SlideShare a Scribd company logo
1 of 39
Fisika Dasar
Pengertian Besaran
 Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur yang
memiliki nilai dan satuan.
 Besaran menyatakan sifat dari benda. Sifat ini
dinyatakan dalam angka melalui hasil pengukuran.
 Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran
dengan satuan yang dijadikan sebagai patokan.
 Dalam fisika pengukuran merupakan sesuatu yang
sangat vital. Suatu pengamatan terhadap besaran fisis
harus melalui pengukuran. Pengukuran-pengukuran
yang sangat teliti diperlukan dalam fisika, agar gejala-
gejala peristiwa yang akan terjadi dapat diprediksi
dengan kuat.
Pengukuran dapat dilakukan dengan dua cara:
1. Secara Langsung
Yaitu ketika hasil pembacaan skala pada alat ukur,
langsung menyatakan nilai besaran yang diukur, tanpa
menggunakan rumus untuk menghitung nilai yang
diinginkan.
2. Secara tidak langsung
Yaitu dalam pengukuran memerlukan penghitungan
tambahan untuk mendapatkan nilai besaran yang diukur.
 Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat, faktor
yang harus diperhatikan antara lain :
- alat ukur yang dipakai
- aturan angka penting
- posisi mata pengukuran (paralax)
Beberapa istilah dalam pengukuran:
1. Ketelitian (accuracy)
adalah suatu ukuran yang menyatakan tingkat
pendekatan dari nilai yang diukur terhadap nilai benar X0
2. Kepekaan
adalah ukuran minimal yang masih dapat dideteksi
(dikenal) oleh instrumen, misal galvanometer memiliki
kepekaan yang lebih besar daripada Amperemeter/
Voltmeter
3. Ketepatan (precision)
adalah suatu ukuran kemampuan untuk mendapatkan
hasil pengukuran yang sama. Presisi berkaitan dengan
perlakuan dalam proses pengukuran, penyimpangan hasil
ukuran dan jumlah angka desimal yang dicantumkan dalam
hasil pengukuran.
Besaran
Fisika
Konseptual
Matematis
Besaran Pokok
Besaran Turunan
Besaran Skalar
Besaran Vektor
: besaran yang ditetapkan
dengan suatu standar ukuran
: Besaran yang dirumuskan
dari besaran-besaran pokok
: hanya memiliki nilai
: memiliki nilai dan arah
BESARAN DAN SATUAN
 Besaran :
Sesuatu yang dapat diukur  dinyatakan dengan angka (kuantitatif) Contoh :
panjang, massa, waktu, suhu, dll.
 Mengukur :
Membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang sejenis yang
ditetapkan sebagai satuan.
contoh : panjang jalan 10 km
Besaran Fisika baru terdefenisi jika :  ada nilainya (besarnya)
 ada satuannya
nilai
satuan
1.4
 Satuan :
Ukuran dari suatu besaran ditetapkan sebagai satuan.
Contoh :
 Sistem satuan : ada 2 macam
1. Sistem Metrik : a. mks (meter, kilogram, sekon)
b. cgs (centimeter, gram, sekon)
2. Sistem Non metrik (sistem British)
 Sistem Internasional (SI)
Sistem satuan mks yang telah disempurnakan  yang paling
banyak dipakai sekarang ini.
Dalam SI :
Ada 7 besaran pokok berdimensi dan 2 besaran pokok tak
berdimensi
 meter, kilometer  satuan panjang
 detik, menit, jam  satuan waktu
 gram, kilogram  satuan massa
 dll.
1.5
Besaran fisis terdiri dari:
 Besaran pokok
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah
ditetapkan terlebih dahulu dan tidak diturunkan dari
besaran lain.
 Besaran turunan
Besaran turunan adalah besaran yang satuannya
diturunkan dari besaran pokok atau besaran yang
didapat dari penggabungan besaran-besaran pokok.
ALAT UKUR BESARAN
Besaran Pokok Alat Ukur
Panjang Mistar, Jangka sorong, mikrometer
sekrup
Massa Neraca (timbangan)
Waktu Stop Watch
Suhu Termometer
Kuat Arus Amperemete
Jumlah molekul Tidak diukur secara langsung *
Intensitas Cahaya Light meter
 Mistar : untuk mengukur suatu panjang benda
mempunyai batas ketelitian 0,5 mm.
 angka sorong : untuk mengukur suatu panjang benda
mempunyai batas ketelitian 0,1 mm.
 Mikrometer : untuk mengukur suatu panjang benda
mempunyai batas ketelitian 0,01 mm.
 Neraca : untuk mengukur massa suatu benda.
 Stop Watch : untuk mengukur waktu mempunyai
batas ketelitian 0,01 detik.
 Termometer : untuk mengukur suhu.
 Amperemeter : untuk mengukur kuat arus listrik
(multimeter)
Alat Ukur Besaran Turunan
 Speedometer : untuk mengukur kelajuan
 Dinamometer : untuk mengukur besarnya gaya.
 Higrometer : untuk mengukur kelembaban udara.
 Ohm meter : untuk mengukur tahanan ( hambatan )
listrik
 Barometer : untuk mengukur tekanan udara luar
 dsb
Besaran pokok dalam Sistem Internasional
Nama
Simbol
dalam rumus
Simbol
dimensi
Satuan SI Simbol satuan
Panjang l, x, r, dll. L Meter m
Waktu t T Detik (sekon) s
Massa m M Kilogram kg
Arus listrik I, I I Ampere A
Suhu T θ Kelvin K
Jumlah molekul n N Mol mol
Intensitas
cahaya
Iv J Candela Cd
Keterangan dari macam-macam besaran pokok :
1. Panjang
Satuan panjang adalah "meter".
Definisi baru satuan "meter" "satu meter adalah jarak yang ditempuh cahaya
(dalam vakum) dalam selang waktu 1/299 792 458 sekon
2. Massa
Massa zat merupakan kuantitas yang terkandung dalam suatu zat Satuan massa
adalah "kilogram" (disingkat kg)
Definisi adalah massa sebuah kilogram standar yang disimpan di lembaga
Timbangan dan Ukuran Internasional (CGPM ke-1, 1899)
3. Waktu
Satuan waktu adalah "sekon" (disingkat s) (detik)
Definisi adalah selang waktu yang diperlukan oleh atom sesium-133 untuk
