SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Download to read offline
PRAKTIKUM FISIKA DASAR II
MODULUS PUNTIR
Kelompok 4B
Anggota : A. Ronny Yanssen 10.0400
Dede Nurhuda 13.0655
Hamim Haerullah 13.1230
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
2014
PRAKTIKUM FISIKA DASAR II
MODULUS PUNTIR
Kelompok 4B
Anggota : A. Ronny Yanssen 10.0400
Dede Nurhuda 13.0655
Hamim Haerullah 13.1230
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
2014
PRAKTIKUM FISIKA DASAR II
MODULUS PUNTIR
Kelompok 4B
Anggota : A. Ronny Yanssen 10.0400
Dede Nurhuda 13.0655
Hamim Haerullah 13.1230
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
2014
1
ABSTRAK
Suatu benda diberi gaya yang sama tetapi arahnya berlawanan dan tidak segaris
maka benda tersebut berada dibawah tegangan memuntir (shear stress). Dalam bahasa
fisisnya, modulus puntir adalah gaya yang diberikan persatuan luas penampang dengan
luas yang sejajar dengan vektor gaya yang diterapkan. modulus puntir menyatakan nilai
ketahanan suatu material terhadap puntiran. Semakin besar modulus puntirnya, maka
semakin baik juga material tersebut untuk tidak goyah ketika dipuntir. Pada praktikum ini
digunakan tiga batang logam silinder yang akan diprediksi jenis materialnya. Ke tiga
batang tersebut masing-masing memiliki modulus puntir, 89.60098 Gpa untuk batang 1,
89.62862 Gpa untuk batang 2, dan 79.40586 untuk batang 3. Hasil prediksi kami, batang 1
dan 2 merupakan besi (82 Gpa) dengan campuran mineral lainnya dan batang 3 merupakan
baja konstruksi (79,3 Gpa).
2
DAFTAR ISI
Abstrak …………………………………………………………............................... 1
Daftar Isi ………………………………………………………………....................... 2
Daftar Gambar ……………………………………………………………………... 3
Daftar Tabel ……………………………………………………………………………... 4
BAB 1 Pendahuluan ………………………………………………….………………...... 5
1.1 Latar belakang ………………………………………...…………………… 5
1.2 Tujuan ……………………………………………………………………... 5
1.3 Mamfaat …………………………...………………………………………… 5
BAB 2 Landasan Teori …………………………………...……………………….... 6
BAB 3 Metodologi Percobaan …………………………………………………...… 9
3.1 Alat dan Bahan Percobaan ……………………………………………... 9
3.2 Jalannya Percobaan ……………………………………………………. 10
BAB 4 Hasil dan Pembahasan ……………………………………………………. 11
4.1 Hasil Pengamatan ……………………………………………………………. 11
4.2 Tugas Akhir ……………………………………………………………. 13
BAB 5 Penutup ……………………………………………………………………. 14
5.1 Kesimpulan ……………………………………………………………. 14
5.2 Saran ……………………………………………………………………. 14
Daftar Pustaka ……………………………………………………………………. 15
Lampiran ……………………………………………………………………………. 16
3
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Alat Percobaan …….………………………………………………….. 6
Gambar 3.1 Alat Percobaan ………………………………………………….. 9
4
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Percobaan I ………………………………………………………….… 11
Tabel 4.2 Percobaan II ………………………………………………………….… 12
Tabel 4.3 Percobaan III …………….………………………………………………. 12
5
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Percobaan
Modulus puntir dapat diartikan secara teoritis , yaitu adalah hubungan besaran
tegangan tarik dan regangan tarik. Atau lebih jelasnya adalah perbandingan antara
tegangan geser dan regangan geser Modulus puntir sangat penting dalam ilmu fisika
karena dengan mempelajarinya, diharapkan kemudian kita bisa menggunakannya untuk
menentukan nilai kelastisan dari sebuah benda (objek studi).
Prinsip-prinsip tersebut telah dirumuskan secara sistematik dan percobaan ini
dilakukan untuk menerapkan kembali rumusan/teori yang telah ada dalam kasus-kasus
yang sederhana agar praktikan lebih cepat memahami rumusan atau teori tadi.
Pada kasus elastic, bedasarkan pengandaian-pengandaian dimana tegangan adalah
perbandingan lurus dengan regangan dan yang belakangan ini berubah pula secara
linier dari pusat sumbu puntiran, maka tegangan akan berubah pula secara linier dari
sumbu pusat batang melingkar. Tegangan tersebut yang disebabkan oleh
penyimpangan-penyimpang yang disebut dalam pengandaian diatas adalah tegangan
geser yang terletak pada bidang yang sejajar dengan irisan yang diambil tegak lurus
terhadap batang.
1.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari proses porcobaan ini adalah:
1) Mengamati bahwa puntiran diteruskan pada arah memanjang.
2) Menentukan modulus puntir batang logam.
1.3 Mamfaat Percobaan
Tujuan dari percobaan M-2 adalah menentukan Modulus Puntir (Modulus Geser)
secara statis.
6
BAB 2
LANDASAN TEORI
Salah satu ujung batang di jepit keras – keras di T, sedangkan ujung lainnya
dibiarkan bebas berputar dan dipasangi erat roda P. Jika roda dengan pertolongan katrol
diberi beban maka roda itu akan meghasilkan momen M terhadap batang.
Dengan jarum penunjuk yang melekat pada batang dan pembagian skala S dapat dibaca
sudut puntiran batang. Maka Modulus Puntiran dapat dihitung dari:
(Gambar 2.1 Alat percobaan)
Rumus
4
2
R
ML
G

