Biarkan Semua Publik Tau Bahwa Cinta Dan Kasih Sayangku Padamu Masih Terukir Dalam Kalbu, Meski Kita Tak Lagi Bersama........!

1. http://www.facebook.com/SeikatKasihDanSayang
...Doaku Untukmu...
Engga selamanya apa yang kita maksud kan itu dimaknai sama dengan apa yang kita
inginkan. Bahkan mungkin bisa disalahartikan.
Saat ini, seperti itulah aku. Baru kali ini aku bisa bersikap tegas dengan keputusanku sendiri.
Setelah sekian lama kupertimbangkan dan ku pendam sendiri jauh di lubuk hati paling dalam,
agar tak ada seorang pun yang tau.
Ini bukan masalah tugas sekolah atau perkuliahan, bukan juga masalah sahabat yang akhir-
akhir ini juga mengganggu pikiranku. Namun ini adalah permasalahan hati. Dan aku jarang
mau share tentang ini. Sulit bagiku untuk mengungkapkannya, karena selalu saja ada
kesalahpahaman.
Baiklah, sebenarnya aku sedang dilema besar!
Sudah lama aku punya hubungan dengannya. Kalau yang dinilai orang, kami seolah-olah tak
terlihat ada masalah apapun. Ya begitulah kami, tak suka mengumbar-umbar masalah. Tapi
siapa yang tau? Masalah itu kami yang rasa. Cukuplah kami yang tau.
Beberapa kali kami dihadapkan dengan permasalahan serius. Biasalah, dalam sebuah
hubungan pasti masalah itu ada. Entah karena kesalahpahaman atau ketidakcocokan terhadap
suatu hal. Namun akhirnya selalu saja dapat kami atasi dengan baik.
Hal seperti itu terus berulang-ulang terjadi. Ada masalah, ada penyelesaian. Hingga akhirnya
aku dihadapkan dengan permasalahan yang cukup membuatku merasa “galau”. Masalah yang
berulang-ulang dan sama ternyata mebuat pertahananku jebol. Aku juga Lelaki biasa.
Sewaktu-waktu bisa saja merasakan kejenuhan yang sangat. Walaupun hal itu tidak
dirasakannya, begitu ungkapnya.
Dan kejenuhan itu membuatku berpikir sangat dalam. Mempertimbangkan banyak hal dengan
mengait-ngaitkan terhadap hal-hal positif yang pernah kami lakukan. Dan selama beberapa
saat aku mampu bertahan dengan kejenuhan itu. Aku bisa mengatasinya, karena jujur, aku
masih terlalu menyayangnya.
Namun, ternyata kejenuhan itu menjadi penyakit yang sewaktu-waktu kambuh begitu saja.
Dalam diamnya, dalam kesibukannya dan kesibukanku juga, lagi-lagi rasa itu muncul. Dan
entah mengapa rasa itu kian dalam. Aku mulai lelah, dengan kejenuhan, dengan
permasalahan yang terus terjadi berulang-ulang kalinya.
Aku mulai berfikir, untuk apakah hubungan ini ada? Entahlah....
Suatu ketika, aku pun mulai sadar dengan khilafku.
Aku terlahir dalam keluarga yang cukup memahami dengan baik tentang agama. Dari
kakekku, sanak saudara, abu dan mama cukup menjaga baik ajaran-ajaran agama. Sejak dari
kecil, aku sudah diajarkan tentang pergaulan yang sesuai dengan ajaran agama. Abuku tak
pernah mengizinkan ku mempunyai hubungan khusus dengan Wanita-Wanita mana pun
sebelum waktunya tiba. Kata beliau, tak ada Wanita-Wanita yang bisa abu percaya sebelum
Wanita-Wanita itu datang sendiri memintaku di hadapannya secara jantan. Bukan pacaran!
Kata-kata beliau teringat jelas di pikiranku ini, bahkan hingga kini.
Namun, aku pun khilaf. Aku durhaka terhadap apa yang telah Abuku utarakan. Tetap
kujalankan hubungan dengan Wanita, walaupun setiap hubungan yang kujalani selalu serius
dan tak main-main. Yah, biasalah. Mengatasnamakan cinta.
Entahlah. Terlalu telat jika aku merasa khilaf. Dalam hubunganku yang sudah terhitung lama
dengannya, terlalu egois jika tiba-tiba aku menyatakan keputusan “gila” itu. Aku sudah

