SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
1



                                           BAB I

                                       Pendahuluan

        Ilmu ekonomi modern yang saat ini berkembang pesat di Barat, adalah
merupakan kelanjutan perkembangan ilmu ekonomi dari masa ke masa, mulai zaman
pra sejarah sampai zaman modern saat ini, tanpa terputus sama                 sekali. Semua
peradaban yang pernah eksis dalam sejarah kehidupan manusia turut andil dalam
proses evolusi ilmu ekonomi. Ada suatu masa di mana peradaban Islam berada pada
puncak kejayaannya dan berkontribusi besar dalam pengembangan science termasuk
di dalamnya ilmu ekonomi, namun masa kejayaan ini berusaha ditutup rapat oleh
para Ilmuan Barat dan Eropa yang menurut Schumpeter dalam economic analysisnya
disebut sebagai Great Gap atau Blank Centuries1.

        Kebanyakan dari Mahasiswa saat ini lebih mengenal Adam Smith(1723-
1790M) dan para tokoh ekonomi lainnya yang berasal dari barat, akan tetapi kita
belum tentu mengetauhi bahwa Islampun memiliki para tokoh ekonomi awal (klasik),
seperti Al-Ghazali(450-505 H)/(1058-1111M),Abu Ubaid dan lain-lain. Oleh
karenanya menarik untuk dibicarakan satu tokoh ekonomi Islam yang brillian di
masanya, yaitu Abu Yusuf, yang terkenal dengan kitab Kharaj-nya (Manual on Land
Tax) yang hidup pada masa daulah Abbassiah yaitu pada masa Khalifah Harun al-
Rasyid.




        1
          Joseph A. Schumpeter dalam karya klasiknya, History of Economic Analysis (1954)
memperkenalkan sebuah tesis “Great Gap” yang menyatakan bahwa terdapat masa kekosongan (blank
centuries) antara zaman kejayaan Yunani (Greeks) sampai zaman munculnya ilmuwan-ilmuwan Latin
(Latin Scholastics), khususnya St Thomas Aquinus (1225-1274 M) di Eropa. Selama masa kekosongan
ini, Schumpeter berpendapat bahwa tidak ada tulisan satu pun yang relevan tentang ekonomi.Tesis
Schumpeter ini berusaha menafikan kontribusi peradaban Islam terhadap evolusi perkembangan ilmu
pengetahun (intellectual evolution) sampai zaman modern ini.Di saat Islam mencapai puncak
kejayaannya di Cordova, kehidupan orang Eropa masih berada pada titik peradaban yang
terendah.Kehidupan bangsa Eropa mulai berubah ketika mereka mulai bersentuhan dengan peradaban
Islam di Andalusia (Spanyol).
2



      Selain itu ekonomi Islam yang telah hadir kembali saat ini, bukanlah suatu hal
yang tiba-tiba datang begitu saja. Karena yang sudah kita ketauhi dari paragraph
diatas tadi, bahwa terdapat tokoh-tokoh ekonomi Islam, yang mana konsep ekonomi
mereka berakar pada hukum Islam yang bersumber dari Al Qur‟an dan Hadis Nabi
saw. Sebagaiman tokoh yang akan dibahas dalam makaah ini yaitu Abu Yusuf, beliau
telah memberikan kontribusi pemikiran ekonomi. Beliau merupakan seorang tokoh
muslim pertama yang menyinggung masalah mekanisme pasar. makalah ini akan
berusaha mengangkat tentang bagaimanakah pemikiran ekonomi beliau.

      Adapun pembahasan dalam makalah ini akan diawali dengan Sekilas tentang
Abu Yusuf, Kitab al-Kharaj,     Latar Belakang Pemikiran Ekonomi Abu Yusuf,
Mekanisme Pemikiran Ekonomi Abu Yusuf, Sistem Ekonomi Abu Yusuf, Tujuan
Kebijakan ekonomi Abu Yusuf.
3



                                            BAB II

                              Pemikiran Ekonomi Abu Yusuf

A. Sekilas Tentang Abu Yusuf

       Abu Yusuf (113-182 H/731-798 M) Adapun nama panjang dari Abu yusuf
adalah Imam Abu Yusuf Ya‟qub bin Ibrahim bin Habib al-anshari al-jalbi al-Kufi al-
Baghdadi. Di panggil al-anshari karena ibunya masih keturunan dari salah seorang
sahabat Rasulullah Saw., Sa`ad Al-Anshari2. Beliau dilahirkan di kota Kufa. Pada
masa kecilnya, Imam Abu Yusuf               memiliki ketertarikan yang kuat pada ilmu
pengetahuan, terutama pada ilmu hadis. Abu Yusuf menimba berbagai ilmu kepada
banyak ulama besar, seperti Abu Muhammad atho bin as-Saib Al-kufi,
Pendidikannya dimulai dari belajar hadits dari bebearapa tokoh. Ia juga ahli dalam
bidang fiqh, beliau belajar dari seorang guru yang bernama Muhammad Ibnu abdur
Rohman bin Abi laila yang lebih di kenal dengan nama Ibn Abi Laila.selam tujuh
belas tahun Abu Yusuf tiada henti-hentinya belajar kepada Abu hanifa, iapun terkenal
sebagai salah satu murid terkemuka Abu Hanifa, Abu Yusuf merupakan seorang
fukaha yang sesunggunya lahir di masa Ummayyah, namun mulai berkarya dengan
kualitas yang diakui di masa abassiyah3.

Adapun buku-buku yang pernah ditulis Abu Yusuf seperti:

1.   Kitab al-Atsar

2.   Kitab ikhtilaf Ibni Abi Hanifa wa Laila

3.   Kitab ar-Radd ala al-Siyar Auza`i



       2
           Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Jakarta: Raja Grafindo
Persada: 2004), h.231
       3
           Mustafa Edwin, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam (Jakarta: KPMG, 2007), h. 185.
4



4. Kitab al-Kharaj. Buku ini merupakan buku yang paling popular dari kepopuleran
buku-bukunya yang lain. Dengan buku ini dia dianugerahi sebagai Ulan fikih dan ahli
ekonomi klasik muslim4.

B. Kitab al-Kharaj

       Abu Yusuf menuliskan bahwa Amir al-Mu‟minin(khalifah harun Al Rasyid)
telah memintanya untuk mempersiapkan sebuah buku yang komprehensif yang dapat
digunakan sebagai petunjuk pengumpulan pajak yang sah, yang dirancang untuk
menghindari penindasan terhadap rakyat. Al-Kharaj merupakan kitab pertama yang
menghimpun semua pemasukan daulah islamiyah dan pos-pos pengeluaran
berdasarkan kitabullah dan sunnah rasul saw. Dalam kitab ini dijelaskan bagaimana
seharusnya sikap penguasa dalam menghimpun pemasukan dari rakyat sehingga
diharapkan paling tidak dalam proses penghimpunan pemasukan bebas dari kecacatan
sehingga hasil optimal dapat direalisasikan bagi kemaslahatan warga Negara. Kitab
ini dapat digolongkan sebagai fublic finance dalam pengertian ekonomi modern.

       Pendekatan yang dipakai dalam kitab al-Kharaj sangat pragmatis dan bercorak
fiqh. Kitab ini berupaya membangun sebuah system keuangan public yang mudak
dilaksanakan yang sesuai dengan hokum islam yang sesuai dengan persyaratan
ekonomi. Abu Yusuf dalam kitab ini sering menggunakan ayat-ayat Al Qur‟an dan
Sunnah Nabi saw serta praktek dari para penguasa saleh terdahulu sebagai acuannya
sehingga membuat gagasan-gagasannya relevan dan mantap. Misalnya Abu yusuf
dalam kitabnya al-Kharaj mengomentari perbuatan khalifah Umar dengan
mengatakan: pendapat Umar ra yang menolak pembagian tanah kepada penakluknya
tersebut, adalah sesuai dengan keterangan al-Qur`an yang di ilhamkan Allah
kepadanya dan merupakan taufiq dari Allah kepadanya dalam tindakan yang
diambilnya dalam keputusan ini dinyatakan bahwa kekayaan tersebut adalah untuk
seluruh umat Islam. Sedangkan pendapatnya yg menegaskan bahwa penghasilan

       4
           http://www.islamic economic abu yusuf, business, and finance.com (23 februari 2010), h.1
5



tanah tersebut harus di kumpulkan kemudian dibagi kepada kaum muslimin, juga
membawa manfaat yang luas bagi mereka semua5.

       Penamaan al-Kharaj terhadap kitab ini, dikarenakan memuat beberapa
persoalan pajak, jiz'ah Kaum non muslim wajib membayar jizyah, namun jika mereka
meninggalmaka jizyah tersebut tidak boleh dibayar oleh ahli warisnya. Jizyah dalam
terminology konvensional disebut dengan pajak perlindungan, yakni jasa keamanan
yang diberikan Negara islam kepada kaum non muslim. Bagi kaum non muslim yang
ikut berperang , maka bagi mereka tidak dibebankan untuk membayar jizyah.
Berdasarkan klasifikasi strata masyarakat maka jizyah bagi golongan kaya sebesar 4
dinar, golongan menengah 2 dinar dan kelas miskin 1 dinar. Tentang mereka yang
enggan membayar jizyah, beliau menyatakan bahwa dalam menarik jizyah dari
orang-orang non muslim tidak perlu dengan cara kekerasan tetapi dengan cara yang
kekeluargaan yakni memberlakukan mereka layaknya teman, karena hal ini dapat
member pengaruh positif yaitu bertambah simpatinya kaum non muslim terhadap
Islam., serta masalah-masalah pemerintahan.

C. Latar Belakang Pemikiran Ekonomi Abu Yusuf

       Latar belakang pemikirannya tentang ekonomi, setidaknya dipengaruhi
beberapa faktor, baik intern maupun ekstern.Faktor intern muncul dari latar belakang
pendidikannya yang dipengaruhi dari beberapa gurunya.Hal ini nampak dari, setting
social dalam penetapan kebijakan yang dikeluarkannya, tidak keluar dari
konteksnya.Ia berupaya melepaskan belenggu pemikiran yang telah digariskan para
pendahulu, dengan cara mengedepankan rasionalitas dengan tidak bertaqlid. Faktor
ekstern, adanya system pemerintahan yang absolute dan terjadinya pemberontakan
masyarakat terhadap kebijakan khalifah yang sering menindas rakyat.Ia tumbuh
dalam keadaan politik dan ekonomi kenegaraan yang tidak stabil, karena antara


       5
       Yusuf al-Qardhawi, Peran Nilai dan Moral Perekonomian (Jakarta: Rabbani press: 1997), h.
431
6



penguasa dan tokoh agama sulit untuk dipertemukan. Dengan setting social seperti
itulah Abu Yusuf tampil dengan pemikiran ekonomi al-Kharaj6.Penekanan terhadap
tanggung jawab penguasa merupakan tema pemikiran ekonomi Islam yang selalu
dikaji sejak awal. Tema ini pula yang ditekankan Abu Yusuf dalam surat panjang
yang dikirimkannya kepada penguasa Dinasti Abbasiyah, Khalifa Harun Al-Rasyid.
Di kemudian hari, surat yang membahas tentang pertanian dan perpajakan tersebut
dikenal sebagai kitab al-Kharaj.

       Abu Yusuf cenderung menyetujui negara mengambil bagian dari hasil
pertanian dari para penggarap daripada menarik sewa dari lahan pertanian. Dalam
pandangannya, cara ini lebih adil dan tampaknya akan memberikan hasil produksi
yang lebih besar dengan memberikan kemudahan dalam memperluas tanah garapan.
Dalam hal pajak, ia telah meletakan prinsip-prinsip yang jelas yang berabad-abad
kemudian dikenal oleh para ahli ekonomi sebagai canons of taxation. Kesanggupan
membayar, pemberian waktu yang longgar bagi pembayar pajak dan sentralisasi
pembuatan keputusan dalam administrasi pajak adalah beberapa prinsip yang
ditekankannya7.Misalnya abu Yusuf juga mengangkat kisah khalifah Umar ibn
Khattab yang menghadapi kaum nasrani bani Tlaghlab. Mereka hádala orang arab
yang anti pajak. Maka jangan sekali-kali kamu engkau jadikan mereka sebagai musuh
(karena tidak mau membayar pajak), maka ambillah dari mereka pajak dengan atas
nama sedekah. Karena mereka Sejak dulu mau membayar sedekah dengan berlipat
ganda asa tidak bernama pajak. Mendengar hal itu pada mulanya khalifah Umar
menolak usulan ini, tetapi kemudian hari justru menyetujuinya, sebab di dalamnya
terdapat unsur mengais manfaat dan mencegah mudharat[8]. Sebagai contoh dalam
sentralisasi pembuatan keputusan dalam administrasi pajak.



