Nila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari Ini
It's A Love Story
1. It’s A Love Story
Tue, 27th of January 2015
3.18 am
Just For Dearest of My Heart : “Darling”
Di antara bayang senyum manismu
ada bahasa tulus untukku
sungguh aku telah luluh padamu
damai dalam belaianmu, hangat dalam dekapanmu
Engkau sederhana namun yang terindah
denganmu aku bahagia
Jangan... jangan biarkan aku
hidup tanpa nafasmu, sendiri tanpa dirimu
Dan ku mohon jangan... jangan biarkan aku
tidur tanpa pelukmu
dengarlah hanya engkaulah cinta sejatiku
2. Aku tidak menginginkan yang muluk-muluk, aku juga tidak mengharapkan yang bukan-
bukan. Sebenarnya keinginanku adalah keinginan yang sama dan wajar bagi setiap orang
terutama bagi perempuan.
Aku hanya ingin dan hanya mengharapkan bahwa seseorang yang hidup berdampingan
denganku, yang selalu merasakan dingin dan hangat pelukan dan sikapku, yang selalu
bergandeng tangan denganku adalah seorang laki-laki dewasa yang baik, berasal dari
keluarga baik-baik, dengan sifat, sikap dan niat yang selalu baik.
Seorang laki-laki dewasa, dimana hanya dengan dia dan hanya kepada dia aku merindu
dan hanya ada dia satu yang ada di dalam pikir dan ingatanku, saat jauh maupun saat
dekat, saat susah maupun saat senang, saat sehat maupun sakit.
Tentu saja, hal ini akan indah dan menyenangkan ku rasa, jika rasa ini sama-sama aku dan
dia punya. Sebab aku berharap dan sangat mengharap, bahwa seorang laki-laki yang kelak
menjadi suami, imam dan sekaligus ayah bagi anak-anakku nanti adalah seorang laki-laki
dewasa, dewasa dalam bersikap dan mengambil keputusan, dimana dalam setiap tindakan
dan keputusannya adalah karena Tuhan dan karena cinta dan kasihnya padaku, pada
anak-anak kami, pada orang tua kami , hanya karena keluarga kami dan hanya karena apa
yang kami miliki.
Saat aku memutuskan menerima seorang laki-laki untuk aku telusuri dan aku anggap
sebagai kekasih hati, kemudian naik tingkatan menjadi calon suami, dan semoga saja benar-
benar menjadi kekasih hati dan menjadi seorang suami bagiku nanti, saat itu “bukan berapa
jumlah aset yang dia punya yang pertama kali aku tanyakan, bukan juga berapa jumlah
uang yang ada di dalam saku atau rekening pribadinya, bukan juga berapa mahal atribut
yang dia kenakan, bukan itu”.
Saat aku memutuskan untuk menerima seseorang untuk dapat aku raih dan aku kasihi,
“yang pertama kali aku tanyakan adalah dan hanyalah siapa dia, bagaimana keluarganya,
apa aktivitasnya, dan apakah motivasi juga niatnya hingga dia mau menjalin kisah
denganku yang tidak sempurna ini”.
Sebab aku tidak mau mengecap pedihnya sakit hati atau kegagalan yang berulang kali.
Aku juga tidak munafik bahwa aku ingin hidup dalam kecukupan tapi bukan berarti
cukup itu harus yang berlebihan.
Aku juga tidak munafik bahwa aku ingin segala kebaikan untuk kehidupan dan masa
depan kelak, tapi bukan berarti kebaikan dalam kehidupan itu harus mengorbankan banyak
orang.
3. Mungkin juga karena alasan yang wajar dan sederhana itu, aku selalu kesulitan dalam
menjalin suatu ikatan, hingga aku hanya menghabiskan waktuku sendirian, bahkan aku
hampir sama sekali tidak merasakan bagaimana indahnya dan senangnya menjalin ikatan
dengan seorang laki-laki.
