SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
Pengajaran Berbicara
Berbicara sebagai salah satu unsur
 kemampuan berbahasa sering dianggap
 sebagai suatu kegiatan yang berdiri
 sendiri.
Dalam praktiknya, pengajaran berbicara
 dilakukan dengan menyuruh anak berdiri
 di depan kelas untuk berbicara misalnya
 bercerita atau berpidato.
Anak yang lain diminta mendengarkan atau
 dan tidak mengganggu.
Akibatnya pengajaran berbicara di kelas-
 kelas kurang menarik. Anak yang
 mendapat giliran merasa tertekan sebab
 disamping anak harus mempersiapkan
 bahan, sering guru melontarkan kritik
 yang berlebihan. Sementara ada anak
 merasa kurang terikat pada kegiatan ini
 kecuali ketika anak mendapat giliran maju
 ke depan kelas.
Agar seluruh anggota kelas dapat terlibat
 dalam kegiatan pengajaran berbicara,
 hendaklah selalu diingat bahwa hakekat
 berbicara selalu berhubungan dengan
 bicara yang lain seperti menyimak,
 membaca dan menulis.
Pembicara yang baik memberikan kesan
 pada pendengar bahwa pembicara itu
 menguasai masalah, memiliki keberanian
 dan memiliki kegairahan.
Pembicara yang baik perlu didukung oleh
  pendengar yang baik, yaitu pendengar yang
  memiliki sifat kritis, resposif.
Dengan demikian akan terjadi interaksi timbal balik
  antara pembicara dengan pendengar sehingga
  terjadi pembicaraan yang hidup.
Topik pembicaraan sangat menentukan berhasil /
  tidaknya suatu kegiatan berbicara.
Topik dinilai baik apabila topik tersebut menarik
  bagi pembicara dan pendengar, misal akurat
  dan relevan dengan kepentingan partisipan.
Topik pembicaraan yang mudah dipahami perlu
 disusun secara sistematis misal dengan urutan
 waktu, tempat dan sebab-akibat.
Pokok pembicaraan ada baiknya dipersiapkan
 dalam bentuk tulisan yang berupa naskah
 lengkap / out-line.
Pendengar / penyimak ada kalanya memerlukan
 kegiatan tulis-menulis, terutama untuk
 membuat catatan / ringkasan dari apa yang
 didengarnya.
Dengan demikian keterpaduan keempat
   keterampilan berbahasa dalam pengajaran
   berbicara harus diwujudkan secara alami
   seperti sering terjadi di masyarakat.
Dalam pengajaran bicara perlu diperhatikan
   dua faktor yang mendukung tercapainya
   pembicaraan yang efektif yaitu :
a. Faktor kebahasaan
b. Faktor non kebahasaan
Faktor kebahasaan perlu diperhatikan
   adalah :
a. Pelafalan bunyi bahasa
b. Pengguanaan intonasi
c. Pemilihan kata dan ungkapan
d. Penyusunan kalimat dan paragraf
Faktor non kebahasaan perlu diperhatikan
   adalah :
a. Ketenangan dan kegairahan
b. Keterbukaan
c. Keintiman
d. Isyarat non verbal
e. Topik pembicaraan
Bercerita, berdialog, berpidato /
  berceramah dan berdiskusi

