SISTEM PENAMBANGAN
BAWAH TANAH
Swa Sangga (Self-Supported)
Oleh Kelompok 6 :
1.Citra Puspita Sari (121370014)
2.Rivian Sandy Anarqi (121370033)
3.Muhammad Yasril Jambak (121370041)
4.Mutiara Dwi Afrillizara (121370056)
5.Judan Akbarialda (121370007)
6.Fajri Gustianto Aghdag (120150122)
7.Marsella sirait (121370048)
8.Immanuel Munthe (121370020)
9.Ikko Ahmad Zahwawi (121370026)
Sistem Penambangan Bawah Tanah
Sistem penambang bawah tanah merupakan suatu sistem penambangan dimana seluruh aktivitas kerjanya
tidak berhubungan secara langsung dengan atmosfir atau udara luar.
Sistem penambangan bawah tanah terbagi menjadi 3 berdasakan tinjauan sistem penyangga yaitu
1.Swa-Sangga (Self-Supported)
2.Penyangga Buatan (Artifically Supported)
3.Ambrukan (Caving)
Metode Penambangan Swa-Sangga (Self-Supported)
Metode Swa Sangga (Self Supported) menggunakan massa batuan near field sebagai penyangga diri
sendiri, tanpa penyangga buatan, cara ini diterapkan untuk kondisi batuan sekeliling dan endapan bijih
yang cukup kuat, sehingga tidak mudah runtuh kedalam lubang galian.
Metode Penambangan Swa-Sangga
(Self-Supported)
Shrinkage
Stoping
Stope & Pillar
Room
& Pillar
01 02 03
Sub-level
Stoping
04
Room and Pillar
Room and pillar merupakan suatu sistem
penambangan bawah tanah untuk endapan
batubara, dengan bentuk blok-blok
persegi. Seluruh block batubaranya dibuat
jalan (batubara yang digali = room selebar
10m) dan pillar (sebagai penyangga selebar
30×30 m).Menggunakan kombinasi continuous
miner (CM), roof bolter, dan shuttle catr.
Metode Penambangan
Ini adalah metode penambangan batubara yang menetapkan suatu panel atau blok
penambangan tertentu, kemudian menggali maju dua sistem (jalur)
terowongan, masing-masing melintang dan memanjang, untuk melakukan
penambangan batubara dengan pembagian pilar batubara. Metode penambangan
ini terdiri dari metode penambangan batubara yang hanya melalui penggalian maju
terowongan,dan metode penambangan secara berurutan terhadap pilar batubara
yang diblok tadi, mulai dari yang terdalam, apabila jaringan terowongan yang digali
tersebut telah mencapai batas maksimum blok penambangan.
Syarat Penerapan Cara penambangan Room and Pillar
untuk endapan-endapan bijih
Syarat Penerapan Cara penambangan ini umumnya cocok untuk endapan-
endapan bijih yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Produktivitas rendah
2. Investasi alat kecil
3. Rasio penambangan (mining recovery) sekitar 60 - 70 %
4. Lebih fleksibel terhadap gangguan operasi, geologi dan peralatan
5. Karena meninggalkan batubara dalam jumlah besar maka berpotensi
terjadi swabakar
6. Hanya dapat diaplikasikan pada ketebalan lapisan 1 - 4 m
7. Potensi subsidence kecil
Step Room
and
Pillar Method
Post Room
and
Pillar Method
Classic Room
and
Pillar Method
Klasifikasi dari metode Room and pillar
1 2 3
Keunggulan metode penambangan batubara
sistem room dan pilar
1. Lingkup penyesuaian terhadap kondisi alam penambangan lebih luas
dibanding dengan sistem lorong panjang yang dimekanisasi
2. Hingga batas-batas tertentu, dapat menyesuaikan terhadap variasi
kemiringan(kecuali lapisan yang sangat curam), tebal tipisnya lapisan
batubara,keberadaan patahan serta sifat dan kondisi lantai dan atap.
