2. Proses Menulis
Proses atau tahapan pendekatan
keterampilan menulis kalau digambarkan
dalam bentuk bagan sbb,
Mengamati
Menggolongkan
Menafsirkan
Menerapkan
Mengkomunikasikan
3. a. Mengamati
Dalam kegiatan ini, siswa diberikan
kesempatan untuk menatap sebuah benda /
objek tertentu dengan teliti.
Sebaiknya pada waktu proses pengamatan
ini, siswa mencatat hal-hal yang sangat
perlu yang nanti akan dijadikan pokok
pikiran yang akan dikembangkan dalam
menulis.
4. Misalnya,
Pada pagi hari anak-anak disuruh mengamati
bagaimana keindahan alam ketika matahari terbit.
Pokok pikiran yang perlu dicatat a.l
a. jam berapa matahari mulai terbit ditempat
pengamatan?
b. dimana tempat pengamatan itu?
c. bagaimana kesan yang timbul setelah melihat
matahari terbit?
d. berapa lama pengamatan dimulai?
5. b. Menggolongkan.
Kegiatan ini dalam proses menggolongkan
atau mencari persamaan, perbedaan atau
mengelompokan sesuatu.
Dikaitkan dengan contoh tersebut di atas,
kegiatan ini dapat dilakukan dengan
mengelompokan kata-kata yang dapat
digunakan sebagai penulisan pokok pikiran /
pengelompokan jenis karangan yang akan
disusun sesuai dengan objek yang diamati.
6. Apakah karangan dalam bentuk puisi, atau
bentuk prosa.
Kalau puisi, bagaimana bentuknya?
Kalau prosa, apakah prosa deskripsi, narasi,
eksposisi, argumentasi yang sesuai
dengan objek yang diamati.
Kalau sudah ditetapkan bentuk yang tepat
digunakan untuk menuangkan objek yang
diamati, kita lanjutkan ketahap berikutnya.
7. c. Menafsirkan.
Kegiatan menafsirkan ialah kegiatan
mempertimbangkan untuk mencari bentuk
atau pola bagaimana yang akan
dikembangkan dalam menulis tersebut.
Penulis harus dapat menduga kirta-kira
bagaimana kerangka tulisan yang akan
dikembangkan.
Berapa paragraf yang dapat dikembangkan pada
setiap sub bagian dari kerangka tulisan tersebut.
8. Gaya bahasa yang bagaimana yang akan
digunakan.
Bagaimana alur pengisahannya dalam
penulisan tersebut yang sesuai dengan
data hasil pengamatan dan hasil
pengelompokan tersebut.
9. d.Menafsirkan.
Guru memberi kesempatan pada siswa
untuk menerapkan hasil pengamatan,
penggolongan dan penafsiran dalam
bentuk tulisan.
Para siswa mencoba menuliskan hasil
pengamatan itu ke dalam bentuk yang
telah ditetapkan pada proses sebelumnya.
10. Misalnya.
Menerapkan konsep, kaidah penulisan,
menyusun sebuah wacana, menulis
paragraf, menyusun kalimat, kata
bentukan dengan memperhatikan ejaan
serta penulisan bahasa Indonesia yang
benar.
11. e.Mengkomunikasikan.
Pada tahap akhir dari keterampilan
proses ialah mengkomunikasikan hasil
pengamatan, penggolongan, penafsiran,
penerapan teori kedalam sebuah karya
tulis.
Pada tahapan ini, penulis mencoba menulis
karangan berdasarkan objek nyata yang telah
diamatinya.
12. Objek nyata dapat berupa benda-benda faktual
yang bersifat alamiah atau dalam bentuk model,
seperti gambar atau rekaan.
Selain ini aktivitas menulis mengikuti alur proses
yang terdiri dari beberapa tahapan a.l
1. pemilihan dan pembahasan masalah.
2. pengumpulan bahan.
3. penyusunan bahan.
4. pembuatan kerangka karangan.
5. revisi.
6. penulisan naskah akhir.
13. Akhadiah 1989 mengemukakan beberapa tahapan dalam
proses menulis a.l
1. pra menulis
2. penulisan
3. revisi
Secara padat proses penulisan terdiri dari lima tahap a.l
a. pra menulis
b. menulis
c. merevisi
d. mengedit
e. mempublikasikan
14. Pra menulis.
Pra menulis merupakan tahap persiapan.