Bercerita
  ada 3 manfaat dari bercerita adalah :
  a. memberikan hiburan
  b. mengajarkan kebenaran
  c. memberikan keteladanan/model
Cerita adalah sejenis hiburan yang murah,
  yang kehadirannya amat diperlukan
  sebagai bumbu dalam pergaulan.
Pertemanan akan terasa kering dan
  gersang tanpa kehadiran cerita.
Kisah lama pada umumnya memiliki tema
  hitam putih artinya kebenaran dan
  keluhuran budi yang dipertentangkan
  dengan kebetulan akan selalu
  dimenangkan.
Disitulah pencerita mengajarkan nilai luhur
   yang bersifat universal, sekaligus
   menghadirkan tokoh protagonis model
   keteladanan
Persyaratan pencerita yang baik adalah :
1. Penguasaan dan pengkhayatan cerita
2. Penyelarasan dengan situasi dan kondisi
3. Pemilihan dan penyusunan kalimat
4. Pengekspresian yang alami
5. Keberanian
Beberapa petunjuk yang berkaitan dengan
   aspek lisan dan tulisan adalah :
1. Memilih cerita yang tepat
2. Mengetahui cerita
3. Merasakan cerita
4. Menguasai kerangka cerita
5. Menyelaraskan cerita
6. Pemilihan pokok cerita yang tepat dan
   kena
7. Menyelaraskan cerita dan menyarikan
8. Menyelaraskan memperluas
9. Menyederhanakn cerita
10. Mengisahkan cerita secara langsung
11. Bercerita dengan tubuh yang alamiah
12. Menentukan tujuan
13. Mengenali tujuan dan klimaks
14. Memfungsikan kata dan percakapan
  dalam cerita
15. Melukiskan kejadian
16. Menetapkan sudut pandang
17. Menciptakan suasana dan gerak
18. Merangkai adegan
Berdialog
   Dialog dapat diartikan kegiatan berbicara
   dua arah, maksudnya para partisi saling
   berbicara, bertanya jawab, menanggapi
   mitra cerita.
Tarigan(1989:77) mengatakan bahwa dalam
   setiap lakon dialog harus memenuhi 2
   macam persyaratan yaitu :
1. Dialog harus mempertinggi nilai gerak
2. Dialog harus baik dan bernilai tinggi
1. Mengandung maksud agar dialog yang
   digunakan mencerminkan apa-apa yang
   telah terjadi selama permainan, selama
   pementasan, juga mencerminkan pikiran
   / gagasan para tokoh yangf ikut berperan
   dalam lakon itu.
2. Dialog yang baik dan bernilai tinggi
   berarti dialog harus terarah dan lebih
   teratur daripada percakapan sehari-hari,
   hendaknya jangan ada kata-kata yang
   tidak perlu, para tokoh berbicara dengan
   jelas, terang dan menuju sasaran.
Dalam dialog pokok pembicaraan berkisar
 pada persoalan yang relevan dengan
 kepentingan bersama.
Ucapan yang menyinggung perasaan serta
 perilaku menonjol diri harus dihindari.
Santun dialog perlu dipelihara dengan
 menghindari sikap mendikte, ekspresi
 kekesalan atau kejengkalan dan sikap
 merendahkan diri yang berlebihan.
Hal-hal perlu diperhatikan adalah :
1.   Bagaimana seseorang menarik
     perhatian
2.   Bagaimana cara mulai dan
     memprakarsai suatu percakapan
3.   Bagaimana cara menginterupsi,
     menyela, memotong pembicaraan,
     mengoreksi, memperbaiki kesalahan,
     dan mencari kejelasan
4.   Bagaimana mengakhiri suatu
     percakapan
Bahasa dalam dialog biasanya pendek-
 pendek dan kurang terstruktur.
Meskipun demikian pembicaraan mudah
 dipahami sebab disertai dengan mimik
 yang mendukung.
Ekspresi wajah, gerakan tangan, anggukan
 kepala dan sejenisnya amat penting
 dalam percakapan.
Berpidato / Berceramah
Pidato adalah penyampaian uraian secara
  lisan tentang suatu hal di hadapan massa.
Penyampaian secara lisan mendapatkan
  tekanan dalam pengertian untuk
  membedakan dengan uarian secara tertulis,
  baik dalam bentuk artikel/buku.
Pidato dapat dijumpai dalam berbagai
  pertemuan misal : ulang tahun, kematian,
  peringatan hari besar/kemerdekaan.
Jenis dan sifat pidato:

1.   Pidato informatif
2.   Pidato persuasif
3.   Pidato rekreatif
4.   Pidato argumentatif
Pidato/ceramah memiliki peran yang amat
  penting.
Mereka yang mahir pidato dapat
  menggunakannya untuk memaparkan
  gagasan/ide sehingga gagasan/ide itu
  dapat diterima orang banyak.
Pidato dapat juga digunakan untuk
  menguasai massa dan menggerakannya
  untuk tujuan tertentu.
Contoh
Hiller menggunakan kemahiran pidato guna
  menyeret bangsanya ke arah peperangan.
Bung Tomo dengan kemampuan pidato
  sanggup menggerakan massa untuk
  melawan pidato.
Syarat berpidato
1. Mempunyai keberanian
2. Ketenangan menghadapi massa
3. Kecepatan bereaksi
4. Kesanggupan dalam menyampaikan ide
   secara lancar dan sistematis
7 langkah persiapan pidato adalah :
1.   Menentukan maksud
2.   Menganalisis pendengar dan situasi
3.   Memilih dan menyempitkan topik
4.   Mengumpulkan bahan
5.   Membuat kerangka uraian
6.   Menguraikan secara mendetail
7.   Melatih dengan suara nyaring
Dalam pengembang topik digunakan beberapa metode :


a.   Urutan topik
b.   Aturan waktu
c.   Urutan tempat
d.   Urutan aspek
e.   Sebab akibat
Sikap dan tata krama pidato adalah:
1.   Berpakaian yang bersih, rapi, sopan dan
     tidak pamer.
2.   Rendah hati tapi bukan rendah diri/
     kurang percaya diri.
3.   Menggunakan kata yang sopan, sapaan
     yang mantap dan bersahabat.
4.   Menyelipkan humor yang segar, sopan.
5.   Mengemukakan permohonan maaf pada
     akhir pidato.
Berdiskusi
Berdiskusi merupakan salah satu bentuk
   bicara dalam kelompok yang banyak,
   digunakan dalam masyarakat.
Contoh berdiskusi :
1. Rembug desa              7. Seminar
2. Musyawarah               8. Loka karya
3. Rapat                    9. Simposiun
4. Belajar kelompok
5. Diskusi kelompok
6. Diskusi pamel
Diskusi → Proses perlibatan dua/lebih
  individu yang berinteraksi secara verbal
  dan tatap muka dengan tujuan tertentu
  dengan cara tukar informasi (Nio,1981:4)
Diskusi → Pembicaraan antara dua/lebih
  dengan tujuan untuk mendapatkan suatu
  pengertian, kesepakatan, keputusan
  bersama mengenai suatu masalah.
Dalam diskkusi perlu diperhatikan :

