SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
PEMBENTUKAN DAN PERLUASAN KALIMAT
OLEH:
RACHMAT HIDAYAT
NIM. E31115311
MUHAMMAD IHLASUL AMAL
NIM. E31115310
AHMAD AMAR AFIF
NIM. F21115316
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2015
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat waktu. Makalah ini kami susun dengan semaksimal
mungkin dan akhirnya dapat terselesaikan tanpa adanya hambatan yang
sulit bagi kami.
Terlepas dari hal tersebut di atas, tentu saja makalah ini belum
mendekati kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca agar kami ke depannya dapat membuat makalah
yang bisa mendekati kesempurnaan.
Akhirnya, kami sangat mengharapkan makalah ini dapat berguna
bagi semua pihak, terkhususnya bagi kami, sehingga dapat menjadi
inspirasi bagi pembacanya.
Makassar, September 2015
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
BAB I: PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang.............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 1
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan .................................................. 1
BAB II: PEMBAHASAN................................................................................... 2
A. Unsur-unsur Pembentuk Kalimat............................................... 2
B. Bagian-bagian Kalimat ................................................................ 2
C. Pola-pola Kalimat ......................................................................... 6
D. Macam-macam dan Perluasan Kalimat.................................... 8
BAB III: PENUTUP............................................................................................ 12
A. Kesimpulan.................................................................................... 12
B. Saran.............................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 13
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan sarana berpikir untuk menyampaikan pesan
kepada orang lain atau menerima dari orang lain atau yang biasa kita
sebut sebagai berkomunikasi. Komunikasi diungkapkan melalui rangkaian
kata-kata, disebut juga kalimat, yang memiliki pola-pola tertentu.
Kalimat ini hendaknya harus memenuhi syarat-syarat kelengkapan
dan kejelasan peran dari unsur pembentuknya. Pengenalan tentang
unsur-unsur tersebut tentu sangatlah bermanfaat dan kemudian dapat
digunakan untuk menilai apakah suatu kalimat telah memenuhi kaidah
tata bahasa atau belum.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah unsur-unsur pembentuk kalimat?
2. Bagaimanakah struktur kalimat yang benar?
3. Apakah yang membedakan kalimat tunggal dan majemuk?
4. Bagaimanakah contoh-contoh perluasan kalimat?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Agar dapat diketahui apa saja yang menyusun suatu kalimat.
2. Untuk mengetahui lebih jelas struktur kalimat yang benar.
3. Untuk mengetahui apakah hal yang membedakan kalimat tunggal
dan majemuk.
4. Untuk mengetahui bagaimana bentuk dari perluasan kalimat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Unsur-unsur Pembentuk Kalimat
Kalimat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “satuan
bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final
dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa.” Sehingga dari
definisi tersebut, sebuah kalimat dapat dikatakan tersusun atas kata,
frasa, atau klausa.
1. Kata
Kata merupakan morfem atau kombinasi morfem yang oleh
bahasawan dianggap sebagai satuan terkecil yang dapat diujarkan
sebagai bentuk yang bebas. Misalnya saya, duduk, makan, dll.
2. Frasa
Frasa merupakan gabungan dua kata atau lebih yang bersifat
nonpredikatif. Misalnya gunung tinggi, sapu tangan, anak pertama,
dll.
3. Klausa
Klausa merupakan satuan gramatikal yang sekurang-kurangnya
terdiri atas subjek (S) dan predikat (P) dan berpotensi menjadi
kalimat. Misalnya dia datang, saya membaca, Fikal menulis, dll.
B. Bagian-bagian Kalimat
Setidak-tidaknya sebuah kalimat harus memiliki subjek (S) dan
predikat (P). Sedangkan, bagian yang lainnya adalah objek (O) apabila
menggunakan kata kerja aktif transitif, serta pelengkap (Pel) dan
keterangan (K) sebagai penjelas terhadap predikat kalimat. Berikut
penjelasan dari bagian-bagian tersebut.
1. Subjek (S)
Subjek merupakan bagian dari kalimat yang menandai
pembicaraan atau yang menjadi pokok pembahasan. Unsur inilah
3
yang wajib ada pada suatu kalimat. Kadang-kadang, subjek juga
merupakan pelaku yang ada pada sebuah kalimat. Adapun ciri-ciri
subjek, yaitu:
a. Jawaban atas pertanyaan apa atau siapa
Penentuan subjek dapat dilakukan dengan mencari jawaban
atas pertanyaan apa atau siapa yang dinyatakan dalam suatu
kalimat. Untuk subjek kalimat yang berupa manusia, biasanya
digunakan kata tanya siapa.
b. Biasanya disertai kata itu, ini, yang dan tersebut (sebagai
pembatas antara subjek dan predikat)
c. Mempunyai keterangan pewatas/atribut yang
Kata yang menjadi subjek suatu kalimat dapat diberi keterangan
lebih lanjut dengan menggunakan penghubung yang.
Keterangan ini dinamakan keterangan pewatas.
d. Tidak didahului preposisi
Subjek tidak didahului preposisi, seperti dari, dalam, di, ke,
kepada, pada. Orang sering memulai kalimat dengan
menggunakan kata-kata seperti itu sehingga menyebabkan
kalimat-kalimat yang dihasilkan tidak bersubjek.
e. Berupa kata benda atau frase kata benda
Subjek kebanyakan berupa kata benda atau frase kata benda.
Di samping kata benda, subjek dapat berupa kata kerja atau
kata sifat, biasanya, disertai kata penunjuk itu.
2. Predikat (P)
Predikat adalah bagian kalimat yang menandai pembicaraan atau
tindakan subjek serta penjelas dari subjek yang dapat berupa kata
atau frasa. Adapun ciri-ciri predikat, yaitu:
a. Jawaban atas pertanyaan mengapa atau bagaimana
Dilihat dari segi makna, bagian kalimat yang memberikan
informasi atas pertanyaan mengapa atau bagaimana adalah
predikat kalimat. Pertanyaan sebagai apa atau jadi apa dapat
4
digunakan untuk menentukan predikat yang berupa kata benda
penggolong (identifikasi). Kata tanya berapa dapat digunakan
untuk menentukan predikat yang berupa numeralia (kata
bilangan) atau frase numeralia.
b. Kata adalah atau ialah
Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Predikat
itu terutama digunakan jika subjek kalimat berupa unsur yang
panjang sehingga batas antara subjek dan pelengkap tidak jelas.
c. Dapat diingkarkan
Predikat dalam bahasa Indonesia mempunyai bentuk
