SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Download to read offline
1
Bab III
SISTEM PENGUKURAN
III.1. Karakteristik Statis
III.2. Karakteristik Dinamis
III.3. Prinsip Dasar
Pengukuran
Sistem pengukuran
• Sistem pengukuran merupakan bagian
pertama dalam suatu sistem
pengendalian
• Jika input sistem pengendalian salah,
maka output salah
• Jika hasil pengukuran (input sistem
pengendalian) salah, maka hasil
pengendalian pasti salah, walaupun
sebenarnya sistem pengendalian
sangat baik
Karakteristik instrument
pengukuran
1. Karakteristik Statis
karakter yang menggambarkan
parameter instrument dalam keadaan
steady
2. Karakter Dinamis
karakter yang menggambarkan
respon (tanggapan) dinamik (fungsi
waktu)
III.1. Karakteristik
Statis
• Akurasi
• Presisi
• Toleransi
• Range (span)
• Linieritas
• Hysterisis
Akurasi (ketelitian)
• Ketepatan alat ukur dalam
memberikan hasil pengukuran
Ada beberapa cara menyatakan akurasi
1. Dalam variabel pengukuran
contoh ; Termometer skala 0OF –
100oF dengan akurasi 1 OF
Artinya jika pengukuran menunjukkan
60 OF, maka nilai sebenarnya adalah
59OF – 61oF
2. Dalam presentase span
contoh : pressure transmitter range 100 –
400 psi. akurasi 0,5 % span
akurasi = 0,5 % x (400 – 100) = 1,5 psi
Jika pengukuran menunjukkan 200 psi,
maka sebenarnya adalah 198,5 – 201,5 psi
3. Dalam presentase skala maksimum
contoh voltmeter skala maksimum 200 V dg
akurasi 1% FS (full scale)
akuras = 1 % x 200 = 2 V
2
4. Dalam presentase pembacaan
contoh Level transmitter mempunyai
akurasi 5 % output
jika sinyal menunjukkan 40 %, maka
akurasi adalah 40 x 5 % = 2 %,
sehingga nilai sebenarnya 38 – 42 %
jika sinyal menunjukkan 60 %, maka
akurasi adalah 60 x 5 % = 3 %,
sehingga nilai sebenarnya 57 – 63 %
Presisi / repeatability
• Kemampuan sistem pengukuran untuk
menampilkan ulang output yang sama
pada pengukuran berulang singkat
Contoh
voltmeter mempunyai repeatability 0,2 %.
jika pengukuran sebenarnya 100 v, maka
ketika pengukuran diulang – ulang ( mis
20 kali) maka pembacaan akan berkisar
99,8 – 100,2 V
Akurasi vs presisi
akurasi rendah
presisi rendah
akurasi rendah
presisi tinggi
akurasi tinggi
presisi tinggi
Toleransi
• Menunjukkan kesalahan maksimum
• Contoh hidrometer mempunyai
spesifikasi
Range 600 – 650 kg/m3
scale subdivision 1 kg/m3
tolerance 0,6 kg/m3
Alat ini untuk mengukur densitas 600 –
650 kg/m3, skala interval 1 kg/m3, dan
kesalahan maksimum 0,6 kg/m3
Range (span)
• Selisih nilai maksimum dan minimum
yang dapat diukur oleh alat
• Contoh termometer
range and subdivision OC maximum error OC
- 0,5 to + 40,5 x 0,1 0,2
Artinya kisaran pengukuran – 0,5 sampai 40,5
OC, skala interval 0,1 OC dan kesalahan
maksimum 0,2 OC
Sensitivitas
• Perubahan output instrumen yang
terjadi ketika kualitas pengukuran
berubah
• Contoh timbangan
Capacity 250 g Sensitive to 1 mg
• Artinya timbangan dapat digunakan
sampai 250 g dan perubahan massa
