SlideShare a Scribd company logo
1 of 132
Download to read offline
DIKLAT PENJENJANGAN
KETUA TIM
PLHA
KODE MA : 2.120
PENULISAN
LAPORAN HASIL AUDIT
2010
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGAWASAN
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
EDISI KELIMA
Judul Modul : Penulisan Laporan Hasil Audit
Penyusun : 1. Drs. Madijono
2. Sumiyati, Ak., MFM
Perevisi I : 1. Drs. Madijono
2. Drs. Sudarsono, DP
Perevisi II : Drs. H.T. Redwan Jaafar
Perevisi III : Drs. Nirwan Ristiyanto, M.M.
Perevisi IV
Pereviu
Editor
:
:
:
Marno Kastowo, M.E., Ak.
Linda Ellen Theresia, S.E., Ak., M.B.A.
F.Titik Oktiarti
Dikeluarkan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan BPKP
dalam rangka Diklat Sertifikasi JFA Tingkat Penjenjangan Auditor
Ketua Tim
Edisi Pertama : Tahun 1999
Edisi Kedua (Revisi Pertama) : Tahun 2000
Edisi Ketiga (Revisi Kedua) : Tahun 2002
Edisi Keempat (Revisi Ketiga) : Tahun 2003
Edisi Kelima (Revisi Keempat) : Tahun 2010
ISBN 979-3873-14-0
Dilarang keras mengutip, menjiplak, atau menggandakan sebagian
atau seluruh isi modul ini, serta memperjualbelikan tanpa izin tertulis
dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan BPKP
Penulisan Laporan Hasil Audit
Pusdiklatwas BPKP - 2010 ii
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar .......................................................................................................... i
Daftar Isi .................................................................................................................... ii
Bab I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Deskripsi Singkat ............................................................................... 1
C. Manfaat Modul ................................................................................... 2
D. Tujuan Pemelajaran ........................................................................... 2
E. Materi Pokok dan Submateri Pokok .................................................. 3
F. Petunjuk Belajar.................................................................................. 4
Bab II GAMBARAN UMUM LAPORAN HASIL PENGAWASAN ........................ 6
A. Pengertian Laporan Hasil Pengawasan Intern ................................... 6
B. Fungsi dan Tujuan Laporan Hasil Pengawasan................................. 8
C. Kualitas Laporan Hasil Pengawasan.................................................. 12
D. Proses Penyusunan Laporan Hasil Pengawasan Intern .................... 14
E. Isi dan Bentuk Laporan Hasil Pengawasan........................................ 15
F. Latihan................................................................................................ 19
Bab III TEKNIK PENULISAN LAPORAN YANG EFEKTIF.................................. 20
A. Teknik Menulis untuk Menginformasikan............................................ 20
B. Menulis untuk Meyakinkan ................................................................. 29
C. Menulis Secara Konstruktif................................................................. 33
D. Latihan................................................................................................ 39
Bab IV PENULISAN LAPORAN HASIL AUDIT KINERJA ................................... 40
A. Audit Kinerja ....................................................................................... 40
B. Standar Pelaporan Hasil Audit Kinerja................................................ 41
C. Penjelasan Standar Pelaporan Hasil Audit Kinerja............................. 42
D. Format Laporan .................................................................................. 50
E. Latihan................................................................................................ 57
Bab V PENULISAN LAPORAN HASIL AUDIT INVESTIGATIF ......................... 58
A. Audit Investigatif.................................................................................. 58
B. Standar Pelaporan Hasil Audit Investigatif.......................................... 58
C. Penjelasan Standar Pelaporan Hasil Audit Investigatif....................... 59
D. Format Laporan .................................................................................. 62
E. Latihan................................................................................................ 70
Penulisan Laporan Hasil Audit
Pusdiklatwas BPKP - 2010 iii
Bab VI LAPORAN HASIL AUDIT KOMPREHENSIF ........................................... 72
A. Audit Komprehensif ........................................................................ 72
B. Laporan Hasil Audit Komprehensif.................................................. 72
C. Latihan............................................................................................ 77
Bab VII LAPORAN HASIL REVIU ATAS LAPORAN KEUANGAN .................... 78
A. Reviu atas Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga ...... 78
B. Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah........................ 94
C. Latihan............................................................................................ 102
BAB VIII LAPORAN HASIL EVALUASI............................................................... 103
A. Laporan Hasil Evaluasi Kinerja Perusahaan ................................... 103
B. Laporan Hasil Evaluasi LAKIP ........................................................ 109
C. Latihan............................................................................................ 116
BAB IX LAPORAN HASIL MONITORING DAN EVALUASI, LAPORAN
HASIL PEMANTAUAN/ PEMUTAKHIRAN TINDAK LANJUT, DAN
LAPORAN ATAS PEMBERIAN JASA KONSULTANSI ........................ 117
A. Monitoring dan Evaluasi................................................................. 117
B. Pemantauan dan Pemutakhiran Tindak Lanjut .............................. 120
C. Laporan Pemberian Jasa Konsultansi............................................ 123
D. Latihan........................................................................................... 125
Daftar Pustaka ........................................................................................................... 126
Pusdiklatwas BPKP – 2010 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) adalah instansi pemerintah
yang mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melakukan pengawasan.
Instansi tersebut meliputi: Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP), inspektorat jenderal/inspektorat utama/inspektorat kementerian/
lembaga, inspektorat pemerintah provinsi, serta inspektorat pemerintah
kabupaten/kota. Pengawasan intern yang dilaksanakan APIP meliputi
kegiatan audit, reviu, pemantauan, evaluasi, dan kegiatan pengawasan
lainnya (asistensi, sosialisasi serta konsultansi) terhadap penyelenggaraan
tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang
memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang
telah ditetapkan secara efektif dan efisien dalam mewujudkan
kepemerintahan yang baik.
Hasil kerja APIP harus dapat dimanfaatkan pimpinan, unit-unit kerja, serta
pengguna lainnya dalam mewujudkan kepemerintahan yang baik. Oleh
karena itu, APIP harus mengomunikasikan hasil pengawasannya kepada
pihak yang berkepentingan dalam suatu laporan yang profesional. Laporan
hasil kerja APIP dapat dikatakan profesional jika memiliki substansi yang
bermutu, menggunakan bahasa yang baik, serta mengacu pada
ketentuan/standar pelaporan yang berlaku. Oleh karena itu, ketua tim APIP
sebagai ujung tombak pelaksanaan kegiatan pengawasan harus memiliki
kompetensi untuk menyusun laporan hasil audit, reviu, pemantauan,
evaluasi, serta kegiatan pengawasan lainnya secara profesional.
Pusdiklatwas BPKP – 2010 2
B. Deskripsi Singkat
Mata diklat Penulisan Laporan Hasil Audit membahas: gambaran umum
laporan hasil pengawasan, penulisan laporan yang efektif, penulisan laporan
hasil audit kinerja, penulisan laporan hasil audit investigatif, penulisan
laporan hasil audit komprehensif, penulisan laporan hasil reviu atas laporan
keuangan, penulisan laporan hasil evaluasi kinerja instansi dan hasil
evaluasi LAKIP, serta penulisan laporan hasil pengawasan lainnya.
C. Manfaat Modul
Modul ini bermanfaat bagi para calon ketua tim APIP untuk memperoleh
pengetahuan dan keterampilan dalam menyusun laporan pelaksanaan hasil
pengawasan.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Setelah memperoleh materi ini peserta mampu menyusun laporan hasil
audit, reviu atas laporan keungan, evaluasi kinerja dan evaluasi LAKIP,
serta hasil pengawasan intern lainnya.
2. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan dapat:
a. Menjelaskan pengertian, fungsi dan tujuan, kualitas, proses
penyusunan, serta isi dan bentuk laporan hasil pengawasan
b. Memahami teknik menulis untuk menginformasikan, meyakinkan, dan
teknik menulis secara konstruktif.
c. Menyusun laporan hasil audit kinerja yang profesional.
d. Menyusun laporan hasil audit investigatif yang profesional.
e. Menyusun laporan hasil audit komprehensif.
Pusdiklatwas BPKP – 2010 3
f. Menyusun laporan hasil reviu atas laporan keuangan
kementerian/lembaga dan laporan hasil reviu atas laporan keuangan
pemerintah daerah.
g. Menyusun laporan hasil evaluasi kinerja instansi dan hasil evaluasi
LAKIP.
h. Menyusun laporan hasil pengawasan lainnya: laporan hasil
pemantauan dan evaluasi (monev), laporan hasil
pemantauan/pemutakhiran tindak lanjut, dan laporan pemberian jasa
konsultansi (termasuk asistensi dan sosialiasi).
E. Materi Pokok Dan Submateri Pokok
Materi dan submateri pokok yang dibahas dalam modul ini adalah:
1. Gambaran Umum Laporan Hasil Pengawasan
a. Pengertian Laporan Hasil Pengawasan
b. Fungsi dan Tujuan Laporan Hasil Pengawasan
c. Kualitas Laporan Hasil Pengawasan
d. Proses Penyusunan Laporan Hasil Pengawasan
e. Isi dan Bentuk Laporan Hasil Pengawasan
f. Latihan
2. Penulisan Laporan yang Efektif
a. Teknik Menulis untuk Menginformasikan
b. Menulis untuk Meyakinkan
c. Menulis Secara Konstruktif
d. Latihan
3. Penulisan Laporan Hasil Audit Kinerja
a. Audit Kinerja
b. Standar Pelaporan Hasil Audit Kinerja
c. Penjelasan Standar Pelaporan Hasil Audit Kinerja
d. Format Laporan
e. Latihan
Pusdiklatwas BPKP – 2010 4
4. Penulisan Laporan Hasil Audit Investigatif
a. Audit Investigatif
b. Standar Pelaporan Hasil Audit Investigatif
c. Penjelasan Standar Pelaporan Hasil Audit Investigatif
d. Format Laporan
e. Latihan
5. Penulisan Laporan Hasil Audit Komprehensif
a. Audit Komprehensif
b. Laporan Hasil Audit Komprehensif
c. Latihan
6. Penulisan Laporan Hasil Reviu atas Laporan Keuangan
a. Reviu atas Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga
b. Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
c. Latihan
7. Penulisan Laporan Hasil Evaluasi Kinerja Perusahaan dan Hasil
Evaluasi LAKIP
a. Laporan Hasil Evaluasi Kinerja Perusahaan
b. Laporan Hasil Evaluasi LAKIP
c. Latihan
8. Penulisan Laporan Hasil Pengawasan Lainnya
a. Monitoring dan Evaluasi
b. Pemantauan/Pemutakhiran Tindak Lanjut
c. Konsultansi
d. Latihan
F. Petunjuk Belajar
Agar peserta diklat dapat menguasai materi modul ini dengan baik, proses
pembelajaran dilakukan dengan kombinasi antara metode pedagogi dan
Pusdiklatwas BPKP – 2010 5
metode andragogi. Widyaiswara/instruktur diharapkan dapat membuat
peserta diklat menyadari pentingnya penulisan laporan hasil pengawasan
yang efektif, menjadi narasumber mengenai penulisan hasil pengawasan,
dan dapat memberikan tugas/bahan-bahan pelatihan yang dapat
meningkatkan pemahaman dan keterampilan peserta diklat. Peserta diklat
diharapkan membaca tiap bab dengan saksama, bertanya dan berdiskusi
jika terdapat materi yang belum dimengerti, menjawab pertanyaan latihan,
serta mengerjakan latihan yang diberikan widyaiswara. Untuk memperoleh
pemahaman dan keterampilan yang lebih baik, peserta perlu mempelajari
buku-buku bertema penulisan laporan yang efektif, standar pelaporan, serta
pedoman pelaporan yang terkait dengan pelaksanaan tugas-tugas
pengawasan APIP.
Pusdiklatwas BPKP – 2010 6
BAB II
GAMBARAN UMUM LAPORAN HASIL
PENGAWASAN
Indikator Keberhasilan: setelah pembelajaran ini peserta diklat diharapkan
dapat menjelaskan pengertian, fungsi dan tujuan, kualitas, proses
penyusunan, serta isi dan bentuk laporan hasil pengawasan.
A. Pengertian Laporan Hasil Pengawasan Intern
Menurut Kamus Bahasa Indonesia, lapor/melapor berarti memberi tahu atau
mengadu. Laporan berarti segala sesuatu yg dilaporkan, dan pelaporan
berarti perihal melaporkan.1
Pengawasan intern pemerintah merupakan
fungsi manajemen dalam penyelenggaraan pemerintahan. Standar Audit
APIP menyatakan bahwa pengawasan intern meliputi audit, reviu,
pemantauan, evaluasi, dan kegiatan pengawasan lainnya berupa asistensi,
sosialisasi dan konsultansi terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi
organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa
kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan
secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan
kepemerintahan yang baik.2
Kode Etik APIP menyatakan bahwa hasil kerja
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) diharapkan bermanfaat bagi
pimpinan, unit-unit kerja, serta pengguna lainnya untuk meningkatkan
1
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta, 2008,
halaman 882
2
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/05/M.PAN/03/2008
tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah
Pusdiklatwas BPKP – 2010 7
kinerja organisasi secara keseluruhan.3
Pengawasan intern dilakukan untuk
mendorong terwujudnya good governance dan clean government dan
mendukung penyelenggaraan pemerintahan yang efektif, efisien,
transparan, dapat dipertanggungjawabkan (accountable) serta bersih dan
bebas dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Pengawasan intern
pemerintah dilakukan oleh APIP/instansi pemerintah yang mempunyai tugas
pokok dan fungsi untuk melakukan pengawasan. Instansi tersebut meliputi:
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), inspektorat
jenderal/inspektorat utama/inspektorat kementerian/lembaga, inspektorat
pemerintah provinsi, serta inspektorat pemerintah kabupaten/kota.
Atas dasar pengertian-pengertian tersebut, dapat dinyatakan bahwa laporan
hasil pengawasan intern adalah media yang digunakan oleh APIP untuk
mengomunikasikan hasil audit, reviu, pemantauan dan evaluasi, serta
pengawasan lainnya kepada pimpinan organisasi, unit-unit kerja, serta pihak
lain yang berkepentingan untuk meningkatkan kinerja organisasi dan
mendorong kepemerintahan yang baik. Pengertian laporan hasil
pengawasan intern dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1
Gambaran Pengertian Laporan Hasil Pengawasan Intern
Hasil pengawasan
APIP
Media komunikasi
Pihak yang
berkepentingan
Kinerja meningkat
Tata kelola baik
3
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/04/M.PAN/03/2008
tentang Kode Etik Aparat Pengawasan Intern Pemerintah
LHP
Pusdiklatwas BPKP – 2010 8
B. Fungsi dan Tujuan Laporan Hasil Pengawasan
Pelaporan hasil pengawasan intern kepada pihak-pihak yang
berkepentingan merupakan hal yang penting dari pelaksanaan tugas APIP.
Nilai tambah pekerjaan APIP bukan terletak pada informasi yang
dikumpulkan, tetapi pada penilaian dan penyajian informasi tersebut.
Perencanaan, anggaran, kertas kerja, penilaian risiko, serta mekanisme
penjaminan mutu kegiatan pengawasan intern bukan merupakan produk
akhir, melainkan sekadar alat untuk menghasilkan produk akhir
pengawasan yang bermutu. Penerimaan dan perhatian pihak yang
berkepentingan terhadap simpulan akhir laporan hasil pengawasan, serta
tindak lanjut terhadap permasalahan yang dilaporkan merupakan ukuran
kesuksesan pekerjaan APIP.
1. Fungsi Laporan Hasil Pengawasan
Laporan hasil pengawasan berfungsi
sebagai media komunikasi APIP untuk
menyampaikan informasi kepada
pihak-pihak yang berkepentingan.
Informasi tersebut digunakan oleh pihak-
pihak yang berkepentingan untuk
pengambilan keputusan yang sangat
beragam sesuai dengan kepentingan
masing-masing. Laporan hasil audit
menginformasikan hasil penilaian
kebenaran, kecermatan, kredibilitas,
efektivitas, efisiensi, dan keandalan informasi pelaksanaan tugas dan
fungsi instansi pemerintah. Laporan hasil reviu menginformasikan apakah
kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, standar,
rencana, atau norma yang telah ditetapkan. Laporan hasil pemantauan
menginformasikan hasil penilaian kemajuan suatu program/kegiatan
Gambar 2.2 Fungsi LHP
Pusdiklatwas BPKP – 2010 9
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Laporan hasil evaluasi
menginformasikan hasil pembandingan antara prestasi suatu kegiatan
dengan standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan, dan
menentukan faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan atau
kegagalan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan. Laporan hasil
pengawasan lainnya (asistensi, sosialisasi, dan konsultansi)
menginformasikan pelaksanaan kegiatan pengawasan lainnya serta
saran-saran yang memiliki nilai tambah kepada pihak yang
berkepentingan. Selain untuk menyampaikan informasi, laporan hasil
pengawasan juga berfungsi sebagai media komunikasi untuk
menyampaikan rekomendasi/saran untuk membantu pihak-pihak yang
berkepentingan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.
Laporan hasil pengawasan intern juga berfungsi sebagai dokumen
untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan pengawasan
yang telah dilaksanakan oleh APIP. Pelaksanaan kegiatan pengawasan
menyerap sumber daya publik seperti anggaran, tenaga kerja, sarana
prasarana dan lain-lain. APIP harus mempertanggungjawabkan
penggunaan sumber daya tersebut dalam bentuk kinerja. Laporan hasil
pengawasan dapat dijadikan sebagai indikator output kegiatan
pengawasan.
Laporan hasil pengawasan dalam bentuk dokumen tertulis dapat
berfungsi sebagai alat bukti dalam rangka penegakan hukum maupun
dasar pelaksanaan tindak lanjut oleh manajemen lembaga pemerintah.
Laporan yang disampaikan dalam bentuk dokumen tertulis dapat dibaca
berulang-ulang sehingga pembaca terhindar dari kesalahpahaman
maupun kesalahan tafsir (misinterpretation).
Untuk memenuhi fungsi-fungsi tersebut, laporan hasil pengawasan intern
sekurang-kurangnya harus memenuhi empat tepat, yaitu:
Pusdiklatwas BPKP – 2010 10
Gambar 2.3
Empat T sebagai syarat agar
laporan hasil pengawasan
dapat berfungsi dengan baik
a. Tepat Isi
Laporan harus didasarkan pada hasil
pelaksanaan pengawasan audit yang
didokumentasikan secara baik. Isi
laporan harus sesuai dengan standar
/pedoman pelaporan yang berlaku.
b. Tepat Waktu
Agar bermanfaat secara optimal, laporan
hasil pengawasan harus disampaikan
tepat waktu. Keterlambatan pelaporan
dapat membuat manfaat laporan
berkurang bahkan tidak bermanfaat.
c. Tepat Saji
Laporan hasil pengawasan disajikan secara menarik sehingga
mengundang minat manajemen untuk membacanya. Laporan ditulis
menggunakan bahasa yang lugas dan sederhana sehingga materi
laporan mudah dipahami pembaca.
d. Tepat Alamat
Laporan hanya boleh disampaikan kepada pihak-pihak yang
berwenang membaca. Laporan yang salah alamat tidak berguna,
bahkan dapat disalahgunakan pihak yang tidak berwenang
sehingga APIP dapat dituntut oleh pihak yang dirugikan.
2. Tujuan Laporan Hasil Pengawasan Intern
Laporan hasil pengawasan intern terutama
ditujukan untuk melayani manajemen, bukan
APIP itu sendiri. Oleh karena itu, untuk
menghasilkan laporan hasil pengawasan yang
Gambar 2.4 Tujuan LHP
Pusdiklatwas BPKP – 2010 11
berkualitas APIP harus memahami bagaimana manajemen akan
menggunakan laporan tersebut. Manajemen berkepentingan untuk
mengetahui risiko yang relevan, area yang bermasalah, serta
pengendalian yang terkait. Manajemen juga ingin mengetahui tindakan
yang sedang dan yang masih perlu dilaksanakan untuk mengatasi
permasalahan tersebut. Dalam memutuskan apakah akan melaksanakan
tindakan yang direkomendasikan/disarankan APIP, manajemen harus
memiliki keyakinan bahwa isi laporan tersebut valid dan berpengaruh
signifikan. Dengan demikian, tujuan dari laporan hasil pengawasan
adalah menginformasikan, meyakinkan/mengajak, serta menghasilkan
(inform, persuade, get results). 4
• menginformasikan
Manajemen ingin mengetahui hasil pekerjaan APIP dan memperoleh
informasi berupa simpulan hasil pengawasan. Laporan hasil
pengawasan harus menyajikan informasi penting yang dapat dengan
cepat dan mudah dipahami manajemen.
• meyakinkan/mengajak/to persuade
Laporan hasil pengawasan harus dapat meyakinkan manajemen
bahwa informasi yang disajikan bersifat andal dan berpengaruh
signifikan bagi organisasi. Oleh karena itu, laporan hasil pengawasan
harus memuat fakta yang didukung dengan data dan argumentasi
yang meyakinkan.
• menghasilkan/to get results
Tujuan akhir laporan hasil pengawasan adalah mendorong
manajemen untuk melaksanakan tindakan yang memiliki nilai tambah
bagi organisasi. Pelaksanaan tindak lanjut oleh manajemen terhadap
rekomendasi/saran APIP untuk mengurangi risiko, mencegah
4
Angela J. Manika, Report Writing for Internal Auditors, Bankers Publishing Company, Illinois,
1990, halaman 2.
Pusdiklatwas BPKP – 2010 12
masalah, serta memperbaiki kesalahan merupakan hasil yang
diharapkan dari laporan pengawasan. Agar dapat menghasilkan nilai
tambah bagi organisasi, laporan hasil pengawasan harus memuat
rekomendasi yang benar-benar dapat mengatasi sebab dan akibat,
menghasilkan manfaat yang lebih besar dari biaya, serta dapat
dilaksanakan oleh manajemen.
C. Kualitas Laporan Hasil Pengawasan
Setiap pihak yang berkepentingan dan setiap
jenjang manajemen sebagai pengguna laporan
hasil pengawasan APIP memiliki tuntutan yang
spesifik terhadap isi, bentuk, dan frekuensi
laporan hasil pengawasan. Walaupun setiap
pengguna memiliki kebutuhan spesifik, namun
secara umum mereka menuntut laporan yang
memenuhi delapan karakteristik standar kualitas
berikut ini5
:
1. Langsung
Pembaca laporan menghendaki penyajian hasil pengawasan yang terus
terang dan faktual. Oleh karena itu, kalimat yang bertele-tele akan
menjengkelkan pembaca yang ingin segera mengetahui simpulan dan
rekomendasi. Laporan langsung dapat menggunakan: kalimat pembuka
yang konklusif, judul yang informatif, serta lebih dahulu menyajikan poin
utama.
2. Ringkas
Laporan yang ringkas tetapi mengemas ide pokok lebih banyak berbicara
daripada penjelasan yang panjang lebar yang menjelaskan seluruh
5
Angela J. Maniak, Report Writing for Internal Auditors, Bankers Publishing Company, Illinois, 1990,
halaman 3-5.
Gambar 2.5 Karakteristik LHP
Pusdiklatwas BPKP – 2010 13
pemikiran secara detail. Pembaca, yang pada umumnya sibuk,
menginginkan laporan yang singkat tetapi padat. Laporan ringkas yang
berkualitas dihasilkan dari pembatasan detail, pemilihan masalah yang
signifikan, serta pengikhtisaran data pendukung.
3. Tepat
Setiap laporan harus menggunakan tekanan dan strategi yang tepat
untuk menegaskan informasi yang disajikan. Bahasa laporan harus
kreatif. Pemilihan dan penyusunan kata harus mencerminkan berbagai
tingkatan untuk menunjukkan signifikansi di antara informasi yang
disajikan. Untuk menyusun laporan yang tepat, penulis harus memahami
minat pembaca, memilih penekanan yang sesuai, serta menyajikan
informasi yang relevan dan valid.
4. Meyakinkan/Persuasive
Pembaca harus peduli/tertarik terhadap informasi yang disajikan sebelum
mereka terdorong untuk melaksanakan tindak lanjut. Laporan hasil
pengawasan harus relevan dengan kegiatan organisasi, menjelaskan
risiko dari temuan, serta manfaat dari rekomendasi yang disampaikan.
Laporan yang meyakinkan mencakup: argumentasi pendukung simpulan
yang terpercaya, penjelasan yang memadai, akibat dari kondisi yang
diungkapkan, serta kuantifikasi akibat dari kondisi yang ditemukan.
5. Membangun/Constructive
Laporan yang berisi kritik akan menimbulkan perlawanan, bukan kerja
sama. Isi dan bahasa laporan harus dipilih agar menunjukkan manfaat
positif dan memperoleh komitmen dari pembaca. Laporan yang
konstruktif meyajikan sebab (bukan gejala) dari suatu permasalahan,
menyampaikan aspek positif dan negatif secara seimbang, serta
menghargai tindakan manajemen.
Pusdiklatwas BPKP – 2010 14
6. Orientasi Hasil/Results-oriented
Pimpinan instansi tidak hanya sekedar membaca untuk mengetahui
masalah, tetapi berusaha untuk menemukan solusinya. Laporan yang
efektif menekankan pada hasil dengan cara: menyampaikan
rekomendasi yang spesifik dan terukur, bersifat praktik dan berorientasi
pada solusi, serta menjelaskan tindakan yang telah dilakukan
manajemen.
7. Menarik/Inviting
Laporan yang menarik akan memperoleh perhatian pembaca daripada
laporan yang bersifat ancaman (intimidasi). Laporan yang menarik
pembaca memuat: ringkasan eksekutif, menggunakan format yang
profesional, serta menggunakan judul yang jelas untuk setiap bagian.
8. Tepat waktu/Timely
Manfaat dari laporan terkait langsung dengan ketepatan waktu penyajian.
APIP perlu menjaga ketepatan waktu dengan: penyampaian segera
kepada manajemen, penyampaian laporan interim untuk masalah yang
serius, serta penegakan standar ketepatan waktu secara tegas.
D. Proses Penyusunan Laporan Hasil Pengawasan Intern
Konsep laporan hasil pengawasan intern disusun oleh ketua tim. Pengendali
teknis melakukan reviu konsep laporan untuk keseluruhan aspek (aspek
fisik, format, maupun substansi). Reviu substansi oleh pengendali teknis
(dalnis) tersebut mencakup pengujian kesesuaian antara konsep laporan
dengan dokumen pelaksanaan kegiatan pengawasan.
Pusdiklatwas BPKP – 2010 15
Gambar 2.6 Proses Penyusunan LHP
Pengendali mutu (daltu)/penanggung jawab penugasan pengawasan
melakukan reviu konsep laporan sebelum memberikan persetujuan
penerbitan laporan. Tanggal laporan hasil pengawasan adalah tanggal
disetujuinya konsep laporan oleh pengendali mutu/penanggung jawab,
bukan tanggal laporan ditandatangani.
E. Isi dan Bentuk Laporan Hasil Pengawasan
Sepanjang tidak diatur secara khusus, laporan hasil pengawasan dapat
disusun dalam bentuk bab atau bentuk surat. Laporan bentuk surat, disusun
jika terdapat informasi yang perlu segera disampaikan atau jika tidak banyak
substansi yang penting untuk disampaikan. Laporan bentuk surat disusun
mengikuti kaidah persuratan dinas. Laporan bentuk bab disusun jika
substansi yang ingin disampaikan cukup banyak sehingga perlu disusun
dalam sistematika bab.
Bentuk dan isi laporan hasil pengawasan dipengaruhi oleh jenis kegiatan
pengawasan, kegiatan yang diawasi, unit kerja, serta periode yang menjadi
sasaran pengawasan. Oleh karena itu, pada dasarnya laporan hasil
pengawasan tidak harus disusun dalam bentuk dan isi yang seragam.
Namun demikian, terdapat beberapa hal yang bersifat umum dan berlaku
untuk setiap laporan hasil pengawasan. Hal tersebut diatur dalam kaidah
Disusun ketua tim Direviu dalnis
Direviu dan disetujui
daltu/penanggung jawab
Pusdiklatwas BPKP – 2010 16
kebahasaan maupun standar/pedoman pelaporan yang sesuai untuk setiap
jenis penugasan pengawasan.
1. Kaidah Kebahasaan Penulisan Laporan
Pada dasarnya, laporan hasil pengawasan berisi rangkaian gagasan/
pesan yang akan disampaikan APIP kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Laporan merupakan komunikasi tidak langsung dalam
bentuk media tulisan. Penulis laporan harus memiliki kemampuan
menulis, kemampuan untuk menyusun pikirannya, mampu
mengutarakannya dengan kata-kata dan bahasa yang sederhana, serta
menggunakan struktur kalimat yang baik. Laporan merupakan
komunikasi tulisan yang bersifat resmi/formal. Isi laporan hendaknya
menggunakan bahasa yang jelas, lugas, dan komunikatif.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penulisan laporan hasil
pengawasan sebagai suatu komunikasi tulisan resmi harus mengacu
pada kaidah baku bahasa Indonesia ragam tulis yang baik dan benar.
Untuk itu, penulisan laporan hasil pengawasan harus memperhatikan
kaidah bahasa seperti:
• Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
• Pedoman Umum Pembentukan Istilah
• Kamus Besar Bahasa Indonesia
• Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
Kaidah-kaidah tersebut tidak dibahas dalam modul ini, akan tetapi kaidah
tersebut kami lampirkan dan merupakan bahan pembelajaran yang tak
terpisahkan dari modul ini.
Pusdiklatwas BPKP – 2010 17
Gambar 2.7 Laman KBBI on line dari Pusat Bahasa
2. Peraturan, Standar, dan Pedoman Pelaporan
Untuk menjamin terlaksananya pengawasan intern pemerintah yang
efektif dan efisien oleh berbagai APIP, yang mencakup beberapa institusi
terpisah, diperlukan dukungan peraturan, standar, serta pedoman yang
berisi ketentuan-ketentuan pokok dalam bidang pengawasan intern
pemerintah. Peraturan, standar, serta pedoman tersebut berfungsi
sebagai ukuran mutu minimal bagi para pelaksana tugas dan fungsi
pengawasan intern.
Dalam kaitannya dengan pelaporan hasil pengawasan intern,
peraturan/standar/pedoman pelaporan sangat bermanfaat bagi APIP
maupun pengguna jasa. Pelaksanaan pedoman/standar akan
menghindarkan APIP dari risiko adanya pelaporan yang tidak
bermutu/substandar. Bagi para pengguna jasa APIP, pedoman/standar
pelaporan merupakan landasan untuk memahami dan
menginterpretasikan laporan hasil pengawasan.
Peraturan/standar/pedoman yang terkait dengan pelaporan hasil
pengawasan APIP adalah sebagai berikut:
Pusdiklatwas BPKP – 2010 18
Tabel 2.1 Peraturan/Standar/Pedoman Pelaporan
No Laporan Peraturan/Standar/Pedoman
1 Audit kinerja dan
audit investigatif
Audit Komprehensif
Standar Audit APIP (Permenpan Nomor
PER/05/M.PAN/03/2008)
Pedoman yang berlaku bagi instansi
2 Audit atas laporan
keuangan pemerintah
Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN)
BPK, mengacu pada Standar Profesional Akuntan
Publik (SPAP) IAI
3 Reviu laporan keuangan
kementerian/lembaga
Reviu laporan keuangan
pemerintah daerah
Standar Reviu atas Laporan Keuangan
Kementerian Negara/Lembaga (Peraturan Menkeu
No.41/PMK.09/2010)
Pedoman Pelaksanaan Reviu Atas Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (Peraturan
Mendagri No 4 Tahun 2008)
4 Evaluasi Kinerja
Perusahaan, Evaluasi
LAKIP
Keputusan Menteri BUMN Nomor: Kep-
100/MBU/2002 tanggal 04 Juni 2002 tentang
Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik
Negara
Kepmendagri No. 47 tanggal 31 Maret 1999
tentang Pedoman Penilaian Kinerja PDAM
Kepmenpan No KEP/135/M.PAN/ 9/2004 tentang
Pedoman Umum Evaluasi Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah
5 Monitoring dan
Evaluasi, Pemantauan
Tindak Lanjut.
Permendagri Nomor 23 Tahun 2007 Tentang
Pedoman Tata Cara Pengawasan atas
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
6 Pengawasan Lainnya
(asistensi, sosialisasi,
dan konsultansi)
SPAP
Pusdiklatwas BPKP – 2010 19
F. Latihan
1. Jelaskan pengertian laporan hasil pengawasan APIP.
2. Jelaskan fungsi dan tujuan laporan hasil pengawasan APIP.
3. Jelaskan karakteristik kualitas laporan hasil pengawasan yang baik.
4. Jelaskan proses penyusunan laporan hasil pengawasan APIP.
5. Jelaskan kapan laporan bentuk bab dan bentuk surat harus disusun.
6. Jelaskan hal-hal yang berlaku umum bagi penulisan laporan hasil
pengawasan.
Pusdiklatwas BPKP – 2010 20
BAB III
TEKNIK PENULISAN LAPORAN
YANG EFEKTIF
Indikator Keberhasilan: Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat
diharapkan dapat memahami teknik menulis untuk menginformasikan dan
meyakinkan, serta menulis laporan yang konstruktif.
Laporan hasil pengawasan intern secara umum memiliki tiga tujuan, yaitu
menginformasikan, meyakinkan, dan menghasilkan. Untuk mencapai tujuan
tersebut, APIP harus mengggunakan teknik penulisan laporan yang mampu
menarik perhatian pembaca, membangun kepercayaan, serta mendorong
tindakan.
A. Teknik Menulis untuk Menginformasikan
Agar laporan hasil pengawasan dapat menyampaikan informasi kepada
para pembaca secara efektif, penulis laporan perlu menguasai teknik untuk
merebut perhatian pembaca dan teknik untuk mengelola detail informasi.
1. Teknik untuk Memperoleh Perhatian Pembaca
Kesempatan terbaik untuk merebut perhatian pembaca terletak pada
kalimat pertama. Dengan membuat kalimat pembuka atau paragraf yang
padat, langsung, dan menarik, laporan kita mampu merebut perhatian
pembaca, mendorong pembaca untuk membaca lebih lanjut, serta
menumbuhkan respons positif manajemen.
Pusdiklatwas BPKP – 2010 21
Terdapat beberapa teknik menulis pembukaan yang dapat secara efektif
menarik perhatian dan membuat pesan yang kita sampaikan betul-betul
jelas. Teknik tersebut meliputi:
• Menyatakan simpulan secara langsung
• Menulis secara tegas dan jelas
• Menggunakan istilah yang dipahami pembaca
• Mendahulukan informasi yang paling diminati pembaca
• Menggunakan format yang mengarahkan pembaca
a. Menyatakan Simpulan Secara Langsung
Agar laporan menarik pembaca, kita harus beralih dari alur penalaran
pengawas (apa yang telah kita dilaksanakan, apa yang kita
ditemukan, dan apa makna temuan tersebut) kepada alur penalaran
pembaca (apa simpulan Anda? Apa data pendukungnya? Mengapa
hal itu penting? dan Apa yang seharusnya kami lakukan?).
Manajemen pada umumnya tidak berkepentingan langsung dengan
latar belakang, metode kerja, serta teknik-teknik/pengujian yang telah
kita lakukan. Hal tersebut dapat disampaikan secara lisan kepada
manajemen operasional atau cukup dimuat dalam lampiran laporan
kepada manajemen puncak. Batasi jumlah informasi yang terkait