pengingkaran yang diwujudkan oleh kata tidak. Bentuk
pengingkaran tidak ini digunakan untuk predikat yang berupa
kata kerja atau kata sifat. Di samping tidak sebagai penanda
predikat, kata bukan juga merupakan penanda predikat yang
berupa kata benda atau predikat kata merupakan.
d. Dapat disertai kata-kata aspek atau modalitas
Predikat kalimat yang berupa kata kerja atau kata sifat dapat
disertai kata-kata aspek seperti telah, sudah, sedang, belum,
dan akan. Kata-kata itu terletak di depan kata kerja atau kata
sifat. Kalimat yang subjeknya berupa kata benda bernyawa
dapat juga disertai modalitas, kata-kata yang menyatakan sikap
pembicara (subjek), seperti ingin, hendak, dan mau.
3. Objek (O)
Objek adalah perkara atau orang yang menjadi pokok pembicaraan.
Objek berada di belakang predikat apabila bentuk kalimatnya aktif
transitif dan dapat berubah menjadi subjek (S) apabila kalimatnya
berbentuk pasif. Adapun ciri-ciri objek, yaitu:
a. Langsung di belakang predikat
Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah
mendahului predikat.
b. Dapat menjadi subjek kalimat pasif
5
Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi
subjek dalam kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke pasif
ditandai dengan perubahan unsur objek dalam kalimat aktif
menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan
perubahan bentuk kata kerja predikatnya.
c. Tidak didahului preposisi
Objek yang selalu menempati posisi di belakang predikat dan
tidak didahului preposisi. Dengan kata lain, di antara predikat
dan objek tidak dapat disisipkanpreposisi.
d. Kategori katanya kata benda/frase kata benda
e. Dapat diganti dengan -nya
f. Didahului kata bahwa
g. Anak kalimat pengganti kata benda ditandai oleh kata bahwa
dan anak kalimat ini dapat menjadi unsur objek dalam kalimat
transitif.
h. Kebanyakan kata kerja berawalan ber- atau ter- tidak
memerlukan objek (intransitif)
i. Kebanyakan kata kerja berawalan me- memerlukan objek
(transitif)
4. Pelengkap (Pel)
Pelengkap merupakan unsur yang melengkapi predikat verbal dan
berada di belakang predikat. Berbeda dengan objek, pelengkap
tidak dapat berubah menjadi subjek ketika dipasifkan. Adapun ciri-
ciri pelengkap, yaitu:
a. Terletak di belakang predikat
Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di
belakang predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi
unsur lain, yaitu objek.
b. Tidak didahului preposisi
Seperti objek, pelengkap tidak didahului preposisi. Unsur
kalimat yang didahului preposisi disebut keterangan.
6
c. Kategori katanya dapat berupa kata benda, kata kerja, atau kata
sifat.
5. Keterangan (K)
Sesuai namanya, unsur keterangan berfungsi sebagai penjelas
kata atau bagian kalimat yang lain. Posisi keterangan tidaklah
menentu, sehingga dapat berada pada posisi manapun di dalam
sebuah kalimat. Adapun ciri-ciri keterangan, yaitu:
a. Bukan unsur utama
Berbeda dari subjek, predikat, objek, dan pelengkap,
keterangan merupakan unsur tambahan yang kehadirannya
dalam struktur dasar kebanyakan tidak bersifat wajib.
b. Dapat dipindah-pindah posisi/letaknya bebas
Di dalam kalimat, keterangan merupakan unsur kalimat yang
memiliki kebebasan tempat. Keterangan dapat menempati
posisi di awal atau akhir kalimat, atau di antara subjek dan
predikat. Jika tidak dapat di pindah-pindahkan, maka unsur
tersebut tidak termasuk keterangan.
c. Umumnya di dahului oleh preposisi seperti, di, dari, ke, atau
tentang
C. Pola-pola Kalimat
Suatu kalimat tersusun atas pola-pola tertentu tergantung dari
seberapa banyak kata di dalam kalimat tersebut. Telah dijelaskan
sebelumnya bahwa kalimat setidaknya memiliki subjek (S) dan objek (O).
Jadi, pola kalimat yang paling sederhana yaitu pola S P. Berikut
penjelasan lebih lanjut mengenai pola-pola kalimat.
1. Kalimat berpola S P
Kalimat tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat
untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau
kata bilangan. Contoh:
7
a) Mereka sedang berenang
S P
b) Ayahnya guru SMA.
S P
c) Gambar itu bagus
S P
2. Kalimat berpola S P O
Kalimat tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. subjek
berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif,
dan objek berupa nomina atau frasa nominal. Contoh:
a) Mereka sedang menyusun karangan ilmiah
S P O
b) Dia sedang menulis novel
S P O
3. Kalimat berpola S P Pel.
Kalimat tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap.
Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba
intransitif atau kata sifat, dan pelengkap berupa nomina atau
adjektiva. Contoh:
Anaknya beternak ayam
S P Pel.
4. Kalimat berpola S P O Pel.
Kalimat tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan
pelengkap. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat
berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal,
dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal. Contoh:
Dia mengirimi saya surat
S P O Pel.
5. Kalimat berpola S P K
Kalimat tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki
unsur keterangan karena diperlukan oleh predikat. Subjek berupa
8
nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, dan
keterangan berupa frasa berpreposisi. Contoh:
Mereka berasal dari Surabaya
S P K
6. Kalimat berpola S P O K
Kalimat tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan
keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nomina, predikat
berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal,
dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Contoh:
Kami memasukkan pakaian ke dalam lemari
S P O K
7. Kalimat berpola S P Pel. K
Kalimat dasar tipa nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa
frasa berpreposisi. Contoh:
Ungu bermain musik di atas panggung
S P Pel. K
8. Kalimat berpola S P O Pel. K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek,
pelengkap, dan keterangan. subjek berupa nomina atau frasa
nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina
atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina atau frasa nominal,
dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Contoh:
Dia mengirimi ibunya uang setiap bulan
S P O Pel. K
D. Macam-macam dan Perluasan Kalimat
Menurut struktur gramatikalnya, kalimat dapat dibedakan menjadi
kalimat tunggal dan kalimat majemuk.
1. Kalimat tunggal
Kalimat tunggal merupakan kalimat yang terdiri dari satu klausa.
Kalimat ini merupakan kalimat paling sederhana. Kalimat tunggal
