadi dasar hutang piutang dapat dilihat pada ketentuan AlQur‟an dan Al-Hadits, dalam Al-Qur‟an terdapat dalam surat Al-Maidah ayat 2 yang
berbunyi :

‫َلَا َ َا َ ُىا ََى الْ ِثْ ِ َالْ ُدْ َا ِ َاَ ُىا الَه ِن الَ َ َ ِيد الْ ِ َاب‬
ِ ‫و تع وو عل إ م و ع و ن و تق ل َ إ َ له شد ُ عق‬
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran14”

Sedangkan dalam sunnah Rasululllah SAW. Dapat ditemukan antara lain dalam
sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah sebagai berikut:

‫ما ِهْ ُسِْم ُقْ ِ ُ ُسِْ ًا َرْضًا َ َ َيْه إ َ َان َ َدَ َ ِهَا َ َ ً (رواه ابه ماجه‬
‫مرت ِ ِّال ك َ كص قت مرة‬
‫َ م م ل ٍ ي رض م لم ق‬
“Seorang muslim yang mempiutangi seorang muslim dua kali, seolah-olah telah
bersedekah kepadanya satu kali”.
Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam bersabda:

‫م ْ سّر ُ أ ْ ي ج َ ُ َو م ْ ك َ ِ ي ِ ْقي م ِ َ ينّف ْ ع م س ٍ أ ْ يض ع و‬
ُ ْ‫َن َ َه َن ُنْ ِيو الّل ُ ِن ُّرب َوْم ال ِ َا َة فّلْ ُ َ ِس َنْ ُعْ ِّر َو َ َعْ َن‬
“Barangsiapa yang mau diselamatkan Allah dari kesusahan pada hari kiamat, maka
hendaklah dia memberi kelonggaran kepada orang yang kesulitan atau membebaskan
hutangnya.” (HR. Muslim no. 1563).
14

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahan (Surabaya: Cv
Aisyah, 2006), h. 156.
Nabi shallallahu „alaihi wasallam bersabda:

‫ٍ ِل ّد ن‬
َ ْ‫ال َتْل ِي َ ِيل الّلو ُك ِّر ُل شَيْء إَا ال َي‬
َ ‫ْق ُ ف سب ِ َ ِ ي َّف ُ ك‬
“Yang terbunuh di jalan Allah (syahid) akan dihapuskan semua dosanya kecuali
hutang.” (HR. Muslim no. 1886).

Dari beberapa ayat dan hadis diatas maka dapat dijelaskan bahwa hukum
memberi hutang piutang bersifat fleksibel tergantung situasi dan toleransi, namun
pada umumnya memberi hutang hukumnya sunnah. Akan tetapi memberi hutang
atau pinjaman hukumnya bisa menjadi wajib ketika diberikan kepada oaring yang
membutuhkan seperti memberi hutang kepada tetangga yang membutuhkan uang
untuk berobat karena keluarganya ada yang sakit. Hukum memberi hutang bisa
menjadi haram, misalnya memberi hutang untuk hal-hal yang dilarang dalam ajaran
islam seperti untuk membeli minuman keras, menyewa pelacur dan sebagainya,
selanjutnya membayar hutang merupakan hal yang wajib dilaksanakan dan bila ada
yang kesulitan untuk membeyar hutang hendaknya diberi kelonggaran waktu dan
yang terlebih mulia adalah membebaskannya dari hutang tersebut, walau demikian
ancama bagi yang tidak membayar hutang juga sangat tegas diterangkan dalam hadis
diatas.

Karenanya, bagi siapa yang berkecukupan atau bahkan berlebihan tapi dia
sengaja menunda-nunda pembayaran utangnya hingga memudharatkan orang yang
mempunyai piutang. Maka pemilik piutang boleh menggugat orang tersebut di hakim
agar hakim memaksa dia untuk membayar hutangnya atau menjual sebagian
barangnya untuk menutupi hutangnya.

Adapun yang termasuk ke dalam analisa modal kerja atau rasio likuiditas adalah:
1. Current Ratio
Current ratio merupakan ratio umum yang digunakan untuk mengetahui
posisi modal kerja atau rasio likuiditas, current ratio merupakan perbandingan antara
jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar. Current ratio menunjukkan tingkat
keamanan (margin of safety) kreditor jangka pendek, atau kemampuan perusahaan
untuk membayar hutang-hutang tersebut15. Aktiva lancar biasanya berupa kas,
piutang, surat berharga, persediaan . hutang lancar terdiri dari utang dagang, utang
wesel, taksiran utang pajak, dan utang-utang lain yang masih harus dibayar dalam
jangka waktu 12 bulan.
Rasio yang rendah menunjukkan likuiditas jangka pendek yang rendah. rasio
lancar yang tinggi menunjukkan kelebihan aktiva lancar (likuiditas tinggi dan resiko
rendah), tetapi mempunyai pengaruh yang tidak baik terhadap profitabilitas
perusahaan. aktiva lancar secara umum menghasilkan return atau tingkat keuntungan
yang lebih rendah dibandingkan dengan aktiva tetap16
Rumus menghitung Current Ratio:

15

Munawir, Analisa Laporan Keuangan, (Jakarta:Liberty, 2007), h. 72.

16

Mahmud Hanafi, Manajemen Keuangan (Yogyakarta: BPFE, 2004), dikutip oleh Putri
Handayani, Hubungan Likuiditas Terhadap Profitabilitas pada PT. Pertamina (Persero) Unit
Pemasaran I Medan ( Medan: Fakultas Ekonomi USU, 2007), h. 12.
Aktiva Lancar (Current Asset)
Current Ratio =
Utang Lancar ( Current Liabilities)
Dalam praktiknya sering kali dipakai bahwa rasio lancar dengan standart
200% (2:1) yang terkadang sudah dianggap sebagai ukuran yang cukup baik bagi
suatu perusahaan. Artinya dengan rasio seperti ini, perusahaan sudah merasa berada
di titik aman dalam jangka pendek. Namun, sering kali untu mengukur kinerja
manajemen, ukuran yang terpenting adalah rata-rata industry untuk perusahaan yang
sejenis17.
2. Acid Test Ratio (Quick Ratio)
Ratio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena
persediaan memerlukan waktu yang relative lebih lama untuk direalisasikan menjadi
uang kas dan menganggap bahwa piutang segera dapat direalisakikan menjadi uang
kas18.

Rumus menghitung quick ratio:
Current Assets (Aktiva Lancar) – Inventory (Persediaan)
Quick Ratio =
(Acid Test Ratio)

Current Liabilities ( Kewajiban Lancar)

Apabila digunakan quick ratio angka 100% dipandang sudah menunjukkan
baiknya kondisi keuagan jangka pendek, walau demikian, untuk analisa lebih lanjut

17

Kasmir, Analisa Laporan Keuangan, (Jakarta:PT. RajaGrafindo Persada, 2010), h. 135.

18

Munawir, Laporan Keuangan, (Jakarta:Liberty, 2007), h. 74.
sebaiknya dibandingkan dengan rasio industry, juga diselidiki bagaimana sebenarnya
tingkat likuiditas dari piutang19.
3. Rasio Kas (Cash Ratio)
Rasio ini untuk mengukur perbandingan alat likuid terhadap dana pihak
ketiga yang dihimpun bank yang harus segera dibayar. Rasio ini digunakan untuk
mengukur kemampuan bank dalam membayar kembali simpanan nasabah atau
deposan pada saat ditarik dengan menggunakan alat likuid yang dimilikinya.
Merupakan rasio untuk mengukur besarnya kesiapan uang kas untuk
digunakan membayar utang, dalam artian perusahaan tidak perlu menunggu-nunggu
untuk menjual atau menagih utang lancar lainnya yaitu dengan menggunakan rasio
lancar.
Ketersediaan kas dapat ditunjukkan dari persediaan dana kas atau yang setara
kas seperti rekening giro atau tabungan di bank (yang dapat ditarik setiap saat).
Dapat dikatakan rasio ini menujukkan kemampuan sesungguhnya perusahaan dalam
membayar kewajiban-kewajiban jangka pendeknya.
Rumus menghitung cash ratio (rasio kas):
Aktiva Likuid
Cash Ratio =

X 100 %
Passiva Likuid

Semakin tinggi rasio ini, maka semakin tinggi pula sisi likuiditas bank
tersebut, namun akan berpengaruh dalam meningkatkan profitabilitas bank.

19

Jumingan, Analisa Laporan Keuangan, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h. 126.
4. Loan to Deposit Ratio (LDR)
Loan to Deposit Ratio adalah rasio yang mengukur perbandingan jumlah
kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank, yang
menggambarkan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana oleh
deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya20.
Semakin tinggi rasionya memberikan indikasi rendahnya kemampuan likuiditas bank
tersebut, hal ini akibat jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi
semakin besar.
Rumus menghitung LDR
Jumlah kredit yang diberikan
LDR =

X 100%
Total dana pihak ketiga

Bank Indonesia menetapkan rasio LDR sebesar 110 %, atau apabila melebihi
diberi nilai kedit 0 yang berarti likuiditas bank tersebut tidak sehat, dan untuk rasio
LDR dibawah 110 % diberi nilai 100 yang berarti likuiditas bank tesebut dinilai
sehat.
b. Rentabilitas
Menurut lukman, rasio rentabilitas bank adalah alat untuk menganalisis atau
mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank
bersangkutan21. Menurut Veithzal, rentabilitas adalah hasil perolehan dari investasi
20

Veithzal dkk, Bank and financial instution manajemen, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2007), h. 723.
21

Lukman dendawijaya. Manajemen Perbankan. (Jakarta:Ghalia Indonesia, 2003), h. 118..
(penanaman modal) yang dikatakan dengan persentase dari besarnya investasi22.
Menurut munawir, rentabilitas adalah rasio untuk mengukur profit yang diperoleh
dari modal-modal yang digunakan untuk operasi tersebut.
Sedangkan menurut

Brigham rasio profitabilitas

adalah merupakan

seelompok rasio yang menunjukkan efek-efek dari likuiditas, manajemen aktiva dan
utang pada hasil- hasil operasi23. Jadi dapat disimpulkan rentabilitas adalah
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dari semua kemampuan, dan
sumber daya yang dimilikinya, yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut.
(QS. Al Baqarah: 261)

           
              
“Perumpamaan

(nafkah

yang

dikeluarkan

oleh)

orang-orang

yang

menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang
menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan
(ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi
Maha mengetahui24.

22

Veithzal, dkk, Bank and financial instution manajemen, (Jakarta:
Persada, 2007), h. 720.

PT. RajaGrafindo

23

Brigham dan Houston. Dasar- Dasar Manajemen Keuangan, (Jakarta:Salemba Empat,
2009),. h. 107.
24

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahan (Surabaya: Cv
Aisyah, 2006), h. 65.
(QS. An-Najm : 39)

     
Artinya: “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa
yang telah diusahakannya25”
Dalam ayat diatas Allah telah menjelaskan konsep Profitabilitas (keuntungan)
jika kita melakukan investasikan harta yang kita miliki dan pada ayat yang
selanjutnya Allah mejelaskan bahwa manusia hanya akan memperoleh dari apa yang
telah mereka usahakan, semakin besar usaha yang dilakukan maka hasil yang
diperoleh juga akan maksimal, dalam hal ini semakin besar usaha yang dilakukan
perbankan maka profit yang akan diproleh akan semakin besar. Selanjutnya dalam
Ayat yang lain Allah menjelaskan tentang larangan merugikan orang lain dalam
melakukan kegiatan memperoleh keuntungan (Profit), dan larangan untuk merusak
dalam melakukan kegiatan produksi baik kerusakan secara fisik dan kerusakan
secara mental.
(QS. Asy-Syua’ra 26 : 183).

       
Artinya: “Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan
janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan26

25

Ibid, h. 874.

26

Ibid, h. 586.
Adapun yang termasuk dalam analisa rentabilitas adalah ;
1. Return on Total Assets (ROA)
Merupakan rasio perbandingan antara laba sebelum pajak dengan total asset,
rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh
keuntungan secara keseluruhan.
Laba sebelum pajak
ROA =

X 100 %
Total aktiva

Semakin besar ROA, berarti semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai
dari semakin baiknya posisi bank dari segi penggunaan asset.
2. Return on Equity (ROE)
Return on equity merupakan indicator yang amat penting bagi para pemegang
saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba
bersih yang dikaitkan dengan pembayaran deviden, kenaikan rasio ini berarti terjadi
kenaikan laba bersih dari laba yang bersangkutan yang selanjutnya dikaitkan dengan
peluang kemungkinan pembayaran deviden, rasio ini menunjukkan perbandingan
antara laba bersih dengan modal sendir
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan modal disetor bank dalam
menghasilkan laba. Semakin besar rasio ini menunjukkan kemampuan modal disetor
bank dalam menghasilkan laba bagi pemegang saham,
Rumus menghitung ROE:
Laba Setelah Pajak
ROE =

X 100 %
Modal sendiri

3. Return on Investment (ROI)
Tehnik ini merupakan tehnik yang lazim digunakan oleh pimpinan
perusahaan untuk mengukur efektifitas dari seluruh operasi perusahaan. Return on
investment dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan
keseluruhan dana yang di investasikan dalam aktiva yang dipergunakan untuk
operasinya untuk menghasilkan keuntungan/laba. Rumus yang digunakan untuk
menghitung ROI:
Laba Barsih
ROI =
Rata-rata Modal (Equity)
Rasio ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasinya dengan
jumlah investasi atau aktiva yang dipergunakan untuk menghasilkan keuntungan
tersebut, jadi rasio ini menunjukkan berapa persen diperolehnya laba bersih bila
diukur dari modal pemilik, semakin besar rasio ini maka posisi pemilik perusahaan
semakin kuat.
4. Rasio bebab operasionl terhadap pendapatan operasional (BOPO)
Rasio ini membandingkan antara biaya operasional dengan pendapatan
operasional, hal ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan
bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya.
Biaya (beban) operasional
BOPO =

X 100 %
Pendapatan operasional

Semakin kecil rasio biaya operasionalnya akan lebih baik, karena perusahaan
itu dapat menutup biaya operasionalnya dengan pendapatan operasionalnya sendiri.

4.Hubungan rentabilitas dengan likuiditas
Pertimbangan yang baik sebelum pengambilan keputusan merupakan hal
mutlak yang harus dilakukan, karena hal tersebutlah yang nantinya yang akan
dijadikan acuan dalam melakukan aktivitas operasional, hal yang sangat perlu
diperhatikan adalah masalah likuiditas dan rentabilitas, likuiditas dan rentabilitas
merupakan dua factor yang akan mempengaruhi pembelanjaan perusahaan.
Rasio likuiditas meningkat maka baik profitabilitas maupun resiko yang
dihadapi

akan menurun27,

hal senanda juga ditambahkan bahwa kemampuan

memperoleh laba selama periode tertentu akan mengorbankan likuiditas (aktiva
lancar) maupun modal, baik modal sendiri maupun modal secara keseluruhan28
Menurut Alex S. Nitisemito didalam Rahmah dalam hubungan satu dengan
yang lain, likuiditas dan rentabilitas mempunyai hubungan yang unik, sebab usaha
untuk meningkatkan likuiditas mempunyai kecendrungan untuk menurunkan
rentabilitasnya, demikian pula sebaliknya bila perusahaan terlalu memperhatikan
27

Syamsuddin Lukman, Manajemen Keuangan Perusahaan: konsepaplikasi Dalam
Perencanaan, Pengawasan dan Pengambilan Keputusan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002),
dikutip oleh Putri Handayani, Hubungan Likuiditas Terhadap Profitabilitas pada PT. Pertamina
(Persero) Unit Pemasaran I Medan ( Medan: Fakultas Ekonomi USU, 2007), h. 12.
28

James Horney, Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan (Jakarta: Salemba Empat, 1999),
dikutip oleh Putri Handayani, Hubungan Likuiditas Terhadap Profitabilitas pada PT. Pertamina
(Persero) Unit Pemasaran I Medan ( Medan: Fakultas Ekonomi USU, 2007), h. 12.
likuiditasnya akan cendrung menurun. meskipun demikian, hal ini dapat juga terjadi
pengecualian, sebab dapat saja terjadi usaha menjadikan likuiditasnya yang tinggi
dapat juga akhirnya menimbulkan rentabilitas yang tinggi pula.
Terlalu mementingkan likuiditas akan menyebabkan rentabilitas menjadi
rendah hal tersebut disebabkan oleh perusahaan akan menyediakan kas dan aktiva
lancar dalam jumlah yang besar, yang pada akibatnya sebagian besar dari modal
yang dimiliki perusahaan tersebut mengendap dan tidak produktif, hal ini akan
menyebabkan

rentabilitas

rendah

sehingga

menyebabkan

perusahaan

akan

mengalami penurunan laba, dan bahkan akan menimbulkan kerugian. Walau
demikian tingkat likuiditas yang rendah juga membawa permasalahan, perusahaan
yang likuiditasnya rendah akan mengalami situasi yang akan membuat perusahaan
tersebut dalam kondisi bahaya, hal tersebut disebabkan pada saat perusahaan dengan
likuiditas rendah, perusahaan tersebut akan kesulitan memenuhi kewajiban jangka
pendeknya, jika hal tersebut terjadi maka para investor akan tidak percaya terhadap
perusahaan, hal ini akan mengancam keberadaan perusahaan jika para investor
menarik dan keluar dari perusahaan tersebut.
Dua dasar prinsip keuangan yaitu29:
1. Profitabilitas berbanding terbalik dengan likuiditas
2. Profitabilitas bergerak dalam garis lurus

dengan resiko ( yaitu terdapat

keuntungan dengan kerugian antara resiko dengan pengembalian). Dalam
mencapai profitabilitas yang lebih tinggi harus disadari bahwa resiko yang
dihadapi semakin besar.
29

Ibid, h. 15.
Hal lain yang mungkin terjadi dari likuiditas rendah adalah menyebabkan
perusahaan akan berkembang lambat, hal ini disebabkan perusahaan dengan
likuiditas rendah akan cendrung melakukan peminjaman modal secara kecil pula, hal
tersebut dimaksudkan agar beban pembayaran utang dapat diminimalkan.
Dilain sisi jika rentabilitas terlalu diperhatikan maka sebagian besar dari
modal akan digunakan secara maksimal untuk menghasilkan laba yang tinggi, dan
dampaknya akan membuat alat- alat likuid seperti aktiva lancar dan lainya akan
sedikit tersedia, jika hal ini terjadi maka kepercayaan pihak investor akan berkurang
bahkan sangat mungkin investor akan menarik dana investasi mereka dari
perusahaan tersebut dan akan berakibat buruk bagi perusahaan.
Apabila perusahaan bermaksud untuk meningkatkan keuntungan yang
diperolehnya maka peningkatan keuntungan tersebut akan diikuti pula oleh resiko
yang semakin besar, demikian pula sebaliknya, menurunkan resiko, maka penurunan
tingkat resiko ini akan diikuti oleh menurunnya tingkat profitabilitas30.
Dari segi pinjaman perusahaan yang sangat mementingkan rentabilitas akan
mengambil pinjaman yang relative besar dan digunakan untuk menambah modal
dalam melakukan operasionalnya, dan hanya sedikit untuk memenuhi kewajibannya,
dan perusahaan akan kesulitan ketika harus memenuhi kewajibannya, dan hal ini
juga dapat berpengaruh buruk terhadap perusahaan.

30

Lukman syamsuddin, Manajemen Keuangan Perusahaan, (Jakarta:PT. RajaGrafindo
Persada, 2000), h. 208.
Jika perusahaan memutuskan menetapkan modal dalam jumlah besar,
kemungkinan likuiditas akan terjaga namun kesempatan untuk memperoleh laba
besar akan menurun dan pada akhirnya berdampak pada menurunnya profitabilitas31
B. Hasil penelitian yang relevan
Keputusan yang rasional akan dapat dibuat jika kondisi keuangan perusahan
diketahui, adapun cara mengetahuinya adalah dengan bantuan alat-alat analisis
tertentu, salah satunya adalah dengan hubungan likuiditas dan rentabilitas. Penelitian
yang berhubungan dengan hal tersebut adalah:
No

Judul Penelitian

1

Hubungan Likuiditas dengan
Rentabilitas Pada PT.
Perkebunan Nusantara III
Pengaruh Likuiditas,
Solvabilitas terhadap
Profitabilitas pada Baitul
Maal Wattamwil (BMT) di
Kabupaten Pemalang Tahun
2005-2007
Hubungan Likuiditas
Terhadap Profitabilitas pada
PT. Pertamina (Persero) Unit
Pemasaran I Medan
Hubungan Profitabilitas dan
likuiditas dengan Capital
adequacy ratio (CAR) pada
Bank Rakyat Indonesia (
persero) Tbk

2

3

4

31

Tahun
Penelitian
2006

Nama Peneliti
Rahmah

2008

Unik S Widiana

2007

Putri Handayani

2007

Tangi Ceria Issabella Pane

Unik Sapta Widiana, Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas terhadap Profitabilitas pada Baitul
Maal Wattamwil (BMT) di Kabupaten Pemalang Tahun 2005-2007, http://fe.unnes.ac.id ( 04 April
2011)
Hasil Penelitian:
Rahmah
Unik S Widiana

Putri Handayani

Tangi Ceria
Issabella Pane

Current rasio mempunyai hubungan yang positi dan signifikan
terhadap ROE
Likuiditas, solvabilitas berpengaruh terhadap profitabilitas pada
Baitul Maal Wattamwi (BMT) di Kabupaten Pemalang tahun
2005-2007
Cash rasio mempunyai hubungan negatif dan tidak signifikan
terhadap ROI
Acid test ratio mempunyai hubungan negatif dan tidak signifikan
terhadap ROI
Current ratio mempunyai hubungan yang positif dan tidak
signifikan terhadap ROI
LDR memiliki hubungan positif dan tidak signifikan terhadap
CAR
Quick ratio memiliki hubungan negatif dan tidak signifikan
terhadap CAR
ROE mempunyai hubungan positif dan tidak signifikan terhadap
CAR
Interest margin on loan memiliki hubungan positif dan tidak
signifikan terhadap CAR

Penelitian yang dilakukan oleh Rahmah(2006), Hubungan Likuiditas dengan
Rentabilitas pada PT. Perkebunan Nusantara III, menggunakan rasio likuiditas dan
rentabilitas, dan hasil dari penelitiannya adalah hubungan antara likuiditas dan
rentabilitas memiliki hubungan keeratan sedang.
Selain itu penelitian lain yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah
penelitian yang dilakukan oleh Unik Sapta Widiana, dengan judul Pengaruh
Likuiditas, Solvabilitas terhadap Profitabilitas pada Baitul Maal Wattamwil (BMT)
di Kabupaten Pemalang Tahun 2005-2007. Hasil analisis regresi menunjukkan
secara bersama-sama likuiditas, solvabilitas berpengaruh terhadap profitabilitas pada
Baitul Maal Wattamwi (BMT) di Kabupaten Pemalang tahun 2005-2007
Selain itu penelitian yang dilakukan oleh putri handayani dengan judul
Hubungan Likuiditas Terhadap Profitabilitas pada PT. Pertamina (Persero) Unit
Pemasaran I Medan, hasil dari analisa yang dilakukan adalah hubungan antara
likuiditas dan rentabilitas memiliki hubungan yang tidak signifikan serta tingkat
hubungan yang sangat rendah.
Dari penelitian yang sudah ada, penelitian yang penulis lakukan memiliki
perbedaaan dengan penelitian tersebut, sebab penelitian yang penulis lakukan
dilakukan di Perusahaan Perbankan Syariah sedangkan penelitian yang sudah ada
dilakukan di perusahaan perkebunan dan baitul mall wattamwil, perbedaan lainnya
adalah penelitian yang dilakukan oleh penulis dilakukan pada tahun 2011 sedangkan
penelitian yang sudah ada dilakukan di tahun 2006 dan 2008, jadi penelitian yang
penulis lakukan lebih aktual, oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian lanjutan.
C. Kerangka Berpikir
Hubungan antara rentabilitas dengan likuiditas akan membantu pihak
pengambil keputusan di perusahaan tersebut, yang pada akhirnya akan berpengaruh
terhadap kinerja perusahaan, untuk itu perlu dilakukan sebuah analisa hubungan
antara rentabilitas dengan likuiditas. Penelitian ini akan melihat hubungan antara
rentabilitas dengan likuiditas pada PT.Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta
Insani.
Dari hubungan tersebut akan dilihat apakah hubungan antara rentabilitas
dengan likuiditas tersebut, Korelasi sangat lemah, Korelasi lemah, Korelasi sedang,
Korelasi kuat, atau Korelasi sangat kuat.
D. Hipotesis
Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berfikir diatas, maka diajukan
hipotesis sebagai berikut:
1. Ha.1

= Terdapat hubungan negatif antara return on asset dengan cash ratio

pada PT.Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung.
H0.1

= Tidak terdapat hubungan negatif antara return on asset dengan cash

ratio pada PT.Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung.
2. Ha.2= Terdapat hubungan negatif antara return on equity dengan cash ratio
pada PT.Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung
H0.2= Tidak terdapat hubungan negatif antara return on equity dengan cash
ratio pada PT.Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung
3. Ha.3 = Terdapat hubungan negatif antara rasio efisiensi operasi dengan cash
ratio pada PT.Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung
H0.3= Tidak terdapat hubungan negatif antara rasio efisiensi operasi dengan
cash ratio pada
Tembung

PT.Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu data yang diukur
dalam skala numeric, berdasarkan data time series yang berhubungan dengan
likuiditas yang diwakili oleh cash ratio( rasio kas), dan rentabilitas yang diwakili
oleh ROA (return on asset), ROE (return on equity) dan efesiensi operasi yang
diperoleh dari laporan keuangan bulanan PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Puduarta Insani Tembung, jadi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder.

