SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
Download to read offline
Ujian Akhir Semester ( UAS )
”PENERBITAN GRAFIS & ELEKTRONIK”
Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas individu pada mata kuliah
“Penerbitan Grafis & Elektronik”
Oleh:
SRI WAHYUNI F02711410204
PROGRAM STUDI D3 PERPUSTAKAAN
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FKIP UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas ini. Tugas ini berjudul “Penerbitan
Grafis & Elektronik”. Maksud dan tujuan dari tugas ini tidaklah lain sebagai salah satu
syarat untuk memenuhi tugas individu pada mata kuliah “Penerbitan Grafis & Elektronik”.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam penulisan tugas individu ini. Baik dalam perumusan, penyusunan, penulisan sampai
terselesainya tugas ini. Maka dalam kesempatan ini kami ucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Enda Esyudha Pratama. ST, MT. selaku Dosen yang memberikan tugas dan
bimbingan pada kami hingga kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada
waktunya.
Demikian kata pengantar yang dapat kami sampaikan di mana penulis hanyalah
seorang manusia yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, sedangkan kesempurnaan
hanya milik Tuhan Azza Wa’jala hingga dalam penulisan dan penyusunannya masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif akan senantiasa membantu
penulis dalam upaya evaluasi diri.
Akhirnya kami hanya bisa berharap, bahwa dibalik ketidak sempurnaan penulisan dan
penyusunan tugas ini adalah ditemukan sesuatu yang dapat memberikan manfaat atau bahkan
hikmah bagi penulis, pembaca, dan bagi seluruh kalangan yang membutuhkan.
Penulis,18 januari 2017
penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................ii
BAB I PENERBITAN BUKU................................................................................................................1
Penerbitan Buku .....................................................................................................................1
Sumber Naskah ......................................................................................................................3
Penilain Naskah......................................................................................................................3
Penyuntingan..........................................................................................................................3
BAB II PENYUNTINGAN NASKAH...................................................................................................5
A. Pengertian Penyuntingan Naskah...................................................................................5
B. Tujuan Penyuntingan......................................................................................................6
C. Kode Etik Penyuntingan Naskah ....................................................................................9
BAB III INDEKS DAN ISBN..............................................................................................................15
A. INDEKS ..........................................................................................................................12
B. Pengertian Indeks Buku...................................................................................................16
C. ISBN................................................................................................................................17
BAB IV PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI PENERBIT ........................................................25
A. BIAYA PENERBITAN BUKU......................................................................................27
B. PENGERTIAN KALKULASI HARGA BUKU.............................................................29
C. PRINSIP-PRISNSIP KALKULASI HARGA BUKU ....................................................25
D. PENTINGNYA METHODE KALKULASI HARGA BUKU .......................................26
ii
BAB I
PENERBITAN BUKU
A. Penerbitan Buku
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994: 91), kata penerbit diberikan
dibawah kata terbit. Terbit antara lain mengandung arti keluar untuk diedarkan
(tentang surat kabar, buku, dan sebagainya) kata penerbit sebagai bentukan kata terbit
mengandung arti orang atau perusahaan yang menerbitkan buku, majalah, dan
sebagainya. Pada mulanya, penerbitan adalah percetakan, yaitu sebagai kegiatan
pembuatan (manufacturing), dan belum berfungsi sebagai penyebarluasan. Lalu pada
abad ke-19, penerbit berfungsi sebagaimana fungsinya yang sekarang, yakni sebagai
promotor dari kata-kata tercetak. Dunia penerbitan dan percetakan berkembang terus,
baik cakupan pekerjaannya maupun peralatan pendukungnya. Dalam dunia penerbitan
semakin banyak jenis buku yang diterbitkan, dalam berbagai bahasa, dan disebarkan
diberbagai negara. Maka terciptalah berbagai jenis penerbit yang mengkhususkan diri
menerbitkan buku tertentu, misalnya jenis buku anak-anak, buku pelajaran sekolah,
buku pariwisata. Adakalanya sebuah buku diterbitkan dalam bahasa tertentu.
Misalnya buku pariwisata Indonesia diterbitkan dalam bahasa Indonesia dan bahasa
Inggris. Agar menarik, buku perlu dirancang secara khusus, sesuai dengan jenisnya.
Dalam dunia perbukuan, selain penerbit dan percetakan, dikenal pula pihak
perancang buku. Mereka inilah yang bertugas menangani penampilan buku agar
menarik dan sesuai dengan isinya. Di negara yang penerbitannya telah lebih
maju,pengkhususan bidang pekerjaan ini sudah lebih merinci. Sehinggga dikenal
perusahaan yang khusus menyiapkan naskah, merancang buku, mengatur
perbanyakan naskah, mencetak, menjilid, mempromosikan. Mendistribusikan, dan
menjual buku. Masing-masing mempunyai tugas sendiri-sendiri. Di Indonesia, pada
umumnya semua tugas penerbitan penerbitan, perancangan, dan percetakan ini masih
dikelola dalam satu atau dua perusahaan saja. Universitas Sumatera Utara.
Perkembangan pekerjaan di dunia perbukuan ini juga diikuti oleh
perkembangan peralatan pendukungnya. Mesin tik biasa telah berkembang menjadi
mesin tik elektronik dengan berbagai macam kemampuan. Penemuan komputer
semakin memacu perkembangan peralatan penerbit dan percetakan. Pengetikan
naskah sudah tidak lagi menggunakan mesin tik, melainkan dengan memanfaatkan
1
2
kompoter dan program pengolah kata seperti WordStar dan WordPerfect. Merancang
halaman dan sampul buku pun sudah dikerjakan dengan komputer. Mesin cetak dan
mesin potong kertas sudah juga dikomputerkan.
Dengan semakin berkembangnya perincian pekerjaan dalam dunia perbukuan,
semakin berkembang juga masalah yang dihadapi. Di pihak penerbit, hak dan
kewajiban penulis maupun penyunting yang mewakili penerbit semakin menuntut
rincian yang lebih tegas. Demikian pula ke terlibatan pihak lain seperti perancang,
percetakan, dan toko buku. Untuk mengatur kepentingan semua pihak itu diperlukan
serangkaian ketentuan. Maka diciptakanlah Surat Perjanjian Penerbitan, Undang-
Undang Hak Cipta, Uang Jasa Penulis, ISBN, dan sebagainya. Menurut Pambudi
(1981: 1) penerbitan adalah pencetakan, yaitu sebagai kegiatan pembuatan
(manufacturing), dan belum berfungsi sebagai penyebarluasan.
Pada abad kesembilan belas, penerbit berfungsi sepertti fungsinya yang
sekarang., yaitu sebagai promotor sari kata-kata tercetak. Mempublikasikan kepada
umum, mengetengahkan kekhalayak ramai, kata dan gambar yang telah diciptakan
oleh jiwa-jiwa kreatif, kemudian disunting oleh para penyunting unutk selanjutnya
digandakan oleh para pencetak. Altbach (2000: 45) mengemukakan pendapat bahwa
penerbit buku merupakan seorang investor dalam perbukuan. Penerbit adalah seorang
yang mengeluarkan uang untuk pengarang, penerjemah, penyunting, pencetak, pabrik
kertas, dan yang lain-lain untuk memproduksikan buku, dan untuk para penjual,
pemasang iklan, dan mereka yang membantu dalam pemasarannya, dan menerima
uang dari penjual buku dan yang lain-lain yang membeli buku tersebut atau yang
membeli hak untuk menggunakan isi buku itu dalam berbagai cara. Penerbit berharap,
menerima uang lebih banyak daripada yang dikeluarkan. Informasi dari salah satu
media elektronik Wikipedia menyebutkan bahwa penerbit atau penerbitan adalah
industri yang berkonsentrasi memproduksi dan Memiliki pengalaman mengajar dalam
mata pelajaran yang akan ditulisnya.
Memiliki kemahiran dan pengalaman menulis buku. Akan tetapi, sejalan
dengan semakin ketatnya persaingan antar penerbit, maka cara lama dengan
menunggu naskah ini sudah mulai ditinggalkan. Penerbit sudah mulai gesit mencari
gagasan dan mewujudkannya menjadi buku. Dalam badan penerbitan, tugas
mengadakan naskah ini dibedakan kepada penyunting, khususnya penyunting
3
pengada naskah. Adapun yang harus diperhatikan dalam pengadaan naskah ini adalah
sebagai berikut:
B. Sumber Naskah
Naskah yang terbaru harus dicari oleh seorang penyunting, ia dapat
menemukan gagasan naskah melalui pameran buku, reuni, pertemuan antar pakar
bidang ilmu tertentu dan lain sebagainya. Maka dicarilah penulis yang mampu
menuangkan gagasannya itu dalam bentuk tertulis. Penulis dapat diketahui dari daftar
nama pengarang yang sesui dengan daftar penulis/pengarang yang dimiliki penerbit.
Selain itu dapat pula dengan cara mencari pengrang buku sejenis yang telah beredar.
Cara lain untuk mendapatkan naskah adalah penerbit melakukan seyembara
mengarang ataupun menghubungi langsung orang yang ahli dalam bidang ilmu
pengetahuan yang tertentu. Penggunaan buku berbahasa asing dibutuhkan penerjemah
naskah. Seorang penerjemah harus menguasai bahasa asing tersebut dengan baik.
Penerbitan harus pandai memilih judul serta memilih penerjemah yang
berkemampuan baik dan mendapatkan izin penerjemahan dari pemilik hak cipta buku
yang asli.
C. Penilain Naskah
Penyunting bertugas menentukan apakah sebuah naskah akan diterima untuk
diterbitkan atau ditolak. Penyunting menilai naskah antara lain dari isinya,
cakupannya, penyusunan isi, cara penyajian dan bahasa. Bila penyunting tidak dapat
member penilain tentang isi dan cakupan naskah, maka ia dapat meminta bantuan
Universitas Sumatera Utara seorang penelaah ataupun pakar dalam bidang ilmu yang
berhubungan dengan buku tersebut.
D. Penyuntingan
Bagian penyuntingan merupakan inti sebuah penerbitan, karena fungsinya
yang utama mengembangkan naskah, dibagian inilah bahan baku penerbitan yang
berupa naskah diolah dan dipersiapkan sehingga naskah yang tadinya masih mentah
menjadi siap dan layak terbit. Yang paling bertanggung jawab atas isi sebuah buku
4
tentu pengarang, namun penerbit yang baik akan menerbitkan naskah yang
seharusnya memerlukan penyuntingan atau belum layak terbit.
Pekerjaan penyuntingan naskah disebuah penerbitan yang besar terdiri dari:
1. Kontrak Penerbitan
Penerimaan naskah oleh penerbitan harus benar-benar hasil karya pengarang
yang bersangkutan, bukan hasil jiplikan. Jaminan pengarang dalam hal ini sangat
penting dan harus tertuang dalam kontrak penerbitan naskahnya. Kontrak atau surat
perjanjian penerbitan itu harus ditanda tangani oleh pengrang dan pihak
penerbitsebelum naskah tersebut diolah lebih lanjut.
2. Penyerahan Naskah
Naskah biasanya diserahkan oleh pengarang pada pihak penerbit dalam bentuk
tertulis, ketikan maupun disket. Naskah diserahkan rangkap satu dan untuk pengarang
biasanya memiliki arsipnya.
3. Ketaat Asasan
Naskah disebut taat asas bila penyajiannya mengikuti pola tertentu dengan
tetap. Di 7ndonesia belum ada pedoman yang mantap mengenai asasan sebuah
naskah,namun sebagai patokan penerbit dapat berpedoma Ejaan Yang Disempurnakan
terbitan pusat pengembangan dan pembinaan bahasa. Universitas Sumatera Utara.
4. Tata Bahasa
Penggunaan bahasa yang baik dan benar merupakan syarat yang harus di
penuhi oleh sebuah naskah. Kalimat yang mengungkapkan pesan pengarang harus
dapat dipahami pembaca. Penyuntingan memberikan saran kepada penulis. Sehingga
naskah yang ada tidak hanya berbobot isinya namun baik bahasanya.
5. Kelengkapan Naskah
Naskah yang telah selesai, diserahkan oleh penyuntingan kegiatan prodiksi
untuk di persiapkan percetakannya menjadi buku.kelengkapan naskah terdiri dari:
a) Cover
b) Halaman Judul Utama
c) .Halaman Persembahan
d) Kata Pengantar
e) Daftar Isi
f) Tabel
g) Ilustrasi
h) Singkatan
i) Lambang
j) Catatan Kaki
k) Daftar Pustaka
l) Lampiran
m) Indeks
n) Biografi singkat Universitas Sumatera Utara
BAB II
PENYUNTINGAN NASKAH
A. Pengertian Penyuntingan Naskah
Menurut KBBI (2007:1106) definisi penyuntingan adalah proses, cara, perbuatan
menyunting atau sunting-menyunting. Sedangkan definisi menyunting adalah:
1. menyiapkan naskah siap cetak atau siap terbit dengan memperhatikan segi sistematika
penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan struktur kalimat).
2. merencanakan dan mengarahkan penerbitan (surat kabar, majalah).
3. menyusun atau merakit (film, pita rekaman) dengan cara memotong-motong dan
memasang kembali.
Untuk menjadi penyunting naskah ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh
seseorang. Persyaratan itu meliputi penguasaan ejaan bahasa Indonesia, penguasaan tata
bahasa Indonesia, ketelitian dan kesabaran, kemampuan menulis, keluwesan, penguasaan
salah satu bidang keilmuan, pengetahuan yang luas dan kepekaan bahasa. Salah satu tugas
dan kewajiban ilmuwan (scientist) dan pandit (scholars) yang melakukan penelitian ialah
melaporkan hasil kegiatannya kepada masyarakat lingkungan yang mendukungnya.Laporan
ittu harus ditulis selengkapnya secara jelas, tepat tetapi singkat dan lugas untuk kemudian
diterbitkan. Dalam proses penyiapan penerbitan laporan itu terlibat penyunting yang akan
membantu pengolahan naskah tertulis untuk menjadi bahan tercetak yang akan disampaikan
ke masyarakat luas untuk dibaca.
Salah satu tugas pokok penerbit adalah menerbitkan naskah pengarang/penulis menjadi buku.
Definisi naskah sendiri menurut KBBI (2007:776) adalah:
1. karangan yang masih ditulis dengan tangan
2. karangan seseorang yang belum diterbitkan
3. bahan-bahan berita yang siap untuk diset
4. Perlu ditekankan sekali lagi bahwa tugas penyunting karya terbatas pada pengolahan
naskah menjadi suatu bahan yang siap , dan menawasi pelaksaan segi teknis sampai
naskah tadi . penyunting bukan penerbit, jadi mereka tidak bertanggung jawab atas
masalahkeuangan, penyebaluasan serta pengelolaan suatu penerbitan. Para penyunting
bertanggung jawab atas isi dan bukan atas produksi bahan yang diterbitkan.
5
6
B. Tujuan Penyuntingan
a. Tujuan Penyuntingan yang dilakukan oleh para penyunting adalah sebagai berikut.
Untuk menjadikan taipskrip sebagai karya yang sempurna yang dapat dibaca dan
dihayati dengan mudah oleh pembaca apabila diterbitkan kelak.
b. Untuk memastikan pengaliran atau penyebaran idea daripada penulis kepada pembaca
dapat disampaikan dalam bahasa yang gramatis, jelas, indah dan menarik.
c. Untuk menjadikan persembahan e-buku yang akan diterbitkan itu dapat
menggambarkan nilai dan identiti karya itu sendiri sehingga dapat menarik. minat
pembaca.
d. Untuk memastikan pengaliran dan fakta berkenaan disampaikan dengan jelas, tepat,
dan tidak menyalahi agama, undang-undang, dan norma masyarakat.
Dalam penyuntingan, kita mengenal dua tahap penyuntingan, yaitu penyuntingan
substansif dan penyuntingan kopi. Berdasarkan tahap-tahap penyuntingan yang ada,
maka ada beberapa tujuan lain dari penyuntingan.
1. Penyuntingan Substantif
Tujuan penyuntingan subtantif dilakukan adalah untuk memastikan hasrat atau
idea penulis dapat disampaikan setepat, sepadat, dan sejelas yang mungkin.
Semasa membuat penyuntingan subtantif, editor akan membaca taipskrip
sepintas lalu dengan memberikan tumpuan kepada kandungan, pendekatan
secara menyeluruh, bahasa, susunan atau konsep taipskrip berkenaan.
Berdasarkan hal diatas, editor akan membuat teguran dan cadangan kepada
penulis untuk sama ada melengkapkan taipskrip, menulis semula, menyusun
semula, menggugurkan atau memotong bahagian teks atau ilustrasi yang tidak
perlu, dan membuat tambahan.
Berikut ialah perkara yang perlu diteliti semasa penyuntingan substantif:
a) Tajuk tepat dan jelas
b) Pembahagian bab dan tajuk kecil jelas
c) Adanya kesinambungan antara bahagian, bab dan paragraf.
d) Keseimbangan antara setiap bab dan paragraf.
e) Taipskrip tidak bertentangan dengan undang-undang, moral dan agama.
f) Penguasaan bahasa, keselarasan istilah dan ejaan.
g) Petikan bahan daripada karya lain telah mendapat keizinan.
7
h) Bahan awalan, teks dan akhir hendaklah lengkap mengikut halaman
kandungan.
2. Penyuntingan Copy
Tujuan penyuntingan kopi adalah untuk menghapuskan semua halangan yang
wujud antara pembaca dengan apa yang hendak disampaikan oleh penulis.
Penyuntingan kopi memerlukan perhatian yang teliti terhadap setiap butiran di
dalam taipskrip.
Editor perlu berpengetahuan tentang apa yang patut disunting dan gaya yang
patut diikuti di samping mempunyai kebolehan untuk membuat keputusan
dengan cepat, lojik, dan yang boleh dipertahankan. Semasa membuat
suntingan kopi, editor akan membaca taipskrip berkenaan dengan teliti, iaitu
membaca perkataan demi perkataan, ayat demi ayat, baris demi baris dan
kadang-kadang melihat huruf demi huruf. Kebanyakan daripada masa
penyuntingan itu, editor akan berurusan dengan hal penyusunan, bahasa dan
kebolehbacaan taipskrip itu.
Tahapan dalam penyuntingan kopi:
a) Membuat penyuntingan baris demi baris.
b) Memberi tumpuan khusus kepada fakta dan bahasa.
c) Memastikan keselarasan ejaan, istilah dan gaya bahasa.
d) Memastikan ketepatan dan keselarasan ilustrasi dan bahan lain dalam
teks tersebut.
Berikut ialah hal-hal yang perlu diteliti semasa penyuntingan kopi:
a. Fakta - Pastikan semua butiran dalam teks betul. Editor perlu
menyemak dengan teliti untuk memastikan ketepatan. Kadang-kadang
kesilapan fakta boleh berlaku semasa teks ditaip.Contohnya, papan
lapis menjadi papan lapik dan tidak mahal harganya menjadi mahal
harganya.Selain itu ada sesetengah pernyataaan yang tidak tepat dan