Pada tahap ini penulis melakukan berbagai
kegiatan a.l
Menemukan ide gagasan, menentukan
tujuan, memilih judul karangan,
menentukan tujuan, memilih bentuk dan
jenis tulisan, membuat kerangka serta
mengumpulkan bahan-bahan.
15. Ide tulisan dapat bersumber dari pengalaman,
observasi, bahan bacaan dan imajinasi.
Oleh karena itu pada tahap pra menulis diperlukan
stimulus untuk merangsang munculnya respon
yang berupa ide/gagasan.
Kegiatan ini dapat dilakukan melalui beberapa
aktivitas misalnya, membaca buku, surat kabar,
majalah dan sejenisnya.
16. Pengembangan ide ke dalam kerangka
karangan dapat menggunakan berbagai
pola pengembangan.
Secara umum karangan terdiri atas tiga
bagian yaitu
a. pendahuluan
b. pengembangan
c. penutup
17. Pada bagian pendahuluan dikemukakan
latar belakang masalah.
Permasalahan yang akan dikemukakan
dan pendekatan yang akan digunakan
untuk menguraikan masalah.
Penutup biasanya berisi kesimpulan dan
saran
18. Pengembangan masalah dapat dilakukan
dengan pola alamiah dan rasional.
Pada alamiah, pola pengembang yang
disesuaikan dengan urutan waktu
terjadinya peristiwa/ kronologis, dan
urutan tempat dan ruang/ spase order.
19. Sementara pengembangan secara rasional
dapat dilakukan a.l
a. urutan sebab akibat atau sebaliknya
b. problem salving atau pemecahan
masalah
c. aspek
d. topik
20. Dalam penulisan cerita anak dapat
digunakan dengan pola alamiah.
Sementara naskah pidato untuk suatu
kegiatan seminar dapat disusun dengan
pola pengembangan problem salving.
21. Menulis.
Tahap menulis dimulai dengan menjabarkan
ide ke dalam bentuk tulisan.
Ide dituangkan dalam bentuk kalimat dan
paragraf.
Selanjutnya paragraf dirangkaikan menjadi
satu karangan utuh.
22. Pada tahap ini diperlukan beberapa
pengetahuan kebahasaan dan tenik
penulisan.
Pengetahuan kebahasaan digunakan untuk
pemilihan kata, penentuan gaya bahasa,
pembentukan kalimat.
Teknik penulisan digunakan untuk
penyusunan karangan secara utuh.
23. Pada akhir kegiatan ini penulis dapat
menentukan judul.
Syarat penentuan judul a.l
a. singkat
b. pro aktif
c. relevan dengan isi
Judul sebaiknya disusun dalam bentuk frase
bukan kalimat.
24. 1. Merevisi.
2. Pada tahap ini dilakukan koreksi
terhadap seluruh karangan.
3. Koreksi dilakukan terhadap berbagai
aspek, misalnya struktur karangan dan
kebahasaan.
4. Struktur karangan meliputi a.l penataan
ide, pokok dan ide penjelas, serta
sistematika serta penalarannya.
25. Aspek kebahasaan meliputi a.l pilihan kata,
struktur bahasa, ejaan dan tanda baca.
Pada tahap revisi masih dimungkinkan
mengubah judul karangan apabila judul
yang telah ditentukan dirasakan oleh
penulis kurang tepat.
26. Mengedit.
Bila karangan sudah dianggap sempurna,
penulis tinggal melakukan tahap
pengeditan.
Dalam pengeditan ini diperlukan format
baku yang akan menjadi acuan, misalnya
ukuran kertas, bentuk tulisan dan
pengaturan spasi.
27. Proses pengeditan dapat diperluas dan
disempurnakan dengan penyediaan gambar
atau illustrasi.
Hal ini dimaksud agar tulisan itu lebih mudah
dipahami dan menarik.
Gambar dan illustrasi untuk melengkapi tulisan
yang dikomsumsikan untuk anak sebaiknya
berwarna.
Disamping menarik,warna yang dipakai dapat
digunakan untuk melatih akan pengenalan
warna.
28. Mempublikasikan.
Mempublikasikan mempunyai dua pengertian.