       6
         Naili Rahmawati, Pemikiran Ekonomi Islami Abu Yusuf, makalah disajikan pada situs
pemikiran ekonomi abu yusuf, 03 rabiul awal 1431 H, mataram, h. 1-2
       7
           Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Jakarta: RGP: 2004), h.14-15
7



Dalam bukunya kitab al-Kharaj, Abu Yusuf menguraikan kondisi-kondisi untuk
perpajakan, yaitu:

   1. Charging a justifiable minimum (harga minimum yang dapat dibenarkan)
   2. No oppression of tax-payers (tidak menindas para pembayar pajak)
   3. Maintenance of a healthy treasury, (pemeliharaan harta benda yang sehat)
   4. Benefiting both government and tax-payers (manfaat yang diperoleh bagi
       pemerintah dan para pembayar pajak)
   5. In choosing between alternative policies having the same effects on treasury,
       preferring the one that benefits tax-payers (pada pilihan antara beberapa
       alternatif peraturan yang memeliki dampak yang sama pada harta benda, yang
       melebihi salah satu manfaat bagi para pembayar pajak[9]

       Abu Yusuf dengan keras menentang pajak pertanian.Ia menyarankan agar
petugas pajak diberi gaji dan perilaku mereka harus diawasi untuk mencegah korupsi
dan praktek penindasan. Dan mengusulkan penggantian system pajak tetap (lump
sum system) atas tanah menjadi pajak proporsional atas hasil pertanian. Sistem
proporsional ini lebih mencerminkan rasa keadilan serta mampu menjadi automatic
stabilizer bagi perekonomian sehingga dalam jangka panjang perekonomian tidak
akan berfluktuasi terlalu tajam8. Bagi Abu Yusuf metode pajak secara proporsional
dapat meningkatkan pemasukan negara dari pajak tanah dari sisi lain mendorong para
penanam untuk meningkatkan produksinya. Abu Yusuf menyatakan:

       Dalam pandangan saya, system perpajakan terbaik untuk menghasilkan
pemasukan lebih banyak bagi keuangan negara dan yang paling tepat untuk
menghindari kezaliman terhadap pembayar pajak oleh para pengumpul pajak adalah




       8
        P3EI UII Yogyakarta, Ekonomi Islam (Jakarta, Rajagrafindo Persada: 2008), h.107
8



pajak pertanian yang proporsional. System ini akan menghalau kezaliman terhadap
para pembayar pajak dan menguntungkan keuangan negara9.

        Sistem pajak ini didasarkan pada hasil pertanian yang sudah diketahui dan
dinilai, system tersebut mensyaratkan penetapan pajak berdasarkan produksi
keseluruhan, sehingga system ini akan mendorong para petani untuk memanfaatkan
tanah tandus dan amati agar mnemperoleh bagian tambahan. Dalam menetapkan
angka. Abu Yusuf menganggap system irigasi sebagai landasannya, perbedaan angka
yang diajukannya adalah sebagai berikut:

    1. 40 % dari produksi yang diairi oleh hujan alamiah
    2. 30 % dari produksi yang diairi secara artificial 1/3 dari produksi tanaman
        (pohon palm, kebun buah-buahan dan sebagainya) ¼ dari produksi tanaman
        musim panas.

        Dari tingkatan angka di atas dapat dilihat bahwa Abu Yusuf menggunakan
sistem irigasi sebagai kriteria untuk menentukan kemampuan tanah membayar pajak,
beliau menganjurkan menetapkan angka berdasarkan kerja dan modal yang
digunakan dalam menanam tanaman.

        Abu Yusuf wrote too that all persons had the right to use water from the great
rivers. But if the canal excavated passed through land belonging to others, then those
who benefited from this canal might have to pay compensation like a monthly charge
(Abu Yusuf juga menjeaskan bahwa semua manua memiiki hak untuk menggunakan
air dari sungai besar tetapi jika kanal (parit kecil) digali yang melalui lahan milik




        9
       Abu Yusuf, kitab Al kharaj (Beirut: Dar Al Ma‟arif, 1979), h. 50 Sebagaimana Dikutib
Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada: 2004),
h.245.
9



orang lain, kemudian ini dimanfaat dari kanal tersebut harus membayar kopensasi
seperti membayar iuran setiap bulan)10.

       Hal kontroversial dalam analisis ekonomi Abu Yusuf ialah pada masalah
pengendalian harga (tas`ir). Ia menentang penguasa yang menetapkan harga.
Argumennya didasarkan pada sunnah Rasul. Dalam hal ini beliau mengutip hadis-
hadis rasulullah saw yang menyatakan bahwa “tinggi dan rendahnya barang
merupakan bagian dari keterkaitan dengan keberadaan allah, dan kita tidak bias
mencampuri terlalu jauh bagian dari ketetapan tersebut ” (Riwayat Abdu a-Rahman
bin Abi Laila dari Hikam bin „Utaibah) dan hadis yang menyatakan “Sesungguhnya
urusan tinggi dan rendahnya harga suatu barang punya kaitan erat dengan kekuasaan
allah swt. Aku berharap dapat bertemu dengan Tuhanku di mana salah seorang
diantara kalian tidak akan menuntutku karena kezhaliman” (Hadis Tsabit Abu
Hamzah al-Yamani dari Salim bin Abi Ja‟ad) dan “…Allah itu sesungguhnya adalah
penentu harga, penahan, pencurah serta pemberi rizki.Aku mengharapkan dapat
menemui Tuhanku dimana salah seorang di antara kalian tidak menuntutku karena
kezhaliman dalam hal darah dan harta” (Riwayat Sufyan bin Uyainah, dari Ayub dari
Hasan).

       Abu yusuf menyatakan bahwa hasil panen yang berlimpah bukan bukan
alasan Untuk menurunkan harga panen dan, sebaliknya., kelangkaan tidak
mengakibatkan harganya melambung. Pendapat abu Yusuf ini merupakan hasi
observasi.Fakta dilapangan menunjukkan bahwa ada kemungkinan kelebihan hasil
dapat berdampingan dengan harga yang tinggi dan kelangkaan dengan harga yang
rendah. Namun disisi lain, abu Yusuf juga tidak menolak peranan permintaan dan
penawaran dalam penentuan harga11 . tapi kelihatannya Abu Yusuf ingin mengatakan
bahwa kenyataannya Abu Yusuf ingin mengatakan bahwa pada kenyataannya harga

       10
          http://www.islamic-world.net/economics/al_kharaj.html.
       11
            Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Jakarta: RGP: 2004), h.15
10



tidak hanya bergantung pada kekuatan penawaran tetapi juga permintaan. Karena itu
peningkatan atau penurunan harga tidak selalu berhubungan dengan penurunan atau
peningkatan dalam produksi. Secara tegas ia mengatakan ada beberapa variabel-
variabel lain yang mempengaruhi, namun beliau tidak menjelaskan secara rinci,
variabel-variabel apa saja itu12.

       Tapi bias dari variabel itu adalah pergeseran dalam permintaan atau jumlah
uang yang beredar di suatu Negara, atau penimbunan dan penahanan barang, atau
semua hal tersebut. Menurut Siddiqi sebagaimana yang telah dikutip oleh Adiwarman
bahwa ucapan Abu yusuf harus diterima sebagai pernyataan dari hasil pengamatan
pada saat itu, yakni keberadaan yang bersamaan antara melimpahnya barang dan
tingginya harga serta kelangkaan barang dan harga rendah.

       Dapat dilihat bahwa pemikiran Abu Yusuf menggambarkan adanya batasan-
batasan tertentu bagi pemerintah dalam menentukan kebijakan harga. Abu Yusuf
lebih banyak mengedepankan ra‟yu dengan menggunakan perangkat analisis qiyas
dalam upaya mencapai kemaslahatan „ammah sebagai tujuan akhir hukum.

       Penting diketahui, para penguasa pada periode itu umumnya memecahkan
masalah kenaikan harga dengan menambah suplai bahan makana dan mereka
menghindari kntrol harga.Kecendrungan yang ada daam pemikiran ekonomi adalah
membersihkan pasar dari praktek penimbunan, monopoli, dan pratek korup lainnya
dan kemudian membiarkan penentuan harga kepada kekuatan permintaan dan
penawaran.Abu Yusuf tidak dikecualikan dalam hal kecenderungan ini13.




       12
         Mustafa Edwin, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam (Jakarta: KPMG, 2007), h. 186.
       13
            Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Jakarta: RGP: 2004), h.15.
11



D. Teori Perpajakan.

         System Wazifah Dan System Muqosomah.

         Wazifah dan muqosomah merupakan istilah dalam membahasakan system
pemungutan pajak. Wazifah memberikan arti bahwa system pemungutan yang
ditentukan berdasarkan nilai tetap, tanpa membedakan ukuran tingkat kemampuan
wajib pajak atau mungkin dapat dibahasakan dengan pajak yang dipungut dengan
ketentuan jumlah yang sama secara keseluruhan, sedangkan Muqosomah merupakan
system pemungutan pajak yang diberlakukan berdasarkan nilai yang tidak tetap
(berubah)         dengan   mempertimbangkan   tingkat   kemampuan   dan     persentase
penghasilan atau pajak proporsional, sehingga pajak diambil dengan cara yang tidak
membebani kepada masyarakat14. Berkaitan dengan ini Abu Yusuf mengatakan;

         Saya mendapat pertanyaan mengenai pajak dan pengumpulannya di Sawad.
Saya mengumpulkan pendapat orang-orang di lapangan dan mendiskusikan
permasalahan tersebut bersama mereka, dan tak satupun yang gagal dalam
pelaksanaanya, kemudian saya menanyakan tentang kharaj yang ditetapkan (tauzif)
oleh umar bin Khatab, dan tentang kapasitas tanah yang dikenai pajak (wazifah)
mereka         (orang-orang   yang   dikumpulkan   untuk   bermusyawarah)     tersebut
mengungkapkan, bahwa belakangan ini tanah-tanah subur lebih banyak dibandingkan
dengan tanah-tanah yang tidak subur, dan mereka juga mengungkapkan banyaknya
tanah sisa yang tidak dikerjakan (nonproduktif) dan sedikitnya tanah garapan yang
digunakan sebagai subyek kharaj. Menurut pandangan mereka , jika tanah yang tidak
digarap yang kami miliki akan dikenakan kharaj seperti halnya tanah garapan yang
subur, maka kami tidak akan bisa mengerjakan tanah atau lahan-lahan yang ada
sekarang, lantaran ketidakmampuan kami untuk membayar kharaj terhadap tanah
yang non-produktif tersebut, dan jika tanah tersebut tidak dikelola dalam waktu
seratus tahun, maka ia tetap akan menjadi subyek kharaj atau tetap tidak akan pernah

         14
              Ibid.
12



digarap selamanya, dan jika memang demikian halnya maka bagi orang-orang yang
menggarap tanah ini untuk keperluan sehari-hari tidak bisa dikenai kharaj.
Konsekuensinya, saya menyadari bahwa biaya yang tetap dalam15.

       Abu Yusuf dalam membenahi system perekonomian, ia membenahi
mekanisme ekonomi dengan jalan membuka jurang pemisah antara kaya dan miskin.

Membangun fleksibilitas social

       Problematika muslim dan non-muslim juga tidak lepas dari pembahasan Abu
Yusuf, yaitu tentang kewajiban warga negara non-Muslim untuk membayar pajak.
Abu Yusuf memandang bahwa warga Negara sama dihadapan hukum, sekalipun
beragama non-Islam. Dalam hal ini Abu Yusuf membagi tiga golongan orang yang
tidak memiliki kapasitas hukum secara penuh, yaitu Harbi, Musta‟min, dan
Dzimmi.Kelompok Musta‟min dan Dzimmi adalah kelompok asing yang berada di
wilayah kekuasaan Islam dan membutuhkan perlindungan keamanan dari pemerintah
Islam, serta tunduk dengan segala aturan hukum yang berlaku.Perhatian ini diberikan
Abu Yusuf dalam rangka memberi pemahaman keseimbangan dan persamaan hak
dan juga mekanisme penetapam pajak jiz‟ah.

