SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
Isaka Yoga Santoso
Muhammad Farhan
Gusdhi Aziz
Raihan Banyu
Hibatullah Darmawan
Business Law Binus 2020 – Oktober 2017
Sistematika dan Topik Pembahasan
BAB 4 Rencana Kerja
Laporan Tahunan
Penggunaan Laba
Laporan
Tahunan
Penggunaan
Laba
Rencana
Kerja
Bagian Kesatu
Rencana Kerja
Rencana
Kerja
Pasal
64
Pasal
65
Pasal
63
Rencana Kerja Tahunan
Rencana Kerja Tahun buku yang
akan datang
Direksi Menyusun Rencana Kerja
Pasal 63
Direksi menyusun
rencana kerja tahunan
sebelum dimulainya
tahun buku yang akan
datang(1)
Rencana kerja memuat
juga anggaran tahunan
Perseroan untuk tahun
buku yang akan
datang(2)
1. Rencana Kerja disampaikan kepada
Dekom/RUPS sebagaimana dimaksud
dengan anggaran dasar.
2. Anggaran dasar menentukan rencana
kerja yang disampaikan oleh Direksi
harus mendapat persetujuan Dekom
atau RUPS, kecuali ditentukan lain
3. Anggaran dasar menentukan rencana
kerja harus mendapat persetujuan
RUPS, rencana kerja tersebut terlebih
dahulu harus ditelah Dekom
Jika Direksi tidak
menyampaikan rencana
kerja dalam pasal 64,
rencana kerja tahun yang
lampau diberlakukan (1)
Rencana kerja tahun yang lampau
berlaku juga bagi perseroan yang
rencana kerjanya belum memperoleh
persetujuan sebagaimana ditentukkan
dalam anggaran dasar atau peraturan
perundang-undangan (2)
Laporan
Tahunan
Pasal
66
Pasal 67Pasal 68
Pasal 69
Direksi
Laporan
Tahunan
Menteri
• Neraca akhir tahun buku dalam perbandingan dengan tahun buku
sebelumnya (sesuai dengan standar akuntansi keuangan)
• Kegiatan Perseroan
• Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
• Rincian masalah selama tahun buku Perseroan
• Laporan mengenai pengawasan oleh Komisaris
• Nama dan anggota Direksi
• Gaji dan tunjangan bagi Direksi dan anggota Direksi serta anggota
Komisaris
Laporan Tahunan (sekurang-kurangnya)
Laporan
Keuangan
Direksi dan
Komisaris
dianggap
menyetujui
laporan
tahunan
ditandatangan Bila tidak memberikan alasan
(dalam bentuk surat)
AkuntanPublik
Menghimpun dana
dan/atau mengelola dana
masyarakat
Memberikan surat
pengakuan utang kepada
masyarakat
Merupakan Perseroan Terbuka
Merupakan Persero
Punya aset paling sedikit
Rp. 50.000.000.000
Diwajibkan oleh
peraturan perundang-
undangan
laporan
tahunan,keuangan,
pengawasan
RUPS Anggaran Dasar
Direksi & Komisaris
Tanggung jawab
Direksi & Komisaris tidak
tanggung jawab apabila
intravires
Komisaris
Dasar
Kalo tidak
benar/menyesatkan
Pasal 70
Pasal 71
Pasal 72
Pasal 73
Penggunaan laba
1. Perseroan wajib menyisihkan jumlah tertentu dari laba
bersih setiap tahun buku untuk cadangan.
2. Wajib menyisihkan jika Perseroan mempunyai saldo laba
yang positif.
3. Penyisihan laba bersih cadangan mencapai paling sedikit 20%
(dua puluh persen) dari jumlah modal yang ditetapkan dan
disetor.
4. Cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang belum
mencapai jumlah sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
hanya boleh dipergunakan untuk menutup kerugian yang
tidak dapat dipenuhi oleh cadangan lain.
Persero wajib
menyisihkan jumlah
tertentu jika
Memiliki saldo
laba yang
positif
Sebagai cadangan
minimal 20 % dari
jumlah modal
yang disetor
Pasal 70
1. Penggunaan laba bersih termasuk penentuan jumlah penyisihan untuk
cadangan diputuskan oleh RUPS.
2. Seluruh laba bersih setelah dikurangi penyisihan untuk cadangan
sebagaimana dimaksud dibagikan kepada pemegang saham sebagai
deviden, kecuali ditentukan lain oleh RUPS.
3. Dividen hanya boleh dibagikan apabia Perseroan mempunyai saldo laba
yang positif.
Pasal 71 Rups
Menentukan Penggunaan laba
Kecuali ditentukan lain oleh RUPS
Dividen
Cadangan dibagikan kepada
pemegang saham sebagai dividen
apabila saldo laba positif
Pasal 72
Direksi dan Dewan Komisaris bertanggung jawab secara tanggung renteng atas
kerugian perseroan dalam hal pemegang saham tidak dapat mengembalikan
dividen interim
1. Dividen yang tidak diambil setelah 5 tahun terhitung sejak tanggal yang
ditetapkan untuk pembayaran dividen, dimasukan ke dalam cadangan khusus.
2. RUPS mengatur tata cara pengembalian deviden yang telah dimasukkan ke
dalam cadangan khusus.
3. Dividen yang telah dimasukkan dalam cadangan khusus dan tidak diambil dalam
jangka waktu 10 tahun akan menjadi hak Perseroan .
Dividen
Menjadi Hak
perseroan
Dimasukkan ke
cadangan khusus
Pasal 73
Pemeriksaan Terhadap Perseoran
APasal 138
 (1) Pemeriksaan terhadap perseoran dapat
dilakukan dengan tujuan untuk
mendapatkan data atau keterangan dalam
hal terdapat dugaan bahwa:
A. Perseoran melakukan perbuatan melawan
hukum yang merugikan Perseorang atau
pemegang saham atau pihak ketiga.