3. Mampu menambang blok yang tersisa oleh penambang sistem lorong
panjang,misalnya karena adanya patahan.
4. Dapat melakukan penambangan suatu blok yang berkaitan
dengan perlindungan permukaan (seperti perlindungan bangunan
terhadap penurunan permukaan tanah).
5. Selain itu, cukup efektif unyuk menaikkan recovery sedapatnya, pada blok yang tidak
cocok ditambang semua, misalnya penambangan bagian dangkal di bawah dasar
laut.
Kelemahan metode penambangan batubara
sistem room dan pilar
1. Recovery penambangan batubara yang sangat buruk. (sekitar enam puluh sampai tujuh puluh persen).
2. Bila dibandingkan dengan metode penambangan batubara sistem lorong panjang, banyak terjadi
kecelakaan, seperti atap ambruk.
3. Ada batas maksimum penambangan bagian dalam, yang antara lain disebabkan oleh peningkatan
tekanan bumi (batasnya sekitar lima ratus meterdi bawah permukaan bumi).
4. Karena banyak batubara yang disisakan, akan meninggalkan masalah dari segi keamanan untuk
penerapan di lapisan batubara yang mudah mengalami terbakar.
Stope and Pillar
Pembongkaran dilakukan secara maju (advancing) terhadap bijih
horizontal kurang 3 meter, dimana kondisi tersebut tidak
memungkinkan penambangan underhand maupun overhand.
Endapan yang lebih tebal dari 3 meter, maka dilakukan berjenjang,
dengan tebal maksimum 13 meter.
Penyanggaan atap dilakukan secara permanen atau semi
permanen (pillar) dari bijih itu sendiri yang kadang - kadang
diperkuat dengan semen di sekelilingnya (spray cement, pouring
cement)
Ilustri Metode Stop and Pillar
Karakteristik Endapan
1. Kekuatan bijih : mederat sampai kuat.
2. Kekuatan batuan : moderat sampai kuat.
3. Bentuk endapan : tabular, lensa.
4. Kemiringan endapan : datar atau kurang dari 300
5. Ukuran endapan : penyebaran cukup luas dengan tebal
moderat
6. Kadar bijih : rendah sampai moderat.
7. Keseragaman bijih : bervariasi, waste atau yang berkadar
rendah ditinggal sebagai pilar.
8. Kedalaman : dangkal sampai moderat (pada batuan kompeten
< 900 m, pada batuan sangat kuat bisa sampai 1000 m).
Siklus Operasi
A. Conventional
1. Drilling (Pemboran) : Pneumatic airleg
2. Blasting (Peledakan) : ANFO (Slurry)
3. Secondary Breakage : Drill and Blast.
4. Loading (Pemuatan) : Front end loader, Slusher, LHD
5. Haulage (Pengangkutan) : Truck, Rail , Belt Conveyor.
B. Continuous
1. Mining ( Breaking and Loading )
Turnel-boring Machine, Raise Borer, Shaft Borer.
2. Haulage
Belt Conveyor , Shuttle Car , Truck , Rail.
Keuntungan Metode Stope and Pillar
1. Produktivitas : moderat sampai tinggi (30-50 ton/man-shift,
maksimum 50-70 ton/man-shift)
2. Biaya penambangan : moderat (relative cost : 30 %)
3. Tingkat produksi : moderat sampai tinggi.
4. Fleksibilitas tinggi : metode mudah dimodifikasi
5. Cocok untuk mekanisasi dengan peralatan besar
6. Tempat penggalian dapat lebih dari satu
7. Recovery tanpa ekstraksi pilar : sedang sampai baik (60-
80%), dilusi rendah (10-20%)
Kerugian Metode Stope and Pillar
1. Tegangan di lubang bukaan makin dalam makin besar.
2. Untuk mekanisasi diperlukan investasi yang mahal
3. Beberapa endapan bijih tertinggal sebagai pilar
4. Ventilasi kurang baik karena kecepatan aliran udara rendah.
metode swa sangga (3) (1).ppt

metode swa sangga (3) (1).ppt

  • 1.
