1. Nama : Herlinawati Matondang
Nim : 11140037
Kelas : 6k Mkp
Ruang : C 1.3
Dosen : Ade.fauji.SE.MM
JAWABAN UAS
1 Studi Kasus I
Ekspor Minyak Sawit Indonesia ke Uni Eropa
Uni Eropa adalah salah satu pasar terbesar Indonesia untuk persoalan ekspor komoditi ke luar
negeri.
“Uni Eropa, yang mana terdiri dari 27 negara, adalah partner dagang kedua terbesar Indonesia
dengan total kerja sama bilateral mencapai Rp. 253 trilyun setiap tahunnya. Ekspor yang
dilakukan Indonesia ke seluruh negara-negara eropa berjumlah Rp. 177 trilyun ketika seluruh
barang terkirim ke Uni Eropa berjumlah Rp. 75 trilyun.” Sementara itu, berkaitan dengan ekspor
minyak sawit Indonesia, Uni Eropa adalah pengimpor kedua terbesar minyak sawit Indonesia
dibawah India pada tahun 2015 lalu. Adapun jumlah ekspor minyak sawit Indonesia tergambar
dalam tabel berikut:
Dengan jumlah ekspor Indonesia ke Uni Eropa yang berjumlah 4,23 juta ton tersebut, Uni Eropa
tentu merupakan salah satu partner dagang terpenting Indonesia. Ditambah lagi, pada Febuari
2016 lalu, Indonesia berencana meningkatkan hubungan dagang dengan Uni Eropa dan salah
satunya adalah melalui pengingkatan ekspor komoditi. Pemerintah Indonesia dan Uni Eropa
2. telah setuju untuk meningkatkan kerja sama dalam perdagangan komoditi, seperti minyak sawit
dan biji kakao.
Kepentingan, Peluang dan Keuntungan Indonesia
Kepentingan yang dibawa Indonesia dalam hubungan dagangnya dengan Uni Eropa adalah
sebagai pasar yang besar untuk impor minyak sawit. Indonesia akan selalu menjaga hubungan
dagang dengan Uni Eropa karena Uni Eropa adalah pasar yang sangat strategis. “Indonesia dan
Uni Eropa akan meningkatkan hubungan dagang dan menunggu negosiasi lebih lanjut.” Kata
wakil presiden Indonesia Jusuf Kalla pada bulan Febuari lalu.dengan begitu, Indonesia tidak
akan kehilangan pasar utama ekspor minyak sawitnya.
Selain itu, Indonesia pun memiliki kepentingan lain dengan perusahaan-perusahaan di Eropa.
Dengan memiliki hubungan dagang yang baik antara kedua mitra dagang ini, perusahaan-
perusahaan di Eropa berencana untuk melakukan investasi di Indonesia.
“Perusahaan-perusahaan di Eropa berencana untuk menyediakan lebih dari 1,1 juta pekerjaan di
Indonesia. Uni Eropa tertarik untuk melakukan investasi di bidang infrastruktur, perdagangan,
layanan keuangan dan sektor pariwisata,” kata Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei
Darussalam, Vincent Guerend” Dengan adanya ketertarikan Uni Eropa untuk berinvestasi di
Indonesia, tentu hal ini menjadi keuntungan tersendiri bagi Indonesia. Indonesia akan mendapat
keuntungan selain melalui ekspor minyak sawit dan komoditi lainnya, Indonesia pun akan
mendapatkan bantuan seperti yang telah disebutkan diatas. Indonesia pun akan terus
meningkatkan produksi minyak sawitnya guna memenuhi seluruh kebutuhan di negara lain.
Analisa
Dengan menggunakan konsep countertrade, maka hubungan dagang antara Indonesia dan Uni
Eropa ini dapat dijelaskan. Ekspor minyak sawit yang dilakukan ke Uni Eropa tentu memberikan
keuntungan bagi kedua belah pihak. Indonesia mendapatkan pemasukan negara melalui ekspor
yang dilakukan, sementara kebutuhan Uni Eropa akan minyak sawit akan terpenuhi. Ditambah
lagi, Uni Eropa sendiri tidak dapat menghasilkan minyak sawit sendiri, sementara Indonesia
3. yang memiliki hutan yang sangat luas tentu mampu memproduksi secara berlebih hingga
akhirnya menjadi komoditi untuk diekspor.