berunsur negatif sehingga boleh membawa kepada tindakan undang-
undang.
b. Bahasa, bahasa yang dimaksud mencakup.
c. Diksi ialah pemilihan penggunaan kata-kata. Dalam hal ini editor kopi
perlu memastikan
d. kata-kata yang dipilih berkesan dari segi maksud dan
8
e. kata-kata yang dipilih sesuai dengan laras bahasa yang digunakan.
Berikut adalah hal hal yang perlu disunting dalam sebuah naskah.
1. meperhatikan ejaan yang benar, semisal merubah (salah) menjadi mengubah (benar)
2. pemilihan kata (diksi) , dalah hal ini, seorang penyunting atau editor harus pandai
untuk memilih kata yang tepat agar kalimat akan lebih enak untuk dibaca. contoh : 1.
penulis kepinginnularin pengalamannya kepada pembaca biar mereka bisa ngedapetin
sesuatu yang berguna bagi kehidupan mereka (salah). 2. penulis ingin menularkan
pengalamannya kepada pembaca agar mereka bisa mendapatkan sesuatu yang
berguna bagi kehidupan mereka. (benar)
3. pasangan kata. contoh : 1. uji lapangan meliputi uji coba materi, baik yang dilakukan
penulis sendiri dengan kelompok belajarnya, atau rekan penulis dengan kelompok
belajar mereka.... (salah) 2. uji lapangan meliputi uji coba materi, baik yang dilakukan
penulis sendiri dengan kelompok belajarnya, maupun rekan penulis dengan kelompok
belajar mereka....
4. kalimat ambigu (kalimat yang mepunyai dua pengertian atau lebih)
5. kalimat terlalu pendek. dalam hal tertentu, kalimat harus di sesuaikan, antara kalimat
mana yang lebioh baik, yakni antara yang panjang, atau pendek.
6. kalimat terpenggal. pada kalimat terpenggal, biasanya ada dua kalimat yang pantas
jika dijadikan satu kalimat, atau bahkan lebih baik dijadikan satu kalimat. untuk itulah
sang editor harus teliti, agar kalimat tidak terkesan nanggung.
7. kalimat terlalu panjang. jika yang sebelumnya kalimat terlalu pendek, kali ini ada hal
yang perlu dis sunting, yakni kalimat terlalu panjang. orang akan cenderung lelah jika
membaca sebuah kalimat yang terlalu panjang.
8. kalimat tidak sempurna. contoh 1. banyak orang menulis tulisannya tidak pernah
selesai (salah) 2. banyak oprang mulai menulis, tetapi tulisannya itu tidak pernah
diselesaikan.
9. kalimat tidak menarik.
10. kalimat berlebihan. terkadang ada kalimat yang tidak hemat, atau memukkan kata
yang sebenarnya tidak perlu utnuk ditulis. utnuk itu, perlu adanya penyuntingan
terhadap kalimat yang seperti ini.
9
11. kalimat tabu. penerbit bukan momok yang harus diikuti (bagi orang jawa) , penerbit
tidak butuh tulisan seperti itu (bagi sebagian masyarakat dayak).
C. Kode Etik Penyuntingan Naskah
Dalam penyuntingan naskah, ada rambu-rambu yang perlu diperhatikan penyunting
naskah sebelum mulai menyunting.Dengan demikian, tidak terjadi persoalan/masalah
di kemudian hari, terutama dalam kaitannya dengan penulis/pengarang.Rambu-rambu
ini merupakan pedoman/pegangan bagi penyunting dalam menyunting
naskah.Rambu-rambu inilah yang kita sebut “Kode Etik Penyuntingan
Naskah”.Adapun kode etik dalam penyuntingan naskah adalah:
a. Penyunting naskah wajib mencari informasi mengenai penulis naskah sebelum
mulai menyunting naskah.
Bagaimana cara mencari informasi ini’? Paling sedikit ada tiga cara yang bisa
ditempuh. Pertama, menghubungi penulis secara langsung: melalui temu muka,
melalui telepon, atau melalui surat. Kedua, melalui editor penerbit bersangkutan,
yang pernah berhubungan dengan penulis itu. Ketiga, melalui penerbit lain yang
pernah menerbitkan karya penulis itu. Dengan demikian, sedikit-banyak
penyunting naskah memperoleh kesan/gambaran tertentu mengenai penulis,
khususnya mengenai temperamennya (wataknya).
b. Penyunting naskah bukanlah penulis naskah.
Bagaimana cara mencari informasi ini’? Paling sedikit ada tiga cara yang bisa
ditempuh. Pertama, menghubungi penulis secara langsung: melalui temu muka,
melalui telepon, atau melalui surat. Kedua, melalui editor penerbit bersangkutan,
yang pernah berhubungan dengan penulis itu. Ketiga, melalui penerbit lain yang
pernah menerbitkan karya penulis itu. Dengan demikian, sedikit-banyak
penyunting naskah memperoleh kesan/gambaran tertentu mengenai penulis,
khususnya mengenai temperamennya (wataknya).
c. Penyunting naskah wajib menghormati gaya penulis naskah.
Yang perlu ditonjolkan dalam naskah adalah gaya penulis, bukan gaya
penyunting. Meskipun penyunting boleh menguhah naskah di sana-sini (ejaan,
misalnya), yang penting ditampilkan tetaplah gaya penulis.
10
d. Penyunting naskah wajib merahasiakan informasi yang terdapat dalam naskah
yang disuntingnya.
Sebelum sebuah naskah terbit, informasi yang terdapat dalam naskah sifatnya
rahasia. Yang tahu informasi itu hanya penulis dan penerbit/penyunting. Oleh
karena itu, penyunting tidak boleh membocorkan informasi itu sehingga orang
lain bisa mengetahuinya dan kemudian (misalnya) menerbitkan buku dengan tema
yang sama terlebih dahulu. Dalam dunia penerhitan, hal semacam ini dianggap
tidak etis.
e. Penyunting naskah wajib mengonsultasikan hal-hal yang mungkin akan diubahnya
dalam naskah.
Penyunting naskah tidak boleh merasa “sok tahu”—apa pun alasannya—karena
hal ini akan merugikan penerbit. Jika penyunting bersikap sok tahu, ada
kemungkinan penulis menarik kembali naskahnya. Atau boleh jadi, penulis tidak
mau lagi menawarkan/menyerahkan naskah ke penerbit bersangkutan. Ini tentu
akan merugikan penerbit. Lebih lebih jika penulis itu termasuk penulis buku yang
laris.
f. Penyunting naskah tidak boleh menghilangkan naskah yang akan, sedang, atau
telah disuntingnya.
Dalam tugasnya sehari-hari, ada kemungkinan penyunting naskah menyimpan
sejumlah naskah sekaligus (di atas meja, dalam laci, atau dalam lemari).
Akibatnya, boleh jadi naskah tertentu tercecer atau bahkan hilang. Jika hal ini
terjadi, bisa saja penulis mengajukan penyunting/penerbit ke pengadilan. ini tentu
akan merugikan penyunting/penerbit. Jadi, penyunting naskah harus menjaga
baik-baik naskah yang masih berada dalam tanggung jawabnya.
BAB III
INDEKS DAN ISBN
Indeks merupakan istilah yang terdapat dalam bidang perpustakaan dan dianggap
sebagai salah satu sistem temu kembali informasi. Mengindeks dan mengkatalog merupakan
suatu kegiatan yang ada di perpustakaan, kedua pekerjaan tersebut sama namun sedikit
berbeda, biasanya dalam mengindeks ada unsur sedikit menganalisa atau menguraikan suatu
karya. Misalnya suatu karya dimana dimana dalam karya tersebut terdiri dari beberapa karya
orang yang berbeda, baik judul maupun subyeknya, maka sebaiknya masing-masing itu perlu
kita uraikan satu-persatu dengan membuatkan indeksnya.
Pengindeks perlu mampu menentukan isi subyek sutau dokumen dengan
menggunakan kosakata yang diperkenankan oleh sistem, pengindeks juga perlu memahami
isi subyekdan menterjemahkan isi kedalam bahasa indeks yang diterapkan.Setelah perang
dunia ke II praktek mengindeks cenderung menerapkan sistem kosakata yang tidak
terkendali. Pengindeks memilih kosakata yang digunakan oleh pengarang seperti yang
terdapat dalam dokumen. Dalam pengindeksan disebut menggunakan “Natural Language”.
Dalam menerapkan kosakata yang terkendali untuk tugas-tugas mengindeks, kita memilih
kosakata yang telah ditentukan oleh tajuk-tajuk subyek. Pengindeks menerapkan Natural
Language seperti ditentukan dalam dokumen, kadang-kadang disebut “Indexing By
Extraction”, karena kata-kata diambil dari dokumen itu sendiri. Antara tahun 1950-1960
menonjol pemakaian thesaurus untuk mengendaklikan kosakata dalam pengindeksan.
Indeks dan abstrak merupakan dua istilah yang terdapat dalam bidang Ilmu
Perpustakaan, dan di anggap sebagai jantung kepada sistem akses informasi. Pengguna
perpustakaan terutama para peneliti menggunakan indeks dan abstrak untuk mendeteksi
bahan di Perpustakaan. Bahan yang biasa diindeks dan berisi ringkasan adalah artikel dari
jurnal, kertaskerja persidangan dan tesis. Contoh bahan yang di indeks tetapi tidak di buat
ringkasan adalah berita koran. Sebelum di terangkan lebih lanjut mengenai indeks dan
abstrak, siswa harus memahami maksud bibliografi dan unsur informasi bibliografik.Maksud
bibliografi dan Unsur Info Bibliografik.Bibliografi adalah daftar bahan-bahan yang disusun
mengenai sesuatu perkara oleh orang perseorangan atau kelompok atau badan-badan tertentu.
Unsur informasi bibliografik atau data bibliografik adalah entri-entri penting yang dapat
digunakan untuk tujuan dapatan semula informasi. Contoh entri tersebut adalah: nama
penulis, judul, perkara, tahun, dan informasi-informasi lain dari bahan yang ingin diindeks
yang difikirkan penting.
11
12
A. INDEKS
1. Definisi Pengindeksan
Indeks merupakan istilah yang terdapat dalam bidang perpustakaan dan dianggap
sebagai salah satu sistem temu kembali informasi. Indeks dari segi bahasa
didefinisikan sebagai :
a. Sesuatu yang menunjuk atau menanda
b. Daftar nama-nama yang disusun secara alfabetis dengan kata lain indeks
merupakan daftar urutan nama, tempat, ataupun subyek dalam sebuah
dokumen yang diterbitkan. Daftar tersebut dapat menjadi rujukan untuk
mencari dokumen yang dicari.
Definisi lain menjelaskan pengindeksan adalah sebagai suatu proses
menganalisa isi kandungan suatu bahan atau sumber informasi dan
menerangkannya dengan menggunakan bahasa atau istilah di dalam sistem
pengindeksan. Sistem pengindeksan ini bertujuan untuk menganalisa
(menguraikan) suatu karya. Misalnya suatu karya dimana dalam karya tersebut
terdiri dari beberapa karya orang yang berbeda, baik judul maupun subyeknya.
Maka sebaiknya masing-masing karya itu perlu kita uraikan satu persatu
dengan membuatkan indeksnya.
Para pengguna perpustakaan biasanya menggunakan indeks untuk mencari
dokumen yang ada di perpustakaan terutama dokumen yang biasa di indeks
seperti; artikel dari jurnal, kertas kerja dan tesis. Sebuah indeks yang baik
harus dapat memberi panduan yang spesifik, juga mampu menentukan lokasi
sumber informasi dengan efisien dan dapat digunakan untuk mencari sumber-
sumber informasi lain yang berkaitan, oleh kareena itu sebuah indeks harus
lengkap dan tepat (complete and accurate).
2. Fungsi Pengindeksan
Fungsi-fungsi pengindeksan antara lain :
 Memberi panduan secara rinci untuk mendapatkan suatu bahan
 Memudahkan pencarian suatu bahan atau sumber informasi dengan baik dan
benar
 Membantu dalam mencari suatu bahan yang akan dicari
13
 Memberitahu hubungan antara suatu bahan atau sumber informasi dengan
bahan atau sumber informasi lainnya
 Menyediakan suatu pandangan yang menyeluruh yang terdapat dalam teks
atau koleksi.
3. Unsur-unsur indeks
Unsur-unsur indeks antara lain :
a. Kosakata :
 Hubungan antara klasifikasi-pengindeksan
 Perbedaan dan persamaan entri klasifikasi
 Tajuk subyek, istilah, deskriptor, kata kunci (Keyword).
b. Bentuk Indeks :
 Bentuk-bentuk yang ada
 Bentuk-bentuk indeks yang dihasilkan komputer.
4. Komponen, Cakupan dan Jenis-jenis indeks
Jenis-jenis indeks :
 Indeks Belakang Buku
 Indeks Berantai (Chain Index)
 Indeks Nama / Pengarang
 Indeks Berabjad
 Indeks Kata kunci (keyword index)
 Indeks KWIC / KWOC
Indeks terbagi dalam beberapa jenis yaitu :
1. Indeks Belakang Buku
Indeks belakang buku adalah suatu istilah yang terdapat dibelakang sebuah buku dan
biasanya disusun sesuai urutan abjad. Indeks ini digunakan sebagai panduan oleh
pengguna dalam mencari topik yang dikehendaki tanpa perlu membaca keseluruhan
isi dari suatu dokumen.
14
Contoh indeks belakang buku seperti yang terdapat dalam Encyclopedia Britannica
adalah :
Automatic indexing
Definition, 177
Nature of, 147-52
Other approaches, 152
Automatic methods
2. Indeks Berantai
Indeks berantai adalah suatu kaedah mengindeks yang dapat membantu
pengguna mengetahui hubungan antara satu istilah dengan istilah yang lain. Indeks
berantai menghubungkan setiap konsep dengan konsep lain yang berkaitan. Indeks
berantai menyediakan entri-entri tunggal secara terpilih satu demi satu yang tersusun
sesuai dengan urutan abjad.
Contoh indeks berantai seperti yang telah diperkenalkan oleh Ranganathan yaitu :
UNITED STATES
Television industry. Computer. Animation.
TELEVISION. United States.
Computers. Animation.
COMPUTERS. Television industry. United States.
Animation.
ANIMATION. Computers.
Television industry. United States.
3. Indeks Nama Pengarang (Author Index)
Indeks nama pengarang adalah suatu data yang berdasarkan urutan abjad nama
pengarang. Pembaca biasanya merujuk kepada suatu hasil penulisan berdasarkan
nama pengarang. Indeks berantai ini dapat membantu pengguna dalam mengenal
suatu dokumen atau sumber informasi berdasarkan bidangnya, karena biasanya
seorang pengarang itu kerap kali menulis dan dikenali berdasarkan bidang yang
digelutinya.
15
4. Indeks Berabjad
Seperti halnya indeks nama pengarang indeks berabjad pada umumnya
disusun sesuai urutan abjad berdasarkan subyek-subyek tertentu. Indeks ini dapat
menjadi panduan ringkas dan terperinci dengan memasukkan istilah yang berkaitan
termasuk nama pengarang dan nama tempat.
5. Indeks Kata Kunci (Keyword Index)
Indeks kata kunci adalah satu bentuk indeks yang dibuat berdasarkan istilah
yang terdapat dalam setiap dokumen. Misalnya, yang dapat menjadi penunjuk kepada
seluruh isi kandungannya. Salah satu dari sumber istilah tersebut adalah judul (tittle).
Komponen utama bagi sebuah indeks adalah entri indeks (Indeks Entry) yang
berfungsi sebagai panduan isi sebuah dokumen atau koleksi dari ilmu pengetahuan
yang direkam (Recorder Knowledge). Entri ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu:
• Headings, biasanya meliputi kata kunci atau istilah menerangkan suatu perkara.
• Modification, menerangkan suatu perkara dengan lebih tepat. Modifikasi yang baik
akan membantu mempastikan kerelevanan bagi suatu entri. Ketepatan modifikasi
yang tinggi akan meminimalkan resiko memperoleh hasil pencarian yang tidak
relevan.
• References, atau disebut juga dengan “Locator “ atau petunjuk dengan
menggunakan simbol, nomor kelas, yang menerangkan suatu bahan atau sumber
informasi.
Contoh:
Heading ————- Abstracting 22-23
Forms 169-70
Modification ———– Journal 151-6
Petunjuk 30-1 ———– Reference
16
5. Pengindeksan Berkomputer
Pengindeksan juga dapat dilakukan secara otomatis yaitu dengan
menngunakan komputer. Salah satunya dengan adanya perangkat lunak khusus dan
dengan cara membuat pangkalan data, proses pengindeksan ini dapat dilakukan
dengan lebih mudah dan cepat. Perangkat lunak yang digunakan seperti CDS / ISIS
(Computerized Documentation System / Integrated Set of Information Systems),
PASCALadalah perangkat lunak yang mudah digunakan dan sesuai untuk membuat
pangkalan data untuk menyimpan dan mendapatkan informasi.
Perangkat lunak ini memberi kemudahan kepada pengguna yaitu :
 Menentukan jenis dan bentuk entri dalam sebuah pangkalan data yang telah
dibuat.
 Memasukan data terbaru
 Melakukan pengindeksan dalam menyusun entri-entri.
 Melakukan pencarian (searching).
 Melakukan cetakan (printing).
Layanan Pengindeksan dan pengabstrakan ini dapat dilakukan melalui 2 cara :
 Secara petunjuk yaitu menggunakan kartu. Kemudian kartu ini akan disusun
menurut abjad sama ada bawah penulis atau kata sumber / perkara
 Secara elektronik yaitu menggunakan komputer. Biasanya semua data yang
dimasukkan ke dalam komputer akan diindeks oleh perangkat lunak yang
digunakan. Proses penyusunan (sorting) akan di buat secara otomatis.
B. Pengertian Indeks Buku
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, Indeks artinya daftar kata/istilah penting yang
berada dalam buku cetakan (biasanya terletak pada bagian akhir buku) yang tersusun menurut
abjad yang memberikan sebuah informasi mengenai halaman tempat kata atau istilah itu
ditemukan.Informasi atau penjelasan kata tertentu dalam buku yang relatif tebal
bisa ditemukan dengan cepat dengan teknik membaca memindai melalui indeks.
17
Jadi kesimpulannya, Indeks Buku ialah suatu daftar kata atau istilah penting yang terdapat
dalam buku, yang biasanya terletak di bagian akhir buku yang tersusun menurut abjad yang
memberikan sebuah informasi mengenai halaman tempat kata atau istilah itu ditemukan.
C. ISBN
Penegrtian ISBN
ISBN (International Standard Book Number) adalah kode pengidentifikasian buku
yang bersifat unik. Informasi tentang judul, penerbit, dan kelompok penerbit tercakup dalam
ISBN. ISBN terdiri dari deretan angka 13 digit, sebagai pemberi identifikasi terhadap satu
judul buku yang diterbitkan oleh penerbit. Oleh karena itu satu nomor ISBN untuk satu buku
akan berbeda dengan nomor ISBN untuk buku yang lain.
ISBN diberikan oleh Badan Internasional ISBN yan berkedudukan di London. Di Indonesia,
Perpustakaan Nasional RI merupakan Badan Nasional ISBN yang berhak memberikan ISBN
kepada penerbit yang berada di wilayah Indonesia. Perpustakaan Naasional RI mempunyai
fungsi memberikan informasi, bimbingan dan penerapan pencantuman ISBN serta KDT
(Katalog Dalam Terbitan). KDT merupakan deskripsi bibliografis yang dihasilkan dari
pengolahan data yang diberikan penerbit untuk dicantumkan di halaman balik judul sebagai
kelengkapan penerbit.
Fungsi ISBN
1. Memberikan identitas terhadap satu judul buku yang diterbitkan oleh penerbit
2. Membantu memperlancar arus distribusi buku karena dapat mencegah terjadinya
kekeliruan dalam pemesanan buku
3. Sarana promosi bagi penerbit karena informasi pencantuman ISBN disebarkan oleh
Badan Nasional ISBN Indonesia di Jakarta, maupun Badan Internasional yang
berkedudukan di London.
18
Struktur ISBN
Nomor ISBN terdiri dari 13 digit dan dibubuhi huruf ISBN didepannya. Nomor tersebut
terdiri atas 5 (lima) bagian. Masing-masing bagian dicetak dengan dipisahkan dengan tanda
hyphen (-). Kelompok pembagian nomor ISBN ditentukan dengan struktur sebagai berikut:
Contoh : ISBN 978-602-8519-93-9
 Angka pengenal produk terbitan buku dari EAN (Prefix identifier) = 978
 Kode kelompok (group identifier) = 602 (Default)
 Kode penerbit (publisher prefix) = 8519
 Kode Judul (title identifier) = 93
 Angka pemeriksa (check digit) = 9
Terbitan yang dapat diberikan ISBN:
1. Buku tercetak (monografi) dan pamphlet
