SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
1
SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM ABU UBAID
Oleh: Fitriyani (21086050025)
Pascasarjna IAIN Syekh Nurjati Cirebon
Program Studi Ekonomi Syariah
Abstrak
Abu ubaid merupakan ahli hadits dan ahli fiqh terkemuka dimasa hidupnya selama
menjabat menjadi qadii di tadrus dia sering menangani berbagai kauspertahanan dan
perpajakan serta menyelesaikannya dengan baik. Abu ubaid juga memiliki beberapa
karya salah satunya al-amwal yang membahas tentang ekonomi. Kitab al-amwal ini
sangat kaya dengan sejarah perekonomian dari separuh pertama abad kedua islam.
Dalam pemikiran ekonomi islam berfokus pada riwayat hidup abu ubaid, latar
belakang pemikiran,karya-karyanya, reformasi zakat dan uang fungsi dan alat
Kata kunci: abu ubaid, kitab al-amwal
Pendahuluan
Sebagai makhluk sosial, manusia mempunyai aktifitas sehari-hari yang
membutuhkan orang lain dalam interaksinya. Interaksi ini meliputi banyak hal, baik
dari segi sosial agama, sosial budaya, maupun sosial ekonomi. Khususnya dalam
persoalan ekonomi, kita tidak akan bisa lepas dari persoalan tersebut dalam kehidupan
sehari-hari. Karena pada dasarnya sejak manusia terlahir ke dunia persoalan ekonomi
sudah ada, dan persoalan ekonomi ini akan seringberhadapan dengan kita setiap saat.
Islam sebagai agama yang universal dan komprehensif dalam mengatur segala
persoalan hidup bagi umat manusia, telah memberikan banyak petunjuk yang tidak
hanya dari aspek ritual ibadah saja, namun juga aspek mu’amalah (hubungan antar
manusia) yang meliputi sosial, budaya, hukum, politik, ekonomi, dan sebagainya.
2
Tuntunan tentang perilaku ekonomi agar manusia mencari kebahagiaan di
dunia dan di akherat ini ada di dalam al-Qur‟an, sebagaimana QS. al-Qashash ayat 77
Allah berfirman:
“Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah di anugrahkan Allah
kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan jaganlah
kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat
kerusakan.”
Tentu saja dorongan dalam ayat-ayat al-Quran itu masih ada banyak lagi.
Disamping itu Nabi Muhammad Sallā Allāhu alayhi wa sallam merupakan seorang
saudagar yang melalui hadits-hadits beliau sering sekali membahas mengenai
kehidupan, perdagangan dan perekonomian.1 Dalam hadits juga disebutkan bahwa para
pedagang (pebisnis) sebagai pelaku ekonomi dinyatakan sebagai profesi terbaik,
bahkan memberikan motivasi yang kuat dan mendorong ummat Islam untuk menguasai
perdagangan.2 Nabi Muhammad Salla Allahu alayhi wa sallam bersabda:
‫الرزق‬ ‫أعشار‬ ‫تسعة‬ ‫فيها‬ ‫فإن‬ ‫بالتجارة‬ ‫عليكم‬
“Hendaklah kamu kuasai bisnis, karena 90 % pintu rezeki ada dalam bisnis”
(H.R.Ahmad).3
Ilmu ekonomi, secara umum didefinisikan sebagai kajian tentang perilaku
manusia dalam hubungannya dengan pemanfaatan sumber-sumber produktif yang
langka untuk memproduksi barang-barang dan jasa-jasa serta mendistribusikannya
untuk dikonsumsi.4 Berdasarkan ini, kehidupan ekonomi sangat dekat dengan perilaku
1 Choirul Huda, Pemikiran Ekonomi Bapak Ekonomi Islam; Ibnu Khaldun, Economica: Volume
IV/Edisi 1/Mei, 2013, Hal.103.
2 Asdar Yusup, “Paradigma Kontemporer Ekonomi Islam” (Muh. Abdul Mannan versus Syed
Nawab Haedir Naqvi), Hunafa: Jurnal Studia Islamika, Vol. 11, No. 2, Desember 2014, Hal.220.
3 Abdul Rachman Nur, Landsan Pemikiran Ekonomi Islam Kontemporer , (Cet. ke-3; Jakarta:
Gramedia, 2003) Hal.43.
4 Dr. Mustaq Ahmad, Etika Bisnis dalamIslam, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar,2001), Hal.4.
3
keberadaan manusia dan menarik perhatian para pemikir kontemporer untuk
menelitinya, baik dari sudut pandang teoritik maupun praktisnya.
Namun pada masa modern sekarang ini, ilmu ekonomi seolah hanya berkiblat
kepada pemikir-pemikir Barat, seperti Adam Smith yg dikenal sebagai Bapak Ekonomi
Kapitalisme, atau Karl Marx sebagai tokoh yang mempelopori Ekonomi Komunisme.
Memang tidak bisa dipungkiri, bahwa kedua sistem tersebut yakni Kapitalisme dan
Komunisme inilah yang sedang berkembang dan menguasai sistem perekonomian di
Dunia saat ini. Di Negara-negara yang mayoritas penduduk Muslim pun menggunakan
sistem perekonomian Kapitalisme Dan Sosialisme tersebut. Padahal dalam perjalanan
sejarah umat Islam dapat di jumpai banyak sekali tokoh yang membincangkan
persoalan ekonomi.
Bahkan secara sosiologis dan historis cendekiawan muslim turut membangun
teori-teori atau konsep ekonomi. Tokoh pemikir ekonomi Islam yang sangat penting
sebagai mata rantai pemikiran ekonomi sangat perlu diluruskan, hampir kurang lebih
tujuh sampai delapan abad lamanya, sepanjang zaman itu bermunculan ekonom
muslim, seperti pada fase pertama, Zaid bin Ali (80-120H/699-738 M), Abu Hanifah
(80-150 H/699-767 M), Abu Yusuf (113-182 H/731-798 M), Muhammad bin Hasan
Assyaibani (132-189 1--1/ 750-804 M), Abu Ubayd Al-Qāsim bin Salam (150-224
H/838 M), Yahya bin Umar (213-289 H), Harits bin Asad Al-Nuhasibi (243 1-1/858
M), dan lain-Iain.5
Setelah itu, pada fase kedua, Asy-Syatibi (w. 790 1-1/1388 M), Ibnu Khaldun
(732 808 H/1332-1406 M), Al-Maqrizi (766-845 H/1364-1442 M). kemudian fase
ketiga, Shah Wali Allah (w 1176 H/1762 M), Muhammad Iqbal (w. 1357 H/1938 M),
Abu A'la Al-Maududi. Fase keempat, M. Umar Chapra, M. Najetullah Siddiqi,
Muhammad Baqir As-Sadr. Muhammad Abdul Mannan, Syed Nawab Haider Naqvi,
5 Prof. Dr. H. Boedi Abdullah, Peradaban Pemikiran Ekonomi Islam, Bandung: CV. Pustaka
Setia, 2011, Hal.17-18.
4
Monzer Kahf, Sayyid Mahmud Taleghani dan lain-lain. Ekonom muslim yang hidup
pada fase pertama dan kedua inilah banyak menjadi rujukan para pemikir ekonomi
Barat.
Selain itu, Abu Ubaid juga merupakan tokoh pemikir yang mempunyai
sumbangan karya terhadap bidang ekonomi. Meskipun Abu Ubayd ini sebenarnya
tokoh yang ahli diberbagai di bidang Ilmu. Namun karyanya tentang ekonomi yang
berjudul Al Amwāl adalah sebuah karya yang besar pengaruhnya terhadap pemikir-
pemikir ekonomi sesudahnya. Bahkan Adam Smith yang merupakan tokoh Ekonomi
Barat dalam karyanya The Wealth Of Nation diindikasikan banyak merujuk dari
pemikiran Abu Ubaid, terutama mengenai judul buku The Wealth Of Nation dan Al
Amwāl tersebut mempunyai kemiripan makna, di dalam karya Adam Smith itu juga
banyak yang menyinggug mengenai kemajuan peradaban ekonomi islam pada masa
Rasulullah dan generasi penerusnya.6
Pembahasan
A. Riwayat hidup Abu Ubaid
Nama lengkap Abu Ubaid, yang dikenal sebagai bapak ekonomi islam pertama
adalah al-Qasim bin Salam bin Miskin Bin Zaid al-Azadi, dilahirkan pada tahun
150 H di kota Herat, Khurasan, sebelah barat laut Afghanistan.7
Abu Ubaid hidup pada masa Dinasti Abbasiyah, yakni meliputi pemerintahan
Khalifah al-Mahdi, al-Hadi, al-Rasyid, al-Amin, al-Ma’mun, dan al-Mu’tashim.8
Dia adalah seorang ulama terkemuka dalam bidang hadits. Ada keuntungan
tersendiri ketika negara waktu itu tidak memperhitungkan golongan ini pada masa
al-Ma’mūn dan al-Mu’tashim. Sehingga, keilmuan Abu Ubaid bisa terus
6 Asdar Yusup, Paradigma Kontemporer Ekonomi Islam. 24-25
7 Sukarno wibowo, Dedi supriadi. Ekonomi Mikro Islam, bandung:Pustaka Setia Bandung.Hal.104
8 Taufik Hidayat, “Abu Ubaid sebagai Fuqaha‟ dan Ekonom: Critical Reading terhadap Corak
Pemikiran dan KonsepsiEkonomi Ibn Ubaid” dalam Al -Falah: Journal of Islamic Economics, Vol. 4,
No. 1, 2019, 4.
5
berkembang kepermukaan tanpa ada hambatan dari pemerintah. Selain itu, Abu
Ubaid juga tidak pernah diketahui ada konflik atau permusuhan terhadap negara.
Berbeda dengan apa yang pernah dialami oleh Ahmad Ibnu Hambal dan ulama
lain dari kalangan ahli hadits yang pernah ada konflik dengan negara.
Meskipun tidak pernah ada permusuhan terhadap negara, sikap Abu Ubaid
lebih terfokus kepada sikap moderat terhadap daulah Abbasiyah. Pada saat itu,
kekhalifahan mendukung dan pro terhadap ideologi rasionalisme Mu’tazilah dan
ia kontra terhadap ulama ahli riwayat dari kalangan ulama hadits. Oleh karena itu,
Abu Ubaid telah menyiapkan karyanya yang sangat fundamental yaitu Gharib al-
Hadits dan kemudian menghadiahkannya kepada Khalifah al-Ma'mun. Yang mana
waktu itu Abu Ubaid telah mendapatkan perlindungan dan jaminan dari Abdullah
bin Thahir yang merupakan seorang panglima dan tangan kanan Khalifah al-