9
setidaknya memiliki satu subjek (S) dan satu predikat (P). Berikut
ini beberapa contoh kalimat tunggal.
a. Ia berdiri di tempat itu sejak tadi.
b. Aku terjebak macet di sana.
c. Dia sarapan dengan makanan seadanya.
d. Beliau adalah salah satu orang berpengaruh di sini.
2. Kalimat majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang berpola dua atau lebih.
Kalimat majemuk ini terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat.
Cara membedakan anak kalimat dan induk kalimat yaitu dengan
melihat letak konjungsi. Induk kalimat tidak memuat konjungsi di
dalamnya, konjungsi hanya terdapat pada anak kalimat. Kalimat ini
juga telah mengalami perluasan karena telah memiliki dua kalimat
atau lebih.
Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang
berbeda, sehingga jenis kalimat tersebut dapat diketahui dengan
cara melihat kata penghubung yang digunakannya. Berikut ini jenis-
jenis kalimat majemuk.
a. Kalimat majemuk setara
Kalimat majemuk setara adalah penggabungan dua kalimat atau
lebih kalimat tunggal yang kedudukannya sejajar atau sederajat.
Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk
setara terdiri dari lima macam, yaitu:
1) Pemilihan yang menggunakan konjungsi atau;
2) Penguatan atau penegasan dengan konjungsi bahkan;
3) Penggabungan dengan konjungsi dan;
4) Urutan waktu dengan konjungsi kemudian, lalu, atau lantas;
dan
5) Berlawanan dengan konjungsi sedangkan, tetapi atau
melainkan.
10
Berikut ini beberapa contoh kalimat majemuk setara.
1) Kita menyelesaikan tugas itu dengan segera atau
menyerahkannya kepada orang lain.
2) Ia pulang ke rumahnya lalu pergi menjenguk anaknya.
3) Adik menyanyi dan saya menari.
b. Kalimat majemuk rapatan
Kalimat majemuk rapatan adalah gabungan beberapa kalimat
tunggal yang karena subjek, predikat, atau objeknya sama,
maka bagian yang sama hanya disebutkan sekali. Contoh
kalimat majemuk rapatan, yaitu:
1) Kalimat 1: Pekerjaannya hanya makan.
Kalimat 2: Pekerjaannya hanya tidur.
Kalimat 3: Pekerjaannya hanya merokok.
Kalimat akhir: Pekerjaannya hanya makan, tidur, dan
merokok.
2) Kalimat 1: Ia hanya datang di sekolah.
Kalimat 2: Ia hanya duduk di sekolah.
Kalimat akhir: Ia hanya datang dan duduk di sekolah.
c. Kalimat majemuk bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat yaitu penggabungan dua kalimat
atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. Di
dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur induk kalimat
dan anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola
yang terdapat pada induk kalimat.
Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk
bertingkat terdiri dari sepuluh macam, yaitu:
1) Syarat dengan konjungsi jika, kalau, manakala, andaikata,
atau asal(kan);
2) Tujuan dengan konjungsi agar, supaya, atau biar;
3) Perlawanan atau konsesif dengan konjungsi walaupun,
kendati(pun), atau biarpun;
11
4) Penyebaban dengan konjungsi sebab, karena, atau oleh
karena;
5) Pengakibatan dengan konjungsi maka atau sehingga;
6) Cara dengan konjungsi dengan atau tanpa;
7) Alat dengan konjungsi dengan atau tanpa;
8) Perbandingan dengan konjungsi seperti, bagaikan, atau alih-
alih;
9) Penjelasan dengan konjungsi bahwa; dan
10)Kenyataan dengan konjungsi padahal.
Berikut ini beberapa contoh kalimat majemuk bertingkat.
1) Ia berhasil mengembangkan pabriknya setelah memperoleh
pinjaman dari bank.
2) Saya akan bekerja dengan tekun bila berhasil diterima
sebagai pegawai di kantor itu.
3) Engkau harus belajar dengan sungguh-sungguh agar dapat
mencapai IPK yang tinggi.
4) Meskipun hari ini hujan, anak itu tetap berangkat ke sekolah.
d. Kalimat majemuk campuran
Kalimat majemuk campuran yaitu gabungan antara kalimat
majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Sekurang-
kurangnya terdiri dari tiga kalimat. Berikut ini contoh kalimat
majemuk campuran.
Kalimat 1: Toni bermain dengan Kevin.
Kalimat 2: Rina membaca buku di kamar.
Kalimat 3: Ketika aku datang ke rumahnya.
Kalimat akhir: Toni bermain dengan Kevin dan Rina membaca
buku di kamar ketika aku datang ke rumahnya.
12
BAB III
PENTUP
A. Kesimpulan
1. Kalimat tersusun atas kata, frasa, atau klausa.
2. Setidaknya kalimat memiliki subjek (S) dan predikat (P).
3. Bagian kalimat selain subjek (S) dan predikat (P) yaitu objek (O),
pelengkap (Pel.), dan keterangan (K).
4. Subjek (S) adalah yang menjadi pokok pembahasan.
5. Predikat (P) adalah bagian yang menandai pembicaraan.
6. Objek (O) adalah orang yang menjadi pokok pembicaraan.
7. Pelengkap (Pel.) adalah unsur yang melengkapi predikat verbal.
8. Keterangan (K) adalah unsur yang berfungsi sebagai penjelas.
9. Kalimat memiliki pola tertentu, yaitu berpola S P, S P O, S P Pel., S
P O Pel., S P K, S P O K, S P Pel. K, dan S P O Pel. K.
10.Kalimat secara garis besar dibagi menjadi kalimat tunggal dan
majemuk.
11.Kalimat tunggal terdiri dari satu klausa dan merupakan kalimat
paling sederhana.
12.Kalimat majemuk adalah kalimat yang telah mengalami perluasan
dengan berpola dua atau lebih.
13.Kalimat majemuk dibagi menjadi kalimat majemuk setara, rapatan,
bertingkat, dan campuran.
B. Saran
1. Sebagai warga negara yang baik, hendaknya kita mempelajari lebih
dalam mengenai Bahasa Indonesia.
2. Kita tidak boleh menyepelekan hal-hal kecil dalam menyusun
kalimat, hendaknya kita kembali merujuk kepada kaidah tata bahas.
13
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono, Bambang Yudi. 1995. Kristal-kristal Ilmu Bahasa. Surabaya:
Airlangga University Press.
Djafar, Muhammad Rasyidin S. 2013. “Pembentukan dan Perluasan
Kalimat,” (Online). (link:
http://rasydinsjatry.blogspot.com/2013/04/pembentukan-dan-
perluasan-kalimat.html, diakses pada hari Jumat tanggal 4
September 2015).
Madjid, Fadilah. 2013. “Pembentukan dan Perluasan Kalimat,” (Online).
(link: http://fadilahmadjid.blogspot.com/2013/03/pembentukan-dan-
perluasan-kalimat.html, diakses pada hari Jumat tanggal 4
September 2015).
Tim Wikipedia. 2015. “Kalimat,” Wikipedia Bahasa Indonesia Ensiklopedia
Bebas (Online). (link: https://id.wikipedia.org/wiki/Kalimat, diakses
pada hari Jumat tanggal 4 September 2015).
Usman, Arifin, et. al. 2014. Himpunan Materi Kuliah Bahasa Indonesia,
edisi revisi. Modul UPT-MKU Universitas Hasanuddin.
Yulianto, Iqbal. 2008. “Perluasan Kalimat Tunggal,” (Online). (link:
http://iqbalyulianto.blogspot.com/2008/12/perluasan-kalimat-
tunggal.html, diakses pada hari Jumat tanggal 4 September 2015).

