SlideShare a Scribd company logo
1 of 48
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Umum
Kalibrasi adalah suatu kegiatan untuk menentukan kebenaran
konvensional nilai penunjukan alat ukur atau badan ukur, yang dibandingkan
dengan kebenaran konvensional alat ukur standar. Dengan kalibrasi dapat
ditentukan deviasi dari kebenaran konvensional nilai penunjukan suatu alat
ukur, atau deviasi dari dimensi nominal kebenaran suatu bahan ukur 1).
Dalam tingkat kemajuan teknologi dewasa ini peranan kalibrasi
memang sudah sangat dibutuhkan. Dalam usaha untuk menjamin ketepatan
pengukuran baik produksi benda ataupun jasa maka peneraan atau kalibrasi,
pemeliharaan dan peningkatan mutu instrumen harus dilakukan secara
kontinyu.
Di dalam sistem manajemen mutu bagi perusahaan maupun
laboraturium pengujian agar hasilnya bermutu, dapat dipercaya, teliti,
direncanakan dengan baik, memuaskan pelanggan dalam waktu dan biaya
yang disepakati, maka perusahaan atau laboratorium penguji tersebut harus
mengikuti pedoman yang distandarkan yaitu ISO 9000 untuk perusahaan dan
ISO Guide 17025: 2017 untuk laboratorium penguji dan kalibrasi.
Peranan kalibrasi pada sektor industri adalah merupakan indikator
jaminan mutu suatu produksi. Sehingga dengan demikian semua alat ukur
(instrumentasi) dan bahan ukur, sangat perlu dilakukan kalibrasi sesuai
dengan persyaratan pada standar.
1.2. LINGKUP KEGIATAN
PT Guna Sukses Inti , dalam tugasnya telah melaksanakan peneraan
(kalibrasi mesin uji yang meliputi mesin uji tarik/tekan/universal, berdasarkan
BS EN ISO 7500-1: 2008
1.3. Teori Gaya
Gaya (force) dinyatakan secara matematik sebagai vektor yang
mempunyai titik terapan. Secara fisik gaya ialah tarikan atau tekanan yang
mempunyai arah. Menurut hukum Newton II tentang gerakan, yang dibuat
untuk partikel yang mempunyai massa konstan, gaya perbandingan lurus
dengan hasil perkalian massa dan percepatan.
1
Jadi : F = —— m.a
gc
dimana 1/gc ialah konstanta proporsionalitas (tetapan keseimbangan).
Bila gaya dinyatakan dalam lbf, massa dalam lbm, dan percepatan ft/s²
dan secara numerik sama dengan percepatan grafitasi pada permukaan laut.
Bobot suatu benda ialah suatu gaya yang bekerja pada benda itu oleh
percepatan gravitasi pada permukaan laut, sehingga :
mg
F = W —
gc
Satuan Internasional (Sl) gaya ialah Newton dan satuan standar massa ialah
kilogram.
Dalam bab ini, akan kita tinjau pengukuran gaya dalam hubungan dengan
sistem mekanik.
Jika dilakukan koreksi terhadap gravitasi lokal dan gaya apung udara,
maka rumus menjadi:
m.g d
F =  (1- )
9,80665 D
m = massa dari beban,
g = percepatan gravitasi lokal, m/s2,
d = densitas udara (1,2 kg/m3), dan
D= densitas beban dengan satuan seperti pada d,
Jika m, massa beban dengan satuan JCA, maka. gaya akan mempunyai
satuan kgf (kilo-gram- force).
Hubungan satuan gaya dengan Newton (N), yang dikenal dengan
satuan Sl adalah sebagai berikut
1 lbf = 4,448722 N
1 kgf = 9,80665 N
1.3.1. Unsur Elastik Untuk Pengukur Gaya
Unsur-unsur elastik seeing digunakan untuk mendapatkan petunjuk
tentang orde besaran gaya yang bekerja, yaitu dengan jalan mengukur
defleksi. Contoh pengukur defleksi jenis ini adalah pegas sederhana. Dalam
hal ini gaya diberikan oleh :
F=k.y
dimana k ialah konstanta pegas dan y defleksi dari posisi seimbang.
Suatu piranti elastik lain yang sering digunakan untuk pengukuran gaya
ialah gelang tipis seperti pada gambar 1.
Gambar 1
Unsur elastik gelang tipis
Hubungan antara gaya dengan defleksi untuk unsur elastik ini ialah :
16 E.l
F = ————— —— y
/2 – 4/ d3
Dimana d ialah diameter luar gelang, dan I ialah momen inersia pada sumbu
Sentroidal bagian gelang.
Gelang pembukti (proving ring) ialah gelang yang menggunakan mikrometer
peka untuk pengukuran defleksi, seperti pada gambar 2.
Gambar 2
Gelang pembukti (proving ring)
Untuk mendapatkan pengukuran yang tepat, salah satu sisi mikrometer ttu
dipasang piranti batang bergetar (vibrating reed) R, yang diayun untuk
memberikan gerakan getar. Kontak mikrometer itu lalu digerakkan ke depan
hingga terlihat adanya peredaman atas getaran itu.
Untuk kalibrasi mesin-mesin uji, seperti mesin uji tarik, mesin uji tekan, load
cell dan lain-lain, biasanya digunakan alat gelang pembukti (proving nng) ini.
BAB II
JENIS ALAT PENGUKUR GAYA (KALIBRATOR GAYA)
Kalibrasi mesin uji gaya dapat dilakukan dengan beberapa jenis alat
ukur standar (kalibrator). Alat ukur gaya (force tranducers) dapat dipisahkan
menjadi 2 (dua) kelompok :
1. Piezoelekthc
2. Mechanical
2.1. Alat ukur gaya dengan Piezoelektric
Cara kerja piezoelektric adalah berdasarkan prinsip jika suatu struktur
kristal (dalam hal ini quartz) ditekan secara mekanik maka akan timbul
muatan listrik. Jumlah muatan listrik sebanding dengan tekanan mekanik
yang diberikan. Muatan listrik dapat diukur setelah dikuatkan oleh penguat
sinyal listrik.
Kristal quartz cocok untuk pengukuran dinamik dan sering dipasang pada
mesin produksi untuk memantau gaya (seperti mesin injection moulding) dan
untuk mengontrol proses manufaktuiing.
Pada umumnya ketelitiannya antara 0,5 sampai 1,0 %. Untuk pengukuran
gaya dengan ketelitian tinggi, kristal quartz tidak sesuai.
Piezoelektric dapat aktif tanpa eksitasi listrik dari luar untuk menghasilkan
sinyal listrik sehubungan dengan gaya yang akan diukur.
2.2. Alat ukur gaya secara mekanik
Alat ukur gaya secara mekanik banyak ragamnya, beberapa dapat
disebutkan sebagai berikut:
- Massa standar
-Proving ring
-Calibrating Box
- Load column
- Load cell (atau force tranducer)