2. Terbitan Braille
3. Buku peta
4. Film, video, dan transparansi yang bersifat edukatif
5. Audiobooks pada kaset, CD, atau DVD
6. Terbitan elektronik (misalnya machine-readable tapes, disket, CD-ROM dan
publikasi di Internet)
7. Salinan digital dari cetakan monograf
8. Terbitan microform
9. Software edukatif
10. Mixed-media publications yang mengandung teks
Terbitan yang tidak dapat diberikan ISBN:
1. Terbitan yang terbit secara tetap (majalah, bulletin, dsb.)
2. Iklan
3. Printed music
4. Dokumen pribadi (seperti biodata atau profil personal elektronik)
5. Kartu ucapan
19
6. Rekaman musik
7. Software selain untuk edukasi termasuk game
8. Buletin elektronik
9. Surat elektronik
10. Permainan
Pencantuman ISBN
ISBN ditulis dengan huruf cetak yang jelas dan mudah dibaca. Singkatan ISBN ditulis
dengan huruf besar mendahului penulisan angka pengenal kelompok, pengenal penerbit,
pengenal judul dan angka pemeriksa. Penulisan antara setiap bagian pengenal dibatasi oleh
tanda penghubung, seperti contoh berikut:
ISBN 978-602-8519-93-9
Untuk terbitan cetak, ISBN dicantumkan pada:
a. Bagian bawah pada sampul belakang (back cover)
b. Verso (dibalik halaman judul) (halaman copyright)
c. Punggung buku (spine) untuk buku tebal , bila keadaan memungkinkan
Persyaratan permohonan ISBN, KDT dan barcode
Anggota baru
Permohonan dapat dilakukan secara online atau manual dengan melengkapi persyaratan
1. Mengisi formulir surat pernyataan disertai dengan stempel penerbit dengan
menunjukkan bukti legalitas penerbit atau lembaga yang bertanggung jawab (akta
notaris)
2. Membuat surat permohonan atas nama penerbit (berstempel) untuk buku yang akan
diterbitkan
3. Mengirimkan atau melampirkan fotokopi :
20
a. Halaman Judul
b. Balik Halaman Judul
BAB IV
PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI PENERBIT
Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan
baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan
hidup usahanya. Hal tersebut disebabkan karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan
perusahaan, di mana secara langsung berhubungan dengan konsumen. Maka kegiatan
pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya
dengan pasar. Kotler (2001) mengemukakan definisi pemasaran berarti bekerja dengan pasar
sasaran untuk mewujudkan pertukaran yang potensial dengan maksud memuaskan kebutuhan
dan keinginan manusia. Sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan pemasaran merupakan
kunci kesuksesan dari suatu perusahaan. Menurut Stanton (2001), definisi pemasaran adalah
suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa yang memuaskan
kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
Dari definisi tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran merupakan
usaha terpadu untuk menggabungkan rencana-rencana strategis yang diarahkan kepada usaha
pemuas kebutuhan dan keinginan konsumen untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan
melalui proses pertukaran atau transaksi. Kegiatan pemasaran perusahaan harus dapat
memberikan kepuasan kepada konsumen bila ingin mendapatkan tanggapan yang baik dari
konsumen. Perusahaan harus secara penuh tanggung jawab tentang kepuasan produk yang
ditawarkan tersebut. Dengan demikian, maka segala aktivitas perusahaan, harusnya diarahkan
untuk dapat memuaskan konsumen yang pada akhirnya bertujuan untuk memperoleh laba.
Pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses bagi perusahaan akan
mengetahui adanya cara dan falsafah yang terlibat didalamnya. Cara dan falsafah baru ini
disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep pemasaran tersebut dibuat dengan
menggunakan tiga faktor dasar yaitu:
1. Saluran perencanaan dan kegiatan perusahaan harus berorientasi pada konsumen/
pasar.
2. Volume penjualan yang menguntungkan harus menjadi tujuan perusahaan, dan
bukannya volume untuk kepentingan volume itu sendiri.
3. Seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasikan dan
diintegrasikan secara organisasi.
21
22
Menurut Swastha dan Irawan, (2005 : 10) mendefinisikan konsep pemasaran sebuah
falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat
ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. Bagian pemasaran pada suatu
perusahaan memegang peranan yang sangat penting dalam rangka mencapai besarnya volume
penjualan, karena dengan tercapainya sejumlah volume penjualan yang diinginkan berarti
kinerja bagian pemasaran dalam memperkenalkan produk telah berjalan dengan benar.
Penjualan dan pemasaran sering dianggap sama tetapi sebenarnya berbeda. Tujuan utama
konsep pemasaran adalah melayani konsumen dengan mendapatkan sejumlah laba, atau dapat
diartikan sebagai perbandingan antara penghasilan dengan biaya yang layak. Ini berbeda
dengan konsep penjualan yang menitikberatkan pada keinginan perusahaan. Falsafah dalam
pendekatan penjualan adalah memproduksi sebuah pabrik, kemudian meyakinkan konsumen
agar bersedia membelinya. Sedangkan pendekatan konsep pemasaran menghendaki agar
manajemen menentukan keinginan konsumen terlebih dahulu, setelah itu baru melakukan
bagaimana caranya memuaskan.
Penerbitan buku adalah suatu kegiatan yang dimulai dari mencari naskah hingga
diproduksi menjadi barang cetakan dalam bentuk buku. Dalam proses penerbitan buku pada
umumnya melibatkan 3 komponen pokok: penulis, penerbit dan percetakan. Ketiga
komponen tersebut memiliki fungsi, tugas dan tanggung jawab masing-masing, diterapkan
secara terencana sehingga proses penerbitan dapat terlaksana dengan baik.
Penulis bertanggung jawab untuk menulis naskah, penerbit bertanggung jawab untuk
mengolah naskah (mengedit, melengkapi ilustrasi, mengoreksi,dan memperbaiki) sampai
clean copy, dan percetakan bertanggung jawab untuk memproses naskah clean copy sampai
menjadi buku jadi. Penerbit dalam hal penerbitan buku selain bertugas untuk mengolah
naskah sampai clean copy, pada umumnya bertanggung jawab pula untuk mendanai seluruh
kegiatan penerbitan mulai dari mencari naskah, menulis naskah, mengolah naskah sampai
memproduksinya hingga menjadi buku. Penulis dalam melaksanakan tugas menyiapkan
naskah, memerlukan dana yang tidak kecil, karena dia harus mencari ide, mencari bahan
rujukan untuk naskah yang ditulis,mencari ilutrator bilamana perlu, menulis untuk
menuangkan idenya ke atas kertas atau mengetik dengan komputer, selanjutnya adalah
mencetak coba melalui komputer. Percetakan dalam pelaksanaan tugasnya,memerlukan dana
untuk membeli bahan baku kertas untuk buku, membayar gaji pegawai, membayar listrik,
membayar telepon, membayar gedung dan pengadaan tanah, membayar pajak, dan pengadaan
mesin produksinya. Secara cepat atau lambat seluruh biaya yang telah dikeluarkan oleh
23
perusahhaan dalam menerbitkan buku tersebut secara ekonomis harus dapat dikembalikan.
Sehingga kehidupan usaha penerbitan yang telah direncanakan dapat berjalan dengan baik
dan berkelanjutan.
BIAYA PENERBITAN BUKU
Kegiatan penerbitan merupakan kegiatan komersial yang bertujuan untuk menjual
produk media komunikasi tercetak dalam bentuk buku. Untuk meperoleh suatu bentuk buku
yang telah siap di pakai/dibaca dan dijual ke masyarakat,penerbit harus mencari naskah yang
harus berkualitas, memproses naskah agar layak terbit, mendesain naskah menajdi sebuah
buku yang secara fisik menarik, memproduksi massal buku, memasarkan buku, selanjutnya
mendistribusikan buku ke pembaca. Seluruh kegiatan penerbitan mulai dari mencari naskah,
memproses naskah hingga layak terbit, mendistribusikannya ke pembaca diperlukan suatu
pengeluaran biaya. Seluruh biaya penerbitan buku sebagaimana diuraikan di atas menurut
Datus C.Smith Jr.(1992) secara garis besar dapat diterapkan mejandi tiga jenis yaitu biaya
editorial, produksi, pemasaran dan distribusi. Dari ketiga jenis biaya dia atas apabila dirinci
dapat diartikan sebagai berikut
* biaya editorial adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk memproses naskah
hingga clean copy.Naskah clean copy adalah naskah yang telah bebas dari editorial pada
umumnya naskah tersebut telah dilengkapi dengan ilustrasinya.
*Biaya produksi adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk memproses naskah
menjadi barang cetakan/buku. Buku adalah suatu bentuk media komunikasi masa tercetak
yang memiliki ukuran tertentu,terdiri dari bebrapa halaman isi berisikan teks dana tau gambar
dan diberi sampul/kulit dengan menggunakan desain yang apik.
*Biaya pemasaran dan distribusi adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk
memasarkan dan mendistribusikan buku kepada konsumen. Buku yang diterbitkan gara bisa
sampai ke konsumen harus dipasarkan (dilempar ke pasar) apakah melalui agen,toko
buku,koperasi sekolah.Untuk meyampaikan buku dari penerbit ke agen, toko buku atau
koperasi sekolah harus didistribusikan dengan baik. Rangkaian kerja proses penerbitan buku
merupakan gambaran nilai biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan penerbitan dalam
rangka mewujudkan suatu ide dalam bentuk naskah sampai kepada pembacanya. Sedangkan
untuk mewujudkan ide menjadi suatu bahan bacaan dalam bentuk buku tentunya penerbit
24
membtuhkan beberapa komponen pendukung antara lain: tenaga kerja, fasilitas mesin dan
peralatan,fasilitas mesin dan peralatan,fasilitas tempat usaha, sumber daya/energi,dan fasilitas
lain yang tidak dapat dihindarkan hingga proses penerbitan berjalan dengan baik.
Agar proses penerbitan berjalan dengan lancar, maka fasilitas-fasilitas pendukung itu
harus diadakan dengan resiko harus dikeluarkan biaya yang tidak kecil oleh perusahaan. Dan
itulah secara ekonomis merupakan pengorbanan yang harus dipertanggungjawabkan dalam
menetapkan harga buku jual yang dipasarkan.Biaya merupakan satuan nilai rupiah yang
dikeluarkan/dikorbankan oleh perusahhan penerbitan dalam rangka memproses nsakah
menjadi buku untuk selanjutnya dapat dijual di pasar. Tidak banyak berbeda dengan
perusahaan-perusahaan non penerbitan, bahwa biaya yang dikeluarkan dalam rangka
menerbitkan buku memiliki klasifikasi dan pos-pos biaya sesuai dengan kegiatan utamanya.
Didalam usaha penerbitan pada umumnya menggunakan isitilah penggolongan biaya ada
dua,yaitu biaya tetap dan biaya variable.
Biaya tidak tetap adalah biaya yang dikeluarkan secara tidak tetap jumlahnya seiring
dengan tinggi rendahnya volume prosduksi, misalnya biaya produksi, biaya listrik, biaya
bahan buku, dan biaya lainnya yang setiap saat dapat berubah seiring dengan tingkat
perubahan volume produksi. Lebih spesifik lagi dalam suatu perusahaan penerbitan
buku,biaya pada umumnya telah diklasifikasikan sebagai berikut;
1) Biaya umum, yaitu biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan penerbitan secara
priodik karena adanya kegiatan penerbitan buku. Yang dimaksud dalam biaya umum
adalah gaji pegawai, biaya penyusutan mesin / peralatan, biaya penyusutan gedung,
biaya penyusutan fasilitas transportasi, biaya penyusutan fasilitas kantor, asuransi,
biaya listrik, biaya telepon, biaya konsumsi pegawai, biaya pemasaran (biaya promosi
dan biaya entertainment); biaya distribusi, biaya perawatan gedung, dan fasilitas lain:
bunga atas modal, pajak perusahaan, biaya pencarian naskah, biaya penulisan naskah
,dan biaya pengadaan alat tulis kantor.
2) Royalti penulis, yaitu kompensasi yang dikeluarkan oleh perusahaan penerbit untuk
penulis setiap periode tertentu karena jumlah buku yang secara berkelanjutan laku
dijual.
3) Pajak, adalah pajak yang harus dibebankan terhadap harga jual buku yang memang
kena pajak.
25
4) Rabat, adalah kompensasi yang dikeluarkan oleh perusahaan penerbitan untuk penjual
buku seperti agen distributor dan toko buku.
PENGERTIAN KALKULASI HARGA BUKU
Kalkulasi dari istilah dalam bahasa Inggris calculation artinya adalah perhitungan.
Kalkulasi harga buku adalah proses yang menyangkut pengumpulan,pemilahan, analisis dan
perhitungan biaya proses penrbitan yang ahrus dibebankan kedalam harga buku sehingga
harga buku merupakan nilai kuantitatif pengorbanan yang telah dilakukan oleh perusahaan
ditambah dengan biaya pengembangan perusahaan, keuntungan dan pajak.
PRINSIP-PRISNSIP KALKULASI HARGA BUKU
Dalam menghitung harga jual buku maka beberapa hal yang harus diperhatikan
adalah:
 Jenis buku yang akan diterbitkan
 Nilai pasar buku
 Oplah cetak yang diterapkan
 Jenis bahan baku isi dan kulit buku
 Jenis cetakan, jumlah warna cetakan
 Jumlah halaman isi buku
 Jenis penjilidan bukunya (lux/biasa)
 Ukuran buku yang diproduksi
 Masa laku buku yang akan diterbitkan
 Trend pasar harga jual buku sejenis
 Kualitas materi buku
 Kualitas penulis buku
 Tingkat persaingan rabat penjualan buku di pasar
 Persentase kompensasi royalty
 Besar/kecilnya harga produksi di pasar
 Tingkat produktifitas karyawan
 Tingkat efisiensi kinerja perusahaan
 Jumlah dan judul buku yang diterbitkan dalam periode tertentu.
26
PENTINGNYA METHODE KALKULASI HARGA BUKU
Salah satu faktor yang dapat menentukan tingkat penjualan buku adalah harga
jualnya. Harga jual mengandung dua aspek penting yang dapat menggambarkan nilai
pengorbanan biaya perusahaan yang harus dikembalikan yaitu: harga jual dan sekaligus harga
pokok. Apabila dari harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan dapat mempelancar proses
penjualan, maka modal perusahaan untuk menribitkan buku yang dijual untuk dapat kembali
dan juga ditambah dengan keuntungan yang diperoleh. Oleh karena itu diperlukan metoda
perhitungan yang tepat, artinya metoda perhitungan yang dapat mengakomodir seluruh biaya
peenrbitan secara teliti dan rasional. Sehingga metoda perhitungan dapat digunakan sebagai:
Acuan untuk menghitung biaya produksi yang akan dibebankan kepada harga jual buku
Acuan untuk menghitung biaya umum yang harus dibebankan kedalam harga pokok Acuan
untuk menetapkan harga jual buku yang diterbitkan
Untuk mendirikan penerbitan buku, terlebih dahulu dilihat seberapa besar modal yang
dimiliki. Jika modalnya kurang dari 50 juta, berarti yang diterbitkan adalah buku-buku yang
tidak terlalu tebal (kisaran 100 – 200 halaman), dengan asumsi menerbitkan satu buku secara
rutin. Selain itu, tidak perlu mengalokasikan dana untuk kantor ataupun mengangkat pegawai
tetap, cukup di out sourching, yaitu mempekerjakan karyawan free lance. Sebab, jika modal
segitu digunakan untuk sewa gedung dan mengangkat karyawan tetap, maka akan
menghabiskan modal itu sendiri sehingga keberlangsungan usaha akan terancam.
Sebagai simulasi, jika menerbitkan buku setebal 100 halaman, maka biaya yang
dibutuhkan adalah royalti penulis / fee penerjemah sebesar 1.000.000, editor 400.000, setter
250.000, dan cover 250.000, sehingga totalnya adalah 1.900.000. Jika buku dicetak sebanyak
1500 eksemplar, ongkos cetaknya sekitar 6.000.000. Kemudian ongkos kirim ke toko buku
dan distributor sekitar 1.000.000. Total biaya seluruhnya adalah 8.900.000. Kita juga perlu
mengaggarkan lain-lain sekitar 1.100.000 sehingga biaya untuk satu buku dengan ketebalan
100 halaman dan dicetak 1500 eksemplar adalah 10 juta rupiah.
27
Dengan demikian, dengan modal yang ada dapat dibuat 5 judul buku, masing-masing
satu buku per bulan. Kenapa harus seperti itu? Karena ketika menerbitkan pertama kali,
modal tidak langsung balik begitu saja. Jika buku itu dititipkan di Gramedia atau Gunung
Agung, maka pembayarannya adalah 4 bulan setelahnya. Jadi, selama 4 bulan itu penerbit
harus “berpuasa”. Jika modal hanya satu buku, maka penerbit akan sulit bertahan jika
ternyata bukunya tidak langsung best-seller.
Adapun jika modalnya besar, maka penerbit bisa menggunakannya untuk sewa
kantor, biaya promosi, merekrut karyawan, dll. Biaya sewa kantor tergantung lokasi penerbit
berada. Jika di daerah terpencil pasti lebih murah, tapi jika di Jakarta tentu mahal. Sedangkan
untuk promosi bisa lewat majalah, koran, selebaran, mengadakan bedah buku, dll. Bahkan
jika modalnya lumayan, maka penerbit bisa menerbitkan dua judul atau lebih per bulan.
Lalu bagaimana dengan perhitungan bisnisnya?
Umumnya penerbit memberlakukan harga jual buku sebesar empat kali atau lima kali dari
ongkos cetak. Kalau biaya cetaknya nya adalah 4.000. per buku maka harga jualnya 16 ribu
atau 20.000 perbuku. Sedangkan perhitungannya adalah sebagai berikut:
20 % untuk ongkos cetak
10 % untuk royalti penulis/fee penerjemah, setting, edit, dan cover
5 % untuk transportasi
5 % untuk promosi/lain-lain
10 % untuk keuntungan penerbit
50 % untuk rabat distributor/toko buku.
Perhitungan ini tidak mesti kaku seperti di atas, semuanya tergantung dari penerbit.
Misalnya jika buku diterbitkan secara self publishing, yaitu ditulis sendiri, disetting sendiri,
dan dibuatkan cover sendiri, maka uang yang ada bisa dialokasikan ke promosi.
28
Begitu pula dengan rabat yang diberikan kepada distributor tergantung dari daya
tawar penerbit. Bagi penerbit baru, biasanya diminta oleh distributor tunggal sebesar 55 %,
ada juga yang 45 % atau 50 %. Sedangkan penerbit yang mapan, biasaya “pelit” dalam
memberi rabat ke toko buku, angkanya sekitar 30 % sampai 40 % yang diberikan ke toko
buku. Dengan demikian, semakin besar nama penerbit, maka semakin bagus daya tawarnya
sehingga semakin besar pula keuntungan yang didapatkan.
DAFTAR PUSTAKA
http://pkukmweb.ukm.my/~library/ind_abs.htm
Pringgoadisuryo, Luwarsih, Hubungan Indeks-menelusur Informasi.dalam Kerjasama
Jaringan Perpustakaan dan Akses Informasi. Jakarta : Pusat Dokumentasi Ilmiah Nasional,
1995.
Rimbarawa, Kosam, Dasar-dasar Organisasi Informasi. Jakarta : Hakaeser, 2007.
Soekarman K, Daftar Tajuk Subyek Untuk Perpustakaan. Jakarta : Gunung Mulia, 1990.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29107/3/Chapter%20II.pdf
https://idoycdt.wordpress.com/pengindeksan/
http://isbn.perpusnas.go.id/Home/InfoIsbn
https://penerbitanbuku.wordpress.com/2008/11/27/perhitungan-bisnis-penerbitan-buku/
http://skripsi-manajemen.blogspot.co.id/2011/02/pengertian-definisi-pemasaran.html
http://printing-offset.blogspot.co.id/2008/04/kalkulasi-biaya-penerbitan-buku.html