B. Lokasi

Penelitian ini dilakukan di PT.Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta
Insani Tembung. Alamat Jl. Besar Tembung No. 13A.

C. Waktu Penelitian
Penelitian ini direncanakan dimulai awal April 2011 sampai dengan Mei
2011.

D. Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah data yang terdapat dalam laporan keuangan
bank berupa Laporan Rasio Keuangan dan Neraca, dalam hal ini laporan rasio
bulanan PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung.
E. Sample
Metode pemilihan sample yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu
metode pengambilan sample berdasarkan pada tujuan dan pertimbangan tertentu,
dalam hal ini sample yang diambil adalah data rekapitulasi nilai rasio faktor
kuantitatif tingkat kesehatan PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani
Tembung sejak bulan januari 2009 sampai Maret 2011. Hal ini disebabkan karena
data tersebut mudah diperoleh dan merupakan data yang terbaru sehingga masih
relevan untuk saat ini.

F. Variable Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variable Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel

terikat

(dependent variable) dan variabel bebas (independent variable), variabel bebas terdiri
dari return on asset (ROA), return on equity(ROE), rasio efisiensi operasi sedangkan
variabel terikat adalah cash ratio (rasio kas).
Adapun variabel dalam penelitian ini adalah:
a. Rentabilitas ( X)
b. Likuiditas ( Y )
2. Definisi Operasional
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan PT.
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung dengan indikator yang
digunakan untuk menilai laporan keuangan bank , yaitu
a. Return On Asset (ROA)
Return on Asset adalah indikator kemampuan bank untuk menghasilkan
laba dari sejumlah asset yang dimiliki oleh bank yaitu rasio antara laba
sebelum pajak terhadap rata-rata total aktiva yang disajikan dalam bentuk
persentase (%). data ini didapatkan dari laporan keuangan PT. Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung periode Januari
2009- Maret 2011
b. Cash Ratio(Rasio Kas)
Cash ratio adalah indikator untuk mengukur besarnya kesiapan uang kas
untuk digunakan membayar utang, dalam artian perusahaan tidak perlu
menunggu-nunggu untuk menjual atau menagih utang lancar lainnya
yaitu dengan menggunakan rasio lancar. Dapat dikatakan rasio ini
menujukkan kemampuan sesungguhnya perusahaan dalam membayar
kewajiban-kewajiban jangka pendeknya data ini disajikan dalam bentuk
(%). data ini diperoleh dari laporan keuangan PT. Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah Puduarta Insani tembung periode januari 2009-Maret
2011.
c. Return on Equity(ROE)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan modal disetor bank
dalam menghasilkan laba. Semakin besar rasio ini menunjukkan
kemampuan modal disetor bank dalam menghasilkan laba bagi pemegang
saham
d. Efesiensi Operasional
Rasio efisiensi digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen untuk
mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional,
semakin kecil rasio ini maka semakin efisien biaya operasional yang
dikeluaran bank.

G. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
beberapa tehnik yaitu studi dokumentasi, merupakan cara dalam pengumpulan data
yang diperoleh dari dokumen-dokumen, dalam hal penelitian ini adalah dokumen
laporan keuangan perusahaan.

H. Teknik Analisa Data
Dalam penelitian ini data yang telah terkumpul kemudian diolah dan
dianalisis dengan menggunakan dua teknik analisa statistik.
1. Untuk menguji hipotesis asosiatif/hubungan bila datanya berbentuk ratio
digunakan “Korelasi Product moment” dengan rumus sebagai berikut:
n(∑ x y) – (∑ x) (∑y)

rxy=
√

(

}

Dimana:

r
x
y
n

=koefisien korelasi
=likuiditas
=rentabilitas
=jumlah data

(

}
Adapun skala yang digunakan untuk mengukur keeratan hubungan dari hasil
statistic adalah sebagai berikut32:
0,001 – 0,200 = Korelasi sangat lemah
0,201 – 0,400 = Korelasi lemah
0,401 – 0,600 = Korelasi sedang
0,601 – 0,800 = Korelasi kuat
0,801 – 1,000 = Korelasi sangat kuat

2. Uji Regresi Berganda
Analisis regresi digunakan untuk melihat pengaruh variable bebas terhadap
variable terikat serta memprediksi nilai variable terikat dengan menggunakan
variable bebas, analisis regresi digunakan terutama untuk tujuan peramalan dalam
model tersebut ada sebuah variabel dependen dan berapa variabel independen
Adapun persamaan yang sering digunakan adalah:
Y= a + bX1+ bX2 + bX3
Dimana:
X = Rentabilitas
Y= Likuiditas
n= Jumlah data
a= Konstanta

Selanjutnya hasil dari persamaan regresi tersebut di interprestasikan untuk
mengetahui seberapa besar perubahan yang terjadi jika terjadi perubahan terhadap

32

Triton P Budi, Spss 13,0 Terapan, (Yogyakarta: Andi, 2005), h. 92 .
variable terikat, dalam hal ini untuk mengetahui seberapa besar perubahan yang
terjadi jika likuiditas berubah akan mempengaruhi likuiditas
Uji signifikansi:
a. Nilai Probabilitas. Apabila suatu korelasi memiliki nilai probabilitas kurang
dari 0,05, maka korelasi tersebut adalah signifikan, sedangkan jika lebih besar
dari 0,05 maka korelasi tidak signifikan.
b. Nilai t, membandingkan antara nilai t hitung dengan t tabel.
Menentukan t hitung dengan rumus33:
√
√
Untuk mempermudah melakukan perhitungan terhadap dua teknik analisa
diatas penelitian ini menggunakan SPSS 13,0 yang kemudian hasil dari SPSS
tersebut di Interprestasikan.
3. Pengujian asumsi klasik untuk mengetahui apakah data yang digunakan telah
memenuhi syarat ketantuan model regresi, pengujian asumsi klasik meliputi
Uji Normalitas, Uji Otokorelasi, Uji Multikorelasi, Uji Heterokedastisitas

33

Ibid, h. 93.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Profil Puduarta Insani
Pada tahun 1992, ketika Rektor IAIN Sumatera Utara dijabat oleh Brigjend
TNI Drs. H. A. Nazri Adlani, beliau menyampaikan gagasan di kalangan pimpinan
IAIN, yaitu bagaimana agar IAIN dapat berbuat sesuatu yang nyata di tengah-tengah
masyarakat. Gagasan itu mendapat sambutan dan segera ditindaklanjuti dengan
menyelenggarakan kegiatan kursus Perbankan Syariah di bawah asuhan FKEBI
(Forum Kajian Ekonomi dan Perbankan Islam), suatu lembaga non struktural di
bawah IAIN Sumatera Utara yang telah berdiri sejak tahun 1990.

FKEBI berhasil menyelanggarakan kursus sebanyak 4 (empat) angkatan
masing-masing 3 bulan, dengan jumlah peserta sebanyak + 40 orang setiap angkatan.
Pada ketika itu H. Nazri Adlani bertindak sebagai ketua dewan pelindung, Prof. Dr.
H.M. Yasir Nasution sebagai Direktur dan Syahrul Muda Siregar sebagai Direktur
Pendidikan dan Pelatihan FKEBI.

Setelah menyelenggarakan 4 (empat) angkatan, aktivitas untuk mewujudkan
suatu yang nyata di tengah-tengah masyarakat ini dilanjutkan pula dengan rencana
mendirikan BPRS (Bank Perkreditan Rakyat Syariah), di mana para stafnya akan
diangkat dari kursus perbankan ini.

Pada saat pengajuan permohonan pengesahan akte ke Menteri Kehakiman,
diajukan nama PT Bank Perkreditan Rakyat Syariah Insani. Namun didapati bahwa
nama BPR Syariah Insani telah ada. Untuk menyegerakan proses, seseorang di
Departemen Kehakiman mengusulkan penambahan nama menjadi PT Bank
Perkreditan Rakyat Syariah Puduarta Insani. Menurut informasi kata ”Puduarta”
berasal dari bahasa Banten (Serang) yang berarti ”Rumah Harta”. Pengesahan
Menteri Kehakiman diperoleh tanggal 20 Desember 1994 dengan Nomor Keputusan
02-18.631.HT.01.01 Th 1994.

2. Perkembangan Setoran Saham PT BPRS Puduarta Insani

Adapun jumlah modal dasar sesuai Akte Pendirian adalah Rp. 500.000.000,
dengan jumlah saham sebanyak 2000 lembar dengan nilai Rp. 250.000,- persaham.
Modal disetor diperoleh dari pemegang saham adalah Rp. 117.750.000, atau 471
lembar saham. Pemegang saham pada saat pendirian berjumlah 100 orang, di mana
IAIN sebagai yang diwakili oleh Rektor (Ex Oficio) memiliki saham sebanyak 315
lembar saham dengan nilai Rp. 78.750.000, (kepemilikan 67%). Dana atas nama
Rektor tersebut berasal dari sumbangan wajib mahasiswa yang tidak mengikat yang
dihimpun oleh Rektor dalam rangka pengembangan ekonomi Islam. Selebihnya
pemegang saham berasal dari para dosen IAIN dan beberapa anggota masyarakat.

Pada tanggal 17 Januari 1994 Izin Prinsip diperoleh dari Departemen
Keuangan RI dengan Nomor S-059/MK.17/1994. Selanjutnya pada tanggal 10 April
1996 diperoleh Izin Usaha dari Menteri Keuangan RI Nomor Kep-130/KM.17/1996.
PT. Bank Perkreditan Rakyat Syariah Puduarta Insani secara resmi mulai beroperasi
pada tanggal 18 Juni 1996 dengan pembukaan oleh Gubernur Sumatera Utara yang
diwakili oleh Sekwildasu H. A. Wahab Dalimunthe, SH. Pada awal operasional
BPRS, bertindak sebagai Direktur Utama adalah Syahrul Muda Siregar dan H.
Bakhtiar Effendy sebagai Direktur Operasional, dengan jumlah karyawan sebanyak 8
(delapan) orang.

Pada saat ini Modal dasar PT BPRS Puduarta Insani sebesar Rp 5 Milyar dan
telah disetor Rp 2.201.740.000. Dengan kepemilikan saham oleh IAIN SU di BPRS
Puduarta Insani sebesar Rp 799.055.000. Maka IAIN SU mengusai 36% jumlah
saham yang disetor dan dengan kepemilikan ini IAIN menjadi pemegang saham
mayoritas dan menjadi penentu kebijakan BPRS.

3. Perkembangan Asset

BPRS Puduarta Insani mengalami masa-masa yang sulit dalam masa awal
operasionalnya, antara lain sebagai bank yang bersekala kecil maka relatif sulit
memperoleh kepercayaan masyarakat . Namun BPRS mulai mengalami pertumbuhan
yang membaik sejak tahun 1999 dan membukukan asset Rp 1 Milyar.

Sejak awal tahun 2000 sampai dengan akhir tahun 2003 BPRS mengalami
pertumbuhan yang semakin pesat, yaitu dari asset Rp. 1 Milyar dapat tumbuh
menjadi Rp. 5 Milyar pada akhir tahun 2003.

Sejak awal tahun 2004 dan sampai menjelang akhir 2010 ini tampak
kepercayaan masyarakat kepada BPRS semakin baik. Dalam masa awal 2004
sampai dengan tahun 2010 PT BPRS Puduarta Insani telah mengalami pertumbuhan
asset dari Rp. 5 Milyar sampai Rp. 37 Milyar dan BPRS Puduarta Insani tercatat
sebagai BPRS terbesar di Sumatera Utara. Dan apabila dibandingkan dengan BPR
Konvensional, maka BPRS Puduarta Insani menempati posisi ke-5 (lima).
Setelah beroperasi selama 14 (empat belas) tahun, posisi asset PT BPRS
Puduarta Insani per- 30 Nopember 2010 adalah Rp. 36,27 Milyar dengan perolehan
laba sebesar Rp. 448 Juta. Sesuai hasil pemeriksaan Akuntan Publik tanggal 14
Januari 2010 untuk pemeriksaan periode tahun 2009, laporan keuangan PT BPRS
Puduarta Insani ”Menyajikan Secara Wajar” sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia.

4. Visi dan Misi

Visi

: Menjadi BPR Syariah Terbaik di Sumatera Utara

Misi

: Menerapkan prinsip syariah secara murni.
Melayani secara profesional
Memanfaatkan technologi untuk efisiensi dan kualitas.

5. Struktur Organisasi

Gambar 1
Gambar 2

Gambar 3
6. Produk
a. Tabungan Wadiah
Produk tabungan di BPRS Puduarta Insani diberi nama Tabungan wadiah Insani.
Tabungan ini sesuai dengan prinsip wadiah. Nasabah mempercayakan dananya
disimpan dibank dengan jangka waktu yang tidak ditentukan ( on call ) atau
berdasarkan kesepakatan yang disepakati pada saat awal akad.

Tabungan wadiah Puduarta Insani telah sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah
Nasional No: 02/DSN-MUI/IV/2000 tentang Tabungan, dan beberapa karakteristik
yang dimiliki antara lain:

a) Simpanan bisa diambil kapan saja ( on call) atau berdasarkan kesepakatan.
b) Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian
(athaya) yang bersifat sukarela dari pihak bank Setoran nasabah dalam
bentuk tunai.
c) Nasabah dapat melakukan penarikan tabungan sewaktu-waktu sepanjang
saldo tabungan nasabah masih cukup.
d) Tabungan tidak dibebani biaya administrasi.
e) Athaya yang diperoleh nasabah dipotong pajak penghasilan pasal 23, sebesar
20 % sesuai ketentuan perpajakan dan zakat sebesar 2,5%.
f) Tabungan nasabah diadministrasikan dengan menggunakan buku tabungan
yang disimpan oleh nasabah, sedangkan catatan bank diadministrasikan
dengan komputer, yang diupdate pada setiap terjadi mutasi.
g) Jika penarikan tabungan dikuasakan, harus dilampiri surat kuasa bermaterai
cukup.

b. Deposito Mudharabah
Deposito pada BPRS Puduarta Insani diberi nama Deposito Mudharabah
Puduarta Insani dimana deposan bertindak sebagai shahibul maal (pemilik modal)
menyerahkan sepenuhnya sejumlah dana kepada Bank sebagai mudharib (pengelola)
untuk diinvestasikan kepada hal-hal yang produktif dan tidak melanggar ketentuan
perbankan dan fatwa DSN.
Deposito mudharabah adalah jenis simpanan berjangka dengan akad bagi
hasil dalam mata uang rupiah yang penarikannya hanya dapat dilakukan sesuai
dengan jangka waktu yang telah disepakati. Deposito yang diperpanjang setelah jatuh
tempo akan diberlakukan sama dengan baru, tetapi bila pada saat akad telah
dicantumkam perpanjangan otomatis tidak perlu diperbarui akad baru. Deposito ini
dikelola dengan prinsip mudharabah dan mempunyai beberapa pilihan jangka waktu
investasi, yaitu terdiri 1 bulan, 3 bulan , 6 bulan dan 12 bulan.
Nisbah bagi hasil antara Bank (mudharib) dan Nasabah (shahibul mal)
bervariasi, mulai dari 40 % : 60 % sampai 30 % : 70%. Makin panjang jangka waktu
investasi nasabah, maka diberikan nisbah yang lebih tinggi. Hal ini dimaksudkan
agar menarik nasabah untuk melakukan investasi dalam jangka yang lebih panjang,
sehingga memberi keleluasaan pada bank untuk menginvestasikannya pula. Nisbah
bagi hasil diberikan oleh bank setiap bulan sesuai tanggal nasabah menyerahkan
deposito pada saat permulaan.
Deposito Mudharabah Puduarta Insani telah sesuai dengan Fatwa Dewan
Syariah Nasional No: 03/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Deposito, dan beberapa
karakteristik yang dimiliki antara lain :

a. Nasabah bertindak sebagai Shahibul Mal dan bank bertindak sebagai
mudharib.
b. selaku mudharib, bank diberi kebebasan menginvestasikan pada sektor yang
dipandang bank menguntungkan.
c. Pembagian keuntungan dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan
dalam akad pembukaan rekening Deposito.
d. Bank sebagai mudharib menanggung biaya operasional pengelolaan deposito
dengan menggunakan porsi keuntungan yang menjadi hak bank.
e. Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa
persetujuan nasabah.
f.

Pemberian bagi hasil diberikan pada setiap tanggal sesuai tanggal awal
nasabah menyerahkan depositonya. Bagi hasil ini dapat diambil tunai,
dimasukkan ke rekening nasabah di BPRS Puduarta Insani maupun di Bank
lain atau diinvestasikan kembali dalam bentuk Deposito (Rool Over)

g. Keuntungan yang diperoleh nasabah berfluktuasi sesuai fluktuasi keuntungan
ril yang diperoleh bank pada setiap bulan.
h. Deposito dibebani biaya materai sesuai ketentuan Bea Materai.
i.

Bagi hasil yang diberikan dipotong pajak penghasilan atas deposito (Pph
pasal 23), sebesar 20 % sesuai ketentuan perpajakan dan zakat sebesar 2,5%.

j.

Nasabah diberikan Bilyet Deposito sebagai bukti investasinya, dan bank
mengadministrasikan dengan sistim komputer.

Contoh :
Tuan Amri mendepositokan uangnya sebesar Rp. 150.000.000,- jangka
waktu 6 bulan, nisbah bagi hasil bank adalah 60 : 40. Keuntungan bank pada bulan
berjalan sebesar Rp. 300.000.000,- sementara total dana deposito pada bulan tersebut
adalah Rp. 13.000.000.000. Berapakan bagi hasil yang diterima tuan amri ?
- Keuntungan untuk bank :
60 % x 300.000.000
= Rp. 180.000.000
- Keuntungan untuk nasabah :
40 % x 300.000.000
= Rp. 120.000.000
Maka bagi hasil yang diterima tuan Amri adalah :
=
150.000.000 x 120.000.000
13.000.000.000 = Rp. 1.384.615

7. Penyaluran Dana
a.

Jual Beli Murabahah

Jual Beli Murabahah PT BPRS Puduarta Insani adalah bentuk penyaluran
dana dengan pola jual beli. Dengan pola jual beli ini, nasabah yang membutuhkan
barang konsumtif ataupun barang modal dapat mengajukan permohonan pembelian
kepada Bank. Bank selaku penjual dan Nasabah selaku calon pembeli bermufakat
untuk menetapkan harga yang disepakati atas barang yang dibutuhkan nasabah sesuai
jangka waktu pembayaran yang akan dilakukan nasabah. Bank akan mengadakan
barang yang dibutuhkan oleh Nasabah dan menyerahkannya kepada nasabah.
Selanjutnya nasabah akan mencicil pembayaran kepada bank sesuai schedule yang
ditetapkan.

Murabahah dapat juga dilakukan berdasarkan pesanan atau tanpa pesanan.
Dalam murabahah berdasarkan pesanan, Bank melakukan pembelian barang setelah
ada pemesanan dari nasabah.

Penyaluran dana dengan pola murabahah pada BPRS Puduarta Insani sesuai
dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 04/DSN-MUI/IV/2000 Tentang
Murabahah.

a.

Ciri-ciri jual beli murabahah
Beberapa ciri-ciri jual beli murabahah pada BPRS Puduarta Insani antara

lain:

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

10.
11.

Nasabah mengajukan permohonan pembelian barang kepada Bank.
Bank mengevaluasi kemampuan nasabah melakukan pencicilan.
Bank dan nasabah melakukan negosiasi tentang harga jual yang disepakati.
Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba.
Barang yang diperjual belikan tidak diharamkan oleh syari‟ah Islam.
Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah
disepakati kualifikasinya.
Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri, dan
pembelian ini harus sah dan bebas riba.
Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian,
misalnya jika pembelian dilakukan secara berhutang.
Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan) dengan
harga jual senilai harga beli plus keuntungannya. Dalam kaitan ini bank
harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut
biaya yang diperlukan.
Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada jangka
waktu tertentu yang telah disepakati.
Bank dapat meminta nasabah untuk menyediakan jaminan yang dapat
dipegang, gunanya untuk memperkecil resiko-resiko yang merugikan bank
12.
13.
14.
15.

16.

17.
18.

19.

b.

dan untuk melihat kemampuan nasabah dalam menanggung pembayaran
kembali atas pembiayaan yang diterima dari bank. Bank mengharapkan
keuntungan dengan margin mulai dari 3% sampai 40 persen pertahun.
Pembeli dapat mencicil selama 12 bulan sampai 120 bulan.
Bank membebankan biaya administrasi sesuai dengan tabel yang sudah
ditentukan dalam memo intern .
Terdapat pembebanan biaya notaris sebesar Rp 125.000,- sampai Rp
150.000,Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut,
pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah berupa
pengikatan jaminan dan atau asuransi.
Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari
pihak ketiga (akad wakalah), akad jual beli murabahah harus dilakukan
setelah barang, secara prinsip, menjadi milik bank.
Dalam hal jual beli ini bank dibolehkan meminta nasabah untuk membayar
uang muka saat menandatangani kesepakatan awal pemesanan.
Dalam melakukan pembelian barang, bank pada umumnya mewakalahkan
kepada nasabah. Namun beberapa produk (seperti sepeda motor Honda),
bank melakukan pembelian langsung ke show room.
Bank juga bekerjasama dengan Asuransi Syariah untuk dapat mengkover
jumlah pembiayaan nasabah apabila nasabah meninggal dunia, sehingga ahli
waris yang ditinggalkan tidak menanggung beban/hutang nasabah tersebut.

Jaminan dalam murabahah :
1. Jaminan dalam murabahah diperbolehkan, agar nasabah serius dengan
pesanannya.
2. Bank dapat meminta nasabah untuk menyediakan jaminan yang dapat
dipegang.

c.

Hutang dalam murabahah :

1. Secara prinsip, penyelesaian hutang nasabah dalam transaksi murabahah tidak
ada kaitannya dengan transaksi lain yang dilakukan nasabah dengan pihak
ketiga atas barang tersebut. Jika nasabah menjual kembali barang tersebut
dengan keuntungan atau kerugian, ia tetap berkewajiban untuk meyelesaikan
hutangnya kepada bank.
2. Jika penjualan barang tersebut menyebabkan kerugian, nasabah tetap harus
menyelesaikan hutangnya sesuai kesepakatan awal. Ia tidak boleh
memperlambat pembayaran angsuran atau meminta kerugian itu
diperhitungkan.

d. Penundaan pembayaran dalam murabahah :
1. Nasabah yang memiliki kemampuan dalam hal pembayaran tidak dibenarkan
menunda penyelesaian hutangnya.
2. Dan apabila nasabah sengaja atau salah satu pihak tidak menunaikan
kewajibannya, maka penyelesiannya dilakukan melalui Badan Arbitase
Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.

e.

Bangkrut dalam Murabahah.

Jika nasabah telah dinyatakan pailit dan gagal menyelesaikan hutangnya,
Bank harus menunda tagihan hutang sampai ia sanggup kembali, atau berdasarkan
kesepakatan.

f.

Uang muka Murabahah (Fatwa DSN No. 13/DSN-MUI/IX/2000)

1. Dalam akad penyaluran dana murabahah, Bank dibolehkan untuk meminta
uang muka apabila kedua belah pihak bersepakat.
2. Besar jumlah uang muka ditentukan berdasarkan kesepakatan.
3. Jika nasabah membatalkan akad murabahah, nasabah harus memberi ganti
rugi kepada Bank dari uang muka tersebut.
4. Jika jumlah uang muka lebih kecil dari kerugian, Bank dapat meminta
tambahan kepada nasabah.
5. Jika jumlah uang muka lebih besar dari kerugian, Bank harus mengembalikan
kelebihannya kepada nasabah.
g.