 ......................................................……………………………..... (1)
Atau
 42
360
R
mLrg
G

 ………………...............................................…………. (2)
7
dimana:
G = Modulus puntir (modulus geser)
M = Momen yang bekerja pada batang
L = Panjang batang yang dipuntir
R = Jari – jari batang yang diputir (beban)
O = Sudut puntiran dalam radial
g = Percepatan grafitasi
r = Jari – jari roda P
m = massa beban
α = Sudut puntiran dalam derajat
nilai α dihitung dalam derajat. Sehingga tidak perlu di konversikan ke dalam satuan rad.
Dalam pembahasan sebelumnya, benda yang mendapatkan gaya diidealkan sebagai
benda tegar, tidak mengalami perubahan bentuk bila mendapat gaya. Sesungguhnya benda
mengalami perubahan bentuk saat mendapatkan gaya. Pada bagian ini akan dibahas
tentang hubungan perubahan bentuk tersebut dengan gaya yang menyebabkannya.
Gambar di atas melukiskan suatu batang yang mempunyai penampang serbasama
ditarik dengan gaya F pada kedua sisinya. Batang dalam keadaan tertarik. Bila dibuat irisan
di batang (gambar b) yang tidak dekat ujung batang, maka pada irisan tadi terdapat tarikan
dengan gaya F yang merata di penampang batang (sistem dalam keadaan seimbang). Dari
sini dapat didefinisikan tegangan di irirsan tersebut sebagai perbandingan antara gaya F
dengan luas penampang A.
Tegangan : S = F/A ( N/m2 = Pascal)
Tegangan tersebut disebut tegangan tarik.
8
Bila irisan tadi dibuat sembarang (membentuk sudut), maka luasannya menjadi A’ dan dan
gaya F tadi bisa diurakan menjadi dua komponen, yaitu F^ (tegak lurus/normal terhadap A’
dan F¤ ¤ (sejajar/tangensial terhadap A’). Maka tegangan dapat diurakan menjadi :
Tegangan normal = F^ / A’
Tegangan tangensial (geser) = F¤ ¤ /A’
Demikian juga sebaliknya, bila gaya pada balok mengarah ke balok. Tegangannya disebut
tegangan tekan.
 Regangan
Bila gaya diberikan pada balok tersebut memberikan tegangan tarik, maka balok
tersebut juga mengalami perubahan bentuk yang disebut regangan.
Bagian pertama (O - a) tegangan sebanding dengan regangan, a adalah batas
proporsional tersebut. Dari a sampai b tidak sebanding lagi, tetapi bila beban diambil,
kurva akan kembali ke titik a lagi. Titik a sampai b masih bersifat elastik dan b adalah
batas elastik. Bila beban di ambil setelah melewati b, misal di c, kurva tidak kembali
ke b tetepi kembali melellui garis tipis. Sehingga panjang tanpa tegangan menjadi lebih
besar dari semula. Bila beban ditambah terus sampai patah di d, d disebut titik patah.
Bila b sampai d cukup besar, bahan tersebut bersifat ulet, tetapi kalau sangat pendek
disebut rapuh.
9
BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Bahan dan Alat Percobaan
(Gambar 3.1 Alat percobaan)
1. mistar dan jangka sorong
2. batang-batang Q yang telah diseldiki
3. penjepit batang T
4. katrol
5. beban
6. jarum penunjuk dengan pembagian skala sudut
 Metode Percobaan
Metode yang digunakan adalah melakukan pengamatan secara langsung dengan
cara melakukan pengamatan terhadap suatu batang yang dipuntir, berdasarkan prosedur
percobaan serta petunjuk dan bimbingan dari para assisten. Melakukan pengamatan
terhadap alat-alat yang digunakan, mengumpulkan data, kemudian melakukan
pengolahan data.
10
3.2 Jalannya Percobaan
1. Pasanglah satu batang yang diberi oleh asisten. Keraskan semua sekrup kuat-kuat.
2. Periksalah kebebasan gerak puntiran ujung batang yang beroda. Dan apakah
momen sudah akan diteruskan keseluruh batang.
