Dokumen tersebut membahas tentang pengajaran keterampilan berbicara di kelas, termasuk bercerita, berdialog, berpidato, dan berdiskusi. Metode pengajaran berbicara yang efektif melibatkan seluruh siswa dan menghubungkan kemampuan berbicara dengan mendengarkan, membaca, dan menulis.
2. Berbicara sebagai salah satu unsur
kemampuan berbahasa sering dianggap
sebagai suatu kegiatan yang berdiri
sendiri.
Dalam praktiknya, pengajaran berbicara
dilakukan dengan menyuruh anak berdiri
di depan kelas untuk berbicara misalnya
bercerita atau berpidato.
Anak yang lain diminta mendengarkan atau
dan tidak mengganggu.
3. Akibatnya pengajaran berbicara di kelas-
kelas kurang menarik. Anak yang
mendapat giliran merasa tertekan sebab
disamping anak harus mempersiapkan
bahan, sering guru melontarkan kritik
yang berlebihan. Sementara ada anak
merasa kurang terikat pada kegiatan ini
kecuali ketika anak mendapat giliran maju
ke depan kelas.
4. Agar seluruh anggota kelas dapat terlibat
dalam kegiatan pengajaran berbicara,
hendaklah selalu diingat bahwa hakekat
berbicara selalu berhubungan dengan
bicara yang lain seperti menyimak,
membaca dan menulis.
Pembicara yang baik memberikan kesan
pada pendengar bahwa pembicara itu
menguasai masalah, memiliki keberanian
dan memiliki kegairahan.
5. Pembicara yang baik perlu didukung oleh
pendengar yang baik, yaitu pendengar yang
memiliki sifat kritis, resposif.
Dengan demikian akan terjadi interaksi timbal balik
antara pembicara dengan pendengar sehingga
terjadi pembicaraan yang hidup.
Topik pembicaraan sangat menentukan berhasil /
tidaknya suatu kegiatan berbicara.
Topik dinilai baik apabila topik tersebut menarik
bagi pembicara dan pendengar, misal akurat
dan relevan dengan kepentingan partisipan.
6. Topik pembicaraan yang mudah dipahami perlu
disusun secara sistematis misal dengan urutan
waktu, tempat dan sebab-akibat.
Pokok pembicaraan ada baiknya dipersiapkan
dalam bentuk tulisan yang berupa naskah
lengkap / out-line.
Pendengar / penyimak ada kalanya memerlukan
kegiatan tulis-menulis, terutama untuk
membuat catatan / ringkasan dari apa yang
didengarnya.
7. Dengan demikian keterpaduan keempat
keterampilan berbahasa dalam pengajaran
berbicara harus diwujudkan secara alami
seperti sering terjadi di masyarakat.
Dalam pengajaran bicara perlu diperhatikan
dua faktor yang mendukung tercapainya
pembicaraan yang efektif yaitu :
a. Faktor kebahasaan
b. Faktor non kebahasaan
8. Faktor kebahasaan perlu diperhatikan
adalah :
a. Pelafalan bunyi bahasa
b. Pengguanaan intonasi
c. Pemilihan kata dan ungkapan
d. Penyusunan kalimat dan paragraf
9. Faktor non kebahasaan perlu diperhatikan
adalah :
a. Ketenangan dan kegairahan
b. Keterbukaan
c. Keintiman
d. Isyarat non verbal
e. Topik pembicaraan
10. Bercerita, berdialog, berpidato /
berceramah dan berdiskusi
Bercerita
ada 3 manfaat dari bercerita adalah :
a. memberikan hiburan
b. mengajarkan kebenaran
c. memberikan keteladanan/model
11. Cerita adalah sejenis hiburan yang murah,
yang kehadirannya amat diperlukan
sebagai bumbu dalam pergaulan.
Pertemanan akan terasa kering dan
gersang tanpa kehadiran cerita.
Kisah lama pada umumnya memiliki tema
hitam putih artinya kebenaran dan
keluhuran budi yang dipertentangkan
dengan kebetulan akan selalu
dimenangkan.