B. Anggota direksi atau Dewan Komisaris
melakukan perbuatan melawan hukum yang
merugikan Perseoran atau pemegang saham
atau pihak ketiga.
 (2) Pemeriksaan dilakukan dengan mengajukan
permohonan secara tertulis beserta
alasannya ke pengadilan negeri yang daerah
hukumnya meliputi tempat kedudukan
Perseoran.
Pasal 138
 (3) Permohonan sebagaimana dimaksud pada
ayat(2) dapat diajukan oleh:
A. 1 (satu) pemegang saham atau lebih
yang mewakili paling sedikit 1/10(satu
persepuluh) bagian dari jumlah seluruh
saham dengan hak suara
B. Pihak lain yang berdasarkan peraturan
perundang-undangan, anggaran dasar
Perseoran atau perjanjian dengan
Perseoran diberi wewenang untuk
mengajukan permohonan pemeriksaan
C. Kejaksaan untuk kepentingan umum
 (4) Permohonan diajukan setelah pemohon
terlebih dahulu meminta data atau
keterangan kepada Perseoran dalam RUPS
dan Perseoran tidak memberikan data atau
keterangan tersebut
 (5) Permohonan untuk mendapatkan data atau
keterangan tentang Perseoran atau
permohonan pemerikasaan untuk
mendapatkan data atau keterangan tersebut
harus didasarkan atas alasan yang wajar dan
itikad yang baik
Tidak menutup kemungkinan
untuk diatur dalam undang-
undang lain
 Ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), ayat (3)
huruf a, dan ayat (4) tidak
menutup kemungkinan
peraturan perundang-undangan
di bidang pasar modal
menentukan lain
Pasal 139
 (1) Ketua pengadilan negeri dapat menolak
atau mengabulkan permohonan
sebagaimana dimaksud dalam pasal
138.
 (2) Ketua pengadilan negeri sebagaima
dimaksud pada ayat (1) menolak
permohonan apabila permohonan
tersebut tidak didasarkan atas alasan
yang wajar dan atau tidak dilakukan
dengan itikad baik.
 Dalam hal permohonan dikabulkan,
ketua pengadilan negeri mengeluarkan
penetapan pemeriksaan dan mengangkat
paling banyak 3 (tiga) orang ahli untuk
melakukan pemeriksaan dengan tujuan
untuk mendapatkan data atau keterangan
yang diperlukan.
Permohonan Diajukan Sesuai
dengan Pasal 138
Ketua pengadilan dapat menolak
atau mengabulkan
Apabila dikabulkan, ketua
pengadilan mengangkat tiga
ahli untuk melakukan
pemeriksaan demi data atau
keterangan yang diperlukan
Pasal 139
 (4) Setiap anggota direksi, anggota Dewan
Komisaris, karyawan Perseoran,
konsultan dan akuntan publik yang
telah ditunjuk oleh Perseoran tidak
dapat diangkat sebagai ahli
 Ahli sebagaimana berhak memeriksa
semua dokumen dan kekayaan
Perseroan yang dianggap perlu oleh ahli
tersebut untuk diketahui.
Ketua Pengadilan
Negeri mengangkat 3
ahli
•Staff yang ditunjuk
oleh Perseoran
tidak dapat diangkat
sebagai ahli
Ahli melakukan
pemeriksaan
•Berhak memeriksa
semua yang
dianggap perlu
diketahui oleh ahli
Staff wajib
memberikan informasi
yang diperlukan
•Ahli wajib
merahasian hasil
pemeriksaan
 Setiap anggota Direksi, anggota Dewan
Komisaris, dan semua karyawan
Perseoran wajib memberikan segala
keterangan yang diperlukan untuk
pelaksanaan pemeriksaan
 Ahli sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) wajib merahasiakan hasil
pemeriksaan yang dilakukan
Pasal 140
 (1) Laporan hasil pemeriksaan disampaikan
oleh ahli sebagaimana dimaksud dalam
pasal 139 kepada ketua pengadilan
negeri dalam jangka waktu
sebagaimana ditentukan dalam
penetapan pengadilan untuk
pemeriksaan paling lambat 90
(sembilan puluh) hari terhitung sejak
tanggal pengangkatan ahli tersebut.
 (2) Ketua pengadilan negeri
memberikan salinan kepada
pemohon dan Perseroan
yang bersangkutan dalam
jangka waktu paling lambat
14(empat belas) hari
terhitung sejak tanggal
laporan hasil pemeriksaan
diterima.
• Diajukan dengan maksud
dan itikad yang baik
• Terjadinya perbuatan
melawan hukum oleh
Perseroan, anggota
Direksi atau Dewan
Komisaris
• Timbul kerugian Pengajuan
• Ketua Pengadilan Mengangkat
3 ahli dari staff Perseroan
• Staff Perseroan wajib
memberikan informasi yang
ditanyakan
• Ahli wajib merahasiakan hasil
pemeriksaan
Pengkabulan •Laporan disampaikan oleh Ahli
kepada ketua pengadilan paling
lambat 90 hari.
•Ketua PN memberikan salinan kepada
pemohon dan Perseroan yang
bersangkutan paling lambat 14 hari
sejak pemeriksaan diterima
Laporan
Pasal 141
 (1) Dalam hal permohonan untuk
melakukan pemeriksaan dikabulkan,
ketua pengadilan negeri menentukan
jumlah maksimum biaya pemeriksaan
 (2) Biaya pemeriksaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dibayar oleh
Perseroan
 (3) Ketua pengadilan negeri atas
permohonan Perseroan dapat
membebankan penggantian seluruh
atau sebagian biaya pemeriksaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
kepada pemohon, anggota Direksi, dan
atau anggota Dewan Komisaris
Thankyou guys!