3. Ukurlah L, R, r beberapa kali dan timbanglah m (perhatikan pengukuran R, r harus
merata)
4. Ambillah suatu α harga L tertentu dan amatilah kedudukan jarum penunjuk (awas
paralaks dan perhatikan kedudukan / keadaan beban)
5. Berilah beban dan berturut-turut tambahkan beban satu persatu. Tiap kali amatilah
kedudukan jarum penunjuk (jumlah beban ditentukan oleh asisten)
6. Kurangi beban satu persatu dan amatilah kedudukan jarum penunjuk
7. Ulangi percobaan 4, 5, 6 untuk beberapa harga L (paling sedikit 3 kali)
8. Ulangi percobaan 1 s/d 6 (tanpa 7) untuk batang – batang yang lain. Tanyakan
pada asisten batang – batang yang mana saja.
11
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Panjang Batang : 92.2 cm
Diameter Batang : 4 mm
Diameter Piringan : 13.4 cm
Tebal Piringan : 50 cm
Tabel L1(50 cm)
beban
(kg)
Pembacaan sudut Rata-rata
Penambahan Pengurangan
jarum skala jarum skala jarum skala
1 5 0 5 3 5 1.5
1.5 10 0.5 10 2.5 10 1.5
2 15 1 15 2 15 1.5
2.5 20 1.5 20 2 20 3.5
3 25 2 25 1.5 25 1.75
3.5 30 2.5 10 1 20 1.75
4 35 3 5 1 20 2
4.5 40 3.5 - - 20 1.75
(Tabel 4.1 Percobaan I)
12
Tabel L2 (25 cm)
Beban
(kg)
Pembacaan sudut Rata-rata
Penambahan Pengurangan
jarum skala jarum skala jarum skala
1 5 0.5 5 2.5 5 1.5
1.5 8 1 7 2 7.5 1.5
2 11 1 10 2 10.5 1.5
2.5 13 1.5 13 1.5 13 1.5
3 16 2 15 1 15.5 1.5
3.5 21 2 19 0.5 20 1.25
4 22 2.5 22 0.5 22 1.5
4.5 25 3 - - 25 1.5
(Tabel 4.2 Percobaan II)
Tabel L3(20cm)
Beban
(kg)
Pembacaan sudut Rata-rata
Penambahan Pengurangan
jarum skala jarum skala jarum skala
1 3 0 3 3 3 1.5
1.5 6 0.5 5 2.5 5.5 1.5
2 9 1 7 2 8 1.5
2.5 11 1 10 1.5 5.5 1.25
3 13 1.5 12 1 12.5 1.25
3.5 15 2 15 1 15 1.5
4 17 2.5 18 0.5 17.5 1.5
4.5 20 3 - - 10 1.5
(Tabel 4.3 Percobaan III)
13
 Gradien m (b) :
=
. ∑ . − ∑ . ∑
∑ − ∑
 Titik potong kurva a
=
1
( − )
4.2 Tugas Akhir
1. Buatlah grafik antara α dan m untuk tiap-tiap harga L.
2. Berilah pembahasan tentang hasil-hasil yang didapat.
3. Hitunglah harga m dan α untuk tiap L dari grafik.
4. Hitunglah G untuk tiap harga L dan hitung G rata-rata.
5. Beri penjelasan tentang hasil G. Apakah yang harus diukur dengan teliti?
6. Apakah bahan batang yang saudara ukur? jelaskan.
7. Bolehkah skala S jauh dai D? mengapa sekrup harus kuat? bolehkah batang
melengkung ketika praktek? jelaskan.
8. Hitung G untuk batang-batang yang lain dan tentukan bahan.
JAWAB ;
1. Grafik antara α dan m untuk harga L (ambil harga α = 0 bila m = 0)
14
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diraih dari pratikum ini antara lain :
1) Modulus punter menyatakan nilai ketahanan suatu material terhadap puntiran
2) Nilai modulus punter dipengaruhi oleh panjang dan radius material
5.2 Saran
Pada percobaan ini sangat di perlukan ketelitian dalam membaca skala dan jarum
yang sangan baik dari praktikan. Dikarenakan hanya sedikit saja nilai yang bertambah
di skala pada saat penambahan beban.
15
DAFTAR PUSTAKA
http://www.slideshare.net/ridjadi/laporan-modulus-puntir-m4#
http://www.scribd.com/doc/95851197/2-Modulus-Puntir-M-10
http://rudinimulyateknikindustrimercubuana.blogspot.com/2014/03/modulus-
puntir-industrial-engineering.html
16
LAMPIRAN

More Related Content

What's hot

Unit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastian
Unit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastianUnit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastian
Unit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastianRezky Amaliah
 