dengan hal tersebut. Untuk memutuskan seberapa banyak informasi
yang perlu disampaikan, jawablah tiga pertanyaan berikut: apakah
pembaca akan dapat memahami istilah yang kita gunakan?
Penjelasan apa yang dibutuhkan pembaca? Seberapa dalamkah
informasi yang diinginkan pembaca?
b. Menulis Secara Tegas dan Jelas
Kalimat pembuka yang klise atau ambigu hanya akan menghabiskan
halaman kertas dan membingungkan pembaca. Kalimat pembuka
Pusdiklatwas BPKP – 2010 22
seperti: “terdapat penyimpangan dalam pembayaran kepada
rekanan”, “pengendalian pengeluaran kas masih lemah”, “prosedur
pengadaan barang dan jasa kurang efektif”, atau “dari hasil pengujian
yang kami lakukan ternyata pembukuan piutang perlu diperbaiki”,
merupakan kalimat yang tidak tegas dan tidak jelas. Perhatikan
analisis dalam tabel berikut:
Tabel 3.1 Kalimat yang Tidak Tegas
No Kalimat Kelemahan
1 Terdapat penyimpangan dalam
pembayaran kepada rekanan.
Tidak jelas apa penyimpangannya dan
berapa nilai penyimpangannya.
2 Pengendalian pengeluaran kas
masih lemah
Tidak tegas tingkat kelemahannya dan
tidak jelas unsur mana yang masih
lemah.
3 Prosedur pengadaan barang
dan jasa kurang efektif
Tidak jelas prosedur apa yang kurang
efektif serta tidak tegas mengapa tidak
efektif dan apa akibatnya.
4 Dari hasil pengujian yang kami
lakukan ternyata pembukuan
piutang perlu diperbaiki.
Kalimat klise, tidak jelas mengapa dan
bagaimana memperbaikinya.
Agar tulisan Anda tegas dan jelas, gunakan kalimat pembuka yang
spesifik dan unik (tidak memiliki gradasi makna). Nyatakan inti pesan
dengan menjawab pertanyaan berikut, “dengan satu kalimat, apa
yang paling penting untuk saya sampaikan mengenai masalah ini?”
Kalimat dalam tabel 3.1 di atas dapat diperbaiki menjadi:
• Pembayaran termijn kedua kepada PT Teepuan melebihi
prestasi fisik konstruksi sebesar Rp500.000.000,00.
• Pada saat membuat SPJ, bendahara pengeluaran tidak
pernah mencocokkan bukti pembayaran kepada rekanan
dengan bukti penerimaan barang.
• Pejabat pembuat komitmen tidak melakukan survei harga
dalam menyusun HPS pengadaan komputer tahun 2010,
Pusdiklatwas BPKP – 2010 23
sehingga menimbulkan pemborosan/kemahalan harga
pengadaan sebesar Rp100.000.000,00.
• Petugas kartu piutang agar membukukan penerimaan piutang
yang tidak dicatat sebesar Rp10.000.000,00, yang kami
temukan dari hasil konfirmasi kepada para debitur.
c. Menggunakan Istilah yang Dipahami Pembaca
Istilah yang tidak dikenal oleh pembaca merupakan penghalang
antara pembaca dengan penulis laporan. Jika pembaca tidak dapat
menangkap makna kalimat pembuka, maka pembaca mungkin akan
menganggap kalimat berikutnya sulit untuk dipahami. Jika Anda
menggunakan kata-kata khusus atau istilah teknis, Anda harus
menjelaskan maknanya kepada pembaca, namun tidak perlu sampai
menyampaikan definisi baku yang kaku. Anda dapat menggunakan
teknik sebagai berikut:
• Menyatakan simpulan dengan istilah teknis, kemudian, dijelaskan
definisinya. Misalnya, “otorisasi pemberian pinjaman tidak sesuai
prosedur operasi standar seksi 105. Tanda tangan manajer
penjualan harus dituangkan dalam formulir permintaan kredit.”
• Menyampaikan definisi istilah teknis secara langsung dalam
kalimat pembuka. Misalnya, “otorisasi pemberian pinjaman tidak
sesuai prosedur operasi standar seksi 105, manajer penjualan
tidak menandatangani formulir persetujuan kredit.”
• Menggunakan bahasa yang sederhana. Misalnya, “manajer
penjualan tidak menandatangani formulir persetujuan kredit.”
Meskipun dengan bahasa yang tidak teknis, jangan lupa bahwa tidak
semua istilah familier bagi semua pembaca. Misalnya, “Formulir F-
77 tidak dilengkapi oleh petugas pembayaran.” Mungkin akan lebih
Pusdiklatwas BPKP – 2010 24
mudah dipahami jika digunakan kalimat “Petugas pembayaran hanya
meminta persetujuan lewat telepon, tidak dicatat dalam formulir.”
d. Mendahulukan Informasi yang Paling Diminati Pembaca
Pada dasarnya, kita dapat mengawali narasi laporan dengan kondisi
hasil pengujian, kriteria yang berlaku, akibat yang ditimbulkan,
penyebab timbulnya masalah, atau rekomendasi. Setiap versi
memiliki nuansa penekanan, kesan, dan pesan yang berbeda bagi
pembaca.
Menyatakan kondisi hasil pengujian di awal penyajian akan langsung
menarik perhatian dan memungkinkan pembaca segera memahami
pesan, Namun, versi ini kadang terasa kasar. Jika kondisi yang
diungkapkan merupakan kelemahan, maka pasti akan terasa nada
negatifnya. Versi ini merupakan pendekatan umum yang paling tepat
untuk mengungkapkan semua masalah, kecuali jika Anda ingin
memperlembut nada penyampaian.
Mengemukakan kriteria berupa persyaratan, kebijakan, serta
peraturan pada awal penyajian akan memberikan dasar yang kuat
bagi otoritas dan validitas informasi yang akan disampaikan
berikutnya. Pada umumnya, kebijakan dan peraturan bukanlah hal
yang menarik sehingga pembukaan seperti ini tidak membangkitkan
gairah untuk membaca lebih lanjut. Beberapa pembaca akan menilai
bahwa Anda hanya menyampaikan apa yang sudah ia ketahui.
Manajemen yang memiliki jiwa wirausaha (entrepreneur) sering
menganggap bahwa aturan atau regulasi sebagai hal yang tidak
signifikan. Pendekatan ini cocok digunakan di bidang yang sangat
menekankan ketaatan pada aturan atau aturan merupakan sesuatu
yang paling penting.
Pusdiklatwas BPKP – 2010 25
Mengemukakan akibat di awal penyajian akan menciptakan kesan
yang paling kuat, karena menunjukkan signifikansi masalah dan akan
menarik perhatian manajemen puncak. Namun demikian, teknik ini
biasanya tidak bersahabat dengan manajemen operasional. Jika
tidak digunakan secara tepat, teknik ini dapat menimbulkan kesan
bahwa Anda adalah tukang membesar-besarkan masalah. Teknik ini
cocok digunakan untuk menyampaikan masalah signifikan yang
benar-benar memerlukan perhatian dan tindakan manajemen
puncak, bukan manajemen operasional.
Mengawali penyampaian dengan mengemukakan sebab dapat
mengarahkan pada solusi. Fokuskan pembaca pada penyebab
hakiki, bukan pada gejalanya. Namun, jika analisis Anda tidak
cermat, penyebab yang Anda sampaikan akan dirasakan sebagai
konklusi yang tidak didukung fakta. Jika sebab disampaikan terlalu
pasti, maka Anda akan dianggap terlalu menyederhanakan masalah.
Pendekatan ini hanya digunakan jika sebab yang Anda temukan
benar-benar merupakan kelemahan fundamental dan rekomendasi
untuk mengatasi sebab tersebut benar-benar dapat menyelesaikan
masalah.
Mengemukakan rekomendasi dan manfaatnya pada awal penyajian
akan memperhalus kalimat pembukaan. Penekanan pada
rekomendasi akan membuat struktur laporan lebih berorientasi pada
tindak lanjut dan lebih fokus kepada solusi daripada masalah.
Pembaca yang tidak terbiasa dengan gaya ini akan merasa seperti
diajari apa yang mesti ia kerjakan. Untuk menghindari kesan tersebut
hindari menuliskan kata “seharusnya”. Anda hanya perlu menulis
tindakan yang direkomendasikan dan manfaatnya dalam satu
kalimat. Pendekatan ini cocok untuk laporan kegiatan konsultatif
Pusdiklatwas BPKP – 2010 26
dimana Anda diminta membantu mencari solusi yang tepat atas
permasalahan tertentu.
e. Merancang Format yang Mengarahkan Pembaca
Kalimat pembuka dapat menunjukkan informasi kunci dan
memudahkan pembaca menemukan informasi penting pada
permulaan tulisan. Anda dapat membimbing pembaca lebih jauh
dengan menggunakan judul (heading), subjudul, jenis huruf, serta
elemen desain lain untuk meng-highlight informasi. Format tersebut
dapat menarik pembaca dan memudahkan pembaca menangkap ide
terpenting Anda. Judul yang berisi konklusi atau rekomendasi dapat
memberikan gambaran umum masalah bagi pembaca. Selain judul,
subjudul dapat digunakan untuk menunjukkan poin yang ingin Anda
tekankan. Anda dapat membedakan jenis huruf, menggunakan huruf
tebal, menambahkan garis bawah, atau menggunakan warna latar
belakang yang berbeda untuk menarik perhatian pembaca. Anda
dapat memisahkan bagian tertentu dari laporan dengan indent yang
berbeda untuk menunjukkan bahwa hal itu perlu diperhatikan.
2. Mengelola Detail Informasi
Menyajikan ringkasan bukti dari dokumen kertas kerja pengawasan
setebal lima ratus halaman ke dalam lima lembar halaman laporan yang
diinginkan pembaca bukanlah hal yang mudah. Tugas Anda adalah
menyeimbangkan antara penyajian yang ringkas dengan pembuktian
yang cukup. Untuk menentukan jumlah dan seberapa detail informasi
pendukung yang layak disajikan dalam laporan, Anda perlu:
• Memikirkan pembaca dan tujuan laporan
• Mengikhtisarkan data pendukung
• Memilih informasi yang dapat meyakinkan dan bermanfaat.
• Mempertimbangkan manfaat informasi
• Menyajikan data dalam format yang mudah dibaca
Pusdiklatwas BPKP – 2010 27
1. Memikirkan Pembaca dan Tujuan Laporan
Saat menulis laporan biasanya kita lebih memikirkan atasan kita
(pengendali teknis, pengendali mutu, atau penanggung jawab
pengawasan) daripada pembaca. Penulis yang berorientasi pada
atasan cenderung memasukkan terlalu banyak informasi untuk
memudahkan proses reviu. Pikirkan, untuk siapa laporan tersebut
akan disampaikan. Manajemen operasional tidak memerlukan
informasi yang panjang lebar karena ia telah mengetahui secara
detail lingkup pekerjaannya dan telah memperoleh informasi yang
lengkap sepanjang kegiatan pengawasan (fieldwork) dan pada saat
pembicaraan akhir (closing conference). Manajemen puncak umumya
tidak suka menghabiskan waktu untuk membaca laporan yang tebal.
Beberapa informasi dapat dicantumkan dalam lampiran.
Saat Anda menulis isi laporan, pikirkan dengan jelas apa tujuan
laporan tersebut. Laporan tidak ditujukan untuk mendidik pembaca
yang tidak mengetahui prosedur operasi standar, pengendalian
intern, atau pekerjaan pengawasan. Laporan merupakan ikhtisar hasil
kegiatan pengawasan yang digunakan untuk menginformasikan
permasalahan yang signifikan serta mengarahkan tindakan yang
perlu dilaksanakan manajemen.
2. Mengikhtisarkan Data Pendukung
Kertas kerja pengawasan umumnya disusun untuk
mendokumentasikan pengujian, hasil analisis yang telah
dilaksanakan, serta simpulan yang diperoleh. Sistematika seperti ini
tidak selalu sama dengan urutan penyajian simpulan. Oleh karena itu,
data kertas kerja yang akan dimasukkan ke dalam laporan harus
diikhtisarkan dan disusun kembali. Kelompokkan data yang sejenis,
buatlah simpulan dari data tersebut, susunlah data sesuai tingkat
Pusdiklatwas BPKP – 2010 28
signifikansinya, dan sajikan ikhtisar data yang memang diperlukan
untuk mendukung konklusi.
3. Memilih Informasi yang Dapat Meyakinkan dan Bermanfaat
Menulis ikhtisar hasil pengawasan yang terlalu singkat (hanya
menggambarkan masalah tanpa mengikutkan informasi pendukung
simpulan dan informasi yang menunjukkan signifikansi masalah)
merupakan salah satu penyebab tidak efektifnya pelaporan.
Keterbatasan informasi dapat mempersulit pembaca memahami
laporan. Namun demikian, Anda tidak perlu menyampaikan semua
informasi. Informasi perlu dimasukkan dalam laporan jika memenuhi
minimal satu dari kriteria berikut ini:
• Mendukung simpulan yang disampaikan
• Menunjukkan signifikansi masalah
• Memungkinkan tindakan perbaikan
Detail di luar hal-hal di atas akan menurunkan nilai dan tingkat
keterbacaan (readability) laporan.
4. Mempertimbangkan Signifikansi Informasi
Menyajikan semua penyimpangan (termasuk hal-hal sepele/tidak
material) dapat mengurangi perhatian manajemen puncak atas
substansi laporan Anda. Manajemen puncak akan merasa
membuang-buang waktu membaca laporan tersebut. Sebelum Anda
memutuskan untuk memasukkan suatu informasi ke dalam laporan,
pertimbangkan signifikansi informasi tersebut untuk perbaikan operasi
dan peningkatan kinerja organisasi, serta dampaknya terhadap
hubungan kegiatan pengawasan dengan manajemen. Permasalahan
yang tidak signifikan cukup disampaikan secara lisan, tidak perlu
dimasukkan ke dalam laporan.
Pusdiklatwas BPKP – 2010 29
e. Menyajikan Data dalam Format yang Mudah Dibaca
Uraian hasil pengawasan yang terdiri dari rangkaian kata atau angka
yang bertele-tele akan menyulitkan pembaca dalam memahami
maksud yang disampaikan dalam laporan. Format penyajian kata dan
angka dapat meningkatkan keterbacaan laporan. Beberapa teknik
yang dapat Anda gunakan adalah:
• Gunakan bulleted item atau nomor urut untuk memudahkan
pembaca menemukan poin-poin yang disampaikan.
• Gunakan persentase, tabel, atau grafik untuk mempermudah
pengungkapan angka-angka.
• Gunakan kotak peraga (exhibit) atau lampiran (appendix) untuk
menyampaikan informasi yang mungkin hanya diperlukan oleh
sebagian pembaca dan dapat dilewatkan oleh pembaca
lainnya.
B. Menulis untuk Meyakinkan
Apa tolok ukur keberhasilan kegiatan pengawasan? Dokumentasi kertas
kerja yang baik, laporan yang menyajikan banyak temuan, besarnya nilai
temuan, pengakuan manajemen, pelaksanaan rekomendasi, atau jumlah
penghematan/manfaat dari pelaksanaan rekomendasi? Untuk menulis
laporan yang meyakinkan, Anda harus memegang teguh prinsip “report
writting is a process of producing value rather than volume”.
Menulis untuk meyakinkan manajemen harus dilandasi sikap mau
memahami dan tidak menyepelekan keberatan-keberatan mereka. Untuk
dapat memberikan hasil yang optimal, Anda harus mengupayakan
pengakuan dan tindak lanjut manajemen. Untuk mencapai hal tersebut,
Anda harus memosisikan diri sebagai “penjual rekomendasi” bukan
sebagai “penyaji fakta”. Anda tidak dapat mengubah pendirian awal dan
Pusdiklatwas BPKP – 2010 30
keberatan-keberatan mereka, tetapi dengan memahami prioritas mereka
kemudian menunjukkan manfaat rekomendasi bagi pencapaian tujuan
mereka, Anda dapat mengubah sudut pandang mereka.
Anda dapat memperkuat kemampuan laporan untuk meyakinkan dan
menghasilkan dengan melaksanakan teknik-teknik sebagai berikut:
• Menjelaskan dan menguantifikasi nilai temuan
• Menunjukkan akibat temuan dari sudut pandang manajemen
• Menangani keberatan
1. Menjelaskan dan mengkuantifikasi Temuan
Rekomendasi, opini, atau argumentasi harus dijelaskan dengan gaya
yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan.
• Untuk menyampaikan materi yang supersensitif, Anda dapat
menggunakan pendekatan yang lembut dengan menjelaskan masalah
secara tidak langsung (indirectly).
Penyajian tidak langsung diawali dengan pengungkapan ruang
lingkup masalah, penjelasan fakta, dan pertimbangan terhadap
berbagai penafsiran. Konklusi dan rekomendasi disampaikan pada
akhir penyajian. Penyajian ini cocok untuk menyampaikan masalah
yang sangat signifikan, rekomendasi yang bersifat
kontroversial/mengonter alternatif solusi lainnya, atau jika
manajemen bersikap resistan.
• Untuk menyampaikan masalah yang tidak terlalu sensitif, Anda dapat
menyajikan secara langsung, singkat, dan padat. Cara ini efektif untuk
memperoleh perhatian manajemen puncak karena memudahkan
manajemen puncak menangkap keypoint yang disampaikan.
Pusdiklatwas BPKP – 2010 31
Model “Heading-Conclusion-Evidence” dapat diterapkan agar
penyajian langsung tetap memiliki kekuatan untuk meyakinkan
pembaca. Model “Heading-Conclusion-Evidence” juga dapat
menghindarkan pengawas dari masalah generalisasi tanpa dasar
dan ketidaksahihan simpulan.
Generalisasi tanpa dasar dapat menyebabkan pembaca menolak
simpulan dan rekomendasi. Laporan yang tidak mengungkapkan
fakta, data, atau bukti pendukung informasi kunci, dapat menimbulkan
silang pendapat, merangsang bantahan pembaca, atau menimbulkan
provokasi.
Ketidaksahihan simpulan dapat terjadi karena ketidaksinkronan bukti
dengan simpulan atau kesalahan penalaran. Simpulan yang tidak
sahih dapat menyebabkan penyajian fakta yang salah, terlalu dibesar-
besarkan, atau terlalu dikecilkan (misstate, overstate, understate).
Setelah kondisi dinyatakan dengan jelas, Anda harus dapat menjawab
pertanyaan berikut: “Seberapa serius masalah tersebut?”
Pengetahuan tentang besarnya masalah akan membantu manajemen
untuk menentukan tingkat kerumitan masalah dan seberapa besar
tingkat perhatian terhadap masalah tersebut. Penyimpangan dengan
risiko kecil mungkin dapat ditoleransi atau didelegasikan kepada
manajemen operasi sedangkan masalah sangat material atau
memiliki akibat potensial yang besar bagi organisasi perlu ditangani
langsung oleh manajemen puncak.
Penjelasan mengenai ukuran masalah dapat dinyatakan dengan cara
mengungkapkan:
• persentase penyimpangan terhadap sampel yang diuji maupun
populasi,
Pusdiklatwas BPKP – 2010 32
• nilai rupiah total penyimpangan, nilai rata-rata penyimpangan setiap
bukti, nilai rupiah penyimpangan terkecil, dan nilai rupiah
penyimpangan terbesar,
• frekuensi kejadian dalam rentang waktu tertentu (setiap hari, minggu,
atau bulan),
• membandingkan data statistik dengan ukuran-ukuran standar.
2. Menunjukkan akibat temuan dari sudut pandang manajemen
Agar rekomendasi dapat diterima manajemen, Anda harus dapat
menjawab pertanyaan lebih lanjut dari manajemen: “Terus bagaimana?
Akibat buruk apa yang akan terjadi? atau Apa yang dapat kami peroleh
dengan melaksanakan rekomendasi Anda.” Akibat, baik berupa risiko
atau manfaat, harus dinyatakan dalam perspektif manajemen, bukan
pengawas. Manajemen sering menganggap apa yang disampaikan
pengawas terlalu sempit, tidak melihat hasil akhir, atau berorientasi pada
kepentingan pengawas.
Untuk menulis laporan yang meyakinkan manajemen, Anda harus
mengubah cara penyajian risiko atau manfaat dari perspektif ke
pangawas ke perspektif manajemen. Pernyataan risiko dan manfaat
dengan perspektif pengawas seperti rendahnya akuntabilitas, tidak
cukup bukti, pelanggaran kebijakan, pelanggaran aturan, dan kerugian
keuangan; serta pernyataan manfaat seperti meningkatkan
pengendalian dan akuntabilitas, memperbaiki prosedur operasi,
meningkatkan konsistensi, atau meningkatkan dokumentasi, kurang
persuasif bagi manajemen.
Pusdiklatwas BPKP – 2010 33
3. Menangani Keberatan
Jika laporan hasil pengawasan memperoleh bantahan manajemen yang
didukung dengan argumentasi yang kuat, Anda perlu memberi
pengakuan dan menangani keberatan tersebut dalam laporan. Penulis
yang berpikir jauh bahkan telah mengantisipasi pertanyaan semacam itu
dan telah memasukkan narasi terkait dalam laporan. Kuantifikasi dan
deskripsi risiko dan manfaat biasanya dapat mencegah munculnya
beberapa pernyataan resistansi. Kritik atau pendekatan satu arah
biasanya merangsang manajemen untuk menentang rekomendasi Anda.
Dalam kasus adanya keberatan, Anda harus menyajikan secara imbang
dan menggunakan diplomasi dengan mengakui keberadaan perspektif
lain. Penyajian seimbang juga dapat diberikan dengan jalan mengakui
capaian positif atau usaha yang telah dilakukan manajemen meskipun
masalah masih terjadi. Penyajian seimbang biasanya ampuh mengatasi
keberatan karena memberikan pengakuan terhadap aspek positif
pendapat lain tanpa membiarkan pendapat tersebut menurunkan posisi
Anda. Menunjukkan bahwa rekomendasi Anda lebih baik daripada
sistem yang sedang berjalan atau dari alternatif lainnya dengan cara
menjelaskan keunggulan berupa tambahan manfaat dari rekomendasi
anda akan membuat laporan lebih persuasif.
C. Menulis Secara Konstruktif
Dalam diskusi bertatap muka, tata cara penyampaian pesan merupakan hal
yang penting untuk memperoleh respons positif, sama pentingnya dengan
pesan itu sendiri. Penggunaan kata, nada suara, atau gerakan mata akan
memengaruhi perasaan seseorang apakah akan menerima atau menolak,
merasa dikecam atau dibantu, merasa diperlakukan secara adil atau dizalimi.
Pemilihan cara penyampaian yang efektif dan pengelolaan perilaku akan
membantu Anda memengaruhi orang lain memperoleh persetujuannya.
Pusdiklatwas BPKP – 2010 34
Dalam penulisan, makna pesan Anda dapat berubah karena perbedaan
penekanan, pemilihan kata, penyusunan paragraf, serta pemilihan data.
Terlepas dari pesan yang disampaikan, Anda dapat menulis secara
konstruktif dan lebih persuasif dengan menerapkan beberapa prinsip berikut:
• Menghindari bahasa perasaan (judgmental) dan generalisasi tanpa
dukungan.
• Menyatakan gagasan positif dalam kalimat positif.
• Menyajikan penyeimbang dan perspektif.
• Menekankan manfaat, rekomendasi, dan solusi.
1. Menghindari bahasa perasaan (judgmental) dan generalisasi tanpa
dukungan
Laporan hasil pengawasan harus bersifat faktual dan konklusif, tidak
boleh hanya memuat pendapat dan diungkapkan dengan samar-samar.
Penggunaan kata yang hanya mencerminkan opini/pendapat tanpa
didukung data akan mendorong perilaku defensif pembaca.
• Gunakan bahasa faktual/konkret
Gunakan nada konstruktif dengan menghindari kata-kata/frasa yang
menunjukkan opini/perasaan Anda seperti: “menurut keyakinan kami”,
“perasaan kami”, “seperti kita ketahui”, atau “menurut pendapat kami”.
Mengganti kata/frasa beropini tersebut dengan kata/frasa yang lebih
objektif akan membuat kalimat kita lebih konstruktif.
• Hati-hatilah dengan Konotasi
Terdapat kata-kata yang menimbulkan konotasi adanya
permasalahan/penyimpangan yang serius. Pembaca akan tertuduh
jika membaca kata-kata tersebut. Penggunaan kata-kata: signifikan,
kegagalan, penyimpangan, ketidakcocokan, ketidakcukupan,
ketidakmampuan, serta pelanggaran sebaiknya digunakan secara
hati-hati karena menimbulkan kesan adanya masalah yang serius.
Pusdiklatwas BPKP – 2010 35
Kata/frasa yang sering digunakan untuk menggambarkan prosedur
audit seperti: “berhasil kami ungkap/kami temukan” memiliki kaitan
yang kuat dengan investigasi tersangka kecurangan. Kata/frasa “kami
identifikasi/kami laporkan” terasa lebih ringan. Bahkan kata temuan
pun memiliki nilai rasa negatif bagi pembaca tertentu.
Menyatakan tujuan audit dengan frasa “untuk mengidentifikasi
kelemahan pengendalian” mencerminkan ketidakpahaman penulis
pada kekuatan kata. Pernyataan tersebut mengesankan bahwa
pengawas memang mencari kesalahan.
• Hindari generalisasi tanpa didukung data
Penggunaan kata yang samar-samar akan menimbulkan permintaan
klarifikasi atau bantahan. Kata-kata seperti banyak, berlebihan, atau
substansial tidak memberi gambaran yang tepat. Sebaiknya gunakan
kuantifikasi dengan angka mutlak atau relatif (persentase) yang
faktual.
Generalisasi pada penyajian simpulan dan rekomendasi juga
berbahaya. Pernyataan “operasi tidak berjalan sebagaimana
mestinya” memiliki makna yang sangat luas dan menimbulkan banyak
penafsiran. Pernyataan seperti “rekonsiliasi kas dan bank harus
dilakukan tepat waktu sesuai ketentuan” akan lebih tegas dan konkret
jika dinyatakan “rekonsiliasi kas dan bank harus dilakukan minimal
sebulan sekali setiap akhir bulan”.
2. Menyatakan Gagasan Positif dalam Kalimat Positif
Pengawas umumnya tidak terbiasa memasukkan pernyataan positif
dalam laporannya. “Tidak terdapat penyimpangan yang kami temukan”
merupakan contoh umum bahwa meskipun untuk simpulan positif,
pengawas dapat menyatakannya dalam kalimat negatif. Umumnya
pengawas mengidap sindrom “generally good, however”. Untuk
Pusdiklatwas BPKP – 2010 36
menyajikan laporan yang seimbang, Anda harus mencari kemungkinan
untuk memasukkan pernyataan positif.
• Pernyataan positif bukan berarti Anda harus mencari sisi positif terkait
masalah negatif yang disampaikan, tetapi menyajikan menyampaikan
gagasan positif dengan bahasa positif. Contoh kalimat penyajian
kalimat negatif yang disajikan dalam bahasa positif dapat dilihat
dalam tabel berikut:
Tabel 3.2 Penyajian dalam Kalimat Positif
No Kalimat Negatif Kalimat Positif
1 Tidak terdapat pelanggaran terhadap
semua ketentuan pengadaan.
Ketentuan pengadaan telah
dilaksanakan sepenuhnya.
2 Kami tidak menemukan kelemahan
signifikan dalam pengendalian
manajemen.
Pengendalian manajemen telah
memadai.
• Menyampaikan hasil pengujian secara seimbang dapat meningkatkan
laporan positif. Sebagian pengawas/auditor melakukan komunikasi
dengan manajemen menggunakan gaya laporan pengecualian
(exception-only reporting). Gaya seperti ini memang padat dan efisien
tetapi dapat menghasilkan laporan negatif. Dalam setiap kegiatan
pengawasan, sebagian hasil teknik pengujian mungkin menunjukkan
sesuatu yang positif. Hal positif tersebut jika signifikan perlu
diapresiasi dan disampaikan pada manajemen.
• Menyampaikan upaya perbaikan yang telah/sedang dilakukan
manajemen terkait dengan permasalahan yang disampaikan
merupakan salah satu upaya untuk membangun laporan positif.
Dalam beberapa kasus, kesalahan atau kelemahan dapat terjadi
walaupun manajemen telah berusaha dengan maksimal dan
beriktikad baik untuk mencegah atau mengatasi masalah tersebut.
Pusdiklatwas BPKP – 2010 37
Pengakuan terhadap upaya tersebut dapat membangun kerja sama
yang lebih baik dan mendorong pengakuan oleh manajemen.
• Menyampaikan tindak lanjut yang dilaksanakan manajemen terkait
dengan rekomendasi hasil pengawasan sebelumnya dapat
meningkatkan nada positif laporan hasil pengawasan. Kita dapat
meningkatkan kesan positif dari kalimat “sebagian besar masalah
hasil audit sebelumnya telah diperbaiki oleh manajemen” dengan
mengemukakan tindak lanjut yang konkret seperti: “akuntabilitas
penerimaan kas telah ditingkatkan dengan pelaksanaan sistem
pencatatan dan pelaporan kas harian”, “program pemeliharaan telah
disusun dan prosedur manual telah dibukukan sebagai pedoman
untuk pelaksanaan pemeliharaan roda empat.”
3. Menyajikan Secara Seimbang dari berbagai sisi
Pengawas tidak boleh membesar-besarkan masalah kecil seolah-olah
sebagai masalah yang besar. Dalam satu isu, hal positif dan negatif
sebaiknya diungkap secara seimbang. Perluasan tujuan/kegiatan usaha
(goals) dapat mengurangi/memperlemah pengendalian yang sudah ada
(meningkatkan risks). Ungkapkan masalah dengan menjaga
keseimbangan sisi tujuan dengan risiko. Rasakan perbedaan kalimat
dalam tabel 3.3 berikut ini:
Tabel 3.3 Kalimat Seimbang dan Tidak Seimbang
No Tidak seimbang Seimbang
1 Frekuensi pemberian pinjaman
yang tidak didukung dokumen yang
lengkap meningkat 20%.
Peningkatan pemberian kredit sebesar
40% diiringi dengan kenaikan 20%
pemberian pinjaman yang tidak didukung
dokumen yang lengkap.
2 Bagian piutang tidak melaksanakan
konfirmasi piutang secara tertulis.
Bagian piutang melakukan konfirmasi
piutang dengan telepon tetapi tidak
menerima dokumen tertulis dari
pelanggan
Pusdiklatwas BPKP – 2010 38
4. Menekankan manfaat, rekomendasi, dan solusi
Dua kata yang sering digunakan dalam laporan pengawasan yaitu “tidak”
dan “seharusnya” menimbulkan kesan mengajari manajemen. Mengganti
kata tersebut dengan “dapat” dan “akan” mampu membuat laporan lebih
konstruktif dan berorientasi hasil.
“Setiap pengiriman barang dicatat dalam formulir pengiriman. Semua pengiriman
hanya memanfaatkan satu baris formulir. Terdapat beberapa pengiriman yang
dilakukan dalam hari yang sama tidak dikonsolidasikan dalam satu formulir. Untuk
meningkatkan efisiensi, seharusnya pengiriman tersebut dikonsolidasikan.”
Susunan kalimat tersebut dapat diperbaiki menjadi:
“Pengiriman pada hari yang sama dapat dikonsolidasikan dalam satu formulir
untuk menghemat kertas dan waktu.” atau “Konsolidasi pengiriman pada hari yang
sama dalam satu formulir akan menghemat kertas dan waktu.”
Alih-alih menyajikan masalah dalam nada negatif (menekankan risiko),
Anda dapat menyusun laporan yang lebih konstruktif dengan menyajikan
solusi dan manfaatnya.
Rasakan perbedaan kesan di antara dua pernyataan berikut:
- Pernyataan negatif (menekankan pada risiko)
“Tidak terdapat pengecekan independen terhadap akurasi dan
kelengkapan catatan persediaan. Hal tersebut dapat menyebabkan
adanya kesalahan yang tidak terdeteksi serta pengeluaran barang
dari gudang tanpa dicatat.”
- Pernyataan positif (menekankan pada solusi dan manfaat)
“Pemisahan antara petugas pencatat buku persediaan dengan
petugas gudang akan menjamin semua penerimaan dan pengeluaran
barang dicatat dalam sistem perpetual. Pencocokan stok dan
rekonsiliasi akan menverifikasi kelengkapan dan akurasi pencatatan.”
Pusdiklatwas BPKP – 2010 39
D. Latihan
1. Sebutkan dan jelaskan teknik penulisan untuk memperoleh perhatian
pembaca!
2. Sebutkan dan jelaskan teknik penulisan untuk mengelola detail informasi
yang akan disampaikan pada pembaca laporan!
3. Sebutkan dan jelaskan teknik penulisan untuk meyakinkan pembaca
laporan!
4. Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip penulisan agar laporan menjadi
lebih persuasif!
Pusdiklatwas BPKP – 2010
PENULISAN LAPORAN HASIL AUDIT
Indikator Keberhasilan: Setelah mengik
dapat menulis laporan hasil audit kinerja yang profesional
A. Audit Kinerja
Audit kinerja adalah audit atas pelaksanaan tugas dan fungsi instansi
pemerintah yang terdiri atas audit aspek ekonomi, efisiensi,
Istilah lain yang sering digunakan untuk menyebutnya adalah audit
operasional, management audit
audit.
Audit kinerja bertujuan untuk menilai apakah kegiatan suatu entitas telah
dilakukan secara ekon
dan akibat kegiatan yang tidak 3E; dan memberi rekomendasi perbaikan
kepada manajemen. Konsep 3E dapat dijelaskan menggunakan bagan
umum kegiatan audit
Gambar 4.1. Bagan
2010
BAB IV
PENULISAN LAPORAN HASIL AUDIT
KINERJA
Indikator Keberhasilan: Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan
menulis laporan hasil audit kinerja yang profesional
adalah audit atas pelaksanaan tugas dan fungsi instansi
pemerintah yang terdiri atas audit aspek ekonomi, efisiensi,
Istilah lain yang sering digunakan untuk menyebutnya adalah audit
management audit, performance audit, serta value for money
Audit kinerja bertujuan untuk menilai apakah kegiatan suatu entitas telah
dilakukan secara ekonomis, efisien, dan efektif (3E); mengidentifikasi sebab
dan akibat kegiatan yang tidak 3E; dan memberi rekomendasi perbaikan
kepada manajemen. Konsep 3E dapat dijelaskan menggunakan bagan
umum kegiatan auditan (value for money chain):
Gambar 4.1. Bagan value vor money chain
40
PENULISAN LAPORAN HASIL AUDIT
uti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan
menulis laporan hasil audit kinerja yang profesional
adalah audit atas pelaksanaan tugas dan fungsi instansi
pemerintah yang terdiri atas audit aspek ekonomi, efisiensi, dan efektivitas.
Istilah lain yang sering digunakan untuk menyebutnya adalah audit
value for money
Audit kinerja bertujuan untuk menilai apakah kegiatan suatu entitas telah
, efisien, dan efektif (3E); mengidentifikasi sebab
dan akibat kegiatan yang tidak 3E; dan memberi rekomendasi perbaikan
kepada manajemen. Konsep 3E dapat dijelaskan menggunakan bagan
Pusdiklatwas BPKP – 2010 41
Ekonomis terkait hubungan antara input kegiatan dengan input primer
(uang/anggaran). Suatu kegiatan dikatakan ekonomis jika menggunakan
input dengan harga yang lebih murah/hemat. Efisien terkait hubungan antara
output dengan input. Suatu kegiatan dikatakan efisien jika untuk mencapai
standar output tertentu dapat digunakan input yang lebih sedikit. Sedangkan
efektif terkait dengan hubungan output dan outcome. Suatu kegiatan
dikatakan efektif jika menghasilkan output sesuai rencana, dan output
tersebut dimanfaatkan (menghasilkan outcome sesuai rencana). Dalam
praktik, dapat terjadi pertentangan/trade off di antara ketiga kondisi tersebut.
B. Standar Pelaporan Hasil Audit Kinerja
Standar pelaporan hasil audit kinerja diatur dalam Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/05/M.PAN/03/2008 tentang
Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah. Standar pelaporan
audit kinerja merupakan acuan bagi penyusunan laporan hasil audit yang
merupakan tahap akhir kegiatan audit kinerja, untuk mengomunikasikan
hasil audit kinerja kepada auditi dan pihak lain yang terkait. Standar
pelaporan audit kinerja mencakup:
4000 – Kewajiban Membuat Laporan
4100 – Cara dan Saat Pelaporan
4200 – Bentuk dan Isi Laporan
4300 – Kualitas Laporan
4400 – Tanggapan Auditi
4500 – Penerbitan dan Distribusi Laporan
Pusdiklatwas BPKP – 2010 42
C. Penjelasan Standar Pelaporan Hasil Audit Kinerja
1. Standar 4000 – Kewajiban Membuat Laporan
Auditor harus membuat laporan hasil audit kinerja sesuai dengan
penugasannya, yang disusun dalam format yang sesuai, segera setelah
selesai melakukan audit. Laporan hasil audit merupakan hasil akhir dari
proses audit. Laporan hasil audit berguna antara lain untuk:
• mengomunikasikan hasil audit kepada auditi dan pihak lain yang
berwenang berdasarkan peraturan perundang-undangan;
• menghindari kesalahpahaman atas hasil audit;
• menjadi bahan untuk melakukan tindakan perbaikan bagi auditi dan
instansi terkait; dan
• memudahkan pemantauan tindak lanjut untuk menentukan pengaruh
tindakan perbaikan yang semestinya telah dilakukan.
Kebutuhan untuk melaksanakan pertanggungjawaban atas program
menghendaki bahwa laporan hasil audit disajikan dalam bentuk yang
mudah diakses.
2. Standar 4100 – Cara dan Saat Pelaporan
Laporan hasil audit kinerja harus dibuat secara tertulis dan segera, yaitu
pada kesempatan pertama setelah berakhirnya pelaksanaan audit.
Laporan hasil audit harus dibuat secara tertulis untuk menghindari
kemungkinan salah tafsir atas kesimpulan, temuan dan rekomendasi
auditor. Keharusan membuat laporan secara tertulis tidak berarti
membatasi atau mencegah pembahasan lisan dengan auditi selama
proses audit berlangsung. Pembuatan laporan hasil audit dilakukan
segera setelah selesainya pekerjaan lapangan, tanpa harus ditunda.
Pusdiklatwas BPKP – 2010 43
3. Standar 4200 – Bentuk dan Isi Laporan
Laporan hasil audit kinerja harus dibuat dalam bentuk dan isi yang dapat
dimengerti oleh auditi dan pihak lain yang terkait. Bentuk laporan pada
dasarnya bisa berbentuk surat atau bab. Bentuk surat digunakan apabila
