SlideShare a Scribd company logo
1 of 62
Nama : saripah
Nim : 11011700241
Kelas : 2s-ma
Materi : resume manajemen keuangan II
DOSEN : ADE FAUJI SE, MM.
BAB 1
TEKNIK PENGANGGARAN BARANG MODAL
Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung, dan menjelaskan mengenai penggunaan
teknik penganggaran modal yaitu Payback Period, Net Present Value, dan Profitability Index
da berbagai metode penilaian proyek investasi atau metode untuk menyusun “ranking” usul-usul
investasi. Dalam buku ini hanya dibicarakan 3 metode penilaian usul-usul investasi, yaitu
metode-metode:
1. Periode Pengembalian (Payback Period)
“Payback period” (periode pengembalian) adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat
menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan “proceeds” atau aliran kas neto
(net cash flows). Dengan demikian payback period dari suatu investasi menggambarkan
panjangnya waktu yang diperlukan agar dana yang tertanam pada suatu investasi dapat diperoleh
kembali seluruhnya. Formula untuk mencari payback period adalah sebagai berikut:
𝑃𝑃 =
𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝑂𝑢𝑡𝑙𝑎𝑦𝑠 𝑃𝑟𝑜𝑐𝑒𝑒𝑑𝑠
𝑥 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
Contoh 1.
Proyek B membutuhkan investasi sebesar Rp. 120.000.000. Aliran kas masuk atau proceeds
(laba neto + penyusutan) diperkirakan Rp. 40.000.000 per tahun selama 6 tahun, maka besarnya
Payback Period-nya adalah:
𝑃𝑃 =
120.000.000 40.000.000
𝑥 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 = 3 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
Apabila proceeds setiap tahun tidak sama, misalnya diperkirakan:
Tahun 1 = Rp. 50.000.000 Tahun 4 = Rp. 30.000.000 2 = Rp. 50.000.000 5 = Rp. 20.000.000 3
= Rp. 40.000.000 6 = Rp. 20.000.000
Maka Payback Period-nya dapat dihitung sebagai berikut:
A
M a n a j e m e n K e u a n g a n | 97
Universitas Gunadarma | ATA 2015/2016 Dosen : Ardiprawiro, S.E., MMSI
Outlays (Investasi) Rp. 120.000.000 Proceeds tahun ke-1 Rp. 50.000.000 Rp. 70.000.000
Proceeds tahun ke-2 Rp. 50.000.000 Rp. 20.000.000
𝑃𝑃 = 2 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛+
20.000.000 ) ∗ 40.000.000
𝑥 12 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 = 2 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 6 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
*) Pada tahun ketiga sisa investasi yang belum kembali sebesar Rp. 20.000.000. Padahal pada
tahun ketiga proyek B diperkirakan memperoleh aliran kas masuk bersih sebesar Rp. 40.000.000
(1 tahun). Oleh karena itu untuk mengembalikan dana investasi sebesar Rp. 20.000.000
memerlukan waktu selama: (20.000.000/40.000.000) x 12 bulan = 6 bulan. Sehingga Payback
Period-nya selama 2 tahun 6 bulan. Apabila Payback Period ini lebih pendek dibanding jangka
waktu kredit (apabila dananya berasal dari pinjaman) yang disyaratkan oleh investor atau pihak
bank, maka investasi proyek B diterima.
Contoh 2.
Sebuah proyek membutuhkan investasi sebesar Rp. 50.000.000 dengan umur penggunaan 10
tahun tanpa nilai sisa, keuntungan neto setelah pajak dari proyek tersebut adalah:
Tahun 1 = Rp. 15.000.000 Tahun 6 = Rp. 30.000.000 2 = Rp. 14.000.000 7 = Rp. 20.000.000 3
= Rp. 13.000.000 8 = Rp. 20.000.000 4 = Rp. 12.000.000 9 = Rp. 7.000.000 5 = Rp.
11.000.000 10 = Rp. 6.000.000
Maka Payback Period-nya dapat dihitung setelah kita mengetahui berapa proceeds. Karena kita
sudah mengetahui laba neto, maka untuk menghitung depresiasi dapat menggunakan rumus
sebagai berikut:
𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 =
𝐼𝑜 − 𝑆𝑉 𝑈𝐸
di mana: Io = Nilai investasi atau outlays SV = Nilai sisa UE = Umur ekonomis
𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 =
50.000.000 − 0 10 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
= 𝑅𝑝.5.000.000
𝑃𝑟𝑜𝑐𝑒𝑒𝑑𝑠 = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑁𝑒𝑡𝑜 + 𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖
Tahun EAT Depresiasi Proceeds 1 Rp. 15.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 20.000.000 2 Rp.
14.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 19.000.000 3 Rp. 13.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 18.000.000
M a n a j e m e n K e u a n g a n | 98
Universitas Gunadarma | ATA 2015/2016 Dosen : Ardiprawiro, S.E., MMSI
4 Rp. 12.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 17.000.000 5 Rp. 10.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 16.000.000
6 Rp. 9.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 15.000.000 7 Rp. 8.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 14.000.000
8 Rp. 7.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 13.000.000 9 Rp. 6.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 12.000.000
10 Rp. 5.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 11.000.000
Outlays (Investasi) Rp. 50.000.000 Residu (Nilai sisa) Rp. 0 Rp. 50.000.000 Proceeds
tahun ke-1 Rp. 20.000.000 Rp. 30.000.000 Proceeds tahun ke-2 Rp. 19.000.000 Rp. 11.000.000
𝑃𝑃 = 2 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛+
11.000.000 18.000.000
𝑥 12 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 = 2 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 7,3 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 → 2 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 7 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
Terdapat beberapa kelemahan yang terdapat pada metode Payback Period adalah:
1) Mengabaikan nilai waktu dari uang 2) Mengabaikan proceeds setelah PP dicapai 3)
Mengabaikan nilai sisa
Untuk mengatasi kelemahan metode payback period di mana metode ini mengabaikan nilai
waktu dari uang, maka beberapa perusahaan melakukan modifikasi dengan pendekatan
discounted payback period (DPP). Metode ini seperti metode payback period biasa, tetapi dalam
perhitungannya menggunakan aliran kas yang didiskontokan dengan discount rate tertentu.
Untuk lebih jelasnya kita ikuti contoh berikut ini.
Contoh 3.
Ada 2 usulan proyek investasi A dan B. Initial cash flow kedua proyek tersebut sama besar yaitu
masing-masing Rp. 10.000.000. Usia ekonomis proyek A selama 5 tahun. Dan proyek B hanya 2
tahun. Keuntungan yang disyaratkan kedua proyek tersebut 16%.
M a n a j e m e n K e u a n g a n | 99
Universitas Gunadarma | ATA 2015/2016 Dosen : Ardiprawiro, S.E., MMSI
Tabel 6.1 Aliran Kas Proyek A dan B
Aliran Kas Proyek A Proyek B Cash Outlays -Rp. 10.000.000 -Rp. 10.000.000 Aliran kas
masuk: Tahun 1 Rp. 5.000.000 Rp. 6.000.000 Tahun 2 Rp. 4.000.000 Rp. 5.000.000
Tahun 3 Rp. 3.000.000 - Tahun 4 Rp. 2.000.000 - Tahun 5 Rp. 1.000.000 -
Perhitungan discounted payback period masing-masing proyek adalah sebagai berikut:
1) Discounted payback period proyek A:
Tahun Aliran Kas PVIF16%, n
Discounted Cash Flow
Kumulatif Discounted Cash Flow 0 -10.000.000 1,000 -10.000.000 -10.000.000 1 5.000.000
0,862 4.310.000 -5.690.000 2 4.000.000 0,743 2.972.000 -2.718.000 3 3.000.000 0,641
1.923.000 -795.000 4 2.000.000 0,552 1.104.000 309.000 5 1.000.000 0,476 476.000 785.000
2) Discounted payback period proyek B:
Tahun Aliran Kas PVIF16%, n
Discounted Cash Flow
Kumulatif Discounted Cash Flow 0 -10.000.000 1,000 -10.000.000 -10.000.000 1 6.000.000
0,862 5.172.000 -4.828.000 2 5.000.000 0,743 3.175.000 -1.653.000 3 - - -1.653.000 4 - - -
1.653.000 5 - - -1.653.000
Discounted payback period proyek A = 3 tahun + (795.000/1.104.000) x 12 bulan = 3 tahun 8,6
bulan
Untuk menentukan apakah proyek A diterima atau ditolak, kita bandingkan antara jangka waktu
yang disyaratkan dengan jangka waktu pengembalian proyek A yaitu selama 3 tahun 8,6 bulan.
Apabila jangka waktu yang disyaratkan adalah 5 tahun, maka discounted payback period proyek
A ini lebih cepat daripada jangka waktu yang disyaratkan oleh investor, sehingga proyek A layak
dilaksanakan. Sebaliknya, discounted payback period proyek B tidak ada
M a n a j e m e n K e u a n g a n | 100
Universitas Gunadarma | ATA 2015/2016 Dosen : Ardiprawiro, S.E., MMSI
karena aliran kas masuk proyek B tidak dapat mencukupi untuk menutup pengeluaran proyek
tersebut. Dengan demikian proyek B jelas tidak diterima atau tidak layak dilaksanakan.
2. Nilai Bersih Sekarang (Net Present Value)
Kita tahu bahwa uang memiliki nilai yang berbeda apabila waktu yang memperolehnya berbeda.
Hal ini karena adanya faktor diskonto yang berupa bunga dan biaya modal lainnya. Untuk
mengatasi hal tersebut, maka metode net present value akan mengakomodasikan tentang nilai
waktu uang dalam suatu investasi. Kalian dapat mempelajari lagi pada bab 2 sehingga akan
mempermudah dalam memahami metode NPV ini.
Metode NPV ini merupakan metode untuk mencari selisih antara nilai sekarang dari aliran kas
neto (proceeds) dengan nilai sekarang dari suatu investasi (outlays).
𝑁𝑃𝑉 = −𝐼𝑜 + ∑
𝐴𝑡 (1 + 𝑟)
𝑛
𝑡=0
di mana: Io = Nilai investasi atau outlays At = Aliran kas neto pada periode t r = discount rate t
= Jangka waktu proyek investasi (umur proyek investasi)
Contoh 3.
Dari proyek B pada contoh 1. Di atas kita dapat menghitung besarnya net present value (NPV)
bila diketahui discount rate-nya = 10%, yaitu:
1) Apabila aliran kas masuk bersih (proceeds) tiap tahun besarnya sama, yaitu Rp. 40.000.000
𝑁𝑃𝑉 = −120.000.000 +
40.000.000 (1 + 0,10)1
+
40.000.000 (1 + 0,10)2
+
40.000.000 (1 + 0,10)3
+
40.000.000 (1 + 0,10)4
+
40.000.000 (1 + 0,10)5
+
40.000.000 (1 + 0,10)6
𝑁𝑃𝑉 = −120.000.000 + 40.000.000(4.3553) ) ∗
𝑁𝑃𝑉 = −120.000.000 + 174.212.000 = 𝑅𝑝.54.212.000
*) Gunakan tabel nilai sekarang dari suatu anuitas dari satu rupiah (lihat lampiran bab 2)
2) Apabila aliran kas masuk bersih (proceeds) tiap tahun besarnya tidak sama (lihat data contoh 1
di atas)
𝑁𝑃𝑉 = −120.000.000 +
50.000.000 (1 + 0,10)1
+
50.000.000 (1 + 0,10)2
+
40.000.000 (1 + 0,10)3
+
30.000.000 (1 + 0,10)4
+
20.000.000 (1 + 0,10)5
+
20.000.000 (1 + 0,10)6
M a n a j e m e n K e u a n g a n | 101
Universitas Gunadarma | ATA 2015/2016 Dosen : Ardiprawiro, S.E., MMSI
𝑁𝑃𝑉 = −120.000.000 + 160.980.000 = 𝑅𝑝.40.980.000
Tabel 6.2 Net Present Value yang Dihitung menggunakan Tabel PV
Tahun D.R (10%) Proceeds PV dari Proceeds 1 0,909 50.000.000 45.450.000 2 0,826 50.000.000
41.300.000 3 0,751 40.000.000 30.040.000 4 0,683 30.000.000 20.490.000 5 0,621 20.000.000
12.420.000 6 0,564 20.000.000 11.280.000 Total PV dari Proceeds 160.980.000 Investasi atau
Outlays 120.000.000 NPV 40.980.000
Pengambilan keputusan apakah suatu usulan proyek investasi diterima atau ditolak jika
menggunakan metode Net Present Value (NPV) kita bandingkan nilai NPV tersebut dengan nilai
nol. Apabila NPV > 0 atau positif, maka rencana investasi layak diterima, sebaliknya apabila
NPV < 0 atau negatif, maka rencana investasi tidak layak diterima atau ditolak.
3. Indeks Probabilitas (Profitability Index)
Metode Profitability Index atau Benefit Cost Ratio merupakan metode yang memiliki hasil
keputusan sama dengan metode NPV. Artinya, apabila suatu proyek investasi diterima dengan
menggunakan metode NPV maka akan diterima pula jika dihitung menggunakan metode
Profitability Index ini. Formula metode PI ini adalah:
𝑃𝐼 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑉 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑃𝑟𝑜𝑐𝑒𝑒𝑑𝑠 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖
𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑃𝐼 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑉 𝑜𝑓 𝑃𝑟𝑜𝑐𝑒𝑒𝑑𝑠 𝐼𝑛𝑖𝑡𝑖𝑎𝑙 𝑂𝑢𝑡𝑙𝑎𝑦𝑠
Pengambilan keputusan apakah suatu usulan proyek investasi akan diterima (layak) atau ditolak
(tidak layak) kita bandingkan dengan angka 1. Apabila PI > 1, maka rencana investasi layak
diterima, sedangkan apabila PI < 1 maka rencana investasi tidak layak diterima atau ditolak.
Untuk jelasnya kita hitung besarnya profitability index dari contoh 1 sebelumnya sebagai
berikut:
1) Untuk aliran kas masuk bersih (proceeds) tiap tahun yang besarnya sama, yaitu Rp.
40.000.000, maka:
𝑃𝐼 =
174.212.000 120.000.000
= 1,45 > 1 → 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑦𝑒𝑘 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎
2) Untuk contoh aliran kas masuk bersih (proceeds) tiap tahun yang besarnya tidak sama (lihat
contoh 1 sebelumnya), maka:
M a n a j e m e n K e u a n g a n | 102
Universitas Gunadarma | ATA 2015/2016 Dosen : Ardiprawiro, S.E., MMSI
𝑃𝐼 =
160.980.000 120.000.000
= 1,34 > 1 → 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑙𝑎𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎
BAB 11
ARUS KAS & RESIKO PROYEK
A. ANALISIS PROYEK
Penganggaran modal dapat dianalisa menggunakan kalkulator atau
dengan spreadsheet pada microsoft excel. Dibawah ini adalah langkah-langkah dalam
menganalisis proyek:
1. Input Data
2. Depreciation Schedule
3. Salvage Value Calculations
4. Projected Cash Flow
5. Appraisal of the Proposed Project
B. ESTIMASI ATAS CASH FLOW
Arus Kas adalah kas bersih yang oh disinikeluar dan masuk ke dalam suatu perusahaan. Langkah
yang paling penting dan sulit dalam penganggaran modal adalah mengestimasikan arus kas suatu
proyek yaitu pengeluaran investasi dan arus kas masuk bersih pertahun setelah suatu proyek
dijalankan. Sangat sulit untuk meramalkan secara akurat biaya-biaya dan pendapatan terkait
dengan suatu proyek yang besar dan kompleks, sehingga kesalahan
dalamperamalan kadang kala dapat menjadi sangat besar. Beberapa hal yang diperlukan
dalam proses peramalan, yaitu:
1. Mengumpulkan informasi dari berbagai departemen
2. Memastikan bahwa semua yang terlibat pada peramalan yang menggunakan asumsi ekonomis
yang konsisten
3. Memastikan bahwa ramalannya tidak bias.
1. Identifikasi Cash Flow yang Relevan
Langkah awal dari setiap analisis penganggaran modal adalah mengidentifikasikan arus kas yang
relevan. Yang diartikan sebagai serangkaian arus kas yang spesifik yang harus diperhitungkan
dalam pengambilan keputusan.
Ada dua aturan utama yang membantu untuk menghindari kesalahan dalam penganggaran, yaitu
keputusan penganggaran modal harus didasarkan pada arus kas bukan laba akuntansi dan hanya
penambahan arus kas yang relevan saja.
a. Cash Flow Proyek vs Accounting Income
Dalam melakukan capital budgeting, yang selalu digunakan adalah cash flow, bukannya
accounting profit.Cash flow dan laba akuntansi mempunyai karakteristik yang sangat berbeda.
Laba akuntansi baru dapat direalisasikan ketika diterima di kemudian hari, sementara arus kas
benar-benar merupakan kas yang sudah diterima di tangan kita dan siap untuk diinvestasikan
kembali. Incremental Cash Flow
Incremental Cash Flow atau arus kas tambahan adalah perubahan dalam
arus kas bersih yang dapat berhubungan dengan suatu proyek investasi. Ada tiga masalah
khusus dalam menentukan arus kas tambahan, yaitu:
Biaya tertanam / Sunk cost
Sunk cost adalah biaya yang sudah terjadi di masa lalu dan tidak akan muncul lagi dari suatu
proyek atau investasi baru. Oleh karena itu, menjadi tidak relevan untuk memperhitungkan sunk
cost dalam suatu analisacapital budgeting, karena biayanya sudah terjadi, sementara keputusan
investasi yang diambil baru akan terjadi di masa depan. Misalnya, ketika suatu perusahaan
melakukan riset pasar terhadap produknya, maka itu adalahsunk cost. Sehingga, ketika
melakukan evaluasi capital budgeting sebelum produksi dijalankan, sunk costtersebut tidak
diikutsertakan, karena memang sudah terjadi dan tidak akan terjadi lagi di masa depan.
Biaya kesempatan / Opportunity cost
Opportunity cost adalah nilai ekonomis yang hilang ketika seseorang memilih suatu alternative
dibandingkan dengan alternative lainnya. Opportunity cost merupakan komponen yang
seringkali dilupakan maupun salah dihitung dalam evaluasi capital budgeting. Hal ini seringkali
disebabkan karena orang seringkali tidak menyadari adanya peluang lain yang dapat
dihasilkannya.
Contoh, misalnya kita mempunyai sebidang tanah pribadi yang kita beli dengan harga Rp 1
miliar, dan ingin digunakan untuk suatu proyek.Harga pasar tanah ini sekarang sekitar 2 miliar.
Kesalahan yang seringkali terjadi adalah sama sekali tidak menghitung penggunaan tanah pribadi
sebagai opportunity cost atau hanya menghitung Rp1 miliar saja sebagai opportunity cost,
padahal potensi penjualannya mencapai Rp2 miliar, yang seharusnya
jadi opportunity cost.
Pengaruh pada bagian lain dari proyek tertentu (eksternalitas)
Eksternalitas yaitu pengaruh yang dimiliki proyek terhadap arus kas bagian-
bagian lain dari perusahaan. Oleh karena itu, laba tambahan yang pada
kenyataannya akan masuk kekantor pusat atau kantor cabangnya. Jadi tidak
boleh diperhitungkan sebagai laba tambahan dalam pengambilan keputusan penganggaran
modal.
Kanibalisasi terjadi apabila pengenalan sebuah produk baru mengakibatkan penjualan
produk yang sudah ada mengalami penurunan. Biasanya perusahaan
tidak ingin menganibalisasi produk yang sudah ada, tetapi sering kali jika perusahaan
tersebut tidak melakukannya, perusahaan lain akan melakukannya.
Proyek pengganti ( replacement project )
suatu proyek yang menggantikan aktiva yang ada dengan aktiva yang baru. Dalam analisis
penggantian ini, perusahaan membandingkan antara nilai yang
terjadi jika membeli aktiva yang baru dengan nilai jika tetap menggunakan aktiva yang
sudah ada sebagai contoh, akan ditampilkan pada tabel di bawah ini (yang
menggambarkan incremental cost dan analisis proyek atas mesin baru dan mesin lama) :
Jika kita melihat hanya pada arus kas untuk mesin pengganti tanpa mempertimbangkan mesin
tua, maka NPV akannegatif dan IRR kurang dari WACC. Namun, jika benar dianggap
sebagai arus kas tambahan, maka kita akan
melihatbahwa NPV pada investasi tambahan positif, sehingga mesin lama harus
diganti. Contoh ini menunjukkan dasar-dasar dari analisis penggantian dan pentingnya fokus
pada arus kas inkremental.
b. Timing of Cash Flow
Timing of cash flow atau
penentuan waktu arus kas harus diperhitungkan secara tepat agar kita dapat
mengetahui kapan di dalam satu periode pemasukan atau pengeluaran kas terjadi. Oleh
karena itu, dalam banyak kasus, kita hanya berasumsi bahwa semua arus kas terjadi
pada akhir setiap tahun. Namun, untuk beberapaproyek, mungkin akan berguna untuk
mengasumsikan bahwa arus kas terjadi pada pertengahan tahun, atau bahkantriwulanan atau
bulanan.
2. Pengaruh Pajak
Pajak memiliki pengaruh besar pada arus kas, dan dalam banyak kasus pengaruh pajak akan
membuat atau merusak sebuah proyek . Oleh karena itu ,
sangat penting bahwa pajak ditangani dengan benar, Efek pajak terhadap arus kas antara
lain :
Gambaran Umum Penyusutan
Misalkan suatu perusahaan membeli mesin penggilingan seharga $ 100.000 dan
menggunakannya selama lima tahun , setelah itu dihapus . Biaya barang yang diproduksi oleh
mesin harus termasuk biaya untuk mesin , dan biaya ini disebut depresiasi
Penghitungan depresiasi untuk menghitung pajak, dan melaporkan laba, Untuk tujuan pajak,
peraturan USA (konggres) →metode depresiasi:
a. Sebelum 1954 metode garis lurus
b. Dlm 1954 metode akselerasian (dobel-saldo menurun dan jumlah digit thn)
c. .Dlm 1981 akselerasian diganti sistem pemulihan kos akselerasian (Accelerated Cost Recovery
System-ACRS)
d. Dlm 1986 System-ACRS diganti sistem pemulihan kos akselerasi Modifikasian (Modified
Accelerated Cost Recovery SystemMACRS
Masa Pajak Penyusutan
Untuk tujuan pajak, seluruh biaya aset dibebankan atas masa/umur yang dapat disusutkannya
Secara historis, masa didepresiasi aset tersebut ditetapkan sama dengan estimasi manfaat
umur ekonomis, itu dimaksudkan bahwa aset
akan sepenuhnya disusutkan sekitar waktu yang sama yang mencapai akhir umur ekonomis
Dasar penyusutan
Dasar didepresiasi adalah elemen penting dari MACRS karena tunjangan
setiap tahun (beban penyusutan) tergantung secara bersama-sama pada asset
dasar didepresiasi dan umur kelas MACRS nya . Dasar dapat disusutkan
bawah MACRS adalah sama dengan harga pembelian aset ditambah biaya pengiriman dan
biaya pemasangan.
5. Penjualan Aset yang didepresiasi
Jika aset yang dapat disusutkan dijual , harga jual (nilai sisa yang sebenarnya)
minus maka sudah ada nilai buku undepreciated ditambahkan untuk laba usaha dan
dikenakan pajak pada tarif pajak marjinal perusahaan.
Ilustrasi penyusutan
Asumsikan bahwa Stango Produk Makanan membeli $ 150.000 mesin yang jatuh ke dalam
MACRS 5 tahun umur kelas dan menempatkannya ke layanan
pada 15 Oktober 2007. Stango harus membayar tambahan $ 30.000 untuk pengiriman dan
instalasi . Nilai sisa tidak dianggap , sehingga mesin ini dasar
didepresiasi $ 180.000 . (Pengiriman dan pemasangan biaya yang termasuk dalam dasar
yang dapat disusutkan bukan dibebankan pada tahun terjadinya.)
Setiap tahun tunjangan pemulihan (beban penyusutan pajak) ditentukan
dengan mengalikan dasar didepresiasi dengan persentase penyisihan pemulihan yang berlaku.
Ketentuan Pajak di Indonesia
Menurut Undang-undang Pajak Penghasilan, penyusutan atau deperesiasi merupakan konsep
alokasi harga perolehan harta tetap berwujud. Untuk menghitung besarnya penyusutan harta
tetap berwujud dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
1. Harta berwujud yang bukan berupa bangunan.
2. Harta berwujud yang berupa bangunan.
Harta berwujud yang bukan bangunan terdiri dari empat kelompok, yaitu:
1. Kelompok 1: kelompok harta berwujud bukan bangunan yang mempunyai masa manfaat
4 tahun.
2. Kelompok 2: kelompok harta terwujud bukan bangunan yang mempunyai masa manfaat 8
tahun.
3. Kelompok 3: kelompok harta terwujud bukan bangunan yang mempunyai masa manfaat
16 tahun.
4. Kelompok 4: kelompok harta terwujud bukan bangunan yang mempunyai masa manfaat
20 tahun.
Harta terwujud yang berupa bangunan dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Permanen: masa manfaatnya 20 tahun.
2. Tidak permanen: bangunan yang bersifat sementara, terbuat dari bahan yang tidak tahan
lama, atau bangunan yang dapat dipindah-pindahkan. Masa manfaatnya tidak lebih dari 10 tahun.
Metode penyusutan yang dipergunakan adalah metode garis lurus (straight line method) dan
metode saldo menurun (declining balance method).
Wajib pajak diperkenankan untuk memilih salah satu metode untuk melakukan penyusutan.
Metode garis lurus diperkenankan dipergunakan untuk semua kelompok harta tetap terwujud.
Sedangkan metode saldo menurun hanya diperkenankan digunakan untuk kelompok harta
berwujud bukan bangunan saja.
Tabel berikut menggambarkan kelompok harta berwujud, metode, serta tarif penyusutannya:
KELOMPOK HARTA
BERWUJUD
MASA
MANFAAT
TARIF DEPRESIASI
GARIS LURUS
SALDO
MENURUN
I. Bukan Bangunan
Kelompok 1 4 tahun 25% 50%
Kelompok 2 8 tahun 12,5% 25%
Kelompok 3 16 tahun 6,25% 12,5%
Kelompok 4 20 tahun 5% 10%
II. Bangunan
Permanen 20 tahun 5% -
Tidak Permanen 10 tahun 10% -
C. INFLASI
1. Inflation-Induced Bias
Dalam ketidakadaan inflasi, tingkat bunga riil (real rate), akan ekuivalen dengan nominal
rate. Selain itu, ekspektasi real dan nominal cash flow – RCF dan NCF juga harus
ekuivalen. Real interest rate dan cash flow tidak masuk didalam efek inflasi,
sementara nominal rate dan cash flow nominal merefleksikan efek inflasi. Dalam
kondisi tertentu, sebuah inflasi, IP, dibangun didalam semua nominal market interest rate.Dalam
hal ini arus kas bersih nominal akan meningkat setiap tahunnya sebesar i persen, dengan rumus
sebagai berikut:
Jadi, jika semua biaya dan harga jual berada dalam arus kas tahunan yang diharapkan dapat
meningkat pada tingkat inflasi yang sama, maka NPV disesuaikan dengan inflasi yang
ditentukan dengan menggunakan rumus persamaan diatas.
2. Membuat Adjusment atas Inflasi
Ada dua cara untuk menyesuaikan inflasi:
a. Yang pertama semua cashflow proyek bisa digambarkan sesuai dengan aliran yang
sebenarnya (unadjusted), dengan
tidak mempertimbangkan inflasi, dan kemudian biaya modal bisa disesuaikan
dengan real rate dengan mengahapus inflasi premium dari komponen. Karena asumsi
tersebut tidak penting didalam praktek, metode ini tidak biasa digunakan.
b. Metode ke dua membiarkan biaya modal dalam bentuk nominal, dan
kemudian menyesuaikan individual cash flows untuk merefleksikan ekspektasi inflasi.
Dengan menggunakan spreadsheet akan mudah untuk membuat penyesuaian.
Kesimpulan yang bisa diambil terkait dengan inflasi adalah
a. Inflasi adalah kritik yang penting, karena inflasi bisa
mendatangakan efek mayor pada bisnis.
b. Cara paling efektif dari penanganan inflasi dalam analisa anggaran modal untuk adalah
melakukan estimasi atas inflasi ke dalam setiap elemen arus kas yang berpengaruh terhadap
inflasi, sehingga informasi yang relevan sangatlah dibutuhkan
c. Ketika kita tidak bisa mengestimasi rate inflasi di masa depan dengan tepat, maka
kesalahan akan terjadi.
Dengan demikian, inflasi
menambah ketidakpastian, atau resiko, dari penganggaran modal beserta dengan
kompleksitasnya.
D. ANALISIS RESIKO PROYEK : STAND - ALONE RISK
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ada tiga tipe dari resiko, yaitu: stand-
alone risk, corporate risk, dan market risk.
1. Stand-alone risk, yang merupakan risiko proyek mengabaikan fakta-fakta (a) bahwa
hanyalah salah satu aset dalam portofolio perusahaan aset dan (b) bahwa perusahaan hanyalah
satu saham dalam portofolio investor khas saham. Risiko yang berdiri sendiri diukur dengan
variabilitas yang diharapkan pengembalian proyek.
2. Corporate-risk, merupakan risiko proyek kepada perusahaan memberikan pertimbangan
fakta bahwa proyek hanya merupakan salah satu dari portofolio perusahaan aset, maka bahwa
beberapa risiko akan dihilangkan dengan diversifikasi dalam perusahaan. Risiko perusahaan
diukur dengan dampak proyek terhadap ketidakpastian tentang laba masa depan perusahaan.
3. Market-risk, merupakan resiko dari proyek seperti yang terlihat oleh pemegang saham yang
terdiversifikasi yang mengakui bahwa proyek ini hanya salah satu dari aset perusahaan dan
saham perusahaan hanyalah salah satu bagian kecil dari total portofolio mereka. Risiko pasar
diukur dengan efek proyek pada koefisien beta perusahaan.
Mengapa stand-alone risk proyek penting? Alasan dari pentingnya stand-alone risk adalah :
a. Stand-alone risk lebih mudah untuk diestimasi daripada corporate risk, dan jauh lebih
mudah untuk mengukur stand-alone risk daripada market risk
b. Didalam kasus mayor, semua dari tiga tipe resiko saling berkorelasi. Secara umum stand-
alone risk merupakan wakil terbaik untuk mengukur corporate dan market risk.
Teknik untuk mengukur stand-alone risk proyek adalah analisis sensitivitas proyek, scenario
analysis, monte carlo simulation.
1. Analisis Sensitivitas Proyek
Analisis sensitivity adalah sebuah teknik yang mengindikasikan berapa banyak NPV akan
berubah dalam respon untuk memberikan perubahan didalam variable input, dan lainnya yang
konstan. Sensitivity analysis tujuannya adalah untuk melihat apa yang akan terjadi dengan hasil
analisa proyek, jika ada sesuatu kesalahan atau perubahan dalam dasar perhitungan biaya atau
benefit
Dengan demikian tujuan utama daripada analisa sensitivitas :
1. Untuk memperbaiki cara pelaksanaan proyek yang sedang dilaksanakan
2. Untuk memperbaiki design daripada proyek, sehingga dapat meningkatkan NPV
3. Untuk mengurangi resiko kerugian dengan menunjukkan beberapa tindakan
pencegahan yang harus diambil
Analisis sensitivitas dimulai dengan situasi base-case, yang mana
dikembangkan menggunakan nilai ekspektasi untuk input yang lainnya.
Didalam sensitivity analysis, variable lainnya dirubah oleh beberapa persentase poin diatas
dan dibawah nilai ekspektasi, menahan semua variable kontans lainnya. Kemudian NPV baru
dikalkulasi menggunakan nilai lainnya. Sehingga, NPV memang dirancang untuk menunjukkan
seberapa sensitif NPV dalam setiap perubahan variabel
NPV AT DIFFERENT DEVIATIONS FROM BASE
Deviation
From
Base Case
Sales
Price
Variable
Cost /
Unit
Growth
Rate
Year 1
Unit Sold
Fixed
Cost
WACC
-30% ($27,223) $29,404 ($4,923) ($3,628) $10,243 $9,030
-15% (10,707) 17,607 (115) 1,091 8,026 7,362
0 5,809 5,809 5,809 5,809 5,809 5,809
15 22,326 (5,988) 12,987 10,528 3,593 4,363
30 38,842 (17,785) 21,556 15,247 1,376 3,014
Range $66,064 $47,189 $26,479 $18,875 $8,867 $6,016
2. Scenario Analysis
3. Monte carlo Simulation
Simulasi monte carlo mengikat secara bersama-sama antara sensivitas dan distribusi
probability. Simulasi ini pertama kali digunakan dalam proyek Manhattan pada saat pembuatan
bom atom pertama, diberi nama Monte carlokarena memanfaatkan sistem kasino perjudian.
Simulasi Monte carlo lebih rumit dibanding analisis scenario, simulasi paket
software membuat proses ini dapat dikendalikan. Beberapa paket ini dapat dikerjakan melalui
Microsoft excel. Simulasi Monte Carlo merupakan sebuah teknik analisis resiko yang
menggunakan computer untuk menstimulasi peristiwa masa depan dan kemudian diestimasi
probability dan resiko dari sebuah proyek.
Dari analisis , computer memulai dengan mengambil random secara acak dari masing-
masing variable seperti unit penjualan, unit harga, unit biaya variable dsb. Kemudian nilai
tersebut dikombinasikan dan proyek NPV tersebut
dihitung dan disimpan memorinya didalam computer, beberapa detik kemudian satuan nili-
nilai masukan terpilih secara acak dan kemudian NPV dapat dihitung. Proses ini mungkin
akan berulang 1.000 kali atau lebih. Rata-rata
standar deviasi dari satuan NPV akan ditentukan. Nilai rata-rata digunakan untuk
mengukur suatu proyek NPV yang diharapkan dan standar deviasi dari koefisien dan variasi akan
digunakan untuk mengukur suatu resiko.
E. INCORPORATING PROJECT RISK INTO CAPITAL BUDGETING
Beberapa perusahaan mengkalkulasi sebuah biaya dari modal masing-masing divisi, yang
berdasar pada divisi pada resiko pasar dan struktur modal. Ini menjadi langkah
pertama kearah penggabungan analisis resiko menjadi keputusan penganggaran
modal, tetapi ini terbatas karena hanya meliputi resiko pasar. Dibandingkan secara
langsung menaksir resiko perusahaan dari sebuah proyek, departemen manajemen resiko
dari beberapa perusahaan secara teratur menilai keseluruhan perusahaan dari
keuangan yang tidak sehat, berdasar pada saat sekarang dan proyek-proyek yang