Alat ukur tersebut dikelaskan sebagai elastic force calibrating instruments.
Gaya yarm diberikan pada alat ukur memberikan defleksi yang besarnya
Sebanding dengan besarnya gaya
BAB III
TEORI ALAT PENGUKUR GAYA (KALIBRATOR GAYA)
3.1. Satuan Gaya dan Berat
Gaya adalah besaran yang diukur dengan satuan Newton (menurut
sitem intemasional) dan satuan massa adalah kg massa.
sedangkan pengertian kilogram gaya adalah suatu gaya yang menimbulkan
perubahan percepatan sebesar g m/s2 atau gravitasi yang menimbulkan
perubahan gerak pada suatu massa seberat 1 kg.
Hubungan antara gaya dan massa dapat diuraikan secara matematis,
menurut hukum Nuwton II yaitu sebagai berikut:
F = m.a
Kita mengetahui bahwa berat adalah merupakan hasil gaya gravitasi pada
suatu massa (kondisi standar), maka berat tersebut dapat dirumuskan
sebagai berikut:
W = m . g atau
m=W/g
dimana : W = berat benda
m = massa benda
g = gravitasi
Didalam kondisi standar, jika a dan g adalah sama maka (a/g) = 1 dan
persamaan di atas dapat ditulis menjadi:
F=W
3.2. Proving Ring (gelang pembukti)
Proving ring didefinisikan sebagai alat ukur gaya yang berbentuk cincin
elastis, dimana defleksi yang terjadi akibat pembebanan diukur dengan
mikrometer peka dengan ketelitian dan batas tertentu. Untuk mendapatkan
pengukuran yang tepat, salah satu sisi mikrometer itu dipasang piranti batang
bergetar (vibrating reed) yang diayun untuk memberikan gerakan getar.
Kontak mikrometer itu lalu digerakkan kedepan hingga terlihat adanya
peredaman atas getaran itu.
3.2.1. Perhitungan koreksi no! pada proving ring (zero offset and zero dnft)
Pada alat ukur standar seperti proving ring yang menggunakan
indikator mikrometer pembacaan nol awal tidak dapat disetting ke titik nol
mikrometer dikarenakan nilai noi yang berubah-ubah akibat defleksi proving
ring standar tersebut. Maka untuk memperoleh pembacaan titik nol awal
dilakukan koreksi nol pada hasil pembacaan proving ring standar te.-sebut.
Rumus umum koreksi zero off set dan zero drift:
(Zn – Zo) Xi
Di = Ri – Zo - ————————
n + 1
dimana: D, =defleksi pada pembacaan ke I
R, = pembacaan ke i
Z' = pembacaan nol sebelum pemberian gaya
Z° = pembacaan nol setelah pemberian gaya
i = jumlah urutan pembacaan
n = jumlah urutan pemberian gaya
3.2.2 Perhitungan koreksi suhu pada proving ring
Dengan sifat mekanik material yang linier dan proporsi, proving ring
standardLeksi terhadap pengaruh temperatur dimana alat ukur standar
tersebut digunakan, dengan faktor koreksi sebagai benkut.
D20 = Dt [1-k ( t –20 ) ]
dimana :
D20 = defleksi pada temperatur 20 C
Dt = defleksi pada temperatur t°C
t = temperatur pemeriksaan
k = koefisien temperatur material (0,000277 ° C)
3.3. Calibrating Box
Calibrating Box adalah alat ukur standar gaya yang terbentuk silinder
elastis berongga, dimana rongga tersebut berisi air raksa sebagai indikator
perubahan dimensi ruangnya. Perubahan dimensi ruang tersebut diukur
dengan mikrometer skala.
Pada calibrating box tidak diperlukan koreksi nol pada pembacaan,
dikarenakan mikrometernya dapat diset ke titik nol.
BAB IV
JENIS MESIN UJI GAYA
Sumber gaya mesin uji terdiri dari mekanik manual, mekanik elektrik,
dan atau hidrolik dan indikator mesin uji gaya dikelompokkan menjadi 6
(enam) jenis yaitu :
1. Mesin uji sistem pendulum.
2. Mesin uji sistem manometer.
3. mesin uji sistem tuas tumpuan.
4. Mesin uji sistem load cell.
5. Mesin uji sistem pegas.
6. Mesin uji sistem defleksi.
4.1. Mesin uji sistem pendulum
Mesin uji sistem pendulum adalah mesin uji yang menggunakan
pendulum (tangkai beban) sebagai indikator perubahan gayanya. Mesin uji ini
.sumber gayanya terdiri dari mekanik manual dan atau mekanik elektrik.
'Keuntungan jenis mesin uji ini adalah dapat dibuat dengan beberapa tingkat
skala ukur (ranga Scale). Demikian juga mesin ini dapat terdiri dari hidrolik,
jika kapasitas yang diperlukan cukup besar.
Perbaikan nilai kalibrasi (resetting) lebih mudah, yaitu dengan menambah
atau mengurangi beban pendulumnya.
4.2. Mesin uji sistem manometer
Mesin uji ini biasanya mempunyai sumber gaya sistem hidrolik.
Sehingga dengan menentukan luas piston dan tekanan fluidanya, maka gaya
yang ditimbulkannya dapat dihitung.
Sebagai indikator tekanan digunakan manometer tekanan (pressure gauge).
Perbaikan nilai kalibrasi (resetting) mesin uji jenis ini dengan cara menggeser
langkah komponen penggerak bourdon dan jarum indikatornya.
4.3. Mesin uji sistem tuas tumpuan
Mesin uji ini sumber gayanya terdiri dari sistem hidrolik, tingkat skala
ukurnya (range'scale) ditentukan oleh jarak tuas tumpuan, dengan demikian
penyimpangan hasil kalibrasi dapat diperbaiki dengan merubah/menggeser
letak tumpuan masing-masing skala ukurnya.
4.4. Mesin uji sitem load cell
Mesin uji sistem ini menggunakan load cell sebagai indikatornya. Load
cell adalah suatu alat ukur yang merupakan tranduser gaya yang dirancang
secara komersial untuk pengukuran gaya.
Dengan menggunakan strain gauge yang terbuat dari rangkaian komponen
elektronik, maka sinyal-sinyal output (keluaran) sifat listrik akan selalu
proporsi terhadap pembahan gaya yang terjadi.
4.5. Mesin uji sistem pegas
Pada prinsipnya mesin uji jenis ini adalah sama dengan mesin uji
sistem tuas tumpuan, perbedaannya terletak pada sistem tingkat skala ukur
dan sistem pembahan penunjuk gaya, sehingga perbaikan harga kalibrasi
dapat ditentukan dengan merubah keseimbangan gaya pada pegas mesin
tersebut.
4.6. Mesin uji sistem defleksi
Mesin uji jenis ini indikatornya menggunakan dial mikrometer seperti
pada sestem proving ring. Dengan membaca defleksi pada dial indikatornya