Selain ekspor minyak sawit yang terjadi antara Indonesia dan Uni Eropa, ternyata terdapat hal
lain yang terdapat dalam hubungan kedua dagang ini, yaitu investasi berupa infrastruktur,
perdagangan, layanan keuangan dan sektor pariwista.Indonesia sendiri yang berencana untuk
terus meningkatkan produksi minyak sawit serta menjadikan Uni Eropa sebagai target ekspor
utama, tentu harus menyetujui tawaran yang dilakukan Uni Eropa. Namun dalam hal ini,
Indonesia sendiri mendapat keuntungan dari tawaran yang diberikan Uni Eropa, yaitu
penyediaan lapangan pekerjaan sejumlah 1,1 juta pekerjaan serta hal lainnya seperti bantuan
teknologi. Sebaliknya, Uni Eropa pun akan diuntungkan karena dapat melakukan investasi asing
di Indonesia. Dengan begitu, kedua belah pihak akan sama-sama diuntungkan.
Studi kasus II
PERSENGKETAAN BEA MASUK ANTI-DUMPING PADA KERTAS IMPOR
INDONESIA
Indonesia sebagai negara berkembang pada umumnya akan memilih suatu perusahaan domestik
untuk disubsidi khususnya industri yang benar-benar menjadi ekspor Indonesia. Dan selain itu,
Indonesia juga mengambil kebijakan ekonomi seperti penetapan batasan impor, hambatan tarif
dan non tarif dan kebijakan lainnya. Sama seperti negara lainnya, Korea juga menetapkan
kebijakan ekonomi anti dumping untuk melindungi industri domestiknya. Kali ini yang menjadi
sasaran negara yang melakukan dumping adalah Indonesia.
Kasus ini bermula ketika industri kertas Korea Selatan mengajukan petisi anti-dumping terhadap
produk kertas Indonesia kepada Korean Trade Commission (KTC) pada 30 September 2002.
Dan pada 9 Mei 2003, KTC mengenai Bea Masuk Anti Dumping Sementara (BMADS) dengan
besaran untuk PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk sebesar 51,61%, PT Pindo Deli 11,65%, PT
Indah Kiat 0,52%, April Pine dan lainnya sebesar 2,80%. Namun, pada 7 November 2003 KTC
menurunkan BMAD terhadap produk kertas Indonesia ke Korsel dengan ketentuan PT Pabrik
Kertas Tjiwi Kimia Tbk, PT Pindo Deli dan PT Indah Kiat diturunkan sebesar 8,22% dan untuk
April Pine dan lainnya 2,80%.
4. Dan akibat adanya tuduhan dumping itu ekspor produk itu mengalami kerugian.
Ekspor Woodfree Copy Paper Indonesia ke Korsel yang pada tahun 2002 mencapai 102 juta
dolar AS, turun menjadi 67 juta dolar pada tahun 2003. Dan Indonesia mengadukan masalah ini
ke WTO tanggal 4 Juni 2004 dan meminta diadakan konsultasi bilateral, namun konsultasi yang
dilakukan pada 7 Juli 2004 gagal mencapai kesepakatan.
Dalam kasus ini, Indonesia telah melakukan upaya pendekatan sesuai prosedur terhadap
Korsel.Pada 26 Oktober 2006 Indonesia juga mengirim surat pengajuan konsultasi. Selanjutnya,
konsultasi dilakukan pada 15 November 2006 namun gagal. Korea masih belum melaksanakan
rekalkulasi dan dalam pertemuan Korea mengulur-ulur waktu. Tindakan Korsel tersebut sangat
merugikan industri kertas Indonesia. Ekspor kertas ke Korsel anjlok hingga 50 persen dari US$
120 juta. Kerugian tersebut akan berkepanjangan sebab Panel juga menyita waktu cukup lama,
paling cepat tiga bulan dan paling lama enam bulan.