yang dapat dideteksi sebesar 1 mg
3
Linieritas
Pengukuran yang baik adalah jika input
pengu-kuran (nilai sesungguhnya)
memberikan output (nilai yang ditunjukkan
alat ukur) yang sebanding lurus
• Penyimpangan dari garis linier disebut
linieritas
• Sebuah alat ukur mempunyai linieritas 1
% jika kurva hubungan input (keadaan
sesungguhnya) dan output (yang
ditunjukkan alat ukur) berkelok
menyimpang selisih +- 1 %
• Bentuk non linier : parabola, berkelok,
lengkung
• Control valve linier pada 40 – 75 %
bukaan, artinya jika hubungan sinyal input
dengan aliran (flow) yang melalui control
valve linier (lurus) pada 40 – 75 %.
Hysterisis
Contoh : Suatu termometer digunakan
untuk mengukur 60 OC, akan
menunjukkan angka yang berbeda jika
sebelumnya digunakan untuk mengukur
fluida 20 OC dengan jika sebelumnya
digunakan untuk mengukur fluida 100
OC
• Perbedaan (kesalahan) ini disebut
hyterisis
input
output
III.2. Karakteristik Dinamis
• Hubungan input (nilai sesungguhnya) dan
output (nilai yang ditunjukkan alat ukur)
sebagai fungsi waktu dapat dinyatakan
dengan persamaan
)t(bfya
dt
dy
a...
dt
yd
a
dt
yd
a 011n
1n
1nn
n
n =++++ −
−
−
y variabel output deviasi
f variabel input deviasi
Variabel deviasi = selisih nilai sesungguhnya
dengan nilai keadaan steady
4
Instrumen orde nol
ao y = b f(t)
y = b/a f(t)
Instrumen orde satu
)t(bfya
dt
dy
a 01 =+
)t(fKy
dt
dy
PP =+τ
disebut sebagai time constant
(konstanta waktu)a
a
0
1
P =τ
disebut sebagai steady-state gain atau static
gain atau gain
0
P
a
b
K =
contoh
Termometer mempunyai konstanta waktu
0,1 menit pada temperatur steady 90
OF. Pada t = 0, termometer ditempatkan
pada cairan temperatur 100 OF.
Tentukan waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai 98 OF. Static gain = 1.
III.3. Prinsip Dasar
Pengukuran
Transducer
Signal
Conditioner
Display/
Recorder
Kuantitas
Yang diukur
Signal Signal
Transducer atau elemen
pendeteksi
• yaitu elemen sistem pengukuran yang
berfungsi mengubah satu bentuk
informasi (signal) menjadi bentuk
informasi lain. Perubahan bentuk
informasi ini dimaksudkan untuk
mendapatkan bentuk informasi yang
dapat diukur
Signal conditioner
• yaitu elemen sistem pengukuran yang
berfungsi mengkonversi informasi dari
transducer menjadi bentuk informasi
yang dapat ditampilkan (didisplay).
Elemen ini bertugas memperbesar
informasi dari transducer agar dapat
terbaca pada display alat pengukuran.
5
Display
• yaitu elemen sistem pengukuran yang
berfungsi mengkonversi signal
instrumen dari satu bentuk menjadi
bentuk lain yang didesain untuk
memberikan persepsi bagi pengamat
(orang yang melakukan pengukuran)
Penempatan Display
• Display lokal
langsung di alat yang diukur, murah (tanpa
transmisi dan sistem digital)
• Display panel lokal
beberapa alat ditampilkan pada panel di
sekitar peralatan
• Control room
hasil pengukuran ditampilkan di ruang
khusus
• Remote monitoring