More Related Content

What's hot (20)

Kohesi gramatikal 1
Kohesi gramatikal 1Kohesi gramatikal 1
Kohesi gramatikal 1
 
Morfologi klp 8
Morfologi klp 8Morfologi klp 8
Morfologi klp 8
 
Paragraf
ParagrafParagraf
Paragraf
 
PPT Bab 4 Biologi Kelas XI Kur-Merdeka.pptx
PPT Bab 4 Biologi Kelas XI Kur-Merdeka.pptxPPT Bab 4 Biologi Kelas XI Kur-Merdeka.pptx
PPT Bab 4 Biologi Kelas XI Kur-Merdeka.pptx
 
Pengertian dan Jenis Frasa
Pengertian dan Jenis FrasaPengertian dan Jenis Frasa
Pengertian dan Jenis Frasa
 
Diksi dan gaya bahasa
Diksi dan gaya bahasaDiksi dan gaya bahasa
Diksi dan gaya bahasa
 
Ejaan bahasa indonesia
Ejaan bahasa indonesia Ejaan bahasa indonesia
Ejaan bahasa indonesia
 
Ppt sintaksis
Ppt sintaksisPpt sintaksis
Ppt sintaksis
 
MAKALAH TATA BUNYI UJARAN
MAKALAH TATA BUNYI UJARANMAKALAH TATA BUNYI UJARAN
MAKALAH TATA BUNYI UJARAN
 
Kerangka karangan kel.5
Kerangka karangan kel.5Kerangka karangan kel.5
Kerangka karangan kel.5
 
Struktur morfologi bahasa indonesia
Struktur morfologi bahasa indonesiaStruktur morfologi bahasa indonesia
Struktur morfologi bahasa indonesia
 
Sintaksis
SintaksisSintaksis
Sintaksis
 
Materi 3 proses morfologi
Materi 3 proses morfologiMateri 3 proses morfologi
Materi 3 proses morfologi
 
Ciri-ciri Teks Akademik
Ciri-ciri Teks AkademikCiri-ciri Teks Akademik
Ciri-ciri Teks Akademik
 
Makalah Sintaksis Bahasa Indonesia
Makalah Sintaksis Bahasa IndonesiaMakalah Sintaksis Bahasa Indonesia
Makalah Sintaksis Bahasa Indonesia
 
Semantik
SemantikSemantik
Semantik
 
Penulisan paragraf
Penulisan paragrafPenulisan paragraf
Penulisan paragraf
 
PARAGRAF (ppt)
PARAGRAF (ppt)PARAGRAF (ppt)
PARAGRAF (ppt)
 
Pembentukan paragraf
Pembentukan paragrafPembentukan paragraf
Pembentukan paragraf
 
TATA KALIMAT BAHASA INDONESIA
TATA KALIMAT BAHASA INDONESIATATA KALIMAT BAHASA INDONESIA
TATA KALIMAT BAHASA INDONESIA
 

Viewers also liked

MAKALAH BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH
MAKALAH BAHASA INDONESIA  RAGAM ILMIAHMAKALAH BAHASA INDONESIA  RAGAM ILMIAH
MAKALAH BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAHSharon Alfa Marlina
 
Makalah bahas indonesia "kalimat"
Makalah bahas indonesia "kalimat"Makalah bahas indonesia "kalimat"
Makalah bahas indonesia "kalimat"Suciati Yunus
 
2.pengertian sejarah fungsi dan kedudukan
2.pengertian sejarah fungsi dan kedudukan2.pengertian sejarah fungsi dan kedudukan
2.pengertian sejarah fungsi dan kedudukanroisah453
 
SOAL IPA SD OSN 2016
SOAL IPA SD OSN 2016SOAL IPA SD OSN 2016
SOAL IPA SD OSN 2016MJUNAEDI1961
 
Contoh Kata Pengantar dan Daftar isi dalam pembuatan makalah
Contoh Kata Pengantar dan Daftar isi dalam pembuatan makalahContoh Kata Pengantar dan Daftar isi dalam pembuatan makalah
Contoh Kata Pengantar dan Daftar isi dalam pembuatan makalahPuji Winarni
 

Viewers also liked (7)

Makalah pembentukan kata dan kalimat
Makalah pembentukan kata dan kalimatMakalah pembentukan kata dan kalimat
Makalah pembentukan kata dan kalimat
 
MAKALAH BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH
MAKALAH BAHASA INDONESIA  RAGAM ILMIAHMAKALAH BAHASA INDONESIA  RAGAM ILMIAH
MAKALAH BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH
 
Makalah bahas indonesia "kalimat"
Makalah bahas indonesia "kalimat"Makalah bahas indonesia "kalimat"
Makalah bahas indonesia "kalimat"
 
2.pengertian sejarah fungsi dan kedudukan
2.pengertian sejarah fungsi dan kedudukan2.pengertian sejarah fungsi dan kedudukan
2.pengertian sejarah fungsi dan kedudukan
 
Bahasa indonesia full
Bahasa indonesia fullBahasa indonesia full
Bahasa indonesia full
 
SOAL IPA SD OSN 2016
SOAL IPA SD OSN 2016SOAL IPA SD OSN 2016
SOAL IPA SD OSN 2016
 
Contoh Kata Pengantar dan Daftar isi dalam pembuatan makalah
Contoh Kata Pengantar dan Daftar isi dalam pembuatan makalahContoh Kata Pengantar dan Daftar isi dalam pembuatan makalah
Contoh Kata Pengantar dan Daftar isi dalam pembuatan makalah
 

Similar to Pembentukan dan Perluasan Kalimat

Hanna sofiah
Hanna sofiahHanna sofiah
Hanna sofiahtaufiq99
 
Bab ii pembahasan bi
Bab ii pembahasan biBab ii pembahasan bi
Bab ii pembahasan biNurul Qamar
 
Kalimat dalam Bahasa Indonesia
Kalimat dalam Bahasa IndonesiaKalimat dalam Bahasa Indonesia
Kalimat dalam Bahasa IndonesiaRifka Marwani
 
ppt indo kel 4.pptx
ppt indo kel 4.pptxppt indo kel 4.pptx
ppt indo kel 4.pptxyulianwaruwu
 
CARA EFEKTIF MEMBUAT PROPOSAL.docx
CARA EFEKTIF MEMBUAT PROPOSAL.docxCARA EFEKTIF MEMBUAT PROPOSAL.docx
CARA EFEKTIF MEMBUAT PROPOSAL.docxWahid148954
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaYuan Dae
 
ini adalaha sebuah makalah tentang -paragraf.pdf
ini adalaha sebuah makalah tentang -paragraf.pdfini adalaha sebuah makalah tentang -paragraf.pdf
ini adalaha sebuah makalah tentang -paragraf.pdfAriaSonta1
 
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata .pdf
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata .pdfJenis Kata dan Klasifikasi Kata .pdf
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata .pdfZukét Printing
 
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata.docx
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata.docxJenis Kata dan Klasifikasi Kata.docx
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata.docxZukét Printing
 