    SISTEM PENAMBANGAN BAWAH TANAH SwaSangga (Self-Supported) Oleh Kelompok 6 : 1.Citra Puspita Sari (121370014) 2.Rivian Sandy Anarqi (121370033) 3.Muhammad Yasril Jambak (121370041) 4.Mutiara Dwi Afrillizara (121370056) 5.Judan Akbarialda (121370007) 6.Fajri Gustianto Aghdag (120150122) 7.Marsella sirait (121370048) 8.Immanuel Munthe (121370020) 9.Ikko Ahmad Zahwawi (121370026)
  • 2.
    Sistem Penambangan BawahTanah Sistem penambang bawah tanah merupakan suatu sistem penambangan dimana seluruh aktivitas kerjanya tidak berhubungan secara langsung dengan atmosfir atau udara luar. Sistem penambangan bawah tanah terbagi menjadi 3 berdasakan tinjauan sistem penyangga yaitu 1.Swa-Sangga (Self-Supported) 2.Penyangga Buatan (Artifically Supported) 3.Ambrukan (Caving) Metode Penambangan Swa-Sangga (Self-Supported) Metode Swa Sangga (Self Supported) menggunakan massa batuan near field sebagai penyangga diri sendiri, tanpa penyangga buatan, cara ini diterapkan untuk kondisi batuan sekeliling dan endapan bijih yang cukup kuat, sehingga tidak mudah runtuh kedalam lubang galian.
  • 3.
    Metode Penambangan Swa-Sangga (Self-Supported) Shrinkage Stoping Stope& Pillar Room & Pillar 01 02 03 Sub-level Stoping 04
  • 4.
    Room and Pillar Roomand pillar merupakan suatu sistem penambangan bawah tanah untuk endapan batubara, dengan bentuk blok-blok persegi. Seluruh block batubaranya dibuat jalan (batubara yang digali = room selebar 10m) dan pillar (sebagai penyangga selebar 30×30 m).Menggunakan kombinasi continuous miner (CM), roof bolter, dan shuttle catr.
  • 5.
    Metode Penambangan Ini adalahmetode penambangan batubara yang menetapkan suatu panel atau blok penambangan tertentu, kemudian menggali maju dua sistem (jalur) terowongan, masing-masing melintang dan memanjang, untuk melakukan penambangan batubara dengan pembagian pilar batubara. Metode penambangan ini terdiri dari metode penambangan batubara yang hanya melalui penggalian maju terowongan,dan metode penambangan secara berurutan terhadap pilar batubara yang diblok tadi, mulai dari yang terdalam, apabila jaringan terowongan yang digali tersebut telah mencapai batas maksimum blok penambangan.
  • 6.
    Syarat Penerapan Carapenambangan Room and Pillar untuk endapan-endapan bijih Syarat Penerapan Cara penambangan ini umumnya cocok untuk endapan- endapan bijih yang memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Produktivitas rendah 2. Investasi alat kecil 3. Rasio penambangan (mining recovery) sekitar 60 - 70 % 4. Lebih fleksibel terhadap gangguan operasi, geologi dan peralatan 5. Karena meninggalkan batubara dalam jumlah besar maka berpotensi terjadi swabakar 6. Hanya dapat diaplikasikan pada ketebalan lapisan 1 - 4 m 7. Potensi subsidence kecil
  • 7.
    Step Room and Pillar Method PostRoom and Pillar Method Classic Room and Pillar Method Klasifikasi dari metode Room and pillar 1 2 3
  • 8.