maka gaya yang terjadi dapat dilihat pada tabel atau kurva kalibrasi mesin
uji tersebut.
BAB V
METODE KALIBRASI MESIN UJI GAYA
Secara umum mesin uji gaya digunakan untuk pengujian sifat mekanik
logam, plastik, tekstil, beton (concrete), dan material lainnya.
5.1. Umum
Kalibrasi harus dilaksanakan untuk tiap rentang ukur gaya yang
digunakan dan dengan indikator gaya yang paling sering dipakai.
Periengkapan mekanik tambahan (jarum penunjuk, rekorder) yangyang akan
dapat berpengaruh pada sitem pengukur gaya.
Kalibrasi harus dilaksanakan dengan menggunakan alat ukur standar
(kalibrator) gaya, atau untuk gaya-gaya yang kecil ( < 500 N ) dengan massa-
massa yang diketahui-
Pada umumnya kalibrasi harus dilaksanakan dengan penunjuk gaya F,
tetap. Jika cara ini tidak dapat dilakukan, kalibrasi dapat dilaksanakan
'dengan gaya sebenarnya F tetap.
Jika kalibrasi tidak dapat dilaksanakan dengan kalibrator gaya tarik maka
kalibrasi dapat dilaksanakan dengan kalibrator gaya tekan dan hal ini harus
dinyatakan pada laporan kaiibrasi.
5.2. Penentuan Resolusi
5.2.1. Skala analog
Ketebalan tanda pembagi skala harus seragam dan lebar jarum
penunjuk harus mendekati sama dengan lebar/ketebalan tanda pembagi
skala.
Resolusi r dari penunjuk gaya hams diperoleh dari perbandingan antara lebar
jarum penunjuk dan jarak sumbu ke sumbu antara dua tanda skala (selang
skala). Perbandingan yang dianjurkan adalah 1/2, 1/5 atau 1/10, dengan
selang skala :
a. Jika jarak selang skala > 2,5 mm, maka resolusinya 1/10.
b. Jika jarak selang skala anatara 1,25 mm sampai 2,5 mm, maka
resolusinya 1/5.
c. Jika jarak selang skala lebih kecil dari 1,25 mm, maka resolusinya 1/2.
5.2.2. Skala digital
Resolusi ditetapkan sebagai penambahan satu digit pada indikator
numerik, jika peralatan tidak dibebani asalkan penunjukan tidak berubah-
ubah dengan lebih dari penambahan satu digit. Dan jika pembacaan
berubah-ubah dengan nilai lebih besar dari nila I resolusi yang telah dihitung
sebelumnya (dengan peralatan tanpa beban), resolusi r hams dianggap sama
dengan setengah dari rentang digit yang berubah.
5.2.3. Satuan
Resolusi r harus dinyatakan dalam satuan gaya.
5.3. Resolusi relatif penunjuk gaya sebelum kalibrasi
Resolusi relatif a dari penunjuk gaya didefinisikan dengan rumus:
r
a = —-
F
dimana : r = resolusi yang didefinisikan pada 5.2
F = gaya pada titik pengamatan
Resolusi relatif a harus diverifikasi pada seluruh titik pengamatan gaya diatas
seperlima dari rentang ukur. Resolusi relatif harus tidak melebihi nilai pada
label 1 dan untuk kelas mesin yang dikalibrasi.
Kalibrasi dapat dilaksanakan dengan batas lebih kecil dari seperlima dan
rentang ukur dan kelas dari mesin asal memenuhi label 1.
5.4. Metoda
5.4.1. Pemasangan kalibrator gaya
Kalibrator gaya harus dipasang sedemikian rupa sehingga terletak pada
sumbu gaya yang diberikan padanya.
5.4.2. Konpensasi suhu
Kalibrator gaya hams diletakkan selama waktu yang cukup agar
kalibrator mencapai suhu yang stabil. suhu^tersebut dicatat. Jika perlu
koreksi
suhu hams digunakan pada pengamatan (lihat 3.2.2).
5.4.3. Pengkondisian mesin uji
Dalam keadaan kalibrator terpasang, mesin harus dibebani sekurang-
kurangnya tiga kali antara nol dan gaya maksimum yang diukur.
metode berikut berdasarkan kebiasaan pemakaian mesin tersebut,
menggunakan atau tanpa menggunakan perlengkapan mekanik.
a) Mesin yang biasa digunakan "dengan perlengkapan
Tiga rangkaian pengukuran harus dilaksanakan dengan cara
menaikkangaya (lihat 5.4.5) dengan perlengkapan terpasang untuk
setiap rentang ukur yang digunakan dan satu rangkaian pengukuran
tanpa perlengkapan untuk rentang ukur terkecil yang digunakan.
b) Mesin yang biasa digunakan tanpa perlengkapan
Tiga rangkaian pengukuran harus dilaksanakan dengan cara
menaikkan gaya (lihat 5.4.5) dengan perlengkapan dilepas dari mesin
untuk setiap rentang ukur yang digunakan dan satu rangkaian
pengukuran dengan perlengkapan terpasang untuk rentang terkecil
yang digunakan.
5.5. Penilaian Penunjuk Gaya
5.5.1. Kesalahan ketelitian relatif (error)
Kesalahan ketelitian relatif (error) dinyatakan sebagai prosentase dari
gaya sebenarnya F dengan persamaan :
Fi
q = — F x 100 %
F
Untuk hak khusus kalibrasi dilaksanakan dengan gaya sebenarnya yang
konstan, kesalahan ketelitian retatif (error) dengan persamaan :
Fi – F
q = ——— x 100 %
F
dimana : Fi = gaya yang terbaca pada indikator gaya dan mesin uji yang
dikalibrasi, dengan menaikkan gaya
F = Gaya sebenarnya yang ditunjukkan oleh kalibrator gaya
dengan menaikkan gaya uji
5.5.2. Kesalahan repeatability relatif
Kesalahan repeatability relatif untuk setiap titik pengamatan gaya
adalah perbedaan antara nilai tertinggi dan terendah yang diukur terhadap
harga rata-rata. Persamaan yang digunakan :
Fmaks - Fmin
b= —————— x 100 %
F
Untuk hal hkusus biia kalibrasi yang dilaksanakan dengan gaya sebenamya
yang konstan, kesalahan repeatability relatif dihiting dengan persamaan :
Fimaks - Fimin
b= —————— x 100 %
F
Dimana : b = kesalahan repeatability relatif dari sistem pengukur gaya
dari mesin uji
5.6. Kelas Mesin Uji
Tabel 1 menunjukkan nilai maksimum yang diizinkan untuk kesalahan
relatif dari sistem pengukuran gaya dan untuk resolusi relatif dari penunjuk
gaya suatu mesin uji sesuai dengan kelasnya.
Kelas
dari
mesin
Nilai maksimum yang diijinkan (%)
Kesalahan dari Resolusi
Relatif
a
Ketelitian
Q
Repeatability
b
Nol
fo
1  1,0 1,0  0,2 0,5
2  2,0 2,0  0,4 1,0
3  3,0 3,0  0,6 1,5
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to Training Kalibrasi Gaya tension dan compress