1. Pertanyaan dan sanggahan yang
   diajukan harus jelas dan tidak berbelit-
   belit.
2. Pertanyaan dan sanggahan harus
   diajukan dengan santun.
3. Usahakan pertanyaan/sanggahan tidak
   ditafsirkan sebagai bantahan/debat.
Dalam tanggap perlu diperhatikan hal-hal
 sebagai berikut :
1.   Jawaban dan tanggapan sehubungan
     dengan pertanyaan/tanggapan saja.
2.   Jawaban harus obyektif dan usahakan
     dapat memuaskan berbagai pihak.
3.   Prasangka dan emosi harus dihidupkan.
4.   Bersikap jujur dan terus terang apabila
     tidak bisa menjawab.
Diskusi hendaklah didasarkan pada
  obyektivitas dan kemasalahatian bersama
  pengambilan keputusan hendaklah
  dilakukan pada saat yang tepat artinya
  sudah banyak persamaan pendapat dan
  moderator segera mengambil kesimpulan.
Keterlambatan dalam mengambil
  kesimpulan akan berakibat diskusi
  menjadi berlarut-larut.
Esensi diskusi adalah :

1.   Partisipan lebih dari satu
2.   Dilaksanakan dengan bersemuka
3.   Menggunakan bahasa lisan
4.   Tujuannya untuk mendapatkan
     kesepakatan bersama
5.   Dilaksanakan melalui tukar-menukar
     informasi dan tanya jawab.
Dalam diskusi perlu dijalin pengertian
tentang :

a.   Sikap koperatif diantara para anggota
b.   Semangat berinteraksi
c.   Kesadaran berkelompok
d.   Bahasa merupakan alat pokok
     komunikasi
e.   Kemampuan daya memahami persoalan
Suatu diskusi berjalan baik bila
memenuhi syarat sebagai berikut :
1.   Pimpinan dan peserta diskusi
     memahami peranan masing-masing.
2.   Suasana demokratis/terbuka
3.   Peserta berpartisipasi penuh
4.   Selalu dikembangkan bimbingan dan
     kontrol
5.   Mengutamakan kontra argumen bukan
     kontra emosi
6. Menggunakan bahasa yang singkat,
  jelas, tepat
7. Terhindar dari klik yang monopoli
  pembicaraan
8. Dihasilkan suatu kesimpulan
Untuk dapat memahami pendapat orang
 lain, peserta diskusi sebaiknya :

1. Mendengarkan uraian dengan penuh
   perhatian.
2. Menghilangkan sikap emosional dan
   purbasangka.
3. Menangkap gagasan utama dan
   gagasan penjelas serta
   mempertimbangkan.

More Related Content

What's hot

Hubungan Keterampilan Membaca dengan Keterampilan Bahasa yang lain
Hubungan Keterampilan Membaca dengan Keterampilan Bahasa yang lainHubungan Keterampilan Membaca dengan Keterampilan Bahasa yang lain
Hubungan Keterampilan Membaca dengan Keterampilan Bahasa yang lainIjal Mustofa
 
Hakikat menulis dalam bahasa Indonesia
Hakikat menulis dalam bahasa IndonesiaHakikat menulis dalam bahasa Indonesia
Hakikat menulis dalam bahasa IndonesiaNia Suharta
 
KD 2.14_RPP SMK XI-Bahasa Indonesia
KD 2.14_RPP SMK XI-Bahasa IndonesiaKD 2.14_RPP SMK XI-Bahasa Indonesia
KD 2.14_RPP SMK XI-Bahasa IndonesiaDini Zakia
 
Keterampilan Berbahasa
Keterampilan BerbahasaKeterampilan Berbahasa
Keterampilan Berbahasataufiq99
 
Ery noviyani
Ery noviyaniEry noviyani
Ery noviyanitaufiq99
 
Keterampilan Berbicara
Keterampilan BerbicaraKeterampilan Berbicara
Keterampilan BerbicaraIjal Mustofa
 
Pengertian berbicara menurut para ahli bahasa
Pengertian berbicara menurut para ahli bahasaPengertian berbicara menurut para ahli bahasa
Pengertian berbicara menurut para ahli bahasaNando A-stlye
 
Menerapkan pola gilir dalam komunikasi
Menerapkan pola gilir dalam komunikasiMenerapkan pola gilir dalam komunikasi
Menerapkan pola gilir dalam komunikasiDody Rustyadi
 
Silabusxii.13 14
Silabusxii.13 14Silabusxii.13 14
Silabusxii.13 14aniswow
 
Powerpoint tentang Berbicara
Powerpoint tentang BerbicaraPowerpoint tentang Berbicara
Powerpoint tentang BerbicaraIkd Kurniawan
 
Keterampilan Berbahasa
Keterampilan BerbahasaKeterampilan Berbahasa
Keterampilan BerbahasaRizza Magfira
 
Tik tugas ke 5
Tik   tugas ke 5Tik   tugas ke 5
Tik tugas ke 5nabilaans
 
Mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan pidato
Mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan pidatoMengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan pidato
Mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan pidatoDhea Yulia Ningsih
 