diusulkan. Dengan kata lain, mereka menilai suatu resiko perusahaan dengan memberi
proyek portofolionya. Proses penyaringan akan mengidentifikasi proyek ini bahwa resiko
corporate akan meningkat secara significan.
Dua metode utama yang digunakan untuk memasukkan risiko proyek kedalam penganggaran
modal:
(1) pendekatan kepastian yang setara.
Bila menggunakan pendekatan kepastian setara kita menerjemahkan semua arus kas masuk yang
tidak diketahui dengan pasti menjadi semakin rendah nilai kepastiannya, yang berarti pengambil
keputusan dijamin akan menerima ganti dari jumlah yang diharapkan berisiko. Sebagai contoh,
seorang investor mungkin bersedia untuk berinvestasi dengan harapan risiko sebesar $ 100.000
untuk memastikan $ 75.000, dalam hal ini $ 75.000 akan menjadi investor kepastian setara dalam
berisiko sebesar $ 100.000.
(2) pendekatan tingkat diskonto risiko yang disesuaikan.
Tingkat diskonto akan meningkat ketika dalam mengevaluasi proyek-proyek yang berisiko
semakin besar risikonya, sehingga semakin tinggi tingkat diskonto yang digunakan dalam
analisis. Rata-rata resiko proyek didiskontokan pada WACC perusahaan, proyek yang berisiko
tinggi didiskontokan pada tingkat di atas WACC, dan proyek yang beresiko lebih rendah
didiskontokan pada tingkat bawah pada WACC perusahaan.
F. MENGELOLA RESIKO BERDASARKAN ALTERNATIFNYA : DECISION TREE
ANALYSIS
Dalam penganggaran modal, Manajer
biasanya lebih tertarik untuk mengurangi resiko dibanding dengan mengukurnya. Misalnya:
kadang proyek dapat tersusun sedemikian hingga pembelanjaan tidaklah dibuat pada waktu
yang sama, tapi dapat dibuat langkah-langkah pada periode/tahun.
Hal tersebut akan mengurangi risiko dengan memberikan para manajer kesempatan untuk
mengevaluasi ulang keputusan dengan menggunakn informasi baru dan kemudian
akan menginvestasikan dana tambahan atau mengakhiri proyek. Proyek seperti itu dapat
dievaluasi dengan menggunakan “Decision Tree”.
BAB 3
BIAYA MODAL
A.Pendahuluan
Biaya modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan
untukmemperoleh dana baik hutang, saham preferen, saham biasa, maupun labaditahan untuk me
ndanai suatu investasi perusahaan.Perhitungan biaya penggunaan modal adalah penting berdasar
tiga alasan berikut:1.Maksimisasi nilai perusahaan mengharuskan biaya-biaya
(termasuk biayamodal)
Capital budgeting
memerlukan estimasi tentang biaya modal.!."eputusan lain #uga memerlukan estimasi biaya
modal, misal leasing, modal ker#a."onsep biaya modal erat hubungannya dengan konsep
mengenai pengertiantingkat keuntungan yang disyaratkan (
required rate of
return). Biaya modalbiasanya digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau
ditolaknya uatuusulan investasi (sebagai
discount rate
), yaitu dengan membandingkan
rate of return
dari usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya. Biaya modal disini adalah
overall cost of capita
l.Biaya modal yang tepat untuk semua keputusan adalah rata-rata tertimbang
dariseluruh komponen modal (
weighted cost of capital atau WACC
).Biaya
modalharus dihitung berdasar basis setelah pa#ak, karena arus kas setelah pa#akadalah yang pali
ng relevan untuk keputusan investasi.Biaya yang harus dibayar
:1.Pembayaran dividen.!.Pembayaran angsuran pokok pin#aman atau
$prin%ipal&.Biaya modal dapat diukur dengan $
rate of return
”
minimum dari investasi baruyang dikeluarkan perusahaan, dengan asumsi bah'a tingkat risiko
dari investasi barusama dengan risiko dari aktiva yang dimiliki saat ini.
B.
Cost of Debt
1). Biaya Modal Secara Individual
Cost of debt
tingkat pa#ak)
Manajemen Keuangan II – Patricia Dhiana Paramita, SE. , MM1
COST OF CAPITAL
(BIAYA MODAL)
'aktupin#aman paling lama satu tahun. Biasanya bank me-motong bunganya didepan, pluspremi
asuransi, sehingga #umlah yang diterima diba'ah nilai nominal hutangnya.
Interest Payment
/ Premi *suransi
Cod
Cod After Tax
Cod before tax
)(1-
Biaya Hutang dari Obligasi.
5apat dihitung dengan dua %ara, yaitu denga rumus pendek atau
, dandengan
!etode Accurate
(menggunakan table
Present "alue
).
Short Cut Formula
before tax
)
/
di!ana :
2+
Annual Int# Payment
.78M
"alue of $ond
. P / 6P
!ar%et Price of $ond
Period#
Metode Accurate.
Metode ini diselesaikan dengan trial and error, menggunakan tabel P9 kemudiandiinterpolasi.
Inter"olasi :
P9 of P9 of 4
nterest
denganBunga; 29 of BondP9 of
!ar%et "alue of $ond
Bunga 4P9 of 4nt. ; 9B 4P9
of Interest
; 9B 4Bunga 44P9 of 4nt. ; 9B 44P9 of
&ominal "alue of $ond
*B+
Manajemen Keuangan II – Patricia Dhiana Paramita, SE. , MM2
78M Bunga 4 / (B<+) *fter 8a (78M
before tax
)(1- #angka pan#ang dengan
menerbitkan obligasi,
Buanga hutang obligasi satu tahun dalam rupiah 3arga nominal o
=mur obligasi"emudian biaya modal obligasi sebelum pa#ak
disesuaiakan men#adi biaya modal setelah pa#ak.
Biaya Modal Saha! Pre#eren
Biaya saham preferen adalah sama dengan tingkat keuntungan yang dinikmati pembelisaham
5p<Pn"et biaya saham deviden saham harga saham preferen bers
ih yang diterima (hargasetelahdikurangi
flotation cost
)
Biaya $aba %itahan
Biaya laba ditahan adalah sama dengan tingkat keuntungan yang disyaratkan investor padasaham
biasa perusahaan yang bersangkutan. 5asarnya adalah prinsip
opportunity cost
laba tidak ditahan, laba tersebut dibagikan dalam bentuk laba tersebutditahan
berarti pemegang saham menginvestasikan kembali laba yang men#adi haknya keperusahaan (
flow bac% fund
). *da tiga %ara menaksir biaya modal laba ditahan:
1. Pende&atan 'APM
BAB 1V
PEMBAHASAN
2.1 Menjelaskan Leverage, Struktur Modal, dan Kebijakan Dividen
1. LEVERAGE
A. Pengertian Leverage
1. Penggunaan asset dan sumber dana oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap dengan
maksud agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham. (menurut manajemen
keuangan)
2. Pengguna aktiva atau dana dimana untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menutup
biaya tetap atau membayar beban tetap. (Bambang Riyanto (2001:375)).
B. Tujuan Penggunaan Leverage untuk meningkatkan dan memaksimalkan kekayaan dari pemilik
perusahaan itu sendiri. untuk memenuhi kebutuhan dana, dapat menggunakan modal sendiri dan
juga dari hutang atau modal pinjaman. Menggunakan modal dari pinjaman harus membayar
bunga secara rutin yang merupakan beban tetap. Leverage timbul karena perusahaan
menggunakan aktiva tetap yang menyebabkan harus membayar biaya tetap dan menggunakan
hutang yang harus membayar biaya bunga atau beban tetap.
C. Jenis- jenis Leverage
1. Operating Leverage (Pengungkit Operasi)
Penggunaan aktiva dengan biaya tetap yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan yang
cukup untuk mengukur biaya tetap dan variabel serta dapat meningkatkan profitabilitas.
Leverage opererasi dapat mengukur perubahan pendapatan atau penjualan terhadap keuntungan
operasi perusahaan. Menurut Mamduh M. Hanafi (2004:327) Operating leverage diartikan
sebagai seberapa besar perusahaan menggunakan beban tetap operasional. Operating leverage
ditentukan oleh hubungan antara sales revenue yang diperoleh perusahaan dengan laba sebelum
bunga dan pajak (EBIT). Analisis operating leverage dapat membantu pimpinan perusahaan
dalam mengambil keputusan sejauh mana peningkatan penjualan berpengaruh terhadap laba
operasi perusahaan. Besar kecilnya operating leverage diukur dengan degree of operating
leverage (DOL), yaitu diukur dengan rumus :
2. Financial Leverage (Pengungkit
Keuangan)
Menurut Mamduh M. Hanafi (2004:332) besarnya beban tetap keuangan yang digunakan oleh
perusahaan beban tetap keuangan tersebut biasanya berasal dari pembayaran bunga untuk utang
yang digunakan oleh perusahaan. Leverage keuangan mengukur pengaruh perubahan keuangan
operasi terhadap perubahan pendapatan bagi pemegang saham yang pada akhirnya akan
berpengaruh terhadap pendapatan per lembar saham. Oleh karena itu leverage keuangan
berkaitan dengan laba perusahaan sebelum bunga dan pajak serta pendapatan saham biasa per
lembar.
Finansial leverage dibedakan menjadi 2 yaitu :
Financial structure (struktur keuangan) : menunjukkan bagaimana perusahaan membelanjai
aktivanya. Financial structure tampak ada neraca sebelah kredit, yang terdiri atas utang lancar,
utang jangka panjang dan modal.
Capital structure (struktur modal) : merupakan bagian dari struktur keuangan yang hanya
menyangkut pembelanjaan yang sifatnya permanen atau jangka panjang. Struktur modal
ditunjukkan oleh komposisi: utang jangka panjang, saham istimewa, saham biasa dan laba
ditahan.
2.2 STRUKTUR MODAL
A. Pengertian struktur modal
Menurut manajemen keuangan pembelanjaan jangka panjang suatu perusahaan yang
diukur dengan perbandingan utang jangka panjang dengan modal sendiri. Teori struktur modal
DOL PADA X = % PERUBAHAN EBIT
% PERUBAHAN PENJUALAN
menjelaskan kebijakan pembelanjaan jangka panjang dapat mempengaruhi nilai modal
perusahaan, biaya modal perusahaan, dan harga pasar saham perusahaan.
Pada bab ini digunakan tiga macam tingkat pengembalian atau kapitalisasi, yaitu : tingkat
pengembalian utang (kd), saham biasa (k’ₑ) dan tingkat pengembalian perusahaan secara
keseluruhan (kₒ).
Kd = F/B = beban bunga tahunan/nilai pasar utang
Keterangan :
Kd = tingkat pendapatan utang perusahaan atau biaya modal utang.
Kₑ = E/S = laba yg tersedia bagi pemegang saham/nilai pasar saham
Keterangan :
Kₑ = tingkat pendapatan saham biasa atau biaya modal saham biasa.
Kₒ = O/V = laba bersih operasi/b+s
Keterangan :
Kₒ = tingkat kapitalisasi perusahaan secara keseluruhan
V = B + S = Nilai total perusahaan
Tingkat kapitalisasi perusahaan secara keseluruhan atau biaya modal rata-rata
tertimbang perusahaan :
Kₒ = Kd b/b+s + Kₒ s/b+s
3. KEBIJAKAN DIVIDEN
Teori Kebijakan Dividen
Terdapat 2 teori tentang kebijakan dividen menjelaskan bagaimana pengaruh besar kecilnya
dividen payout rasio (DPR) terhadap harga pasar saham. Adapun kedua teori tersebut adalah:
1. Dividend Irrelevance Theory
Teori ini dikemukakan oleh Merton Miller dan Franco Modigliani (MM). kebijakan dividen
tidak mempengaruhi harga pasar saham perusahaan atau nilai perusahaan. (MM) berpendapat
bahwa, nilai perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
pendapatan (earning power) dan resiko bisnis, sedangkan cara mengambil arus pendapatan
menjadi dividend an laba ditahan tidak mempengaruhi nilai perusahaan.
Asumsi yang dikemukakan oleh Modigliani dan Miller adalah
Tidak ada pajak atas pendapatan perusahaan dan pendapatan pribadi.
Tidak ada biaya emisi atau biaya transaksi saham.
Leverage keuangan tidak mempunyai pengaruh terhadap biaya modal.
Investor dan manajer mempunyai informasi yang sama tentang prospek perusahaan.
Pendistribusian pendapatan antara dividen dan laba ditahan tidak berpengaruh terhadap biaya
sendiri.
Kebijakan penganggaran modal independen dengan kebijakan dividen.
2. Bird In-The Hand Theory
Teori ini dikemukakan oleh Myron Gordon dan John Lintner. Berdasarkan bird in-the hand
theory, kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap harga pasar saham. Artinya, jika dividen
yang dibagikan perusahaan lebih besar, maka harga pasar saham perusahaan tersebut akan
semakin tinggi dan sebaliknya hal itu terjadi karena pembagian dividen dapat mengurangi
ketidakpastian yang dihadapi investor.
3.2 Menjelaskan Pendekatan Struktur Modal
Terdapat 3 pendekatan struktur modal yaitu :
1. Pendekatan Tradisional (Traditional Approach) mengemukakan ada struktur modal optimal
dan perusahaan dapat meningkatkan nilai total perusahaan dengan mempergunakan jumlah utang
(leverage keuangan) tertentu. Struktur modal dapat berubah-ubah agar dapat diperoleh nilai
perusahaan yang optimal. Semisal contoh perusahaan mempergunakan utang yang semakin besar
dapat menurunkan biaya modalnya (kₒ) dan meningkatkan nilai perusahaan. Walaupun
pemegang saham meningkatkan tingkat kapitalisasi saham (kₑ) karena meningkatnya resiko bagi
pemegang saham, peningkatkan tersebut tidak melebihi manfaat yang diperoleh dari penggunaan
utang yang biayanya (kd) lebih murah.
2. Pendekatan Laba Bersih Operasi (Net Operating Income Approach)pendekatan ini
mengasumsikan biaya modal perusahaan (ko) tetap pada berbagai tingkat leverage. Anggap
3. Pendekatan Modigliani-Miller Position (Mm) mendukung hubungan antara struktur modal
dengan biaya modal sebagaimana yang dijelaskan berdasarkan pendekatan laba bersih operasi
yang menyatakan bahwa struktur modal tidak mempengaruhi biaya modal perusahaan dan juga
tidak mempengaruhi nilai perusahaan.
3.3 Menjelaskan Pembayaran Dividen
Adapun jenis-jenis pembayaran dividen antara lain:
1. Pembayaran dividen dalam bentuk tunai (cash dividen)
Pembayaran dividen oleh perusahaan kepada para pemegang saham dan diberikan secara tunai
sesuai dengan dividen yang didapatkan oleh para pemegang saham. Ada beberapa kebijakan
dalam pembayaran dividen secara tunai
a. Kebijakan pembayaran dividen stabil artinya, dividen akan dibayarkan secara tetap
perlembarnya untuk jangka waktu tertentu walaupun laba yang diperoleh perusahaan
berfluktuasi.
b. Kebijakan pembayaran dividen yang meningkat artinya perusahaan akan membayarkan dividen
kepada pemegang saham dengan jumlah yang slalu meningkat dengan pertumbuhan yang stabil.
c. Kebijakan pembayaran dividen dengan rasio yang konstan artinya, perusahaan akan
membayarkan dividen kepada pemegang saham yang besarnya mengikuti besarnya laba yang
diperoleh oleh perusahaan.
d. Kebijakan pembayaran dividen regular yang rendah ditambah ekstra artinya perusahaan akan
membayarkan dividen kepada pemegang saham dengan cara perusahaan menentukan jumlah
pembayaran dividen per lembar yang dibagikan kecil, kemudian ditambah dengan ekstra dividen
bila keuntungannya mencapai jumlah tertentu.
2. Pembayaran dividen dalam bentuk saham (stock dividen)
Pemegang saham akan diberi tambahan saham sebagai pengganti kas dividen. Ada beberapa
jenis pembayaran dividen dalam bentuk saham :
a. Pembayaran dividen dalam bentuk pemecahan saham (stock split) artinya, saat harga pasar
saham perusahaan terlalu tinggi, biasanya perusahaan mengambil kebijakan untuk meningkatkan
jumlah lembar saham melalui stock split yaitu pemecahan nilai nominal saham kedalam nilai
nominal yang lebih kecil. Sehingga dividen diinvestasikan dalam bentuk pemecahan saham yang
mengakibatkan jumlah saham para pemegang saham meningkat. Dengan begitu harga saham
perusahaan dapat menyesuaikan dengan harga pasar saham saat itu.
b. Pembayaran dividen dalam bentuk pembelian kembali saham (repurchase stock) artinya,
perusahaan juga dapat membayarka dividen dalam bentuk membeli kembali (sebagian)saham
pemegang saham. Hal ini ditujukan untuk menaikkan keuntungan para pemegang saham dan
mengurangi jumlah lembar saham yang dimiliki perusahaan.
2.4 Menjelaskan Faktor yang mempengaruhi kebijakan deviden
Beberapa faktor yang menentukan dan mempengaruhi dalam pembuatan kebijkan dividen
menurut Dr. Dermawan Sjahrial, M.M.(2002) antara lain:
1. Posisi likuiditas perusahaan
Semakin kuat posisi likuiditas perusahaan maka semakin besar dividen yang dibayarkan.
2. Kebutuhan Dana Untuk Membayar Hutang
Apabila sebagian besar laba digunakan untuk membayar hutang maka sisanya yang digunakan
untuk membayar dividen semakin kecil.
3. Rencana Perluasan Usaha
Semakin besar perluasan usaha perusahaan maka semakin berkurang dana yang dapat dibayarkan
untuk dividen.
4. Pengawasan Terhadap Perusahaan
Dengan pembiayaan: apabila dibiayai dengan penjualan saham baru, ini akan melemahkan
kontrol dari kelompok saham dominan. Karena suara pemegang saham mayoritas berkurang.
Menurut J. Fred Weston dan Thomas Copeland (1998), faktor faktor yang mempengaruhi
dalam kebijakan dividen adalah:
1. Undang-Undang (UU)
Undang-undang menentukan bahwa dividen harus dibayar dari laba, baik laba tahun berjalan
maupun laba tahun lalu yang ada dalam pos “laba ditahan” dalam neraca.
2. Posisi Likuiditas
Laba ditahan biasanya diinvestasikan dalam aktiva yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha.
Laba ditahan dari tahun-tahun lalu sudah diinvestasikan pada pabrik peralatan, persediaan, dan
aktiva lainnya. Laba tersebut tidak disimpan dalam bentuk kas.
3. Kebutuhan untuk Melunasi Hutang
Apabila perusahaan mengambil hutang untuk membiayai ekspansi atau untuk mengganti jenis
pembiayaan yang lain, perusahaan tersebut menghadapi 2 pilihan perusahaan dapat membayar
hutang tersebut pada soal jatuh tempo dan menggantikannya dengan jenis surat berharga lainnya.
4. Tingkat Laba
Tingkat hasil pengembalian atas aktiva yang diharapkan akan menentukan pilihan relatif untuk
membayar laba tersebut dalam bentuk dividen pada pemegang saham atau menggunakannya di
perusahaan tersebut.
KESIMPULAN
Adanya leverage dapat meningkatkan dan memaksimalkan kekayaan dari pemilik perusahaan itu
sendiri.untuk memenuhi kebutuhan dana, dapat menggunakan modal sendiri dan juga dari hutang
atau modal pinjaman., Leverage timbul karena perusahaan menggunakan aktiva tetap yang
menyebabkan harus membayar biaya tetap dan menggunakan hutang yang harus membayar
biaya bunga atau beban tetap.Teori struktur modal menjelaskan kebijakan pembelanjaan jangka
panjang dapat mempengaruhi nilai modal perusahaan, biaya modal perusahaan, dan harga pasar
saham perusahaan. Kebijakan deviden merupakan sebuah bagian dari beberapa pendanaan
perusahaan. Dimana ada beberapa pendanaan yang diberikan pada pemegang saham dan juga
ada laba ditahan yang merupakan laba yang masih menjadi aset perusahaan.
BAB V
MODAL SAHAM DAN PERANAN BANK
Ada beberapa perbedaan antara tipe-tipe merjer dan pengambilalihan. Paling
umum, merjer berarti setiap transaksi yang membentuk satu unit ekonomi dari dua atau lebih
unit sebelumnya. Merjer horizontal adalah pada industri yang sama. Merjer vertikal adalah
diantara tahap-tahap yang berbeda dalam suatu industri tertentu, perusahaan baja dapat
memadukan dengan pertambangan biji besi dan produk baja. Merjer konglomerat melibatkan
perusahaan dalam industri yang tidak berkaitan.
Akuisisi biasanya mengambil bentuk suatu penawaran tender. Dalam suatu penawaran tender,
suatu pihak umumnya suatu perseroan yang berusaha mendapatkan pengendalian dalam
perusahaan lain, meminta para pemegang saham untuk menjual lembaran saham mereka dalam
perusahaan sasaran. Teknik yang digunakan untuk menghubungi para pemegang saham disebut
“Saturday night special”
Dari sudut pandang akuntansi, ada perbedaan antara pembelian dan penggabungan
kepentingan. Pembelian umumnya mengacu pada akuisisi atas kesatuan yang jauh lebih kecil
yang terserap ke dalam perusahaan pengakuisisi. Penggabungan kepentingan merupakan
penggabungan dua perusahaan yang ukuran-ukuran tingkatnya tidak berbeda jauh. Dalam
menelaah merjer dan pengambilalihan, penting untuk mengetahui perbedaan antara
pengambilalihan bersahabat dan pengambilalihan paksa. Karena pada merjer biasanya terdapat
satu tawar menawar dan pembayaran dilakukan dengan saham. Penawar umumnya dalam satu
industri yang matang, mempunyai kas surplus, dan mencari sasaran dengan peluang
pertumbuhan yang memerlukan kas. Penawaran tender yang dapat dilakukan dengan bersifat
paksa atau bersahabat. Penawaran paksa biasanya ditolak dan menimbulkan banyak penawaran.
Perusahaan sasaran dalam penawaran paksa biasanya mempunyai kinerja dibawah rata-rata
industri dan nilai pasar sekuritassnya lebih rendah daripada biaya pengganti aktivanya. Merjer
bersahabat sasaran seing kali lebih tinggi kinerjanya dari pada rata-rata industri dengan nilai
pasar sekuritas lebih besar daripada biaya pengganti aktivanya.
GERAKAN MERJER TAHUN DELAPANPULUHAN
Meskipun ada banyak perbedaan antara merjer dan pengambilalihan dan antara pengambilalihan
paksa dan bersahabat, data seri waktu dari aktivitas tersebut menggabungkannya dalam istilah
umum, yaitu aktivitas merjer. Gerakan pengambilalihan dan restrukturisasi tahun 1980-an
ditimbulkan oleh dua perangkat kekuatan utama, satu berkaitan dengan masalah fundamental
mengenai peraturan perseroan. Dan kedua adalah berubahnya lingkungan ekonomi, politis, dan
kebudayaan.
Masalah pengaturan dan pengendalian perseroan
1. pemisahan kepemilikan dan pengendalian. Dominasi manajemen atas dewan direksi yang
dianggap memantau dan memegang kendali atas nama pemegang saham.
2. masalah keagenan. Pertentangan antara merjer dan pemilik. Manajemen berkuasa. Tidak
adanya kekuatan efisiensi.
3. sistem perencanaan dan pengendalian yang statis. Penumpukan dalam rencana-rencana
segmen, sasaran mudah.
4. arus kas internal tidak tergantung pada disiplin pasar modal. Segmen-segmen yang lemah
seringkali menjadi disubsidi. Segmen yang kuat mungkin tidak berprestasi sampai potensinya
dan nilainya bagi yang lain.
5. kenglomerasi yang berlebihan. Aktivitas tak berkaitan menyulitkan untuk mengelola secara
efisien. Diperburuk dengan tidak adanya perangsang untuk mendorong manajer segmen untuk
berpikir seperti pemilik yang berwiraswata.
TEORI RESTRUKTURISASI
manajemen yang tidak efisien
Peniadaan manajemenyang tidak efisien melalui merjer atau penawaran tender akan merupakan
keuntungan dalam efisiensi. Paling tidak terdapat dua aspek yang mencakup.
Efisiensi diferensial. Teori yang paling umum dari merjer melibatkan efisiensi diferensial. Jika
ada perusahaan A yang kurang efisien dan perusahaan B yang efisien, maka merjer yang
dilakukan akan menuntut untuk efisiensi yang mengacu pada perusahaan B. Dimana efisiensi
ekonomi diusahakan melalui merjer.
Manajemen yang tidak efisien. Manajemen yang tidak efisien dapat merupakan menajemen
yang tidak kompeten dalam pengertian mutlak atau menyeluruh. Hampir setiap orang dapat
melakukan hal lebih baik. Atau dapat dikatakan jika manajemen tidak melakukan sebesar potensi
dari yang ia miliki. Dan mungkin kelompok lain dapat mengelola aktiva yang ada secara lebih
efektif.
sinergi operasi
Sinergi operasi atau ekonomi operasi dapat berupa merjer horisontal atau vertikal. Dalam merjer
horisontal, sumber-sumber ekonomi operasi haruslah menghasilkan suatu bentuk dalam skala
ekonomi. Bidang lain untuk mencapai suatu ekonomi operasi yaitu dengan merjer vertikal
dengan menggabungkan tahap-tahap yang berbeda-beda dari suatu bidang industri menjadi suatu
kesatuan akan membuahkan kinerja yang lebih efisien dari tahap-tahap industri tersebut.
sinergi keuangan
Sinergi keuangan menyangkut soal teori keuangan yang belum terselesaikan. Sinergi keuangan
menolak pendapat orang bahwa fungsi biaya modal akan menurun karena beberapa alasan
tertentu. Bila aliran arus kas dari perusahaan tidak berkaitan secara amat ketat kemungkinan
kepailitan dapat menjadi rendah. Hal ini berarti bahwa nilai sekarang dari kepailitan menjadi
lebih rendah.
Teori keuangan lain menyebutkan bahwa penawar mempunyai kelebihan arus kas, tetapi
kekurangan peluang investasi yang baik. Sebaliknya sasaran dikatakan memerlukan dana
tambahan untuk membiayai setumpuk peluang investasi pertumbuhan yang tersedia.
penyusunan kembali strategi
Literatur perencanaan strategis jangka panjang telah meledak dalam tahun-tahun terakhir.
Leiteratur ini berkaitan dengan diversifikasi dan restrukturisasi. Pendekatan perencanaan
strategis pada merjer tampaknya menyiratkan baik kemungkinan ekonomi skala atau
pemanfaatan kapsitas yang tidak digunakan dalam kemampuan manajerial perusahaan saat ini.
Dasar pemikiran lain adalah bahwa dengan diversifikasi eksternal, perusahaan mengakuisisi
keterampilan manajerial untuk peningkatan kemampuan saat ini.
penilaian terlalu rendah
1) hasil jangka pendek lawan program investasi jangka penjang
masalahnya adalah bahwa pengikut serta pasar, khususnya investor lembaga, menekankan
prestasi laba jangka pendek. Akibatnya, dinyatakan bahwa perseroan dengan program investasi
jangka panjang dinilai terlalu rendah. Bila perusahaan dinilai terlalu rendah, mereka menjadi
sasaran yang menarik bagi pembajak, yaitu perusahaan lain yang dengan sumebr daya
besar berada ditangannya.
2) pasar dibawah biaya pengganti.
Satu alasan bahwa perusahaan telah meningkatkan program diversifikasi adalah bahwa dalam
tahun-tahun terakhir jalan masuk ke daerah pasar produk baru dapat dicapai lewat dasar
pertukaran.
informasi dan pemberi tanda
pengumuman aktivitas restrukturisasi dapat menyampaikan informasi dan/atau tanda kepada
pengikut serta pasar. Sebagai contoh, pengumuman suatu merjer atau penawaran tender dapat
menyampaikan informasi bahwa perusahaan sasaran “duduk ditambang emas” atau menandakan
bahwa manajemen lama akan menerima “tendangan dari belakang” pemilik baru. Variasi ini
menandakan bahwa dengan merjer atau penawaran tender arus kas masa depan akan meningkat
dan bahwa nilai masa depan juga akan meningkat sejalan dengan itu.
masalah keagenan dan manajerialisme
Jensen dan Meckling (1976) merumuskan implikasi dari masalah organisasi. Masalah yang
ditimbulkan pada saat para manajer hanya bisa memiliki sebagian saja dari saham yang beredar.
Kepemilikan saham yang kecil bisa menyebabkan para manajer bekerja kurang bergairah
dibanding yang lain dan/atau bekerja dengan fasilitas yang berlebihan (kantor yang mewah,
mobil perusahaan, bonus dan kenaggotaan di klub-klub khusus, dsb). Dan semua ini akhirnya
menjadi beban bagi para pemegang saham.
1) melindungi atau membangun kerajaan
Suatu varian dari masalah keagenan adalah teori manajerialisme dari merjer konglomerat yang
dikemukakan oleh Mueller (1969). Ia menghipotesiskan bahwa para manajer dimotivasikan
menigkatkan lebih lanjut ukuran perusahaan mereka. Ia mengasumsikan bahwa kompensasi
manajemen merupakan fungsi dari ukuran perusahaan dan menyatakan bahwa manajer
menggunakan tingkat halangan investasi yang terlalu rendah. Tetapi, Lewellen dan Huntsman
(1970) menyatakan temuan-temuan bahwa kompensasi manajer berkaitan cukup erat dengan
tingkat laba perusahaan selain dengan tingkat penjualan. Kompensasi dari para manajer mungkin
tidak memotivasikan prefernsi untuk ukuran yang lebih tinggi. Akan tetapi, pengaruh-pengaruh
lain seperti kekuatan manajerial dan prestise mungkin bertalian dengan perusahaan.
2) teori arus kas bebas
teori arus kas bebas dari Jensen (1986,1988) didasarkan pada pertentangan kepentigan yang
melekat diantara para manajer dan pemegang saham. Teori ini menggunakan teori Mueller
bahwa manajer berusaha melindungi atau membangun kerajaan mereka untuk menngkatkan gaji
dan keuntungan.
penyusunan kembali insentif manajerial
karena kemungkinan perbedaan kepentingan antara manajer dan pemegang saham yang
diuraikan oleh keganenan, kinerja perusahaan bersangkutan dapat ditingkatkan jika manajer
dibuat agar berpikir seperti pemilik. Jika dengan restrukturisasi atau mengubah kontrak
kompensasi manajerial posisi kekayaan dari para manajer banyak dipengaruhi oleh tingkat harga
saham perusahaan. Motif para manajer untuk meningkatkan nilai saham biasa untuk pemegang
saham dapat diperkuat.
kutukan bagi pemenang kesombongan
kutukan bagi para pemenang terjadi bila penawaran untuk suatu obyek yang bernilai, nilainya
tidak pasti. Jika nilai yang benar dari obyek itu sama bagi semua penawar, maka pemenang dari
lelang itu mungkin adalah penawar yang membuat kesalahan positif terbesar dalam
mengestimasi nilai dari obyek tersebut.
kekutan pasar
restrukturisasi dan perubahan pengendalian belum mempunyai dampak yang besar pada
konsentrasi dalam perkonomian. Baik konsentrasi pada masing-masing industri maupun
konsentrasi agregat yang diukur dengan posisi pada 100, 200, dan 300 perusahaan puncak tidak
banyak berubah pada suatu tingkat yang signifikan.
pertimbangan pajak
teori merjer yang lain menyatakan bahwa pengaruh pajak merupakan faktor motivasi yang
penting dalam beberapa kasus. Sinergi pajak adalah bahwa merjer mempermudah pemanfaatan
pelindung pajak yang belum sepenuhnya tersedia karena tidak adanya transaksi akuisisi.
Pengaruh pajak dapat membuat investasi marjinal lebih menguntungkan atau sebaliknya dapat
membuat transaksi yang dapat diterima menjadi dibatalkan.
Ada tiga tipe reorganisasi pajak. Tipe A mencakup merjer statuter (dimana perusahaan sasaran
diserap oleh perusahaan pengakuisisi) dan konsolidasi (kedua perusahaan membubarkan diri dan
membentuk kesatuan baru) dengan persetujuan dari pemegang saham perusahaan. Reorganisasi
tipe B sasaran dapat dilikuidasi kedalam perusahaan pengakuisisi tau dipertahankan sebagai
kesatuan operasi yang berdiri sendiri. Reorganisasi tipe C adalah transaksi saham untuk aktiva
dengan syarat bahwa paling sedikit 80 persen dari nilai pasar wajar kekayaan diakuisisi.
redistribusi
penghematan pajak merupakan suatu bentuk redistribusi dari pemungut pajak kepada yang
memperoleh keringanan pajak. Bentuk lain dari redistribusi dapat terlibat beberapa pendapat
bahwa keuntungan bagi pemegang saham merupakan redistribusi dari sejumlah pemegang resiko
lainnya. Yang mencakup pemegang nilai obligasi dalam bentuk nilai yag berkurang, tenaga kerja
dalam bentuk pengurangan upah dan/atau pengurangan tenaga kerja, dan konsumen dalam
bentuk penawaran yang terbatas dan/atau harga yang lebih tinggi.
BENTUK RESTRUKTURISASI DAN HASIL-HASILNYA
Perluasan
Journal of economic mempublikasikan suatu ringkasan lengkap mengenai studi atas merjer dan
penawaran tender dalam tahun 1983. dalam karangan ringkasnya yang komprehensif, Jensen dan
Ruback (1983) mengkaji ulang 13 studi dengan data samperl yang sebagian besar pada akhir
1970an. Enam dari studi itu adalah merjer dan tujuh adalah penawaran
dengan tender.tabel ihtisar dari Jensen dan Ruback menunjukan hasil pengembalian positif 30
persen pada pemegang saham sasaran dalam penawaran tender yang berhasil dan pengembalian
yang agak lebih rendah sebesar 20 persen pada sasaran merjer yang berhasil.
Dalam ihtisar bukti-buktinya, Jensen dan Ruback (1983) menyimpulkan bahwa kelebihan hasil
pengembalian pada perusahaan penawar dalam penawaran tender yang berhasil adalah positif 4
persen. Beberapa pengaruh juga negatif yang potensial dari aktivitas merjer dan pengambilalihan