melakukan getaran sebanyak 9 192 631 770 kali dalam transisi antara dua tingkat
energi di tingkat energi dasarnya (CGPM ke-13; 1967)
4. Kuat arus listrik
Satuan kuat arus listrik adalah "ampere" (disingkat A)
Definisi adalah kuat arus tetap yang jika dialirkan melalui dua buah kawat yang
sejajar dan sangat panjang, dengan tebal yang dapat diabaikan dan diletakkan pada
jarak pisah 1 meter dalam vakum, menghasilkan gaya 2 X 10-7 newton pada setiap
meter kawat.
5. Suhu
Satuan suhu adalah "kelvin" (disingkat K)
Definisi adalah 1/273,16 kali suhu termodinamika titik
tripel air (CGPM ke-13, 1967). Dengan demikian, suhu
termodinamika titik tripel air adalah 273,16 K. Titik tripel
air adalah suhu dimana air murni berada dalam keadaan
seimbang dengan es dan uap jenuhnya.
6. Jumlah molekul
Satuan jumlah molekul adalah "mol".
7. Intensitas Cahaya
Satuan intensitas cahaya adalah "kandela" (disingkat cd).
Definisi adalah intensitas cahaya suatu sumber cahaya
yang memancarkan radiasi monokromatik pada frekuensi
540 X 1012 hertz dengan intensitas radiasi sebesar 1/683
watt per steradian dalam arah tersebut (CGPM ke-16, 1979)
Besaran Turunan
Contoh :
 Kecepatan
 pergeseran yang dilakukan persatuan waktu
 satuan : meter per sekon (ms-1)
 Percepatan
 perubahan kecepatan per satuan waktu
 satuan : meter per sekon kuadrat (ms-2)
 Gaya
 massa kali percepatan
 satuan : newton (N) = kg m s-2
Besaran Turunan Lambang Satuan dan Singkatan
Luas L Meter kuadrat (m2)
Volume V (volume) Meter kubik (m3)
Kecepatan v (velocity) “Meter per sekon” (m/s)
Percepatan A (acceleration) Meter “per sekon kuadrat” (m/s2)
Massa Jenis (rho) Kg/m3
Gaya w (weight) Kg m/s2 = Newton (N)
Usaha dan energi W Kg m2/s2 = joule (J)
Daya P (power) Kg m2/s3 = watt (W)
Tekanan P (pressure) Kg/m s2 = Pascal (Pa)
Dimensi
Cara besaran itu tersusun oleh besaran pokok.
1. Untuk membuktikan dua besaran sama atau tidak
2. Untuk menurunkan satuan dari suatu besaran
3. Untuk meneliti kebenaran suatu rumus atau persamaan
- Metode penjabaran dimensi :
1. Dimensi ruas kanan = dimensi ruas kiri
2. Setiap suku berdimensi sama
- Guna Dimensi :
Dimensi
 Dimensi menyatakan esensi dari suatu besaran fisika
yang tidak bergantung pada satuan yang digunakan.
Jarak antara dua tempat dapat dinyatakan dalam meter, mil,
langkah,dll. Apapun satuannya jarak pada dasarnya adalah
“panjang”.
Besaran
Pokok
Simbol
Dimensi
Massa M
Panjang L
Waktu T
Arus listrik I
Besaran
Pokok
Simbol
Dimensi
Suhu Q
Jumlah Zat N
Intensitas J
Analisa Dimensi
 Suatu besaran dapat dijumlahkan atau
dikurangkan apabila memiliki dimensi yang
sama.
 Setiap suku dalam persamaan fisika harus
memiliki dimensi yang sama.
Besaran Turunan dan Dimensi
NO Besaran Pokok Rumus Dimensi
1 Luas panjang x lebar [L]2
2 Volume panjang x lebar x tinggi [L]3
3 Massa Jenis [M] [L]-3
4 Kecepatan [L] [T]-1
5 Percepatan
[L] [T]-2
6 Gaya massa x percepatan [M] [L] [T]-2
7 Usaha dan Energi gaya x perpindahan [M] [L]2 [T]-2
8 Impuls dan Momentum gaya x waktu [M] [L] [T]-1
massa
volume
perpindahan
waktu
kecepatan
waktu
SISTEM SATUAN INTERNASIONAL
 Sistem satuan internasional telah disepakati pada
tahun 1960 oleh Konferensi Umum Kesebelas
mengenai berat dan ukuran, dengan nama Sistem
international (SI).
SISTEM MATRIK DALAM SI
Faktor Awalan Simbol
1018 exa- E
1015 peta- P
1012 tera- T
109 giga- G
106 mega- M
103 kilo- k
102 hekto- h
101 deka- da
Faktor Awalan Simbol
10-1 desi- d
10-2 senti- c
10-3 mili- m
10-6 mikro- m
10-9 nano- n
10-12 piko- p
10-15 femto- f
10-18 ato- a
1. Tentukan dimensi dan satuannya dalam SI untuk besaran turunan berikut :
a. Gaya
b. Berat Jenis
c. Tekanan
d. Usaha
e. Daya
Jawab :
b. Berat Jenis = = =
= MLT-2 (L-3)
= ML-2T-2 satuan kgm-2
berat
volume
Gaya
Volume
MLT -2
L3
a. Gaya = massa x percepatan
= M x LT -2
= MLT -2 satuan kgms-2
c. Tekanan = = = MLT -2 satuan kgm-1s-1
gaya
luas
MLT -2
L2
d. Usaha = gaya x jarak = MLT -2 x L = ML 2 T -2 satuan kgm-2s-2
e. Daya = = = ML 2 T -1 satuan kgm-2s-1
usaha
waktu
ML 2 T -2
T
Contoh Soal
2. Buktikan besaran-besaran berikut adalah identik :
a. Energi Potensial dan Energi Kinetik
b. Usaha/Energi dan Kalor
Jawab :
a. Energi Potensial : Ep = mgh
Energi potensial = massa x gravitasi x tinggi
= M x LT-2 x L = ML2T-2
Energi Kinetik : Ek = ½ mv2
Energi Kinetik = ½ x massa x kecepatan2
= M x (LT-1) 2
= ML2T-2
Keduanya (Ep dan Ek) mempunyai dimensi yang sama  keduanya identik
b. Usaha = ML2T-2
Energi = ML2T-2
Kalor = 0.24 x energi = ML2T-2
Ketiganya memiliki dimensi yang sama  identik
Besaran Vektor dan Besaran Skalar
 Besaran Vektor adalah besaran yang selain
mempunyai besar juga mempunyai arah. Contoh
perpindahan, gaya, kecepatan dan percepatan.
 Besaran Skalar adalah besaran yg hanya mempunyai
besar, tetapi tidak mempunyai arah. Contoh panjang,
massa, waktu, volume dan tekanan.
Con’t
 Besaran-besaran seperti massa, jarak, waktu dan
volum, termasuk besaran skalar, yakni besaran yang
hanya memiliki besar atau nilai saja tetapi tidak
memiliki arah.
 Sedangkan besaran seperti perpindahan, kecepatan,
percepatan dan gaya termasuk besaran vektor, yaitu
