SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
Download to read offline
PENDAHULUAN (1)
• Model apapun yang digunakan dalam sistem otomasi di industri sangat
tergantung pada keandalan sistem kendali yang digunakan.
• Komponen yang memiliki peranan sangat penting dalam sistem kendali
antara lain yaitu, sensor dan aktuator.
• Ketepatan dan kesesuaian dalam memilih sensor dan aktuator akan sangat
menentukan kinerja dari sistem kendali.
• Sensor berperan seperti panca indera manusia yaitu, indera peraba (kulit),
indera perasa (lidah), indera pendengaran (telinga), indera penciuman
(hidung) atau indera pengelihatan (mata).
• Aktuator berperan seperti penggerak manusia (tangan atau kaki).
PENDAHULUAN (2)
Sistem kendali manual
Sistem kendali otomatis
PENDAHULUAN (3)
Diagram blok sistem kendali
• Sensor membaca atau mengukur variabel keluaran yang dikendalikan sistem
dan menghasilkan variabel umpan balik
• Aktuator bekerja sesuai variabel terkendali dari kontroler dan menghasilkan
proses yang mempengaruhi plant.
PENDAHULUAN (4)
System
Integration
Plant
Fisik
Architectures & Interfacing
Desain
Objectives
Tujuan
Sensors
Pengukur Actuator
Penggerak
Communications
Hubungan
Computing
Komputerisasi
Cost Benefit Analysis
Ekonomis
Homogeneity
Kelemahan
Disturbance & Uncertainty
Performansi
Algoritma
Koordinasi
• Seluruh aspek yang terdapat pada sistem kendali terintegrasi sehingga jika
salah satu mengalami kendala, maka akan mempengaruhi yang lainnya.
PENDAHULUAN (5)
Pressure gauge Potensiometer BimentalLDR
Selenoid valve Motor AC Servomotor
DEFINISI (1)
• Sensor adalah sebuah peralatan yang berfungsi untuk mendeteksi gejala
atau sinyal yang berasal dari perubahan suatu energi seperti energi listrik,
energi fisika, energi kimia, energi mekanik, dll. D. Sharon, dkk., (1982).
Contoh : diafragma pada microphone berfungsi untuk mendeteksi getaran
suara.
• Sensor menghasilkan sinyal atau memberikan tanggapan terhadap kuantitas
yang diukur atau diamati.
• Secara umum, variabel atau besaran masukan pada sistem kendali adalah
besaran non-listrik, seperti besaran fisika, kimia, mekanis dan sebagainya.
• Besaran non-listrik diubah terlebih dahulu menjadi besaran listrik melalui
sebuah peralatan yang disebut sebagai transduser agar dapat digunakan
pada sistem kendali.
DEFINISI (2)
• Transduser adalah sebuah peralatan yang jika digerakkan oleh suatu energi
pada sebuah sistem transmisi, akan menyalurkan energi tersebut dalam
bentuk yang sama atau dalam bentuk yang berlainan ke sistem transmisi
berikutnya. Transmisi energi ini dapat berupa listrik, mekanik, kimia, cahaya
(optik), temperatur (suhu), dll. William D.C., (1993).
• Transduser listrik diklasifikasikan menjadi 2 (dua) jenis yaitu,
a. Self generating transducer atau transduser aktif
Hanya memerlukan satu sumber energi. Dapat bekerja tanpa tambahan
energi dari luar, tetapi menggunakan energi yang akan diubahnya sendiri.
Dihasilkan suatu energi listrik dari transduser secara langsung. Transduser
berperan sebagai sumber tegangan.
Contoh : piezoelectric, thermocouple.
DEFINISI (3)
b. External power transducer atau transduser pasif
Memerlukan sejumlah energi dari luar untuk menghasilkan suatu keluaran.
Dapat bekerja jika mendapatkan energi tambahan dari luar.
Contoh : LM35, LVDT.
• Apabila letak sensor dan sistem kendali berjauhan, maka keluaran transduser
ditransmisikan melalui peralatan yang disebut sebagai transmiter.
• Transmiter diperlukan untuk mengkondisikan keluaran transduser tertentu
yang tidak mungkin ditransmisikan karena alasan akurasi.
• Transmiter adalah sebuah peralatan yang berfungsi untuk memperkuat atau
mengkondisikan keluaran transduser agar dapat ditransmisikan melalui media
tertentu (listrik, pneumatik) tanpa mengganggu akurasi pembacaannya.
Contoh : level transmitter, flow transmitter.
DEFINISI (4)
• Peralatan yang selalu melengkapi dan mengiringi keberadaan sensor,
transduser dan transmiter dalam sistem kendali adalah alat ukur.
• Alat ukur adalah sebuah peralatan yang berfungsi memberikan batasan nilai
atau harga tertentu dari gejala atau sinyal yang berasal dari perubahan suatu
energi. William D.C., (1993).
Contoh : pressure gauge, termometer air raksa.
TransduserSensor Transmiter Alat Ukur
Variabel Varibel
Masukan Keluaran
Terminologi sensor, transduser,
transmiter dan alat ukur
PEMILIHAN SENSOR (1)
• Dalam memilih sensor yang tepat sesuai dengan sistem kendali yang akan
dibuat, maka perlu diperhatikan persyaratan umum berikut ini. D. Sharon,