14708251091_RIZAL NASRUL EFENDI_Sensor mekanik
14708251091_RIZAL NASRUL EFENDI_Sensor mekanik14708251091_RIZAL NASRUL EFENDI_Sensor mekanik
14708251091_RIZAL NASRUL EFENDI_Sensor mekanikIPA 2014
 
METODA PENGUKURAN.pptx
METODA PENGUKURAN.pptxMETODA PENGUKURAN.pptx
METODA PENGUKURAN.pptxAzharBaiquni2
 
fdokumen.com_besaran-dan-satuan-2014ppt.ppt
fdokumen.com_besaran-dan-satuan-2014ppt.pptfdokumen.com_besaran-dan-satuan-2014ppt.ppt
fdokumen.com_besaran-dan-satuan-2014ppt.pptSayyidAhmadUbay
 
Unit 2 pesawat atwood
Unit 2 pesawat atwoodUnit 2 pesawat atwood
Unit 2 pesawat atwoodRezky Amaliah
 
Modul metalurgi-2011-2012
Modul metalurgi-2011-2012Modul metalurgi-2011-2012
Modul metalurgi-2011-2012Feby Aulia
 
Laporan resmi percobaan iv
Laporan resmi percobaan ivLaporan resmi percobaan iv
Laporan resmi percobaan ivIis Ragiel
 
Kk09 menggunakan instrumen kontrol
Kk09   menggunakan instrumen kontrolKk09   menggunakan instrumen kontrol
Kk09 menggunakan instrumen kontrolEko Supriyadi
 
Besaran dan pengukuran revisi
Besaran dan pengukuran revisi Besaran dan pengukuran revisi
Besaran dan pengukuran revisi Teuku Arpha
 
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohmLaporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohmNurul Hanifah
 
03 sistem-pengukuran
03 sistem-pengukuran03 sistem-pengukuran
03 sistem-pengukuranketutjuan
 
03 sistem-pengukuran
03 sistem-pengukuran03 sistem-pengukuran
03 sistem-pengukuranAgus Triyanto
 
Bab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanya
Bab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanyaBab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanya
Bab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanyaAgus Subowo
 
Multitester
MultitesterMultitester
Multitesterekky07
 

Similar to Training Kalibrasi Gaya tension dan compress (20)

14708251091_RIZAL NASRUL EFENDI_Sensor mekanik
14708251091_RIZAL NASRUL EFENDI_Sensor mekanik14708251091_RIZAL NASRUL EFENDI_Sensor mekanik
14708251091_RIZAL NASRUL EFENDI_Sensor mekanik
 
3 megger
3 megger3 megger
3 megger
 
2 standar pengukuran
2 standar pengukuran2 standar pengukuran
2 standar pengukuran
 
METODA PENGUKURAN.pptx
METODA PENGUKURAN.pptxMETODA PENGUKURAN.pptx
METODA PENGUKURAN.pptx
 
fdokumen.com_besaran-dan-satuan-2014ppt.ppt
fdokumen.com_besaran-dan-satuan-2014ppt.pptfdokumen.com_besaran-dan-satuan-2014ppt.ppt
fdokumen.com_besaran-dan-satuan-2014ppt.ppt
 
Unit 2 pesawat atwood
Unit 2 pesawat atwoodUnit 2 pesawat atwood
Unit 2 pesawat atwood
 
Modul metalurgi-2011-2012
Modul metalurgi-2011-2012Modul metalurgi-2011-2012
Modul metalurgi-2011-2012
 
Laporan resmi percobaan iv
Laporan resmi percobaan ivLaporan resmi percobaan iv
Laporan resmi percobaan iv
 
Kk09 menggunakan instrumen kontrol
Kk09   menggunakan instrumen kontrolKk09   menggunakan instrumen kontrol
Kk09 menggunakan instrumen kontrol
 
3 megger
3 megger3 megger
3 megger
 
Laporan uji kekerasan
Laporan uji kekerasanLaporan uji kekerasan
Laporan uji kekerasan
 
Besaran dan pengukuran revisi
Besaran dan pengukuran revisi Besaran dan pengukuran revisi
Besaran dan pengukuran revisi
 
Jembatan Wheatstone
Jembatan WheatstoneJembatan Wheatstone
Jembatan Wheatstone
 
LCR METER
LCR METERLCR METER
LCR METER
 
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohmLaporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
 