dari hasil audit tersebut tidak diketemukan banyak temuan. Sedangkan
bentuk bab digunakan apabila dari hasil pemeriksaan ditemukan banyak
temuan.
Baik bentuk surat maupun bab, laporan hasil audit setidaknya harus
memuat:
a) dasar melakukan audit;
b) identifikasi auditi;
c) tujuan/sasaran, lingkup, dan metodologi audit;
d) pernyataan bahwa audit dilaksanakan sesuai dengan standar audit;
e) kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi;
f) hasil audit berupa kesimpulan, temuan audit, dan rekomendasi;
g) tanggapan dari pejabat auditi yang bertanggung jawab;
h) pernyataan adanya keterbatasan dalam audit serta pihak-pihak yang
menerima laporan;
i) pelaporan informasi rahasia apabila ada.
Kelemahan dalam sistem pengendalian intern, ketidakpatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan, kecurangan dan ketidakpatutan (abuse)
disajikan sebagai bagian temuan.
4210 – Kelemahan Sistem Pengendalian Intern
Auditor harus melaporkan adanya kelemahan atas sistem pengendalian
intern auditi. Kelemahan atas sistem pengendalian intern yang dilaporkan
adalah yang mempunyai pengaruh signifikan. Sedangkan kelemahan
yang tidak signifikan cukup disampaikan kepada auditi dalam bentuk
surat (management letter).
Pusdiklatwas BPKP – 2010 44
4220 – Ketidakpatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan,
Kecurangan dan Ketidakpatutan (Abuse)
Auditor harus melaporkan adanya ketidakpatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan, kecurangan, dan ketidakpatutan (abuse) apabila
berdasarkan bukti-bukti yang diperoleh auditor menyimpulkan bahwa
telah terjadi ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan,
kecurangan, dan ketidakpatutan (abuse). Dalam hal peraturan
perundang-undangan mengatur bahwa APIP harus segera melaporkan
adanya ketidakpatuhan, kecurangan, dan ketidakpatutan kepada pihak-
pihak yang ditentukan segera setelah ditemukan, auditor harus segera
melaporkan sesuai dengan ketentuan internal APIP tanpa harus
menunggu laporan hasil audit diselesaikan. Auditor bisa menggunakan
bantuan konsultan hukum untuk menentukan apakah telah terjadi
ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan
kecurangan serta mekanisme pelaporannya.
4. Standar 4300 – Kualitas Laporan
Laporan hasil audit kinerja harus tepat waktu, lengkap, akurat, objektif,
meyakinkan, serta jelas, dan seringkas mungkin.
o Tepat Waktu
Agar suatu informasi bermanfaat secara maksimal, maka laporan hasil
audit harus tepat waktu. Laporan yang dibuat dengan hati-hati tetapi
terlambat disampaikan, nilainya menjadi kurang bagi pengguna
laporan hasil audit. Selama audit berlangsung, auditor harus
mempertimbangkan adanya laporan hasil audit sementara untuk hal
yang material kepada auditi dan/atau kepada pihak lain yang terkait.
Laporan hasil audit sementara tersebut bukan merupakan pengganti
laporan hasil audit akhir, tetapi mengingatkan kepada pejabat terkait
terhadap hal yang membutuhkan perhatian segera dan memungkinkan
Pusdiklatwas BPKP – 2010 45
pejabat tersebut untuk memperbaikinya sebelum laporan hasil audit
akhir diselesaikan.
o Lengkap
Laporan hasil audit harus memuat semua informasi dari bukti yang
dibutuhkan untuk memenuhi sasaran audit, memberikan pemahaman
yang benar dan memadai atas hal yang dilaporkan, dan memenuhi
persyaratan isi laporan hasil audit. Laporan hasil audit harus
memasukkan informasi mengenai latar belakang permasalahan secara
memadai, memberikan perspektif yang wajar mengenai aspek
kedalaman dan signifikansi temuan audit, seperti frekuensi terjadinya
penyimpangan dibandingkan dengan jumlah kasus atau transaksi yang
diuji, serta hubungan antara temuan audit dengan kegiatan entitas
yang diaudit. Umumnya, satu kasus kekurangan/kelemahan saja tidak
cukup untuk mendukung suatu simpulan yang luas atau rekomendasi
yang berhubungan dengan simpulan tersebut. Satu kasus itu hanya
dapat diartikan sebagai adanya kelemahan, kesalahan, atau
kekurangan data pendukung. Oleh karena itu, informasi yang terinci
perlu diungkapkan dalam laporan hasil audit untuk meyakinkan
pengguna laporan hasil audit tersebut.
o Akurat
Akurat berarti bukti yang disajikan benar dan temuan itu disajikan
dengan tepat. Keakuratan diperlukan untuk memberikan keyakinan
kepada pengguna laporan bahwa apa yang dilaporkan memiliki
kredibilitas dan dapat diandalkan. Satu ketidakakuratan dalam laporan
hasil audit dapat menimbulkan keraguan atas keandalan seluruh
laporan tersebut dan dapat mengalihkan perhatian pengguna laporan
hasil audit dari substansi laporan tersebut. Laporan yang tidak akurat
dapat merusak kredibilitas APIP dan mengurangi efektivitas laporan.
Pusdiklatwas BPKP – 2010 46
Laporan hasil audit harus memuat informasi yang didukung oleh bukti
yang kompeten dan relevan dalam kertas kerja audit. Apabila terdapat
data yang material terhadap temuan audit tetapi auditor tidak
melakukan pengujian terhadap data tersebut, maka auditor harus
secara jelas menunjukkan dalam laporan hasil auditnya bahwa data
tersebut tidak diperiksa dan tidak membuat temuan atau rekomendasi
berdasarkan data tersebut.
Bukti yang dicantumkan dalam laporan hasil audit harus masuk akal
dan mencerminkan kebenaran mengenai masalah yang dilaporkan.
Penggambaran yang benar berarti penjelasan secara akurat tentang
lingkup dan metodologi audit, serta penyajian temuan yang konsisten
dengan lingkup audit. Salah satu cara untuk meyakinkan bahwa
laporan hasil audit telah memenuhi standar pelaporan adalah dengan
menggunakan proses pengendalian mutu, seperti proses referensi.
Proses referensi adalah proses dimana seorang auditor yang tidak
terlibat dalam proses audit tersebut menguji bahwa suatu fakta, angka,
atau tanggal telah dilaporkan dengan benar, bahwa temuan telah
didukung dengan dokumentasi audit, dan bahwa simpulan dan
rekomendasi secara logis didasarkan pada data pendukung.
o Objektif
Objektivitas berarti penyajian seluruh laporan harus seimbang dalam
isi dan redaksi. Kredibilitas suatu laporan ditentukan oleh penyajian
bukti yang tidak memihak, sehingga pengguna laporan hasil audit
dapat diyakinkan oleh fakta yang disajikan.
Laporan hasil audit harus adil dan tidak menyesatkan. Ini berarti
auditor harus menyajikan hasil audit secara netral dan menghindari
kecenderungan melebih-lebihkan kekurangan yang ada. Dalam
menjelaskan kekurangan suatu kinerja, auditor harus menyajikan
penjelasan pejabat yang bertanggung jawab, termasuk pertimbangan
atas kesulitan yang dihadapi entitas yang diperiksa.
Pusdiklatwas BPKP – 2010 47
Redaksi laporan harus mendorong pengambil keputusan untuk
bertindak atas dasar temuan dan rekomendasi auditor. Meskipun
temuan auditor harus disajikan dengan jelas dan terbuka, auditor
harus ingat bahwa salah satu tujuannya adalah untuk meyakinkan.
Cara terbaik untuk itu adalah dengan menghindari bahasa laporan
yang menimbulkan adanya sikap membela diri dan menentang dari
entitas yang diaudit. Meskipun kritik terhadap kinerja yang telah lalu
seringkali dibutuhkan, laporan hasil audit harus menekankan
perbaikan yang diperlukan.
o Meyakinkan
Agar meyakinkan, maka laporan harus dapat menjawab sasaran audit,
menyajikan temuan, kesimpulan, dan rekomendasi yang logis.
Informasi yang disajikan harus cukup meyakinkan pengguna laporan
untuk mengakui validitas temuan tersebut dan manfaat penerapan
rekomendasi. Laporan yang disusun dengan cara ini dapat membantu
pejabat yang bertanggung jawab untuk memusatkan perhatiannya atas
hal yang memerlukan perhatian itu, dan dapat membantu untuk
melakukan perbaikan sesuai rekomendasi dalam laporan hasil audit.
o Jelas
Laporan harus mudah dibaca dan dipahami. Laporan harus ditulis
dengan bahasa yang jelas dan sesederhana mungkin. Penggunaan
bahasa yang lugas dan tidak teknis sangat penting untuk
menyederhanakan penyajian. Jika digunakan istilah teknis, singkatan,
dan akronim yang tidak begitu dikenal, maka hal itu harus didefinisikan
dengan jelas. Akronim agar digunakan sejarang mungkin.
Apabila diperlukan, auditor dapat membuat ringkasan laporan untuk
menyampaikan informasi yang penting sehingga diperhatikan oleh
pengguna laporan hasil audit. Ringkasan tersebut memuat jawaban
Pusdiklatwas BPKP – 2010 48
terhadap sasaran audit, temuan-temuan yang paling material, dan
rekomendasi.
Pengorganisasian laporan secara logis, akurat, dan tepat dalam
menyajikan fakta, merupakan hal yang penting untuk memberi
kejelasan dan pemahaman bagi pengguna laporan hasil audit.
Penggunaan judul, subjudul, dan kalimat topik (utama) akan membuat
laporan lebih mudah dibaca dan dipahami. Alat bantu visual (seperti
gambar, bagan, grafik, dan peta) dapat digunakan untuk menjelaskan
dan memberikan resume terhadap suatu masalah yang rumit.
o Ringkas
Laporan yang ringkas adalah laporan yang tidak lebih panjang
daripada yang diperlukan untuk menyampaikan dan mendukung
pesan. Laporan yang terlalu rinci dapat menurunkan kualitas laporan,
bahkan dapat menyembunyikan pesan yang sesungguhnya dan dapat
membingungkan atau mengurangi minat pembaca. Pengulangan yang
tidak perlu juga harus dihindari. Meskipun banyak peluang untuk
mempertimbangkan isi laporan, laporan yang lengkap tetapi ringkas,
akan mencapai hasil yang lebih baik.
5. Standar 4400 – Tanggapan Auditi
Auditor harus meminta tanggapan/pendapat tertulis dari pejabat auditi
yang bertanggung jawab atas kesimpulan, temuan, dan rekomendasi,
termasuk tindakan perbaikan yang direncanakan oleh auditi. Tanggapan
tersebut harus dievaluasi dan dipahami secara seimbang dan objektif,
serta disajikan secara memadai dalam laporan hasil audit. Tanggapan
yang diberikan, seperti janji atau rencana tindakan perbaikan, harus
dicantumkan dalam laporan hasil audit, tetapi tidak dapat diterima
sebagai pembenaran untuk menghilangkan temuan dan rekomendasi
yang berhubungan dengan temuan tersebut.
Pusdiklatwas BPKP – 2010 49
Auditor harus melaporkan tanggapan pejabat auditi yang bertanggung
jawab atas program yang diaudit mengenai kesimpulan, temuan, dan
rekomendasi auditor, serta perbaikan yang direncanakan olehnya. Salah
satu cara yang paling efektif untuk memastikan bahwa suatu laporan
hasil audit dipandang adil, lengkap, dan objektif adalah adanya reviu dan
tanggapan dari pejabat yang bertanggung jawab, sehingga dapat
diperoleh suatu laporan yang tidak hanya mengemukakan temuan dan
pendapat auditor saja, melainkan memuat pula pendapat dan rencana
yang akan dilakukan oleh pejabat yang bertanggung jawab tersebut.
Apabila tanggapan dari auditi bertentangan dengan kesimpulan, temuan,
dan rekomendasi dalam laporan hasil audit, dan menurut pendapat
auditor tanggapan tersebut tidak benar, maka auditor harus
menyampaikan ketidaksetujuannya atas tanggapan tersebut beserta
alasannya secara seimbang dan objektif. Sebaliknya, auditor harus
memperbaiki laporannya, apabila auditor berpendapat bahwa tanggapan
tersebut benar.
6. Standar 4500 – Penerbitan dan Distribusi Laporan
Laporan hasil audit kinerja diserahkan kepada pimpinan organisasi,
auditi, dan pihak lain yang diberi wewenang untuk menerima laporan
hasil audit sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Laporan hasil audit kinerja harus didistribusikan tepat waktu kepada pihak
yang berkepentingan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Namun dalam hal yang diaudit merupakan rahasia negara
maka untuk tujuan keamanan atau dilarang disampaikan kepada pihak-
pihak tertentu atas dasar ketentuan peraturan perundang-undangan,
auditor dapat membatasi pendistribusian laporan tersebut. Apabila audit
dihentikan sebelum berakhir, tetapi auditor tidak mengeluarkan laporan
hasil audit, maka auditor harus membuat catatan yang mengikhtisarkan
hasil audit sampai tanggal penghentian dan menjelaskan alasan
Pusdiklatwas BPKP – 2010 50
penghentian. Auditor juga harus mengomunikasikan secara tertulis
alasan penghentian audit kepada auditi dan pejabat lain yang berwenang.
D. Format Laporan
Standar Pelaporan telah mengatur standar bentuk dan isi laporan hasil audit
kinerja namun tidak mengatur formatnya. Dengan demikian, instansi APIP
dapat mengatur lebih lanjut format dan bentuk laporan.
1. Laporan Bentuk Surat
Laporan bentuk surat, sama dengan surat biasa, tidak perlu
menggunakan kulit laporan (cover). Laporan bentuk surat tetap wajib
memenuhi standar isi laporan. Susunan laporan mengikuti pedoman
administrasi umum yang berlaku pada instansi yang bersangkutan.
Gambar 4.2 Contoh Format LHA Operasional Bentuk Surat
KOP SURAT
Nomor : LHA- Kota, tanggal
Lampiran : ....
Hal : Laporan Hasil Audit Kinerja
...............................
Yth. ..............
Paragraf Pembuka:
dasar melakukan audit; identifikasi auditi; tujuan/sasaran, lingkup, dan metodologi
audit; pernyataan bahwa audit dilaksanakan sesuai dengan standar audit; kriteria
yang digunakan untuk mengevaluasi. Pernyataan adanya keterbatasan dalam audit
(jika ada).
Paragraf Isi:
hasil audit berupa kesimpulan, temuan audit, dan rekomendasi; tanggapan dari
pejabat auditi yang bertanggung jawab. Pelaporan informasi rahasia apabila ada.
Paragraf Penutup:
Jabatan Penanggung Jawab Audit
Tanda tangan
Nama
NIP
Tembusan:
Pusdiklatwas BPKP – 2010 51
Contoh paragraf pembuka yang berisi dasar pelaksanaan audit, tujuan
audit, sasaran/lingkup audit, serta pernyataan kesesuaian audit dengan
standar dan metodologi audit:
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten A Nomor 1 Tahun 2001 tentang
Inspektorat Kabupaten A, kami telah melakukan audit kinerja atas pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi SKPD Dinas Pendidikan. Audit bertujuan untuk menilai apakah
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi SKPD Pendidikan telah memenuhi unsur
ekonomis, efisiensi, dan efektivitas, serta ketaatan pada ketentuan yang berlaku.
Sasaran audit adalah pelaksanaan kegiatan tahun anggaran 2012 oleh SKPD Dinas
Pendidikan, namun tidak termasuk kegiatan UPTD. Audit dilaksanakan sesuai dengan
Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah, oleh karenanya meliputi
penilaian dan pengumpulan bukti-bukti, penilaian atas sistem pengendalian intern
yang diterapkan SKPD, dan penilaian ketaatan terhadap peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Contoh paragraf isi yang menyajikan gambaran umum auditi dan hasil
audit:
Pelaksanaan tupoksi SKPD Dinas Pendidikan tahun 2012 dilakukan melalui 40
kegiatan yang didanai dengan anggaran sesuai DPA Nomor DPA-0123/2012 sebesar
Rp1.234.567.000,00. Realisasi fisik kegiatan dan keuangan masing-masing mencapai
100% dan 95%. Tidak terdapat hambatan yang berarti dalam pencapaian target.
Dari audit diketahui bahwa 39 kegiatan telah didukung pengendalian intern yang
memadai dan dilaksanakan secara ekonomis, efisien, dan efektif, sesuai ketentuan
yang berlaku. Terdapat kelemahan pengendalian intern berupa pelanggaran prosedur
pengadaan barang dan jasa pada kegiatan pembangunan 20 gedung sekolah dasar.
Kelemahan pengendalian tersebut menyebabkan ketidakekonomisan yang
mengakibatkan kerugian daerah sebesar Rp432.234.000,00. Uraian lebih rinci lihat
lampiran.
Terhadap permasalahan tersebut kami rekomendasikan kepada:
• Bupati untuk memberikan sanksi kepada pengguna anggaran yang telah sengaja
melakukan pelanggaran prosedur pengadaan.
• Pengguna anggaran untuk mempertanggungjawabkan kerugian dengan menyetor
ke kas daerah sebesar Rp432.234.000,00.
Pengguna Anggaran telah mengakui adanya permasalahan tersebut dan bersedia
melakukan tindak lanjut sesuai rekomendasi yang kami sampaikan.
Pusdiklatwas BPKP – 2010 52
Contoh paragraf penutup:
Demikian kami sampaikan, atas kesediaan Saudara untuk melaksanakan tindak lanjut
kami ucapkan terima kasih.
2. Laporan Bentuk Bab
Format laporan hasil audit kinerja bentuk bab dapat diatur dan
dikembangkan oleh instansi APIP dengan tetap memperhatikan
ketentuan dalam Standar Pelaporan. Berikut ini adalah contoh format
laporan audit kinerja bentuk bab. Perlu kami tegaskan, format laporan
dapat dikembangkan sesuai kebutuhan, tidak harus mengikuti contoh
berikut:
Gambar 4.3 Format LHA Operasional Bentuk Bab
Sampul Depan
Halaman Pengantar
Daftar Isi
Bagian Pertama : Ringkasan Hasil Audit
Bagian Kedua : Uraian Hasil Audit
Bab I Pendahuluan
1. Informasi Umum Audit
2. Informasi Umum Mengenai Auditi:
a. Organisasi dan manajemen
b. Kegiatan auditi
c. Target, realisasi, dan hambatan pencapaian target kegiatan dan
keuangan
d. Sistem pengendalian manajemen
e. Informasi lainnya
Bab II Uraian Hasil Audit
1. Simpulan dan Temuan Hasil Audit
2. Hal-hal lain yang perlu diperhatikan
Lampiran
Bagian-bagian dalam format laporan hasil audit kinerja bentuk bab di atas
dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pusdiklatwas BPKP – 2010 53
a. Sampul Depan
Pada halaman sampul depan dicantumkan nama instansi auditor,
nomor laporan, tanggal, dan judul laporan. Judul laporan harus
memberikan gambaran mengenai isi laporan (misal Laporan Hasil
Audit Kinerja Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi SKPD Dinas
Pendidikan Tahun Anggaran 2012). Sampul depan laporan dapat
didesain dengan warna dan gambar yang menarik untuk
menumbuhkan keinginan mengetahui isi laporan.
b. Halaman Pengantar
Halaman pengantar mencantumkan kop instansi, nomor dan tanggal
LHA, perihal, lampiran, pihak yang dituju, serta kalimat pengantar.
Gambar 4.4 Contoh Format Halaman Pengantar
Inspektorat Kabupaten Terang
Jalan Pangeran Diponorogo Nomor 77, Terang
Telepon 077-212212, Faksimili 077.212213
Email:terang@inspektorat.go.id Web: www.isnpektoratterang.go.id
Nomor : LHA-012/Inps/2013 Terang, 3 Maret 2013
Lampiran : 1 berkas
Hal : Laporan Hasil Audit Kinerja Dinas Pendidikan Kabupaten
Terang Tahun Anggaran 2013
Yth. Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten Terang
Bersama ini kami sampaikan hasil audit kinerja pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi Dinas Pendidikan Kabupaten Terang Tahun Anggaran 2013 dengan
susunan sebagai berikut:
Bagian I Pendahuluan
Bagian II Hasil Audit
c. Ringkasan Hasil Audit
Ringkasan hasil audit menyajikan hal-hal yang penting dari hasil audit
secara ringkas dan jelas. Ringkasan ini bersumber dari uraian hasil
Pusdiklatwas BPKP – 2010 54
audit. Dengan demikian tidak ada ringkasan hasil audit yang tidak ada
uraiannya di dalam bagian uraian hasil audit. Yang perlu disampaikan
dalam ringkasan hasil audit antara lain:
• Simpulan hasil audit, termasuk simpulan hasil pengujian SPM
dan simpulan mengenai ketaatan pada peraturan yang berlaku
• Temuan hasil audit
• Rekomendasi bagi pejabat yang berwenang melakukan tindak
lanjut
• Komentar dari pejabat auditi
d. Informasi Umum Audit
Bagian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kegiatan
audit yang dilaksanakan. Informasi yang disajikan dalam bagian ini
meliputi:
dasar audit, tujuan, sasaran, metodologi, dan ruang lingkup audit;
pernyataan kesesuaian dengan Standar Audit APIP; kriteria yang
digunakan, dan keterbatasan dalam pelaksanaan audit.
e. Informasi Umum Mengenai Auditi
Bagian ini bertujuan untuk memberikan gambaran kepada pembaca
mengenai:
1) Organisasi dan manajemen
Pada subbagian ini dikemukakan dasar hukum, tujuan
kegiatan/organisasi, posisi entitas yang diaudit ditinjau dari
organisasi yang lebih luas, dan pimpinan yang berwenang memberi
tanggapan terhadap hasil audit.
Pusdiklatwas BPKP – 2010 55
2) Kegiatan Auditi
Pada bagian ini disampaikan informasi mengenai kegiatan yang
dilaksanakan auditi serta kegiatan mana yang diaudit. Pada
kegiatan yang diaudit sebaiknya disampaikan tujuan untuk setiap
kegiatan.
3) Realisasi dan hambatan pencapaian target kegiatan dan
keuangan
Pada bagian ini disajikan persentase capaian target kegiatan fisik,
realisasi anggaran, serta hambatan pencapaian target dan
hambatan penyerapan anggaran. Informasi yang disajikan adalah
informasi yang telah diaudit.
4) Sistem Pengendalian Manajemen
Pada bagian ini disampaikan hasil pengujian sistem pengendalian
intern yang telah diterapkan manajemen.
5) Informasi lainnya
Pada bagian ini disajikan hal-hal yang dipandang perlu untuk
disampaikan, misalnya informasi mengenai tindak lanjut hasil audit
sebelumnya, hambatan pelaksanaan tindak lanjut, hal-hal yang
diidentifikasi mengandung masalah namun belum tuntas auditnya,
dan sebagainya.
6) Simpulan dan Temuan Hasil Audit
Pada bagian ini disajikan simpulan hasil audit terkait dengan tujuan
audit. Simpulan tersebut antara lain mengenai aspek
keekonomisan, efisiensi, efektivitas, dan ketaatan. Simpulan
sebaiknya disampaikan dalam perspektif yang seimbang.
Temuan hasil audit yang ditulis harus sudah dibicarakan dengan
penanggung jawab auditi. Setiap temuan hendaknya diberi judul
dan disajikan berdasar tingkat urgensi masalah. Temuan yang
disajikan hendaknya memiliki atribut yang lengkap, penting untuk
Pusdiklatwas BPKP – 2010 56
disampaikan dan bermanfaat, meyakinkan/didukung bukti, objektif
dan seimbang dalam penyajian, dan bersifat konstruktif.
Rekomendasi harus jelas menyebutkan apa yang perlu
dilaksanakan dan ditujukan kepada pihak yang memang berwenang
untuk melaksanakannya. Pelaksanaan tindak lanjut sebelum
penerbitan laporan dapat diapresiasi dalam laporan.
7) Hal-hal yang perlu diperhatikan
Pada bagian ini disajikan hal-hal yang perlu memperoleh perhatian
manajemen dan perlu dilakukan perbaikan oleh manajemen namun
tidak memenuhi atribut temuan. Misalnya permasalahan yang
akibatnya belum terjadi (masih bersifat potensial).
8) Lampiran
Lampiran memuat hal-hal yang memperkuat atau memperjelas
uraiain hasil audit, dapat berupa:
• Dokumen, hasil analisis, dan daftar-daftar.
• Komentar pejabat auditi atau pihak ketiga. Hal ini dapat
dilampirkan karena terlalu panjang untuk dimuat dalam temuan
hasil audit.
• Daftar nama pejabat dan jabatannya yang terkait dengan temuan,
yang terlalu panjang untuk dimuat dalam temuan hasil audit.
• Daftar singkatan dan kepanjangannya.
• Dan lain-lain yang dipandang perlu.
Pusdiklatwas BPKP – 2010 57
E. Latihan
1. Sebutkan dan jelaskan standar audit kinerja menurut SA APIP!
2. Berdasar informasi berikut, susunlah laporan hasil audit operasional
bentuk surat selengkap mungkin.
Inspektorat Kota Lulus yang beralamat di jalan Adi Sumarno Nomor 77, Cilancar,
telepon 534678 telah menugaskan tim audit operasional aspek kepegawaian pada
Dinas Pendidikan Kota Lulus untuk Tahun Anggaran 2008.
Audit tersebut bertujuan untuk menilai efektivitas pelaksanaan absen sidik jari/
finger print yang telah diimplementasikan Dinas Pendidikan. Pelaksanaan audit
telah mengacu pada Standar Audit APIP. Pelaksanaan presensi sidik jari telah
dilaksanakan sejak tanggal 15 Mei 2008 dengan tujuan untuk meningkatkan
kedisiplinan pegawai sehingga tidak ada lagi pegawai yang “titip absen”.
Dari hasil audit diketahui bahwa secara umum pelaksanaan kegiatan telah berjalan
baik, namun masih terdapat beberapa pegawai yang terlambat datang tetapi pada
mesin sidik jari tetap tercatat hadir tepat waktu. Hal tersebut terjadi karena adanya
kolusi antara pegawai, Kasubbag Kepegawaian, dan petugas kebersihan (data
sidik jari pegawai yang diinput ke data base mesin finger print adalah data sidik
jari petugas kebersihan). Kepala Dinas Pendidikan mengakui adanya
permasalahan tersebut dan sanggup melakukan rekomendasi auditor untuk
memberi sanksi kepada pelaku kolusi.
LHA tersebut telah ditandatangani Inspektur Kota Lulus (Drs. Revolido, Ak.
NIP131456789) tanggal 15 Juni 2009 dengan nomor LHA-22/AO/2009. Tembusan
Laporan disampaikan kepada Walikota dan Kepala Badan Kepegawaian Daerah.
3. Buatlah laporan hasil audit kinerja bentuk bab untuk subbab informasi
umum audit secara lengkap! Anda boleh menggunakan data rekaan
(asumsi) untuk membuat subbab tersebut secara utuh.
4. Buatlah informasi umum auditi yang memuat organisasi manajemen serta
kondisi sistem pengendalian intern auditi. Anda boleh menggunakan data
rekaan (asumsi) untuk membuat subbab tersebut secara utuh.
Pusdiklatwas BPKP – 2010 58
BAB V
PENULISAN LAPORAN HASIL AUDIT
INVESTIGATIF
Indikator Keberhasilan: Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan
dapat menulis laporan hasil audit investigatif yang profesional
A. Audit Investigatif
Secara umum, audit investigatif adalah audit yang
dilakukan berkaitan dengan adanya indikasi tindak pidana
korupsi, penyalahgunaan wewenang, serta ketidaklancaran
pembangunan.
Menurut Standar Audit APIP, Audit investigatif adalah
proses mencari, menemukan, dan mengumpulkan bukti secara sistematis
yang bertujuan mengungkapkan terjadi atau tidaknya suatu perbuatan dan
pelakunya guna dilakukan tindakan hukum selanjutnya.
B. Standar Pelaporan Hasil Audit Investigatif
Standar pelaporan hasil audit investigatif diatur dalam Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/05/M.PAN/03/2008
Tentang Standar Audit APIP. Standar pelaporan tersebut mencakup:
7000 – Kewajiban Membuat Laporan
7100 – Cara dan Saat Pelaporan
7200 – Bentuk dan Isi Laporan
7300 – Kualitas Laporan
7400 – Pembicaraan Akhir dengan Auditi
7500 – Penerbitan dan Distribusi Laporan
Pusdiklatwas BPKP – 2010 59
C. Penjelasan Standar Pelaporan Hasil Audit Investigatif
1. Standar 7000 – Kewajiban Membuat Laporan
Auditor investigatif harus membuat laporan hasil audit investigatif sesuai
dengan penugasannya yang disusun dalam format yang tepat segera
setelah melakukan tugasnya. Laporan hasil audit investigatif dibuat
secara tertulis dengan tujuan untuk memudahkan pembuktian dan
berguna untuk proses hukum berikutnya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Beberapa pedoman di bawah ini harus
dipertimbangkan:
a. Fakta-fakta, termasuk suatu pernyataan yang singkat dan jelas
berkenaan dengan penerapan hukum yang dilanggar atau dasar
suatu audit investigatif, harus diungkapkan untuk membantu
pemahaman pembaca.
b. Laporan harus memuat bukti-bukti, baik yang mendukung maupun
yang melemahkan temuan.
c. Laporan harus didukung dengan KKA investigatif yang memuat
referensi kepada semua wawancara, kontak, atau aktivitas audit
investigatif yang lain.
d. Laporan harus mencerminkan apa hasil yang diperoleh dari audit
investigatif, dalam hal ini termasuk denda, penghematan, pemulihan,
tuduhan, rekomendasi, dan sebagainya.
e. Auditor harus menulis laporannya dalam bentuk deduktif,
menggunakan kalimat dan pernyataan yang berupa ulasan dan
kalimat topik. Penulisan kalimat dan paragraf harus singkat,
sederhana, dan langsung.
f. Laporan harus ringkas tanpa mengorbankan kejelasan, kelengkapan,
dan ketepatan untuk mengomunikasikan temuan audit investigatif
yang relevan.
Pusdiklatwas BPKP – 2010 60
g. Laporan tidak boleh mengungkapkan pertanyaan yang belum
terjawab atau memungkinkan interpretasi yang keliru.
h. Laporan audit investigatif tidak boleh mengandung opini atau
pandangan pribadi. Semua penilaian, kesimpulan, pengamatan, dan
rekomendasi harus berdasarkan fakta yang tersedia.
i. Kelemahan sistem/permasalahan manajemen yang terungkap dalam
audit investigatif harus segera dilaporkan ke pejabat yang berwenang.
2. Standar 7100 – Cara dan Saat Pelaporan
Laporan hasil audit investigatif dibuat secara tertulis dan segera setelah
berakhirnya pelaksanaan audit. APIP harus menetapkan kapan laporan
akan diberikan secara tertulis, sesuai dengan situasi dan kasus yang
diaudit.
3. Standar 7200 – Isi Laporan
Laporan hasil audit investigatif harus memuat semua aspek yang relevan
dari audit investigatif. Laporan minimal harus memuat hal-hal berikut ini:
a. Dasar melakukan audit.
b. Identifikasi auditi.
c. Tujuan/sasaran, lingkup, dan metodologi audit.
d. Pernyataan bahwa audit investigatif telah dilaksanakan sesuai
Standar Audit.
e. Fakta-fakta dan proses kejadian mengenai siapa, di mana,
bilamana, bagaimana kasus yang diaudit.
f. Sebab dan dampak penyimpangan.
g. Pihak yang diduga terlibat/bertanggung jawab. Dalam
pengungkapan pihak yang bertanggung jawab/diduga terlibat,
auditor harus memperhatikan asas praduga tidak bersalah yaitu
dengan tidak menyebut identitas lengkap.
Pusdiklatwas BPKP – 2010 61
4. Standar 7300 – Kualitas Laporan
Hasil audit investigatif dapat memiliki dampak besar terhadap karier
seseorang atau kehidupan suatu organisasi. Oleh karena itu, laporan
hasil audit investigatif harus akurat, jelas, lengkap, singkat, dan disusun
dengan logis, tepat waktu, dan objektif. Laporan harus menunjukkan
hasil-hasil relevan dan upaya auditor investigatif. Laporan harus disajikan
secara langsung, tepat secara gramatikal, menghindari penggunaan kata
yang tidak perlu, mengganggu, atau membingungkan. Audit investigatif
harus dilaksanakan dan dilaporkan secara cermat dan tepat waktu.
5. Standar 7400 – Pembicaraan Akhir Dengan Auditi
Auditor investigatif harus meminta
tanggapan/pendapat terhadap hasil audit investigatif
melalui suatu pembicaraan akhir dengan auditi. Hal
tersebut untuk memastikan bahwa laporan hasil
audit investigatif dipandang adil, lengkap, dan
objektif. Tanggapan tersebut harus dievaluasi dan
dipahami secara seimbang dan objektif, serta disajikan secara memadai.
Apabila tanggapan tersebut bertentangan dengan kesimpulan dalam
laporan atau menurut pendapat auditor investigatif tanggapan tersebut
tidak benar, maka auditor investigatif harus menyampaikan
ketidaksetujuannya atas tanggapan tersebut beserta alasannya secara
seimbang dan objektif. Apabila auditor berpendapat bahwa tanggapan
tersebut benar maka auditor harus memperbaiki laporannya.
6. Standar 7500 – Penerbitan dan Distribusi Laporan
Laporan hasil audit investigatif diserahkan kepada pimpinan organisasi,
auditi, dan pihak lain yang diberi wewenang untuk menerima laporan
hasil audit sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dalam hal yang diaudit merupakan rahasia negara, untuk tujuan
keamanan negara, atau menurut peraturan perundang-undangan
Pusdiklatwas BPKP – 2010 62
dilarang dipublikasikan, maka APIP harus membatasi pendistribusian
laporan tersebut.
D. Format Laporan
Laporan hasil audit investigatif dapat disusun dalam bentuk surat atau bab.
1. Laporan bentuk surat
Laporan bentuk surat diterbitkan jika tidak dijumpai kasus penyimpangan
yang memerlukan tindak lanjut atau hanya terdapat kasus pelanggaran
disiplin pegawai negeri sipil. Dalam hal terjadi pelanggaran disiplin PNS,
laporan dikirim kepada menteri/pimpinan lembaga/pimpinan instansi,
Menpan (Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara), dan atasan
langsung yang berwenang mengenakan sanksi.
Gambar 5.1 Contoh LHA Investigatif Bentuk Surat
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
PERWAKILAN PROVINSI UMPAMA
Jalan Berangan II, Ciawur, Bageur 16720
Telepon 0251-889777 Faksimili 0251-889778
Email: umpama@bpkp.go.id web: www.umpama.bpkp.go.id
Nomor : LHA-034/PW77/2012 Bageur, 7 Juli 2010
Lampiran : Satu Berkas
Hal : Laporan Hasil Audit Investigatif
Pada Proyek PBJ Dinas Pendidikan
Kab. Misal TA 2012
Yth. Kepala Kejaksaan Negeri Kabupaten Umpama
Berdasarkan Surat Kajari Misal Nomor S-7/Kejari/2012 tanggal 5 Mei
2012 tentang permintaan kepada Perwakilan BPKP Provinsi Umpama untuk
melakukan audit investigatif, kami telah melakukan audit investigatif pada
Proyek Pengadaan Barang dan Jasa Dinas Pendidikan Kabupaten Misal Tahun
Anggaran 2011. Tujuan audit adalah untuk membuktikan kebenaran surat
pengaduan masyarakat kepada Kejaksaan Negeri Misal yang
menginformasikan adanya kolusi di antara para peserta pelelangan sehingga
harga kontrak pengadaan komputer Proyek PBJ Kab. Misal menjadi lebih
mahal sekitar 88% dari harga pasar.
Pusdiklatwas BPKP – 2010 63
Audit dilaksanakan sesuai dengan Standar Audit APIP, oleh karenanya
meliputi penilaian dan pengumpulan bukti-bukti, penilaian atas sistem
pengendalian intern yang diterapkan manajemen proyek, serta penilaian
ketaatan kegiatan pengadaan proyek terhadap peraturan yang berlaku.
Hasil audit menunjukkan bahwa informasi yang dikemukakan dalam
surat pengaduan tersebut tidak benar. Terdapat beberapa kekurangan dalam
pelaksanaan kegiatan berupa survei harga hanya pada 3 penyedia dan
kesalahan perhitungan HPS. Kekurangan tersebut tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap pelaksanaan pemborongan. Harga-harga yang tercantum
dalam kontrak mendekati harga-harga pasar. Bahkan untuk barang-barang
tertentu lebih rendah dari harga pasar (Daftar Permbandingan Harga Kontrak
dengan Harga Pasar terlampir). Dari keterangan tiga orang pelaksana kegiatan
dan rekanan pemenang lelang diketahui bahwa dua orang anggota panitia
penerima barang yaitu SWGL dan EGP meminta uang kepada rekanan
masing-masing sebesar Rp15.000.000,00. Hal tersebut bertentangan dengan
PP 53 Tahun 2010 pasal ... yang melarang PNS melakukan.... Permasalahan
ini telah diakui kedua petugas tersebut. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten
Misal selaku pengguna anggaran/pengguna barang telah bersedia memberikan
hukuman kepada kedua petugas tersebut sesuai PP 53 Tahun 2010
(pernyataan pengakuan dan kesediaan terlampir).
Kami rekomendasikan ..... (sampaikan rekomendasi yang relevan)
Demikian laporan ini kami sampaikan untuk dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
Kepala,
Suri Teladan, S.E., M.M.,Ak.
NIP 19670707 198702 1 002
Tembusan:
1. Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
2. Bupati Misal
3. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Misal
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit
penulisan-laporan-hasil-audit