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)Rezki Amaliah
 
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)Rezki Amaliah
 
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padat
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padatLaporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padat
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padatNurul Hanifah
 
Laporan fisika dasar (tekanan hidrostatik)
Laporan fisika dasar (tekanan hidrostatik)Laporan fisika dasar (tekanan hidrostatik)
Laporan fisika dasar (tekanan hidrostatik)Rezki Amaliah
 
Laporan Tetapan Pegas dab Grafitas
Laporan Tetapan Pegas dab GrafitasLaporan Tetapan Pegas dab Grafitas
Laporan Tetapan Pegas dab GrafitasGGM Spektafest
 
Percobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebasPercobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebasKLOTILDAJENIRITA
 
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.umammuhammad27
 
TEORI DASAR PENGUKURAN
TEORI DASAR PENGUKURANTEORI DASAR PENGUKURAN
TEORI DASAR PENGUKURANRafben Andika
 
Laporan fisika dasar gesekan pada bidang miring
Laporan fisika dasar gesekan pada bidang miringLaporan fisika dasar gesekan pada bidang miring
Laporan fisika dasar gesekan pada bidang miringNurul Hanifah
 
koefisien pergeseran zat cair
koefisien pergeseran zat cairkoefisien pergeseran zat cair
koefisien pergeseran zat cairZara Neur
 
Praktek Kalorimeter Fisika Dasar
Praktek Kalorimeter Fisika DasarPraktek Kalorimeter Fisika Dasar
Praktek Kalorimeter Fisika DasarWidya arsy
 
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastianLaporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastianWidya arsy
 
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan PPGHybrid1
 
Laporan Fisdas Resonansi
Laporan Fisdas ResonansiLaporan Fisdas Resonansi
Laporan Fisdas ResonansiWidya arsy
 
Gaya, momen gaya dan momen kopel
Gaya, momen gaya dan momen kopelGaya, momen gaya dan momen kopel
Gaya, momen gaya dan momen kopelHettyk Sari
 

What's hot (20)

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODULUS YOUNG
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODULUS YOUNGLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODULUS YOUNG
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODULUS YOUNG
 
Unit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastian
Unit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastianUnit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastian
Unit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastian
 
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
 
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
 
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padat
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padatLaporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padat
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padat
 
Laporan fisika dasar (tekanan hidrostatik)
Laporan fisika dasar (tekanan hidrostatik)Laporan fisika dasar (tekanan hidrostatik)
Laporan fisika dasar (tekanan hidrostatik)
 
Laporan Tetapan Pegas dab Grafitas
Laporan Tetapan Pegas dab GrafitasLaporan Tetapan Pegas dab Grafitas
Laporan Tetapan Pegas dab Grafitas
 
Percobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebasPercobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebas
 
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
 
TEORI DASAR PENGUKURAN
TEORI DASAR PENGUKURANTEORI DASAR PENGUKURAN
TEORI DASAR PENGUKURAN
 
Laporan fisika dasar gesekan pada bidang miring
Laporan fisika dasar gesekan pada bidang miringLaporan fisika dasar gesekan pada bidang miring
Laporan fisika dasar gesekan pada bidang miring
 
Modul 3 transformasi laplace
Modul 3 transformasi laplaceModul 3 transformasi laplace
Modul 3 transformasi laplace
 
koefisien pergeseran zat cair
koefisien pergeseran zat cairkoefisien pergeseran zat cair
koefisien pergeseran zat cair
 
Praktek Kalorimeter Fisika Dasar
Praktek Kalorimeter Fisika DasarPraktek Kalorimeter Fisika Dasar
Praktek Kalorimeter Fisika Dasar
 
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastianLaporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastian
 
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
 
Laporan Fisdas Resonansi
Laporan Fisdas ResonansiLaporan Fisdas Resonansi
Laporan Fisdas Resonansi
 
Percobaan hukum hooke
Percobaan hukum hookePercobaan hukum hooke
Percobaan hukum hooke
 
Gaya, momen gaya dan momen kopel
Gaya, momen gaya dan momen kopelGaya, momen gaya dan momen kopel
Gaya, momen gaya dan momen kopel
 
Fluida Statis (PPT)
Fluida Statis (PPT)Fluida Statis (PPT)
Fluida Statis (PPT)
 

Similar to Laporan modulus puntir

Laporan pelengkungan batang
Laporan pelengkungan batangLaporan pelengkungan batang
Laporan pelengkungan batangdedeknurhuda
 
Modul1 mikael timotius kenny 2015041002
Modul1 mikael timotius kenny 2015041002Modul1 mikael timotius kenny 2015041002
Modul1 mikael timotius kenny 2015041002Michael Kenny
 
1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx
1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx
1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docxumammuhammad27
 
Modul praktikum-kelas-xi
Modul praktikum-kelas-xiModul praktikum-kelas-xi
Modul praktikum-kelas-xi10DEKY
 
Laporan Resmi Praktikum Tensile Test
Laporan Resmi Praktikum Tensile TestLaporan Resmi Praktikum Tensile Test
Laporan Resmi Praktikum Tensile TestRichoOdys
 
Penuntun praktikum FISIKA DASAR 2
Penuntun praktikum FISIKA DASAR 2Penuntun praktikum FISIKA DASAR 2
Penuntun praktikum FISIKA DASAR 2Mahdi Salam
 
Praktikum material teknik_untag
Praktikum material teknik_untagPraktikum material teknik_untag
Praktikum material teknik_untagwennma
 
Testing
TestingTesting
TestingK .
 
