"adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi"
(QS. Ar Ra'd: 17)
semoga buletin ini memberi manfaat dan menjadi salah satu simpul yang akan membawa kita kepada kemaslahatan :)
1. Ketua Umum : IKHWAN NOVIARDI
Wakil Ketua Umum : RAHMILIA HADIYANI
Sekertaris Umum : HERI TAMLIQA
Bendahara Umum : SITI HASANAH PURNAMA
SARi
BIDANG TARBIYAH ISLAMIAH
Ketua Bidang : ARIF DANIL
Sekertaris : RAUZALIA
BIRO KAJIAN
Ketua Biro : ALI IBRAHIM
Sekertaris : FATIMAH ZUHRA
BIDANG HUMAS
Ketua Bidang : T.RIYAN SYAHPUTRA
Sekertaris : SYARIFAH MAULI MASYITHAH, A.md
BIRO Badan Kemakmuran Masjid (BKM)
Ketua Biro : ZULFIKAR
Sekertaris : HANNY YUDIASARI
BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MAHASISWA (PSDM)
Ketua Bidang : JUKE ANANRINALDI
Sekertaris : MEIRI BELLA
BIRO KESEKRETARIATAN
Ketua Biro : ANHAR FIRDAUS
Sekertaris : YULI RISTI
BIRO DANA USAHA (DANUS)
Ketua Biro : ZAKI
Sekertaris : ALMAIDAR
cc
Wanita Tua; Pembersih
Mesjid Nabawi
Kisah ini adalah kisahnya Ummu
Mahjan. Ia mungkin tidak banyak dikenal
khalayak seperti sahabiyyah lainnya. Beliau
adalah seorang wanita miskin dan renta.
Tubuhnya sangat lemah. Beliau menyadari
bahwa dirinya memiliki kewajiban terhadap
akidahnya dan masyarakat islam, lantas apa
yang bisa dia lakukan padahal beliau adalah
seorang wanita yang tua dan lemah? Akan
tetapi beliau sedikitpun tidak bimbang dan
ragu, dan tidak menyisakan sedikitpun rasa
putus asa dalam hatinya.
Beliau bahkan tak mau tertinggal dalam
membela Islam. Memang, ia tak bisa
berbuat seperti layaknya para sahabiyyah
yang lain. Ia tidak punya harta untuk
diinfakkan. Ia pun tak memiliki tenaga untuk
pergi ke medan jihad. Tapi ia tak pernah
mau ketinggalan dalam beramal. Ia ingin
dirinya dikenang oleh Rasulullah. Maka
dengan segenap semangat dan sisa tenaga
yang ia miliki.
Ia melakukan pekerjaan itu. Suatu pekerjaan
yang tidak dilirik oleh orang lain, yaitu
membersihkan mesjid Rasulullah. Tiap hari
beliau membersihkannya, sampai akhir
hayatnya. Dan kegigihan Ummu Mahjan pun
memperoleh hasil. Malam itu seusai shalat
Isya, Ummu Mahjan ra. dipanggil
menghadap Sang Maha Pencipta dengan
penuh keridhaan dan diridhai.
Rasulullah merasa bersedih dan kehilangan
dengan kematiannya. Wanita miskin itu
begitu lekat dalam ingatan beliau. Setiap
hari wanita beruban itu bekerja keras
membersihkan mesjid. Sehingga rumah
Allah itu benar-benar menjadi tempat yang
n y a m a n u n t u k b e r i b a d a h d a n
bermusyawarah. Ummu Mahjan adalah
contoh dari orang yang mampu berbuat
seadanya tetapi memperoleh kemuliaan dari
ketekunan dari apa yang ia lakukan. Ia isi
kehidupannya—hari demi hari dengan
penuh keberkahan sampai akhir hayatnya
dengan sebuah pekerjaan yang sederhana.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,”Sesungguhnya amal yang paling
dicintai Allah adalah amal yang kontinyu
(terus-menerus) walaupun sedikit.” (H.R.
Bukhari)
Penanggung Jawab: Syarifah Mauli Masyithah, A.md.
Pemimpin Redaksi: Carina Adhitia. Reporter: T. Riyan.
Distribusi dan Sirkulasi: Rauzalia. Editor: Rahmilia
Hadiyani. Kritik dan Saran: 081919646113.
STRUKTUR KEPENGURUSAN LDK AL MIZAN PERIODE 2010/2011
PANORAMA (Paket Ekonomi Ramadan)
merupakan kegitan dengan beragam paket acara
yang di selenggarakan oleh LDK Al Mizan pada
bulan Ramadan 1430 H yang lalu. Kegiatan ini
merupakan momentum awal yang bertujuan untuk
menjalin ukhuwah dengan mahasiswa -
mahasiswa baru.