Diskon murabahah (Fatwa DSN No. 16/DSN-MUI/IX/2000)

1. Harga (tsaman) dalam jual beli adalah suatu jumlah yang disepakati oleh
kedua belah pihak, baik sama dengan nilai (qimah) benda yang menjadi objek
jual beli, lebih tinggi maupun lebih rendah.
2. Harga dalam jual beli murabahah adalah harga beli dan biaya yang diperlukan
ditambah keuntungan sesuai dengan kesepakatan.
3. Jika dalam jual beli murabahah Bank mendapat diskon dari supplier, harga
sebenarnya adalah harga setelah diskon, karena itu diskon adalah hak
nasabah.
4. Jika pemberian diskon terjadi setelah akad, pembagian diskon tersebut
dilakukan berdasarkan perjanjian (persetujuan) yang dimuat dalam akad.
5. Dalam akad, pembagian diskon setelah akad hendaklah diperjanjikan dan
ditandatangani.

h. Sanksi atas nasabah mampu yang menunda-nunda pembayaran (Fatwa DSN No.
17/DSN-MUI/IX/2000).
1. Sanksi yang dimaksud disini adalah sanksi yang dikenakan kepada nasabah
yang mampu membayar tetapi menunda pembayaran dengan sengaja.
2. Nasabah yang tidak/belum mampu membayar disebabkan Force majeur tidak
boleh dikenakan sanksi.
3. Nasabah yang menunda-nunda pembayaran dan/atau tidak mempunyai
kemauan dan itikad baik untuk membayar hutangnya boleh dikenakan sanksi.
4. Sanksi didasarkan pada prinsip ta‟zir, yaitu bertujuan agar nasabah lebih
disiplin dalam melaksanakan kewajibannya.
5. Sanksi dapat berupa denda sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas
dasar kesepakatan.
6. Dana yang berasal dari denda diperuntukkan sebagai dana sosial.

i.

Potongan pelunasan dalam murabahah (Fatwa DSN No.23/DSN-MUI/III/2002)

1. Jika nasabah dalam transaksi murabahah melakukan pelunasan pembayaran
tepat waktu atau lebih cepat dari waktu yang disepakati, Bank boleh
memberikan potongan dari kewajiban pembayaran tersebut, dengan syarat
tidak diperjanjikan dalam akad.
2. Besarnya potongan sebagaimana dimaksud diatas diserahkan pada kebijakan
dan pertimbangan Bank.

j.

Tujuan murabahah :

1. Akad murabahah digunakan oleh bank untuk memfasilitasi nasabah
melakukan pembelian dalam rangka memenuhi kebutuhan akan :
2. Barang konsumsi seperti rumah, kenderaan/alat transportasi, alat-alat rumah
tangga dan sejenisnya.
3. Pengadaan barang dagangan
4. Bahan baku dan atau bahan pembantu produksi (tidak termasuk proses
produksi)
5. Barang modal seperti pabrik, mesin dan sejenisnya.
6. Barang lainnya yang tidak bertentangan dengan syariah dan disetujui bank.

k. Harga jual bank :

1. Ketentuan harga jual bank ditetapkan pada awal perjanjian dan tidak boleh
berubah selama jangka waktu pembayaran angsuran, termasuk jika dilakukan
perpanjangan.
2. Bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah
berikut biaya yang diperlukan.
3. Apabila nasabah memberikan uang muka (Urbun), maka uang muka nasabah
tersebut diperlakukan sebagai pengurang Hutang Nasabah (Piutang
Murabahah). Namun demikian akad jual beli yang dibuat antara bank dengan
nasabah tetap berpedoman kepada harga jual beli awal yang telah disepakati.
4. Bank dapat meminta uang muka pembelian kepada nasabah. Dalam
murabahah, uang muka harus dibayarkan oleh nasabah kepada bank, bukan
kepada pemasok. Uang muka menjadi bagian pelunasan piutang murabahah
apabila murabahah jadi dilaksanakan (tidak diperkenankan sebagai
pembayaran angsuran). Tetapi apabila murabahah batal, uang muka
dikembalikan kepada nasabah setelah dikurangi dengan kerugian sesuai
dengan kesepakatan.

Contoh :
Tuan Budi mengajukan pembiayaan dengan akad mnrabahah sebesar rp.
10.000.000,- dengan jangka waktu 36 bulan. margin murabahah yang ditetapkan oleh
bank adalah 17%. Berapakah besar angsuran yang harus dibayar Budi perbualan ?
Jawab;
Harga Beli = Rp. 10.000.000
Margin

= Rp. 1.700.000 ( 17 % dari Rp. 10.000.000 )

Harga Jual = Rp. 11.700.000
36 Bulan
Maka besar angsuran tuan Budi per Bulan adalah :
= Rp. 325.000.

b. Pembiayaan Mudharabah
Penyaluran dana dalam bentuk Pembiayaan Mudharabah pada BPRS
Puduarta Insani adalah akad pembiayaan dengan sistim bagi hasil dengan jangka
waktu 1 s/d 3 thn. Bank memberikan modal usaha kepada nasabah untuk dikelola.
Keuntungan dibagi antara bank dan nasabah sesuai kesepakatan yang dituangkan
didalam akad pembiayaan.
Pembiayaan Mudharabah telah difatwakan oleh Dewan Syariah Nasional
melalui fatwa No. 07/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Mudharabah (Qiradh).
Pembiayaan mudharabah pada BPRS Puduarta Insani mempunyai ciri-ciri sbb:

1. Nasabah mengajukan permohonan kepada bank tentang kegiatan usahanya
yang membutuhkan modal bank.
2. Pada umumnya nasabah telah memiliki usaha yang produktif, sehingga bank
membiayai bahagian tertentu dari usaha nasabah.
3. Bank dengan nasabah bersepakat tentang nisbah masing-masing dari
keuntungan yang diperkirakan.
4. Bagian keuntungan proporsional bagi setiap pihak harus diketahui dan
dinyatakan pada waktu kontrak disepakati dan harus dalam bentuk prosentase
(nisbah) dari keuntungan sesuai kesepakatan. Perubahan nisbah harus
berdasarkan kesepakatan.
5. Pada ketika negosiasi bank berupaya memperkirakan keuntungan pada
kisaran 12 % sampai dengan 40 % pertahun.
6. Saat pembayaran cicilan dan bagi hasil oleh nasabah, disesuaikan dengan
tanggal pencairan pembiayaan.
7. Untuk pembiayaan dengan jangka waktu sampai dengan satu tahun,
pengembalian modal dapat dilakukan pada akhir periode akad atau pada saat
jatuh tempo atau dilakukan secara angsuran.
8. Untuk mengantisipasi resiko akibat kelalaian atau kecurangan, bank dapat
meminta jaminan atau agunan dari nasabah.
9. Bank juga bekerjasama dengan Asuransi Syariah untuk dapat mengkover
jumlah pembiayaan nasabah apabila nasabah meninggal dunia, sehingga ahli
waris yang ditinggalkan tidak menanggung beban/hutang nasabah tersebut.

Contoh :
Tuan Ahmad mengajukan pembiayaan dengan akad mudharabah untuk keprluan
usahanya sebesar Rp. 15.000.000 dengan jangka waktu 1 bulan dengan system
pembayaran pokok dibayar pada saat jatuh tempo, sedangkan bagi hasil dibayar
setiap bulannya. Dari hasil negosiasi tuan Ahmad dengan bank, tuan Ahmad akan
memberikan bagian keuntungan setiap bulan kepada bank sebesar Rp. 1.250.000.
Maka bagi hasil yang harus diberiakn tuan Ahmad kepada bank adalah :

Perkiraaan keutungan yang harus diberikan kepada bank adalah :
= 20% x Rp. 1.250.000
= Rp. 250.000
Maka pada saat jatuh tempo kewajiban yang harus dibayarkan tuan Ahmad
kepada bank adalah :
= Rp. 15.000.000 + Rp. 250.000
= Rp. 15.250.000

c. Ijarah
Ijarah disebut juga akad pemindahan hak guna atas suatu barang atau jasa
dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa/upah, tanpa diikuti dengan
pemindahan kepemilikan barang itu sendiri dengan tujuan memberikan fasilitas
kepada nasabah yang membutuhkan manfaat atas barang atau jasa dengan
pembayaran tangguh.
a.

Objek sewa :
1.
2.
3.
4.

b.

Properti
Alat transportasi
Alat-alat berat
Multi Jasa (Pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, kepariwisataan dll).
Spesifikasi objek sewa

1. Jumlah, ukuran dan jenis objek sewa harus diketahui jelas serta tercantum
dalam akad.
2. Objek sewa dapat berupa barang yang telah dimiliki bank atau barang yang
diperoleh dengan menyewa dari pihak lain untuk kepentingan nasabah.
3. Objek dan manfaat barang sewa harus dapat dinilai dan diidentifikasi secara
spesifik dan dinyatakan dengan jelas termasuk pembayaran sewa dan jangka
waktunya.
4. Bank dapat mewakilkan kepada nasabah untuk mencarikan barang yang akan
disewa.
5. Nasabah dilarang menyewakan kembali barang yang disewanya.
c.

Sewa
1. Nasabah membayar sewa sesuai dengan kesepakatan.
2. Besarnya sewa harus disepakati diawal dan dinyatakan dalam bentuk nominal
bukan dalam bentuk prosentase.
3. Besarnya sewa dapat ditinjau sesuai dengan kesepakatan.
4. Apabila objek sewa bukan milik bank, maka pendapatan bank merupakan
selisih antara harga perolehan sewa dengan harga sewa.
5. Biaya administrasi, biaya asuransi, dan notaris atau biaya lain yang telah
disepakati diawal dapat dibebankan kepada nasabah.

d. Al Qardh Al Hasan
Pembiayaan Al-Qardh al-Hasan pada BPRS Puduarta Insani, adalah
penyaluran dana dalam bentuk pinjaman yang diberikan kepada kaum dhuafa dan
juga pinjaman yang bersifat talangan atau penggunaan sementara oleh nasabah.
Pinjaman ini tidak dibebankan bagi hasil maupun margin. Pembayaran dapat dicicil
sesuai jangka waktu dan dapat juga dibayar sekaligus pada saat jatuh tempo. Nasabah
juga dapat memberikan tambahan berupa sumbangan sukarela selama tidak ada
diperjanjikan dalam akad. Al Qard juga digunakan untuk membantu usaha sangat
kecil dan keperluan sosial yang bersumber dari dana zakat, infaq dan shadaqah. Al
Qard merupakan misi sosial kemasyarakatan yang memiliki resiko tinggi karena
pembiayaan ini tidak memiliki jaminan.
Pembiayaan qardh pada BPRS Puduarta Insani sesuai Fatwa Dewan Syariah
Nasional No. 19/DSN-MUI/IV/2001 tentang Al-Qardh.

1. Merupakan pinjaman yang diberikan kepada nasabah yang memerlukan.
2. Karakter nasabah harus diketahui dengan jelas.
3. Nasabah Al Qard wajib mengembalikan jumlah pokok yang diterima pada
waktu yang telah disepakati bersama.
4. Biaya administrasi dapat dibebankan kepada nasabah.
5. Bank dapat meminta jaminan kepada nasabah bilamana dipandang perlu.
6. Nasabah Al Qard dapat memberikan tambahan (sumbangan) senang sukarela
kepada bank selama tidak diperjanjikan dalam akad.
7. Bank tidak diperbolehkan mempersyaratkan imbalan atau kelebihan/hadiah
(diluar pinjaman) dari nasabah peminjam Qard.
8. Jika nasabah tidak dapat mengembalikan sebagian atau seluruh kewajibannya
pada saat yang telah disepakati dan bank telah memastikan
ketidakmampuannya, bank dapat :
a. memperpanjang jangka waktu pengembalian, atau
b. menghapus sebahagian atau seluruh kewajibannya.
9. Bank dapat menjatuhkan sanksi kewajiban pembayaran atas kelambatan
pembayaran atau menjual agunan nasabah untuk menutup kewajiban
pinjaman nasabah, apabila nasabah digolongkan mampu dan tidak
mengembalikan sebagian atau seluruh kewajibannya pada waktu yang telah
disepakati.
10. Bank boleh memberikan sanksi (denda) kepada nasabah apabila dalam
penggunaan dana Qard tidak sesuai dengan perjanjian semula.

e.

Multi Jasa
1.

Pengertian Pembiayaan Multijasa

Pembiayaan Multijasa adalah kegiatan penyaluran dana dalam bentuk
pembiayaan berdasarkan akad Ijarah dalam jasa keuangan antara lain dalam bentuk
pelayanan pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan dan kepariwisataan.Kegiatan
penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan berdasarkan Ijarah untuk transaksi
multijasa berlaku persyaratan paling kurang sebagai berikut :
Bank dapat menggunakan Akad Ijarah untuk transaksi multijasa dalam jasa
keuangan antara lain dalam bentuk pelayanan pendidikan, kesehatan, ketenaga
kerjaan dan kepariwisataan; dalam pembiayaan kepada nasabah yang menggunakan
Akad Ijarah untuk transaksi multijasa, Bank dapat memperoleh imbalan jasa (ujrah)
atau fee; besar ujrah atau fee harus disepakati di awal dan dinyatakan dalam bentuk
nominal bukan dalam bentuk prosentase.

2.

Landasan Hukum

a. Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor : 09/DSN-MUI/IV/2000 Tentang
Pembiayaan Ijarah
b. Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 44/DSN-MUI/VIII/2004 Tentang
PEMBIAYAAN MULTIJASA
c. Peraturan Bank Indonesia Nomor : 6/17/PBI/2004 jo 8/25/PBI/2006 Tentang
BPR Berdasarkan Prinsip Syariah.
d. Peraturan Bank Indonesia Nomor : 7/46/PBI/2005 Tentang Akad
Penghimpunan dan Penyaluran Dana Bagi Yang Melaksanakan Kegiatan
e. Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah.
f. Peraturan Bank Indonesia No: 9/19/PBI/2007 Tentang Pelaksanaan Prinsip
Syariah Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan PenyaluranDana Serta
Pelayanan Jasa Bank Syariah
3.

Objek Ijarah Multijasa

Bank dapat menggunakan akad ijarah untuk transaksi multi jasa dalam jasa
keuangan antara lain dalam bentuk pelayanan :
a.
b.
c.
d.

Pendidikan
Kesehatan
Ketenagakerjaan
Kepariwisataan
4. Besarnya ujrah dan jangka waktu

a. Nasabah membayar uang upah/ujrah sesuai dengan kesepakatan.
b. Jangka waktu maksimum Ijarah Multijasa adalah 3 tahun
c. Besarnya upah/ujrah harus disepakati diawal dan dinyatakan dalam bentuk
tabel yang sudah ditentukan pada SOP Multijasa.

B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Likuiditas
Likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendeknya (kurang dari 3 bulan) yang segera jatuh tempo, dalam
penelitian ini tingkat likuiditas PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduaarta
Insani Tembung dihitung dengan menggunakan Cash rasio.

Cash rasio merupakan rasio untuk mengukur besarnya kesiapan uang kas
untuk digunakan membayar utang, dalam artian perusahaan tidak perlu menunggununggu untuk menjual atau menagih utang lancar lainnya yaitu dengan menggunakan
rasio lancar.
Ketersediaan kas dapat ditunjukkan dari persediaan dana kas atau yang setara
kas seperti rekening giro atau tabungan di bank (yang dapat ditarik setiap saat).
Dapat dikatakan rasio ini menujukkan kemampuan sesungguhnya perusahaan dalam
membayar kewajiban-kewajiban jangka pendeknya.

Berikut ini adalah Fluktuasi Cash rasio PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Puduarta Insani Tembung periode Januari 2008 sampai dengan maret 2011.

Gambar 4
Grafik Fluktuasi Cash Rasio
60

Cash Ratio

50
40
30
20
10
Januari 2009
Februari 2009
Maret 2009
April.2009
Mei 2009
Juni 2009
Juli 2009
Agustus 2009
September.2009
Oktober 2009
Nopember 2009
Desember 2009
Januari 2010
Februari 2010
Maret 2010
April.2010
Mei 2010
Juni 2010
Juli 2010
Agustus 2010
September.2010
Oktober 2010
Nopember 2010
Desember 2010
Januari 2011
Februari 2011
Maret 2011

0

Sumber: Diolah dari Laporan Nilai Rasio PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Puduarta Insani Tembung

Cash rasio PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung
berdasarkan laporan keuangan nilai cash rasio mengalami kenaikan dan mencapai
puncak tertinggi terjadi pada bulan Januari 2010 sebesar 53,40%, kemudian pada
bulan Juni 2010 mengalami penurunan yaitu 23,80%, dan pada bulan Juli dan
Agustus 2010 berangsur-angsur naik dan pada agustus 2010 tercatat sebesar 43,14%,
dan masih pada tahun yang sama yaitu tahun 2010 terjadi penurunan pada bulan
September, Oktober, dan Nopember masing-masing tercatat 32,87%, 32,56%, dan
29,74%, dan pada bulan Desember 2010 terjadi kenaikan dan tercatat sebesar
42,98%, dan pada tahun 2011 terjadi penurunan yaitu pada bulan januari tercatat
26,87%, dan pada bulan februari kembali terjadi penurunan dan tercatat sebesar
25,00% dan pada bulan maret 2011 terjadi kenaikan hingga tercatat sebesar 49,83 %.

2. Rentabilitas
Rentabilitas

menggambarkan

kemampuan

perusahaan

untuk

dapat

menghasilkan laba selama periode tertentu, dalam penelitian ini rentabilitas dihitung
dengan menggunakan rasio return on asset(ROA), return on equity(ROE), efisiensi
operasi,

Berikut ini adalah fluktuasi return on asset (ROA) PT. Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung periode Januari 2008 sampai dengan maret
2011.
Gambar 5
Grafik Fluktuasi Return On Asset
3.5
3

Return On Asset

2.5
2
1.5
1
0.5
Januari 2009
Februari 2009
Maret 2009
April.2009
Mei 2009
Juni 2009
Juli 2009
Agustus 2009
September.2009
Oktober 2009
Nopember 2009
Desember 2009
Januari 2010
Februari 2010
Maret 2010
April.2010
Mei 2010
Juni 2010
Juli 2010
Agustus 2010
September.2010
Oktober 2010
Nopember 2010
Desember 2010
Januari 2011
Februari 2011
Maret 2011

0

Sumber: Diolah dari Laporan Nilai Rasio PT. Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah Puduarta Insani Tembung
Return On Asset PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani
Tembung berdasarkan laporan rasio keuangan, pada tahun 2009 tepatnya pada bulan
juni mengalami penurunan dan tercatat sebesar 2,06%, walaupun pada bulan juli
terjadi kenaikan yaitu 2,09% tetapi pada bulan agustus kembali terjadi penurunan
dan tercatat masing masing-masing yaitu sebesar 1,93%, dan pada bulan September
2009 kembali terjadi kenaikan dan tercatat sebesar 2,21, pada bulan februari 2010
merupakan titik terendah ROA PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta
Insani Tembung selama kurun waktu januari 2008 sampai Maret 2011 yaitu hanya
sebesar 1,46%, dan berangsur-angsur naik kembali hingga pada bulan Januari 2011
tercatat merupakan titik puncak ROA selama periode Januari 2009 - Maret 2011
yaitu sebesar 3,07%.

Gambar 6
60
50

Return on Equity

40
30
20
10

Januari 2009
Februari 2009
Maret 2009
April.2009
Mei 2009
Juni 2009
Juli 2009
Agustus 2009
September.2009
Oktober 2009
Nopember 2009
Desember 2009
Januari 2010
Februari 2010
Maret 2010
April.2010
Mei 2010
Juni 2010
Juli 2010
Agustus 2010
September.2010
Oktober 2010
Nopember 2010
Desember 2010
Januari 2011
Februari 2011
Maret 2011
.

0

Return On Equity PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani
Tembung berdasarkan laporan rasio keuangan, pada tahun 2009 tepatnya pada bulan
juni mengalami penurunan dan tercatat sebesar 24,57%, pada bulan juli kembali
terjadi penurunan yaitu 24,07% ,pada bulan agustus kembali terjadi penurunan dan
tercatat yaitu sebesar 21,91%, dan sampai akhir tahun 2009 tepatnya bulan desember
merupakan titik terendah ROE PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta
Insani Tembung selama kurun waktu januari 2009 sampai Maret 2011 yaitu hanya
sebesar 14,12%, dan berangsur-angsur naik kembali hingga pada bulan Januari 2011
tercatat merupakan titik puncak ROE selama periode Januari 2009 - Maret 2011
yaitu sebesar 57,47%.

Gambar 7

Efisiensi Operasi

Januari 2009
Februari 2009
Maret 2009
April.2009
Mei 2009
Juni 2009
Juli 2009
Agustus 2009
September.2009
Oktober 2009
Nopember 2009
Desember 2009
Januari 2010
Februari 2010
Maret 2010
April.2010
Mei 2010
Juni 2010
Juli 2010
Agustus 2010
September.2010
Oktober 2010
Nopember 2010
Desember 2010
Januari 2011
Februari 2011
Maret 2011

88
86
84
82
80
78
76
74
72
70

Efisiensi Operasi PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani
Tembung berdasarkan laporan rasio keuangan, pada tahun 2009 tepatnya pada bulan
mei mengalami penurunan dan tercatat sebesar 77,38%, pada tahun 2010 tepatnya
pada bulan februari merupakan titik puncak dari efisiensi operasi yaitu tercatat
sebesar 85,73% dan tahun 2011 tepatnya bulan februari merupakan titik terendah
ROE PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung selama kurun
waktu januari 2009 sampai Maret 2011 yaitu hanya sebesar 75,26%.

3.

Hubungan Rentabilitas dengan Likuiditas
Untuk mengetahui hubungan (korelasi) antara rentabilitas dengan likuiditas
pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung digunakan
korelasi Pearson Product Moment, dan untuk mempermudah menghitungnya maka
dalam penelitian ini digunakan alat bantu yaitu program SPSS versi 13,00, dari
pengolahan data yang dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 2
Hasil Uji Korelasi

Tampak pada output korelasi angka 0,313(ROA) dengan

atau yang

ditampilkan dengan penulisan -,313 adalah angka koefisien korelasi atau nilai r =
0,313(korelasi lemah), Adanya tanda negatif (-,313) didepan angka ,313 pada
tampilan output menunjukkan bahwa korelasi memiliki hubungan negatif (Ha.1
diterima), dengan demikian, dapat diinterprestasikan bahwa jika return on asset
mengalami kenaikan maka cash rasio mengalami penurunan, dan sebaliknya jika
return on equity mengalami penurunan maka cash rasio mengalami kenaikan.
Pada output korelasi juga terlihat angka .026, adalah angka korelasi atau nilai
r = .026(korelasi sangat lemah), tidak adanya tanda (-) didepan angka .026
menunjukkan arah hubungan positif antara return on equity dengan cash rasio (H0.2
diterima), dengan demikian dapat di interprestasikan bahwa jika return on equity
mengalami kenaikan maka cash rasio juga mengalami kenaikan dan juga sebaliknya.
Selanjutnya pada output korelasi terlihat angka .299, adalah angka korelasi
atau nilai r= 0.299(korelasi lemah), tidak adanya tanda (-) menunjukkan arah positif
hubungan antara cash rasio dengan efisiensi operasi (H0.3 diterima) yang berarti
bahwa jika efisiensi operasi mengalami kenaikan maka cash rasio juga mengalami
kenaikan, dan juga sebaliknya jika efisiensi mengalami penurunan maka cash rasio
juga ikut mengalami penurunan.

Uji signifikansi
1. Nilai Probabilitas(lihat tabel 7). Jika probabilitas < 0,05 maka terdapat hubungan
yang signifikan maka keputusan, angka probabilitasnya <

0,05 (0,004

< 0,05),

maka dapat diambil keputusan bahwa hubungan antara ROA dengan cash rasio pada
PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung signifikan, atau
ROA berhubungan terhadap cash rasio secara signifikan pada taraf kepercayaan 95%
.
Pada ROE nilai probabilitasnya sebesar .005, jika probabilitas < 0,05 maka
terdapat hubungan yang signifikan, angka probabilitasnya < 0,05 (0,005 < 0,05),
maka dapat diambil keputusan bahwa hubungan antara ROE dengan cash rasio pada
PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung signifikan, atau
ROE berhubungan terhadap cash rasio secara signifikan pada taraf kepercayaan 95%
.
Pada efisiensi operasi nilai probabilitasnya sebesar .596, jika probabilitas <
0,05 maka terdapat hubungan yang signifikan angka probabilitasnya > 0,05(0, 596 >
0,05), maka dapat diambil keputusan bahwa hubungan antara efisiensi operasi
dengan cash rasio pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani
Tembung tidak signifikan, atau efisiesi operasi berhubungan terhadap cash rasio
tidak secara signifikan pada taraf kepercayaan 95%

2. Nilai t, (lihat tabel 7), Apabila t hitung < t tabel, maka keputusan pengujian adalah
nilai r hasil analisis korelasi tidak signifikan, dan apabila nilai t hitung > t tabel,
maka nilai r hasil analisis korelasi signifikan
Nilai t hitung pada ROA adalah –3.168. Pada derajat bebas (df)= N - 4 = 27 –
4 = 23, nilai t tabel pada taraf kepercayaan 95% (signifikansi 5%) adalah 1,714. Oleh
karena t hitung > dari t tabel(-3.168 > 1,714), maka dapat diambil keputusan bahwa
koefisien regresi signifikan pada taraf kepercayaan 95%.
Nilai t hitung pada ROE adalah 3.314 Pada derajat bebas (df)= N - 4 = 27 – 4
= 23, nilai t tabel pada taraf kepercayaan 95% (signifikansi 5%) adalah 1,714. Oleh
karena t hitung > dari t tabel(3.314> 1,714), maka dapat diambil keputusan bahwa
koefisien regresi signifikan pada taraf kepercayaan 95%.
Nilai t hitung pada efisiensi operasi adalah 0.537 Pada derajat bebas (df)= N 4 = 27 – 4 = 23, nilai t tabel pada taraf kepercayaan 95% (signifikansi 5%) adalah
1,714. Oleh karena t hitung < dari t tabel(0.537< 1.714), maka dapat diambil
keputusan bahwa koefisien regresi tidak signifikan pada taraf kepercayaan 95%.