More Related Content

What's hot

Transformasi laplace
Transformasi laplaceTransformasi laplace
Transformasi laplacedwiprananto
 
Rangkaian Listrik
Rangkaian Listrik Rangkaian Listrik
Rangkaian Listrik lindkw
 
Fluks listrik, hukum gauss, dan teorema divergensi.
Fluks listrik, hukum gauss, dan teorema divergensi.Fluks listrik, hukum gauss, dan teorema divergensi.
Fluks listrik, hukum gauss, dan teorema divergensi.Satria Wijaya
 
RL - Thevenin and Norton Theorems
RL - Thevenin and Norton TheoremsRL - Thevenin and Norton Theorems
RL - Thevenin and Norton TheoremsMuhammad Dany
 
Generator ac
Generator  acGenerator  ac
Generator aclukman_sn
 
1 pengukuran dan kesalahan
1 pengukuran dan kesalahan1 pengukuran dan kesalahan
1 pengukuran dan kesalahanSimon Patabang
 
4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronika4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronikaSimon Patabang
 
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeterHambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeterKhairul Amri
 
5 pengukuran dan kesalahan
5 pengukuran dan kesalahan5 pengukuran dan kesalahan
5 pengukuran dan kesalahanSimon Patabang
 
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)FEmi1710
 
4 rangkaian ac paralel
4 rangkaian ac paralel4 rangkaian ac paralel
4 rangkaian ac paralelSimon Patabang
 
teorema thevenin
teorema theveninteorema thevenin
teorema theveninfaqihahkam
 
9 jembatan arus searah
9 jembatan arus searah9 jembatan arus searah
9 jembatan arus searahSimon Patabang
 
Medan elektromagnetik 2
Medan elektromagnetik 2Medan elektromagnetik 2
Medan elektromagnetik 2sinta novita
 
8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik
8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik
8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrikpprawira11
 
12 rangkaian rlc pararel
12 rangkaian rlc  pararel12 rangkaian rlc  pararel
12 rangkaian rlc pararelSimon Patabang
 

What's hot (20)

Transformasi laplace
Transformasi laplaceTransformasi laplace
Transformasi laplace
 
Rangkaian Listrik
Rangkaian Listrik Rangkaian Listrik
Rangkaian Listrik
 
Fluks listrik, hukum gauss, dan teorema divergensi.
Fluks listrik, hukum gauss, dan teorema divergensi.Fluks listrik, hukum gauss, dan teorema divergensi.
Fluks listrik, hukum gauss, dan teorema divergensi.
 
RL - Thevenin and Norton Theorems
RL - Thevenin and Norton TheoremsRL - Thevenin and Norton Theorems
RL - Thevenin and Norton Theorems
 
Generator ac
Generator  acGenerator  ac
Generator ac
 
Deret Fourier
Deret FourierDeret Fourier
Deret Fourier
 
Pertemuan 12 deret fourier
Pertemuan 12  deret fourierPertemuan 12  deret fourier
Pertemuan 12 deret fourier
 
1 pengukuran dan kesalahan
1 pengukuran dan kesalahan1 pengukuran dan kesalahan
1 pengukuran dan kesalahan
 
4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronika4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronika
 
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeterHambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
 
5 pengukuran dan kesalahan
5 pengukuran dan kesalahan5 pengukuran dan kesalahan
5 pengukuran dan kesalahan
 
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
 
4 rangkaian ac paralel
4 rangkaian ac paralel4 rangkaian ac paralel
4 rangkaian ac paralel
 
teorema thevenin
teorema theveninteorema thevenin
teorema thevenin
 
Modul 3 transformasi laplace
Modul 3 transformasi laplaceModul 3 transformasi laplace
Modul 3 transformasi laplace
 
9 jembatan arus searah
9 jembatan arus searah9 jembatan arus searah
9 jembatan arus searah
 
Medan elektromagnetik 2
Medan elektromagnetik 2Medan elektromagnetik 2
Medan elektromagnetik 2
 
8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik
8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik
8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik
 
12 rangkaian rlc pararel
12 rangkaian rlc  pararel12 rangkaian rlc  pararel
12 rangkaian rlc pararel
 
Rangkaian penyearah
Rangkaian penyearahRangkaian penyearah
Rangkaian penyearah
 

Similar to 03 sistem-pengukuran

Sensor dan aktuator
Sensor dan aktuatorSensor dan aktuator
Sensor dan aktuatorIsa Rachman
 
Folie mp sensor 1 [compatibility mode]
Folie mp sensor 1 [compatibility mode]Folie mp sensor 1 [compatibility mode]
Folie mp sensor 1 [compatibility mode]Karna Imam Aziziir
 
METODA PENGUKURAN.pptx
METODA PENGUKURAN.pptxMETODA PENGUKURAN.pptx
METODA PENGUKURAN.pptxAzharBaiquni2
 
Dasar2 Pengukuran For Student
Dasar2 Pengukuran For StudentDasar2 Pengukuran For Student
Dasar2 Pengukuran For StudentMuhammad AR
 
F101 fisika pengukuran
F101 fisika pengukuranF101 fisika pengukuran
F101 fisika pengukurandeky94
 
Pengukuran Besaran Listrik
Pengukuran Besaran ListrikPengukuran Besaran Listrik
Pengukuran Besaran Listrikjajakustija
 