Ma'mūn.9
Walaupun demikian, Abu Ubaid tetap menjauhkan diri dari istana khalifah di
Baghdad. Sebagaimana yang ada di dalam kitab al-Amwal, dia begitu banyak
mengkaji tentang politik keuangan dan administrasi perekonomian, tetapi dia tidak
pernah membahas tentang daulah Abbasiyah sedikit pun. Bahkan,dia lebih banyak
membahas secara terperinci mengenai perbedaan sahabat dan tabi'in mengenai
kesalahan kekuasaan daulah Umawiyah. Sebab, kekuasaan itu telah mengubah
falsafah politik umat dari konsep syura kepada sistem kerajaan yang monarki.
Bahkan, dia tidak pernah memberikan nama penguasa Umawiyah dengan gelar
”Khalifah" akan tetapi dia lebih menggunakan bahasa”Sultan atau Penguasa". Ini
merupakan sebuah penilaian dari Abu Ubaid terhadap daulah Umawiyah. Dia
mesti menarik diri atas penilaian terhadap pemerintahan yang sedang berkuasa
pada saat itu yaitu daulah Abbasiyah.
9 Abu Ubaid al-Qasim, al-Amwāl: Ensiklopedia Keuangan Publik, Terj. Budi Utomo, (Jakarta:
Gema Insani, 2009), 30.
6
Sifat Abu Ubaid yang kewara’an, kezuhudan, dan sikap moderatnya telah
menjadikan dia terhindari dari pergolakan fanatisme mazhab. Sikap seperti itu
telah memberikan peran atas kedudukan posisi yang telah dipilihnya, yaitu posisi
sebagai ulama. Walaupun dia tidak melakukan perlawanan terhadap negara,
pengorbanannya untuk memperjuangkan Ilmu pengetahuan dan sikap
keulamaannya telah berhasil menuai kebaikan berupa perhatian dan pemeliharaan
negara terhadap ilmu pengetahuan. Di samping itu, dia selamat dari penjerumusan
kehidupannya ke dalam lingkungan istana.10
Pada usia 20 tahun, Abu Ubaid sering mengembara untuk menuntut ilmu, ilmu
yang dipelajarinya antara lain ilmu tata bahasa arab, qira’at, taafsir, hadits dan fiqh
Dia bersama Yahya bin Mu’in telah melakukan perjalanan ke Mesir pada tahun
213H/828M. Pada saat itu, Abdullah bin Thahir telah memegang jabatan sebagai
imam shalat dan mengurus perpajakan di Mesir. Jika riwayat itu menyebutkan
bahwa Abu Ubaid telah memegang jabatan sekretaris di Mesir, maka pendapat
yang lebih kuat bahwa hal demikian telah dilaksanakan ketika berteman dengan
Abdullah bin Thahir pada zaman kekuasaannya. Saat itu, perlindungannya
merupakan payung negara terhadap tokoh besar ini, sebab jabatan Gubernur
Abdullah bin Thahir di Mesir terus berkelanjutan selama kurang lebih satu
setengah tahun. Tidak lama dari itu Abu Ubaid ingin kembali ke Baghdad.
Pada saat itu Abu Ubaid berangkat dari Baghdad ke Mekah untuk melakukan
perjalanan di Baitullah al-Haram. Dengan hal itu, orang-orang sejarawan memiliki
perbedaan tentang waktu perjalanan Abu Ubaid. Diantara individu yang
mengatakan itu pada 214 H / 829 M, dan ada juga yang mengatakan pada 219 H /
834 M, dan anggapan lain yaitu pada tahun 223 H / 838 M. Namun demikian,
penilaian yang paling membumi ada pada buku Al-Amwal terjemahan setiawan
budi utomo adalah tarikh terakhir, tepatnya keberangkatan Abu Ubaid dari
Baghdad ke Mekkah terjadi pada tahun 223H/838 M.
7
Adapun jika ada pendapat yang mnyatakan bahwa Abu Ubaid melaksanakan
ibadah haji sebanyak tiga kali. Setiap tahunnya dia berangkat ke Mekah
menunaikan ibadah haji dan kemudian dia kembali pulang ke Baghdad dan
menetap di sana, begitu pula pendapat yang menyatakan bahwa dia telah menetap
di Mekah pada tahun tertentu kurang bisa diterima. Karena, sebagaimana yang
telah ditetapkan bahwa pada saat itu, dia masih berada di Baghdad ketika menulis
dan meriwayatkan kitab al-Amwal.
Hal itu juga diperkuat oleh Abu Bakar bin Sinan bin Muhammad bin Thalib
didalam periwayatannya manuskrip Mesir kitab al-Amwal ini dengan pernyataan,
"Saya telah mendengar dari Abu Ubaid yang meriwayatkan kitab al-Amwal pada
tahun 220 H dan 221 H di Baghdad." Tentunya karena riwayat inilah dapat
menguatkan bahwa pelaksanaan ibadah hajinya terjadi pada tahun 223 H/838 M
dan bukannya pada tahun 214 H atau tahun 219 H.
Setelah Abu Ubaid melakukan perjalanan haji pada 223 H, dia sampai di Mekah
dan menetap disana. Kemudian pada tahun depan, dia bermaksud ke Baghdad
untuk kembali pulang. Dan keesokan harinya ia membeli seekor tunggangan.
Namun ketika malam hari seblum perjalanan pulang ke Baghdad, ada yang
meriwayatkan bahwa Abu Ubaid telah bermimpi bertemu Rasulullāh. Dari mimpi
bertemu Rasulullāh itu lah dia membatalkan perjalanannya dari Mekah menuju
Baghdad. Dia mendatangi penanggung jawab keberangkatan musafir untuk
mengkorfirmasi kalau tidak jadi berangkat. Pada akhirnya dia tetap tinggal di
Mekah, dan pada tahun 224 H/838 M dia wafat. Dan dimakamkan di rumah Ja'far
bin Abu Thālib.11
B. Latar Belakang Pemikiran Abu Ubaid
Landasan hidup dan gaya pemikiran Abu Ubaid yang telah digambarkan
sebelumnya, dia adalah seorang muhadits (ahli hadits) dan fuqaha (ahli fiqih)
11 Rizki Syahputra,“Rekonstruksi Zakat Perpekstif Almawardi Dan Abu Ubaid”, dalam Jurnal
Ecobisma, Vol. 4 No. 2 Juni 2017, 110.
8
dalam perjalanan hidupnya. Ketika di Tharsus ia menjabat sebagai Qadi (hakim)
dan dengan baik ia menangani masalah perpajakan dan kasus tanah. Abu Ubaid
mendominasi bahasa Persia ke bahasa Arab yang dituunjukkan dari penafsirannya
atas kata-kata dari bahasa tersebut. 12
Mengingat kata Amr yang secara berturut-turut dikutip dalam Kitab al-Amwal,
referensi, dan pertimbangan Abu Ubaid digunakan oleh Abu Amr Abdurrahman
ibn Amr al-Awza'i, serupa dengan peneliti Suriah yang lain selama masanya
sebagai Qadi (hakim) di Tharsus. Kemungkinan ini adalah hal yang dapat ditindak
lanjuti kembali dari pengamanan yang dibuat oleh Abu Ubaid atas persoalan
militer, politik dan moneter yang dipaksakan oleh pemerintah Tharsus.
Berbeda dengan Abu Yusuf, Abu Ubaid tidak merinci masalah kekurangan
dalam kerangka otoritas publik dan tindakan penanggulangannya. Meskipun
begitu, Kitab al-Amwal bisa dibilang isinya lebih kaya dibandingkan Kitab al-
Kharaj dalam pembahasan mengenai pendapat para sahabat, tabi'it dan tabi'in, dan
juga hadits.
Untuk situasi ini, fokus pertimbangan Abu Ubaid lebih pada isu-isu yang terkait
dengan moral pemerintahan dan strategi eksekutif. Misalnya, Abu Ubaid lebih
tertarik berbicara tentang isu keadilan redistributif sejauh "apa" dan bukan
"bagaimana".
Cara berpikir yang diciptakan oleh Abu Ubaid bukanlah respon terhadap
berbagai masalah sosial, politik dan keuangan yang dijalankan melalui kebijakan
praktis, namun hanya pendekatan ahli dan teknokratis yang bertumpu pada
kemampuan teknis. Selanjutnya, tanpa menyimpang dari standar keadilan dan
masyarakat yang beradab, pandangan Abu Ubaid memajukan penguasaan
pendidikan Islam yang ditegakkan secara komprehensif dan religius untuk
12 Adimarwan Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Jakarta: Rajawali Press, 2014)
265.
9
menghadapi eksistensi manusia di dunia dan akhirat, baik secara individu maupun
sosial.13
Oleh karena itu, Abu Ubaid berhasil menjadi salah satu ulama ternama di
permulaan abad ketiga Hijriyah yang mendirikan pembaruan kerangka moneter
berdasarkan al-Quran dan Hadits melalui perubahan dasar-dasar pengaturan
moneter dan juga institusi. Pada akhirnya, kritik terhadap teori sosial-politik dan
keuangan Islam yang bersumber dari al-Quran dan Hadits memiliki tempat yang
eksklusif dan terekspresikan dengan kuat dalam pola pikir Abu Ubaid.
Karena wawasan dan pengetahuannya yang luas didalam berbagai bidang ilmu,
sebagian ulama Syafi'i dan Hambalilah menganggap bahwa Abu Ubaid berasal
dari mazhabnya, meskipun aslinya Abu Ubaid adalah seorang fuqaha yang
mandiri. Abu Ubaid bahkan tidak menyebut nama Abu Abdullah Muhammad ibn
idris al-Syafi'i atau nama Ahmad ibn Hanbal. Justru sebaliknya, Abu Ubaid sering
mengutip pandangan Malik ibn Anas, salah seorang gurunya yang juga merupakan
guru al-Syafi'i. Selain itu, dia juga mengutip beberapa ijtihad Abu Yusuf, Abu
Hanifah, dan Muhammad ibn al Hasan Al-Saybani, namun ia menolak hampir
semua pendapat mereka.14
Kemudian lagi, Abu Ubaid dituding oleh Husain ibn Ali al-Karabisi sebagai
penjiplak terhadap karya-karya Al-Syafi'i, termasuk dalam kasus penulisan Kitab
al-Amwal. Meskipun demikian, realitas hal ini sangat sulit untuk dibuktikan
mengingat Abu Ubaid dan al-Syafi'i (termasuk Ahmad ibn Hanbal) belajar dari
ulama yang sama, bahkan dari saling mendapatkan atau saling belajar satu sama
