1. Majapahit memiliki ekonomi yang berbasis pertanian dan perdagangan laut. Kerajaan membangun bendungan dan pelabuhan untuk mendukung kedua sektor ekonomi utama tersebut.
2. Agama Hindu dan Buddha adalah agama utama, meskipun Islam juga dianut oleh beberapa pedagang. Raja menjalankan upaya untuk menyatukan ketiga agama tersebut.
3. Kerajaan menghasilkan karya sastra dan seni bangunan yang mencer
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Sejarah Majapahit (lanjutan)
1. Majapahit merupakan negara agraris dan juga sebagai negara
maritim.
• Negara agraris, karena letaknya di pedalaman dan dekat aliran
sungai.
• Negara maritim, karena kesanggupan kerajaan itu untuk
menanamkan pengaruh Majapahit di seluruh Nusantara.
Dengan demikian, kehidupan ekonomi masyarakat Majapahit
menitikberatkan pada bidang pertanian dan pelayaran.
KEHIDUPAN
SOSIAL-EKONOMI
Design By: Nindita Okta Nurhendar
2. Untuk membantu pengairan pertanian yang teratur,
pemerintah Majapahit membangun dua buah
bendungan, yaitu Bendungan Jiwu untuk persawahan
dan Bendungan Trailokyapur untuk mengairi daerah
hilir.
Banyak pedagang Majapahit berperan sebagai
pedagang perantara.
Design By: Nindita Okta Nurhendar
3. Menurut catatan Wang Ta-Yuan (pedagang dari Cina)
Komoditas ekspor Jawa pada saat itu : lada, garam,
kain & burung kakatua.
Komoditas impor Jawa pada saat itu : mutiara, emas,
perak, sutra, batang keramik, dan barang dari besi.
Pusat perdagangan : Canggu, Surabaya, Gresik,
Sedayu, dan Tuban.
Design By: Nindita Okta Nurhendar
4. Gobog Kepeng
Uang logam yang terbuat
dari campuran perak, timah
hitam, timah putih, dan
tembaga. Berbentuk koin
dengan lubang ditengahnya.
Koin perunggu yang
diimpor dari Tiongkok
Mata Uang Majapahit
Design By: Nindita Okta Nurhendar
6. PA D A M A S A K E R A J A A N M A J A PA H I T B E R K E M B A N G A G A M A H I N D U S I WA D A N
A G A M A B U D H A .
R A J A H AYA M W U R U K : H I N D U S I WA
M A H A PAT I H G A J A H M A D A : B U D D H A
N A M U N , M E R E K A D A PA T B E K E R J A S A M A D E N G A N B A I K B A H K A N D A L A M
N E G A R A K E R T A G A M A PA D A P U P U H K E I . X X X I D I J E L A S K A N B A H WA R A J A H AYA M
W U R U K B E R U S A H A K E R A S U N T U K M E N YAT U K A N T I G A A L I R A N A G A M A D I
M A J A PA H I T YA N G D I S E B U T D E N G A N T R I PA K S A ( T I G A S AYA P ) YA I T U A G A M A
S I WA , B U D H A D A N B R A H M A , P U P U H I N I J U G A M E N Y E B U T K A N B A H WA PA R A
P E N D E T A N YA YA N G D I S E B U T C AT U R D W I J A T U N D U K K E PA D A A J A R A N K I T A B
T U T U R ”
Kehidupan Keagamaan
Design By: Nindita Okta Nurhendar
8. Urusan keagamaan diserahkan kepada pejabat tinggi, yaitu
Dharmmaddhyaksa yang dibagi menjadi 2 :
1. Dharmmaddhyaksa Ring Kasaiwan : mengurus agama Syiwa
2. Dharmmaddhyaksa Ring Kasogatan : mengrus agama Buddha
Dibantu oleh pejabat keagamaan yaitu Dharmmauppati, pada
zaman Hayam Wuruk yang terkenal ada 7 disebut sang uppati sapta.
Para uppati juga dikenal sebagai kelompok cendekiawan atau
pujangga. Misalnya, Empu Prapanca Dharmmaddhyaksa dan
Pujangga besar dengan kitabnya Negarakertagama.
Design By: Nindita Okta Nurhendar
9. Tempat Ibadah
Guna melakukan upacara keagaman, dibangunlah bangunan –
bangunan suci yaitu Candi, pemandian suci (pertirthan) dan
gua-gua pertapaan. Seperti tempat ibadah yang ada di Jawa
Timur yaitu :
Agama Syiwa : Candi Penataran, Candi Tigawangi, Candi
Surawana.
Agama Buddha : Candi Jago, Candi Bhayalangu, Candi
Sanggrahan, Candi Jabung.
Bangunan suci sebagian besar merupakan tempat ibadah agama
Syiwa.
Design By: Nindita Okta Nurhendar
11. Yang di Kelola Pemerintah
Yang tidak di Kelola
Pemerintah
1. Dharma-Dalm / Dharma-
Haji : bangunan suci
yang diperuntukan bagi
raja beserta keluarganya.
2. Dharma-Lpas : bangunan
suci yang dibangun
diatas tanah wakaf
(bhudana) pemberian
raja untuk para rsi-
swara-sogata, untuk
memuja dewa-dewa dan
untuk mata pencaharian
mereka.
1. Mandala : tempat pendidikan
agama yang dipimpin oleh
siddharsi/dewaguru.