Makalah rambu rambu berbicara
Makalah rambu   rambu berbicaraMakalah rambu   rambu berbicara
Makalah rambu rambu berbicaraYogie Antony
 
Power poin tugas bahasa indonesia | PIDATO
Power poin tugas bahasa indonesia | PIDATOPower poin tugas bahasa indonesia | PIDATO
Power poin tugas bahasa indonesia | PIDATOAndi Zul Qadri
 
Keterampilan berbicara
Keterampilan berbicaraKeterampilan berbicara
Keterampilan berbicarafara dillah
 

What's hot (20)

Hubungan Keterampilan Membaca dengan Keterampilan Bahasa yang lain
Hubungan Keterampilan Membaca dengan Keterampilan Bahasa yang lainHubungan Keterampilan Membaca dengan Keterampilan Bahasa yang lain
Hubungan Keterampilan Membaca dengan Keterampilan Bahasa yang lain
 
Hakikat menulis dalam bahasa Indonesia
Hakikat menulis dalam bahasa IndonesiaHakikat menulis dalam bahasa Indonesia
Hakikat menulis dalam bahasa Indonesia
 
KD 2.14_RPP SMK XI-Bahasa Indonesia
KD 2.14_RPP SMK XI-Bahasa IndonesiaKD 2.14_RPP SMK XI-Bahasa Indonesia
KD 2.14_RPP SMK XI-Bahasa Indonesia
 
Keterampilan Berbahasa
Keterampilan BerbahasaKeterampilan Berbahasa
Keterampilan Berbahasa
 
silabus b inggris
silabus b inggrissilabus b inggris
silabus b inggris
 
Ery noviyani
Ery noviyaniEry noviyani
Ery noviyani
 
Keterampilan Berbicara
Keterampilan BerbicaraKeterampilan Berbicara
Keterampilan Berbicara
 
ppt
pptppt
ppt
 
Pengertian berbicara menurut para ahli bahasa
Pengertian berbicara menurut para ahli bahasaPengertian berbicara menurut para ahli bahasa
Pengertian berbicara menurut para ahli bahasa
 
Menerapkan pola gilir dalam komunikasi
Menerapkan pola gilir dalam komunikasiMenerapkan pola gilir dalam komunikasi
Menerapkan pola gilir dalam komunikasi
 
Silabusxii.13 14
Silabusxii.13 14Silabusxii.13 14
Silabusxii.13 14
 
Powerpoint tentang Berbicara
Powerpoint tentang BerbicaraPowerpoint tentang Berbicara
Powerpoint tentang Berbicara
 
Keterampilan Berbahasa
Keterampilan BerbahasaKeterampilan Berbahasa
Keterampilan Berbahasa
 
Tik tugas ke 5
Tik   tugas ke 5Tik   tugas ke 5
Tik tugas ke 5
 
Pidato
PidatoPidato
Pidato
 
Mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan pidato
Mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan pidatoMengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan pidato
Mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan pidato
 
Makalah rambu rambu berbicara
Makalah rambu   rambu berbicaraMakalah rambu   rambu berbicara
Makalah rambu rambu berbicara
 
Power poin tugas bahasa indonesia | PIDATO
Power poin tugas bahasa indonesia | PIDATOPower poin tugas bahasa indonesia | PIDATO
Power poin tugas bahasa indonesia | PIDATO
 
Keterampilan berbicara
Keterampilan berbicaraKeterampilan berbicara
Keterampilan berbicara
 
Keterampilan Berbahasa
Keterampilan BerbahasaKeterampilan Berbahasa
Keterampilan Berbahasa
 

Viewers also liked (15)

Pertemuan 9
Pertemuan 9Pertemuan 9
Pertemuan 9
 
Pertemuan 12
Pertemuan 12Pertemuan 12
Pertemuan 12
 
Pertemuan 3
Pertemuan 3Pertemuan 3
Pertemuan 3
 
Pertemuan 10
Pertemuan 10Pertemuan 10
Pertemuan 10
 
Portafolio.
Portafolio.Portafolio.
Portafolio.
 
Fitnes for kids
Fitnes for kidsFitnes for kids
Fitnes for kids
 
Core strength training
Core strength trainingCore strength training
Core strength training
 
0781774225 kinesiology 2e
0781774225 kinesiology 2e0781774225 kinesiology 2e
0781774225 kinesiology 2e
 
Pertemuan 2
Pertemuan 2Pertemuan 2
Pertemuan 2
 
Pertemuan ke 14
Pertemuan ke 14Pertemuan ke 14
Pertemuan ke 14
 
2014tutorialpubmed 140328130520-phpapp02
2014tutorialpubmed 140328130520-phpapp022014tutorialpubmed 140328130520-phpapp02
2014tutorialpubmed 140328130520-phpapp02
 
Kauppalehti menestysseminaari
Kauppalehti menestysseminaariKauppalehti menestysseminaari
Kauppalehti menestysseminaari
 
