Dokumen tersebut membahas tentang berpikir kritis berdasarkan ayat Al-Qur'an dan hadis nabi. Termasuk di dalamnya adalah tujuan pembelajaran untuk membiasakan siswa berpikir kritis, analisis isi beberapa ayat Al-Qur'an tentang topik tersebut, serta himbauan untuk selalu memikirkan ciptaan Allah namun tidak untuk memahami Dzat-Nya.
1. Created by :
IMRON ROSDI., M.Pd.i
GPAI SMK MANBAUL ULUM
Berpikir Kritis dan Mencintai Iptek
Tujuan
Pembelajaran
Materi
Pembelajaran
2. Created by :
IMRON ROSADI, M.P.d.I
GPAI SMK MANBAUL ULUM
Berpikir Kritis
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari materi ini, kalian dapat:
1. Membaca dengan tartil Q.S. Ali ‘Imrān/3: 190-191 dan QS. ar-Rahmān/55: 33,
serta Hadis tentang berpikir kritis dan semangat mencintai ilmu pengetahuan
dan teknologi (iptek).
2. Menghafalkan dengan fasih dan lancar Q.S. Ali ‘Imrān/3: 190-191 dan QS. ar-
Rahmān/55: 33, serta Hadis tentang berpikir kritis dan semangat mencintai
ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Mempresentasikan tentang Q.S. Ali ‘Imrān/3: 190-191 dan Q.S. arRahmān/55:
33, serta Hadis tentang berpikir kritis dan semangat mencintai ilmu
pengetahuan dan teknologi, sehingga terbiasa membaca Al-Qur’an
4. Meyakini bahwa berpikir kritis dan semangat mencintai ilmu pengetahuan dan
teknologi adalah perintah agama.
5. Membiasakan rasa ingin tahu, berpikir kritis, kreatif, dan adaptif terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
6. Menganalisis Q.S. Ali ‘Imrān/3: 190-191 dan Q.S. ar-Rahmān/55: 33, serta
Hadis tentang berpikir kritis dan semangat mencintai ilmu pengetahuan dan
teknologi.
3. 1. Bacaan Q.S. Ali Imran/ 3: 190-191 tentang Berpikir Kritis
Berpikir Kritis
4. 2. Hukum Bacaan Q.S. Ali Imran/ 3: 190-191 tentang Berpikir Kritis
Berpikir Kritis dan
5. 3. Terjemahan Q.S. Ali Imran/ 3: 190-191 tentang Berpikir Kritis
Berpikir Kritis
6. 4. Asbabun-Nuzul Q.S. Ali Imran/ 3: 190-191 tentang Berpikir Kritis
Al-Kisah dari ‘Aisyah ra, Rasulullah Saw bersabda: “Wahai ‘Aisyah apakah engkau mengizinkan kanda pada
malam ini untuk beribadah kepada Allah Swt sepenuhnya?”. Jawab Aisyah ra: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya
menyenangi apa yang Engkau senangi, menyukai apa yang Engkau sukai. Saya izinkan engkau melakukannya.”
Kemudian nabi mengambil qirbah (tempat air yang terbuat dari kulit domba) yang terletak di dalam rumah, lalu beliau
berwudlu. Selanjutnya, beliau mengerjakan shalat. Di waktu salat beliau menangis sampaisampai air matanya
membasahi kainnya, karena merenungkan ayat AlQuran yang dibacanya. Setelah salat beliau duduk memuji-muji Allah
dan kembali menangis tersedu-sedu. Kemudian beliau mengangkat kedua belah tangannya berdoa dan menangis lagi
dan air matanya membasahi tanah.
Kemudian datanglah Bilal unntuk azan subuh dan melihat Nabi saw menangis ia bertanya: “Wahai
Rasulullah! Mengapakah Rasulullah menangis, padahal Allah telah mengampuni dosa Rasulullah baik yang terdahulu
maupun yang akan dating?. Nabi menjawab: “Apakah saya ini bukan seorang hamba yang pantas dan layak bersyukur
kepada Allah Swt.? Dan bagaimana saya tidak menangis? Pada malam ini Allah Swt telah menurunkan ayat kepadaku
(Q.S. Ali Imran/3 Ayat 190-191) Selanjutnya beliau berkata: “Alangkah rugi dan celakanya orang-orang yang membaca
ini dan tidak memikirkan dan tidak merenungkan kandungan artinya”.