besaran yang memiliki besar (atau nilai) dan juga
memiliki arah.
Bagaimana membedakan besaran skalar dan
vektor ?
 Jika saya mengatakan massa sebuah batu adalah 400
gram, pernyataan ini sudah cukup bagi anda untuk
mengetahui semua hal tentang massa batu. Anda
tidak membutuhkan arah untuk mengetahui massa
batu. Demikian juga dengan besaran waktu, suhu,
volume, massa jenis, usaha, kuat arus listrik, tekanan,
daya dll.
 Ada beberapa besaran fisika yang tidak dapat
dinyatakan dengan nilai atau besarnya saja. Misalnya
ketika saya mengatakan bahwa seorang anak
berpindah sejauh 10 meter, maka pernyataan ini
belum cukup. Anda mungkin bertanya, ia berpindah
ke mana ? apakah ke arah utara, selatan, timur atau
barat ? Demikian juga apabila anda mengatakan
bahwa anda mendorong meja dengan gaya sebesar 100
N. Kemana arah dorongan anda ?
 Besaran yang demikian disebut besaran vektor, di
mana memerlukan pernjelasan mengenai besar dan
arahnya. Contoh besaran vektor adalah perpindahan,
percepatan, impuls, momentum dll. Selengkapnya
akan anda pelajari pada pokok bahasan yang berkaitan
dengan besaran tersebut.
Bagaimana Menyatakan Suatu Vektor ?
 Sebagai contoh, pada gambar di bawah dilukiskan
suatu vektor gaya (F) yang besarnya 40 N (N =
Newton, satuan gaya) dan berarah 30o utara dari
timur atau 30o terhadap sumbu x positif. Besar
vektor F = 40 N dilukiskan dengan panjang anak
panah 4 cm. Ini berarti skala yang dipilih adalah 1
cm = 10 N atau 4 cm = 40 N.
Notasi Ilmiah
 Pengukuran dalam fisika terbentang mulai dari ukuran
partikel yang sangat kecil, seperti massa elektron,
sampai dengan ukuran yang sangat besar, sangat besar,
seperti massa bumi. Penulisan hasil pengukuran benda
sangat besar, misalnya massa bumi kira-kira 6 000 000
000 000 000 000 000 000 kg atau hasil pengukuran
partikel sangat kecil, misalnya massa sebuah elektron
kira-kira 0,000 000 000 000 000 000 000 000 000 000
911 kg memerlukan tempat yang lebar dan sering salah
dalam penulisannya. Untuk mengatasi masalah
tersebut, kita dapat menggunakan notasi ilmiah atau
notasi baku.
Dalam notasi ilmiah, hasil pengukuran dinyatakan
sebagai:
 a, . . . . x 10n
di mana:
a adalah bilangan asli mulai dari 1 sampai dengan 9
n disebut eksponen dan merupakan bilangan bulat
Dalam persamaan tersebut,
a, . . . . disebut bilangan penting
10n
disebut orde besar
Angka Penting
 Angka penting adalah semua angka yang diperoleh
dari hasil pengukuran, yang terdiri dari angka eksak
dan satu angka terakhir yang ditaksir (atau diragukan).
 Bila kita mengukur panjang suatu benda dengan
mistar berskala mm dan melaporkan hasilnya dalam 4
angka penting, yaitu 114,5 mm.
 Jika panjang benda tersebut kita ukur dengan jangka
sorong maka hasilnya dilaporkan dalam 5 angka
penting, misalnya 114,40 mm, dan jika diukur dengan
mikrometer sekrup maka hasilnya dilaporkan dalam 6
angka penting, misalnya 113,390 mm.
 Ini menunjukkan bahwa banyak angka penting yang
dilaporkan sebagai hasil pengukuran mencerminkan
ketelitian suatu pengukuran. Makin banyak angka
penting yang dapat dilaporkan, makin teliti
pengukuran tersebut. Tentu saja pengukuran panjang
dengan mikrometer sekrup lebih teliti dari jangka
sorong dan mistar.
 Pada hasil pengukuran mistar tadi dinyatakan dalam
bilangan penting yang mengandung 4 angka penting :
114,5 mm. Tiga angka pertama, yaitu: 1, 1, dan 4 adalah
angka eksak karena dapat dibaca pada skala, sedang
satu angka terakhir, yaitu 5 adalah angka taksiran
karena angka ini tidak bisa dibaca pada skala, tetapi
hanya ditaksir.
Aturan-aturan angka penting:
 Semua angka bukan nol adalah angka penting
 Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan nol
termasuk angka penting
 Semua angka nol yang terletak pada deretan akhir dari
angka-angka yang ditulis di belakang koma desimal
termasuk angka penting
 Angka-angka nol yang digunakan hanya untuk tempat titik
desimal adalah bukan angka penting
 Bilangan-bilangan puluhan, ratusan, ribuan, dan
seterusnya yang memiliki angka-angka nol pada deretan
akhir harus dituliskan dalam notasi ilmiah agar jelas
apakah angka-angka nol tersebut adalah angka penting
atau bukan
 Bilangan penting diperoleh dari kegiatan mengukur,
sedangkan bilangan eksak diperoleh dari kegiatan
membilang. Hasil perkalian atau pembagian antara
bilangan penting dengan bilangan eksak hanya boleh
memiliki angka penting sebanyak bilangan pentingnya.
Angka lebih kecil dari sama dengan 4 ditiadakan dalam
pembulatan, sehingga angka sebelumnya tidak berubah.
Angka lebih besar sama dengan 5 dibulatkan ke atas,
sehingga angka sebelumnya bertambah dengan satu.
 Banyak angka penting dalam hasil perkalian atau
pembagian bilangan-bilangan penting sama dengan
banyak angka penting dari bilangan penting yang memiliki
angka penting paling sedikit. Hasil penjumlahan atau
pengurangan bilangan-bilangan penting hanya boleh
mengandung satu angka taksiran.
 Hasil memangkatkan atau menarik akar suatu bilangan
penting hanya boleh memiliki angka penting sebanyak
angka penting dari bilangan penting yang dipangkatkan
atau ditarik akarnya.
Selesai