Aku sudah pernah tergelincir satu kali, dimana aku pernah didatangi oleh seorang laki-laki
yang pernah hampir mengikatku dengan satu janji suci sebagai seorang suami. Tapi
sayangnya, cara yang dia lakukan untuk meraihku diawali dari sebuah ketidak-jujuran,
dimana dia selalu mengatakan kelebihan, kelebihan yang sebenarnya tidak pernah ada dan
tidak pernah dia punya. Oleh karena itu, aku putuskan untuk mengakhirinya, meski aku
sudah kehilangan segala yang aku punya. Sebab aku tidak mau hidup dan menjalin ikatan
yang didasari dengan ketidak-jujuran.
Sebuah ikatan dan sebuah kepastin adalah yang aku tawarkan, aku menawarkan sebuah
ikatan, meski juga terlalu sangat dini untuk membicarakan dan merencanakan sebuah
pernikahan. Tapi akan lebih baik jika segalanya telah aku temukan dan aku dapatkan,
semua aku lakukan dengan sebuah ikatan dan janji pada Tuhan. Aku takut, aku takut
terjerumus dalam kesalahan yang berulang-ulang. Aku bahkan tidak bahagia saat
kesalahan itu datang, sama sekali tidak bahagia. Sebab aku selalu ketakutan, aku takut
semua ini hanya menjadi sebuah kesalahan dan waktu yang berjalan disia-siakan.
Aku tahu, aku akui aku bukanlah orang suci. Sebab aku sudah mengenal dan menjalin
kasih dengan laki-laki. Maka aku pun selalu bersedih, saat aku membayangkan perasaanku
terkoyak dan tercabik berkali-kali apabila aku enikah nanti, saat aku mendatangi seseorang
yang aku sebut sebagai seorang suami, sebagai imam dan kekasih hati.
Itulah alasan mengapa sampai saat ini aku masih sendiri, aku tidak bepergian dengan laki-
laki, aku bahkan tidak memandang laki-laki yang ada di sekitarku ini. Bukan aku tidak
normal atau sedang menghukum diri. Aku hanya sedang menanti, seseorang yang datang
menghampiri dengan segala kebaikan, kepantasan dan kebahagiaan.
Aku ingin menikah, secepatnya jika memang itu bisa. Tapi pernikahan itu juga bukanlah
suatu permainan atau sesuatu yang bisa dilaksanakan dengan instant. Semua butuh proses,
sebelum jauh melangkah dalam satu ikatan. Proses itulah yang sebenarnya memakan
waktu yang panjang, dan aku juga tidak sabar menanti saat dimana aku akan
membukakan pintu setiap kali imam dan kekasih hatiku ini datang ke rumah kami, ke
rumah cinta kami. Dimana aku hanya akan tersenyum padanya, aku hanya akan merindu
padanya, aku hanya akan setia untuknya, selalu.
4. Alasan aku ingin menikah adalah, bahwa hanya dengan menikah aku bisa menjadi lebih
terhormat dan aku bisa menjadi lebih bermartabat, bahkan setiap gerak dan langkahku
sudah tidak lagi dihitung dosa ketika aku mendatangi seseorang yang menjadi kekasih hati.
Selain itu, aku juga bisa memiliki anak-anak yang meruapakan wujud dari kisah cinta
antara aku dan kekasih hatiku ini. Aku ingin memiliki sesuatu yang utuh, lengkap,
bahagia, damai dan juga tenang. Hanya dengan menikahlah, hidupku menjadi lebih
sempurna dan tidak sepi seperti selama ini, yang selama ini aku jalani.
Aku ingin menghabiskan malam-malamku, setiap detik dan setiap hariku hanya dengan
orang-orang yang aku sayangi. Hanya itu... tergambar sebagai sebuah keinginan sederhana
tapi tidak mudah untuk diwujudkan, sebab tidak semua orang berpikiran, berpendapat dan
berniat sama dengan hasrat dan inginku ini.
With Love
Tata