       Pembayaran jiz‟ah oleh non-muslim, bukanlah sebagai hukuman atas
ketidakpercayaan mereka terhadap Islam, sebab hal iti bertentangan dengan al-Qur‟an
(2): 256 ; tidak ada paksaan dalam agama. Jiz‟ah tidak diberlakukan bagi perempuan,
anak-anak, orang miskin dan kalangan tidak mampu.Bagi yang tidak mampu
membayar, mereka juga wajib dilindungi dan disantuni.

       Berkaitan dengan jiz‟ah ini, Abu Yusuf secara khusus membahasnya yang
ditujukan kepada Harun al-Rasyid.Beliau mengatakan “siapa saja yang memaksa
warga yang bukan muslim, atau meminta pajak kepada mereka di luar


       15
          Naili Rahmawati, Pemikiran Ekonomi Islami Abu Yusuf, Makalah Disajikan Pada Situs
Pemikiran Ekonomi Abu Yusuf, 03 rabiul awal 1431 H, mataram, h. 15
13



kemampuannya, maka aku termasuk golongannya. Jiz‟ah, jika dihadapkan pada
konteks realitas social ekonomi masyarakat, maka pertimbangan persentase
berdasarkan pendapat Abu Yusuf di atas kiranya lebih mengarah pada tingkat
keseimbangan dan nilai-nilai keadilan yang manusiawi,.Hal ini dilakukan sebagai
ukuran material dan kemampuan masyarakat dalam menunaikan kewajibannya
sebagai warga Negara.Pemahaman fleksibilitas yang dibangun Abu yusuf juga
terlihat dari sikapnya yang toleran pada non-Muslim dalam memberi izin melakukan
transaksi perdagangan di wilayah kekuasaan Islam. Hal lain, yang dilakukan Abu
Yusuf adalah menolak pendapat yang melarang pedagang Islam untuk berdagang di
wilayah Dar al_harbi. Hal ini dilakukan guna membuka peluang untuk kontribusi
bagi pembangunan dan penyebaran tekhik perdagangan ke seluruh dunia, seperti
Cina, Afrika, Asia Tengah, Asia Tenggara dan Turki. Dari sikap Abu Yusuf di atas,
terlihat bahwa ia memperhatikan hubungan baik antar Negara, pengembangan
ekonomi perdagangan, sertaupaya mensikapi perekonomian masyarakat sebagai
antisipasi jika terjadi krisiskebutuhan pokok.

E. Mekanisme Harga

       Abu Yusuf menyangkal pendapat umum mengenai hubungan timbal balik
antara penawaran dan harga. Pendapat umum yang berkembang saat ini menyatakan
apabila barang yang tersedia sedikit maka kemungkinan harganya pun akan mahal
begitupun sebaliknya, apabila jumlah barang yang tersedia banyak, maka harganya
akan murah. Namun, pada kenyatannya terbentuknya harga dalam pasar tidak hanya
bergantung pada segi penawaran saja, tetapi juga bergantung pada kekuatan
permintaan, oleh karena itu, peningkatan atau penurunan harga tidak selalu
berhubungan dengan peningkatan atau penurunan permintaan, atau penurunan atau
peningkatan produksi Abu Yusuf menyatakan:

       “ Tidak ada batasan tertentu tentang murah yang dapat dipastikan. Hal
tersebut ada yang mengaturnya. Prinsip ini tidak bisa diketahui, murah bukan karena
14



melimpahnya makanan, demikian juga mahal tidak disebabkan karena kelangkaan
makanan, murah dan mahal merupakan ketentuan Allah”16

        Hal yang sama juga dikemukakan oleh adam smith (1776 M) beberapa abad
kemudian dengan mengatakan bahwa harga ditentukan oleh suatu kekuatan yang
tidak terlihat (invisible hand)

        Poin kontroversial dalam analisis ekonomi Abu Yusuf adalah pada masalah
pengendalian     harga    (tas‟ir).Beliau   menentang      penguasa     yang    menetapkan
harga.Seperti dikemukakan beliau dalam Kitab al-Kharaj bahwa hasil panen pertanian
yang berlimpah bukan alasan untuk menurunkan harga panen dan sebaliknya
kelangkaan tidak mengakibatkan harganya melambung. Argumennya didasarkan
pada hadis Rasulullah SAW:

        “ Pada masa Rasulullah Saw, harga-harga melambung tinggi, para sahabat
mengadu kepada Rasulullah dan memintannya agar melakukan penetapan harga:
Rasulullah Saw bersabda, tinggi rendahnya harga barang, merupakan bagian dari
ketentuan Allah, kita tidak bisa ikut mencampuri urusan ketetapannya”17

        Penekanan abu yusuf atas pekerjaaan umum, seperti dalam bidang penyediaan
sarana irigasi dan jalan raya. Dia juga menyarankan sejumlah aturan dalam hal
pengukuran jaminan pembangunan untuk memajukan sektor pertanian..

        Selain itu semua Abu Yusuf juga memberikan beberapa saran tentang cara-
cara memperoleh sumber pembelanjaan untuk jangka panjang, seperti membangun
jembatan dan bendungan serta menggali saluran-saluran besar dan kecil.Ketika

        16
        Abu Yusuf, kitab Al kharaj (Beirut: Dar Al Ma‟arif, 1979), h. 48 Sebagaimana Dikutib
Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada: 2004),
h.252..
        17
        Abu Yusuf, kitab Al kharaj (Beirut: Dar Al Ma‟arif, 1979), h. 49 Sebagaimana Dikutib
Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada: 2004),
h.253.
15



berbicara tentang pengadaan fasilitas infrasstruktur,18 Abu Yusuf menyatakan bahwa
negara bertanggung jawab untuk memenuhinya agar dapat meningkatkan
produktivitas tanah, kemakmuran rakyat serta pertumbuhan ekonomi.Ia berpendapat
bahwa semua biaya yang dibutuhkan bagi pengadaan proyek Publik. Selain di
biadang keuangan Publik, abu Yusuf juga memberikan pandangannya tentang
mekanisme pasar dan harga.

F. Sistem Ekonomi Abu Yusuf

        Sistem ekonomi yang dikehendaki oleh Abu yusuf adalah satu upaya untuk
mencapai kemaslahatan ummat.Kemaslahatan ini didasarkan pada al-Qur‟an, al-
Hadits, maupun landasan-landasan lainnya.Hal inilah yang nampak dalam
pembahasannya kitab al-Kharaj.Kemaslahatan yang dimaksud oleh Abu Yusuf
adalah, yang dalam termiologi fiqh disebut dengan Maslahah/ kesejahteraan, baik
sifatnya individu (mikro) maupun (makro) kelompok.Secara mikro juga diharapkan
bahwa manusia dapat menikmati hidup dalam kedamaian dan ketenangan dalam
hubungan interaksi sosial antar sesama, dan diatur dengan tatanan masyarakat yang
saling menghargai antar masyarakat          yang satu dengan masyarakat            yang
lainnya.Ukuran maslahah, menurut Abu Yusuf dapat diukur dari beberapa aspek,
yaitu    keseimbangan,     (tawazun),    kehendak     bebas    (al-Ikhtiar),   tanggung
jawab/keadilan (al-„adalah/accountability), dan berbuat baik (al-Ikhsan).Jika konsepsi
maslahah yang dipakai oleh Abu yusuf adalah konsepsi As-Syatibi, maka teori
analalisis ekonominya dikategorikan sebagai bentuk dari al_maslahah al-Mu‟tabarah.

        Selain itu Konsep maslahah ummat seperti ini jika dikembangkan dalam
wacana ekonomi masa sekarang dan mendatang adalah sangat memungkinkan.Hal ini
nampak, selain dari struktur bangunan pemikirannya yang berangkat pada

        18
          Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Jakarta: Raja Grafindo
Persada: 2004), h.235.
16



pengembangan moral etis agamis, juga terlihat dari filterisasi at-Tawazun, alikhtiyar,
al-„adalah, al-Ikhsan, yang memungkinkan etika ekonomi bergerak lebih leluasa dan
ideal dalam dinamika sosio cultural masyarakat tanpa harus meninggalkan bagian
normatifitas transendental ajaran agama.

          Dalam hal yang berhubungan pemerintahan Abu Yusuf menyusun sebuah
kaidah fiqh yang sangat populer, yaitu Tasrruf al-Imam `ala Ra`iyyah Manutun bi al-
Mashlaha (setiap tindakan pemerintah yang bertkaitan dengan rakyat senantiasa
terkait dengan kemaslahatan mereka).ia menekankan pentingnya sifat amanah dalam
mengelola uang negara, uang negara bukan milik khalifah, tetapi amanat allah dan
rakyatnya yang harus dijaga dengan penuh tanggungjawab19.

          Dengan melihat dari bagaimana kebijakan Abu yusuf dalam hal ekonomi,
menunjukkan bahwa perkembangan pemikiran ekonomi dalam islam telah
memberikan suatu pencerahan. Melihat dari bagaimana pendapat Abu yusuf tentang
fluktuasi harga memberikan kesimpulan bahwa system ekonomi yang ada belum
tentu bias diterima, tergantung pada keadaan dan situasi yang terjadi pada suatu
tenpat.

          Dengan pemikiran ekonomi Abu Yusuf ini hendaklah dapat mendorong kita
untuk menjadi umat yang menghubungkan antara agama dan ekonomi, karena hal
yang berhubungan dengan kegiatan manusia tersebut telah di jelaskan hukumnya
didalam Al-Qur`an dan Hadis. Selain mendapat kesejahteraan di dunia, kita juga akan
mendapat kesejahteraan di akhirat juga. Kesejahteraan (mashlahah itu terbagi dalm
dua komponen yaitu; manfaat dan berkah.Yang mana berkah tersebut dapat diperoleh
dengan menerapkan prinsip dan nilai Islam dalam kegiataan ekonominya.




          19
           P3EI UII Yogyakarta, Ekonomi Islam (Jakarta, Rajagrafindo Persada: 2008), h.107.
17



                                     BAB III

                                   Kesimpulan

       Abu Yusuf (113-182 H/731-798 M) merupakan seorang fukaha yang
sesunggunya lahir di masa Ummayyah, namun mulai berkarya dengan kualitas yang
diakui di masa abassiyah. Adapun nama panjang dari Abu yusuf adalah Imam Abu
Yusuf Ya‟qub bin Ibrahim bin Habib al-anshari al-jalbi al-Kufi al-Baghdadi.

       Pemikiran ekonomi Abu Yusuf tertuang pada karangan terbesarnya yakni
kitab al-Kharaj. Al-Kharaj merupakan kitab pertama yang menghimpun semua
pemasukan daulah islamiyah dan pos-pos pengeluaran berdasarkan kitabullah dan
sunnah rasul saw. Dalam kitab ini dijelaskan bagaimana seharusnya sikap penguasa
dalam menghimpun pemasukan dari rakyat sehingga diharapkan paling tidak dalam
proses penghimpunan pemasukan bebas dari kecacatan sehingga hasil optimal dapat
direalisasikan bagi kemaslahatan warga Negara.

Kitab al-Kharaj mencakup berbagai bidang, antara lain :

   1. Tentang pemerintahan
   2. Tentang keuangan
   3. Tentang pertanahan
   4. Tentang peradilan

       Latar belakang pemikirannya tentang ekonomi, setidaknya dipengaruhi
beberapa faktor, baik intern maupun ekstern.Faktor intern muncul dari latar belakang
pendidikannya yang dipengaruhi dari beberapa gurunya.Faktor ekstern, adanya
system pemerintahan yang absolute dan terjadinya pemberontakan masyarakat
terhadap kebijakan khalifah yang sering menindas rakyat.

Adapun yang menjadi kekuatan utama pemikiran abu yusuf adalah dalam masalah
keuangan publik.
18



          Abu Yusuf dalam membenahi system perekonomian, ia membenahi
mekanisme ekonomi dengan jalan membuka jurang pemisah antara kaya dan miskin.
Sistem ekonomi yang dikehendaki oleh Abu yusuf adalah satu upaya untuk mencapai
kemaslahatan ummat. Kemaslahatan ini didasarkan pada al-Qur‟an, al- Hadits,
maupun landasan-landasan lainnya.Hal inilah yang nampak dalam pembahasannya
kitab al-Kharaj. Kemaslahatan yang dimaksud oleh Abu Yusuf adalah, yang dalam
termiologi fiqh disebut dengan Maslahah/ kesejahteraan, baik sifatnya individu
(mikro) maupun (makro) kelompok

          Tujuan kebijakan ekonomi Abu Yusuf adalah untuk mencapai maslahah
„ammah.Maslahah adalah kesejahteraan yang sifatnya individu (mikro) maupun
golongan (makro).