dkk., (1982).
Linieritas :
Sensor menghasilkan sinyal keluaran yang berubah secara kontiniu sebagai
tanggapan terhadap masukan yang berubah secara kontiniu juga.
PEMILIHAN SENSOR (2)
Sensitivitas :
Menunjukkan tingkat kepekaan sensor terhadap kuantitas yang diukur.
Dinyatakan dengan bilangan yang menunjukan “perubahan keluaran
dibandingkan perubahan masukan”. Linieritas sensor juga mempengaruhi
sensitivitas sensor. Apabila tanggapan sensor linier, maka sensitivitas sensor
juga sama untuk seluruh jangkauan pengukuran.
Tanggapan waktu :
Menunjukkan kecepatan tanggapan sensor terhadap perubahan masukan.
PEMILIHAN SENSOR (3)
Pemilihan
sensor
Biaya
Ukuran
Fisik
Akurasi
Adaptasi
Kuantitas
Jangkauan
Tidak Mudah
Rusak
KARAKTERISTIK SENSOR (1)
• Karakteristik sensor adalah gambaran parameter sensor pada keadaan tunak
(steady state).
• Karakteristik sensor meliputi ;
a. Akurasi d. Sensitivitas g. Histeresis.
b. Presisi e. Resolusi
c. Toleransi f. Linieritas
• Akurasi adalah ketepatan atau ketelitian sensor dalam memberikan hasil
pembacaan. Beberapa cara untuk menyatakan akurasi yaitu,
a. Dalam variabel pembacaan
Contoh : termometer dengan skala 0-100 °F dan akurasi 1 °F. Artinya jika
keluarannya menunjukkan 60 °F, maka nilai sebenarnya adalah
59-61 °F.
KARAKTERISTIK SENSOR (2)
b. Dalam prosentase range atau span
Contoh : pressure transmiter dengan range 100-400 psi dan akurasi 0.5 %
span (akurasinya : 0.5 % x (400-100) psi = 1.5 psi). Artinya jika
keluarannya menunjukkan 200 psi, maka nilai sebenarnya adalah
198.5-201.5 psi.
c. Dalam persentase skala maksimum (FS : Full Scale)
Contoh : voltmeter dengan skala maksimum 200 V dan akurasi 1 % FS
(akurasinya : 1 % x 200 V = 2 V). Artinya jika keluarannya
menunjukkan 180 V, maka nilai sebenarnya adalah 178-182 V.
d. Dalam persentase pembacaan
Contoh : level transmiter dengan akurasi 5 % output. Artinya jika
keluarannya menunjukkan 40 L (akurasinya : 5 % x 40 L = 2 L),
maka nilai sebenarnya adalah 38-42 L.
KARAKTERISTIK SENSOR (3)
• Presisi adalah kemampuan sensor untuk menghasilkan ulang keluaran yang
sama pada pembacaan yang berulang-ulang (repeatability) dengan interval
waktu yang singkat.
Contoh : voltmeter dengan repeatability 0.2 %. Artinya jika pembacaan
sebenarnya 100 V (repeatability : 0.2 % x 100 V = 0.2 V) kemudian
dilakukan pembacan berulang (misalnya 10 kali), maka keluarannya
akan berkisar 99.8-100.2 V.
Terminologi akurasi dan presisi
KARAKTERISTIK SENSOR (4)
• Toleransi adalah kesalahan (error) maksimum sensor.
Contoh : thermistor dengan toleransi 1 %. Artinya jika keluarannya
menunjukkan 25.25 °C (toleransinya : 1 % x 25.25 °C = 0.25 °C),
maka nilai sebenarnya adalah 25 °C.
• Sensitivitas adalah perubahan keluaran sensor yang terjadi ketika kualitas
pembacaannya berubah.
Contoh : timbangan berkapasitas 250 g dengan sensitivitas 1 mg. Artinya
timbangan dapat dibebani dengan berat maksimum 250 g dan
perubahan berat yang dapat dideteksinya adalah 1 mg.
• Resolusi adalah perubahan minimal masukan sensor yang diperlukan untuk
menghasilkan perubahan yang dapat dideteksi oleh keluaran sensor.
Contoh : LVDT dapat mengukur perpindahan secara linier sampai 1 inch.
KARAKTERISTIK SENSOR (5)
Artinya jika keluarannya bernilai 0-10 V, maka resolusinya adalah
1 : 10 atau 0.1 inch/V.
• Linieritas adalah hubungan masukan dan keluaran sensor berbanding lurus.
Contoh : thermocouple dengan linieritas 1 %. Artinya jika dilakukan
pengukuran temperatur dengan rentang kenaikan berbeda-beda,
maka hubungan masukan dan keluaran sensor akan menyimpang
dengan selisih sebesar + 1 %.
Linieritas
KARAKTERISTIK SENSOR (6)
• Histeresis adalah perbedaan hasil pembacaan sensor.
Contoh : termometer digunakan untuk mengukur fluida dengan temperatur
60 °C, maka keluarannya akan berbeda jika sesaat sebelumnya
termometer telah digunakan untuk mengukur fluida dengan
temperatur 20 °C atau 100 °C.
Histeresis
SENSOR - COMPARE
SENSOR - DATASHEET
KLASIFIKASI SENSOR (1)
• Secara umum, berdasarkan fungsi dan penggunaannya, sensor dapat
diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) yaitu,
a. Sensor temperatur adalah sensor yang mendeteksi gejala perubahan
temperatur (suhu) pada suatu dimensi benda atau ruang tertentu.
Contoh : bimetal, thermistor, RTD.
b. Sensor mekanis adalah sensor yang mendeteksi gejala perubahan gerak
mekanis seperti posisi, tekanan, level, aliran, dll.
Contoh : potensiometer, straingauge, microphone.