Presentasi bahasa indonesia kalimat efektif
Presentasi bahasa indonesia kalimat efektifPresentasi bahasa indonesia kalimat efektif
Presentasi bahasa indonesia kalimat efektifzazinul ummah
 
Presentasi bahasa indonesia kalimat efektif
Presentasi bahasa indonesia kalimat efektifPresentasi bahasa indonesia kalimat efektif
Presentasi bahasa indonesia kalimat efektifzazinul ummah
 
Presentasi bahasa indonesia kalimat efektif
Presentasi bahasa indonesia kalimat efektifPresentasi bahasa indonesia kalimat efektif
Presentasi bahasa indonesia kalimat efektifzazinul ummah
 
Presentasi bahasa indonesia kalimat efektif
Presentasi bahasa indonesia kalimat efektifPresentasi bahasa indonesia kalimat efektif
Presentasi bahasa indonesia kalimat efektifzazinul ummah
 
KALIMAT DAN KALIMAT EFEKTIF.pptx
KALIMAT DAN KALIMAT EFEKTIF.pptxKALIMAT DAN KALIMAT EFEKTIF.pptx
KALIMAT DAN KALIMAT EFEKTIF.pptxMedhitaBimaArifanda
 
Bahasa Indonesia Kelompok. Rev.pptx
Bahasa Indonesia Kelompok. Rev.pptxBahasa Indonesia Kelompok. Rev.pptx
Bahasa Indonesia Kelompok. Rev.pptxDiniyatulJannah
 

Similar to Pembentukan dan Perluasan Kalimat (20)

Hanna sofiah
Hanna sofiahHanna sofiah
Hanna sofiah
 
Bab ii pembahasan bi
Bab ii pembahasan biBab ii pembahasan bi
Bab ii pembahasan bi
 
Kalimat dalam Bahasa Indonesia
Kalimat dalam Bahasa IndonesiaKalimat dalam Bahasa Indonesia
Kalimat dalam Bahasa Indonesia
 
ppt indo kel 4.pptx
ppt indo kel 4.pptxppt indo kel 4.pptx
ppt indo kel 4.pptx
 
KELOMPOK 5.pdf
KELOMPOK 5.pdfKELOMPOK 5.pdf
KELOMPOK 5.pdf
 
CARA EFEKTIF MEMBUAT PROPOSAL.docx
CARA EFEKTIF MEMBUAT PROPOSAL.docxCARA EFEKTIF MEMBUAT PROPOSAL.docx
CARA EFEKTIF MEMBUAT PROPOSAL.docx
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
ini adalaha sebuah makalah tentang -paragraf.pdf
ini adalaha sebuah makalah tentang -paragraf.pdfini adalaha sebuah makalah tentang -paragraf.pdf
ini adalaha sebuah makalah tentang -paragraf.pdf
 
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata .pdf
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata .pdfJenis Kata dan Klasifikasi Kata .pdf
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata .pdf
 
Makalah Bahasa Indonesia
Makalah Bahasa IndonesiaMakalah Bahasa Indonesia
Makalah Bahasa Indonesia
 
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksisKesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
 
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata.docx
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata.docxJenis Kata dan Klasifikasi Kata.docx
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata.docx
 
Presentasi bahasa indonesia kalimat efektif
Presentasi bahasa indonesia kalimat efektifPresentasi bahasa indonesia kalimat efektif
Presentasi bahasa indonesia kalimat efektif
 
Presentasi bahasa indonesia kalimat efektif
Presentasi bahasa indonesia kalimat efektifPresentasi bahasa indonesia kalimat efektif
Presentasi bahasa indonesia kalimat efektif
 
Presentasi bahasa indonesia kalimat efektif
Presentasi bahasa indonesia kalimat efektifPresentasi bahasa indonesia kalimat efektif
Presentasi bahasa indonesia kalimat efektif
 
Presentasi bahasa indonesia kalimat efektif
Presentasi bahasa indonesia kalimat efektifPresentasi bahasa indonesia kalimat efektif
Presentasi bahasa indonesia kalimat efektif
 
KALIMAT DAN KALIMAT EFEKTIF.pptx
KALIMAT DAN KALIMAT EFEKTIF.pptxKALIMAT DAN KALIMAT EFEKTIF.pptx
KALIMAT DAN KALIMAT EFEKTIF.pptx
 
Kalimat Efektif
Kalimat EfektifKalimat Efektif
Kalimat Efektif
 
Bahasa Indonesia Kelompok. Rev.pptx
Bahasa Indonesia Kelompok. Rev.pptxBahasa Indonesia Kelompok. Rev.pptx
Bahasa Indonesia Kelompok. Rev.pptx
 

More from Muhammad Amal

Bahan Ajar TIK Kelas XII Semester 1
Bahan Ajar TIK Kelas XII Semester 1Bahan Ajar TIK Kelas XII Semester 1
Bahan Ajar TIK Kelas XII Semester 1Muhammad Amal
 
Fraksi-fraksi Minyak Bumi
Fraksi-fraksi Minyak BumiFraksi-fraksi Minyak Bumi
Fraksi-fraksi Minyak BumiMuhammad Amal
 
Rangkaian Seri R-L-C dan Resonansi
Rangkaian Seri R-L-C dan ResonansiRangkaian Seri R-L-C dan Resonansi
Rangkaian Seri R-L-C dan ResonansiMuhammad Amal
 
Teori Abiogenesis Modern (Evolusi Kimia) dan Evolusi Biologi
Teori Abiogenesis Modern (Evolusi Kimia) dan Evolusi BiologiTeori Abiogenesis Modern (Evolusi Kimia) dan Evolusi Biologi
Teori Abiogenesis Modern (Evolusi Kimia) dan Evolusi BiologiMuhammad Amal
 
Tekanan dan Tekanan Hidrostatis
Tekanan dan Tekanan HidrostatisTekanan dan Tekanan Hidrostatis
Tekanan dan Tekanan HidrostatisMuhammad Amal
 
Organisasi kerjasama islam
Organisasi kerjasama islamOrganisasi kerjasama islam
Organisasi kerjasama islamMuhammad Amal
 

More from Muhammad Amal (16)

Bahan Ajar TIK Kelas XII Semester 1
Bahan Ajar TIK Kelas XII Semester 1Bahan Ajar TIK Kelas XII Semester 1
Bahan Ajar TIK Kelas XII Semester 1
 
Pengertian Buffer
Pengertian BufferPengertian Buffer
Pengertian Buffer
 
Makromolekul
MakromolekulMakromolekul
Makromolekul
 
Hukum Dalton
Hukum DaltonHukum Dalton
Hukum Dalton
 
Fraksi-fraksi Minyak Bumi
Fraksi-fraksi Minyak BumiFraksi-fraksi Minyak Bumi
Fraksi-fraksi Minyak Bumi
 
Rangkaian Seri R-L-C dan Resonansi
Rangkaian Seri R-L-C dan ResonansiRangkaian Seri R-L-C dan Resonansi
Rangkaian Seri R-L-C dan Resonansi
 