Adapun paket acaranya antara lain; pengenalan
civitas akademika oleh PD III Bapak T. Zulham,
SE, MSi, dilanjutkan seminar entrepreneurship
dan leadership. Kemudian pengenalan LDK Al
Mizan oleh Ketua Umum Ikhwan Noviardi, dan
ditutup dengan nobar serta bedah film oleh dr.
Rosaria Indah.
Acara ini merupakan mediasi awal kepada
mahasiswa baru dalam upaya pengenalan
kampus dan bargaining LDK. Diisi juga dengan
nobar sebagai hiburan. Semua dikemas dan
dilaksanakan dengan baik. Alhamdulillah.
Assalamualaikum wr wb
Pembelajaran dengan iringan
h i d a y a h d a r i A l l a h a k a n
menghasilkan kesejahteraan. Ilmu
yang berorientasikan hanya kepada
Allah akan menjadi barometer
pemicu peningkatan derajat yang
lebih tinggi lagi di hadapan Allah.
Maka janganlah berhenti untuk
terus belajar dan mengutip daun –
daun hikmah yang berjatuhan.
Nikmatilah saat – saat mengecap
manisnya ilmu pengetahuan disini…
jadilah wakil Allah Ar Rasyid Yang
M a h a P i n t a r … s e h i n g g a
keberkahan yang akan engkau
dapatkan.
Alhamdulillah, di edisi perdana ini,
SAHAM akan membahas urgensi
dalam berilmu pengetahuan. Bahwa
tanpa kita sadari sejak awal
penciptaan, Allah telah merancang
kita untuk menjadi umat teladan
yang sarat akan ilmu. Semoga
bermanfaat.
Redaksi
saleum redaksi
Semaraknya Panorama
Menambah Indah
Ramadhan
S a h a m 4 / 4 LDK AL MIZAN/DZULQAIDAH 1431 HKISSAH
2. Ini lah proses berilmu pengetahuan. Inilah
proses pengembangan SDM dan inilah
proses untuk menyerap ilmu – ilmu Allah
dari segala yang ada disekitar kita dan
malaikat pun mengembalikan semua
kekhawatirannya kepada Allah: innaka antal
‘aliimul hakim—sesungguhnya Engkau
Maha berilmu dan Maha Bijaksana.
Namun realitas yang terjadi
sekarang adalah pendangkalan besar –
besaran terhadap ilmu pengetahuan. Kita
banyak melupakan tradisi pengetahuan
yang seharusnya dibangun secara kokoh
dan kuat. Pengetahuan kita cari di sela –
sela hiburan. Ilmu kita cari di antara drama.
Kefahaman tidak pernah kita cari secara
sungguh – sungguh karena terasa
m e l e l a h k a n . A k i b a t n y a , t r a d i s i
pengetahuan kita rapuh. Kita tidak memiliki
pemahaman yang mendalam tentang
suatu masalah baik itu latar belakangnya,
dasarnya, arahnya.
Akibatnya, tersedialah SDM yang
tak berkualitas. Dan ini jelas tidak sejalan
dengan umat yang didesain oleh Allah
untuk menjadi umat teladan. Secara tak
langsung, islam sedang dibonsai agar tidak
menjadi besar. Oleh siapa? Oleh orang –
orang diluar Islam dan oleh orang – orang
Islam sendiri. Runtuhnya kejayaan Islam
tak lain adalah sebagai akibat runtuhnya
kualitas umat Islam itu sendiri. Padahal
Allah telah menjadikan manusia sebagai
khalifah di muka bumi ini, namun yang
terjadi adalah manusia membuat
kerusakan. Mereka mengabaikan Allah,
jauh dari Al Quran, tidak menggunakan
potensi akal untuk memahami ayat –
ayatNya yang terhampar di alam semesta.
Malah menambah – nambah kezaliman
yang sudah ada.
Kini saatnya umat islam untuk
bangkit kembali untuk memperbaharui
kualitas SDM. Manusia yang berilmu
pengetahuan tinggi tetapi bijak dalam
b e r s i k a p d a n b e r b u a t . B e r i l m u
p e n g e t a h u a n t i n g g i s a j a t a n p a
kebijaksanaan bisa membahayakan
kehidupan manusia sendiri sebagaimana
dikhawatirkan oleh malaikat dalam surat Al
Baqarah: 30. Sebab sejak awal manusia
sudah memiliki potensi untuk merusak dan
saling menumpahkan darah. Maka porses
penciptaan SDM yang berkualitas adalah
sebuah upaya untuk meminimalkan potensi
merusak itu. Berganti menjadi potensi
membangun. Menekan dan mengendalikan
sifat – sifat baik. Potensi kefasikan menjadi
potensi ketakwaan. Penderitaan menjadi
kebahagiaan dan kesejahteraan.