c. Sensor cahaya adalah sensor yang mendeteksi gejala perubahan cahaya
dari sumber, pantulan atau bias cahaya yang mengenai benda atau ruang
tertentu.
Contoh : photoresistor, photodiode, phototransistor.
KLASIFIKASI SENSOR (2)
Thermistor
Straingauge
Phototransistor
RTD
Microphone
KLASIFIKASI SENSOR (3)
• Berdasarkan penempatannya, sensor dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua)
yaitu,
a. Sensor internal adalah sensor yang ditempatkan di dalam perangkat
dengan tujuan untuk mengamati kecepatan, percepatan, posisi, dll.
Contoh : gyroscope, accelerometer.
b. Sensor eksternal adalah sensor yang ditempatkan di luar perangkat
dengan tujuan sebagai penuntun atau pelindung dari kerusakan.
Contoh : ultrasonic, camera.
Gyroscope Ultrasonic
KLASIFIKASI SENSOR (4)
• Berdasarkan perubahan lingkungan atau besaran yang dideteksinya, sensor
dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) yaitu,
a. Sensor fisika adalah sensor yang mendeteksi suatu besaran berdasarkan
hukum fisika.
Contoh : thermocouple, piezoelectric, LDR.
b. Sensor kimia adalah sensor yang mendeteksi jumlah suatu zat kimia
dengan cara mengubah besaran kimia menjadi besaran listrik yang
melibatkan reaksi kimia.
Contoh : sensor oksigen, sensor pH, sensor TDS (Total Dissolve Solid).
c. Sensor biologi adalah sensor yang menggabungkan senyawa aktif biologi
atau hayati dengan suatu transduser yang bekerja secara fisikokimia
(cahaya, elektrokimia, dll.).
Contoh : sensor glukosa, sensor protein, sensor hormon.
KLASIFIKASI SENSOR (5)
Piezoelectric
Sensor oksigen
Thermocouple
Piezoresistive
KLASIFIKASI SENSOR (6)
• Klasifikasi sensor lainnya yaitu,
a. Sensor aktif adalah sensor yang mengamati objek menggunakan energi
yang berasal dari sensor tersebut.
Contoh : radar, ultrasonic.
b. Sensor pasif adalah sensor yang menggunakan energi yang berasal dari
objek yang diamati.
Contoh : photodiode, photovoltaic.
Sensor aktif Sensor pasif
KLASIFIKASI SENSOR (7)
c. Sensor analog adalah sensor yang menghasilkan sinyal keluaran kontinu
yang sebanding dengan besaran ukur.
Contoh : LM35, LVDT.
d. Sensor digital adalah sensor yang menghasilkan sinyal keluaran diskrit
atau biner (0 dan 1).
Contoh : proximity, limit switch.
Sinyal kontiniu Sinyal diskrit
KLASIFIKASI SENSOR (8)
Proximity
Limit switch
Photodiode
LVDT
LM35
AKTUATOR
• Aktuator diperlukan karena sinyal terkendali yang dihasilkan oleh kontroler
tidak cukup mampu menghasilkan proses yang mempengaruhi plant.
• Aktuator adalah sebuah perangkat pada sistem kendali yang berfungsi
sebagai penggerak untuk mentransformasikan keluaran kontroler menjadi
gerakan mekanis yang berupa gerakan linier atau rotasi.
• Sensor disebut juga sebagai transduser masukan, sedangkan aktuator
disebut juga sebagai transduser keluaran.
• Secara umum, berdasarkan sumber daya atau tenaganya, aktuator dapat
diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) yaitu,
- Aktuator listrik
- Aktuator pneumatik
- Aktuator hidrolik.
AKTUATOR LISTRIK
• Aktuator listrik adalah sebuah perangkat yang berfungsi untuk mengubah
sinyal listrik menjadi gerakan mekanis berupa gerakan linier atau rotasi.
Contoh : relay, motor, solenoid.
Relay Selenoid
Motor
AKTUATOR PNEUMATIK – HIDROLIK (1)
• Aktuator pneumatik adalah sebuah perangkat yang memanfaatkan udara
bertekanan menjadi gerakan mekanis berupa gerakan linier atau rotasi.
• Aktuator hidrolik adalah sebuah perangkat yang memanfaatkan fluida
bertekanan menjadi gerakan mekanis berupa gerakan linier atau rotasi.
• Udara atau fluida bertekanan akan menggerakkan piston secara linier atau
rotor secara rotasi.
• Aktuator pneumatik atau hidrolik dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua)
yaitu,
a. Selinder kerja tunggal (single acting) ; udara atau fluida bertekanan
diberikan melalui satu saluran yang berfungsi sebagai saluran masuk atau
keluar untuk menggerakkan piston atau rotor ke satu arah. Memilik pegas
yang berfungsi untuk mengembalikan piston atau rotor ke posisi semula.
AKTUATOR PNEUMATIK – HIDROLIK (2)
b. Selinder kerja ganda (double acting)
Udara atau fluida bertekanan diberikan melalui dua saluran yang berfungsi
sebagai saluran masuk atau keluar untuk menggerakkan piston atau rotor
ke satu arah atau berlawanan. Tidak memiliki pegas pengembali.
Selinder kerja ganda
Selinder kerja tunggal
AKTUATOR PNEUMATIK – HIDROLIK (3)
Hidrolik rotor
Hidrolik piston
Pneumatik piston
Pneumatik rotor
AKTUATOR - COMPARE
AKTUATOR - DATASHEET
Sensor dan aktuator