juga telah terjadi. Ini mencakup kemungkinan tekanan yang tak patut pada manajemen untuk
berprestasi baik dalam jangka pendek, pengaruh yang mengganggu dari pergeseran kepemilikan,
pengurangan tenaga kerja, dan leverage yang berlebihan dengan kemungkinan kenaikan dalam
stabilitas ekonomi secara keseluruhan.
Jual cepat
Dua jenis utama jual cepat (sell-offs) adalah pemilahan dan pelepasan kepentingan. Pemilahan
merupakan aktivitas membentuk suatu usaha baru dengan saham dibagi atas dasar paro rata
kepada pemegang saham perusahaan induk jadi pemegang saham yang ada mempunyai proprosi
kepemilikan yang sama dalam kesatuan yang baru seperti perusahaan semula.
Pelepasan kepentingan adalah kelompok transaksi lain dimana kas masuk kedalam perusahaan.
Pada dasarnya pelepasan kepentingan melibatkan penjualan sebagian perusahaan ke pihak luar
ketiga. Suatu pelepasan saham melibatkan penjualan sebagian perusahaan melalui suatu
penawaran ekuitas atas saham dalam kesatuan baru kepada pihak luar. Suatu kesatuan hukum da
kelompok pengendali baru diciptakan.
Perubahan dalam struktur kepemilikan
Pembelian kembali saham merupakan cara alternatif untuk mengadakan payout kepada
pemegang saham. Penawaran tender kas untuk membeli kembali saham menghasilkan hasil
pengembalian abnormal positif yang signifikan kepada pemegang saham sekitar 13 sampai 15
persen. Hasil pengembaliannya bahkan lebih tinggi dari itu bila dibiayai dengan hutang daripada
kas dengan kas. Baik pemegang saham yang mentender ataupun yang tidak mentender mendapat
manfaat.
Penawaran merupakan suatu cara bagi perusahaan untuk mengubah struktur modalnya sekaligus
menjaga kebijakan investasi tidak berubah. Penawaran hutang untuk saham biasa mempunyai
pengaruh meningkatkan leverage dan begitu pula sebaliknya.
Go Private dan Leverage Buyout
“Going private” mengacu pada tranformasi perseroan publik menjadi perusahaan yang dimiliki
swasta. Leverage Buyout adalah akuisisi, yang dibiayai sebagian besar oleh pinjaman, atas
saham atau aktiva dari perusahaan yang saat itu merupakan perusahaan publik oleh sekelompok
kecil investor. Kelompok pembeli dapat disponsori oleh spesialis buyout atau oleh bank
investasi.
Kenaikan leverage tampaknya bukan merupakan motif yang strategik dalam LBO. Sekalipun
leverage menigkat pada pembentukan LBO, hal itu secara tajam berkurang dalam tahun-tahun
sesudahnya. Pengeluaran kas leverage (rekapitalisasi defensif) adalah suatu teknik yang relatuf
baru ari restruksturisasi keuangan yang dikembangkan pertama kali oleh Goldman Sachs untuk
multimedia pada tahun 1985. hal itu dipandang sebagai taktik bertahan karena dalam sebagian
besar kasus pengeluaran kas terleverage telah digunakan sebagai jawaban atas tawaran
pengambilalihan.
ESOP
Suatu rencana kepemilikan saham karyawan (employee stock ownership plan), yang dibahas
secara singkat adalah suatu jenis saham yang menginvestasikan terutama pada sekuritas dari
perusahaan majikan yang mensponsori. Suatu kenikan drmatis dalam penggunaan ESOP sebagai
pertahanan pengambilalihan terjadi dalam tahun 1989. Misalnya sebagai suatu jawaban atas
suatu penawaran tender oleh Shamrock Holdings (wahana untuk investasi keluarga Roy E,
Disney, keponakan mendiang Walt Disney), polaroid menetapkan suatu ESOP yang memegang
14 persen dari saham biasa Polaroid.
Konsekuensi ekonomi yang lebih luas dari ESOP juga telah dianalisis (Chen dan Kensinger
1988). Jika manajemen juga mengendalikan ESOP yang telah diciptakan, tidak ada kenaikan
dalam pengaruh karyawan atas perusahaan. Sekalipun karyawan dapat menerima saham yang
dapat dijual, penambahna pada kekayaan mereka seceara relati kecil mungkin. Jumlah yang
diterima mungkin tidak mencukupi untuk mencapai hubungan yang harmonis antara pekerja dan
manajemen.
Isyu Pengendalian Perseroan
Set keempat dari restrukturisasi bersangkutan dengan isyu pengendalian perseroan. Kita pertama
memperhatikan hak suara yang tidak sama. Dalam banyak perseroan terdapat saham kelas A dan
B. Biasanya saham kelas A mempunyai hak dividen yang lebih unggul tetapi hak yang lebih
rendah untuk suara. Saham kelas B mempunyai hak suara unggul tetapi dengan deviden yang
terbatas.
Suatu cara untuk membentuk dua kelas saham adalah dengan rekapitalisasi dua kelas. Proporsi
yang tinggi dari perusahaan dua kelas kemudian menerbitkan sekuritas ekuitas. Bukti-bukti itu
menyatakan bahwa perusahaan dua kelas memiliki peluang pertumbuhan masa depan yang lebih
besar daripada LBO.
Kontes proksi juga merupakan bentuk lain dari perebutan pengendalian. Kontes proksi adalah
upaya dari kelompok saham yang tidak setuju untuk mendapatkan wakil dewan direktur. Kontes
proksi atas hak untuk mengendalikan menaikkan kemungkinan bahwa aktiva perseroan akan
ditransfer k penggunaan yang bernilai lebih tinggi. Hal itu melaksanakan suatu peranan disipliner
yang penting dan efektif dalam pasar tenaga kerja manajerial. Akhirnya hal itu memberikan
pendekatan lain pada aktivitas pengambilalihan.
PERTAHANAN ATAS MERJER
Sejalan dengan inovasi-inovasi keuangan yang merangsang pengambilalihan dan restrukturisas,
gerakan perlawanan telah berkembang dalam bentuk pertahanan merjer. Jenis pertahanan merjer
dapat dikelompokkan dalam 5 kategori; (1) restrukturisasi defensif, (2) pil racun, (3) put racun,
(4) amandemen anti pengambilalihan, dan (5) parasut emas. Restrukturisasi defensif mengambil
banyak bentuk. Salah satunya adalah kebijakan “bumi yang memanas”, yang berarti mengadakan
hutang yang besar menjual segmen atraktif dari perusahaan dan menggunakan dana yang baru
diakuisisi untuk mengumumkan dividen yang besar bagi pemegang saham yang ada. Yang kedua
“mahkota berlian”. Yang ketiga mengkonsolidasikan blok suara yang digabungkan pada
manajemen sasaran. Yang keempat pembelian kembali saham tanpa penjualan manajemen.
Metode kelima, menerbitkan ekuitas baru kepada pihak-pihak yang bersahabat kepada
manajemen. Keenam, mencipatakan halangan yang spersifik bagi penawar.
Pil racun (poison pil) adalah jaminan atau saham preferen konvertibel bagi pemegang saham
yang ada, dengan memberikan mereka hak untuk membeli sekuritas perusahaan yang bertahan
hidup pada harga yang sangat rendah pada hal merjer.
Jenis ketiga dari pertahanan merjer didorong oleh penurunan dalam nilai obligasi sebagai hasil
dari leveraged buyout. Kelompok keempat terdiri dari banyak jenis amandemen anti
pengambilalihan. Salah satunya adalah provisi harga wajar, yang menetapkan bahwa semua
pemegang saham harus menerima suatu harga yang seragam dan wajar.
Jenis pertahanan merjer utama yang kelima adalah perasut emas yaitu pemisahan provisi dari
suatu kontrak tenaga kerja yang menetapkan pembayaran bagi para manajer menurut klausul
perubahan pengendalian. Biasanya yang dilakukan adalah pembayaran sekaligus. Dasar
pemikirannya adalah untuk membantu mengurangi pertentangan kepentingan antara pemegang
saham dan manajer dan situasi perubahan.
EVALUASI
Beberapa generalisasi dari gerakan restrukturisasi tahun 1980an adalah mungkin. Aktivitas M &
A harus merupakan bagian dari strategi rencana jangka panjang. Strategi itu adalah yang pertama
dan aktivitas pengambilalihan harus ditempatkan dalam kerangka perencanaan jangka panjang.
Kriterianya haruslah bahwa perusahaan yang diakuisisi harus bernilai lebih tinggi sebagai bagian
dari perusahaan pengakuisisi daripada dibiarkan berdiri sendiri atau dibeli oleh perusahaan lain.
Ini merupakan cara penting untuk menghindarkan membayar terlalu banyak.
PERUSAHAAN INDUK
Banyak keunggulan dan kelemahan dari perusahaan induk yang sifatnya kurang lebih sama
seperti dalam operasi perusahaan berskala.sebuah perusahaan diorganisir menurut divisi-divisi
atau dengan masing-masing divisi berdiri sebagai perusahaan yang terpisah, tidak mempengaruhi
alasan dasar untuk beroperasi dalam skala besar, dengan banyak jenis produk atau dengan
banyak pabrik. Tetapi bentuk perusahaan induk dari duatu operasi skala besar memiliki
keunggulan dan kelemahan yang berbeda dengan sebuah perusahaan yang terdiri dati berbagai
divisi tapi operasinya terpadu.
Keunggulan Sistem Perusahaan Induk
Pengendalian melalui kepemilikan sebagian
Mengisolasi risiko
Tidak melalui persetujuan
Kelemahan Sistem Perusahaan Induk
Terkena pajak ganda sebagian
Mudah dibubarkan
Risiko piramida berlebih
Pendekatan Tradisional Pada Harga Akuisisi
Untuk tiap-tiap merjer yang telah direalisasikan, pastilah sebelumnya menemukan kegagalan
dalam negosiasi. Negosiasi akan mengalami jalan buntu jika operasi perusahaan itu tidak
bersesuaian atau kalau masing-masing pihak tidak dapat menyepakati ketentuan-ketentuan
merjer. Ketentuan yang terpenting adalah berapa harga yang akan dibayarkan perusahaan yang
bertindak sebagai pembeli.
Pengaruh Pada Harga an Laba
Merjer dapat membawa pengaruh positif atau negatif terhadap laba, pada harga pasar saham,
atau pada keduanya. Pendekatan tradisional adalah untuk melihat dampak merjer yang diusulkan
pada laba per saham (EPS). Seperti dalam bab sebelumnya dijelaskan bahwa dalam melakukan
investasi harus memperhatikan dampak nilai pasar baik sebelum dan sesudah merjer demi
memaksimumkan nilai pasar.
Faktor Kuantitatif Yang Mempengaruhi Ketentuan Merjer
Laba dan pertumbuhan laba
Dividen
Nilai pasar
Nilai buku per saham
Aktiva lancar bersih per saham
Faktor Kualitatif
Kadang pengaruh yang paling penting dalam penentuan sebuah merjer tidak tercermin dalam
data kualitatif histories dalam perusahaan tersebut. Merjer yang berhasil adalah merjer yang
dapat menghasilkan apa yang disebut sinergistik atau pengaruh. Dengan adanya penggabungan
dua perusahaan dapat diperoleh laba yang lebih besar dibandingkan dengan laba jika masing-
masing perusahaan itu beroperasi sendiri-sendiri.
BAB V1
PREDIKSI BUMS DAN BUMN
Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
1. Definisi
Badan Usaha Milik Negara adalah badan usaha yang sebagian atau seluruh kepemilikannya
dimiliki oleh Negara Republik Indonesia. BUMN dapat pula berupa perusahaan nirlaba yang
bertujuan untuk menyediakan barang atau jasa bagi masyarakat.
Berdasarkan Undang- Undang No. 19 tahun 2003 Pasal 1 dijelaskan bahwa pengertian dari
Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disebut BUMN, adalah badan usaha yang seluruh
atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang
berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan, dan kegiatan utamanya adalah untuk mengelola
cabang- cabang produksi yang penting bagi negara dan digunakan sepenuhnya untuk
kemakmuran rakyat.
Pasal 33 ayat 2 UUD 1945 menyatakan “cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara”. Pasal 33 ayat 3 UUD 1945
menyatakan “Bumi , air, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya digunakan sebesar-
besarnya untuk kemakmuran rakyat. Kedua pasal ini merupakan jaminan bagi pemerintah untuk
ikut serta berperan dalam perekonomian negara. Penguasaan oleh negara dalam hidup orang
banyak bukan berarti memiliki, namun mengandung arti memberi kekuataan tertinggi kepada
negara untuk:
a. Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan , penggunaan, persediaan dan pemeliharaan.
b. Menentukan dan mengatur hak-hak bumi, air, dan kekayaan alam.
c. Mengatur serta menentukan hubungan hukum antara orang-orang dan perbuatan hukum
mengenai bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya.
Dengan adanya pasal 33 ayat 2 dan ayat 2 UUD 1945 merupakan jaminan bagi pemerintah untuk
ikut serta berperan dalam perekonomian negara. Peran pemerintah akan menjadi lebih nyata bila
pemerintah memiliki perusahaan negara. Menurut Keputusan Menteri Keuangan RI No.
1232/kmk.013/1989 pasal 2 yang dimaksud dengan badan usaha milik negara adalah badan
usaha dan anak perusahaan BUMN yang seluruh modalnya dimiliki oleh negara. Karena seluruh
modalnya dimiliki oleh negara berarti manajernya sangat dipengaruhi oleh pemerintah. Menurut
instruksi presiden No. 7 tahun 1967, perusahaan negaradiubah bentuknya menjadi BUMN dan
disederhanakan menjadi perusahaan jawatan (perjan), perusahaan umum (perum) , dan
perusahaan perseroan (persero).
BUMN memiliki peran penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Namun agar peran
tersebut bisa lebih maksimal, BUMN harus memebuhi syarat-syarat berikut:
• Dikelola berdasarkan prinsip dan kultur korporasi yang sehat;
• Dikelola oleh manajemen profesional, integritas dan leadership yang kuat, serta memiliki sense
of business yang tinggi. Untuk itu pola rekrutmen dan pola re- munerasi harus dikembangkan
sesuai dengan standar korporasi;
• Menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG), secara konsisten dan
berkesinambungan;
• Mampu terus menciptakan nilai tambah dan inovasi;
• Siap bersaing di era kompetisi global, dan memiliki kemampuan untuk survive dalam segala
kondisi;
• Memiliki tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility), baik dalam hal kepedulian
terhadap lingkungan hid up, pengentasan problem masyarakat sekitar, dan pengembangan
pengusaha kecil.
2. Maksud dan Tujuan Badan Usaha Milik Negara(BUMN)
Berdasarkan UU no. 19 Tahun 2003 pasal 2, maksud dan tujuan pendirian BUMN tidak lain
adalah sebagai berikut:
1. Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan
penerimaan negara pada khususnya.
2. Mengejar keuntungan.
3. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu
tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak.
4. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta
dan koperasi.
5. Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah,
koperasi, dan masyarakat.
3. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
a. Lebih bersifat social oriented / service oriented artinya berorientasi pada pelayanan
kepentingan umum.
b. Jika dalam manjalankan usahanya memperoleh keuntungan. Maka pemanfaatan keuntungan
tersebut semaa-mata dimaksudkan untuk menyejahterakan kehidupan masyarakat.
c. Selama masyarakat masih memerlukan, kegiatan badan usaha milik negara dilakukan secara
terus-menerus.
d. Sebagai agen pembangunan, seluruh daya dan kemampuannya diarahkan pada pembangunan
nasional yang sedang dan akan dilaksanakan.
e. Merupakan sarana vital yang efektif untuk melaksanakan pembangunan nasional
f. Pengorganisasian dilakukan secara profesionalisme.
4. Karakteristik Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
a. Usaha bersifat membantu tugas pemerintah, seperti membangun praarana tertentu guna
melayani kepentingan masyarakat.
b. Menghasilkan barang tertentu karena pertimbangan keamanan dan kerahasiaan, seperti senjata
dan pencetakan uang.
c. Dibentuk berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan harus dimiliki serta
dikelola oleh pemerintah.
d. Dibentuk untuk melaksanakan kebijakan pemerintah tertentu atau bersifat strategis.
e. Dibentuk dengan tujuan melindungi keselamatan dan kesejahteraan masyarakat.
f. Usahanya bersifat komersial dan fungsinya dapat dilakukan oleh swasta.
5. Kelebihan dan kekurangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
a. Kelebihan BUMN
1. Menguasai sektor yang vital bagi kehidupan rakyat banyak.
2. Mendapat jaminan dan dukungan dari Negara.
3. Permodalannya sudah pasti karena mendapat modal dari Negara.
4. Kelangsungan hidup perusahaan terjamin.
5. Sebagai sumber pendapatan Negara.
b. Kekurangan BUMN
1. Pengelolaan faktor-faktor produksi tidak efisien.
2. Manajemen perusahaan kurang professional.
3. Menimbulkan monopoli atas sektor-sektor vital.
4. Pengelolaan perusahaan terhambat dengan peraturan-peraturan yang mengikat.
5. Sulit memperoleh keuntungan bahkan seringkali merugi.
6. Bentuk-bentuk Badan Usaha Milik negara (BUMN)
Badan usaha milik negara atau BUMN memiliki 3 bentuk yaitu:
a. Perusahaan Perseroan (Persero)
Perusahaan perseroan adalah BUMN yang berbentuk perseroan.Karena keterbatasan modal yang
dimiliki oleh pemerintah maka dijuallah sahamnya kepada swasta. Namun untuk tetap dapat
mengendalikan BUMN tersebut maka saham dari pemerintah haruslah minimal 51 %, sehingga
pemerintah masih menjadi pengendali dalam pengambilan keputusan.
Tujuan pendirian perseroan adalah sebagai berikut:
1. Menyediakan barang atau jasa yang bermutu dan berdaya saing kuat.
2. Mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan.
Ciri-ciri Persero adalah sebagai berikut:
1. Pendirian atas usulan menteri kepada presiden.
2. Status hukumnya yaitu dalam bentuk badan hukum, yaitu berdasarkan Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang (KUHD) dan peraturan pemerintah (PP) pendirian usaha.
3. Hubungan organisasi dengan pemerintah yaitu berdiri sendiri sebagai organisasi yang dicapai.
4. Kepemilikan atau penguasaan oleh pemerintah dapat sepenuhnya atau sebagian yang dapat
diketahui melalui kepemilikan saham secara keseluruhan, dan merupakan kekayaan negara yang
dipisahkan.
5. Modal terdiri dari saham dan dapat diperjualbelikan di pasar modal.
6. RUPS memegang kekuasaan tertinggi.
7. Dipimpin oleh direksi.
8. Tujuan utama mencari laba.
9. Hubungan usaha diatur menurut hukum perdata.
10. Status pegawai adalah pegawai swasta.
b. Perusahaan Umum (Perum)
Perusahaan umum adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki oleh negara dan tidak terbagi
atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang atau jasa yang
bermutu dan sekaligus mencari keuntungan yang berdasar prinsip pengelolaan perusahaan.
Ciri-ciri Perum adalah sebagai berikut:
1. Pendirian perum diusulkan oleh menteri kepada presiden.
2. Statusnya adalah suatu badan hukum berbentuk perusahaan negara yaitu UU No.19 PP tahun
1960 dan PP tentang pendirian usaha.
3. Modal seluruhnya dimiliki oleh negara dan kekayaan negara yang dipisahkan dari APBN.
4. Dapat melakukan penyertaan modal dalam badan usaha lain dan dapat memperoleh kredit dari
dalam dan luar negeri atau dari masyarakat dalam bentuk obligasi.
5. Dipimpin oleh direksi.
6. Usaha adalah melayani kepentingan umum berupa penyediaan barang atau jasa yang
berkualitas dengan harga terjangkau oleh masyarakat dan sekaligus memperoleh keuntungan
berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan yang sehat.
7. Dapat menuntut dan dituntut serta hubungan hukumnya diatur secara hukum perdata.
8. Pegawai adalah pegawai perusahaan negara yang diatur tersendiri di luar ketentuan yang
berlaku bagi pegawai negeri atau persero.
9. Makna usaha sebagai public service dan profit service seimbang.
10. Hubungan organisasi yaitu berdiri sendiri sebagai kesatuan organisasi yang terpisah.
c. Perusahaan Jawatan (Perjan)
Perusahaan jawatan adalah BUMN yang seluruh modalnya termasuk dalam anggaran belanja
negara yang menjadi hak dari departemen yang bersangkutan . Tujuan perjan adalah pengabdian
dan melayani kepentingan masyarakat yang ditujukan untuk kesejahteraan umum, dengan tidak
mengabaikan syarat efisiensi , efektivitas, dan ekonomis serta pelayanan yang memuaskan.
Ciri-ciri perjan adalah sebagai berikut:
1. Tujuan utama untuk melayani kepentingan masyarakat tanpa melepaskan syarat efisiensi,
efektivitas dan ekonomis.
2. Permodalan dan pembiayaan perusahaan termasuk dalam anggaran belanja negara yang
menjadi hak dari departemen yang bersangkutan.
3. Merupakan bagian dari departemen , dirjen, direktorat, atau pemerintah daerah.
4. Dipimpin oleh kepala yang merupakan bagian dari suatu departemen.
5. Perjan memperoleh fasilitas negara.
6. Pegawai perjan adalah pegawai negeri.
7. Perjan berlaku hukum publik yang berarti bila perusahaan dituntut, kedudukannya adalah
sebagai pemerintah.
Sekarang sudah tidak ada perusahaan BUMN yang menggunakan model perjan karena besarnya
biaya untuk memelihara perjan-perjan tersebut sesuai dengan Undang Undang (UU) Nomor 19
tahun 2003 tentang BUMN.
Contoh Perjan: PJKA (Perusahaan Jawatan Kereta Api) kini berganti menjadi PT.KAI
Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)
1. Definisi
Badan usaha milik swasta (BUMS) adalah badan usaha yang didirikan odan dimiliki oleh pihak
swasta yang berorientasi pada laba. Jenis-jenis BUMS dapat dibedakan atas beberapa bentuk
badan usaha yang dimiliki oleh swasta, seperti perusahaan perorangan (PO), firma (Fa),
Commanditaire Vennootsschap (CV), perseroan Terbatas (PT).
Berdasarkan paal 27 ayat 2 UUD 1945 dan alinea ketiga penjelasan pasal 33 UUD 1945, dapat
ditarik kesimpulan bahwa hanya perusahaan yang tidak menguasai hajat hidup orang banyak
yang boleh ada ditangan seseorang yang kemudian dikenal dengan usaha swasta.
2. Ciri-ciri Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)
a. Dimiliki oleh perseorangan atau persekutuan badan-badan usaha.
b. Pemilik dapat bertindak sebagai pengelola, dapat juga hanya sebagai pemilik tetapi
pengelolaannya diserahkan kepada pihak lain yang lebih profesional.
c. Keuntungan dan kerugian menjadi tanggungjawab pemilik dan atau pimpinan.
d. Keberhasilan atau kegagalan badan usaha sangat tergantung pada kecakapan pemilik atau
pimpinan.
e. Modal berasal sepenuhnya dari pihak swasta.
f. Modal dapat dihimpun dari laba yang tidak dibagi, dari cadangan, dan dari penyusutan.
g. Modal dapat diperoleh dari lembaga keuangan, baik bank maupun nonbank.
3. Prinsip-prinsip Pengelolaan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)
a. Fungsi perencanaan, yaitu tiap-tiap direktur dalam jenjang vertikal membuat rencana untuk
departemen atau bagian masing-masing.
b. Fungsi pengorganisasian, yaitu pengorganisasian harus mencerminkan wewenang penuh
dalam memimpin pelaksanaan pekerjaan dan harus dapat menentukan arah serta tujuan pekerjaan
antar bagian dalam perusahaan.
c. Fungsi pengenalan, yaitu fungsi yang memfokuskan pada terciptanya suatu keadaan yang
memungkinkan karyawan dan seluruh anggota organisasi sadar akan pekerjaannya dan
termotivasi untuk mencapai suatu prestasi yang baik bagi mereka sendiri dan pada akhirnya akan
membawa kemajuan bagi perusahaan.
d. Fungsi Pengawasan, yaitu seorang manajer harus mengawasi apakah tugas yang sudah
diberikan telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan serta
untuk mengambil suatu tindakan perbaikan.
e. Fungsi sosial, yaitu perusahaan membuka kesempatan kerja yang luas kepada masyarakat serta
menjaga lingkungan hidup.
f. Fungsi ekonomi, yaitu perusahaan berperan serta dalam peningkatan produksi barang dan jasa,
membantu peningkatan pendapatan negara, dan membantu memperlancar jalannya
perekonomian nasional.
4. Kelebiahan dan kelemahan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)
a. Kelebihan
1. Meningkatkan pendapatan negara.
2. Meningkatkan export dan import.
3. Memperluas lapangan kerja.
b. Kelemahan
1. Menimbulkan persaingan pasar tidak sehat atau monopoli.
2. Penyalahgunaan potensi sumber daya atau eksploitasi sumber daya alam sebesar-besarnya.
3. Berkurangnya pendapatan negara karena keringanan pajak.
4. Berkurangnya devisa karena keringanan bea masuk.
Contoh badan Usaha milik swasta, antara lain:
1. PT Pupuk Kaltim
2. PT Krakatau Steel
3. PT Aneka Electrindo Nusantara
4. PT Holcim
5. PT Union Metal
6. PT XL. Axiata Tbk
7. PT djarum
8. PT Indosat Tbk
9. PT fastfood Indonesia Tbk (KFC)
5. Bentuk-Bentuk Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)
Badan usaha milik swasta memiliki 4 bentuk, yaitu:
1. Perusahaan Perseorangan (Po)
Ciri-ciri perusahaan perseorangan antara lain sebagai berikut:
1. Dimiliki oleh perseorangan.
2. Pengelolaan terbatas atau sederhana.
3. Modal tidak terlalu besar.
4. Kelangsungan hidup usaha bergantung pada pemilik perusahaan.
Kelebihan dari perusahaan perseorangan adalah sebagai berikut:
a. Mudah didirkan
Setiap orang dapat mengembangkan usaha perseorangan. Biasanya usaha ini tidak perlu
mendapat izin dari lembaga pemerintah untuk menjalankannya.
b. Organisasinya sederhana sehingga biaya organisasinya pun rendah
Modal yang digunakan relatif sedikit karena biaya-biaya juga masih rendah dan umumnya modal
yang digunakan adalah tabungan yang dimiliki.
c. Pengelolaannya fleksibel dan bebas
Manajemen perusahaan sangat bebas yaitu pemilik perusahaan dapat menentukan sendiri jam
kerjanya, dengan bebas membuat keputusan tentang apa yang harus dilakukannya, bebas
menentukan harga, menentukan jumlah barang yang diproduksi, dan berbagai keputusan lain dan
bebas pula menggunakan pendapatan yang diperoleh dari usahanya. Juga pemilik perusahaan
bebas untuk menutup usahanya apabila ingin melakukan kegiatan lain.
d. Kerahasiaan usaha terjamin
Sebagai perusahaan yang dijalankan sendiri, seluk-beluk kegiatan usahanya dirahasiakan.
Ketiadaan pemilik lain menyebabkan pemilik usaha tidak perlu membuat laporan mengenai
kegiatan yang dilakukannya. Pihak lain juga tidak mengetahui nilai penjualannya, modal yang
digunakannya dan keuntungan yang diperoleh. Masalah-masalah yang dihadapi perusahaan juga
dapat dirahasiakan.
Adapuan yang menjadi kelemahan perusahaan perseorangan adalah :
a. Pertanggungjawaban pemilik tidak terbatas
Maksudnya apabila perusahaan memiliki tanggungjawab untuk membayar utang, maka
tanggungjawab ini tidak terbatas pada modal perusahaan saja tapi juga meliputi kekayaan pribadi
pemilik.
b. Modal Terbatas
Karena modal hanya berasal dari tabungan pemilik, sehingga modal terbatas . modal yang
terbatas ini mengurangi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan produk yang besar.
c. Kualitas Manajerial dan kualitas Pekerja Terbatas
Pemilik belum tentu memiliki pengetahuan yang mendalam tentang usaha yang dijalankannya.
Oleh sebab itu kualitas manajemennya terbatas. Disamping itu juga susah untuk mendapatkan
pekerja yang baik karena pekerja lebih suka bekerja di pewrusahaan yang memberikan gaji serta
jenjang prestasi organisasi yang lebih besar.
d. Kelangsungan operasi perusahaan terbatas
Umur usaha sangat tergantung padakeadaan dan sikap pemiliknya karena pemiliklah yang
memiliki fungsi vital dalam menjalankan perusahaan.
2. Firma (partnership)
Firma adalah persekutuan dua orang atau lebih yang menjalankan perusahaan menggunakan
nama bersama dan membagi hasil yang didapatkan dari usahanya.
Dalam menjalankan usaha, ada dua macam anggota firma, yaitu :
1. Anggota yang mendapat kuasa untuk bertindak atas nama perusahaan.
2. Anggota yang tidak menerima kuasa untuk bertindak atas nama perusahaan.
Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya tindakan yang merugikan bagi perusahaan.
Proses pendirian firma adalah sebagai berikut:
1. Tahap akta otentik.
2. Tahap pendaftaran akta firma.
3. Tahap pengumuman dalam berita acara.
Kelebihan firma adalah sebagai berikut:
1. Modal lebih besar, karena pemilik yang menyetorkan modalnya untuk perusahaan sudah
terdiri dari beberapa orang.
2. Tanggungjawab bersama, apabila terjadi sesuatu yang tidak menguntungkan, seperti
perusahaan memiliki utang maka ssemua pemilik menanggung kewajiban secara bersama-sama.
3. Status badan usaha jelas karena memiliki akta dari notaris dan terdaftar di pengadilan negeri.
4. Didirikan dan pengelolaan secara bersama, maksudnya bahwa perusahaan dikelola secara
bersama-sama oleh pemilik perusahaan yang biasanya pemilik terdiri dari beberapa orang.
Beberapa kelemahan dari Firma antara lain:
1. Tanggungjawab pemilik tidak terbatas, maksudnya tanggungjawab pemilik tidak hanya
sebatas pada modal yang ada pada perusahaan tapi kekayaan pribadi juga termasuk dan dapat
ditarik untuk melunasi kewajiban.
2. Sulit memperoleh laba.
3. Gampang bubar, karena jika terjadi perselisihan antara pemilik maka perusahaan akan rapuh
karena posisi pemilik sama dan mempunyai suara yang selevel.
4. modal sulit ditarik walaupun sekutu mengundurkan diri.
3. Commanditaire Vennootschap (CV)
CV atau biasa disebut Persekutuan Komanditer adalah persekutuan atas dasar kepercayaan.
sekutu Komplementer dapat menggunakan modal dari para sekutu hanya dengan dasar
kepercayaan. Perusahaan dijalankan oleh sekutu komplementer yang bertanggungjawab
sepenuhnya atas utang-utang perusahaan.
Dalam pengelolaan persekutuan komanditer, ada 2 macam yaitu:
a. Sekutu komanditer adalah anggota yang memercayakan modalnya kepada sekutu
komplementer dengan menanggung kerugian yang terbatas pada modal yang disetor.
b. Sekutu komplementer adalah anggota yang menjalankan dan memimpin perusahaan dengan
menanggung kerugian secara tidak terbatas.
Kebaikan Persekutuan Komanditer antara lain:
a. Kebutuhan akan modal lebih mudah untuk terpenuhi, karena pemilik atau penanam modal
lebih banyak dan bisa lebih mudah memperoleh pinjaman.
b. Pimpinan perusahaan dapat terdiri dari satu orng atau lebih.
c. Tanggungjawab sekutu komanditer terbatas, tanggungjawabnya hanya terbatas hanya pada
modal yang disetor karena ia tidak ikut campur dalam pengelolaan perusahaan.
d. Menggunakan akta otentik maksudnya secara lisan dan tertulis.
e. Peraturan tentang pembagian untung dan rugi berdasarkan besarnya modal yang ditanam.
f. Kekayaan pribadi dipisahkan dari kekayaan perusahaan.
Keburukan Persekutuan Komanditer antara lain:
a. Dapat terjadi selisih paham antar pemilik.
b. Sekutu komanditer tidak ikut menjalankan usaha perusahaan
4. Perseroan Terbatas (PT)
Perseroan terbatas adalah merupakan suatu kumpulan modal yang diberi hak dan diakui oleh
hukum untuk mencapai tujuan tertentu, biasanya mencari keuntungan. PT merupakan bentuk
perusahaan dimanaperolehan modalnya berskala dari penjualan saham.
Beberapa karakteristik utama dari PT adalah sebagai berikut:
a. Pemiliknya adalah para pemegang saham.
b. Kekuasaan tertinggi berada pada keputusan rapat pemegang saham.
c. Merupakan suatu perkumpulan modal.
d. Dalam rapat pemegang saham setiap satu lembar saham yang dimiliki berarti satu suara.
e. Bertujuan mencari laba yang sebesar-besarnya.
f. Keuntungan dibagi atas dasar modal yang disetor. Jadi yang memiliki saham terbanyak akan
memperoleh bagian yang besar.
g. Pemilik dan pengelolah dipisahkan.
h. Unit usahanya didasarkan pada kebutuhan konsumen (pasar).
i. Tatalaksananya bersifat tertutup (hanya terbuka bagi persero).
NPV_ManajemenKeuangan