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Modulus young
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Modulus youngITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Modulus young
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Modulus youngFransiska Puteri
 
Laporan praktikum fisika Hukum Hooke
Laporan praktikum fisika Hukum HookeLaporan praktikum fisika Hukum Hooke
Laporan praktikum fisika Hukum HookeYunan Malifah
 
Dasar dasar-kekuatan-bahan
Dasar dasar-kekuatan-bahanDasar dasar-kekuatan-bahan
Dasar dasar-kekuatan-bahanIshak Enginer
 
Perc. 1 hukum hooke dan pengukuran gaya
Perc. 1 hukum hooke dan pengukuran gayaPerc. 1 hukum hooke dan pengukuran gaya
Perc. 1 hukum hooke dan pengukuran gayaSMA Negeri 9 KERINCI
 
Perc. 2 kesetimbangan dan resultan gaya
Perc. 2 kesetimbangan dan resultan gayaPerc. 2 kesetimbangan dan resultan gaya
Perc. 2 kesetimbangan dan resultan gayaSMA Negeri 9 KERINCI
 
Soalan k1 fizik spm 2017 Pahang
Soalan k1 fizik spm 2017 PahangSoalan k1 fizik spm 2017 Pahang
Soalan k1 fizik spm 2017 PahangTuisyen Geliga
 
Bab 2 tarik
Bab 2 tarikBab 2 tarik
Bab 2 tarikAfif Sy
 
17033148 rahmaddillah al fath-af11
17033148 rahmaddillah al fath-af1117033148 rahmaddillah al fath-af11
17033148 rahmaddillah al fath-af11rahmadfath
 

Similar to Laporan modulus puntir (20)

Laporan pelengkungan batang
Laporan pelengkungan batangLaporan pelengkungan batang
Laporan pelengkungan batang
 
Modul1 mikael timotius kenny 2015041002
Modul1 mikael timotius kenny 2015041002Modul1 mikael timotius kenny 2015041002
Modul1 mikael timotius kenny 2015041002
 
1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx
1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx
1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx
 
Modul praktikum-kelas-xi
Modul praktikum-kelas-xiModul praktikum-kelas-xi
Modul praktikum-kelas-xi
 
Laporan Resmi Praktikum Tensile Test
Laporan Resmi Praktikum Tensile TestLaporan Resmi Praktikum Tensile Test
Laporan Resmi Praktikum Tensile Test
 
Ba elastisitas
Ba elastisitasBa elastisitas
Ba elastisitas
 
Bahan Ajar Elastisitas
Bahan Ajar ElastisitasBahan Ajar Elastisitas
Bahan Ajar Elastisitas
 
Penuntun praktikum FISIKA DASAR 2
Penuntun praktikum FISIKA DASAR 2Penuntun praktikum FISIKA DASAR 2
Penuntun praktikum FISIKA DASAR 2
 
Bab v
Bab vBab v
Bab v
 
BAB V
BAB VBAB V
BAB V
 
Praktikum material teknik_untag
Praktikum material teknik_untagPraktikum material teknik_untag
Praktikum material teknik_untag
 
Testing
TestingTesting
Testing
 
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Modulus young
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Modulus youngITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Modulus young
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Modulus young
 
Laporan praktikum fisika Hukum Hooke
Laporan praktikum fisika Hukum HookeLaporan praktikum fisika Hukum Hooke
Laporan praktikum fisika Hukum Hooke
 
Dasar dasar-kekuatan-bahan
Dasar dasar-kekuatan-bahanDasar dasar-kekuatan-bahan
Dasar dasar-kekuatan-bahan
 
Perc. 1 hukum hooke dan pengukuran gaya
Perc. 1 hukum hooke dan pengukuran gayaPerc. 1 hukum hooke dan pengukuran gaya
Perc. 1 hukum hooke dan pengukuran gaya
 
Perc. 2 kesetimbangan dan resultan gaya
Perc. 2 kesetimbangan dan resultan gayaPerc. 2 kesetimbangan dan resultan gaya
Perc. 2 kesetimbangan dan resultan gaya
 