More Related Content

What's hot

Penerapan haccp pada pengalengan ikan sardin di pt. maya food industries
Penerapan haccp  pada  pengalengan ikan sardin di pt. maya food industriesPenerapan haccp  pada  pengalengan ikan sardin di pt. maya food industries
Penerapan haccp pada pengalengan ikan sardin di pt. maya food industriesMastori Rodin
 
Laporan hasil audit manajemen
Laporan hasil audit manajemenLaporan hasil audit manajemen
Laporan hasil audit manajemen9elevenStarUnila
 
Proposal Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
Proposal Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur UniversityProposal Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
Proposal Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur UniversityYudo Devianto
 
3.10 Modul SPIP Akuntabilitas terhadap Sumber Daya dan Pencatatannya
3.10 Modul SPIP Akuntabilitas terhadap Sumber Daya dan Pencatatannya3.10 Modul SPIP Akuntabilitas terhadap Sumber Daya dan Pencatatannya
3.10 Modul SPIP Akuntabilitas terhadap Sumber Daya dan PencatatannyaSutikno Tumingan
 
Rancangan aktualisasi nilai dasar profesi pns copy
Rancangan aktualisasi nilai dasar profesi pns   copyRancangan aktualisasi nilai dasar profesi pns   copy
Rancangan aktualisasi nilai dasar profesi pns copyFaisal Arif Jack Mania
 
Akuntansi publik3
Akuntansi publik3Akuntansi publik3
Akuntansi publik3Siti Sahati
 
Implikasi riset akuntansi keperilakuan terhadap pengembangan akuntansi manaje...
Implikasi riset akuntansi keperilakuan terhadap pengembangan akuntansi manaje...Implikasi riset akuntansi keperilakuan terhadap pengembangan akuntansi manaje...
Implikasi riset akuntansi keperilakuan terhadap pengembangan akuntansi manaje...www.didiarsandi.com
 
Audit investigasi catatan catatan
Audit investigasi   catatan catatanAudit investigasi   catatan catatan
Audit investigasi catatan catatanBPKP
 
Rancangan Aktualisasi Calon Pegawai Negeri Sipil
Rancangan Aktualisasi Calon Pegawai Negeri SipilRancangan Aktualisasi Calon Pegawai Negeri Sipil
Rancangan Aktualisasi Calon Pegawai Negeri SipilKhrisna Ariyudha
 
Bagian 2. 5. pengawasan & pemeriksaan
Bagian 2. 5. pengawasan & pemeriksaanBagian 2. 5. pengawasan & pemeriksaan
Bagian 2. 5. pengawasan & pemeriksaanDoni Setiawan
 
Bukti, Temuan, Kesimpulan dan Saran Audit _"AUDIT SISTEM MANAJEMEN" Training
Bukti, Temuan, Kesimpulan dan Saran Audit  _"AUDIT SISTEM MANAJEMEN" TrainingBukti, Temuan, Kesimpulan dan Saran Audit  _"AUDIT SISTEM MANAJEMEN" Training
Bukti, Temuan, Kesimpulan dan Saran Audit _"AUDIT SISTEM MANAJEMEN" TrainingKanaidi ken
 
3.11 Modul Pedoman Teknis SPIP Dokumentasi yang Baik atas SPI
3.11 Modul Pedoman Teknis SPIP Dokumentasi yang Baik atas SPI3.11 Modul Pedoman Teknis SPIP Dokumentasi yang Baik atas SPI
3.11 Modul Pedoman Teknis SPIP Dokumentasi yang Baik atas SPISutikno Tumingan
 
Contoh proposal sponsorship lomba akuntansi
Contoh proposal sponsorship lomba akuntansiContoh proposal sponsorship lomba akuntansi
Contoh proposal sponsorship lomba akuntansiRamanda Yogi Pratama
 
Mpim 3. pelaksanaan pemantauan pengendalian utama
Mpim 3. pelaksanaan pemantauan pengendalian utamaMpim 3. pelaksanaan pemantauan pengendalian utama
Mpim 3. pelaksanaan pemantauan pengendalian utamaAhmad Abdul Haq
 
Contoh rancangan aktualisasi
Contoh rancangan aktualisasiContoh rancangan aktualisasi
Contoh rancangan aktualisasiAgus Triono
 

What's hot (20)

Penerapan haccp pada pengalengan ikan sardin di pt. maya food industries
Penerapan haccp  pada  pengalengan ikan sardin di pt. maya food industriesPenerapan haccp  pada  pengalengan ikan sardin di pt. maya food industries
Penerapan haccp pada pengalengan ikan sardin di pt. maya food industries
 
Laporan hasil audit manajemen
Laporan hasil audit manajemenLaporan hasil audit manajemen
Laporan hasil audit manajemen
 
Proposal Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
Proposal Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur UniversityProposal Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
Proposal Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
 
Grand design pk apip iacm
Grand design pk apip iacmGrand design pk apip iacm
Grand design pk apip iacm
 
3.10 Modul SPIP Akuntabilitas terhadap Sumber Daya dan Pencatatannya
3.10 Modul SPIP Akuntabilitas terhadap Sumber Daya dan Pencatatannya3.10 Modul SPIP Akuntabilitas terhadap Sumber Daya dan Pencatatannya
3.10 Modul SPIP Akuntabilitas terhadap Sumber Daya dan Pencatatannya
 
Rancangan aktualisasi nilai dasar profesi pns copy
Rancangan aktualisasi nilai dasar profesi pns   copyRancangan aktualisasi nilai dasar profesi pns   copy
Rancangan aktualisasi nilai dasar profesi pns copy
 
Akuntansi publik3
Akuntansi publik3Akuntansi publik3
Akuntansi publik3
 
Anti kempal
Anti kempalAnti kempal
Anti kempal
 
Implikasi riset akuntansi keperilakuan terhadap pengembangan akuntansi manaje...
Implikasi riset akuntansi keperilakuan terhadap pengembangan akuntansi manaje...Implikasi riset akuntansi keperilakuan terhadap pengembangan akuntansi manaje...
Implikasi riset akuntansi keperilakuan terhadap pengembangan akuntansi manaje...
 