More Related Content

What's hot

Kasus Penyelesaian Perolehan Aktiva Tetap dan Penyusutan Aktiva Tetap serta T...
Kasus Penyelesaian Perolehan Aktiva Tetap dan Penyusutan Aktiva Tetap serta T...Kasus Penyelesaian Perolehan Aktiva Tetap dan Penyusutan Aktiva Tetap serta T...
Kasus Penyelesaian Perolehan Aktiva Tetap dan Penyusutan Aktiva Tetap serta T...Vadhalna Zulkarnaen
 
Manajemen keuangan part 2 of 5
Manajemen keuangan part 2 of 5Manajemen keuangan part 2 of 5
Manajemen keuangan part 2 of 5Judianto Nugroho
 
Ekonomi teknik time value of money
Ekonomi teknik time value of moneyEkonomi teknik time value of money
Ekonomi teknik time value of moneyDesi_Ratnasari
 
Rangkuman UTS Ekonomi Teknik Telkom University
Rangkuman UTS Ekonomi Teknik Telkom UniversityRangkuman UTS Ekonomi Teknik Telkom University
Rangkuman UTS Ekonomi Teknik Telkom UniversityZufar Dhiyaulhaq
 
Soal dan Pembahasan A10 November 2018
Soal dan Pembahasan A10 November 2018Soal dan Pembahasan A10 November 2018
Soal dan Pembahasan A10 November 2018FarizK
 
Manajemen keuangan part 5 of 5
Manajemen keuangan part 5 of 5Manajemen keuangan part 5 of 5
Manajemen keuangan part 5 of 5Judianto Nugroho
 
Bab 3 nilai_waktu_uang
Bab 3 nilai_waktu_uangBab 3 nilai_waktu_uang
Bab 3 nilai_waktu_uangInal Ypyn
 
03 ekotek jenis bunga pemajemukan kontinyu (tgs klp 2)
03 ekotek jenis bunga pemajemukan kontinyu (tgs klp 2)03 ekotek jenis bunga pemajemukan kontinyu (tgs klp 2)
03 ekotek jenis bunga pemajemukan kontinyu (tgs klp 2)Al Ibra
 
Investment Decision Criteria/abshor.marantika/Almadhea Shaffira-Erna Sih Widi...
Investment Decision Criteria/abshor.marantika/Almadhea Shaffira-Erna Sih Widi...Investment Decision Criteria/abshor.marantika/Almadhea Shaffira-Erna Sih Widi...
Investment Decision Criteria/abshor.marantika/Almadhea Shaffira-Erna Sih Widi...AlmadheaShaffira
 
Amortisasi dan Penyusutan (Matematika Keuangan)
Amortisasi dan Penyusutan (Matematika Keuangan)Amortisasi dan Penyusutan (Matematika Keuangan)
Amortisasi dan Penyusutan (Matematika Keuangan)Kelinci Coklat
 
Bunga dan rumus bunga
Bunga dan rumus bungaBunga dan rumus bunga
Bunga dan rumus bungaIndra Pratama
 
NILAI WAKTU DARI UANG
NILAI WAKTU DARI UANGNILAI WAKTU DARI UANG
NILAI WAKTU DARI UANGuli alicia
 
Time value-of-money
Time value-of-moneyTime value-of-money
Time value-of-moneyBg Fitriadi
 
PENGIRAAN NILAI MASA WANG
PENGIRAAN NILAI MASA WANG PENGIRAAN NILAI MASA WANG
PENGIRAAN NILAI MASA WANG Mar Mar
 
Anuitas di Muka dan Ditunda (Matematika Keuangan)
Anuitas di Muka dan Ditunda (Matematika Keuangan)Anuitas di Muka dan Ditunda (Matematika Keuangan)
Anuitas di Muka dan Ditunda (Matematika Keuangan)Kelinci Coklat
 
Financial Forecasting and Planning / Abshor.Marantika / Dwi Lestari-Muhammad ...
Financial Forecasting and Planning / Abshor.Marantika / Dwi Lestari-Muhammad ...Financial Forecasting and Planning / Abshor.Marantika / Dwi Lestari-Muhammad ...
Financial Forecasting and Planning / Abshor.Marantika / Dwi Lestari-Muhammad ...Muhammad Hafiz
 
Dskp thn 6 celik kewangan
Dskp thn 6 celik kewanganDskp thn 6 celik kewangan
Dskp thn 6 celik kewanganJamesHCE
 

What's hot (20)

Kasus Penyelesaian Perolehan Aktiva Tetap dan Penyusutan Aktiva Tetap serta T...
Kasus Penyelesaian Perolehan Aktiva Tetap dan Penyusutan Aktiva Tetap serta T...Kasus Penyelesaian Perolehan Aktiva Tetap dan Penyusutan Aktiva Tetap serta T...
Kasus Penyelesaian Perolehan Aktiva Tetap dan Penyusutan Aktiva Tetap serta T...
 
Manajemen keuangan part 2 of 5
Manajemen keuangan part 2 of 5Manajemen keuangan part 2 of 5
Manajemen keuangan part 2 of 5
 
Ekonomi teknik time value of money
Ekonomi teknik time value of moneyEkonomi teknik time value of money
Ekonomi teknik time value of money
 
Rangkuman UTS Ekonomi Teknik Telkom University
Rangkuman UTS Ekonomi Teknik Telkom UniversityRangkuman UTS Ekonomi Teknik Telkom University
Rangkuman UTS Ekonomi Teknik Telkom University
 
Soal dan Pembahasan A10 November 2018
Soal dan Pembahasan A10 November 2018Soal dan Pembahasan A10 November 2018
Soal dan Pembahasan A10 November 2018
 
3 Gradient Uniform
3 Gradient Uniform3 Gradient Uniform
3 Gradient Uniform
 
Manajemen keuangan part 5 of 5
Manajemen keuangan part 5 of 5Manajemen keuangan part 5 of 5
Manajemen keuangan part 5 of 5
 
Bab 3 nilai_waktu_uang
Bab 3 nilai_waktu_uangBab 3 nilai_waktu_uang
Bab 3 nilai_waktu_uang
 
03 ekotek jenis bunga pemajemukan kontinyu (tgs klp 2)
03 ekotek jenis bunga pemajemukan kontinyu (tgs klp 2)03 ekotek jenis bunga pemajemukan kontinyu (tgs klp 2)
03 ekotek jenis bunga pemajemukan kontinyu (tgs klp 2)
 
Investment Decision Criteria/abshor.marantika/Almadhea Shaffira-Erna Sih Widi...
Investment Decision Criteria/abshor.marantika/Almadhea Shaffira-Erna Sih Widi...Investment Decision Criteria/abshor.marantika/Almadhea Shaffira-Erna Sih Widi...
Investment Decision Criteria/abshor.marantika/Almadhea Shaffira-Erna Sih Widi...
 
