1. MAKALAH
“LANGKAH-LANGKAH DALAM PENERBITAN BUKU”
Sebagai syarat untuk memenuhi tugas individu pada mata kuliah
“Penerbitan grafis dan elektronik”
oleh:
Nama : Ellyana Een NIM : F0271141005
PROGRAM STUDI D3 PERPUSTAKAAN
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FKIP UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2017
2. KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya haturkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-
Nya lah saya dapat menyelesaikan tugas ini. Tugas ini berjudul ―LANGKAH-LANGKAH DALAM
PENERBITAN BUKU‖. Maksud dan tujuan dari makalah ini tidaklah lain sebagai salah satu
syarat untuk memenuhi tugas individu pada mata kuliah ―Penerbitan grafis dan elektronik”.
Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penulisan tugas individu ini. Baik dalam perumusan, penyusunan, penulisan sampai terselesainya
makalah ini. Maka dalam kesempatan ini saya ucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Endah Esyudha Pratama,ST.MT.,selaku Dosen yang memberikan tugas dan
bimbingan pada saya hingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya.
Demikian kata pengantar yang dapat saya sampaikan di mana penulis hanyalah seorang
manusia yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, sedangkan kesempurnaan hanya milik
Tuhan Azza Wa’jala hingga dalam penulisan dan penyusunannya masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif akan senantiasa membantu penulis dalam
upaya evaluasi diri.
Akhirnya saya hanya bisa berharap, ba
hwa dibalik ketidak sempurnaan penulisan dan penyusunan tugas ini adalah ditemukan
sesuatu yang dapat memberikan manfaat atau bahkan hikmah bagi penulis, pembaca, dan bagi
seluruh kalangan yang membutuhkan.
Penulis, 3 januari 2017
penyusun
i
3. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………….... ii
BAB I : PENDAHULUAN…………………………………………………. 1
A. Latar Belakang…………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………… 2
C. Tujuan…………………………………………………………….. 2
BAB II : PENERBITAN……………………………………………………. 3
BAB III : PENYUNTINGAN NASKAH………………………………….. 7
BAB IV : ISBN DAN INDEKS BUKU…………………………………… 17
BAB V : PEMASARAN DALAM ASPEK PENERBITAN……………… 21
BAB VI : PENUTUP……………………………………………………….. 25
A. Kesimpulan……………………………………………………… 25
B. Saran…………………………………………………………….. 25
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………. 26
ii
4. BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Dalam proses penyiapan penerbitan penyunting yang akan membantu
pengolahan naskah tertulis untuk menjadi bahan tercetak yang akan
disampaikan ke masyarakat luas untuk dibaca.Salah satu tugas pokok penerbit
adalah menerbitkan naskah pengarang/penulis menjadi buku. Definisi naskah
sendiri menurut KBBI (2007:776) adalah
1) karangan yang masih ditulis dengan tangan
2) karangan seseorang yang belum diterbitkan
3) bahan-bahan berita yang siap untuk diset
4) rancangan
Ada bernacam-macam sumber naskah bagi penerbit , diantaranya
1) naskah spontan
2) naskah pesanan
3) naskah yang dicari editor
4) naskah terjemahan
5) naskah hasil sayembara
6) naskah kerjasama
Menurut KBBI (2007:1106) definisi penyuntingan adalah proses, cara,
perbuatan menyunting atau sunting-menyunting. Sedangkan definisi
menyunting adalah
1) menyiapkan naskah siap cetak atau siap terbit dengan memperhatikan
segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan
struktur kalimat)
2) merencanakan dan mengarahkan penerbitan (surat kabar, majalah)
3) menyusun atau merakit (film, pita rekaman) dengan cara memotong-
motong dan memasang kembali
Berdasarkan hal ini maka dalam makalah akan dibahas jenis-jenis
penyuntingan untuk mempermudah pemahaman mengenai ilmu penyuntingan
1
5. 2
B.Rumusan Masalah
1. Apa itu penerbit dan penerbitan?
2. Bagaimana proses penyuntingan naskah ?
3. Apa itu ISBN dan Indeks buku ?
4. Bagaimana proses dan aspek dalam memasarkan buku?
C.Tujuan
1.Mengetahui pengertian penerbit dan penerbitan buku.
2.Mengetahui bagaimana proses dalam penyuntingan naskah.
3.Mengetahui pengertian ISBN dan Indeks buku.
4.Mengetahui bagaimana proses dan aspek memasarkan buku.
6. BAB II
PENERBITAN
A.Pengertian Penerbit
Menurut kbbi, penerbit adalah perusahaan dan sebagainya yang menerbitkan buku,
majalah, dan sejenisnya; sedangkan penerbitan adalah proses, cara, atau perbuatan
menerbitkan. Percetakan sendiri bermakna tempat atau perusahaan yang berhubungan dengan
masalah cetak-mencetak buku, majalah, dan sejenisnya.
Mengutip dari buku ―taktis menyunting buku‖ karangan bambang trim, penerbit buku
adalah lembaga atau institusi yang mengolah naskah mentah dari penulis/pengarang hingga
menjadi bahan siap cetak dalam bentuk dummy (prototype buku). Penerbit berbeda dengan
percetakan karena modal utamanya adalah gagasan yang kemudian diolah menjadi buku siap
terbit. Sedangkan percetakan, modal utamanya adalah mesin-mesin yang digunakan untuk
menerima order cetak, termasuk buku. Tidak semua penerbit memiliki percetakan dan
memang tidak harus pula memiliki percetakan.
Di indonesia, penerbit-penerbit yang sekaligus memiliki percetakan adalah para penerbit
besar seperti gramedia, erlangga, yudhistira, bumi aksara, penebar swadaya, grafindo media
pratama, kanisius, intan pariwara, dan tiga serangkai. Biasanya percetakan itu menjadi
pendukung untuk pencetakan buku secara massal dan cepat. ada juga penerbit-penerbit lain
semacam sygma, mizan, salamadani, dan lain-lain yang juga memiliki percetakan, namun
masih dalam skala kecil sehingga tak jarang mereka juga meng-order pencetakan pada
percetakan lain.
1.Unsur-unsur penerbitan
Man :Penulis naskah, redaksi, penyunting, ilustrator/desainer, petugas percetakan, petugas
distribusi.