lain. Sejalan dengan itu, tidak mengherankan jika ada kemiripan perspektif antara
dua sosok yang luar biasa ini, meski terkadang Abu Ubaid mengambil sikap yang
berlawanan dengan al-Syafi'i.
C. Karya-Karya Abu Ubaid
13 Boedi Abdullah, Peradaban Pemikiran Ekonomi Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), 174.
14 Adimarwan Azwar Karim, 267
10
Abu Ubaid merupakan Cendekiawan Muslim yang mempunyai keahlian
diberbagai bidang ke ilmuan. Dia telah mengkaji Al-Qur'ān, hadits nabawi, bahasa
Arab yang dianggap sebagai bahasa Al-Quran dan sunnah, serta berbagai ilmu
yang diperlukan umat Islam pada saat itu.
Dalam bidang-bidang inilah, Abu Ubaid telah menulis karya-karya
pemikirannya yang agung dan dia juga telah menyiapkan sebuah konsep
pemikiran. Hasil karyanya ada sekitar 20, baik dalam bidang ilmu nahwu, qirâ’ah,
fikih, syair dan lain-lain. Yang terbesar dan terkenal adalah Kitâb Al-Amwâl
Kitab al Amwal merupakan sebuah mahakarya tentang ekonomi yang dibuat
oleh Abu Ubaid yang menekankan beberapa isu mengenai perpajakan, hukum,
serta hukum administrasi dan hukum internasional. Kitab Al-Amwal secara
komprehensif membahas tentang sistem keuangan publik islam terutama pada
bidang administrasi pemerintahan. kitab ini juga memuat sejarah ekonomi Islam
selama dua abad pertama hijriyah, dan merupakan sebuah ringkasan tradisi Islam
asli dari Nabi, para sahabat dan para pengikutnya mengenai permasalahan
ekonomi. Abu ubaid, dalam Kitab Al-Amwal, banyak mengutip pandangan dan
perlakuan ekonomi dari imam dan ulama terdahulu. Ia sering mengutip pandangan
Malik ibn Anas dan pandangan sebagian besar ulama madzhab Syafi’i lainnya, dan
juga mengutip beberapa ijtihad Abu Hanifah, Abu Yusuf dan Muhammad ibn al¬
Hasan asy-Syaibani.15
D. Reformasi distribusi zakat
Abu ubaid sangat menentang pendapat bahwa pembagian harta zakat harus
dilakukan secara merata diantara delapan kelompok penerima zakat, dan cenderung
menentukan batas tertinggi terhadap bagian perseorangan. Bagi Abu Ubaid, yang
paling penting adalah memenuhi kebutuhan dasar berapapun besarnya serta
menyelamatkan orang-orang dari bahaya kelaparan, akan tetapi saat bersamaan ia
15 Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi konomi Islam (P3EI) dan UII, Ekonomi Islam,
hal.108
11
tidak memberikan hak penerimaan zakat kepada orang-orang yang memiliki 40
dirham atau harta lainnya yang setara. Disamping pakaian, ruamh dan pelayan yang
dianggap sebagai standar kebutuhan hidup minimum. Pada sisi lain, Abu Ubaid
menganggap bahwa seseorang yang memiliki 200 dirham, yaitu jumlah minimu
yang terkena wajib zakat sebagai “orang kaya” sehingga mengenakan kewajiban
zakat terhadap orang tersebut. Oleh karena itu, pendekatan yang digunakan Abu
Ubaid ini mengindikasikan adanya tiga kelompok sosio-ekonomi yang terkait
dengan status zakat, yaitu:
1) Kalangan kaya yang wajib kena zakat
2) Kalangan menengah ynag tidak terkena wajib zakat, tetapi juga tidak
berhak menerima zakat.
3) Kalangan penerima zakat
Berkaitan dengan distribusi kekayaan melalui zakat, Abu Ubaid mengadopsi
prinsip “bagian setiap orang adalah menurut kebutuhannya masing-masing’(li
kulli wahidin habsa hajatihi). Ketika membahas kewajiban penguasa dalam hal
jumlah zakat (atau pajak) yang diberikan kepada para pengumpulnya (amil), ia
lebih cenderung pada prinsip “setiap orang dibagi sesuai dengan halnya”.16
E. Uang antara fungsi dan alat
Pada prinsipnya, Abu Ubaid mengakui adanya dua fungsi uang, yaitu sebagai
standar nilai pertukaran dan media pertukaran. Ia menyatakan
“ tidak diragukan lagi bahwa emas dan perak tidak layak untuk apapun, kecuali
keduanya menjadi harga dari barang dan jasa. Keuntungan paling tinggi dapat
diperoleh dari kedua benda ini adalah penggunaannya untuk membeli sesuatu
(infak).
Pernyataan terebut menunjukan bahwa ia mendukung teori konvensional
mengenai uang logam, walaupun tidak menjelaskan alasan emas dan perak tidak
16 Sukarno wibowo, dedi supriadi. Ekonomi mikro Islam. Hal.110
12
layak untuk apapun, kecuali keduanya menjadi harga dari barang dan jasa.
Tampaknya Abu Ubaid merujuk pada kegunaan umum dan relatif konstannya nilai
dari kedua benda tersebut di bandingkan dengan komoditas yang lain. Jadi kedua
benda tersebut digunakan menjadi komoditas, nilai keduanya dapat berunah-ubah
karena keduanya akan memainkan dua peran yang berbeda, yaitu sebagai barang
yang harus di nilai atau sebagai standar penilaian dari barang-barang yang lain.
Disamping itu, sekalipun tidak menyebutkan secara jelas, Abu Ubai mengakui
secara implisit adanya fungsi uang sebagai penyimpan nilai ketika membahas
jumlah tabungan minimum tahunan yang wajib terkena zakat.
Salah satu ciri khas al-amwal diantara kitab-kitab lainnya yang membahas
keuangan publik adalah pembahasan tentang timbangan dan ukuran yang biasa
digunakan dalam menghitung beberapa kewajiban agama, yang berkaitan dengan
harta atau benda. Abu Ubaid menceritakan usaha khaliffah Abdul al-malik ibn
Marwan dalam melakukan standarisasi dari berbagai jenis mata uang yang ada
dalam sirkulasi.
Pemikiran Abu Ubaid dalam kitabnya ingin menyatakan bahwa segala
kebijakan yang hanya menguntungkan sekelompok masyarakat lain harus di
hindari negara semaksimal mungkin, pemerintah harus mengatur harta kekayaan
negara agar selalu dimanfaatkan demi kepentingan bersama dan mengawasi
kepemilikan pribadi agar tidak disalah gunakan, sehingga mengganggu atau
mengurangi manfaat bagi masyarakat umum.
Pandangan-pandangan Abu Ubaid juga merefleksikan perlunya mremelkihara
dan mempertahankan keseimbangan antara hak dan kewajiban masyarakat, rasa
pewrsatuan dan tanggung jawab bersama. Disamping itu, Abu ubaid juga secara
tegas menyatakan bahwa pemerintah wajib memberikan jaminan standar
kehidupan yang layak bagi setiap individu dalam masyarakat muslim.17
17 Sukarno wibowo, dedi supriadi,Ekonomi Mikro Islam. Hal. 111
13
Kesimpulan
Abu Ubaid lahir pada tahun 150 H. Pada usia 20 tahun pergi untuk menuntut
ilmu ke berbagai kota seperti, kufah, Basrah dan baghdad. Adapun ilmu yang
dipelajarinya ilmu tata bahasa arab, qira’at, tafsir, hadits dan fiqh. Abu ubaud seorang
ahli hadits dan ahli fiqh adapun pemikiran abu ubaid dipengaruhi oleh abu amr
abbdurahman ibn amr al-awza’i
Abu Ubaid telah menulis karya-karya pemikirannya, kaya abu ubaid yang
terkenal yaitu al-amwal yang membahas tentang sistem keuangan publik islam
terutama bidang administrasi pemerintahan
Abu uabid sangat menentang pendapat bahwa pembagian harta zakat harus
dilakukan secara merata diantar delapan kelompok penerima zakat. Bagi abu ubaid
yang paling pengting adalah memenuhi kebutuhan dasar berapapun besarnya serta
menyelamatkan orang-orang dari kelaparan. Abu ubaid menggap orang yang memilikii
200 dirham, yaitu jumlah minimum yang terkena wajib zakat sebagi “orang kaya”.
Abu ubaid mengakui adanya dua fungsi uang yaitu: sebagi nilai pertukaran dan
medi apertukaran. Abu ubaid mendukung teori konvensional mengenai uang logam,
walaupun tidak menjelaskan alasan emas dan perak tidak layak untuk apapun kecuali
keduanya menjadi barang dan jasa, abu uabid merujuk pada kegunaan umum relatif
konstan nilai dari kedua nilai benda tersebut dibandingan dengan nilai komoditas lain.
Jika kedua benda tersebut digunakan sebagi komoditas, nilai keduanya dapat
berubahubah juga karena keduanya kan memainkan dua peran yang berbeda yaitu
sebagai barang yang harus dinilai atau sebagai standar penilaian dari barang-barang
lain.
14
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ubaid al-Qasim, al-Amwāl: Ensiklopedia Keuangan Publik, Terj. Budi Utomo,
(Jakarta: Gema Insani, 2009
Adimarwan Azwar Karim, Sejarah Pemikiran EkonomiIslam, Jakarta: Rajawali Press,
2014
Boedi Abdullah, Peradaban Pemikiran Ekonomi Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2011
Hidayat taufik, “Abu Ubaid sebagai Fuqaha‟ dan Ekonom: Critical Reading terhadap
Corak Pemikiran dan Konsepsi Ekonomi Ibn Ubaid” dalam Al -Falah: Journal
of Islamic Economics, Vol. 4, No. 1, 2019
Syahputra Rizky, “Rekonstruksi Zakat Perpekstif Almawardi Dan Abu Ubaid”, dalam
Jurnal Ecobisma, Vol. 4 No. 2 Juni 2017
Wibowo sukarno, dedi supriadi. Ekonomi Mikro islam, Bandung: Pustaka Setia, 2017