More Related Content

What's hot

Penerbitan Grafis dan Elektronik
Penerbitan Grafis dan ElektronikPenerbitan Grafis dan Elektronik
Penerbitan Grafis dan Elektronikmaratun haniah
 
penerbitan grafis dan elektronik
penerbitan grafis dan elektronikpenerbitan grafis dan elektronik
penerbitan grafis dan elektronikHartini Tini
 
B. Indonesia - Makalah Tentang Dampak Handphone Bagi Para Remaja (Cover)
B. Indonesia - Makalah Tentang Dampak Handphone Bagi Para Remaja (Cover)B. Indonesia - Makalah Tentang Dampak Handphone Bagi Para Remaja (Cover)
B. Indonesia - Makalah Tentang Dampak Handphone Bagi Para Remaja (Cover)Ramadhani Sardiman
 
Panduan penyusunan skripsi_ver3
Panduan penyusunan skripsi_ver3Panduan penyusunan skripsi_ver3
Panduan penyusunan skripsi_ver3rsd kol abundjani
 
IPS kls 4 SD(Indrastuti)
IPS kls 4 SD(Indrastuti)IPS kls 4 SD(Indrastuti)
IPS kls 4 SD(Indrastuti)MOH. SHOFI'I
 
Sd4mat ayo belajarmatematika burhan
Sd4mat ayo belajarmatematika burhanSd4mat ayo belajarmatematika burhan
Sd4mat ayo belajarmatematika burhanheri junior
 
Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya ManusiaManajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusiaermawidiana
 
Manajemen Strategik dalam perspektif pendidikan islam
Manajemen Strategik dalam perspektif pendidikan islamManajemen Strategik dalam perspektif pendidikan islam
Manajemen Strategik dalam perspektif pendidikan islamSalimMediaIndonesia
 
penerbit grafis dan elektronik
penerbit grafis dan elektronikpenerbit grafis dan elektronik
penerbit grafis dan elektronikhari bastian
 
Buku Pedoman TA
Buku Pedoman TABuku Pedoman TA
Buku Pedoman TASaiful Adi
 

What's hot (17)

Penerbitan Grafis dan Elektronik
Penerbitan Grafis dan ElektronikPenerbitan Grafis dan Elektronik
Penerbitan Grafis dan Elektronik
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
penerbitan grafis dan elektronik
penerbitan grafis dan elektronikpenerbitan grafis dan elektronik
penerbitan grafis dan elektronik
 
Laporan landasan keguruan 1 (Magang)
Laporan landasan keguruan 1 (Magang)Laporan landasan keguruan 1 (Magang)
Laporan landasan keguruan 1 (Magang)
 
Laporan Magang (Landasan Keguruan 2)
Laporan Magang (Landasan Keguruan 2)Laporan Magang (Landasan Keguruan 2)
Laporan Magang (Landasan Keguruan 2)
 
B. Indonesia - Makalah Tentang Dampak Handphone Bagi Para Remaja (Cover)
B. Indonesia - Makalah Tentang Dampak Handphone Bagi Para Remaja (Cover)B. Indonesia - Makalah Tentang Dampak Handphone Bagi Para Remaja (Cover)
B. Indonesia - Makalah Tentang Dampak Handphone Bagi Para Remaja (Cover)
 
Panduan penyusunan skripsi_ver3
Panduan penyusunan skripsi_ver3Panduan penyusunan skripsi_ver3
Panduan penyusunan skripsi_ver3
 
IPS kls 4 SD(Indrastuti)
IPS kls 4 SD(Indrastuti)IPS kls 4 SD(Indrastuti)
IPS kls 4 SD(Indrastuti)
 
Sd4mat ayo belajarmatematika burhan
Sd4mat ayo belajarmatematika burhanSd4mat ayo belajarmatematika burhan
Sd4mat ayo belajarmatematika burhan
 
Ilmu hukum
Ilmu hukumIlmu hukum
Ilmu hukum
 
Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya ManusiaManajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusia
 
Buku Sakti Sidhi Ngucap
Buku Sakti Sidhi NgucapBuku Sakti Sidhi Ngucap
Buku Sakti Sidhi Ngucap
 
Pakem Kelas Awal
Pakem Kelas Awal Pakem Kelas Awal
Pakem Kelas Awal
 
Manajemen Strategik dalam perspektif pendidikan islam
Manajemen Strategik dalam perspektif pendidikan islamManajemen Strategik dalam perspektif pendidikan islam
Manajemen Strategik dalam perspektif pendidikan islam
 
penerbit grafis dan elektronik
penerbit grafis dan elektronikpenerbit grafis dan elektronik
penerbit grafis dan elektronik
 
Buku Pedoman TA
Buku Pedoman TABuku Pedoman TA
Buku Pedoman TA
 
Matematika SD 4
Matematika SD 4Matematika SD 4
Matematika SD 4
 

Viewers also liked

Yunxi's interiview notes & takeaways
Yunxi's interiview notes & takeawaysYunxi's interiview notes & takeaways
Yunxi's interiview notes & takeawaysYUNXI CUI
 
emjackson_drafting_sample
emjackson_drafting_sampleemjackson_drafting_sample
emjackson_drafting_sampleEdwin Jackson
 
Bourne Planning for sustainability 2016
Bourne Planning for sustainability 2016Bourne Planning for sustainability 2016
Bourne Planning for sustainability 2016Janet Bourne
 
Tecnologías de información y comunicación ‘‘tics''
Tecnologías de información y comunicación ‘‘tics''Tecnologías de información y comunicación ‘‘tics''
Tecnologías de información y comunicación ‘‘tics''cesarpirata09
 
Who Cares About Social Media Marketing?
Who Cares About Social Media Marketing?Who Cares About Social Media Marketing?
Who Cares About Social Media Marketing?IThinkanIdea
 
Informe de-practica-3-jornada
Informe de-practica-3-jornadaInforme de-practica-3-jornada
Informe de-practica-3-jornadakatyaroxanameza
 
Collaboration Sites
Collaboration SitesCollaboration Sites
Collaboration Sitesknarvol
 
Plano de estudos - nivel 3 - parte 3
Plano de estudos - nivel 3 - parte 3Plano de estudos - nivel 3 - parte 3
Plano de estudos - nivel 3 - parte 3My English Online
 
SDM Unofficial Transcript
SDM Unofficial TranscriptSDM Unofficial Transcript
SDM Unofficial TranscriptSpencer Morris
 

Viewers also liked (14)

Bluffajo-Lookbook
Bluffajo-LookbookBluffajo-Lookbook
Bluffajo-Lookbook
 
Yunxi's interiview notes & takeaways
Yunxi's interiview notes & takeawaysYunxi's interiview notes & takeaways
Yunxi's interiview notes & takeaways
 
mapa conceptual
mapa conceptualmapa conceptual
mapa conceptual
 
emjackson_drafting_sample
emjackson_drafting_sampleemjackson_drafting_sample
emjackson_drafting_sample
 
Bourne Planning for sustainability 2016
Bourne Planning for sustainability 2016Bourne Planning for sustainability 2016
Bourne Planning for sustainability 2016
 
Tecnologías de información y comunicación ‘‘tics''
Tecnologías de información y comunicación ‘‘tics''Tecnologías de información y comunicación ‘‘tics''
Tecnologías de información y comunicación ‘‘tics''
 
Doc1
Doc1Doc1
Doc1
 
Who Cares About Social Media Marketing?
Who Cares About Social Media Marketing?Who Cares About Social Media Marketing?
Who Cares About Social Media Marketing?
 