Teori Abiogenesis Modern (Evolusi Kimia) dan Evolusi Biologi
Teori Abiogenesis Modern (Evolusi Kimia) dan Evolusi BiologiTeori Abiogenesis Modern (Evolusi Kimia) dan Evolusi Biologi
Teori Abiogenesis Modern (Evolusi Kimia) dan Evolusi Biologi
 
Otot
OtotOtot
Otot
 
Miokarditis
MiokarditisMiokarditis
Miokarditis
 
Blood Moon
Blood MoonBlood Moon
Blood Moon
 
Perilaku Tercela
Perilaku TercelaPerilaku Tercela
Perilaku Tercela
 
Kaum dhuafa
Kaum dhuafaKaum dhuafa
Kaum dhuafa
 
Sistem Pemerintahan
Sistem PemerintahanSistem Pemerintahan
Sistem Pemerintahan
 
Tekanan dan Tekanan Hidrostatis
Tekanan dan Tekanan HidrostatisTekanan dan Tekanan Hidrostatis
Tekanan dan Tekanan Hidrostatis
 
Organisasi kerjasama islam
Organisasi kerjasama islamOrganisasi kerjasama islam
Organisasi kerjasama islam
 
Kimia Organik
Kimia OrganikKimia Organik
Kimia Organik
 

Recently uploaded

Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxshafiraramadhani9
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 

Recently uploaded (20)

Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 

Pembentukan dan Perluasan Kalimat

  • 1. PEMBENTUKAN DAN PERLUASAN KALIMAT OLEH: RACHMAT HIDAYAT NIM. E31115311 MUHAMMAD IHLASUL AMAL NIM. E31115310 AHMAD AMAR AFIF NIM. F21115316 UNIVERSITAS HASANUDDIN 2015
  • 2. ii KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Makalah ini kami susun dengan semaksimal mungkin dan akhirnya dapat terselesaikan tanpa adanya hambatan yang sulit bagi kami. Terlepas dari hal tersebut di atas, tentu saja makalah ini belum mendekati kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar kami ke depannya dapat membuat makalah yang bisa mendekati kesempurnaan. Akhirnya, kami sangat mengharapkan makalah ini dapat berguna bagi semua pihak, terkhususnya bagi kami, sehingga dapat menjadi inspirasi bagi pembacanya. Makassar, September 2015 Penulis
  • 3. iii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL............................................................................................ i KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii DAFTAR ISI....................................................................................................... iii BAB I: PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A. Latar Belakang.............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................... 1 C. Tujuan dan Manfaat Penulisan .................................................. 1 BAB II: PEMBAHASAN................................................................................... 2 A. Unsur-unsur Pembentuk Kalimat............................................... 2 B. Bagian-bagian Kalimat ................................................................ 2 C. Pola-pola Kalimat ......................................................................... 6 D. Macam-macam dan Perluasan Kalimat.................................... 8 BAB III: PENUTUP............................................................................................ 12 A. Kesimpulan.................................................................................... 12 B. Saran.............................................................................................. 12 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 13
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana berpikir untuk menyampaikan pesan kepada orang lain atau menerima dari orang lain atau yang biasa kita sebut sebagai berkomunikasi. Komunikasi diungkapkan melalui rangkaian kata-kata, disebut juga kalimat, yang memiliki pola-pola tertentu. Kalimat ini hendaknya harus memenuhi syarat-syarat kelengkapan dan kejelasan peran dari unsur pembentuknya. Pengenalan tentang unsur-unsur tersebut tentu sangatlah bermanfaat dan kemudian dapat digunakan untuk menilai apakah suatu kalimat telah memenuhi kaidah tata bahasa atau belum. B. Rumusan Masalah 1. Apakah unsur-unsur pembentuk kalimat? 2. Bagaimanakah struktur kalimat yang benar? 3. Apakah yang membedakan kalimat tunggal dan majemuk? 4. Bagaimanakah contoh-contoh perluasan kalimat? C. Tujuan dan Manfaat Penulisan 1. Agar dapat diketahui apa saja yang menyusun suatu kalimat. 2. Untuk mengetahui lebih jelas struktur kalimat yang benar. 3. Untuk mengetahui apakah hal yang membedakan kalimat tunggal dan majemuk. 4. Untuk mengetahui bagaimana bentuk dari perluasan kalimat.
  • 5. 2 BAB II PEMBAHASAN A. Unsur-unsur Pembentuk Kalimat Kalimat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa.” Sehingga dari definisi tersebut, sebuah kalimat dapat dikatakan tersusun atas kata, frasa, atau klausa. 1. Kata Kata merupakan morfem atau kombinasi morfem yang oleh bahasawan dianggap sebagai satuan terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas. Misalnya saya, duduk, makan, dll. 2. Frasa Frasa merupakan gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif. Misalnya gunung tinggi, sapu tangan, anak pertama, dll. 3. Klausa Klausa merupakan satuan gramatikal yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek (S) dan predikat (P) dan berpotensi menjadi kalimat. Misalnya dia datang, saya membaca, Fikal menulis, dll. B. Bagian-bagian Kalimat Setidak-tidaknya sebuah kalimat harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). Sedangkan, bagian yang lainnya adalah objek (O) apabila menggunakan kata kerja aktif transitif, serta pelengkap (Pel) dan keterangan (K) sebagai penjelas terhadap predikat kalimat. Berikut penjelasan dari bagian-bagian tersebut. 1. Subjek (S) Subjek merupakan bagian dari kalimat yang menandai pembicaraan atau yang menjadi pokok pembahasan. Unsur inilah
  • 6. 3 yang wajib ada pada suatu kalimat. Kadang-kadang, subjek juga merupakan pelaku yang ada pada sebuah kalimat. Adapun ciri-ciri subjek, yaitu: a. Jawaban atas pertanyaan apa atau siapa Penentuan subjek dapat dilakukan dengan mencari jawaban atas pertanyaan apa atau siapa yang dinyatakan dalam suatu kalimat. Untuk subjek kalimat yang berupa manusia, biasanya digunakan kata tanya siapa. b. Biasanya disertai kata itu, ini, yang dan tersebut (sebagai pembatas antara subjek dan predikat) c. Mempunyai keterangan pewatas/atribut yang Kata yang menjadi subjek suatu kalimat dapat diberi keterangan lebih lanjut dengan menggunakan penghubung yang. Keterangan ini dinamakan keterangan pewatas. d. Tidak didahului preposisi Subjek tidak didahului preposisi, seperti dari, dalam, di, ke, kepada, pada. Orang sering memulai kalimat dengan menggunakan kata-kata seperti itu sehingga menyebabkan kalimat-kalimat yang dihasilkan tidak bersubjek. e. Berupa kata benda atau frase kata benda Subjek kebanyakan berupa kata benda atau frase kata benda. Di samping kata benda, subjek dapat berupa kata kerja atau kata sifat, biasanya, disertai kata penunjuk itu. 2. Predikat (P) Predikat adalah bagian kalimat yang menandai pembicaraan atau tindakan subjek serta penjelas dari subjek yang dapat berupa kata atau frasa. Adapun ciri-ciri predikat, yaitu: a. Jawaban atas pertanyaan mengapa atau bagaimana Dilihat dari segi makna, bagian kalimat yang memberikan informasi atas pertanyaan mengapa atau bagaimana adalah predikat kalimat. Pertanyaan sebagai apa atau jadi apa dapat
  • 7. 4 digunakan untuk menentukan predikat yang berupa kata benda penggolong (identifikasi). Kata tanya berapa dapat digunakan untuk menentukan predikat yang berupa numeralia (kata bilangan) atau frase numeralia. b. Kata adalah atau ialah Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Predikat itu terutama digunakan jika subjek kalimat berupa unsur yang panjang sehingga batas antara subjek dan pelengkap tidak jelas. c. Dapat diingkarkan Predikat dalam bahasa Indonesia mempunyai bentuk pengingkaran yang diwujudkan oleh kata tidak. Bentuk pengingkaran tidak ini digunakan untuk predikat yang berupa kata kerja atau kata sifat. Di samping tidak sebagai penanda predikat, kata bukan juga merupakan penanda predikat yang berupa kata benda atau predikat kata merupakan. d. Dapat disertai kata-kata aspek atau modalitas Predikat kalimat yang berupa kata kerja atau kata sifat dapat disertai kata-kata aspek seperti telah, sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di depan kata kerja atau kata sifat. Kalimat yang subjeknya berupa kata benda bernyawa dapat juga disertai modalitas, kata-kata yang menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti ingin, hendak, dan mau. 3. Objek (O) Objek adalah perkara atau orang yang menjadi pokok pembicaraan. Objek berada di belakang predikat apabila bentuk kalimatnya aktif transitif dan dapat berubah menjadi subjek (S) apabila kalimatnya berbentuk pasif. Adapun ciri-ciri objek, yaitu: a. Langsung di belakang predikat Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului predikat. b. Dapat menjadi subjek kalimat pasif
  • 8. 5 Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan perubahan bentuk kata kerja predikatnya. c. Tidak didahului preposisi Objek yang selalu menempati posisi di belakang predikat dan tidak didahului preposisi. Dengan kata lain, di antara predikat dan objek tidak dapat disisipkanpreposisi. d. Kategori katanya kata benda/frase kata benda e. Dapat diganti dengan -nya f. Didahului kata bahwa g. Anak kalimat pengganti kata benda ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat menjadi unsur objek dalam kalimat transitif. h. Kebanyakan kata kerja berawalan ber- atau ter- tidak memerlukan objek (intransitif) i. Kebanyakan kata kerja berawalan me- memerlukan objek (transitif) 4. Pelengkap (Pel) Pelengkap merupakan unsur yang melengkapi predikat verbal dan berada di belakang predikat. Berbeda dengan objek, pelengkap tidak dapat berubah menjadi subjek ketika dipasifkan. Adapun ciri- ciri pelengkap, yaitu: a. Terletak di belakang predikat Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek. b. Tidak didahului preposisi Seperti objek, pelengkap tidak didahului preposisi. Unsur kalimat yang didahului preposisi disebut keterangan.