More Related Content

Similar to SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM ABU UBAID.docx

Sejarah pemikiran ekonomi islam
Sejarah pemikiran ekonomi islamSejarah pemikiran ekonomi islam
Sejarah pemikiran ekonomi islamRikza Adhia
 
Sebuah pengantar membandingkan ekonomi islam vs ekonomi konvensional
Sebuah pengantar  membandingkan ekonomi islam vs ekonomi konvensionalSebuah pengantar  membandingkan ekonomi islam vs ekonomi konvensional
Sebuah pengantar membandingkan ekonomi islam vs ekonomi konvensionalIAIN Sunan Ampel Surabaya
 
Pemikiran Ekonomi Islam Muhammad Baqir Ash – Sadr & Implementasi Di Zaman Sek...
Pemikiran Ekonomi Islam Muhammad Baqir Ash – Sadr & Implementasi Di Zaman Sek...Pemikiran Ekonomi Islam Muhammad Baqir Ash – Sadr & Implementasi Di Zaman Sek...
Pemikiran Ekonomi Islam Muhammad Baqir Ash – Sadr & Implementasi Di Zaman Sek...Muhammad199
 
periodisasi ekonomi islam dengan ekonomi umum
periodisasi ekonomi islam  dengan ekonomi umumperiodisasi ekonomi islam  dengan ekonomi umum
periodisasi ekonomi islam dengan ekonomi umumEka Fransisca (Eka Doang
 
perkembangan ekonomi islam
perkembangan ekonomi islamperkembangan ekonomi islam
perkembangan ekonomi islamLinda Dinata
 
PERIODISASI EKONOMI ISLAM DAN EKONOMI UMUM
PERIODISASI EKONOMI ISLAM DAN EKONOMI UMUMPERIODISASI EKONOMI ISLAM DAN EKONOMI UMUM
PERIODISASI EKONOMI ISLAM DAN EKONOMI UMUMjuju juhariyah
 
Makalah sejarah peradaban islam
Makalah sejarah peradaban islamMakalah sejarah peradaban islam
Makalah sejarah peradaban islamPutri Diyou
 
Sejarah pemikiran ekonomi islam
Sejarah pemikiran ekonomi islamSejarah pemikiran ekonomi islam
Sejarah pemikiran ekonomi islamLimpul
 
Tugas ekonomi islam
Tugas ekonomi islamTugas ekonomi islam
Tugas ekonomi islamEgi Kuswandi
 
M1.islam dan perkembangan pemikiran ekonomi
M1.islam dan perkembangan pemikiran ekonomiM1.islam dan perkembangan pemikiran ekonomi
M1.islam dan perkembangan pemikiran ekonomiEza Dp
 
M1.islam dan perkembangan pemikiran ekonomi
M1.islam dan perkembangan pemikiran ekonomiM1.islam dan perkembangan pemikiran ekonomi
M1.islam dan perkembangan pemikiran ekonomisenjayolarizki
 
sejarah pemikiran ekonomi islam
sejarah pemikiran ekonomi islamsejarah pemikiran ekonomi islam
sejarah pemikiran ekonomi islamRoviatul hasanah
 
Perkembangan islam pada masa abbasiyah
Perkembangan islam pada masa abbasiyahPerkembangan islam pada masa abbasiyah
Perkembangan islam pada masa abbasiyahOsmar Simamora
 
6. Bani Abbasiyah.pdf
6. Bani Abbasiyah.pdf6. Bani Abbasiyah.pdf
6. Bani Abbasiyah.pdfanmahfuzah
 
PEMURNIAN_DAN_PEMBAHARUAN_DI_DUNIA_MUSLI.pptx
PEMURNIAN_DAN_PEMBAHARUAN_DI_DUNIA_MUSLI.pptxPEMURNIAN_DAN_PEMBAHARUAN_DI_DUNIA_MUSLI.pptx
PEMURNIAN_DAN_PEMBAHARUAN_DI_DUNIA_MUSLI.pptxudin100
 
Overview ekonomi islam & Hukum islam
Overview ekonomi islam &  Hukum islamOverview ekonomi islam &  Hukum islam
Overview ekonomi islam & Hukum islamHerna Ferari
 
Perbandingan ekonomi islam dengan ekonomi umum
Perbandingan ekonomi islam dengan ekonomi umumPerbandingan ekonomi islam dengan ekonomi umum
Perbandingan ekonomi islam dengan ekonomi umumfaradefinta
 
Perbandingan ekonomi islam dengan ekonomi umum
Perbandingan ekonomi islam dengan ekonomi umumPerbandingan ekonomi islam dengan ekonomi umum
Perbandingan ekonomi islam dengan ekonomi umumfaradefinta
 

Similar to SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM ABU UBAID.docx (20)

Sejarah pemikiran ekonomi islam
Sejarah pemikiran ekonomi islamSejarah pemikiran ekonomi islam
Sejarah pemikiran ekonomi islam
 
Sebuah pengantar membandingkan ekonomi islam vs ekonomi konvensional
Sebuah pengantar  membandingkan ekonomi islam vs ekonomi konvensionalSebuah pengantar  membandingkan ekonomi islam vs ekonomi konvensional
Sebuah pengantar membandingkan ekonomi islam vs ekonomi konvensional
 
Pemikiran Ekonomi Islam Muhammad Baqir Ash – Sadr & Implementasi Di Zaman Sek...
Pemikiran Ekonomi Islam Muhammad Baqir Ash – Sadr & Implementasi Di Zaman Sek...Pemikiran Ekonomi Islam Muhammad Baqir Ash – Sadr & Implementasi Di Zaman Sek...
Pemikiran Ekonomi Islam Muhammad Baqir Ash – Sadr & Implementasi Di Zaman Sek...
 
periodisasi ekonomi islam dengan ekonomi umum
periodisasi ekonomi islam  dengan ekonomi umumperiodisasi ekonomi islam  dengan ekonomi umum
periodisasi ekonomi islam dengan ekonomi umum
 
perkembangan ekonomi islam
perkembangan ekonomi islamperkembangan ekonomi islam
perkembangan ekonomi islam
 
PERIODISASI EKONOMI ISLAM DAN EKONOMI UMUM
PERIODISASI EKONOMI ISLAM DAN EKONOMI UMUMPERIODISASI EKONOMI ISLAM DAN EKONOMI UMUM
PERIODISASI EKONOMI ISLAM DAN EKONOMI UMUM
 
Makalah sejarah peradaban islam
Makalah sejarah peradaban islamMakalah sejarah peradaban islam
Makalah sejarah peradaban islam
 
Ekonomi islam
Ekonomi islamEkonomi islam
Ekonomi islam
 
Sejarah pemikiran ekonomi islam
Sejarah pemikiran ekonomi islamSejarah pemikiran ekonomi islam
Sejarah pemikiran ekonomi islam
 
Tugas ekonomi islam
Tugas ekonomi islamTugas ekonomi islam
Tugas ekonomi islam
 
M1.islam dan perkembangan pemikiran ekonomi
M1.islam dan perkembangan pemikiran ekonomiM1.islam dan perkembangan pemikiran ekonomi
M1.islam dan perkembangan pemikiran ekonomi
 
M1.islam dan perkembangan pemikiran ekonomi
M1.islam dan perkembangan pemikiran ekonomiM1.islam dan perkembangan pemikiran ekonomi
M1.islam dan perkembangan pemikiran ekonomi
 
sejarah pemikiran ekonomi islam
sejarah pemikiran ekonomi islamsejarah pemikiran ekonomi islam
sejarah pemikiran ekonomi islam
 
Perkembangan islam pada masa abbasiyah
Perkembangan islam pada masa abbasiyahPerkembangan islam pada masa abbasiyah
Perkembangan islam pada masa abbasiyah
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
6. Bani Abbasiyah.pdf
6. Bani Abbasiyah.pdf6. Bani Abbasiyah.pdf
6. Bani Abbasiyah.pdf
 