          Model pemikiran Abu Yusuf adalah berbentuk pemikiran ekonomi
kenegaraan, mengupas tentang kebijakan fiskal, yang berkenaan dengan pendapatan
negara.
19



                                  Daftar Pustaka

Al-Qardhawi, Yusuf. Karakteristik Islam. Jakarta : Rabbani Press, 1997.

Al-Qardhawi, Yusuf.Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian.Jakarta : Rabbani

       Press, 1997.

Azhari Akmal Tarigan dkk., Dasar-Dasar Ekonomi Islam. Bandung: Cipta Pustaka

       Media, 2006.

Azhari Akmal Tarigan dkk.,Pergumulan Ekonomi Syariah di Indonesia. Bandung:

       Cipta Pustaka Media, 2007.

http://www.hermaninbissmillah.blogspot    .com/2009/11/pemikiran     ekonomi   abu

       yusuf.Html.

http://www.islamic economic abu yusuf, business, and finance.com (23 februari

       2010).

http://www.islamic-world.net/2010/16/economics/al_kharaj.htm

http://www.mail-archive.com/fossei@yahoogroups.com/msg05476.html

Karim, Adiwarman Azhar. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Ed. Ke-2. Jakarta: PT

       RajaGrafindo Persada, 2004.

Mustafa Edwin dkk., Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam. Jakarta: Kencana

       Pendana Media Group, 2007.

Naili Rahmawati, pemikiran ekonomi islami abu yusuf, makalah disajikan pada situs

       pemikiran ekonomi abu yusuf, 03 rabiul awal 1431 H, mataram.

P3EI UII Yogyakarta. Ekonomi Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008.

More Related Content

What's hot

Inflasi dalam Perspektif Islam
Inflasi dalam Perspektif IslamInflasi dalam Perspektif Islam
Inflasi dalam Perspektif IslamRifatin Aprilia
 
10.4 KOPERASI VS KOPERASI SYARIAH
10.4 KOPERASI VS KOPERASI SYARIAH10.4 KOPERASI VS KOPERASI SYARIAH
10.4 KOPERASI VS KOPERASI SYARIAHfissilmikaffah1
 
Perbandingan sistem ekonomi islam, kapitalis dan sosialis.
Perbandingan sistem ekonomi islam, kapitalis dan sosialis.Perbandingan sistem ekonomi islam, kapitalis dan sosialis.
Perbandingan sistem ekonomi islam, kapitalis dan sosialis.muttaqinamafazah
 
Tugas Perbankan Syariah Bab 1-7
Tugas Perbankan Syariah Bab 1-7Tugas Perbankan Syariah Bab 1-7
Tugas Perbankan Syariah Bab 1-7afriyani_dwi
 
Hakikat etika bisnis islam
Hakikat etika bisnis islamHakikat etika bisnis islam
Hakikat etika bisnis islamAmeliaAnastasha
 
SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM MASA IBNU KHALDUN
SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM MASA IBNU KHALDUNSEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM MASA IBNU KHALDUN
SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM MASA IBNU KHALDUNMiftah Iqtishoduna
 
pemikiran ekonomi abu ubaid
pemikiran ekonomi abu ubaidpemikiran ekonomi abu ubaid
pemikiran ekonomi abu ubaidMuchtar El Bahar
 
Tugas 5 .perubahan struktur ekonomi
Tugas 5 .perubahan struktur ekonomiTugas 5 .perubahan struktur ekonomi
Tugas 5 .perubahan struktur ekonomisiti aisah
 
sejarah pemikiran ekonomi islam
sejarah pemikiran ekonomi islamsejarah pemikiran ekonomi islam
sejarah pemikiran ekonomi islamAbida Muttaqiena
 
Pengantar ekonomi mikro islami
Pengantar ekonomi mikro islamiPengantar ekonomi mikro islami
Pengantar ekonomi mikro islamiRidwan Munir
 
Teori Pengantar Mikroekonomi bab 11 : Pasar Persaingan Sempurna
Teori Pengantar Mikroekonomi bab 11 : Pasar Persaingan SempurnaTeori Pengantar Mikroekonomi bab 11 : Pasar Persaingan Sempurna
Teori Pengantar Mikroekonomi bab 11 : Pasar Persaingan SempurnaNur Fajri Irvan
 

What's hot (20)

Ekonomi islam
Ekonomi islamEkonomi islam
Ekonomi islam
 
Inflasi dalam Perspektif Islam
Inflasi dalam Perspektif IslamInflasi dalam Perspektif Islam
Inflasi dalam Perspektif Islam
 
10.4 KOPERASI VS KOPERASI SYARIAH
10.4 KOPERASI VS KOPERASI SYARIAH10.4 KOPERASI VS KOPERASI SYARIAH
10.4 KOPERASI VS KOPERASI SYARIAH
 
Perbandingan sistem ekonomi islam, kapitalis dan sosialis.
Perbandingan sistem ekonomi islam, kapitalis dan sosialis.Perbandingan sistem ekonomi islam, kapitalis dan sosialis.
Perbandingan sistem ekonomi islam, kapitalis dan sosialis.
 
Tugas Perbankan Syariah Bab 1-7
Tugas Perbankan Syariah Bab 1-7Tugas Perbankan Syariah Bab 1-7
Tugas Perbankan Syariah Bab 1-7
 
Hakikat etika bisnis islam
Hakikat etika bisnis islamHakikat etika bisnis islam
Hakikat etika bisnis islam
 
SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM MASA IBNU KHALDUN
SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM MASA IBNU KHALDUNSEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM MASA IBNU KHALDUN
SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM MASA IBNU KHALDUN
 
pemikiran ekonomi abu ubaid
pemikiran ekonomi abu ubaidpemikiran ekonomi abu ubaid
pemikiran ekonomi abu ubaid
 
Sistem ekonomi islam
Sistem ekonomi islamSistem ekonomi islam
Sistem ekonomi islam
 
Tugas 5 .perubahan struktur ekonomi
Tugas 5 .perubahan struktur ekonomiTugas 5 .perubahan struktur ekonomi
Tugas 5 .perubahan struktur ekonomi
 
sejarah pemikiran ekonomi islam
sejarah pemikiran ekonomi islamsejarah pemikiran ekonomi islam
sejarah pemikiran ekonomi islam
 
Pengertian qawaid fiqhiyyah
Pengertian qawaid fiqhiyyahPengertian qawaid fiqhiyyah
Pengertian qawaid fiqhiyyah
 
Ekonomi Makro Islam
Ekonomi Makro IslamEkonomi Makro Islam
Ekonomi Makro Islam
 
Materi 3
Materi 3Materi 3
Materi 3
 
Pengantar ekonomi mikro islami
Pengantar ekonomi mikro islamiPengantar ekonomi mikro islami
Pengantar ekonomi mikro islami
 
Teori Pengantar Mikroekonomi bab 11 : Pasar Persaingan Sempurna
Teori Pengantar Mikroekonomi bab 11 : Pasar Persaingan SempurnaTeori Pengantar Mikroekonomi bab 11 : Pasar Persaingan Sempurna
Teori Pengantar Mikroekonomi bab 11 : Pasar Persaingan Sempurna
 
Chapter 3
Chapter 3Chapter 3
Chapter 3
 
Produksi islami
Produksi islamiProduksi islami
Produksi islami
 
Qawaid fiqh pt 1
Qawaid fiqh  pt 1Qawaid fiqh  pt 1
Qawaid fiqh pt 1
 
Metodologi ilmu ekonomi
Metodologi ilmu ekonomiMetodologi ilmu ekonomi
Metodologi ilmu ekonomi
 

Similar to Abu yusuf

Sejarah dan Pemikiran Islam Abu Yusuf
Sejarah dan Pemikiran Islam Abu YusufSejarah dan Pemikiran Islam Abu Yusuf
Sejarah dan Pemikiran Islam Abu Yusufteguh catur cahyono
 
SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM ABU UBAID.docx
SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM ABU UBAID.docxSEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM ABU UBAID.docx
SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM ABU UBAID.docxJayatiaraDewiRizqiya
 
Makalah Klmpk 12 (jokian Naya).docx
Makalah Klmpk 12 (jokian Naya).docxMakalah Klmpk 12 (jokian Naya).docx
Makalah Klmpk 12 (jokian Naya).docxMuhammadNurulMubin1
 
Tugas ekonomi islam
Tugas ekonomi islamTugas ekonomi islam
Tugas ekonomi islamEgi Kuswandi
 
pemikiran ekonomi abu yusuf
pemikiran ekonomi abu yusufpemikiran ekonomi abu yusuf
pemikiran ekonomi abu yusufSiti Aisah
 
Konsep klasifikasi ilmu menurut ibnu khaldun
Konsep klasifikasi ilmu menurut ibnu khaldunKonsep klasifikasi ilmu menurut ibnu khaldun
Konsep klasifikasi ilmu menurut ibnu khaldunLtfltf
 
PERIODISASI EKONOMI ISLAM DAN EKONOMI UMUM
PERIODISASI EKONOMI ISLAM DAN EKONOMI UMUMPERIODISASI EKONOMI ISLAM DAN EKONOMI UMUM
PERIODISASI EKONOMI ISLAM DAN EKONOMI UMUMjuju juhariyah
 
Tokoh Ilmuwan Muslim dalam Peradaban Islam
Tokoh Ilmuwan Muslim dalam Peradaban IslamTokoh Ilmuwan Muslim dalam Peradaban Islam
Tokoh Ilmuwan Muslim dalam Peradaban IslamARBIANABDILLAH
 
Perbandingan periodisasi ekonomi islam vs ekonomi konvensional
Perbandingan periodisasi ekonomi islam vs ekonomi konvensionalPerbandingan periodisasi ekonomi islam vs ekonomi konvensional
Perbandingan periodisasi ekonomi islam vs ekonomi konvensionalkusri yati
 
Pembaharuan Hukum Islam DI Mesir Oleh Muh.Abduh(Sukma AP).pdf
Pembaharuan Hukum Islam DI Mesir Oleh Muh.Abduh(Sukma AP).pdfPembaharuan Hukum Islam DI Mesir Oleh Muh.Abduh(Sukma AP).pdf
Pembaharuan Hukum Islam DI Mesir Oleh Muh.Abduh(Sukma AP).pdfSukmaArohman
 
periodisasi ekonomi islam dengan ekonomi umum
periodisasi ekonomi islam  dengan ekonomi umumperiodisasi ekonomi islam  dengan ekonomi umum
periodisasi ekonomi islam dengan ekonomi umumEka Fransisca (Eka Doang
 
Perkembangan islam pada masa abbasiyah
Perkembangan islam pada masa abbasiyahPerkembangan islam pada masa abbasiyah
Perkembangan islam pada masa abbasiyahOsmar Simamora
 
Sejarh pemikir ekonomi fuqaha
Sejarh pemikir ekonomi fuqahaSejarh pemikir ekonomi fuqaha
Sejarh pemikir ekonomi fuqahahasyim asy'ari
 
Pemikiran ekonomi al ghazali
Pemikiran ekonomi al ghazaliPemikiran ekonomi al ghazali
Pemikiran ekonomi al ghazaliOpissen Yudisyus
 

Similar to Abu yusuf (20)

Sejarah dan Pemikiran Islam Abu Yusuf
Sejarah dan Pemikiran Islam Abu YusufSejarah dan Pemikiran Islam Abu Yusuf
Sejarah dan Pemikiran Islam Abu Yusuf
 
SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM ABU UBAID.docx
SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM ABU UBAID.docxSEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM ABU UBAID.docx
SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM ABU UBAID.docx
 
Makalah Klmpk 12 (jokian Naya).docx
Makalah Klmpk 12 (jokian Naya).docxMakalah Klmpk 12 (jokian Naya).docx
Makalah Klmpk 12 (jokian Naya).docx
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Ekonomi islam
Ekonomi islamEkonomi islam
Ekonomi islam
 
Tugas ekonomi islam
Tugas ekonomi islamTugas ekonomi islam
Tugas ekonomi islam
 
pemikiran ekonomi abu yusuf
pemikiran ekonomi abu yusufpemikiran ekonomi abu yusuf
pemikiran ekonomi abu yusuf
 
Konsep klasifikasi ilmu menurut ibnu khaldun
Konsep klasifikasi ilmu menurut ibnu khaldunKonsep klasifikasi ilmu menurut ibnu khaldun
Konsep klasifikasi ilmu menurut ibnu khaldun
 