Methods : Mekanisme kerja proses pracetak, cetak dan distrubusi
Materials :Kertas, tinta, naskah, perangkat penyimpanan digital.
Machines :Mesin cetak, komputer, mesin penjilidan
Money :Dana penerbitan
Market : Pengguna perpustakaan / masyarakat lus
Tidak ada undang-undang yang mengharuskan penerbit memiliki badan hukum ataupun
perizinan sendiri di indonesia, seperti halnya perusahaan penerbitan pers yang disarankan
memiliki surat izin usaha penerbitan pers (siupp). Oleh karena itu, siapa pun dapat
membentuk badan penerbit, termasuk perseorangan yang kerap disebut self-publisher. Siapa
pun boleh menerbitkan buku tanpa memerlukan izin penerbitan sepanjang mengikuti etiket,
norma, serta undang-undang hak cipta yang berlaku. Akan tetapi, dalam konteks bisnis yang
lebih luas, penerbit tentu memerlukan badan hukum seperti yayasan, perseroan komanditer,
perseroan terbatas, atau unit pelaksana teknis (upt) di perguruan tinggi.
3
7. 4
Di indonesia, penerbit-penerbit yang sekaligus memiliki percetakan adalah para penerbit
besar seperti gramedia, erlangga, yudhistira, bumi aksara, penebar swadaya, grafindo media
pratama, kanisius, intan pariwara, dan tiga serangkai. Biasanya percetakan itu menjadi
pendukung untuk pencetakan buku secara massal dan cepat. Ada juga penerbit-penerbit lain
semacam sygma, mizan, salamadani, dan lain-lain yang juga memiliki percetakan, namun
masih dalam skala kecil sehingga tak jarang mereka juga meng-order pencetakan pada
percetakan lain.
1.1.Selfpublishing?
selfpublishing, dikenal juga sebagai penerbitan mandiri, adalah salah satu cara
menerbitkan buku oleh penulis tanpa bantuan penerbit mayor (major publisher), artinya
penulis juga merangkap tugas sebagai penerbit yang bertanggung jawab penuh atas
keseluruhan proses penerbitan bukunya, dari mulai menulis naskah, desain sampul buku dan
lay-out naskah, menentukan harga buku, distribusi sampai dengan memasarkan buku.
jika penulis tidak dapat membuat desain sendiri untuk cover dan lay-out isi naskahnya,
kebanyakan mereka menggunakan jasa desain dari orang lain.
a.Proses penerbitan
1. Proses pracetak
2. Proses pencetakan
3. Proses distribusi
b.Proses pracetak
1. Penerimaan naskah, baik dalam bentuk softcopy maupun hardcopy. Naskah yang telah
diserahkan akan dinilai kelayakannya terlebih dahulu.
2. Penyuntingan naskah, penyuntingan naskah dilakukan untuk pengecekan kesalahan
dalam penulisan kata.
Kegiatan dasar penyuntingan menurut trim (2009:34-35) meliputi :
- Pemakluman yaitu memaklumi kebenaran naskah sehingga tetap sesuai dengan keaslian.
- Perbaikan , yaitu memperbaiki naskah sesuai dengan eyd atau kbbi.
- Pengubahan, yaitu mengubah naskah untuk lebih mudah dipahami.
- Pengurangan, yaitu pengurangan bagian-bagian naskah yang dianggap tidak perlu
ataupun tidak relevan.
- Penambahan, yaitu menambah bagian-bagian naskah yang dianggap perlu.
3. Desain sampul dan isi, keduanya dibuah semenarik mungkin.
4. Cetak coba, yaitu hasil percetakan yang mirip dengan terbitan aslinya namun belum
digandakan.
c.Proses pencetakan
1.Pembuatan film
8. 5
Naskah yang sudah diperiksa dan dikoreksi penyuntingan kemudian diolah dengan
memadukan nomor halaman, ilustrasi dan tata letak buku.Setelah selesai dibuat, kemudian
dibuat printout.Naskah ini kemudian dibuat menjadi film menggunakan pita seluloid.
2. Pencetakan
Setelah pembuatan film naskah, barulah naskah tersebut dicetak.
3. Penjilidan
Seperti halnya penjilidan biasa, pekerjaan di sini pun sama.
d.Proses distribusi
Dalam proses distribusi perlu menerapkan unsur manajemen terlebih dahulu,yaitu
perencanaan, pelaksanaan, dan evalusi.gunanya untuk mengetahui target dari buku yang telah
diterbitkan.
Hal yang dilakukan dalam distribusi
1. Pemasaran
Kegiatan komunikasi pemasaran itu, diantaranya adalah :
- Menentukan segmen pasar.
- Menentukan segmentasi dengan produk yang spesifik atau promosi tertentu.
- Menentukan posisi produk yang dapat memenuhi kebutuhan kostumer dengan cara yang
berbeda dari produk sejenis lainnya.
Tipe distribusi
Tindakan yang dilakukan untuk mendistribusikan terbitan yang kita buat, yaitu :
- Penjualan
- Pertukaran
- Diberikan cuma-cuma
e.Manajemen penerbitan
e.1.Perencanaan penerbitan
Dalam perencanaan penerbitan dilakukanlah penentuan tujuan penerbitan, perencanaan
sumberdaya penerbitan, dan pembagian tugas yang jelas pada setiap sumber daya manusia
yang terlibat.
e.2.Perencanaan pengendalian penerbitan
Sukarana (1992:110) menyebutkan, pengendalian memiliki makna, membimbing,
menertibkan, mengaturdan menguji kebenaran.
f.Prinsip pengendalian
a. Tercapainya tujuan
b. Efisiensi pengawasan
c. Refleksi perencanaan
d. Standar
e. Tindakan
9. 6
Ada 3 bentuk kegiatan yang berkaitan dengan pengendalian, seperti yang dijelaskan
husen (2009:4) yaitu
1.Supervisi, yaitu melakukan serangkaian kegiatan koordinasi produser.
organisasi agar dalam operasional dapat dilakukan secara bersama-sama oleh semua
personel dengan kendali pengawasan.
2. Inspeksi, melakukan pemeriksaan terhadap hasil pekerjaan dengan tujuan menjamin
spesifikasi mutu dan produk sesuai dengan yang dirancangkan.