More Related Content

Similar to fdokumen.com_besaran-dan-satuan-2014ppt.ppt

Bab1 besaran dan satuan
Bab1 besaran dan satuanBab1 besaran dan satuan
Bab1 besaran dan satuanAgus Setiawan
 
Pengukuran Besaran dan Satuan dalam konsef fisika klasikal dan modern
Pengukuran Besaran dan Satuan dalam konsef fisika klasikal dan modernPengukuran Besaran dan Satuan dalam konsef fisika klasikal dan modern
Pengukuran Besaran dan Satuan dalam konsef fisika klasikal dan moderndinihariyati1
 
Bab1-besaran dan satuan.ppt
Bab1-besaran dan satuan.pptBab1-besaran dan satuan.ppt
Bab1-besaran dan satuan.pptRobinSarSinaga
 
Bab1-besaran dan satuan.ppt
Bab1-besaran dan satuan.pptBab1-besaran dan satuan.ppt
Bab1-besaran dan satuan.pptayubprihantoro2
 
Bab1 besaran dan satuan
Bab1 besaran dan satuanBab1 besaran dan satuan
Bab1 besaran dan satuankalfinmanopo
 
materi besaran dan satuan.ppt
materi besaran dan satuan.pptmateri besaran dan satuan.ppt
materi besaran dan satuan.pptafni48
 
Pengukuran Besaran Listrik
Pengukuran Besaran ListrikPengukuran Besaran Listrik
Pengukuran Besaran Listrikjajakustija
 
Bab1 besaran dan satuan
Bab1 besaran dan satuanBab1 besaran dan satuan
Bab1 besaran dan satuanDody Swastiko
 
Bab 1 besaran dan satuan
Bab 1 besaran dan satuanBab 1 besaran dan satuan
Bab 1 besaran dan satuanMustahal SSi
 
Besaran dan satuan (ipa)
Besaran dan satuan (ipa)Besaran dan satuan (ipa)
Besaran dan satuan (ipa)rana anyndya
 
Besaran dan satuan (ipa)
Besaran dan satuan (ipa)Besaran dan satuan (ipa)
Besaran dan satuan (ipa)rana anyndya
 
Besaran, Satuan, dan Pengukuran
Besaran, Satuan, dan PengukuranBesaran, Satuan, dan Pengukuran
Besaran, Satuan, dan Pengukuranfitroh hanifiyah
 
1 pendahuluan-sist-satuan-besaran-vektor (1)
1 pendahuluan-sist-satuan-besaran-vektor (1)1 pendahuluan-sist-satuan-besaran-vektor (1)
1 pendahuluan-sist-satuan-besaran-vektor (1)Endang Hastutiningsih
 
3 Besaran dan vektor.ppt
3 Besaran dan vektor.ppt3 Besaran dan vektor.ppt
3 Besaran dan vektor.pptmaszaky1069
 

Similar to fdokumen.com_besaran-dan-satuan-2014ppt.ppt (20)