Valoracion
ValoracionValoracion
Valoracion
 
HegoBerria99. junio 2016
HegoBerria99. junio 2016 HegoBerria99. junio 2016
HegoBerria99. junio 2016
 
Informe de-practica-3-jornada
Informe de-practica-3-jornadaInforme de-practica-3-jornada
Informe de-practica-3-jornada
 
Collaboration Sites
Collaboration SitesCollaboration Sites
Collaboration Sites
 
Plano de estudos - nivel 3 - parte 3
Plano de estudos - nivel 3 - parte 3Plano de estudos - nivel 3 - parte 3
Plano de estudos - nivel 3 - parte 3
 
SDM Unofficial Transcript
SDM Unofficial TranscriptSDM Unofficial Transcript
SDM Unofficial Transcript
 

Similar to penerbit grafis dan elektronik

Penerbitan Grafis dan Elektronik Bahan Pustaka
Penerbitan Grafis dan Elektronik Bahan PustakaPenerbitan Grafis dan Elektronik Bahan Pustaka
Penerbitan Grafis dan Elektronik Bahan PustakaDian Liamas
 
Makalah penerbitan grafis dan elektronik
Makalah penerbitan grafis dan elektronikMakalah penerbitan grafis dan elektronik
Makalah penerbitan grafis dan elektronikellyana een
 
Tugas makalah penerbitan grafis dan elektronik
Tugas makalah penerbitan grafis dan elektronikTugas makalah penerbitan grafis dan elektronik
Tugas makalah penerbitan grafis dan elektronikRuzi Yana
 
Kelas10 ekonomi ismawanto
Kelas10 ekonomi ismawantoKelas10 ekonomi ismawanto
Kelas10 ekonomi ismawantoAbdul Razak
 
Makalah Penerbitan Grafis Dan Elektronik
Makalah Penerbitan Grafis Dan ElektronikMakalah Penerbitan Grafis Dan Elektronik
Makalah Penerbitan Grafis Dan ElektronikAn Nurwoni Albasith
 
Komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikKomunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikDedi Suwandi
 
Lap aplikom windy lusia_1107111954
Lap aplikom windy lusia_1107111954Lap aplikom windy lusia_1107111954
Lap aplikom windy lusia_1107111954Windy Lusia Samosir
 
SD-MI kelas05 indahnya bahasa dan sastra indonesia suyatno ekarini wibowo
SD-MI kelas05 indahnya bahasa dan sastra indonesia suyatno ekarini wibowoSD-MI kelas05 indahnya bahasa dan sastra indonesia suyatno ekarini wibowo
SD-MI kelas05 indahnya bahasa dan sastra indonesia suyatno ekarini wibowosekolah maya
 
PENERBITAN, PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI...
PENERBITAN, PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI...PENERBITAN, PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI...
PENERBITAN, PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI...Umi Zaitun
 
Matematika Untuk SD/MI Kelas I
Matematika Untuk SD/MI Kelas IMatematika Untuk SD/MI Kelas I
Matematika Untuk SD/MI Kelas ISetiadji Sadewo
 
PENERBITAN, PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI...
PENERBITAN, PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI...PENERBITAN, PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI...
PENERBITAN, PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI...sri wahyuni
 
PENERBITAN, PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI...
PENERBITAN, PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI...PENERBITAN, PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI...
PENERBITAN, PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI...magdalena mery
 
Tugas karya ilmiaih jaringan dan komunikasi data
Tugas karya ilmiaih jaringan dan komunikasi dataTugas karya ilmiaih jaringan dan komunikasi data
Tugas karya ilmiaih jaringan dan komunikasi dataridwan purwa
 

Similar to penerbit grafis dan elektronik (20)

Penerbitan Grafis dan Elektronik Bahan Pustaka
Penerbitan Grafis dan Elektronik Bahan PustakaPenerbitan Grafis dan Elektronik Bahan Pustaka
Penerbitan Grafis dan Elektronik Bahan Pustaka
 
Makalah penerbitan grafis dan elektronik
Makalah penerbitan grafis dan elektronikMakalah penerbitan grafis dan elektronik
Makalah penerbitan grafis dan elektronik
 
Tugas makalah penerbitan grafis dan elektronik
Tugas makalah penerbitan grafis dan elektronikTugas makalah penerbitan grafis dan elektronik
Tugas makalah penerbitan grafis dan elektronik
 
Makalah printer
Makalah printerMakalah printer
Makalah printer
 
Kelas10 ekonomi ismawanto
Kelas10 ekonomi ismawantoKelas10 ekonomi ismawanto
Kelas10 ekonomi ismawanto
 
BSE kelas12 ekonomi_ismawanto
BSE kelas12 ekonomi_ismawantoBSE kelas12 ekonomi_ismawanto
BSE kelas12 ekonomi_ismawanto
 
Makalah Penerbitan Grafis Dan Elektronik
Makalah Penerbitan Grafis Dan ElektronikMakalah Penerbitan Grafis Dan Elektronik
Makalah Penerbitan Grafis Dan Elektronik
 
Komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikKomunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutik
 
Lap aplikom windy lusia_1107111954
Lap aplikom windy lusia_1107111954Lap aplikom windy lusia_1107111954
Lap aplikom windy lusia_1107111954
 
Menggagas kti cetakan ke 4 tahun 2017
Menggagas kti cetakan ke 4 tahun 2017Menggagas kti cetakan ke 4 tahun 2017
Menggagas kti cetakan ke 4 tahun 2017
 
SD-MI kelas05 indahnya bahasa dan sastra indonesia suyatno ekarini wibowo
SD-MI kelas05 indahnya bahasa dan sastra indonesia suyatno ekarini wibowoSD-MI kelas05 indahnya bahasa dan sastra indonesia suyatno ekarini wibowo
SD-MI kelas05 indahnya bahasa dan sastra indonesia suyatno ekarini wibowo
 
Formulir oprec saung sastra
Formulir oprec saung sastraFormulir oprec saung sastra
Formulir oprec saung sastra
 
PENERBITAN, PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI...
PENERBITAN, PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI...PENERBITAN, PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI...
PENERBITAN, PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI...
 
Laporan Magang OPR DPR RI
Laporan Magang OPR DPR RILaporan Magang OPR DPR RI
Laporan Magang OPR DPR RI
 
Aga
AgaAga
Aga
 
Matematika Untuk SD/MI Kelas I
Matematika Untuk SD/MI Kelas IMatematika Untuk SD/MI Kelas I
Matematika Untuk SD/MI Kelas I
 
Penerbitan buku
Penerbitan bukuPenerbitan buku
Penerbitan buku
 
PENERBITAN, PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI...
PENERBITAN, PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI...PENERBITAN, PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI...
PENERBITAN, PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI...
 
PENERBITAN, PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI...
PENERBITAN, PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI...PENERBITAN, PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI...
PENERBITAN, PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI...
 
Tugas karya ilmiaih jaringan dan komunikasi data
Tugas karya ilmiaih jaringan dan komunikasi dataTugas karya ilmiaih jaringan dan komunikasi data
Tugas karya ilmiaih jaringan dan komunikasi data
 

Recently uploaded

Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 

Recently uploaded (20)

Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 

penerbit grafis dan elektronik

  • 1. Ujian Akhir Semester ( UAS ) ”PENERBITAN GRAFIS & ELEKTRONIK” Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas individu pada mata kuliah “Penerbitan Grafis & Elektronik” Oleh: SRI WAHYUNI F02711410204 PROGRAM STUDI D3 PERPUSTAKAAN JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FKIP UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2017
  • 2. KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami haturkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas ini. Tugas ini berjudul “Penerbitan Grafis & Elektronik”. Maksud dan tujuan dari tugas ini tidaklah lain sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas individu pada mata kuliah “Penerbitan Grafis & Elektronik”. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penulisan tugas individu ini. Baik dalam perumusan, penyusunan, penulisan sampai terselesainya tugas ini. Maka dalam kesempatan ini kami ucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Enda Esyudha Pratama. ST, MT. selaku Dosen yang memberikan tugas dan bimbingan pada kami hingga kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Demikian kata pengantar yang dapat kami sampaikan di mana penulis hanyalah seorang manusia yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, sedangkan kesempurnaan hanya milik Tuhan Azza Wa’jala hingga dalam penulisan dan penyusunannya masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif akan senantiasa membantu penulis dalam upaya evaluasi diri. Akhirnya kami hanya bisa berharap, bahwa dibalik ketidak sempurnaan penulisan dan penyusunan tugas ini adalah ditemukan sesuatu yang dapat memberikan manfaat atau bahkan hikmah bagi penulis, pembaca, dan bagi seluruh kalangan yang membutuhkan. Penulis,18 januari 2017 penyusun i
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .............................................................................................................................i DAFTAR ISI...........................................................................................................................................ii BAB I PENERBITAN BUKU................................................................................................................1 Penerbitan Buku .....................................................................................................................1 Sumber Naskah ......................................................................................................................3 Penilain Naskah......................................................................................................................3 Penyuntingan..........................................................................................................................3 BAB II PENYUNTINGAN NASKAH...................................................................................................5 A. Pengertian Penyuntingan Naskah...................................................................................5 B. Tujuan Penyuntingan......................................................................................................6 C. Kode Etik Penyuntingan Naskah ....................................................................................9 BAB III INDEKS DAN ISBN..............................................................................................................15 A. INDEKS ..........................................................................................................................12 B. Pengertian Indeks Buku...................................................................................................16 C. ISBN................................................................................................................................17 BAB IV PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI PENERBIT ........................................................25 A. BIAYA PENERBITAN BUKU......................................................................................27 B. PENGERTIAN KALKULASI HARGA BUKU.............................................................29 C. PRINSIP-PRISNSIP KALKULASI HARGA BUKU ....................................................25 D. PENTINGNYA METHODE KALKULASI HARGA BUKU .......................................26 ii
  • 4. BAB I PENERBITAN BUKU A. Penerbitan Buku Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994: 91), kata penerbit diberikan dibawah kata terbit. Terbit antara lain mengandung arti keluar untuk diedarkan (tentang surat kabar, buku, dan sebagainya) kata penerbit sebagai bentukan kata terbit mengandung arti orang atau perusahaan yang menerbitkan buku, majalah, dan sebagainya. Pada mulanya, penerbitan adalah percetakan, yaitu sebagai kegiatan pembuatan (manufacturing), dan belum berfungsi sebagai penyebarluasan. Lalu pada abad ke-19, penerbit berfungsi sebagaimana fungsinya yang sekarang, yakni sebagai promotor dari kata-kata tercetak. Dunia penerbitan dan percetakan berkembang terus, baik cakupan pekerjaannya maupun peralatan pendukungnya. Dalam dunia penerbitan semakin banyak jenis buku yang diterbitkan, dalam berbagai bahasa, dan disebarkan diberbagai negara. Maka terciptalah berbagai jenis penerbit yang mengkhususkan diri menerbitkan buku tertentu, misalnya jenis buku anak-anak, buku pelajaran sekolah, buku pariwisata. Adakalanya sebuah buku diterbitkan dalam bahasa tertentu. Misalnya buku pariwisata Indonesia diterbitkan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Agar menarik, buku perlu dirancang secara khusus, sesuai dengan jenisnya. Dalam dunia perbukuan, selain penerbit dan percetakan, dikenal pula pihak perancang buku. Mereka inilah yang bertugas menangani penampilan buku agar menarik dan sesuai dengan isinya. Di negara yang penerbitannya telah lebih maju,pengkhususan bidang pekerjaan ini sudah lebih merinci. Sehinggga dikenal perusahaan yang khusus menyiapkan naskah, merancang buku, mengatur perbanyakan naskah, mencetak, menjilid, mempromosikan. Mendistribusikan, dan menjual buku. Masing-masing mempunyai tugas sendiri-sendiri. Di Indonesia, pada umumnya semua tugas penerbitan penerbitan, perancangan, dan percetakan ini masih dikelola dalam satu atau dua perusahaan saja. Universitas Sumatera Utara. Perkembangan pekerjaan di dunia perbukuan ini juga diikuti oleh perkembangan peralatan pendukungnya. Mesin tik biasa telah berkembang menjadi mesin tik elektronik dengan berbagai macam kemampuan. Penemuan komputer semakin memacu perkembangan peralatan penerbit dan percetakan. Pengetikan naskah sudah tidak lagi menggunakan mesin tik, melainkan dengan memanfaatkan 1
  • 5. 2 kompoter dan program pengolah kata seperti WordStar dan WordPerfect. Merancang halaman dan sampul buku pun sudah dikerjakan dengan komputer. Mesin cetak dan mesin potong kertas sudah juga dikomputerkan. Dengan semakin berkembangnya perincian pekerjaan dalam dunia perbukuan, semakin berkembang juga masalah yang dihadapi. Di pihak penerbit, hak dan kewajiban penulis maupun penyunting yang mewakili penerbit semakin menuntut rincian yang lebih tegas. Demikian pula ke terlibatan pihak lain seperti perancang, percetakan, dan toko buku. Untuk mengatur kepentingan semua pihak itu diperlukan serangkaian ketentuan. Maka diciptakanlah Surat Perjanjian Penerbitan, Undang- Undang Hak Cipta, Uang Jasa Penulis, ISBN, dan sebagainya. Menurut Pambudi (1981: 1) penerbitan adalah pencetakan, yaitu sebagai kegiatan pembuatan (manufacturing), dan belum berfungsi sebagai penyebarluasan. Pada abad kesembilan belas, penerbit berfungsi sepertti fungsinya yang sekarang., yaitu sebagai promotor sari kata-kata tercetak. Mempublikasikan kepada umum, mengetengahkan kekhalayak ramai, kata dan gambar yang telah diciptakan oleh jiwa-jiwa kreatif, kemudian disunting oleh para penyunting unutk selanjutnya digandakan oleh para pencetak. Altbach (2000: 45) mengemukakan pendapat bahwa penerbit buku merupakan seorang investor dalam perbukuan. Penerbit adalah seorang yang mengeluarkan uang untuk pengarang, penerjemah, penyunting, pencetak, pabrik kertas, dan yang lain-lain untuk memproduksikan buku, dan untuk para penjual, pemasang iklan, dan mereka yang membantu dalam pemasarannya, dan menerima uang dari penjual buku dan yang lain-lain yang membeli buku tersebut atau yang membeli hak untuk menggunakan isi buku itu dalam berbagai cara. Penerbit berharap, menerima uang lebih banyak daripada yang dikeluarkan. Informasi dari salah satu media elektronik Wikipedia menyebutkan bahwa penerbit atau penerbitan adalah industri yang berkonsentrasi memproduksi dan Memiliki pengalaman mengajar dalam mata pelajaran yang akan ditulisnya. Memiliki kemahiran dan pengalaman menulis buku. Akan tetapi, sejalan dengan semakin ketatnya persaingan antar penerbit, maka cara lama dengan menunggu naskah ini sudah mulai ditinggalkan. Penerbit sudah mulai gesit mencari gagasan dan mewujudkannya menjadi buku. Dalam badan penerbitan, tugas mengadakan naskah ini dibedakan kepada penyunting, khususnya penyunting
  • 6. 3 pengada naskah. Adapun yang harus diperhatikan dalam pengadaan naskah ini adalah sebagai berikut: B. Sumber Naskah Naskah yang terbaru harus dicari oleh seorang penyunting, ia dapat menemukan gagasan naskah melalui pameran buku, reuni, pertemuan antar pakar bidang ilmu tertentu dan lain sebagainya. Maka dicarilah penulis yang mampu menuangkan gagasannya itu dalam bentuk tertulis. Penulis dapat diketahui dari daftar nama pengarang yang sesui dengan daftar penulis/pengarang yang dimiliki penerbit. Selain itu dapat pula dengan cara mencari pengrang buku sejenis yang telah beredar. Cara lain untuk mendapatkan naskah adalah penerbit melakukan seyembara mengarang ataupun menghubungi langsung orang yang ahli dalam bidang ilmu pengetahuan yang tertentu. Penggunaan buku berbahasa asing dibutuhkan penerjemah naskah. Seorang penerjemah harus menguasai bahasa asing tersebut dengan baik. Penerbitan harus pandai memilih judul serta memilih penerjemah yang berkemampuan baik dan mendapatkan izin penerjemahan dari pemilik hak cipta buku yang asli. C. Penilain Naskah Penyunting bertugas menentukan apakah sebuah naskah akan diterima untuk diterbitkan atau ditolak. Penyunting menilai naskah antara lain dari isinya, cakupannya, penyusunan isi, cara penyajian dan bahasa. Bila penyunting tidak dapat member penilain tentang isi dan cakupan naskah, maka ia dapat meminta bantuan Universitas Sumatera Utara seorang penelaah ataupun pakar dalam bidang ilmu yang berhubungan dengan buku tersebut. D. Penyuntingan Bagian penyuntingan merupakan inti sebuah penerbitan, karena fungsinya yang utama mengembangkan naskah, dibagian inilah bahan baku penerbitan yang berupa naskah diolah dan dipersiapkan sehingga naskah yang tadinya masih mentah menjadi siap dan layak terbit. Yang paling bertanggung jawab atas isi sebuah buku
  • 7. 4 tentu pengarang, namun penerbit yang baik akan menerbitkan naskah yang seharusnya memerlukan penyuntingan atau belum layak terbit. Pekerjaan penyuntingan naskah disebuah penerbitan yang besar terdiri dari: 1. Kontrak Penerbitan Penerimaan naskah oleh penerbitan harus benar-benar hasil karya pengarang yang bersangkutan, bukan hasil jiplikan. Jaminan pengarang dalam hal ini sangat penting dan harus tertuang dalam kontrak penerbitan naskahnya. Kontrak atau surat perjanjian penerbitan itu harus ditanda tangani oleh pengrang dan pihak penerbitsebelum naskah tersebut diolah lebih lanjut. 2. Penyerahan Naskah Naskah biasanya diserahkan oleh pengarang pada pihak penerbit dalam bentuk tertulis, ketikan maupun disket. Naskah diserahkan rangkap satu dan untuk pengarang biasanya memiliki arsipnya. 3. Ketaat Asasan Naskah disebut taat asas bila penyajiannya mengikuti pola tertentu dengan tetap. Di 7ndonesia belum ada pedoman yang mantap mengenai asasan sebuah naskah,namun sebagai patokan penerbit dapat berpedoma Ejaan Yang Disempurnakan terbitan pusat pengembangan dan pembinaan bahasa. Universitas Sumatera Utara. 4. Tata Bahasa Penggunaan bahasa yang baik dan benar merupakan syarat yang harus di penuhi oleh sebuah naskah. Kalimat yang mengungkapkan pesan pengarang harus dapat dipahami pembaca. Penyuntingan memberikan saran kepada penulis. Sehingga naskah yang ada tidak hanya berbobot isinya namun baik bahasanya. 5. Kelengkapan Naskah Naskah yang telah selesai, diserahkan oleh penyuntingan kegiatan prodiksi untuk di persiapkan percetakannya menjadi buku.kelengkapan naskah terdiri dari: a) Cover b) Halaman Judul Utama c) .Halaman Persembahan d) Kata Pengantar e) Daftar Isi f) Tabel g) Ilustrasi h) Singkatan i) Lambang j) Catatan Kaki
  • 8. k) Daftar Pustaka l) Lampiran m) Indeks n) Biografi singkat Universitas Sumatera Utara
  • 9. BAB II PENYUNTINGAN NASKAH A. Pengertian Penyuntingan Naskah Menurut KBBI (2007:1106) definisi penyuntingan adalah proses, cara, perbuatan menyunting atau sunting-menyunting. Sedangkan definisi menyunting adalah: 1. menyiapkan naskah siap cetak atau siap terbit dengan memperhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan struktur kalimat). 2. merencanakan dan mengarahkan penerbitan (surat kabar, majalah). 3. menyusun atau merakit (film, pita rekaman) dengan cara memotong-motong dan memasang kembali. Untuk menjadi penyunting naskah ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh seseorang. Persyaratan itu meliputi penguasaan ejaan bahasa Indonesia, penguasaan tata bahasa Indonesia, ketelitian dan kesabaran, kemampuan menulis, keluwesan, penguasaan salah satu bidang keilmuan, pengetahuan yang luas dan kepekaan bahasa. Salah satu tugas dan kewajiban ilmuwan (scientist) dan pandit (scholars) yang melakukan penelitian ialah melaporkan hasil kegiatannya kepada masyarakat lingkungan yang mendukungnya.Laporan ittu harus ditulis selengkapnya secara jelas, tepat tetapi singkat dan lugas untuk kemudian diterbitkan. Dalam proses penyiapan penerbitan laporan itu terlibat penyunting yang akan membantu pengolahan naskah tertulis untuk menjadi bahan tercetak yang akan disampaikan ke masyarakat luas untuk dibaca. Salah satu tugas pokok penerbit adalah menerbitkan naskah pengarang/penulis menjadi buku. Definisi naskah sendiri menurut KBBI (2007:776) adalah: 1. karangan yang masih ditulis dengan tangan 2. karangan seseorang yang belum diterbitkan 3. bahan-bahan berita yang siap untuk diset 4. Perlu ditekankan sekali lagi bahwa tugas penyunting karya terbatas pada pengolahan naskah menjadi suatu bahan yang siap , dan menawasi pelaksaan segi teknis sampai naskah tadi . penyunting bukan penerbit, jadi mereka tidak bertanggung jawab atas masalahkeuangan, penyebaluasan serta pengelolaan suatu penerbitan. Para penyunting bertanggung jawab atas isi dan bukan atas produksi bahan yang diterbitkan. 5
  • 10. 6 B. Tujuan Penyuntingan a. Tujuan Penyuntingan yang dilakukan oleh para penyunting adalah sebagai berikut. Untuk menjadikan taipskrip sebagai karya yang sempurna yang dapat dibaca dan dihayati dengan mudah oleh pembaca apabila diterbitkan kelak. b. Untuk memastikan pengaliran atau penyebaran idea daripada penulis kepada pembaca dapat disampaikan dalam bahasa yang gramatis, jelas, indah dan menarik. c. Untuk menjadikan persembahan e-buku yang akan diterbitkan itu dapat menggambarkan nilai dan identiti karya itu sendiri sehingga dapat menarik. minat pembaca. d. Untuk memastikan pengaliran dan fakta berkenaan disampaikan dengan jelas, tepat, dan tidak menyalahi agama, undang-undang, dan norma masyarakat. Dalam penyuntingan, kita mengenal dua tahap penyuntingan, yaitu penyuntingan substansif dan penyuntingan kopi. Berdasarkan tahap-tahap penyuntingan yang ada, maka ada beberapa tujuan lain dari penyuntingan. 1. Penyuntingan Substantif Tujuan penyuntingan subtantif dilakukan adalah untuk memastikan hasrat atau idea penulis dapat disampaikan setepat, sepadat, dan sejelas yang mungkin. Semasa membuat penyuntingan subtantif, editor akan membaca taipskrip sepintas lalu dengan memberikan tumpuan kepada kandungan, pendekatan secara menyeluruh, bahasa, susunan atau konsep taipskrip berkenaan. Berdasarkan hal diatas, editor akan membuat teguran dan cadangan kepada penulis untuk sama ada melengkapkan taipskrip, menulis semula, menyusun semula, menggugurkan atau memotong bahagian teks atau ilustrasi yang tidak perlu, dan membuat tambahan. Berikut ialah perkara yang perlu diteliti semasa penyuntingan substantif: a) Tajuk tepat dan jelas b) Pembahagian bab dan tajuk kecil jelas c) Adanya kesinambungan antara bahagian, bab dan paragraf. d) Keseimbangan antara setiap bab dan paragraf. e) Taipskrip tidak bertentangan dengan undang-undang, moral dan agama. f) Penguasaan bahasa, keselarasan istilah dan ejaan. g) Petikan bahan daripada karya lain telah mendapat keizinan.
  • 11. 7 h) Bahan awalan, teks dan akhir hendaklah lengkap mengikut halaman kandungan. 2. Penyuntingan Copy Tujuan penyuntingan kopi adalah untuk menghapuskan semua halangan yang wujud antara pembaca dengan apa yang hendak disampaikan oleh penulis. Penyuntingan kopi memerlukan perhatian yang teliti terhadap setiap butiran di dalam taipskrip. Editor perlu berpengetahuan tentang apa yang patut disunting dan gaya yang patut diikuti di samping mempunyai kebolehan untuk membuat keputusan dengan cepat, lojik, dan yang boleh dipertahankan. Semasa membuat suntingan kopi, editor akan membaca taipskrip berkenaan dengan teliti, iaitu membaca perkataan demi perkataan, ayat demi ayat, baris demi baris dan kadang-kadang melihat huruf demi huruf. Kebanyakan daripada masa penyuntingan itu, editor akan berurusan dengan hal penyusunan, bahasa dan kebolehbacaan taipskrip itu. Tahapan dalam penyuntingan kopi: a) Membuat penyuntingan baris demi baris. b) Memberi tumpuan khusus kepada fakta dan bahasa. c) Memastikan keselarasan ejaan, istilah dan gaya bahasa. d) Memastikan ketepatan dan keselarasan ilustrasi dan bahan lain dalam teks tersebut. Berikut ialah hal-hal yang perlu diteliti semasa penyuntingan kopi: a. Fakta - Pastikan semua butiran dalam teks betul. Editor perlu menyemak dengan teliti untuk memastikan ketepatan. Kadang-kadang kesilapan fakta boleh berlaku semasa teks ditaip.Contohnya, papan lapis menjadi papan lapik dan tidak mahal harganya menjadi mahal harganya.Selain itu ada sesetengah pernyataaan yang tidak tepat dan berunsur negatif sehingga boleh membawa kepada tindakan undang- undang. b. Bahasa, bahasa yang dimaksud mencakup. c. Diksi ialah pemilihan penggunaan kata-kata. Dalam hal ini editor kopi perlu memastikan d. kata-kata yang dipilih berkesan dari segi maksud dan