Audit investigasi catatan catatan
Audit investigasi   catatan catatanAudit investigasi   catatan catatan
Audit investigasi catatan catatan
 
Perencanaan audit
Perencanaan auditPerencanaan audit
Perencanaan audit
 
Rancangan Aktualisasi Calon Pegawai Negeri Sipil
Rancangan Aktualisasi Calon Pegawai Negeri SipilRancangan Aktualisasi Calon Pegawai Negeri Sipil
Rancangan Aktualisasi Calon Pegawai Negeri Sipil
 
Cover Makalah
Cover Makalah Cover Makalah
Cover Makalah
 
Bagian 2. 5. pengawasan & pemeriksaan
Bagian 2. 5. pengawasan & pemeriksaanBagian 2. 5. pengawasan & pemeriksaan
Bagian 2. 5. pengawasan & pemeriksaan
 
Bukti, Temuan, Kesimpulan dan Saran Audit _"AUDIT SISTEM MANAJEMEN" Training
Bukti, Temuan, Kesimpulan dan Saran Audit  _"AUDIT SISTEM MANAJEMEN" TrainingBukti, Temuan, Kesimpulan dan Saran Audit  _"AUDIT SISTEM MANAJEMEN" Training
Bukti, Temuan, Kesimpulan dan Saran Audit _"AUDIT SISTEM MANAJEMEN" Training
 
MATERI AUDIT
MATERI AUDITMATERI AUDIT
MATERI AUDIT
 
3.11 Modul Pedoman Teknis SPIP Dokumentasi yang Baik atas SPI
3.11 Modul Pedoman Teknis SPIP Dokumentasi yang Baik atas SPI3.11 Modul Pedoman Teknis SPIP Dokumentasi yang Baik atas SPI
3.11 Modul Pedoman Teknis SPIP Dokumentasi yang Baik atas SPI
 
Contoh proposal sponsorship lomba akuntansi
Contoh proposal sponsorship lomba akuntansiContoh proposal sponsorship lomba akuntansi
Contoh proposal sponsorship lomba akuntansi
 
Mpim 3. pelaksanaan pemantauan pengendalian utama
Mpim 3. pelaksanaan pemantauan pengendalian utamaMpim 3. pelaksanaan pemantauan pengendalian utama
Mpim 3. pelaksanaan pemantauan pengendalian utama
 
Contoh rancangan aktualisasi
Contoh rancangan aktualisasiContoh rancangan aktualisasi
Contoh rancangan aktualisasi
 

Similar to penulisan-laporan-hasil-audit

PERENCANAAN_PENUGASAN_AUDIT_2011.pdf
PERENCANAAN_PENUGASAN_AUDIT_2011.pdfPERENCANAAN_PENUGASAN_AUDIT_2011.pdf
PERENCANAAN_PENUGASAN_AUDIT_2011.pdfAnitaelsalinda
 
Pelaporan dan Tindak Lanjut Hasil Audit (Kel 4 - Iswandi & Khairul Katsirin).ppt
Pelaporan dan Tindak Lanjut Hasil Audit (Kel 4 - Iswandi & Khairul Katsirin).pptPelaporan dan Tindak Lanjut Hasil Audit (Kel 4 - Iswandi & Khairul Katsirin).ppt
Pelaporan dan Tindak Lanjut Hasil Audit (Kel 4 - Iswandi & Khairul Katsirin).pptKHAIRULKATSIRIN
 
27. agenda iii pka-rbpmd dan rp akuntabilitas-
27. agenda iii pka-rbpmd dan rp akuntabilitas-27. agenda iii pka-rbpmd dan rp akuntabilitas-
27. agenda iii pka-rbpmd dan rp akuntabilitas-temanna #LABEDDU
 
Makalah Audit Manajemen.doc
Makalah Audit Manajemen.docMakalah Audit Manajemen.doc
Makalah Audit Manajemen.docIyhaaAmriana
 
Makalah Audit Manajemen.doc
Makalah Audit Manajemen.docMakalah Audit Manajemen.doc
Makalah Audit Manajemen.docIyhaaAmriana
 
4.2 Modul Pedoman Teknis SPIP Penyelenggaraan Komunikasi yang Efektif
4.2 Modul Pedoman Teknis SPIP Penyelenggaraan Komunikasi yang Efektif4.2 Modul Pedoman Teknis SPIP Penyelenggaraan Komunikasi yang Efektif
4.2 Modul Pedoman Teknis SPIP Penyelenggaraan Komunikasi yang EfektifSutikno Tumingan
 
Audit Responbilities and Objectives
Audit Responbilities and ObjectivesAudit Responbilities and Objectives
Audit Responbilities and ObjectivesSuryo Aji Saputro
 
1.07 perwujudan peran-apip-yang-efektif
1.07 perwujudan peran-apip-yang-efektif1.07 perwujudan peran-apip-yang-efektif
1.07 perwujudan peran-apip-yang-efektifMikhail Rasyid
 
1. upload lks 2015 accounting
1. upload lks  2015 accounting1. upload lks  2015 accounting
1. upload lks 2015 accountingrizacikgu
 
201007 sosialisasi jabatan fungsional pengembang penilaian pendidikan
201007 sosialisasi jabatan fungsional pengembang penilaian pendidikan201007 sosialisasi jabatan fungsional pengembang penilaian pendidikan
201007 sosialisasi jabatan fungsional pengembang penilaian pendidikanIkhsan Prabowo
 
38158039 03-kode-02-a1-b-penyusunan-program-dan-pengawasan-sekolah
38158039 03-kode-02-a1-b-penyusunan-program-dan-pengawasan-sekolah38158039 03-kode-02-a1-b-penyusunan-program-dan-pengawasan-sekolah
38158039 03-kode-02-a1-b-penyusunan-program-dan-pengawasan-sekolahmielaanjani
 
Lampiran_1_PerBAN-PT_No_2_Th.-2019-Instrumen_APS_Penduan_Penyusunan_LED.pdf
Lampiran_1_PerBAN-PT_No_2_Th.-2019-Instrumen_APS_Penduan_Penyusunan_LED.pdfLampiran_1_PerBAN-PT_No_2_Th.-2019-Instrumen_APS_Penduan_Penyusunan_LED.pdf
Lampiran_1_PerBAN-PT_No_2_Th.-2019-Instrumen_APS_Penduan_Penyusunan_LED.pdfAnisPrabowo1
 
1c. PPT Pembekalan MENTOR Orientasi P3K_ 2024.pptx
1c. PPT Pembekalan MENTOR Orientasi P3K_ 2024.pptx1c. PPT Pembekalan MENTOR Orientasi P3K_ 2024.pptx
1c. PPT Pembekalan MENTOR Orientasi P3K_ 2024.pptxSetyoNugroho84
 

Similar to penulisan-laporan-hasil-audit (20)

PERENCANAAN_PENUGASAN_AUDIT_2011.pdf
PERENCANAAN_PENUGASAN_AUDIT_2011.pdfPERENCANAAN_PENUGASAN_AUDIT_2011.pdf
PERENCANAAN_PENUGASAN_AUDIT_2011.pdf
 
Pelaporan dan Tindak Lanjut Hasil Audit (Kel 4 - Iswandi & Khairul Katsirin).ppt
Pelaporan dan Tindak Lanjut Hasil Audit (Kel 4 - Iswandi & Khairul Katsirin).pptPelaporan dan Tindak Lanjut Hasil Audit (Kel 4 - Iswandi & Khairul Katsirin).ppt
Pelaporan dan Tindak Lanjut Hasil Audit (Kel 4 - Iswandi & Khairul Katsirin).ppt
 
27. agenda iii pka-rbpmd dan rp akuntabilitas-
27. agenda iii pka-rbpmd dan rp akuntabilitas-27. agenda iii pka-rbpmd dan rp akuntabilitas-
27. agenda iii pka-rbpmd dan rp akuntabilitas-
 
Perencanaan audit berbasis risiko sertifikasi qia
Perencanaan audit berbasis risiko sertifikasi qiaPerencanaan audit berbasis risiko sertifikasi qia
Perencanaan audit berbasis risiko sertifikasi qia
 
Makalah Audit Manajemen.doc
Makalah Audit Manajemen.docMakalah Audit Manajemen.doc
Makalah Audit Manajemen.doc
 
Makalah Audit Manajemen.doc
Makalah Audit Manajemen.docMakalah Audit Manajemen.doc
Makalah Audit Manajemen.doc
 
4.2 Modul Pedoman Teknis SPIP Penyelenggaraan Komunikasi yang Efektif
4.2 Modul Pedoman Teknis SPIP Penyelenggaraan Komunikasi yang Efektif4.2 Modul Pedoman Teknis SPIP Penyelenggaraan Komunikasi yang Efektif
4.2 Modul Pedoman Teknis SPIP Penyelenggaraan Komunikasi yang Efektif
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
The Audit Report
The Audit ReportThe Audit Report
The Audit Report
 
Pengembangan indikator
Pengembangan indikatorPengembangan indikator
Pengembangan indikator
 
Audit Responbilities and Objectives
Audit Responbilities and ObjectivesAudit Responbilities and Objectives
Audit Responbilities and Objectives
 
Pelatihan Laporan Hasil Audit (Buku-6 KPA )
Pelatihan Laporan Hasil Audit (Buku-6 KPA )Pelatihan Laporan Hasil Audit (Buku-6 KPA )
Pelatihan Laporan Hasil Audit (Buku-6 KPA )
 
1.07 perwujudan peran-apip-yang-efektif
1.07 perwujudan peran-apip-yang-efektif1.07 perwujudan peran-apip-yang-efektif
1.07 perwujudan peran-apip-yang-efektif
 
1. upload lks 2015 accounting
1. upload lks  2015 accounting1. upload lks  2015 accounting
1. upload lks 2015 accounting
 
201007 sosialisasi jabatan fungsional pengembang penilaian pendidikan
201007 sosialisasi jabatan fungsional pengembang penilaian pendidikan201007 sosialisasi jabatan fungsional pengembang penilaian pendidikan
201007 sosialisasi jabatan fungsional pengembang penilaian pendidikan
 
Elemen III dan IV.pptx
Elemen III dan IV.pptxElemen III dan IV.pptx
Elemen III dan IV.pptx
 
38158039 03-kode-02-a1-b-penyusunan-program-dan-pengawasan-sekolah
38158039 03-kode-02-a1-b-penyusunan-program-dan-pengawasan-sekolah38158039 03-kode-02-a1-b-penyusunan-program-dan-pengawasan-sekolah
38158039 03-kode-02-a1-b-penyusunan-program-dan-pengawasan-sekolah
 
auditing
auditingauditing
auditing
 
Lampiran_1_PerBAN-PT_No_2_Th.-2019-Instrumen_APS_Penduan_Penyusunan_LED.pdf
Lampiran_1_PerBAN-PT_No_2_Th.-2019-Instrumen_APS_Penduan_Penyusunan_LED.pdfLampiran_1_PerBAN-PT_No_2_Th.-2019-Instrumen_APS_Penduan_Penyusunan_LED.pdf
Lampiran_1_PerBAN-PT_No_2_Th.-2019-Instrumen_APS_Penduan_Penyusunan_LED.pdf
 
1c. PPT Pembekalan MENTOR Orientasi P3K_ 2024.pptx
1c. PPT Pembekalan MENTOR Orientasi P3K_ 2024.pptx1c. PPT Pembekalan MENTOR Orientasi P3K_ 2024.pptx
1c. PPT Pembekalan MENTOR Orientasi P3K_ 2024.pptx
 

Recently uploaded

interpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxinterpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxekahariansyah96
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIdillaayuna
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxmuhammadarsyad77
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxAudyNayaAulia
 
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docxpdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docxINTANAMALINURAWALIA
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)ErhaSyam
 
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptxmohamadhafiz651
 
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANharri34
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...Indra Wardhana
 
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum ViktimologiSaktaPrwt
 

Recently uploaded (11)

interpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxinterpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptx
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
 
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docxpdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
 