Ekonomi teknik
Ekonomi teknikEkonomi teknik
Ekonomi teknik
 
Amortisasi dan Penyusutan (Matematika Keuangan)
Amortisasi dan Penyusutan (Matematika Keuangan)Amortisasi dan Penyusutan (Matematika Keuangan)
Amortisasi dan Penyusutan (Matematika Keuangan)
 
Bunga dan rumus bunga
Bunga dan rumus bungaBunga dan rumus bunga
Bunga dan rumus bunga
 
NILAI WAKTU DARI UANG
NILAI WAKTU DARI UANGNILAI WAKTU DARI UANG
NILAI WAKTU DARI UANG
 
Time value-of-money
Time value-of-moneyTime value-of-money
Time value-of-money
 
PENGIRAAN NILAI MASA WANG
PENGIRAAN NILAI MASA WANG PENGIRAAN NILAI MASA WANG
PENGIRAAN NILAI MASA WANG
 
Anuitas di Muka dan Ditunda (Matematika Keuangan)
Anuitas di Muka dan Ditunda (Matematika Keuangan)Anuitas di Muka dan Ditunda (Matematika Keuangan)
Anuitas di Muka dan Ditunda (Matematika Keuangan)
 
M.keu i 1
M.keu i  1M.keu i  1
M.keu i 1
 
Financial Forecasting and Planning / Abshor.Marantika / Dwi Lestari-Muhammad ...
Financial Forecasting and Planning / Abshor.Marantika / Dwi Lestari-Muhammad ...Financial Forecasting and Planning / Abshor.Marantika / Dwi Lestari-Muhammad ...
Financial Forecasting and Planning / Abshor.Marantika / Dwi Lestari-Muhammad ...
 
Dskp thn 6 celik kewangan
Dskp thn 6 celik kewanganDskp thn 6 celik kewangan
Dskp thn 6 celik kewangan
 

Similar to NPV_ManajemenKeuangan

Capital Budgeting.ppt
Capital Budgeting.pptCapital Budgeting.ppt
Capital Budgeting.pptjenniferfei2
 
7. Capital Budgeting.ppt
7. Capital Budgeting.ppt7. Capital Budgeting.ppt
7. Capital Budgeting.pptNellyAgustini
 
7. Capital Budgeting.ppt
7. Capital Budgeting.ppt7. Capital Budgeting.ppt
7. Capital Budgeting.pptNellyAgustini
 
Bahan Materi Tutorial Online I Mata Kuliah Analisis Kasus Bisnis
Bahan Materi Tutorial Online I Mata Kuliah Analisis Kasus BisnisBahan Materi Tutorial Online I Mata Kuliah Analisis Kasus Bisnis
Bahan Materi Tutorial Online I Mata Kuliah Analisis Kasus BisnisPutratamaAdhityoKres
 
Study_Kelayakan_Bisnis_Penilain_Investas.ppt
Study_Kelayakan_Bisnis_Penilain_Investas.pptStudy_Kelayakan_Bisnis_Penilain_Investas.ppt
Study_Kelayakan_Bisnis_Penilain_Investas.pptRizalPrambudi2
 
Penyusunan Anggaran Jangka Panjang
Penyusunan Anggaran Jangka PanjangPenyusunan Anggaran Jangka Panjang
Penyusunan Anggaran Jangka Panjang9elevenStarUnila
 
3a.Keputusan Investasi Modal.pdf
3a.Keputusan Investasi Modal.pdf3a.Keputusan Investasi Modal.pdf
3a.Keputusan Investasi Modal.pdfjampang1
 
Keputusan investasi modal
Keputusan investasi modalKeputusan investasi modal
Keputusan investasi modalIffa Tabahati
 
CAPITAL BUDGETING-AIBK-SESI 4
CAPITAL BUDGETING-AIBK-SESI 4CAPITAL BUDGETING-AIBK-SESI 4
CAPITAL BUDGETING-AIBK-SESI 4Yoyo Sudaryo
 
Konsep nilai waktu uang pembaharuan
Konsep nilai waktu uang pembaharuanKonsep nilai waktu uang pembaharuan
Konsep nilai waktu uang pembaharuanIlmu-bermanfaat23
 
Tugas Makalah Ekonomi Teknik 2
Tugas Makalah Ekonomi Teknik 2Tugas Makalah Ekonomi Teknik 2
Tugas Makalah Ekonomi Teknik 2Iqbal Surya
 
KRITERIA INVESTASI [Autosaved] 13.pptx
KRITERIA INVESTASI [Autosaved] 13.pptxKRITERIA INVESTASI [Autosaved] 13.pptx
KRITERIA INVESTASI [Autosaved] 13.pptxNATASYATasya14
 
5-190404135757 (1) (4).pptx
5-190404135757 (1) (4).pptx5-190404135757 (1) (4).pptx
5-190404135757 (1) (4).pptxAliehaDhea
 
PPT PEKAN 3 Teori Investasi dan Pasar Modal.pdf.ppt
PPT PEKAN 3 Teori Investasi dan Pasar Modal.pdf.pptPPT PEKAN 3 Teori Investasi dan Pasar Modal.pdf.ppt
PPT PEKAN 3 Teori Investasi dan Pasar Modal.pdf.pptAhmadWp1
 

Similar to NPV_ManajemenKeuangan (20)

Analisis Bisnis.pptx
Analisis Bisnis.pptxAnalisis Bisnis.pptx
Analisis Bisnis.pptx
 
Capital Budgeting.ppt
Capital Budgeting.pptCapital Budgeting.ppt
Capital Budgeting.ppt
 
7. Capital Budgeting.ppt
7. Capital Budgeting.ppt7. Capital Budgeting.ppt
7. Capital Budgeting.ppt
 
7. Capital Budgeting.ppt
7. Capital Budgeting.ppt7. Capital Budgeting.ppt
7. Capital Budgeting.ppt
 
Tugas apsi
Tugas apsiTugas apsi
Tugas apsi
 
Bahan Materi Tutorial Online I Mata Kuliah Analisis Kasus Bisnis
Bahan Materi Tutorial Online I Mata Kuliah Analisis Kasus BisnisBahan Materi Tutorial Online I Mata Kuliah Analisis Kasus Bisnis
Bahan Materi Tutorial Online I Mata Kuliah Analisis Kasus Bisnis
 
Study_Kelayakan_Bisnis_Penilain_Investas.ppt
Study_Kelayakan_Bisnis_Penilain_Investas.pptStudy_Kelayakan_Bisnis_Penilain_Investas.ppt
Study_Kelayakan_Bisnis_Penilain_Investas.ppt
 
Bab 10 - Penganggaran Modal
Bab 10 - Penganggaran ModalBab 10 - Penganggaran Modal
Bab 10 - Penganggaran Modal
 
Aspek Keuangan Studi Kelayakan Bisnis
Aspek Keuangan Studi Kelayakan BisnisAspek Keuangan Studi Kelayakan Bisnis
Aspek Keuangan Studi Kelayakan Bisnis
 
Penyusunan Anggaran Jangka Panjang
Penyusunan Anggaran Jangka PanjangPenyusunan Anggaran Jangka Panjang
Penyusunan Anggaran Jangka Panjang
 
3a.Keputusan Investasi Modal.pdf
3a.Keputusan Investasi Modal.pdf3a.Keputusan Investasi Modal.pdf
3a.Keputusan Investasi Modal.pdf
 
Keputusan investasi modal
Keputusan investasi modalKeputusan investasi modal
Keputusan investasi modal
 
4.teknik penganggaran modal
4.teknik penganggaran modal4.teknik penganggaran modal
4.teknik penganggaran modal
 
Tugas 2 cash flow
Tugas 2 cash flow Tugas 2 cash flow
Tugas 2 cash flow
 
CAPITAL BUDGETING-AIBK-SESI 4
CAPITAL BUDGETING-AIBK-SESI 4CAPITAL BUDGETING-AIBK-SESI 4
CAPITAL BUDGETING-AIBK-SESI 4
 
Konsep nilai waktu uang pembaharuan
Konsep nilai waktu uang pembaharuanKonsep nilai waktu uang pembaharuan
Konsep nilai waktu uang pembaharuan
 
Tugas Makalah Ekonomi Teknik 2
Tugas Makalah Ekonomi Teknik 2Tugas Makalah Ekonomi Teknik 2
Tugas Makalah Ekonomi Teknik 2
 
KRITERIA INVESTASI [Autosaved] 13.pptx
KRITERIA INVESTASI [Autosaved] 13.pptxKRITERIA INVESTASI [Autosaved] 13.pptx
KRITERIA INVESTASI [Autosaved] 13.pptx
 
5-190404135757 (1) (4).pptx
5-190404135757 (1) (4).pptx5-190404135757 (1) (4).pptx
5-190404135757 (1) (4).pptx
 
PPT PEKAN 3 Teori Investasi dan Pasar Modal.pdf.ppt
PPT PEKAN 3 Teori Investasi dan Pasar Modal.pdf.pptPPT PEKAN 3 Teori Investasi dan Pasar Modal.pdf.ppt
PPT PEKAN 3 Teori Investasi dan Pasar Modal.pdf.ppt
 

Recently uploaded

Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiCristianoRonaldo185977
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxImahMagwa
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 

Recently uploaded (7)

Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 

NPV_ManajemenKeuangan

  • 1. Nama : saripah Nim : 11011700241 Kelas : 2s-ma Materi : resume manajemen keuangan II
  • 2. DOSEN : ADE FAUJI SE, MM.
  • 3. BAB 1 TEKNIK PENGANGGARAN BARANG MODAL Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung, dan menjelaskan mengenai penggunaan teknik penganggaran modal yaitu Payback Period, Net Present Value, dan Profitability Index da berbagai metode penilaian proyek investasi atau metode untuk menyusun “ranking” usul-usul investasi. Dalam buku ini hanya dibicarakan 3 metode penilaian usul-usul investasi, yaitu metode-metode: 1. Periode Pengembalian (Payback Period) “Payback period” (periode pengembalian) adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan “proceeds” atau aliran kas neto (net cash flows). Dengan demikian payback period dari suatu investasi menggambarkan panjangnya waktu yang diperlukan agar dana yang tertanam pada suatu investasi dapat diperoleh kembali seluruhnya. Formula untuk mencari payback period adalah sebagai berikut: 𝑃𝑃 = 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝑂𝑢𝑡𝑙𝑎𝑦𝑠 𝑃𝑟𝑜𝑐𝑒𝑒𝑑𝑠 𝑥 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 Contoh 1. Proyek B membutuhkan investasi sebesar Rp. 120.000.000. Aliran kas masuk atau proceeds (laba neto + penyusutan) diperkirakan Rp. 40.000.000 per tahun selama 6 tahun, maka besarnya Payback Period-nya adalah: 𝑃𝑃 = 120.000.000 40.000.000 𝑥 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 = 3 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
  • 4. Apabila proceeds setiap tahun tidak sama, misalnya diperkirakan: Tahun 1 = Rp. 50.000.000 Tahun 4 = Rp. 30.000.000 2 = Rp. 50.000.000 5 = Rp. 20.000.000 3 = Rp. 40.000.000 6 = Rp. 20.000.000 Maka Payback Period-nya dapat dihitung sebagai berikut: A M a n a j e m e n K e u a n g a n | 97 Universitas Gunadarma | ATA 2015/2016 Dosen : Ardiprawiro, S.E., MMSI Outlays (Investasi) Rp. 120.000.000 Proceeds tahun ke-1 Rp. 50.000.000 Rp. 70.000.000 Proceeds tahun ke-2 Rp. 50.000.000 Rp. 20.000.000 𝑃𝑃 = 2 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛+ 20.000.000 ) ∗ 40.000.000 𝑥 12 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 = 2 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 6 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 *) Pada tahun ketiga sisa investasi yang belum kembali sebesar Rp. 20.000.000. Padahal pada tahun ketiga proyek B diperkirakan memperoleh aliran kas masuk bersih sebesar Rp. 40.000.000 (1 tahun). Oleh karena itu untuk mengembalikan dana investasi sebesar Rp. 20.000.000 memerlukan waktu selama: (20.000.000/40.000.000) x 12 bulan = 6 bulan. Sehingga Payback Period-nya selama 2 tahun 6 bulan. Apabila Payback Period ini lebih pendek dibanding jangka waktu kredit (apabila dananya berasal dari pinjaman) yang disyaratkan oleh investor atau pihak bank, maka investasi proyek B diterima. Contoh 2. Sebuah proyek membutuhkan investasi sebesar Rp. 50.000.000 dengan umur penggunaan 10 tahun tanpa nilai sisa, keuntungan neto setelah pajak dari proyek tersebut adalah: Tahun 1 = Rp. 15.000.000 Tahun 6 = Rp. 30.000.000 2 = Rp. 14.000.000 7 = Rp. 20.000.000 3 = Rp. 13.000.000 8 = Rp. 20.000.000 4 = Rp. 12.000.000 9 = Rp. 7.000.000 5 = Rp. 11.000.000 10 = Rp. 6.000.000
  • 5. Maka Payback Period-nya dapat dihitung setelah kita mengetahui berapa proceeds. Karena kita sudah mengetahui laba neto, maka untuk menghitung depresiasi dapat menggunakan rumus sebagai berikut: 𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 = 𝐼𝑜 − 𝑆𝑉 𝑈𝐸 di mana: Io = Nilai investasi atau outlays SV = Nilai sisa UE = Umur ekonomis 𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 = 50.000.000 − 0 10 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 = 𝑅𝑝.5.000.000 𝑃𝑟𝑜𝑐𝑒𝑒𝑑𝑠 = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑁𝑒𝑡𝑜 + 𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 Tahun EAT Depresiasi Proceeds 1 Rp. 15.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 20.000.000 2 Rp. 14.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 19.000.000 3 Rp. 13.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 18.000.000 M a n a j e m e n K e u a n g a n | 98 Universitas Gunadarma | ATA 2015/2016 Dosen : Ardiprawiro, S.E., MMSI 4 Rp. 12.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 17.000.000 5 Rp. 10.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 16.000.000 6 Rp. 9.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 15.000.000 7 Rp. 8.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 14.000.000 8 Rp. 7.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 13.000.000 9 Rp. 6.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 12.000.000 10 Rp. 5.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 11.000.000 Outlays (Investasi) Rp. 50.000.000 Residu (Nilai sisa) Rp. 0 Rp. 50.000.000 Proceeds tahun ke-1 Rp. 20.000.000 Rp. 30.000.000 Proceeds tahun ke-2 Rp. 19.000.000 Rp. 11.000.000 𝑃𝑃 = 2 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛+ 11.000.000 18.000.000 𝑥 12 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 = 2 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 7,3 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 → 2 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 7 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
  • 6. Terdapat beberapa kelemahan yang terdapat pada metode Payback Period adalah: 1) Mengabaikan nilai waktu dari uang 2) Mengabaikan proceeds setelah PP dicapai 3) Mengabaikan nilai sisa Untuk mengatasi kelemahan metode payback period di mana metode ini mengabaikan nilai waktu dari uang, maka beberapa perusahaan melakukan modifikasi dengan pendekatan discounted payback period (DPP). Metode ini seperti metode payback period biasa, tetapi dalam perhitungannya menggunakan aliran kas yang didiskontokan dengan discount rate tertentu. Untuk lebih jelasnya kita ikuti contoh berikut ini. Contoh 3. Ada 2 usulan proyek investasi A dan B. Initial cash flow kedua proyek tersebut sama besar yaitu masing-masing Rp. 10.000.000. Usia ekonomis proyek A selama 5 tahun. Dan proyek B hanya 2 tahun. Keuntungan yang disyaratkan kedua proyek tersebut 16%. M a n a j e m e n K e u a n g a n | 99 Universitas Gunadarma | ATA 2015/2016 Dosen : Ardiprawiro, S.E., MMSI Tabel 6.1 Aliran Kas Proyek A dan B Aliran Kas Proyek A Proyek B Cash Outlays -Rp. 10.000.000 -Rp. 10.000.000 Aliran kas masuk: Tahun 1 Rp. 5.000.000 Rp. 6.000.000 Tahun 2 Rp. 4.000.000 Rp. 5.000.000 Tahun 3 Rp. 3.000.000 - Tahun 4 Rp. 2.000.000 - Tahun 5 Rp. 1.000.000 - Perhitungan discounted payback period masing-masing proyek adalah sebagai berikut: 1) Discounted payback period proyek A: Tahun Aliran Kas PVIF16%, n Discounted Cash Flow Kumulatif Discounted Cash Flow 0 -10.000.000 1,000 -10.000.000 -10.000.000 1 5.000.000 0,862 4.310.000 -5.690.000 2 4.000.000 0,743 2.972.000 -2.718.000 3 3.000.000 0,641 1.923.000 -795.000 4 2.000.000 0,552 1.104.000 309.000 5 1.000.000 0,476 476.000 785.000
  • 7. 2) Discounted payback period proyek B: Tahun Aliran Kas PVIF16%, n Discounted Cash Flow Kumulatif Discounted Cash Flow 0 -10.000.000 1,000 -10.000.000 -10.000.000 1 6.000.000 0,862 5.172.000 -4.828.000 2 5.000.000 0,743 3.175.000 -1.653.000 3 - - -1.653.000 4 - - - 1.653.000 5 - - -1.653.000 Discounted payback period proyek A = 3 tahun + (795.000/1.104.000) x 12 bulan = 3 tahun 8,6 bulan Untuk menentukan apakah proyek A diterima atau ditolak, kita bandingkan antara jangka waktu yang disyaratkan dengan jangka waktu pengembalian proyek A yaitu selama 3 tahun 8,6 bulan. Apabila jangka waktu yang disyaratkan adalah 5 tahun, maka discounted payback period proyek A ini lebih cepat daripada jangka waktu yang disyaratkan oleh investor, sehingga proyek A layak dilaksanakan. Sebaliknya, discounted payback period proyek B tidak ada M a n a j e m e n K e u a n g a n | 100 Universitas Gunadarma | ATA 2015/2016 Dosen : Ardiprawiro, S.E., MMSI karena aliran kas masuk proyek B tidak dapat mencukupi untuk menutup pengeluaran proyek tersebut. Dengan demikian proyek B jelas tidak diterima atau tidak layak dilaksanakan. 2. Nilai Bersih Sekarang (Net Present Value) Kita tahu bahwa uang memiliki nilai yang berbeda apabila waktu yang memperolehnya berbeda. Hal ini karena adanya faktor diskonto yang berupa bunga dan biaya modal lainnya. Untuk mengatasi hal tersebut, maka metode net present value akan mengakomodasikan tentang nilai waktu uang dalam suatu investasi. Kalian dapat mempelajari lagi pada bab 2 sehingga akan mempermudah dalam memahami metode NPV ini. Metode NPV ini merupakan metode untuk mencari selisih antara nilai sekarang dari aliran kas neto (proceeds) dengan nilai sekarang dari suatu investasi (outlays).
  • 8. 𝑁𝑃𝑉 = −𝐼𝑜 + ∑ 𝐴𝑡 (1 + 𝑟) 𝑛 𝑡=0 di mana: Io = Nilai investasi atau outlays At = Aliran kas neto pada periode t r = discount rate t = Jangka waktu proyek investasi (umur proyek investasi) Contoh 3. Dari proyek B pada contoh 1. Di atas kita dapat menghitung besarnya net present value (NPV) bila diketahui discount rate-nya = 10%, yaitu: 1) Apabila aliran kas masuk bersih (proceeds) tiap tahun besarnya sama, yaitu Rp. 40.000.000 𝑁𝑃𝑉 = −120.000.000 + 40.000.000 (1 + 0,10)1 + 40.000.000 (1 + 0,10)2 + 40.000.000 (1 + 0,10)3 + 40.000.000 (1 + 0,10)4 + 40.000.000 (1 + 0,10)5 + 40.000.000 (1 + 0,10)6
  • 9. 𝑁𝑃𝑉 = −120.000.000 + 40.000.000(4.3553) ) ∗ 𝑁𝑃𝑉 = −120.000.000 + 174.212.000 = 𝑅𝑝.54.212.000 *) Gunakan tabel nilai sekarang dari suatu anuitas dari satu rupiah (lihat lampiran bab 2) 2) Apabila aliran kas masuk bersih (proceeds) tiap tahun besarnya tidak sama (lihat data contoh 1 di atas) 𝑁𝑃𝑉 = −120.000.000 + 50.000.000 (1 + 0,10)1 + 50.000.000 (1 + 0,10)2 + 40.000.000 (1 + 0,10)3 + 30.000.000 (1 + 0,10)4 + 20.000.000 (1 + 0,10)5 + 20.000.000 (1 + 0,10)6 M a n a j e m e n K e u a n g a n | 101 Universitas Gunadarma | ATA 2015/2016 Dosen : Ardiprawiro, S.E., MMSI 𝑁𝑃𝑉 = −120.000.000 + 160.980.000 = 𝑅𝑝.40.980.000 Tabel 6.2 Net Present Value yang Dihitung menggunakan Tabel PV
  • 10. Tahun D.R (10%) Proceeds PV dari Proceeds 1 0,909 50.000.000 45.450.000 2 0,826 50.000.000 41.300.000 3 0,751 40.000.000 30.040.000 4 0,683 30.000.000 20.490.000 5 0,621 20.000.000 12.420.000 6 0,564 20.000.000 11.280.000 Total PV dari Proceeds 160.980.000 Investasi atau Outlays 120.000.000 NPV 40.980.000 Pengambilan keputusan apakah suatu usulan proyek investasi diterima atau ditolak jika menggunakan metode Net Present Value (NPV) kita bandingkan nilai NPV tersebut dengan nilai nol. Apabila NPV > 0 atau positif, maka rencana investasi layak diterima, sebaliknya apabila NPV < 0 atau negatif, maka rencana investasi tidak layak diterima atau ditolak. 3. Indeks Probabilitas (Profitability Index) Metode Profitability Index atau Benefit Cost Ratio merupakan metode yang memiliki hasil keputusan sama dengan metode NPV. Artinya, apabila suatu proyek investasi diterima dengan menggunakan metode NPV maka akan diterima pula jika dihitung menggunakan metode Profitability Index ini. Formula metode PI ini adalah: 𝑃𝐼 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑉 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑃𝑟𝑜𝑐𝑒𝑒𝑑𝑠 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑃𝐼 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑉 𝑜𝑓 𝑃𝑟𝑜𝑐𝑒𝑒𝑑𝑠 𝐼𝑛𝑖𝑡𝑖𝑎𝑙 𝑂𝑢𝑡𝑙𝑎𝑦𝑠 Pengambilan keputusan apakah suatu usulan proyek investasi akan diterima (layak) atau ditolak (tidak layak) kita bandingkan dengan angka 1. Apabila PI > 1, maka rencana investasi layak diterima, sedangkan apabila PI < 1 maka rencana investasi tidak layak diterima atau ditolak. Untuk jelasnya kita hitung besarnya profitability index dari contoh 1 sebelumnya sebagai berikut: 1) Untuk aliran kas masuk bersih (proceeds) tiap tahun yang besarnya sama, yaitu Rp. 40.000.000, maka: 𝑃𝐼 = 174.212.000 120.000.000
  • 11. = 1,45 > 1 → 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑦𝑒𝑘 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 2) Untuk contoh aliran kas masuk bersih (proceeds) tiap tahun yang besarnya tidak sama (lihat contoh 1 sebelumnya), maka: M a n a j e m e n K e u a n g a n | 102 Universitas Gunadarma | ATA 2015/2016 Dosen : Ardiprawiro, S.E., MMSI 𝑃𝐼 = 160.980.000 120.000.000 = 1,34 > 1 → 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑙𝑎𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎
  • 12. BAB 11 ARUS KAS & RESIKO PROYEK A. ANALISIS PROYEK Penganggaran modal dapat dianalisa menggunakan kalkulator atau dengan spreadsheet pada microsoft excel. Dibawah ini adalah langkah-langkah dalam menganalisis proyek: 1. Input Data 2. Depreciation Schedule 3. Salvage Value Calculations 4. Projected Cash Flow 5. Appraisal of the Proposed Project B. ESTIMASI ATAS CASH FLOW Arus Kas adalah kas bersih yang oh disinikeluar dan masuk ke dalam suatu perusahaan. Langkah yang paling penting dan sulit dalam penganggaran modal adalah mengestimasikan arus kas suatu proyek yaitu pengeluaran investasi dan arus kas masuk bersih pertahun setelah suatu proyek dijalankan. Sangat sulit untuk meramalkan secara akurat biaya-biaya dan pendapatan terkait dengan suatu proyek yang besar dan kompleks, sehingga kesalahan dalamperamalan kadang kala dapat menjadi sangat besar. Beberapa hal yang diperlukan dalam proses peramalan, yaitu: 1. Mengumpulkan informasi dari berbagai departemen 2. Memastikan bahwa semua yang terlibat pada peramalan yang menggunakan asumsi ekonomis yang konsisten 3. Memastikan bahwa ramalannya tidak bias. 1. Identifikasi Cash Flow yang Relevan Langkah awal dari setiap analisis penganggaran modal adalah mengidentifikasikan arus kas yang relevan. Yang diartikan sebagai serangkaian arus kas yang spesifik yang harus diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.
  • 13. Ada dua aturan utama yang membantu untuk menghindari kesalahan dalam penganggaran, yaitu keputusan penganggaran modal harus didasarkan pada arus kas bukan laba akuntansi dan hanya penambahan arus kas yang relevan saja. a. Cash Flow Proyek vs Accounting Income Dalam melakukan capital budgeting, yang selalu digunakan adalah cash flow, bukannya accounting profit.Cash flow dan laba akuntansi mempunyai karakteristik yang sangat berbeda. Laba akuntansi baru dapat direalisasikan ketika diterima di kemudian hari, sementara arus kas benar-benar merupakan kas yang sudah diterima di tangan kita dan siap untuk diinvestasikan kembali. Incremental Cash Flow Incremental Cash Flow atau arus kas tambahan adalah perubahan dalam arus kas bersih yang dapat berhubungan dengan suatu proyek investasi. Ada tiga masalah khusus dalam menentukan arus kas tambahan, yaitu: Biaya tertanam / Sunk cost Sunk cost adalah biaya yang sudah terjadi di masa lalu dan tidak akan muncul lagi dari suatu proyek atau investasi baru. Oleh karena itu, menjadi tidak relevan untuk memperhitungkan sunk cost dalam suatu analisacapital budgeting, karena biayanya sudah terjadi, sementara keputusan investasi yang diambil baru akan terjadi di masa depan. Misalnya, ketika suatu perusahaan melakukan riset pasar terhadap produknya, maka itu adalahsunk cost. Sehingga, ketika melakukan evaluasi capital budgeting sebelum produksi dijalankan, sunk costtersebut tidak diikutsertakan, karena memang sudah terjadi dan tidak akan terjadi lagi di masa depan. Biaya kesempatan / Opportunity cost Opportunity cost adalah nilai ekonomis yang hilang ketika seseorang memilih suatu alternative dibandingkan dengan alternative lainnya. Opportunity cost merupakan komponen yang seringkali dilupakan maupun salah dihitung dalam evaluasi capital budgeting. Hal ini seringkali disebabkan karena orang seringkali tidak menyadari adanya peluang lain yang dapat dihasilkannya. Contoh, misalnya kita mempunyai sebidang tanah pribadi yang kita beli dengan harga Rp 1 miliar, dan ingin digunakan untuk suatu proyek.Harga pasar tanah ini sekarang sekitar 2 miliar. Kesalahan yang seringkali terjadi adalah sama sekali tidak menghitung penggunaan tanah pribadi
  • 14. sebagai opportunity cost atau hanya menghitung Rp1 miliar saja sebagai opportunity cost, padahal potensi penjualannya mencapai Rp2 miliar, yang seharusnya jadi opportunity cost. Pengaruh pada bagian lain dari proyek tertentu (eksternalitas) Eksternalitas yaitu pengaruh yang dimiliki proyek terhadap arus kas bagian- bagian lain dari perusahaan. Oleh karena itu, laba tambahan yang pada kenyataannya akan masuk kekantor pusat atau kantor cabangnya. Jadi tidak boleh diperhitungkan sebagai laba tambahan dalam pengambilan keputusan penganggaran modal. Kanibalisasi terjadi apabila pengenalan sebuah produk baru mengakibatkan penjualan produk yang sudah ada mengalami penurunan. Biasanya perusahaan tidak ingin menganibalisasi produk yang sudah ada, tetapi sering kali jika perusahaan tersebut tidak melakukannya, perusahaan lain akan melakukannya. Proyek pengganti ( replacement project ) suatu proyek yang menggantikan aktiva yang ada dengan aktiva yang baru. Dalam analisis penggantian ini, perusahaan membandingkan antara nilai yang terjadi jika membeli aktiva yang baru dengan nilai jika tetap menggunakan aktiva yang sudah ada sebagai contoh, akan ditampilkan pada tabel di bawah ini (yang menggambarkan incremental cost dan analisis proyek atas mesin baru dan mesin lama) : Jika kita melihat hanya pada arus kas untuk mesin pengganti tanpa mempertimbangkan mesin tua, maka NPV akannegatif dan IRR kurang dari WACC. Namun, jika benar dianggap sebagai arus kas tambahan, maka kita akan melihatbahwa NPV pada investasi tambahan positif, sehingga mesin lama harus diganti. Contoh ini menunjukkan dasar-dasar dari analisis penggantian dan pentingnya fokus pada arus kas inkremental. b. Timing of Cash Flow Timing of cash flow atau penentuan waktu arus kas harus diperhitungkan secara tepat agar kita dapat mengetahui kapan di dalam satu periode pemasukan atau pengeluaran kas terjadi. Oleh karena itu, dalam banyak kasus, kita hanya berasumsi bahwa semua arus kas terjadi pada akhir setiap tahun. Namun, untuk beberapaproyek, mungkin akan berguna untuk
  • 15. mengasumsikan bahwa arus kas terjadi pada pertengahan tahun, atau bahkantriwulanan atau bulanan. 2. Pengaruh Pajak Pajak memiliki pengaruh besar pada arus kas, dan dalam banyak kasus pengaruh pajak akan membuat atau merusak sebuah proyek . Oleh karena itu , sangat penting bahwa pajak ditangani dengan benar, Efek pajak terhadap arus kas antara lain : Gambaran Umum Penyusutan Misalkan suatu perusahaan membeli mesin penggilingan seharga $ 100.000 dan menggunakannya selama lima tahun , setelah itu dihapus . Biaya barang yang diproduksi oleh mesin harus termasuk biaya untuk mesin , dan biaya ini disebut depresiasi Penghitungan depresiasi untuk menghitung pajak, dan melaporkan laba, Untuk tujuan pajak, peraturan USA (konggres) →metode depresiasi: a. Sebelum 1954 metode garis lurus b. Dlm 1954 metode akselerasian (dobel-saldo menurun dan jumlah digit thn) c. .Dlm 1981 akselerasian diganti sistem pemulihan kos akselerasian (Accelerated Cost Recovery System-ACRS) d. Dlm 1986 System-ACRS diganti sistem pemulihan kos akselerasi Modifikasian (Modified Accelerated Cost Recovery SystemMACRS Masa Pajak Penyusutan Untuk tujuan pajak, seluruh biaya aset dibebankan atas masa/umur yang dapat disusutkannya Secara historis, masa didepresiasi aset tersebut ditetapkan sama dengan estimasi manfaat umur ekonomis, itu dimaksudkan bahwa aset akan sepenuhnya disusutkan sekitar waktu yang sama yang mencapai akhir umur ekonomis Dasar penyusutan Dasar didepresiasi adalah elemen penting dari MACRS karena tunjangan setiap tahun (beban penyusutan) tergantung secara bersama-sama pada asset dasar didepresiasi dan umur kelas MACRS nya . Dasar dapat disusutkan bawah MACRS adalah sama dengan harga pembelian aset ditambah biaya pengiriman dan biaya pemasangan. 5. Penjualan Aset yang didepresiasi
  • 16. Jika aset yang dapat disusutkan dijual , harga jual (nilai sisa yang sebenarnya) minus maka sudah ada nilai buku undepreciated ditambahkan untuk laba usaha dan dikenakan pajak pada tarif pajak marjinal perusahaan. Ilustrasi penyusutan Asumsikan bahwa Stango Produk Makanan membeli $ 150.000 mesin yang jatuh ke dalam MACRS 5 tahun umur kelas dan menempatkannya ke layanan pada 15 Oktober 2007. Stango harus membayar tambahan $ 30.000 untuk pengiriman dan instalasi . Nilai sisa tidak dianggap , sehingga mesin ini dasar didepresiasi $ 180.000 . (Pengiriman dan pemasangan biaya yang termasuk dalam dasar yang dapat disusutkan bukan dibebankan pada tahun terjadinya.) Setiap tahun tunjangan pemulihan (beban penyusutan pajak) ditentukan dengan mengalikan dasar didepresiasi dengan persentase penyisihan pemulihan yang berlaku. Ketentuan Pajak di Indonesia Menurut Undang-undang Pajak Penghasilan, penyusutan atau deperesiasi merupakan konsep alokasi harga perolehan harta tetap berwujud. Untuk menghitung besarnya penyusutan harta tetap berwujud dibagi menjadi dua golongan, yaitu: 1. Harta berwujud yang bukan berupa bangunan. 2. Harta berwujud yang berupa bangunan. Harta berwujud yang bukan bangunan terdiri dari empat kelompok, yaitu: 1. Kelompok 1: kelompok harta berwujud bukan bangunan yang mempunyai masa manfaat 4 tahun. 2. Kelompok 2: kelompok harta terwujud bukan bangunan yang mempunyai masa manfaat 8 tahun. 3. Kelompok 3: kelompok harta terwujud bukan bangunan yang mempunyai masa manfaat 16 tahun. 4. Kelompok 4: kelompok harta terwujud bukan bangunan yang mempunyai masa manfaat 20 tahun. Harta terwujud yang berupa bangunan dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Permanen: masa manfaatnya 20 tahun. 2. Tidak permanen: bangunan yang bersifat sementara, terbuat dari bahan yang tidak tahan lama, atau bangunan yang dapat dipindah-pindahkan. Masa manfaatnya tidak lebih dari 10 tahun.
  • 17. Metode penyusutan yang dipergunakan adalah metode garis lurus (straight line method) dan metode saldo menurun (declining balance method). Wajib pajak diperkenankan untuk memilih salah satu metode untuk melakukan penyusutan. Metode garis lurus diperkenankan dipergunakan untuk semua kelompok harta tetap terwujud. Sedangkan metode saldo menurun hanya diperkenankan digunakan untuk kelompok harta berwujud bukan bangunan saja. Tabel berikut menggambarkan kelompok harta berwujud, metode, serta tarif penyusutannya: KELOMPOK HARTA BERWUJUD MASA MANFAAT TARIF DEPRESIASI GARIS LURUS SALDO MENURUN I. Bukan Bangunan Kelompok 1 4 tahun 25% 50% Kelompok 2 8 tahun 12,5% 25% Kelompok 3 16 tahun 6,25% 12,5% Kelompok 4 20 tahun 5% 10% II. Bangunan Permanen 20 tahun 5% - Tidak Permanen 10 tahun 10% - C. INFLASI 1. Inflation-Induced Bias Dalam ketidakadaan inflasi, tingkat bunga riil (real rate), akan ekuivalen dengan nominal rate. Selain itu, ekspektasi real dan nominal cash flow – RCF dan NCF juga harus ekuivalen. Real interest rate dan cash flow tidak masuk didalam efek inflasi, sementara nominal rate dan cash flow nominal merefleksikan efek inflasi. Dalam kondisi tertentu, sebuah inflasi, IP, dibangun didalam semua nominal market interest rate.Dalam hal ini arus kas bersih nominal akan meningkat setiap tahunnya sebesar i persen, dengan rumus sebagai berikut:
  • 18. Jadi, jika semua biaya dan harga jual berada dalam arus kas tahunan yang diharapkan dapat meningkat pada tingkat inflasi yang sama, maka NPV disesuaikan dengan inflasi yang ditentukan dengan menggunakan rumus persamaan diatas. 2. Membuat Adjusment atas Inflasi Ada dua cara untuk menyesuaikan inflasi: a. Yang pertama semua cashflow proyek bisa digambarkan sesuai dengan aliran yang sebenarnya (unadjusted), dengan tidak mempertimbangkan inflasi, dan kemudian biaya modal bisa disesuaikan dengan real rate dengan mengahapus inflasi premium dari komponen. Karena asumsi tersebut tidak penting didalam praktek, metode ini tidak biasa digunakan. b. Metode ke dua membiarkan biaya modal dalam bentuk nominal, dan kemudian menyesuaikan individual cash flows untuk merefleksikan ekspektasi inflasi. Dengan menggunakan spreadsheet akan mudah untuk membuat penyesuaian. Kesimpulan yang bisa diambil terkait dengan inflasi adalah a. Inflasi adalah kritik yang penting, karena inflasi bisa mendatangakan efek mayor pada bisnis. b. Cara paling efektif dari penanganan inflasi dalam analisa anggaran modal untuk adalah melakukan estimasi atas inflasi ke dalam setiap elemen arus kas yang berpengaruh terhadap inflasi, sehingga informasi yang relevan sangatlah dibutuhkan c. Ketika kita tidak bisa mengestimasi rate inflasi di masa depan dengan tepat, maka kesalahan akan terjadi. Dengan demikian, inflasi menambah ketidakpastian, atau resiko, dari penganggaran modal beserta dengan kompleksitasnya. D. ANALISIS RESIKO PROYEK : STAND - ALONE RISK Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ada tiga tipe dari resiko, yaitu: stand- alone risk, corporate risk, dan market risk. 1. Stand-alone risk, yang merupakan risiko proyek mengabaikan fakta-fakta (a) bahwa hanyalah salah satu aset dalam portofolio perusahaan aset dan (b) bahwa perusahaan hanyalah
  • 19. satu saham dalam portofolio investor khas saham. Risiko yang berdiri sendiri diukur dengan variabilitas yang diharapkan pengembalian proyek. 2. Corporate-risk, merupakan risiko proyek kepada perusahaan memberikan pertimbangan fakta bahwa proyek hanya merupakan salah satu dari portofolio perusahaan aset, maka bahwa beberapa risiko akan dihilangkan dengan diversifikasi dalam perusahaan. Risiko perusahaan diukur dengan dampak proyek terhadap ketidakpastian tentang laba masa depan perusahaan. 3. Market-risk, merupakan resiko dari proyek seperti yang terlihat oleh pemegang saham yang terdiversifikasi yang mengakui bahwa proyek ini hanya salah satu dari aset perusahaan dan saham perusahaan hanyalah salah satu bagian kecil dari total portofolio mereka. Risiko pasar diukur dengan efek proyek pada koefisien beta perusahaan. Mengapa stand-alone risk proyek penting? Alasan dari pentingnya stand-alone risk adalah : a. Stand-alone risk lebih mudah untuk diestimasi daripada corporate risk, dan jauh lebih mudah untuk mengukur stand-alone risk daripada market risk b. Didalam kasus mayor, semua dari tiga tipe resiko saling berkorelasi. Secara umum stand- alone risk merupakan wakil terbaik untuk mengukur corporate dan market risk. Teknik untuk mengukur stand-alone risk proyek adalah analisis sensitivitas proyek, scenario analysis, monte carlo simulation. 1. Analisis Sensitivitas Proyek Analisis sensitivity adalah sebuah teknik yang mengindikasikan berapa banyak NPV akan berubah dalam respon untuk memberikan perubahan didalam variable input, dan lainnya yang konstan. Sensitivity analysis tujuannya adalah untuk melihat apa yang akan terjadi dengan hasil analisa proyek, jika ada sesuatu kesalahan atau perubahan dalam dasar perhitungan biaya atau benefit Dengan demikian tujuan utama daripada analisa sensitivitas : 1. Untuk memperbaiki cara pelaksanaan proyek yang sedang dilaksanakan 2. Untuk memperbaiki design daripada proyek, sehingga dapat meningkatkan NPV 3. Untuk mengurangi resiko kerugian dengan menunjukkan beberapa tindakan pencegahan yang harus diambil Analisis sensitivitas dimulai dengan situasi base-case, yang mana dikembangkan menggunakan nilai ekspektasi untuk input yang lainnya. Didalam sensitivity analysis, variable lainnya dirubah oleh beberapa persentase poin diatas
  • 20. dan dibawah nilai ekspektasi, menahan semua variable kontans lainnya. Kemudian NPV baru dikalkulasi menggunakan nilai lainnya. Sehingga, NPV memang dirancang untuk menunjukkan seberapa sensitif NPV dalam setiap perubahan variabel NPV AT DIFFERENT DEVIATIONS FROM BASE Deviation From Base Case Sales Price Variable Cost / Unit Growth Rate Year 1 Unit Sold Fixed Cost WACC -30% ($27,223) $29,404 ($4,923) ($3,628) $10,243 $9,030 -15% (10,707) 17,607 (115) 1,091 8,026 7,362 0 5,809 5,809 5,809 5,809 5,809 5,809 15 22,326 (5,988) 12,987 10,528 3,593 4,363 30 38,842 (17,785) 21,556 15,247 1,376 3,014 Range $66,064 $47,189 $26,479 $18,875 $8,867 $6,016 2. Scenario Analysis 3. Monte carlo Simulation Simulasi monte carlo mengikat secara bersama-sama antara sensivitas dan distribusi probability. Simulasi ini pertama kali digunakan dalam proyek Manhattan pada saat pembuatan bom atom pertama, diberi nama Monte carlokarena memanfaatkan sistem kasino perjudian. Simulasi Monte carlo lebih rumit dibanding analisis scenario, simulasi paket software membuat proses ini dapat dikendalikan. Beberapa paket ini dapat dikerjakan melalui Microsoft excel. Simulasi Monte Carlo merupakan sebuah teknik analisis resiko yang menggunakan computer untuk menstimulasi peristiwa masa depan dan kemudian diestimasi probability dan resiko dari sebuah proyek. Dari analisis , computer memulai dengan mengambil random secara acak dari masing- masing variable seperti unit penjualan, unit harga, unit biaya variable dsb. Kemudian nilai tersebut dikombinasikan dan proyek NPV tersebut dihitung dan disimpan memorinya didalam computer, beberapa detik kemudian satuan nili- nilai masukan terpilih secara acak dan kemudian NPV dapat dihitung. Proses ini mungkin akan berulang 1.000 kali atau lebih. Rata-rata standar deviasi dari satuan NPV akan ditentukan. Nilai rata-rata digunakan untuk
