SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
Download to read offline
PENTINGNYA
IMUNISASI
Disusun oleh :
Lina Nur Islamiyyah Yunus
DEFINISI
• Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten
• Jadi imunisasi adalah suatu cara untuk menimbulkan/
meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia
terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit
atau sakit ringan. Sedangkan imunisasi dasar adalah
pemberian imunisasi awal untuk mencapai kadar
kekebalan diatas ambang perlindungan (Depkes RI,2005).
• Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan
kepada anak-anak karena sistem kekebalan
tubuh mereka masih belum sebaik orang
dewasa, sehingga rentan terhadap serangan
penyakit berbahaya.
• Imunisasi tidak cukup hanya 1 x, tetapi harus
dilakukan secara bertahap dan lengkap
terhadap berbagai penyakit yang sangat
membahayakan kesehatan dan hidup anak.
• Imunitas tubuh ada 2:
1. Imunitas alami/ non spesifik/ bawaan/
innate imunity : sel makrofag, neutrofil,
natural killer cells, sel dendritik
2. Imunitas adaptif/imunitas spesifik/
acquired imunity : sel B, sel T
aktifasi ±7 hari / lebih lama sesuai jenis
kuman
• Saat daya tahan tubuh kita tidak memiliki pertahanan
tubuh spesifik untuk virus tertentu, bisa jadi kita
terjangkit virus tersebut dan menularkannya kepada
orang lain bahkan bisa jadi menjadi wabah.
• Bisa jadi untuk membangkitkan daya tahan spesifik
terhadap serangan virus tertentu yang berbahaya, sistem
imunitas kita kalah cepat dengan serangan virusnya,
sehingga bisa barakibat fatal. Dan inilah yang
sebenarnya bisa dicegah dengan imunisasi.
• Itulah mengapa pemerintah sangat ingin agar imunisasi
bisa mencakup hampir 100% anak, agar setiap orang
mempunyai daya tahan tubuh spesifik terhadap virus
tersebut.
Macam-macam imunisasi
• imunisasi pasif : kekebalan bawaan dari ibu terhadap
penyakit
• imunisasi aktif : kekebalan harus didapat dari pemberian
bibit penyakit lemah yang mudah dikalahkan oleh
kekebalan tubuh biasa guna membentuk antibodi
terhadap penyakit yang sama baik yang lemah maupun
yang kuat.
Jenis Vaksin
1. Vaksin Hidup Attenuated
Bakteri / virus hidup dg tingkat viabilitas dan daya infeksi yang
dilemahkan tapi mampu menumbuhkan respon imun, dengan
pembiakan berulang-ulang, harus dpt berkembang biak 
respon imun,
Contoh : campak, mumps, rubela, polio oral (virus)
BCG, demam tifoid oral (bakteri)
2. Vaksin Inactivated
• berasal dari bakteri/ virus yang telah dimatikan
• tidak dapat replikasi  seluruh dosis antigen
• tidak dapat menyebabkan penyakit
• respon imun lebih lemah dari vaksin hidup sehingga
membutuhkan imunisasi ulangan
• contoh: difteri, tetanus (toksoid)
haemophilus influenza(polisakarida)
Komponen vaksin
1. Antigen : kompunen utama, untuk memproduksi antibodi
spesifik
2. Ajuvan : untuk memperkuat respon imun
3. Aditif (stabilizer) : untuk menstabilkan vaksin
4. Preservatif : antimikroba (antibakteri), untuk kemasan
multidosis
5. Residu : dalam jumlah amat sangat kecil misal antibiotik
saat proses kultur
Isu seputar bahan vaksin :
1. Aluminium : garam Al sebagai ajuvan, dosis yg diizinkan 1,14 mg per dosis
vaksin, rata2 0,17 s.d 0,85 mg/dosis vaksin, terdapat juga pada udara, air
minum, sufor, ASI ( 0,4 mg / liter), waktu paruh 24 jam,tdk terakumulasi dlm
tubuh
2. Benzetonium klorida : sebagai preservative dalam 0,0025%, juga ada dalam
obat injeksi tertentu, terdapat dalam vaksin anthrax, hanya pencegahan
pada yg beresiko spt laboran, tentara, diduga terpapar spora anthrax.
3. Etilen glikol : tidak ada satupun vaksin menggunakan etilen glikol sebagai
anti beku
4. Formaldehide : untuk melemahkan virus/bakteri, kurang dari 0,1 mg/dosis
vaksin, mrp salah satu produk meabolisme tubuh untuk menghasilkan
DNA atau asam amino, tubuh mengandung 2,5 ug per mL darah,
karsinogen jika terpapar lama & jumlah besar.
Lanjutan...
5. Gelatin : sebagai stabilizer, pada vaksin MMR dan varicella, reaksi alergi /
anaflaksis 1 kasus per 2 juta dosis vaksin, penting menanyakan riwayat
alergi
6. Glutamat : sebagai stabilizer, pada vaksin varicella konsentrasi 0,1%, protein
yang kita makan dipecah enzim pencernaan menjadi asam amino a.l
glutamat
berperan dalam metabolisme tms fungsi normal syaraf.
7. Antibiotik neomisin streptomisin : ditambahkan pada proses produksi,
neomisin yg terdeteksi pd vaksin 0,025 mg/dosis, jarang menimbulkan alergi.
8. Fenol : kadar 0,25% sebagai preservatives, pd vaksin tifoid, efektif
