Dokumen ini membahas tentang membaca sastra dan perbedaan bahasa sastra dengan bahasa ilmiah. Juga menjelaskan tiga jenis gaya bahasa dalam sastra yaitu perbandingan, hubungan, dan pernyataan seperti metafora, analogi, metonimia, hiperbola dan ironi.
3. Membaca sastra
• Membaca sastra adalah membaca suatu karya sastra yang
tercermin dari keserasian, keharmonisan antara keindahan
bentuk dan keindahan isi. Seorang pembaca dapat
mengenal serta mengerti seluk-beluk bahasa dalam suatu
karya sastra, semakin mudahlah dia memahami isinya serta
menikmati keindahannya.
Membaca
Sastra
Bahasa
Sastra
Bahasa
Ilmiah
4. Bahasa
Ilmiah
Pada umumnya
bersifat denotative
Laporan-laporan
penelitian dalam
bidang kimia dan
fisika serta kertas
kerja eksposisional
dalam ilmu-ilmu sosial
dan dalam sejarah,
hampir seluruhnya
tertulis dalam kata-
kata denotatif, karena
laporan-laporan
tersebut
mengemukakan fakta,
bukan perasaan.
Bahasa
Sastra
Pada umumnya
bersifat konotatif
Menulis cerita
pendek, puisi, atau
pidato untuk umum,
kita biasanya
mempergunakan
kata-kata konotatif,
karena tulisan-
tulisan seperti itu
acapkali menggarap
hal-hal yang
berhubungan
dengan emosi dan
nilai-nilai.
6. a. Metafora
Dua ide; yang satu adalah
suatu kenyataan, suatu yang
dipikirkan, yang menjadi
objek; dan yang satu lagi
merupakan pembanding
terhadap kenyataan tadi;
“Nani adalah gadis ramah
tetapi sukar didekati, sukar
ditebak isi hatinya”.
Diganti dengan:
“Nani jinak-jinak merpati”
b. Kesamaan
Menyatakan bahwa yang
satu sama dengan yang lain;
biasanya menggunakan
kata-kata seperti atau
sebagai dan sejenisnya.
Gaya bahasa.
Para gembala Sardini adalah
orang-orang asli. Pendek,
konvensional, pendiam,
mereka terlihat bak batu-
batu negeri mereka yang
tandus, seperti batu-batu
besar yang agak perasa
dikikis masa.
c. Analogi
Biasanya melihat beberapa
titik persamaan, bukan
hanya satu saja.
Saluran-saluran spekulasi
politik dan agama sejati
dibendung, sampai Revolusi
Besar membebaskan
luapan buku-buku dan
pamflet-pamflet yang
meliputi negeri itu selama
dua puluh tahun, menggali
serta memperlebar palung-
palung baru saluran pikiran
Gaya Bahasa
1. Perbandingan
7. Gaya Bahasa
2. Hubungan
a. Sinekdok
Memberi nama suatu bagian
apabila yang dimaksud adalah
keseluruhan; atau sebaliknya:
keseluruhan pengganti
sebagian.
(+) Berjuta-juta mulut harus
diberi makan oleh
pemerintah.
(+) Tangan-tangan lunglai
menengadah memohon
rahmat dan karunia Tuhan.
b. Metonomia
Penggunaan satu kata bagi
yang lainnya yang
(+) Shakespeare buat drama-
drama karya Shakespeare
(+) Jawa bagi kopi Jawa
8. a. Hiperbola
Sejenis gaya bahasa yang
mengandung pernyataan
yang berlebih-lebihan, yang
dilebih-lebihkan
(+) Sempurna sekali, tiada
kekurangan suatu apapun
buat pengganti baik atau
cantik;
b. Litotes
Sejenis gaya bahasa yang
mengandung pernyataan
yang dikecil-kecilkan,
dikurangi dari kenyataan
yang sebenarnya
(+) Mohamad Ali bukanlah
petinju yang jelek.
(+) Shakespeare bukan
pengarang picisan.
c. Ironi
Sejenis gaya bahasa yang
mengimplikasikan
(menyatakan secara tidak
langsung) sesuatu yang nyata
berbeda,
Suatu revolusi senantiasa
dibedakan oleh
ketidaksopansantunan,
barangkali karena penguasa
tidak mau bersusah-susah
dalam hal yang baik untuk
mengajar orang-orang sikap-
sikap yang terpuji.
(Perrin; 1968 : 353).
Gaya Bahasa
3. Pernyataan
9. Kesimpulan
Membaca sastra adalah membaca suatu
karya sastra yang tercermin dari keserasian,
keharmonisan antara keindahan bentuk dan
keindahan isi. Seorang pembaca dapat
mengenal serta mengerti seluk-beluk bahasa
dalam suatu karya sastra, semakin mudahlah
dia memahami isinya serta menikmati
keindahannya.
Gaya Bahasa
Perbandingan Hubungan Pernyataan