2. http://www.facebook.com/SeikatKasihDanSayang
sangat lelah dengan beban yang kurasakan karena terus menerus membohongi orang tuaku.
Setau mereka, anaknya baik-baik saja. Tapi sebenarnya tidak. Aku terlanjur sudah terlalu
jatuh ke dalam hubungan yang belum saatnya itu. Bahkan mungkin sudah sangatlah dalam.
Aku malu pada diriku sendiri. Yang telah durhaka pada mereka. Pada abu dan mama. Pada
tuhanku, Allah SWT.
Malam itu, kuputuskan untuk mengakhiri bebanku itu. Di tengah-tengah kejenuhan. Di
tengah rasa sayang yang masih teramat dalam. Dan di tengah-tengah beban ku pada orang
tuaku. Kuputuskan untuk meninggalkannya dan bebas terhadap perasaan apapun. Bebas dari
beban apapun itu. Karena aku benar-benar sudah lelah...
Kujelaskan padanya semua yang kurasakan itu. Kuberi alasan terbaik. Kukatakan, aku sudah
“tak ingin lagi pacaran”. Bagiku, itulah keputusan yang terbaik.
Namun, seperti yang kukatakan tadi. Apa yang kumaksudkan belum tentu diartikannya sama.
Aku dan dia tak sepaham. Bagiku, tak lagi pacaran bukan berarti putus hubungan sama
sekali. Hanya saja statusnya saja yang berubah. Lantas, apakah perasaan juga berubah seiring
dengan perubahan status itu? Aku pikir tidak.
Yang kuharapkan sebenarnya sederhana saja. Aku ingin menerapkan prinsip yang pernah abu
katakan. Bahwa Wanita-Wanita mana pun akan terlihat jantan ketika dia mau langsung
menghadap abu dan memintaku. Jadi selama itu, jika memang yakin, maka jagalah perasaan
yang ada. Sampai indah pada waktunya.
Aku tak mau hubungan hanya diukur hanya pada adanya ikatan dalam hubungan “pacaran”
saja. Aku bukannya sok merasa alim. Aku hanya ingin menjaga hal-hal yang sepantasnya tak
terjadi, dan tak layak dilakukan dalam sebuah hubungan sebelum semuanya memang telah
menjadi hak. Aku hanya ingin menjaga diri. Aku tak ingin menjadi anak yang durhaka.
Namun itu disalah artikannya. Keputusanku yang tak ingin lagi pacaran malahan dianggap
meninggalkannya atau bisa dikatakan “putus”. Entah bagian mana yang menjelaskan kata-
kata putus itu. Aku pun engga paham.
Aku mengharapkan semua akan jalan baik-baik saja. Tanpa status pacaran pun, jika memang
aku atau dia yakin, maka semua akan indah pada waktunya, indah di waktu yang tepat. Jodoh
siapa yang tau? Kita hanya berusaha, Allah yang menentukan.
Kalau saat ini yang diartikannya malahan tak seperti yang kumaksudkan, apa yang harus
kuperbuat? Kupikir, dia sudah dewasa untuk memahami semua maksudku itu.
Terserahlah, mungkin dia sudah menganggapku terlalu memutuskan sepihak. Sehingga dia
ingin melupakanku. Namun sungguh, bukan itu yang kuharapkan...!!
Aku tak ingin membuat dia merasa menjadi yang paling terpuruk. Membuatnya hancur.
Bermain-main dengan perasaan. Sungguh, bukan itu yang aku mau. Aku hanya ingin memilih
cara yang lebih baik. Kuharap dia bisa paham maksudku itu.
Entahlah. Mungkin bukan aku. Mungkin bukan dia...
Jika memang yakin, akan ada waktu dan tempat yang lebih baik untuk kami. Allah yang lebih
tau.
Kubebaskan perasaanku. Kubebaskan dirinya. Suatu saat, pastikan kita akan bertemu kembali
dalam kondisi yang berbeda dan jauh lebih baik. Di tempat yang lebih indah.
Jalani saja hidupmu, hidupku...

3. http://www.facebook.com/SeikatKasihDanSayang
***
Kita dipertemukan dalam sebuah perahu...
Menyusuri sungai yang panjang, bersama-sama menjalani kehidupan..
Suatu ketika dalam perjalanan itu, perahu pun rusak. Berlubang di salah satu sisinya...
Tak mungkin jika kita terus melanjutkan perjalanan ini bersama,
Harus ada yang mengalah, jika tak ingin tenggelam bersama..
Karena perjalanan yang kita lalui ini masih sangatlah panjang...
Kuputuskan, akulah yang mengalah...
Ku tinggalkan perahu, dan terhanyut menyusuri sungai..
Kutinggalkan dirimu di perahu itu...
Walau ku tau, berat bagimu merelakan ku yang telah lama melewati waktu bersama...
Aku terhanyut, terdampar di tepian..
Terseok-seok aku bertahan..
Namun aku masih harus hidup, jalanku masih panjang, tujuanku belumlah tercapai...
Dengan sedikit sisa kekuatan yang kumiliki, kutelusuri pinggiran sungai...
Terus berjalan, mencari pangkalnya...
Banyak bahaya yang kuhadapi, banyak jalan terjal yang harus ku tempuh..
Sungguh ini sangatlah tak mudah...
Sedangkan, kau terus terhanyut dalam kapal yang rusak itu..
Dalam kesendirian, merenungi masa depan apa yang bakal kau dapatkan..
Menunggu-nunggu muara yang menjadi pangkal sungai..
Kau terus bertahan,
Hingga mungkin suatu waktu kau menemukan seseorang yang mampu memperbaiki perahu
itu...
Seseorang yang nantinya menggantiku menemani perjalananmu...

4. http://www.facebook.com/SeikatKasihDanSayang
Kita tak tau, apa yang akan menunggu kita di muara nanti...
Mungkinkah kita akan bertemu kembali?
Di muara sungai, dengan keadaan yang berbeda, dengan jalan yang berbeda...
Aku dengan sisa-sisa harapanku, dan engkau dengan perahumu...
Masih panjang jalan yang harus kita tempuh. Masih ada banyak hal yang bisa kita temukan..
Yakinkan aku, suatu saat kita akan sampai di muara itu...
Dan meraih kesuksesan itu...
Walau mungkin, dengan kondisi yang berbeda..
_DOAKU SELALU TERUNTUK UNTUKMU, Wanita yang pernah mengisi hatiku_