12. Disitulah pencerita mengajarkan nilai luhur
yang bersifat universal, sekaligus
menghadirkan tokoh protagonis model
keteladanan
Persyaratan pencerita yang baik adalah :
1. Penguasaan dan pengkhayatan cerita
2. Penyelarasan dengan situasi dan kondisi
3. Pemilihan dan penyusunan kalimat
4. Pengekspresian yang alami
5. Keberanian
13. Beberapa petunjuk yang berkaitan dengan
aspek lisan dan tulisan adalah :
1. Memilih cerita yang tepat
2. Mengetahui cerita
3. Merasakan cerita
4. Menguasai kerangka cerita
5. Menyelaraskan cerita
6. Pemilihan pokok cerita yang tepat dan
kena
7. Menyelaraskan cerita dan menyarikan
14. 8. Menyelaraskan memperluas
9. Menyederhanakn cerita
10. Mengisahkan cerita secara langsung
11. Bercerita dengan tubuh yang alamiah
12. Menentukan tujuan
13. Mengenali tujuan dan klimaks
14. Memfungsikan kata dan percakapan
dalam cerita
15. Melukiskan kejadian
16. Menetapkan sudut pandang
17. Menciptakan suasana dan gerak
18. Merangkai adegan
15. Berdialog
Dialog dapat diartikan kegiatan berbicara
dua arah, maksudnya para partisi saling
berbicara, bertanya jawab, menanggapi
mitra cerita.
Tarigan(1989:77) mengatakan bahwa dalam
setiap lakon dialog harus memenuhi 2
macam persyaratan yaitu :
1. Dialog harus mempertinggi nilai gerak
2. Dialog harus baik dan bernilai tinggi
16. 1. Mengandung maksud agar dialog yang
digunakan mencerminkan apa-apa yang
telah terjadi selama permainan, selama
pementasan, juga mencerminkan pikiran
/ gagasan para tokoh yangf ikut berperan
dalam lakon itu.
2. Dialog yang baik dan bernilai tinggi
berarti dialog harus terarah dan lebih
teratur daripada percakapan sehari-hari,
hendaknya jangan ada kata-kata yang
tidak perlu, para tokoh berbicara dengan
jelas, terang dan menuju sasaran.
17. Dalam dialog pokok pembicaraan berkisar
pada persoalan yang relevan dengan
kepentingan bersama.
Ucapan yang menyinggung perasaan serta
perilaku menonjol diri harus dihindari.
Santun dialog perlu dipelihara dengan
menghindari sikap mendikte, ekspresi
kekesalan atau kejengkalan dan sikap
merendahkan diri yang berlebihan.
18. Hal-hal perlu diperhatikan adalah :
1. Bagaimana seseorang menarik
perhatian
2. Bagaimana cara mulai dan
memprakarsai suatu percakapan
3. Bagaimana cara menginterupsi,
menyela, memotong pembicaraan,
mengoreksi, memperbaiki kesalahan,
dan mencari kejelasan
4. Bagaimana mengakhiri suatu
percakapan
19. Bahasa dalam dialog biasanya pendek-
pendek dan kurang terstruktur.
Meskipun demikian pembicaraan mudah
dipahami sebab disertai dengan mimik
yang mendukung.
Ekspresi wajah, gerakan tangan, anggukan
kepala dan sejenisnya amat penting
dalam percakapan.
20. Berpidato / Berceramah
Pidato adalah penyampaian uraian secara
lisan tentang suatu hal di hadapan massa.
Penyampaian secara lisan mendapatkan
tekanan dalam pengertian untuk
membedakan dengan uarian secara tertulis,
baik dalam bentuk artikel/buku.
Pidato dapat dijumpai dalam berbagai
pertemuan misal : ulang tahun, kematian,
peringatan hari besar/kemerdekaan.
21. Jenis dan sifat pidato:
1. Pidato informatif
2. Pidato persuasif
3. Pidato rekreatif
4. Pidato argumentatif
22. Pidato/ceramah memiliki peran yang amat
penting.
Mereka yang mahir pidato dapat
menggunakannya untuk memaparkan
gagasan/ide sehingga gagasan/ide itu
dapat diterima orang banyak.
Pidato dapat juga digunakan untuk
menguasai massa dan menggerakannya
untuk tujuan tertentu.
23. Contoh
Hiller menggunakan kemahiran pidato guna
menyeret bangsanya ke arah peperangan.
Bung Tomo dengan kemampuan pidato
sanggup menggerakan massa untuk
melawan pidato.