Bab1 besaran dan satuan
Bab1 besaran dan satuanBab1 besaran dan satuan
Bab1 besaran dan satuan
 
Pengukuran Besaran dan Satuan dalam konsef fisika klasikal dan modern
Pengukuran Besaran dan Satuan dalam konsef fisika klasikal dan modernPengukuran Besaran dan Satuan dalam konsef fisika klasikal dan modern
Pengukuran Besaran dan Satuan dalam konsef fisika klasikal dan modern
 
Bab1-besaran dan satuan.ppt
Bab1-besaran dan satuan.pptBab1-besaran dan satuan.ppt
Bab1-besaran dan satuan.ppt
 
Bab1-besaran dan satuan.ppt
Bab1-besaran dan satuan.pptBab1-besaran dan satuan.ppt
Bab1-besaran dan satuan.ppt
 
Bab1 besaran dan satuan
Bab1 besaran dan satuanBab1 besaran dan satuan
Bab1 besaran dan satuan
 
materi besaran dan satuan.ppt
materi besaran dan satuan.pptmateri besaran dan satuan.ppt
materi besaran dan satuan.ppt
 
Pengukuran Besaran Listrik
Pengukuran Besaran ListrikPengukuran Besaran Listrik
Pengukuran Besaran Listrik
 
Bab1 besaran dan satuan
Bab1 besaran dan satuanBab1 besaran dan satuan
Bab1 besaran dan satuan
 
Sarwan xi ipa 4 9629
Sarwan xi ipa 4 9629Sarwan xi ipa 4 9629
Sarwan xi ipa 4 9629
 
P2_Besaran dan Satuan.ppt
P2_Besaran dan Satuan.pptP2_Besaran dan Satuan.ppt
P2_Besaran dan Satuan.ppt
 
BESARAN DAN SATUAN
BESARAN DAN SATUANBESARAN DAN SATUAN
BESARAN DAN SATUAN
 
Bab 1 besaran dan satuan
Bab 1 besaran dan satuanBab 1 besaran dan satuan
Bab 1 besaran dan satuan
 
Besaran dan satuan (ipa)
Besaran dan satuan (ipa)Besaran dan satuan (ipa)
Besaran dan satuan (ipa)
 
Besaran dan satuan (ipa)
Besaran dan satuan (ipa)Besaran dan satuan (ipa)
Besaran dan satuan (ipa)
 
Besaran, Satuan, dan Pengukuran
Besaran, Satuan, dan PengukuranBesaran, Satuan, dan Pengukuran
Besaran, Satuan, dan Pengukuran
 
1 pendahuluan-sist-satuan-besaran-vektor (1)
1 pendahuluan-sist-satuan-besaran-vektor (1)1 pendahuluan-sist-satuan-besaran-vektor (1)
1 pendahuluan-sist-satuan-besaran-vektor (1)
 
2.-Biomekanika.ppt
2.-Biomekanika.ppt2.-Biomekanika.ppt
2.-Biomekanika.ppt
 
2. biomekanika
2. biomekanika2. biomekanika
2. biomekanika
 
Besaran Satuan dan Pengukuran
Besaran Satuan dan PengukuranBesaran Satuan dan Pengukuran
Besaran Satuan dan Pengukuran
 
3 Besaran dan vektor.ppt
3 Besaran dan vektor.ppt3 Besaran dan vektor.ppt
3 Besaran dan vektor.ppt
 

Recently uploaded

Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 

Recently uploaded (20)

Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 

fdokumen.com_besaran-dan-satuan-2014ppt.ppt

  • 2. Pengertian Besaran  Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur yang memiliki nilai dan satuan.  Besaran menyatakan sifat dari benda. Sifat ini dinyatakan dalam angka melalui hasil pengukuran.  Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran dengan satuan yang dijadikan sebagai patokan.  Dalam fisika pengukuran merupakan sesuatu yang sangat vital. Suatu pengamatan terhadap besaran fisis harus melalui pengukuran. Pengukuran-pengukuran yang sangat teliti diperlukan dalam fisika, agar gejala- gejala peristiwa yang akan terjadi dapat diprediksi dengan kuat.
  • 3. Pengukuran dapat dilakukan dengan dua cara: 1. Secara Langsung Yaitu ketika hasil pembacaan skala pada alat ukur, langsung menyatakan nilai besaran yang diukur, tanpa menggunakan rumus untuk menghitung nilai yang diinginkan. 2. Secara tidak langsung Yaitu dalam pengukuran memerlukan penghitungan tambahan untuk mendapatkan nilai besaran yang diukur.  Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat, faktor yang harus diperhatikan antara lain : - alat ukur yang dipakai - aturan angka penting - posisi mata pengukuran (paralax)
  • 4. Beberapa istilah dalam pengukuran: 1. Ketelitian (accuracy) adalah suatu ukuran yang menyatakan tingkat pendekatan dari nilai yang diukur terhadap nilai benar X0 2. Kepekaan adalah ukuran minimal yang masih dapat dideteksi (dikenal) oleh instrumen, misal galvanometer memiliki kepekaan yang lebih besar daripada Amperemeter/ Voltmeter 3. Ketepatan (precision) adalah suatu ukuran kemampuan untuk mendapatkan hasil pengukuran yang sama. Presisi berkaitan dengan perlakuan dalam proses pengukuran, penyimpangan hasil ukuran dan jumlah angka desimal yang dicantumkan dalam hasil pengukuran.
  • 5. Besaran Fisika Konseptual Matematis Besaran Pokok Besaran Turunan Besaran Skalar Besaran Vektor : besaran yang ditetapkan dengan suatu standar ukuran : Besaran yang dirumuskan dari besaran-besaran pokok : hanya memiliki nilai : memiliki nilai dan arah
  • 6. BESARAN DAN SATUAN  Besaran : Sesuatu yang dapat diukur  dinyatakan dengan angka (kuantitatif) Contoh : panjang, massa, waktu, suhu, dll.  Mengukur : Membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang sejenis yang ditetapkan sebagai satuan. contoh : panjang jalan 10 km Besaran Fisika baru terdefenisi jika :  ada nilainya (besarnya)  ada satuannya nilai satuan 1.4
  • 7.  Satuan : Ukuran dari suatu besaran ditetapkan sebagai satuan. Contoh :  Sistem satuan : ada 2 macam 1. Sistem Metrik : a. mks (meter, kilogram, sekon) b. cgs (centimeter, gram, sekon) 2. Sistem Non metrik (sistem British)  Sistem Internasional (SI) Sistem satuan mks yang telah disempurnakan  yang paling banyak dipakai sekarang ini. Dalam SI : Ada 7 besaran pokok berdimensi dan 2 besaran pokok tak berdimensi  meter, kilometer  satuan panjang  detik, menit, jam  satuan waktu  gram, kilogram  satuan massa  dll. 1.5
  • 8. Besaran fisis terdiri dari:  Besaran pokok Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu dan tidak diturunkan dari besaran lain.  Besaran turunan Besaran turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari besaran pokok atau besaran yang didapat dari penggabungan besaran-besaran pokok.
  • 9. ALAT UKUR BESARAN Besaran Pokok Alat Ukur Panjang Mistar, Jangka sorong, mikrometer sekrup Massa Neraca (timbangan) Waktu Stop Watch Suhu Termometer Kuat Arus Amperemete Jumlah molekul Tidak diukur secara langsung * Intensitas Cahaya Light meter
  • 10.  Mistar : untuk mengukur suatu panjang benda mempunyai batas ketelitian 0,5 mm.  angka sorong : untuk mengukur suatu panjang benda mempunyai batas ketelitian 0,1 mm.  Mikrometer : untuk mengukur suatu panjang benda mempunyai batas ketelitian 0,01 mm.  Neraca : untuk mengukur massa suatu benda.  Stop Watch : untuk mengukur waktu mempunyai batas ketelitian 0,01 detik.  Termometer : untuk mengukur suhu.  Amperemeter : untuk mengukur kuat arus listrik (multimeter)
  • 11.
  • 12. Alat Ukur Besaran Turunan  Speedometer : untuk mengukur kelajuan  Dinamometer : untuk mengukur besarnya gaya.  Higrometer : untuk mengukur kelembaban udara.  Ohm meter : untuk mengukur tahanan ( hambatan ) listrik  Barometer : untuk mengukur tekanan udara luar  dsb
  • 13.
  • 14. Besaran pokok dalam Sistem Internasional Nama Simbol dalam rumus Simbol dimensi Satuan SI Simbol satuan Panjang l, x, r, dll. L Meter m Waktu t T Detik (sekon) s Massa m M Kilogram kg Arus listrik I, I I Ampere A Suhu T θ Kelvin K Jumlah molekul n N Mol mol Intensitas cahaya Iv J Candela Cd
  • 15. Keterangan dari macam-macam besaran pokok : 1. Panjang Satuan panjang adalah "meter". Definisi baru satuan "meter" "satu meter adalah jarak yang ditempuh cahaya (dalam vakum) dalam selang waktu 1/299 792 458 sekon 2. Massa Massa zat merupakan kuantitas yang terkandung dalam suatu zat Satuan massa adalah "kilogram" (disingkat kg) Definisi adalah massa sebuah kilogram standar yang disimpan di lembaga Timbangan dan Ukuran Internasional (CGPM ke-1, 1899) 3. Waktu Satuan waktu adalah "sekon" (disingkat s) (detik) Definisi adalah selang waktu yang diperlukan oleh atom sesium-133 untuk melakukan getaran sebanyak 9 192 631 770 kali dalam transisi antara dua tingkat energi di tingkat energi dasarnya (CGPM ke-13; 1967) 4. Kuat arus listrik Satuan kuat arus listrik adalah "ampere" (disingkat A) Definisi adalah kuat arus tetap yang jika dialirkan melalui dua buah kawat yang sejajar dan sangat panjang, dengan tebal yang dapat diabaikan dan diletakkan pada jarak pisah 1 meter dalam vakum, menghasilkan gaya 2 X 10-7 newton pada setiap meter kawat.