  • 21. mengukur suatu proyek NPV yang diharapkan dan standar deviasi dari koefisien dan variasi akan digunakan untuk mengukur suatu resiko. E. INCORPORATING PROJECT RISK INTO CAPITAL BUDGETING Beberapa perusahaan mengkalkulasi sebuah biaya dari modal masing-masing divisi, yang berdasar pada divisi pada resiko pasar dan struktur modal. Ini menjadi langkah pertama kearah penggabungan analisis resiko menjadi keputusan penganggaran modal, tetapi ini terbatas karena hanya meliputi resiko pasar. Dibandingkan secara langsung menaksir resiko perusahaan dari sebuah proyek, departemen manajemen resiko dari beberapa perusahaan secara teratur menilai keseluruhan perusahaan dari keuangan yang tidak sehat, berdasar pada saat sekarang dan proyek-proyek yang diusulkan. Dengan kata lain, mereka menilai suatu resiko perusahaan dengan memberi proyek portofolionya. Proses penyaringan akan mengidentifikasi proyek ini bahwa resiko corporate akan meningkat secara significan. Dua metode utama yang digunakan untuk memasukkan risiko proyek kedalam penganggaran modal: (1) pendekatan kepastian yang setara. Bila menggunakan pendekatan kepastian setara kita menerjemahkan semua arus kas masuk yang tidak diketahui dengan pasti menjadi semakin rendah nilai kepastiannya, yang berarti pengambil keputusan dijamin akan menerima ganti dari jumlah yang diharapkan berisiko. Sebagai contoh, seorang investor mungkin bersedia untuk berinvestasi dengan harapan risiko sebesar $ 100.000 untuk memastikan $ 75.000, dalam hal ini $ 75.000 akan menjadi investor kepastian setara dalam berisiko sebesar $ 100.000. (2) pendekatan tingkat diskonto risiko yang disesuaikan. Tingkat diskonto akan meningkat ketika dalam mengevaluasi proyek-proyek yang berisiko semakin besar risikonya, sehingga semakin tinggi tingkat diskonto yang digunakan dalam analisis. Rata-rata resiko proyek didiskontokan pada WACC perusahaan, proyek yang berisiko tinggi didiskontokan pada tingkat di atas WACC, dan proyek yang beresiko lebih rendah didiskontokan pada tingkat bawah pada WACC perusahaan.
  • 22. F. MENGELOLA RESIKO BERDASARKAN ALTERNATIFNYA : DECISION TREE ANALYSIS Dalam penganggaran modal, Manajer biasanya lebih tertarik untuk mengurangi resiko dibanding dengan mengukurnya. Misalnya: kadang proyek dapat tersusun sedemikian hingga pembelanjaan tidaklah dibuat pada waktu yang sama, tapi dapat dibuat langkah-langkah pada periode/tahun. Hal tersebut akan mengurangi risiko dengan memberikan para manajer kesempatan untuk mengevaluasi ulang keputusan dengan menggunakn informasi baru dan kemudian akan menginvestasikan dana tambahan atau mengakhiri proyek. Proyek seperti itu dapat dievaluasi dengan menggunakan “Decision Tree”.
  • 23. BAB 3 BIAYA MODAL A.Pendahuluan Biaya modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untukmemperoleh dana baik hutang, saham preferen, saham biasa, maupun labaditahan untuk me ndanai suatu investasi perusahaan.Perhitungan biaya penggunaan modal adalah penting berdasar tiga alasan berikut:1.Maksimisasi nilai perusahaan mengharuskan biaya-biaya (termasuk biayamodal) Capital budgeting memerlukan estimasi tentang biaya modal.!."eputusan lain #uga memerlukan estimasi biaya modal, misal leasing, modal ker#a."onsep biaya modal erat hubungannya dengan konsep mengenai pengertiantingkat keuntungan yang disyaratkan ( required rate of return). Biaya modalbiasanya digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau ditolaknya uatuusulan investasi (sebagai discount rate ), yaitu dengan membandingkan rate of return dari usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya. Biaya modal disini adalah overall cost of capita l.Biaya modal yang tepat untuk semua keputusan adalah rata-rata tertimbang dariseluruh komponen modal ( weighted cost of capital atau WACC
  • 24. ).Biaya modalharus dihitung berdasar basis setelah pa#ak, karena arus kas setelah pa#akadalah yang pali ng relevan untuk keputusan investasi.Biaya yang harus dibayar :1.Pembayaran dividen.!.Pembayaran angsuran pokok pin#aman atau $prin%ipal&.Biaya modal dapat diukur dengan $ rate of return ” minimum dari investasi baruyang dikeluarkan perusahaan, dengan asumsi bah'a tingkat risiko dari investasi barusama dengan risiko dari aktiva yang dimiliki saat ini. B. Cost of Debt 1). Biaya Modal Secara Individual Cost of debt tingkat pa#ak) Manajemen Keuangan II – Patricia Dhiana Paramita, SE. , MM1 COST OF CAPITAL (BIAYA MODAL) 'aktupin#aman paling lama satu tahun. Biasanya bank me-motong bunganya didepan, pluspremi asuransi, sehingga #umlah yang diterima diba'ah nilai nominal hutangnya. Interest Payment
  • 25. / Premi *suransi Cod Cod After Tax Cod before tax )(1- Biaya Hutang dari Obligasi. 5apat dihitung dengan dua %ara, yaitu denga rumus pendek atau , dandengan !etode Accurate (menggunakan table Present "alue ). Short Cut Formula before tax )
  • 26. / di!ana : 2+ Annual Int# Payment .78M "alue of $ond . P / 6P !ar%et Price of $ond Period# Metode Accurate. Metode ini diselesaikan dengan trial and error, menggunakan tabel P9 kemudiandiinterpolasi. Inter"olasi : P9 of P9 of 4 nterest denganBunga; 29 of BondP9 of !ar%et "alue of $ond Bunga 4P9 of 4nt. ; 9B 4P9 of Interest ; 9B 4Bunga 44P9 of 4nt. ; 9B 44P9 of
  • 27. &ominal "alue of $ond *B+ Manajemen Keuangan II – Patricia Dhiana Paramita, SE. , MM2 78M Bunga 4 / (B<+) *fter 8a (78M before tax )(1- #angka pan#ang dengan menerbitkan obligasi, Buanga hutang obligasi satu tahun dalam rupiah 3arga nominal o =mur obligasi"emudian biaya modal obligasi sebelum pa#ak disesuaiakan men#adi biaya modal setelah pa#ak. Biaya Modal Saha! Pre#eren Biaya saham preferen adalah sama dengan tingkat keuntungan yang dinikmati pembelisaham 5p<Pn"et biaya saham deviden saham harga saham preferen bers ih yang diterima (hargasetelahdikurangi flotation cost ) Biaya $aba %itahan Biaya laba ditahan adalah sama dengan tingkat keuntungan yang disyaratkan investor padasaham biasa perusahaan yang bersangkutan. 5asarnya adalah prinsip opportunity cost
  • 28. laba tidak ditahan, laba tersebut dibagikan dalam bentuk laba tersebutditahan berarti pemegang saham menginvestasikan kembali laba yang men#adi haknya keperusahaan ( flow bac% fund ). *da tiga %ara menaksir biaya modal laba ditahan: 1. Pende&atan 'APM
  • 29. BAB 1V PEMBAHASAN 2.1 Menjelaskan Leverage, Struktur Modal, dan Kebijakan Dividen 1. LEVERAGE A. Pengertian Leverage 1. Penggunaan asset dan sumber dana oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap dengan maksud agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham. (menurut manajemen keuangan) 2. Pengguna aktiva atau dana dimana untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menutup biaya tetap atau membayar beban tetap. (Bambang Riyanto (2001:375)). B. Tujuan Penggunaan Leverage untuk meningkatkan dan memaksimalkan kekayaan dari pemilik perusahaan itu sendiri. untuk memenuhi kebutuhan dana, dapat menggunakan modal sendiri dan juga dari hutang atau modal pinjaman. Menggunakan modal dari pinjaman harus membayar bunga secara rutin yang merupakan beban tetap. Leverage timbul karena perusahaan menggunakan aktiva tetap yang menyebabkan harus membayar biaya tetap dan menggunakan hutang yang harus membayar biaya bunga atau beban tetap. C. Jenis- jenis Leverage 1. Operating Leverage (Pengungkit Operasi) Penggunaan aktiva dengan biaya tetap yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan yang cukup untuk mengukur biaya tetap dan variabel serta dapat meningkatkan profitabilitas. Leverage opererasi dapat mengukur perubahan pendapatan atau penjualan terhadap keuntungan operasi perusahaan. Menurut Mamduh M. Hanafi (2004:327) Operating leverage diartikan sebagai seberapa besar perusahaan menggunakan beban tetap operasional. Operating leverage ditentukan oleh hubungan antara sales revenue yang diperoleh perusahaan dengan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT). Analisis operating leverage dapat membantu pimpinan perusahaan dalam mengambil keputusan sejauh mana peningkatan penjualan berpengaruh terhadap laba
  • 30. operasi perusahaan. Besar kecilnya operating leverage diukur dengan degree of operating leverage (DOL), yaitu diukur dengan rumus : 2. Financial Leverage (Pengungkit Keuangan) Menurut Mamduh M. Hanafi (2004:332) besarnya beban tetap keuangan yang digunakan oleh perusahaan beban tetap keuangan tersebut biasanya berasal dari pembayaran bunga untuk utang yang digunakan oleh perusahaan. Leverage keuangan mengukur pengaruh perubahan keuangan operasi terhadap perubahan pendapatan bagi pemegang saham yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap pendapatan per lembar saham. Oleh karena itu leverage keuangan berkaitan dengan laba perusahaan sebelum bunga dan pajak serta pendapatan saham biasa per lembar. Finansial leverage dibedakan menjadi 2 yaitu : Financial structure (struktur keuangan) : menunjukkan bagaimana perusahaan membelanjai aktivanya. Financial structure tampak ada neraca sebelah kredit, yang terdiri atas utang lancar, utang jangka panjang dan modal. Capital structure (struktur modal) : merupakan bagian dari struktur keuangan yang hanya menyangkut pembelanjaan yang sifatnya permanen atau jangka panjang. Struktur modal ditunjukkan oleh komposisi: utang jangka panjang, saham istimewa, saham biasa dan laba ditahan. 2.2 STRUKTUR MODAL A. Pengertian struktur modal Menurut manajemen keuangan pembelanjaan jangka panjang suatu perusahaan yang diukur dengan perbandingan utang jangka panjang dengan modal sendiri. Teori struktur modal DOL PADA X = % PERUBAHAN EBIT % PERUBAHAN PENJUALAN
  • 31. menjelaskan kebijakan pembelanjaan jangka panjang dapat mempengaruhi nilai modal perusahaan, biaya modal perusahaan, dan harga pasar saham perusahaan. Pada bab ini digunakan tiga macam tingkat pengembalian atau kapitalisasi, yaitu : tingkat pengembalian utang (kd), saham biasa (k’ₑ) dan tingkat pengembalian perusahaan secara keseluruhan (kₒ). Kd = F/B = beban bunga tahunan/nilai pasar utang Keterangan : Kd = tingkat pendapatan utang perusahaan atau biaya modal utang. Kₑ = E/S = laba yg tersedia bagi pemegang saham/nilai pasar saham Keterangan : Kₑ = tingkat pendapatan saham biasa atau biaya modal saham biasa. Kₒ = O/V = laba bersih operasi/b+s Keterangan : Kₒ = tingkat kapitalisasi perusahaan secara keseluruhan V = B + S = Nilai total perusahaan Tingkat kapitalisasi perusahaan secara keseluruhan atau biaya modal rata-rata tertimbang perusahaan : Kₒ = Kd b/b+s + Kₒ s/b+s 3. KEBIJAKAN DIVIDEN Teori Kebijakan Dividen Terdapat 2 teori tentang kebijakan dividen menjelaskan bagaimana pengaruh besar kecilnya dividen payout rasio (DPR) terhadap harga pasar saham. Adapun kedua teori tersebut adalah:
  • 32. 1. Dividend Irrelevance Theory Teori ini dikemukakan oleh Merton Miller dan Franco Modigliani (MM). kebijakan dividen tidak mempengaruhi harga pasar saham perusahaan atau nilai perusahaan. (MM) berpendapat bahwa, nilai perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan (earning power) dan resiko bisnis, sedangkan cara mengambil arus pendapatan menjadi dividend an laba ditahan tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Asumsi yang dikemukakan oleh Modigliani dan Miller adalah Tidak ada pajak atas pendapatan perusahaan dan pendapatan pribadi. Tidak ada biaya emisi atau biaya transaksi saham. Leverage keuangan tidak mempunyai pengaruh terhadap biaya modal. Investor dan manajer mempunyai informasi yang sama tentang prospek perusahaan. Pendistribusian pendapatan antara dividen dan laba ditahan tidak berpengaruh terhadap biaya sendiri. Kebijakan penganggaran modal independen dengan kebijakan dividen. 2. Bird In-The Hand Theory Teori ini dikemukakan oleh Myron Gordon dan John Lintner. Berdasarkan bird in-the hand theory, kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap harga pasar saham. Artinya, jika dividen yang dibagikan perusahaan lebih besar, maka harga pasar saham perusahaan tersebut akan semakin tinggi dan sebaliknya hal itu terjadi karena pembagian dividen dapat mengurangi ketidakpastian yang dihadapi investor. 3.2 Menjelaskan Pendekatan Struktur Modal Terdapat 3 pendekatan struktur modal yaitu : 1. Pendekatan Tradisional (Traditional Approach) mengemukakan ada struktur modal optimal dan perusahaan dapat meningkatkan nilai total perusahaan dengan mempergunakan jumlah utang (leverage keuangan) tertentu. Struktur modal dapat berubah-ubah agar dapat diperoleh nilai
  • 33. perusahaan yang optimal. Semisal contoh perusahaan mempergunakan utang yang semakin besar dapat menurunkan biaya modalnya (kₒ) dan meningkatkan nilai perusahaan. Walaupun pemegang saham meningkatkan tingkat kapitalisasi saham (kₑ) karena meningkatnya resiko bagi pemegang saham, peningkatkan tersebut tidak melebihi manfaat yang diperoleh dari penggunaan utang yang biayanya (kd) lebih murah. 2. Pendekatan Laba Bersih Operasi (Net Operating Income Approach)pendekatan ini mengasumsikan biaya modal perusahaan (ko) tetap pada berbagai tingkat leverage. Anggap 3. Pendekatan Modigliani-Miller Position (Mm) mendukung hubungan antara struktur modal dengan biaya modal sebagaimana yang dijelaskan berdasarkan pendekatan laba bersih operasi yang menyatakan bahwa struktur modal tidak mempengaruhi biaya modal perusahaan dan juga tidak mempengaruhi nilai perusahaan. 3.3 Menjelaskan Pembayaran Dividen Adapun jenis-jenis pembayaran dividen antara lain: 1. Pembayaran dividen dalam bentuk tunai (cash dividen) Pembayaran dividen oleh perusahaan kepada para pemegang saham dan diberikan secara tunai sesuai dengan dividen yang didapatkan oleh para pemegang saham. Ada beberapa kebijakan dalam pembayaran dividen secara tunai a. Kebijakan pembayaran dividen stabil artinya, dividen akan dibayarkan secara tetap perlembarnya untuk jangka waktu tertentu walaupun laba yang diperoleh perusahaan berfluktuasi. b. Kebijakan pembayaran dividen yang meningkat artinya perusahaan akan membayarkan dividen kepada pemegang saham dengan jumlah yang slalu meningkat dengan pertumbuhan yang stabil. c. Kebijakan pembayaran dividen dengan rasio yang konstan artinya, perusahaan akan membayarkan dividen kepada pemegang saham yang besarnya mengikuti besarnya laba yang diperoleh oleh perusahaan.
  • 34. d. Kebijakan pembayaran dividen regular yang rendah ditambah ekstra artinya perusahaan akan membayarkan dividen kepada pemegang saham dengan cara perusahaan menentukan jumlah pembayaran dividen per lembar yang dibagikan kecil, kemudian ditambah dengan ekstra dividen bila keuntungannya mencapai jumlah tertentu. 2. Pembayaran dividen dalam bentuk saham (stock dividen) Pemegang saham akan diberi tambahan saham sebagai pengganti kas dividen. Ada beberapa jenis pembayaran dividen dalam bentuk saham : a. Pembayaran dividen dalam bentuk pemecahan saham (stock split) artinya, saat harga pasar saham perusahaan terlalu tinggi, biasanya perusahaan mengambil kebijakan untuk meningkatkan jumlah lembar saham melalui stock split yaitu pemecahan nilai nominal saham kedalam nilai nominal yang lebih kecil. Sehingga dividen diinvestasikan dalam bentuk pemecahan saham yang mengakibatkan jumlah saham para pemegang saham meningkat. Dengan begitu harga saham perusahaan dapat menyesuaikan dengan harga pasar saham saat itu. b. Pembayaran dividen dalam bentuk pembelian kembali saham (repurchase stock) artinya, perusahaan juga dapat membayarka dividen dalam bentuk membeli kembali (sebagian)saham pemegang saham. Hal ini ditujukan untuk menaikkan keuntungan para pemegang saham dan mengurangi jumlah lembar saham yang dimiliki perusahaan. 2.4 Menjelaskan Faktor yang mempengaruhi kebijakan deviden Beberapa faktor yang menentukan dan mempengaruhi dalam pembuatan kebijkan dividen menurut Dr. Dermawan Sjahrial, M.M.(2002) antara lain: 1. Posisi likuiditas perusahaan Semakin kuat posisi likuiditas perusahaan maka semakin besar dividen yang dibayarkan. 2. Kebutuhan Dana Untuk Membayar Hutang Apabila sebagian besar laba digunakan untuk membayar hutang maka sisanya yang digunakan untuk membayar dividen semakin kecil.
  • 35. 3. Rencana Perluasan Usaha Semakin besar perluasan usaha perusahaan maka semakin berkurang dana yang dapat dibayarkan untuk dividen. 4. Pengawasan Terhadap Perusahaan Dengan pembiayaan: apabila dibiayai dengan penjualan saham baru, ini akan melemahkan kontrol dari kelompok saham dominan. Karena suara pemegang saham mayoritas berkurang. Menurut J. Fred Weston dan Thomas Copeland (1998), faktor faktor yang mempengaruhi dalam kebijakan dividen adalah: 1. Undang-Undang (UU) Undang-undang menentukan bahwa dividen harus dibayar dari laba, baik laba tahun berjalan maupun laba tahun lalu yang ada dalam pos “laba ditahan” dalam neraca. 2. Posisi Likuiditas Laba ditahan biasanya diinvestasikan dalam aktiva yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha. Laba ditahan dari tahun-tahun lalu sudah diinvestasikan pada pabrik peralatan, persediaan, dan aktiva lainnya. Laba tersebut tidak disimpan dalam bentuk kas. 3. Kebutuhan untuk Melunasi Hutang Apabila perusahaan mengambil hutang untuk membiayai ekspansi atau untuk mengganti jenis pembiayaan yang lain, perusahaan tersebut menghadapi 2 pilihan perusahaan dapat membayar hutang tersebut pada soal jatuh tempo dan menggantikannya dengan jenis surat berharga lainnya. 4. Tingkat Laba
  • 36. Tingkat hasil pengembalian atas aktiva yang diharapkan akan menentukan pilihan relatif untuk membayar laba tersebut dalam bentuk dividen pada pemegang saham atau menggunakannya di perusahaan tersebut. KESIMPULAN Adanya leverage dapat meningkatkan dan memaksimalkan kekayaan dari pemilik perusahaan itu sendiri.untuk memenuhi kebutuhan dana, dapat menggunakan modal sendiri dan juga dari hutang atau modal pinjaman., Leverage timbul karena perusahaan menggunakan aktiva tetap yang menyebabkan harus membayar biaya tetap dan menggunakan hutang yang harus membayar biaya bunga atau beban tetap.Teori struktur modal menjelaskan kebijakan pembelanjaan jangka panjang dapat mempengaruhi nilai modal perusahaan, biaya modal perusahaan, dan harga pasar saham perusahaan. Kebijakan deviden merupakan sebuah bagian dari beberapa pendanaan perusahaan. Dimana ada beberapa pendanaan yang diberikan pada pemegang saham dan juga ada laba ditahan yang merupakan laba yang masih menjadi aset perusahaan.
  • 37. BAB V MODAL SAHAM DAN PERANAN BANK Ada beberapa perbedaan antara tipe-tipe merjer dan pengambilalihan. Paling umum, merjer berarti setiap transaksi yang membentuk satu unit ekonomi dari dua atau lebih unit sebelumnya. Merjer horizontal adalah pada industri yang sama. Merjer vertikal adalah diantara tahap-tahap yang berbeda dalam suatu industri tertentu, perusahaan baja dapat memadukan dengan pertambangan biji besi dan produk baja. Merjer konglomerat melibatkan perusahaan dalam industri yang tidak berkaitan. Akuisisi biasanya mengambil bentuk suatu penawaran tender. Dalam suatu penawaran tender, suatu pihak umumnya suatu perseroan yang berusaha mendapatkan pengendalian dalam perusahaan lain, meminta para pemegang saham untuk menjual lembaran saham mereka dalam perusahaan sasaran. Teknik yang digunakan untuk menghubungi para pemegang saham disebut “Saturday night special” Dari sudut pandang akuntansi, ada perbedaan antara pembelian dan penggabungan kepentingan. Pembelian umumnya mengacu pada akuisisi atas kesatuan yang jauh lebih kecil yang terserap ke dalam perusahaan pengakuisisi. Penggabungan kepentingan merupakan penggabungan dua perusahaan yang ukuran-ukuran tingkatnya tidak berbeda jauh. Dalam menelaah merjer dan pengambilalihan, penting untuk mengetahui perbedaan antara pengambilalihan bersahabat dan pengambilalihan paksa. Karena pada merjer biasanya terdapat satu tawar menawar dan pembayaran dilakukan dengan saham. Penawar umumnya dalam satu industri yang matang, mempunyai kas surplus, dan mencari sasaran dengan peluang pertumbuhan yang memerlukan kas. Penawaran tender yang dapat dilakukan dengan bersifat paksa atau bersahabat. Penawaran paksa biasanya ditolak dan menimbulkan banyak penawaran. Perusahaan sasaran dalam penawaran paksa biasanya mempunyai kinerja dibawah rata-rata industri dan nilai pasar sekuritassnya lebih rendah daripada biaya pengganti aktivanya. Merjer bersahabat sasaran seing kali lebih tinggi kinerjanya dari pada rata-rata industri dengan nilai pasar sekuritas lebih besar daripada biaya pengganti aktivanya.
  • 38. GERAKAN MERJER TAHUN DELAPANPULUHAN Meskipun ada banyak perbedaan antara merjer dan pengambilalihan dan antara pengambilalihan paksa dan bersahabat, data seri waktu dari aktivitas tersebut menggabungkannya dalam istilah umum, yaitu aktivitas merjer. Gerakan pengambilalihan dan restrukturisasi tahun 1980-an ditimbulkan oleh dua perangkat kekuatan utama, satu berkaitan dengan masalah fundamental mengenai peraturan perseroan. Dan kedua adalah berubahnya lingkungan ekonomi, politis, dan kebudayaan. Masalah pengaturan dan pengendalian perseroan 1. pemisahan kepemilikan dan pengendalian. Dominasi manajemen atas dewan direksi yang dianggap memantau dan memegang kendali atas nama pemegang saham. 2. masalah keagenan. Pertentangan antara merjer dan pemilik. Manajemen berkuasa. Tidak adanya kekuatan efisiensi. 3. sistem perencanaan dan pengendalian yang statis. Penumpukan dalam rencana-rencana segmen, sasaran mudah. 4. arus kas internal tidak tergantung pada disiplin pasar modal. Segmen-segmen yang lemah seringkali menjadi disubsidi. Segmen yang kuat mungkin tidak berprestasi sampai potensinya dan nilainya bagi yang lain. 5. kenglomerasi yang berlebihan. Aktivitas tak berkaitan menyulitkan untuk mengelola secara efisien. Diperburuk dengan tidak adanya perangsang untuk mendorong manajer segmen untuk berpikir seperti pemilik yang berwiraswata. TEORI RESTRUKTURISASI manajemen yang tidak efisien Peniadaan manajemenyang tidak efisien melalui merjer atau penawaran tender akan merupakan keuntungan dalam efisiensi. Paling tidak terdapat dua aspek yang mencakup.
  • 39. Efisiensi diferensial. Teori yang paling umum dari merjer melibatkan efisiensi diferensial. Jika ada perusahaan A yang kurang efisien dan perusahaan B yang efisien, maka merjer yang dilakukan akan menuntut untuk efisiensi yang mengacu pada perusahaan B. Dimana efisiensi ekonomi diusahakan melalui merjer. Manajemen yang tidak efisien. Manajemen yang tidak efisien dapat merupakan menajemen yang tidak kompeten dalam pengertian mutlak atau menyeluruh. Hampir setiap orang dapat melakukan hal lebih baik. Atau dapat dikatakan jika manajemen tidak melakukan sebesar potensi dari yang ia miliki. Dan mungkin kelompok lain dapat mengelola aktiva yang ada secara lebih efektif. sinergi operasi Sinergi operasi atau ekonomi operasi dapat berupa merjer horisontal atau vertikal. Dalam merjer horisontal, sumber-sumber ekonomi operasi haruslah menghasilkan suatu bentuk dalam skala ekonomi. Bidang lain untuk mencapai suatu ekonomi operasi yaitu dengan merjer vertikal dengan menggabungkan tahap-tahap yang berbeda-beda dari suatu bidang industri menjadi suatu kesatuan akan membuahkan kinerja yang lebih efisien dari tahap-tahap industri tersebut. sinergi keuangan Sinergi keuangan menyangkut soal teori keuangan yang belum terselesaikan. Sinergi keuangan menolak pendapat orang bahwa fungsi biaya modal akan menurun karena beberapa alasan tertentu. Bila aliran arus kas dari perusahaan tidak berkaitan secara amat ketat kemungkinan kepailitan dapat menjadi rendah. Hal ini berarti bahwa nilai sekarang dari kepailitan menjadi lebih rendah. Teori keuangan lain menyebutkan bahwa penawar mempunyai kelebihan arus kas, tetapi kekurangan peluang investasi yang baik. Sebaliknya sasaran dikatakan memerlukan dana tambahan untuk membiayai setumpuk peluang investasi pertumbuhan yang tersedia. penyusunan kembali strategi
  • 40. Literatur perencanaan strategis jangka panjang telah meledak dalam tahun-tahun terakhir. Leiteratur ini berkaitan dengan diversifikasi dan restrukturisasi. Pendekatan perencanaan strategis pada merjer tampaknya menyiratkan baik kemungkinan ekonomi skala atau pemanfaatan kapsitas yang tidak digunakan dalam kemampuan manajerial perusahaan saat ini. Dasar pemikiran lain adalah bahwa dengan diversifikasi eksternal, perusahaan mengakuisisi keterampilan manajerial untuk peningkatan kemampuan saat ini. penilaian terlalu rendah 1) hasil jangka pendek lawan program investasi jangka penjang masalahnya adalah bahwa pengikut serta pasar, khususnya investor lembaga, menekankan prestasi laba jangka pendek. Akibatnya, dinyatakan bahwa perseroan dengan program investasi jangka panjang dinilai terlalu rendah. Bila perusahaan dinilai terlalu rendah, mereka menjadi sasaran yang menarik bagi pembajak, yaitu perusahaan lain yang dengan sumebr daya besar berada ditangannya. 2) pasar dibawah biaya pengganti. Satu alasan bahwa perusahaan telah meningkatkan program diversifikasi adalah bahwa dalam tahun-tahun terakhir jalan masuk ke daerah pasar produk baru dapat dicapai lewat dasar pertukaran. informasi dan pemberi tanda pengumuman aktivitas restrukturisasi dapat menyampaikan informasi dan/atau tanda kepada pengikut serta pasar. Sebagai contoh, pengumuman suatu merjer atau penawaran tender dapat menyampaikan informasi bahwa perusahaan sasaran “duduk ditambang emas” atau menandakan bahwa manajemen lama akan menerima “tendangan dari belakang” pemilik baru. Variasi ini menandakan bahwa dengan merjer atau penawaran tender arus kas masa depan akan meningkat dan bahwa nilai masa depan juga akan meningkat sejalan dengan itu. masalah keagenan dan manajerialisme
  • 41. Jensen dan Meckling (1976) merumuskan implikasi dari masalah organisasi. Masalah yang ditimbulkan pada saat para manajer hanya bisa memiliki sebagian saja dari saham yang beredar. Kepemilikan saham yang kecil bisa menyebabkan para manajer bekerja kurang bergairah dibanding yang lain dan/atau bekerja dengan fasilitas yang berlebihan (kantor yang mewah, mobil perusahaan, bonus dan kenaggotaan di klub-klub khusus, dsb). Dan semua ini akhirnya menjadi beban bagi para pemegang saham. 1) melindungi atau membangun kerajaan Suatu varian dari masalah keagenan adalah teori manajerialisme dari merjer konglomerat yang dikemukakan oleh Mueller (1969). Ia menghipotesiskan bahwa para manajer dimotivasikan menigkatkan lebih lanjut ukuran perusahaan mereka. Ia mengasumsikan bahwa kompensasi manajemen merupakan fungsi dari ukuran perusahaan dan menyatakan bahwa manajer menggunakan tingkat halangan investasi yang terlalu rendah. Tetapi, Lewellen dan Huntsman (1970) menyatakan temuan-temuan bahwa kompensasi manajer berkaitan cukup erat dengan tingkat laba perusahaan selain dengan tingkat penjualan. Kompensasi dari para manajer mungkin tidak memotivasikan prefernsi untuk ukuran yang lebih tinggi. Akan tetapi, pengaruh-pengaruh lain seperti kekuatan manajerial dan prestise mungkin bertalian dengan perusahaan. 2) teori arus kas bebas teori arus kas bebas dari Jensen (1986,1988) didasarkan pada pertentangan kepentigan yang melekat diantara para manajer dan pemegang saham. Teori ini menggunakan teori Mueller bahwa manajer berusaha melindungi atau membangun kerajaan mereka untuk menngkatkan gaji dan keuntungan. penyusunan kembali insentif manajerial karena kemungkinan perbedaan kepentingan antara manajer dan pemegang saham yang diuraikan oleh keganenan, kinerja perusahaan bersangkutan dapat ditingkatkan jika manajer dibuat agar berpikir seperti pemilik. Jika dengan restrukturisasi atau mengubah kontrak kompensasi manajerial posisi kekayaan dari para manajer banyak dipengaruhi oleh tingkat harga saham perusahaan. Motif para manajer untuk meningkatkan nilai saham biasa untuk pemegang saham dapat diperkuat.
  • 42. kutukan bagi pemenang kesombongan kutukan bagi para pemenang terjadi bila penawaran untuk suatu obyek yang bernilai, nilainya tidak pasti. Jika nilai yang benar dari obyek itu sama bagi semua penawar, maka pemenang dari lelang itu mungkin adalah penawar yang membuat kesalahan positif terbesar dalam mengestimasi nilai dari obyek tersebut. kekutan pasar restrukturisasi dan perubahan pengendalian belum mempunyai dampak yang besar pada konsentrasi dalam perkonomian. Baik konsentrasi pada masing-masing industri maupun konsentrasi agregat yang diukur dengan posisi pada 100, 200, dan 300 perusahaan puncak tidak banyak berubah pada suatu tingkat yang signifikan. pertimbangan pajak teori merjer yang lain menyatakan bahwa pengaruh pajak merupakan faktor motivasi yang penting dalam beberapa kasus. Sinergi pajak adalah bahwa merjer mempermudah pemanfaatan pelindung pajak yang belum sepenuhnya tersedia karena tidak adanya transaksi akuisisi. Pengaruh pajak dapat membuat investasi marjinal lebih menguntungkan atau sebaliknya dapat membuat transaksi yang dapat diterima menjadi dibatalkan. Ada tiga tipe reorganisasi pajak. Tipe A mencakup merjer statuter (dimana perusahaan sasaran diserap oleh perusahaan pengakuisisi) dan konsolidasi (kedua perusahaan membubarkan diri dan membentuk kesatuan baru) dengan persetujuan dari pemegang saham perusahaan. Reorganisasi tipe B sasaran dapat dilikuidasi kedalam perusahaan pengakuisisi tau dipertahankan sebagai kesatuan operasi yang berdiri sendiri. Reorganisasi tipe C adalah transaksi saham untuk aktiva dengan syarat bahwa paling sedikit 80 persen dari nilai pasar wajar kekayaan diakuisisi. redistribusi
  • 43. penghematan pajak merupakan suatu bentuk redistribusi dari pemungut pajak kepada yang memperoleh keringanan pajak. Bentuk lain dari redistribusi dapat terlibat beberapa pendapat bahwa keuntungan bagi pemegang saham merupakan redistribusi dari sejumlah pemegang resiko lainnya. Yang mencakup pemegang nilai obligasi dalam bentuk nilai yag berkurang, tenaga kerja dalam bentuk pengurangan upah dan/atau pengurangan tenaga kerja, dan konsumen dalam bentuk penawaran yang terbatas dan/atau harga yang lebih tinggi. BENTUK RESTRUKTURISASI DAN HASIL-HASILNYA Perluasan Journal of economic mempublikasikan suatu ringkasan lengkap mengenai studi atas merjer dan penawaran tender dalam tahun 1983. dalam karangan ringkasnya yang komprehensif, Jensen dan Ruback (1983) mengkaji ulang 13 studi dengan data samperl yang sebagian besar pada akhir 1970an. Enam dari studi itu adalah merjer dan tujuh adalah penawaran dengan tender.tabel ihtisar dari Jensen dan Ruback menunjukan hasil pengembalian positif 30 persen pada pemegang saham sasaran dalam penawaran tender yang berhasil dan pengembalian yang agak lebih rendah sebesar 20 persen pada sasaran merjer yang berhasil. Dalam ihtisar bukti-buktinya, Jensen dan Ruback (1983) menyimpulkan bahwa kelebihan hasil pengembalian pada perusahaan penawar dalam penawaran tender yang berhasil adalah positif 4 persen. Beberapa pengaruh juga negatif yang potensial dari aktivitas merjer dan pengambilalihan juga telah terjadi. Ini mencakup kemungkinan tekanan yang tak patut pada manajemen untuk berprestasi baik dalam jangka pendek, pengaruh yang mengganggu dari pergeseran kepemilikan, pengurangan tenaga kerja, dan leverage yang berlebihan dengan kemungkinan kenaikan dalam stabilitas ekonomi secara keseluruhan. Jual cepat Dua jenis utama jual cepat (sell-offs) adalah pemilahan dan pelepasan kepentingan. Pemilahan merupakan aktivitas membentuk suatu usaha baru dengan saham dibagi atas dasar paro rata kepada pemegang saham perusahaan induk jadi pemegang saham yang ada mempunyai proprosi kepemilikan yang sama dalam kesatuan yang baru seperti perusahaan semula.
