2. Pengertian Dakwah
Ditinjau dari segi bahasa, dakwah berasal dari bahasa Arab “da’wah” ( عوةالد ). Dakwah mempunyai
tiga huruf asal, yaitu dal, ‘ain, dan wawu. Dari ketiga huruf asal ini, terbentuk beberapa kata
dengan ragam makna. Makna-makna tersebut adalah memanggil, mengundang, minta tolong,
meminta, memohon, menamakan, menyuruh datang, mendorong, menyebabkan,
mendatangkan, mendoakan, menangisi, dan meratapi.
3. Menurut Para Ahli
Menurut Syaikh Muhammad al-Ghazali (dalam al-Bayanuni, 1993: 15), dakwah adalah “ Program
sempurna yang menghimpun semua pengetahuan yang dibutuhkan oleh manusia di semua
bidang, agar ia dapat memahami tujuan hidupnya serta mnyelediki petunjuk jalan yang
mengarahkannya menjadi orang-orang yang mendapat petunjuk”.
Sedangkann menurut HSM Nasaruddin Latif (1971: 11), dakwah adalah “setiap usaha atau aktivitas
dengan lisan, tulisan dan lainnya yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil manusia untuk
beriman dan menaati Allahsesuai dengan garis-garis akidah dan syariat serta akhlak Islamiyah”.
4. Secara umum, definisi dakwah yang dikemukakan para ahli di atas menunjukkan pada kegiatan
yang menunjuk pada kegiatan yang bertujuan perubahan positif dalam diri manusia. Perubahan
positif ini diwujudkan dengan peningkatan iman, mengingat sasaran dakwah adalah iman.
Berdasarkan pada rumusan beberapa definisi di atas, maka secara singkat, Dakwah adalah
kegiatan penningkatan iman menurut syariat Islam.
5. Dakwah bil Hal
Ada beberapa pengertian tentang dakwah bil-hal. Secara harfiah dakwah bil-hal berarti
menyampaikan ajaran Islam dengan amaliah nyata1 dan bukan tandingan dakwah bil-lisan tetapi
saling melengkapi antara keduanya.
Dalam pengertian lebih luas dakwah bil-hal, dimaksudkan sebagai keseluruhan upaya mengajak
orang secara sendiri-sendiri maupun berkelompok untuk mengembangkan diri dan masyarakat
dalam rangka mewujudkan tatanan sosial ekonomi dan kebutuhan yang lebih baik menurut
tuntunan Islam, yang berarti banyak menekankan pada masalah kemasyarakatan seperti
kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan dengan wujud amal nyata terhadap sasaran dakwah
6. Kewajiban Mengembangkan dan
Menyampaikan Ilmu Teknik
Menyampaikan ilmu sangatlah penting untuk kemajuan Agama, Bangsa dan Negara, baik dalam segi
moral maupun material. Dan ilmulah yang memperbaiki semuanya. Menyampaikan ilmu bermanfaat
untuk kehidupan, kebahagian dunia dan akherat. Orang yang mendengarkan dan menyampaikan ilmu
bagaikan tanah yang terkena air hujan, mereka adalah orang alim yang mengamalkan ilmunya dan
mengajar. Seperti yang diterangkan dalam Al-Quran
Artinya :
“Dan hendaklah ada di antara kalian segolong umat yang menyeru pada kebaikan, menyeru kepada
yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung. “ (Ali Imran,
104)
7. Apabila kini orang mengatakan ilmu pengetahuan dan juga teknologinya sudah maju degan pesat sudah
mencapai tingkat yang sangat mengagumkan, kita tidak dapat membuat kalkulasi berapa prosen
pengetahuan yang telah mampu digali oleh manusia dari pengetahuan yang Allah turunkan dalam
bentuk wahyu dan dalam bentuk sunnatullah.
Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang bersumber dari alam ini, Allah memerintahkan agar kita
selalu menggalinya, melakukan perjalanan, pengamatan, penelitian, sebagaimana Allah nyatakan dalam
firman-Nya:
Artinya:
“Katakanlah : Bepergianlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang
yang mendustakan itu”. (QS. al-An’am (6):11)
8. Dalam pengembangan ilmu pengetahuan , manusia hanyalah subjek yang menemukan, mengolah,
dan merumuskan sehingga lahir sebuah teori. Manusia bukanlah pencipta. Sekecil dan sesederhana
apapun ilmu pengetahuan itu, sumbernya tetap dari Allah SWT.
Dalam rangka tugas kekhalifahannya, manusia terus berupaya dan berusaha mencari tahu
bagaimana cara memanfaatkan alam yang terhampar luas ini .
Artinya:
“Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan di bumi semuanya, (sebagai rahmat)
dari-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan)
Allah bagi kaum yang berpikir”. (QS. al-Jatsiyah (45) : 13)
9. Belajar, mencari dan mengembangkan ilmu pengetahuan dengan membaca, mencoba,
memperhatikan, menyelidiki dan merumuskan sesuatu teori hendaklah semuanya dilakukan dengan
berbasis iman. Allah mengajar manusia apa yang belum diketahuinya. Allah menciptakan
pendengaran, pengelihatan, dan hati agar dapat memahami apa yang Allah ajarkan, baik yang Allah
turunkan melalui wahyu-Nya maupun yang Allah turunkan melalui fenomena alam ini.
Al-Qur’an memerintahkan manusia untuk terus berupaya meningkatkan kemampuan ilmiahnya.
Kita tidak boleh berhenti mencari ilmu , menurut Nabi kewajiban mencari ilmu dimulai dari bayi
sampai akhir hayat. Kewajiban ini bukan hanya milik laki-laki, tetapi juga wanita. Dalam hal ini
secara sederhana peran umat islam sekarang ini adalah mengintegrasikan islam dan iptek dalam
proses pembentukan manusia yang berakhlak mulia dan berilmu pengetahuan sehingga peran aktif
umat islam dapat dilaksanakan bagi kenyamanan hidup umat manusia.
10. Ayat dan Hadist Relevan
Surat Ar-Rahman: 33
Artinya :
“Hai jemaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi,
maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan.” (QS. 55:33)