PEMURNIAN_DAN_PEMBAHARUAN_DI_DUNIA_MUSLI.pptx
PEMURNIAN_DAN_PEMBAHARUAN_DI_DUNIA_MUSLI.pptxPEMURNIAN_DAN_PEMBAHARUAN_DI_DUNIA_MUSLI.pptx
PEMURNIAN_DAN_PEMBAHARUAN_DI_DUNIA_MUSLI.pptx
 
Overview ekonomi islam & Hukum islam
Overview ekonomi islam &  Hukum islamOverview ekonomi islam &  Hukum islam
Overview ekonomi islam & Hukum islam
 
Perbandingan ekonomi islam dengan ekonomi umum
Perbandingan ekonomi islam dengan ekonomi umumPerbandingan ekonomi islam dengan ekonomi umum
Perbandingan ekonomi islam dengan ekonomi umum
 
Perbandingan ekonomi islam dengan ekonomi umum
Perbandingan ekonomi islam dengan ekonomi umumPerbandingan ekonomi islam dengan ekonomi umum
Perbandingan ekonomi islam dengan ekonomi umum
 

Recently uploaded

analisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaat
analisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaat
analisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatlangkahgontay88
 
5 CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN DAN Jual Obat ABORSI + obat PENGGUGUR KANDUNGAN...
5 CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN DAN Jual Obat ABORSI + obat PENGGUGUR KANDUNGAN...5 CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN DAN Jual Obat ABORSI + obat PENGGUGUR KANDUNGAN...
5 CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN DAN Jual Obat ABORSI + obat PENGGUGUR KANDUNGAN...BagaimanaCaraMenggug
 
Konsep Dasar One Way Anova dalam Ilmu Statistik.pptx
Konsep Dasar One Way Anova dalam Ilmu Statistik.pptxKonsep Dasar One Way Anova dalam Ilmu Statistik.pptx
Konsep Dasar One Way Anova dalam Ilmu Statistik.pptxULFAHASNAAZIZAH
 
Sistem Akuntansi Aktiva Tetap (Asset Tetap).pptx
Sistem Akuntansi Aktiva Tetap (Asset Tetap).pptxSistem Akuntansi Aktiva Tetap (Asset Tetap).pptx
Sistem Akuntansi Aktiva Tetap (Asset Tetap).pptxmonikabudiman19
 
Presentasi Akad Wadiah#';/'..';'[]//'../
Presentasi Akad Wadiah#';/'..';'[]//'../Presentasi Akad Wadiah#';/'..';'[]//'../
Presentasi Akad Wadiah#';/'..';'[]//'../stfatimah131
 
Nilai saat ini dalam studi kelayakan.ppt
Nilai saat ini dalam studi kelayakan.pptNilai saat ini dalam studi kelayakan.ppt
Nilai saat ini dalam studi kelayakan.pptlangkahgontay88
 
Asam karboksilat dan esternya serta senyawa .pptx
Asam karboksilat dan esternya serta senyawa .pptxAsam karboksilat dan esternya serta senyawa .pptx
Asam karboksilat dan esternya serta senyawa .pptxRizkiMuhammad58
 
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 202420NurKhusnaFahrani
 
509777263-PPT-Monetarisme-Versus-Ekonomika-Keynesian.pptx
509777263-PPT-Monetarisme-Versus-Ekonomika-Keynesian.pptx509777263-PPT-Monetarisme-Versus-Ekonomika-Keynesian.pptx
509777263-PPT-Monetarisme-Versus-Ekonomika-Keynesian.pptxdokumentasiutnd
 
Penentuan Harga Faktor Produksi Ekonomi Mikro
Penentuan Harga Faktor Produksi Ekonomi MikroPenentuan Harga Faktor Produksi Ekonomi Mikro
Penentuan Harga Faktor Produksi Ekonomi Mikrokhei4
 
Kemenkop LAPORAN KEUANGAN KOPERASI- SAK EP (25042024).pdf
Kemenkop LAPORAN KEUANGAN KOPERASI- SAK EP (25042024).pdfKemenkop LAPORAN KEUANGAN KOPERASI- SAK EP (25042024).pdf
Kemenkop LAPORAN KEUANGAN KOPERASI- SAK EP (25042024).pdfsoftraxindo
 

Recently uploaded (20)

analisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaat
analisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaat
analisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaat
 
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptxPEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
 
Jual Obat Aborsi Serang wa 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur Kandungan ...
Jual Obat Aborsi Serang wa 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur Kandungan ...Jual Obat Aborsi Serang wa 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur Kandungan ...
Jual Obat Aborsi Serang wa 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur Kandungan ...
 
5 CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN DAN Jual Obat ABORSI + obat PENGGUGUR KANDUNGAN...
5 CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN DAN Jual Obat ABORSI + obat PENGGUGUR KANDUNGAN...5 CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN DAN Jual Obat ABORSI + obat PENGGUGUR KANDUNGAN...
5 CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN DAN Jual Obat ABORSI + obat PENGGUGUR KANDUNGAN...
 
Konsep Dasar One Way Anova dalam Ilmu Statistik.pptx
Konsep Dasar One Way Anova dalam Ilmu Statistik.pptxKonsep Dasar One Way Anova dalam Ilmu Statistik.pptx
Konsep Dasar One Way Anova dalam Ilmu Statistik.pptx
 
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptxTEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
 
Sistem Akuntansi Aktiva Tetap (Asset Tetap).pptx
Sistem Akuntansi Aktiva Tetap (Asset Tetap).pptxSistem Akuntansi Aktiva Tetap (Asset Tetap).pptx
Sistem Akuntansi Aktiva Tetap (Asset Tetap).pptx
 
Presentasi Akad Wadiah#';/'..';'[]//'../
Presentasi Akad Wadiah#';/'..';'[]//'../Presentasi Akad Wadiah#';/'..';'[]//'../
Presentasi Akad Wadiah#';/'..';'[]//'../
 
Nilai saat ini dalam studi kelayakan.ppt
Nilai saat ini dalam studi kelayakan.pptNilai saat ini dalam studi kelayakan.ppt
Nilai saat ini dalam studi kelayakan.ppt
 
Klinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953 Klinik Aborsi Di Palembang
Klinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953  Klinik Aborsi Di PalembangKlinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953  Klinik Aborsi Di Palembang
Klinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953 Klinik Aborsi Di Palembang
 
Asam karboksilat dan esternya serta senyawa .pptx
Asam karboksilat dan esternya serta senyawa .pptxAsam karboksilat dan esternya serta senyawa .pptx
Asam karboksilat dan esternya serta senyawa .pptx
 
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptxMODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
 
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptxMETODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
 
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024
 
509777263-PPT-Monetarisme-Versus-Ekonomika-Keynesian.pptx
509777263-PPT-Monetarisme-Versus-Ekonomika-Keynesian.pptx509777263-PPT-Monetarisme-Versus-Ekonomika-Keynesian.pptx
509777263-PPT-Monetarisme-Versus-Ekonomika-Keynesian.pptx
 
Jual Obat Aborsi Sorong, Wa : 0822/2310/9953 Apotik Jual Obat Cytotec Di Sorong
Jual Obat Aborsi Sorong, Wa : 0822/2310/9953 Apotik Jual Obat Cytotec Di SorongJual Obat Aborsi Sorong, Wa : 0822/2310/9953 Apotik Jual Obat Cytotec Di Sorong
Jual Obat Aborsi Sorong, Wa : 0822/2310/9953 Apotik Jual Obat Cytotec Di Sorong
 
Penentuan Harga Faktor Produksi Ekonomi Mikro
Penentuan Harga Faktor Produksi Ekonomi MikroPenentuan Harga Faktor Produksi Ekonomi Mikro
Penentuan Harga Faktor Produksi Ekonomi Mikro
 
Kemenkop LAPORAN KEUANGAN KOPERASI- SAK EP (25042024).pdf
Kemenkop LAPORAN KEUANGAN KOPERASI- SAK EP (25042024).pdfKemenkop LAPORAN KEUANGAN KOPERASI- SAK EP (25042024).pdf
Kemenkop LAPORAN KEUANGAN KOPERASI- SAK EP (25042024).pdf
 
Jual Obat Aborsi Banjarbaru ( ASLI ) 082223109953 Kami Jual Obat Penggugur Ka...
Jual Obat Aborsi Banjarbaru ( ASLI ) 082223109953 Kami Jual Obat Penggugur Ka...Jual Obat Aborsi Banjarbaru ( ASLI ) 082223109953 Kami Jual Obat Penggugur Ka...
Jual Obat Aborsi Banjarbaru ( ASLI ) 082223109953 Kami Jual Obat Penggugur Ka...
 