Soalan k1 fizik spm 2017 Pahang
Soalan k1 fizik spm 2017 PahangSoalan k1 fizik spm 2017 Pahang
Soalan k1 fizik spm 2017 Pahang
 
Bab 2 tarik
Bab 2 tarikBab 2 tarik
Bab 2 tarik
 
17033148 rahmaddillah al fath-af11
17033148 rahmaddillah al fath-af1117033148 rahmaddillah al fath-af11
17033148 rahmaddillah al fath-af11
 

Recently uploaded

MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 

Recently uploaded (6)

MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 

Laporan modulus puntir

  • 1. PRAKTIKUM FISIKA DASAR II MODULUS PUNTIR Kelompok 4B Anggota : A. Ronny Yanssen 10.0400 Dede Nurhuda 13.0655 Hamim Haerullah 13.1230 UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA 2014 PRAKTIKUM FISIKA DASAR II MODULUS PUNTIR Kelompok 4B Anggota : A. Ronny Yanssen 10.0400 Dede Nurhuda 13.0655 Hamim Haerullah 13.1230 UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA 2014 PRAKTIKUM FISIKA DASAR II MODULUS PUNTIR Kelompok 4B Anggota : A. Ronny Yanssen 10.0400 Dede Nurhuda 13.0655 Hamim Haerullah 13.1230 UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA 2014
  • 2. 1 ABSTRAK Suatu benda diberi gaya yang sama tetapi arahnya berlawanan dan tidak segaris maka benda tersebut berada dibawah tegangan memuntir (shear stress). Dalam bahasa fisisnya, modulus puntir adalah gaya yang diberikan persatuan luas penampang dengan luas yang sejajar dengan vektor gaya yang diterapkan. modulus puntir menyatakan nilai ketahanan suatu material terhadap puntiran. Semakin besar modulus puntirnya, maka semakin baik juga material tersebut untuk tidak goyah ketika dipuntir. Pada praktikum ini digunakan tiga batang logam silinder yang akan diprediksi jenis materialnya. Ke tiga batang tersebut masing-masing memiliki modulus puntir, 89.60098 Gpa untuk batang 1, 89.62862 Gpa untuk batang 2, dan 79.40586 untuk batang 3. Hasil prediksi kami, batang 1 dan 2 merupakan besi (82 Gpa) dengan campuran mineral lainnya dan batang 3 merupakan baja konstruksi (79,3 Gpa).
  • 3. 2 DAFTAR ISI Abstrak …………………………………………………………............................... 1 Daftar Isi ………………………………………………………………....................... 2 Daftar Gambar ……………………………………………………………………... 3 Daftar Tabel ……………………………………………………………………………... 4 BAB 1 Pendahuluan ………………………………………………….………………...... 5 1.1 Latar belakang ………………………………………...…………………… 5 1.2 Tujuan ……………………………………………………………………... 5 1.3 Mamfaat …………………………...………………………………………… 5 BAB 2 Landasan Teori …………………………………...……………………….... 6 BAB 3 Metodologi Percobaan …………………………………………………...… 9 3.1 Alat dan Bahan Percobaan ……………………………………………... 9 3.2 Jalannya Percobaan ……………………………………………………. 10 BAB 4 Hasil dan Pembahasan ……………………………………………………. 11 4.1 Hasil Pengamatan ……………………………………………………………. 11 4.2 Tugas Akhir ……………………………………………………………. 13 BAB 5 Penutup ……………………………………………………………………. 14 5.1 Kesimpulan ……………………………………………………………. 14 5.2 Saran ……………………………………………………………………. 14 Daftar Pustaka ……………………………………………………………………. 15 Lampiran ……………………………………………………………………………. 16
  • 4. 3 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Alat Percobaan …….………………………………………………….. 6 Gambar 3.1 Alat Percobaan ………………………………………………….. 9
  • 5. 4 DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Percobaan I ………………………………………………………….… 11 Tabel 4.2 Percobaan II ………………………………………………………….… 12 Tabel 4.3 Percobaan III …………….………………………………………………. 12