Bab 1 besaran fisika dan satuannya ( in indonesian langue)
Bab 1 besaran fisika dan satuannya ( in indonesian langue)Bab 1 besaran fisika dan satuannya ( in indonesian langue)
Bab 1 besaran fisika dan satuannya ( in indonesian langue)Jeremi Mitchell
 
1 besaran dan satuan
1 besaran dan satuan1 besaran dan satuan
1 besaran dan satuanAbdul Qodir
 
Training Kalibrasi Gaya tension dan compress
Training Kalibrasi Gaya tension dan compressTraining Kalibrasi Gaya tension dan compress
Training Kalibrasi Gaya tension dan compressjokopurwanto714274
 
Instrumentasi
InstrumentasiInstrumentasi
Instrumentasipolmed
 
Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya.pptx
Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya.pptxBab 1 Besaran Fisika dan Satuannya.pptx
Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya.pptxKranaSanz1
 
Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya - SMA Fisika X.pptx
Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya - SMA Fisika X.pptxBab 1 Besaran Fisika dan Satuannya - SMA Fisika X.pptx
Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya - SMA Fisika X.pptxHjMuliati
 
Besarandanvektorfix 160203085235
Besarandanvektorfix 160203085235Besarandanvektorfix 160203085235
Besarandanvektorfix 160203085235rozi arrozi
 
fdokumen.com_besaran-dan-satuan-2014ppt.ppt
fdokumen.com_besaran-dan-satuan-2014ppt.pptfdokumen.com_besaran-dan-satuan-2014ppt.ppt
fdokumen.com_besaran-dan-satuan-2014ppt.pptSayyidAhmadUbay
 
1.3.4 Sensor dan Tranduser.pdf
1.3.4 Sensor dan Tranduser.pdf1.3.4 Sensor dan Tranduser.pdf
1.3.4 Sensor dan Tranduser.pdfSaliminHaryanto1
 
SAINS 1-KUANTITI FIZIK & PENGUKURAN
SAINS 1-KUANTITI FIZIK & PENGUKURANSAINS 1-KUANTITI FIZIK & PENGUKURAN
SAINS 1-KUANTITI FIZIK & PENGUKURANMuhammad Amirul
 

Similar to 03 sistem-pengukuran (20)

Sensor dan aktuator
Sensor dan aktuatorSensor dan aktuator
Sensor dan aktuator
 
Folie mp sensor 1 [compatibility mode]
Folie mp sensor 1 [compatibility mode]Folie mp sensor 1 [compatibility mode]
Folie mp sensor 1 [compatibility mode]
 
METODA PENGUKURAN.pptx
METODA PENGUKURAN.pptxMETODA PENGUKURAN.pptx
METODA PENGUKURAN.pptx
 
Dasar2 Pengukuran For Student
Dasar2 Pengukuran For StudentDasar2 Pengukuran For Student
Dasar2 Pengukuran For Student
 
02 pertemuan kedua
02 pertemuan kedua02 pertemuan kedua
02 pertemuan kedua
 
F101 fisika pengukuran
F101 fisika pengukuranF101 fisika pengukuran
F101 fisika pengukuran
 
Pengukuran Besaran Listrik
Pengukuran Besaran ListrikPengukuran Besaran Listrik
Pengukuran Besaran Listrik
 
Bab 1 besaran fisika dan satuannya ( in indonesian langue)
Bab 1 besaran fisika dan satuannya ( in indonesian langue)Bab 1 besaran fisika dan satuannya ( in indonesian langue)
Bab 1 besaran fisika dan satuannya ( in indonesian langue)
 
1 besaran dan satuan
1 besaran dan satuan1 besaran dan satuan
1 besaran dan satuan
 
Training Kalibrasi Gaya tension dan compress
Training Kalibrasi Gaya tension dan compressTraining Kalibrasi Gaya tension dan compress
Training Kalibrasi Gaya tension dan compress
 
Instrumentasi
InstrumentasiInstrumentasi
Instrumentasi
 
2 standar pengukuran
2 standar pengukuran2 standar pengukuran
2 standar pengukuran
 
Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya.pptx
Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya.pptxBab 1 Besaran Fisika dan Satuannya.pptx
Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya.pptx
 
Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya - SMA Fisika X.pptx
Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya - SMA Fisika X.pptxBab 1 Besaran Fisika dan Satuannya - SMA Fisika X.pptx
Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya - SMA Fisika X.pptx
 
BESARAN DAN SATUAN
BESARAN DAN SATUANBESARAN DAN SATUAN
BESARAN DAN SATUAN
 
Besarandanvektorfix 160203085235
Besarandanvektorfix 160203085235Besarandanvektorfix 160203085235
Besarandanvektorfix 160203085235
 
fdokumen.com_besaran-dan-satuan-2014ppt.ppt
fdokumen.com_besaran-dan-satuan-2014ppt.pptfdokumen.com_besaran-dan-satuan-2014ppt.ppt
fdokumen.com_besaran-dan-satuan-2014ppt.ppt
 
Besaran dan vektor fisika sma
Besaran dan vektor fisika smaBesaran dan vektor fisika sma
Besaran dan vektor fisika sma
 
1.3.4 Sensor dan Tranduser.pdf
1.3.4 Sensor dan Tranduser.pdf1.3.4 Sensor dan Tranduser.pdf
1.3.4 Sensor dan Tranduser.pdf
 
SAINS 1-KUANTITI FIZIK & PENGUKURAN
SAINS 1-KUANTITI FIZIK & PENGUKURANSAINS 1-KUANTITI FIZIK & PENGUKURAN
SAINS 1-KUANTITI FIZIK & PENGUKURAN
 

Recently uploaded

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 

Recently uploaded (6)