Bangunan Suci Berdasarkan Statusnya
Design By: Nindita Okta Nurhendar
12. Pembaruan Agama Siwa - Buddha
Terlihat pada cara mendharmakan raja dan
keluarganya yang wafat. Beberapa orang raja Majapahit
di dharmakan di Candi Sumberjati (Simping) sebagai
wujud Siwa (Siwawimbha) dan di Antahpura sebagai
Buddha, Raja Jayanegara yang di dharmakan di Shila
Ptak sebagai Wisnu dan di Sukhalila sebagai Buddha
Design By: Nindita Okta Nurhendar
13. Menurut
Ma Huan dari Cina
Menurut
Babad Tanah Jawi & Serat Kanda
Selain agama
Hindu-Buddha,
terdapat masyarakat
yang menganut
agama Islam,
utamanya para
pedagang di
pelabuhan.
Pembawa agama Islam ke
Majapahit adalah Raden
Rahmat alias Sunan Ampel.
Ia adalah pendatang dari Campa
pada pertengahan abad ke – 14
untuk mengunjungi bibinya
puteri Campa yang menikah
dengan raja Brawijaya V (Bhre
Kertabhumi).
Dengan demikian masuknya
agama islam di Majapahit
sekitar pertengahan abad ke –
14.
Kompleksnya Penduduk Majapahit
Design By: Nindita Okta Nurhendar
15. 1. SENI SASTRA
SENI SASTRA DIBAGI MENJADI 2, YAITU
KARYA SASTRA DARI ZAMAN AWAL MAJAPAHIT
DAN KARYA SASTRA DARI ZAMAN AKHIR
MAJAPAHIT.
KEHIDUPAN KEBUDAYAAN
Design By: Nindita Okta Nurhendar
16. Karya sastra dari zaman awal majapahit
a) Kitab negara kertagama karangan empu prapanca tahun
1365, isinya :
(1)sejarah raja-raja singasari dan majapahit dengan masa
pemerintahannya.
(2) keadaan kota majapahitdan daerah-daerah kekuasaannya.
(3)Kisah perjalanan raja hayam wuruk ketika berkunjung ke
daerah kekuasaannya di jawa timur beserta daftar-daftar
candi yang ada.
(4) kehidupan keagamaan dengan upacara-upacara
sakralnya, misalnya upacara SRrada untuk menghormati
roh Gayatri dan menambah kesaktian raja.
Design By: Nindita Okta Nurhendar
17. b) Kitab Sutasoma karangan Empu Tantular. Kitab
tersebut berisi riwayat Sutasoma, seorang anak raja
yang menjadi pendeta Buddha.
c) Kitab Arjunawijaya karangan Empu Tantular. Kitab
tersebut berisi tentang riwayat raja raksasa yang
berhasil ditundukkan oleh Raja Arjunasasrabahu.
d) Kitab Kunjarakarna dan Parthayajna, tidak jelas siapa
pengarangnya. Kitab itu berisi kisah raksasa
Kunjarakna yang ingin menjadi manusia, dan
pengembaraan Pandawa di hutan karena kalah
bermain dadu dengan Kurawa
Design By: Nindita Okta Nurhendar
19. Karya seni sastra pada zaman akhir Majapahit
a) Kitab Pararaton : menceritakan riwayat raja-raja Singasari dan
Majapahit
b) Kitab Sudayana : tentang Peristiwa Bubat
c) Kitab Sorandaka : tentang pemberontakan Sora
d) Kitab Ranggalawe : tentang pemberontakan Ranggalawe
e) Kitab Panjiwijayakrama : tentang riwayat R.Wijaya sampai
dengan Raja Majapahit
f) Kitab Usana Jawa : tentang penaklukan Bali oleh Gajah Mada
dan Aryadamar
g) Kitab Tantu Panggelaran : tentang pemindahan gunung
Mahameru ke Pulau Jawa oleh Dewa Brahma, Wisnu, dan Siwa.
h) Kitab Kutaramanawa : hukum Majapahit yang ditulis oleh
Gajahmada
Design By: Nindita Okta Nurhendar
20. PADA ZAMAN MAJAPAHIT PEMBUATAN CANDI SUDAH
MENGGUNAKAN BATUBATA. CANDI MAJAPAHIT BERKUALITAS
TINGGI BAIK STRUKTUR GEOMETRISNYA MAUPUN BAHAN
BAKUNYA.
BEBERAPA CANDI PENINGGALAN MAJAPAHIT YANG MASIH
DAPAT DITEMUI : CANDI TIKUS, CANDI KEDATON DAN
CANDI GRINTING
SENI BANGUNAN
Design By: Nindita Okta Nurhendar
21. SELAIN BERUPA CANDI, YAITU ada Petirtaan Segaran,
alun-alun watu umpak, pendopo agung dan situs lantai segi
enam. Ada juga peninggalan berupa seni patung, misalnya
patung perwujudan Raden Wijaya sebagai Harihara atau
sebagai Syiwa dan Wisnu dalam satu arca, patung putri
Suhita dan patung Tribhuana sebagai Parwati.
Design By: Nindita Okta Nurhendar
23. Alun-alun Watu Umpak
Situs Lantai Segi Enam
Patung Perwujudan Raden Wijaya
Patung Suhita
Tribhuwana
wijayatunggadewi
Design By: Nindita Okta Nurhendar
24. Selain tempat-tempat suci dari agama Hindu-
Buddha, terdapat juga peninggalan bangunan berupa
makam-makam Islam, seperti Makam Putri Campa
dan Makam Troloyo.
Makam Puteri Campa Makam Troloyo
Design By: Nindita Okta Nurhendar