Pertemuan 13
Pertemuan 13Pertemuan 13
Pertemuan 13
 
Pertemuan 11
Pertemuan 11Pertemuan 11
Pertemuan 11
 
Budaya lamaholot
Budaya lamaholotBudaya lamaholot
Budaya lamaholot
 

Similar to Pertemuan 6

Berbicara mengenai kepentingan akademikpptx
Berbicara mengenai kepentingan akademikpptxBerbicara mengenai kepentingan akademikpptx
Berbicara mengenai kepentingan akademikpptxapriliasnasution
 
05-berbicara-untuk-keperluan-akademik.ppt
05-berbicara-untuk-keperluan-akademik.ppt05-berbicara-untuk-keperluan-akademik.ppt
05-berbicara-untuk-keperluan-akademik.pptLuffyAlbiFradana
 
12. pembelajaran menyimak berbicara.
12. pembelajaran menyimak berbicara.12. pembelajaran menyimak berbicara.
12. pembelajaran menyimak berbicara.Faris Rusli
 
Uts keterampilan berbicara 2020 chandra adi prs-20020074022
Uts keterampilan berbicara 2020 chandra adi prs-20020074022Uts keterampilan berbicara 2020 chandra adi prs-20020074022
Uts keterampilan berbicara 2020 chandra adi prs-20020074022ChandraPrasetiyo
 
KETERAMPILAN BERBICARA
KETERAMPILAN BERBICARAKETERAMPILAN BERBICARA
KETERAMPILAN BERBICARAsafiraazahra
 
WEEK_13_-_KOMUNIKASI_DI_KHALAYAK.pptx
WEEK_13_-_KOMUNIKASI_DI_KHALAYAK.pptxWEEK_13_-_KOMUNIKASI_DI_KHALAYAK.pptx
WEEK_13_-_KOMUNIKASI_DI_KHALAYAK.pptxEwei Voon
 
KD 2.7_RPP SMK XI Bahasa Indonesia
KD 2.7_RPP SMK XI Bahasa IndonesiaKD 2.7_RPP SMK XI Bahasa Indonesia
KD 2.7_RPP SMK XI Bahasa IndonesiaDini Zakia
 
Paket Erlangga Bab 7 #industri by Solehah Dwi P.
Paket Erlangga Bab 7 #industri by Solehah Dwi P.Paket Erlangga Bab 7 #industri by Solehah Dwi P.
Paket Erlangga Bab 7 #industri by Solehah Dwi P.Solehah Dwi P.
 
Keterampilan dlm Berbahasa.pdf
Keterampilan dlm Berbahasa.pdfKeterampilan dlm Berbahasa.pdf
Keterampilan dlm Berbahasa.pdfMiskiLimit
 
Perbandingan Negosiasi dan Diskusi
Perbandingan Negosiasi dan DiskusiPerbandingan Negosiasi dan Diskusi
Perbandingan Negosiasi dan DiskusiRus Mala
 
Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia
Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia
Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia Mitha Ye Es
 
KD 2.8_RPP Bahasa Indonesia SMK XI
KD 2.8_RPP Bahasa Indonesia SMK XIKD 2.8_RPP Bahasa Indonesia SMK XI
KD 2.8_RPP Bahasa Indonesia SMK XIDini Zakia
 
Materi berbicara (diskusi dan ceramah)
Materi berbicara (diskusi dan ceramah)Materi berbicara (diskusi dan ceramah)
Materi berbicara (diskusi dan ceramah)nadialutvia
 
Komunikasi diagnosis dalam konseling
Komunikasi    diagnosis    dalam    konselingKomunikasi    diagnosis    dalam    konseling
Komunikasi diagnosis dalam konselingMaftukah Ara
 

Similar to Pertemuan 6 (20)

Berbicara mengenai kepentingan akademikpptx
Berbicara mengenai kepentingan akademikpptxBerbicara mengenai kepentingan akademikpptx
Berbicara mengenai kepentingan akademikpptx
 
05-berbicara-untuk-keperluan-akademik.ppt
05-berbicara-untuk-keperluan-akademik.ppt05-berbicara-untuk-keperluan-akademik.ppt
05-berbicara-untuk-keperluan-akademik.ppt
 
12. pembelajaran menyimak berbicara.
12. pembelajaran menyimak berbicara.12. pembelajaran menyimak berbicara.
12. pembelajaran menyimak berbicara.
 
Uts keterampilan berbicara 2020 chandra adi prs-20020074022
Uts keterampilan berbicara 2020 chandra adi prs-20020074022Uts keterampilan berbicara 2020 chandra adi prs-20020074022
Uts keterampilan berbicara 2020 chandra adi prs-20020074022
 
KETERAMPILAN BERBICARA
KETERAMPILAN BERBICARAKETERAMPILAN BERBICARA
KETERAMPILAN BERBICARA
 
Kelompok 7
Kelompok 7Kelompok 7
Kelompok 7
 
WEEK_13_-_KOMUNIKASI_DI_KHALAYAK.pptx
WEEK_13_-_KOMUNIKASI_DI_KHALAYAK.pptxWEEK_13_-_KOMUNIKASI_DI_KHALAYAK.pptx
WEEK_13_-_KOMUNIKASI_DI_KHALAYAK.pptx
 
Pertemuan 4
Pertemuan 4Pertemuan 4
Pertemuan 4
 
KD 2.7_RPP SMK XI Bahasa Indonesia
KD 2.7_RPP SMK XI Bahasa IndonesiaKD 2.7_RPP SMK XI Bahasa Indonesia
KD 2.7_RPP SMK XI Bahasa Indonesia
 
Teks DEBAT.pptx
Teks DEBAT.pptxTeks DEBAT.pptx
Teks DEBAT.pptx
 
Paket Erlangga Bab 7 #industri by Solehah Dwi P.
Paket Erlangga Bab 7 #industri by Solehah Dwi P.Paket Erlangga Bab 7 #industri by Solehah Dwi P.
Paket Erlangga Bab 7 #industri by Solehah Dwi P.
 