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 

03 sistem-pengukuran

  • 1. 1 Bab III SISTEM PENGUKURAN III.1. Karakteristik Statis III.2. Karakteristik Dinamis III.3. Prinsip Dasar Pengukuran Sistem pengukuran • Sistem pengukuran merupakan bagian pertama dalam suatu sistem pengendalian • Jika input sistem pengendalian salah, maka output salah • Jika hasil pengukuran (input sistem pengendalian) salah, maka hasil pengendalian pasti salah, walaupun sebenarnya sistem pengendalian sangat baik Karakteristik instrument pengukuran 1. Karakteristik Statis karakter yang menggambarkan parameter instrument dalam keadaan steady 2. Karakter Dinamis karakter yang menggambarkan respon (tanggapan) dinamik (fungsi waktu) III.1. Karakteristik Statis • Akurasi • Presisi • Toleransi • Range (span) • Linieritas • Hysterisis Akurasi (ketelitian) • Ketepatan alat ukur dalam memberikan hasil pengukuran Ada beberapa cara menyatakan akurasi 1. Dalam variabel pengukuran contoh ; Termometer skala 0OF – 100oF dengan akurasi 1 OF Artinya jika pengukuran menunjukkan 60 OF, maka nilai sebenarnya adalah 59OF – 61oF 2. Dalam presentase span contoh : pressure transmitter range 100 – 400 psi. akurasi 0,5 % span akurasi = 0,5 % x (400 – 100) = 1,5 psi Jika pengukuran menunjukkan 200 psi, maka sebenarnya adalah 198,5 – 201,5 psi 3. Dalam presentase skala maksimum contoh voltmeter skala maksimum 200 V dg akurasi 1% FS (full scale) akuras = 1 % x 200 = 2 V
  • 2. 2 4. Dalam presentase pembacaan contoh Level transmitter mempunyai akurasi 5 % output jika sinyal menunjukkan 40 %, maka akurasi adalah 40 x 5 % = 2 %, sehingga nilai sebenarnya 38 – 42 % jika sinyal menunjukkan 60 %, maka akurasi adalah 60 x 5 % = 3 %, sehingga nilai sebenarnya 57 – 63 % Presisi / repeatability • Kemampuan sistem pengukuran untuk menampilkan ulang output yang sama pada pengukuran berulang singkat Contoh voltmeter mempunyai repeatability 0,2 %. jika pengukuran sebenarnya 100 v, maka ketika pengukuran diulang – ulang ( mis 20 kali) maka pembacaan akan berkisar 99,8 – 100,2 V Akurasi vs presisi akurasi rendah presisi rendah akurasi rendah presisi tinggi akurasi tinggi presisi tinggi Toleransi • Menunjukkan kesalahan maksimum • Contoh hidrometer mempunyai spesifikasi Range 600 – 650 kg/m3 scale subdivision 1 kg/m3 tolerance 0,6 kg/m3 Alat ini untuk mengukur densitas 600 – 650 kg/m3, skala interval 1 kg/m3, dan kesalahan maksimum 0,6 kg/m3 Range (span) • Selisih nilai maksimum dan minimum yang dapat diukur oleh alat • Contoh termometer range and subdivision OC maximum error OC - 0,5 to + 40,5 x 0,1 0,2 Artinya kisaran pengukuran – 0,5 sampai 40,5 OC, skala interval 0,1 OC dan kesalahan maksimum 0,2 OC Sensitivitas • Perubahan output instrumen yang terjadi ketika kualitas pengukuran berubah • Contoh timbangan Capacity 250 g Sensitive to 1 mg • Artinya timbangan dapat digunakan sampai 250 g dan perubahan massa yang dapat dideteksi sebesar 1 mg
  • 3. 3 Linieritas Pengukuran yang baik adalah jika input pengu-kuran (nilai sesungguhnya) memberikan output (nilai yang ditunjukkan alat ukur) yang sebanding lurus • Penyimpangan dari garis linier disebut linieritas • Sebuah alat ukur mempunyai linieritas 1 % jika kurva hubungan input (keadaan sesungguhnya) dan output (yang ditunjukkan alat ukur) berkelok menyimpang selisih +- 1 % • Bentuk non linier : parabola, berkelok, lengkung • Control valve linier pada 40 – 75 % bukaan, artinya jika hubungan sinyal input dengan aliran (flow) yang melalui control valve linier (lurus) pada 40 – 75 %. Hysterisis Contoh : Suatu termometer digunakan untuk mengukur 60 OC, akan menunjukkan angka yang berbeda jika sebelumnya digunakan untuk mengukur fluida 20 OC dengan jika sebelumnya digunakan untuk mengukur fluida 100 OC • Perbedaan (kesalahan) ini disebut hyterisis input output III.2. Karakteristik Dinamis • Hubungan input (nilai sesungguhnya) dan output (nilai yang ditunjukkan alat ukur) sebagai fungsi waktu dapat dinyatakan dengan persamaan )t(bfya dt dy a... dt yd a dt yd a 011n 1n 1nn n n =++++ − − − y variabel output deviasi f variabel input deviasi Variabel deviasi = selisih nilai sesungguhnya dengan nilai keadaan steady
  • 4. 4 Instrumen orde nol ao y = b f(t) y = b/a f(t) Instrumen orde satu )t(bfya dt dy a 01 =+ )t(fKy dt dy PP =+τ disebut sebagai time constant (konstanta waktu)a a 0 1 P =τ disebut sebagai steady-state gain atau static gain atau gain 0 P a b K = contoh Termometer mempunyai konstanta waktu 0,1 menit pada temperatur steady 90 OF. Pada t = 0, termometer ditempatkan pada cairan temperatur 100 OF. Tentukan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai 98 OF. Static gain = 1. III.3. Prinsip Dasar Pengukuran Transducer Signal Conditioner Display/ Recorder Kuantitas Yang diukur Signal Signal Transducer atau elemen pendeteksi • yaitu elemen sistem pengukuran yang berfungsi mengubah satu bentuk informasi (signal) menjadi bentuk informasi lain. Perubahan bentuk informasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan bentuk informasi yang dapat diukur Signal conditioner • yaitu elemen sistem pengukuran yang berfungsi mengkonversi informasi dari transducer menjadi bentuk informasi yang dapat ditampilkan (didisplay). Elemen ini bertugas memperbesar informasi dari transducer agar dapat terbaca pada display alat pengukuran.
  • 5. 5 Display • yaitu elemen sistem pengukuran yang berfungsi mengkonversi signal instrumen dari satu bentuk menjadi bentuk lain yang didesain untuk memberikan persepsi bagi pengamat (orang yang melakukan pengukuran) Penempatan Display • Display lokal langsung di alat yang diukur, murah (tanpa transmisi dan sistem digital) • Display panel lokal beberapa alat ditampilkan pada panel di sekitar peralatan • Control room hasil pengukuran ditampilkan di ruang khusus • Remote monitoring