Tabel 3
Rata-rata cash rasio selama periode januari 2009 sampai maret 2011 adalah
sebesar 30.90, rata-rata ROA selama periode januari 2009 sampai maret 2011
adalah sebesar 2.27, rata-rata ROE selama periode januari 2009 sampai maret 2011
adalah sebesar 32.34, dan rata-rata efisiensi operasi selama periode januari 2009
sampai maret 2011 adalah sebesar 80.40.

Tabel 4

Tabel 5

Pada variabel entered/removed, variabel independen yang masuk

adalah

ROA, ROE dan efisiensi operasi dengan variabel terikat cash rasio. Nilai R= 0,620
dan R x R = R Square= 0,384, untuk regresi dengan variabel bebas lebih dari dua
digunakan adjusted R square ( .304), berarti 30,4 % variasi cash rasio dipengaruhi
oleh ketiga variabel bebas dan sisanya 69.6 % dipengaruhi oleh sebab-sebab lain.
Standart error of estimate= 8.70342 lebih kecil dari standart deviasi = 10.43207 (lihat
tabel 3), maka model regresi layak digunakan.
Tabel 6

Tabel 7

Pada anova (lihat tabel 6), Nilai F =4,785 dengan p = 0,010. oleh karena p <
0,05, maka regresi dapat dipakai untuk memprediksi likuiditas pada taraf
kepercayaan 95%. Nilai B Constant (lihat tabel 7) 24.118 menyatakan bahwa jika
ROA, ROE dan efisiensi operasi diabaikan, maka likuiditas adalah 24.118, nilai B
ROA (tabel 7) -26.072 menyatakan bahwa setiap penambahan 1% ROA akan
menurunkan sebesar -26.072 cash rasio, nilai B ROE sebesar 1.054 menyatakan
bahwa setiap penambahan 1% ROE akan menaikkan cash rasio sebesar 1.054%, nilai
B efisiensi operasi sebesar 0.397, menunjukkan setiap kanaikan efisiensi operasi
sebesar 1% akan menaikkan 0.397% cash rasio.
Berdasarkan Nilai B Constant dan B ROA, B ROE dan B efisiensi operasi,
maka dapat dibuat persamaan regresi:
Y= a+ bX1+bx2+bx3= 24.118 - 26.072 X1+1.054X2+0.397X3
Keterangan:
X= Rentabilitas
Y= Likuiditas

Tabel 8

Output ini adalah rangkuman nilai-nilai residual, dengan nilai minimum,
maksimum, mean, standart deviasi, dan jumlah kasus atau N

Uji Normalitas
Tabel 9
Terlihat pada tabel 9 bahwa sebaran titik-titik residual berada di sekitar garis
normal, Hal tersebut terjadi karena titik-titik residual tersebut berasal dari data
dengan distribusi normal. Dengan demikian, disimpulkan bahwa regresi telah
memenuhi persyaratan normalitas.

Uji Heterokedastisitas
Tabel 10
Scatterplot

Dependent Variable: CashRatio

Regression Studentized Residual

3

2

1

0

-1

-2
-2

-1

0

1

Regression Standardized Predicted Value

2
Hubungan Antara Rentabilitas Dengan Likuiditas Pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung
Hubungan Antara Rentabilitas Dengan Likuiditas Pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung
Hubungan Antara Rentabilitas Dengan Likuiditas Pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung
Hubungan Antara Rentabilitas Dengan Likuiditas Pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung
Hubungan Antara Rentabilitas Dengan Likuiditas Pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung
Hubungan Antara Rentabilitas Dengan Likuiditas Pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung
Hubungan Antara Rentabilitas Dengan Likuiditas Pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung
Hubungan Antara Rentabilitas Dengan Likuiditas Pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung
Hubungan Antara Rentabilitas Dengan Likuiditas Pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung

More Related Content

What's hot

f7665e91c7434b358825b72bac71967fKERProvinsiJawaBaratTriwulanI2012
f7665e91c7434b358825b72bac71967fKERProvinsiJawaBaratTriwulanI2012f7665e91c7434b358825b72bac71967fKERProvinsiJawaBaratTriwulanI2012
f7665e91c7434b358825b72bac71967fKERProvinsiJawaBaratTriwulanI2012Rezha Satria
 
Kti wa ode herlin akbid paramata raha
Kti wa ode herlin akbid paramata rahaKti wa ode herlin akbid paramata raha
Kti wa ode herlin akbid paramata rahaWarnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...Warnet Raha
 
Kti ice musnawati akbid paramata
Kti ice musnawati akbid paramataKti ice musnawati akbid paramata
Kti ice musnawati akbid paramataWarnet Raha
 
Makalah manajemen keuangan uts april 2018
Makalah manajemen keuangan uts april 2018Makalah manajemen keuangan uts april 2018
Makalah manajemen keuangan uts april 2018imashayatunnufus
 
Ipm sulawesi selatan 2001 2010 (2012)
Ipm sulawesi selatan 2001 2010 (2012)Ipm sulawesi selatan 2001 2010 (2012)
Ipm sulawesi selatan 2001 2010 (2012)Muhammad Akbar Fatria
 
Penguatan Peran Deputi III LAN Melalui Penajaman Kajian HAN Guna Meningkatkan...
Penguatan Peran Deputi III LAN Melalui Penajaman Kajian HAN Guna Meningkatkan...Penguatan Peran Deputi III LAN Melalui Penajaman Kajian HAN Guna Meningkatkan...
Penguatan Peran Deputi III LAN Melalui Penajaman Kajian HAN Guna Meningkatkan...Tri Widodo W. UTOMO
 

What's hot (15)

Kti erna dahlia
Kti erna dahliaKti erna dahlia
Kti erna dahlia
 
f7665e91c7434b358825b72bac71967fKERProvinsiJawaBaratTriwulanI2012
f7665e91c7434b358825b72bac71967fKERProvinsiJawaBaratTriwulanI2012f7665e91c7434b358825b72bac71967fKERProvinsiJawaBaratTriwulanI2012
f7665e91c7434b358825b72bac71967fKERProvinsiJawaBaratTriwulanI2012
 
Kti wa ode sitti nurbaedah
Kti wa ode sitti nurbaedahKti wa ode sitti nurbaedah
Kti wa ode sitti nurbaedah
 
Kti wa ode herlin akbid paramata raha
Kti wa ode herlin akbid paramata rahaKti wa ode herlin akbid paramata raha
Kti wa ode herlin akbid paramata raha
 
Resume uts sinta
Resume uts sintaResume uts sinta
Resume uts sinta
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...
 
Kti ice musnawati akbid paramata
Kti ice musnawati akbid paramataKti ice musnawati akbid paramata
Kti ice musnawati akbid paramata
 
Makalah manajemen keuangan uts april 2018
Makalah manajemen keuangan uts april 2018Makalah manajemen keuangan uts april 2018
Makalah manajemen keuangan uts april 2018
 
Kti siti aisah akbid paramata
Kti siti aisah akbid paramataKti siti aisah akbid paramata
Kti siti aisah akbid paramata
 
Kti novita sari
Kti novita sariKti novita sari
Kti novita sari
 
Isran esra kti
Isran esra ktiIsran esra kti
Isran esra kti
 
Ipm sulawesi selatan 2001 2010 (2012)
Ipm sulawesi selatan 2001 2010 (2012)Ipm sulawesi selatan 2001 2010 (2012)
Ipm sulawesi selatan 2001 2010 (2012)
 
Kti wa ode piana
Kti wa ode pianaKti wa ode piana
Kti wa ode piana
 
Kti wa ode rosmini
Kti wa ode rosminiKti wa ode rosmini
Kti wa ode rosmini
 
Penguatan Peran Deputi III LAN Melalui Penajaman Kajian HAN Guna Meningkatkan...
Penguatan Peran Deputi III LAN Melalui Penajaman Kajian HAN Guna Meningkatkan...Penguatan Peran Deputi III LAN Melalui Penajaman Kajian HAN Guna Meningkatkan...
Penguatan Peran Deputi III LAN Melalui Penajaman Kajian HAN Guna Meningkatkan...
 

Viewers also liked

ANALISIS ASSET LIABILITY MANAGEMENT PADA PT BTN ( PERSERO) Tbk ( PERIODE 2009...
ANALISIS ASSET LIABILITY MANAGEMENT PADA PT BTN ( PERSERO) Tbk ( PERIODE 2009...ANALISIS ASSET LIABILITY MANAGEMENT PADA PT BTN ( PERSERO) Tbk ( PERIODE 2009...
ANALISIS ASSET LIABILITY MANAGEMENT PADA PT BTN ( PERSERO) Tbk ( PERIODE 2009...Uofa_Unsada
 
Jenis jenis bank
Jenis jenis bank Jenis jenis bank
Jenis jenis bank Rina Sintia
 
Analisis Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return Saham
Analisis Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return SahamAnalisis Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return Saham
Analisis Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return SahamPT Tritama Cahaya Abadi
 
Kualitas aktiva produktif
Kualitas aktiva produktifKualitas aktiva produktif
Kualitas aktiva produktifAdam Hastawa
 
Tugas makalah-bank-dalam-islam
Tugas makalah-bank-dalam-islamTugas makalah-bank-dalam-islam
Tugas makalah-bank-dalam-islamRizky Hernanda
 
Hukum perbankan
Hukum perbankanHukum perbankan
Hukum perbankanGMNI
 
Analisis laporan keuangan bank syariah
Analisis laporan keuangan bank syariahAnalisis laporan keuangan bank syariah
Analisis laporan keuangan bank syariahImba Alfiani
 
ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSETS, DEBT TO ASSETS RATIO, RETURN ON EQUITY, D...
ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSETS, DEBT TO ASSETS RATIO, RETURN ON EQUITY, D...ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSETS, DEBT TO ASSETS RATIO, RETURN ON EQUITY, D...
ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSETS, DEBT TO ASSETS RATIO, RETURN ON EQUITY, D...Uofa_Unsada
 
likuiditas solvabilitas rentabilitas
likuiditas solvabilitas rentabilitaslikuiditas solvabilitas rentabilitas
likuiditas solvabilitas rentabilitasSidik Abdullah
 
Analisa Kinerja Bank
Analisa Kinerja BankAnalisa Kinerja Bank
Analisa Kinerja BankEko Mardianto
 
ANALISIS KINERJA LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP KEPUTUSAN KREDITUR DALA...
ANALISIS KINERJA LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP KEPUTUSAN KREDITUR DALA...ANALISIS KINERJA LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP KEPUTUSAN KREDITUR DALA...
ANALISIS KINERJA LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP KEPUTUSAN KREDITUR DALA...Uofa_Unsada
 
Pembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan Persekutuan
Pembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan PersekutuanPembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan Persekutuan
Pembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan PersekutuanCorinna Theodora
 
Akuntansi Keuangan Lanjutan I
Akuntansi Keuangan Lanjutan IAkuntansi Keuangan Lanjutan I
Akuntansi Keuangan Lanjutan IZombie Black
 
BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANK
BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANKBANK DAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANK
BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANKKasmadi Rais
 
Analisis Rasio Keuangan Bank
Analisis Rasio Keuangan BankAnalisis Rasio Keuangan Bank
Analisis Rasio Keuangan BankTrisnadi Wijaya
 

Viewers also liked (20)

ANALISIS ASSET LIABILITY MANAGEMENT PADA PT BTN ( PERSERO) Tbk ( PERIODE 2009...
ANALISIS ASSET LIABILITY MANAGEMENT PADA PT BTN ( PERSERO) Tbk ( PERIODE 2009...ANALISIS ASSET LIABILITY MANAGEMENT PADA PT BTN ( PERSERO) Tbk ( PERIODE 2009...
ANALISIS ASSET LIABILITY MANAGEMENT PADA PT BTN ( PERSERO) Tbk ( PERIODE 2009...
 
Jenis jenis bank
Jenis jenis bank Jenis jenis bank
Jenis jenis bank
 
Rasio Finansial
Rasio FinansialRasio Finansial
Rasio Finansial
 
Analisis Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return Saham
Analisis Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return SahamAnalisis Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return Saham
Analisis Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return Saham
 
Tindak pidana perbankan
Tindak pidana perbankanTindak pidana perbankan
Tindak pidana perbankan
 
Kualitas aktiva produktif
Kualitas aktiva produktifKualitas aktiva produktif
Kualitas aktiva produktif
 
Tugas makalah-bank-dalam-islam
Tugas makalah-bank-dalam-islamTugas makalah-bank-dalam-islam
Tugas makalah-bank-dalam-islam
 
Hukum perbankan
Hukum perbankanHukum perbankan
Hukum perbankan
 
Analisis laporan keuangan bank syariah
Analisis laporan keuangan bank syariahAnalisis laporan keuangan bank syariah
Analisis laporan keuangan bank syariah
 
ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSETS, DEBT TO ASSETS RATIO, RETURN ON EQUITY, D...
ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSETS, DEBT TO ASSETS RATIO, RETURN ON EQUITY, D...ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSETS, DEBT TO ASSETS RATIO, RETURN ON EQUITY, D...
ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSETS, DEBT TO ASSETS RATIO, RETURN ON EQUITY, D...
 
likuiditas solvabilitas rentabilitas
likuiditas solvabilitas rentabilitaslikuiditas solvabilitas rentabilitas
likuiditas solvabilitas rentabilitas
 
Analisa Kinerja Bank
Analisa Kinerja BankAnalisa Kinerja Bank
Analisa Kinerja Bank
 
ANALISIS KINERJA LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP KEPUTUSAN KREDITUR DALA...
ANALISIS KINERJA LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP KEPUTUSAN KREDITUR DALA...ANALISIS KINERJA LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP KEPUTUSAN KREDITUR DALA...
ANALISIS KINERJA LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP KEPUTUSAN KREDITUR DALA...
 
Pengertian, Fungsi, dan Jenis Bank
Pengertian, Fungsi, dan Jenis BankPengertian, Fungsi, dan Jenis Bank
Pengertian, Fungsi, dan Jenis Bank
 
Pembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan Persekutuan
Pembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan PersekutuanPembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan Persekutuan
Pembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan Persekutuan
 
Ppt uang dan bank
Ppt uang dan bankPpt uang dan bank
Ppt uang dan bank
 
Akuntansi Keuangan Lanjutan I
Akuntansi Keuangan Lanjutan IAkuntansi Keuangan Lanjutan I
Akuntansi Keuangan Lanjutan I
 
BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANK
BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANKBANK DAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANK
BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANK
 
Contoh proposal skripsi
Contoh proposal skripsiContoh proposal skripsi
Contoh proposal skripsi
 
Analisis Rasio Keuangan Bank
Analisis Rasio Keuangan BankAnalisis Rasio Keuangan Bank
Analisis Rasio Keuangan Bank
 

Similar to Hubungan Antara Rentabilitas Dengan Likuiditas Pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN D...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN D...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN D...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN D...Warnet Raha
 
Inayah fsh
Inayah fshInayah fsh
Inayah fshyona95
 
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...yogieardhensa
 
Skripsi judul dan Daftar isi
Skripsi judul dan Daftar isiSkripsi judul dan Daftar isi
Skripsi judul dan Daftar isiEko Mardianto
 
MEISYA DWI PUTRI-FSH.pdf
MEISYA DWI PUTRI-FSH.pdfMEISYA DWI PUTRI-FSH.pdf
MEISYA DWI PUTRI-FSH.pdfOnlineShop15
 
Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...
Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...
Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...yogieardhensa
 
MANAJEMENDANPENDOKUMENTASIANASUHANKEBIDANAN IBU BERSALINPADA NY.“R”DENGAN RE...
MANAJEMENDANPENDOKUMENTASIANASUHANKEBIDANAN  IBU BERSALINPADA NY.“R”DENGAN RE...MANAJEMENDANPENDOKUMENTASIANASUHANKEBIDANAN  IBU BERSALINPADA NY.“R”DENGAN RE...
MANAJEMENDANPENDOKUMENTASIANASUHANKEBIDANAN IBU BERSALINPADA NY.“R”DENGAN RE...Warnet Raha
 
Sm4007 analisis pengaruh kualitas pelayanan
Sm4007 analisis pengaruh kualitas pelayananSm4007 analisis pengaruh kualitas pelayanan
Sm4007 analisis pengaruh kualitas pelayananMu'ah Masram
 
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...Warnet Raha
 
5060 skripsi analisi rasio keuangan
5060 skripsi analisi rasio keuangan5060 skripsi analisi rasio keuangan
5060 skripsi analisi rasio keuanganMuhammad Love Kian
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “R” DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “R” DENGAN...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “R” DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “R” DENGAN...Warnet Raha
 

Similar to Hubungan Antara Rentabilitas Dengan Likuiditas Pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung (20)

Skipsiku
SkipsikuSkipsiku
Skipsiku
 
Kti sitti andriyani
Kti sitti andriyaniKti sitti andriyani
Kti sitti andriyani
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN D...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN D...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN D...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN D...
 
Inayah fsh
Inayah fshInayah fsh
Inayah fsh
 
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...
 
Skripsi judul dan Daftar isi
Skripsi judul dan Daftar isiSkripsi judul dan Daftar isi
Skripsi judul dan Daftar isi
 
MEISYA DWI PUTRI-FSH.pdf
MEISYA DWI PUTRI-FSH.pdfMEISYA DWI PUTRI-FSH.pdf
MEISYA DWI PUTRI-FSH.pdf
 
Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...
Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...
Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...
 
Lembar depan yani‮cod.scr
Lembar depan yani‮cod.scrLembar depan yani‮cod.scr
Lembar depan yani‮cod.scr
 
GABUNG.pdf
GABUNG.pdfGABUNG.pdf
GABUNG.pdf
 
MANAJEMENDANPENDOKUMENTASIANASUHANKEBIDANAN IBU BERSALINPADA NY.“R”DENGAN RE...
MANAJEMENDANPENDOKUMENTASIANASUHANKEBIDANAN  IBU BERSALINPADA NY.“R”DENGAN RE...MANAJEMENDANPENDOKUMENTASIANASUHANKEBIDANAN  IBU BERSALINPADA NY.“R”DENGAN RE...
MANAJEMENDANPENDOKUMENTASIANASUHANKEBIDANAN IBU BERSALINPADA NY.“R”DENGAN RE...
 
File Pengantar
File PengantarFile Pengantar
File Pengantar
 
Retno nilasari
Retno nilasariRetno nilasari
Retno nilasari
 
Kti rani permayana
Kti rani permayanaKti rani permayana
Kti rani permayana
 
Sm4007 analisis pengaruh kualitas pelayanan
Sm4007 analisis pengaruh kualitas pelayananSm4007 analisis pengaruh kualitas pelayanan
Sm4007 analisis pengaruh kualitas pelayanan
 
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...
 
Kti sitti mayansari
Kti sitti mayansariKti sitti mayansari
Kti sitti mayansari
 
5060 skripsi analisi rasio keuangan
5060 skripsi analisi rasio keuangan5060 skripsi analisi rasio keuangan
5060 skripsi analisi rasio keuangan
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “R” DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “R” DENGAN...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “R” DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “R” DENGAN...
 
Kti irman akbid paramata raha 2015
Kti irman akbid paramata raha 2015Kti irman akbid paramata raha 2015
Kti irman akbid paramata raha 2015
 

More from Early Ridho Kismawadi

Jurnal At Tasyri volume iv, no 2, agustus 2012 - januari 2013
Jurnal At Tasyri volume iv, no 2, agustus 2012 - januari 2013Jurnal At Tasyri volume iv, no 2, agustus 2012 - januari 2013
Jurnal At Tasyri volume iv, no 2, agustus 2012 - januari 2013Early Ridho Kismawadi
 
Jurnal at tasyri' volume iii, no 1, februari - juli 2011
Jurnal at tasyri' volume iii, no 1, februari - juli 2011Jurnal at tasyri' volume iii, no 1, februari - juli 2011
Jurnal at tasyri' volume iii, no 1, februari - juli 2011Early Ridho Kismawadi
 
Konsep Elastisitas Teori Perilaku Konsumen dan Teori Produksi
Konsep Elastisitas Teori Perilaku Konsumen dan Teori ProduksiKonsep Elastisitas Teori Perilaku Konsumen dan Teori Produksi
Konsep Elastisitas Teori Perilaku Konsumen dan Teori ProduksiEarly Ridho Kismawadi
 
Pengaruh Variabel Makro Ekonomi Terhadap Jakarta Islamic Index
Pengaruh Variabel Makro Ekonomi Terhadap Jakarta Islamic IndexPengaruh Variabel Makro Ekonomi Terhadap Jakarta Islamic Index
Pengaruh Variabel Makro Ekonomi Terhadap Jakarta Islamic IndexEarly Ridho Kismawadi
 
Kepemilikan Umum (Al Milkiyyat Al 'Ammah/ Public Property)
Kepemilikan Umum (Al Milkiyyat Al 'Ammah/ Public Property)Kepemilikan Umum (Al Milkiyyat Al 'Ammah/ Public Property)
Kepemilikan Umum (Al Milkiyyat Al 'Ammah/ Public Property)Early Ridho Kismawadi
 
Resensi Islamic Economics, Theory and Practice, Prof. Muhammad Abdul Mannan
Resensi Islamic Economics, Theory and Practice, Prof. Muhammad Abdul MannanResensi Islamic Economics, Theory and Practice, Prof. Muhammad Abdul Mannan
Resensi Islamic Economics, Theory and Practice, Prof. Muhammad Abdul MannanEarly Ridho Kismawadi
 
Pendekatan Dalam Pengkajian Islam Pendekatan Hukum (PDPI)
Pendekatan Dalam Pengkajian Islam Pendekatan Hukum (PDPI)Pendekatan Dalam Pengkajian Islam Pendekatan Hukum (PDPI)
Pendekatan Dalam Pengkajian Islam Pendekatan Hukum (PDPI)Early Ridho Kismawadi
 

More from Early Ridho Kismawadi (19)

Jurnal At Tasyri volume iv, no 2, agustus 2012 - januari 2013
Jurnal At Tasyri volume iv, no 2, agustus 2012 - januari 2013Jurnal At Tasyri volume iv, no 2, agustus 2012 - januari 2013
Jurnal At Tasyri volume iv, no 2, agustus 2012 - januari 2013
 
Jurnal at tasyri' volume iii, no 1, februari - juli 2011
Jurnal at tasyri' volume iii, no 1, februari - juli 2011Jurnal at tasyri' volume iii, no 1, februari - juli 2011
Jurnal at tasyri' volume iii, no 1, februari - juli 2011
 
Pendapatan nasional
Pendapatan nasionalPendapatan nasional
Pendapatan nasional
 
Konsep Elastisitas Teori Perilaku Konsumen dan Teori Produksi
Konsep Elastisitas Teori Perilaku Konsumen dan Teori ProduksiKonsep Elastisitas Teori Perilaku Konsumen dan Teori Produksi
Konsep Elastisitas Teori Perilaku Konsumen dan Teori Produksi
 
Ilmu ekonomi
Ilmu ekonomi Ilmu ekonomi
Ilmu ekonomi
 
Takhrij hadis
Takhrij hadisTakhrij hadis
Takhrij hadis
 
Pengaruh Variabel Makro Ekonomi Terhadap Jakarta Islamic Index
Pengaruh Variabel Makro Ekonomi Terhadap Jakarta Islamic IndexPengaruh Variabel Makro Ekonomi Terhadap Jakarta Islamic Index
Pengaruh Variabel Makro Ekonomi Terhadap Jakarta Islamic Index
 
Akuntansi Syariah
Akuntansi SyariahAkuntansi Syariah
Akuntansi Syariah
 
Akuntansi Syariah,
Akuntansi Syariah,Akuntansi Syariah,
Akuntansi Syariah,
 
Kepemilikan Umum (Al Milkiyyat Al 'Ammah/ Public Property)
Kepemilikan Umum (Al Milkiyyat Al 'Ammah/ Public Property)Kepemilikan Umum (Al Milkiyyat Al 'Ammah/ Public Property)
Kepemilikan Umum (Al Milkiyyat Al 'Ammah/ Public Property)
 
Ayat dan Hadis Ekonomi
Ayat dan Hadis EkonomiAyat dan Hadis Ekonomi
Ayat dan Hadis Ekonomi
 
Resensi Islamic Economics, Theory and Practice, Prof. Muhammad Abdul Mannan
Resensi Islamic Economics, Theory and Practice, Prof. Muhammad Abdul MannanResensi Islamic Economics, Theory and Practice, Prof. Muhammad Abdul Mannan
Resensi Islamic Economics, Theory and Practice, Prof. Muhammad Abdul Mannan
 