  • 12. 8 e. kata-kata yang dipilih sesuai dengan laras bahasa yang digunakan. Berikut adalah hal hal yang perlu disunting dalam sebuah naskah. 1. meperhatikan ejaan yang benar, semisal merubah (salah) menjadi mengubah (benar) 2. pemilihan kata (diksi) , dalah hal ini, seorang penyunting atau editor harus pandai untuk memilih kata yang tepat agar kalimat akan lebih enak untuk dibaca. contoh : 1. penulis kepinginnularin pengalamannya kepada pembaca biar mereka bisa ngedapetin sesuatu yang berguna bagi kehidupan mereka (salah). 2. penulis ingin menularkan pengalamannya kepada pembaca agar mereka bisa mendapatkan sesuatu yang berguna bagi kehidupan mereka. (benar) 3. pasangan kata. contoh : 1. uji lapangan meliputi uji coba materi, baik yang dilakukan penulis sendiri dengan kelompok belajarnya, atau rekan penulis dengan kelompok belajar mereka.... (salah) 2. uji lapangan meliputi uji coba materi, baik yang dilakukan penulis sendiri dengan kelompok belajarnya, maupun rekan penulis dengan kelompok belajar mereka.... 4. kalimat ambigu (kalimat yang mepunyai dua pengertian atau lebih) 5. kalimat terlalu pendek. dalam hal tertentu, kalimat harus di sesuaikan, antara kalimat mana yang lebioh baik, yakni antara yang panjang, atau pendek. 6. kalimat terpenggal. pada kalimat terpenggal, biasanya ada dua kalimat yang pantas jika dijadikan satu kalimat, atau bahkan lebih baik dijadikan satu kalimat. untuk itulah sang editor harus teliti, agar kalimat tidak terkesan nanggung. 7. kalimat terlalu panjang. jika yang sebelumnya kalimat terlalu pendek, kali ini ada hal yang perlu dis sunting, yakni kalimat terlalu panjang. orang akan cenderung lelah jika membaca sebuah kalimat yang terlalu panjang. 8. kalimat tidak sempurna. contoh 1. banyak orang menulis tulisannya tidak pernah selesai (salah) 2. banyak oprang mulai menulis, tetapi tulisannya itu tidak pernah diselesaikan. 9. kalimat tidak menarik. 10. kalimat berlebihan. terkadang ada kalimat yang tidak hemat, atau memukkan kata yang sebenarnya tidak perlu utnuk ditulis. utnuk itu, perlu adanya penyuntingan terhadap kalimat yang seperti ini.
  • 13. 9 11. kalimat tabu. penerbit bukan momok yang harus diikuti (bagi orang jawa) , penerbit tidak butuh tulisan seperti itu (bagi sebagian masyarakat dayak). C. Kode Etik Penyuntingan Naskah Dalam penyuntingan naskah, ada rambu-rambu yang perlu diperhatikan penyunting naskah sebelum mulai menyunting.Dengan demikian, tidak terjadi persoalan/masalah di kemudian hari, terutama dalam kaitannya dengan penulis/pengarang.Rambu-rambu ini merupakan pedoman/pegangan bagi penyunting dalam menyunting naskah.Rambu-rambu inilah yang kita sebut “Kode Etik Penyuntingan Naskah”.Adapun kode etik dalam penyuntingan naskah adalah: a. Penyunting naskah wajib mencari informasi mengenai penulis naskah sebelum mulai menyunting naskah. Bagaimana cara mencari informasi ini’? Paling sedikit ada tiga cara yang bisa ditempuh. Pertama, menghubungi penulis secara langsung: melalui temu muka, melalui telepon, atau melalui surat. Kedua, melalui editor penerbit bersangkutan, yang pernah berhubungan dengan penulis itu. Ketiga, melalui penerbit lain yang pernah menerbitkan karya penulis itu. Dengan demikian, sedikit-banyak penyunting naskah memperoleh kesan/gambaran tertentu mengenai penulis, khususnya mengenai temperamennya (wataknya). b. Penyunting naskah bukanlah penulis naskah. Bagaimana cara mencari informasi ini’? Paling sedikit ada tiga cara yang bisa ditempuh. Pertama, menghubungi penulis secara langsung: melalui temu muka, melalui telepon, atau melalui surat. Kedua, melalui editor penerbit bersangkutan, yang pernah berhubungan dengan penulis itu. Ketiga, melalui penerbit lain yang pernah menerbitkan karya penulis itu. Dengan demikian, sedikit-banyak penyunting naskah memperoleh kesan/gambaran tertentu mengenai penulis, khususnya mengenai temperamennya (wataknya). c. Penyunting naskah wajib menghormati gaya penulis naskah. Yang perlu ditonjolkan dalam naskah adalah gaya penulis, bukan gaya penyunting. Meskipun penyunting boleh menguhah naskah di sana-sini (ejaan, misalnya), yang penting ditampilkan tetaplah gaya penulis.
  • 14. 10 d. Penyunting naskah wajib merahasiakan informasi yang terdapat dalam naskah yang disuntingnya. Sebelum sebuah naskah terbit, informasi yang terdapat dalam naskah sifatnya rahasia. Yang tahu informasi itu hanya penulis dan penerbit/penyunting. Oleh karena itu, penyunting tidak boleh membocorkan informasi itu sehingga orang lain bisa mengetahuinya dan kemudian (misalnya) menerbitkan buku dengan tema yang sama terlebih dahulu. Dalam dunia penerhitan, hal semacam ini dianggap tidak etis. e. Penyunting naskah wajib mengonsultasikan hal-hal yang mungkin akan diubahnya dalam naskah. Penyunting naskah tidak boleh merasa “sok tahu”—apa pun alasannya—karena hal ini akan merugikan penerbit. Jika penyunting bersikap sok tahu, ada kemungkinan penulis menarik kembali naskahnya. Atau boleh jadi, penulis tidak mau lagi menawarkan/menyerahkan naskah ke penerbit bersangkutan. Ini tentu akan merugikan penerbit. Lebih lebih jika penulis itu termasuk penulis buku yang laris. f. Penyunting naskah tidak boleh menghilangkan naskah yang akan, sedang, atau telah disuntingnya. Dalam tugasnya sehari-hari, ada kemungkinan penyunting naskah menyimpan sejumlah naskah sekaligus (di atas meja, dalam laci, atau dalam lemari). Akibatnya, boleh jadi naskah tertentu tercecer atau bahkan hilang. Jika hal ini terjadi, bisa saja penulis mengajukan penyunting/penerbit ke pengadilan. ini tentu akan merugikan penyunting/penerbit. Jadi, penyunting naskah harus menjaga baik-baik naskah yang masih berada dalam tanggung jawabnya.
  • 15. BAB III INDEKS DAN ISBN Indeks merupakan istilah yang terdapat dalam bidang perpustakaan dan dianggap sebagai salah satu sistem temu kembali informasi. Mengindeks dan mengkatalog merupakan suatu kegiatan yang ada di perpustakaan, kedua pekerjaan tersebut sama namun sedikit berbeda, biasanya dalam mengindeks ada unsur sedikit menganalisa atau menguraikan suatu karya. Misalnya suatu karya dimana dimana dalam karya tersebut terdiri dari beberapa karya orang yang berbeda, baik judul maupun subyeknya, maka sebaiknya masing-masing itu perlu kita uraikan satu-persatu dengan membuatkan indeksnya. Pengindeks perlu mampu menentukan isi subyek sutau dokumen dengan menggunakan kosakata yang diperkenankan oleh sistem, pengindeks juga perlu memahami isi subyekdan menterjemahkan isi kedalam bahasa indeks yang diterapkan.Setelah perang dunia ke II praktek mengindeks cenderung menerapkan sistem kosakata yang tidak terkendali. Pengindeks memilih kosakata yang digunakan oleh pengarang seperti yang terdapat dalam dokumen. Dalam pengindeksan disebut menggunakan “Natural Language”. Dalam menerapkan kosakata yang terkendali untuk tugas-tugas mengindeks, kita memilih kosakata yang telah ditentukan oleh tajuk-tajuk subyek. Pengindeks menerapkan Natural Language seperti ditentukan dalam dokumen, kadang-kadang disebut “Indexing By Extraction”, karena kata-kata diambil dari dokumen itu sendiri. Antara tahun 1950-1960 menonjol pemakaian thesaurus untuk mengendaklikan kosakata dalam pengindeksan. Indeks dan abstrak merupakan dua istilah yang terdapat dalam bidang Ilmu Perpustakaan, dan di anggap sebagai jantung kepada sistem akses informasi. Pengguna perpustakaan terutama para peneliti menggunakan indeks dan abstrak untuk mendeteksi bahan di Perpustakaan. Bahan yang biasa diindeks dan berisi ringkasan adalah artikel dari jurnal, kertaskerja persidangan dan tesis. Contoh bahan yang di indeks tetapi tidak di buat ringkasan adalah berita koran. Sebelum di terangkan lebih lanjut mengenai indeks dan abstrak, siswa harus memahami maksud bibliografi dan unsur informasi bibliografik.Maksud bibliografi dan Unsur Info Bibliografik.Bibliografi adalah daftar bahan-bahan yang disusun mengenai sesuatu perkara oleh orang perseorangan atau kelompok atau badan-badan tertentu. Unsur informasi bibliografik atau data bibliografik adalah entri-entri penting yang dapat digunakan untuk tujuan dapatan semula informasi. Contoh entri tersebut adalah: nama penulis, judul, perkara, tahun, dan informasi-informasi lain dari bahan yang ingin diindeks yang difikirkan penting. 11
  • 16. 12 A. INDEKS 1. Definisi Pengindeksan Indeks merupakan istilah yang terdapat dalam bidang perpustakaan dan dianggap sebagai salah satu sistem temu kembali informasi. Indeks dari segi bahasa didefinisikan sebagai : a. Sesuatu yang menunjuk atau menanda b. Daftar nama-nama yang disusun secara alfabetis dengan kata lain indeks merupakan daftar urutan nama, tempat, ataupun subyek dalam sebuah dokumen yang diterbitkan. Daftar tersebut dapat menjadi rujukan untuk mencari dokumen yang dicari. Definisi lain menjelaskan pengindeksan adalah sebagai suatu proses menganalisa isi kandungan suatu bahan atau sumber informasi dan menerangkannya dengan menggunakan bahasa atau istilah di dalam sistem pengindeksan. Sistem pengindeksan ini bertujuan untuk menganalisa (menguraikan) suatu karya. Misalnya suatu karya dimana dalam karya tersebut terdiri dari beberapa karya orang yang berbeda, baik judul maupun subyeknya. Maka sebaiknya masing-masing karya itu perlu kita uraikan satu persatu dengan membuatkan indeksnya. Para pengguna perpustakaan biasanya menggunakan indeks untuk mencari dokumen yang ada di perpustakaan terutama dokumen yang biasa di indeks seperti; artikel dari jurnal, kertas kerja dan tesis. Sebuah indeks yang baik harus dapat memberi panduan yang spesifik, juga mampu menentukan lokasi sumber informasi dengan efisien dan dapat digunakan untuk mencari sumber- sumber informasi lain yang berkaitan, oleh kareena itu sebuah indeks harus lengkap dan tepat (complete and accurate). 2. Fungsi Pengindeksan Fungsi-fungsi pengindeksan antara lain :  Memberi panduan secara rinci untuk mendapatkan suatu bahan  Memudahkan pencarian suatu bahan atau sumber informasi dengan baik dan benar  Membantu dalam mencari suatu bahan yang akan dicari
  • 17. 13  Memberitahu hubungan antara suatu bahan atau sumber informasi dengan bahan atau sumber informasi lainnya  Menyediakan suatu pandangan yang menyeluruh yang terdapat dalam teks atau koleksi. 3. Unsur-unsur indeks Unsur-unsur indeks antara lain : a. Kosakata :  Hubungan antara klasifikasi-pengindeksan  Perbedaan dan persamaan entri klasifikasi  Tajuk subyek, istilah, deskriptor, kata kunci (Keyword). b. Bentuk Indeks :  Bentuk-bentuk yang ada  Bentuk-bentuk indeks yang dihasilkan komputer. 4. Komponen, Cakupan dan Jenis-jenis indeks Jenis-jenis indeks :  Indeks Belakang Buku  Indeks Berantai (Chain Index)  Indeks Nama / Pengarang  Indeks Berabjad  Indeks Kata kunci (keyword index)  Indeks KWIC / KWOC Indeks terbagi dalam beberapa jenis yaitu : 1. Indeks Belakang Buku Indeks belakang buku adalah suatu istilah yang terdapat dibelakang sebuah buku dan biasanya disusun sesuai urutan abjad. Indeks ini digunakan sebagai panduan oleh pengguna dalam mencari topik yang dikehendaki tanpa perlu membaca keseluruhan isi dari suatu dokumen.
  • 18. 14 Contoh indeks belakang buku seperti yang terdapat dalam Encyclopedia Britannica adalah : Automatic indexing Definition, 177 Nature of, 147-52 Other approaches, 152 Automatic methods 2. Indeks Berantai Indeks berantai adalah suatu kaedah mengindeks yang dapat membantu pengguna mengetahui hubungan antara satu istilah dengan istilah yang lain. Indeks berantai menghubungkan setiap konsep dengan konsep lain yang berkaitan. Indeks berantai menyediakan entri-entri tunggal secara terpilih satu demi satu yang tersusun sesuai dengan urutan abjad. Contoh indeks berantai seperti yang telah diperkenalkan oleh Ranganathan yaitu : UNITED STATES Television industry. Computer. Animation. TELEVISION. United States. Computers. Animation. COMPUTERS. Television industry. United States. Animation. ANIMATION. Computers. Television industry. United States. 3. Indeks Nama Pengarang (Author Index) Indeks nama pengarang adalah suatu data yang berdasarkan urutan abjad nama pengarang. Pembaca biasanya merujuk kepada suatu hasil penulisan berdasarkan nama pengarang. Indeks berantai ini dapat membantu pengguna dalam mengenal suatu dokumen atau sumber informasi berdasarkan bidangnya, karena biasanya seorang pengarang itu kerap kali menulis dan dikenali berdasarkan bidang yang digelutinya.
  • 19. 15 4. Indeks Berabjad Seperti halnya indeks nama pengarang indeks berabjad pada umumnya disusun sesuai urutan abjad berdasarkan subyek-subyek tertentu. Indeks ini dapat menjadi panduan ringkas dan terperinci dengan memasukkan istilah yang berkaitan termasuk nama pengarang dan nama tempat. 5. Indeks Kata Kunci (Keyword Index) Indeks kata kunci adalah satu bentuk indeks yang dibuat berdasarkan istilah yang terdapat dalam setiap dokumen. Misalnya, yang dapat menjadi penunjuk kepada seluruh isi kandungannya. Salah satu dari sumber istilah tersebut adalah judul (tittle). Komponen utama bagi sebuah indeks adalah entri indeks (Indeks Entry) yang berfungsi sebagai panduan isi sebuah dokumen atau koleksi dari ilmu pengetahuan yang direkam (Recorder Knowledge). Entri ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu: • Headings, biasanya meliputi kata kunci atau istilah menerangkan suatu perkara. • Modification, menerangkan suatu perkara dengan lebih tepat. Modifikasi yang baik akan membantu mempastikan kerelevanan bagi suatu entri. Ketepatan modifikasi yang tinggi akan meminimalkan resiko memperoleh hasil pencarian yang tidak relevan. • References, atau disebut juga dengan “Locator “ atau petunjuk dengan menggunakan simbol, nomor kelas, yang menerangkan suatu bahan atau sumber informasi. Contoh: Heading ————- Abstracting 22-23 Forms 169-70 Modification ———– Journal 151-6 Petunjuk 30-1 ———– Reference
  • 20. 16 5. Pengindeksan Berkomputer Pengindeksan juga dapat dilakukan secara otomatis yaitu dengan menngunakan komputer. Salah satunya dengan adanya perangkat lunak khusus dan dengan cara membuat pangkalan data, proses pengindeksan ini dapat dilakukan dengan lebih mudah dan cepat. Perangkat lunak yang digunakan seperti CDS / ISIS (Computerized Documentation System / Integrated Set of Information Systems), PASCALadalah perangkat lunak yang mudah digunakan dan sesuai untuk membuat pangkalan data untuk menyimpan dan mendapatkan informasi. Perangkat lunak ini memberi kemudahan kepada pengguna yaitu :  Menentukan jenis dan bentuk entri dalam sebuah pangkalan data yang telah dibuat.  Memasukan data terbaru  Melakukan pengindeksan dalam menyusun entri-entri.  Melakukan pencarian (searching).  Melakukan cetakan (printing). Layanan Pengindeksan dan pengabstrakan ini dapat dilakukan melalui 2 cara :  Secara petunjuk yaitu menggunakan kartu. Kemudian kartu ini akan disusun menurut abjad sama ada bawah penulis atau kata sumber / perkara  Secara elektronik yaitu menggunakan komputer. Biasanya semua data yang dimasukkan ke dalam komputer akan diindeks oleh perangkat lunak yang digunakan. Proses penyusunan (sorting) akan di buat secara otomatis. B. Pengertian Indeks Buku Menurut kamus besar bahasa Indonesia, Indeks artinya daftar kata/istilah penting yang berada dalam buku cetakan (biasanya terletak pada bagian akhir buku) yang tersusun menurut abjad yang memberikan sebuah informasi mengenai halaman tempat kata atau istilah itu ditemukan.Informasi atau penjelasan kata tertentu dalam buku yang relatif tebal bisa ditemukan dengan cepat dengan teknik membaca memindai melalui indeks.
  • 21. 17 Jadi kesimpulannya, Indeks Buku ialah suatu daftar kata atau istilah penting yang terdapat dalam buku, yang biasanya terletak di bagian akhir buku yang tersusun menurut abjad yang memberikan sebuah informasi mengenai halaman tempat kata atau istilah itu ditemukan. C. ISBN Penegrtian ISBN ISBN (International Standard Book Number) adalah kode pengidentifikasian buku yang bersifat unik. Informasi tentang judul, penerbit, dan kelompok penerbit tercakup dalam ISBN. ISBN terdiri dari deretan angka 13 digit, sebagai pemberi identifikasi terhadap satu judul buku yang diterbitkan oleh penerbit. Oleh karena itu satu nomor ISBN untuk satu buku akan berbeda dengan nomor ISBN untuk buku yang lain. ISBN diberikan oleh Badan Internasional ISBN yan berkedudukan di London. Di Indonesia, Perpustakaan Nasional RI merupakan Badan Nasional ISBN yang berhak memberikan ISBN kepada penerbit yang berada di wilayah Indonesia. Perpustakaan Naasional RI mempunyai fungsi memberikan informasi, bimbingan dan penerapan pencantuman ISBN serta KDT (Katalog Dalam Terbitan). KDT merupakan deskripsi bibliografis yang dihasilkan dari pengolahan data yang diberikan penerbit untuk dicantumkan di halaman balik judul sebagai kelengkapan penerbit. Fungsi ISBN 1. Memberikan identitas terhadap satu judul buku yang diterbitkan oleh penerbit 2. Membantu memperlancar arus distribusi buku karena dapat mencegah terjadinya kekeliruan dalam pemesanan buku 3. Sarana promosi bagi penerbit karena informasi pencantuman ISBN disebarkan oleh Badan Nasional ISBN Indonesia di Jakarta, maupun Badan Internasional yang berkedudukan di London.