03 sistem-pengukuran
03 sistem-pengukuran03 sistem-pengukuran
03 sistem-pengukuran
 
03 sistem-pengukuran
03 sistem-pengukuran03 sistem-pengukuran
03 sistem-pengukuran
 
Bab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanya
Bab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanyaBab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanya
Bab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanya
 
ppt KWH meter
ppt KWH meterppt KWH meter
ppt KWH meter
 
Multitester
MultitesterMultitester
Multitester
 

Recently uploaded

Pert 1(definisi-elemen perancangan kota).pptx
Pert 1(definisi-elemen perancangan kota).pptxPert 1(definisi-elemen perancangan kota).pptx
Pert 1(definisi-elemen perancangan kota).pptxkrisddaparchitect
 
Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan kepada khalayak yang luas, u...
Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan kepada khalayak yang luas, u...Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan kepada khalayak yang luas, u...
Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan kepada khalayak yang luas, u...ayinaini27
 
"PPT K1_pengantar komunikasi pendidikan"
"PPT K1_pengantar komunikasi pendidikan""PPT K1_pengantar komunikasi pendidikan"
"PPT K1_pengantar komunikasi pendidikan"bayuputra151203
 
Peran CSR Dalam Pembangunan ( Paparan Kendari 2024).pptx
Peran CSR Dalam Pembangunan ( Paparan Kendari 2024).pptxPeran CSR Dalam Pembangunan ( Paparan Kendari 2024).pptx
Peran CSR Dalam Pembangunan ( Paparan Kendari 2024).pptxJeckyReyhanAditya
 
ppt-bab-8-adab-menggunakan-media-sosial.pdf
ppt-bab-8-adab-menggunakan-media-sosial.pdfppt-bab-8-adab-menggunakan-media-sosial.pdf
ppt-bab-8-adab-menggunakan-media-sosial.pdfimad362574
 
TEKNIK WAWANCARA dalam ilmu komunikasi.ppt
TEKNIK WAWANCARA dalam ilmu komunikasi.pptTEKNIK WAWANCARA dalam ilmu komunikasi.ppt
TEKNIK WAWANCARA dalam ilmu komunikasi.pptssuserd13850
 
PPT PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR.pptx
PPT PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR.pptxPPT PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR.pptx
PPT PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR.pptxsrirahayu566632
 
Wawancara dan Observasi alat non tes bimbingan konseling
Wawancara dan Observasi alat non tes bimbingan konselingWawancara dan Observasi alat non tes bimbingan konseling
Wawancara dan Observasi alat non tes bimbingan konselingalisudrajat22
 

Recently uploaded (8)

Pert 1(definisi-elemen perancangan kota).pptx
Pert 1(definisi-elemen perancangan kota).pptxPert 1(definisi-elemen perancangan kota).pptx
Pert 1(definisi-elemen perancangan kota).pptx
 
Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan kepada khalayak yang luas, u...
Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan kepada khalayak yang luas, u...Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan kepada khalayak yang luas, u...
Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan kepada khalayak yang luas, u...
 
"PPT K1_pengantar komunikasi pendidikan"
"PPT K1_pengantar komunikasi pendidikan""PPT K1_pengantar komunikasi pendidikan"
"PPT K1_pengantar komunikasi pendidikan"
 
Peran CSR Dalam Pembangunan ( Paparan Kendari 2024).pptx
Peran CSR Dalam Pembangunan ( Paparan Kendari 2024).pptxPeran CSR Dalam Pembangunan ( Paparan Kendari 2024).pptx
Peran CSR Dalam Pembangunan ( Paparan Kendari 2024).pptx
 
ppt-bab-8-adab-menggunakan-media-sosial.pdf
ppt-bab-8-adab-menggunakan-media-sosial.pdfppt-bab-8-adab-menggunakan-media-sosial.pdf
ppt-bab-8-adab-menggunakan-media-sosial.pdf
 
TEKNIK WAWANCARA dalam ilmu komunikasi.ppt
TEKNIK WAWANCARA dalam ilmu komunikasi.pptTEKNIK WAWANCARA dalam ilmu komunikasi.ppt
TEKNIK WAWANCARA dalam ilmu komunikasi.ppt
 
PPT PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR.pptx
PPT PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR.pptxPPT PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR.pptx
PPT PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR.pptx
 
Wawancara dan Observasi alat non tes bimbingan konseling
Wawancara dan Observasi alat non tes bimbingan konselingWawancara dan Observasi alat non tes bimbingan konseling
Wawancara dan Observasi alat non tes bimbingan konseling
 