PERIODISASI EKONOMI ISLAM DAN EKONOMI UMUM
PERIODISASI EKONOMI ISLAM DAN EKONOMI UMUMPERIODISASI EKONOMI ISLAM DAN EKONOMI UMUM
PERIODISASI EKONOMI ISLAM DAN EKONOMI UMUM
 
sejarah pemikiran ekonomi islam
sejarah pemikiran ekonomi islamsejarah pemikiran ekonomi islam
sejarah pemikiran ekonomi islam
 
Tokoh Ilmuwan Muslim dalam Peradaban Islam
Tokoh Ilmuwan Muslim dalam Peradaban IslamTokoh Ilmuwan Muslim dalam Peradaban Islam
Tokoh Ilmuwan Muslim dalam Peradaban Islam
 
Perbandingan periodisasi ekonomi islam vs ekonomi konvensional
Perbandingan periodisasi ekonomi islam vs ekonomi konvensionalPerbandingan periodisasi ekonomi islam vs ekonomi konvensional
Perbandingan periodisasi ekonomi islam vs ekonomi konvensional
 
Pembaharuan Hukum Islam DI Mesir Oleh Muh.Abduh(Sukma AP).pdf
Pembaharuan Hukum Islam DI Mesir Oleh Muh.Abduh(Sukma AP).pdfPembaharuan Hukum Islam DI Mesir Oleh Muh.Abduh(Sukma AP).pdf
Pembaharuan Hukum Islam DI Mesir Oleh Muh.Abduh(Sukma AP).pdf
 
periodisasi ekonomi islam dengan ekonomi umum
periodisasi ekonomi islam  dengan ekonomi umumperiodisasi ekonomi islam  dengan ekonomi umum
periodisasi ekonomi islam dengan ekonomi umum
 
Ibnu khaldun
Ibnu khaldunIbnu khaldun
Ibnu khaldun
 
Perkembangan islam pada masa abbasiyah
Perkembangan islam pada masa abbasiyahPerkembangan islam pada masa abbasiyah
Perkembangan islam pada masa abbasiyah
 
ekonomi islam
ekonomi islamekonomi islam
ekonomi islam
 
Sejarh pemikir ekonomi fuqaha
Sejarh pemikir ekonomi fuqahaSejarh pemikir ekonomi fuqaha
Sejarh pemikir ekonomi fuqaha
 
Pemikiran ekonomi al ghazali
Pemikiran ekonomi al ghazaliPemikiran ekonomi al ghazali
Pemikiran ekonomi al ghazali
 
Makalah ke 2.docx
Makalah ke 2.docxMakalah ke 2.docx
Makalah ke 2.docx
 

More from Early Ridho Kismawadi

Jurnal At Tasyri volume iv, no 2, agustus 2012 - januari 2013
Jurnal At Tasyri volume iv, no 2, agustus 2012 - januari 2013Jurnal At Tasyri volume iv, no 2, agustus 2012 - januari 2013
Jurnal At Tasyri volume iv, no 2, agustus 2012 - januari 2013Early Ridho Kismawadi
 
Jurnal at tasyri' volume iii, no 1, februari - juli 2011
Jurnal at tasyri' volume iii, no 1, februari - juli 2011Jurnal at tasyri' volume iii, no 1, februari - juli 2011
Jurnal at tasyri' volume iii, no 1, februari - juli 2011Early Ridho Kismawadi
 
Konsep Elastisitas Teori Perilaku Konsumen dan Teori Produksi
Konsep Elastisitas Teori Perilaku Konsumen dan Teori ProduksiKonsep Elastisitas Teori Perilaku Konsumen dan Teori Produksi
Konsep Elastisitas Teori Perilaku Konsumen dan Teori ProduksiEarly Ridho Kismawadi
 
Pengaruh Variabel Makro Ekonomi Terhadap Jakarta Islamic Index
Pengaruh Variabel Makro Ekonomi Terhadap Jakarta Islamic IndexPengaruh Variabel Makro Ekonomi Terhadap Jakarta Islamic Index
Pengaruh Variabel Makro Ekonomi Terhadap Jakarta Islamic IndexEarly Ridho Kismawadi
 
Hubungan Antara Rentabilitas Dengan Likuiditas Pada PT. Bank Pembiayaan Rakya...
Hubungan Antara Rentabilitas Dengan Likuiditas Pada PT. Bank Pembiayaan Rakya...Hubungan Antara Rentabilitas Dengan Likuiditas Pada PT. Bank Pembiayaan Rakya...
Hubungan Antara Rentabilitas Dengan Likuiditas Pada PT. Bank Pembiayaan Rakya...Early Ridho Kismawadi
 
Kepemilikan Umum (Al Milkiyyat Al 'Ammah/ Public Property)
Kepemilikan Umum (Al Milkiyyat Al 'Ammah/ Public Property)Kepemilikan Umum (Al Milkiyyat Al 'Ammah/ Public Property)
Kepemilikan Umum (Al Milkiyyat Al 'Ammah/ Public Property)Early Ridho Kismawadi
 
Resensi Islamic Economics, Theory and Practice, Prof. Muhammad Abdul Mannan
Resensi Islamic Economics, Theory and Practice, Prof. Muhammad Abdul MannanResensi Islamic Economics, Theory and Practice, Prof. Muhammad Abdul Mannan
Resensi Islamic Economics, Theory and Practice, Prof. Muhammad Abdul MannanEarly Ridho Kismawadi
 
Pendekatan Dalam Pengkajian Islam Pendekatan Hukum (PDPI)
Pendekatan Dalam Pengkajian Islam Pendekatan Hukum (PDPI)Pendekatan Dalam Pengkajian Islam Pendekatan Hukum (PDPI)
Pendekatan Dalam Pengkajian Islam Pendekatan Hukum (PDPI)Early Ridho Kismawadi
 

More from Early Ridho Kismawadi (18)

Jurnal At Tasyri volume iv, no 2, agustus 2012 - januari 2013
Jurnal At Tasyri volume iv, no 2, agustus 2012 - januari 2013Jurnal At Tasyri volume iv, no 2, agustus 2012 - januari 2013
Jurnal At Tasyri volume iv, no 2, agustus 2012 - januari 2013
 
Jurnal at tasyri' volume iii, no 1, februari - juli 2011
Jurnal at tasyri' volume iii, no 1, februari - juli 2011Jurnal at tasyri' volume iii, no 1, februari - juli 2011
Jurnal at tasyri' volume iii, no 1, februari - juli 2011
 
Pendapatan nasional
Pendapatan nasionalPendapatan nasional
Pendapatan nasional
 
Konsep Elastisitas Teori Perilaku Konsumen dan Teori Produksi
Konsep Elastisitas Teori Perilaku Konsumen dan Teori ProduksiKonsep Elastisitas Teori Perilaku Konsumen dan Teori Produksi
Konsep Elastisitas Teori Perilaku Konsumen dan Teori Produksi
 
Ilmu ekonomi
Ilmu ekonomi Ilmu ekonomi
Ilmu ekonomi
 
Takhrij hadis
Takhrij hadisTakhrij hadis
Takhrij hadis
 
Pengaruh Variabel Makro Ekonomi Terhadap Jakarta Islamic Index
Pengaruh Variabel Makro Ekonomi Terhadap Jakarta Islamic IndexPengaruh Variabel Makro Ekonomi Terhadap Jakarta Islamic Index
Pengaruh Variabel Makro Ekonomi Terhadap Jakarta Islamic Index
 
Hubungan Antara Rentabilitas Dengan Likuiditas Pada PT. Bank Pembiayaan Rakya...
Hubungan Antara Rentabilitas Dengan Likuiditas Pada PT. Bank Pembiayaan Rakya...Hubungan Antara Rentabilitas Dengan Likuiditas Pada PT. Bank Pembiayaan Rakya...
Hubungan Antara Rentabilitas Dengan Likuiditas Pada PT. Bank Pembiayaan Rakya...
 
Akuntansi Syariah
Akuntansi SyariahAkuntansi Syariah
Akuntansi Syariah
 
Akuntansi Syariah,
Akuntansi Syariah,Akuntansi Syariah,
Akuntansi Syariah,
 
Kepemilikan Umum (Al Milkiyyat Al 'Ammah/ Public Property)
Kepemilikan Umum (Al Milkiyyat Al 'Ammah/ Public Property)Kepemilikan Umum (Al Milkiyyat Al 'Ammah/ Public Property)
Kepemilikan Umum (Al Milkiyyat Al 'Ammah/ Public Property)
 
Ayat dan Hadis Ekonomi
Ayat dan Hadis EkonomiAyat dan Hadis Ekonomi
Ayat dan Hadis Ekonomi
 
Resensi Islamic Economics, Theory and Practice, Prof. Muhammad Abdul Mannan
Resensi Islamic Economics, Theory and Practice, Prof. Muhammad Abdul MannanResensi Islamic Economics, Theory and Practice, Prof. Muhammad Abdul Mannan
Resensi Islamic Economics, Theory and Practice, Prof. Muhammad Abdul Mannan
 
Pendekatan Dalam Pengkajian Islam Pendekatan Hukum (PDPI)
Pendekatan Dalam Pengkajian Islam Pendekatan Hukum (PDPI)Pendekatan Dalam Pengkajian Islam Pendekatan Hukum (PDPI)
Pendekatan Dalam Pengkajian Islam Pendekatan Hukum (PDPI)
 
Hadis dhaif
Hadis dhaifHadis dhaif
Hadis dhaif
 
Takhrij hadis
Takhrij hadisTakhrij hadis
Takhrij hadis
 
Qadariah dan jabariah
Qadariah dan jabariahQadariah dan jabariah
Qadariah dan jabariah
 
Ahlul ra'yi
Ahlul ra'yiAhlul ra'yi
Ahlul ra'yi
 

Recently uploaded

Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari Ini
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari IniSizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari Ini
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari IniSizi99
 
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...Neta
 
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari Ini
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari IniJasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari Ini
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari IniJasatoto99
 
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdfPEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdfachsofyan1
 
Sakai99 : Daftar Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya Gampang Maxwin
Sakai99 : Daftar Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya Gampang MaxwinSakai99 : Daftar Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya Gampang Maxwin
Sakai99 : Daftar Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya Gampang MaxwinSakai99
 
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolikMAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolikssuser328cb5
 
Bento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang Maxwin
Bento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang MaxwinBento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang Maxwin
Bento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang MaxwinBento88slot
 
IDMPO : SITUS GAME SLOT GACOR & BONUS SLOT 100%, JACKPOT
IDMPO : SITUS GAME SLOT GACOR & BONUS SLOT 100%, JACKPOTIDMPO : SITUS GAME SLOT GACOR & BONUS SLOT 100%, JACKPOT
IDMPO : SITUS GAME SLOT GACOR & BONUS SLOT 100%, JACKPOTNeta
 
Musik Tradisi FLS2N dan Seni Siswa Nasional 2024
Musik Tradisi FLS2N dan Seni Siswa Nasional 2024Musik Tradisi FLS2N dan Seni Siswa Nasional 2024
Musik Tradisi FLS2N dan Seni Siswa Nasional 2024ADYSULISTIYO2
 

Recently uploaded (9)

Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari Ini
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari IniSizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari Ini
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari Ini
 
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
 
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari Ini
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari IniJasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari Ini
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari Ini
 
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdfPEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
 
Sakai99 : Daftar Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya Gampang Maxwin
Sakai99 : Daftar Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya Gampang MaxwinSakai99 : Daftar Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya Gampang Maxwin
Sakai99 : Daftar Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya Gampang Maxwin
 
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolikMAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
 
Bento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang Maxwin
Bento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang MaxwinBento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang Maxwin
Bento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang Maxwin
 
IDMPO : SITUS GAME SLOT GACOR & BONUS SLOT 100%, JACKPOT
IDMPO : SITUS GAME SLOT GACOR & BONUS SLOT 100%, JACKPOTIDMPO : SITUS GAME SLOT GACOR & BONUS SLOT 100%, JACKPOT
IDMPO : SITUS GAME SLOT GACOR & BONUS SLOT 100%, JACKPOT
 
Musik Tradisi FLS2N dan Seni Siswa Nasional 2024
Musik Tradisi FLS2N dan Seni Siswa Nasional 2024Musik Tradisi FLS2N dan Seni Siswa Nasional 2024
Musik Tradisi FLS2N dan Seni Siswa Nasional 2024
 