merangsang produksi antibodi, juga pd vaksin pneumokokus, insulin &
interferon.
Lanjutan...
9. Timerosol/ merkuri : untuk kemasan multidosis, sebagai antimikroba,
merupakan
merkuri organik yg mampu diserap tubuh.
• Terdapat 2 jenis merkuri : etil merkuri & metil merkuri
• Metil merkuri : terbentuk dr bbg proses alami (pembakaran,
pelapukan), dapat terakumulasi, waktu paruh 50 hari, banyak dlm
seafood, terdapat dlm bencana teluk Minamata.
• Dalam vaksin : etil merkuri, tidak terakumulasi, waktu paruh 7 hari,
sebagai pelindung vaksin agar tak mudak terkontaminasi, dosis
bahaya 1000 s.d 1.000.000 kali dari dalam dosis vaksin.
•Peran vaksinasi.
Dunia :
Cacar : kematian 2 jt/th (1960), terhapus 1979.
Polio : kematian 300rb/th (1980), jadi 2000/th (2002)
Campak : mematikan 875rb/th(1999), jadi 345rb/th(‘05)
Indonesia:
Depkes RI. 2007, sebesar 5% anak balita (1,7 jt) meninggal
akibat peny. Infeksi yg bisa dicegah dg imunisasi.
• Wabah akibat balita tidak diimunisasi
2005-2006 : polio di Sukabumi – Banten – Lampung – Madura -
Aceh: 305 lumpuh permanen.
2009-2011: Campak, Jateng-Jabar: 5818 rawat inap 16 meninggal.
2009-2011: Difteri ,Jatim – Kalimantan- Jakarta : 816 dirawat, 54
meninggal, resiko difteri 46 X pada anak tanpa imunisasi
• Tahun 2012 Dinkes Prof.Sumatera Barat : cakupan imunisasi turun
dari 93% ke 35% setelah masyarakat mengikuti ceramah tokoh
antivaksin di berbagai masjid dan majelis taklim.
• KLB Difteri di Sumatera Barat & Aceh di akhir 2014: kematian 2 anak
yang tak mendapat imunisasi sama sekali.
• Vaksin wajib PPI:
BCG, Hep.B, Polio, DPT, Hib, Campak
BIAS (Campak-DT: kls 1SD; Td: kls 2-3SD).
• Vaksin dianjurkan IDAI (selain PPI):
Pneumokokkus, Influenza, MMR, Tifoid,
Hep.A, Varisela, HPV, Rotavirus
Vaksin wajib dan vaksin dianjurkan sama penting untuk
perlindungan optimal
Imunisasi bisnis ?
• Indonesia sudah memproduksinya sendiri : PT. Bio
Farma
• Jika memang mereka ingin memeras negara muslim,
mengapa mereka tidak monopoli saja, tidak
memberikan teknologinya kepada siapa pun.
Imunisasi tidak menjamin 100%
• Keberhasilan imunisasi tergantung :
1. Status imun penjamu
2. Faktor genetik penjamu
3. Kualitas dan kuantitas vaksin : Cara, dosis,
dan frekuensi pemberian, ajuvan yang
digunakan, jenis vaksin : vaksin hidup
Apa efek samping imunisasi ?
• Terapi alami : madu, habbatussauda, dan bekam
juga ada efek sampingnya jika tidak sesuai
aturan.
• KIPI [Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi] :sedikit
demam, agak bengkak dan gejala lain yang jauh
lebih ringan dari penyakit yang dapat menyerang
anak.
Anak yang tidak imunisasi lebih
sehat?
• Mungkin karena faktor-faktor lain yang
tidak terkait dengan imunisasi, dan perlu
dibuktikan.
• Jangan karena satu dua kasus, kemudian
kita menyamakannya pada semua kasus.
Penelitian tentang kegagalan imunisasi
dan vaksin yang setengah-setengah
• Penelitian tahun lama yang kurang bisa dipercaya, belum
memahami benar teori imunologi yang terus berkembang.
• Tahun 2000-an : peneliti Wakefield dan Montgomerry melaporkan
penelitian hubungan vaksin MMR dengan autism pada anak.
Ternyata tidak menggunakan paradigm epidemiologik, tetapi
paradigma imunologi atau biomolekuler yang belum memberikan
bukti shahih. Bukti juga masih sepotong-potong. Baik pengadilan
London maupun redaksi majalah yang memuat tulisan ini akhirnya
menyesal dan menyatakan bukti yang diajukan lemah dan kabur.
[Pedoman Imunisasi di Indonesia hal 366-367]
• Di Belanda ada daerah-daerah karena faktor religius
menolak untuk divaksin, biasa disebut “Bible Belt”,
tersebar di beberapa daerah di Belanda. Akibatnya :
outbreak (wabah) virus Measles antara tahun 1999-2000
dengan lebih dari 3000 kasus virus Measles
• Di daerah-daerah yang didominasi oleh orang-orang
Bible Belt. Padahal sejak vaksin Measles berhasil
ditemukan tahun 1965-an [sekarang vaksin MMR
(Measles, Mumps, Rubella)], kasus Measles sudah hampir
tidak ada lagi.
: dr. Soedjatmiko, SpA(K), MSi
UU Kesehatan 2009 : Setiap orang berhak memperoleh pelayanan
kesehatan
UU Perlindungan Anak no 23 / 2002
• Pasal 4: Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang,
serta mendapat perlindungan
• Pasal 8: Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan
• Pasal 77: Setiap orang yang dengan sengaja melakukan tindakan : b. penelantaran
terhadap anak yang mengakibatkan anak
mengalami sakit / penderitaan, baik fisik, mental, maupun sosial,
c. dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun
dan/atau denda paling byk Rp 100.000.000, (seratus juta rupiah).
UU Perlindungan Anak 2002, UU Kesehatan 2009
BAGAIMANA MENGEJAR
KETERLAMBATAN IMUNISASI ?
Hepatitis B
• Idealnya <12 jam setelah lahir, lalu dianjurkan
pada jarak 4 minggu dari imunisasi pertama.
Jarak imunisasi ke-3 dengan ke-2 minimal 2 bulan
dan terbaik setelah 5 bulan.
• Anak belum pernah imunisasi hepatitis B masa
bayi, ia bisa mendapat serial imunisasi kapan
saja saat berkunjung, tanpa harus memeriksa
kadar anti hepatitis B.
BCG
• Indonesia saat ini merupakan negara ke-3
tertinggi di dunia untuk penyakit TBC,
setelah India dan Tiongkok.
• Terbaik diberikan pada usia 2-3 bulan
karena pada bayi usia <2 bulan sistem
imun anak belum matang. Pemberian
imunisasi penyokong (booster) tidak
dianjurkan.
DPT
• Dpt : 3 x imunisasi dasar, imunisasi ulangan 1 x (interval 1 tahun
setelah DPT3). Usia 5 tahun ulangan lagi (sebelum masuk sekolah)
dan usia 12 tahun imunisasi Td.
• Pada wanita, imunisasi TT 1 x sebelum menikah dan 1 x pada ibu
hamil untuk mencegah tetanus neonatorum (tetanus pada bayi baru
lahir).
• Bila DPT terlambat, berapa pun interval keterlambatannya, jangan
mengulang dari awal, lanjutkan imunisasi sesuai jadwal.
• Belum pernah diimunisasi dasar pada usia <12 bulan, imunisasi sesuai
imunisasi dasar baik jumlah maupun intervalnya. Bila pemberian DPT
ke-4 sebelum usia 4 tahun, pemberian ke-5 paling cepat diberikan 6
bulan sesudahnya. Bila pemberian ke-4 setelah 4 tahun, pemberian
ke-5 tidak diperlukan lagi.
Polio
• Polio oral (OPV) : saat lahir, usia 2, 4, 6, 18 bulan
(atau usia 2, 3, 4 bulan sesuai program pemerintah)
• Vaksin polio suntik (IPV) diberikan pada usia 2, 4,
6-18 bulan dan 6-8 tahun.
• Apabila imunisasi polio terlambat, jangan
mengulang dari awal, lanjutkan dan lengkapi
sesuai jadwal, tidak peduli berapa pun interval
keterlambatan dari pemberian sebelumnya.
Campak
• Pada usia 9 bulan, dosis ulangan (second
opportunity pada crash program campak) pada usia 6 - 59
bulan serta saat SD kelas 1-6.
• Terkadang, terdapat program PIN (Pekan Imunisasi
Nasional) campak yang bertujuan sebagai penguatan
(strengthening) untuk mencakup sekitar 5 persen individu
yang diperkirakan tidak memberikan respon imunitas
yang baik saat diimunisasi dahulu.
• Anak yang terlambat/belum mendapat imunisasi campak:
bila saat itu anak berusia 9-12 bulan, berikan kapan pun
saat bertemu. Bila anak berusia >1 tahun, berikan MMR.
MMR
• Pada 15-18 bulan dengan minimal interval 6 bulan antara
imunisasi campak dengan MMR.
• MMR diberikan minimal 1 bulan sebelum atau sesudah
penyuntikan imunisasi lain. Apabila seorang anak telah
mendapat imunisasi MMR pada usia 12-18 bulan dan
diulang pada usia 6 tahun, imunisasi campak (monovalen)
tambahan pada usia 6 tahun tidak perlu lagi diberikan.
Bila imunisasi ulangan (booster) belum diberikan setelah
berusia 6 tahun, berikan vaksin campak/MMR kapan saja
saat bertemu. Pada prinsipnya, berikan imunisai campak
2 kali atau MMR 2 kali.
Isi buku karya Ummu Salamah :
• Ditulis orang yg tidak berkompeten di bidang vaksin & kedokteran
( sarjana hukum)
• Sebagian isinya hanyalah kutipan ulang (copy paste) dari sumber-
sumber situs anti vaksin dari dalam & luar negeri yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya
• Terjadi distorsi/ penyelewengan / pemutarbalikan makna,
penambahan atau pengurangan, menunjukkan penulis tidak
amanah dalam mengutip sebuah referensi
• Sebagian isinya hanyalah pendapat pribadi & imajinasi penulis
• Sebagian isinya mencantumkan pengalaman pribadi, testimoni dan
cerita-cerita tentang kejadian KIPI yang belum tentu benar dan
perlu diteliti lebih lanjut oleh pihak yang berwenang.
Situs Antivaksin
RAPI dan MEYAKINKAN
• http://www.nvic.org/
• http://www.autismone.org/
• http://avn.org.au/
• http://www.vaccinationawareness.c
om.au/
• http://www.ias.org.nz/
• http://www.vaccinationnews.com/
• http://vaccines.procon.org/
• http://www.childhoodshots.com/
MEDIUM
• http://therefusers.com/
• http://educate-yourself.org/vcd/
• http://www.antivaxxers.com/
• http://insidevaccines.com/wordpress/
• http://truthaboutgardasil.org/
• http://www.jabs.org.uk/pages/jabsw
rites.asp
• http://www.arnica.org.uk/
• http://www.whale.to/vaccines.html
Udah keliatan Asal2
• http://www.vaclib.org/
• http://thinktwice.com/global.htm
• http://www.visainfo.org.au/
• http://www.nccn.net/~wwithin/vaccin
e.htm
• http://www.medicalveritas.com/***ini