3. Tindakan koreksi, melakukan perubahan dan perbaiki terhaddap rencana yangg telah
ditetapkan untuk menyesuaikan dengan kondisi pelaksanaan.
g.Evaluasi penerbitan
Aspek-aspek evaluasi, yaitu :
1. Pengelolaan evaluasi
2. penetapan standar-standar evaluasi
Jenis-jenis evaluasi bisa kita masukkan ke dalam 6 kategori, seperti yang dikemukakan sudjan
(dalam iriantara, 2007:147-148)
1. Evaluasi untuk pengambilan keputusan
2. Evaluasi bagian program
3. Evaluasi jenis data dan efektivitas
4. Evaluasi atas proses evalusi
5. Evaluasi pencapaian tujuan
6. Evaluasi atas hasil dan dampak
Evaluasi penerbitan ii
1. Monitoring pracetak
2. Monitoring cetak
3. Monitoring pascacetak
Pemasaran
1. Konsep dasar pemasaran
2. Bauran pemasaran
3. Pemasaran hasil terbitan
10. BAB III
PENYUNTINGAN NASKAH
A.Kode Etik Penyuntingan Naskah
Dalam penyuntingan naskah, ada rambu-rambu yang perlu diperhatikan penyunting naskah
sebelum mulai menyunting. Dengan demikian, tidak terjadi persoalan/masalah di kemudian hari,
terutama dalam kaitannya dengan penulis/pengarang. Rambu-rambu ini merupakan
pedoman/pegangan bagi penyunting dalam menyunting naskah. Rambu-rambu inilah yang kita
rebut ―Kode Etik Penyuntingan Naskah‖. Enam butir kode etik yang tertera di bawah ini disusun
berdasarkan pengalaman penulis buku ini sebagai editor, dengan memperhatikan ―Kode Etik
Penyunting‖ yang dimuat dalam buku Mien A. Rifai (1995).
Kode Etik Penyuntingan Naskah
1. Penyunting naskah wajib mencari informasi mengenai penulis naskah sebelum mulai
1menyunting naskah.
Bagaimana cara mencari informasi ini’? Paling sedikit ada tiga cara yang bisa ditempuh.
Pertama, menghubungi penulis secara langsung: melalui temu muka, melalui telepon, atau
melalui surat. Kedua, melalui editor penerbit bersangkutan, yang pernah berhubungan dengan
penulis itu. Ketiga, melalui penerbit lain yang pernah menerbitkan karya penulis itu. Dengan
demikian, sedikit-banyak penyunting naskah memperoleh kesan/gambaran tertentu mengenai
penulis, khususnya mengenai temperamennya (wataknya).
2. Penyunting naskah bukanlah penulis naskah.
Memang penyunting naskah membantu penulis/pengarang. Namun, tanggung jawab isi/materi
naskah tetap ada pada penulis, bukan pada penyunting. Oleh karena itu, penyunting naskah
sebaiknya tidak mengambil alih tanggung jawab penulis. Penulis adalah penulis dan penyunting
adalah penyunting.
3. Penyunting naskah wajib menghormati gaya penulis naskah.
Yang perlu ditonjolkan dalam naskah adalah gaya penulis, bukan gaya penyunting. Meskipun
penyunting boleh menguhah naskah di sana-sini (ejaan, misalnya), yang penting ditampilkan
tetaplah gaya penulis.
4. Penyunting naskah wajib merahasiakan informasi yang terdapat dalam naskah yang
disuntingnya.
Sebelum sebuah naskah terbit, informasi yang terdapat dalam naskah sifatnya rahasia. Yang tahu
informasi itu hanya penulis dan penerbit/penyunting. Oleh karena itu, penyunting tidak boleh
membocorkan informasi itu sehingga orang lain bisa mengetahuinya dan kemudian (misalnya)
menerbitkan buku dengan tema yang sama terlebih dahulu. Dalam dunia penerhitan, hal
semacam ini dianggap tidak etis.
7
11. 8
5. Penyunting naskah wajib mengonsultasikan hal-hal yang mungkin akan diuhahnya
dalam naskah.
Penyunting naskah tidak boleh merasa ―sok tahu‖—apa pun alasannya—karena hal ini akan
merugikan penerbit. Jika penyunting bersikap sok tahu, ada kemungkinan penulis menarik
kembali naskahnya. Atau boleh jadi, penulis tidak mau lagi menawarkan/menyerahkan naskah
ke penerbit bersangkutan. Ini tentu akan merugikan penerbit. Lebih lebih jika penulis itu
termasuk penulis buku yang laris.
6. Penyunting naskah tidak boleh menghilangkan naskah yang akan, sedang, atau telah
disuntingnya.
Dalam tugasnya sehari-hari, ada kemungkinan penyunting naskah menyimpan sejumlah
naskah sekaligus (di atas meja, dalam laci, atau dalam lemari). Akibatnya, boleh jadi naskah
tertentu tercecer atau bahkan hilang. Jika hal ini terjadi, bisa saja penulis mengajukan
penyunting/penerbit ke pengadilan. ini tentu akan merugikan penyunting/penerbit. Jadi,
penyunting naskah harus menjaga baik-baik naskah yang masih berada dalam tanggung
jawabnya.
B.Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyuntingan:
Penyuntingan Isi (Content editing) yang sering disebut dengan developmental,
substantive, or structural editing; revising; rewriting
1. Merevisi atau memindahkan seluruh paragraf atau kalimat
2. Menambahkan material terbaru untuk mengurangi perbedaan dan menghapus
material asli yang tidak dianggap tidak bermanfaat.
3. Mengorganisir dan merestrukturisasi isi untuk meningkatkan aliran dan kejelasan
bahasa Penataan Salinann (Copyediting) yang sering disebut dengan line,
mechanical, or stylistic editing
4.Memeriksa ejaan, tata bahasa, tanda baca, dan mekanisme
5.Memeriksa apakah isi sudah mengikuti ketepatan gaya bahasa atau bagian gaya
internal
6.Membuktikan fakta dan menjamin ketepatan/konsistensi bentuk
7.Mengklarifikasi makna dan meningkatkan keterbacaan dengan mengubah pilihan
kata dan struktur kalimat.