Training Kalibrasi Gaya tension dan compress

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Kalibrasi adalah suatu kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukan alat ukur atau badan ukur, yang dibandingkan dengan kebenaran konvensional alat ukur standar. Dengan kalibrasi dapat ditentukan deviasi dari kebenaran konvensional nilai penunjukan suatu alat ukur, atau deviasi dari dimensi nominal kebenaran suatu bahan ukur 1). Dalam tingkat kemajuan teknologi dewasa ini peranan kalibrasi memang sudah sangat dibutuhkan. Dalam usaha untuk menjamin ketepatan pengukuran baik produksi benda ataupun jasa maka peneraan atau kalibrasi, pemeliharaan dan peningkatan mutu instrumen harus dilakukan secara kontinyu.
  • 2. Di dalam sistem manajemen mutu bagi perusahaan maupun laboraturium pengujian agar hasilnya bermutu, dapat dipercaya, teliti, direncanakan dengan baik, memuaskan pelanggan dalam waktu dan biaya yang disepakati, maka perusahaan atau laboratorium penguji tersebut harus mengikuti pedoman yang distandarkan yaitu ISO 9000 untuk perusahaan dan ISO Guide 17025: 2017 untuk laboratorium penguji dan kalibrasi. Peranan kalibrasi pada sektor industri adalah merupakan indikator jaminan mutu suatu produksi. Sehingga dengan demikian semua alat ukur (instrumentasi) dan bahan ukur, sangat perlu dilakukan kalibrasi sesuai dengan persyaratan pada standar.
  • 3. 1.2. LINGKUP KEGIATAN PT Guna Sukses Inti , dalam tugasnya telah melaksanakan peneraan (kalibrasi mesin uji yang meliputi mesin uji tarik/tekan/universal, berdasarkan BS EN ISO 7500-1: 2008 1.3. Teori Gaya Gaya (force) dinyatakan secara matematik sebagai vektor yang mempunyai titik terapan. Secara fisik gaya ialah tarikan atau tekanan yang mempunyai arah. Menurut hukum Newton II tentang gerakan, yang dibuat untuk partikel yang mempunyai massa konstan, gaya perbandingan lurus dengan hasil perkalian massa dan percepatan.
  • 4. 1 Jadi : F = —— m.a gc dimana 1/gc ialah konstanta proporsionalitas (tetapan keseimbangan). Bila gaya dinyatakan dalam lbf, massa dalam lbm, dan percepatan ft/s² dan secara numerik sama dengan percepatan grafitasi pada permukaan laut. Bobot suatu benda ialah suatu gaya yang bekerja pada benda itu oleh percepatan gravitasi pada permukaan laut, sehingga : mg F = W — gc
  • 5. Satuan Internasional (Sl) gaya ialah Newton dan satuan standar massa ialah kilogram. Dalam bab ini, akan kita tinjau pengukuran gaya dalam hubungan dengan sistem mekanik. Jika dilakukan koreksi terhadap gravitasi lokal dan gaya apung udara, maka rumus menjadi: m.g d F =  (1- ) 9,80665 D m = massa dari beban, g = percepatan gravitasi lokal, m/s2, d = densitas udara (1,2 kg/m3), dan D= densitas beban dengan satuan seperti pada d,
  • 6. Jika m, massa beban dengan satuan JCA, maka. gaya akan mempunyai satuan kgf (kilo-gram- force). Hubungan satuan gaya dengan Newton (N), yang dikenal dengan satuan Sl adalah sebagai berikut 1 lbf = 4,448722 N 1 kgf = 9,80665 N
  • 7. 1.3.1. Unsur Elastik Untuk Pengukur Gaya Unsur-unsur elastik seeing digunakan untuk mendapatkan petunjuk tentang orde besaran gaya yang bekerja, yaitu dengan jalan mengukur defleksi. Contoh pengukur defleksi jenis ini adalah pegas sederhana. Dalam hal ini gaya diberikan oleh : F=k.y dimana k ialah konstanta pegas dan y defleksi dari posisi seimbang. Suatu piranti elastik lain yang sering digunakan untuk pengukuran gaya ialah gelang tipis seperti pada gambar 1. Gambar 1 Unsur elastik gelang tipis
  • 8. Hubungan antara gaya dengan defleksi untuk unsur elastik ini ialah : 16 E.l F = ————— —— y /2 – 4/ d3 Dimana d ialah diameter luar gelang, dan I ialah momen inersia pada sumbu Sentroidal bagian gelang.
  • 9. Gelang pembukti (proving ring) ialah gelang yang menggunakan mikrometer peka untuk pengukuran defleksi, seperti pada gambar 2. Gambar 2 Gelang pembukti (proving ring)
  • 10. Untuk mendapatkan pengukuran yang tepat, salah satu sisi mikrometer ttu dipasang piranti batang bergetar (vibrating reed) R, yang diayun untuk memberikan gerakan getar. Kontak mikrometer itu lalu digerakkan ke depan hingga terlihat adanya peredaman atas getaran itu. Untuk kalibrasi mesin-mesin uji, seperti mesin uji tarik, mesin uji tekan, load cell dan lain-lain, biasanya digunakan alat gelang pembukti (proving nng) ini.
  • 11. BAB II JENIS ALAT PENGUKUR GAYA (KALIBRATOR GAYA) Kalibrasi mesin uji gaya dapat dilakukan dengan beberapa jenis alat ukur standar (kalibrator). Alat ukur gaya (force tranducers) dapat dipisahkan menjadi 2 (dua) kelompok : 1. Piezoelekthc 2. Mechanical 2.1. Alat ukur gaya dengan Piezoelektric Cara kerja piezoelektric adalah berdasarkan prinsip jika suatu struktur kristal (dalam hal ini quartz) ditekan secara mekanik maka akan timbul muatan listrik. Jumlah muatan listrik sebanding dengan tekanan mekanik yang diberikan. Muatan listrik dapat diukur setelah dikuatkan oleh penguat sinyal listrik.
  • 12. Kristal quartz cocok untuk pengukuran dinamik dan sering dipasang pada mesin produksi untuk memantau gaya (seperti mesin injection moulding) dan untuk mengontrol proses manufaktuiing. Pada umumnya ketelitiannya antara 0,5 sampai 1,0 %. Untuk pengukuran gaya dengan ketelitian tinggi, kristal quartz tidak sesuai. Piezoelektric dapat aktif tanpa eksitasi listrik dari luar untuk menghasilkan sinyal listrik sehubungan dengan gaya yang akan diukur. 2.2. Alat ukur gaya secara mekanik Alat ukur gaya secara mekanik banyak ragamnya, beberapa dapat disebutkan sebagai berikut: - Massa standar -Proving ring -Calibrating Box