More Related Content

What's hot

Arduino.ppt
Arduino.pptArduino.ppt
Arduino.pptapri38
 
08. AKTUATOR ROBOT.pptx
08. AKTUATOR ROBOT.pptx08. AKTUATOR ROBOT.pptx
08. AKTUATOR ROBOT.pptxMuhammadYusro1
 
Pengukuran Tekanan
Pengukuran TekananPengukuran Tekanan
Pengukuran TekananMuhammad AR
 
RPS 2022-Pemrograman Web 2.pdf
RPS 2022-Pemrograman Web 2.pdfRPS 2022-Pemrograman Web 2.pdf
RPS 2022-Pemrograman Web 2.pdfSetiya Nugroho
 
Modulasi frekuensi dan modulasi phase (Fm dan Pm)
Modulasi frekuensi dan modulasi phase (Fm dan Pm)Modulasi frekuensi dan modulasi phase (Fm dan Pm)
Modulasi frekuensi dan modulasi phase (Fm dan Pm)Ishardi Nassogi
 
Alat ukur kumparan putar
Alat ukur kumparan putarAlat ukur kumparan putar
Alat ukur kumparan putarDwi Puspita
 
MAKALAH ARUS AC DAN ARUS DC
MAKALAH ARUS AC DAN ARUS DCMAKALAH ARUS AC DAN ARUS DC
MAKALAH ARUS AC DAN ARUS DCChairun Nisa
 
Karakteristik Transistor
Karakteristik TransistorKarakteristik Transistor
Karakteristik TransistorRyan Aryoko
 
48858916 makalah-robotika
48858916 makalah-robotika48858916 makalah-robotika
48858916 makalah-robotikaTino Aryanto
 
Rumus menghitung kecepatan sinkron pada kelistrikkan
Rumus menghitung kecepatan sinkron pada kelistrikkanRumus menghitung kecepatan sinkron pada kelistrikkan
Rumus menghitung kecepatan sinkron pada kelistrikkanHerry SR
 
Karakteristik aliran fluida1
Karakteristik aliran fluida1Karakteristik aliran fluida1
Karakteristik aliran fluida1Alen Pepa
 
Pengetahuan Dasar penggunaan Timer dan Counter Microcontroller AVR
Pengetahuan Dasar penggunaan Timer dan Counter Microcontroller AVR Pengetahuan Dasar penggunaan Timer dan Counter Microcontroller AVR
Pengetahuan Dasar penggunaan Timer dan Counter Microcontroller AVR KEN KEN
 
3 Jenis Model (pemodelan dan simulasi)
3 Jenis Model (pemodelan dan simulasi)3 Jenis Model (pemodelan dan simulasi)
3 Jenis Model (pemodelan dan simulasi)Risdawati Hutabarat
 

What's hot (20)

Arduino.ppt
Arduino.pptArduino.ppt
Arduino.ppt
 
Apa mekatronik-itu 2[1]
Apa mekatronik-itu 2[1]Apa mekatronik-itu 2[1]
Apa mekatronik-itu 2[1]
 
Makalah Motor DC
Makalah Motor DCMakalah Motor DC
Makalah Motor DC
 
08. AKTUATOR ROBOT.pptx
08. AKTUATOR ROBOT.pptx08. AKTUATOR ROBOT.pptx
08. AKTUATOR ROBOT.pptx
 
1 karakteristik sensor
1 karakteristik sensor1 karakteristik sensor
1 karakteristik sensor
 
Pengukuran Tekanan
Pengukuran TekananPengukuran Tekanan
Pengukuran Tekanan
 
RPS 2022-Pemrograman Web 2.pdf
RPS 2022-Pemrograman Web 2.pdfRPS 2022-Pemrograman Web 2.pdf
RPS 2022-Pemrograman Web 2.pdf
 
Modulasi frekuensi dan modulasi phase (Fm dan Pm)
Modulasi frekuensi dan modulasi phase (Fm dan Pm)Modulasi frekuensi dan modulasi phase (Fm dan Pm)
Modulasi frekuensi dan modulasi phase (Fm dan Pm)
 
Sensor dan sistem kendali
Sensor dan sistem kendaliSensor dan sistem kendali
Sensor dan sistem kendali
 
Alat ukur kumparan putar
Alat ukur kumparan putarAlat ukur kumparan putar
Alat ukur kumparan putar
 
Rangkaian penyearah
Rangkaian penyearahRangkaian penyearah
Rangkaian penyearah
 
MAKALAH ARUS AC DAN ARUS DC
MAKALAH ARUS AC DAN ARUS DCMAKALAH ARUS AC DAN ARUS DC
MAKALAH ARUS AC DAN ARUS DC
 
Karakteristik Transistor
Karakteristik TransistorKarakteristik Transistor
Karakteristik Transistor
 
48858916 makalah-robotika
48858916 makalah-robotika48858916 makalah-robotika
48858916 makalah-robotika
 
Sistem kontrol proses
Sistem kontrol proses Sistem kontrol proses
Sistem kontrol proses
 
Contoh soal
Contoh soalContoh soal
Contoh soal
 
Rumus menghitung kecepatan sinkron pada kelistrikkan
Rumus menghitung kecepatan sinkron pada kelistrikkanRumus menghitung kecepatan sinkron pada kelistrikkan
Rumus menghitung kecepatan sinkron pada kelistrikkan
 
Karakteristik aliran fluida1
Karakteristik aliran fluida1Karakteristik aliran fluida1
Karakteristik aliran fluida1
 
Pengetahuan Dasar penggunaan Timer dan Counter Microcontroller AVR
Pengetahuan Dasar penggunaan Timer dan Counter Microcontroller AVR Pengetahuan Dasar penggunaan Timer dan Counter Microcontroller AVR
Pengetahuan Dasar penggunaan Timer dan Counter Microcontroller AVR
 