12. 9
Koreksi Cetakan Percobaan (Proofreading)
Membaca sampai selesai naskah copy untuk mengecek kesalahan
Memastikan semua perubahan telah tercantum didalamnya dan tidak ada kesalahan
yang tertinggal selama proses penyuntingan.
C.Tipe-Tipe/Jenis-Jenis Penyuntingan (Type of editing)
a.Developmental Editing, dilakukan dengan beberapa cara berikut:
Mengikuti keinginan klien dan, biasanya, penulis buku atau dokumen
lain mengembangkan naskah dimulai dari konsep permulaan, garis besar
(outline), atau draft (atau kombinasi ketiga komponen tersebut) melalui sejumlah
draft selanjutnya
Memberikan pertimbangan/pernyataan tentang isi, organisasi, dan
presentasi, berdasarkan analisis karya perbandingan, komentar dari para ahli
peninjau/reviewer, analisis perdagangan klien, dan ketepatan referensi lain.
Penulisan kembali dan penelitian, sangat dibutuhkan, dan terkadang
menyarankan topik atau menyediakan informasi tentang topik sebagai
pertimbangan pengarang dan klien.
b.Substantive Editing, mengembangkan sebuah naskah dengan beberapa cara:
Mengidentifikasi dan menyelesaikan seluruh masalah supaya jelas atau
akurat
Merumuskan paragraf, golongan, atau bab untuk mengatur susunan
dalam sebuah teks.
Penulisan atau menuliskan kembali bagian teks untuk memperjelas
keterbacaan dan penyampaian pesan/informasi.
Peninjauan beberapa atau keseluruhan aspek teks untuk memperindah
penyajian bahasanya.
Mengkonsultasikan dengan pihak lain tentang beberapa permasalahan
pokok.
13. 10
Penggabungan saran dan kritik dalam merumuskan draf dokumen baru.
c.Copyediting (line editing), dilakukan dengan beberapa cara:
Copy editing adalah sebuah proses untuk memastikan bahwa dokumen dan publikasi
yang dikerjakan dalam keadaan jelas dan akurat tidak adanya kesalahan fakta,
grammatical, tanda baca, atau gaya bahasa yang ditujukkann pada makna. Selama copy
editing, editor yang melakukan pekerjaan harus memastikan bahwa salinannya jelas,
betul, ringkas, dapat dipahami dan berkesesuaian. Dia juga harus mempertimbangkan
gaya penerbit. Copy editing membetulkan ejaan yang salah dan membetulkan
penggunaan article pasti dan tidak pasti diantara kesalahan yang ada. Copyediting juga
mencakup tingkat pekerjaan. Ketidaksetujuan editor melihat apakah pekerjaannya
terlalu panjang atau terlalu pendek. Sebuah solusi kemudian dicari oleh penerbit setelah
menentukan ini. Editor juga akan memeriksa isi dan struktur pekerjaan tersebut dan
melihat apakah logis. Kalimat dalam pekerjaan itu harus pendek dan tidak rumit.
Paragraf baru harus mengenalkan ide-ide baru. Ilustrasi dan tabel harus sesuai untuk
pencetakan dan penggandaan. Semua ejaan nama orang dan lainnya harus diperiksa.
Copy editing juga berhati-hati terhadap hal yang bersifat memfitnah yang dapat
memunculkan tindakan hukum yang merujuk pada pemfitnahan, pelanggaran pada copy,
dan kesalahan fakta. Sebagai tambahan, copy editing dalam berbagai kasus melibatkan
pengurangan bagian teks dan penulisan ulang pengingat untuk tujuan menjembatani
pembatas yang diciptakan oleh penggurangan.
Sebelum kemajuan computer, copy editing dilakukan pada naskah tertulis atau
tercetak, dengan penandaan secara manual dengan tanda koreksi dari editor.
Bagaimanapun, sekarang telah ada kompuer, naskah ditulis dalam layar computer dan
pembetulan dilakukan sesegera mungkin. Keahlian, ciri dan pelatihan dalam editing
termasuk: pengetahuan umum yang luas tentang dunia (hal ini penting untuk
menandai kesalahan pada kenyataannya).
14. 11
Perintah dari bahasa, keterampilan berfikir yang kritis, untuk mengenali adanya
ketidak konsistenan, dan diplomasi untuk memungkinkan perjanjian Anda dengan
penulis.
Fungsi lainnya:
Mengecek ejaan, tata bahasa, tanda baca, sintaksis dan pemakaian
bahasa dengan mempertahankan makna dan bunyi teks asli
Memeriksa atau menentukan ketepatan gaya dan format bahasa.
Mempersiapkan ketepatan bagian untuk gaya dan format sebuah
dokumen.
Membaca keseluruhan teks supaya jelas dan sebagian maknanya
dapat ditangkap oleh calon audience
Menggali ketepatan bagian dari kesalahan dan ketidaktepatan yang
nampak.
Meminta ijin yang diperlukan untuk mempublikasikan hak cipta
material
Mempersiapkan naskah untuk tahap selanjutnya dari proses
publikasi.
Memeriksa di balik referensi, seni, gambar, tabel, persamaan, dan
kerangka lain untuk menjelaskan pesan/informasi teks.
d.Copy Editing
meliputi proofreading ditambah:
Memeriksa konsistensi pada mekaniks dan konsistensi internal pada
kenyataannya
menulis kembali untuk promosi dan nilai periklanan
menandai level pimpinan dan kurang lebih menempatkannya pada
seni
mungkin memasukkan menyediakan atau mengganti sistem pada
kutipan
15. 12
menulis atau mengedit judul halaman/tulisan dibawah karikatur
dan/atau garis kredit
mungkin juga memasukkan perubahan negosiasi dengan penulis
memenuhi syarat khusus pada setiap pekerjaan yang mungkin
berubah-ubah. Editor akan membayar perhatian tertutup untuk obyektif dan
tugas-tugas secara terperinci oleh administrasi EditFast dan sesuai dengan
dengan permintaan klien
e.Proofreading. memeriksa permasalahan dengan susunan/makeup, rancangan/layout,
pemisahan warna/color separation, atau tipe. Proofreading mencakup beberapa cara:
1.Mengecek bukti yang berlawanan dengan spesifikasi typesetting
2.Menggali atau mengkoreksi kesalahan atau ketidaktepatan yang berada di luar
perhatian editor atau penulis.