  • 13. - Load column - Load cell (atau force tranducer) Alat ukur tersebut dikelaskan sebagai elastic force calibrating instruments. Gaya yarm diberikan pada alat ukur memberikan defleksi yang besarnya Sebanding dengan besarnya gaya
  • 14. BAB III TEORI ALAT PENGUKUR GAYA (KALIBRATOR GAYA) 3.1. Satuan Gaya dan Berat Gaya adalah besaran yang diukur dengan satuan Newton (menurut sitem intemasional) dan satuan massa adalah kg massa. sedangkan pengertian kilogram gaya adalah suatu gaya yang menimbulkan perubahan percepatan sebesar g m/s2 atau gravitasi yang menimbulkan perubahan gerak pada suatu massa seberat 1 kg. Hubungan antara gaya dan massa dapat diuraikan secara matematis, menurut hukum Nuwton II yaitu sebagai berikut: F = m.a
  • 15. Kita mengetahui bahwa berat adalah merupakan hasil gaya gravitasi pada suatu massa (kondisi standar), maka berat tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: W = m . g atau m=W/g dimana : W = berat benda m = massa benda g = gravitasi Didalam kondisi standar, jika a dan g adalah sama maka (a/g) = 1 dan persamaan di atas dapat ditulis menjadi: F=W
  • 16. 3.2. Proving Ring (gelang pembukti) Proving ring didefinisikan sebagai alat ukur gaya yang berbentuk cincin elastis, dimana defleksi yang terjadi akibat pembebanan diukur dengan mikrometer peka dengan ketelitian dan batas tertentu. Untuk mendapatkan pengukuran yang tepat, salah satu sisi mikrometer itu dipasang piranti batang bergetar (vibrating reed) yang diayun untuk memberikan gerakan getar. Kontak mikrometer itu lalu digerakkan kedepan hingga terlihat adanya peredaman atas getaran itu.
  • 17.
  • 18. 3.2.1. Perhitungan koreksi no! pada proving ring (zero offset and zero dnft) Pada alat ukur standar seperti proving ring yang menggunakan indikator mikrometer pembacaan nol awal tidak dapat disetting ke titik nol mikrometer dikarenakan nilai noi yang berubah-ubah akibat defleksi proving ring standar tersebut. Maka untuk memperoleh pembacaan titik nol awal dilakukan koreksi nol pada hasil pembacaan proving ring standar te.-sebut. Rumus umum koreksi zero off set dan zero drift: (Zn – Zo) Xi Di = Ri – Zo - ———————— n + 1 dimana: D, =defleksi pada pembacaan ke I R, = pembacaan ke i Z' = pembacaan nol sebelum pemberian gaya Z° = pembacaan nol setelah pemberian gaya i = jumlah urutan pembacaan n = jumlah urutan pemberian gaya
  • 19. 3.2.2 Perhitungan koreksi suhu pada proving ring Dengan sifat mekanik material yang linier dan proporsi, proving ring standardLeksi terhadap pengaruh temperatur dimana alat ukur standar tersebut digunakan, dengan faktor koreksi sebagai benkut. D20 = Dt [1-k ( t –20 ) ] dimana : D20 = defleksi pada temperatur 20 C Dt = defleksi pada temperatur t°C t = temperatur pemeriksaan k = koefisien temperatur material (0,000277 ° C)
  • 20. 3.3. Calibrating Box Calibrating Box adalah alat ukur standar gaya yang terbentuk silinder elastis berongga, dimana rongga tersebut berisi air raksa sebagai indikator perubahan dimensi ruangnya. Perubahan dimensi ruang tersebut diukur dengan mikrometer skala. Pada calibrating box tidak diperlukan koreksi nol pada pembacaan, dikarenakan mikrometernya dapat diset ke titik nol.
  • 21.
  • 22.
  • 23. BAB IV JENIS MESIN UJI GAYA Sumber gaya mesin uji terdiri dari mekanik manual, mekanik elektrik, dan atau hidrolik dan indikator mesin uji gaya dikelompokkan menjadi 6 (enam) jenis yaitu : 1. Mesin uji sistem pendulum. 2. Mesin uji sistem manometer. 3. mesin uji sistem tuas tumpuan. 4. Mesin uji sistem load cell. 5. Mesin uji sistem pegas. 6. Mesin uji sistem defleksi.
  • 24. 4.1. Mesin uji sistem pendulum Mesin uji sistem pendulum adalah mesin uji yang menggunakan pendulum (tangkai beban) sebagai indikator perubahan gayanya. Mesin uji ini .sumber gayanya terdiri dari mekanik manual dan atau mekanik elektrik. 'Keuntungan jenis mesin uji ini adalah dapat dibuat dengan beberapa tingkat skala ukur (ranga Scale). Demikian juga mesin ini dapat terdiri dari hidrolik, jika kapasitas yang diperlukan cukup besar. Perbaikan nilai kalibrasi (resetting) lebih mudah, yaitu dengan menambah atau mengurangi beban pendulumnya.
  • 25.
  • 26. 4.2. Mesin uji sistem manometer Mesin uji ini biasanya mempunyai sumber gaya sistem hidrolik. Sehingga dengan menentukan luas piston dan tekanan fluidanya, maka gaya yang ditimbulkannya dapat dihitung. Sebagai indikator tekanan digunakan manometer tekanan (pressure gauge). Perbaikan nilai kalibrasi (resetting) mesin uji jenis ini dengan cara menggeser langkah komponen penggerak bourdon dan jarum indikatornya.
  • 27.
  • 28.
  • 29. 4.3. Mesin uji sistem tuas tumpuan Mesin uji ini sumber gayanya terdiri dari sistem hidrolik, tingkat skala ukurnya (range'scale) ditentukan oleh jarak tuas tumpuan, dengan demikian penyimpangan hasil kalibrasi dapat diperbaiki dengan merubah/menggeser letak tumpuan masing-masing skala ukurnya.
  • 30.
  • 31. 4.4. Mesin uji sitem load cell Mesin uji sistem ini menggunakan load cell sebagai indikatornya. Load cell adalah suatu alat ukur yang merupakan tranduser gaya yang dirancang secara komersial untuk pengukuran gaya. Dengan menggunakan strain gauge yang terbuat dari rangkaian komponen elektronik, maka sinyal-sinyal output (keluaran) sifat listrik akan selalu proporsi terhadap pembahan gaya yang terjadi.
  • 32.
  • 33.
  • 34. 4.5. Mesin uji sistem pegas Pada prinsipnya mesin uji jenis ini adalah sama dengan mesin uji sistem tuas tumpuan, perbedaannya terletak pada sistem tingkat skala ukur dan sistem pembahan penunjuk gaya, sehingga perbaikan harga kalibrasi dapat ditentukan dengan merubah keseimbangan gaya pada pegas mesin tersebut.