3 Jenis Model (pemodelan dan simulasi)
3 Jenis Model (pemodelan dan simulasi)3 Jenis Model (pemodelan dan simulasi)
3 Jenis Model (pemodelan dan simulasi)
 

Similar to Sensor dan aktuator

Rangkuman sensor & tranduser by suparman
Rangkuman sensor & tranduser by suparmanRangkuman sensor & tranduser by suparman
Rangkuman sensor & tranduser by suparmansuparman unkhair
 
Modul Pertemuan 3 Penerapan Rangkaian Elektronika
Modul Pertemuan 3  Penerapan Rangkaian ElektronikaModul Pertemuan 3  Penerapan Rangkaian Elektronika
Modul Pertemuan 3 Penerapan Rangkaian ElektronikaAhmad Nawawi, S.Kom
 
E1 e117024 nurfadhilah badwi tugas1 sistemti
E1 e117024 nurfadhilah badwi tugas1 sistemtiE1 e117024 nurfadhilah badwi tugas1 sistemti
E1 e117024 nurfadhilah badwi tugas1 sistemtinurfadhilah badwi
 
35946210 instrumentasi-sensor
35946210 instrumentasi-sensor35946210 instrumentasi-sensor
35946210 instrumentasi-sensormasoso
 
14708251076_Arna Putri_Sensor Listrik
14708251076_Arna Putri_Sensor Listrik14708251076_Arna Putri_Sensor Listrik
14708251076_Arna Putri_Sensor ListrikIPA 2014
 
Bab 1 introduction and review (instrumentasi)
Bab 1 introduction and review (instrumentasi)Bab 1 introduction and review (instrumentasi)
Bab 1 introduction and review (instrumentasi)Innes Annindita
 
Pengertian sensor dan tranduser
Pengertian sensor dan tranduserPengertian sensor dan tranduser
Pengertian sensor dan tranduserIlham Dn
 
Pengertian sensor dan tranduser
Pengertian sensor dan tranduserPengertian sensor dan tranduser
Pengertian sensor dan tranduserIlham Dn
 
Sensor Mekanik, Laely Mahmudah
Sensor Mekanik, Laely MahmudahSensor Mekanik, Laely Mahmudah
Sensor Mekanik, Laely Mahmudahkemenag
 
25303347 instrumentation-and-calibration
25303347 instrumentation-and-calibration25303347 instrumentation-and-calibration
25303347 instrumentation-and-calibrationherdwihascaryo
 
25303347 instrumentation-and-calibration
25303347 instrumentation-and-calibration25303347 instrumentation-and-calibration
25303347 instrumentation-and-calibrationherdwihascaryo
 
sensor cahaya tarwin 13708259014
sensor cahaya tarwin 13708259014sensor cahaya tarwin 13708259014
sensor cahaya tarwin 13708259014kemenag
 
Instrumentasi
InstrumentasiInstrumentasi
Instrumentasipolmed
 
Folie mp sensor 1 [compatibility mode]
Folie mp sensor 1 [compatibility mode]Folie mp sensor 1 [compatibility mode]
Folie mp sensor 1 [compatibility mode]Karna Imam Aziziir
 
02 sistem-pengukuran
02 sistem-pengukuran02 sistem-pengukuran
02 sistem-pengukuranNita Maulina
 

Similar to Sensor dan aktuator (20)

Rangkuman sensor & tranduser by suparman
Rangkuman sensor & tranduser by suparmanRangkuman sensor & tranduser by suparman
Rangkuman sensor & tranduser by suparman
 
Modul Pertemuan 3 Penerapan Rangkaian Elektronika
Modul Pertemuan 3  Penerapan Rangkaian ElektronikaModul Pertemuan 3  Penerapan Rangkaian Elektronika
Modul Pertemuan 3 Penerapan Rangkaian Elektronika
 
E1 e117024 nurfadhilah badwi tugas1 sistemti
E1 e117024 nurfadhilah badwi tugas1 sistemtiE1 e117024 nurfadhilah badwi tugas1 sistemti
E1 e117024 nurfadhilah badwi tugas1 sistemti
 
35946210 instrumentasi-sensor
35946210 instrumentasi-sensor35946210 instrumentasi-sensor
35946210 instrumentasi-sensor
 
Sensor dan transduser_2
Sensor dan transduser_2Sensor dan transduser_2
Sensor dan transduser_2
 
14708251076_Arna Putri_Sensor Listrik
14708251076_Arna Putri_Sensor Listrik14708251076_Arna Putri_Sensor Listrik
14708251076_Arna Putri_Sensor Listrik
 
02 pertemuan kedua
02 pertemuan kedua02 pertemuan kedua
02 pertemuan kedua
 
Bab 1 introduction and review (instrumentasi)
Bab 1 introduction and review (instrumentasi)Bab 1 introduction and review (instrumentasi)
Bab 1 introduction and review (instrumentasi)
 
Pengertian sensor dan tranduser
Pengertian sensor dan tranduserPengertian sensor dan tranduser
Pengertian sensor dan tranduser
 
Pengertian sensor dan tranduser
Pengertian sensor dan tranduserPengertian sensor dan tranduser
Pengertian sensor dan tranduser
 
Transmitter
TransmitterTransmitter
Transmitter
 
Transmitter
TransmitterTransmitter
Transmitter
 
Sensor Mekanik, Laely Mahmudah
Sensor Mekanik, Laely MahmudahSensor Mekanik, Laely Mahmudah
Sensor Mekanik, Laely Mahmudah
 