More Related Content

What's hot

Undang undang republik indonesia nomor 8 tahun 2010 ...
Undang undang republik indonesia nomor 8 tahun 2010 ...Undang undang republik indonesia nomor 8 tahun 2010 ...
Undang undang republik indonesia nomor 8 tahun 2010 ...Ardhita Gendys Pardana
 
1986 05 peradilan tata usaha negara
1986 05 peradilan tata usaha negara1986 05 peradilan tata usaha negara
1986 05 peradilan tata usaha negaraKurniawan Sukawangi
 
Uu tahun 2007 no. 40 tentang perseroan terbatas
Uu tahun 2007 no. 40 tentang perseroan terbatasUu tahun 2007 no. 40 tentang perseroan terbatas
Uu tahun 2007 no. 40 tentang perseroan terbatasLegal Akses
 
Uu tahun 2011 no. 5 tentang akuntan publik
Uu tahun 2011 no. 5 tentang akuntan publikUu tahun 2011 no. 5 tentang akuntan publik
Uu tahun 2011 no. 5 tentang akuntan publikLegal Akses
 
Uu no 8 thn 2012 pemilu leg oke
Uu no 8 thn 2012 pemilu leg okeUu no 8 thn 2012 pemilu leg oke
Uu no 8 thn 2012 pemilu leg okeSariman Bkl
 
Uu no 8 thn 2012 pemilu
Uu no 8 thn 2012 pemilu Uu no 8 thn 2012 pemilu
Uu no 8 thn 2012 pemilu WawanIdola
 
Aplikasi sid lbh fmmi online
Aplikasi sid lbh fmmi onlineAplikasi sid lbh fmmi online
Aplikasi sid lbh fmmi onlineAlul Bagan
 
Undang Undang No 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan
Undang Undang No 30 Tahun 2014 tentang Administrasi PemerintahanUndang Undang No 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan
Undang Undang No 30 Tahun 2014 tentang Administrasi PemerintahanDeky Lioman
 

What's hot (13)

Undang undang republik indonesia nomor 8 tahun 2010 ...
Undang undang republik indonesia nomor 8 tahun 2010 ...Undang undang republik indonesia nomor 8 tahun 2010 ...
Undang undang republik indonesia nomor 8 tahun 2010 ...
 
1986 05 peradilan tata usaha negara
1986 05 peradilan tata usaha negara1986 05 peradilan tata usaha negara
1986 05 peradilan tata usaha negara
 
SE 282 kpu-vii-2012
SE 282 kpu-vii-2012SE 282 kpu-vii-2012
SE 282 kpu-vii-2012
 
Uu tahun 2007 no. 40 tentang perseroan terbatas
Uu tahun 2007 no. 40 tentang perseroan terbatasUu tahun 2007 no. 40 tentang perseroan terbatas
Uu tahun 2007 no. 40 tentang perseroan terbatas
 
Uu tahun 2011 no. 5 tentang akuntan publik
Uu tahun 2011 no. 5 tentang akuntan publikUu tahun 2011 no. 5 tentang akuntan publik
Uu tahun 2011 no. 5 tentang akuntan publik
 
Uu 2011 5
Uu 2011 5Uu 2011 5
Uu 2011 5
 
Uu nomor 8 tahun 2012
Uu nomor 8 tahun 2012Uu nomor 8 tahun 2012
Uu nomor 8 tahun 2012
 
UU No 8_th_2012
UU No 8_th_2012UU No 8_th_2012
UU No 8_th_2012
 
Uu no 8 thn 2012 pemilu leg oke
Uu no 8 thn 2012 pemilu leg okeUu no 8 thn 2012 pemilu leg oke
Uu no 8 thn 2012 pemilu leg oke
 