More Related Content

What's hot (20)

Imunisasi dasar
Imunisasi dasarImunisasi dasar
Imunisasi dasar
 
Imunologi dan vaksin
Imunologi dan vaksin Imunologi dan vaksin
Imunologi dan vaksin
 
Vaksin by Biofarma
Vaksin by BiofarmaVaksin by Biofarma
Vaksin by Biofarma
 
Penyuluhan pekan imunisasi nasional (pin)
Penyuluhan pekan imunisasi nasional (pin)Penyuluhan pekan imunisasi nasional (pin)
Penyuluhan pekan imunisasi nasional (pin)
 
Imunisasi dasar pada bayi
Imunisasi dasar pada bayiImunisasi dasar pada bayi
Imunisasi dasar pada bayi
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
 
Pelatihan kader pin polio 2016
Pelatihan kader pin polio 2016Pelatihan kader pin polio 2016
Pelatihan kader pin polio 2016
 
PPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
PPT Imunisasi - PowerPoint ImunisasiPPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
PPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
 
Imunisasi Dasar
Imunisasi DasarImunisasi Dasar
Imunisasi Dasar
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
 
VAKSIN DI INDONESIA
VAKSIN DI INDONESIAVAKSIN DI INDONESIA
VAKSIN DI INDONESIA
 
Vaksin
VaksinVaksin
Vaksin
 
Promkes imunisasi
Promkes imunisasiPromkes imunisasi
Promkes imunisasi
 
Imunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAPImunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAP
 
Imunisasi tumbuh kembang 1
Imunisasi tumbuh kembang 1Imunisasi tumbuh kembang 1
Imunisasi tumbuh kembang 1
 
Penyuluhan Imunisasi
Penyuluhan ImunisasiPenyuluhan Imunisasi
Penyuluhan Imunisasi
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
 
Leaflet imunisasi dasar AKPER PEMKAB MUNA
Leaflet imunisasi dasar AKPER PEMKAB MUNA Leaflet imunisasi dasar AKPER PEMKAB MUNA
Leaflet imunisasi dasar AKPER PEMKAB MUNA
 

Viewers also liked

Ppt imunisasi
Ppt imunisasiPpt imunisasi
Ppt imunisasiresiy
 
KONSEP DAN SKOP PROGRAM KESIHATAN SEKOLAH
KONSEP DAN SKOP PROGRAM KESIHATAN SEKOLAHKONSEP DAN SKOP PROGRAM KESIHATAN SEKOLAH
KONSEP DAN SKOP PROGRAM KESIHATAN SEKOLAHMuhammad Nasrullah
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasikenggi
 
Maternal mortality in indonesia
Maternal mortality in indonesiaMaternal mortality in indonesia
Maternal mortality in indonesiatetitejayanti1969
 
25 fatwa ulama ahlus sunnah seri 1
25 fatwa ulama ahlus sunnah seri 125 fatwa ulama ahlus sunnah seri 1
25 fatwa ulama ahlus sunnah seri 1Happy Islam
 
25 Fatwa Ulama Ahlus Sunnah Seri 2
25 Fatwa Ulama Ahlus Sunnah Seri 225 Fatwa Ulama Ahlus Sunnah Seri 2
25 Fatwa Ulama Ahlus Sunnah Seri 2Happy Islam
 
Demam berdarah-dengue-dbd
Demam berdarah-dengue-dbdDemam berdarah-dengue-dbd
Demam berdarah-dengue-dbdFerry Saputra
 
He mp asi angelin ligianto
He mp asi angelin ligiantoHe mp asi angelin ligianto
He mp asi angelin ligiantoAmelia Ligianto
 
Ulasan Singkat Tentang ISIS
Ulasan Singkat Tentang ISISUlasan Singkat Tentang ISIS
Ulasan Singkat Tentang ISISHappy Islam
 
Soal lomba cerdas cermat uks
Soal lomba cerdas cermat uksSoal lomba cerdas cermat uks
Soal lomba cerdas cermat uksShiniCan Dra
 
Vaccination challenging the community
Vaccination challenging the communityVaccination challenging the community
Vaccination challenging the communityPPPKAM
 
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Surya Amal
 
Vaccines & cold chain
Vaccines & cold chainVaccines & cold chain
Vaccines & cold chainAnu Mohandas
 

Viewers also liked (20)

Ppt imunisasi
Ppt imunisasiPpt imunisasi
Ppt imunisasi
 
KONSEP DAN SKOP PROGRAM KESIHATAN SEKOLAH
KONSEP DAN SKOP PROGRAM KESIHATAN SEKOLAHKONSEP DAN SKOP PROGRAM KESIHATAN SEKOLAH
KONSEP DAN SKOP PROGRAM KESIHATAN SEKOLAH
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
 
Dinkes impal
Dinkes impalDinkes impal
Dinkes impal
 
Nur ainy dan riri (asi eklusif)
Nur ainy dan riri (asi eklusif)Nur ainy dan riri (asi eklusif)
Nur ainy dan riri (asi eklusif)
 
Maternal mortality in indonesia
Maternal mortality in indonesiaMaternal mortality in indonesia
Maternal mortality in indonesia
 
25 fatwa ulama ahlus sunnah seri 1
25 fatwa ulama ahlus sunnah seri 125 fatwa ulama ahlus sunnah seri 1
25 fatwa ulama ahlus sunnah seri 1
 
[Ebook] Panduan Ibu Menyusui
[Ebook] Panduan  Ibu Menyusui[Ebook] Panduan  Ibu Menyusui
[Ebook] Panduan Ibu Menyusui
 
Imunisasi dan ASI
Imunisasi dan ASIImunisasi dan ASI
Imunisasi dan ASI
 
25 Fatwa Ulama Ahlus Sunnah Seri 2
25 Fatwa Ulama Ahlus Sunnah Seri 225 Fatwa Ulama Ahlus Sunnah Seri 2
25 Fatwa Ulama Ahlus Sunnah Seri 2
 
MPASI
MPASIMPASI
MPASI
 
Demam berdarah-dengue-dbd
Demam berdarah-dengue-dbdDemam berdarah-dengue-dbd
Demam berdarah-dengue-dbd
 
He mp asi angelin ligianto
He mp asi angelin ligiantoHe mp asi angelin ligianto
He mp asi angelin ligianto
 
Ulasan Singkat Tentang ISIS
Ulasan Singkat Tentang ISISUlasan Singkat Tentang ISIS
Ulasan Singkat Tentang ISIS
 