Pengertian pertama, berarti menyampaikan
karangan kepada publik dalam bentuk cetakan,
sedangkan pengertian kedua, menyampaikan
dalam bentuk mencetakkan.
Penyampaian mencetakkan dapat dilakukan
dengan pementasan penceritaan, peragaan dsb.
29. Karangan berbentuk cerita anak dapat
disampaikan melalui majalah, dapat
juga disampaikan secara lisan.
Secara sederhana karangan anak
dapat dipublikasikan lewat papan
tempel, atau dibacakan di depan
kelas.
Publikasi semacam itu memiliki
dampak psikologi yang amat baik.
30. Penanyangan hasil karya anak dapat
berfungsi ganda, disamping untuk
penguatan juga dapat untuk memacu
semangat bersaing secara positif.
Cerita anak termasuk bentuk prosa.
Sumber cerita dapat berupa peristiwa atau
pengalaman yang benar-benar terjadi
atau dapat juga berupa cerita rekaan/
imajinasi.
31. Cerita anak memiliki unsur a.l
1. tokoh dan penokohan
2. alur atau plot
3. latar atau setting
4. tema
5. pusat pengisahan
6. amanat dan bahasa
32. Anak biasanya cenderung suka pada tema
kepahlawanan, kemanusiaan, dan
petualangan.
Alur cerita anak biasanya amat sederhana
Setting dapat terjadi dimana saja.
Tema cerita disesuaikan dengan
perkembangan kejiwaan anak.
Pusat pengisahan cerita, pengarang dapat
memilih gaya dia atau gaya aku.
33. Bahasa yang digunakan dalam cerita anak
harus sesuai dengan perkembangan
bahasa anak.
Kata-katanya sederhana, konkrit serta lebih
mudah dicerna oleh pikiran anak.
Dialog-dialog pendek perlu disampaikan
agar cerita lebih menarik dan bersifat
alami.
34. Prinsip-prinsip dalam
perkembangan menulis
Prinsip terulangan.
Anak menyadari bahwa dalam suatu kata
bentuk yang sama terjadi berulang-ulang.
Mereka memperagakannya dengan cara
menggunakan suatu bentuk secara
berulang-ulang.
35. Prinsip generatif.
Anak menyadari bentuk-bentuk tulisan lebih
rinci, menggunakan beberapa huruf dalam
kombinasi dan pola yang beragam.
Mereka mulai memperhatikan adanya
keteraturan huruf dalam suatu kata.
36. Konsep tanda.
Anak memahami kearbritrean tanda-tanda
dalam bahasa tulis.
Untuk mempermudah kegiatan komunikasi,
orang dewasa perlu menghubungkan
benda tertentu dengan kata yang
mewakilinya.
37. Fleksibelitas.
Anak menyadari bahwa suatu tanda secara
fleksibelitas dapat berupa menjadi tanda
yang lain.
Dengan menambahkan tanda-tanda tertentu
huruf I dapat berubah menjadi huruf T, E
dan F.
38. Arah tanda.
Anak menyadari bahwa tulisan bersifat
linier, bergerak dari satu huruf ke huruf
yang lain sampai membentuk suatu kata,
dari arah kiri menuju ke arah kanan,
bergerak dari baris yang satu menuju ke
baris yang lain.
39. Temple dkk 1988 mengidentifikasikan ada
lima tahap perkembangan tulisan anak a.l
Pra fonetik
Fonetik tahap awal
Nama huruf
Transisi
Menguasai
40. Tahap Pra fonetik.
Dalam tahap ini anak sudah mengenal
bentuk dan ukuran huruf.
Tahap fonetik awal.
Dalam tahap ini anak mulai mengenali
prinsip-prinsip fonetik, tahu cara kerja
tulisan, tapi keterampilan mengoperasikan
prinsip fonetik masih sangat terbatas.
41. Tahap nama huruf.
Dalam tahap ini anak mulai dapat
menerapkan prinsip fonetik.
Anak sudah dapat menggunakan huruf-
huruf untuk memiliki bunyi-bunyi yang
membentuk suatu kata.
42. Tahap transisi.
Dalam tahap ini penguasaan anak terhadap
sitem tata tulis semakin lengkap.
Tahap menguasai.
Dalam tahap ini anak sudah dapat
menerapkan dengan baik semua sitem
tertulis.