3.Membaca tipografi kesalahan makna tanpa membaca hasil copian yang berlawanan
dengan teks asli.
Memeriksa percakapan, kesalahan cetak, pemberian tanda baca, tata bahasa, yang
berhubungan dengan percetakan, style kesalahan akan bisa dikoreksi
Memeriksa akronim. Apakah mereka didefinisikan pada sebutan pertama. Jika ada
sebuah daftar akronim, apakah semua daftar pantas. Apakah daftar yang masuk
cocok dengan apa yang ada dalam teks.
Memeriksa page breaks, bentuk tabel, dan catatan kaki teks
f.Substantial Edit, meliputi proofreading ditambah yang lainnya berfungsi:
Mengklarifikasi dan mengorganisasi ulang sebuah naskah untuk isi, struktur, arti,
menghapuskan jargon, menghaluskan bahasa dan editing lainnya non-mechanical
line-by-line
memeriksa atau memperbaiki level membaca
menciptakan atau pemilihan ulang tabel dan bentuk
16. 13
memenuhi syarat khusus pada setiap pekerjaan yang mungkin berubah-ubah.
Editor akan membayar perhatian tertutup untuk obyektif dan tugas-tugas secara
terperinci oleh administrasi EditFast dan sesuai dengan dengan permintaan klien
g.Page Check/Review
Ini adalah hasil akhir sebelum dipublikasikan untuk menerima beberapa kesalahan
kecil mencetak dan kesalahan kecil pemberian tanda baca. Sebuah lembar
Check/Review adalah bentuk sederhana pada edit dan hanya meliputi waktu sekali
membaca melalui dokumen yang ditemukan dan memperbaiki sisa beberapa
kesalahan setelah edit sebelumnya.
h.Complete Rewrite, meliputi proofreading ditambah:
Menciptakan sebuah naskah baru atau bagian pada sebuah naskah dalam dasar isi dan
penelitian yang disediakan oleh penulis
memasukkan beberapa penelitian dan penulisan pada bahan yang original
Menurut kebutuhan penulis dokumen akan ditulis ulang sama sekali membuat
perubahan dalam struktur, organisasi, tata bahasa, penggunaan kata dan lainnya yang
editor rasakan perlu untuk membuat dokumen secara profesional diterima
Penelitian dan memeriksa yang sebenarnya akan juga dimasukkan jika membutuhkan
tujuan original dan maksud penulis akan melekat atau mempertinggi
i.Indexing
Memproduksi sebuah alfabet daftar nama-nama dan tempat, subyek, konsep, lainnya,
yang kelihatan dalam sebuah kerja dan mereferensikan mereka untuk jumlah halaman
yang mereka lihat dalam naskah.
j.Grammar Proofreading
Proofreading tata bahasa adalah bagian yang penting dalam melengkapi dokumen.
Tidak ada yang dapat menghancurkan bahasa tertulis lebih cepat dibandingkan
dengan memiliki tata bahasa yang eror/kesalahan. Ketika ditemukan ketidaktepatan
tata bahasa, karya tersebut terlihat buruk dan kehilangan kredibilitasnya. Untuk
meningkatkan pekerjaan tersebut dan memberikan gambaran yang professional dan
17. 14
dapat dipercaya, karya tersebut harus disunting oleh seseorang yang benar-benar
mengetahui tentang proofreading tata bahasa.
Beberapa eror/kesalahan tata bahasa bersifat rumit, menyertakan interaksi
penggunaan kata dan tenses. Beberapa kata sepertinya bermakna satu hal tetapi dapat
merubah makna mereka ketika ditempatkan dalam konteks tertentu. Hal inilah yang
membuat perlu adanya pengecekan ulang dari seorang ahli tata bahasa di setiap
dokumen penting untuk memastikan bahwa karya benar. Siapapun yang membaca
dokumen dan melihat adanya kesalahan tata bahasa akan memberi penilaian rendah
kepada orang yang menulis dokumen tersebut. Semua itu bisa dihindari dengan
adanya editor yang handal.
Susunan tata bahasa dan logika terhadap kata tertulis. Ketika susunannya tidak
benar, menciptakan masalah dengan karya tersebut yang bisa menjadi gangguan bagi
pembaca. Makna yang terkandung di dalamnya seharusnya tidak boleh dihambat oleh
eror/kesalahan. Ketika eror/kesalahan dihilangkan sewaktu proofreading tata
bahasa, karya tersebut mengalir dengan baik dan menyampaikan pesannya tanpa
gangguan. Itu merupakan tujuan dari setiap penulis, dan itu seharusnya menjadi akhir
dari karya tulisan apapun. Jika sebuah tulisan tidak dapat menyampaikan pesannya
secara efektif, pertimbangkan untuk mencari seorang ahli untuk
memproofreadingnya untuk kesalahan gramatikal. Ada perbedaan diantara sebuah
dokumen yang memberikan kesan buruk dan dokumen yang menyampaikan makna.
k.Copywriting
Proses strategy penulisan kata yang mempromosikan seseorang, ide, produk atau
pendapat yang disebut copywriting. Copy writing dapat digunakan sebagai teks
kosong, atau sebuah iklan televisi atau radio. Copywriting juga dapat digunakan di
media lainnya. Objektivitas penulisan kata-kata ini yang mempromosikan seseorang
atau gagasan adalah untuk membujuk seseorang melihat atau
mendengarkan iklan atau membaca teks untuk mereka membeli sebuah produk atau
untuk berlangganan pada salah satu pokok-pokok penting. Terlepas dari membujuk
seseorang untuk berbuat pada produk atau gagasan, copy writing dapat juga
18. 15
dimaksudkan untuk meminta seseorang untuk jangan percaya pada berbagai
kepercayaan atau tindakan.
Copy writing juga termasuk slogan, berita utama, tagline, jingle lyrics,
television atau script radio komersial, press realeses, internet, World Wide Websama
halnya dengan inkorporasi materi tertulis menjadi media periklanan. Materi copy
writing dapat menyumbangkan kata-kata atau gagasan untuk mencetak ikan, papan
iklan, komersial, brosur, kartu pos, situs online, surat elektronik, surat-surat dan
media lainnya yang digunakan untuk iklan.