Soal lomba cerdas cermat uks
Soal lomba cerdas cermat uksSoal lomba cerdas cermat uks
Soal lomba cerdas cermat uks
 
Phbs anak sekolah
Phbs anak sekolahPhbs anak sekolah
Phbs anak sekolah
 
Vaccination challenging the community
Vaccination challenging the communityVaccination challenging the community
Vaccination challenging the community
 
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
 
Vaccines & cold chain
Vaccines & cold chainVaccines & cold chain
Vaccines & cold chain
 
Pemberian imunisasi
Pemberian imunisasiPemberian imunisasi
Pemberian imunisasi
 

Similar to Pentingnya Imunisasi

Buku Saku Imunisasi untuk Petugas Kesehatan
Buku Saku Imunisasi untuk Petugas KesehatanBuku Saku Imunisasi untuk Petugas Kesehatan
Buku Saku Imunisasi untuk Petugas KesehatanDitjen P2P
 
PPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.ppt
PPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.pptPPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.ppt
PPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.ppterlenstikeskharisma
 
konsep imunisasi pada anak power point.
konsep imunisasi pada anak  power point.konsep imunisasi pada anak  power point.
konsep imunisasi pada anak power point.andielvi1
 
Makalah kia
Makalah kiaMakalah kia
Makalah kiaUlaa12
 
Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS
Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS
Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS Amalia Ifanasari
 
Imunisasi campak dan polio
Imunisasi campak dan polioImunisasi campak dan polio
Imunisasi campak dan polioFerdiansah Umar
 
Konsep dasar imunisasi pada anak
Konsep dasar imunisasi pada anakKonsep dasar imunisasi pada anak
Konsep dasar imunisasi pada anakdiana diana
 
Materi kuliah Neonatus, Bayi dan Balita
Materi kuliah Neonatus, Bayi dan BalitaMateri kuliah Neonatus, Bayi dan Balita
Materi kuliah Neonatus, Bayi dan BalitaStephanieLexyLouis1
 
KONSEP DASAR IMUNISASI PADA BAYI DAN BALITA
KONSEP DASAR IMUNISASI PADA BAYI DAN BALITAKONSEP DASAR IMUNISASI PADA BAYI DAN BALITA
KONSEP DASAR IMUNISASI PADA BAYI DAN BALITAIwanSyaputra6
 
Makalah imunisasi (pramudito hutomo) 6135101764
Makalah imunisasi (pramudito hutomo) 6135101764Makalah imunisasi (pramudito hutomo) 6135101764
Makalah imunisasi (pramudito hutomo) 6135101764Pramudito Hutomo
 
LEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdf
LEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdfLEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdf
LEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdfMimaBaitanu1
 
Modul 2 kb 3 imunisas
Modul 2 kb 3 imunisasModul 2 kb 3 imunisas
Modul 2 kb 3 imunisaspjj_kemenkes
 
Keamanan vaksin MR Final Akhir Rev.ppt
Keamanan vaksin MR Final Akhir   Rev.pptKeamanan vaksin MR Final Akhir   Rev.ppt
Keamanan vaksin MR Final Akhir Rev.pptPijarBeynaFatamorgan
 
Imunisasi dasar pada bayi
Imunisasi dasar pada bayiImunisasi dasar pada bayi
Imunisasi dasar pada bayiHenki Ata
 

Similar to Pentingnya Imunisasi (20)

Imunisasi ppt
Imunisasi pptImunisasi ppt
Imunisasi ppt
 
Buku Saku Imunisasi untuk Petugas Kesehatan
Buku Saku Imunisasi untuk Petugas KesehatanBuku Saku Imunisasi untuk Petugas Kesehatan
Buku Saku Imunisasi untuk Petugas Kesehatan
 
PPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.ppt
PPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.pptPPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.ppt
PPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.ppt
 
konsep imunisasi pada anak power point.
konsep imunisasi pada anak  power point.konsep imunisasi pada anak  power point.
konsep imunisasi pada anak power point.
 
Makalah kia
Makalah kiaMakalah kia
Makalah kia
 
IMUNISASI.pptx
IMUNISASI.pptxIMUNISASI.pptx
IMUNISASI.pptx
 
Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS
Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS
Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS
 
Pembuatan vaksin
Pembuatan vaksinPembuatan vaksin
Pembuatan vaksin
 
Imunisasi campak dan polio
Imunisasi campak dan polioImunisasi campak dan polio
Imunisasi campak dan polio
 
Imunisasi PPI
Imunisasi PPIImunisasi PPI
Imunisasi PPI
 
imunisasi PADA ANAK.ppt
imunisasi PADA ANAK.pptimunisasi PADA ANAK.ppt
imunisasi PADA ANAK.ppt
 
Konsep dasar imunisasi pada anak
Konsep dasar imunisasi pada anakKonsep dasar imunisasi pada anak
Konsep dasar imunisasi pada anak
 
Penkes imunisasi
Penkes imunisasiPenkes imunisasi
Penkes imunisasi
 
Materi kuliah Neonatus, Bayi dan Balita
Materi kuliah Neonatus, Bayi dan BalitaMateri kuliah Neonatus, Bayi dan Balita
Materi kuliah Neonatus, Bayi dan Balita
 
KONSEP DASAR IMUNISASI PADA BAYI DAN BALITA
KONSEP DASAR IMUNISASI PADA BAYI DAN BALITAKONSEP DASAR IMUNISASI PADA BAYI DAN BALITA
KONSEP DASAR IMUNISASI PADA BAYI DAN BALITA
 
Makalah imunisasi (pramudito hutomo) 6135101764
Makalah imunisasi (pramudito hutomo) 6135101764Makalah imunisasi (pramudito hutomo) 6135101764
Makalah imunisasi (pramudito hutomo) 6135101764
 
LEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdf
LEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdfLEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdf
LEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdf
 
Modul 2 kb 3 imunisas
Modul 2 kb 3 imunisasModul 2 kb 3 imunisas
Modul 2 kb 3 imunisas
 
Keamanan vaksin MR Final Akhir Rev.ppt
Keamanan vaksin MR Final Akhir   Rev.pptKeamanan vaksin MR Final Akhir   Rev.ppt
Keamanan vaksin MR Final Akhir Rev.ppt
 
Imunisasi dasar pada bayi
Imunisasi dasar pada bayiImunisasi dasar pada bayi
Imunisasi dasar pada bayi
 

Recently uploaded

pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptRekhaDP2
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxkemenaghajids83
 
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiReferat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiRizalMalik9
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanB117IsnurJannah
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfBangKoko
 
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...AGHNIA17
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxZuheri
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALBagasTriNugroho5
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RambuIntanKondi
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptkhalid1276
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptssuserbb0b09
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxProses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxArdianAdhiwijaya
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptssuser551745
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptxNezaPurna
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiAikawaMita
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 

Recently uploaded (20)

pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiReferat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
 
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxProses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 

Pentingnya Imunisasi

  • 2. DEFINISI • Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten • Jadi imunisasi adalah suatu cara untuk menimbulkan/ meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau sakit ringan. Sedangkan imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal untuk mencapai kadar kekebalan diatas ambang perlindungan (Depkes RI,2005).
  • 3. • Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan kepada anak-anak karena sistem kekebalan tubuh mereka masih belum sebaik orang dewasa, sehingga rentan terhadap serangan penyakit berbahaya. • Imunisasi tidak cukup hanya 1 x, tetapi harus dilakukan secara bertahap dan lengkap terhadap berbagai penyakit yang sangat membahayakan kesehatan dan hidup anak.
  • 4. • Imunitas tubuh ada 2: 1. Imunitas alami/ non spesifik/ bawaan/ innate imunity : sel makrofag, neutrofil, natural killer cells, sel dendritik 2. Imunitas adaptif/imunitas spesifik/ acquired imunity : sel B, sel T aktifasi ±7 hari / lebih lama sesuai jenis kuman
  • 5. • Saat daya tahan tubuh kita tidak memiliki pertahanan tubuh spesifik untuk virus tertentu, bisa jadi kita terjangkit virus tersebut dan menularkannya kepada orang lain bahkan bisa jadi menjadi wabah. • Bisa jadi untuk membangkitkan daya tahan spesifik terhadap serangan virus tertentu yang berbahaya, sistem imunitas kita kalah cepat dengan serangan virusnya, sehingga bisa barakibat fatal. Dan inilah yang sebenarnya bisa dicegah dengan imunisasi. • Itulah mengapa pemerintah sangat ingin agar imunisasi bisa mencakup hampir 100% anak, agar setiap orang mempunyai daya tahan tubuh spesifik terhadap virus tersebut.
  • 6. Macam-macam imunisasi • imunisasi pasif : kekebalan bawaan dari ibu terhadap penyakit • imunisasi aktif : kekebalan harus didapat dari pemberian bibit penyakit lemah yang mudah dikalahkan oleh kekebalan tubuh biasa guna membentuk antibodi terhadap penyakit yang sama baik yang lemah maupun yang kuat.
  • 7. Jenis Vaksin 1. Vaksin Hidup Attenuated Bakteri / virus hidup dg tingkat viabilitas dan daya infeksi yang dilemahkan tapi mampu menumbuhkan respon imun, dengan pembiakan berulang-ulang, harus dpt berkembang biak  respon imun, Contoh : campak, mumps, rubela, polio oral (virus) BCG, demam tifoid oral (bakteri)
  • 8. 2. Vaksin Inactivated • berasal dari bakteri/ virus yang telah dimatikan • tidak dapat replikasi  seluruh dosis antigen • tidak dapat menyebabkan penyakit • respon imun lebih lemah dari vaksin hidup sehingga membutuhkan imunisasi ulangan • contoh: difteri, tetanus (toksoid) haemophilus influenza(polisakarida)
  • 9. Komponen vaksin 1. Antigen : kompunen utama, untuk memproduksi antibodi spesifik 2. Ajuvan : untuk memperkuat respon imun 3. Aditif (stabilizer) : untuk menstabilkan vaksin 4. Preservatif : antimikroba (antibakteri), untuk kemasan multidosis 5. Residu : dalam jumlah amat sangat kecil misal antibiotik saat proses kultur