Pendekatan Dalam Pengkajian Islam Pendekatan Hukum (PDPI)
Pendekatan Dalam Pengkajian Islam Pendekatan Hukum (PDPI)Pendekatan Dalam Pengkajian Islam Pendekatan Hukum (PDPI)
Pendekatan Dalam Pengkajian Islam Pendekatan Hukum (PDPI)
 
Hadis dhaif
Hadis dhaifHadis dhaif
Hadis dhaif
 
Takhrij hadis
Takhrij hadisTakhrij hadis
Takhrij hadis
 
Ibnu khaldun
Ibnu khaldunIbnu khaldun
Ibnu khaldun
 
Qadariah dan jabariah
Qadariah dan jabariahQadariah dan jabariah
Qadariah dan jabariah
 
Ahlul ra'yi
Ahlul ra'yiAhlul ra'yi
Ahlul ra'yi
 
Abu yusuf
Abu yusufAbu yusuf
Abu yusuf
 

Recently uploaded

KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 

Recently uploaded (20)

KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 

Hubungan Antara Rentabilitas Dengan Likuiditas Pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung

  • 1. HUBUNGAN ANTARA RENTABILITAS DENGAN LIKUIDITAS PADA PT.BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH PUDUARTA INSANI TEMBUNG Oleh: EARLY RIDHO KISMAWADI NIM 260708584 FAKULTAS SYARIAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN 2011 M/1432 H
  • 2. HUBUNGAN ANTARA RENTABILITAS DENGAN LIKUIDITAS PADA PT.BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH PUDUARTA INSANI TEMBUNG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam OLEH EARLY RIDHO KISMAWADI NIM 260708584 FAKULTAS SYARIAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA 2011/1432H
  • 3.     “ Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapanglapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan “ (Q.S Al Mujadalah 11) Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar (Khalifah 'Umar)
  • 4.
  • 5.
  • 6.
  • 7. IKHTISAR Penelitian ini berjudul Hubungan Antara Rentabilitas Dengan Likuiditas pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan negatif antara return on asset, return on equity, dan efisiensi operasi dengan cash rasio. Populasi dalam penelitian ini adalah rasio keuangan dari PT. BPRS Puduarta Insani Tembung periode Januari 2009 sampai Maret 2011. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari cash rasio (Y) dan return on asset (X1), return on equity(X2) dan efisiensi operasi (X3). Metode pengumpulan data dalam penelitian ini berupa studi dokumentasi yang didasarkan pada laporan rasio keuangan PT. BPRS Puduarta Insani Tembung. Analisis data yang digunakan adalah Korelasi Pearson Produck Moment, dan juga Regresi berganda, kekuatan hubungan antara dua variabel diketahui berdasarkan r (korelasi) hasil analisis,dan kemdian dilakukan uji signifikansi untuk melihat kebermaknaan hubungan tersebut, analisi ini menggunakan alat bantu SPSS versi 13,00. Variabel return on asset mempunyai hubungan yang negatif (Ha.1 diterima) dan signifikan terhadap cash rasio PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung oleh karena t hitung > dari t tabel(-3.168 > 1,714) selain itu return on asset memiliki hubungan yang lemah terhadap cash rasio (-,313). Variabel return on equity mempunyai hubungan yang positif (H0.2 diterima) dan signifikan terhadap cash rasio PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung oleh karena t hitung > dari t tabel(3.314> 1,714) selain itu return on equity memiliki hubungan yang sangat lemah terhadap cash rasio (0.026). Variabel efisiensi operasi mempunyai hubungan yang positif (H0.3 diterima) dan tidak signifikan terhadap cash rasio PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung, oleh karena t hitung < dari t tabel(0.537 < 1.714). Adjusted R square(regresi dengan variabel bebas lebih dari dua digunakan adjusted R square) diketahui sebesar ( .304), hal ini berarti 30,4 % variasi cash rasio dipengaruhi oleh ketiga variabel bebas dan sisanya 69.6 % dipengaruhi oleh sebabsebab lain diluar model.
  • 8.     Kata Pengantar Segala puji bagi Allah Tuhan segala alam yang telah memberikan berbagai macam karuniaNya kepada kita semua, shalawat berangkaikan salam kepada junjungan alam baginda Rasulullah Saw, yang telah menuntun umatnya dari zaman jahiliyah kezaman yang dipenuhi dengan iman dan islam. Terselesaikannya skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Rentabilitas Dengan Likuiditas Pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung, tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak. Teristimewa skripsi ini dipersembahkan untuk orang-yang kusayangi dan kucintai dengan ucapan terimakasih yang tulus: 1. Ayahanda Untarkis, Sp, Appt, dan Ibunda Rasidawati, Amd, selaku orang tua dan atas kasih sayang dan semangat yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 2. Adikku satu-satunya dan Teman-temanku seperjuangan yang senantiasa memberi semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Dalam pembuatan skripsi ini penulis banyak memperoleh bantuan dan bimbingan, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya: 1. Bapak Prof. Dr. H. Nur Ahmad Fadhil Lubis, MA selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri Sumatra Utara.
  • 9. 2. Bapak Dr. H. M. Jamil, MA, selaku Dekan Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Sumatra Utara. 3. Bapak Dr. Azhari Akmal Tarigan, M,Ag, selaku Ketua Jurusan Ekonomi Islam dan Ibu Isnaini Harahap, MA selaku sekretaris jurusan ekonomi Islam dan seluruh pihak yang bersangkutan didalam jurusan Ekonomi Islam. 4. Bapak Dr. H. Muhammad Yusuf, M.Si, selaku dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan bersedia memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Ibu Kamilah, SE, Ak, M.Si selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan bersedia memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Akhirnya pada semua pihak yang telah membantu dalam skripsi ini, penulis mengucapkan ribuan terima kasih, penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna maka dengan demikian kritikan dan sarannya yang sifatnya membangun sangat diharapkan dari berbagai pihak terurutama dari para pembaca, sehingga dapat dilakukan perbaikan dan dilakukan perbaikan agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal, dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih.
  • 10. Akhirnya kepada Allah sang pemilik kesempurnaan jualah penulis memohon ampun dan ridha-Nya, semoga Skripsi ini bermanfaat bagi kalangan perbankan maupun khalayak umum, Amin Ya Rabbal Alamin Jazakumullahu Khairan Katsiran Medan, 06 Mei 2011 Early Ridho Kismawadi NIM 260708584
  • 11. Daftar Isi Persetujuan .................................................................................................................i Ikhtisar........................................................................................................................iii Kata Pengantar ........................................................................................................... iv Daftar Isi.....................................................................................................................vii Daftar Tabel ...............................................................................................................x Daftar Ilustrasi ............................................................................................................xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 5 C. Pembatasan Masalah........................................................................... 5 D. Perumusan Masalah ............................................................................ 5 E. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6 F. Kegunaan Penelitian ........................................................................... 6 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR A. Tinjauan Teoritis ................................................................................. 7 1. Laporan Keuangan ......................................................................... 7 2. Analisa Laporan Keuangan dan Rasio Keuangan .......................... 9 3. Likuiditas dan Rentabilitas ............................................................. 13 4. Hubungan Likuiditas dan Rentabilitas ........................................... 24 B. Hasil Penelitian Yang Relevan ........................................................... 27 C. Kerangka Berfikir ............................................................................... 29 D. Hipotesis ............................................................................................. 30
  • 12. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan penelitian ......................................................................... 31 B. Lokasi ................................................................................................. 31 C. Waktu Penelitian .................................................................................. 31 D. Populasi ............................................................................................... 31 E. Sample ................................................................................................. 32 F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ...................................... 32 G. Tehnik Pengumpulan Data................................................................... 34 H. Tehnik Analisis Data ........................................................................... 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Profil PT. BPRS Puduarta Insani ......................................................... 37 2. Perkembangan Setoran Saham PT BPRS Puduarta Insani .................. 38 3. Perkembangan Aset ............................................................................. 39 4. Visi dan Misi ........................................................................................ 40 5. Struktur Organisasi .............................................................................. 41 6. Produk .................................................................................................. 43 7. Penyaluran Dana .................................................................................. 46 B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Likuiditas ............................................................................................. 57 2. Rentabilitas .......................................................................................... 59 3. Hubungan Antara Rentabilitas dengan Likuiditas ............................... 62
  • 13. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................................... 71 B. Saran ........................................................................................................ 72 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN
  • 14. DAFTAR TABEL No Tabel Halaman 1. Nilai Rasio ROA dan Cash Rasio 2009-2010 3 2. Hasil Uji Kolerasi 62 3. Descriptive Statistics 65 4. Variable entered/ removed 65 5. Model Summary 66 6. Annova 66 7. Coefficients 67 8. Residual Statistics 68 9. Normal PP Plot Of Regression Standardized residual 68 10. Scatter Plot 69 11. Coefficients 70 12. Model Summary 70
  • 15. DAFTAR ILUSTRASI No Gambar Halaman 1. Struktur Organisasi BPRS Puduarta Insani 41 2. Struktur Organisasi Kantor Cabang 42 3. Struktur Organisasi Kantor Kas 42 4. Grafik Fluktuasi Cash Ratio 58 5. Grafik Fluktuasi Return On Asset 59 6. Grafik Fluktuasi Return On Equity 60 7. Grafik Fluktuasi Efisiensi Operasi 61
  • 16. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengetahui kondisi perusahaan merupakan hal yang sangat penting diperhatikan, terutama yang berkaitan dengan keuangan perusahaan, hal tersebut dimaksudkan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan sebelumnya dan mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang akan mempengaruhi kinerja operasional dan bahkan akan menjadikan tujuan perusahaan sulit tercapai, salah satu tujuan perusahaan adalah meningkatkan nilai jual perusahaan tersebut jika perusahaan tersebut telah go Publik, atau memperoleh laba yang maksimal dari aktifitas perusahaan. Penyesuaian terhadap kondisi ekonomi merupakan hal yang wajib dilakukan agar perusahaan dapat terus bertahan dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan, penyesuaian harus dilakukan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di dalam lingkungan perusahaan, ekonomi regional bahkan perubahan yang terjadi pada kondisi ekonomi global. Dalam praktiknya masalah yang muncul sangat beragam, salah satunya adalah masalah likuiditas dan rentabilitas, analisis rasio likuiditas berfungsi untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan (likuiditas badan usaha) maupun didalam perusahaan(likuiditas perusahaan)1, Sedangkan rasio 1 Kasmir, Analisa Laporan Keuangan, (Jakarta:PT. RajaGrafindo Persada, 2010), h. 129- 130.
  • 17. rentabilitas atau profitabilitas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu, rentabilitas perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut2 Likuiditas dan rentabilitas memiliki hubungan yang unik, yaitu dapat saling bertentangan antara satu dengan yang lainnya, karena dengan meningkatkan likuiditas mempunyai kecendrungan untuk menurunkan rentabilitas perusahaan, dalam pengambilan keputusan memperhatikan likuiditas dan rentabilitas sangat penting dilakukan agar keseimbangan antara keduanya dapat tercapai, misalkan perusahaan yang terlalu memperhatikan likuiditas, perusahaan tersebut akan cenderung menyediakan instrumen likuiditas yang besar, akibatnya aktiva dan belanja modal yang digunakan untuk meningkatkan operasional perusahaan hanya sedikit, sehingga kegiatan operasional perusahaan menurun, hal ini menyebabkan rentabilitas menurun dan bahkan perusahaan mengalami ancaman kerugian. Sebaliknya perusahaan yang terlalu terfokus terhadap rentabilitas akan menggunakan aktiva dan belanja modal yang besar, akibatnya perusahaan terancam mengalami keadaan tidak likuid, jika hal ini terjadi maka perusahaan akan kesulitan membayar kewajiban jangka pendeknya. 2 Munawir, Analisa Laporan Keuangan, (Jakarta:Liberty, 2007), h. 31.
  • 18. Tabel 1 Nilai Rasio Return On Asset (ROA), dan Nilai Rasio Cash Periode 2009-2010 Bulan Tahun 2009 ROA (%) Cash Ratio (%) Tahun 2010 ROA (%) Cash Ratio (%) 15.6 1.76 53.4 Januari 2.14 17.38 1.46 46.5 Februari 2.53 23.33 1.55 41.78 Maret 2.69 23.33 1.91 34.9 April. 2.7 15.73 2.17 27.63 Mei 2.74 32.77 2.26 23.8 Juni 2.09 Sumber: Diolah dari Laporan Keuangan PT. BPRS Puduarta Insani Tembung Dari tabel diatas terlihat pada bulan Januari 2009 nilai ROA adalah sebesar 2,14%, sedangkan nilai dari cash rasio sebesar 15,6%, pada Februari 2009 nilai dari ROA adalah 2,53% sedangkan cash rasio 17,38%, pada bulan Maret 2009 terlihat nilai ROA sebesar 2,69% sedangkan cash rasio sebesar 23,33%, pada April 2009 ROA tercatat sebesar 2,7% sedangkan cash rasio sebesar 23,33%, selanjutnya pada bulan Mei 2009 terlihat nilai dari ROA sebesar 2,74% sedangkan cash rasio sebesar 15,73%, pada bulan Juni 2009 tercatat ROA sebesar 2,09% dan cash rasio sebesar 32,77%. Selanjutnya pada tahun 2010 terlihat pada bulan Januari ROA tercatat sebesar 1,76% sedangkan cash rasio sebesar 53,4%, pada bulan Februari 2010 terlihat ROA sebesar 1,46% dan cash rasio sebesar 46,5%, pada bulan Maret 2010 terlihat nilai ROA sebesar 1,55% dan cash rasio sebesar 41,78%, selanjutnya terlihat pada tabel diatas pada bulan April 2010 ROA tercatat sebesar 1,91% dan cash rasio rasio sebesar 34,9%, pada bulan Mei nilai ROA sebesar 2,17% sedangkan cash rasio
  • 19. sebesar 27,63%, dan yang terakhir pada bulan Juni 2010 ROA tercatat sebesar 2,26% dan cash rasio sebesar 23,8%. Dari data di atas terlihat bahwa perusahaan sangat memperhatikan likuiditas, hal tersebut terlihat dari besarnya persentase cash rasio dibandingkan dengan return on asset, akibatnya adalah Rentabilitas menjadi rendah yang diakibatkan oleh penggunaan modal kerja yang sedikit dibandingkan dengan modal kerja yang digunakan untuk mempertahankan likuiditas. Sehubungan hal tersebut maka pihak manajemen perusahaan diliputi permasalahan, antara mempertahankan likuiditas yang tinggi dengan resiko kinerja perusahaan menurun atau mendorong rentabilitas dengan resiko terjadinya keadaan tidak likuid. Berdasarkan uraian diatas maka penulis ingin membuktikan secara keilmuan hubungan antara likuiditas dengan rentabilitas dari perusahaan yang diteliti dengan Judul “Hubungan Antara Rentabilitas dengan Likuiditas Pada PT.Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung”.
  • 20. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas penulis mengemukakan identifikasi masalah dari penelitian ini adalah: 1 Apakah terdapat hubungan antara rentabilitas dengan likuiditas pada PT.Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung ? 2. Berapa besar tingkat rentabilitas dan likuiditas pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung ? C. Pembatasan Masalah Dari uraian identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini dibatasi pada hubungan rentabilitas dilihat dari segi ROA(return on asset), ROE (return on equity), dan efisiensi operasi dan likuiditas dilihat dari segi cash ratio(rasio kas), bersumber laporan keuangan PT.Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung . Kedua rasio itu digunakan untuk melihat bagaimana tingkat rentabilitas, likuiditas dan mengetahui hubungan antara rentabilitas dengan likuiditas pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung. D. Perumusan Masalah Berdasarkan indentifikasi dan pembatasan masalah, maka perumusan masalah dari penelitian ini adalah: Apakah terdapat hubungan negatif antara rentabilitas dengan likuiditas pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Tembung?
  • 21. E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara rentabilitas dengan likuiditas pada PT.Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung. F. Kegunaan Penelitian 1. Bagi penulis  Dengan melakukan penelitian ini penulis memperoleh pengalaman dan ilmu pengetahuan  Untuk mengembangkan wawasan tentang likuiditas dan rentabilitas  Dan mengetahui berapa besar hubungan keduanya di PT.Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani 2. PT.Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani  Sebagai bahan masukan bagi perusahaan mengenai masalah likuiditas dalam mengevaluasi kegiatan perusahaan.  Dapat dijadikan sebagai catatan atau koreksi untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya, sekaligus memperbaiki jika ada kelemahan ataupun kekekurangan dan Sebagai referensi ilmiah bagi pihak yang ingin melakukan penelitian sejenis.
  • 22. BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Informasi yang tentang kondisi keuangan sebuah perusahaan yang akurat sangat diperlukan, terutama bagi pihak pengambil keputusan diperusahaan tersebut, informasi tesebut didapatkan dengan sebuah proses yang dinamakan dengan akuntansi. Kegiatan ini terdiri dari pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan, dan laporan keuangan merupakan out put dan hasil akhir dari proses akuntansi, laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan. Q.S. Al Baqarah 282.            Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya3. Q.S. Al Hadiid 04.     Artinya: Dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan Dalam ayat diatas Allah menganjurkan untuk melakukan pencatatan terhadap transaksi-transaksi yang dilakukan, berati konsep laporan keuangan dan akuntasi telah lama dipergunakan dalam islam, hanya saja pencatatan yang terjadi sekarang 3 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahan (Surabaya: Cv Aisyah, 2006), h. 70.
  • 23. sudah dimodifikasi sedemikian rupa untuk menyesuaikan terhadap kebutuhan tanpa mengubah maksud dan nilai yang terkandung didalam laporan yang disajikan, selain itu konsep pengawasan yang dilakukan oleh Allah merupakan salah satu yang menjadikan konsep pengawasan dalam melakukan pencatatan dan melakukan transaksi berbeda dengan pencatatan yang dilakukan pada akuntansi konvensional. Menurut Jumingan laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil refleksi dari sekian banyak transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan. Transaksi dan peristiwa yang bersifat financial dicatat, digolongkan, dan diringkaskan dengan cara tepat dalam satuan uang, dan kemudian diadakan penafsiran untuk berbagai tujuan. Laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan4 Menurut Zaki Baridwan, laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan5 Dari definisi tersebut, penulis berkesimpulan bahwa laporan keuangan merupakan sebuah laporan yang menggambarkan sebagian besar transaksi yang terjadi di perusahaan tesebut yang disajikan secara ringkas untuk memberikan informasi bagi penggunanya. 4 Jumingan, Analisa Laporan Keuangan, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h. 4. 5 Zaki Baridwan, Intermediate Accounting, ( Yogyakarta: Bpfe Yogyakarta, 2004), h. 17.
  • 24. Laporan keuangan sebenarnya banyak, namun laporan keuangan yang utama menurut SAK hanya ada tiga, yaitu6: a. Daftar neraca yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. b. Perhitungan laba rugi yang menggambarkan jumlah hasil, biaya, dan laba/rugi perusahaan pada suatu periode tertentu. c. Laporan arus kas. Disini dimuat sumber dan pengeluaran kas perusahaan selama satu periode. 2. Analisa Laporan Keuangan dan Rasio Keuangan Analisa laporan laporan keuangan meliputi penelaahan tentang hubungan dan kecendrungan atau trend untuk mengetahui apakah keadaan keuangan, hasil usaha, dan kemajuan keuangan perusahaan memuaskan atau tidak memuaskan. Analisis dilakukan dengan mengukur hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan dan bagaimana perubahan unsur-unsur itu dari tahun ke tahun untuk mengetahui arah perkembangannya7. Rasio dalam analisa laporan keuangan adalah angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan tersebut dinyatakan dalam matematis yang sederhana. Secara individual rasio itu kecil artinya, kecuali jika dibandingkan dengan suatu rasio standar yang layak dijadikan dasar pembanding, apabila tidak ada standar yang dipakai sebagai dasar pembanding dari penafsiran rasio-rasio, maka penganalisis tidak dapat menyimpulkan apakah rasio-rasio itu menunjukkan kondisi menguntungkan atau tidak. 6 Sofyan S Harahap, Teori Akuntansi, (Jakarta: RajaGrafindo,2007), h. 201. 7 Jumingan, Analisa Laporan Keuangan, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h. 42.
  • 25. Penyimpulan apakah analisis rasio menunjukkan kondisi yang menguntungkan atau tidak diperlukan standar yang menjadi acuan, rasio standar ini dapat ditentukan berdasarkan alternatif dibawah ini8: a. Didasarkan pada catatan kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan tahun-tahun yang telah lampau b. Didasarkan pada rasio dari perusahaan lain yang menjadi pesaingnya, dipilih salah satu yang tergolong maju dan berhasil. c. Didasarkan pada data laporan keuangan dibudgetkan (disebut goal ratio) d. Didasarkan pada rasio industry, dimana perusahaan yang bersangkutan masuk sebagai anggotanya. Pada dasarnya angka-angka rasio itu dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, golongan pertama adalah angka-angka rasio yang disasarkan pada sumber data keuangan diperoleh, dan golongan yang kedua adalah angka-angka rasio yang disusun berdasarkan tujuan penganalisis dalam mengevaluasi suatu perusahaan. Berdasarkan sumber datanya, dari mana rasio itu dibuat, maka dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut: 1. Rasio neraca (balance sheet ratio), yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca, misalnya rasio lancar (current ratio), rasio tunai (quick ratio), rasio modal sendiri dengan total aktiva, rasio tetap dengan utang jangka panjang, dan sebagainya. 2. Rasio-rasio laporan laba rugi (income statement rations), yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari laporan perhitungan laba rugi, 8 Ibid, h. 118.