  • 22. 18 Struktur ISBN Nomor ISBN terdiri dari 13 digit dan dibubuhi huruf ISBN didepannya. Nomor tersebut terdiri atas 5 (lima) bagian. Masing-masing bagian dicetak dengan dipisahkan dengan tanda hyphen (-). Kelompok pembagian nomor ISBN ditentukan dengan struktur sebagai berikut: Contoh : ISBN 978-602-8519-93-9  Angka pengenal produk terbitan buku dari EAN (Prefix identifier) = 978  Kode kelompok (group identifier) = 602 (Default)  Kode penerbit (publisher prefix) = 8519  Kode Judul (title identifier) = 93  Angka pemeriksa (check digit) = 9 Terbitan yang dapat diberikan ISBN: 1. Buku tercetak (monografi) dan pamphlet 2. Terbitan Braille 3. Buku peta 4. Film, video, dan transparansi yang bersifat edukatif 5. Audiobooks pada kaset, CD, atau DVD 6. Terbitan elektronik (misalnya machine-readable tapes, disket, CD-ROM dan publikasi di Internet) 7. Salinan digital dari cetakan monograf 8. Terbitan microform 9. Software edukatif 10. Mixed-media publications yang mengandung teks Terbitan yang tidak dapat diberikan ISBN: 1. Terbitan yang terbit secara tetap (majalah, bulletin, dsb.) 2. Iklan 3. Printed music 4. Dokumen pribadi (seperti biodata atau profil personal elektronik) 5. Kartu ucapan
  • 23. 19 6. Rekaman musik 7. Software selain untuk edukasi termasuk game 8. Buletin elektronik 9. Surat elektronik 10. Permainan Pencantuman ISBN ISBN ditulis dengan huruf cetak yang jelas dan mudah dibaca. Singkatan ISBN ditulis dengan huruf besar mendahului penulisan angka pengenal kelompok, pengenal penerbit, pengenal judul dan angka pemeriksa. Penulisan antara setiap bagian pengenal dibatasi oleh tanda penghubung, seperti contoh berikut: ISBN 978-602-8519-93-9 Untuk terbitan cetak, ISBN dicantumkan pada: a. Bagian bawah pada sampul belakang (back cover) b. Verso (dibalik halaman judul) (halaman copyright) c. Punggung buku (spine) untuk buku tebal , bila keadaan memungkinkan Persyaratan permohonan ISBN, KDT dan barcode Anggota baru Permohonan dapat dilakukan secara online atau manual dengan melengkapi persyaratan 1. Mengisi formulir surat pernyataan disertai dengan stempel penerbit dengan menunjukkan bukti legalitas penerbit atau lembaga yang bertanggung jawab (akta notaris) 2. Membuat surat permohonan atas nama penerbit (berstempel) untuk buku yang akan diterbitkan 3. Mengirimkan atau melampirkan fotokopi :
  • 24. 20 a. Halaman Judul b. Balik Halaman Judul
  • 25. BAB IV PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI PENERBIT Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Hal tersebut disebabkan karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan, di mana secara langsung berhubungan dengan konsumen. Maka kegiatan pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan pasar. Kotler (2001) mengemukakan definisi pemasaran berarti bekerja dengan pasar sasaran untuk mewujudkan pertukaran yang potensial dengan maksud memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan pemasaran merupakan kunci kesuksesan dari suatu perusahaan. Menurut Stanton (2001), definisi pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Dari definisi tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran merupakan usaha terpadu untuk menggabungkan rencana-rencana strategis yang diarahkan kepada usaha pemuas kebutuhan dan keinginan konsumen untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan melalui proses pertukaran atau transaksi. Kegiatan pemasaran perusahaan harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen bila ingin mendapatkan tanggapan yang baik dari konsumen. Perusahaan harus secara penuh tanggung jawab tentang kepuasan produk yang ditawarkan tersebut. Dengan demikian, maka segala aktivitas perusahaan, harusnya diarahkan untuk dapat memuaskan konsumen yang pada akhirnya bertujuan untuk memperoleh laba. Pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses bagi perusahaan akan mengetahui adanya cara dan falsafah yang terlibat didalamnya. Cara dan falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep pemasaran tersebut dibuat dengan menggunakan tiga faktor dasar yaitu: 1. Saluran perencanaan dan kegiatan perusahaan harus berorientasi pada konsumen/ pasar. 2. Volume penjualan yang menguntungkan harus menjadi tujuan perusahaan, dan bukannya volume untuk kepentingan volume itu sendiri. 3. Seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasikan dan diintegrasikan secara organisasi. 21
  • 26. 22 Menurut Swastha dan Irawan, (2005 : 10) mendefinisikan konsep pemasaran sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. Bagian pemasaran pada suatu perusahaan memegang peranan yang sangat penting dalam rangka mencapai besarnya volume penjualan, karena dengan tercapainya sejumlah volume penjualan yang diinginkan berarti kinerja bagian pemasaran dalam memperkenalkan produk telah berjalan dengan benar. Penjualan dan pemasaran sering dianggap sama tetapi sebenarnya berbeda. Tujuan utama konsep pemasaran adalah melayani konsumen dengan mendapatkan sejumlah laba, atau dapat diartikan sebagai perbandingan antara penghasilan dengan biaya yang layak. Ini berbeda dengan konsep penjualan yang menitikberatkan pada keinginan perusahaan. Falsafah dalam pendekatan penjualan adalah memproduksi sebuah pabrik, kemudian meyakinkan konsumen agar bersedia membelinya. Sedangkan pendekatan konsep pemasaran menghendaki agar manajemen menentukan keinginan konsumen terlebih dahulu, setelah itu baru melakukan bagaimana caranya memuaskan. Penerbitan buku adalah suatu kegiatan yang dimulai dari mencari naskah hingga diproduksi menjadi barang cetakan dalam bentuk buku. Dalam proses penerbitan buku pada umumnya melibatkan 3 komponen pokok: penulis, penerbit dan percetakan. Ketiga komponen tersebut memiliki fungsi, tugas dan tanggung jawab masing-masing, diterapkan secara terencana sehingga proses penerbitan dapat terlaksana dengan baik. Penulis bertanggung jawab untuk menulis naskah, penerbit bertanggung jawab untuk mengolah naskah (mengedit, melengkapi ilustrasi, mengoreksi,dan memperbaiki) sampai clean copy, dan percetakan bertanggung jawab untuk memproses naskah clean copy sampai menjadi buku jadi. Penerbit dalam hal penerbitan buku selain bertugas untuk mengolah naskah sampai clean copy, pada umumnya bertanggung jawab pula untuk mendanai seluruh kegiatan penerbitan mulai dari mencari naskah, menulis naskah, mengolah naskah sampai memproduksinya hingga menjadi buku. Penulis dalam melaksanakan tugas menyiapkan naskah, memerlukan dana yang tidak kecil, karena dia harus mencari ide, mencari bahan rujukan untuk naskah yang ditulis,mencari ilutrator bilamana perlu, menulis untuk menuangkan idenya ke atas kertas atau mengetik dengan komputer, selanjutnya adalah mencetak coba melalui komputer. Percetakan dalam pelaksanaan tugasnya,memerlukan dana untuk membeli bahan baku kertas untuk buku, membayar gaji pegawai, membayar listrik, membayar telepon, membayar gedung dan pengadaan tanah, membayar pajak, dan pengadaan mesin produksinya. Secara cepat atau lambat seluruh biaya yang telah dikeluarkan oleh
  • 27. 23 perusahhaan dalam menerbitkan buku tersebut secara ekonomis harus dapat dikembalikan. Sehingga kehidupan usaha penerbitan yang telah direncanakan dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan. BIAYA PENERBITAN BUKU Kegiatan penerbitan merupakan kegiatan komersial yang bertujuan untuk menjual produk media komunikasi tercetak dalam bentuk buku. Untuk meperoleh suatu bentuk buku yang telah siap di pakai/dibaca dan dijual ke masyarakat,penerbit harus mencari naskah yang harus berkualitas, memproses naskah agar layak terbit, mendesain naskah menajdi sebuah buku yang secara fisik menarik, memproduksi massal buku, memasarkan buku, selanjutnya mendistribusikan buku ke pembaca. Seluruh kegiatan penerbitan mulai dari mencari naskah, memproses naskah hingga layak terbit, mendistribusikannya ke pembaca diperlukan suatu pengeluaran biaya. Seluruh biaya penerbitan buku sebagaimana diuraikan di atas menurut Datus C.Smith Jr.(1992) secara garis besar dapat diterapkan mejandi tiga jenis yaitu biaya editorial, produksi, pemasaran dan distribusi. Dari ketiga jenis biaya dia atas apabila dirinci dapat diartikan sebagai berikut * biaya editorial adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk memproses naskah hingga clean copy.Naskah clean copy adalah naskah yang telah bebas dari editorial pada umumnya naskah tersebut telah dilengkapi dengan ilustrasinya. *Biaya produksi adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk memproses naskah menjadi barang cetakan/buku. Buku adalah suatu bentuk media komunikasi masa tercetak yang memiliki ukuran tertentu,terdiri dari bebrapa halaman isi berisikan teks dana tau gambar dan diberi sampul/kulit dengan menggunakan desain yang apik. *Biaya pemasaran dan distribusi adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk memasarkan dan mendistribusikan buku kepada konsumen. Buku yang diterbitkan gara bisa sampai ke konsumen harus dipasarkan (dilempar ke pasar) apakah melalui agen,toko buku,koperasi sekolah.Untuk meyampaikan buku dari penerbit ke agen, toko buku atau koperasi sekolah harus didistribusikan dengan baik. Rangkaian kerja proses penerbitan buku merupakan gambaran nilai biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan penerbitan dalam rangka mewujudkan suatu ide dalam bentuk naskah sampai kepada pembacanya. Sedangkan untuk mewujudkan ide menjadi suatu bahan bacaan dalam bentuk buku tentunya penerbit
  • 28. 24 membtuhkan beberapa komponen pendukung antara lain: tenaga kerja, fasilitas mesin dan peralatan,fasilitas mesin dan peralatan,fasilitas tempat usaha, sumber daya/energi,dan fasilitas lain yang tidak dapat dihindarkan hingga proses penerbitan berjalan dengan baik. Agar proses penerbitan berjalan dengan lancar, maka fasilitas-fasilitas pendukung itu harus diadakan dengan resiko harus dikeluarkan biaya yang tidak kecil oleh perusahaan. Dan itulah secara ekonomis merupakan pengorbanan yang harus dipertanggungjawabkan dalam menetapkan harga buku jual yang dipasarkan.Biaya merupakan satuan nilai rupiah yang dikeluarkan/dikorbankan oleh perusahhan penerbitan dalam rangka memproses nsakah menjadi buku untuk selanjutnya dapat dijual di pasar. Tidak banyak berbeda dengan perusahaan-perusahaan non penerbitan, bahwa biaya yang dikeluarkan dalam rangka menerbitkan buku memiliki klasifikasi dan pos-pos biaya sesuai dengan kegiatan utamanya. Didalam usaha penerbitan pada umumnya menggunakan isitilah penggolongan biaya ada dua,yaitu biaya tetap dan biaya variable. Biaya tidak tetap adalah biaya yang dikeluarkan secara tidak tetap jumlahnya seiring dengan tinggi rendahnya volume prosduksi, misalnya biaya produksi, biaya listrik, biaya bahan buku, dan biaya lainnya yang setiap saat dapat berubah seiring dengan tingkat perubahan volume produksi. Lebih spesifik lagi dalam suatu perusahaan penerbitan buku,biaya pada umumnya telah diklasifikasikan sebagai berikut; 1) Biaya umum, yaitu biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan penerbitan secara priodik karena adanya kegiatan penerbitan buku. Yang dimaksud dalam biaya umum adalah gaji pegawai, biaya penyusutan mesin / peralatan, biaya penyusutan gedung, biaya penyusutan fasilitas transportasi, biaya penyusutan fasilitas kantor, asuransi, biaya listrik, biaya telepon, biaya konsumsi pegawai, biaya pemasaran (biaya promosi dan biaya entertainment); biaya distribusi, biaya perawatan gedung, dan fasilitas lain: bunga atas modal, pajak perusahaan, biaya pencarian naskah, biaya penulisan naskah ,dan biaya pengadaan alat tulis kantor. 2) Royalti penulis, yaitu kompensasi yang dikeluarkan oleh perusahaan penerbit untuk penulis setiap periode tertentu karena jumlah buku yang secara berkelanjutan laku dijual. 3) Pajak, adalah pajak yang harus dibebankan terhadap harga jual buku yang memang kena pajak.
  • 29. 25 4) Rabat, adalah kompensasi yang dikeluarkan oleh perusahaan penerbitan untuk penjual buku seperti agen distributor dan toko buku. PENGERTIAN KALKULASI HARGA BUKU Kalkulasi dari istilah dalam bahasa Inggris calculation artinya adalah perhitungan. Kalkulasi harga buku adalah proses yang menyangkut pengumpulan,pemilahan, analisis dan perhitungan biaya proses penrbitan yang ahrus dibebankan kedalam harga buku sehingga harga buku merupakan nilai kuantitatif pengorbanan yang telah dilakukan oleh perusahaan ditambah dengan biaya pengembangan perusahaan, keuntungan dan pajak. PRINSIP-PRISNSIP KALKULASI HARGA BUKU Dalam menghitung harga jual buku maka beberapa hal yang harus diperhatikan adalah:  Jenis buku yang akan diterbitkan  Nilai pasar buku  Oplah cetak yang diterapkan  Jenis bahan baku isi dan kulit buku  Jenis cetakan, jumlah warna cetakan  Jumlah halaman isi buku  Jenis penjilidan bukunya (lux/biasa)  Ukuran buku yang diproduksi  Masa laku buku yang akan diterbitkan  Trend pasar harga jual buku sejenis  Kualitas materi buku  Kualitas penulis buku  Tingkat persaingan rabat penjualan buku di pasar  Persentase kompensasi royalty  Besar/kecilnya harga produksi di pasar  Tingkat produktifitas karyawan  Tingkat efisiensi kinerja perusahaan  Jumlah dan judul buku yang diterbitkan dalam periode tertentu.
  • 30. 26 PENTINGNYA METHODE KALKULASI HARGA BUKU Salah satu faktor yang dapat menentukan tingkat penjualan buku adalah harga jualnya. Harga jual mengandung dua aspek penting yang dapat menggambarkan nilai pengorbanan biaya perusahaan yang harus dikembalikan yaitu: harga jual dan sekaligus harga pokok. Apabila dari harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan dapat mempelancar proses penjualan, maka modal perusahaan untuk menribitkan buku yang dijual untuk dapat kembali dan juga ditambah dengan keuntungan yang diperoleh. Oleh karena itu diperlukan metoda perhitungan yang tepat, artinya metoda perhitungan yang dapat mengakomodir seluruh biaya peenrbitan secara teliti dan rasional. Sehingga metoda perhitungan dapat digunakan sebagai: Acuan untuk menghitung biaya produksi yang akan dibebankan kepada harga jual buku Acuan untuk menghitung biaya umum yang harus dibebankan kedalam harga pokok Acuan untuk menetapkan harga jual buku yang diterbitkan Untuk mendirikan penerbitan buku, terlebih dahulu dilihat seberapa besar modal yang dimiliki. Jika modalnya kurang dari 50 juta, berarti yang diterbitkan adalah buku-buku yang tidak terlalu tebal (kisaran 100 – 200 halaman), dengan asumsi menerbitkan satu buku secara rutin. Selain itu, tidak perlu mengalokasikan dana untuk kantor ataupun mengangkat pegawai tetap, cukup di out sourching, yaitu mempekerjakan karyawan free lance. Sebab, jika modal segitu digunakan untuk sewa gedung dan mengangkat karyawan tetap, maka akan menghabiskan modal itu sendiri sehingga keberlangsungan usaha akan terancam. Sebagai simulasi, jika menerbitkan buku setebal 100 halaman, maka biaya yang dibutuhkan adalah royalti penulis / fee penerjemah sebesar 1.000.000, editor 400.000, setter 250.000, dan cover 250.000, sehingga totalnya adalah 1.900.000. Jika buku dicetak sebanyak 1500 eksemplar, ongkos cetaknya sekitar 6.000.000. Kemudian ongkos kirim ke toko buku dan distributor sekitar 1.000.000. Total biaya seluruhnya adalah 8.900.000. Kita juga perlu mengaggarkan lain-lain sekitar 1.100.000 sehingga biaya untuk satu buku dengan ketebalan 100 halaman dan dicetak 1500 eksemplar adalah 10 juta rupiah.
  • 31. 27 Dengan demikian, dengan modal yang ada dapat dibuat 5 judul buku, masing-masing satu buku per bulan. Kenapa harus seperti itu? Karena ketika menerbitkan pertama kali, modal tidak langsung balik begitu saja. Jika buku itu dititipkan di Gramedia atau Gunung Agung, maka pembayarannya adalah 4 bulan setelahnya. Jadi, selama 4 bulan itu penerbit harus “berpuasa”. Jika modal hanya satu buku, maka penerbit akan sulit bertahan jika ternyata bukunya tidak langsung best-seller. Adapun jika modalnya besar, maka penerbit bisa menggunakannya untuk sewa kantor, biaya promosi, merekrut karyawan, dll. Biaya sewa kantor tergantung lokasi penerbit berada. Jika di daerah terpencil pasti lebih murah, tapi jika di Jakarta tentu mahal. Sedangkan untuk promosi bisa lewat majalah, koran, selebaran, mengadakan bedah buku, dll. Bahkan jika modalnya lumayan, maka penerbit bisa menerbitkan dua judul atau lebih per bulan. Lalu bagaimana dengan perhitungan bisnisnya? Umumnya penerbit memberlakukan harga jual buku sebesar empat kali atau lima kali dari ongkos cetak. Kalau biaya cetaknya nya adalah 4.000. per buku maka harga jualnya 16 ribu atau 20.000 perbuku. Sedangkan perhitungannya adalah sebagai berikut: 20 % untuk ongkos cetak 10 % untuk royalti penulis/fee penerjemah, setting, edit, dan cover 5 % untuk transportasi 5 % untuk promosi/lain-lain 10 % untuk keuntungan penerbit 50 % untuk rabat distributor/toko buku. Perhitungan ini tidak mesti kaku seperti di atas, semuanya tergantung dari penerbit. Misalnya jika buku diterbitkan secara self publishing, yaitu ditulis sendiri, disetting sendiri, dan dibuatkan cover sendiri, maka uang yang ada bisa dialokasikan ke promosi.
  • 32. 28 Begitu pula dengan rabat yang diberikan kepada distributor tergantung dari daya tawar penerbit. Bagi penerbit baru, biasanya diminta oleh distributor tunggal sebesar 55 %, ada juga yang 45 % atau 50 %. Sedangkan penerbit yang mapan, biasaya “pelit” dalam memberi rabat ke toko buku, angkanya sekitar 30 % sampai 40 % yang diberikan ke toko buku. Dengan demikian, semakin besar nama penerbit, maka semakin bagus daya tawarnya sehingga semakin besar pula keuntungan yang didapatkan.
  • 33. DAFTAR PUSTAKA http://pkukmweb.ukm.my/~library/ind_abs.htm Pringgoadisuryo, Luwarsih, Hubungan Indeks-menelusur Informasi.dalam Kerjasama Jaringan Perpustakaan dan Akses Informasi. Jakarta : Pusat Dokumentasi Ilmiah Nasional, 1995. Rimbarawa, Kosam, Dasar-dasar Organisasi Informasi. Jakarta : Hakaeser, 2007. Soekarman K, Daftar Tajuk Subyek Untuk Perpustakaan. Jakarta : Gunung Mulia, 1990. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29107/3/Chapter%20II.pdf https://idoycdt.wordpress.com/pengindeksan/ http://isbn.perpusnas.go.id/Home/InfoIsbn https://penerbitanbuku.wordpress.com/2008/11/27/perhitungan-bisnis-penerbitan-buku/ http://skripsi-manajemen.blogspot.co.id/2011/02/pengertian-definisi-pemasaran.html http://printing-offset.blogspot.co.id/2008/04/kalkulasi-biaya-penerbitan-buku.html