Keterampilan dlm Berbahasa.pdf
Keterampilan dlm Berbahasa.pdfKeterampilan dlm Berbahasa.pdf
Keterampilan dlm Berbahasa.pdf
 
Perbandingan Negosiasi dan Diskusi
Perbandingan Negosiasi dan DiskusiPerbandingan Negosiasi dan Diskusi
Perbandingan Negosiasi dan Diskusi
 
Rangkuman Modul 15.pptx
Rangkuman Modul 15.pptxRangkuman Modul 15.pptx
Rangkuman Modul 15.pptx
 
Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia
Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia
Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia
 
KD 2.8_RPP Bahasa Indonesia SMK XI
KD 2.8_RPP Bahasa Indonesia SMK XIKD 2.8_RPP Bahasa Indonesia SMK XI
KD 2.8_RPP Bahasa Indonesia SMK XI
 
Materi berbicara (diskusi dan ceramah)
Materi berbicara (diskusi dan ceramah)Materi berbicara (diskusi dan ceramah)
Materi berbicara (diskusi dan ceramah)
 
Komunikasi diagnosis dalam konseling
Komunikasi    diagnosis    dalam    konselingKomunikasi    diagnosis    dalam    konseling
Komunikasi diagnosis dalam konseling
 
Pidato
PidatoPidato
Pidato
 
Makalah tentang Pidato
Makalah tentang PidatoMakalah tentang Pidato
Makalah tentang Pidato
 

More from Gembel Terasing

More from Gembel Terasing (7)

Jadwal
JadwalJadwal
Jadwal
 
Bjt umum tugas 3 materi dan pembelajaran ipa sd
Bjt umum tugas 3 materi dan pembelajaran ipa sdBjt umum tugas 3 materi dan pembelajaran ipa sd
Bjt umum tugas 3 materi dan pembelajaran ipa sd
 
Sertifikat akreditasi pendidikan geografi
Sertifikat akreditasi pendidikan geografiSertifikat akreditasi pendidikan geografi
Sertifikat akreditasi pendidikan geografi
 
Pertemuan ke 15
Pertemuan ke 15Pertemuan ke 15
Pertemuan ke 15
 
Pertemuan 5
Pertemuan 5Pertemuan 5
Pertemuan 5
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1Pertemuan 1
Pertemuan 1
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1Pertemuan 1
Pertemuan 1
 

