2. Hakekat Berbicara
Berbicara merupakan kegiatan yang
menghasilkan bahasa dan berfungsi untuk
berkomunikasi.
Berbicara merupakan salah satu
keterampilan dalam berbahasa.
3. Menurut Tarigan (1989), berbicara adalah
kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi
artikulasi atau kata-kata/lambang bunyi
untuk mengekspresikan, menyatakan
serta menyampaikan pikiran, gagasan dan
perasaan.
Berbicara dapat diartikan suatu
penyampaian maksud (ide, pikiran, isi
hati) seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan bahasa lisan sehingga
maksud tersebut dapat dapat dipahami
oleh orang lain (Depdikbud 1985:7)
4. Berbicara pada hakekatnya merupakan
suatu proses berkomunikasi sebab di
dalamnya terjadi pemindahan pesan dari
suatu sumber ke tempat lain.
5. Proses tersebut digambar sebagai berikut:
. Chanel / saluran
Simbol / lambang
Massage / pesan
Komunikasi / receiver
Komunikasi / sender
Umpan balik / feed back
6. Berbicara sebagai salah satu bentuk
komunikasi akan mudah dipahami dengan
cara membandingkan diagram komunikasi
dengan peristiwa berbahasa
(Tarigan 1989: 12)
8. Berbicara merupakan bentuk perilaku
manusia yang memanfaatkan faktor-faktor
fisik, psikologis, neurologis, semantik dan
linguistik.
Pada saat berbicara seseorang
memanfaatkan faktor fisik yaitu alat ucap
untuk menghasilkan bunyi bahasa.
Faktor psikologis memberikan andil yang
cukup besar terhadap kelancaran
berbicara.
9. Stabilitas emosi sangat berpengaruh
terhadap keutuhan bahan pembicaraan.
Berbicara juga tidak terlepas dari faktor
neurologis yaitu jaringan saraf yang
menghubungkan otak kecil dengan mulut,
telinga serta organ tubuh lainnya dalam
aktivitas berbicara.
Faktor semantik yang berhubungan dengan
makna dan faktor linguistik yang berkaitan
dengan struktur bahasa dalam berbicara.
10. Berbicara merupakan tuntutan kebutuhan
manusia sebagai makhluk sosial agar
mereka dapat berkomunikasi dengan
sesamanya.
Kemampuan berbicara yang baik sangat
dibutuhkan dalam berbagai jabatan dalam
pemerintahan, swasta maupun
pendidikan.
11. Seorang pemimpin perlu menguasai
keterampilan berbicara agar dapat
menggerakkan masyarakat untuk
berpartisipasi terhadap program
pembangunan.
Pemikiran seorang pendidik dituntut
menguasai keterampilan berbicara agar
dapat menyampaikan informasi dengan
baik kepada siswanya.
12. Perbedaan ragam lisan dan ragam tulis
Bahasa ragam lisan dan ragam tulis agak
berbeda.
Ragam lisan dimiliki oleh masyarakat
bahasa sedang ragam tulis tidak mesti
dimiliki oleh masyrakat bahasa.
13. Perbedaannya ada 2 macam :
1. Berhubungan dengan peristiwanya
a. Jika digunakan ragam tulis, partisipasi
tidak saling berhadapan akibatnya
bahasa yang digunakan harus lebih
terang dan jelas sebab berbagai sarana
pendukungnya yang digunakan dalam
ragam tulis tidak digunakan (isyarat,
pandangan, anggukkan)
14. b. Pada ragam tulis fungsi subyek
predikat dan obyek serta hubungan antar
fungsi itu harus nyata.
c. Pada ragam lisan partisipasi pada
umumnya bertatap muka sehingga
kelengkapan fungsi tersebut kadang
terabaikan.
15. Orang yang halus rasa bahasanya sadar
bahwa kalimat tulis berlainan dengan
ragam lisan sepatutnya mereka berhati-
hati dan berusaha agar kalimat yang
ditulisnya ringkas dan lengkap.
16. 2. Berkaitan dengan upaya yang digunakan
dalam ragam lisan perlu diketahui tentang
tinggi rendahnya, panjang-pendeknya,
dan intonasi kalimat.
Semua tidak terlambang dalam tata tulis
maupun ejaan.
Ragam lisan pembicara dapat memberikan
tekanan / memberikan jeda pada bagian
tertentu agar maksud ujaran / ucapannya
dapat dipahami.
17. Elemen Dasar Berbicara
Elemen dasar berbicara yang secara
fundamental dapat mewujudkan
terjadinya bahasa lisan.
Elemen tersebut adalah
1. Sumber
2. Pesan
3. Saluran
4. Penerimaan
18. 1. Sumber
Sumber : pusat pemerolehan pesan
pembicaraan.
Pembicara berupa sumber, jika isi
pembicaraan tersebut berasal dari hati nurani
pembicara itu sendiri.
2. Pesan
Pesan : maksud yang terkandung di dalam
kode yang telah disampaikan pembicara.
Pesan tersebut berupa kode-kode verbal
maupun kode non verbal.
19. 3. Saluran
Saluran : kondisi yang menghubungkan
antara pembicara dengan lawan bicara
yang berperan sebagai alat komunikasi
atau alat bantu komunikasi.
Saluran dapat berupa : media fisik maupun
non fisik (hardware maupun software)
20. 4. Penerimaan
Penerimaan : pemahan terhadap kode dan
penemuan pesan yang terkandung dalam
penampilan bicara.