Uu no 8 thn 2012 pemilu
Uu no 8 thn 2012 pemilu Uu no 8 thn 2012 pemilu
Uu no 8 thn 2012 pemilu
 
Aplikasi sid lbh fmmi online
Aplikasi sid lbh fmmi onlineAplikasi sid lbh fmmi online
Aplikasi sid lbh fmmi online
 
Undang Undang No 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan
Undang Undang No 30 Tahun 2014 tentang Administrasi PemerintahanUndang Undang No 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan
Undang Undang No 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan
 
Pkpu 26 2013_2114_2
Pkpu 26 2013_2114_2Pkpu 26 2013_2114_2
Pkpu 26 2013_2114_2
 

Similar to Hukum PT BAB 4 dan 9

168_20211206065035_13. RAT _ tehnik SHU finalOk KLMPK 12.pptx
168_20211206065035_13. RAT _ tehnik SHU finalOk  KLMPK 12.pptx168_20211206065035_13. RAT _ tehnik SHU finalOk  KLMPK 12.pptx
168_20211206065035_13. RAT _ tehnik SHU finalOk KLMPK 12.pptxFaya25
 
Contoh akta pendirian dan anggaran dasar pt
Contoh akta pendirian dan anggaran dasar ptContoh akta pendirian dan anggaran dasar pt
Contoh akta pendirian dan anggaran dasar ptManunggal Amethyst
 
9. struktur organ perseroan terbatas
9. struktur organ perseroan terbatas9. struktur organ perseroan terbatas
9. struktur organ perseroan terbatasGindha Wayka
 
Prosedur pendirian bpr
Prosedur pendirian bprProsedur pendirian bpr
Prosedur pendirian bprabumusa99
 
5. UU-40-2007 PERSEROAN TERBATAS.pdf
5. UU-40-2007 PERSEROAN TERBATAS.pdf5. UU-40-2007 PERSEROAN TERBATAS.pdf
5. UU-40-2007 PERSEROAN TERBATAS.pdfIzam17
 
Tata cara penyelenggaraan rups perusahaan terbuka dan tertutup
Tata cara penyelenggaraan rups perusahaan terbuka dan tertutupTata cara penyelenggaraan rups perusahaan terbuka dan tertutup
Tata cara penyelenggaraan rups perusahaan terbuka dan tertutupYudha Herprasetyo
 
PPT_PERSEROAN_TERBATAS.pptx
PPT_PERSEROAN_TERBATAS.pptxPPT_PERSEROAN_TERBATAS.pptx
PPT_PERSEROAN_TERBATAS.pptxmarhadi7
 
5. badan usaha berbadan hukum
5. badan usaha berbadan hukum5. badan usaha berbadan hukum
5. badan usaha berbadan hukumGindha Wayka
 
PP Nomor 45 Tahun 1995 Tentang Penyelenggaraan Pasar Modal
PP Nomor 45 Tahun 1995 Tentang Penyelenggaraan Pasar ModalPP Nomor 45 Tahun 1995 Tentang Penyelenggaraan Pasar Modal
PP Nomor 45 Tahun 1995 Tentang Penyelenggaraan Pasar ModalJimmy L
 
Uu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang
Uu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utangUu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang
Uu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utanganthonius karianga
 
Uu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPU
Uu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPUUu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPU
Uu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPUFERI S SAMAD
 
Anggaran Dasar KOKOPI
Anggaran Dasar KOKOPIAnggaran Dasar KOKOPI
Anggaran Dasar KOKOPIKOKOPI
 
Syarat pendirian koperasi
Syarat pendirian koperasiSyarat pendirian koperasi
Syarat pendirian koperasibalatransaceh
 
Perseroan terbatas
Perseroan terbatasPerseroan terbatas
Perseroan terbatasegintabrando
 
Pertemuan ke 10. Pembubaran koperasi.pptx
Pertemuan ke 10. Pembubaran koperasi.pptxPertemuan ke 10. Pembubaran koperasi.pptx
Pertemuan ke 10. Pembubaran koperasi.pptxIrwanAgustino1
 
Perjanjian Penyertaan Saham Bersyarat / CONDITIONAL SHARE SUBSCRIPTION AGREE...
Perjanjian Penyertaan Saham Bersyarat / CONDITIONAL SHARE  SUBSCRIPTION AGREE...Perjanjian Penyertaan Saham Bersyarat / CONDITIONAL SHARE  SUBSCRIPTION AGREE...
Perjanjian Penyertaan Saham Bersyarat / CONDITIONAL SHARE SUBSCRIPTION AGREE...GLC
 

Similar to Hukum PT BAB 4 dan 9 (20)

Akad syirkah
Akad syirkahAkad syirkah
Akad syirkah
 
168_20211206065035_13. RAT _ tehnik SHU finalOk KLMPK 12.pptx
168_20211206065035_13. RAT _ tehnik SHU finalOk  KLMPK 12.pptx168_20211206065035_13. RAT _ tehnik SHU finalOk  KLMPK 12.pptx
168_20211206065035_13. RAT _ tehnik SHU finalOk KLMPK 12.pptx
 