    Keunggulan metode penambanganbatubara sistem room dan pilar 1. Lingkup penyesuaian terhadap kondisi alam penambangan lebih luas dibanding dengan sistem lorong panjang yang dimekanisasi 2. Hingga batas-batas tertentu, dapat menyesuaikan terhadap variasi kemiringan(kecuali lapisan yang sangat curam), tebal tipisnya lapisan batubara,keberadaan patahan serta sifat dan kondisi lantai dan atap. 3. Mampu menambang blok yang tersisa oleh penambang sistem lorong panjang,misalnya karena adanya patahan. 4. Dapat melakukan penambangan suatu blok yang berkaitan dengan perlindungan permukaan (seperti perlindungan bangunan terhadap penurunan permukaan tanah). 5. Selain itu, cukup efektif unyuk menaikkan recovery sedapatnya, pada blok yang tidak cocok ditambang semua, misalnya penambangan bagian dangkal di bawah dasar laut.
  • 9.
    Kelemahan metode penambanganbatubara sistem room dan pilar 1. Recovery penambangan batubara yang sangat buruk. (sekitar enam puluh sampai tujuh puluh persen). 2. Bila dibandingkan dengan metode penambangan batubara sistem lorong panjang, banyak terjadi kecelakaan, seperti atap ambruk. 3. Ada batas maksimum penambangan bagian dalam, yang antara lain disebabkan oleh peningkatan tekanan bumi (batasnya sekitar lima ratus meterdi bawah permukaan bumi). 4. Karena banyak batubara yang disisakan, akan meninggalkan masalah dari segi keamanan untuk penerapan di lapisan batubara yang mudah mengalami terbakar.
  • 10.
    Stope and Pillar Pembongkarandilakukan secara maju (advancing) terhadap bijih horizontal kurang 3 meter, dimana kondisi tersebut tidak memungkinkan penambangan underhand maupun overhand. Endapan yang lebih tebal dari 3 meter, maka dilakukan berjenjang, dengan tebal maksimum 13 meter. Penyanggaan atap dilakukan secara permanen atau semi permanen (pillar) dari bijih itu sendiri yang kadang - kadang diperkuat dengan semen di sekelilingnya (spray cement, pouring cement)
  • 11.
  • 12.
    Karakteristik Endapan 1. Kekuatanbijih : mederat sampai kuat. 2. Kekuatan batuan : moderat sampai kuat. 3. Bentuk endapan : tabular, lensa. 4. Kemiringan endapan : datar atau kurang dari 300 5. Ukuran endapan : penyebaran cukup luas dengan tebal moderat 6. Kadar bijih : rendah sampai moderat. 7. Keseragaman bijih : bervariasi, waste atau yang berkadar rendah ditinggal sebagai pilar. 8. Kedalaman : dangkal sampai moderat (pada batuan kompeten < 900 m, pada batuan sangat kuat bisa sampai 1000 m).
  • 13.
    Siklus Operasi A. Conventional 1.Drilling (Pemboran) : Pneumatic airleg 2. Blasting (Peledakan) : ANFO (Slurry) 3. Secondary Breakage : Drill and Blast. 4. Loading (Pemuatan) : Front end loader, Slusher, LHD 5. Haulage (Pengangkutan) : Truck, Rail , Belt Conveyor. B. Continuous 1. Mining ( Breaking and Loading ) Turnel-boring Machine, Raise Borer, Shaft Borer. 2. Haulage Belt Conveyor , Shuttle Car , Truck , Rail.
  • 14.
    Keuntungan Metode Stopeand Pillar 1. Produktivitas : moderat sampai tinggi (30-50 ton/man-shift, maksimum 50-70 ton/man-shift) 2. Biaya penambangan : moderat (relative cost : 30 %) 3. Tingkat produksi : moderat sampai tinggi. 4. Fleksibilitas tinggi : metode mudah dimodifikasi 5. Cocok untuk mekanisasi dengan peralatan besar 6. Tempat penggalian dapat lebih dari satu 7. Recovery tanpa ekstraksi pilar : sedang sampai baik (60- 80%), dilusi rendah (10-20%)
  • 15.
    Kerugian Metode Stopeand Pillar 1. Tegangan di lubang bukaan makin dalam makin besar. 2. Untuk mekanisasi diperlukan investasi yang mahal 3. Beberapa endapan bijih tertinggal sebagai pilar 4. Ventilasi kurang baik karena kecepatan aliran udara rendah.