  • 10. Isu seputar bahan vaksin : 1. Aluminium : garam Al sebagai ajuvan, dosis yg diizinkan 1,14 mg per dosis vaksin, rata2 0,17 s.d 0,85 mg/dosis vaksin, terdapat juga pada udara, air minum, sufor, ASI ( 0,4 mg / liter), waktu paruh 24 jam,tdk terakumulasi dlm tubuh 2. Benzetonium klorida : sebagai preservative dalam 0,0025%, juga ada dalam obat injeksi tertentu, terdapat dalam vaksin anthrax, hanya pencegahan pada yg beresiko spt laboran, tentara, diduga terpapar spora anthrax. 3. Etilen glikol : tidak ada satupun vaksin menggunakan etilen glikol sebagai anti beku 4. Formaldehide : untuk melemahkan virus/bakteri, kurang dari 0,1 mg/dosis vaksin, mrp salah satu produk meabolisme tubuh untuk menghasilkan DNA atau asam amino, tubuh mengandung 2,5 ug per mL darah, karsinogen jika terpapar lama & jumlah besar.
  • 11. Lanjutan... 5. Gelatin : sebagai stabilizer, pada vaksin MMR dan varicella, reaksi alergi / anaflaksis 1 kasus per 2 juta dosis vaksin, penting menanyakan riwayat alergi 6. Glutamat : sebagai stabilizer, pada vaksin varicella konsentrasi 0,1%, protein yang kita makan dipecah enzim pencernaan menjadi asam amino a.l glutamat berperan dalam metabolisme tms fungsi normal syaraf. 7. Antibiotik neomisin streptomisin : ditambahkan pada proses produksi, neomisin yg terdeteksi pd vaksin 0,025 mg/dosis, jarang menimbulkan alergi. 8. Fenol : kadar 0,25% sebagai preservatives, pd vaksin tifoid, efektif merangsang produksi antibodi, juga pd vaksin pneumokokus, insulin & interferon.
  • 12. Lanjutan... 9. Timerosol/ merkuri : untuk kemasan multidosis, sebagai antimikroba, merupakan merkuri organik yg mampu diserap tubuh. • Terdapat 2 jenis merkuri : etil merkuri & metil merkuri • Metil merkuri : terbentuk dr bbg proses alami (pembakaran, pelapukan), dapat terakumulasi, waktu paruh 50 hari, banyak dlm seafood, terdapat dlm bencana teluk Minamata. • Dalam vaksin : etil merkuri, tidak terakumulasi, waktu paruh 7 hari, sebagai pelindung vaksin agar tak mudak terkontaminasi, dosis bahaya 1000 s.d 1.000.000 kali dari dalam dosis vaksin.
  • 13.
  • 14. •Peran vaksinasi. Dunia : Cacar : kematian 2 jt/th (1960), terhapus 1979. Polio : kematian 300rb/th (1980), jadi 2000/th (2002) Campak : mematikan 875rb/th(1999), jadi 345rb/th(‘05) Indonesia: Depkes RI. 2007, sebesar 5% anak balita (1,7 jt) meninggal akibat peny. Infeksi yg bisa dicegah dg imunisasi.
  • 15. • Wabah akibat balita tidak diimunisasi 2005-2006 : polio di Sukabumi – Banten – Lampung – Madura - Aceh: 305 lumpuh permanen. 2009-2011: Campak, Jateng-Jabar: 5818 rawat inap 16 meninggal. 2009-2011: Difteri ,Jatim – Kalimantan- Jakarta : 816 dirawat, 54 meninggal, resiko difteri 46 X pada anak tanpa imunisasi • Tahun 2012 Dinkes Prof.Sumatera Barat : cakupan imunisasi turun dari 93% ke 35% setelah masyarakat mengikuti ceramah tokoh antivaksin di berbagai masjid dan majelis taklim. • KLB Difteri di Sumatera Barat & Aceh di akhir 2014: kematian 2 anak yang tak mendapat imunisasi sama sekali.
  • 16. • Vaksin wajib PPI: BCG, Hep.B, Polio, DPT, Hib, Campak BIAS (Campak-DT: kls 1SD; Td: kls 2-3SD). • Vaksin dianjurkan IDAI (selain PPI): Pneumokokkus, Influenza, MMR, Tifoid, Hep.A, Varisela, HPV, Rotavirus Vaksin wajib dan vaksin dianjurkan sama penting untuk perlindungan optimal
  • 17. Imunisasi bisnis ? • Indonesia sudah memproduksinya sendiri : PT. Bio Farma • Jika memang mereka ingin memeras negara muslim, mengapa mereka tidak monopoli saja, tidak memberikan teknologinya kepada siapa pun.
  • 18. Imunisasi tidak menjamin 100% • Keberhasilan imunisasi tergantung : 1. Status imun penjamu 2. Faktor genetik penjamu 3. Kualitas dan kuantitas vaksin : Cara, dosis, dan frekuensi pemberian, ajuvan yang digunakan, jenis vaksin : vaksin hidup
  • 19. Apa efek samping imunisasi ? • Terapi alami : madu, habbatussauda, dan bekam juga ada efek sampingnya jika tidak sesuai aturan. • KIPI [Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi] :sedikit demam, agak bengkak dan gejala lain yang jauh lebih ringan dari penyakit yang dapat menyerang anak.
  • 20. Anak yang tidak imunisasi lebih sehat? • Mungkin karena faktor-faktor lain yang tidak terkait dengan imunisasi, dan perlu dibuktikan. • Jangan karena satu dua kasus, kemudian kita menyamakannya pada semua kasus.
  • 21. Penelitian tentang kegagalan imunisasi dan vaksin yang setengah-setengah • Penelitian tahun lama yang kurang bisa dipercaya, belum memahami benar teori imunologi yang terus berkembang. • Tahun 2000-an : peneliti Wakefield dan Montgomerry melaporkan penelitian hubungan vaksin MMR dengan autism pada anak. Ternyata tidak menggunakan paradigm epidemiologik, tetapi paradigma imunologi atau biomolekuler yang belum memberikan bukti shahih. Bukti juga masih sepotong-potong. Baik pengadilan London maupun redaksi majalah yang memuat tulisan ini akhirnya menyesal dan menyatakan bukti yang diajukan lemah dan kabur. [Pedoman Imunisasi di Indonesia hal 366-367]
  • 22. • Di Belanda ada daerah-daerah karena faktor religius menolak untuk divaksin, biasa disebut “Bible Belt”, tersebar di beberapa daerah di Belanda. Akibatnya : outbreak (wabah) virus Measles antara tahun 1999-2000 dengan lebih dari 3000 kasus virus Measles • Di daerah-daerah yang didominasi oleh orang-orang Bible Belt. Padahal sejak vaksin Measles berhasil ditemukan tahun 1965-an [sekarang vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella)], kasus Measles sudah hampir tidak ada lagi.