Pertemuan 6

  • 2. Berbicara sebagai salah satu unsur kemampuan berbahasa sering dianggap sebagai suatu kegiatan yang berdiri sendiri. Dalam praktiknya, pengajaran berbicara dilakukan dengan menyuruh anak berdiri di depan kelas untuk berbicara misalnya bercerita atau berpidato. Anak yang lain diminta mendengarkan atau dan tidak mengganggu.
  • 3. Akibatnya pengajaran berbicara di kelas- kelas kurang menarik. Anak yang mendapat giliran merasa tertekan sebab disamping anak harus mempersiapkan bahan, sering guru melontarkan kritik yang berlebihan. Sementara ada anak merasa kurang terikat pada kegiatan ini kecuali ketika anak mendapat giliran maju ke depan kelas.
  • 4. Agar seluruh anggota kelas dapat terlibat dalam kegiatan pengajaran berbicara, hendaklah selalu diingat bahwa hakekat berbicara selalu berhubungan dengan bicara yang lain seperti menyimak, membaca dan menulis. Pembicara yang baik memberikan kesan pada pendengar bahwa pembicara itu menguasai masalah, memiliki keberanian dan memiliki kegairahan.
  • 5. Pembicara yang baik perlu didukung oleh pendengar yang baik, yaitu pendengar yang memiliki sifat kritis, resposif. Dengan demikian akan terjadi interaksi timbal balik antara pembicara dengan pendengar sehingga terjadi pembicaraan yang hidup. Topik pembicaraan sangat menentukan berhasil / tidaknya suatu kegiatan berbicara. Topik dinilai baik apabila topik tersebut menarik bagi pembicara dan pendengar, misal akurat dan relevan dengan kepentingan partisipan.
  • 6. Topik pembicaraan yang mudah dipahami perlu disusun secara sistematis misal dengan urutan waktu, tempat dan sebab-akibat. Pokok pembicaraan ada baiknya dipersiapkan dalam bentuk tulisan yang berupa naskah lengkap / out-line. Pendengar / penyimak ada kalanya memerlukan kegiatan tulis-menulis, terutama untuk membuat catatan / ringkasan dari apa yang didengarnya.
  • 7. Dengan demikian keterpaduan keempat keterampilan berbahasa dalam pengajaran berbicara harus diwujudkan secara alami seperti sering terjadi di masyarakat. Dalam pengajaran bicara perlu diperhatikan dua faktor yang mendukung tercapainya pembicaraan yang efektif yaitu : a. Faktor kebahasaan b. Faktor non kebahasaan
  • 8. Faktor kebahasaan perlu diperhatikan adalah : a. Pelafalan bunyi bahasa b. Pengguanaan intonasi c. Pemilihan kata dan ungkapan d. Penyusunan kalimat dan paragraf
  • 9. Faktor non kebahasaan perlu diperhatikan adalah : a. Ketenangan dan kegairahan b. Keterbukaan c. Keintiman d. Isyarat non verbal e. Topik pembicaraan
  • 10. Bercerita, berdialog, berpidato / berceramah dan berdiskusi Bercerita ada 3 manfaat dari bercerita adalah : a. memberikan hiburan b. mengajarkan kebenaran c. memberikan keteladanan/model
  • 11. Cerita adalah sejenis hiburan yang murah, yang kehadirannya amat diperlukan sebagai bumbu dalam pergaulan. Pertemanan akan terasa kering dan gersang tanpa kehadiran cerita. Kisah lama pada umumnya memiliki tema hitam putih artinya kebenaran dan keluhuran budi yang dipertentangkan dengan kebetulan akan selalu dimenangkan.
  • 12. Disitulah pencerita mengajarkan nilai luhur yang bersifat universal, sekaligus menghadirkan tokoh protagonis model keteladanan Persyaratan pencerita yang baik adalah : 1. Penguasaan dan pengkhayatan cerita 2. Penyelarasan dengan situasi dan kondisi 3. Pemilihan dan penyusunan kalimat 4. Pengekspresian yang alami 5. Keberanian
  • 13. Beberapa petunjuk yang berkaitan dengan aspek lisan dan tulisan adalah : 1. Memilih cerita yang tepat 2. Mengetahui cerita 3. Merasakan cerita 4. Menguasai kerangka cerita 5. Menyelaraskan cerita 6. Pemilihan pokok cerita yang tepat dan kena 7. Menyelaraskan cerita dan menyarikan
  • 14. 8. Menyelaraskan memperluas 9. Menyederhanakn cerita 10. Mengisahkan cerita secara langsung 11. Bercerita dengan tubuh yang alamiah 12. Menentukan tujuan 13. Mengenali tujuan dan klimaks 14. Memfungsikan kata dan percakapan dalam cerita 15. Melukiskan kejadian 16. Menetapkan sudut pandang 17. Menciptakan suasana dan gerak 18. Merangkai adegan
  • 15. Berdialog Dialog dapat diartikan kegiatan berbicara dua arah, maksudnya para partisi saling berbicara, bertanya jawab, menanggapi mitra cerita. Tarigan(1989:77) mengatakan bahwa dalam setiap lakon dialog harus memenuhi 2 macam persyaratan yaitu : 1. Dialog harus mempertinggi nilai gerak 2. Dialog harus baik dan bernilai tinggi
  • 16. 1. Mengandung maksud agar dialog yang digunakan mencerminkan apa-apa yang telah terjadi selama permainan, selama pementasan, juga mencerminkan pikiran / gagasan para tokoh yangf ikut berperan dalam lakon itu. 2. Dialog yang baik dan bernilai tinggi berarti dialog harus terarah dan lebih teratur daripada percakapan sehari-hari, hendaknya jangan ada kata-kata yang tidak perlu, para tokoh berbicara dengan jelas, terang dan menuju sasaran.
  • 17. Dalam dialog pokok pembicaraan berkisar pada persoalan yang relevan dengan kepentingan bersama. Ucapan yang menyinggung perasaan serta perilaku menonjol diri harus dihindari. Santun dialog perlu dipelihara dengan menghindari sikap mendikte, ekspresi kekesalan atau kejengkalan dan sikap merendahkan diri yang berlebihan.