Copywriting pada website dapat merujuk pada penggunaan cara menulis untuk
menghasilkan peringkat yang lebih tinggi dalam mesin pencari data. Hal itu termasuk
strategi penempatan dan kunci penulisan frase kata dalam berbagai frekuensi dan
densitas. Seperti halnya mesin pencari data algoritma menjadi semakin pintar setiap
hari, mesin pencari data optimal telah meningkatkan untuk mempertimbangkan
tentang yang lainnya berfikir tentang isi, oleh karena itu menulis sefasih mungkin
dan isi tulisan layak baca yang memiliki kualitas baik dan relevan.
Beberapa prinsip utama yang dapat kamu ikuti untuk menjamin copywriting yang
efektif: yang pertama mengetahui produk, percaya pada produk tersebut, dan harus
menyukainya. Yang kedua, harus mengetahui pelanggan, mengetahui tipe orang
seperti apa yang ditargetkan, mencari tau pekerjaan mereka, pemasukan rata-rata,
umur dan jenis kelamin. Hal seperti ini akan membantu untuk mengetahui orang yang
akan dihadapi. Yang ketiga harus menekankan keuntungan pada produk yang
ditawarkan, gunakan judul yang menarik dan kata-kata positif yang kuat. Juga
pastikan menggunakan tata bahasa, ejaan dan format yang benar.
l.Advertising Copywriter
Copywriter periklanan menciptakan materi periklanan, seperti brosur, papan
iklan, komersial, pamflet dan lainnya. Informasi diterima oleh pelanggan (mungkin
perusahaan yang mengeluarkan pamlet yang ingin mengenalkan pada pasar), dan
copywriting periklanan melihat ulang semua informasi untuk melihat ketepatan kata
dan bahasa untuk sebuah produk
19. 16
Periklanan sangatlah penting, terutama pada perusahaan multinasional, dan biasanya
banyak menghabiskan uang untuk itu. Hal inilah membuat copywriter periklanan
menjadi sangat berharga ketika ada kampanye/iklan untuk perusahaan ini. Disini
copywriter periklanan harus memiliki sesuatu yang menarik yang bisa merebut
perhatian untuk dapat menjual produk tersebut. Mereka harus terlibat secara emosional
dengan produk itu dan menempatkan diri mereka pada posisi konsumen/pembeli untuk
dapat memuaskan copywriter untuk produk tersebut.
Seorang copywriter periklanan menyesuaikan diri pada dengan klien nya dan tepi
pesan apa yang ingin disampaikan oleh kliennya kepada masyarakat umum.
Copywriter periklanan bisa bekerja pada perusahaan periklanan atau bekerja paruh
waktu memilih perusahaan mana yang mereka inginkan. Yang mereka butuhkan adalah
menjadi seorang yang kreatif karena kompetisi yang mereka hadapai dari berbagai
perusahaan di luar sana.
20. BAB IV
ISBN DAN INDEKS BUKU
A.Pengertian ISBN
O ISBN (International Standard Book Number) adalah deretan angka 13 digit sebagai
pemberi identifikasi unik secara internasional terhadap satu buku maupun produk seperti
buku yang diterbitkan oleh penerbit.
Setiap nomor memberikan identifikasi unik untuk setiap terbitan buku dari setiap penerbit,
sehingga keunikan tersebut memungkinkan pemasaran produk yang lebih efisien bagi toko
buku, perpustakaan, universitas maupun distributor.
O ISBN diberikan oleh Badan Internasional ISBN yang berkedudukan di London.
Perpustakaan Nasional RI merupakan Badan Nasional ISBN yang berhak memberikan
ISBN kepada penerbit yang berada di wilayah Indonesia dan KDT (Katalog Dalam
Terbitan).
O KDT merupakan deskripsi bibliografis yang dihasilkan dari pengolahan data yang
diberikan penerbit untuk dicantumkan di halaman balik judul sebagai kelengkapan
penerbit.
1.Fungsi
O Memberikan identitas terhadap satu judul buku yang diterbitkan oleh penerbit
O Membantu memperlancar arus distribusi buku karena dapat mencegah terjadinya
kekeliruan dalam pemesanan buku
O Sarana promosi bagi penerbit karena informasi pencantuman ISBN disebarkan oleh
Badan Nasional ISBN Indonesia di Jakarta, maupun Badan Internasional yang
berkedudukan di London
2.Terbitan yang dapat diberikan ISBN:
O Buku tercetak (monografi) dan pamphlet
O Terbitan Braille
O Buku peta
O Film, video, dan transparansi yang bersifat edukatif
O Audiobooks pada kaset, CD, atau DVD
17
21. 18
O Terbitan elektronik (misalnya machine-readable tapes, disket, CD-ROM dan publikasi di
Internet)
O Salinan digital dari cetakan monograf
O Terbitan microform
O Software edukatif
O Mixed-media publications yang mengandung teks
3.Terbitan yang tidak dapat diberikan ISBN:
O Terbitan yang terbit secara tetap (majalah, bulletin, dsb.)
O Iklan
O Printed music
O Dokumen pribadi (seperti biodata atau profil personal elektronik)
O Kartu ucapan
O Rekaman musik
O Software selain untuk edukasi termasuk game
O Buletin elektronik
O Surat elektronik
O Permainan
4.Struktur ISBN
Nomor ISBN terdiri dari 13 digit dan dibubuhi huruf ISBN didepannya. Nomor tersebut
terdiri atas 5 (lima) bagian. Masing-masing bagian dicetak dengan dipisahkan dengan tanda
hyphen (-). Kelompok pembagian nomor ISBN ditentukan dengan struktur sebagai berikut:
Contoh : ISBN 978-602-8519-93-9
O Angka pengenal produk terbitan buku dari EAN (Prefix identifier) = 978
O Kode kelompok (group identifier) = 602 (Default)
O Kode penerbit (publisher prefix) = 8519
22. 19
O Kode Judul (title identifier) = 93
O Angka pemeriksa (check digit) = 9
5.Persyaratan Permohonan ISBN
Permohonan dapat dilakukan secara online atau manual dengan melengkapi persyaratan :
1. Mengisi formulir surat pernyataan disertai dengan stempel penerbit dengan menunjukkan
bukti legalitas penerbit atau lembaga yang bertanggung jawab (akta notaris)
2. Membuat surat permohonan atas nama penerbit (berstempel) untuk buku yang akan
diterbitkan
3. Mengirimkan atau melampirkan fotokopi :
Halaman judul
Balik halaman judul
Kata pengantar
Daftar isi
B.Pengertian indeks buku
O Menurut kamus besar bahasa Indonesia, Indeks berarti daftar kata atau istilah penting
yang terdapat dalam buku cetakan (biasanya berada pada bagian akhir buku) tersusun
menurut abjad yang memberikan informasi mengenai halaman tempat kata atau istilah itu
ditemukan.