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptxMODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
 

SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM ABU UBAID.docx

  • 1. 1 SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM ABU UBAID Oleh: Fitriyani (21086050025) Pascasarjna IAIN Syekh Nurjati Cirebon Program Studi Ekonomi Syariah Abstrak Abu ubaid merupakan ahli hadits dan ahli fiqh terkemuka dimasa hidupnya selama menjabat menjadi qadii di tadrus dia sering menangani berbagai kauspertahanan dan perpajakan serta menyelesaikannya dengan baik. Abu ubaid juga memiliki beberapa karya salah satunya al-amwal yang membahas tentang ekonomi. Kitab al-amwal ini sangat kaya dengan sejarah perekonomian dari separuh pertama abad kedua islam. Dalam pemikiran ekonomi islam berfokus pada riwayat hidup abu ubaid, latar belakang pemikiran,karya-karyanya, reformasi zakat dan uang fungsi dan alat Kata kunci: abu ubaid, kitab al-amwal Pendahuluan Sebagai makhluk sosial, manusia mempunyai aktifitas sehari-hari yang membutuhkan orang lain dalam interaksinya. Interaksi ini meliputi banyak hal, baik dari segi sosial agama, sosial budaya, maupun sosial ekonomi. Khususnya dalam persoalan ekonomi, kita tidak akan bisa lepas dari persoalan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Karena pada dasarnya sejak manusia terlahir ke dunia persoalan ekonomi sudah ada, dan persoalan ekonomi ini akan seringberhadapan dengan kita setiap saat. Islam sebagai agama yang universal dan komprehensif dalam mengatur segala persoalan hidup bagi umat manusia, telah memberikan banyak petunjuk yang tidak hanya dari aspek ritual ibadah saja, namun juga aspek mu’amalah (hubungan antar manusia) yang meliputi sosial, budaya, hukum, politik, ekonomi, dan sebagainya.
  • 2. 2 Tuntunan tentang perilaku ekonomi agar manusia mencari kebahagiaan di dunia dan di akherat ini ada di dalam al-Qur‟an, sebagaimana QS. al-Qashash ayat 77 Allah berfirman: “Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah di anugrahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan jaganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.” Tentu saja dorongan dalam ayat-ayat al-Quran itu masih ada banyak lagi. Disamping itu Nabi Muhammad Sallā Allāhu alayhi wa sallam merupakan seorang saudagar yang melalui hadits-hadits beliau sering sekali membahas mengenai kehidupan, perdagangan dan perekonomian.1 Dalam hadits juga disebutkan bahwa para pedagang (pebisnis) sebagai pelaku ekonomi dinyatakan sebagai profesi terbaik, bahkan memberikan motivasi yang kuat dan mendorong ummat Islam untuk menguasai perdagangan.2 Nabi Muhammad Salla Allahu alayhi wa sallam bersabda: ‫الرزق‬ ‫أعشار‬ ‫تسعة‬ ‫فيها‬ ‫فإن‬ ‫بالتجارة‬ ‫عليكم‬ “Hendaklah kamu kuasai bisnis, karena 90 % pintu rezeki ada dalam bisnis” (H.R.Ahmad).3 Ilmu ekonomi, secara umum didefinisikan sebagai kajian tentang perilaku manusia dalam hubungannya dengan pemanfaatan sumber-sumber produktif yang langka untuk memproduksi barang-barang dan jasa-jasa serta mendistribusikannya untuk dikonsumsi.4 Berdasarkan ini, kehidupan ekonomi sangat dekat dengan perilaku 1 Choirul Huda, Pemikiran Ekonomi Bapak Ekonomi Islam; Ibnu Khaldun, Economica: Volume IV/Edisi 1/Mei, 2013, Hal.103. 2 Asdar Yusup, “Paradigma Kontemporer Ekonomi Islam” (Muh. Abdul Mannan versus Syed Nawab Haedir Naqvi), Hunafa: Jurnal Studia Islamika, Vol. 11, No. 2, Desember 2014, Hal.220. 3 Abdul Rachman Nur, Landsan Pemikiran Ekonomi Islam Kontemporer , (Cet. ke-3; Jakarta: Gramedia, 2003) Hal.43. 4 Dr. Mustaq Ahmad, Etika Bisnis dalamIslam, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar,2001), Hal.4.
  • 3. 3 keberadaan manusia dan menarik perhatian para pemikir kontemporer untuk menelitinya, baik dari sudut pandang teoritik maupun praktisnya. Namun pada masa modern sekarang ini, ilmu ekonomi seolah hanya berkiblat kepada pemikir-pemikir Barat, seperti Adam Smith yg dikenal sebagai Bapak Ekonomi Kapitalisme, atau Karl Marx sebagai tokoh yang mempelopori Ekonomi Komunisme. Memang tidak bisa dipungkiri, bahwa kedua sistem tersebut yakni Kapitalisme dan Komunisme inilah yang sedang berkembang dan menguasai sistem perekonomian di Dunia saat ini. Di Negara-negara yang mayoritas penduduk Muslim pun menggunakan sistem perekonomian Kapitalisme Dan Sosialisme tersebut. Padahal dalam perjalanan sejarah umat Islam dapat di jumpai banyak sekali tokoh yang membincangkan persoalan ekonomi. Bahkan secara sosiologis dan historis cendekiawan muslim turut membangun teori-teori atau konsep ekonomi. Tokoh pemikir ekonomi Islam yang sangat penting sebagai mata rantai pemikiran ekonomi sangat perlu diluruskan, hampir kurang lebih tujuh sampai delapan abad lamanya, sepanjang zaman itu bermunculan ekonom muslim, seperti pada fase pertama, Zaid bin Ali (80-120H/699-738 M), Abu Hanifah (80-150 H/699-767 M), Abu Yusuf (113-182 H/731-798 M), Muhammad bin Hasan Assyaibani (132-189 1--1/ 750-804 M), Abu Ubayd Al-Qāsim bin Salam (150-224 H/838 M), Yahya bin Umar (213-289 H), Harits bin Asad Al-Nuhasibi (243 1-1/858 M), dan lain-Iain.5 Setelah itu, pada fase kedua, Asy-Syatibi (w. 790 1-1/1388 M), Ibnu Khaldun (732 808 H/1332-1406 M), Al-Maqrizi (766-845 H/1364-1442 M). kemudian fase ketiga, Shah Wali Allah (w 1176 H/1762 M), Muhammad Iqbal (w. 1357 H/1938 M), Abu A'la Al-Maududi. Fase keempat, M. Umar Chapra, M. Najetullah Siddiqi, Muhammad Baqir As-Sadr. Muhammad Abdul Mannan, Syed Nawab Haider Naqvi, 5 Prof. Dr. H. Boedi Abdullah, Peradaban Pemikiran Ekonomi Islam, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2011, Hal.17-18.
  • 4. 4 Monzer Kahf, Sayyid Mahmud Taleghani dan lain-lain. Ekonom muslim yang hidup pada fase pertama dan kedua inilah banyak menjadi rujukan para pemikir ekonomi Barat. Selain itu, Abu Ubaid juga merupakan tokoh pemikir yang mempunyai sumbangan karya terhadap bidang ekonomi. Meskipun Abu Ubayd ini sebenarnya tokoh yang ahli diberbagai di bidang Ilmu. Namun karyanya tentang ekonomi yang berjudul Al Amwāl adalah sebuah karya yang besar pengaruhnya terhadap pemikir- pemikir ekonomi sesudahnya. Bahkan Adam Smith yang merupakan tokoh Ekonomi Barat dalam karyanya The Wealth Of Nation diindikasikan banyak merujuk dari pemikiran Abu Ubaid, terutama mengenai judul buku The Wealth Of Nation dan Al Amwāl tersebut mempunyai kemiripan makna, di dalam karya Adam Smith itu juga banyak yang menyinggug mengenai kemajuan peradaban ekonomi islam pada masa Rasulullah dan generasi penerusnya.6 Pembahasan A. Riwayat hidup Abu Ubaid Nama lengkap Abu Ubaid, yang dikenal sebagai bapak ekonomi islam pertama adalah al-Qasim bin Salam bin Miskin Bin Zaid al-Azadi, dilahirkan pada tahun 150 H di kota Herat, Khurasan, sebelah barat laut Afghanistan.7 Abu Ubaid hidup pada masa Dinasti Abbasiyah, yakni meliputi pemerintahan Khalifah al-Mahdi, al-Hadi, al-Rasyid, al-Amin, al-Ma’mun, dan al-Mu’tashim.8 Dia adalah seorang ulama terkemuka dalam bidang hadits. Ada keuntungan tersendiri ketika negara waktu itu tidak memperhitungkan golongan ini pada masa al-Ma’mūn dan al-Mu’tashim. Sehingga, keilmuan Abu Ubaid bisa terus 6 Asdar Yusup, Paradigma Kontemporer Ekonomi Islam. 24-25 7 Sukarno wibowo, Dedi supriadi. Ekonomi Mikro Islam, bandung:Pustaka Setia Bandung.Hal.104 8 Taufik Hidayat, “Abu Ubaid sebagai Fuqaha‟ dan Ekonom: Critical Reading terhadap Corak Pemikiran dan KonsepsiEkonomi Ibn Ubaid” dalam Al -Falah: Journal of Islamic Economics, Vol. 4, No. 1, 2019, 4.
