Iktioplankton merupakan cabang ilmu yang membahas tentang larva ikan yang hidup planktonik. Merupakan cabang Iktiologi yang membahas tentang stadia larva yang sifatnya sangat ditentukan oleh lingkungannya terutama dalam pergerakan dan migrasinya. Daur hidup ikan meliputi: Stadia telur dan Stadia perkembangan/lanjut (stadia larva dan juwana/juvenil). Ikan-ikan pada stadia telur dan larva digolongkan sebagai meroplankton karena hidupnya merupakan plankton sementara
Larva kemudian menjadi dewasa sebagai perenang aktif masuk dalam kategori nekton (Odum, 1993).
Teknik pengambilan sample larva dan juvenil ikan mengacu pada Backiel dan Welcomme (FAO, 1980). Pada pengambilan sample digunakan dua cara yaitu: Drift net sampler (bongo net yang dimodifikasi) untuk pengambilan sample di laut dan Seine net untuk pengambilan sample di pantai (kedalaman +1 meter)
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
Workshop Teknik Identifikasi Larva Ikan: Studi Kasus Perairan Teluk Semarang
1. WorkshopTeknik IdentifikasiLarvaIkan:
Studi Kasus Perairan
Teluk Semarang
Musta’in Adinugroho dan Dr. Ir. Subiyanto, MSc.
Manajemen Sumberdaya Pantai - Universitas Diponegoro
bekerja sama dengan
Coastal and Fisheries Community (C.Fish)
2. Iktioplankton
• Iktioplankton merupakan cabang ilmu yang membahas
tentang larva ikan yang hidup planktonik
• Merupakan cabang Iktiologi yang membahas tentang stadia
larva yang sifatnya sangat ditentukan oleh lingkungannya
terutama dalam pergerakan dan migrasinya
• Daur hidup ikan meliputi:
• Stadia telur
• Stadia perkembangan/lanjut (stadia larva dan juwana/juvenil)
• Ikan-ikan pada stadia telur dan larva digolongkan sebagai
meroplankton karena hidupnya merupakan plankton
sementara
• Larva kemudian menjadi dewasa sebagai perenang aktif
masuk dalam kategori nekton (Odum, 1993).
Musta’in Adinugroho, SPi. dan Dr. Ir. Subiyanto, MSc. | C.Fish | Manajemen Sumberdaya Pantai | Universitas Diponegoro
3. Stadia Hidup Larva Ikan
Musta’in Adinugroho, SPi. dan Dr. Ir. Subiyanto, MSc. | C.Fish | Manajemen Sumberdaya Pantai | Universitas Diponegoro
4. Bagian Tubuh Juvenil Ikan
Musta’in Adinugroho, SPi. dan Dr. Ir. Subiyanto, MSc. | C.Fish | Manajemen Sumberdaya Pantai | Universitas Diponegoro
6. Teknik Pengambilan Sample
• Teknik pengambilan sample larva dan juvenil ikan mengacu
pada Backiel dan Welcomme (FAO, 1980).
• Pada pengambilan sample ini digunakan dua cara yaitu:
• Drift net sampler (bongo net yang dimodifikasi) untuk
pengambilan sample di laut
• Seine net untuk pengambilan sample di pantai (kedalaman +1
meter)
Musta’in Adinugroho, SPi. dan Dr. Ir. Subiyanto, MSc. | C.Fish | Manajemen Sumberdaya Pantai | Universitas Diponegoro
7. Sampling di Perairan Laut
• Drift net sampler (bongo net yang dimodifikasi)
• Ukuran: panjang 150 cm, diameter mulut 80 cm
• Mesh size 500 μm
• Bagian akhir jaring ini terdapat penampung sampel dari pipa PVC.
• Drift net tersebut dioperasikan dengan cara ditarik perahu
• Kecepatan stabil, kurang lebih 1 m/s
• Durasi 10 menit
• Metode swep area
• Pengambilan sampel sejajar garis pantai.
• Sampel yang tertangkap selanjutnya disimpan pada botol sample,
kemudian diberi formalin hingga mencapai konsentrasi 4% (FAO,
1980).