  • 16. 5. Suhu Satuan suhu adalah "kelvin" (disingkat K) Definisi adalah 1/273,16 kali suhu termodinamika titik tripel air (CGPM ke-13, 1967). Dengan demikian, suhu termodinamika titik tripel air adalah 273,16 K. Titik tripel air adalah suhu dimana air murni berada dalam keadaan seimbang dengan es dan uap jenuhnya. 6. Jumlah molekul Satuan jumlah molekul adalah "mol". 7. Intensitas Cahaya Satuan intensitas cahaya adalah "kandela" (disingkat cd). Definisi adalah intensitas cahaya suatu sumber cahaya yang memancarkan radiasi monokromatik pada frekuensi 540 X 1012 hertz dengan intensitas radiasi sebesar 1/683 watt per steradian dalam arah tersebut (CGPM ke-16, 1979)
  • 17. Besaran Turunan Contoh :  Kecepatan  pergeseran yang dilakukan persatuan waktu  satuan : meter per sekon (ms-1)  Percepatan  perubahan kecepatan per satuan waktu  satuan : meter per sekon kuadrat (ms-2)  Gaya  massa kali percepatan  satuan : newton (N) = kg m s-2
  • 18. Besaran Turunan Lambang Satuan dan Singkatan Luas L Meter kuadrat (m2) Volume V (volume) Meter kubik (m3) Kecepatan v (velocity) “Meter per sekon” (m/s) Percepatan A (acceleration) Meter “per sekon kuadrat” (m/s2) Massa Jenis (rho) Kg/m3 Gaya w (weight) Kg m/s2 = Newton (N) Usaha dan energi W Kg m2/s2 = joule (J) Daya P (power) Kg m2/s3 = watt (W) Tekanan P (pressure) Kg/m s2 = Pascal (Pa)
  • 19. Dimensi Cara besaran itu tersusun oleh besaran pokok. 1. Untuk membuktikan dua besaran sama atau tidak 2. Untuk menurunkan satuan dari suatu besaran 3. Untuk meneliti kebenaran suatu rumus atau persamaan - Metode penjabaran dimensi : 1. Dimensi ruas kanan = dimensi ruas kiri 2. Setiap suku berdimensi sama - Guna Dimensi :
  • 20. Dimensi  Dimensi menyatakan esensi dari suatu besaran fisika yang tidak bergantung pada satuan yang digunakan. Jarak antara dua tempat dapat dinyatakan dalam meter, mil, langkah,dll. Apapun satuannya jarak pada dasarnya adalah “panjang”. Besaran Pokok Simbol Dimensi Massa M Panjang L Waktu T Arus listrik I Besaran Pokok Simbol Dimensi Suhu Q Jumlah Zat N Intensitas J
  • 21. Analisa Dimensi  Suatu besaran dapat dijumlahkan atau dikurangkan apabila memiliki dimensi yang sama.  Setiap suku dalam persamaan fisika harus memiliki dimensi yang sama.
  • 22. Besaran Turunan dan Dimensi NO Besaran Pokok Rumus Dimensi 1 Luas panjang x lebar [L]2 2 Volume panjang x lebar x tinggi [L]3 3 Massa Jenis [M] [L]-3 4 Kecepatan [L] [T]-1 5 Percepatan [L] [T]-2 6 Gaya massa x percepatan [M] [L] [T]-2 7 Usaha dan Energi gaya x perpindahan [M] [L]2 [T]-2 8 Impuls dan Momentum gaya x waktu [M] [L] [T]-1 massa volume perpindahan waktu kecepatan waktu
  • 23. SISTEM SATUAN INTERNASIONAL  Sistem satuan internasional telah disepakati pada tahun 1960 oleh Konferensi Umum Kesebelas mengenai berat dan ukuran, dengan nama Sistem international (SI).
  • 24. SISTEM MATRIK DALAM SI Faktor Awalan Simbol 1018 exa- E 1015 peta- P 1012 tera- T 109 giga- G 106 mega- M 103 kilo- k 102 hekto- h 101 deka- da Faktor Awalan Simbol 10-1 desi- d 10-2 senti- c 10-3 mili- m 10-6 mikro- m 10-9 nano- n 10-12 piko- p 10-15 femto- f 10-18 ato- a
  • 25. 1. Tentukan dimensi dan satuannya dalam SI untuk besaran turunan berikut : a. Gaya b. Berat Jenis c. Tekanan d. Usaha e. Daya Jawab : b. Berat Jenis = = = = MLT-2 (L-3) = ML-2T-2 satuan kgm-2 berat volume Gaya Volume MLT -2 L3 a. Gaya = massa x percepatan = M x LT -2 = MLT -2 satuan kgms-2 c. Tekanan = = = MLT -2 satuan kgm-1s-1 gaya luas MLT -2 L2 d. Usaha = gaya x jarak = MLT -2 x L = ML 2 T -2 satuan kgm-2s-2 e. Daya = = = ML 2 T -1 satuan kgm-2s-1 usaha waktu ML 2 T -2 T Contoh Soal
  • 26. 2. Buktikan besaran-besaran berikut adalah identik : a. Energi Potensial dan Energi Kinetik b. Usaha/Energi dan Kalor Jawab : a. Energi Potensial : Ep = mgh Energi potensial = massa x gravitasi x tinggi = M x LT-2 x L = ML2T-2 Energi Kinetik : Ek = ½ mv2 Energi Kinetik = ½ x massa x kecepatan2 = M x (LT-1) 2 = ML2T-2 Keduanya (Ep dan Ek) mempunyai dimensi yang sama  keduanya identik b. Usaha = ML2T-2 Energi = ML2T-2 Kalor = 0.24 x energi = ML2T-2 Ketiganya memiliki dimensi yang sama  identik
  • 27. Besaran Vektor dan Besaran Skalar  Besaran Vektor adalah besaran yang selain mempunyai besar juga mempunyai arah. Contoh perpindahan, gaya, kecepatan dan percepatan.  Besaran Skalar adalah besaran yg hanya mempunyai besar, tetapi tidak mempunyai arah. Contoh panjang, massa, waktu, volume dan tekanan.
  • 28. Con’t  Besaran-besaran seperti massa, jarak, waktu dan volum, termasuk besaran skalar, yakni besaran yang hanya memiliki besar atau nilai saja tetapi tidak memiliki arah.  Sedangkan besaran seperti perpindahan, kecepatan, percepatan dan gaya termasuk besaran vektor, yaitu besaran yang memiliki besar (atau nilai) dan juga memiliki arah.