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
 
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
 
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
 

penulisan-laporan-hasil-audit

  • 1. DIKLAT PENJENJANGAN KETUA TIM PLHA KODE MA : 2.120 PENULISAN LAPORAN HASIL AUDIT 2010 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGAWASAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN EDISI KELIMA
  • 2. Judul Modul : Penulisan Laporan Hasil Audit Penyusun : 1. Drs. Madijono 2. Sumiyati, Ak., MFM Perevisi I : 1. Drs. Madijono 2. Drs. Sudarsono, DP Perevisi II : Drs. H.T. Redwan Jaafar Perevisi III : Drs. Nirwan Ristiyanto, M.M. Perevisi IV Pereviu Editor : : : Marno Kastowo, M.E., Ak. Linda Ellen Theresia, S.E., Ak., M.B.A. F.Titik Oktiarti Dikeluarkan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan BPKP dalam rangka Diklat Sertifikasi JFA Tingkat Penjenjangan Auditor Ketua Tim Edisi Pertama : Tahun 1999 Edisi Kedua (Revisi Pertama) : Tahun 2000 Edisi Ketiga (Revisi Kedua) : Tahun 2002 Edisi Keempat (Revisi Ketiga) : Tahun 2003 Edisi Kelima (Revisi Keempat) : Tahun 2010 ISBN 979-3873-14-0 Dilarang keras mengutip, menjiplak, atau menggandakan sebagian atau seluruh isi modul ini, serta memperjualbelikan tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan BPKP
  • 3.
  • 4. Penulisan Laporan Hasil Audit Pusdiklatwas BPKP - 2010 ii DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar .......................................................................................................... i Daftar Isi .................................................................................................................... ii Bab I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 A. Latar Belakang.................................................................................... 1 B. Deskripsi Singkat ............................................................................... 1 C. Manfaat Modul ................................................................................... 2 D. Tujuan Pemelajaran ........................................................................... 2 E. Materi Pokok dan Submateri Pokok .................................................. 3 F. Petunjuk Belajar.................................................................................. 4 Bab II GAMBARAN UMUM LAPORAN HASIL PENGAWASAN ........................ 6 A. Pengertian Laporan Hasil Pengawasan Intern ................................... 6 B. Fungsi dan Tujuan Laporan Hasil Pengawasan................................. 8 C. Kualitas Laporan Hasil Pengawasan.................................................. 12 D. Proses Penyusunan Laporan Hasil Pengawasan Intern .................... 14 E. Isi dan Bentuk Laporan Hasil Pengawasan........................................ 15 F. Latihan................................................................................................ 19 Bab III TEKNIK PENULISAN LAPORAN YANG EFEKTIF.................................. 20 A. Teknik Menulis untuk Menginformasikan............................................ 20 B. Menulis untuk Meyakinkan ................................................................. 29 C. Menulis Secara Konstruktif................................................................. 33 D. Latihan................................................................................................ 39 Bab IV PENULISAN LAPORAN HASIL AUDIT KINERJA ................................... 40 A. Audit Kinerja ....................................................................................... 40 B. Standar Pelaporan Hasil Audit Kinerja................................................ 41 C. Penjelasan Standar Pelaporan Hasil Audit Kinerja............................. 42 D. Format Laporan .................................................................................. 50 E. Latihan................................................................................................ 57 Bab V PENULISAN LAPORAN HASIL AUDIT INVESTIGATIF ......................... 58 A. Audit Investigatif.................................................................................. 58 B. Standar Pelaporan Hasil Audit Investigatif.......................................... 58 C. Penjelasan Standar Pelaporan Hasil Audit Investigatif....................... 59 D. Format Laporan .................................................................................. 62 E. Latihan................................................................................................ 70
  • 5. Penulisan Laporan Hasil Audit Pusdiklatwas BPKP - 2010 iii Bab VI LAPORAN HASIL AUDIT KOMPREHENSIF ........................................... 72 A. Audit Komprehensif ........................................................................ 72 B. Laporan Hasil Audit Komprehensif.................................................. 72 C. Latihan............................................................................................ 77 Bab VII LAPORAN HASIL REVIU ATAS LAPORAN KEUANGAN .................... 78 A. Reviu atas Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga ...... 78 B. Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah........................ 94 C. Latihan............................................................................................ 102 BAB VIII LAPORAN HASIL EVALUASI............................................................... 103 A. Laporan Hasil Evaluasi Kinerja Perusahaan ................................... 103 B. Laporan Hasil Evaluasi LAKIP ........................................................ 109 C. Latihan............................................................................................ 116 BAB IX LAPORAN HASIL MONITORING DAN EVALUASI, LAPORAN HASIL PEMANTAUAN/ PEMUTAKHIRAN TINDAK LANJUT, DAN LAPORAN ATAS PEMBERIAN JASA KONSULTANSI ........................ 117 A. Monitoring dan Evaluasi................................................................. 117 B. Pemantauan dan Pemutakhiran Tindak Lanjut .............................. 120 C. Laporan Pemberian Jasa Konsultansi............................................ 123 D. Latihan........................................................................................... 125 Daftar Pustaka ........................................................................................................... 126
  • 6. Pusdiklatwas BPKP – 2010 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) adalah instansi pemerintah yang mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melakukan pengawasan. Instansi tersebut meliputi: Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), inspektorat jenderal/inspektorat utama/inspektorat kementerian/ lembaga, inspektorat pemerintah provinsi, serta inspektorat pemerintah kabupaten/kota. Pengawasan intern yang dilaksanakan APIP meliputi kegiatan audit, reviu, pemantauan, evaluasi, dan kegiatan pengawasan lainnya (asistensi, sosialisasi serta konsultansi) terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien dalam mewujudkan kepemerintahan yang baik. Hasil kerja APIP harus dapat dimanfaatkan pimpinan, unit-unit kerja, serta pengguna lainnya dalam mewujudkan kepemerintahan yang baik. Oleh karena itu, APIP harus mengomunikasikan hasil pengawasannya kepada pihak yang berkepentingan dalam suatu laporan yang profesional. Laporan hasil kerja APIP dapat dikatakan profesional jika memiliki substansi yang bermutu, menggunakan bahasa yang baik, serta mengacu pada ketentuan/standar pelaporan yang berlaku. Oleh karena itu, ketua tim APIP sebagai ujung tombak pelaksanaan kegiatan pengawasan harus memiliki kompetensi untuk menyusun laporan hasil audit, reviu, pemantauan, evaluasi, serta kegiatan pengawasan lainnya secara profesional.
  • 7. Pusdiklatwas BPKP – 2010 2 B. Deskripsi Singkat Mata diklat Penulisan Laporan Hasil Audit membahas: gambaran umum laporan hasil pengawasan, penulisan laporan yang efektif, penulisan laporan hasil audit kinerja, penulisan laporan hasil audit investigatif, penulisan laporan hasil audit komprehensif, penulisan laporan hasil reviu atas laporan keuangan, penulisan laporan hasil evaluasi kinerja instansi dan hasil evaluasi LAKIP, serta penulisan laporan hasil pengawasan lainnya. C. Manfaat Modul Modul ini bermanfaat bagi para calon ketua tim APIP untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam menyusun laporan pelaksanaan hasil pengawasan. D. Tujuan Pembelajaran 1. Kompetensi Dasar Setelah memperoleh materi ini peserta mampu menyusun laporan hasil audit, reviu atas laporan keungan, evaluasi kinerja dan evaluasi LAKIP, serta hasil pengawasan intern lainnya. 2. Indikator Keberhasilan Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan dapat: a. Menjelaskan pengertian, fungsi dan tujuan, kualitas, proses penyusunan, serta isi dan bentuk laporan hasil pengawasan b. Memahami teknik menulis untuk menginformasikan, meyakinkan, dan teknik menulis secara konstruktif. c. Menyusun laporan hasil audit kinerja yang profesional. d. Menyusun laporan hasil audit investigatif yang profesional. e. Menyusun laporan hasil audit komprehensif.
  • 8. Pusdiklatwas BPKP – 2010 3 f. Menyusun laporan hasil reviu atas laporan keuangan kementerian/lembaga dan laporan hasil reviu atas laporan keuangan pemerintah daerah. g. Menyusun laporan hasil evaluasi kinerja instansi dan hasil evaluasi LAKIP. h. Menyusun laporan hasil pengawasan lainnya: laporan hasil pemantauan dan evaluasi (monev), laporan hasil pemantauan/pemutakhiran tindak lanjut, dan laporan pemberian jasa konsultansi (termasuk asistensi dan sosialiasi). E. Materi Pokok Dan Submateri Pokok Materi dan submateri pokok yang dibahas dalam modul ini adalah: 1. Gambaran Umum Laporan Hasil Pengawasan a. Pengertian Laporan Hasil Pengawasan b. Fungsi dan Tujuan Laporan Hasil Pengawasan c. Kualitas Laporan Hasil Pengawasan d. Proses Penyusunan Laporan Hasil Pengawasan e. Isi dan Bentuk Laporan Hasil Pengawasan f. Latihan 2. Penulisan Laporan yang Efektif a. Teknik Menulis untuk Menginformasikan b. Menulis untuk Meyakinkan c. Menulis Secara Konstruktif d. Latihan 3. Penulisan Laporan Hasil Audit Kinerja a. Audit Kinerja b. Standar Pelaporan Hasil Audit Kinerja c. Penjelasan Standar Pelaporan Hasil Audit Kinerja d. Format Laporan e. Latihan
  • 9. Pusdiklatwas BPKP – 2010 4 4. Penulisan Laporan Hasil Audit Investigatif a. Audit Investigatif b. Standar Pelaporan Hasil Audit Investigatif c. Penjelasan Standar Pelaporan Hasil Audit Investigatif d. Format Laporan e. Latihan 5. Penulisan Laporan Hasil Audit Komprehensif a. Audit Komprehensif b. Laporan Hasil Audit Komprehensif c. Latihan 6. Penulisan Laporan Hasil Reviu atas Laporan Keuangan a. Reviu atas Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga b. Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah c. Latihan 7. Penulisan Laporan Hasil Evaluasi Kinerja Perusahaan dan Hasil Evaluasi LAKIP a. Laporan Hasil Evaluasi Kinerja Perusahaan b. Laporan Hasil Evaluasi LAKIP c. Latihan 8. Penulisan Laporan Hasil Pengawasan Lainnya a. Monitoring dan Evaluasi b. Pemantauan/Pemutakhiran Tindak Lanjut c. Konsultansi d. Latihan F. Petunjuk Belajar Agar peserta diklat dapat menguasai materi modul ini dengan baik, proses pembelajaran dilakukan dengan kombinasi antara metode pedagogi dan
  • 10. Pusdiklatwas BPKP – 2010 5 metode andragogi. Widyaiswara/instruktur diharapkan dapat membuat peserta diklat menyadari pentingnya penulisan laporan hasil pengawasan yang efektif, menjadi narasumber mengenai penulisan hasil pengawasan, dan dapat memberikan tugas/bahan-bahan pelatihan yang dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan peserta diklat. Peserta diklat diharapkan membaca tiap bab dengan saksama, bertanya dan berdiskusi jika terdapat materi yang belum dimengerti, menjawab pertanyaan latihan, serta mengerjakan latihan yang diberikan widyaiswara. Untuk memperoleh pemahaman dan keterampilan yang lebih baik, peserta perlu mempelajari buku-buku bertema penulisan laporan yang efektif, standar pelaporan, serta pedoman pelaporan yang terkait dengan pelaksanaan tugas-tugas pengawasan APIP.
  • 11. Pusdiklatwas BPKP – 2010 6 BAB II GAMBARAN UMUM LAPORAN HASIL PENGAWASAN Indikator Keberhasilan: setelah pembelajaran ini peserta diklat diharapkan dapat menjelaskan pengertian, fungsi dan tujuan, kualitas, proses penyusunan, serta isi dan bentuk laporan hasil pengawasan. A. Pengertian Laporan Hasil Pengawasan Intern Menurut Kamus Bahasa Indonesia, lapor/melapor berarti memberi tahu atau mengadu. Laporan berarti segala sesuatu yg dilaporkan, dan pelaporan berarti perihal melaporkan.1 Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen dalam penyelenggaraan pemerintahan. Standar Audit APIP menyatakan bahwa pengawasan intern meliputi audit, reviu, pemantauan, evaluasi, dan kegiatan pengawasan lainnya berupa asistensi, sosialisasi dan konsultansi terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan kepemerintahan yang baik.2 Kode Etik APIP menyatakan bahwa hasil kerja Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) diharapkan bermanfaat bagi pimpinan, unit-unit kerja, serta pengguna lainnya untuk meningkatkan 1 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta, 2008, halaman 882 2 Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah
  • 12. Pusdiklatwas BPKP – 2010 7 kinerja organisasi secara keseluruhan.3 Pengawasan intern dilakukan untuk mendorong terwujudnya good governance dan clean government dan mendukung penyelenggaraan pemerintahan yang efektif, efisien, transparan, dapat dipertanggungjawabkan (accountable) serta bersih dan bebas dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Pengawasan intern pemerintah dilakukan oleh APIP/instansi pemerintah yang mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melakukan pengawasan. Instansi tersebut meliputi: Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), inspektorat jenderal/inspektorat utama/inspektorat kementerian/lembaga, inspektorat pemerintah provinsi, serta inspektorat pemerintah kabupaten/kota. Atas dasar pengertian-pengertian tersebut, dapat dinyatakan bahwa laporan hasil pengawasan intern adalah media yang digunakan oleh APIP untuk mengomunikasikan hasil audit, reviu, pemantauan dan evaluasi, serta pengawasan lainnya kepada pimpinan organisasi, unit-unit kerja, serta pihak lain yang berkepentingan untuk meningkatkan kinerja organisasi dan mendorong kepemerintahan yang baik. Pengertian laporan hasil pengawasan intern dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.1 Gambaran Pengertian Laporan Hasil Pengawasan Intern Hasil pengawasan APIP Media komunikasi Pihak yang berkepentingan Kinerja meningkat Tata kelola baik 3 Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/04/M.PAN/03/2008 tentang Kode Etik Aparat Pengawasan Intern Pemerintah LHP
  • 13. Pusdiklatwas BPKP – 2010 8 B. Fungsi dan Tujuan Laporan Hasil Pengawasan Pelaporan hasil pengawasan intern kepada pihak-pihak yang berkepentingan merupakan hal yang penting dari pelaksanaan tugas APIP. Nilai tambah pekerjaan APIP bukan terletak pada informasi yang dikumpulkan, tetapi pada penilaian dan penyajian informasi tersebut. Perencanaan, anggaran, kertas kerja, penilaian risiko, serta mekanisme penjaminan mutu kegiatan pengawasan intern bukan merupakan produk akhir, melainkan sekadar alat untuk menghasilkan produk akhir pengawasan yang bermutu. Penerimaan dan perhatian pihak yang berkepentingan terhadap simpulan akhir laporan hasil pengawasan, serta tindak lanjut terhadap permasalahan yang dilaporkan merupakan ukuran kesuksesan pekerjaan APIP. 1. Fungsi Laporan Hasil Pengawasan Laporan hasil pengawasan berfungsi sebagai media komunikasi APIP untuk menyampaikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Informasi tersebut digunakan oleh pihak- pihak yang berkepentingan untuk pengambilan keputusan yang sangat beragam sesuai dengan kepentingan masing-masing. Laporan hasil audit menginformasikan hasil penilaian kebenaran, kecermatan, kredibilitas, efektivitas, efisiensi, dan keandalan informasi pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah. Laporan hasil reviu menginformasikan apakah kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan. Laporan hasil pemantauan menginformasikan hasil penilaian kemajuan suatu program/kegiatan Gambar 2.2 Fungsi LHP
  • 14. Pusdiklatwas BPKP – 2010 9 dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Laporan hasil evaluasi menginformasikan hasil pembandingan antara prestasi suatu kegiatan dengan standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan, dan menentukan faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan. Laporan hasil pengawasan lainnya (asistensi, sosialisasi, dan konsultansi) menginformasikan pelaksanaan kegiatan pengawasan lainnya serta saran-saran yang memiliki nilai tambah kepada pihak yang berkepentingan. Selain untuk menyampaikan informasi, laporan hasil pengawasan juga berfungsi sebagai media komunikasi untuk menyampaikan rekomendasi/saran untuk membantu pihak-pihak yang berkepentingan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. Laporan hasil pengawasan intern juga berfungsi sebagai dokumen untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan pengawasan yang telah dilaksanakan oleh APIP. Pelaksanaan kegiatan pengawasan menyerap sumber daya publik seperti anggaran, tenaga kerja, sarana prasarana dan lain-lain. APIP harus mempertanggungjawabkan penggunaan sumber daya tersebut dalam bentuk kinerja. Laporan hasil pengawasan dapat dijadikan sebagai indikator output kegiatan pengawasan. Laporan hasil pengawasan dalam bentuk dokumen tertulis dapat berfungsi sebagai alat bukti dalam rangka penegakan hukum maupun dasar pelaksanaan tindak lanjut oleh manajemen lembaga pemerintah. Laporan yang disampaikan dalam bentuk dokumen tertulis dapat dibaca berulang-ulang sehingga pembaca terhindar dari kesalahpahaman maupun kesalahan tafsir (misinterpretation). Untuk memenuhi fungsi-fungsi tersebut, laporan hasil pengawasan intern sekurang-kurangnya harus memenuhi empat tepat, yaitu:
  • 15. Pusdiklatwas BPKP – 2010 10 Gambar 2.3 Empat T sebagai syarat agar laporan hasil pengawasan dapat berfungsi dengan baik a. Tepat Isi Laporan harus didasarkan pada hasil pelaksanaan pengawasan audit yang didokumentasikan secara baik. Isi laporan harus sesuai dengan standar /pedoman pelaporan yang berlaku. b. Tepat Waktu Agar bermanfaat secara optimal, laporan hasil pengawasan harus disampaikan tepat waktu. Keterlambatan pelaporan dapat membuat manfaat laporan berkurang bahkan tidak bermanfaat. c. Tepat Saji Laporan hasil pengawasan disajikan secara menarik sehingga mengundang minat manajemen untuk membacanya. Laporan ditulis menggunakan bahasa yang lugas dan sederhana sehingga materi laporan mudah dipahami pembaca. d. Tepat Alamat Laporan hanya boleh disampaikan kepada pihak-pihak yang berwenang membaca. Laporan yang salah alamat tidak berguna, bahkan dapat disalahgunakan pihak yang tidak berwenang sehingga APIP dapat dituntut oleh pihak yang dirugikan. 2. Tujuan Laporan Hasil Pengawasan Intern Laporan hasil pengawasan intern terutama ditujukan untuk melayani manajemen, bukan APIP itu sendiri. Oleh karena itu, untuk menghasilkan laporan hasil pengawasan yang Gambar 2.4 Tujuan LHP
  • 16. Pusdiklatwas BPKP – 2010 11 berkualitas APIP harus memahami bagaimana manajemen akan menggunakan laporan tersebut. Manajemen berkepentingan untuk mengetahui risiko yang relevan, area yang bermasalah, serta pengendalian yang terkait. Manajemen juga ingin mengetahui tindakan yang sedang dan yang masih perlu dilaksanakan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dalam memutuskan apakah akan melaksanakan tindakan yang direkomendasikan/disarankan APIP, manajemen harus memiliki keyakinan bahwa isi laporan tersebut valid dan berpengaruh signifikan. Dengan demikian, tujuan dari laporan hasil pengawasan adalah menginformasikan, meyakinkan/mengajak, serta menghasilkan (inform, persuade, get results). 4 • menginformasikan Manajemen ingin mengetahui hasil pekerjaan APIP dan memperoleh informasi berupa simpulan hasil pengawasan. Laporan hasil pengawasan harus menyajikan informasi penting yang dapat dengan cepat dan mudah dipahami manajemen. • meyakinkan/mengajak/to persuade Laporan hasil pengawasan harus dapat meyakinkan manajemen bahwa informasi yang disajikan bersifat andal dan berpengaruh signifikan bagi organisasi. Oleh karena itu, laporan hasil pengawasan harus memuat fakta yang didukung dengan data dan argumentasi yang meyakinkan. • menghasilkan/to get results Tujuan akhir laporan hasil pengawasan adalah mendorong manajemen untuk melaksanakan tindakan yang memiliki nilai tambah bagi organisasi. Pelaksanaan tindak lanjut oleh manajemen terhadap rekomendasi/saran APIP untuk mengurangi risiko, mencegah 4 Angela J. Manika, Report Writing for Internal Auditors, Bankers Publishing Company, Illinois, 1990, halaman 2.
  • 17. Pusdiklatwas BPKP – 2010 12 masalah, serta memperbaiki kesalahan merupakan hasil yang diharapkan dari laporan pengawasan. Agar dapat menghasilkan nilai tambah bagi organisasi, laporan hasil pengawasan harus memuat rekomendasi yang benar-benar dapat mengatasi sebab dan akibat, menghasilkan manfaat yang lebih besar dari biaya, serta dapat dilaksanakan oleh manajemen. C. Kualitas Laporan Hasil Pengawasan Setiap pihak yang berkepentingan dan setiap jenjang manajemen sebagai pengguna laporan hasil pengawasan APIP memiliki tuntutan yang spesifik terhadap isi, bentuk, dan frekuensi laporan hasil pengawasan. Walaupun setiap pengguna memiliki kebutuhan spesifik, namun secara umum mereka menuntut laporan yang memenuhi delapan karakteristik standar kualitas berikut ini5 : 1. Langsung Pembaca laporan menghendaki penyajian hasil pengawasan yang terus terang dan faktual. Oleh karena itu, kalimat yang bertele-tele akan menjengkelkan pembaca yang ingin segera mengetahui simpulan dan rekomendasi. Laporan langsung dapat menggunakan: kalimat pembuka yang konklusif, judul yang informatif, serta lebih dahulu menyajikan poin utama. 2. Ringkas Laporan yang ringkas tetapi mengemas ide pokok lebih banyak berbicara daripada penjelasan yang panjang lebar yang menjelaskan seluruh 5 Angela J. Maniak, Report Writing for Internal Auditors, Bankers Publishing Company, Illinois, 1990, halaman 3-5. Gambar 2.5 Karakteristik LHP
  • 18. Pusdiklatwas BPKP – 2010 13 pemikiran secara detail. Pembaca, yang pada umumnya sibuk, menginginkan laporan yang singkat tetapi padat. Laporan ringkas yang berkualitas dihasilkan dari pembatasan detail, pemilihan masalah yang signifikan, serta pengikhtisaran data pendukung. 3. Tepat Setiap laporan harus menggunakan tekanan dan strategi yang tepat untuk menegaskan informasi yang disajikan. Bahasa laporan harus kreatif. Pemilihan dan penyusunan kata harus mencerminkan berbagai tingkatan untuk menunjukkan signifikansi di antara informasi yang disajikan. Untuk menyusun laporan yang tepat, penulis harus memahami minat pembaca, memilih penekanan yang sesuai, serta menyajikan informasi yang relevan dan valid. 4. Meyakinkan/Persuasive Pembaca harus peduli/tertarik terhadap informasi yang disajikan sebelum mereka terdorong untuk melaksanakan tindak lanjut. Laporan hasil pengawasan harus relevan dengan kegiatan organisasi, menjelaskan risiko dari temuan, serta manfaat dari rekomendasi yang disampaikan. Laporan yang meyakinkan mencakup: argumentasi pendukung simpulan yang terpercaya, penjelasan yang memadai, akibat dari kondisi yang diungkapkan, serta kuantifikasi akibat dari kondisi yang ditemukan. 5. Membangun/Constructive Laporan yang berisi kritik akan menimbulkan perlawanan, bukan kerja sama. Isi dan bahasa laporan harus dipilih agar menunjukkan manfaat positif dan memperoleh komitmen dari pembaca. Laporan yang konstruktif meyajikan sebab (bukan gejala) dari suatu permasalahan, menyampaikan aspek positif dan negatif secara seimbang, serta menghargai tindakan manajemen.
  • 19. Pusdiklatwas BPKP – 2010 14 6. Orientasi Hasil/Results-oriented Pimpinan instansi tidak hanya sekedar membaca untuk mengetahui masalah, tetapi berusaha untuk menemukan solusinya. Laporan yang efektif menekankan pada hasil dengan cara: menyampaikan rekomendasi yang spesifik dan terukur, bersifat praktik dan berorientasi pada solusi, serta menjelaskan tindakan yang telah dilakukan manajemen. 7. Menarik/Inviting Laporan yang menarik akan memperoleh perhatian pembaca daripada laporan yang bersifat ancaman (intimidasi). Laporan yang menarik pembaca memuat: ringkasan eksekutif, menggunakan format yang profesional, serta menggunakan judul yang jelas untuk setiap bagian. 8. Tepat waktu/Timely Manfaat dari laporan terkait langsung dengan ketepatan waktu penyajian. APIP perlu menjaga ketepatan waktu dengan: penyampaian segera kepada manajemen, penyampaian laporan interim untuk masalah yang serius, serta penegakan standar ketepatan waktu secara tegas. D. Proses Penyusunan Laporan Hasil Pengawasan Intern Konsep laporan hasil pengawasan intern disusun oleh ketua tim. Pengendali teknis melakukan reviu konsep laporan untuk keseluruhan aspek (aspek fisik, format, maupun substansi). Reviu substansi oleh pengendali teknis (dalnis) tersebut mencakup pengujian kesesuaian antara konsep laporan dengan dokumen pelaksanaan kegiatan pengawasan.
  • 20. Pusdiklatwas BPKP – 2010 15 Gambar 2.6 Proses Penyusunan LHP Pengendali mutu (daltu)/penanggung jawab penugasan pengawasan melakukan reviu konsep laporan sebelum memberikan persetujuan penerbitan laporan. Tanggal laporan hasil pengawasan adalah tanggal disetujuinya konsep laporan oleh pengendali mutu/penanggung jawab, bukan tanggal laporan ditandatangani. E. Isi dan Bentuk Laporan Hasil Pengawasan Sepanjang tidak diatur secara khusus, laporan hasil pengawasan dapat disusun dalam bentuk bab atau bentuk surat. Laporan bentuk surat, disusun jika terdapat informasi yang perlu segera disampaikan atau jika tidak banyak substansi yang penting untuk disampaikan. Laporan bentuk surat disusun mengikuti kaidah persuratan dinas. Laporan bentuk bab disusun jika substansi yang ingin disampaikan cukup banyak sehingga perlu disusun dalam sistematika bab. Bentuk dan isi laporan hasil pengawasan dipengaruhi oleh jenis kegiatan pengawasan, kegiatan yang diawasi, unit kerja, serta periode yang menjadi sasaran pengawasan. Oleh karena itu, pada dasarnya laporan hasil pengawasan tidak harus disusun dalam bentuk dan isi yang seragam. Namun demikian, terdapat beberapa hal yang bersifat umum dan berlaku untuk setiap laporan hasil pengawasan. Hal tersebut diatur dalam kaidah Disusun ketua tim Direviu dalnis Direviu dan disetujui daltu/penanggung jawab
  • 21. Pusdiklatwas BPKP – 2010 16 kebahasaan maupun standar/pedoman pelaporan yang sesuai untuk setiap jenis penugasan pengawasan. 1. Kaidah Kebahasaan Penulisan Laporan Pada dasarnya, laporan hasil pengawasan berisi rangkaian gagasan/ pesan yang akan disampaikan APIP kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Laporan merupakan komunikasi tidak langsung dalam bentuk media tulisan. Penulis laporan harus memiliki kemampuan menulis, kemampuan untuk menyusun pikirannya, mampu mengutarakannya dengan kata-kata dan bahasa yang sederhana, serta menggunakan struktur kalimat yang baik. Laporan merupakan komunikasi tulisan yang bersifat resmi/formal. Isi laporan hendaknya menggunakan bahasa yang jelas, lugas, dan komunikatif. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penulisan laporan hasil pengawasan sebagai suatu komunikasi tulisan resmi harus mengacu pada kaidah baku bahasa Indonesia ragam tulis yang baik dan benar. Untuk itu, penulisan laporan hasil pengawasan harus memperhatikan kaidah bahasa seperti: • Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan • Pedoman Umum Pembentukan Istilah • Kamus Besar Bahasa Indonesia • Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Kaidah-kaidah tersebut tidak dibahas dalam modul ini, akan tetapi kaidah tersebut kami lampirkan dan merupakan bahan pembelajaran yang tak terpisahkan dari modul ini.
  • 22. Pusdiklatwas BPKP – 2010 17 Gambar 2.7 Laman KBBI on line dari Pusat Bahasa 2. Peraturan, Standar, dan Pedoman Pelaporan Untuk menjamin terlaksananya pengawasan intern pemerintah yang efektif dan efisien oleh berbagai APIP, yang mencakup beberapa institusi terpisah, diperlukan dukungan peraturan, standar, serta pedoman yang berisi ketentuan-ketentuan pokok dalam bidang pengawasan intern pemerintah. Peraturan, standar, serta pedoman tersebut berfungsi sebagai ukuran mutu minimal bagi para pelaksana tugas dan fungsi pengawasan intern. Dalam kaitannya dengan pelaporan hasil pengawasan intern, peraturan/standar/pedoman pelaporan sangat bermanfaat bagi APIP maupun pengguna jasa. Pelaksanaan pedoman/standar akan menghindarkan APIP dari risiko adanya pelaporan yang tidak bermutu/substandar. Bagi para pengguna jasa APIP, pedoman/standar pelaporan merupakan landasan untuk memahami dan menginterpretasikan laporan hasil pengawasan. Peraturan/standar/pedoman yang terkait dengan pelaporan hasil pengawasan APIP adalah sebagai berikut:
  • 23. Pusdiklatwas BPKP – 2010 18 Tabel 2.1 Peraturan/Standar/Pedoman Pelaporan No Laporan Peraturan/Standar/Pedoman 1 Audit kinerja dan audit investigatif Audit Komprehensif Standar Audit APIP (Permenpan Nomor PER/05/M.PAN/03/2008) Pedoman yang berlaku bagi instansi 2 Audit atas laporan keuangan pemerintah Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) BPK, mengacu pada Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) IAI 3 Reviu laporan keuangan kementerian/lembaga Reviu laporan keuangan pemerintah daerah Standar Reviu atas Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga (Peraturan Menkeu No.41/PMK.09/2010) Pedoman Pelaksanaan Reviu Atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Peraturan Mendagri No 4 Tahun 2008) 4 Evaluasi Kinerja Perusahaan, Evaluasi LAKIP Keputusan Menteri BUMN Nomor: Kep- 100/MBU/2002 tanggal 04 Juni 2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara Kepmendagri No. 47 tanggal 31 Maret 1999 tentang Pedoman Penilaian Kinerja PDAM Kepmenpan No KEP/135/M.PAN/ 9/2004 tentang Pedoman Umum Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 5 Monitoring dan Evaluasi, Pemantauan Tindak Lanjut. Permendagri Nomor 23 Tahun 2007 Tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah 6 Pengawasan Lainnya (asistensi, sosialisasi, dan konsultansi) SPAP
  • 24. Pusdiklatwas BPKP – 2010 19 F. Latihan 1. Jelaskan pengertian laporan hasil pengawasan APIP. 2. Jelaskan fungsi dan tujuan laporan hasil pengawasan APIP. 3. Jelaskan karakteristik kualitas laporan hasil pengawasan yang baik. 4. Jelaskan proses penyusunan laporan hasil pengawasan APIP. 5. Jelaskan kapan laporan bentuk bab dan bentuk surat harus disusun. 6. Jelaskan hal-hal yang berlaku umum bagi penulisan laporan hasil pengawasan.
  • 25. Pusdiklatwas BPKP – 2010 20 BAB III TEKNIK PENULISAN LAPORAN YANG EFEKTIF Indikator Keberhasilan: Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan dapat memahami teknik menulis untuk menginformasikan dan meyakinkan, serta menulis laporan yang konstruktif. Laporan hasil pengawasan intern secara umum memiliki tiga tujuan, yaitu menginformasikan, meyakinkan, dan menghasilkan. Untuk mencapai tujuan tersebut, APIP harus mengggunakan teknik penulisan laporan yang mampu menarik perhatian pembaca, membangun kepercayaan, serta mendorong tindakan. A. Teknik Menulis untuk Menginformasikan Agar laporan hasil pengawasan dapat menyampaikan informasi kepada para pembaca secara efektif, penulis laporan perlu menguasai teknik untuk merebut perhatian pembaca dan teknik untuk mengelola detail informasi. 1. Teknik untuk Memperoleh Perhatian Pembaca Kesempatan terbaik untuk merebut perhatian pembaca terletak pada kalimat pertama. Dengan membuat kalimat pembuka atau paragraf yang padat, langsung, dan menarik, laporan kita mampu merebut perhatian pembaca, mendorong pembaca untuk membaca lebih lanjut, serta menumbuhkan respons positif manajemen.
  • 26. Pusdiklatwas BPKP – 2010 21 Terdapat beberapa teknik menulis pembukaan yang dapat secara efektif menarik perhatian dan membuat pesan yang kita sampaikan betul-betul jelas. Teknik tersebut meliputi: • Menyatakan simpulan secara langsung • Menulis secara tegas dan jelas • Menggunakan istilah yang dipahami pembaca • Mendahulukan informasi yang paling diminati pembaca • Menggunakan format yang mengarahkan pembaca a. Menyatakan Simpulan Secara Langsung Agar laporan menarik pembaca, kita harus beralih dari alur penalaran pengawas (apa yang telah kita dilaksanakan, apa yang kita ditemukan, dan apa makna temuan tersebut) kepada alur penalaran pembaca (apa simpulan Anda? Apa data pendukungnya? Mengapa hal itu penting? dan Apa yang seharusnya kami lakukan?). Manajemen pada umumnya tidak berkepentingan langsung dengan latar belakang, metode kerja, serta teknik-teknik/pengujian yang telah kita lakukan. Hal tersebut dapat disampaikan secara lisan kepada manajemen operasional atau cukup dimuat dalam lampiran laporan kepada manajemen puncak. Batasi jumlah informasi yang terkait dengan hal tersebut. Untuk memutuskan seberapa banyak informasi yang perlu disampaikan, jawablah tiga pertanyaan berikut: apakah pembaca akan dapat memahami istilah yang kita gunakan? Penjelasan apa yang dibutuhkan pembaca? Seberapa dalamkah informasi yang diinginkan pembaca? b. Menulis Secara Tegas dan Jelas Kalimat pembuka yang klise atau ambigu hanya akan menghabiskan halaman kertas dan membingungkan pembaca. Kalimat pembuka