  • 23. : dr. Soedjatmiko, SpA(K), MSi UU Kesehatan 2009 : Setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan UU Perlindungan Anak no 23 / 2002 • Pasal 4: Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, serta mendapat perlindungan • Pasal 8: Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan • Pasal 77: Setiap orang yang dengan sengaja melakukan tindakan : b. penelantaran terhadap anak yang mengakibatkan anak mengalami sakit / penderitaan, baik fisik, mental, maupun sosial, c. dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling byk Rp 100.000.000, (seratus juta rupiah). UU Perlindungan Anak 2002, UU Kesehatan 2009
  • 25. Hepatitis B • Idealnya <12 jam setelah lahir, lalu dianjurkan pada jarak 4 minggu dari imunisasi pertama. Jarak imunisasi ke-3 dengan ke-2 minimal 2 bulan dan terbaik setelah 5 bulan. • Anak belum pernah imunisasi hepatitis B masa bayi, ia bisa mendapat serial imunisasi kapan saja saat berkunjung, tanpa harus memeriksa kadar anti hepatitis B.
  • 26. BCG • Indonesia saat ini merupakan negara ke-3 tertinggi di dunia untuk penyakit TBC, setelah India dan Tiongkok. • Terbaik diberikan pada usia 2-3 bulan karena pada bayi usia <2 bulan sistem imun anak belum matang. Pemberian imunisasi penyokong (booster) tidak dianjurkan.
  • 27. DPT • Dpt : 3 x imunisasi dasar, imunisasi ulangan 1 x (interval 1 tahun setelah DPT3). Usia 5 tahun ulangan lagi (sebelum masuk sekolah) dan usia 12 tahun imunisasi Td. • Pada wanita, imunisasi TT 1 x sebelum menikah dan 1 x pada ibu hamil untuk mencegah tetanus neonatorum (tetanus pada bayi baru lahir). • Bila DPT terlambat, berapa pun interval keterlambatannya, jangan mengulang dari awal, lanjutkan imunisasi sesuai jadwal. • Belum pernah diimunisasi dasar pada usia <12 bulan, imunisasi sesuai imunisasi dasar baik jumlah maupun intervalnya. Bila pemberian DPT ke-4 sebelum usia 4 tahun, pemberian ke-5 paling cepat diberikan 6 bulan sesudahnya. Bila pemberian ke-4 setelah 4 tahun, pemberian ke-5 tidak diperlukan lagi.
  • 28. Polio • Polio oral (OPV) : saat lahir, usia 2, 4, 6, 18 bulan (atau usia 2, 3, 4 bulan sesuai program pemerintah) • Vaksin polio suntik (IPV) diberikan pada usia 2, 4, 6-18 bulan dan 6-8 tahun. • Apabila imunisasi polio terlambat, jangan mengulang dari awal, lanjutkan dan lengkapi sesuai jadwal, tidak peduli berapa pun interval keterlambatan dari pemberian sebelumnya.
  • 29. Campak • Pada usia 9 bulan, dosis ulangan (second opportunity pada crash program campak) pada usia 6 - 59 bulan serta saat SD kelas 1-6. • Terkadang, terdapat program PIN (Pekan Imunisasi Nasional) campak yang bertujuan sebagai penguatan (strengthening) untuk mencakup sekitar 5 persen individu yang diperkirakan tidak memberikan respon imunitas yang baik saat diimunisasi dahulu. • Anak yang terlambat/belum mendapat imunisasi campak: bila saat itu anak berusia 9-12 bulan, berikan kapan pun saat bertemu. Bila anak berusia >1 tahun, berikan MMR.
  • 30. MMR • Pada 15-18 bulan dengan minimal interval 6 bulan antara imunisasi campak dengan MMR. • MMR diberikan minimal 1 bulan sebelum atau sesudah penyuntikan imunisasi lain. Apabila seorang anak telah mendapat imunisasi MMR pada usia 12-18 bulan dan diulang pada usia 6 tahun, imunisasi campak (monovalen) tambahan pada usia 6 tahun tidak perlu lagi diberikan. Bila imunisasi ulangan (booster) belum diberikan setelah berusia 6 tahun, berikan vaksin campak/MMR kapan saja saat bertemu. Pada prinsipnya, berikan imunisai campak 2 kali atau MMR 2 kali.
  • 31.
  • 32. Isi buku karya Ummu Salamah : • Ditulis orang yg tidak berkompeten di bidang vaksin & kedokteran ( sarjana hukum) • Sebagian isinya hanyalah kutipan ulang (copy paste) dari sumber- sumber situs anti vaksin dari dalam & luar negeri yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya • Terjadi distorsi/ penyelewengan / pemutarbalikan makna, penambahan atau pengurangan, menunjukkan penulis tidak amanah dalam mengutip sebuah referensi • Sebagian isinya hanyalah pendapat pribadi & imajinasi penulis • Sebagian isinya mencantumkan pengalaman pribadi, testimoni dan cerita-cerita tentang kejadian KIPI yang belum tentu benar dan perlu diteliti lebih lanjut oleh pihak yang berwenang.
  • 33. Situs Antivaksin RAPI dan MEYAKINKAN • http://www.nvic.org/ • http://www.autismone.org/ • http://avn.org.au/ • http://www.vaccinationawareness.c om.au/ • http://www.ias.org.nz/ • http://www.vaccinationnews.com/ • http://vaccines.procon.org/ • http://www.childhoodshots.com/ MEDIUM • http://therefusers.com/ • http://educate-yourself.org/vcd/ • http://www.antivaxxers.com/ • http://insidevaccines.com/wordpress/ • http://truthaboutgardasil.org/ • http://www.jabs.org.uk/pages/jabsw rites.asp • http://www.arnica.org.uk/ • http://www.whale.to/vaccines.html Udah keliatan Asal2 • http://www.vaclib.org/ • http://thinktwice.com/global.htm • http://www.visainfo.org.au/ • http://www.nccn.net/~wwithin/vaccin e.htm • http://www.medicalveritas.com/***ini