Abu yusuf

  • 1. 1 BAB I Pendahuluan Ilmu ekonomi modern yang saat ini berkembang pesat di Barat, adalah merupakan kelanjutan perkembangan ilmu ekonomi dari masa ke masa, mulai zaman pra sejarah sampai zaman modern saat ini, tanpa terputus sama sekali. Semua peradaban yang pernah eksis dalam sejarah kehidupan manusia turut andil dalam proses evolusi ilmu ekonomi. Ada suatu masa di mana peradaban Islam berada pada puncak kejayaannya dan berkontribusi besar dalam pengembangan science termasuk di dalamnya ilmu ekonomi, namun masa kejayaan ini berusaha ditutup rapat oleh para Ilmuan Barat dan Eropa yang menurut Schumpeter dalam economic analysisnya disebut sebagai Great Gap atau Blank Centuries1. Kebanyakan dari Mahasiswa saat ini lebih mengenal Adam Smith(1723- 1790M) dan para tokoh ekonomi lainnya yang berasal dari barat, akan tetapi kita belum tentu mengetauhi bahwa Islampun memiliki para tokoh ekonomi awal (klasik), seperti Al-Ghazali(450-505 H)/(1058-1111M),Abu Ubaid dan lain-lain. Oleh karenanya menarik untuk dibicarakan satu tokoh ekonomi Islam yang brillian di masanya, yaitu Abu Yusuf, yang terkenal dengan kitab Kharaj-nya (Manual on Land Tax) yang hidup pada masa daulah Abbassiah yaitu pada masa Khalifah Harun al- Rasyid. 1 Joseph A. Schumpeter dalam karya klasiknya, History of Economic Analysis (1954) memperkenalkan sebuah tesis “Great Gap” yang menyatakan bahwa terdapat masa kekosongan (blank centuries) antara zaman kejayaan Yunani (Greeks) sampai zaman munculnya ilmuwan-ilmuwan Latin (Latin Scholastics), khususnya St Thomas Aquinus (1225-1274 M) di Eropa. Selama masa kekosongan ini, Schumpeter berpendapat bahwa tidak ada tulisan satu pun yang relevan tentang ekonomi.Tesis Schumpeter ini berusaha menafikan kontribusi peradaban Islam terhadap evolusi perkembangan ilmu pengetahun (intellectual evolution) sampai zaman modern ini.Di saat Islam mencapai puncak kejayaannya di Cordova, kehidupan orang Eropa masih berada pada titik peradaban yang terendah.Kehidupan bangsa Eropa mulai berubah ketika mereka mulai bersentuhan dengan peradaban Islam di Andalusia (Spanyol).
  • 2. 2 Selain itu ekonomi Islam yang telah hadir kembali saat ini, bukanlah suatu hal yang tiba-tiba datang begitu saja. Karena yang sudah kita ketauhi dari paragraph diatas tadi, bahwa terdapat tokoh-tokoh ekonomi Islam, yang mana konsep ekonomi mereka berakar pada hukum Islam yang bersumber dari Al Qur‟an dan Hadis Nabi saw. Sebagaiman tokoh yang akan dibahas dalam makaah ini yaitu Abu Yusuf, beliau telah memberikan kontribusi pemikiran ekonomi. Beliau merupakan seorang tokoh muslim pertama yang menyinggung masalah mekanisme pasar. makalah ini akan berusaha mengangkat tentang bagaimanakah pemikiran ekonomi beliau. Adapun pembahasan dalam makalah ini akan diawali dengan Sekilas tentang Abu Yusuf, Kitab al-Kharaj, Latar Belakang Pemikiran Ekonomi Abu Yusuf, Mekanisme Pemikiran Ekonomi Abu Yusuf, Sistem Ekonomi Abu Yusuf, Tujuan Kebijakan ekonomi Abu Yusuf.
  • 3. 3 BAB II Pemikiran Ekonomi Abu Yusuf A. Sekilas Tentang Abu Yusuf Abu Yusuf (113-182 H/731-798 M) Adapun nama panjang dari Abu yusuf adalah Imam Abu Yusuf Ya‟qub bin Ibrahim bin Habib al-anshari al-jalbi al-Kufi al- Baghdadi. Di panggil al-anshari karena ibunya masih keturunan dari salah seorang sahabat Rasulullah Saw., Sa`ad Al-Anshari2. Beliau dilahirkan di kota Kufa. Pada masa kecilnya, Imam Abu Yusuf memiliki ketertarikan yang kuat pada ilmu pengetahuan, terutama pada ilmu hadis. Abu Yusuf menimba berbagai ilmu kepada banyak ulama besar, seperti Abu Muhammad atho bin as-Saib Al-kufi, Pendidikannya dimulai dari belajar hadits dari bebearapa tokoh. Ia juga ahli dalam bidang fiqh, beliau belajar dari seorang guru yang bernama Muhammad Ibnu abdur Rohman bin Abi laila yang lebih di kenal dengan nama Ibn Abi Laila.selam tujuh belas tahun Abu Yusuf tiada henti-hentinya belajar kepada Abu hanifa, iapun terkenal sebagai salah satu murid terkemuka Abu Hanifa, Abu Yusuf merupakan seorang fukaha yang sesunggunya lahir di masa Ummayyah, namun mulai berkarya dengan kualitas yang diakui di masa abassiyah3. Adapun buku-buku yang pernah ditulis Abu Yusuf seperti: 1. Kitab al-Atsar 2. Kitab ikhtilaf Ibni Abi Hanifa wa Laila 3. Kitab ar-Radd ala al-Siyar Auza`i 2 Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada: 2004), h.231 3 Mustafa Edwin, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam (Jakarta: KPMG, 2007), h. 185.
  • 4. 4 4. Kitab al-Kharaj. Buku ini merupakan buku yang paling popular dari kepopuleran buku-bukunya yang lain. Dengan buku ini dia dianugerahi sebagai Ulan fikih dan ahli ekonomi klasik muslim4. B. Kitab al-Kharaj Abu Yusuf menuliskan bahwa Amir al-Mu‟minin(khalifah harun Al Rasyid) telah memintanya untuk mempersiapkan sebuah buku yang komprehensif yang dapat digunakan sebagai petunjuk pengumpulan pajak yang sah, yang dirancang untuk menghindari penindasan terhadap rakyat. Al-Kharaj merupakan kitab pertama yang menghimpun semua pemasukan daulah islamiyah dan pos-pos pengeluaran berdasarkan kitabullah dan sunnah rasul saw. Dalam kitab ini dijelaskan bagaimana seharusnya sikap penguasa dalam menghimpun pemasukan dari rakyat sehingga diharapkan paling tidak dalam proses penghimpunan pemasukan bebas dari kecacatan sehingga hasil optimal dapat direalisasikan bagi kemaslahatan warga Negara. Kitab ini dapat digolongkan sebagai fublic finance dalam pengertian ekonomi modern. Pendekatan yang dipakai dalam kitab al-Kharaj sangat pragmatis dan bercorak fiqh. Kitab ini berupaya membangun sebuah system keuangan public yang mudak dilaksanakan yang sesuai dengan hokum islam yang sesuai dengan persyaratan ekonomi. Abu Yusuf dalam kitab ini sering menggunakan ayat-ayat Al Qur‟an dan Sunnah Nabi saw serta praktek dari para penguasa saleh terdahulu sebagai acuannya sehingga membuat gagasan-gagasannya relevan dan mantap. Misalnya Abu yusuf dalam kitabnya al-Kharaj mengomentari perbuatan khalifah Umar dengan mengatakan: pendapat Umar ra yang menolak pembagian tanah kepada penakluknya tersebut, adalah sesuai dengan keterangan al-Qur`an yang di ilhamkan Allah kepadanya dan merupakan taufiq dari Allah kepadanya dalam tindakan yang diambilnya dalam keputusan ini dinyatakan bahwa kekayaan tersebut adalah untuk seluruh umat Islam. Sedangkan pendapatnya yg menegaskan bahwa penghasilan 4 http://www.islamic economic abu yusuf, business, and finance.com (23 februari 2010), h.1
  • 5. 5 tanah tersebut harus di kumpulkan kemudian dibagi kepada kaum muslimin, juga membawa manfaat yang luas bagi mereka semua5. Penamaan al-Kharaj terhadap kitab ini, dikarenakan memuat beberapa persoalan pajak, jiz'ah Kaum non muslim wajib membayar jizyah, namun jika mereka meninggalmaka jizyah tersebut tidak boleh dibayar oleh ahli warisnya. Jizyah dalam terminology konvensional disebut dengan pajak perlindungan, yakni jasa keamanan yang diberikan Negara islam kepada kaum non muslim. Bagi kaum non muslim yang ikut berperang , maka bagi mereka tidak dibebankan untuk membayar jizyah. Berdasarkan klasifikasi strata masyarakat maka jizyah bagi golongan kaya sebesar 4 dinar, golongan menengah 2 dinar dan kelas miskin 1 dinar. Tentang mereka yang enggan membayar jizyah, beliau menyatakan bahwa dalam menarik jizyah dari orang-orang non muslim tidak perlu dengan cara kekerasan tetapi dengan cara yang kekeluargaan yakni memberlakukan mereka layaknya teman, karena hal ini dapat member pengaruh positif yaitu bertambah simpatinya kaum non muslim terhadap Islam., serta masalah-masalah pemerintahan. C. Latar Belakang Pemikiran Ekonomi Abu Yusuf Latar belakang pemikirannya tentang ekonomi, setidaknya dipengaruhi beberapa faktor, baik intern maupun ekstern.Faktor intern muncul dari latar belakang pendidikannya yang dipengaruhi dari beberapa gurunya.Hal ini nampak dari, setting social dalam penetapan kebijakan yang dikeluarkannya, tidak keluar dari konteksnya.Ia berupaya melepaskan belenggu pemikiran yang telah digariskan para pendahulu, dengan cara mengedepankan rasionalitas dengan tidak bertaqlid. Faktor ekstern, adanya system pemerintahan yang absolute dan terjadinya pemberontakan masyarakat terhadap kebijakan khalifah yang sering menindas rakyat.Ia tumbuh dalam keadaan politik dan ekonomi kenegaraan yang tidak stabil, karena antara 5 Yusuf al-Qardhawi, Peran Nilai dan Moral Perekonomian (Jakarta: Rabbani press: 1997), h. 431
  • 6. 6 penguasa dan tokoh agama sulit untuk dipertemukan. Dengan setting social seperti itulah Abu Yusuf tampil dengan pemikiran ekonomi al-Kharaj6.Penekanan terhadap tanggung jawab penguasa merupakan tema pemikiran ekonomi Islam yang selalu dikaji sejak awal. Tema ini pula yang ditekankan Abu Yusuf dalam surat panjang yang dikirimkannya kepada penguasa Dinasti Abbasiyah, Khalifa Harun Al-Rasyid. Di kemudian hari, surat yang membahas tentang pertanian dan perpajakan tersebut dikenal sebagai kitab al-Kharaj. Abu Yusuf cenderung menyetujui negara mengambil bagian dari hasil pertanian dari para penggarap daripada menarik sewa dari lahan pertanian. Dalam pandangannya, cara ini lebih adil dan tampaknya akan memberikan hasil produksi yang lebih besar dengan memberikan kemudahan dalam memperluas tanah garapan. Dalam hal pajak, ia telah meletakan prinsip-prinsip yang jelas yang berabad-abad kemudian dikenal oleh para ahli ekonomi sebagai canons of taxation. Kesanggupan membayar, pemberian waktu yang longgar bagi pembayar pajak dan sentralisasi pembuatan keputusan dalam administrasi pajak adalah beberapa prinsip yang ditekankannya7.Misalnya abu Yusuf juga mengangkat kisah khalifah Umar ibn Khattab yang menghadapi kaum nasrani bani Tlaghlab. Mereka hádala orang arab yang anti pajak. Maka jangan sekali-kali kamu engkau jadikan mereka sebagai musuh (karena tidak mau membayar pajak), maka ambillah dari mereka pajak dengan atas nama sedekah. Karena mereka Sejak dulu mau membayar sedekah dengan berlipat ganda asa tidak bernama pajak. Mendengar hal itu pada mulanya khalifah Umar menolak usulan ini, tetapi kemudian hari justru menyetujuinya, sebab di dalamnya terdapat unsur mengais manfaat dan mencegah mudharat[8]. Sebagai contoh dalam sentralisasi pembuatan keputusan dalam administrasi pajak. 6 Naili Rahmawati, Pemikiran Ekonomi Islami Abu Yusuf, makalah disajikan pada situs pemikiran ekonomi abu yusuf, 03 rabiul awal 1431 H, mataram, h. 1-2 7 Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Jakarta: RGP: 2004), h.14-15