  • 26. misalnya, rasio laba bruto dengan penjualan netto, rasio laba usaha dengan penjualan netto, net operating ratio, dan sebagainya. 3. Rasio-rasio antar laporan (inter-statement rations), yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan laporan laba rugi, misalnya rasio penjualan netto dengan aktiva usaha, rasio penjualan kredit dengan piutang rata-rata, rasio harga pokok penjualan dengan persediaan rata-rata, dan sebagainya. Pengelompokkan angka rasio berdasarkan pada sumber datanya, sebenarnya kurang bermanfaat bagi pihak penganalisa sebab yang penting adalah kegunaan dari angka rasio tersebut dan kesimpulan apa yang dapat diperoleh dari angka rasio tersebut. Jadi, yang lebih berguna adalah angka-angka rasio yang dibuat berdasarkan tujuan penganalisis dalam mengevaluasi laporan keuangan suatu perusahaan. Ada berbagai pendapat tentang katagori rasio berdasarkan tujuan penganalisa dalam mengevaluasi suatu perusahaan berdasarkan laporan keuangannya, secara umum rasio yang sering digunakan bisnis adalah9: a. Rasio likuiditas, yaitu rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar, 9 Sofyan S harahap, sebagaimana dikutib Rahmah, Hubungan likuiditas dan rentabilitas pada PT. Perkebunan Nusantara III. (Medan:Unimed, 2006), h. 8-9.
  • 27. b. Rasio solvabilitas, yaitu raio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. c. Rasio rentabilitas/profitabilitas, yaitu rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada. d. Rasio laverage, yaitu rasio yang menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap modal maupun asset. e. Rasio aktivitas, yaitu rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainya . f. Rasio pertumbuhan, yaitu rasio ini menggambarkan persentasi pertumbuhan pos-pos perusahaan dari tahun ketahun. g. Market based (penilai pasar), yaitu rasio yang lazim dan yang khusus dipergunakan di pasar modal yang menggambarkan situasi/keadaan prestasi perusahaan di pasar modal. h. Rasio produktivitas, yaitu rasio yang menilai dari segi tingkat produktivitas dari unit-unit atau kegiatan yang dinilai, misalnya rasio karyawan atas penjualan. Jenis-jenis rasio keuangan Bank10: a. Rasio likuiditas, adalah ukuran kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. 10 Muhammad, Pengantar akuntansi Syariah, (Jakarta: Salemba empat, 2005), h..258-259.
  • 28. b. Rasio aktivitas, adalah ukuran untuk menilai tingkat efisiensi bank dalam memanfaatkan sumber dana yang dimiliki. c. Rasio profitabilitas, adalah rasio yang menunjukkan tingkat efiktifitas yang dicapai melalui usaha operasinal bank. d. Rasio biaya, adalah menunjukkan tingkat efisiensi kinerja operasional bank. 3. Likuiditas dan Rentabilitas a. Likuiditas Menurut Munawir, Likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih11. Menurut Kasmir, rasio likuiditas atau sering juga disebut dengan nama rasio modal kerja merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan, dengan kata lain rasio likuiditas berfungsi untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo12 Sedangkan menurut Brigham rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan hubungan antara kas dan aktiva lancar lainnya dari sebuah perusahaan dengan kewajiban lancarnya13. 11 Munawir, Analisa Laporan Keuangan, (Jakarta:Liberty, 2007), h. 31. 12 Kasmir, Analisa Laporan Keuangan, (Jakarta:PT. RajaGrafindo Persada, 2010), h. 129. 13 Brigham dan Houston, Dasar- Dasar Manajemen Keuangan, (Jakarta:Salemba Empat, 2009), h. 95.
  • 29. Sehingga dapat disimpulkan bahwa likuiditas merupakan sebuah cara untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban dalam jangka waktu dekat. Adapun yang menjadi dasar hutang piutang dapat dilihat pada ketentuan AlQur‟an dan Al-Hadits, dalam Al-Qur‟an terdapat dalam surat Al-Maidah ayat 2 yang berbunyi : ‫َلَا َ َا َ ُىا ََى الْ ِثْ ِ َالْ ُدْ َا ِ َاَ ُىا الَه ِن الَ َ َ ِيد الْ ِ َاب‬ ِ ‫و تع وو عل إ م و ع و ن و تق ل َ إ َ له شد ُ عق‬ “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran14” Sedangkan dalam sunnah Rasululllah SAW. Dapat ditemukan antara lain dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah sebagai berikut: ‫ما ِهْ ُسِْم ُقْ ِ ُ ُسِْ ًا َرْضًا َ َ َيْه إ َ َان َ َدَ َ ِهَا َ َ ً (رواه ابه ماجه‬ ‫مرت ِ ِّال ك َ كص قت مرة‬ ‫َ م م ل ٍ ي رض م لم ق‬ “Seorang muslim yang mempiutangi seorang muslim dua kali, seolah-olah telah bersedekah kepadanya satu kali”. Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam bersabda: ‫م ْ سّر ُ أ ْ ي ج َ ُ َو م ْ ك َ ِ ي ِ ْقي م ِ َ ينّف ْ ع م س ٍ أ ْ يض ع و‬ ُ ْ‫َن َ َه َن ُنْ ِيو الّل ُ ِن ُّرب َوْم ال ِ َا َة فّلْ ُ َ ِس َنْ ُعْ ِّر َو َ َعْ َن‬ “Barangsiapa yang mau diselamatkan Allah dari kesusahan pada hari kiamat, maka hendaklah dia memberi kelonggaran kepada orang yang kesulitan atau membebaskan hutangnya.” (HR. Muslim no. 1563). 14 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahan (Surabaya: Cv Aisyah, 2006), h. 156.
  • 30. Nabi shallallahu „alaihi wasallam bersabda: ‫ٍ ِل ّد ن‬ َ ْ‫ال َتْل ِي َ ِيل الّلو ُك ِّر ُل شَيْء إَا ال َي‬ َ ‫ْق ُ ف سب ِ َ ِ ي َّف ُ ك‬ “Yang terbunuh di jalan Allah (syahid) akan dihapuskan semua dosanya kecuali hutang.” (HR. Muslim no. 1886). Dari beberapa ayat dan hadis diatas maka dapat dijelaskan bahwa hukum memberi hutang piutang bersifat fleksibel tergantung situasi dan toleransi, namun pada umumnya memberi hutang hukumnya sunnah. Akan tetapi memberi hutang atau pinjaman hukumnya bisa menjadi wajib ketika diberikan kepada oaring yang membutuhkan seperti memberi hutang kepada tetangga yang membutuhkan uang untuk berobat karena keluarganya ada yang sakit. Hukum memberi hutang bisa menjadi haram, misalnya memberi hutang untuk hal-hal yang dilarang dalam ajaran islam seperti untuk membeli minuman keras, menyewa pelacur dan sebagainya, selanjutnya membayar hutang merupakan hal yang wajib dilaksanakan dan bila ada yang kesulitan untuk membeyar hutang hendaknya diberi kelonggaran waktu dan yang terlebih mulia adalah membebaskannya dari hutang tersebut, walau demikian ancama bagi yang tidak membayar hutang juga sangat tegas diterangkan dalam hadis diatas. Karenanya, bagi siapa yang berkecukupan atau bahkan berlebihan tapi dia sengaja menunda-nunda pembayaran utangnya hingga memudharatkan orang yang mempunyai piutang. Maka pemilik piutang boleh menggugat orang tersebut di hakim
  • 31. agar hakim memaksa dia untuk membayar hutangnya atau menjual sebagian barangnya untuk menutupi hutangnya. Adapun yang termasuk ke dalam analisa modal kerja atau rasio likuiditas adalah: 1. Current Ratio Current ratio merupakan ratio umum yang digunakan untuk mengetahui posisi modal kerja atau rasio likuiditas, current ratio merupakan perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar. Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (margin of safety) kreditor jangka pendek, atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut15. Aktiva lancar biasanya berupa kas, piutang, surat berharga, persediaan . hutang lancar terdiri dari utang dagang, utang wesel, taksiran utang pajak, dan utang-utang lain yang masih harus dibayar dalam jangka waktu 12 bulan. Rasio yang rendah menunjukkan likuiditas jangka pendek yang rendah. rasio lancar yang tinggi menunjukkan kelebihan aktiva lancar (likuiditas tinggi dan resiko rendah), tetapi mempunyai pengaruh yang tidak baik terhadap profitabilitas perusahaan. aktiva lancar secara umum menghasilkan return atau tingkat keuntungan yang lebih rendah dibandingkan dengan aktiva tetap16 Rumus menghitung Current Ratio: 15 Munawir, Analisa Laporan Keuangan, (Jakarta:Liberty, 2007), h. 72. 16 Mahmud Hanafi, Manajemen Keuangan (Yogyakarta: BPFE, 2004), dikutip oleh Putri Handayani, Hubungan Likuiditas Terhadap Profitabilitas pada PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan ( Medan: Fakultas Ekonomi USU, 2007), h. 12.
  • 32. Aktiva Lancar (Current Asset) Current Ratio = Utang Lancar ( Current Liabilities) Dalam praktiknya sering kali dipakai bahwa rasio lancar dengan standart 200% (2:1) yang terkadang sudah dianggap sebagai ukuran yang cukup baik bagi suatu perusahaan. Artinya dengan rasio seperti ini, perusahaan sudah merasa berada di titik aman dalam jangka pendek. Namun, sering kali untu mengukur kinerja manajemen, ukuran yang terpenting adalah rata-rata industry untuk perusahaan yang sejenis17. 2. Acid Test Ratio (Quick Ratio) Ratio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena persediaan memerlukan waktu yang relative lebih lama untuk direalisasikan menjadi uang kas dan menganggap bahwa piutang segera dapat direalisakikan menjadi uang kas18. Rumus menghitung quick ratio: Current Assets (Aktiva Lancar) – Inventory (Persediaan) Quick Ratio = (Acid Test Ratio) Current Liabilities ( Kewajiban Lancar) Apabila digunakan quick ratio angka 100% dipandang sudah menunjukkan baiknya kondisi keuagan jangka pendek, walau demikian, untuk analisa lebih lanjut 17 Kasmir, Analisa Laporan Keuangan, (Jakarta:PT. RajaGrafindo Persada, 2010), h. 135. 18 Munawir, Laporan Keuangan, (Jakarta:Liberty, 2007), h. 74.
  • 33. sebaiknya dibandingkan dengan rasio industry, juga diselidiki bagaimana sebenarnya tingkat likuiditas dari piutang19. 3. Rasio Kas (Cash Ratio) Rasio ini untuk mengukur perbandingan alat likuid terhadap dana pihak ketiga yang dihimpun bank yang harus segera dibayar. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam membayar kembali simpanan nasabah atau deposan pada saat ditarik dengan menggunakan alat likuid yang dimilikinya. Merupakan rasio untuk mengukur besarnya kesiapan uang kas untuk digunakan membayar utang, dalam artian perusahaan tidak perlu menunggu-nunggu untuk menjual atau menagih utang lancar lainnya yaitu dengan menggunakan rasio lancar. Ketersediaan kas dapat ditunjukkan dari persediaan dana kas atau yang setara kas seperti rekening giro atau tabungan di bank (yang dapat ditarik setiap saat). Dapat dikatakan rasio ini menujukkan kemampuan sesungguhnya perusahaan dalam membayar kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Rumus menghitung cash ratio (rasio kas): Aktiva Likuid Cash Ratio = X 100 % Passiva Likuid Semakin tinggi rasio ini, maka semakin tinggi pula sisi likuiditas bank tersebut, namun akan berpengaruh dalam meningkatkan profitabilitas bank. 19 Jumingan, Analisa Laporan Keuangan, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h. 126.
  • 34. 4. Loan to Deposit Ratio (LDR) Loan to Deposit Ratio adalah rasio yang mengukur perbandingan jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank, yang menggambarkan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana oleh deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya20. Semakin tinggi rasionya memberikan indikasi rendahnya kemampuan likuiditas bank tersebut, hal ini akibat jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar. Rumus menghitung LDR Jumlah kredit yang diberikan LDR = X 100% Total dana pihak ketiga Bank Indonesia menetapkan rasio LDR sebesar 110 %, atau apabila melebihi diberi nilai kedit 0 yang berarti likuiditas bank tersebut tidak sehat, dan untuk rasio LDR dibawah 110 % diberi nilai 100 yang berarti likuiditas bank tesebut dinilai sehat. b. Rentabilitas Menurut lukman, rasio rentabilitas bank adalah alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank bersangkutan21. Menurut Veithzal, rentabilitas adalah hasil perolehan dari investasi 20 Veithzal dkk, Bank and financial instution manajemen, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 723. 21 Lukman dendawijaya. Manajemen Perbankan. (Jakarta:Ghalia Indonesia, 2003), h. 118..
  • 35. (penanaman modal) yang dikatakan dengan persentase dari besarnya investasi22. Menurut munawir, rentabilitas adalah rasio untuk mengukur profit yang diperoleh dari modal-modal yang digunakan untuk operasi tersebut. Sedangkan menurut Brigham rasio profitabilitas adalah merupakan seelompok rasio yang menunjukkan efek-efek dari likuiditas, manajemen aktiva dan utang pada hasil- hasil operasi23. Jadi dapat disimpulkan rentabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dari semua kemampuan, dan sumber daya yang dimilikinya, yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut. (QS. Al Baqarah: 261)                            “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui24. 22 Veithzal, dkk, Bank and financial instution manajemen, (Jakarta: Persada, 2007), h. 720. PT. RajaGrafindo 23 Brigham dan Houston. Dasar- Dasar Manajemen Keuangan, (Jakarta:Salemba Empat, 2009),. h. 107. 24 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahan (Surabaya: Cv Aisyah, 2006), h. 65.
  • 36. (QS. An-Najm : 39)       Artinya: “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya25” Dalam ayat diatas Allah telah menjelaskan konsep Profitabilitas (keuntungan) jika kita melakukan investasikan harta yang kita miliki dan pada ayat yang selanjutnya Allah mejelaskan bahwa manusia hanya akan memperoleh dari apa yang telah mereka usahakan, semakin besar usaha yang dilakukan maka hasil yang diperoleh juga akan maksimal, dalam hal ini semakin besar usaha yang dilakukan perbankan maka profit yang akan diproleh akan semakin besar. Selanjutnya dalam Ayat yang lain Allah menjelaskan tentang larangan merugikan orang lain dalam melakukan kegiatan memperoleh keuntungan (Profit), dan larangan untuk merusak dalam melakukan kegiatan produksi baik kerusakan secara fisik dan kerusakan secara mental. (QS. Asy-Syua’ra 26 : 183).         Artinya: “Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan26 25 Ibid, h. 874. 26 Ibid, h. 586.
  • 37. Adapun yang termasuk dalam analisa rentabilitas adalah ; 1. Return on Total Assets (ROA) Merupakan rasio perbandingan antara laba sebelum pajak dengan total asset, rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Laba sebelum pajak ROA = X 100 % Total aktiva Semakin besar ROA, berarti semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai dari semakin baiknya posisi bank dari segi penggunaan asset. 2. Return on Equity (ROE) Return on equity merupakan indicator yang amat penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran deviden, kenaikan rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari laba yang bersangkutan yang selanjutnya dikaitkan dengan peluang kemungkinan pembayaran deviden, rasio ini menunjukkan perbandingan antara laba bersih dengan modal sendir Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan modal disetor bank dalam menghasilkan laba. Semakin besar rasio ini menunjukkan kemampuan modal disetor bank dalam menghasilkan laba bagi pemegang saham,
  • 38. Rumus menghitung ROE: Laba Setelah Pajak ROE = X 100 % Modal sendiri 3. Return on Investment (ROI) Tehnik ini merupakan tehnik yang lazim digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengukur efektifitas dari seluruh operasi perusahaan. Return on investment dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang di investasikan dalam aktiva yang dipergunakan untuk operasinya untuk menghasilkan keuntungan/laba. Rumus yang digunakan untuk menghitung ROI: Laba Barsih ROI = Rata-rata Modal (Equity) Rasio ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasinya dengan jumlah investasi atau aktiva yang dipergunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut, jadi rasio ini menunjukkan berapa persen diperolehnya laba bersih bila diukur dari modal pemilik, semakin besar rasio ini maka posisi pemilik perusahaan semakin kuat. 4. Rasio bebab operasionl terhadap pendapatan operasional (BOPO) Rasio ini membandingkan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional, hal ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya.
  • 39. Biaya (beban) operasional BOPO = X 100 % Pendapatan operasional Semakin kecil rasio biaya operasionalnya akan lebih baik, karena perusahaan itu dapat menutup biaya operasionalnya dengan pendapatan operasionalnya sendiri. 4.Hubungan rentabilitas dengan likuiditas Pertimbangan yang baik sebelum pengambilan keputusan merupakan hal mutlak yang harus dilakukan, karena hal tersebutlah yang nantinya yang akan dijadikan acuan dalam melakukan aktivitas operasional, hal yang sangat perlu diperhatikan adalah masalah likuiditas dan rentabilitas, likuiditas dan rentabilitas merupakan dua factor yang akan mempengaruhi pembelanjaan perusahaan. Rasio likuiditas meningkat maka baik profitabilitas maupun resiko yang dihadapi akan menurun27, hal senanda juga ditambahkan bahwa kemampuan memperoleh laba selama periode tertentu akan mengorbankan likuiditas (aktiva lancar) maupun modal, baik modal sendiri maupun modal secara keseluruhan28 Menurut Alex S. Nitisemito didalam Rahmah dalam hubungan satu dengan yang lain, likuiditas dan rentabilitas mempunyai hubungan yang unik, sebab usaha untuk meningkatkan likuiditas mempunyai kecendrungan untuk menurunkan rentabilitasnya, demikian pula sebaliknya bila perusahaan terlalu memperhatikan 27 Syamsuddin Lukman, Manajemen Keuangan Perusahaan: konsepaplikasi Dalam Perencanaan, Pengawasan dan Pengambilan Keputusan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), dikutip oleh Putri Handayani, Hubungan Likuiditas Terhadap Profitabilitas pada PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan ( Medan: Fakultas Ekonomi USU, 2007), h. 12. 28 James Horney, Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan (Jakarta: Salemba Empat, 1999), dikutip oleh Putri Handayani, Hubungan Likuiditas Terhadap Profitabilitas pada PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan ( Medan: Fakultas Ekonomi USU, 2007), h. 12.
  • 40. likuiditasnya akan cendrung menurun. meskipun demikian, hal ini dapat juga terjadi pengecualian, sebab dapat saja terjadi usaha menjadikan likuiditasnya yang tinggi dapat juga akhirnya menimbulkan rentabilitas yang tinggi pula. Terlalu mementingkan likuiditas akan menyebabkan rentabilitas menjadi rendah hal tersebut disebabkan oleh perusahaan akan menyediakan kas dan aktiva lancar dalam jumlah yang besar, yang pada akibatnya sebagian besar dari modal yang dimiliki perusahaan tersebut mengendap dan tidak produktif, hal ini akan menyebabkan rentabilitas rendah sehingga menyebabkan perusahaan akan mengalami penurunan laba, dan bahkan akan menimbulkan kerugian. Walau demikian tingkat likuiditas yang rendah juga membawa permasalahan, perusahaan yang likuiditasnya rendah akan mengalami situasi yang akan membuat perusahaan tersebut dalam kondisi bahaya, hal tersebut disebabkan pada saat perusahaan dengan likuiditas rendah, perusahaan tersebut akan kesulitan memenuhi kewajiban jangka pendeknya, jika hal tersebut terjadi maka para investor akan tidak percaya terhadap perusahaan, hal ini akan mengancam keberadaan perusahaan jika para investor menarik dan keluar dari perusahaan tersebut. Dua dasar prinsip keuangan yaitu29: 1. Profitabilitas berbanding terbalik dengan likuiditas 2. Profitabilitas bergerak dalam garis lurus dengan resiko ( yaitu terdapat keuntungan dengan kerugian antara resiko dengan pengembalian). Dalam mencapai profitabilitas yang lebih tinggi harus disadari bahwa resiko yang dihadapi semakin besar. 29 Ibid, h. 15.
  • 41. Hal lain yang mungkin terjadi dari likuiditas rendah adalah menyebabkan perusahaan akan berkembang lambat, hal ini disebabkan perusahaan dengan likuiditas rendah akan cendrung melakukan peminjaman modal secara kecil pula, hal tersebut dimaksudkan agar beban pembayaran utang dapat diminimalkan. Dilain sisi jika rentabilitas terlalu diperhatikan maka sebagian besar dari modal akan digunakan secara maksimal untuk menghasilkan laba yang tinggi, dan dampaknya akan membuat alat- alat likuid seperti aktiva lancar dan lainya akan sedikit tersedia, jika hal ini terjadi maka kepercayaan pihak investor akan berkurang bahkan sangat mungkin investor akan menarik dana investasi mereka dari perusahaan tersebut dan akan berakibat buruk bagi perusahaan. Apabila perusahaan bermaksud untuk meningkatkan keuntungan yang diperolehnya maka peningkatan keuntungan tersebut akan diikuti pula oleh resiko yang semakin besar, demikian pula sebaliknya, menurunkan resiko, maka penurunan tingkat resiko ini akan diikuti oleh menurunnya tingkat profitabilitas30. Dari segi pinjaman perusahaan yang sangat mementingkan rentabilitas akan mengambil pinjaman yang relative besar dan digunakan untuk menambah modal dalam melakukan operasionalnya, dan hanya sedikit untuk memenuhi kewajibannya, dan perusahaan akan kesulitan ketika harus memenuhi kewajibannya, dan hal ini juga dapat berpengaruh buruk terhadap perusahaan. 30 Lukman syamsuddin, Manajemen Keuangan Perusahaan, (Jakarta:PT. RajaGrafindo Persada, 2000), h. 208.
  • 42. Jika perusahaan memutuskan menetapkan modal dalam jumlah besar, kemungkinan likuiditas akan terjaga namun kesempatan untuk memperoleh laba besar akan menurun dan pada akhirnya berdampak pada menurunnya profitabilitas31 B. Hasil penelitian yang relevan Keputusan yang rasional akan dapat dibuat jika kondisi keuangan perusahan diketahui, adapun cara mengetahuinya adalah dengan bantuan alat-alat analisis tertentu, salah satunya adalah dengan hubungan likuiditas dan rentabilitas. Penelitian yang berhubungan dengan hal tersebut adalah: No Judul Penelitian 1 Hubungan Likuiditas dengan Rentabilitas Pada PT. Perkebunan Nusantara III Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas terhadap Profitabilitas pada Baitul Maal Wattamwil (BMT) di Kabupaten Pemalang Tahun 2005-2007 Hubungan Likuiditas Terhadap Profitabilitas pada PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan Hubungan Profitabilitas dan likuiditas dengan Capital adequacy ratio (CAR) pada Bank Rakyat Indonesia ( persero) Tbk 2 3 4 31 Tahun Penelitian 2006 Nama Peneliti Rahmah 2008 Unik S Widiana 2007 Putri Handayani 2007 Tangi Ceria Issabella Pane Unik Sapta Widiana, Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas terhadap Profitabilitas pada Baitul Maal Wattamwil (BMT) di Kabupaten Pemalang Tahun 2005-2007, http://fe.unnes.ac.id ( 04 April 2011)
  • 43. Hasil Penelitian: Rahmah Unik S Widiana Putri Handayani Tangi Ceria Issabella Pane Current rasio mempunyai hubungan yang positi dan signifikan terhadap ROE Likuiditas, solvabilitas berpengaruh terhadap profitabilitas pada Baitul Maal Wattamwi (BMT) di Kabupaten Pemalang tahun 2005-2007 Cash rasio mempunyai hubungan negatif dan tidak signifikan terhadap ROI Acid test ratio mempunyai hubungan negatif dan tidak signifikan terhadap ROI Current ratio mempunyai hubungan yang positif dan tidak signifikan terhadap ROI LDR memiliki hubungan positif dan tidak signifikan terhadap CAR Quick ratio memiliki hubungan negatif dan tidak signifikan terhadap CAR ROE mempunyai hubungan positif dan tidak signifikan terhadap CAR Interest margin on loan memiliki hubungan positif dan tidak signifikan terhadap CAR Penelitian yang dilakukan oleh Rahmah(2006), Hubungan Likuiditas dengan Rentabilitas pada PT. Perkebunan Nusantara III, menggunakan rasio likuiditas dan rentabilitas, dan hasil dari penelitiannya adalah hubungan antara likuiditas dan rentabilitas memiliki hubungan keeratan sedang. Selain itu penelitian lain yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Unik Sapta Widiana, dengan judul Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas terhadap Profitabilitas pada Baitul Maal Wattamwil (BMT) di Kabupaten Pemalang Tahun 2005-2007. Hasil analisis regresi menunjukkan secara bersama-sama likuiditas, solvabilitas berpengaruh terhadap profitabilitas pada Baitul Maal Wattamwi (BMT) di Kabupaten Pemalang tahun 2005-2007