24. Syarat berpidato
1. Mempunyai keberanian
2. Ketenangan menghadapi massa
3. Kecepatan bereaksi
4. Kesanggupan dalam menyampaikan ide
secara lancar dan sistematis
25. 7 langkah persiapan pidato adalah :
1. Menentukan maksud
2. Menganalisis pendengar dan situasi
3. Memilih dan menyempitkan topik
4. Mengumpulkan bahan
5. Membuat kerangka uraian
6. Menguraikan secara mendetail
7. Melatih dengan suara nyaring
26. Dalam pengembang topik digunakan beberapa metode :
a. Urutan topik
b. Aturan waktu
c. Urutan tempat
d. Urutan aspek
e. Sebab akibat
27. Sikap dan tata krama pidato adalah:
1. Berpakaian yang bersih, rapi, sopan dan
tidak pamer.
2. Rendah hati tapi bukan rendah diri/
kurang percaya diri.
3. Menggunakan kata yang sopan, sapaan
yang mantap dan bersahabat.
4. Menyelipkan humor yang segar, sopan.
5. Mengemukakan permohonan maaf pada
akhir pidato.
28. Berdiskusi
Berdiskusi merupakan salah satu bentuk
bicara dalam kelompok yang banyak,
digunakan dalam masyarakat.
Contoh berdiskusi :
1. Rembug desa 7. Seminar
2. Musyawarah 8. Loka karya
3. Rapat 9. Simposiun
4. Belajar kelompok
5. Diskusi kelompok
6. Diskusi pamel
29. Diskusi → Proses perlibatan dua/lebih
individu yang berinteraksi secara verbal
dan tatap muka dengan tujuan tertentu
dengan cara tukar informasi (Nio,1981:4)
Diskusi → Pembicaraan antara dua/lebih
dengan tujuan untuk mendapatkan suatu
pengertian, kesepakatan, keputusan
bersama mengenai suatu masalah.
30. Dalam diskkusi perlu diperhatikan :
1. Pertanyaan dan sanggahan yang
diajukan harus jelas dan tidak berbelit-
belit.
2. Pertanyaan dan sanggahan harus
diajukan dengan santun.
3. Usahakan pertanyaan/sanggahan tidak
ditafsirkan sebagai bantahan/debat.
31. Dalam tanggap perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
1. Jawaban dan tanggapan sehubungan
dengan pertanyaan/tanggapan saja.
2. Jawaban harus obyektif dan usahakan
dapat memuaskan berbagai pihak.
3. Prasangka dan emosi harus dihidupkan.
4. Bersikap jujur dan terus terang apabila
tidak bisa menjawab.
32. Diskusi hendaklah didasarkan pada
obyektivitas dan kemasalahatian bersama
pengambilan keputusan hendaklah
dilakukan pada saat yang tepat artinya
sudah banyak persamaan pendapat dan
moderator segera mengambil kesimpulan.
Keterlambatan dalam mengambil
kesimpulan akan berakibat diskusi
menjadi berlarut-larut.
33. Esensi diskusi adalah :
1. Partisipan lebih dari satu
2. Dilaksanakan dengan bersemuka
3. Menggunakan bahasa lisan
4. Tujuannya untuk mendapatkan
kesepakatan bersama
5. Dilaksanakan melalui tukar-menukar
informasi dan tanya jawab.
34. Dalam diskusi perlu dijalin pengertian
tentang :
a. Sikap koperatif diantara para anggota
b. Semangat berinteraksi
c. Kesadaran berkelompok
d. Bahasa merupakan alat pokok
komunikasi
e. Kemampuan daya memahami persoalan
35. Suatu diskusi berjalan baik bila
memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Pimpinan dan peserta diskusi
memahami peranan masing-masing.
2. Suasana demokratis/terbuka
3. Peserta berpartisipasi penuh
4. Selalu dikembangkan bimbingan dan
kontrol
5. Mengutamakan kontra argumen bukan
kontra emosi
36. 6. Menggunakan bahasa yang singkat,
jelas, tepat
7. Terhindar dari klik yang monopoli
pembicaraan
8. Dihasilkan suatu kesimpulan
37. Untuk dapat memahami pendapat orang
lain, peserta diskusi sebaiknya :
1. Mendengarkan uraian dengan penuh
perhatian.
2. Menghilangkan sikap emosional dan
purbasangka.
3. Menangkap gagasan utama dan
gagasan penjelas serta
mempertimbangkan.