  • 7. 7 Dalam bukunya kitab al-Kharaj, Abu Yusuf menguraikan kondisi-kondisi untuk perpajakan, yaitu: 1. Charging a justifiable minimum (harga minimum yang dapat dibenarkan) 2. No oppression of tax-payers (tidak menindas para pembayar pajak) 3. Maintenance of a healthy treasury, (pemeliharaan harta benda yang sehat) 4. Benefiting both government and tax-payers (manfaat yang diperoleh bagi pemerintah dan para pembayar pajak) 5. In choosing between alternative policies having the same effects on treasury, preferring the one that benefits tax-payers (pada pilihan antara beberapa alternatif peraturan yang memeliki dampak yang sama pada harta benda, yang melebihi salah satu manfaat bagi para pembayar pajak[9] Abu Yusuf dengan keras menentang pajak pertanian.Ia menyarankan agar petugas pajak diberi gaji dan perilaku mereka harus diawasi untuk mencegah korupsi dan praktek penindasan. Dan mengusulkan penggantian system pajak tetap (lump sum system) atas tanah menjadi pajak proporsional atas hasil pertanian. Sistem proporsional ini lebih mencerminkan rasa keadilan serta mampu menjadi automatic stabilizer bagi perekonomian sehingga dalam jangka panjang perekonomian tidak akan berfluktuasi terlalu tajam8. Bagi Abu Yusuf metode pajak secara proporsional dapat meningkatkan pemasukan negara dari pajak tanah dari sisi lain mendorong para penanam untuk meningkatkan produksinya. Abu Yusuf menyatakan: Dalam pandangan saya, system perpajakan terbaik untuk menghasilkan pemasukan lebih banyak bagi keuangan negara dan yang paling tepat untuk menghindari kezaliman terhadap pembayar pajak oleh para pengumpul pajak adalah 8 P3EI UII Yogyakarta, Ekonomi Islam (Jakarta, Rajagrafindo Persada: 2008), h.107
  • 8. 8 pajak pertanian yang proporsional. System ini akan menghalau kezaliman terhadap para pembayar pajak dan menguntungkan keuangan negara9. Sistem pajak ini didasarkan pada hasil pertanian yang sudah diketahui dan dinilai, system tersebut mensyaratkan penetapan pajak berdasarkan produksi keseluruhan, sehingga system ini akan mendorong para petani untuk memanfaatkan tanah tandus dan amati agar mnemperoleh bagian tambahan. Dalam menetapkan angka. Abu Yusuf menganggap system irigasi sebagai landasannya, perbedaan angka yang diajukannya adalah sebagai berikut: 1. 40 % dari produksi yang diairi oleh hujan alamiah 2. 30 % dari produksi yang diairi secara artificial 1/3 dari produksi tanaman (pohon palm, kebun buah-buahan dan sebagainya) ¼ dari produksi tanaman musim panas. Dari tingkatan angka di atas dapat dilihat bahwa Abu Yusuf menggunakan sistem irigasi sebagai kriteria untuk menentukan kemampuan tanah membayar pajak, beliau menganjurkan menetapkan angka berdasarkan kerja dan modal yang digunakan dalam menanam tanaman. Abu Yusuf wrote too that all persons had the right to use water from the great rivers. But if the canal excavated passed through land belonging to others, then those who benefited from this canal might have to pay compensation like a monthly charge (Abu Yusuf juga menjeaskan bahwa semua manua memiiki hak untuk menggunakan air dari sungai besar tetapi jika kanal (parit kecil) digali yang melalui lahan milik 9 Abu Yusuf, kitab Al kharaj (Beirut: Dar Al Ma‟arif, 1979), h. 50 Sebagaimana Dikutib Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada: 2004), h.245.
  • 9. 9 orang lain, kemudian ini dimanfaat dari kanal tersebut harus membayar kopensasi seperti membayar iuran setiap bulan)10. Hal kontroversial dalam analisis ekonomi Abu Yusuf ialah pada masalah pengendalian harga (tas`ir). Ia menentang penguasa yang menetapkan harga. Argumennya didasarkan pada sunnah Rasul. Dalam hal ini beliau mengutip hadis- hadis rasulullah saw yang menyatakan bahwa “tinggi dan rendahnya barang merupakan bagian dari keterkaitan dengan keberadaan allah, dan kita tidak bias mencampuri terlalu jauh bagian dari ketetapan tersebut ” (Riwayat Abdu a-Rahman bin Abi Laila dari Hikam bin „Utaibah) dan hadis yang menyatakan “Sesungguhnya urusan tinggi dan rendahnya harga suatu barang punya kaitan erat dengan kekuasaan allah swt. Aku berharap dapat bertemu dengan Tuhanku di mana salah seorang diantara kalian tidak akan menuntutku karena kezhaliman” (Hadis Tsabit Abu Hamzah al-Yamani dari Salim bin Abi Ja‟ad) dan “…Allah itu sesungguhnya adalah penentu harga, penahan, pencurah serta pemberi rizki.Aku mengharapkan dapat menemui Tuhanku dimana salah seorang di antara kalian tidak menuntutku karena kezhaliman dalam hal darah dan harta” (Riwayat Sufyan bin Uyainah, dari Ayub dari Hasan). Abu yusuf menyatakan bahwa hasil panen yang berlimpah bukan bukan alasan Untuk menurunkan harga panen dan, sebaliknya., kelangkaan tidak mengakibatkan harganya melambung. Pendapat abu Yusuf ini merupakan hasi observasi.Fakta dilapangan menunjukkan bahwa ada kemungkinan kelebihan hasil dapat berdampingan dengan harga yang tinggi dan kelangkaan dengan harga yang rendah. Namun disisi lain, abu Yusuf juga tidak menolak peranan permintaan dan penawaran dalam penentuan harga11 . tapi kelihatannya Abu Yusuf ingin mengatakan bahwa kenyataannya Abu Yusuf ingin mengatakan bahwa pada kenyataannya harga 10 http://www.islamic-world.net/economics/al_kharaj.html. 11 Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Jakarta: RGP: 2004), h.15
  • 10. 10 tidak hanya bergantung pada kekuatan penawaran tetapi juga permintaan. Karena itu peningkatan atau penurunan harga tidak selalu berhubungan dengan penurunan atau peningkatan dalam produksi. Secara tegas ia mengatakan ada beberapa variabel- variabel lain yang mempengaruhi, namun beliau tidak menjelaskan secara rinci, variabel-variabel apa saja itu12. Tapi bias dari variabel itu adalah pergeseran dalam permintaan atau jumlah uang yang beredar di suatu Negara, atau penimbunan dan penahanan barang, atau semua hal tersebut. Menurut Siddiqi sebagaimana yang telah dikutip oleh Adiwarman bahwa ucapan Abu yusuf harus diterima sebagai pernyataan dari hasil pengamatan pada saat itu, yakni keberadaan yang bersamaan antara melimpahnya barang dan tingginya harga serta kelangkaan barang dan harga rendah. Dapat dilihat bahwa pemikiran Abu Yusuf menggambarkan adanya batasan- batasan tertentu bagi pemerintah dalam menentukan kebijakan harga. Abu Yusuf lebih banyak mengedepankan ra‟yu dengan menggunakan perangkat analisis qiyas dalam upaya mencapai kemaslahatan „ammah sebagai tujuan akhir hukum. Penting diketahui, para penguasa pada periode itu umumnya memecahkan masalah kenaikan harga dengan menambah suplai bahan makana dan mereka menghindari kntrol harga.Kecendrungan yang ada daam pemikiran ekonomi adalah membersihkan pasar dari praktek penimbunan, monopoli, dan pratek korup lainnya dan kemudian membiarkan penentuan harga kepada kekuatan permintaan dan penawaran.Abu Yusuf tidak dikecualikan dalam hal kecenderungan ini13. 12 Mustafa Edwin, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam (Jakarta: KPMG, 2007), h. 186. 13 Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Jakarta: RGP: 2004), h.15.
  • 11. 11 D. Teori Perpajakan. System Wazifah Dan System Muqosomah. Wazifah dan muqosomah merupakan istilah dalam membahasakan system pemungutan pajak. Wazifah memberikan arti bahwa system pemungutan yang ditentukan berdasarkan nilai tetap, tanpa membedakan ukuran tingkat kemampuan wajib pajak atau mungkin dapat dibahasakan dengan pajak yang dipungut dengan ketentuan jumlah yang sama secara keseluruhan, sedangkan Muqosomah merupakan system pemungutan pajak yang diberlakukan berdasarkan nilai yang tidak tetap (berubah) dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan dan persentase penghasilan atau pajak proporsional, sehingga pajak diambil dengan cara yang tidak membebani kepada masyarakat14. Berkaitan dengan ini Abu Yusuf mengatakan; Saya mendapat pertanyaan mengenai pajak dan pengumpulannya di Sawad. Saya mengumpulkan pendapat orang-orang di lapangan dan mendiskusikan permasalahan tersebut bersama mereka, dan tak satupun yang gagal dalam pelaksanaanya, kemudian saya menanyakan tentang kharaj yang ditetapkan (tauzif) oleh umar bin Khatab, dan tentang kapasitas tanah yang dikenai pajak (wazifah) mereka (orang-orang yang dikumpulkan untuk bermusyawarah) tersebut mengungkapkan, bahwa belakangan ini tanah-tanah subur lebih banyak dibandingkan dengan tanah-tanah yang tidak subur, dan mereka juga mengungkapkan banyaknya tanah sisa yang tidak dikerjakan (nonproduktif) dan sedikitnya tanah garapan yang digunakan sebagai subyek kharaj. Menurut pandangan mereka , jika tanah yang tidak digarap yang kami miliki akan dikenakan kharaj seperti halnya tanah garapan yang subur, maka kami tidak akan bisa mengerjakan tanah atau lahan-lahan yang ada sekarang, lantaran ketidakmampuan kami untuk membayar kharaj terhadap tanah yang non-produktif tersebut, dan jika tanah tersebut tidak dikelola dalam waktu seratus tahun, maka ia tetap akan menjadi subyek kharaj atau tetap tidak akan pernah 14 Ibid.
  • 12. 12 digarap selamanya, dan jika memang demikian halnya maka bagi orang-orang yang menggarap tanah ini untuk keperluan sehari-hari tidak bisa dikenai kharaj. Konsekuensinya, saya menyadari bahwa biaya yang tetap dalam15. Abu Yusuf dalam membenahi system perekonomian, ia membenahi mekanisme ekonomi dengan jalan membuka jurang pemisah antara kaya dan miskin. Membangun fleksibilitas social Problematika muslim dan non-muslim juga tidak lepas dari pembahasan Abu Yusuf, yaitu tentang kewajiban warga negara non-Muslim untuk membayar pajak. Abu Yusuf memandang bahwa warga Negara sama dihadapan hukum, sekalipun beragama non-Islam. Dalam hal ini Abu Yusuf membagi tiga golongan orang yang tidak memiliki kapasitas hukum secara penuh, yaitu Harbi, Musta‟min, dan Dzimmi.Kelompok Musta‟min dan Dzimmi adalah kelompok asing yang berada di wilayah kekuasaan Islam dan membutuhkan perlindungan keamanan dari pemerintah Islam, serta tunduk dengan segala aturan hukum yang berlaku.Perhatian ini diberikan Abu Yusuf dalam rangka memberi pemahaman keseimbangan dan persamaan hak dan juga mekanisme penetapam pajak jiz‟ah. Pembayaran jiz‟ah oleh non-muslim, bukanlah sebagai hukuman atas ketidakpercayaan mereka terhadap Islam, sebab hal iti bertentangan dengan al-Qur‟an (2): 256 ; tidak ada paksaan dalam agama. Jiz‟ah tidak diberlakukan bagi perempuan, anak-anak, orang miskin dan kalangan tidak mampu.Bagi yang tidak mampu membayar, mereka juga wajib dilindungi dan disantuni. Berkaitan dengan jiz‟ah ini, Abu Yusuf secara khusus membahasnya yang ditujukan kepada Harun al-Rasyid.Beliau mengatakan “siapa saja yang memaksa warga yang bukan muslim, atau meminta pajak kepada mereka di luar 15 Naili Rahmawati, Pemikiran Ekonomi Islami Abu Yusuf, Makalah Disajikan Pada Situs Pemikiran Ekonomi Abu Yusuf, 03 rabiul awal 1431 H, mataram, h. 15