Informasi atau penjelasan kata tertentu dalam buku yang relatif tebal dapat ditemukan
dengan cepat dengan teknik membaca memindai melalui indeks.
1.Manfaat dan tujuan indeks buku
O Indeks buku bertujuan untuk memberikan informasi letak halaman suatu kata atau istilah
tertentu. Selain itu, indeks buku juga dapat berfungsi sebagai alat membaca memindai.
Lasa (1998: 59) menguraikan beberapa fungsi indeks, sebagai berikut: a) mencapai efisiensi
dalam penelusuran literature; b) memberikan informasi yang lebih lengkap, c) pemanfaatan
informasi seoptimal mungkin; dan d) menganalisa, memerinci dan meringkas isi naskah
menjadi unitunit yang lebih kecil.
23. 20
Kelompok Indeks
O Indeks Buku, berisi daftar kata-kata penting disertai nomor yang mengacu ke bagian
koleksi dokumen. Indeks jenis ini biasanya terletak pada bagian akhir sebuah buku.
O Buku Indeks , merupakan sebuah buku yang berdiri sendiri bisa terdiri dari satu jilid atau
lebih berisi daftar kata-kata diserta dengan nomor yang mengacu kepada bagian atau
halaman sebuah buku atau sekumpulan buku.
O Majalah Indeks, merupakan terbitan berseri dengan kala terbit teratur yang berisi senarai
artikel yang dimuat dalam majalah primer.
2.Jenis Indeks
O Indeks Belakang Buku
O Indeks Berantai
O Indeks Nama Pengarang (Author Index)
O Indeks Berabjad
O Indeks Kata Kunci (Keyword Index)
24. BAB V
PEMASARAN DALAM ASPEK PENERBITAN
A.Definisi Pemasaran
Menurut Kotler (2005) pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial di mana
masing-masing individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran produk yang bernilai bagi pihak lain
B.Pengertian penerbitan
Penerbitan adalah suatu usaha atau kegiatan yang berkaitan dengan proses editorial,
produksi, dan pemasaran barang-barang, naskah tercetak yang didistribusikan kepada
pembaca. Penerbitan juga di artikan sebagai semua benda tercetak berisi tulisan atau
karangan, kumpulan foto atau reproduksi karya-karya. gambar lainnya yang mempunyai
nilai berita, penerangan ilmu pengetahuan atau hiburan. Penerbitan juga dikenal dengan istilah
publikasi yaitu media tercetak buku, brosur, pamflet, poster, majalah, dan surat kabar.
Jenis-jenis pekerjaan di industri penerbitan buku, yaitu:
1. Sekertaris
2. Keuangan
3. Personalia
4. pemasaran/marketing
5. Produksi
6. Distribusi
Penerbitan di bagi dalam 2 jenis, yaitu:
1.penerbitan khusus
adalah bentuk perbitan dapat diselenggarakan secara tetap dan tidak tetap.
2. penerbitan Pers
adalah media tercetak bersifat umum yang teratur waktu terbitnya, setiap hari atau
minggu, secara tengah-bulanan, berisi berita, ulasan, berbagai macam karangan dan
gambar
21
25. 22
Kriteria Naskah Layak Terbit
1. Aspek Editorial
a. Ide dan topik naskah sesuai dengan kebutuhan dan tren masyarakat terkini atau
mengandung ide-ide segar.
b. sistematika penyajian naskah berurut, mudah dipahami, dan tuntas.
c. Keapikan penggunaan dan penyajian tata bahasa sesuai dengan pembaca sasaran
d. Kedalaman pembahasan (disesuaikan dengan pembaca sasaran) dan lain-lain.
2. Aspek Pemasaran
Target pasar atau pembaca sasaran luas dan terarah
Ditulis oleh penulis yang memiliki kompeten dan ahli di bidangnya.
Topik sedang hangat, dibutuhkan ataupun diinginkan oleh sebagian besar masyarakat.
Biaya produksi relatif ekonomis dan menghasilkan harga yang bersaing
Dapat diterbitkan saat momentum yang tepat.
Life Time Period, atau potensi rentang waktu penjualan dapat bertahan lama.
Ada potensi best seller
3. Aspek Keamanan
Keamanan naskah dari pelanggaran hak cipta orang lain atau plagiat.
Kebebasan naskah dari unsur SARA, pornografi, terorisme, fitnah dan penghinaan
terhadap orang lain.
Kebebasan naskah dari unsur konflik dengan pihak ketiga, kontroversi berbahaya, dan
terganggunya stabilitas keamanan nasional.
4. Aspek Produksi
Kemudahan dan kehematan proses produksi
Tiras Produksi
Harga pokok produksi
Spesifikasi tekhnis produksi
26. 23
Usaha Penerbitan Buku
Umumnya penerbit memberlakukan harga jual buku sebesar empat kali atau lima kali
dari ongkos cetak. Kalau biaya cetaknya nya adalah 4.000. per buku maka harga jualnya
16 ribu atau 20.000 perbuku. Sedangkan perhitungannya adalah sebagai berikut:
20 % untuk ongkos cetak
10 % untuk royalti penulis/fee penerjemah, setting, edit, dan cover
5 % untuk transportasi
5 % untuk promosi/lain-lain
10 % untuk keuntungan penerbit
50 % untuk rabat distributor/toko buku.
Perhitungan ini tidak mesti kaku seperti di atas, semuanya tergantung dari penerbit.
Misalnya jika buku diterbitkan secara self publishing, yaitu ditulis sendiri, disetting
sendiri, dan dibuatkan cover sendiri, maka uang yang ada bisa dialokasikan ke promosi.