  • 9. 6 c. Kategori katanya dapat berupa kata benda, kata kerja, atau kata sifat. 5. Keterangan (K) Sesuai namanya, unsur keterangan berfungsi sebagai penjelas kata atau bagian kalimat yang lain. Posisi keterangan tidaklah menentu, sehingga dapat berada pada posisi manapun di dalam sebuah kalimat. Adapun ciri-ciri keterangan, yaitu: a. Bukan unsur utama Berbeda dari subjek, predikat, objek, dan pelengkap, keterangan merupakan unsur tambahan yang kehadirannya dalam struktur dasar kebanyakan tidak bersifat wajib. b. Dapat dipindah-pindah posisi/letaknya bebas Di dalam kalimat, keterangan merupakan unsur kalimat yang memiliki kebebasan tempat. Keterangan dapat menempati posisi di awal atau akhir kalimat, atau di antara subjek dan predikat. Jika tidak dapat di pindah-pindahkan, maka unsur tersebut tidak termasuk keterangan. c. Umumnya di dahului oleh preposisi seperti, di, dari, ke, atau tentang C. Pola-pola Kalimat Suatu kalimat tersusun atas pola-pola tertentu tergantung dari seberapa banyak kata di dalam kalimat tersebut. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa kalimat setidaknya memiliki subjek (S) dan objek (O). Jadi, pola kalimat yang paling sederhana yaitu pola S P. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai pola-pola kalimat. 1. Kalimat berpola S P Kalimat tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan. Contoh:
  • 10. 7 a) Mereka sedang berenang S P b) Ayahnya guru SMA. S P c) Gambar itu bagus S P 2. Kalimat berpola S P O Kalimat tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, dan objek berupa nomina atau frasa nominal. Contoh: a) Mereka sedang menyusun karangan ilmiah S P O b) Dia sedang menulis novel S P O 3. Kalimat berpola S P Pel. Kalimat tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva. Contoh: Anaknya beternak ayam S P Pel. 4. Kalimat berpola S P O Pel. Kalimat tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal. Contoh: Dia mengirimi saya surat S P O Pel. 5. Kalimat berpola S P K Kalimat tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur keterangan karena diperlukan oleh predikat. Subjek berupa
  • 11. 8 nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Contoh: Mereka berasal dari Surabaya S P K 6. Kalimat berpola S P O K Kalimat tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nomina, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Contoh: Kami memasukkan pakaian ke dalam lemari S P O K 7. Kalimat berpola S P Pel. K Kalimat dasar tipa nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Contoh: Ungu bermain musik di atas panggung S P Pel. K 8. Kalimat berpola S P O Pel. K Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Contoh: Dia mengirimi ibunya uang setiap bulan S P O Pel. K D. Macam-macam dan Perluasan Kalimat Menurut struktur gramatikalnya, kalimat dapat dibedakan menjadi kalimat tunggal dan kalimat majemuk. 1. Kalimat tunggal Kalimat tunggal merupakan kalimat yang terdiri dari satu klausa. Kalimat ini merupakan kalimat paling sederhana. Kalimat tunggal
  • 12. 9 setidaknya memiliki satu subjek (S) dan satu predikat (P). Berikut ini beberapa contoh kalimat tunggal. a. Ia berdiri di tempat itu sejak tadi. b. Aku terjebak macet di sana. c. Dia sarapan dengan makanan seadanya. d. Beliau adalah salah satu orang berpengaruh di sini. 2. Kalimat majemuk Kalimat majemuk adalah kalimat yang berpola dua atau lebih. Kalimat majemuk ini terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat. Cara membedakan anak kalimat dan induk kalimat yaitu dengan melihat letak konjungsi. Induk kalimat tidak memuat konjungsi di dalamnya, konjungsi hanya terdapat pada anak kalimat. Kalimat ini juga telah mengalami perluasan karena telah memiliki dua kalimat atau lebih. Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang berbeda, sehingga jenis kalimat tersebut dapat diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang digunakannya. Berikut ini jenis- jenis kalimat majemuk. a. Kalimat majemuk setara Kalimat majemuk setara adalah penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya sejajar atau sederajat. Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk setara terdiri dari lima macam, yaitu: 1) Pemilihan yang menggunakan konjungsi atau; 2) Penguatan atau penegasan dengan konjungsi bahkan; 3) Penggabungan dengan konjungsi dan; 4) Urutan waktu dengan konjungsi kemudian, lalu, atau lantas; dan 5) Berlawanan dengan konjungsi sedangkan, tetapi atau melainkan.
  • 13. 10 Berikut ini beberapa contoh kalimat majemuk setara. 1) Kita menyelesaikan tugas itu dengan segera atau menyerahkannya kepada orang lain. 2) Ia pulang ke rumahnya lalu pergi menjenguk anaknya. 3) Adik menyanyi dan saya menari. b. Kalimat majemuk rapatan Kalimat majemuk rapatan adalah gabungan beberapa kalimat tunggal yang karena subjek, predikat, atau objeknya sama, maka bagian yang sama hanya disebutkan sekali. Contoh kalimat majemuk rapatan, yaitu: 1) Kalimat 1: Pekerjaannya hanya makan. Kalimat 2: Pekerjaannya hanya tidur. Kalimat 3: Pekerjaannya hanya merokok. Kalimat akhir: Pekerjaannya hanya makan, tidur, dan merokok. 2) Kalimat 1: Ia hanya datang di sekolah. Kalimat 2: Ia hanya duduk di sekolah. Kalimat akhir: Ia hanya datang dan duduk di sekolah. c. Kalimat majemuk bertingkat Kalimat majemuk bertingkat yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat. Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk bertingkat terdiri dari sepuluh macam, yaitu: 1) Syarat dengan konjungsi jika, kalau, manakala, andaikata, atau asal(kan); 2) Tujuan dengan konjungsi agar, supaya, atau biar; 3) Perlawanan atau konsesif dengan konjungsi walaupun, kendati(pun), atau biarpun;
  • 14. 11 4) Penyebaban dengan konjungsi sebab, karena, atau oleh karena; 5) Pengakibatan dengan konjungsi maka atau sehingga; 6) Cara dengan konjungsi dengan atau tanpa; 7) Alat dengan konjungsi dengan atau tanpa; 8) Perbandingan dengan konjungsi seperti, bagaikan, atau alih- alih; 9) Penjelasan dengan konjungsi bahwa; dan 10)Kenyataan dengan konjungsi padahal. Berikut ini beberapa contoh kalimat majemuk bertingkat. 1) Ia berhasil mengembangkan pabriknya setelah memperoleh pinjaman dari bank. 2) Saya akan bekerja dengan tekun bila berhasil diterima sebagai pegawai di kantor itu. 3) Engkau harus belajar dengan sungguh-sungguh agar dapat mencapai IPK yang tinggi. 4) Meskipun hari ini hujan, anak itu tetap berangkat ke sekolah. d. Kalimat majemuk campuran Kalimat majemuk campuran yaitu gabungan antara kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Sekurang- kurangnya terdiri dari tiga kalimat. Berikut ini contoh kalimat majemuk campuran. Kalimat 1: Toni bermain dengan Kevin. Kalimat 2: Rina membaca buku di kamar. Kalimat 3: Ketika aku datang ke rumahnya. Kalimat akhir: Toni bermain dengan Kevin dan Rina membaca buku di kamar ketika aku datang ke rumahnya.
  • 15. 12 BAB III PENTUP A. Kesimpulan 1. Kalimat tersusun atas kata, frasa, atau klausa. 2. Setidaknya kalimat memiliki subjek (S) dan predikat (P). 3. Bagian kalimat selain subjek (S) dan predikat (P) yaitu objek (O), pelengkap (Pel.), dan keterangan (K). 4. Subjek (S) adalah yang menjadi pokok pembahasan. 5. Predikat (P) adalah bagian yang menandai pembicaraan. 6. Objek (O) adalah orang yang menjadi pokok pembicaraan. 7. Pelengkap (Pel.) adalah unsur yang melengkapi predikat verbal. 8. Keterangan (K) adalah unsur yang berfungsi sebagai penjelas. 9. Kalimat memiliki pola tertentu, yaitu berpola S P, S P O, S P Pel., S P O Pel., S P K, S P O K, S P Pel. K, dan S P O Pel. K. 10.Kalimat secara garis besar dibagi menjadi kalimat tunggal dan majemuk. 11.Kalimat tunggal terdiri dari satu klausa dan merupakan kalimat paling sederhana. 12.Kalimat majemuk adalah kalimat yang telah mengalami perluasan dengan berpola dua atau lebih. 13.Kalimat majemuk dibagi menjadi kalimat majemuk setara, rapatan, bertingkat, dan campuran. B. Saran 1. Sebagai warga negara yang baik, hendaknya kita mempelajari lebih dalam mengenai Bahasa Indonesia. 2. Kita tidak boleh menyepelekan hal-hal kecil dalam menyusun kalimat, hendaknya kita kembali merujuk kepada kaidah tata bahas.
  • 16. 13 DAFTAR PUSTAKA Cahyono, Bambang Yudi. 1995. Kristal-kristal Ilmu Bahasa. Surabaya: Airlangga University Press. Djafar, Muhammad Rasyidin S. 2013. “Pembentukan dan Perluasan Kalimat,” (Online). (link: http://rasydinsjatry.blogspot.com/2013/04/pembentukan-dan- perluasan-kalimat.html, diakses pada hari Jumat tanggal 4 September 2015). Madjid, Fadilah. 2013. “Pembentukan dan Perluasan Kalimat,” (Online). (link: http://fadilahmadjid.blogspot.com/2013/03/pembentukan-dan- perluasan-kalimat.html, diakses pada hari Jumat tanggal 4 September 2015). Tim Wikipedia. 2015. “Kalimat,” Wikipedia Bahasa Indonesia Ensiklopedia Bebas (Online). (link: https://id.wikipedia.org/wiki/Kalimat, diakses pada hari Jumat tanggal 4 September 2015). Usman, Arifin, et. al. 2014. Himpunan Materi Kuliah Bahasa Indonesia, edisi revisi. Modul UPT-MKU Universitas Hasanuddin. Yulianto, Iqbal. 2008. “Perluasan Kalimat Tunggal,” (Online). (link: http://iqbalyulianto.blogspot.com/2008/12/perluasan-kalimat- tunggal.html, diakses pada hari Jumat tanggal 4 September 2015).