Berpikir Kritis
7. 4. Hadits Nabi Muhammad Saw. tentang Berpikir Kritis
Artinya: “Berpikirlah tentang ciptaan Allah dan janganlah engkau berfikir tentang hakikat penciptanya!” (HR. Abu
Nu’aim)
lihat tafsir Hadis itu berbicara tentang salah satu ciri khas manusia yang membedakannya dari makhluk
yang lain. Manusia adalah makhluk yang berpikir. Dengan kemampuan itulah manusia bisa meraih berbagai
kemajuan, kemanfaatan, dan kebaikan. Namun, sejarah juga mencatat bahwa tidak sedikit manusia mengalami
kesesatan dan kebinasaan akibat berpikir. Karena itu, Rasulullah Saw. menghendaki kita, kaum muslimin, untuk
memiliki budaya tafakur yang akan bisa mengantarkan kita kepada kemajuan, kemanfaatan, kebaikan, ketaatan,
keimanan, dan ketundukan kepada Allah Swt.
Berpikir Kritis
8. 5. Isi Kandungan Q.S. Ali Imran/ 3: 190-191 tentang Berpikir Kritis
Berpikir Kritis
9. 5. Isi Kandungan Q.S. Ali Imran/ 3: 190-191 tentang Berpikir Kritis
Pada Q.S. Ali Imran Ayat 190 dijelaskan bahwa tatanan langit dan bumi serta dalam bergantinya siang dan malam
secara teratur sepanjang tahun menunjukkan keagungan Tuhan, kehebatan pengetahuan dan kekuasaan-Nya. Langit dan bumi
dijadikan oleh Allah bertingkat dengan sangat tertib, bukan hanya semata dijadikan, tetapi setiap saat tampak hidup, semua
bergerak menurut orbitnya. Bergantinya malam dan siang, berpengaruh besar pada kehidupan manusia dan segala yang
bernyawa. Terkadang malam terasa panjang atau sebaliknya. Musim pun yang berbeda. Musim dingin, panas, gugur, dan
semi, juga musim hujan dan panas. Semua itu menjadi tanda-tanda kebesaran dan keagungan Allah Swt bagi orang yang
berpikir. Hal tersebut tidaklah terjadi dengan sendirinya. Pasti ada yang mengaturnya yaitu Allah Swt.
Sementara itu Q.S. Ali Imran Ayat 191 memberikan penjelasan pada orang-orang yang cerdas dan berpikir tajam
(Ulul Albab), yaitu orang yang berakal, selalu menggunakan pikirannya, mengambil ibrah, hidayah, dan menggambarkan
keagungan Allah. Ia selalu mengingat Allah (berdzikir) di dalam keadaan apapun, baik di waktu ia berdiri, duduk atau
berbaring. Ayat ini menjelaskan bahwa ulul albab ialah orang-orang baik lelaki maupun perempuan yang terus menerus
mengingat Allah dengan ucapan atau hati dalam seluruh situasi dan kondisi.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa objek dzikir adalah Allah Swt., sedangkan objek pikir ciptaan Allah
berupa fenomena alam. Ini berarti pendekatan kepada Allah Swt. lebih banyak didasarkan atas hati. sedang pengenalan alam
raya didasarkan pada penggunaan akal, yakni berpikir. Akal memiliki kemerdekaan yang luas untuk memikirkan fenomena
alam, tetapi ia memiliki keterbatasan dalam memikirkan atas kekuasaan Allah Swt.
Berpikir Kritis dan mencintai Iptek
10. 6. Hikmah/Manfaat Berpikir Kritis
1) Memiliki banyak solusi jawaban ide kreatif. Membiasakan diri berpikir kritis akan melatih siswa memiliki kemampuan
untuk berpikir rasional. Berpikir dan bertindak reflektif; secara spontan, memiliki banyak ide-ide cerdas dan inovatif serta
out of the box.