  • 6. 5 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Percobaan Modulus puntir dapat diartikan secara teoritis , yaitu adalah hubungan besaran tegangan tarik dan regangan tarik. Atau lebih jelasnya adalah perbandingan antara tegangan geser dan regangan geser Modulus puntir sangat penting dalam ilmu fisika karena dengan mempelajarinya, diharapkan kemudian kita bisa menggunakannya untuk menentukan nilai kelastisan dari sebuah benda (objek studi). Prinsip-prinsip tersebut telah dirumuskan secara sistematik dan percobaan ini dilakukan untuk menerapkan kembali rumusan/teori yang telah ada dalam kasus-kasus yang sederhana agar praktikan lebih cepat memahami rumusan atau teori tadi. Pada kasus elastic, bedasarkan pengandaian-pengandaian dimana tegangan adalah perbandingan lurus dengan regangan dan yang belakangan ini berubah pula secara linier dari pusat sumbu puntiran, maka tegangan akan berubah pula secara linier dari sumbu pusat batang melingkar. Tegangan tersebut yang disebabkan oleh penyimpangan-penyimpang yang disebut dalam pengandaian diatas adalah tegangan geser yang terletak pada bidang yang sejajar dengan irisan yang diambil tegak lurus terhadap batang. 1.2 Tujuan Percobaan Adapun tujuan dari proses porcobaan ini adalah: 1) Mengamati bahwa puntiran diteruskan pada arah memanjang. 2) Menentukan modulus puntir batang logam. 1.3 Mamfaat Percobaan Tujuan dari percobaan M-2 adalah menentukan Modulus Puntir (Modulus Geser) secara statis.
  • 7. 6 BAB 2 LANDASAN TEORI Salah satu ujung batang di jepit keras – keras di T, sedangkan ujung lainnya dibiarkan bebas berputar dan dipasangi erat roda P. Jika roda dengan pertolongan katrol diberi beban maka roda itu akan meghasilkan momen M terhadap batang. Dengan jarum penunjuk yang melekat pada batang dan pembagian skala S dapat dibaca sudut puntiran batang. Maka Modulus Puntiran dapat dihitung dari: (Gambar 2.1 Alat percobaan) Rumus 4 2 R ML G   ......................................................……………………………..... (1) Atau  42 360 R mLrg G   ………………...............................................…………. (2)
  • 8. 7 dimana: G = Modulus puntir (modulus geser) M = Momen yang bekerja pada batang L = Panjang batang yang dipuntir R = Jari – jari batang yang diputir (beban) O = Sudut puntiran dalam radial g = Percepatan grafitasi r = Jari – jari roda P m = massa beban α = Sudut puntiran dalam derajat nilai α dihitung dalam derajat. Sehingga tidak perlu di konversikan ke dalam satuan rad. Dalam pembahasan sebelumnya, benda yang mendapatkan gaya diidealkan sebagai benda tegar, tidak mengalami perubahan bentuk bila mendapat gaya. Sesungguhnya benda mengalami perubahan bentuk saat mendapatkan gaya. Pada bagian ini akan dibahas tentang hubungan perubahan bentuk tersebut dengan gaya yang menyebabkannya. Gambar di atas melukiskan suatu batang yang mempunyai penampang serbasama ditarik dengan gaya F pada kedua sisinya. Batang dalam keadaan tertarik. Bila dibuat irisan di batang (gambar b) yang tidak dekat ujung batang, maka pada irisan tadi terdapat tarikan dengan gaya F yang merata di penampang batang (sistem dalam keadaan seimbang). Dari sini dapat didefinisikan tegangan di irirsan tersebut sebagai perbandingan antara gaya F dengan luas penampang A. Tegangan : S = F/A ( N/m2 = Pascal) Tegangan tersebut disebut tegangan tarik.
  • 9. 8 Bila irisan tadi dibuat sembarang (membentuk sudut), maka luasannya menjadi A’ dan dan gaya F tadi bisa diurakan menjadi dua komponen, yaitu F^ (tegak lurus/normal terhadap A’ dan F¤ ¤ (sejajar/tangensial terhadap A’). Maka tegangan dapat diurakan menjadi : Tegangan normal = F^ / A’ Tegangan tangensial (geser) = F¤ ¤ /A’ Demikian juga sebaliknya, bila gaya pada balok mengarah ke balok. Tegangannya disebut tegangan tekan.  Regangan Bila gaya diberikan pada balok tersebut memberikan tegangan tarik, maka balok tersebut juga mengalami perubahan bentuk yang disebut regangan. Bagian pertama (O - a) tegangan sebanding dengan regangan, a adalah batas proporsional tersebut. Dari a sampai b tidak sebanding lagi, tetapi bila beban diambil, kurva akan kembali ke titik a lagi. Titik a sampai b masih bersifat elastik dan b adalah batas elastik. Bila beban di ambil setelah melewati b, misal di c, kurva tidak kembali ke b tetepi kembali melellui garis tipis. Sehingga panjang tanpa tegangan menjadi lebih besar dari semula. Bila beban ditambah terus sampai patah di d, d disebut titik patah. Bila b sampai d cukup besar, bahan tersebut bersifat ulet, tetapi kalau sangat pendek disebut rapuh.