Contoh akta pendirian dan anggaran dasar pt
Contoh akta pendirian dan anggaran dasar ptContoh akta pendirian dan anggaran dasar pt
Contoh akta pendirian dan anggaran dasar pt
 
9. struktur organ perseroan terbatas
9. struktur organ perseroan terbatas9. struktur organ perseroan terbatas
9. struktur organ perseroan terbatas
 
Prosedur pendirian bpr
Prosedur pendirian bprProsedur pendirian bpr
Prosedur pendirian bpr
 
5. UU-40-2007 PERSEROAN TERBATAS.pdf
5. UU-40-2007 PERSEROAN TERBATAS.pdf5. UU-40-2007 PERSEROAN TERBATAS.pdf
5. UU-40-2007 PERSEROAN TERBATAS.pdf
 
Tata cara penyelenggaraan rups perusahaan terbuka dan tertutup
Tata cara penyelenggaraan rups perusahaan terbuka dan tertutupTata cara penyelenggaraan rups perusahaan terbuka dan tertutup
Tata cara penyelenggaraan rups perusahaan terbuka dan tertutup
 
PPT_PERSEROAN_TERBATAS.pptx
PPT_PERSEROAN_TERBATAS.pptxPPT_PERSEROAN_TERBATAS.pptx
PPT_PERSEROAN_TERBATAS.pptx
 
Tugas terstruktur 1
Tugas terstruktur 1Tugas terstruktur 1
Tugas terstruktur 1
 
5. badan usaha berbadan hukum
5. badan usaha berbadan hukum5. badan usaha berbadan hukum
5. badan usaha berbadan hukum
 
PP Nomor 45 Tahun 1995 Tentang Penyelenggaraan Pasar Modal
PP Nomor 45 Tahun 1995 Tentang Penyelenggaraan Pasar ModalPP Nomor 45 Tahun 1995 Tentang Penyelenggaraan Pasar Modal
PP Nomor 45 Tahun 1995 Tentang Penyelenggaraan Pasar Modal
 
Uuap5 2011bt
Uuap5 2011btUuap5 2011bt
Uuap5 2011bt
 
Uu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang
Uu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utangUu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang
Uu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang
 
Uu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPU
Uu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPUUu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPU
Uu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPU
 
Anggaran Dasar KOKOPI
Anggaran Dasar KOKOPIAnggaran Dasar KOKOPI
Anggaran Dasar KOKOPI
 
Syarat pendirian koperasi
Syarat pendirian koperasiSyarat pendirian koperasi
Syarat pendirian koperasi
 
Perseroan terbatas
Perseroan terbatasPerseroan terbatas
Perseroan terbatas
 
Pertemuan ke 10. Pembubaran koperasi.pptx
Pertemuan ke 10. Pembubaran koperasi.pptxPertemuan ke 10. Pembubaran koperasi.pptx
Pertemuan ke 10. Pembubaran koperasi.pptx
 
Uu 12 1970
Uu 12 1970Uu 12 1970
Uu 12 1970
 
Perjanjian Penyertaan Saham Bersyarat / CONDITIONAL SHARE SUBSCRIPTION AGREE...
Perjanjian Penyertaan Saham Bersyarat / CONDITIONAL SHARE  SUBSCRIPTION AGREE...Perjanjian Penyertaan Saham Bersyarat / CONDITIONAL SHARE  SUBSCRIPTION AGREE...
Perjanjian Penyertaan Saham Bersyarat / CONDITIONAL SHARE SUBSCRIPTION AGREE...
 

More from Isaka Yoga

Hukum pasar modal
Hukum pasar modal Hukum pasar modal
Hukum pasar modal Isaka Yoga
 
Public domain &ombudsman
Public domain &ombudsmanPublic domain &ombudsman
Public domain &ombudsmanIsaka Yoga
 
Syariah Islamic Bank
Syariah Islamic BankSyariah Islamic Bank
Syariah Islamic BankIsaka Yoga
 
intellectual property rights
intellectual property rightsintellectual property rights
intellectual property rightsIsaka Yoga
 
Permasalahan ketengakerjaan di indonesia
Permasalahan ketengakerjaan di indonesiaPermasalahan ketengakerjaan di indonesia
Permasalahan ketengakerjaan di indonesiaIsaka Yoga
 
Gugatan Class Action
Gugatan Class ActionGugatan Class Action
Gugatan Class ActionIsaka Yoga
 
Bab 2 Hukum Administrasi Negara Kedudukan, Kewenangan dan Tindakan Pemerintah
Bab 2 Hukum Administrasi Negara Kedudukan, Kewenangan dan Tindakan PemerintahBab 2 Hukum Administrasi Negara Kedudukan, Kewenangan dan Tindakan Pemerintah
Bab 2 Hukum Administrasi Negara Kedudukan, Kewenangan dan Tindakan PemerintahIsaka Yoga
 
