Dokumen tersebut membahas tentang definisi agama, perkembangan pemikiran terhadap agama, kebutuhan manusia akan agama, fungsi dan peran agama dalam kehidupan manusia, serta rasa ingin tahu manusia. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa agama memberikan aturan hidup bagi manusia untuk mengatur kehidupannya secara teratur, dan manusia membutuhkan agama untuk mencari makna, menanggulangi kegel
1. Kelompok 3
Nama kelompok:
1. Sulis Fitriana (183151079)
2. Azizun Khoirun Nisa (183151089)
3. Fauzan Nur Khairudin (183151099)
4. Luthfi Andhi Permana (183151110)
2. MANUSIA DAN KEBUTUHAN DOTRIN AGAMA
1. Definisi Agama
Secara etimologis kata agama berasal dari bahasa
sansekerta , yakni a dan gama. A berarti ‘tidak’ dan gama berarti
‘kocar-kacir’ atau ‘berantakan’. Jadi agama berarti ‘tidak
berantakan’ atau ‘teratur’. Dengan makna ini , dapat dipahami
bahwa agama memberikan serangkaian aturan kepada para
penganutnya sehingga hidupnya tidak berantakan.
Jadi agama dapat didefinisikan sebagai seperangkat aturan atau
ketentuan hidup yang melekat dalam diri manusia agar
hidupnya teratur yang merupakan cara menuju suatu kehidupan
yang selamat. Yang harus ditegaskan disini adalah bahwa aturan
dalam agama ini harus bersumber dari sesuatu yang dipandang
melebihi kekuasaan manusia.
3. 2. Agama dan Perkembangannya
Perkembangan pemikiran terhadap agama,
menurut para ahli sosiogi ,perkembangan intlektual
manusia dalam sejarahnya melalui tiga tahap:
pertama, dinamakan tahap teologis atau fiktif ,
yaitu tahap manusia menafsirkan seluruh gejala di
sekelilingnya secara teologis. Tahap ini meyakini
bahwa kekuatan-kekuatan yang mengendalikan
alam semesta ini adalah ruh-ruh atau dewa-dewa
atau tuhan yang berkuasa.
4. Kedua, merupakan kelanjutan perkembangan dari
tahap pertama, yaitu tahap metafisik. Pada tahap
ini manusia menganggap bahwa didalam setiap
gejala terdapat kekuatan-kekuatan atau inti
tertentu yang pada akhirnya akan dapat
diungkapakan . manusia masih terikat pada cita-
cita tanpa verifikasi karena adanya kepercayaan
bahwa setiap cita-cita terikat dengan suatu
realitas tertentu dan tidak ada usaha untuk
menemukan hukum alam yang seragam
5. Ketiga,Suatu ilmu pengetahuan bersifat positif
apabila ilmu pengetahuan tersebut memusatkan
perhatiannya kepada gejala-gejala yang nyata atau
kongkrit tanpa ada halangan dari pertimbangan-
pertimbangan lainnya.
Pemikiran manusia pada tahap akhir ini, lambat
laun memiliki obsesi untuk menyingkirkan nilai-
nilai keagamaan bahkan menghilangkannya dari
kehidupan manusia. Meskipun pada kenyataanya
bahwa ilmu pengetahuan yang berkembang di
dunia modern tidak lepas dari adanya unsur-unsur
keyakinan logis yang tidak nyata dan konkret.
6. KEBUTUHAN MANUSIA TERHADAP AGAMA
• Ada beberapa argument mengapa agama
sangat dibutuhkan oleh manusia :
• Pertama, agama merupakan sumber
kebenaran mutlak.
• Kedua, agama sebagai sumber informasi
tentang hal-hal yang gaib.
• Ketiga, agama sebagai sumber ajaran moral.
• Keempat, agama dapat memberikan nasihat
yang sangat berharga bagi manusia baik
dikala suka maupun duka.
7. FUNGSI DAN PERANAN AGAMA DALAM
KEHIDUPAN MANUSIA
• Agama Memberi Makna Rohani
• Agama Menanggulangi Kegelisahan Hidup
• Agama Memenuhi Kebutuhan Fitrah
• Agama Mengatasi Keterbatasan Akal dan
Tantangan Hidup
8. RASA INGIN TAHU MANUSIA
• Manusia di dunia dengan karunia akal yang
diterimanya menjadikannya dirinya berbeda dan
memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari
makhluk yang lainnya. Dengan akalnya, manusia
berfikir tentang apa saja dan ingin mengetaui
lebih jauh serta mendalam tentang kenyataan-
kenyataan yang dihadapinya. Manusia juga
berusaha menalari dan menyikap tirai-tirai
dibalik kenyataan yang dilihatnya.Manusia
dengan akalnya berfikir dan berfilsafat, terus
menerus tiada puas-puasnya mencari hakikat
segala sesuatu, mencari kebenaran dan realitas
9. • Manusia yang memiliki naluri ingin tahu,
berusaha untuk mendapatkan apakah
yang paling indah, benar dan baik. Dan
disitu jiwa dan akhlaknya bertemu denan
yang Maha Suci dan ketika itu ia berusaha
untuk berhubungan dengan-Nya, bahkan
berusaha untuk mencontoh sifat-sifat-Nya.
Dari sinilah agama lahir, bahkan dari sini
pula dilukiskan proses beragama itu pada
hakikatnya sebagai upaya manusia untuk
menconth sifat-sifat-Nya yang Maha Suci