  • 27. Pusdiklatwas BPKP – 2010 22 seperti: “terdapat penyimpangan dalam pembayaran kepada rekanan”, “pengendalian pengeluaran kas masih lemah”, “prosedur pengadaan barang dan jasa kurang efektif”, atau “dari hasil pengujian yang kami lakukan ternyata pembukuan piutang perlu diperbaiki”, merupakan kalimat yang tidak tegas dan tidak jelas. Perhatikan analisis dalam tabel berikut: Tabel 3.1 Kalimat yang Tidak Tegas No Kalimat Kelemahan 1 Terdapat penyimpangan dalam pembayaran kepada rekanan. Tidak jelas apa penyimpangannya dan berapa nilai penyimpangannya. 2 Pengendalian pengeluaran kas masih lemah Tidak tegas tingkat kelemahannya dan tidak jelas unsur mana yang masih lemah. 3 Prosedur pengadaan barang dan jasa kurang efektif Tidak jelas prosedur apa yang kurang efektif serta tidak tegas mengapa tidak efektif dan apa akibatnya. 4 Dari hasil pengujian yang kami lakukan ternyata pembukuan piutang perlu diperbaiki. Kalimat klise, tidak jelas mengapa dan bagaimana memperbaikinya. Agar tulisan Anda tegas dan jelas, gunakan kalimat pembuka yang spesifik dan unik (tidak memiliki gradasi makna). Nyatakan inti pesan dengan menjawab pertanyaan berikut, “dengan satu kalimat, apa yang paling penting untuk saya sampaikan mengenai masalah ini?” Kalimat dalam tabel 3.1 di atas dapat diperbaiki menjadi: • Pembayaran termijn kedua kepada PT Teepuan melebihi prestasi fisik konstruksi sebesar Rp500.000.000,00. • Pada saat membuat SPJ, bendahara pengeluaran tidak pernah mencocokkan bukti pembayaran kepada rekanan dengan bukti penerimaan barang. • Pejabat pembuat komitmen tidak melakukan survei harga dalam menyusun HPS pengadaan komputer tahun 2010,
  • 28. Pusdiklatwas BPKP – 2010 23 sehingga menimbulkan pemborosan/kemahalan harga pengadaan sebesar Rp100.000.000,00. • Petugas kartu piutang agar membukukan penerimaan piutang yang tidak dicatat sebesar Rp10.000.000,00, yang kami temukan dari hasil konfirmasi kepada para debitur. c. Menggunakan Istilah yang Dipahami Pembaca Istilah yang tidak dikenal oleh pembaca merupakan penghalang antara pembaca dengan penulis laporan. Jika pembaca tidak dapat menangkap makna kalimat pembuka, maka pembaca mungkin akan menganggap kalimat berikutnya sulit untuk dipahami. Jika Anda menggunakan kata-kata khusus atau istilah teknis, Anda harus menjelaskan maknanya kepada pembaca, namun tidak perlu sampai menyampaikan definisi baku yang kaku. Anda dapat menggunakan teknik sebagai berikut: • Menyatakan simpulan dengan istilah teknis, kemudian, dijelaskan definisinya. Misalnya, “otorisasi pemberian pinjaman tidak sesuai prosedur operasi standar seksi 105. Tanda tangan manajer penjualan harus dituangkan dalam formulir permintaan kredit.” • Menyampaikan definisi istilah teknis secara langsung dalam kalimat pembuka. Misalnya, “otorisasi pemberian pinjaman tidak sesuai prosedur operasi standar seksi 105, manajer penjualan tidak menandatangani formulir persetujuan kredit.” • Menggunakan bahasa yang sederhana. Misalnya, “manajer penjualan tidak menandatangani formulir persetujuan kredit.” Meskipun dengan bahasa yang tidak teknis, jangan lupa bahwa tidak semua istilah familier bagi semua pembaca. Misalnya, “Formulir F- 77 tidak dilengkapi oleh petugas pembayaran.” Mungkin akan lebih
  • 29. Pusdiklatwas BPKP – 2010 24 mudah dipahami jika digunakan kalimat “Petugas pembayaran hanya meminta persetujuan lewat telepon, tidak dicatat dalam formulir.” d. Mendahulukan Informasi yang Paling Diminati Pembaca Pada dasarnya, kita dapat mengawali narasi laporan dengan kondisi hasil pengujian, kriteria yang berlaku, akibat yang ditimbulkan, penyebab timbulnya masalah, atau rekomendasi. Setiap versi memiliki nuansa penekanan, kesan, dan pesan yang berbeda bagi pembaca. Menyatakan kondisi hasil pengujian di awal penyajian akan langsung menarik perhatian dan memungkinkan pembaca segera memahami pesan, Namun, versi ini kadang terasa kasar. Jika kondisi yang diungkapkan merupakan kelemahan, maka pasti akan terasa nada negatifnya. Versi ini merupakan pendekatan umum yang paling tepat untuk mengungkapkan semua masalah, kecuali jika Anda ingin memperlembut nada penyampaian. Mengemukakan kriteria berupa persyaratan, kebijakan, serta peraturan pada awal penyajian akan memberikan dasar yang kuat bagi otoritas dan validitas informasi yang akan disampaikan berikutnya. Pada umumnya, kebijakan dan peraturan bukanlah hal yang menarik sehingga pembukaan seperti ini tidak membangkitkan gairah untuk membaca lebih lanjut. Beberapa pembaca akan menilai bahwa Anda hanya menyampaikan apa yang sudah ia ketahui. Manajemen yang memiliki jiwa wirausaha (entrepreneur) sering menganggap bahwa aturan atau regulasi sebagai hal yang tidak signifikan. Pendekatan ini cocok digunakan di bidang yang sangat menekankan ketaatan pada aturan atau aturan merupakan sesuatu yang paling penting.
  • 30. Pusdiklatwas BPKP – 2010 25 Mengemukakan akibat di awal penyajian akan menciptakan kesan yang paling kuat, karena menunjukkan signifikansi masalah dan akan menarik perhatian manajemen puncak. Namun demikian, teknik ini biasanya tidak bersahabat dengan manajemen operasional. Jika tidak digunakan secara tepat, teknik ini dapat menimbulkan kesan bahwa Anda adalah tukang membesar-besarkan masalah. Teknik ini cocok digunakan untuk menyampaikan masalah signifikan yang benar-benar memerlukan perhatian dan tindakan manajemen puncak, bukan manajemen operasional. Mengawali penyampaian dengan mengemukakan sebab dapat mengarahkan pada solusi. Fokuskan pembaca pada penyebab hakiki, bukan pada gejalanya. Namun, jika analisis Anda tidak cermat, penyebab yang Anda sampaikan akan dirasakan sebagai konklusi yang tidak didukung fakta. Jika sebab disampaikan terlalu pasti, maka Anda akan dianggap terlalu menyederhanakan masalah. Pendekatan ini hanya digunakan jika sebab yang Anda temukan benar-benar merupakan kelemahan fundamental dan rekomendasi untuk mengatasi sebab tersebut benar-benar dapat menyelesaikan masalah. Mengemukakan rekomendasi dan manfaatnya pada awal penyajian akan memperhalus kalimat pembukaan. Penekanan pada rekomendasi akan membuat struktur laporan lebih berorientasi pada tindak lanjut dan lebih fokus kepada solusi daripada masalah. Pembaca yang tidak terbiasa dengan gaya ini akan merasa seperti diajari apa yang mesti ia kerjakan. Untuk menghindari kesan tersebut hindari menuliskan kata “seharusnya”. Anda hanya perlu menulis tindakan yang direkomendasikan dan manfaatnya dalam satu kalimat. Pendekatan ini cocok untuk laporan kegiatan konsultatif
  • 31. Pusdiklatwas BPKP – 2010 26 dimana Anda diminta membantu mencari solusi yang tepat atas permasalahan tertentu. e. Merancang Format yang Mengarahkan Pembaca Kalimat pembuka dapat menunjukkan informasi kunci dan memudahkan pembaca menemukan informasi penting pada permulaan tulisan. Anda dapat membimbing pembaca lebih jauh dengan menggunakan judul (heading), subjudul, jenis huruf, serta elemen desain lain untuk meng-highlight informasi. Format tersebut dapat menarik pembaca dan memudahkan pembaca menangkap ide terpenting Anda. Judul yang berisi konklusi atau rekomendasi dapat memberikan gambaran umum masalah bagi pembaca. Selain judul, subjudul dapat digunakan untuk menunjukkan poin yang ingin Anda tekankan. Anda dapat membedakan jenis huruf, menggunakan huruf tebal, menambahkan garis bawah, atau menggunakan warna latar belakang yang berbeda untuk menarik perhatian pembaca. Anda dapat memisahkan bagian tertentu dari laporan dengan indent yang berbeda untuk menunjukkan bahwa hal itu perlu diperhatikan. 2. Mengelola Detail Informasi Menyajikan ringkasan bukti dari dokumen kertas kerja pengawasan setebal lima ratus halaman ke dalam lima lembar halaman laporan yang diinginkan pembaca bukanlah hal yang mudah. Tugas Anda adalah menyeimbangkan antara penyajian yang ringkas dengan pembuktian yang cukup. Untuk menentukan jumlah dan seberapa detail informasi pendukung yang layak disajikan dalam laporan, Anda perlu: • Memikirkan pembaca dan tujuan laporan • Mengikhtisarkan data pendukung • Memilih informasi yang dapat meyakinkan dan bermanfaat. • Mempertimbangkan manfaat informasi • Menyajikan data dalam format yang mudah dibaca
  • 32. Pusdiklatwas BPKP – 2010 27 1. Memikirkan Pembaca dan Tujuan Laporan Saat menulis laporan biasanya kita lebih memikirkan atasan kita (pengendali teknis, pengendali mutu, atau penanggung jawab pengawasan) daripada pembaca. Penulis yang berorientasi pada atasan cenderung memasukkan terlalu banyak informasi untuk memudahkan proses reviu. Pikirkan, untuk siapa laporan tersebut akan disampaikan. Manajemen operasional tidak memerlukan informasi yang panjang lebar karena ia telah mengetahui secara detail lingkup pekerjaannya dan telah memperoleh informasi yang lengkap sepanjang kegiatan pengawasan (fieldwork) dan pada saat pembicaraan akhir (closing conference). Manajemen puncak umumya tidak suka menghabiskan waktu untuk membaca laporan yang tebal. Beberapa informasi dapat dicantumkan dalam lampiran. Saat Anda menulis isi laporan, pikirkan dengan jelas apa tujuan laporan tersebut. Laporan tidak ditujukan untuk mendidik pembaca yang tidak mengetahui prosedur operasi standar, pengendalian intern, atau pekerjaan pengawasan. Laporan merupakan ikhtisar hasil kegiatan pengawasan yang digunakan untuk menginformasikan permasalahan yang signifikan serta mengarahkan tindakan yang perlu dilaksanakan manajemen. 2. Mengikhtisarkan Data Pendukung Kertas kerja pengawasan umumnya disusun untuk mendokumentasikan pengujian, hasil analisis yang telah dilaksanakan, serta simpulan yang diperoleh. Sistematika seperti ini tidak selalu sama dengan urutan penyajian simpulan. Oleh karena itu, data kertas kerja yang akan dimasukkan ke dalam laporan harus diikhtisarkan dan disusun kembali. Kelompokkan data yang sejenis, buatlah simpulan dari data tersebut, susunlah data sesuai tingkat
  • 33. Pusdiklatwas BPKP – 2010 28 signifikansinya, dan sajikan ikhtisar data yang memang diperlukan untuk mendukung konklusi. 3. Memilih Informasi yang Dapat Meyakinkan dan Bermanfaat Menulis ikhtisar hasil pengawasan yang terlalu singkat (hanya menggambarkan masalah tanpa mengikutkan informasi pendukung simpulan dan informasi yang menunjukkan signifikansi masalah) merupakan salah satu penyebab tidak efektifnya pelaporan. Keterbatasan informasi dapat mempersulit pembaca memahami laporan. Namun demikian, Anda tidak perlu menyampaikan semua informasi. Informasi perlu dimasukkan dalam laporan jika memenuhi minimal satu dari kriteria berikut ini: • Mendukung simpulan yang disampaikan • Menunjukkan signifikansi masalah • Memungkinkan tindakan perbaikan Detail di luar hal-hal di atas akan menurunkan nilai dan tingkat keterbacaan (readability) laporan. 4. Mempertimbangkan Signifikansi Informasi Menyajikan semua penyimpangan (termasuk hal-hal sepele/tidak material) dapat mengurangi perhatian manajemen puncak atas substansi laporan Anda. Manajemen puncak akan merasa membuang-buang waktu membaca laporan tersebut. Sebelum Anda memutuskan untuk memasukkan suatu informasi ke dalam laporan, pertimbangkan signifikansi informasi tersebut untuk perbaikan operasi dan peningkatan kinerja organisasi, serta dampaknya terhadap hubungan kegiatan pengawasan dengan manajemen. Permasalahan yang tidak signifikan cukup disampaikan secara lisan, tidak perlu dimasukkan ke dalam laporan.
  • 34. Pusdiklatwas BPKP – 2010 29 e. Menyajikan Data dalam Format yang Mudah Dibaca Uraian hasil pengawasan yang terdiri dari rangkaian kata atau angka yang bertele-tele akan menyulitkan pembaca dalam memahami maksud yang disampaikan dalam laporan. Format penyajian kata dan angka dapat meningkatkan keterbacaan laporan. Beberapa teknik yang dapat Anda gunakan adalah: • Gunakan bulleted item atau nomor urut untuk memudahkan pembaca menemukan poin-poin yang disampaikan. • Gunakan persentase, tabel, atau grafik untuk mempermudah pengungkapan angka-angka. • Gunakan kotak peraga (exhibit) atau lampiran (appendix) untuk menyampaikan informasi yang mungkin hanya diperlukan oleh sebagian pembaca dan dapat dilewatkan oleh pembaca lainnya. B. Menulis untuk Meyakinkan Apa tolok ukur keberhasilan kegiatan pengawasan? Dokumentasi kertas kerja yang baik, laporan yang menyajikan banyak temuan, besarnya nilai temuan, pengakuan manajemen, pelaksanaan rekomendasi, atau jumlah penghematan/manfaat dari pelaksanaan rekomendasi? Untuk menulis laporan yang meyakinkan, Anda harus memegang teguh prinsip “report writting is a process of producing value rather than volume”. Menulis untuk meyakinkan manajemen harus dilandasi sikap mau memahami dan tidak menyepelekan keberatan-keberatan mereka. Untuk dapat memberikan hasil yang optimal, Anda harus mengupayakan pengakuan dan tindak lanjut manajemen. Untuk mencapai hal tersebut, Anda harus memosisikan diri sebagai “penjual rekomendasi” bukan sebagai “penyaji fakta”. Anda tidak dapat mengubah pendirian awal dan
  • 35. Pusdiklatwas BPKP – 2010 30 keberatan-keberatan mereka, tetapi dengan memahami prioritas mereka kemudian menunjukkan manfaat rekomendasi bagi pencapaian tujuan mereka, Anda dapat mengubah sudut pandang mereka. Anda dapat memperkuat kemampuan laporan untuk meyakinkan dan menghasilkan dengan melaksanakan teknik-teknik sebagai berikut: • Menjelaskan dan menguantifikasi nilai temuan • Menunjukkan akibat temuan dari sudut pandang manajemen • Menangani keberatan 1. Menjelaskan dan mengkuantifikasi Temuan Rekomendasi, opini, atau argumentasi harus dijelaskan dengan gaya yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. • Untuk menyampaikan materi yang supersensitif, Anda dapat menggunakan pendekatan yang lembut dengan menjelaskan masalah secara tidak langsung (indirectly). Penyajian tidak langsung diawali dengan pengungkapan ruang lingkup masalah, penjelasan fakta, dan pertimbangan terhadap berbagai penafsiran. Konklusi dan rekomendasi disampaikan pada akhir penyajian. Penyajian ini cocok untuk menyampaikan masalah yang sangat signifikan, rekomendasi yang bersifat kontroversial/mengonter alternatif solusi lainnya, atau jika manajemen bersikap resistan. • Untuk menyampaikan masalah yang tidak terlalu sensitif, Anda dapat menyajikan secara langsung, singkat, dan padat. Cara ini efektif untuk memperoleh perhatian manajemen puncak karena memudahkan manajemen puncak menangkap keypoint yang disampaikan.
  • 36. Pusdiklatwas BPKP – 2010 31 Model “Heading-Conclusion-Evidence” dapat diterapkan agar penyajian langsung tetap memiliki kekuatan untuk meyakinkan pembaca. Model “Heading-Conclusion-Evidence” juga dapat menghindarkan pengawas dari masalah generalisasi tanpa dasar dan ketidaksahihan simpulan. Generalisasi tanpa dasar dapat menyebabkan pembaca menolak simpulan dan rekomendasi. Laporan yang tidak mengungkapkan fakta, data, atau bukti pendukung informasi kunci, dapat menimbulkan silang pendapat, merangsang bantahan pembaca, atau menimbulkan provokasi. Ketidaksahihan simpulan dapat terjadi karena ketidaksinkronan bukti dengan simpulan atau kesalahan penalaran. Simpulan yang tidak sahih dapat menyebabkan penyajian fakta yang salah, terlalu dibesar- besarkan, atau terlalu dikecilkan (misstate, overstate, understate). Setelah kondisi dinyatakan dengan jelas, Anda harus dapat menjawab pertanyaan berikut: “Seberapa serius masalah tersebut?” Pengetahuan tentang besarnya masalah akan membantu manajemen untuk menentukan tingkat kerumitan masalah dan seberapa besar tingkat perhatian terhadap masalah tersebut. Penyimpangan dengan risiko kecil mungkin dapat ditoleransi atau didelegasikan kepada manajemen operasi sedangkan masalah sangat material atau memiliki akibat potensial yang besar bagi organisasi perlu ditangani langsung oleh manajemen puncak. Penjelasan mengenai ukuran masalah dapat dinyatakan dengan cara mengungkapkan: • persentase penyimpangan terhadap sampel yang diuji maupun populasi,
  • 37. Pusdiklatwas BPKP – 2010 32 • nilai rupiah total penyimpangan, nilai rata-rata penyimpangan setiap bukti, nilai rupiah penyimpangan terkecil, dan nilai rupiah penyimpangan terbesar, • frekuensi kejadian dalam rentang waktu tertentu (setiap hari, minggu, atau bulan), • membandingkan data statistik dengan ukuran-ukuran standar. 2. Menunjukkan akibat temuan dari sudut pandang manajemen Agar rekomendasi dapat diterima manajemen, Anda harus dapat menjawab pertanyaan lebih lanjut dari manajemen: “Terus bagaimana? Akibat buruk apa yang akan terjadi? atau Apa yang dapat kami peroleh dengan melaksanakan rekomendasi Anda.” Akibat, baik berupa risiko atau manfaat, harus dinyatakan dalam perspektif manajemen, bukan pengawas. Manajemen sering menganggap apa yang disampaikan pengawas terlalu sempit, tidak melihat hasil akhir, atau berorientasi pada kepentingan pengawas. Untuk menulis laporan yang meyakinkan manajemen, Anda harus mengubah cara penyajian risiko atau manfaat dari perspektif ke pangawas ke perspektif manajemen. Pernyataan risiko dan manfaat dengan perspektif pengawas seperti rendahnya akuntabilitas, tidak cukup bukti, pelanggaran kebijakan, pelanggaran aturan, dan kerugian keuangan; serta pernyataan manfaat seperti meningkatkan pengendalian dan akuntabilitas, memperbaiki prosedur operasi, meningkatkan konsistensi, atau meningkatkan dokumentasi, kurang persuasif bagi manajemen.
  • 38. Pusdiklatwas BPKP – 2010 33 3. Menangani Keberatan Jika laporan hasil pengawasan memperoleh bantahan manajemen yang didukung dengan argumentasi yang kuat, Anda perlu memberi pengakuan dan menangani keberatan tersebut dalam laporan. Penulis yang berpikir jauh bahkan telah mengantisipasi pertanyaan semacam itu dan telah memasukkan narasi terkait dalam laporan. Kuantifikasi dan deskripsi risiko dan manfaat biasanya dapat mencegah munculnya beberapa pernyataan resistansi. Kritik atau pendekatan satu arah biasanya merangsang manajemen untuk menentang rekomendasi Anda. Dalam kasus adanya keberatan, Anda harus menyajikan secara imbang dan menggunakan diplomasi dengan mengakui keberadaan perspektif lain. Penyajian seimbang juga dapat diberikan dengan jalan mengakui capaian positif atau usaha yang telah dilakukan manajemen meskipun masalah masih terjadi. Penyajian seimbang biasanya ampuh mengatasi keberatan karena memberikan pengakuan terhadap aspek positif pendapat lain tanpa membiarkan pendapat tersebut menurunkan posisi Anda. Menunjukkan bahwa rekomendasi Anda lebih baik daripada sistem yang sedang berjalan atau dari alternatif lainnya dengan cara menjelaskan keunggulan berupa tambahan manfaat dari rekomendasi anda akan membuat laporan lebih persuasif. C. Menulis Secara Konstruktif Dalam diskusi bertatap muka, tata cara penyampaian pesan merupakan hal yang penting untuk memperoleh respons positif, sama pentingnya dengan pesan itu sendiri. Penggunaan kata, nada suara, atau gerakan mata akan memengaruhi perasaan seseorang apakah akan menerima atau menolak, merasa dikecam atau dibantu, merasa diperlakukan secara adil atau dizalimi. Pemilihan cara penyampaian yang efektif dan pengelolaan perilaku akan membantu Anda memengaruhi orang lain memperoleh persetujuannya.
  • 39. Pusdiklatwas BPKP – 2010 34 Dalam penulisan, makna pesan Anda dapat berubah karena perbedaan penekanan, pemilihan kata, penyusunan paragraf, serta pemilihan data. Terlepas dari pesan yang disampaikan, Anda dapat menulis secara konstruktif dan lebih persuasif dengan menerapkan beberapa prinsip berikut: • Menghindari bahasa perasaan (judgmental) dan generalisasi tanpa dukungan. • Menyatakan gagasan positif dalam kalimat positif. • Menyajikan penyeimbang dan perspektif. • Menekankan manfaat, rekomendasi, dan solusi. 1. Menghindari bahasa perasaan (judgmental) dan generalisasi tanpa dukungan Laporan hasil pengawasan harus bersifat faktual dan konklusif, tidak boleh hanya memuat pendapat dan diungkapkan dengan samar-samar. Penggunaan kata yang hanya mencerminkan opini/pendapat tanpa didukung data akan mendorong perilaku defensif pembaca. • Gunakan bahasa faktual/konkret Gunakan nada konstruktif dengan menghindari kata-kata/frasa yang menunjukkan opini/perasaan Anda seperti: “menurut keyakinan kami”, “perasaan kami”, “seperti kita ketahui”, atau “menurut pendapat kami”. Mengganti kata/frasa beropini tersebut dengan kata/frasa yang lebih objektif akan membuat kalimat kita lebih konstruktif. • Hati-hatilah dengan Konotasi Terdapat kata-kata yang menimbulkan konotasi adanya permasalahan/penyimpangan yang serius. Pembaca akan tertuduh jika membaca kata-kata tersebut. Penggunaan kata-kata: signifikan, kegagalan, penyimpangan, ketidakcocokan, ketidakcukupan, ketidakmampuan, serta pelanggaran sebaiknya digunakan secara hati-hati karena menimbulkan kesan adanya masalah yang serius.
  • 40. Pusdiklatwas BPKP – 2010 35 Kata/frasa yang sering digunakan untuk menggambarkan prosedur audit seperti: “berhasil kami ungkap/kami temukan” memiliki kaitan yang kuat dengan investigasi tersangka kecurangan. Kata/frasa “kami identifikasi/kami laporkan” terasa lebih ringan. Bahkan kata temuan pun memiliki nilai rasa negatif bagi pembaca tertentu. Menyatakan tujuan audit dengan frasa “untuk mengidentifikasi kelemahan pengendalian” mencerminkan ketidakpahaman penulis pada kekuatan kata. Pernyataan tersebut mengesankan bahwa pengawas memang mencari kesalahan. • Hindari generalisasi tanpa didukung data Penggunaan kata yang samar-samar akan menimbulkan permintaan klarifikasi atau bantahan. Kata-kata seperti banyak, berlebihan, atau substansial tidak memberi gambaran yang tepat. Sebaiknya gunakan kuantifikasi dengan angka mutlak atau relatif (persentase) yang faktual. Generalisasi pada penyajian simpulan dan rekomendasi juga berbahaya. Pernyataan “operasi tidak berjalan sebagaimana mestinya” memiliki makna yang sangat luas dan menimbulkan banyak penafsiran. Pernyataan seperti “rekonsiliasi kas dan bank harus dilakukan tepat waktu sesuai ketentuan” akan lebih tegas dan konkret jika dinyatakan “rekonsiliasi kas dan bank harus dilakukan minimal sebulan sekali setiap akhir bulan”. 2. Menyatakan Gagasan Positif dalam Kalimat Positif Pengawas umumnya tidak terbiasa memasukkan pernyataan positif dalam laporannya. “Tidak terdapat penyimpangan yang kami temukan” merupakan contoh umum bahwa meskipun untuk simpulan positif, pengawas dapat menyatakannya dalam kalimat negatif. Umumnya pengawas mengidap sindrom “generally good, however”. Untuk
  • 41. Pusdiklatwas BPKP – 2010 36 menyajikan laporan yang seimbang, Anda harus mencari kemungkinan untuk memasukkan pernyataan positif. • Pernyataan positif bukan berarti Anda harus mencari sisi positif terkait masalah negatif yang disampaikan, tetapi menyajikan menyampaikan gagasan positif dengan bahasa positif. Contoh kalimat penyajian kalimat negatif yang disajikan dalam bahasa positif dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.2 Penyajian dalam Kalimat Positif No Kalimat Negatif Kalimat Positif 1 Tidak terdapat pelanggaran terhadap semua ketentuan pengadaan. Ketentuan pengadaan telah dilaksanakan sepenuhnya. 2 Kami tidak menemukan kelemahan signifikan dalam pengendalian manajemen. Pengendalian manajemen telah memadai. • Menyampaikan hasil pengujian secara seimbang dapat meningkatkan laporan positif. Sebagian pengawas/auditor melakukan komunikasi dengan manajemen menggunakan gaya laporan pengecualian (exception-only reporting). Gaya seperti ini memang padat dan efisien tetapi dapat menghasilkan laporan negatif. Dalam setiap kegiatan pengawasan, sebagian hasil teknik pengujian mungkin menunjukkan sesuatu yang positif. Hal positif tersebut jika signifikan perlu diapresiasi dan disampaikan pada manajemen. • Menyampaikan upaya perbaikan yang telah/sedang dilakukan manajemen terkait dengan permasalahan yang disampaikan merupakan salah satu upaya untuk membangun laporan positif. Dalam beberapa kasus, kesalahan atau kelemahan dapat terjadi walaupun manajemen telah berusaha dengan maksimal dan beriktikad baik untuk mencegah atau mengatasi masalah tersebut.
  • 42. Pusdiklatwas BPKP – 2010 37 Pengakuan terhadap upaya tersebut dapat membangun kerja sama yang lebih baik dan mendorong pengakuan oleh manajemen. • Menyampaikan tindak lanjut yang dilaksanakan manajemen terkait dengan rekomendasi hasil pengawasan sebelumnya dapat meningkatkan nada positif laporan hasil pengawasan. Kita dapat meningkatkan kesan positif dari kalimat “sebagian besar masalah hasil audit sebelumnya telah diperbaiki oleh manajemen” dengan mengemukakan tindak lanjut yang konkret seperti: “akuntabilitas penerimaan kas telah ditingkatkan dengan pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan kas harian”, “program pemeliharaan telah disusun dan prosedur manual telah dibukukan sebagai pedoman untuk pelaksanaan pemeliharaan roda empat.” 3. Menyajikan Secara Seimbang dari berbagai sisi Pengawas tidak boleh membesar-besarkan masalah kecil seolah-olah sebagai masalah yang besar. Dalam satu isu, hal positif dan negatif sebaiknya diungkap secara seimbang. Perluasan tujuan/kegiatan usaha (goals) dapat mengurangi/memperlemah pengendalian yang sudah ada (meningkatkan risks). Ungkapkan masalah dengan menjaga keseimbangan sisi tujuan dengan risiko. Rasakan perbedaan kalimat dalam tabel 3.3 berikut ini: Tabel 3.3 Kalimat Seimbang dan Tidak Seimbang No Tidak seimbang Seimbang 1 Frekuensi pemberian pinjaman yang tidak didukung dokumen yang lengkap meningkat 20%. Peningkatan pemberian kredit sebesar 40% diiringi dengan kenaikan 20% pemberian pinjaman yang tidak didukung dokumen yang lengkap. 2 Bagian piutang tidak melaksanakan konfirmasi piutang secara tertulis. Bagian piutang melakukan konfirmasi piutang dengan telepon tetapi tidak menerima dokumen tertulis dari pelanggan
  • 43. Pusdiklatwas BPKP – 2010 38 4. Menekankan manfaat, rekomendasi, dan solusi Dua kata yang sering digunakan dalam laporan pengawasan yaitu “tidak” dan “seharusnya” menimbulkan kesan mengajari manajemen. Mengganti kata tersebut dengan “dapat” dan “akan” mampu membuat laporan lebih konstruktif dan berorientasi hasil. “Setiap pengiriman barang dicatat dalam formulir pengiriman. Semua pengiriman hanya memanfaatkan satu baris formulir. Terdapat beberapa pengiriman yang dilakukan dalam hari yang sama tidak dikonsolidasikan dalam satu formulir. Untuk meningkatkan efisiensi, seharusnya pengiriman tersebut dikonsolidasikan.” Susunan kalimat tersebut dapat diperbaiki menjadi: “Pengiriman pada hari yang sama dapat dikonsolidasikan dalam satu formulir untuk menghemat kertas dan waktu.” atau “Konsolidasi pengiriman pada hari yang sama dalam satu formulir akan menghemat kertas dan waktu.” Alih-alih menyajikan masalah dalam nada negatif (menekankan risiko), Anda dapat menyusun laporan yang lebih konstruktif dengan menyajikan solusi dan manfaatnya. Rasakan perbedaan kesan di antara dua pernyataan berikut: - Pernyataan negatif (menekankan pada risiko) “Tidak terdapat pengecekan independen terhadap akurasi dan kelengkapan catatan persediaan. Hal tersebut dapat menyebabkan adanya kesalahan yang tidak terdeteksi serta pengeluaran barang dari gudang tanpa dicatat.” - Pernyataan positif (menekankan pada solusi dan manfaat) “Pemisahan antara petugas pencatat buku persediaan dengan petugas gudang akan menjamin semua penerimaan dan pengeluaran barang dicatat dalam sistem perpetual. Pencocokan stok dan rekonsiliasi akan menverifikasi kelengkapan dan akurasi pencatatan.”
  • 44. Pusdiklatwas BPKP – 2010 39 D. Latihan 1. Sebutkan dan jelaskan teknik penulisan untuk memperoleh perhatian pembaca! 2. Sebutkan dan jelaskan teknik penulisan untuk mengelola detail informasi yang akan disampaikan pada pembaca laporan! 3. Sebutkan dan jelaskan teknik penulisan untuk meyakinkan pembaca laporan! 4. Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip penulisan agar laporan menjadi lebih persuasif!
  • 45. Pusdiklatwas BPKP – 2010 PENULISAN LAPORAN HASIL AUDIT Indikator Keberhasilan: Setelah mengik dapat menulis laporan hasil audit kinerja yang profesional A. Audit Kinerja Audit kinerja adalah audit atas pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah yang terdiri atas audit aspek ekonomi, efisiensi, Istilah lain yang sering digunakan untuk menyebutnya adalah audit operasional, management audit audit. Audit kinerja bertujuan untuk menilai apakah kegiatan suatu entitas telah dilakukan secara ekon dan akibat kegiatan yang tidak 3E; dan memberi rekomendasi perbaikan kepada manajemen. Konsep 3E dapat dijelaskan menggunakan bagan umum kegiatan audit Gambar 4.1. Bagan 2010 BAB IV PENULISAN LAPORAN HASIL AUDIT KINERJA Indikator Keberhasilan: Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan menulis laporan hasil audit kinerja yang profesional adalah audit atas pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah yang terdiri atas audit aspek ekonomi, efisiensi, Istilah lain yang sering digunakan untuk menyebutnya adalah audit management audit, performance audit, serta value for money Audit kinerja bertujuan untuk menilai apakah kegiatan suatu entitas telah dilakukan secara ekonomis, efisien, dan efektif (3E); mengidentifikasi sebab dan akibat kegiatan yang tidak 3E; dan memberi rekomendasi perbaikan kepada manajemen. Konsep 3E dapat dijelaskan menggunakan bagan umum kegiatan auditan (value for money chain): Gambar 4.1. Bagan value vor money chain 40 PENULISAN LAPORAN HASIL AUDIT uti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan menulis laporan hasil audit kinerja yang profesional adalah audit atas pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah yang terdiri atas audit aspek ekonomi, efisiensi, dan efektivitas. Istilah lain yang sering digunakan untuk menyebutnya adalah audit value for money Audit kinerja bertujuan untuk menilai apakah kegiatan suatu entitas telah , efisien, dan efektif (3E); mengidentifikasi sebab dan akibat kegiatan yang tidak 3E; dan memberi rekomendasi perbaikan kepada manajemen. Konsep 3E dapat dijelaskan menggunakan bagan
  • 46. Pusdiklatwas BPKP – 2010 41 Ekonomis terkait hubungan antara input kegiatan dengan input primer (uang/anggaran). Suatu kegiatan dikatakan ekonomis jika menggunakan input dengan harga yang lebih murah/hemat. Efisien terkait hubungan antara output dengan input. Suatu kegiatan dikatakan efisien jika untuk mencapai standar output tertentu dapat digunakan input yang lebih sedikit. Sedangkan efektif terkait dengan hubungan output dan outcome. Suatu kegiatan dikatakan efektif jika menghasilkan output sesuai rencana, dan output tersebut dimanfaatkan (menghasilkan outcome sesuai rencana). Dalam praktik, dapat terjadi pertentangan/trade off di antara ketiga kondisi tersebut. B. Standar Pelaporan Hasil Audit Kinerja Standar pelaporan hasil audit kinerja diatur dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah. Standar pelaporan audit kinerja merupakan acuan bagi penyusunan laporan hasil audit yang merupakan tahap akhir kegiatan audit kinerja, untuk mengomunikasikan hasil audit kinerja kepada auditi dan pihak lain yang terkait. Standar pelaporan audit kinerja mencakup: 4000 – Kewajiban Membuat Laporan 4100 – Cara dan Saat Pelaporan 4200 – Bentuk dan Isi Laporan 4300 – Kualitas Laporan 4400 – Tanggapan Auditi 4500 – Penerbitan dan Distribusi Laporan
  • 47. Pusdiklatwas BPKP – 2010 42 C. Penjelasan Standar Pelaporan Hasil Audit Kinerja 1. Standar 4000 – Kewajiban Membuat Laporan Auditor harus membuat laporan hasil audit kinerja sesuai dengan penugasannya, yang disusun dalam format yang sesuai, segera setelah selesai melakukan audit. Laporan hasil audit merupakan hasil akhir dari proses audit. Laporan hasil audit berguna antara lain untuk: • mengomunikasikan hasil audit kepada auditi dan pihak lain yang berwenang berdasarkan peraturan perundang-undangan; • menghindari kesalahpahaman atas hasil audit; • menjadi bahan untuk melakukan tindakan perbaikan bagi auditi dan instansi terkait; dan • memudahkan pemantauan tindak lanjut untuk menentukan pengaruh tindakan perbaikan yang semestinya telah dilakukan. Kebutuhan untuk melaksanakan pertanggungjawaban atas program menghendaki bahwa laporan hasil audit disajikan dalam bentuk yang mudah diakses. 2. Standar 4100 – Cara dan Saat Pelaporan Laporan hasil audit kinerja harus dibuat secara tertulis dan segera, yaitu pada kesempatan pertama setelah berakhirnya pelaksanaan audit. Laporan hasil audit harus dibuat secara tertulis untuk menghindari kemungkinan salah tafsir atas kesimpulan, temuan dan rekomendasi auditor. Keharusan membuat laporan secara tertulis tidak berarti membatasi atau mencegah pembahasan lisan dengan auditi selama proses audit berlangsung. Pembuatan laporan hasil audit dilakukan segera setelah selesainya pekerjaan lapangan, tanpa harus ditunda.