  • 35. 4.6. Mesin uji sistem defleksi Mesin uji jenis ini indikatornya menggunakan dial mikrometer seperti pada sestem proving ring. Dengan membaca defleksi pada dial indikatornya maka gaya yang terjadi dapat dilihat pada tabel atau kurva kalibrasi mesin uji tersebut.
  • 36.
  • 37. BAB V METODE KALIBRASI MESIN UJI GAYA Secara umum mesin uji gaya digunakan untuk pengujian sifat mekanik logam, plastik, tekstil, beton (concrete), dan material lainnya. 5.1. Umum Kalibrasi harus dilaksanakan untuk tiap rentang ukur gaya yang digunakan dan dengan indikator gaya yang paling sering dipakai. Periengkapan mekanik tambahan (jarum penunjuk, rekorder) yangyang akan dapat berpengaruh pada sitem pengukur gaya. Kalibrasi harus dilaksanakan dengan menggunakan alat ukur standar (kalibrator) gaya, atau untuk gaya-gaya yang kecil ( < 500 N ) dengan massa- massa yang diketahui-
  • 38. Pada umumnya kalibrasi harus dilaksanakan dengan penunjuk gaya F, tetap. Jika cara ini tidak dapat dilakukan, kalibrasi dapat dilaksanakan 'dengan gaya sebenarnya F tetap. Jika kalibrasi tidak dapat dilaksanakan dengan kalibrator gaya tarik maka kalibrasi dapat dilaksanakan dengan kalibrator gaya tekan dan hal ini harus dinyatakan pada laporan kaiibrasi. 5.2. Penentuan Resolusi 5.2.1. Skala analog Ketebalan tanda pembagi skala harus seragam dan lebar jarum penunjuk harus mendekati sama dengan lebar/ketebalan tanda pembagi skala.
  • 39. Resolusi r dari penunjuk gaya hams diperoleh dari perbandingan antara lebar jarum penunjuk dan jarak sumbu ke sumbu antara dua tanda skala (selang skala). Perbandingan yang dianjurkan adalah 1/2, 1/5 atau 1/10, dengan selang skala : a. Jika jarak selang skala > 2,5 mm, maka resolusinya 1/10. b. Jika jarak selang skala anatara 1,25 mm sampai 2,5 mm, maka resolusinya 1/5. c. Jika jarak selang skala lebih kecil dari 1,25 mm, maka resolusinya 1/2.
  • 40. 5.2.2. Skala digital Resolusi ditetapkan sebagai penambahan satu digit pada indikator numerik, jika peralatan tidak dibebani asalkan penunjukan tidak berubah- ubah dengan lebih dari penambahan satu digit. Dan jika pembacaan berubah-ubah dengan nilai lebih besar dari nila I resolusi yang telah dihitung sebelumnya (dengan peralatan tanpa beban), resolusi r hams dianggap sama dengan setengah dari rentang digit yang berubah. 5.2.3. Satuan Resolusi r harus dinyatakan dalam satuan gaya.
  • 41. 5.3. Resolusi relatif penunjuk gaya sebelum kalibrasi Resolusi relatif a dari penunjuk gaya didefinisikan dengan rumus: r a = —- F dimana : r = resolusi yang didefinisikan pada 5.2 F = gaya pada titik pengamatan Resolusi relatif a harus diverifikasi pada seluruh titik pengamatan gaya diatas seperlima dari rentang ukur. Resolusi relatif harus tidak melebihi nilai pada label 1 dan untuk kelas mesin yang dikalibrasi. Kalibrasi dapat dilaksanakan dengan batas lebih kecil dari seperlima dan rentang ukur dan kelas dari mesin asal memenuhi label 1.
  • 42. 5.4. Metoda 5.4.1. Pemasangan kalibrator gaya Kalibrator gaya harus dipasang sedemikian rupa sehingga terletak pada sumbu gaya yang diberikan padanya. 5.4.2. Konpensasi suhu Kalibrator gaya hams diletakkan selama waktu yang cukup agar kalibrator mencapai suhu yang stabil. suhu^tersebut dicatat. Jika perlu koreksi suhu hams digunakan pada pengamatan (lihat 3.2.2).
  • 43. 5.4.3. Pengkondisian mesin uji Dalam keadaan kalibrator terpasang, mesin harus dibebani sekurang- kurangnya tiga kali antara nol dan gaya maksimum yang diukur. metode berikut berdasarkan kebiasaan pemakaian mesin tersebut, menggunakan atau tanpa menggunakan perlengkapan mekanik. a) Mesin yang biasa digunakan "dengan perlengkapan Tiga rangkaian pengukuran harus dilaksanakan dengan cara menaikkangaya (lihat 5.4.5) dengan perlengkapan terpasang untuk setiap rentang ukur yang digunakan dan satu rangkaian pengukuran tanpa perlengkapan untuk rentang ukur terkecil yang digunakan.
  • 44. b) Mesin yang biasa digunakan tanpa perlengkapan Tiga rangkaian pengukuran harus dilaksanakan dengan cara menaikkan gaya (lihat 5.4.5) dengan perlengkapan dilepas dari mesin untuk setiap rentang ukur yang digunakan dan satu rangkaian pengukuran dengan perlengkapan terpasang untuk rentang terkecil yang digunakan.
  • 45. 5.5. Penilaian Penunjuk Gaya 5.5.1. Kesalahan ketelitian relatif (error) Kesalahan ketelitian relatif (error) dinyatakan sebagai prosentase dari gaya sebenarnya F dengan persamaan : Fi q = — F x 100 % F Untuk hak khusus kalibrasi dilaksanakan dengan gaya sebenarnya yang konstan, kesalahan ketelitian retatif (error) dengan persamaan : Fi – F q = ——— x 100 % F dimana : Fi = gaya yang terbaca pada indikator gaya dan mesin uji yang dikalibrasi, dengan menaikkan gaya F = Gaya sebenarnya yang ditunjukkan oleh kalibrator gaya dengan menaikkan gaya uji
  • 46. 5.5.2. Kesalahan repeatability relatif Kesalahan repeatability relatif untuk setiap titik pengamatan gaya adalah perbedaan antara nilai tertinggi dan terendah yang diukur terhadap harga rata-rata. Persamaan yang digunakan : Fmaks - Fmin b= —————— x 100 % F Untuk hal hkusus biia kalibrasi yang dilaksanakan dengan gaya sebenamya yang konstan, kesalahan repeatability relatif dihiting dengan persamaan : Fimaks - Fimin b= —————— x 100 % F Dimana : b = kesalahan repeatability relatif dari sistem pengukur gaya dari mesin uji
  • 47. 5.6. Kelas Mesin Uji Tabel 1 menunjukkan nilai maksimum yang diizinkan untuk kesalahan relatif dari sistem pengukuran gaya dan untuk resolusi relatif dari penunjuk gaya suatu mesin uji sesuai dengan kelasnya. Kelas dari mesin Nilai maksimum yang diijinkan (%) Kesalahan dari Resolusi Relatif a Ketelitian Q Repeatability b Nol fo 1  1,0 1,0  0,2 0,5 2  2,0 2,0  0,4 1,0 3  3,0 3,0  0,6 1,5