Begitu pula dengan rabat yang diberikan kepada distributor tergantung dari daya
tawar penerbit. Bagi penerbit baru, biasanya diminta oleh distributor tunggal sebesar 55
%, ada juga yang 45 % atau 50 %. Sedangkan penerbit yang mapan, biasaya ―pelit‖
dalam memberi rabat ke toko buku, angkanya sekitar 30 % sampai 40 % yang diberikan
ke toko buku. Dengan demikian, semakin besar nama penerbit, maka semakin bagus daya
tawarnya sehingga semakin besar pula keuntungan yang didapatkan.
Untuk mendirikan penerbitan buku, terlebih dahulu dilihat seberapa besar modal yang
dimiliki. Jika modalnya kurang dari 50 juta, berarti yang diterbitkan adalah buku-buku yang
tidak terlalu tebal (kisaran 100 – 200 halaman), dengan asumsi menerbitkan satu buku secara
rutin. Selain itu, tidak perlu mengalokasikan dana untuk kantor ataupun mengangkat pegawai
tetap, cukup di out sourching, yaitu mempekerjakan karyawan free lance. Sebab, jika modal
segitu digunakan untuk sewa gedung dan mengangkat karyawan tetap, maka akan
menghabiskan modal itu sendiri sehingga keberlangsungan usaha akan terancam.
Sebagai simulasi, jika menerbitkan buku setebal 100 halaman, maka biaya yang
dibutuhkan adalah royalti penulis / fee penerjemah sebesar 1.000.000, editor 400.000, setter
250.000, dan cover 250.000, sehingga totalnya adalah 1.900.000. Jika buku dicetak sebanyak
1500 eksemplar, ongkos cetaknya sekitar 6.000.000. Kemudian ongkos kirim ke toko buku
27. 24
dan distributor sekitar 1.000.000. Total biaya seluruhnya adalah 8.900.000. Kita juga
perlu mengaggarkan lain-lain sekitar 1.100.000 sehingga biaya untuk satu buku dengan
ketebalan 100 halaman dan dicetak 1500 eksemplar adalah 10 juta rupiah.
Dengan demikian, dengan modal yang ada dapat dibuat 5 judul buku, masing-masing satu
buku per bulan. Kenapa harus seperti itu? Karena ketika menerbitkan pertama kali, modal
tidak langsung balik begitu saja. Jika buku itu dititipkan di Gramedia atau Gunung Agung,
maka pembayarannya adalah 4 bulan setelahnya. Jadi, selama 4 bulan itu penerbit harus
―berpuasa‖. Jika modal hanya satu buku, maka penerbit akan sulit bertahan jika ternyata
bukunya tidak langsung best-seller.
Lalu bagaimana dengan perhitungan bisnisnya?
Umumnya penerbit memberlakukan harga jual buku sebesar empat kali atau lima kali
dari ongkos cetak. Kalau biaya cetaknya nya adalah 4.000. per buku maka harga jualnya 16
ribu atau 20.000 perbuku. Sedangkan perhitungannya adalah sebagai berikut:
20 % untuk ongkos cetak
10 % untuk royalti penulis/fee penerjemah, setting, edit, dan cover
5 % untuk transportasi
5 % untuk promosi/lain-lain
10 % untuk keuntungan penerbit
50 % untuk rabat distributor/toko buku.
Perhitungan ini tidak mesti kaku seperti di atas, semuanya tergantung dari penerbit.
Misalnya jika buku diterbitkan secara self publishing, yaitu ditulis sendiri, disetting sendiri,
dan dibuatkan cover sendiri, maka uang yang ada bisa dialokasikan ke promosi.
Begitu pula dengan rabat yang diberikan kepada distributor tergantung dari daya tawar
penerbit. Bagi penerbit baru, biasanya diminta oleh distributor tunggal sebesar 55 %, ada juga
yang 45 % atau 50 %. Sedangkan penerbit yang mapan, biasaya ―pelit‖ dalam memberi rabat
ke toko buku, angkanya sekitar 30 % sampai 40 % yang diberikan ke toko buku. Dengan
demikian, semakin besar nama penerbit, maka semakin bagus daya tawarnya sehingga
semakin besar pula keuntungan yang didapatkan.
28. BAB VI
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam proses penyiapan
penerbitan penyunting yang akan membantu pengolahan naskah tertulis untuk
menjadi bahan tercetak yang akan disampaikan ke masyarakat luas untuk dibaca.
Serta perlu diperhatikan penyunting naskah sebelum mulai menyunting. Dengan demikian,
tidak terjadi persoalan/masalah di kemudian hari, terutama dalam kaitannya dengan
penulis/pengarang.
B.Saran
Dari paparan diatas bahwa penerbitan buku yang baik memang melalui proses
sehingga pada saat diseleksi naskah suatu penerbitan tersebut dapat diterbitkan karena
memenuhi syarat dalam proses penerbitan buku sehingga alangkah lebih baik lagi proses
tersebut harus dipahami agar penulis tidak menyesal bila saat di seleksi naskah yang dibuat
tersebut tidak dapat di terbitkan.
25
29. 26
DAFTAR PUSTAKA
Adity, Dana. penerbitan pdf. 2014. 29 12 2016 <file:///c:/Users/Windows/Downloads/tugas.>.
Basuki, Sulistyo. pembuatan indeks buku untuk dewey desimal classification berdasarkan kaidah Bahasa
Indonesia. 29 12 2016 <file:///c:/Users/Windows/Downloads/Documents/pembuatan indeks buku
untuk dewey desimal classification berdasarkan kaidah Bahasa Indonesia.>.
Maqosid, Yasir. perhitungan bisnis penerbitan buku. 2008. 29 12 2016
<https://penerbitanbuku.wordpress.com/2008/11/27/perhitungan-bisnis-penerbitan-buku.>.
Partiwi, Dessy. my story naskah : kode etik penyuntingan. 2011. 29 12 2016
<http://dessyptw.blogspot.co.id/2011/01/kode-etik-penyuntingan-naskah.html.>.
pedoman ISBN Manual Indonesia .pdf. 2016. 29 12 2016 <https://www.isbn-
internasional.org/sites/default.pdf>.