Pemahaman kode adalah :
a. Penanggapan bunyi ujaran / ucapan
b. Pemahaman maksud gerak anggota badan
dan mimik
c. Penafsiran isi pembicaraan
Penerimaan dianggap baik jika antara pembicara
dan lawan bicara tidak mengalami salah
komunikasi (salah tangkap, salah tanggap,
salah paham)
22. Diagram
a. Model searah
decoding
Sumber Saluran Penerima
(source) (channel) (receiver)
encoding
23. b. Model dua arah
decoding decoding
Sumber Saluran Penerima
(source) (channel) (receiver)
encoding encoding
24. Sikap Mental Pembicara
Sikap mental pembicara adalah unsur
kejiwaan pembicara yang mempengaruhi
baik buruknya kegiatan berbicara.
Unsur tersebut adalah
a. Rasa komunikasi
b. Rasa humor
c. Rasa kepemimpinan
d. Rasa percaya diri
25. a.Rasa komunikasi
unsur rasa komunikasi adalah
1. rasa keakraban
2. kemampuan menyesuaikan diri
3. sikap tepaslira atau tahu diri
4. daya ingat yang baik
Rasa komunikasi adalah pemilihan rasa akrab
dengan orang lain yang tumbuh dari adanya
kemampuan menempatkan diri,
menyesuaikan diri serta daya ingat baik
terhadap bahan pembicaraan.
26. b. Rasa humor
Humor adalah penumbuhan suasana segar
dalam berbicara yang timbul karena
kecerdasan akal kelucuan rasa simpatik dan
toleransi terhadap lawan bicara.
Manfaat humor
a. Menumbuhkan suasan segar dalam bicara
b. Membuat pendengar tidak cepat bosan
c. Mengurangi / menghilangkan kelelahan
d. Menumbuhkan rasa akrab antara pembicara
dengan pendengar
27. c. Rasa kepemimpinan
Rasa kepemimpinan adalah rasa percaya diri
dari pembicara bahwa dirinya mampu
mengatur, menguasai dan menjalin suasana
akrab dengan pendengarnya, sehingga ia
mampu menyampaikan gagasan-gagasan
secara tepat dan menarik.
Unsur-unsur yang berperan
1. Rasa percaya diri
2. Keterlibatan batin dengan pendengarnya
3. Mampu mengatur dan menguasai diri
4. Rasa hormat dan rasa memiliki seperti diri
sendiri
28. d. Rasa percaya diri
Rasa percaya diri adalah rasa hormat, rasa
kepercayaan pada diri sendiri yang
membebaskan pembicara dari rasa takut
maupun perasaan was-was.
Unsur-unsur yang berperan
1. Kesadaran bahwa manusia sebenarnya ada
dalam kesamaan dan perbedaan
2. Setiap orang tentu memiliki kelemahan dan
kelebihan
29. 3. Menjauhkan pada rasa rendah diri
4. Berusaha menyayangi diri sendiri seperti
rasa sayang yang diberikan pada orang
lain.
5. Berusaha membentuk pandangan hidup
yang jelas serta tujuan hidup yang pasti
30. Batasan dan tujuan berbicara
Berbicara adalah suatu keterampilan
berbahasa yang berkembang pada
kehidupan anak yang hanya didahului
dengan keterampilan menyimak.
Berbicara erat sekali hubungannya dengan
perkembangan kosa kata yang diperoleh
anak melalui kegiatan menyimak dan
membaca
31. Berbicara adalah kemampuan mengucapkan
bunyi-bunyi artikulasi / kata-kata untuk
mengekspresikan, menyampaikan gagasan,
pikiran dan perasaan seseorang kepada
orang lain
Berbicara merupakan suatu sistem tanda-
tanda yang dapat didengar (andible) dan
yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan
sejumlah otot dan jaringan otot manusia
demi maksud dan tujuan dalam mencapai
tujuan yang berupa ide/gagasan yang
dikombinasikan.
32. Berbicara merupakan suatu alat untuk
mengkomunikasikan gagasan/idie-idie
yang disusun serta dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan sang pendengar/
penyimak.
Berbicara merupakan instrumen yang
mengungkapkan kepada penyimak secara
langsung apakah si pembicara memahami
/tidak bahan pembicaraan pada saat dia
mengkomunikasikan gagasan-gagasan/
idie-idie kepada si penyimak/pendengar.
33. Tujuan berbicara
Tujuan utama berbicara adalah untuk
berkomunikasi.
Pembicara perlu memahami makna segala
sesuatu yang ingin dikomunikasikan
terhadap para pendengar dan harus
mengetahui prinsip-prinsip mendasar
segala situasi pembicaraan, baik secara
umum maupun perorangan.
34. Tujuan lain berbicara adalah
1. Memberitahu/melaporkan (to inform)
2. Menjamu/menghibur (to entertain)
3. Membujuk/mengajak/meyakinkan
(to persuade)
35. Prinsip dasar berbicara
a. Membutuhkan paling sedikti dua orang
b. Mempergunakan suatu sandi linguistik
c. Memerima/mengakui suatu daerah referensi umum
d. Merupakan suatu pertukaran antara partisipan
e. Menghubungkan setiap pembicara dengan lainnya
dengan segera
f. Berhubungan atau berkaitan dengan masa kini
g. Hanya melibatkan perlengkapan yang berhubungan
dengan suara/bunyi bahasa dan pendengaran
h. Tidak pandang bulu menghadapi serta
memperlakukan apa yang nyata dan apa yang
diterima sebagai dalil.