Analisa
Korea terlalu cepat menilai Indonesia melakukan praktek dumping tanpa berfikir panjang dengan
tidak berusaha menghitung ulang margin dumping pada produk kertas Indonesia dan tidak
meneliti kembali kesepakatan perdagangan antara Korea dan Indonesia.
Setiap negara yang melakukan ekspor impor sebaiknya menghitung margin dumping dengan
teliti dan berusaha menyepakati perjanjian-perjanjian yang ada dengan baik.
Setiap negara yang melakukan ekspor impor perlu melakukan antisipasi dengan pembuatan
Undang-Undang (UU) Anti Dumping untuk melindungi industri dalam negeri dari kerugian
akibat melonjaknya barang impor. Selain itu, diperlukan penetapkan Bea Masuk Anti Dumping
Sementara (BMADS) dalam rangka proses investigasi praktek dumping (ekspor dengan harga
lebih murah dari harga di dalam negeri) yang diajukan industri dalam negeri.
2 Fungsi Devisa Untuk Perkonomian Negara
1. Alat Pembayaran Hutang Luar Negeri
2. Alat Transaksi Perdagangan Internasional
3. Pembiayaan Kegiatan Kenegaraan ke Luar Negeri
5. 4. Pembangunan Nasional
DEVISA BISA DIDAPATKAN DARI
Dengan melihat fungsi devisa diatas maka hal yang wajib bagi pemerintah untuk mendorong lagi
sektor-sektor yang berpotensi memunculkan permintaan ekspor dan
A membuka atau melestarikan kekayaan alam untuk kepentingan pariwisata.
Untuk mempercepat ekspor, kita bisa melihat potensi dari pertumbuhan industri UKM di
Indonesia, dengan produk yang berkualitas dan unik, maka sudah saatnya untuk memperluas
pasar ke dunia internasional, apalagi dengan adanya peran pemerintah yang membantu
mengenalkan brand produk asli Indonesia untuk lebih dikenal dunia internasional. Dengan
jumlah UKM yang mencapai puluhan ribu maka ini akan menjadi sektor yang berpotensi untuk
menghasilkan pemasukan devisa negara.
3 Fungsi Nilai tukar Valuta Asing
Dalam pasar uang, proses perdagangan uang pasti memiliki fungsi yang sangat mendasar. Salah
satu hal terpenting ialah hubungan perdagangan dengan luar negeri. Tidak heran mengapa dunia
bisnis terus berkembang dari tahun-ke tahun dan pasar valuta asing juga berperan di dalamnya.
Lalu apa saja fungsi pasar valuta asing?
Berikut fungsinya:
1. Alat tukar Internasional
2. Alat Pembayaran Internasional
3. Alat Pengendali Kurs
4. Alat Memperlancar Perdagangan Internasional
6. 4 Tujuan adanya Kartel
Tujuan kartel adalah untuk mengurangi ataupun meniadakan persaingan serta menciptakan
keseragaman harga, jumlah produksi dan pembagian daerah pemasaran untuk tiap badan usaha.
Semua tujuan tersebut dicapai dengann mengadakan perjanjian atau kesepakatan antar badan
usaha atau beberapa perusahaan produsen dan lainnya yang sejenis untuk mengatur dan
mengendalikan berbagai hal seperti harga, wilayah pmasaran dan lain sebagainya dengan tujuan
menekan persaingan dan mendapatkan keuntungan.
5 faktor pendorong ekspor impor dalam konsep ekonomi internasional
◈ Perbedaan dalam memproduksi barang Satu negara tidak dapat memproduksi barang tertentu.
◈ Negara tidak dapat memproduksi barang sesuai dengan permintaan masyarakat Kadang kala
masyarakat tidak menyukai barang yang diproduksi oleh negaranya sendiri. Misalnya saja
masyarakat Indonesia, mereka tidak puas memakai barang produksi dalam negeri. Masyarakat
Indonesia lebih menyukai memakai barang impor dari negara lainnya, misalnya sepatu, tas, dan
baju yang lebih bermerk.
◈Produksi dalam negeri yang tidak seimbang dengan permintaan pasar. Persediaan barang dan
permintaan pasar disetiap negara yang tidak seimbang.