  • 18. Hal-hal perlu diperhatikan adalah : 1. Bagaimana seseorang menarik perhatian 2. Bagaimana cara mulai dan memprakarsai suatu percakapan 3. Bagaimana cara menginterupsi, menyela, memotong pembicaraan, mengoreksi, memperbaiki kesalahan, dan mencari kejelasan 4. Bagaimana mengakhiri suatu percakapan
  • 19. Bahasa dalam dialog biasanya pendek- pendek dan kurang terstruktur. Meskipun demikian pembicaraan mudah dipahami sebab disertai dengan mimik yang mendukung. Ekspresi wajah, gerakan tangan, anggukan kepala dan sejenisnya amat penting dalam percakapan.
  • 20. Berpidato / Berceramah Pidato adalah penyampaian uraian secara lisan tentang suatu hal di hadapan massa. Penyampaian secara lisan mendapatkan tekanan dalam pengertian untuk membedakan dengan uarian secara tertulis, baik dalam bentuk artikel/buku. Pidato dapat dijumpai dalam berbagai pertemuan misal : ulang tahun, kematian, peringatan hari besar/kemerdekaan.
  • 21. Jenis dan sifat pidato: 1. Pidato informatif 2. Pidato persuasif 3. Pidato rekreatif 4. Pidato argumentatif
  • 22. Pidato/ceramah memiliki peran yang amat penting. Mereka yang mahir pidato dapat menggunakannya untuk memaparkan gagasan/ide sehingga gagasan/ide itu dapat diterima orang banyak. Pidato dapat juga digunakan untuk menguasai massa dan menggerakannya untuk tujuan tertentu.
  • 23. Contoh Hiller menggunakan kemahiran pidato guna menyeret bangsanya ke arah peperangan. Bung Tomo dengan kemampuan pidato sanggup menggerakan massa untuk melawan pidato.
  • 24. Syarat berpidato 1. Mempunyai keberanian 2. Ketenangan menghadapi massa 3. Kecepatan bereaksi 4. Kesanggupan dalam menyampaikan ide secara lancar dan sistematis
  • 25. 7 langkah persiapan pidato adalah : 1. Menentukan maksud 2. Menganalisis pendengar dan situasi 3. Memilih dan menyempitkan topik 4. Mengumpulkan bahan 5. Membuat kerangka uraian 6. Menguraikan secara mendetail 7. Melatih dengan suara nyaring
  • 26. Dalam pengembang topik digunakan beberapa metode : a. Urutan topik b. Aturan waktu c. Urutan tempat d. Urutan aspek e. Sebab akibat
  • 27. Sikap dan tata krama pidato adalah: 1. Berpakaian yang bersih, rapi, sopan dan tidak pamer. 2. Rendah hati tapi bukan rendah diri/ kurang percaya diri. 3. Menggunakan kata yang sopan, sapaan yang mantap dan bersahabat. 4. Menyelipkan humor yang segar, sopan. 5. Mengemukakan permohonan maaf pada akhir pidato.
  • 28. Berdiskusi Berdiskusi merupakan salah satu bentuk bicara dalam kelompok yang banyak, digunakan dalam masyarakat. Contoh berdiskusi : 1. Rembug desa 7. Seminar 2. Musyawarah 8. Loka karya 3. Rapat 9. Simposiun 4. Belajar kelompok 5. Diskusi kelompok 6. Diskusi pamel
  • 29. Diskusi → Proses perlibatan dua/lebih individu yang berinteraksi secara verbal dan tatap muka dengan tujuan tertentu dengan cara tukar informasi (Nio,1981:4) Diskusi → Pembicaraan antara dua/lebih dengan tujuan untuk mendapatkan suatu pengertian, kesepakatan, keputusan bersama mengenai suatu masalah.
  • 30. Dalam diskkusi perlu diperhatikan : 1. Pertanyaan dan sanggahan yang diajukan harus jelas dan tidak berbelit- belit. 2. Pertanyaan dan sanggahan harus diajukan dengan santun. 3. Usahakan pertanyaan/sanggahan tidak ditafsirkan sebagai bantahan/debat.
  • 31. Dalam tanggap perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Jawaban dan tanggapan sehubungan dengan pertanyaan/tanggapan saja. 2. Jawaban harus obyektif dan usahakan dapat memuaskan berbagai pihak. 3. Prasangka dan emosi harus dihidupkan. 4. Bersikap jujur dan terus terang apabila tidak bisa menjawab.
  • 32. Diskusi hendaklah didasarkan pada obyektivitas dan kemasalahatian bersama pengambilan keputusan hendaklah dilakukan pada saat yang tepat artinya sudah banyak persamaan pendapat dan moderator segera mengambil kesimpulan. Keterlambatan dalam mengambil kesimpulan akan berakibat diskusi menjadi berlarut-larut.
  • 33. Esensi diskusi adalah : 1. Partisipan lebih dari satu 2. Dilaksanakan dengan bersemuka 3. Menggunakan bahasa lisan 4. Tujuannya untuk mendapatkan kesepakatan bersama 5. Dilaksanakan melalui tukar-menukar informasi dan tanya jawab.
  • 34. Dalam diskusi perlu dijalin pengertian tentang : a. Sikap koperatif diantara para anggota b. Semangat berinteraksi c. Kesadaran berkelompok d. Bahasa merupakan alat pokok komunikasi e. Kemampuan daya memahami persoalan
  • 35. Suatu diskusi berjalan baik bila memenuhi syarat sebagai berikut : 1. Pimpinan dan peserta diskusi memahami peranan masing-masing. 2. Suasana demokratis/terbuka 3. Peserta berpartisipasi penuh 4. Selalu dikembangkan bimbingan dan kontrol 5. Mengutamakan kontra argumen bukan kontra emosi
  • 36. 6. Menggunakan bahasa yang singkat, jelas, tepat 7. Terhindar dari klik yang monopoli pembicaraan 8. Dihasilkan suatu kesimpulan
  • 37. Untuk dapat memahami pendapat orang lain, peserta diskusi sebaiknya : 1. Mendengarkan uraian dengan penuh perhatian. 2. Menghilangkan sikap emosional dan purbasangka. 3. Menangkap gagasan utama dan gagasan penjelas serta mempertimbangkan.