Islam adalah sebuah kebenaran.
Tetapi kebenaran itu harus diwujudkan,
lewat umat yang menerapkan kebenaran
itu. Al Quran “tidak bisa” berbicara sendiri
kepada manusia. Ia akan berbicara lewat
perilaku umatnya. Lewat utusan –
utusannya. Dan kita–umat Islam adalah
kepanjangan tangan dari para utusan itu
agar sesuai dengan firman Allah “kamu
adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk
manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf
dan mencegah dari yang munkar, dan
beriman hanya pada Allah…” (QS Ali Imran:
110).iN
“Tuntutlah ilmu, karena mempelajari ilmu karena mengharapkan wajah
Allah itu mencerminkan rasa khasyyah (rasa takut yang dilandasi
dengan pengetahuan terhadap keagungan dan kebesaranNya),
mencarinya adalah ibadah, mengkajinya adalah tasbih, menuntutnya
adalah Jihad, mengajarnya untuk keluarga adalah Taqarrub.”
(Mu’adz bin Jabbal)
Pengetahuan adalah lentera yang
menerangi kegelapan. Cahaya yang terpatri
dalam hati. Pemandu setiap langkah dan
tangga menuju kebahagiaan serta
keberuntungan.
Pengetahuan amatlah luas, jika di
pelajari tidak akan pernah selesai. Selama
bumi masih berputar, selama hayat di
kandung badan, selama itu pula manusia
diperintahkan untuk selalu mencari dan
menambah ilmu pengetahuan hingga
m a m p u m e n y i n g k a p h i k m a h y a n g
tersembunyi tanpa ada batas waktu. Ilmu
Allah terhampar diseluruh penjuru langit dan
bumi. Bahkan langit dan bumi itu sendiri
adalah realitas ilmu Allah. Hamparan ilmu
Allah itulah yang kemudian dipelajari oleh
manusia.
Jadi, sejak awal penciptaan
manusia, keberadaan ilmu pengetahuan
telah menjadi dasar atas keunggulan
manusia. Pengetahuan yang baik pasti ada
korelasinya dengan nilai – nilai luhur dalam
agama Islam. Karena itu Allah memberi
penghargaan yang tinggi kepada manusia
yang berilmu pengetahuan.
“…niscaya Allah akan meninggikan orang –
orang yg beriman diantaramu dan orang –
orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat…” (QS Mujaadilah: 11)
Allah SWT telah memerintahkan hamba-Nya
untuk menjadikan Al Quran dan Sunnah
sebagai sumber pertama ilmu pengetahuan.
Tentang kewajiban mengambil ilmu dari
keduanya, disampaikan Allah SWT melalui
berbagai perintah untuk memikirkan ayat-
ayat-Nya. Banyak sekali ayat – ayat yang
mengajarkan kepada manusia untuk
menguasai ilmu pengetahuan. Sebab, itulah
memang yang akan mengantarkan manusia
pada kemajuan peradabannya. Memberikan
kemudahan dan berbagai fasilitas dalam
mengarungi kehidupan dimuka bumi.
B e r d a s a r k a n m a k n a y a n g
terkandung dalam surat Al Baqarah: 30,
ketika Allah berkata kepada malaikat
bahwasannya Dia mau menciptakan Adam,
malaikat lantas meragukan kemampuan
calon pemimpin bumi itu dengan berkata
“mengapa Engkau hendak menjadikan
(khalifah) di bumi itu orang yang akan
membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah?” Akan tetapi Allah
mengatakan bahwa Ia lebih mengetahui apa
yang telah direncanakanNya. Jadi sejak awal
penciptaan manusia telah di desain untuk
menjadi makhluk yang memiliki kualifikasi
pemimpin, asalkan ia meng upgrade terus
kemampuannya.
Ba’da Ilmu Amal; Merupakan Investasi
Tiada Akhir
S a h a m 2 / 4 S a h a m 3 / 4TAUJIHAT
Orang yang melewati satu hari dalam hidupnya tanpa ada suatu
hak yang ia tunaikan atau suatu fardhu yang ia lakukan atau kemuliaan yang ia
wariskan atau kebaikan yang ia tanamkan atau ilmu yang ia dapatkan, maka ia
telah durhaka kepada harinya dan menganiaya terhadap dirinya.
(Yusuf Qardhawi)
QUOTES