  • 5. 5 berkembang kepermukaan tanpa ada hambatan dari pemerintah. Selain itu, Abu Ubaid juga tidak pernah diketahui ada konflik atau permusuhan terhadap negara. Berbeda dengan apa yang pernah dialami oleh Ahmad Ibnu Hambal dan ulama lain dari kalangan ahli hadits yang pernah ada konflik dengan negara. Meskipun tidak pernah ada permusuhan terhadap negara, sikap Abu Ubaid lebih terfokus kepada sikap moderat terhadap daulah Abbasiyah. Pada saat itu, kekhalifahan mendukung dan pro terhadap ideologi rasionalisme Mu’tazilah dan ia kontra terhadap ulama ahli riwayat dari kalangan ulama hadits. Oleh karena itu, Abu Ubaid telah menyiapkan karyanya yang sangat fundamental yaitu Gharib al- Hadits dan kemudian menghadiahkannya kepada Khalifah al-Ma'mun. Yang mana waktu itu Abu Ubaid telah mendapatkan perlindungan dan jaminan dari Abdullah bin Thahir yang merupakan seorang panglima dan tangan kanan Khalifah al- Ma'mūn.9 Walaupun demikian, Abu Ubaid tetap menjauhkan diri dari istana khalifah di Baghdad. Sebagaimana yang ada di dalam kitab al-Amwal, dia begitu banyak mengkaji tentang politik keuangan dan administrasi perekonomian, tetapi dia tidak pernah membahas tentang daulah Abbasiyah sedikit pun. Bahkan,dia lebih banyak membahas secara terperinci mengenai perbedaan sahabat dan tabi'in mengenai kesalahan kekuasaan daulah Umawiyah. Sebab, kekuasaan itu telah mengubah falsafah politik umat dari konsep syura kepada sistem kerajaan yang monarki. Bahkan, dia tidak pernah memberikan nama penguasa Umawiyah dengan gelar ”Khalifah" akan tetapi dia lebih menggunakan bahasa”Sultan atau Penguasa". Ini merupakan sebuah penilaian dari Abu Ubaid terhadap daulah Umawiyah. Dia mesti menarik diri atas penilaian terhadap pemerintahan yang sedang berkuasa pada saat itu yaitu daulah Abbasiyah. 9 Abu Ubaid al-Qasim, al-Amwāl: Ensiklopedia Keuangan Publik, Terj. Budi Utomo, (Jakarta: Gema Insani, 2009), 30.
  • 6. 6 Sifat Abu Ubaid yang kewara’an, kezuhudan, dan sikap moderatnya telah menjadikan dia terhindari dari pergolakan fanatisme mazhab. Sikap seperti itu telah memberikan peran atas kedudukan posisi yang telah dipilihnya, yaitu posisi sebagai ulama. Walaupun dia tidak melakukan perlawanan terhadap negara, pengorbanannya untuk memperjuangkan Ilmu pengetahuan dan sikap keulamaannya telah berhasil menuai kebaikan berupa perhatian dan pemeliharaan negara terhadap ilmu pengetahuan. Di samping itu, dia selamat dari penjerumusan kehidupannya ke dalam lingkungan istana.10 Pada usia 20 tahun, Abu Ubaid sering mengembara untuk menuntut ilmu, ilmu yang dipelajarinya antara lain ilmu tata bahasa arab, qira’at, taafsir, hadits dan fiqh Dia bersama Yahya bin Mu’in telah melakukan perjalanan ke Mesir pada tahun 213H/828M. Pada saat itu, Abdullah bin Thahir telah memegang jabatan sebagai imam shalat dan mengurus perpajakan di Mesir. Jika riwayat itu menyebutkan bahwa Abu Ubaid telah memegang jabatan sekretaris di Mesir, maka pendapat yang lebih kuat bahwa hal demikian telah dilaksanakan ketika berteman dengan Abdullah bin Thahir pada zaman kekuasaannya. Saat itu, perlindungannya merupakan payung negara terhadap tokoh besar ini, sebab jabatan Gubernur Abdullah bin Thahir di Mesir terus berkelanjutan selama kurang lebih satu setengah tahun. Tidak lama dari itu Abu Ubaid ingin kembali ke Baghdad. Pada saat itu Abu Ubaid berangkat dari Baghdad ke Mekah untuk melakukan perjalanan di Baitullah al-Haram. Dengan hal itu, orang-orang sejarawan memiliki perbedaan tentang waktu perjalanan Abu Ubaid. Diantara individu yang mengatakan itu pada 214 H / 829 M, dan ada juga yang mengatakan pada 219 H / 834 M, dan anggapan lain yaitu pada tahun 223 H / 838 M. Namun demikian, penilaian yang paling membumi ada pada buku Al-Amwal terjemahan setiawan budi utomo adalah tarikh terakhir, tepatnya keberangkatan Abu Ubaid dari Baghdad ke Mekkah terjadi pada tahun 223H/838 M.
  • 7. 7 Adapun jika ada pendapat yang mnyatakan bahwa Abu Ubaid melaksanakan ibadah haji sebanyak tiga kali. Setiap tahunnya dia berangkat ke Mekah menunaikan ibadah haji dan kemudian dia kembali pulang ke Baghdad dan menetap di sana, begitu pula pendapat yang menyatakan bahwa dia telah menetap di Mekah pada tahun tertentu kurang bisa diterima. Karena, sebagaimana yang telah ditetapkan bahwa pada saat itu, dia masih berada di Baghdad ketika menulis dan meriwayatkan kitab al-Amwal. Hal itu juga diperkuat oleh Abu Bakar bin Sinan bin Muhammad bin Thalib didalam periwayatannya manuskrip Mesir kitab al-Amwal ini dengan pernyataan, "Saya telah mendengar dari Abu Ubaid yang meriwayatkan kitab al-Amwal pada tahun 220 H dan 221 H di Baghdad." Tentunya karena riwayat inilah dapat menguatkan bahwa pelaksanaan ibadah hajinya terjadi pada tahun 223 H/838 M dan bukannya pada tahun 214 H atau tahun 219 H. Setelah Abu Ubaid melakukan perjalanan haji pada 223 H, dia sampai di Mekah dan menetap disana. Kemudian pada tahun depan, dia bermaksud ke Baghdad untuk kembali pulang. Dan keesokan harinya ia membeli seekor tunggangan. Namun ketika malam hari seblum perjalanan pulang ke Baghdad, ada yang meriwayatkan bahwa Abu Ubaid telah bermimpi bertemu Rasulullāh. Dari mimpi bertemu Rasulullāh itu lah dia membatalkan perjalanannya dari Mekah menuju Baghdad. Dia mendatangi penanggung jawab keberangkatan musafir untuk mengkorfirmasi kalau tidak jadi berangkat. Pada akhirnya dia tetap tinggal di Mekah, dan pada tahun 224 H/838 M dia wafat. Dan dimakamkan di rumah Ja'far bin Abu Thālib.11 B. Latar Belakang Pemikiran Abu Ubaid Landasan hidup dan gaya pemikiran Abu Ubaid yang telah digambarkan sebelumnya, dia adalah seorang muhadits (ahli hadits) dan fuqaha (ahli fiqih) 11 Rizki Syahputra,“Rekonstruksi Zakat Perpekstif Almawardi Dan Abu Ubaid”, dalam Jurnal Ecobisma, Vol. 4 No. 2 Juni 2017, 110.
  • 8. 8 dalam perjalanan hidupnya. Ketika di Tharsus ia menjabat sebagai Qadi (hakim) dan dengan baik ia menangani masalah perpajakan dan kasus tanah. Abu Ubaid mendominasi bahasa Persia ke bahasa Arab yang dituunjukkan dari penafsirannya atas kata-kata dari bahasa tersebut. 12 Mengingat kata Amr yang secara berturut-turut dikutip dalam Kitab al-Amwal, referensi, dan pertimbangan Abu Ubaid digunakan oleh Abu Amr Abdurrahman ibn Amr al-Awza'i, serupa dengan peneliti Suriah yang lain selama masanya sebagai Qadi (hakim) di Tharsus. Kemungkinan ini adalah hal yang dapat ditindak lanjuti kembali dari pengamanan yang dibuat oleh Abu Ubaid atas persoalan militer, politik dan moneter yang dipaksakan oleh pemerintah Tharsus. Berbeda dengan Abu Yusuf, Abu Ubaid tidak merinci masalah kekurangan dalam kerangka otoritas publik dan tindakan penanggulangannya. Meskipun begitu, Kitab al-Amwal bisa dibilang isinya lebih kaya dibandingkan Kitab al- Kharaj dalam pembahasan mengenai pendapat para sahabat, tabi'it dan tabi'in, dan juga hadits. Untuk situasi ini, fokus pertimbangan Abu Ubaid lebih pada isu-isu yang terkait dengan moral pemerintahan dan strategi eksekutif. Misalnya, Abu Ubaid lebih tertarik berbicara tentang isu keadilan redistributif sejauh "apa" dan bukan "bagaimana". Cara berpikir yang diciptakan oleh Abu Ubaid bukanlah respon terhadap berbagai masalah sosial, politik dan keuangan yang dijalankan melalui kebijakan praktis, namun hanya pendekatan ahli dan teknokratis yang bertumpu pada kemampuan teknis. Selanjutnya, tanpa menyimpang dari standar keadilan dan masyarakat yang beradab, pandangan Abu Ubaid memajukan penguasaan pendidikan Islam yang ditegakkan secara komprehensif dan religius untuk 12 Adimarwan Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Jakarta: Rajawali Press, 2014) 265.
  • 9. 9 menghadapi eksistensi manusia di dunia dan akhirat, baik secara individu maupun sosial.13 Oleh karena itu, Abu Ubaid berhasil menjadi salah satu ulama ternama di permulaan abad ketiga Hijriyah yang mendirikan pembaruan kerangka moneter berdasarkan al-Quran dan Hadits melalui perubahan dasar-dasar pengaturan moneter dan juga institusi. Pada akhirnya, kritik terhadap teori sosial-politik dan keuangan Islam yang bersumber dari al-Quran dan Hadits memiliki tempat yang eksklusif dan terekspresikan dengan kuat dalam pola pikir Abu Ubaid. Karena wawasan dan pengetahuannya yang luas didalam berbagai bidang ilmu, sebagian ulama Syafi'i dan Hambalilah menganggap bahwa Abu Ubaid berasal dari mazhabnya, meskipun aslinya Abu Ubaid adalah seorang fuqaha yang mandiri. Abu Ubaid bahkan tidak menyebut nama Abu Abdullah Muhammad ibn idris al-Syafi'i atau nama Ahmad ibn Hanbal. Justru sebaliknya, Abu Ubaid sering mengutip pandangan Malik ibn Anas, salah seorang gurunya yang juga merupakan guru al-Syafi'i. Selain itu, dia juga mengutip beberapa ijtihad Abu Yusuf, Abu Hanifah, dan Muhammad ibn al Hasan Al-Saybani, namun ia menolak hampir semua pendapat mereka.14 Kemudian lagi, Abu Ubaid dituding oleh Husain ibn Ali al-Karabisi sebagai penjiplak terhadap karya-karya Al-Syafi'i, termasuk dalam kasus penulisan Kitab al-Amwal. Meskipun demikian, realitas hal ini sangat sulit untuk dibuktikan mengingat Abu Ubaid dan al-Syafi'i (termasuk Ahmad ibn Hanbal) belajar dari ulama yang sama, bahkan dari saling mendapatkan atau saling belajar satu sama lain. Sejalan dengan itu, tidak mengherankan jika ada kemiripan perspektif antara dua sosok yang luar biasa ini, meski terkadang Abu Ubaid mengambil sikap yang berlawanan dengan al-Syafi'i. C. Karya-Karya Abu Ubaid 13 Boedi Abdullah, Peradaban Pemikiran Ekonomi Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), 174. 14 Adimarwan Azwar Karim, 267