Musta’in Adinugroho, SPi. dan Dr. Ir. Subiyanto, MSc. | C.Fish | Manajemen Sumberdaya Pantai | Universitas Diponegoro
8. Sampling di Perairan Laut
• Untuk mengetahui volume air laut yang tersaring dilakukan
dengan rumus berikut ini:
Vsample = v x t x Lbongonet
• Vsample = Volume yang akan diketahui
• Lbongonet = Luas permukaan bongo net
• v = Kecepatan kapal
• t = Lama perendaman alat
Musta’in Adinugroho, SPi. dan Dr. Ir. Subiyanto, MSc. | C.Fish | Manajemen Sumberdaya Pantai | Universitas Diponegoro
9. Sampling di Perairan Pantai
• Seine net dilakukan pada kedalaman kurang dari 15 meter.
• Ukuran jaring: 1x4 meter
• Mesh size : 1 mm
• Jaring ini dioperasikan oleh dua orang dengan cara menyisir
pantai
• Jarak penyisiran pantai sejauh 25 meter
• Seine net tersebut dioprasikan dengan menyisisir pantai sejauh
20 meter
• Metode swep area
• Pengambilan sampel sejajar garis pantai
• Sampel yang tertangkap selanjutnya disimpan pada botol sample,
kemudian diberi formalin hingga mencapai konsentrasi 4% (FAO,
1980)
Musta’in Adinugroho, SPi. dan Dr. Ir. Subiyanto, MSc. | C.Fish | Manajemen Sumberdaya Pantai | Universitas Diponegoro
10. Sampling di Perairan Pantai
• Untuk mengetahui volume air laut yang tersaring dilakukan
dengan rumus berikut ini:
Vsample = Ljaring x d
• Vsample = Volume yang akan diketahui
• Ljaring = Luas jaring seine net
• d = Jarak tempuh penyisiran sampling
Musta’in Adinugroho, SPi. dan Dr. Ir. Subiyanto, MSc. | C.Fish | Manajemen Sumberdaya Pantai | Universitas Diponegoro
11. Sorting Sampel Larva Ikan
Masukkan kembali ke dalam botol sampel
Bilas sampel dengan air tawar
Pisahkan larva ikan dari kotoran/biota non target dengan pinset bambu
Bersihkan sample diatas wadah dengan jaring (mesh size 500 μm)
Musta’in Adinugroho, SPi. dan Dr. Ir. Subiyanto, MSc. | C.Fish | Manajemen Sumberdaya Pantai | Universitas Diponegoro
12. Persiapan Iden Sampel Larva Ikan
Menghitung jumlah dan jenis larva tersebut
Mengelompokan larva yang memiliki morfologi sama dan
mengidentifikasinya
Menempatkan cawan pada mikroskop dengan perbesaran 10-16 kali
Meletakkan sample pada cawan petri (beri sedikit air didalamnya)
Musta’in Adinugroho, SPi. dan Dr. Ir. Subiyanto, MSc. | C.Fish | Manajemen Sumberdaya Pantai | Universitas Diponegoro
13. Tahapan Identifikasi
Membandingkan sampel dengan gambar dan tabel meristics
Membandingkan karakteristik morfologi sample dengan deskripsi literatur
Mempersempit pilihan dari grup morfologi
(dipilih menggunakan kunci identifikasi pada tingkat Famili)
Mengidentifikasi sampel menggunakan ciri karakteristik
Musta’in Adinugroho, SPi. dan Dr. Ir. Subiyanto, MSc. | C.Fish | Manajemen Sumberdaya Pantai | Universitas Diponegoro
14. Identifikasi Larva Ikan
(MenggunakanLiteratur/KunciIdentifikasi)
• Hal-hal yang perlu diperhatikkan dalam mengidentifikasi larva
ikan diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Body Shape (Bentuk Tubuh)
2. Gut
3. Myomeres
4. Gas Bladder
5. Head Spination
6. Fin Formation
7. Size and Morphometrics Measurment
8. Pigment
9. Fin Ray Counts
Musta’in Adinugroho, SPi. dan Dr. Ir. Subiyanto, MSc. | C.Fish | Manajemen Sumberdaya Pantai | Universitas Diponegoro