2) Mudah memahami pemikiran (memahami sudut pandang) orang lain. Berpikir kritis membuat pikiran lebih fleksibel,
tidak kaku dalam mengutarakan pendapat atau pemikiran ide-ide dari yang lain, lebih mudah untuk menerima pendapat
orang lain yang memiliki persepsi yang berbeda dengan diri sendiri.
3) Memperbanyak kawan dan rekan sejawat yang baik.
4) Mampu berpendapat secara mandiri, artinya tidak harus selalu mengistimewakan orang lain. Pada saat dihadapkan pada
situasi yang rumit dan sulit serta harus segera mengambil keputusan, orang yang berpikir kritis tidak perlu menunggu
orang lain yang mampu menyelesaikan masalah. Dengan memiliki pikiran yang kritis, seseorang akan dapat
memunculkan ide-ide, gagasan, serta solusi penyelesaian masalah yang baik, melatih berfikir tajam, cerdas, serta inovatif.
5) Menemukan peluang dan kesempatan baru dalam segala hal, bisa dalam pendidikan, pekerjaan atau bisnis atau usaha.
Tentu saja hal ini akan berdampak pada kewaspadaan diri sendiri. Untuk menemukan peluang dibutuhkan pikiran yang
tajam serta mampu menganalisa peluang yang ada pada suatu keadaan
Berpikir Kritis dan mencintai Iptek
11. 6. Menerapkan Perilaku Berpikir Kritis
a. Tidak mudah menerima informasi tanpa ditelusuri kebenaran (isi, asal, tujuan, …)
b. Melakukan tabayyun (cek dan ricek) atas suatu informasi
c. Mengedepankan substnasi (yang lebih penting) daripada gaya bahasanya, mengutamakan isi daripada cover-
nya
d. Menguasai dan mampu mempertanggungjawabkan atas informasi yang diberikan kepada orang lain
e. Mengembangkan, mencari alternative solusi atas suatu permasalahan
f. Tidak berjalan di tempat (stagnan) pada zona nyaman, melainkan mempunya inisiatif dan kreativitas
Berpikir Kritis dan mencintai Iptek
13. 3. Terjemahan Hadits
Berpikir Kritis dan Demokrasi
Dari Abu Dzar r.a
Berkata
Rasulullah
SAW
Berkata
“Pikirkanlah
mengenai segala
sesuatu (yang
diciptakan Allah)
tetapi janganlah
kalian memikirkan
tentang Dzat
Allah,
karena kalian akan
rusak
14. Kandungan Hadits
1. Isi Hadis ini membimbing kepada kita agar selalu berpikir kritis atau berpikir positif (positive thinking), yakni
memikirkan tentang ciptaan Allah Swt. Maksudnya, kita digalakkan untuk berpikir, meneliti dan mengkaji segala
hal yang terkait dengan makhluk ciptaan-Nya, tetapi dilarang memikirkan Dzat-Nya.
2. Terlarang memikirkan Dzat Allah Swt. itu disebabkan: jika dipikir Dzat Allah, pasti akal dan segala potensi yang
dimiliki manusia tidak mampu mencapainya. Sebagaimana Rasulullah Saw. menuntun kita dalam menggunakan
akal dan kalbu yang dipikirkan hanya makhluk-Nya saja, agar tidak sesat pikir, yang akhirnya menjadi sesat jalan.
3. Harus menjadi kesadaran bersama, bahwa berilmu, yang awalnya dimulai dari proses berpikir, obyeknya hanya di
seputar makhluk dan alam semesta, termasuk dirinya sendiri. Jangan sampai melampaui kapasitas akal, yakni
berpikir tentang Dzat Allah Swt.
4. Berpikir itu ada batasnya, tidak sebebas-bebasnya. Ada batas yang tidak boleh dilalui dan harus berhenti, karena
jika tidak, manusia sendiri yang mengalami kebingungan dan kekacauan dalam hidupnya. Ini tentu tidak
dikehendaki, karena penggunaan akal pikiran dan akal budi, bermuara kepada semakin dekatnya kepada Allah
Swt., bukan malah menjauh dari-Nya.
Berpikir Kritis dan Demokrasi