  • 44. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh putri handayani dengan judul Hubungan Likuiditas Terhadap Profitabilitas pada PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan, hasil dari analisa yang dilakukan adalah hubungan antara likuiditas dan rentabilitas memiliki hubungan yang tidak signifikan serta tingkat hubungan yang sangat rendah. Dari penelitian yang sudah ada, penelitian yang penulis lakukan memiliki perbedaaan dengan penelitian tersebut, sebab penelitian yang penulis lakukan dilakukan di Perusahaan Perbankan Syariah sedangkan penelitian yang sudah ada dilakukan di perusahaan perkebunan dan baitul mall wattamwil, perbedaan lainnya adalah penelitian yang dilakukan oleh penulis dilakukan pada tahun 2011 sedangkan penelitian yang sudah ada dilakukan di tahun 2006 dan 2008, jadi penelitian yang penulis lakukan lebih aktual, oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian lanjutan. C. Kerangka Berpikir Hubungan antara rentabilitas dengan likuiditas akan membantu pihak pengambil keputusan di perusahaan tersebut, yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, untuk itu perlu dilakukan sebuah analisa hubungan antara rentabilitas dengan likuiditas. Penelitian ini akan melihat hubungan antara rentabilitas dengan likuiditas pada PT.Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani. Dari hubungan tersebut akan dilihat apakah hubungan antara rentabilitas dengan likuiditas tersebut, Korelasi sangat lemah, Korelasi lemah, Korelasi sedang, Korelasi kuat, atau Korelasi sangat kuat.
  • 45. D. Hipotesis Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berfikir diatas, maka diajukan hipotesis sebagai berikut: 1. Ha.1 = Terdapat hubungan negatif antara return on asset dengan cash ratio pada PT.Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung. H0.1 = Tidak terdapat hubungan negatif antara return on asset dengan cash ratio pada PT.Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung. 2. Ha.2= Terdapat hubungan negatif antara return on equity dengan cash ratio pada PT.Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung H0.2= Tidak terdapat hubungan negatif antara return on equity dengan cash ratio pada PT.Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung 3. Ha.3 = Terdapat hubungan negatif antara rasio efisiensi operasi dengan cash ratio pada PT.Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung H0.3= Tidak terdapat hubungan negatif antara rasio efisiensi operasi dengan cash ratio pada Tembung PT.Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani
  • 46. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu data yang diukur dalam skala numeric, berdasarkan data time series yang berhubungan dengan likuiditas yang diwakili oleh cash ratio( rasio kas), dan rentabilitas yang diwakili oleh ROA (return on asset), ROE (return on equity) dan efesiensi operasi yang diperoleh dari laporan keuangan bulanan PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung, jadi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. B. Lokasi Penelitian ini dilakukan di PT.Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung. Alamat Jl. Besar Tembung No. 13A. C. Waktu Penelitian Penelitian ini direncanakan dimulai awal April 2011 sampai dengan Mei 2011. D. Populasi Populasi dari penelitian ini adalah data yang terdapat dalam laporan keuangan bank berupa Laporan Rasio Keuangan dan Neraca, dalam hal ini laporan rasio bulanan PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung.
  • 47. E. Sample Metode pemilihan sample yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu metode pengambilan sample berdasarkan pada tujuan dan pertimbangan tertentu, dalam hal ini sample yang diambil adalah data rekapitulasi nilai rasio faktor kuantitatif tingkat kesehatan PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung sejak bulan januari 2009 sampai Maret 2011. Hal ini disebabkan karena data tersebut mudah diperoleh dan merupakan data yang terbaru sehingga masih relevan untuk saat ini. F. Variable Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variable Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel terikat (dependent variable) dan variabel bebas (independent variable), variabel bebas terdiri dari return on asset (ROA), return on equity(ROE), rasio efisiensi operasi sedangkan variabel terikat adalah cash ratio (rasio kas). Adapun variabel dalam penelitian ini adalah: a. Rentabilitas ( X) b. Likuiditas ( Y ) 2. Definisi Operasional Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung dengan indikator yang digunakan untuk menilai laporan keuangan bank , yaitu
  • 48. a. Return On Asset (ROA) Return on Asset adalah indikator kemampuan bank untuk menghasilkan laba dari sejumlah asset yang dimiliki oleh bank yaitu rasio antara laba sebelum pajak terhadap rata-rata total aktiva yang disajikan dalam bentuk persentase (%). data ini didapatkan dari laporan keuangan PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung periode Januari 2009- Maret 2011 b. Cash Ratio(Rasio Kas) Cash ratio adalah indikator untuk mengukur besarnya kesiapan uang kas untuk digunakan membayar utang, dalam artian perusahaan tidak perlu menunggu-nunggu untuk menjual atau menagih utang lancar lainnya yaitu dengan menggunakan rasio lancar. Dapat dikatakan rasio ini menujukkan kemampuan sesungguhnya perusahaan dalam membayar kewajiban-kewajiban jangka pendeknya data ini disajikan dalam bentuk (%). data ini diperoleh dari laporan keuangan PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani tembung periode januari 2009-Maret 2011. c. Return on Equity(ROE) Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan modal disetor bank dalam menghasilkan laba. Semakin besar rasio ini menunjukkan kemampuan modal disetor bank dalam menghasilkan laba bagi pemegang saham
  • 49. d. Efesiensi Operasional Rasio efisiensi digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen untuk mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional, semakin kecil rasio ini maka semakin efisien biaya operasional yang dikeluaran bank. G. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa tehnik yaitu studi dokumentasi, merupakan cara dalam pengumpulan data yang diperoleh dari dokumen-dokumen, dalam hal penelitian ini adalah dokumen laporan keuangan perusahaan. H. Teknik Analisa Data Dalam penelitian ini data yang telah terkumpul kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan dua teknik analisa statistik. 1. Untuk menguji hipotesis asosiatif/hubungan bila datanya berbentuk ratio digunakan “Korelasi Product moment” dengan rumus sebagai berikut: n(∑ x y) – (∑ x) (∑y) rxy= √ ( } Dimana: r x y n =koefisien korelasi =likuiditas =rentabilitas =jumlah data ( }
  • 50. Adapun skala yang digunakan untuk mengukur keeratan hubungan dari hasil statistic adalah sebagai berikut32: 0,001 – 0,200 = Korelasi sangat lemah 0,201 – 0,400 = Korelasi lemah 0,401 – 0,600 = Korelasi sedang 0,601 – 0,800 = Korelasi kuat 0,801 – 1,000 = Korelasi sangat kuat 2. Uji Regresi Berganda Analisis regresi digunakan untuk melihat pengaruh variable bebas terhadap variable terikat serta memprediksi nilai variable terikat dengan menggunakan variable bebas, analisis regresi digunakan terutama untuk tujuan peramalan dalam model tersebut ada sebuah variabel dependen dan berapa variabel independen Adapun persamaan yang sering digunakan adalah: Y= a + bX1+ bX2 + bX3 Dimana: X = Rentabilitas Y= Likuiditas n= Jumlah data a= Konstanta Selanjutnya hasil dari persamaan regresi tersebut di interprestasikan untuk mengetahui seberapa besar perubahan yang terjadi jika terjadi perubahan terhadap 32 Triton P Budi, Spss 13,0 Terapan, (Yogyakarta: Andi, 2005), h. 92 .
  • 51. variable terikat, dalam hal ini untuk mengetahui seberapa besar perubahan yang terjadi jika likuiditas berubah akan mempengaruhi likuiditas Uji signifikansi: a. Nilai Probabilitas. Apabila suatu korelasi memiliki nilai probabilitas kurang dari 0,05, maka korelasi tersebut adalah signifikan, sedangkan jika lebih besar dari 0,05 maka korelasi tidak signifikan. b. Nilai t, membandingkan antara nilai t hitung dengan t tabel. Menentukan t hitung dengan rumus33: √ √ Untuk mempermudah melakukan perhitungan terhadap dua teknik analisa diatas penelitian ini menggunakan SPSS 13,0 yang kemudian hasil dari SPSS tersebut di Interprestasikan. 3. Pengujian asumsi klasik untuk mengetahui apakah data yang digunakan telah memenuhi syarat ketantuan model regresi, pengujian asumsi klasik meliputi Uji Normalitas, Uji Otokorelasi, Uji Multikorelasi, Uji Heterokedastisitas 33 Ibid, h. 93.
  • 52. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Profil Puduarta Insani Pada tahun 1992, ketika Rektor IAIN Sumatera Utara dijabat oleh Brigjend TNI Drs. H. A. Nazri Adlani, beliau menyampaikan gagasan di kalangan pimpinan IAIN, yaitu bagaimana agar IAIN dapat berbuat sesuatu yang nyata di tengah-tengah masyarakat. Gagasan itu mendapat sambutan dan segera ditindaklanjuti dengan menyelenggarakan kegiatan kursus Perbankan Syariah di bawah asuhan FKEBI (Forum Kajian Ekonomi dan Perbankan Islam), suatu lembaga non struktural di bawah IAIN Sumatera Utara yang telah berdiri sejak tahun 1990. FKEBI berhasil menyelanggarakan kursus sebanyak 4 (empat) angkatan masing-masing 3 bulan, dengan jumlah peserta sebanyak + 40 orang setiap angkatan. Pada ketika itu H. Nazri Adlani bertindak sebagai ketua dewan pelindung, Prof. Dr. H.M. Yasir Nasution sebagai Direktur dan Syahrul Muda Siregar sebagai Direktur Pendidikan dan Pelatihan FKEBI. Setelah menyelenggarakan 4 (empat) angkatan, aktivitas untuk mewujudkan suatu yang nyata di tengah-tengah masyarakat ini dilanjutkan pula dengan rencana mendirikan BPRS (Bank Perkreditan Rakyat Syariah), di mana para stafnya akan diangkat dari kursus perbankan ini. Pada saat pengajuan permohonan pengesahan akte ke Menteri Kehakiman, diajukan nama PT Bank Perkreditan Rakyat Syariah Insani. Namun didapati bahwa nama BPR Syariah Insani telah ada. Untuk menyegerakan proses, seseorang di
  • 53. Departemen Kehakiman mengusulkan penambahan nama menjadi PT Bank Perkreditan Rakyat Syariah Puduarta Insani. Menurut informasi kata ”Puduarta” berasal dari bahasa Banten (Serang) yang berarti ”Rumah Harta”. Pengesahan Menteri Kehakiman diperoleh tanggal 20 Desember 1994 dengan Nomor Keputusan 02-18.631.HT.01.01 Th 1994. 2. Perkembangan Setoran Saham PT BPRS Puduarta Insani Adapun jumlah modal dasar sesuai Akte Pendirian adalah Rp. 500.000.000, dengan jumlah saham sebanyak 2000 lembar dengan nilai Rp. 250.000,- persaham. Modal disetor diperoleh dari pemegang saham adalah Rp. 117.750.000, atau 471 lembar saham. Pemegang saham pada saat pendirian berjumlah 100 orang, di mana IAIN sebagai yang diwakili oleh Rektor (Ex Oficio) memiliki saham sebanyak 315 lembar saham dengan nilai Rp. 78.750.000, (kepemilikan 67%). Dana atas nama Rektor tersebut berasal dari sumbangan wajib mahasiswa yang tidak mengikat yang dihimpun oleh Rektor dalam rangka pengembangan ekonomi Islam. Selebihnya pemegang saham berasal dari para dosen IAIN dan beberapa anggota masyarakat. Pada tanggal 17 Januari 1994 Izin Prinsip diperoleh dari Departemen Keuangan RI dengan Nomor S-059/MK.17/1994. Selanjutnya pada tanggal 10 April 1996 diperoleh Izin Usaha dari Menteri Keuangan RI Nomor Kep-130/KM.17/1996. PT. Bank Perkreditan Rakyat Syariah Puduarta Insani secara resmi mulai beroperasi pada tanggal 18 Juni 1996 dengan pembukaan oleh Gubernur Sumatera Utara yang diwakili oleh Sekwildasu H. A. Wahab Dalimunthe, SH. Pada awal operasional BPRS, bertindak sebagai Direktur Utama adalah Syahrul Muda Siregar dan H.
  • 54. Bakhtiar Effendy sebagai Direktur Operasional, dengan jumlah karyawan sebanyak 8 (delapan) orang. Pada saat ini Modal dasar PT BPRS Puduarta Insani sebesar Rp 5 Milyar dan telah disetor Rp 2.201.740.000. Dengan kepemilikan saham oleh IAIN SU di BPRS Puduarta Insani sebesar Rp 799.055.000. Maka IAIN SU mengusai 36% jumlah saham yang disetor dan dengan kepemilikan ini IAIN menjadi pemegang saham mayoritas dan menjadi penentu kebijakan BPRS. 3. Perkembangan Asset BPRS Puduarta Insani mengalami masa-masa yang sulit dalam masa awal operasionalnya, antara lain sebagai bank yang bersekala kecil maka relatif sulit memperoleh kepercayaan masyarakat . Namun BPRS mulai mengalami pertumbuhan yang membaik sejak tahun 1999 dan membukukan asset Rp 1 Milyar. Sejak awal tahun 2000 sampai dengan akhir tahun 2003 BPRS mengalami pertumbuhan yang semakin pesat, yaitu dari asset Rp. 1 Milyar dapat tumbuh menjadi Rp. 5 Milyar pada akhir tahun 2003. Sejak awal tahun 2004 dan sampai menjelang akhir 2010 ini tampak kepercayaan masyarakat kepada BPRS semakin baik. Dalam masa awal 2004 sampai dengan tahun 2010 PT BPRS Puduarta Insani telah mengalami pertumbuhan asset dari Rp. 5 Milyar sampai Rp. 37 Milyar dan BPRS Puduarta Insani tercatat sebagai BPRS terbesar di Sumatera Utara. Dan apabila dibandingkan dengan BPR Konvensional, maka BPRS Puduarta Insani menempati posisi ke-5 (lima).
  • 55. Setelah beroperasi selama 14 (empat belas) tahun, posisi asset PT BPRS Puduarta Insani per- 30 Nopember 2010 adalah Rp. 36,27 Milyar dengan perolehan laba sebesar Rp. 448 Juta. Sesuai hasil pemeriksaan Akuntan Publik tanggal 14 Januari 2010 untuk pemeriksaan periode tahun 2009, laporan keuangan PT BPRS Puduarta Insani ”Menyajikan Secara Wajar” sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. 4. Visi dan Misi Visi : Menjadi BPR Syariah Terbaik di Sumatera Utara Misi : Menerapkan prinsip syariah secara murni. Melayani secara profesional Memanfaatkan technologi untuk efisiensi dan kualitas. 5. Struktur Organisasi Gambar 1
  • 57. 6. Produk a. Tabungan Wadiah Produk tabungan di BPRS Puduarta Insani diberi nama Tabungan wadiah Insani. Tabungan ini sesuai dengan prinsip wadiah. Nasabah mempercayakan dananya disimpan dibank dengan jangka waktu yang tidak ditentukan ( on call ) atau berdasarkan kesepakatan yang disepakati pada saat awal akad. Tabungan wadiah Puduarta Insani telah sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 02/DSN-MUI/IV/2000 tentang Tabungan, dan beberapa karakteristik yang dimiliki antara lain: a) Simpanan bisa diambil kapan saja ( on call) atau berdasarkan kesepakatan. b) Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian (athaya) yang bersifat sukarela dari pihak bank Setoran nasabah dalam bentuk tunai.
  • 58. c) Nasabah dapat melakukan penarikan tabungan sewaktu-waktu sepanjang saldo tabungan nasabah masih cukup. d) Tabungan tidak dibebani biaya administrasi. e) Athaya yang diperoleh nasabah dipotong pajak penghasilan pasal 23, sebesar 20 % sesuai ketentuan perpajakan dan zakat sebesar 2,5%. f) Tabungan nasabah diadministrasikan dengan menggunakan buku tabungan yang disimpan oleh nasabah, sedangkan catatan bank diadministrasikan dengan komputer, yang diupdate pada setiap terjadi mutasi. g) Jika penarikan tabungan dikuasakan, harus dilampiri surat kuasa bermaterai cukup. b. Deposito Mudharabah Deposito pada BPRS Puduarta Insani diberi nama Deposito Mudharabah Puduarta Insani dimana deposan bertindak sebagai shahibul maal (pemilik modal) menyerahkan sepenuhnya sejumlah dana kepada Bank sebagai mudharib (pengelola) untuk diinvestasikan kepada hal-hal yang produktif dan tidak melanggar ketentuan perbankan dan fatwa DSN. Deposito mudharabah adalah jenis simpanan berjangka dengan akad bagi hasil dalam mata uang rupiah yang penarikannya hanya dapat dilakukan sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati. Deposito yang diperpanjang setelah jatuh tempo akan diberlakukan sama dengan baru, tetapi bila pada saat akad telah dicantumkam perpanjangan otomatis tidak perlu diperbarui akad baru. Deposito ini dikelola dengan prinsip mudharabah dan mempunyai beberapa pilihan jangka waktu investasi, yaitu terdiri 1 bulan, 3 bulan , 6 bulan dan 12 bulan. Nisbah bagi hasil antara Bank (mudharib) dan Nasabah (shahibul mal) bervariasi, mulai dari 40 % : 60 % sampai 30 % : 70%. Makin panjang jangka waktu investasi nasabah, maka diberikan nisbah yang lebih tinggi. Hal ini dimaksudkan agar menarik nasabah untuk melakukan investasi dalam jangka yang lebih panjang, sehingga memberi keleluasaan pada bank untuk menginvestasikannya pula. Nisbah
  • 59. bagi hasil diberikan oleh bank setiap bulan sesuai tanggal nasabah menyerahkan deposito pada saat permulaan. Deposito Mudharabah Puduarta Insani telah sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 03/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Deposito, dan beberapa karakteristik yang dimiliki antara lain : a. Nasabah bertindak sebagai Shahibul Mal dan bank bertindak sebagai mudharib. b. selaku mudharib, bank diberi kebebasan menginvestasikan pada sektor yang dipandang bank menguntungkan. c. Pembagian keuntungan dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening Deposito. d. Bank sebagai mudharib menanggung biaya operasional pengelolaan deposito dengan menggunakan porsi keuntungan yang menjadi hak bank. e. Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan nasabah. f. Pemberian bagi hasil diberikan pada setiap tanggal sesuai tanggal awal nasabah menyerahkan depositonya. Bagi hasil ini dapat diambil tunai, dimasukkan ke rekening nasabah di BPRS Puduarta Insani maupun di Bank lain atau diinvestasikan kembali dalam bentuk Deposito (Rool Over) g. Keuntungan yang diperoleh nasabah berfluktuasi sesuai fluktuasi keuntungan ril yang diperoleh bank pada setiap bulan. h. Deposito dibebani biaya materai sesuai ketentuan Bea Materai.
  • 60. i. Bagi hasil yang diberikan dipotong pajak penghasilan atas deposito (Pph pasal 23), sebesar 20 % sesuai ketentuan perpajakan dan zakat sebesar 2,5%. j. Nasabah diberikan Bilyet Deposito sebagai bukti investasinya, dan bank mengadministrasikan dengan sistim komputer. Contoh : Tuan Amri mendepositokan uangnya sebesar Rp. 150.000.000,- jangka waktu 6 bulan, nisbah bagi hasil bank adalah 60 : 40. Keuntungan bank pada bulan berjalan sebesar Rp. 300.000.000,- sementara total dana deposito pada bulan tersebut adalah Rp. 13.000.000.000. Berapakan bagi hasil yang diterima tuan amri ? - Keuntungan untuk bank : 60 % x 300.000.000 = Rp. 180.000.000 - Keuntungan untuk nasabah : 40 % x 300.000.000 = Rp. 120.000.000 Maka bagi hasil yang diterima tuan Amri adalah : = 150.000.000 x 120.000.000 13.000.000.000 = Rp. 1.384.615 7. Penyaluran Dana a. Jual Beli Murabahah Jual Beli Murabahah PT BPRS Puduarta Insani adalah bentuk penyaluran dana dengan pola jual beli. Dengan pola jual beli ini, nasabah yang membutuhkan barang konsumtif ataupun barang modal dapat mengajukan permohonan pembelian kepada Bank. Bank selaku penjual dan Nasabah selaku calon pembeli bermufakat untuk menetapkan harga yang disepakati atas barang yang dibutuhkan nasabah sesuai jangka waktu pembayaran yang akan dilakukan nasabah. Bank akan mengadakan
  • 61. barang yang dibutuhkan oleh Nasabah dan menyerahkannya kepada nasabah. Selanjutnya nasabah akan mencicil pembayaran kepada bank sesuai schedule yang ditetapkan. Murabahah dapat juga dilakukan berdasarkan pesanan atau tanpa pesanan. Dalam murabahah berdasarkan pesanan, Bank melakukan pembelian barang setelah ada pemesanan dari nasabah. Penyaluran dana dengan pola murabahah pada BPRS Puduarta Insani sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 04/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Murabahah. a. Ciri-ciri jual beli murabahah Beberapa ciri-ciri jual beli murabahah pada BPRS Puduarta Insani antara lain: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Nasabah mengajukan permohonan pembelian barang kepada Bank. Bank mengevaluasi kemampuan nasabah melakukan pencicilan. Bank dan nasabah melakukan negosiasi tentang harga jual yang disepakati. Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba. Barang yang diperjual belikan tidak diharamkan oleh syari‟ah Islam. Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah disepakati kualifikasinya. Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas riba. Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara berhutang. Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan) dengan harga jual senilai harga beli plus keuntungannya. Dalam kaitan ini bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan. Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada jangka waktu tertentu yang telah disepakati. Bank dapat meminta nasabah untuk menyediakan jaminan yang dapat dipegang, gunanya untuk memperkecil resiko-resiko yang merugikan bank
  • 62. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. b. dan untuk melihat kemampuan nasabah dalam menanggung pembayaran kembali atas pembiayaan yang diterima dari bank. Bank mengharapkan keuntungan dengan margin mulai dari 3% sampai 40 persen pertahun. Pembeli dapat mencicil selama 12 bulan sampai 120 bulan. Bank membebankan biaya administrasi sesuai dengan tabel yang sudah ditentukan dalam memo intern . Terdapat pembebanan biaya notaris sebesar Rp 125.000,- sampai Rp 150.000,Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut, pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah berupa pengikatan jaminan dan atau asuransi. Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari pihak ketiga (akad wakalah), akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang, secara prinsip, menjadi milik bank. Dalam hal jual beli ini bank dibolehkan meminta nasabah untuk membayar uang muka saat menandatangani kesepakatan awal pemesanan. Dalam melakukan pembelian barang, bank pada umumnya mewakalahkan kepada nasabah. Namun beberapa produk (seperti sepeda motor Honda), bank melakukan pembelian langsung ke show room. Bank juga bekerjasama dengan Asuransi Syariah untuk dapat mengkover jumlah pembiayaan nasabah apabila nasabah meninggal dunia, sehingga ahli waris yang ditinggalkan tidak menanggung beban/hutang nasabah tersebut. Jaminan dalam murabahah : 1. Jaminan dalam murabahah diperbolehkan, agar nasabah serius dengan pesanannya. 2. Bank dapat meminta nasabah untuk menyediakan jaminan yang dapat dipegang. c. Hutang dalam murabahah : 1. Secara prinsip, penyelesaian hutang nasabah dalam transaksi murabahah tidak ada kaitannya dengan transaksi lain yang dilakukan nasabah dengan pihak ketiga atas barang tersebut. Jika nasabah menjual kembali barang tersebut dengan keuntungan atau kerugian, ia tetap berkewajiban untuk meyelesaikan hutangnya kepada bank. 2. Jika penjualan barang tersebut menyebabkan kerugian, nasabah tetap harus menyelesaikan hutangnya sesuai kesepakatan awal. Ia tidak boleh memperlambat pembayaran angsuran atau meminta kerugian itu diperhitungkan. d. Penundaan pembayaran dalam murabahah :
  • 63. 1. Nasabah yang memiliki kemampuan dalam hal pembayaran tidak dibenarkan menunda penyelesaian hutangnya. 2. Dan apabila nasabah sengaja atau salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya, maka penyelesiannya dilakukan melalui Badan Arbitase Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah. e. Bangkrut dalam Murabahah. Jika nasabah telah dinyatakan pailit dan gagal menyelesaikan hutangnya, Bank harus menunda tagihan hutang sampai ia sanggup kembali, atau berdasarkan kesepakatan. f. Uang muka Murabahah (Fatwa DSN No. 13/DSN-MUI/IX/2000) 1. Dalam akad penyaluran dana murabahah, Bank dibolehkan untuk meminta uang muka apabila kedua belah pihak bersepakat. 2. Besar jumlah uang muka ditentukan berdasarkan kesepakatan. 3. Jika nasabah membatalkan akad murabahah, nasabah harus memberi ganti rugi kepada Bank dari uang muka tersebut. 4. Jika jumlah uang muka lebih kecil dari kerugian, Bank dapat meminta tambahan kepada nasabah. 5. Jika jumlah uang muka lebih besar dari kerugian, Bank harus mengembalikan kelebihannya kepada nasabah. g. Diskon murabahah (Fatwa DSN No. 16/DSN-MUI/IX/2000) 1. Harga (tsaman) dalam jual beli adalah suatu jumlah yang disepakati oleh kedua belah pihak, baik sama dengan nilai (qimah) benda yang menjadi objek jual beli, lebih tinggi maupun lebih rendah. 2. Harga dalam jual beli murabahah adalah harga beli dan biaya yang diperlukan ditambah keuntungan sesuai dengan kesepakatan. 3. Jika dalam jual beli murabahah Bank mendapat diskon dari supplier, harga sebenarnya adalah harga setelah diskon, karena itu diskon adalah hak nasabah. 4. Jika pemberian diskon terjadi setelah akad, pembagian diskon tersebut dilakukan berdasarkan perjanjian (persetujuan) yang dimuat dalam akad. 5. Dalam akad, pembagian diskon setelah akad hendaklah diperjanjikan dan ditandatangani. h. Sanksi atas nasabah mampu yang menunda-nunda pembayaran (Fatwa DSN No. 17/DSN-MUI/IX/2000).