25303347 instrumentation-and-calibration
25303347 instrumentation-and-calibration25303347 instrumentation-and-calibration
25303347 instrumentation-and-calibration
 
25303347 instrumentation-and-calibration
25303347 instrumentation-and-calibration25303347 instrumentation-and-calibration
25303347 instrumentation-and-calibration
 
sensor cahaya tarwin 13708259014
sensor cahaya tarwin 13708259014sensor cahaya tarwin 13708259014
sensor cahaya tarwin 13708259014
 
H027236781
H027236781H027236781
H027236781
 
Instrumentasi
InstrumentasiInstrumentasi
Instrumentasi
 
Folie mp sensor 1 [compatibility mode]
Folie mp sensor 1 [compatibility mode]Folie mp sensor 1 [compatibility mode]
Folie mp sensor 1 [compatibility mode]
 
02 sistem-pengukuran
02 sistem-pengukuran02 sistem-pengukuran
02 sistem-pengukuran
 

Sensor dan aktuator

  • 1.
  • 2. PENDAHULUAN (1) • Model apapun yang digunakan dalam sistem otomasi di industri sangat tergantung pada keandalan sistem kendali yang digunakan. • Komponen yang memiliki peranan sangat penting dalam sistem kendali antara lain yaitu, sensor dan aktuator. • Ketepatan dan kesesuaian dalam memilih sensor dan aktuator akan sangat menentukan kinerja dari sistem kendali. • Sensor berperan seperti panca indera manusia yaitu, indera peraba (kulit), indera perasa (lidah), indera pendengaran (telinga), indera penciuman (hidung) atau indera pengelihatan (mata). • Aktuator berperan seperti penggerak manusia (tangan atau kaki).
  • 3. PENDAHULUAN (2) Sistem kendali manual Sistem kendali otomatis
  • 4. PENDAHULUAN (3) Diagram blok sistem kendali • Sensor membaca atau mengukur variabel keluaran yang dikendalikan sistem dan menghasilkan variabel umpan balik • Aktuator bekerja sesuai variabel terkendali dari kontroler dan menghasilkan proses yang mempengaruhi plant.
  • 5. PENDAHULUAN (4) System Integration Plant Fisik Architectures & Interfacing Desain Objectives Tujuan Sensors Pengukur Actuator Penggerak Communications Hubungan Computing Komputerisasi Cost Benefit Analysis Ekonomis Homogeneity Kelemahan Disturbance & Uncertainty Performansi Algoritma Koordinasi • Seluruh aspek yang terdapat pada sistem kendali terintegrasi sehingga jika salah satu mengalami kendala, maka akan mempengaruhi yang lainnya.
  • 6. PENDAHULUAN (5) Pressure gauge Potensiometer BimentalLDR Selenoid valve Motor AC Servomotor
  • 7. DEFINISI (1) • Sensor adalah sebuah peralatan yang berfungsi untuk mendeteksi gejala atau sinyal yang berasal dari perubahan suatu energi seperti energi listrik, energi fisika, energi kimia, energi mekanik, dll. D. Sharon, dkk., (1982). Contoh : diafragma pada microphone berfungsi untuk mendeteksi getaran suara. • Sensor menghasilkan sinyal atau memberikan tanggapan terhadap kuantitas yang diukur atau diamati. • Secara umum, variabel atau besaran masukan pada sistem kendali adalah besaran non-listrik, seperti besaran fisika, kimia, mekanis dan sebagainya. • Besaran non-listrik diubah terlebih dahulu menjadi besaran listrik melalui sebuah peralatan yang disebut sebagai transduser agar dapat digunakan pada sistem kendali.
  • 8. DEFINISI (2) • Transduser adalah sebuah peralatan yang jika digerakkan oleh suatu energi pada sebuah sistem transmisi, akan menyalurkan energi tersebut dalam bentuk yang sama atau dalam bentuk yang berlainan ke sistem transmisi berikutnya. Transmisi energi ini dapat berupa listrik, mekanik, kimia, cahaya (optik), temperatur (suhu), dll. William D.C., (1993). • Transduser listrik diklasifikasikan menjadi 2 (dua) jenis yaitu, a. Self generating transducer atau transduser aktif Hanya memerlukan satu sumber energi. Dapat bekerja tanpa tambahan energi dari luar, tetapi menggunakan energi yang akan diubahnya sendiri. Dihasilkan suatu energi listrik dari transduser secara langsung. Transduser berperan sebagai sumber tegangan. Contoh : piezoelectric, thermocouple.
  • 9. DEFINISI (3) b. External power transducer atau transduser pasif Memerlukan sejumlah energi dari luar untuk menghasilkan suatu keluaran. Dapat bekerja jika mendapatkan energi tambahan dari luar. Contoh : LM35, LVDT. • Apabila letak sensor dan sistem kendali berjauhan, maka keluaran transduser ditransmisikan melalui peralatan yang disebut sebagai transmiter. • Transmiter diperlukan untuk mengkondisikan keluaran transduser tertentu yang tidak mungkin ditransmisikan karena alasan akurasi. • Transmiter adalah sebuah peralatan yang berfungsi untuk memperkuat atau mengkondisikan keluaran transduser agar dapat ditransmisikan melalui media tertentu (listrik, pneumatik) tanpa mengganggu akurasi pembacaannya. Contoh : level transmitter, flow transmitter.