  • 29. Bagaimana membedakan besaran skalar dan vektor ?  Jika saya mengatakan massa sebuah batu adalah 400 gram, pernyataan ini sudah cukup bagi anda untuk mengetahui semua hal tentang massa batu. Anda tidak membutuhkan arah untuk mengetahui massa batu. Demikian juga dengan besaran waktu, suhu, volume, massa jenis, usaha, kuat arus listrik, tekanan, daya dll.
  • 30.  Ada beberapa besaran fisika yang tidak dapat dinyatakan dengan nilai atau besarnya saja. Misalnya ketika saya mengatakan bahwa seorang anak berpindah sejauh 10 meter, maka pernyataan ini belum cukup. Anda mungkin bertanya, ia berpindah ke mana ? apakah ke arah utara, selatan, timur atau barat ? Demikian juga apabila anda mengatakan bahwa anda mendorong meja dengan gaya sebesar 100 N. Kemana arah dorongan anda ?  Besaran yang demikian disebut besaran vektor, di mana memerlukan pernjelasan mengenai besar dan arahnya. Contoh besaran vektor adalah perpindahan, percepatan, impuls, momentum dll. Selengkapnya akan anda pelajari pada pokok bahasan yang berkaitan dengan besaran tersebut.
  • 31. Bagaimana Menyatakan Suatu Vektor ?  Sebagai contoh, pada gambar di bawah dilukiskan suatu vektor gaya (F) yang besarnya 40 N (N = Newton, satuan gaya) dan berarah 30o utara dari timur atau 30o terhadap sumbu x positif. Besar vektor F = 40 N dilukiskan dengan panjang anak panah 4 cm. Ini berarti skala yang dipilih adalah 1 cm = 10 N atau 4 cm = 40 N.
  • 32. Notasi Ilmiah  Pengukuran dalam fisika terbentang mulai dari ukuran partikel yang sangat kecil, seperti massa elektron, sampai dengan ukuran yang sangat besar, sangat besar, seperti massa bumi. Penulisan hasil pengukuran benda sangat besar, misalnya massa bumi kira-kira 6 000 000 000 000 000 000 000 000 kg atau hasil pengukuran partikel sangat kecil, misalnya massa sebuah elektron kira-kira 0,000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 911 kg memerlukan tempat yang lebar dan sering salah dalam penulisannya. Untuk mengatasi masalah tersebut, kita dapat menggunakan notasi ilmiah atau notasi baku.
  • 33. Dalam notasi ilmiah, hasil pengukuran dinyatakan sebagai:  a, . . . . x 10n di mana: a adalah bilangan asli mulai dari 1 sampai dengan 9 n disebut eksponen dan merupakan bilangan bulat Dalam persamaan tersebut, a, . . . . disebut bilangan penting 10n disebut orde besar
  • 34. Angka Penting  Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran, yang terdiri dari angka eksak dan satu angka terakhir yang ditaksir (atau diragukan).  Bila kita mengukur panjang suatu benda dengan mistar berskala mm dan melaporkan hasilnya dalam 4 angka penting, yaitu 114,5 mm.  Jika panjang benda tersebut kita ukur dengan jangka sorong maka hasilnya dilaporkan dalam 5 angka penting, misalnya 114,40 mm, dan jika diukur dengan mikrometer sekrup maka hasilnya dilaporkan dalam 6 angka penting, misalnya 113,390 mm.
  • 35.  Ini menunjukkan bahwa banyak angka penting yang dilaporkan sebagai hasil pengukuran mencerminkan ketelitian suatu pengukuran. Makin banyak angka penting yang dapat dilaporkan, makin teliti pengukuran tersebut. Tentu saja pengukuran panjang dengan mikrometer sekrup lebih teliti dari jangka sorong dan mistar.  Pada hasil pengukuran mistar tadi dinyatakan dalam bilangan penting yang mengandung 4 angka penting : 114,5 mm. Tiga angka pertama, yaitu: 1, 1, dan 4 adalah angka eksak karena dapat dibaca pada skala, sedang satu angka terakhir, yaitu 5 adalah angka taksiran karena angka ini tidak bisa dibaca pada skala, tetapi hanya ditaksir.
  • 36. Aturan-aturan angka penting:  Semua angka bukan nol adalah angka penting  Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan nol termasuk angka penting  Semua angka nol yang terletak pada deretan akhir dari angka-angka yang ditulis di belakang koma desimal termasuk angka penting  Angka-angka nol yang digunakan hanya untuk tempat titik desimal adalah bukan angka penting
  • 37.  Bilangan-bilangan puluhan, ratusan, ribuan, dan seterusnya yang memiliki angka-angka nol pada deretan akhir harus dituliskan dalam notasi ilmiah agar jelas apakah angka-angka nol tersebut adalah angka penting atau bukan  Bilangan penting diperoleh dari kegiatan mengukur, sedangkan bilangan eksak diperoleh dari kegiatan membilang. Hasil perkalian atau pembagian antara bilangan penting dengan bilangan eksak hanya boleh memiliki angka penting sebanyak bilangan pentingnya. Angka lebih kecil dari sama dengan 4 ditiadakan dalam pembulatan, sehingga angka sebelumnya tidak berubah. Angka lebih besar sama dengan 5 dibulatkan ke atas, sehingga angka sebelumnya bertambah dengan satu.
  • 38.  Banyak angka penting dalam hasil perkalian atau pembagian bilangan-bilangan penting sama dengan banyak angka penting dari bilangan penting yang memiliki angka penting paling sedikit. Hasil penjumlahan atau pengurangan bilangan-bilangan penting hanya boleh mengandung satu angka taksiran.  Hasil memangkatkan atau menarik akar suatu bilangan penting hanya boleh memiliki angka penting sebanyak angka penting dari bilangan penting yang dipangkatkan atau ditarik akarnya.