  • 64. 1. Sanksi yang dimaksud disini adalah sanksi yang dikenakan kepada nasabah yang mampu membayar tetapi menunda pembayaran dengan sengaja. 2. Nasabah yang tidak/belum mampu membayar disebabkan Force majeur tidak boleh dikenakan sanksi. 3. Nasabah yang menunda-nunda pembayaran dan/atau tidak mempunyai kemauan dan itikad baik untuk membayar hutangnya boleh dikenakan sanksi. 4. Sanksi didasarkan pada prinsip ta‟zir, yaitu bertujuan agar nasabah lebih disiplin dalam melaksanakan kewajibannya. 5. Sanksi dapat berupa denda sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas dasar kesepakatan. 6. Dana yang berasal dari denda diperuntukkan sebagai dana sosial. i. Potongan pelunasan dalam murabahah (Fatwa DSN No.23/DSN-MUI/III/2002) 1. Jika nasabah dalam transaksi murabahah melakukan pelunasan pembayaran tepat waktu atau lebih cepat dari waktu yang disepakati, Bank boleh memberikan potongan dari kewajiban pembayaran tersebut, dengan syarat tidak diperjanjikan dalam akad. 2. Besarnya potongan sebagaimana dimaksud diatas diserahkan pada kebijakan dan pertimbangan Bank. j. Tujuan murabahah : 1. Akad murabahah digunakan oleh bank untuk memfasilitasi nasabah melakukan pembelian dalam rangka memenuhi kebutuhan akan : 2. Barang konsumsi seperti rumah, kenderaan/alat transportasi, alat-alat rumah tangga dan sejenisnya. 3. Pengadaan barang dagangan 4. Bahan baku dan atau bahan pembantu produksi (tidak termasuk proses produksi) 5. Barang modal seperti pabrik, mesin dan sejenisnya. 6. Barang lainnya yang tidak bertentangan dengan syariah dan disetujui bank. k. Harga jual bank : 1. Ketentuan harga jual bank ditetapkan pada awal perjanjian dan tidak boleh berubah selama jangka waktu pembayaran angsuran, termasuk jika dilakukan perpanjangan. 2. Bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan.
  • 65. 3. Apabila nasabah memberikan uang muka (Urbun), maka uang muka nasabah tersebut diperlakukan sebagai pengurang Hutang Nasabah (Piutang Murabahah). Namun demikian akad jual beli yang dibuat antara bank dengan nasabah tetap berpedoman kepada harga jual beli awal yang telah disepakati. 4. Bank dapat meminta uang muka pembelian kepada nasabah. Dalam murabahah, uang muka harus dibayarkan oleh nasabah kepada bank, bukan kepada pemasok. Uang muka menjadi bagian pelunasan piutang murabahah apabila murabahah jadi dilaksanakan (tidak diperkenankan sebagai pembayaran angsuran). Tetapi apabila murabahah batal, uang muka dikembalikan kepada nasabah setelah dikurangi dengan kerugian sesuai dengan kesepakatan. Contoh : Tuan Budi mengajukan pembiayaan dengan akad mnrabahah sebesar rp. 10.000.000,- dengan jangka waktu 36 bulan. margin murabahah yang ditetapkan oleh bank adalah 17%. Berapakah besar angsuran yang harus dibayar Budi perbualan ? Jawab; Harga Beli = Rp. 10.000.000 Margin = Rp. 1.700.000 ( 17 % dari Rp. 10.000.000 ) Harga Jual = Rp. 11.700.000 36 Bulan Maka besar angsuran tuan Budi per Bulan adalah : = Rp. 325.000. b. Pembiayaan Mudharabah Penyaluran dana dalam bentuk Pembiayaan Mudharabah pada BPRS Puduarta Insani adalah akad pembiayaan dengan sistim bagi hasil dengan jangka waktu 1 s/d 3 thn. Bank memberikan modal usaha kepada nasabah untuk dikelola. Keuntungan dibagi antara bank dan nasabah sesuai kesepakatan yang dituangkan didalam akad pembiayaan.
  • 66. Pembiayaan Mudharabah telah difatwakan oleh Dewan Syariah Nasional melalui fatwa No. 07/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Mudharabah (Qiradh). Pembiayaan mudharabah pada BPRS Puduarta Insani mempunyai ciri-ciri sbb: 1. Nasabah mengajukan permohonan kepada bank tentang kegiatan usahanya yang membutuhkan modal bank. 2. Pada umumnya nasabah telah memiliki usaha yang produktif, sehingga bank membiayai bahagian tertentu dari usaha nasabah. 3. Bank dengan nasabah bersepakat tentang nisbah masing-masing dari keuntungan yang diperkirakan. 4. Bagian keuntungan proporsional bagi setiap pihak harus diketahui dan dinyatakan pada waktu kontrak disepakati dan harus dalam bentuk prosentase (nisbah) dari keuntungan sesuai kesepakatan. Perubahan nisbah harus berdasarkan kesepakatan. 5. Pada ketika negosiasi bank berupaya memperkirakan keuntungan pada kisaran 12 % sampai dengan 40 % pertahun. 6. Saat pembayaran cicilan dan bagi hasil oleh nasabah, disesuaikan dengan tanggal pencairan pembiayaan. 7. Untuk pembiayaan dengan jangka waktu sampai dengan satu tahun, pengembalian modal dapat dilakukan pada akhir periode akad atau pada saat jatuh tempo atau dilakukan secara angsuran. 8. Untuk mengantisipasi resiko akibat kelalaian atau kecurangan, bank dapat meminta jaminan atau agunan dari nasabah. 9. Bank juga bekerjasama dengan Asuransi Syariah untuk dapat mengkover jumlah pembiayaan nasabah apabila nasabah meninggal dunia, sehingga ahli waris yang ditinggalkan tidak menanggung beban/hutang nasabah tersebut. Contoh : Tuan Ahmad mengajukan pembiayaan dengan akad mudharabah untuk keprluan usahanya sebesar Rp. 15.000.000 dengan jangka waktu 1 bulan dengan system pembayaran pokok dibayar pada saat jatuh tempo, sedangkan bagi hasil dibayar setiap bulannya. Dari hasil negosiasi tuan Ahmad dengan bank, tuan Ahmad akan memberikan bagian keuntungan setiap bulan kepada bank sebesar Rp. 1.250.000. Maka bagi hasil yang harus diberiakn tuan Ahmad kepada bank adalah : Perkiraaan keutungan yang harus diberikan kepada bank adalah :
  • 67. = 20% x Rp. 1.250.000 = Rp. 250.000 Maka pada saat jatuh tempo kewajiban yang harus dibayarkan tuan Ahmad kepada bank adalah : = Rp. 15.000.000 + Rp. 250.000 = Rp. 15.250.000 c. Ijarah Ijarah disebut juga akad pemindahan hak guna atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa/upah, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri dengan tujuan memberikan fasilitas kepada nasabah yang membutuhkan manfaat atas barang atau jasa dengan pembayaran tangguh. a. Objek sewa : 1. 2. 3. 4. b. Properti Alat transportasi Alat-alat berat Multi Jasa (Pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, kepariwisataan dll). Spesifikasi objek sewa 1. Jumlah, ukuran dan jenis objek sewa harus diketahui jelas serta tercantum dalam akad. 2. Objek sewa dapat berupa barang yang telah dimiliki bank atau barang yang diperoleh dengan menyewa dari pihak lain untuk kepentingan nasabah. 3. Objek dan manfaat barang sewa harus dapat dinilai dan diidentifikasi secara spesifik dan dinyatakan dengan jelas termasuk pembayaran sewa dan jangka waktunya. 4. Bank dapat mewakilkan kepada nasabah untuk mencarikan barang yang akan disewa. 5. Nasabah dilarang menyewakan kembali barang yang disewanya.
  • 68. c. Sewa 1. Nasabah membayar sewa sesuai dengan kesepakatan. 2. Besarnya sewa harus disepakati diawal dan dinyatakan dalam bentuk nominal bukan dalam bentuk prosentase. 3. Besarnya sewa dapat ditinjau sesuai dengan kesepakatan. 4. Apabila objek sewa bukan milik bank, maka pendapatan bank merupakan selisih antara harga perolehan sewa dengan harga sewa. 5. Biaya administrasi, biaya asuransi, dan notaris atau biaya lain yang telah disepakati diawal dapat dibebankan kepada nasabah. d. Al Qardh Al Hasan Pembiayaan Al-Qardh al-Hasan pada BPRS Puduarta Insani, adalah penyaluran dana dalam bentuk pinjaman yang diberikan kepada kaum dhuafa dan juga pinjaman yang bersifat talangan atau penggunaan sementara oleh nasabah. Pinjaman ini tidak dibebankan bagi hasil maupun margin. Pembayaran dapat dicicil sesuai jangka waktu dan dapat juga dibayar sekaligus pada saat jatuh tempo. Nasabah juga dapat memberikan tambahan berupa sumbangan sukarela selama tidak ada diperjanjikan dalam akad. Al Qard juga digunakan untuk membantu usaha sangat kecil dan keperluan sosial yang bersumber dari dana zakat, infaq dan shadaqah. Al Qard merupakan misi sosial kemasyarakatan yang memiliki resiko tinggi karena pembiayaan ini tidak memiliki jaminan. Pembiayaan qardh pada BPRS Puduarta Insani sesuai Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 19/DSN-MUI/IV/2001 tentang Al-Qardh. 1. Merupakan pinjaman yang diberikan kepada nasabah yang memerlukan. 2. Karakter nasabah harus diketahui dengan jelas. 3. Nasabah Al Qard wajib mengembalikan jumlah pokok yang diterima pada waktu yang telah disepakati bersama.
  • 69. 4. Biaya administrasi dapat dibebankan kepada nasabah. 5. Bank dapat meminta jaminan kepada nasabah bilamana dipandang perlu. 6. Nasabah Al Qard dapat memberikan tambahan (sumbangan) senang sukarela kepada bank selama tidak diperjanjikan dalam akad. 7. Bank tidak diperbolehkan mempersyaratkan imbalan atau kelebihan/hadiah (diluar pinjaman) dari nasabah peminjam Qard. 8. Jika nasabah tidak dapat mengembalikan sebagian atau seluruh kewajibannya pada saat yang telah disepakati dan bank telah memastikan ketidakmampuannya, bank dapat : a. memperpanjang jangka waktu pengembalian, atau b. menghapus sebahagian atau seluruh kewajibannya. 9. Bank dapat menjatuhkan sanksi kewajiban pembayaran atas kelambatan pembayaran atau menjual agunan nasabah untuk menutup kewajiban pinjaman nasabah, apabila nasabah digolongkan mampu dan tidak mengembalikan sebagian atau seluruh kewajibannya pada waktu yang telah disepakati. 10. Bank boleh memberikan sanksi (denda) kepada nasabah apabila dalam penggunaan dana Qard tidak sesuai dengan perjanjian semula. e. Multi Jasa 1. Pengertian Pembiayaan Multijasa Pembiayaan Multijasa adalah kegiatan penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan berdasarkan akad Ijarah dalam jasa keuangan antara lain dalam bentuk pelayanan pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan dan kepariwisataan.Kegiatan penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan berdasarkan Ijarah untuk transaksi multijasa berlaku persyaratan paling kurang sebagai berikut : Bank dapat menggunakan Akad Ijarah untuk transaksi multijasa dalam jasa keuangan antara lain dalam bentuk pelayanan pendidikan, kesehatan, ketenaga kerjaan dan kepariwisataan; dalam pembiayaan kepada nasabah yang menggunakan Akad Ijarah untuk transaksi multijasa, Bank dapat memperoleh imbalan jasa (ujrah) atau fee; besar ujrah atau fee harus disepakati di awal dan dinyatakan dalam bentuk nominal bukan dalam bentuk prosentase. 2. Landasan Hukum a. Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor : 09/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Ijarah
  • 70. b. Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 44/DSN-MUI/VIII/2004 Tentang PEMBIAYAAN MULTIJASA c. Peraturan Bank Indonesia Nomor : 6/17/PBI/2004 jo 8/25/PBI/2006 Tentang BPR Berdasarkan Prinsip Syariah. d. Peraturan Bank Indonesia Nomor : 7/46/PBI/2005 Tentang Akad Penghimpunan dan Penyaluran Dana Bagi Yang Melaksanakan Kegiatan e. Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah. f. Peraturan Bank Indonesia No: 9/19/PBI/2007 Tentang Pelaksanaan Prinsip Syariah Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan PenyaluranDana Serta Pelayanan Jasa Bank Syariah 3. Objek Ijarah Multijasa Bank dapat menggunakan akad ijarah untuk transaksi multi jasa dalam jasa keuangan antara lain dalam bentuk pelayanan : a. b. c. d. Pendidikan Kesehatan Ketenagakerjaan Kepariwisataan 4. Besarnya ujrah dan jangka waktu a. Nasabah membayar uang upah/ujrah sesuai dengan kesepakatan. b. Jangka waktu maksimum Ijarah Multijasa adalah 3 tahun c. Besarnya upah/ujrah harus disepakati diawal dan dinyatakan dalam bentuk tabel yang sudah ditentukan pada SOP Multijasa. B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Likuiditas Likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya (kurang dari 3 bulan) yang segera jatuh tempo, dalam
  • 71. penelitian ini tingkat likuiditas PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduaarta Insani Tembung dihitung dengan menggunakan Cash rasio. Cash rasio merupakan rasio untuk mengukur besarnya kesiapan uang kas untuk digunakan membayar utang, dalam artian perusahaan tidak perlu menunggununggu untuk menjual atau menagih utang lancar lainnya yaitu dengan menggunakan rasio lancar. Ketersediaan kas dapat ditunjukkan dari persediaan dana kas atau yang setara kas seperti rekening giro atau tabungan di bank (yang dapat ditarik setiap saat). Dapat dikatakan rasio ini menujukkan kemampuan sesungguhnya perusahaan dalam membayar kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Berikut ini adalah Fluktuasi Cash rasio PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung periode Januari 2008 sampai dengan maret 2011. Gambar 4 Grafik Fluktuasi Cash Rasio
  • 72. 60 Cash Ratio 50 40 30 20 10 Januari 2009 Februari 2009 Maret 2009 April.2009 Mei 2009 Juni 2009 Juli 2009 Agustus 2009 September.2009 Oktober 2009 Nopember 2009 Desember 2009 Januari 2010 Februari 2010 Maret 2010 April.2010 Mei 2010 Juni 2010 Juli 2010 Agustus 2010 September.2010 Oktober 2010 Nopember 2010 Desember 2010 Januari 2011 Februari 2011 Maret 2011 0 Sumber: Diolah dari Laporan Nilai Rasio PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung Cash rasio PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung berdasarkan laporan keuangan nilai cash rasio mengalami kenaikan dan mencapai puncak tertinggi terjadi pada bulan Januari 2010 sebesar 53,40%, kemudian pada bulan Juni 2010 mengalami penurunan yaitu 23,80%, dan pada bulan Juli dan Agustus 2010 berangsur-angsur naik dan pada agustus 2010 tercatat sebesar 43,14%, dan masih pada tahun yang sama yaitu tahun 2010 terjadi penurunan pada bulan September, Oktober, dan Nopember masing-masing tercatat 32,87%, 32,56%, dan 29,74%, dan pada bulan Desember 2010 terjadi kenaikan dan tercatat sebesar 42,98%, dan pada tahun 2011 terjadi penurunan yaitu pada bulan januari tercatat 26,87%, dan pada bulan februari kembali terjadi penurunan dan tercatat sebesar 25,00% dan pada bulan maret 2011 terjadi kenaikan hingga tercatat sebesar 49,83 %. 2. Rentabilitas
  • 73. Rentabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk dapat menghasilkan laba selama periode tertentu, dalam penelitian ini rentabilitas dihitung dengan menggunakan rasio return on asset(ROA), return on equity(ROE), efisiensi operasi, Berikut ini adalah fluktuasi return on asset (ROA) PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung periode Januari 2008 sampai dengan maret 2011. Gambar 5 Grafik Fluktuasi Return On Asset 3.5 3 Return On Asset 2.5 2 1.5 1 0.5 Januari 2009 Februari 2009 Maret 2009 April.2009 Mei 2009 Juni 2009 Juli 2009 Agustus 2009 September.2009 Oktober 2009 Nopember 2009 Desember 2009 Januari 2010 Februari 2010 Maret 2010 April.2010 Mei 2010 Juni 2010 Juli 2010 Agustus 2010 September.2010 Oktober 2010 Nopember 2010 Desember 2010 Januari 2011 Februari 2011 Maret 2011 0 Sumber: Diolah dari Laporan Nilai Rasio PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung Return On Asset PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung berdasarkan laporan rasio keuangan, pada tahun 2009 tepatnya pada bulan juni mengalami penurunan dan tercatat sebesar 2,06%, walaupun pada bulan juli terjadi kenaikan yaitu 2,09% tetapi pada bulan agustus kembali terjadi penurunan dan tercatat masing masing-masing yaitu sebesar 1,93%, dan pada bulan September
  • 74. 2009 kembali terjadi kenaikan dan tercatat sebesar 2,21, pada bulan februari 2010 merupakan titik terendah ROA PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung selama kurun waktu januari 2008 sampai Maret 2011 yaitu hanya sebesar 1,46%, dan berangsur-angsur naik kembali hingga pada bulan Januari 2011 tercatat merupakan titik puncak ROA selama periode Januari 2009 - Maret 2011 yaitu sebesar 3,07%. Gambar 6 60 50 Return on Equity 40 30 20 10 Januari 2009 Februari 2009 Maret 2009 April.2009 Mei 2009 Juni 2009 Juli 2009 Agustus 2009 September.2009 Oktober 2009 Nopember 2009 Desember 2009 Januari 2010 Februari 2010 Maret 2010 April.2010 Mei 2010 Juni 2010 Juli 2010 Agustus 2010 September.2010 Oktober 2010 Nopember 2010 Desember 2010 Januari 2011 Februari 2011 Maret 2011 . 0 Return On Equity PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung berdasarkan laporan rasio keuangan, pada tahun 2009 tepatnya pada bulan juni mengalami penurunan dan tercatat sebesar 24,57%, pada bulan juli kembali terjadi penurunan yaitu 24,07% ,pada bulan agustus kembali terjadi penurunan dan tercatat yaitu sebesar 21,91%, dan sampai akhir tahun 2009 tepatnya bulan desember merupakan titik terendah ROE PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung selama kurun waktu januari 2009 sampai Maret 2011 yaitu hanya
  • 75. sebesar 14,12%, dan berangsur-angsur naik kembali hingga pada bulan Januari 2011 tercatat merupakan titik puncak ROE selama periode Januari 2009 - Maret 2011 yaitu sebesar 57,47%. Gambar 7 Efisiensi Operasi Januari 2009 Februari 2009 Maret 2009 April.2009 Mei 2009 Juni 2009 Juli 2009 Agustus 2009 September.2009 Oktober 2009 Nopember 2009 Desember 2009 Januari 2010 Februari 2010 Maret 2010 April.2010 Mei 2010 Juni 2010 Juli 2010 Agustus 2010 September.2010 Oktober 2010 Nopember 2010 Desember 2010 Januari 2011 Februari 2011 Maret 2011 88 86 84 82 80 78 76 74 72 70 Efisiensi Operasi PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung berdasarkan laporan rasio keuangan, pada tahun 2009 tepatnya pada bulan mei mengalami penurunan dan tercatat sebesar 77,38%, pada tahun 2010 tepatnya pada bulan februari merupakan titik puncak dari efisiensi operasi yaitu tercatat sebesar 85,73% dan tahun 2011 tepatnya bulan februari merupakan titik terendah ROE PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung selama kurun waktu januari 2009 sampai Maret 2011 yaitu hanya sebesar 75,26%. 3. Hubungan Rentabilitas dengan Likuiditas
  • 76. Untuk mengetahui hubungan (korelasi) antara rentabilitas dengan likuiditas pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung digunakan korelasi Pearson Product Moment, dan untuk mempermudah menghitungnya maka dalam penelitian ini digunakan alat bantu yaitu program SPSS versi 13,00, dari pengolahan data yang dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 2 Hasil Uji Korelasi Tampak pada output korelasi angka 0,313(ROA) dengan atau yang ditampilkan dengan penulisan -,313 adalah angka koefisien korelasi atau nilai r = 0,313(korelasi lemah), Adanya tanda negatif (-,313) didepan angka ,313 pada tampilan output menunjukkan bahwa korelasi memiliki hubungan negatif (Ha.1 diterima), dengan demikian, dapat diinterprestasikan bahwa jika return on asset mengalami kenaikan maka cash rasio mengalami penurunan, dan sebaliknya jika return on equity mengalami penurunan maka cash rasio mengalami kenaikan. Pada output korelasi juga terlihat angka .026, adalah angka korelasi atau nilai r = .026(korelasi sangat lemah), tidak adanya tanda (-) didepan angka .026 menunjukkan arah hubungan positif antara return on equity dengan cash rasio (H0.2 diterima), dengan demikian dapat di interprestasikan bahwa jika return on equity mengalami kenaikan maka cash rasio juga mengalami kenaikan dan juga sebaliknya.
  • 77. Selanjutnya pada output korelasi terlihat angka .299, adalah angka korelasi atau nilai r= 0.299(korelasi lemah), tidak adanya tanda (-) menunjukkan arah positif hubungan antara cash rasio dengan efisiensi operasi (H0.3 diterima) yang berarti bahwa jika efisiensi operasi mengalami kenaikan maka cash rasio juga mengalami kenaikan, dan juga sebaliknya jika efisiensi mengalami penurunan maka cash rasio juga ikut mengalami penurunan. Uji signifikansi 1. Nilai Probabilitas(lihat tabel 7). Jika probabilitas < 0,05 maka terdapat hubungan yang signifikan maka keputusan, angka probabilitasnya < 0,05 (0,004 < 0,05), maka dapat diambil keputusan bahwa hubungan antara ROA dengan cash rasio pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung signifikan, atau ROA berhubungan terhadap cash rasio secara signifikan pada taraf kepercayaan 95% . Pada ROE nilai probabilitasnya sebesar .005, jika probabilitas < 0,05 maka terdapat hubungan yang signifikan, angka probabilitasnya < 0,05 (0,005 < 0,05), maka dapat diambil keputusan bahwa hubungan antara ROE dengan cash rasio pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung signifikan, atau ROE berhubungan terhadap cash rasio secara signifikan pada taraf kepercayaan 95% . Pada efisiensi operasi nilai probabilitasnya sebesar .596, jika probabilitas < 0,05 maka terdapat hubungan yang signifikan angka probabilitasnya > 0,05(0, 596 > 0,05), maka dapat diambil keputusan bahwa hubungan antara efisiensi operasi dengan cash rasio pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani
  • 78. Tembung tidak signifikan, atau efisiesi operasi berhubungan terhadap cash rasio tidak secara signifikan pada taraf kepercayaan 95% 2. Nilai t, (lihat tabel 7), Apabila t hitung < t tabel, maka keputusan pengujian adalah nilai r hasil analisis korelasi tidak signifikan, dan apabila nilai t hitung > t tabel, maka nilai r hasil analisis korelasi signifikan Nilai t hitung pada ROA adalah –3.168. Pada derajat bebas (df)= N - 4 = 27 – 4 = 23, nilai t tabel pada taraf kepercayaan 95% (signifikansi 5%) adalah 1,714. Oleh karena t hitung > dari t tabel(-3.168 > 1,714), maka dapat diambil keputusan bahwa koefisien regresi signifikan pada taraf kepercayaan 95%. Nilai t hitung pada ROE adalah 3.314 Pada derajat bebas (df)= N - 4 = 27 – 4 = 23, nilai t tabel pada taraf kepercayaan 95% (signifikansi 5%) adalah 1,714. Oleh karena t hitung > dari t tabel(3.314> 1,714), maka dapat diambil keputusan bahwa koefisien regresi signifikan pada taraf kepercayaan 95%. Nilai t hitung pada efisiensi operasi adalah 0.537 Pada derajat bebas (df)= N 4 = 27 – 4 = 23, nilai t tabel pada taraf kepercayaan 95% (signifikansi 5%) adalah 1,714. Oleh karena t hitung < dari t tabel(0.537< 1.714), maka dapat diambil keputusan bahwa koefisien regresi tidak signifikan pada taraf kepercayaan 95%. Tabel 3
  • 79. Rata-rata cash rasio selama periode januari 2009 sampai maret 2011 adalah sebesar 30.90, rata-rata ROA selama periode januari 2009 sampai maret 2011 adalah sebesar 2.27, rata-rata ROE selama periode januari 2009 sampai maret 2011 adalah sebesar 32.34, dan rata-rata efisiensi operasi selama periode januari 2009 sampai maret 2011 adalah sebesar 80.40. Tabel 4 Tabel 5 Pada variabel entered/removed, variabel independen yang masuk adalah ROA, ROE dan efisiensi operasi dengan variabel terikat cash rasio. Nilai R= 0,620
  • 80. dan R x R = R Square= 0,384, untuk regresi dengan variabel bebas lebih dari dua digunakan adjusted R square ( .304), berarti 30,4 % variasi cash rasio dipengaruhi oleh ketiga variabel bebas dan sisanya 69.6 % dipengaruhi oleh sebab-sebab lain. Standart error of estimate= 8.70342 lebih kecil dari standart deviasi = 10.43207 (lihat tabel 3), maka model regresi layak digunakan. Tabel 6 Tabel 7 Pada anova (lihat tabel 6), Nilai F =4,785 dengan p = 0,010. oleh karena p < 0,05, maka regresi dapat dipakai untuk memprediksi likuiditas pada taraf kepercayaan 95%. Nilai B Constant (lihat tabel 7) 24.118 menyatakan bahwa jika ROA, ROE dan efisiensi operasi diabaikan, maka likuiditas adalah 24.118, nilai B ROA (tabel 7) -26.072 menyatakan bahwa setiap penambahan 1% ROA akan
  • 81. menurunkan sebesar -26.072 cash rasio, nilai B ROE sebesar 1.054 menyatakan bahwa setiap penambahan 1% ROE akan menaikkan cash rasio sebesar 1.054%, nilai B efisiensi operasi sebesar 0.397, menunjukkan setiap kanaikan efisiensi operasi sebesar 1% akan menaikkan 0.397% cash rasio. Berdasarkan Nilai B Constant dan B ROA, B ROE dan B efisiensi operasi, maka dapat dibuat persamaan regresi: Y= a+ bX1+bx2+bx3= 24.118 - 26.072 X1+1.054X2+0.397X3 Keterangan: X= Rentabilitas Y= Likuiditas Tabel 8 Output ini adalah rangkuman nilai-nilai residual, dengan nilai minimum, maksimum, mean, standart deviasi, dan jumlah kasus atau N Uji Normalitas Tabel 9
  • 82. Terlihat pada tabel 9 bahwa sebaran titik-titik residual berada di sekitar garis normal, Hal tersebut terjadi karena titik-titik residual tersebut berasal dari data dengan distribusi normal. Dengan demikian, disimpulkan bahwa regresi telah memenuhi persyaratan normalitas. Uji Heterokedastisitas Tabel 10 Scatterplot Dependent Variable: CashRatio Regression Studentized Residual 3 2 1 0 -1 -2 -2 -1 0 1 Regression Standardized Predicted Value 2