Penghentian Kewajiban KUHPERDATA (BW)
Penghentian Kewajiban KUHPERDATA (BW)Penghentian Kewajiban KUHPERDATA (BW)
Penghentian Kewajiban KUHPERDATA (BW)Isaka Yoga
 
Objek Hukum Tata Negara
Objek Hukum Tata NegaraObjek Hukum Tata Negara
Objek Hukum Tata NegaraIsaka Yoga
 
Character Building Nasionalisme
Character Building NasionalismeCharacter Building Nasionalisme
Character Building NasionalismeIsaka Yoga
 
Islam masuk ke Afrika
Islam masuk ke AfrikaIslam masuk ke Afrika
Islam masuk ke AfrikaIsaka Yoga
 
Negara maju di asia japan geografi
Negara maju di asia japan geografiNegara maju di asia japan geografi
Negara maju di asia japan geografiIsaka Yoga
 
Ketimpangan sosial
Ketimpangan sosialKetimpangan sosial
Ketimpangan sosialIsaka Yoga
 
Geografi Desa XII IPS
Geografi Desa XII IPSGeografi Desa XII IPS
Geografi Desa XII IPSIsaka Yoga
 
Konsis 2015 2016 sma
Konsis 2015 2016 smaKonsis 2015 2016 sma
Konsis 2015 2016 smaIsaka Yoga
 
Demokrasi Liberal
Demokrasi LiberalDemokrasi Liberal
Demokrasi LiberalIsaka Yoga
 

More from Isaka Yoga (19)

Hukum pasar modal
Hukum pasar modal Hukum pasar modal
Hukum pasar modal
 
Public domain &ombudsman
Public domain &ombudsmanPublic domain &ombudsman
Public domain &ombudsman
 
Syariah Islamic Bank
Syariah Islamic BankSyariah Islamic Bank
Syariah Islamic Bank
 
intellectual property rights
intellectual property rightsintellectual property rights
intellectual property rights
 
Permasalahan ketengakerjaan di indonesia
Permasalahan ketengakerjaan di indonesiaPermasalahan ketengakerjaan di indonesia
Permasalahan ketengakerjaan di indonesia
 
Bank Syariah
Bank Syariah Bank Syariah
Bank Syariah
 
Arbitrase
Arbitrase Arbitrase
Arbitrase
 
Gugatan Class Action
Gugatan Class ActionGugatan Class Action
Gugatan Class Action
 
Bab 2 Hukum Administrasi Negara Kedudukan, Kewenangan dan Tindakan Pemerintah
Bab 2 Hukum Administrasi Negara Kedudukan, Kewenangan dan Tindakan PemerintahBab 2 Hukum Administrasi Negara Kedudukan, Kewenangan dan Tindakan Pemerintah
Bab 2 Hukum Administrasi Negara Kedudukan, Kewenangan dan Tindakan Pemerintah
 
Penghentian Kewajiban KUHPERDATA (BW)
Penghentian Kewajiban KUHPERDATA (BW)Penghentian Kewajiban KUHPERDATA (BW)
Penghentian Kewajiban KUHPERDATA (BW)
 
Objek Hukum Tata Negara
Objek Hukum Tata NegaraObjek Hukum Tata Negara
Objek Hukum Tata Negara
 
Character Building Nasionalisme
Character Building NasionalismeCharacter Building Nasionalisme
Character Building Nasionalisme
 
Islam masuk ke Afrika
Islam masuk ke AfrikaIslam masuk ke Afrika
Islam masuk ke Afrika
 
Negara maju di asia japan geografi
Negara maju di asia japan geografiNegara maju di asia japan geografi
Negara maju di asia japan geografi
 
Teks iklan
Teks iklanTeks iklan
Teks iklan
 
Ketimpangan sosial
Ketimpangan sosialKetimpangan sosial
Ketimpangan sosial
 
Geografi Desa XII IPS
Geografi Desa XII IPSGeografi Desa XII IPS
Geografi Desa XII IPS
 
Konsis 2015 2016 sma
Konsis 2015 2016 smaKonsis 2015 2016 sma
Konsis 2015 2016 sma
 
Demokrasi Liberal
Demokrasi LiberalDemokrasi Liberal
Demokrasi Liberal
 

Recently uploaded

Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxbinsar17
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptxYudisHaqqiPrasetya
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdfAgungIstri3
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxFucekBoy5
 
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxMAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxadesofyanelabqory
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxFeniannisa
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxEkoPriadi3
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 
materi penkum kec. mowewe mengenai jaga desa
materi penkum kec. mowewe mengenai jaga desamateri penkum kec. mowewe mengenai jaga desa
materi penkum kec. mowewe mengenai jaga desassuser274be0
 

Recently uploaded (10)

Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
 
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxMAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
materi penkum kec. mowewe mengenai jaga desa
materi penkum kec. mowewe mengenai jaga desamateri penkum kec. mowewe mengenai jaga desa
materi penkum kec. mowewe mengenai jaga desa
 