15. 1. Body Shape (Bentuk Tubuh)
• Group I: Body very elongate (BL <10% BL) = Sangat Panjang
• A – Gut very long (PAL >70% BL) > Group 1
• B – Gut of moderate length (PAL = 50-70% BL) > Group 2
• C – Gut short (PAL < 50% BL) > Group 3
• Group II: Body elongate (BD 10-20% BL) = Cukup Panjang
• A – Gut coiled and compact early (by 3 mm) > Group 4
• B – Gut coiled early but not compact > Group 5
• C – Gut initially uncoiled
• 1 – Gut coiled before flexion > Group 6
• 2 – Gut coiled during or after flexion > Group 7
• 3 – Gut remains uncoiled until hidden by body wall > Group 8
Musta’in Adinugroho, SPi. dan Dr. Ir. Subiyanto, MSc. | C.Fish | Manajemen Sumberdaya Pantai | Universitas Diponegoro
16. 1. Body Shape (Bentuk Tubuh)
• Group: III Body depth moderate (BD 20-40% BL) = Tinggi Sedang
• A – Gut coiled and compact early (by 3 mm) > Group 9
• B – Gut coiled early but not compact > Group 10
• C – Gut initially uncoiled
• 1 – Gut coiled before flexion > Group 11
• 2 – Gut coiled during or after flexion > Group 12
• 3 – Gut remains uncoiled > Group 13
• Group IV: Body deep to very deep (BD > 40% BL) = Tinggi Sedang-
Sangat Tinggi
• A – Head and trunk very broad > Group 14
• B – Head and trunk strongly compressed > Group 15
• C – Head and trunk neither broad nor strongly compressed
• 1 – Gut coiled and compact early (by 3 mm) > Group 16
• 2 – Gut coiled early but not compact > Group 17
• 3 – Gut initially uncoiled > Group 18
• Group V: Body (not just head) dorsa-ventrally flattened > Group 19
Musta’in Adinugroho, SPi. dan Dr. Ir. Subiyanto, MSc. | C.Fish | Manajemen Sumberdaya Pantai | Universitas Diponegoro
17. 1. Body Shape (Bentuk Tubuh)
Lihat: Lies, J.M. and B.M. Carson-Ewart. 2000. The Larvae of Indo-Pacific Coastal Fishes, An
Identification Guide to Marine Fish Larvae: Fauna Malesiana Handbook 2. Brill. Boston.
Musta’in Adinugroho, SPi. dan Dr. Ir. Subiyanto, MSc. | C.Fish | Manajemen Sumberdaya Pantai | Universitas Diponegoro
18. 2. GUT
GUT
Musta’in Adinugroho, SPi. dan Dr. Ir. Subiyanto, MSc. | C.Fish | Manajemen Sumberdaya Pantai | Universitas Diponegoro
19. 2. GUT
• Gut sangat panjang (PAL > 70% BL), ex: Engraulidae
• Sedang (PAL = 50-70% BL), ex: Ammodytidae
• Pendek (PAL < 50%), ex: Blenniidae
• Melingkar dan padat di bagian awal, ex: Pomacentridae
• Melingkar di bagian awal tapi tidak padat, ex: Bregmacerotidae
• Tidak melingkar di bagian awal tetapi melingkar sebelum bagian
flexion, ex: Gobiidae
• Tidak melingkar di bagian awal tetapi melingkar sepanjang dan
sesudah flexion, ex: Labridae
• Tidak melingkar di bagian awal hingga sisanya yang tersembunyi di
bagian badan tubuh, ex: Hemiramphidae
• Gut berkaitan pada penentuan pengelompokan larva berdasarkan
bentuk tubuh (body shape)
Musta’in Adinugroho, SPi. dan Dr. Ir. Subiyanto, MSc. | C.Fish | Manajemen Sumberdaya Pantai | Universitas Diponegoro
20. 3. Myomeres
Garis yang terbentuk
dalam tubuh
Musta’in Adinugroho, SPi. dan Dr. Ir. Subiyanto, MSc. | C.Fish | Manajemen Sumberdaya Pantai | Universitas Diponegoro
21. 4. Gas Bladder
Gelembung udara
Musta’in Adinugroho, SPi. dan Dr. Ir. Subiyanto, MSc. | C.Fish | Manajemen Sumberdaya Pantai | Universitas Diponegoro