  • 10. 9 BAB 3 METODOLOGI PERCOBAAN 3.1 Bahan dan Alat Percobaan (Gambar 3.1 Alat percobaan) 1. mistar dan jangka sorong 2. batang-batang Q yang telah diseldiki 3. penjepit batang T 4. katrol 5. beban 6. jarum penunjuk dengan pembagian skala sudut  Metode Percobaan Metode yang digunakan adalah melakukan pengamatan secara langsung dengan cara melakukan pengamatan terhadap suatu batang yang dipuntir, berdasarkan prosedur percobaan serta petunjuk dan bimbingan dari para assisten. Melakukan pengamatan terhadap alat-alat yang digunakan, mengumpulkan data, kemudian melakukan pengolahan data.
  • 11. 10 3.2 Jalannya Percobaan 1. Pasanglah satu batang yang diberi oleh asisten. Keraskan semua sekrup kuat-kuat. 2. Periksalah kebebasan gerak puntiran ujung batang yang beroda. Dan apakah momen sudah akan diteruskan keseluruh batang. 3. Ukurlah L, R, r beberapa kali dan timbanglah m (perhatikan pengukuran R, r harus merata) 4. Ambillah suatu α harga L tertentu dan amatilah kedudukan jarum penunjuk (awas paralaks dan perhatikan kedudukan / keadaan beban) 5. Berilah beban dan berturut-turut tambahkan beban satu persatu. Tiap kali amatilah kedudukan jarum penunjuk (jumlah beban ditentukan oleh asisten) 6. Kurangi beban satu persatu dan amatilah kedudukan jarum penunjuk 7. Ulangi percobaan 4, 5, 6 untuk beberapa harga L (paling sedikit 3 kali) 8. Ulangi percobaan 1 s/d 6 (tanpa 7) untuk batang – batang yang lain. Tanyakan pada asisten batang – batang yang mana saja.
  • 12. 11 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan Panjang Batang : 92.2 cm Diameter Batang : 4 mm Diameter Piringan : 13.4 cm Tebal Piringan : 50 cm Tabel L1(50 cm) beban (kg) Pembacaan sudut Rata-rata Penambahan Pengurangan jarum skala jarum skala jarum skala 1 5 0 5 3 5 1.5 1.5 10 0.5 10 2.5 10 1.5 2 15 1 15 2 15 1.5 2.5 20 1.5 20 2 20 3.5 3 25 2 25 1.5 25 1.75 3.5 30 2.5 10 1 20 1.75 4 35 3 5 1 20 2 4.5 40 3.5 - - 20 1.75 (Tabel 4.1 Percobaan I)
  • 13. 12 Tabel L2 (25 cm) Beban (kg) Pembacaan sudut Rata-rata Penambahan Pengurangan jarum skala jarum skala jarum skala 1 5 0.5 5 2.5 5 1.5 1.5 8 1 7 2 7.5 1.5 2 11 1 10 2 10.5 1.5 2.5 13 1.5 13 1.5 13 1.5 3 16 2 15 1 15.5 1.5 3.5 21 2 19 0.5 20 1.25 4 22 2.5 22 0.5 22 1.5 4.5 25 3 - - 25 1.5 (Tabel 4.2 Percobaan II) Tabel L3(20cm) Beban (kg) Pembacaan sudut Rata-rata Penambahan Pengurangan jarum skala jarum skala jarum skala 1 3 0 3 3 3 1.5 1.5 6 0.5 5 2.5 5.5 1.5 2 9 1 7 2 8 1.5 2.5 11 1 10 1.5 5.5 1.25 3 13 1.5 12 1 12.5 1.25 3.5 15 2 15 1 15 1.5 4 17 2.5 18 0.5 17.5 1.5 4.5 20 3 - - 10 1.5 (Tabel 4.3 Percobaan III)
  • 14. 13  Gradien m (b) : = . ∑ . − ∑ . ∑ ∑ − ∑  Titik potong kurva a = 1 ( − ) 4.2 Tugas Akhir 1. Buatlah grafik antara α dan m untuk tiap-tiap harga L. 2. Berilah pembahasan tentang hasil-hasil yang didapat. 3. Hitunglah harga m dan α untuk tiap L dari grafik. 4. Hitunglah G untuk tiap harga L dan hitung G rata-rata. 5. Beri penjelasan tentang hasil G. Apakah yang harus diukur dengan teliti? 6. Apakah bahan batang yang saudara ukur? jelaskan. 7. Bolehkah skala S jauh dai D? mengapa sekrup harus kuat? bolehkah batang melengkung ketika praktek? jelaskan. 8. Hitung G untuk batang-batang yang lain dan tentukan bahan. JAWAB ; 1. Grafik antara α dan m untuk harga L (ambil harga α = 0 bila m = 0)
  • 15. 14 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan yang diraih dari pratikum ini antara lain : 1) Modulus punter menyatakan nilai ketahanan suatu material terhadap puntiran 2) Nilai modulus punter dipengaruhi oleh panjang dan radius material 5.2 Saran Pada percobaan ini sangat di perlukan ketelitian dalam membaca skala dan jarum yang sangan baik dari praktikan. Dikarenakan hanya sedikit saja nilai yang bertambah di skala pada saat penambahan beban.