  • 13. 13 kemampuannya, maka aku termasuk golongannya. Jiz‟ah, jika dihadapkan pada konteks realitas social ekonomi masyarakat, maka pertimbangan persentase berdasarkan pendapat Abu Yusuf di atas kiranya lebih mengarah pada tingkat keseimbangan dan nilai-nilai keadilan yang manusiawi,.Hal ini dilakukan sebagai ukuran material dan kemampuan masyarakat dalam menunaikan kewajibannya sebagai warga Negara.Pemahaman fleksibilitas yang dibangun Abu yusuf juga terlihat dari sikapnya yang toleran pada non-Muslim dalam memberi izin melakukan transaksi perdagangan di wilayah kekuasaan Islam. Hal lain, yang dilakukan Abu Yusuf adalah menolak pendapat yang melarang pedagang Islam untuk berdagang di wilayah Dar al_harbi. Hal ini dilakukan guna membuka peluang untuk kontribusi bagi pembangunan dan penyebaran tekhik perdagangan ke seluruh dunia, seperti Cina, Afrika, Asia Tengah, Asia Tenggara dan Turki. Dari sikap Abu Yusuf di atas, terlihat bahwa ia memperhatikan hubungan baik antar Negara, pengembangan ekonomi perdagangan, sertaupaya mensikapi perekonomian masyarakat sebagai antisipasi jika terjadi krisiskebutuhan pokok. E. Mekanisme Harga Abu Yusuf menyangkal pendapat umum mengenai hubungan timbal balik antara penawaran dan harga. Pendapat umum yang berkembang saat ini menyatakan apabila barang yang tersedia sedikit maka kemungkinan harganya pun akan mahal begitupun sebaliknya, apabila jumlah barang yang tersedia banyak, maka harganya akan murah. Namun, pada kenyatannya terbentuknya harga dalam pasar tidak hanya bergantung pada segi penawaran saja, tetapi juga bergantung pada kekuatan permintaan, oleh karena itu, peningkatan atau penurunan harga tidak selalu berhubungan dengan peningkatan atau penurunan permintaan, atau penurunan atau peningkatan produksi Abu Yusuf menyatakan: “ Tidak ada batasan tertentu tentang murah yang dapat dipastikan. Hal tersebut ada yang mengaturnya. Prinsip ini tidak bisa diketahui, murah bukan karena
  • 14. 14 melimpahnya makanan, demikian juga mahal tidak disebabkan karena kelangkaan makanan, murah dan mahal merupakan ketentuan Allah”16 Hal yang sama juga dikemukakan oleh adam smith (1776 M) beberapa abad kemudian dengan mengatakan bahwa harga ditentukan oleh suatu kekuatan yang tidak terlihat (invisible hand) Poin kontroversial dalam analisis ekonomi Abu Yusuf adalah pada masalah pengendalian harga (tas‟ir).Beliau menentang penguasa yang menetapkan harga.Seperti dikemukakan beliau dalam Kitab al-Kharaj bahwa hasil panen pertanian yang berlimpah bukan alasan untuk menurunkan harga panen dan sebaliknya kelangkaan tidak mengakibatkan harganya melambung. Argumennya didasarkan pada hadis Rasulullah SAW: “ Pada masa Rasulullah Saw, harga-harga melambung tinggi, para sahabat mengadu kepada Rasulullah dan memintannya agar melakukan penetapan harga: Rasulullah Saw bersabda, tinggi rendahnya harga barang, merupakan bagian dari ketentuan Allah, kita tidak bisa ikut mencampuri urusan ketetapannya”17 Penekanan abu yusuf atas pekerjaaan umum, seperti dalam bidang penyediaan sarana irigasi dan jalan raya. Dia juga menyarankan sejumlah aturan dalam hal pengukuran jaminan pembangunan untuk memajukan sektor pertanian.. Selain itu semua Abu Yusuf juga memberikan beberapa saran tentang cara- cara memperoleh sumber pembelanjaan untuk jangka panjang, seperti membangun jembatan dan bendungan serta menggali saluran-saluran besar dan kecil.Ketika 16 Abu Yusuf, kitab Al kharaj (Beirut: Dar Al Ma‟arif, 1979), h. 48 Sebagaimana Dikutib Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada: 2004), h.252.. 17 Abu Yusuf, kitab Al kharaj (Beirut: Dar Al Ma‟arif, 1979), h. 49 Sebagaimana Dikutib Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada: 2004), h.253.
  • 15. 15 berbicara tentang pengadaan fasilitas infrasstruktur,18 Abu Yusuf menyatakan bahwa negara bertanggung jawab untuk memenuhinya agar dapat meningkatkan produktivitas tanah, kemakmuran rakyat serta pertumbuhan ekonomi.Ia berpendapat bahwa semua biaya yang dibutuhkan bagi pengadaan proyek Publik. Selain di biadang keuangan Publik, abu Yusuf juga memberikan pandangannya tentang mekanisme pasar dan harga. F. Sistem Ekonomi Abu Yusuf Sistem ekonomi yang dikehendaki oleh Abu yusuf adalah satu upaya untuk mencapai kemaslahatan ummat.Kemaslahatan ini didasarkan pada al-Qur‟an, al- Hadits, maupun landasan-landasan lainnya.Hal inilah yang nampak dalam pembahasannya kitab al-Kharaj.Kemaslahatan yang dimaksud oleh Abu Yusuf adalah, yang dalam termiologi fiqh disebut dengan Maslahah/ kesejahteraan, baik sifatnya individu (mikro) maupun (makro) kelompok.Secara mikro juga diharapkan bahwa manusia dapat menikmati hidup dalam kedamaian dan ketenangan dalam hubungan interaksi sosial antar sesama, dan diatur dengan tatanan masyarakat yang saling menghargai antar masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya.Ukuran maslahah, menurut Abu Yusuf dapat diukur dari beberapa aspek, yaitu keseimbangan, (tawazun), kehendak bebas (al-Ikhtiar), tanggung jawab/keadilan (al-„adalah/accountability), dan berbuat baik (al-Ikhsan).Jika konsepsi maslahah yang dipakai oleh Abu yusuf adalah konsepsi As-Syatibi, maka teori analalisis ekonominya dikategorikan sebagai bentuk dari al_maslahah al-Mu‟tabarah. Selain itu Konsep maslahah ummat seperti ini jika dikembangkan dalam wacana ekonomi masa sekarang dan mendatang adalah sangat memungkinkan.Hal ini nampak, selain dari struktur bangunan pemikirannya yang berangkat pada 18 Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada: 2004), h.235.
  • 16. 16 pengembangan moral etis agamis, juga terlihat dari filterisasi at-Tawazun, alikhtiyar, al-„adalah, al-Ikhsan, yang memungkinkan etika ekonomi bergerak lebih leluasa dan ideal dalam dinamika sosio cultural masyarakat tanpa harus meninggalkan bagian normatifitas transendental ajaran agama. Dalam hal yang berhubungan pemerintahan Abu Yusuf menyusun sebuah kaidah fiqh yang sangat populer, yaitu Tasrruf al-Imam `ala Ra`iyyah Manutun bi al- Mashlaha (setiap tindakan pemerintah yang bertkaitan dengan rakyat senantiasa terkait dengan kemaslahatan mereka).ia menekankan pentingnya sifat amanah dalam mengelola uang negara, uang negara bukan milik khalifah, tetapi amanat allah dan rakyatnya yang harus dijaga dengan penuh tanggungjawab19. Dengan melihat dari bagaimana kebijakan Abu yusuf dalam hal ekonomi, menunjukkan bahwa perkembangan pemikiran ekonomi dalam islam telah memberikan suatu pencerahan. Melihat dari bagaimana pendapat Abu yusuf tentang fluktuasi harga memberikan kesimpulan bahwa system ekonomi yang ada belum tentu bias diterima, tergantung pada keadaan dan situasi yang terjadi pada suatu tenpat. Dengan pemikiran ekonomi Abu Yusuf ini hendaklah dapat mendorong kita untuk menjadi umat yang menghubungkan antara agama dan ekonomi, karena hal yang berhubungan dengan kegiatan manusia tersebut telah di jelaskan hukumnya didalam Al-Qur`an dan Hadis. Selain mendapat kesejahteraan di dunia, kita juga akan mendapat kesejahteraan di akhirat juga. Kesejahteraan (mashlahah itu terbagi dalm dua komponen yaitu; manfaat dan berkah.Yang mana berkah tersebut dapat diperoleh dengan menerapkan prinsip dan nilai Islam dalam kegiataan ekonominya. 19 P3EI UII Yogyakarta, Ekonomi Islam (Jakarta, Rajagrafindo Persada: 2008), h.107.
  • 17. 17 BAB III Kesimpulan Abu Yusuf (113-182 H/731-798 M) merupakan seorang fukaha yang sesunggunya lahir di masa Ummayyah, namun mulai berkarya dengan kualitas yang diakui di masa abassiyah. Adapun nama panjang dari Abu yusuf adalah Imam Abu Yusuf Ya‟qub bin Ibrahim bin Habib al-anshari al-jalbi al-Kufi al-Baghdadi. Pemikiran ekonomi Abu Yusuf tertuang pada karangan terbesarnya yakni kitab al-Kharaj. Al-Kharaj merupakan kitab pertama yang menghimpun semua pemasukan daulah islamiyah dan pos-pos pengeluaran berdasarkan kitabullah dan sunnah rasul saw. Dalam kitab ini dijelaskan bagaimana seharusnya sikap penguasa dalam menghimpun pemasukan dari rakyat sehingga diharapkan paling tidak dalam proses penghimpunan pemasukan bebas dari kecacatan sehingga hasil optimal dapat direalisasikan bagi kemaslahatan warga Negara. Kitab al-Kharaj mencakup berbagai bidang, antara lain : 1. Tentang pemerintahan 2. Tentang keuangan 3. Tentang pertanahan 4. Tentang peradilan Latar belakang pemikirannya tentang ekonomi, setidaknya dipengaruhi beberapa faktor, baik intern maupun ekstern.Faktor intern muncul dari latar belakang pendidikannya yang dipengaruhi dari beberapa gurunya.Faktor ekstern, adanya system pemerintahan yang absolute dan terjadinya pemberontakan masyarakat terhadap kebijakan khalifah yang sering menindas rakyat. Adapun yang menjadi kekuatan utama pemikiran abu yusuf adalah dalam masalah keuangan publik.
  • 18. 18 Abu Yusuf dalam membenahi system perekonomian, ia membenahi mekanisme ekonomi dengan jalan membuka jurang pemisah antara kaya dan miskin. Sistem ekonomi yang dikehendaki oleh Abu yusuf adalah satu upaya untuk mencapai kemaslahatan ummat. Kemaslahatan ini didasarkan pada al-Qur‟an, al- Hadits, maupun landasan-landasan lainnya.Hal inilah yang nampak dalam pembahasannya kitab al-Kharaj. Kemaslahatan yang dimaksud oleh Abu Yusuf adalah, yang dalam termiologi fiqh disebut dengan Maslahah/ kesejahteraan, baik sifatnya individu (mikro) maupun (makro) kelompok Tujuan kebijakan ekonomi Abu Yusuf adalah untuk mencapai maslahah „ammah.Maslahah adalah kesejahteraan yang sifatnya individu (mikro) maupun golongan (makro). Model pemikiran Abu Yusuf adalah berbentuk pemikiran ekonomi kenegaraan, mengupas tentang kebijakan fiskal, yang berkenaan dengan pendapatan negara.
  • 19. 19 Daftar Pustaka Al-Qardhawi, Yusuf. Karakteristik Islam. Jakarta : Rabbani Press, 1997. Al-Qardhawi, Yusuf.Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian.Jakarta : Rabbani Press, 1997. Azhari Akmal Tarigan dkk., Dasar-Dasar Ekonomi Islam. Bandung: Cipta Pustaka Media, 2006. Azhari Akmal Tarigan dkk.,Pergumulan Ekonomi Syariah di Indonesia. Bandung: Cipta Pustaka Media, 2007. http://www.hermaninbissmillah.blogspot .com/2009/11/pemikiran ekonomi abu yusuf.Html. http://www.islamic economic abu yusuf, business, and finance.com (23 februari 2010). http://www.islamic-world.net/2010/16/economics/al_kharaj.htm http://www.mail-archive.com/fossei@yahoogroups.com/msg05476.html Karim, Adiwarman Azhar. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Ed. Ke-2. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004. Mustafa Edwin dkk., Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam. Jakarta: Kencana Pendana Media Group, 2007. Naili Rahmawati, pemikiran ekonomi islami abu yusuf, makalah disajikan pada situs pemikiran ekonomi abu yusuf, 03 rabiul awal 1431 H, mataram. P3EI UII Yogyakarta. Ekonomi Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008.