  • 10. 10 Abu Ubaid merupakan Cendekiawan Muslim yang mempunyai keahlian diberbagai bidang ke ilmuan. Dia telah mengkaji Al-Qur'ān, hadits nabawi, bahasa Arab yang dianggap sebagai bahasa Al-Quran dan sunnah, serta berbagai ilmu yang diperlukan umat Islam pada saat itu. Dalam bidang-bidang inilah, Abu Ubaid telah menulis karya-karya pemikirannya yang agung dan dia juga telah menyiapkan sebuah konsep pemikiran. Hasil karyanya ada sekitar 20, baik dalam bidang ilmu nahwu, qirâ’ah, fikih, syair dan lain-lain. Yang terbesar dan terkenal adalah Kitâb Al-Amwâl Kitab al Amwal merupakan sebuah mahakarya tentang ekonomi yang dibuat oleh Abu Ubaid yang menekankan beberapa isu mengenai perpajakan, hukum, serta hukum administrasi dan hukum internasional. Kitab Al-Amwal secara komprehensif membahas tentang sistem keuangan publik islam terutama pada bidang administrasi pemerintahan. kitab ini juga memuat sejarah ekonomi Islam selama dua abad pertama hijriyah, dan merupakan sebuah ringkasan tradisi Islam asli dari Nabi, para sahabat dan para pengikutnya mengenai permasalahan ekonomi. Abu ubaid, dalam Kitab Al-Amwal, banyak mengutip pandangan dan perlakuan ekonomi dari imam dan ulama terdahulu. Ia sering mengutip pandangan Malik ibn Anas dan pandangan sebagian besar ulama madzhab Syafi’i lainnya, dan juga mengutip beberapa ijtihad Abu Hanifah, Abu Yusuf dan Muhammad ibn al¬ Hasan asy-Syaibani.15 D. Reformasi distribusi zakat Abu ubaid sangat menentang pendapat bahwa pembagian harta zakat harus dilakukan secara merata diantara delapan kelompok penerima zakat, dan cenderung menentukan batas tertinggi terhadap bagian perseorangan. Bagi Abu Ubaid, yang paling penting adalah memenuhi kebutuhan dasar berapapun besarnya serta menyelamatkan orang-orang dari bahaya kelaparan, akan tetapi saat bersamaan ia 15 Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi konomi Islam (P3EI) dan UII, Ekonomi Islam, hal.108
  • 11. 11 tidak memberikan hak penerimaan zakat kepada orang-orang yang memiliki 40 dirham atau harta lainnya yang setara. Disamping pakaian, ruamh dan pelayan yang dianggap sebagai standar kebutuhan hidup minimum. Pada sisi lain, Abu Ubaid menganggap bahwa seseorang yang memiliki 200 dirham, yaitu jumlah minimu yang terkena wajib zakat sebagai “orang kaya” sehingga mengenakan kewajiban zakat terhadap orang tersebut. Oleh karena itu, pendekatan yang digunakan Abu Ubaid ini mengindikasikan adanya tiga kelompok sosio-ekonomi yang terkait dengan status zakat, yaitu: 1) Kalangan kaya yang wajib kena zakat 2) Kalangan menengah ynag tidak terkena wajib zakat, tetapi juga tidak berhak menerima zakat. 3) Kalangan penerima zakat Berkaitan dengan distribusi kekayaan melalui zakat, Abu Ubaid mengadopsi prinsip “bagian setiap orang adalah menurut kebutuhannya masing-masing’(li kulli wahidin habsa hajatihi). Ketika membahas kewajiban penguasa dalam hal jumlah zakat (atau pajak) yang diberikan kepada para pengumpulnya (amil), ia lebih cenderung pada prinsip “setiap orang dibagi sesuai dengan halnya”.16 E. Uang antara fungsi dan alat Pada prinsipnya, Abu Ubaid mengakui adanya dua fungsi uang, yaitu sebagai standar nilai pertukaran dan media pertukaran. Ia menyatakan “ tidak diragukan lagi bahwa emas dan perak tidak layak untuk apapun, kecuali keduanya menjadi harga dari barang dan jasa. Keuntungan paling tinggi dapat diperoleh dari kedua benda ini adalah penggunaannya untuk membeli sesuatu (infak). Pernyataan terebut menunjukan bahwa ia mendukung teori konvensional mengenai uang logam, walaupun tidak menjelaskan alasan emas dan perak tidak 16 Sukarno wibowo, dedi supriadi. Ekonomi mikro Islam. Hal.110
  • 12. 12 layak untuk apapun, kecuali keduanya menjadi harga dari barang dan jasa. Tampaknya Abu Ubaid merujuk pada kegunaan umum dan relatif konstannya nilai dari kedua benda tersebut di bandingkan dengan komoditas yang lain. Jadi kedua benda tersebut digunakan menjadi komoditas, nilai keduanya dapat berunah-ubah karena keduanya akan memainkan dua peran yang berbeda, yaitu sebagai barang yang harus di nilai atau sebagai standar penilaian dari barang-barang yang lain. Disamping itu, sekalipun tidak menyebutkan secara jelas, Abu Ubai mengakui secara implisit adanya fungsi uang sebagai penyimpan nilai ketika membahas jumlah tabungan minimum tahunan yang wajib terkena zakat. Salah satu ciri khas al-amwal diantara kitab-kitab lainnya yang membahas keuangan publik adalah pembahasan tentang timbangan dan ukuran yang biasa digunakan dalam menghitung beberapa kewajiban agama, yang berkaitan dengan harta atau benda. Abu Ubaid menceritakan usaha khaliffah Abdul al-malik ibn Marwan dalam melakukan standarisasi dari berbagai jenis mata uang yang ada dalam sirkulasi. Pemikiran Abu Ubaid dalam kitabnya ingin menyatakan bahwa segala kebijakan yang hanya menguntungkan sekelompok masyarakat lain harus di hindari negara semaksimal mungkin, pemerintah harus mengatur harta kekayaan negara agar selalu dimanfaatkan demi kepentingan bersama dan mengawasi kepemilikan pribadi agar tidak disalah gunakan, sehingga mengganggu atau mengurangi manfaat bagi masyarakat umum. Pandangan-pandangan Abu Ubaid juga merefleksikan perlunya mremelkihara dan mempertahankan keseimbangan antara hak dan kewajiban masyarakat, rasa pewrsatuan dan tanggung jawab bersama. Disamping itu, Abu ubaid juga secara tegas menyatakan bahwa pemerintah wajib memberikan jaminan standar kehidupan yang layak bagi setiap individu dalam masyarakat muslim.17 17 Sukarno wibowo, dedi supriadi,Ekonomi Mikro Islam. Hal. 111
  • 13. 13 Kesimpulan Abu Ubaid lahir pada tahun 150 H. Pada usia 20 tahun pergi untuk menuntut ilmu ke berbagai kota seperti, kufah, Basrah dan baghdad. Adapun ilmu yang dipelajarinya ilmu tata bahasa arab, qira’at, tafsir, hadits dan fiqh. Abu ubaud seorang ahli hadits dan ahli fiqh adapun pemikiran abu ubaid dipengaruhi oleh abu amr abbdurahman ibn amr al-awza’i Abu Ubaid telah menulis karya-karya pemikirannya, kaya abu ubaid yang terkenal yaitu al-amwal yang membahas tentang sistem keuangan publik islam terutama bidang administrasi pemerintahan Abu uabid sangat menentang pendapat bahwa pembagian harta zakat harus dilakukan secara merata diantar delapan kelompok penerima zakat. Bagi abu ubaid yang paling pengting adalah memenuhi kebutuhan dasar berapapun besarnya serta menyelamatkan orang-orang dari kelaparan. Abu ubaid menggap orang yang memilikii 200 dirham, yaitu jumlah minimum yang terkena wajib zakat sebagi “orang kaya”. Abu ubaid mengakui adanya dua fungsi uang yaitu: sebagi nilai pertukaran dan medi apertukaran. Abu ubaid mendukung teori konvensional mengenai uang logam, walaupun tidak menjelaskan alasan emas dan perak tidak layak untuk apapun kecuali keduanya menjadi barang dan jasa, abu uabid merujuk pada kegunaan umum relatif konstan nilai dari kedua nilai benda tersebut dibandingan dengan nilai komoditas lain. Jika kedua benda tersebut digunakan sebagi komoditas, nilai keduanya dapat berubahubah juga karena keduanya kan memainkan dua peran yang berbeda yaitu sebagai barang yang harus dinilai atau sebagai standar penilaian dari barang-barang lain.
  • 14. 14 DAFTAR PUSTAKA Abu Ubaid al-Qasim, al-Amwāl: Ensiklopedia Keuangan Publik, Terj. Budi Utomo, (Jakarta: Gema Insani, 2009 Adimarwan Azwar Karim, Sejarah Pemikiran EkonomiIslam, Jakarta: Rajawali Press, 2014 Boedi Abdullah, Peradaban Pemikiran Ekonomi Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2011 Hidayat taufik, “Abu Ubaid sebagai Fuqaha‟ dan Ekonom: Critical Reading terhadap Corak Pemikiran dan Konsepsi Ekonomi Ibn Ubaid” dalam Al -Falah: Journal of Islamic Economics, Vol. 4, No. 1, 2019 Syahputra Rizky, “Rekonstruksi Zakat Perpekstif Almawardi Dan Abu Ubaid”, dalam Jurnal Ecobisma, Vol. 4 No. 2 Juni 2017 Wibowo sukarno, dedi supriadi. Ekonomi Mikro islam, Bandung: Pustaka Setia, 2017