Hukum PT BAB 4 dan 9

  • 1. Isaka Yoga Santoso Muhammad Farhan Gusdhi Aziz Raihan Banyu Hibatullah Darmawan Business Law Binus 2020 – Oktober 2017
  • 2. Sistematika dan Topik Pembahasan BAB 4 Rencana Kerja Laporan Tahunan Penggunaan Laba
  • 5. Rencana Kerja Tahunan Rencana Kerja Tahun buku yang akan datang Direksi Menyusun Rencana Kerja Pasal 63 Direksi menyusun rencana kerja tahunan sebelum dimulainya tahun buku yang akan datang(1) Rencana kerja memuat juga anggaran tahunan Perseroan untuk tahun buku yang akan datang(2)
  • 6. 1. Rencana Kerja disampaikan kepada Dekom/RUPS sebagaimana dimaksud dengan anggaran dasar. 2. Anggaran dasar menentukan rencana kerja yang disampaikan oleh Direksi harus mendapat persetujuan Dekom atau RUPS, kecuali ditentukan lain 3. Anggaran dasar menentukan rencana kerja harus mendapat persetujuan RUPS, rencana kerja tersebut terlebih dahulu harus ditelah Dekom
  • 7. Jika Direksi tidak menyampaikan rencana kerja dalam pasal 64, rencana kerja tahun yang lampau diberlakukan (1) Rencana kerja tahun yang lampau berlaku juga bagi perseroan yang rencana kerjanya belum memperoleh persetujuan sebagaimana ditentukkan dalam anggaran dasar atau peraturan perundang-undangan (2)
  • 9. Direksi Laporan Tahunan Menteri • Neraca akhir tahun buku dalam perbandingan dengan tahun buku sebelumnya (sesuai dengan standar akuntansi keuangan) • Kegiatan Perseroan • Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan • Rincian masalah selama tahun buku Perseroan • Laporan mengenai pengawasan oleh Komisaris • Nama dan anggota Direksi • Gaji dan tunjangan bagi Direksi dan anggota Direksi serta anggota Komisaris Laporan Tahunan (sekurang-kurangnya)
  • 11. AkuntanPublik Menghimpun dana dan/atau mengelola dana masyarakat Memberikan surat pengakuan utang kepada masyarakat Merupakan Perseroan Terbuka Merupakan Persero Punya aset paling sedikit Rp. 50.000.000.000 Diwajibkan oleh peraturan perundang- undangan
  • 12. laporan tahunan,keuangan, pengawasan RUPS Anggaran Dasar Direksi & Komisaris Tanggung jawab Direksi & Komisaris tidak tanggung jawab apabila intravires Komisaris Dasar Kalo tidak benar/menyesatkan
  • 13. Pasal 70 Pasal 71 Pasal 72 Pasal 73
  • 14. Penggunaan laba 1. Perseroan wajib menyisihkan jumlah tertentu dari laba bersih setiap tahun buku untuk cadangan. 2. Wajib menyisihkan jika Perseroan mempunyai saldo laba yang positif. 3. Penyisihan laba bersih cadangan mencapai paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari jumlah modal yang ditetapkan dan disetor. 4. Cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang belum mencapai jumlah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) hanya boleh dipergunakan untuk menutup kerugian yang tidak dapat dipenuhi oleh cadangan lain. Persero wajib menyisihkan jumlah tertentu jika Memiliki saldo laba yang positif Sebagai cadangan minimal 20 % dari jumlah modal yang disetor Pasal 70
  • 15. 1. Penggunaan laba bersih termasuk penentuan jumlah penyisihan untuk cadangan diputuskan oleh RUPS. 2. Seluruh laba bersih setelah dikurangi penyisihan untuk cadangan sebagaimana dimaksud dibagikan kepada pemegang saham sebagai deviden, kecuali ditentukan lain oleh RUPS. 3. Dividen hanya boleh dibagikan apabia Perseroan mempunyai saldo laba yang positif. Pasal 71 Rups Menentukan Penggunaan laba Kecuali ditentukan lain oleh RUPS Dividen Cadangan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen apabila saldo laba positif
  • 16. Pasal 72 Direksi dan Dewan Komisaris bertanggung jawab secara tanggung renteng atas kerugian perseroan dalam hal pemegang saham tidak dapat mengembalikan dividen interim
  • 17. 1. Dividen yang tidak diambil setelah 5 tahun terhitung sejak tanggal yang ditetapkan untuk pembayaran dividen, dimasukan ke dalam cadangan khusus. 2. RUPS mengatur tata cara pengembalian deviden yang telah dimasukkan ke dalam cadangan khusus. 3. Dividen yang telah dimasukkan dalam cadangan khusus dan tidak diambil dalam jangka waktu 10 tahun akan menjadi hak Perseroan . Dividen Menjadi Hak perseroan Dimasukkan ke cadangan khusus Pasal 73
  • 19. APasal 138  (1) Pemeriksaan terhadap perseoran dapat dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data atau keterangan dalam hal terdapat dugaan bahwa: A. Perseoran melakukan perbuatan melawan hukum yang merugikan Perseorang atau pemegang saham atau pihak ketiga. B. Anggota direksi atau Dewan Komisaris melakukan perbuatan melawan hukum yang merugikan Perseoran atau pemegang saham atau pihak ketiga.  (2) Pemeriksaan dilakukan dengan mengajukan permohonan secara tertulis beserta alasannya ke pengadilan negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan Perseoran.