  • 10. DEFINISI (4) • Peralatan yang selalu melengkapi dan mengiringi keberadaan sensor, transduser dan transmiter dalam sistem kendali adalah alat ukur. • Alat ukur adalah sebuah peralatan yang berfungsi memberikan batasan nilai atau harga tertentu dari gejala atau sinyal yang berasal dari perubahan suatu energi. William D.C., (1993). Contoh : pressure gauge, termometer air raksa. TransduserSensor Transmiter Alat Ukur Variabel Varibel Masukan Keluaran Terminologi sensor, transduser, transmiter dan alat ukur
  • 11. PEMILIHAN SENSOR (1) • Dalam memilih sensor yang tepat sesuai dengan sistem kendali yang akan dibuat, maka perlu diperhatikan persyaratan umum berikut ini. D. Sharon, dkk., (1982). Linieritas : Sensor menghasilkan sinyal keluaran yang berubah secara kontiniu sebagai tanggapan terhadap masukan yang berubah secara kontiniu juga.
  • 12. PEMILIHAN SENSOR (2) Sensitivitas : Menunjukkan tingkat kepekaan sensor terhadap kuantitas yang diukur. Dinyatakan dengan bilangan yang menunjukan “perubahan keluaran dibandingkan perubahan masukan”. Linieritas sensor juga mempengaruhi sensitivitas sensor. Apabila tanggapan sensor linier, maka sensitivitas sensor juga sama untuk seluruh jangkauan pengukuran. Tanggapan waktu : Menunjukkan kecepatan tanggapan sensor terhadap perubahan masukan.
  • 14. KARAKTERISTIK SENSOR (1) • Karakteristik sensor adalah gambaran parameter sensor pada keadaan tunak (steady state). • Karakteristik sensor meliputi ; a. Akurasi d. Sensitivitas g. Histeresis. b. Presisi e. Resolusi c. Toleransi f. Linieritas • Akurasi adalah ketepatan atau ketelitian sensor dalam memberikan hasil pembacaan. Beberapa cara untuk menyatakan akurasi yaitu, a. Dalam variabel pembacaan Contoh : termometer dengan skala 0-100 °F dan akurasi 1 °F. Artinya jika keluarannya menunjukkan 60 °F, maka nilai sebenarnya adalah 59-61 °F.
  • 15. KARAKTERISTIK SENSOR (2) b. Dalam prosentase range atau span Contoh : pressure transmiter dengan range 100-400 psi dan akurasi 0.5 % span (akurasinya : 0.5 % x (400-100) psi = 1.5 psi). Artinya jika keluarannya menunjukkan 200 psi, maka nilai sebenarnya adalah 198.5-201.5 psi. c. Dalam persentase skala maksimum (FS : Full Scale) Contoh : voltmeter dengan skala maksimum 200 V dan akurasi 1 % FS (akurasinya : 1 % x 200 V = 2 V). Artinya jika keluarannya menunjukkan 180 V, maka nilai sebenarnya adalah 178-182 V. d. Dalam persentase pembacaan Contoh : level transmiter dengan akurasi 5 % output. Artinya jika keluarannya menunjukkan 40 L (akurasinya : 5 % x 40 L = 2 L), maka nilai sebenarnya adalah 38-42 L.
  • 16. KARAKTERISTIK SENSOR (3) • Presisi adalah kemampuan sensor untuk menghasilkan ulang keluaran yang sama pada pembacaan yang berulang-ulang (repeatability) dengan interval waktu yang singkat. Contoh : voltmeter dengan repeatability 0.2 %. Artinya jika pembacaan sebenarnya 100 V (repeatability : 0.2 % x 100 V = 0.2 V) kemudian dilakukan pembacan berulang (misalnya 10 kali), maka keluarannya akan berkisar 99.8-100.2 V. Terminologi akurasi dan presisi
  • 17. KARAKTERISTIK SENSOR (4) • Toleransi adalah kesalahan (error) maksimum sensor. Contoh : thermistor dengan toleransi 1 %. Artinya jika keluarannya menunjukkan 25.25 °C (toleransinya : 1 % x 25.25 °C = 0.25 °C), maka nilai sebenarnya adalah 25 °C. • Sensitivitas adalah perubahan keluaran sensor yang terjadi ketika kualitas pembacaannya berubah. Contoh : timbangan berkapasitas 250 g dengan sensitivitas 1 mg. Artinya timbangan dapat dibebani dengan berat maksimum 250 g dan perubahan berat yang dapat dideteksinya adalah 1 mg. • Resolusi adalah perubahan minimal masukan sensor yang diperlukan untuk menghasilkan perubahan yang dapat dideteksi oleh keluaran sensor. Contoh : LVDT dapat mengukur perpindahan secara linier sampai 1 inch.
  • 18. KARAKTERISTIK SENSOR (5) Artinya jika keluarannya bernilai 0-10 V, maka resolusinya adalah 1 : 10 atau 0.1 inch/V. • Linieritas adalah hubungan masukan dan keluaran sensor berbanding lurus. Contoh : thermocouple dengan linieritas 1 %. Artinya jika dilakukan pengukuran temperatur dengan rentang kenaikan berbeda-beda, maka hubungan masukan dan keluaran sensor akan menyimpang dengan selisih sebesar + 1 %. Linieritas
  • 19. KARAKTERISTIK SENSOR (6) • Histeresis adalah perbedaan hasil pembacaan sensor. Contoh : termometer digunakan untuk mengukur fluida dengan temperatur 60 °C, maka keluarannya akan berbeda jika sesaat sebelumnya termometer telah digunakan untuk mengukur fluida dengan temperatur 20 °C atau 100 °C. Histeresis