22. 5. Head Spination
Musta’in Adinugroho, SPi. dan Dr. Ir. Subiyanto, MSc. | C.Fish | Manajemen Sumberdaya Pantai | Universitas Diponegoro
23. 6. Fin Formation
Musta’in Adinugroho, SPi. dan Dr. Ir. Subiyanto, MSc. | C.Fish | Manajemen Sumberdaya Pantai | Universitas Diponegoro
24. 7. Morphometrics
BL: Body Length
PDL: Pre Dorsal Fin Length
HL: Head Lenght
SnL: Snout Length ED: Eye Diameter
BD: Body Depth
PAL: Pre Anal Length
VAFL: Vent To Anal Fin Lengtht
Musta’in Adinugroho, SPi. dan Dr. Ir. Subiyanto, MSc. | C.Fish | Manajemen Sumberdaya Pantai | Universitas Diponegoro
28. 8. Pigmen: Lateral View
Musta’in Adinugroho, SPi. dan Dr. Ir. Subiyanto, MSc. | C.Fish | Manajemen Sumberdaya Pantai | Universitas Diponegoro
29. 8. Pigmen: Ventral View
Musta’in Adinugroho, SPi. dan Dr. Ir. Subiyanto, MSc. | C.Fish | Manajemen Sumberdaya Pantai | Universitas Diponegoro
30. 9. Fin Ray Counts
Synanceia verrocusa
• D XII-XVII, 4-7
• A III, 4-7
• P1 11-19
• P2 I, 4-5
• C 4+5
D1
C
AP1
P2
D2
Musta’in Adinugroho, SPi. dan Dr. Ir. Subiyanto, MSc. | C.Fish | Manajemen Sumberdaya Pantai | Universitas Diponegoro
31. No. Family Genera No. Family Genera
1 Ambasidae Ambasis 11 Hemiriphidae Hyporhamphus
2 Apagonidae Apagon 12 Labridae Halioceres
3 Atherinidae
Atherinomorus 13 Lactaridae Lactarius
Atherion 14 Leiognathidae Leiognathus
4 Belonidae
Tylosurus 15 Lethrinidae Letrinus
Strongylura 16 Lutjanidae Lutjanus
5 Bothidae Bothinae 17 Monocantidae Paramoncanthus
6 Bythitidae Dinematichthyini
18 Mugilidae
Mugil
7 Carangidae Caranx Liza
8 Chanidae Chanos 19 Mullidae Mullidae sp
9 Engraulididae
Stoleporus 20 Oryziatidae Oryzias
Engraulis 21 Syngnatidae Syngnathus
10 Gobiidae
Gobiopterus 22 Teraponidae Terapon
Clariger
Jenis Larva Yang Ditemukan
Musta’in Adinugroho, SPi. dan Dr. Ir. Subiyanto, MSc. | C.Fish | Manajemen Sumberdaya Pantai | Universitas Diponegoro
32. Presentase Jenis Larva Ikan
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
U1 U2 U3 U4 TOTAL
PresentaseJumlahJenis
Ulangan Sampling
Terapon
Mugil
Lactarius
Engraulis
Stoleporus
Chanos
Caranx
Atherinomorus
Apagon
Ambasis
Musta’in Adinugroho, SPi. dan Dr. Ir. Subiyanto, MSc. | C.Fish | Manajemen Sumberdaya Pantai | Universitas Diponegoro
36. Principal Componen Analysis
Y = 2.48E-15 – 0.6122x1 – 0.5080x2 + 0.3661x3 – 0.5822x4 – 0.2097F1 + 0.0328F2
Musta’in Adinugroho, SPi. dan Dr. Ir. Subiyanto, MSc. | C.Fish | Manajemen Sumberdaya Pantai | Universitas Diponegoro
37. Analisis Kluster
Dendogram Klaster Stasiun Berdasarkan Parameter Lingkungan
Musta’in Adinugroho, SPi. dan Dr. Ir. Subiyanto, MSc. | C.Fish | Manajemen Sumberdaya Pantai | Universitas Diponegoro
38. Analisis Kluster
Dendogram Klaster Stasiun Berdasarkan Kesamaan Jenis Larva Ikan
Musta’in Adinugroho, SPi. dan Dr. Ir. Subiyanto, MSc. | C.Fish | Manajemen Sumberdaya Pantai | Universitas Diponegoro
39. Pola Suksesi Komunitas Larva
0
5
10
15
20
25
30
35
40
0 5 10 15 20 25 30
PresentaseKepadatanJenis(%)
Ranking Kepadatan Jenis
Musta’in Adinugroho, SPi. dan Dr. Ir. Subiyanto, MSc. | C.Fish | Manajemen Sumberdaya Pantai | Universitas Diponegoro