  • 48. Pusdiklatwas BPKP – 2010 43 3. Standar 4200 – Bentuk dan Isi Laporan Laporan hasil audit kinerja harus dibuat dalam bentuk dan isi yang dapat dimengerti oleh auditi dan pihak lain yang terkait. Bentuk laporan pada dasarnya bisa berbentuk surat atau bab. Bentuk surat digunakan apabila dari hasil audit tersebut tidak diketemukan banyak temuan. Sedangkan bentuk bab digunakan apabila dari hasil pemeriksaan ditemukan banyak temuan. Baik bentuk surat maupun bab, laporan hasil audit setidaknya harus memuat: a) dasar melakukan audit; b) identifikasi auditi; c) tujuan/sasaran, lingkup, dan metodologi audit; d) pernyataan bahwa audit dilaksanakan sesuai dengan standar audit; e) kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi; f) hasil audit berupa kesimpulan, temuan audit, dan rekomendasi; g) tanggapan dari pejabat auditi yang bertanggung jawab; h) pernyataan adanya keterbatasan dalam audit serta pihak-pihak yang menerima laporan; i) pelaporan informasi rahasia apabila ada. Kelemahan dalam sistem pengendalian intern, ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, kecurangan dan ketidakpatutan (abuse) disajikan sebagai bagian temuan. 4210 – Kelemahan Sistem Pengendalian Intern Auditor harus melaporkan adanya kelemahan atas sistem pengendalian intern auditi. Kelemahan atas sistem pengendalian intern yang dilaporkan adalah yang mempunyai pengaruh signifikan. Sedangkan kelemahan yang tidak signifikan cukup disampaikan kepada auditi dalam bentuk surat (management letter).
  • 49. Pusdiklatwas BPKP – 2010 44 4220 – Ketidakpatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan, Kecurangan dan Ketidakpatutan (Abuse) Auditor harus melaporkan adanya ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, kecurangan, dan ketidakpatutan (abuse) apabila berdasarkan bukti-bukti yang diperoleh auditor menyimpulkan bahwa telah terjadi ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, kecurangan, dan ketidakpatutan (abuse). Dalam hal peraturan perundang-undangan mengatur bahwa APIP harus segera melaporkan adanya ketidakpatuhan, kecurangan, dan ketidakpatutan kepada pihak- pihak yang ditentukan segera setelah ditemukan, auditor harus segera melaporkan sesuai dengan ketentuan internal APIP tanpa harus menunggu laporan hasil audit diselesaikan. Auditor bisa menggunakan bantuan konsultan hukum untuk menentukan apakah telah terjadi ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan kecurangan serta mekanisme pelaporannya. 4. Standar 4300 – Kualitas Laporan Laporan hasil audit kinerja harus tepat waktu, lengkap, akurat, objektif, meyakinkan, serta jelas, dan seringkas mungkin. o Tepat Waktu Agar suatu informasi bermanfaat secara maksimal, maka laporan hasil audit harus tepat waktu. Laporan yang dibuat dengan hati-hati tetapi terlambat disampaikan, nilainya menjadi kurang bagi pengguna laporan hasil audit. Selama audit berlangsung, auditor harus mempertimbangkan adanya laporan hasil audit sementara untuk hal yang material kepada auditi dan/atau kepada pihak lain yang terkait. Laporan hasil audit sementara tersebut bukan merupakan pengganti laporan hasil audit akhir, tetapi mengingatkan kepada pejabat terkait terhadap hal yang membutuhkan perhatian segera dan memungkinkan
  • 50. Pusdiklatwas BPKP – 2010 45 pejabat tersebut untuk memperbaikinya sebelum laporan hasil audit akhir diselesaikan. o Lengkap Laporan hasil audit harus memuat semua informasi dari bukti yang dibutuhkan untuk memenuhi sasaran audit, memberikan pemahaman yang benar dan memadai atas hal yang dilaporkan, dan memenuhi persyaratan isi laporan hasil audit. Laporan hasil audit harus memasukkan informasi mengenai latar belakang permasalahan secara memadai, memberikan perspektif yang wajar mengenai aspek kedalaman dan signifikansi temuan audit, seperti frekuensi terjadinya penyimpangan dibandingkan dengan jumlah kasus atau transaksi yang diuji, serta hubungan antara temuan audit dengan kegiatan entitas yang diaudit. Umumnya, satu kasus kekurangan/kelemahan saja tidak cukup untuk mendukung suatu simpulan yang luas atau rekomendasi yang berhubungan dengan simpulan tersebut. Satu kasus itu hanya dapat diartikan sebagai adanya kelemahan, kesalahan, atau kekurangan data pendukung. Oleh karena itu, informasi yang terinci perlu diungkapkan dalam laporan hasil audit untuk meyakinkan pengguna laporan hasil audit tersebut. o Akurat Akurat berarti bukti yang disajikan benar dan temuan itu disajikan dengan tepat. Keakuratan diperlukan untuk memberikan keyakinan kepada pengguna laporan bahwa apa yang dilaporkan memiliki kredibilitas dan dapat diandalkan. Satu ketidakakuratan dalam laporan hasil audit dapat menimbulkan keraguan atas keandalan seluruh laporan tersebut dan dapat mengalihkan perhatian pengguna laporan hasil audit dari substansi laporan tersebut. Laporan yang tidak akurat dapat merusak kredibilitas APIP dan mengurangi efektivitas laporan.
  • 51. Pusdiklatwas BPKP – 2010 46 Laporan hasil audit harus memuat informasi yang didukung oleh bukti yang kompeten dan relevan dalam kertas kerja audit. Apabila terdapat data yang material terhadap temuan audit tetapi auditor tidak melakukan pengujian terhadap data tersebut, maka auditor harus secara jelas menunjukkan dalam laporan hasil auditnya bahwa data tersebut tidak diperiksa dan tidak membuat temuan atau rekomendasi berdasarkan data tersebut. Bukti yang dicantumkan dalam laporan hasil audit harus masuk akal dan mencerminkan kebenaran mengenai masalah yang dilaporkan. Penggambaran yang benar berarti penjelasan secara akurat tentang lingkup dan metodologi audit, serta penyajian temuan yang konsisten dengan lingkup audit. Salah satu cara untuk meyakinkan bahwa laporan hasil audit telah memenuhi standar pelaporan adalah dengan menggunakan proses pengendalian mutu, seperti proses referensi. Proses referensi adalah proses dimana seorang auditor yang tidak terlibat dalam proses audit tersebut menguji bahwa suatu fakta, angka, atau tanggal telah dilaporkan dengan benar, bahwa temuan telah didukung dengan dokumentasi audit, dan bahwa simpulan dan rekomendasi secara logis didasarkan pada data pendukung. o Objektif Objektivitas berarti penyajian seluruh laporan harus seimbang dalam isi dan redaksi. Kredibilitas suatu laporan ditentukan oleh penyajian bukti yang tidak memihak, sehingga pengguna laporan hasil audit dapat diyakinkan oleh fakta yang disajikan. Laporan hasil audit harus adil dan tidak menyesatkan. Ini berarti auditor harus menyajikan hasil audit secara netral dan menghindari kecenderungan melebih-lebihkan kekurangan yang ada. Dalam menjelaskan kekurangan suatu kinerja, auditor harus menyajikan penjelasan pejabat yang bertanggung jawab, termasuk pertimbangan atas kesulitan yang dihadapi entitas yang diperiksa.
  • 52. Pusdiklatwas BPKP – 2010 47 Redaksi laporan harus mendorong pengambil keputusan untuk bertindak atas dasar temuan dan rekomendasi auditor. Meskipun temuan auditor harus disajikan dengan jelas dan terbuka, auditor harus ingat bahwa salah satu tujuannya adalah untuk meyakinkan. Cara terbaik untuk itu adalah dengan menghindari bahasa laporan yang menimbulkan adanya sikap membela diri dan menentang dari entitas yang diaudit. Meskipun kritik terhadap kinerja yang telah lalu seringkali dibutuhkan, laporan hasil audit harus menekankan perbaikan yang diperlukan. o Meyakinkan Agar meyakinkan, maka laporan harus dapat menjawab sasaran audit, menyajikan temuan, kesimpulan, dan rekomendasi yang logis. Informasi yang disajikan harus cukup meyakinkan pengguna laporan untuk mengakui validitas temuan tersebut dan manfaat penerapan rekomendasi. Laporan yang disusun dengan cara ini dapat membantu pejabat yang bertanggung jawab untuk memusatkan perhatiannya atas hal yang memerlukan perhatian itu, dan dapat membantu untuk melakukan perbaikan sesuai rekomendasi dalam laporan hasil audit. o Jelas Laporan harus mudah dibaca dan dipahami. Laporan harus ditulis dengan bahasa yang jelas dan sesederhana mungkin. Penggunaan bahasa yang lugas dan tidak teknis sangat penting untuk menyederhanakan penyajian. Jika digunakan istilah teknis, singkatan, dan akronim yang tidak begitu dikenal, maka hal itu harus didefinisikan dengan jelas. Akronim agar digunakan sejarang mungkin. Apabila diperlukan, auditor dapat membuat ringkasan laporan untuk menyampaikan informasi yang penting sehingga diperhatikan oleh pengguna laporan hasil audit. Ringkasan tersebut memuat jawaban
  • 53. Pusdiklatwas BPKP – 2010 48 terhadap sasaran audit, temuan-temuan yang paling material, dan rekomendasi. Pengorganisasian laporan secara logis, akurat, dan tepat dalam menyajikan fakta, merupakan hal yang penting untuk memberi kejelasan dan pemahaman bagi pengguna laporan hasil audit. Penggunaan judul, subjudul, dan kalimat topik (utama) akan membuat laporan lebih mudah dibaca dan dipahami. Alat bantu visual (seperti gambar, bagan, grafik, dan peta) dapat digunakan untuk menjelaskan dan memberikan resume terhadap suatu masalah yang rumit. o Ringkas Laporan yang ringkas adalah laporan yang tidak lebih panjang daripada yang diperlukan untuk menyampaikan dan mendukung pesan. Laporan yang terlalu rinci dapat menurunkan kualitas laporan, bahkan dapat menyembunyikan pesan yang sesungguhnya dan dapat membingungkan atau mengurangi minat pembaca. Pengulangan yang tidak perlu juga harus dihindari. Meskipun banyak peluang untuk mempertimbangkan isi laporan, laporan yang lengkap tetapi ringkas, akan mencapai hasil yang lebih baik. 5. Standar 4400 – Tanggapan Auditi Auditor harus meminta tanggapan/pendapat tertulis dari pejabat auditi yang bertanggung jawab atas kesimpulan, temuan, dan rekomendasi, termasuk tindakan perbaikan yang direncanakan oleh auditi. Tanggapan tersebut harus dievaluasi dan dipahami secara seimbang dan objektif, serta disajikan secara memadai dalam laporan hasil audit. Tanggapan yang diberikan, seperti janji atau rencana tindakan perbaikan, harus dicantumkan dalam laporan hasil audit, tetapi tidak dapat diterima sebagai pembenaran untuk menghilangkan temuan dan rekomendasi yang berhubungan dengan temuan tersebut.
  • 54. Pusdiklatwas BPKP – 2010 49 Auditor harus melaporkan tanggapan pejabat auditi yang bertanggung jawab atas program yang diaudit mengenai kesimpulan, temuan, dan rekomendasi auditor, serta perbaikan yang direncanakan olehnya. Salah satu cara yang paling efektif untuk memastikan bahwa suatu laporan hasil audit dipandang adil, lengkap, dan objektif adalah adanya reviu dan tanggapan dari pejabat yang bertanggung jawab, sehingga dapat diperoleh suatu laporan yang tidak hanya mengemukakan temuan dan pendapat auditor saja, melainkan memuat pula pendapat dan rencana yang akan dilakukan oleh pejabat yang bertanggung jawab tersebut. Apabila tanggapan dari auditi bertentangan dengan kesimpulan, temuan, dan rekomendasi dalam laporan hasil audit, dan menurut pendapat auditor tanggapan tersebut tidak benar, maka auditor harus menyampaikan ketidaksetujuannya atas tanggapan tersebut beserta alasannya secara seimbang dan objektif. Sebaliknya, auditor harus memperbaiki laporannya, apabila auditor berpendapat bahwa tanggapan tersebut benar. 6. Standar 4500 – Penerbitan dan Distribusi Laporan Laporan hasil audit kinerja diserahkan kepada pimpinan organisasi, auditi, dan pihak lain yang diberi wewenang untuk menerima laporan hasil audit sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Laporan hasil audit kinerja harus didistribusikan tepat waktu kepada pihak yang berkepentingan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Namun dalam hal yang diaudit merupakan rahasia negara maka untuk tujuan keamanan atau dilarang disampaikan kepada pihak- pihak tertentu atas dasar ketentuan peraturan perundang-undangan, auditor dapat membatasi pendistribusian laporan tersebut. Apabila audit dihentikan sebelum berakhir, tetapi auditor tidak mengeluarkan laporan hasil audit, maka auditor harus membuat catatan yang mengikhtisarkan hasil audit sampai tanggal penghentian dan menjelaskan alasan
  • 55. Pusdiklatwas BPKP – 2010 50 penghentian. Auditor juga harus mengomunikasikan secara tertulis alasan penghentian audit kepada auditi dan pejabat lain yang berwenang. D. Format Laporan Standar Pelaporan telah mengatur standar bentuk dan isi laporan hasil audit kinerja namun tidak mengatur formatnya. Dengan demikian, instansi APIP dapat mengatur lebih lanjut format dan bentuk laporan. 1. Laporan Bentuk Surat Laporan bentuk surat, sama dengan surat biasa, tidak perlu menggunakan kulit laporan (cover). Laporan bentuk surat tetap wajib memenuhi standar isi laporan. Susunan laporan mengikuti pedoman administrasi umum yang berlaku pada instansi yang bersangkutan. Gambar 4.2 Contoh Format LHA Operasional Bentuk Surat KOP SURAT Nomor : LHA- Kota, tanggal Lampiran : .... Hal : Laporan Hasil Audit Kinerja ............................... Yth. .............. Paragraf Pembuka: dasar melakukan audit; identifikasi auditi; tujuan/sasaran, lingkup, dan metodologi audit; pernyataan bahwa audit dilaksanakan sesuai dengan standar audit; kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi. Pernyataan adanya keterbatasan dalam audit (jika ada). Paragraf Isi: hasil audit berupa kesimpulan, temuan audit, dan rekomendasi; tanggapan dari pejabat auditi yang bertanggung jawab. Pelaporan informasi rahasia apabila ada. Paragraf Penutup: Jabatan Penanggung Jawab Audit Tanda tangan Nama NIP Tembusan:
  • 56. Pusdiklatwas BPKP – 2010 51 Contoh paragraf pembuka yang berisi dasar pelaksanaan audit, tujuan audit, sasaran/lingkup audit, serta pernyataan kesesuaian audit dengan standar dan metodologi audit: Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten A Nomor 1 Tahun 2001 tentang Inspektorat Kabupaten A, kami telah melakukan audit kinerja atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi SKPD Dinas Pendidikan. Audit bertujuan untuk menilai apakah pelaksanaan tugas pokok dan fungsi SKPD Pendidikan telah memenuhi unsur ekonomis, efisiensi, dan efektivitas, serta ketaatan pada ketentuan yang berlaku. Sasaran audit adalah pelaksanaan kegiatan tahun anggaran 2012 oleh SKPD Dinas Pendidikan, namun tidak termasuk kegiatan UPTD. Audit dilaksanakan sesuai dengan Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah, oleh karenanya meliputi penilaian dan pengumpulan bukti-bukti, penilaian atas sistem pengendalian intern yang diterapkan SKPD, dan penilaian ketaatan terhadap peraturan perundang- undangan yang berlaku. Contoh paragraf isi yang menyajikan gambaran umum auditi dan hasil audit: Pelaksanaan tupoksi SKPD Dinas Pendidikan tahun 2012 dilakukan melalui 40 kegiatan yang didanai dengan anggaran sesuai DPA Nomor DPA-0123/2012 sebesar Rp1.234.567.000,00. Realisasi fisik kegiatan dan keuangan masing-masing mencapai 100% dan 95%. Tidak terdapat hambatan yang berarti dalam pencapaian target. Dari audit diketahui bahwa 39 kegiatan telah didukung pengendalian intern yang memadai dan dilaksanakan secara ekonomis, efisien, dan efektif, sesuai ketentuan yang berlaku. Terdapat kelemahan pengendalian intern berupa pelanggaran prosedur pengadaan barang dan jasa pada kegiatan pembangunan 20 gedung sekolah dasar. Kelemahan pengendalian tersebut menyebabkan ketidakekonomisan yang mengakibatkan kerugian daerah sebesar Rp432.234.000,00. Uraian lebih rinci lihat lampiran. Terhadap permasalahan tersebut kami rekomendasikan kepada: • Bupati untuk memberikan sanksi kepada pengguna anggaran yang telah sengaja melakukan pelanggaran prosedur pengadaan. • Pengguna anggaran untuk mempertanggungjawabkan kerugian dengan menyetor ke kas daerah sebesar Rp432.234.000,00. Pengguna Anggaran telah mengakui adanya permasalahan tersebut dan bersedia melakukan tindak lanjut sesuai rekomendasi yang kami sampaikan.
  • 57. Pusdiklatwas BPKP – 2010 52 Contoh paragraf penutup: Demikian kami sampaikan, atas kesediaan Saudara untuk melaksanakan tindak lanjut kami ucapkan terima kasih. 2. Laporan Bentuk Bab Format laporan hasil audit kinerja bentuk bab dapat diatur dan dikembangkan oleh instansi APIP dengan tetap memperhatikan ketentuan dalam Standar Pelaporan. Berikut ini adalah contoh format laporan audit kinerja bentuk bab. Perlu kami tegaskan, format laporan dapat dikembangkan sesuai kebutuhan, tidak harus mengikuti contoh berikut: Gambar 4.3 Format LHA Operasional Bentuk Bab Sampul Depan Halaman Pengantar Daftar Isi Bagian Pertama : Ringkasan Hasil Audit Bagian Kedua : Uraian Hasil Audit Bab I Pendahuluan 1. Informasi Umum Audit 2. Informasi Umum Mengenai Auditi: a. Organisasi dan manajemen b. Kegiatan auditi c. Target, realisasi, dan hambatan pencapaian target kegiatan dan keuangan d. Sistem pengendalian manajemen e. Informasi lainnya Bab II Uraian Hasil Audit 1. Simpulan dan Temuan Hasil Audit 2. Hal-hal lain yang perlu diperhatikan Lampiran Bagian-bagian dalam format laporan hasil audit kinerja bentuk bab di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
  • 58. Pusdiklatwas BPKP – 2010 53 a. Sampul Depan Pada halaman sampul depan dicantumkan nama instansi auditor, nomor laporan, tanggal, dan judul laporan. Judul laporan harus memberikan gambaran mengenai isi laporan (misal Laporan Hasil Audit Kinerja Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi SKPD Dinas Pendidikan Tahun Anggaran 2012). Sampul depan laporan dapat didesain dengan warna dan gambar yang menarik untuk menumbuhkan keinginan mengetahui isi laporan. b. Halaman Pengantar Halaman pengantar mencantumkan kop instansi, nomor dan tanggal LHA, perihal, lampiran, pihak yang dituju, serta kalimat pengantar. Gambar 4.4 Contoh Format Halaman Pengantar Inspektorat Kabupaten Terang Jalan Pangeran Diponorogo Nomor 77, Terang Telepon 077-212212, Faksimili 077.212213 Email:terang@inspektorat.go.id Web: www.isnpektoratterang.go.id Nomor : LHA-012/Inps/2013 Terang, 3 Maret 2013 Lampiran : 1 berkas Hal : Laporan Hasil Audit Kinerja Dinas Pendidikan Kabupaten Terang Tahun Anggaran 2013 Yth. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Terang Bersama ini kami sampaikan hasil audit kinerja pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Pendidikan Kabupaten Terang Tahun Anggaran 2013 dengan susunan sebagai berikut: Bagian I Pendahuluan Bagian II Hasil Audit c. Ringkasan Hasil Audit Ringkasan hasil audit menyajikan hal-hal yang penting dari hasil audit secara ringkas dan jelas. Ringkasan ini bersumber dari uraian hasil
  • 59. Pusdiklatwas BPKP – 2010 54 audit. Dengan demikian tidak ada ringkasan hasil audit yang tidak ada uraiannya di dalam bagian uraian hasil audit. Yang perlu disampaikan dalam ringkasan hasil audit antara lain: • Simpulan hasil audit, termasuk simpulan hasil pengujian SPM dan simpulan mengenai ketaatan pada peraturan yang berlaku • Temuan hasil audit • Rekomendasi bagi pejabat yang berwenang melakukan tindak lanjut • Komentar dari pejabat auditi d. Informasi Umum Audit Bagian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kegiatan audit yang dilaksanakan. Informasi yang disajikan dalam bagian ini meliputi: dasar audit, tujuan, sasaran, metodologi, dan ruang lingkup audit; pernyataan kesesuaian dengan Standar Audit APIP; kriteria yang digunakan, dan keterbatasan dalam pelaksanaan audit. e. Informasi Umum Mengenai Auditi Bagian ini bertujuan untuk memberikan gambaran kepada pembaca mengenai: 1) Organisasi dan manajemen Pada subbagian ini dikemukakan dasar hukum, tujuan kegiatan/organisasi, posisi entitas yang diaudit ditinjau dari organisasi yang lebih luas, dan pimpinan yang berwenang memberi tanggapan terhadap hasil audit.
  • 60. Pusdiklatwas BPKP – 2010 55 2) Kegiatan Auditi Pada bagian ini disampaikan informasi mengenai kegiatan yang dilaksanakan auditi serta kegiatan mana yang diaudit. Pada kegiatan yang diaudit sebaiknya disampaikan tujuan untuk setiap kegiatan. 3) Realisasi dan hambatan pencapaian target kegiatan dan keuangan Pada bagian ini disajikan persentase capaian target kegiatan fisik, realisasi anggaran, serta hambatan pencapaian target dan hambatan penyerapan anggaran. Informasi yang disajikan adalah informasi yang telah diaudit. 4) Sistem Pengendalian Manajemen Pada bagian ini disampaikan hasil pengujian sistem pengendalian intern yang telah diterapkan manajemen. 5) Informasi lainnya Pada bagian ini disajikan hal-hal yang dipandang perlu untuk disampaikan, misalnya informasi mengenai tindak lanjut hasil audit sebelumnya, hambatan pelaksanaan tindak lanjut, hal-hal yang diidentifikasi mengandung masalah namun belum tuntas auditnya, dan sebagainya. 6) Simpulan dan Temuan Hasil Audit Pada bagian ini disajikan simpulan hasil audit terkait dengan tujuan audit. Simpulan tersebut antara lain mengenai aspek keekonomisan, efisiensi, efektivitas, dan ketaatan. Simpulan sebaiknya disampaikan dalam perspektif yang seimbang. Temuan hasil audit yang ditulis harus sudah dibicarakan dengan penanggung jawab auditi. Setiap temuan hendaknya diberi judul dan disajikan berdasar tingkat urgensi masalah. Temuan yang disajikan hendaknya memiliki atribut yang lengkap, penting untuk
  • 61. Pusdiklatwas BPKP – 2010 56 disampaikan dan bermanfaat, meyakinkan/didukung bukti, objektif dan seimbang dalam penyajian, dan bersifat konstruktif. Rekomendasi harus jelas menyebutkan apa yang perlu dilaksanakan dan ditujukan kepada pihak yang memang berwenang untuk melaksanakannya. Pelaksanaan tindak lanjut sebelum penerbitan laporan dapat diapresiasi dalam laporan. 7) Hal-hal yang perlu diperhatikan Pada bagian ini disajikan hal-hal yang perlu memperoleh perhatian manajemen dan perlu dilakukan perbaikan oleh manajemen namun tidak memenuhi atribut temuan. Misalnya permasalahan yang akibatnya belum terjadi (masih bersifat potensial). 8) Lampiran Lampiran memuat hal-hal yang memperkuat atau memperjelas uraiain hasil audit, dapat berupa: • Dokumen, hasil analisis, dan daftar-daftar. • Komentar pejabat auditi atau pihak ketiga. Hal ini dapat dilampirkan karena terlalu panjang untuk dimuat dalam temuan hasil audit. • Daftar nama pejabat dan jabatannya yang terkait dengan temuan, yang terlalu panjang untuk dimuat dalam temuan hasil audit. • Daftar singkatan dan kepanjangannya. • Dan lain-lain yang dipandang perlu.
  • 62. Pusdiklatwas BPKP – 2010 57 E. Latihan 1. Sebutkan dan jelaskan standar audit kinerja menurut SA APIP! 2. Berdasar informasi berikut, susunlah laporan hasil audit operasional bentuk surat selengkap mungkin. Inspektorat Kota Lulus yang beralamat di jalan Adi Sumarno Nomor 77, Cilancar, telepon 534678 telah menugaskan tim audit operasional aspek kepegawaian pada Dinas Pendidikan Kota Lulus untuk Tahun Anggaran 2008. Audit tersebut bertujuan untuk menilai efektivitas pelaksanaan absen sidik jari/ finger print yang telah diimplementasikan Dinas Pendidikan. Pelaksanaan audit telah mengacu pada Standar Audit APIP. Pelaksanaan presensi sidik jari telah dilaksanakan sejak tanggal 15 Mei 2008 dengan tujuan untuk meningkatkan kedisiplinan pegawai sehingga tidak ada lagi pegawai yang “titip absen”. Dari hasil audit diketahui bahwa secara umum pelaksanaan kegiatan telah berjalan baik, namun masih terdapat beberapa pegawai yang terlambat datang tetapi pada mesin sidik jari tetap tercatat hadir tepat waktu. Hal tersebut terjadi karena adanya kolusi antara pegawai, Kasubbag Kepegawaian, dan petugas kebersihan (data sidik jari pegawai yang diinput ke data base mesin finger print adalah data sidik jari petugas kebersihan). Kepala Dinas Pendidikan mengakui adanya permasalahan tersebut dan sanggup melakukan rekomendasi auditor untuk memberi sanksi kepada pelaku kolusi. LHA tersebut telah ditandatangani Inspektur Kota Lulus (Drs. Revolido, Ak. NIP131456789) tanggal 15 Juni 2009 dengan nomor LHA-22/AO/2009. Tembusan Laporan disampaikan kepada Walikota dan Kepala Badan Kepegawaian Daerah. 3. Buatlah laporan hasil audit kinerja bentuk bab untuk subbab informasi umum audit secara lengkap! Anda boleh menggunakan data rekaan (asumsi) untuk membuat subbab tersebut secara utuh. 4. Buatlah informasi umum auditi yang memuat organisasi manajemen serta kondisi sistem pengendalian intern auditi. Anda boleh menggunakan data rekaan (asumsi) untuk membuat subbab tersebut secara utuh.
  • 63. Pusdiklatwas BPKP – 2010 58 BAB V PENULISAN LAPORAN HASIL AUDIT INVESTIGATIF Indikator Keberhasilan: Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan dapat menulis laporan hasil audit investigatif yang profesional A. Audit Investigatif Secara umum, audit investigatif adalah audit yang dilakukan berkaitan dengan adanya indikasi tindak pidana korupsi, penyalahgunaan wewenang, serta ketidaklancaran pembangunan. Menurut Standar Audit APIP, Audit investigatif adalah proses mencari, menemukan, dan mengumpulkan bukti secara sistematis yang bertujuan mengungkapkan terjadi atau tidaknya suatu perbuatan dan pelakunya guna dilakukan tindakan hukum selanjutnya. B. Standar Pelaporan Hasil Audit Investigatif Standar pelaporan hasil audit investigatif diatur dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/05/M.PAN/03/2008 Tentang Standar Audit APIP. Standar pelaporan tersebut mencakup: 7000 – Kewajiban Membuat Laporan 7100 – Cara dan Saat Pelaporan 7200 – Bentuk dan Isi Laporan 7300 – Kualitas Laporan 7400 – Pembicaraan Akhir dengan Auditi 7500 – Penerbitan dan Distribusi Laporan
  • 64. Pusdiklatwas BPKP – 2010 59 C. Penjelasan Standar Pelaporan Hasil Audit Investigatif 1. Standar 7000 – Kewajiban Membuat Laporan Auditor investigatif harus membuat laporan hasil audit investigatif sesuai dengan penugasannya yang disusun dalam format yang tepat segera setelah melakukan tugasnya. Laporan hasil audit investigatif dibuat secara tertulis dengan tujuan untuk memudahkan pembuktian dan berguna untuk proses hukum berikutnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Beberapa pedoman di bawah ini harus dipertimbangkan: a. Fakta-fakta, termasuk suatu pernyataan yang singkat dan jelas berkenaan dengan penerapan hukum yang dilanggar atau dasar suatu audit investigatif, harus diungkapkan untuk membantu pemahaman pembaca. b. Laporan harus memuat bukti-bukti, baik yang mendukung maupun yang melemahkan temuan. c. Laporan harus didukung dengan KKA investigatif yang memuat referensi kepada semua wawancara, kontak, atau aktivitas audit investigatif yang lain. d. Laporan harus mencerminkan apa hasil yang diperoleh dari audit investigatif, dalam hal ini termasuk denda, penghematan, pemulihan, tuduhan, rekomendasi, dan sebagainya. e. Auditor harus menulis laporannya dalam bentuk deduktif, menggunakan kalimat dan pernyataan yang berupa ulasan dan kalimat topik. Penulisan kalimat dan paragraf harus singkat, sederhana, dan langsung. f. Laporan harus ringkas tanpa mengorbankan kejelasan, kelengkapan, dan ketepatan untuk mengomunikasikan temuan audit investigatif yang relevan.
  • 65. Pusdiklatwas BPKP – 2010 60 g. Laporan tidak boleh mengungkapkan pertanyaan yang belum terjawab atau memungkinkan interpretasi yang keliru. h. Laporan audit investigatif tidak boleh mengandung opini atau pandangan pribadi. Semua penilaian, kesimpulan, pengamatan, dan rekomendasi harus berdasarkan fakta yang tersedia. i. Kelemahan sistem/permasalahan manajemen yang terungkap dalam audit investigatif harus segera dilaporkan ke pejabat yang berwenang. 2. Standar 7100 – Cara dan Saat Pelaporan Laporan hasil audit investigatif dibuat secara tertulis dan segera setelah berakhirnya pelaksanaan audit. APIP harus menetapkan kapan laporan akan diberikan secara tertulis, sesuai dengan situasi dan kasus yang diaudit. 3. Standar 7200 – Isi Laporan Laporan hasil audit investigatif harus memuat semua aspek yang relevan dari audit investigatif. Laporan minimal harus memuat hal-hal berikut ini: a. Dasar melakukan audit. b. Identifikasi auditi. c. Tujuan/sasaran, lingkup, dan metodologi audit. d. Pernyataan bahwa audit investigatif telah dilaksanakan sesuai Standar Audit. e. Fakta-fakta dan proses kejadian mengenai siapa, di mana, bilamana, bagaimana kasus yang diaudit. f. Sebab dan dampak penyimpangan. g. Pihak yang diduga terlibat/bertanggung jawab. Dalam pengungkapan pihak yang bertanggung jawab/diduga terlibat, auditor harus memperhatikan asas praduga tidak bersalah yaitu dengan tidak menyebut identitas lengkap.
  • 66. Pusdiklatwas BPKP – 2010 61 4. Standar 7300 – Kualitas Laporan Hasil audit investigatif dapat memiliki dampak besar terhadap karier seseorang atau kehidupan suatu organisasi. Oleh karena itu, laporan hasil audit investigatif harus akurat, jelas, lengkap, singkat, dan disusun dengan logis, tepat waktu, dan objektif. Laporan harus menunjukkan hasil-hasil relevan dan upaya auditor investigatif. Laporan harus disajikan secara langsung, tepat secara gramatikal, menghindari penggunaan kata yang tidak perlu, mengganggu, atau membingungkan. Audit investigatif harus dilaksanakan dan dilaporkan secara cermat dan tepat waktu. 5. Standar 7400 – Pembicaraan Akhir Dengan Auditi Auditor investigatif harus meminta tanggapan/pendapat terhadap hasil audit investigatif melalui suatu pembicaraan akhir dengan auditi. Hal tersebut untuk memastikan bahwa laporan hasil audit investigatif dipandang adil, lengkap, dan objektif. Tanggapan tersebut harus dievaluasi dan dipahami secara seimbang dan objektif, serta disajikan secara memadai. Apabila tanggapan tersebut bertentangan dengan kesimpulan dalam laporan atau menurut pendapat auditor investigatif tanggapan tersebut tidak benar, maka auditor investigatif harus menyampaikan ketidaksetujuannya atas tanggapan tersebut beserta alasannya secara seimbang dan objektif. Apabila auditor berpendapat bahwa tanggapan tersebut benar maka auditor harus memperbaiki laporannya. 6. Standar 7500 – Penerbitan dan Distribusi Laporan Laporan hasil audit investigatif diserahkan kepada pimpinan organisasi, auditi, dan pihak lain yang diberi wewenang untuk menerima laporan hasil audit sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam hal yang diaudit merupakan rahasia negara, untuk tujuan keamanan negara, atau menurut peraturan perundang-undangan
  • 67. Pusdiklatwas BPKP – 2010 62 dilarang dipublikasikan, maka APIP harus membatasi pendistribusian laporan tersebut. D. Format Laporan Laporan hasil audit investigatif dapat disusun dalam bentuk surat atau bab. 1. Laporan bentuk surat Laporan bentuk surat diterbitkan jika tidak dijumpai kasus penyimpangan yang memerlukan tindak lanjut atau hanya terdapat kasus pelanggaran disiplin pegawai negeri sipil. Dalam hal terjadi pelanggaran disiplin PNS, laporan dikirim kepada menteri/pimpinan lembaga/pimpinan instansi, Menpan (Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara), dan atasan langsung yang berwenang mengenakan sanksi. Gambar 5.1 Contoh LHA Investigatif Bentuk Surat BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI UMPAMA Jalan Berangan II, Ciawur, Bageur 16720 Telepon 0251-889777 Faksimili 0251-889778 Email: umpama@bpkp.go.id web: www.umpama.bpkp.go.id Nomor : LHA-034/PW77/2012 Bageur, 7 Juli 2010 Lampiran : Satu Berkas Hal : Laporan Hasil Audit Investigatif Pada Proyek PBJ Dinas Pendidikan Kab. Misal TA 2012 Yth. Kepala Kejaksaan Negeri Kabupaten Umpama Berdasarkan Surat Kajari Misal Nomor S-7/Kejari/2012 tanggal 5 Mei 2012 tentang permintaan kepada Perwakilan BPKP Provinsi Umpama untuk melakukan audit investigatif, kami telah melakukan audit investigatif pada Proyek Pengadaan Barang dan Jasa Dinas Pendidikan Kabupaten Misal Tahun Anggaran 2011. Tujuan audit adalah untuk membuktikan kebenaran surat pengaduan masyarakat kepada Kejaksaan Negeri Misal yang menginformasikan adanya kolusi di antara para peserta pelelangan sehingga harga kontrak pengadaan komputer Proyek PBJ Kab. Misal menjadi lebih mahal sekitar 88% dari harga pasar.
  • 68. Pusdiklatwas BPKP – 2010 63 Audit dilaksanakan sesuai dengan Standar Audit APIP, oleh karenanya meliputi penilaian dan pengumpulan bukti-bukti, penilaian atas sistem pengendalian intern yang diterapkan manajemen proyek, serta penilaian ketaatan kegiatan pengadaan proyek terhadap peraturan yang berlaku. Hasil audit menunjukkan bahwa informasi yang dikemukakan dalam surat pengaduan tersebut tidak benar. Terdapat beberapa kekurangan dalam pelaksanaan kegiatan berupa survei harga hanya pada 3 penyedia dan kesalahan perhitungan HPS. Kekurangan tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pelaksanaan pemborongan. Harga-harga yang tercantum dalam kontrak mendekati harga-harga pasar. Bahkan untuk barang-barang tertentu lebih rendah dari harga pasar (Daftar Permbandingan Harga Kontrak dengan Harga Pasar terlampir). Dari keterangan tiga orang pelaksana kegiatan dan rekanan pemenang lelang diketahui bahwa dua orang anggota panitia penerima barang yaitu SWGL dan EGP meminta uang kepada rekanan masing-masing sebesar Rp15.000.000,00. Hal tersebut bertentangan dengan PP 53 Tahun 2010 pasal ... yang melarang PNS melakukan.... Permasalahan ini telah diakui kedua petugas tersebut. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Misal selaku pengguna anggaran/pengguna barang telah bersedia memberikan hukuman kepada kedua petugas tersebut sesuai PP 53 Tahun 2010 (pernyataan pengakuan dan kesediaan terlampir). Kami rekomendasikan ..... (sampaikan rekomendasi yang relevan) Demikian laporan ini kami sampaikan untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya. Kepala, Suri Teladan, S.E., M.M.,Ak. NIP 19670707 198702 1 002 Tembusan: 1. Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara 2. Bupati Misal 3. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Misal