  • 22. KLASIFIKASI SENSOR (1) • Secara umum, berdasarkan fungsi dan penggunaannya, sensor dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) yaitu, a. Sensor temperatur adalah sensor yang mendeteksi gejala perubahan temperatur (suhu) pada suatu dimensi benda atau ruang tertentu. Contoh : bimetal, thermistor, RTD. b. Sensor mekanis adalah sensor yang mendeteksi gejala perubahan gerak mekanis seperti posisi, tekanan, level, aliran, dll. Contoh : potensiometer, straingauge, microphone. c. Sensor cahaya adalah sensor yang mendeteksi gejala perubahan cahaya dari sumber, pantulan atau bias cahaya yang mengenai benda atau ruang tertentu. Contoh : photoresistor, photodiode, phototransistor.
  • 24. KLASIFIKASI SENSOR (3) • Berdasarkan penempatannya, sensor dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua) yaitu, a. Sensor internal adalah sensor yang ditempatkan di dalam perangkat dengan tujuan untuk mengamati kecepatan, percepatan, posisi, dll. Contoh : gyroscope, accelerometer. b. Sensor eksternal adalah sensor yang ditempatkan di luar perangkat dengan tujuan sebagai penuntun atau pelindung dari kerusakan. Contoh : ultrasonic, camera. Gyroscope Ultrasonic
  • 25. KLASIFIKASI SENSOR (4) • Berdasarkan perubahan lingkungan atau besaran yang dideteksinya, sensor dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) yaitu, a. Sensor fisika adalah sensor yang mendeteksi suatu besaran berdasarkan hukum fisika. Contoh : thermocouple, piezoelectric, LDR. b. Sensor kimia adalah sensor yang mendeteksi jumlah suatu zat kimia dengan cara mengubah besaran kimia menjadi besaran listrik yang melibatkan reaksi kimia. Contoh : sensor oksigen, sensor pH, sensor TDS (Total Dissolve Solid). c. Sensor biologi adalah sensor yang menggabungkan senyawa aktif biologi atau hayati dengan suatu transduser yang bekerja secara fisikokimia (cahaya, elektrokimia, dll.). Contoh : sensor glukosa, sensor protein, sensor hormon.
  • 26. KLASIFIKASI SENSOR (5) Piezoelectric Sensor oksigen Thermocouple Piezoresistive
  • 27. KLASIFIKASI SENSOR (6) • Klasifikasi sensor lainnya yaitu, a. Sensor aktif adalah sensor yang mengamati objek menggunakan energi yang berasal dari sensor tersebut. Contoh : radar, ultrasonic. b. Sensor pasif adalah sensor yang menggunakan energi yang berasal dari objek yang diamati. Contoh : photodiode, photovoltaic. Sensor aktif Sensor pasif
  • 28. KLASIFIKASI SENSOR (7) c. Sensor analog adalah sensor yang menghasilkan sinyal keluaran kontinu yang sebanding dengan besaran ukur. Contoh : LM35, LVDT. d. Sensor digital adalah sensor yang menghasilkan sinyal keluaran diskrit atau biner (0 dan 1). Contoh : proximity, limit switch. Sinyal kontiniu Sinyal diskrit
  • 29. KLASIFIKASI SENSOR (8) Proximity Limit switch Photodiode LVDT LM35
  • 30. AKTUATOR • Aktuator diperlukan karena sinyal terkendali yang dihasilkan oleh kontroler tidak cukup mampu menghasilkan proses yang mempengaruhi plant. • Aktuator adalah sebuah perangkat pada sistem kendali yang berfungsi sebagai penggerak untuk mentransformasikan keluaran kontroler menjadi gerakan mekanis yang berupa gerakan linier atau rotasi. • Sensor disebut juga sebagai transduser masukan, sedangkan aktuator disebut juga sebagai transduser keluaran. • Secara umum, berdasarkan sumber daya atau tenaganya, aktuator dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) yaitu, - Aktuator listrik - Aktuator pneumatik - Aktuator hidrolik.
  • 31. AKTUATOR LISTRIK • Aktuator listrik adalah sebuah perangkat yang berfungsi untuk mengubah sinyal listrik menjadi gerakan mekanis berupa gerakan linier atau rotasi. Contoh : relay, motor, solenoid. Relay Selenoid Motor
  • 32. AKTUATOR PNEUMATIK – HIDROLIK (1) • Aktuator pneumatik adalah sebuah perangkat yang memanfaatkan udara bertekanan menjadi gerakan mekanis berupa gerakan linier atau rotasi. • Aktuator hidrolik adalah sebuah perangkat yang memanfaatkan fluida bertekanan menjadi gerakan mekanis berupa gerakan linier atau rotasi. • Udara atau fluida bertekanan akan menggerakkan piston secara linier atau rotor secara rotasi. • Aktuator pneumatik atau hidrolik dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua) yaitu, a. Selinder kerja tunggal (single acting) ; udara atau fluida bertekanan diberikan melalui satu saluran yang berfungsi sebagai saluran masuk atau keluar untuk menggerakkan piston atau rotor ke satu arah. Memilik pegas yang berfungsi untuk mengembalikan piston atau rotor ke posisi semula.
  • 33. AKTUATOR PNEUMATIK – HIDROLIK (2) b. Selinder kerja ganda (double acting) Udara atau fluida bertekanan diberikan melalui dua saluran yang berfungsi sebagai saluran masuk atau keluar untuk menggerakkan piston atau rotor ke satu arah atau berlawanan. Tidak memiliki pegas pengembali. Selinder kerja ganda Selinder kerja tunggal
  • 34. AKTUATOR PNEUMATIK – HIDROLIK (3) Hidrolik rotor Hidrolik piston Pneumatik piston Pneumatik rotor