  • 44. Pelepasan kepentingan adalah kelompok transaksi lain dimana kas masuk kedalam perusahaan. Pada dasarnya pelepasan kepentingan melibatkan penjualan sebagian perusahaan ke pihak luar ketiga. Suatu pelepasan saham melibatkan penjualan sebagian perusahaan melalui suatu penawaran ekuitas atas saham dalam kesatuan baru kepada pihak luar. Suatu kesatuan hukum da kelompok pengendali baru diciptakan. Perubahan dalam struktur kepemilikan Pembelian kembali saham merupakan cara alternatif untuk mengadakan payout kepada pemegang saham. Penawaran tender kas untuk membeli kembali saham menghasilkan hasil pengembalian abnormal positif yang signifikan kepada pemegang saham sekitar 13 sampai 15 persen. Hasil pengembaliannya bahkan lebih tinggi dari itu bila dibiayai dengan hutang daripada kas dengan kas. Baik pemegang saham yang mentender ataupun yang tidak mentender mendapat manfaat. Penawaran merupakan suatu cara bagi perusahaan untuk mengubah struktur modalnya sekaligus menjaga kebijakan investasi tidak berubah. Penawaran hutang untuk saham biasa mempunyai pengaruh meningkatkan leverage dan begitu pula sebaliknya. Go Private dan Leverage Buyout “Going private” mengacu pada tranformasi perseroan publik menjadi perusahaan yang dimiliki swasta. Leverage Buyout adalah akuisisi, yang dibiayai sebagian besar oleh pinjaman, atas saham atau aktiva dari perusahaan yang saat itu merupakan perusahaan publik oleh sekelompok kecil investor. Kelompok pembeli dapat disponsori oleh spesialis buyout atau oleh bank investasi. Kenaikan leverage tampaknya bukan merupakan motif yang strategik dalam LBO. Sekalipun leverage menigkat pada pembentukan LBO, hal itu secara tajam berkurang dalam tahun-tahun sesudahnya. Pengeluaran kas leverage (rekapitalisasi defensif) adalah suatu teknik yang relatuf baru ari restruksturisasi keuangan yang dikembangkan pertama kali oleh Goldman Sachs untuk multimedia pada tahun 1985. hal itu dipandang sebagai taktik bertahan karena dalam sebagian besar kasus pengeluaran kas terleverage telah digunakan sebagai jawaban atas tawaran pengambilalihan.
  • 45. ESOP Suatu rencana kepemilikan saham karyawan (employee stock ownership plan), yang dibahas secara singkat adalah suatu jenis saham yang menginvestasikan terutama pada sekuritas dari perusahaan majikan yang mensponsori. Suatu kenikan drmatis dalam penggunaan ESOP sebagai pertahanan pengambilalihan terjadi dalam tahun 1989. Misalnya sebagai suatu jawaban atas suatu penawaran tender oleh Shamrock Holdings (wahana untuk investasi keluarga Roy E, Disney, keponakan mendiang Walt Disney), polaroid menetapkan suatu ESOP yang memegang 14 persen dari saham biasa Polaroid. Konsekuensi ekonomi yang lebih luas dari ESOP juga telah dianalisis (Chen dan Kensinger 1988). Jika manajemen juga mengendalikan ESOP yang telah diciptakan, tidak ada kenaikan dalam pengaruh karyawan atas perusahaan. Sekalipun karyawan dapat menerima saham yang dapat dijual, penambahna pada kekayaan mereka seceara relati kecil mungkin. Jumlah yang diterima mungkin tidak mencukupi untuk mencapai hubungan yang harmonis antara pekerja dan manajemen. Isyu Pengendalian Perseroan Set keempat dari restrukturisasi bersangkutan dengan isyu pengendalian perseroan. Kita pertama memperhatikan hak suara yang tidak sama. Dalam banyak perseroan terdapat saham kelas A dan B. Biasanya saham kelas A mempunyai hak dividen yang lebih unggul tetapi hak yang lebih rendah untuk suara. Saham kelas B mempunyai hak suara unggul tetapi dengan deviden yang terbatas. Suatu cara untuk membentuk dua kelas saham adalah dengan rekapitalisasi dua kelas. Proporsi yang tinggi dari perusahaan dua kelas kemudian menerbitkan sekuritas ekuitas. Bukti-bukti itu menyatakan bahwa perusahaan dua kelas memiliki peluang pertumbuhan masa depan yang lebih besar daripada LBO.
  • 46. Kontes proksi juga merupakan bentuk lain dari perebutan pengendalian. Kontes proksi adalah upaya dari kelompok saham yang tidak setuju untuk mendapatkan wakil dewan direktur. Kontes proksi atas hak untuk mengendalikan menaikkan kemungkinan bahwa aktiva perseroan akan ditransfer k penggunaan yang bernilai lebih tinggi. Hal itu melaksanakan suatu peranan disipliner yang penting dan efektif dalam pasar tenaga kerja manajerial. Akhirnya hal itu memberikan pendekatan lain pada aktivitas pengambilalihan. PERTAHANAN ATAS MERJER Sejalan dengan inovasi-inovasi keuangan yang merangsang pengambilalihan dan restrukturisas, gerakan perlawanan telah berkembang dalam bentuk pertahanan merjer. Jenis pertahanan merjer dapat dikelompokkan dalam 5 kategori; (1) restrukturisasi defensif, (2) pil racun, (3) put racun, (4) amandemen anti pengambilalihan, dan (5) parasut emas. Restrukturisasi defensif mengambil banyak bentuk. Salah satunya adalah kebijakan “bumi yang memanas”, yang berarti mengadakan hutang yang besar menjual segmen atraktif dari perusahaan dan menggunakan dana yang baru diakuisisi untuk mengumumkan dividen yang besar bagi pemegang saham yang ada. Yang kedua “mahkota berlian”. Yang ketiga mengkonsolidasikan blok suara yang digabungkan pada manajemen sasaran. Yang keempat pembelian kembali saham tanpa penjualan manajemen. Metode kelima, menerbitkan ekuitas baru kepada pihak-pihak yang bersahabat kepada manajemen. Keenam, mencipatakan halangan yang spersifik bagi penawar. Pil racun (poison pil) adalah jaminan atau saham preferen konvertibel bagi pemegang saham yang ada, dengan memberikan mereka hak untuk membeli sekuritas perusahaan yang bertahan hidup pada harga yang sangat rendah pada hal merjer. Jenis ketiga dari pertahanan merjer didorong oleh penurunan dalam nilai obligasi sebagai hasil dari leveraged buyout. Kelompok keempat terdiri dari banyak jenis amandemen anti pengambilalihan. Salah satunya adalah provisi harga wajar, yang menetapkan bahwa semua pemegang saham harus menerima suatu harga yang seragam dan wajar.
  • 47. Jenis pertahanan merjer utama yang kelima adalah perasut emas yaitu pemisahan provisi dari suatu kontrak tenaga kerja yang menetapkan pembayaran bagi para manajer menurut klausul perubahan pengendalian. Biasanya yang dilakukan adalah pembayaran sekaligus. Dasar pemikirannya adalah untuk membantu mengurangi pertentangan kepentingan antara pemegang saham dan manajer dan situasi perubahan. EVALUASI Beberapa generalisasi dari gerakan restrukturisasi tahun 1980an adalah mungkin. Aktivitas M & A harus merupakan bagian dari strategi rencana jangka panjang. Strategi itu adalah yang pertama dan aktivitas pengambilalihan harus ditempatkan dalam kerangka perencanaan jangka panjang. Kriterianya haruslah bahwa perusahaan yang diakuisisi harus bernilai lebih tinggi sebagai bagian dari perusahaan pengakuisisi daripada dibiarkan berdiri sendiri atau dibeli oleh perusahaan lain. Ini merupakan cara penting untuk menghindarkan membayar terlalu banyak. PERUSAHAAN INDUK Banyak keunggulan dan kelemahan dari perusahaan induk yang sifatnya kurang lebih sama seperti dalam operasi perusahaan berskala.sebuah perusahaan diorganisir menurut divisi-divisi atau dengan masing-masing divisi berdiri sebagai perusahaan yang terpisah, tidak mempengaruhi alasan dasar untuk beroperasi dalam skala besar, dengan banyak jenis produk atau dengan banyak pabrik. Tetapi bentuk perusahaan induk dari duatu operasi skala besar memiliki keunggulan dan kelemahan yang berbeda dengan sebuah perusahaan yang terdiri dati berbagai divisi tapi operasinya terpadu. Keunggulan Sistem Perusahaan Induk Pengendalian melalui kepemilikan sebagian Mengisolasi risiko Tidak melalui persetujuan Kelemahan Sistem Perusahaan Induk Terkena pajak ganda sebagian
  • 48. Mudah dibubarkan Risiko piramida berlebih Pendekatan Tradisional Pada Harga Akuisisi Untuk tiap-tiap merjer yang telah direalisasikan, pastilah sebelumnya menemukan kegagalan dalam negosiasi. Negosiasi akan mengalami jalan buntu jika operasi perusahaan itu tidak bersesuaian atau kalau masing-masing pihak tidak dapat menyepakati ketentuan-ketentuan merjer. Ketentuan yang terpenting adalah berapa harga yang akan dibayarkan perusahaan yang bertindak sebagai pembeli. Pengaruh Pada Harga an Laba Merjer dapat membawa pengaruh positif atau negatif terhadap laba, pada harga pasar saham, atau pada keduanya. Pendekatan tradisional adalah untuk melihat dampak merjer yang diusulkan pada laba per saham (EPS). Seperti dalam bab sebelumnya dijelaskan bahwa dalam melakukan investasi harus memperhatikan dampak nilai pasar baik sebelum dan sesudah merjer demi memaksimumkan nilai pasar. Faktor Kuantitatif Yang Mempengaruhi Ketentuan Merjer Laba dan pertumbuhan laba Dividen Nilai pasar Nilai buku per saham Aktiva lancar bersih per saham Faktor Kualitatif Kadang pengaruh yang paling penting dalam penentuan sebuah merjer tidak tercermin dalam data kualitatif histories dalam perusahaan tersebut. Merjer yang berhasil adalah merjer yang dapat menghasilkan apa yang disebut sinergistik atau pengaruh. Dengan adanya penggabungan
  • 49. dua perusahaan dapat diperoleh laba yang lebih besar dibandingkan dengan laba jika masing- masing perusahaan itu beroperasi sendiri-sendiri.
  • 50. BAB V1 PREDIKSI BUMS DAN BUMN Badan Usaha Milik Negara (BUMN) 1. Definisi Badan Usaha Milik Negara adalah badan usaha yang sebagian atau seluruh kepemilikannya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia. BUMN dapat pula berupa perusahaan nirlaba yang bertujuan untuk menyediakan barang atau jasa bagi masyarakat. Berdasarkan Undang- Undang No. 19 tahun 2003 Pasal 1 dijelaskan bahwa pengertian dari Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disebut BUMN, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan, dan kegiatan utamanya adalah untuk mengelola cabang- cabang produksi yang penting bagi negara dan digunakan sepenuhnya untuk kemakmuran rakyat. Pasal 33 ayat 2 UUD 1945 menyatakan “cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara”. Pasal 33 ayat 3 UUD 1945 menyatakan “Bumi , air, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya digunakan sebesar- besarnya untuk kemakmuran rakyat. Kedua pasal ini merupakan jaminan bagi pemerintah untuk ikut serta berperan dalam perekonomian negara. Penguasaan oleh negara dalam hidup orang banyak bukan berarti memiliki, namun mengandung arti memberi kekuataan tertinggi kepada negara untuk: a. Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan , penggunaan, persediaan dan pemeliharaan. b. Menentukan dan mengatur hak-hak bumi, air, dan kekayaan alam. c. Mengatur serta menentukan hubungan hukum antara orang-orang dan perbuatan hukum mengenai bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya. Dengan adanya pasal 33 ayat 2 dan ayat 2 UUD 1945 merupakan jaminan bagi pemerintah untuk ikut serta berperan dalam perekonomian negara. Peran pemerintah akan menjadi lebih nyata bila pemerintah memiliki perusahaan negara. Menurut Keputusan Menteri Keuangan RI No. 1232/kmk.013/1989 pasal 2 yang dimaksud dengan badan usaha milik negara adalah badan
  • 51. usaha dan anak perusahaan BUMN yang seluruh modalnya dimiliki oleh negara. Karena seluruh modalnya dimiliki oleh negara berarti manajernya sangat dipengaruhi oleh pemerintah. Menurut instruksi presiden No. 7 tahun 1967, perusahaan negaradiubah bentuknya menjadi BUMN dan disederhanakan menjadi perusahaan jawatan (perjan), perusahaan umum (perum) , dan perusahaan perseroan (persero). BUMN memiliki peran penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Namun agar peran tersebut bisa lebih maksimal, BUMN harus memebuhi syarat-syarat berikut: • Dikelola berdasarkan prinsip dan kultur korporasi yang sehat; • Dikelola oleh manajemen profesional, integritas dan leadership yang kuat, serta memiliki sense of business yang tinggi. Untuk itu pola rekrutmen dan pola re- munerasi harus dikembangkan sesuai dengan standar korporasi; • Menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG), secara konsisten dan berkesinambungan; • Mampu terus menciptakan nilai tambah dan inovasi; • Siap bersaing di era kompetisi global, dan memiliki kemampuan untuk survive dalam segala kondisi; • Memiliki tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility), baik dalam hal kepedulian terhadap lingkungan hid up, pengentasan problem masyarakat sekitar, dan pengembangan pengusaha kecil. 2. Maksud dan Tujuan Badan Usaha Milik Negara(BUMN) Berdasarkan UU no. 19 Tahun 2003 pasal 2, maksud dan tujuan pendirian BUMN tidak lain adalah sebagai berikut: 1. Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnya. 2. Mengejar keuntungan. 3. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak. 4. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi.
  • 52. 5. Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat. 3. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) a. Lebih bersifat social oriented / service oriented artinya berorientasi pada pelayanan kepentingan umum. b. Jika dalam manjalankan usahanya memperoleh keuntungan. Maka pemanfaatan keuntungan tersebut semaa-mata dimaksudkan untuk menyejahterakan kehidupan masyarakat. c. Selama masyarakat masih memerlukan, kegiatan badan usaha milik negara dilakukan secara terus-menerus. d. Sebagai agen pembangunan, seluruh daya dan kemampuannya diarahkan pada pembangunan nasional yang sedang dan akan dilaksanakan. e. Merupakan sarana vital yang efektif untuk melaksanakan pembangunan nasional f. Pengorganisasian dilakukan secara profesionalisme. 4. Karakteristik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) a. Usaha bersifat membantu tugas pemerintah, seperti membangun praarana tertentu guna melayani kepentingan masyarakat. b. Menghasilkan barang tertentu karena pertimbangan keamanan dan kerahasiaan, seperti senjata dan pencetakan uang. c. Dibentuk berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan harus dimiliki serta dikelola oleh pemerintah. d. Dibentuk untuk melaksanakan kebijakan pemerintah tertentu atau bersifat strategis. e. Dibentuk dengan tujuan melindungi keselamatan dan kesejahteraan masyarakat. f. Usahanya bersifat komersial dan fungsinya dapat dilakukan oleh swasta. 5. Kelebihan dan kekurangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) a. Kelebihan BUMN 1. Menguasai sektor yang vital bagi kehidupan rakyat banyak. 2. Mendapat jaminan dan dukungan dari Negara. 3. Permodalannya sudah pasti karena mendapat modal dari Negara.
  • 53. 4. Kelangsungan hidup perusahaan terjamin. 5. Sebagai sumber pendapatan Negara. b. Kekurangan BUMN 1. Pengelolaan faktor-faktor produksi tidak efisien. 2. Manajemen perusahaan kurang professional. 3. Menimbulkan monopoli atas sektor-sektor vital. 4. Pengelolaan perusahaan terhambat dengan peraturan-peraturan yang mengikat. 5. Sulit memperoleh keuntungan bahkan seringkali merugi. 6. Bentuk-bentuk Badan Usaha Milik negara (BUMN) Badan usaha milik negara atau BUMN memiliki 3 bentuk yaitu: a. Perusahaan Perseroan (Persero) Perusahaan perseroan adalah BUMN yang berbentuk perseroan.Karena keterbatasan modal yang dimiliki oleh pemerintah maka dijuallah sahamnya kepada swasta. Namun untuk tetap dapat mengendalikan BUMN tersebut maka saham dari pemerintah haruslah minimal 51 %, sehingga pemerintah masih menjadi pengendali dalam pengambilan keputusan. Tujuan pendirian perseroan adalah sebagai berikut: 1. Menyediakan barang atau jasa yang bermutu dan berdaya saing kuat. 2. Mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan. Ciri-ciri Persero adalah sebagai berikut: 1. Pendirian atas usulan menteri kepada presiden. 2. Status hukumnya yaitu dalam bentuk badan hukum, yaitu berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) dan peraturan pemerintah (PP) pendirian usaha. 3. Hubungan organisasi dengan pemerintah yaitu berdiri sendiri sebagai organisasi yang dicapai. 4. Kepemilikan atau penguasaan oleh pemerintah dapat sepenuhnya atau sebagian yang dapat diketahui melalui kepemilikan saham secara keseluruhan, dan merupakan kekayaan negara yang dipisahkan. 5. Modal terdiri dari saham dan dapat diperjualbelikan di pasar modal. 6. RUPS memegang kekuasaan tertinggi.
  • 54. 7. Dipimpin oleh direksi. 8. Tujuan utama mencari laba. 9. Hubungan usaha diatur menurut hukum perdata. 10. Status pegawai adalah pegawai swasta. b. Perusahaan Umum (Perum) Perusahaan umum adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki oleh negara dan tidak terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang atau jasa yang bermutu dan sekaligus mencari keuntungan yang berdasar prinsip pengelolaan perusahaan. Ciri-ciri Perum adalah sebagai berikut: 1. Pendirian perum diusulkan oleh menteri kepada presiden. 2. Statusnya adalah suatu badan hukum berbentuk perusahaan negara yaitu UU No.19 PP tahun 1960 dan PP tentang pendirian usaha. 3. Modal seluruhnya dimiliki oleh negara dan kekayaan negara yang dipisahkan dari APBN. 4. Dapat melakukan penyertaan modal dalam badan usaha lain dan dapat memperoleh kredit dari dalam dan luar negeri atau dari masyarakat dalam bentuk obligasi. 5. Dipimpin oleh direksi. 6. Usaha adalah melayani kepentingan umum berupa penyediaan barang atau jasa yang berkualitas dengan harga terjangkau oleh masyarakat dan sekaligus memperoleh keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan yang sehat. 7. Dapat menuntut dan dituntut serta hubungan hukumnya diatur secara hukum perdata. 8. Pegawai adalah pegawai perusahaan negara yang diatur tersendiri di luar ketentuan yang berlaku bagi pegawai negeri atau persero. 9. Makna usaha sebagai public service dan profit service seimbang. 10. Hubungan organisasi yaitu berdiri sendiri sebagai kesatuan organisasi yang terpisah. c. Perusahaan Jawatan (Perjan) Perusahaan jawatan adalah BUMN yang seluruh modalnya termasuk dalam anggaran belanja negara yang menjadi hak dari departemen yang bersangkutan . Tujuan perjan adalah pengabdian dan melayani kepentingan masyarakat yang ditujukan untuk kesejahteraan umum, dengan tidak mengabaikan syarat efisiensi , efektivitas, dan ekonomis serta pelayanan yang memuaskan.
  • 55. Ciri-ciri perjan adalah sebagai berikut: 1. Tujuan utama untuk melayani kepentingan masyarakat tanpa melepaskan syarat efisiensi, efektivitas dan ekonomis. 2. Permodalan dan pembiayaan perusahaan termasuk dalam anggaran belanja negara yang menjadi hak dari departemen yang bersangkutan. 3. Merupakan bagian dari departemen , dirjen, direktorat, atau pemerintah daerah. 4. Dipimpin oleh kepala yang merupakan bagian dari suatu departemen. 5. Perjan memperoleh fasilitas negara. 6. Pegawai perjan adalah pegawai negeri. 7. Perjan berlaku hukum publik yang berarti bila perusahaan dituntut, kedudukannya adalah sebagai pemerintah. Sekarang sudah tidak ada perusahaan BUMN yang menggunakan model perjan karena besarnya biaya untuk memelihara perjan-perjan tersebut sesuai dengan Undang Undang (UU) Nomor 19 tahun 2003 tentang BUMN. Contoh Perjan: PJKA (Perusahaan Jawatan Kereta Api) kini berganti menjadi PT.KAI Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) 1. Definisi Badan usaha milik swasta (BUMS) adalah badan usaha yang didirikan odan dimiliki oleh pihak swasta yang berorientasi pada laba. Jenis-jenis BUMS dapat dibedakan atas beberapa bentuk badan usaha yang dimiliki oleh swasta, seperti perusahaan perorangan (PO), firma (Fa), Commanditaire Vennootsschap (CV), perseroan Terbatas (PT). Berdasarkan paal 27 ayat 2 UUD 1945 dan alinea ketiga penjelasan pasal 33 UUD 1945, dapat ditarik kesimpulan bahwa hanya perusahaan yang tidak menguasai hajat hidup orang banyak yang boleh ada ditangan seseorang yang kemudian dikenal dengan usaha swasta. 2. Ciri-ciri Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) a. Dimiliki oleh perseorangan atau persekutuan badan-badan usaha. b. Pemilik dapat bertindak sebagai pengelola, dapat juga hanya sebagai pemilik tetapi pengelolaannya diserahkan kepada pihak lain yang lebih profesional.
  • 56. c. Keuntungan dan kerugian menjadi tanggungjawab pemilik dan atau pimpinan. d. Keberhasilan atau kegagalan badan usaha sangat tergantung pada kecakapan pemilik atau pimpinan. e. Modal berasal sepenuhnya dari pihak swasta. f. Modal dapat dihimpun dari laba yang tidak dibagi, dari cadangan, dan dari penyusutan. g. Modal dapat diperoleh dari lembaga keuangan, baik bank maupun nonbank. 3. Prinsip-prinsip Pengelolaan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) a. Fungsi perencanaan, yaitu tiap-tiap direktur dalam jenjang vertikal membuat rencana untuk departemen atau bagian masing-masing. b. Fungsi pengorganisasian, yaitu pengorganisasian harus mencerminkan wewenang penuh dalam memimpin pelaksanaan pekerjaan dan harus dapat menentukan arah serta tujuan pekerjaan antar bagian dalam perusahaan. c. Fungsi pengenalan, yaitu fungsi yang memfokuskan pada terciptanya suatu keadaan yang memungkinkan karyawan dan seluruh anggota organisasi sadar akan pekerjaannya dan termotivasi untuk mencapai suatu prestasi yang baik bagi mereka sendiri dan pada akhirnya akan membawa kemajuan bagi perusahaan. d. Fungsi Pengawasan, yaitu seorang manajer harus mengawasi apakah tugas yang sudah diberikan telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan serta untuk mengambil suatu tindakan perbaikan. e. Fungsi sosial, yaitu perusahaan membuka kesempatan kerja yang luas kepada masyarakat serta menjaga lingkungan hidup. f. Fungsi ekonomi, yaitu perusahaan berperan serta dalam peningkatan produksi barang dan jasa, membantu peningkatan pendapatan negara, dan membantu memperlancar jalannya perekonomian nasional. 4. Kelebiahan dan kelemahan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) a. Kelebihan 1. Meningkatkan pendapatan negara. 2. Meningkatkan export dan import. 3. Memperluas lapangan kerja.
  • 57. b. Kelemahan 1. Menimbulkan persaingan pasar tidak sehat atau monopoli. 2. Penyalahgunaan potensi sumber daya atau eksploitasi sumber daya alam sebesar-besarnya. 3. Berkurangnya pendapatan negara karena keringanan pajak. 4. Berkurangnya devisa karena keringanan bea masuk. Contoh badan Usaha milik swasta, antara lain: 1. PT Pupuk Kaltim 2. PT Krakatau Steel 3. PT Aneka Electrindo Nusantara 4. PT Holcim 5. PT Union Metal 6. PT XL. Axiata Tbk 7. PT djarum 8. PT Indosat Tbk 9. PT fastfood Indonesia Tbk (KFC) 5. Bentuk-Bentuk Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) Badan usaha milik swasta memiliki 4 bentuk, yaitu: 1. Perusahaan Perseorangan (Po) Ciri-ciri perusahaan perseorangan antara lain sebagai berikut: 1. Dimiliki oleh perseorangan. 2. Pengelolaan terbatas atau sederhana. 3. Modal tidak terlalu besar. 4. Kelangsungan hidup usaha bergantung pada pemilik perusahaan. Kelebihan dari perusahaan perseorangan adalah sebagai berikut: a. Mudah didirkan Setiap orang dapat mengembangkan usaha perseorangan. Biasanya usaha ini tidak perlu mendapat izin dari lembaga pemerintah untuk menjalankannya.
  • 58. b. Organisasinya sederhana sehingga biaya organisasinya pun rendah Modal yang digunakan relatif sedikit karena biaya-biaya juga masih rendah dan umumnya modal yang digunakan adalah tabungan yang dimiliki. c. Pengelolaannya fleksibel dan bebas Manajemen perusahaan sangat bebas yaitu pemilik perusahaan dapat menentukan sendiri jam kerjanya, dengan bebas membuat keputusan tentang apa yang harus dilakukannya, bebas menentukan harga, menentukan jumlah barang yang diproduksi, dan berbagai keputusan lain dan bebas pula menggunakan pendapatan yang diperoleh dari usahanya. Juga pemilik perusahaan bebas untuk menutup usahanya apabila ingin melakukan kegiatan lain. d. Kerahasiaan usaha terjamin Sebagai perusahaan yang dijalankan sendiri, seluk-beluk kegiatan usahanya dirahasiakan. Ketiadaan pemilik lain menyebabkan pemilik usaha tidak perlu membuat laporan mengenai kegiatan yang dilakukannya. Pihak lain juga tidak mengetahui nilai penjualannya, modal yang digunakannya dan keuntungan yang diperoleh. Masalah-masalah yang dihadapi perusahaan juga dapat dirahasiakan. Adapuan yang menjadi kelemahan perusahaan perseorangan adalah : a. Pertanggungjawaban pemilik tidak terbatas Maksudnya apabila perusahaan memiliki tanggungjawab untuk membayar utang, maka tanggungjawab ini tidak terbatas pada modal perusahaan saja tapi juga meliputi kekayaan pribadi pemilik. b. Modal Terbatas Karena modal hanya berasal dari tabungan pemilik, sehingga modal terbatas . modal yang terbatas ini mengurangi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan produk yang besar. c. Kualitas Manajerial dan kualitas Pekerja Terbatas Pemilik belum tentu memiliki pengetahuan yang mendalam tentang usaha yang dijalankannya. Oleh sebab itu kualitas manajemennya terbatas. Disamping itu juga susah untuk mendapatkan pekerja yang baik karena pekerja lebih suka bekerja di pewrusahaan yang memberikan gaji serta jenjang prestasi organisasi yang lebih besar.
  • 59. d. Kelangsungan operasi perusahaan terbatas Umur usaha sangat tergantung padakeadaan dan sikap pemiliknya karena pemiliklah yang memiliki fungsi vital dalam menjalankan perusahaan. 2. Firma (partnership) Firma adalah persekutuan dua orang atau lebih yang menjalankan perusahaan menggunakan nama bersama dan membagi hasil yang didapatkan dari usahanya. Dalam menjalankan usaha, ada dua macam anggota firma, yaitu : 1. Anggota yang mendapat kuasa untuk bertindak atas nama perusahaan. 2. Anggota yang tidak menerima kuasa untuk bertindak atas nama perusahaan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya tindakan yang merugikan bagi perusahaan. Proses pendirian firma adalah sebagai berikut: 1. Tahap akta otentik. 2. Tahap pendaftaran akta firma. 3. Tahap pengumuman dalam berita acara. Kelebihan firma adalah sebagai berikut: 1. Modal lebih besar, karena pemilik yang menyetorkan modalnya untuk perusahaan sudah terdiri dari beberapa orang. 2. Tanggungjawab bersama, apabila terjadi sesuatu yang tidak menguntungkan, seperti perusahaan memiliki utang maka ssemua pemilik menanggung kewajiban secara bersama-sama. 3. Status badan usaha jelas karena memiliki akta dari notaris dan terdaftar di pengadilan negeri. 4. Didirikan dan pengelolaan secara bersama, maksudnya bahwa perusahaan dikelola secara bersama-sama oleh pemilik perusahaan yang biasanya pemilik terdiri dari beberapa orang. Beberapa kelemahan dari Firma antara lain: 1. Tanggungjawab pemilik tidak terbatas, maksudnya tanggungjawab pemilik tidak hanya sebatas pada modal yang ada pada perusahaan tapi kekayaan pribadi juga termasuk dan dapat ditarik untuk melunasi kewajiban. 2. Sulit memperoleh laba. 3. Gampang bubar, karena jika terjadi perselisihan antara pemilik maka perusahaan akan rapuh
  • 60. karena posisi pemilik sama dan mempunyai suara yang selevel. 4. modal sulit ditarik walaupun sekutu mengundurkan diri. 3. Commanditaire Vennootschap (CV) CV atau biasa disebut Persekutuan Komanditer adalah persekutuan atas dasar kepercayaan. sekutu Komplementer dapat menggunakan modal dari para sekutu hanya dengan dasar kepercayaan. Perusahaan dijalankan oleh sekutu komplementer yang bertanggungjawab sepenuhnya atas utang-utang perusahaan. Dalam pengelolaan persekutuan komanditer, ada 2 macam yaitu: a. Sekutu komanditer adalah anggota yang memercayakan modalnya kepada sekutu komplementer dengan menanggung kerugian yang terbatas pada modal yang disetor. b. Sekutu komplementer adalah anggota yang menjalankan dan memimpin perusahaan dengan menanggung kerugian secara tidak terbatas. Kebaikan Persekutuan Komanditer antara lain: a. Kebutuhan akan modal lebih mudah untuk terpenuhi, karena pemilik atau penanam modal lebih banyak dan bisa lebih mudah memperoleh pinjaman. b. Pimpinan perusahaan dapat terdiri dari satu orng atau lebih. c. Tanggungjawab sekutu komanditer terbatas, tanggungjawabnya hanya terbatas hanya pada modal yang disetor karena ia tidak ikut campur dalam pengelolaan perusahaan. d. Menggunakan akta otentik maksudnya secara lisan dan tertulis. e. Peraturan tentang pembagian untung dan rugi berdasarkan besarnya modal yang ditanam. f. Kekayaan pribadi dipisahkan dari kekayaan perusahaan. Keburukan Persekutuan Komanditer antara lain: a. Dapat terjadi selisih paham antar pemilik. b. Sekutu komanditer tidak ikut menjalankan usaha perusahaan 4. Perseroan Terbatas (PT) Perseroan terbatas adalah merupakan suatu kumpulan modal yang diberi hak dan diakui oleh hukum untuk mencapai tujuan tertentu, biasanya mencari keuntungan. PT merupakan bentuk perusahaan dimanaperolehan modalnya berskala dari penjualan saham.
  • 61. Beberapa karakteristik utama dari PT adalah sebagai berikut: a. Pemiliknya adalah para pemegang saham. b. Kekuasaan tertinggi berada pada keputusan rapat pemegang saham. c. Merupakan suatu perkumpulan modal. d. Dalam rapat pemegang saham setiap satu lembar saham yang dimiliki berarti satu suara. e. Bertujuan mencari laba yang sebesar-besarnya. f. Keuntungan dibagi atas dasar modal yang disetor. Jadi yang memiliki saham terbanyak akan memperoleh bagian yang besar. g. Pemilik dan pengelolah dipisahkan. h. Unit usahanya didasarkan pada kebutuhan konsumen (pasar). i. Tatalaksananya bersifat tertutup (hanya terbuka bagi persero).