  • 20. Pasal 138  (3) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat(2) dapat diajukan oleh: A. 1 (satu) pemegang saham atau lebih yang mewakili paling sedikit 1/10(satu persepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara B. Pihak lain yang berdasarkan peraturan perundang-undangan, anggaran dasar Perseoran atau perjanjian dengan Perseoran diberi wewenang untuk mengajukan permohonan pemeriksaan C. Kejaksaan untuk kepentingan umum
  • 21.  (4) Permohonan diajukan setelah pemohon terlebih dahulu meminta data atau keterangan kepada Perseoran dalam RUPS dan Perseoran tidak memberikan data atau keterangan tersebut  (5) Permohonan untuk mendapatkan data atau keterangan tentang Perseoran atau permohonan pemerikasaan untuk mendapatkan data atau keterangan tersebut harus didasarkan atas alasan yang wajar dan itikad yang baik Tidak menutup kemungkinan untuk diatur dalam undang- undang lain  Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ayat (3) huruf a, dan ayat (4) tidak menutup kemungkinan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal menentukan lain
  • 22. Pasal 139  (1) Ketua pengadilan negeri dapat menolak atau mengabulkan permohonan sebagaimana dimaksud dalam pasal 138.  (2) Ketua pengadilan negeri sebagaima dimaksud pada ayat (1) menolak permohonan apabila permohonan tersebut tidak didasarkan atas alasan yang wajar dan atau tidak dilakukan dengan itikad baik.  Dalam hal permohonan dikabulkan, ketua pengadilan negeri mengeluarkan penetapan pemeriksaan dan mengangkat paling banyak 3 (tiga) orang ahli untuk melakukan pemeriksaan dengan tujuan untuk mendapatkan data atau keterangan yang diperlukan. Permohonan Diajukan Sesuai dengan Pasal 138 Ketua pengadilan dapat menolak atau mengabulkan Apabila dikabulkan, ketua pengadilan mengangkat tiga ahli untuk melakukan pemeriksaan demi data atau keterangan yang diperlukan
  • 23. Pasal 139  (4) Setiap anggota direksi, anggota Dewan Komisaris, karyawan Perseoran, konsultan dan akuntan publik yang telah ditunjuk oleh Perseoran tidak dapat diangkat sebagai ahli  Ahli sebagaimana berhak memeriksa semua dokumen dan kekayaan Perseroan yang dianggap perlu oleh ahli tersebut untuk diketahui. Ketua Pengadilan Negeri mengangkat 3 ahli •Staff yang ditunjuk oleh Perseoran tidak dapat diangkat sebagai ahli Ahli melakukan pemeriksaan •Berhak memeriksa semua yang dianggap perlu diketahui oleh ahli Staff wajib memberikan informasi yang diperlukan •Ahli wajib merahasian hasil pemeriksaan  Setiap anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, dan semua karyawan Perseoran wajib memberikan segala keterangan yang diperlukan untuk pelaksanaan pemeriksaan  Ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (3) wajib merahasiakan hasil pemeriksaan yang dilakukan
  • 24. Pasal 140  (1) Laporan hasil pemeriksaan disampaikan oleh ahli sebagaimana dimaksud dalam pasal 139 kepada ketua pengadilan negeri dalam jangka waktu sebagaimana ditentukan dalam penetapan pengadilan untuk pemeriksaan paling lambat 90 (sembilan puluh) hari terhitung sejak tanggal pengangkatan ahli tersebut.  (2) Ketua pengadilan negeri memberikan salinan kepada pemohon dan Perseroan yang bersangkutan dalam jangka waktu paling lambat 14(empat belas) hari terhitung sejak tanggal laporan hasil pemeriksaan diterima. • Diajukan dengan maksud dan itikad yang baik • Terjadinya perbuatan melawan hukum oleh Perseroan, anggota Direksi atau Dewan Komisaris • Timbul kerugian Pengajuan • Ketua Pengadilan Mengangkat 3 ahli dari staff Perseroan • Staff Perseroan wajib memberikan informasi yang ditanyakan • Ahli wajib merahasiakan hasil pemeriksaan Pengkabulan •Laporan disampaikan oleh Ahli kepada ketua pengadilan paling lambat 90 hari. •Ketua PN memberikan salinan kepada pemohon dan Perseroan yang bersangkutan paling lambat 14 hari sejak pemeriksaan diterima Laporan
  • 25. Pasal 141  (1) Dalam hal permohonan untuk melakukan pemeriksaan dikabulkan, ketua pengadilan negeri menentukan jumlah maksimum biaya pemeriksaan  (2) Biaya pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibayar oleh Perseroan  (3) Ketua pengadilan negeri atas permohonan Perseroan dapat membebankan penggantian seluruh atau sebagian biaya pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada pemohon, anggota Direksi, dan atau anggota Dewan Komisaris
  • 26.