SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengembangan Program Imunisasi (PPI) merupakan program pemerintah dalam
bidang imunisasi guna mencapai komitmen internasional Universal Child Immunization
(UCI) pada akhir 1990. Tujuan program imunisasi dalam komitmen internasional (ultimate
goal) adalah eradikasi polio (ERAPO), eliminasi tetanus neonatorum (ETN), serta reduksi
campak, yang akan dicapai pada tahun 2000. Sedangkan target UCI 80-80-80 merupakan
tujuan antara (intermediate goal) berarti cakupan imunisasi untuk BCG, DPT, polio, campak
dan hepatitis B, harus mencapai 80% baik di tingkat nasional, propinsi, kabupaten bahkan di
setiap desa (Ismael, 2001)
Pada saat ini imunisasi sendiri sudah berkembang cukup pesat, ini terbukti dengan
menurunnya angka kesakitan dan angka kematian bayi. Angka kesakitan bayi menurun 10%
dari angka sebelumnya, sedangkan angka kematian bayi menurun 5% dari angka sebelumnya
menjadi 1,7 juta kematian setiap tahunnya di Indonesia (Depkes RI/2009).
Apabila Imunisasi dasar belum pernah diberikan pada usia yang seharusnya tetapi
belum mencapai usia 8 tahun, perlu diberikan 4 dosis DPT (1-3 berselang 1-2 bulan dan yang
ke-4 diberikan enam bulan kemudian). Apabila umur anak sudah menginjak lebih dari 8
tahun, dapat diberikan Td (ADT=adult),vaksin difteri untuk dewasa), sebagai pengganti DT
yang diberikan 3 dosis intrval 1-2 bulan dengan booster TD maupun TT sepuluh tahun
kemudian (Ranuh, 2001).
Pemerintah juga berencana melakukan tiga tahap kampanye imunisasi campak dan
polio selama tahun 2009-2011. Kampanye polio dan campak tahap pertama dilaksanakan
tanggal 6-24 Oktober di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara dan Maluku
Utara. "Untuk tahap pertama di tiga provinsi, nanti semua akan dapat. Penetapan prioritas ini
dilakukan berdasar cakupan imunisasi dan hasil surveilans. Tahun 2010, kampanye serupa
tahap kedua akan dilakukan di Maluku, Papua Barat, Sumatra Barat, Riau, Jambi,
Sumatera Selatan, Bengkulu, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Nusa Tenggara Timur
dan Banten. Kampanye tahap ketiga akan dilakukan di semua provinsi yang ada di pulau
Kalimantan dan Sulawesi.
Selama masa kampanye, masyarakat yang memiliki anak berusia di bawah lima tahun
diminta membawa anak-anak mereka ke pos-pos pelayanan imunisasi yang ada di puskesmas,
posyandu dan sarana kesehatan lain untuk mendapatkan vaksinasi polio oral dan suntikan
vaksin campak. Kegiatan itu diharapkan dapat mencegah munculnya kasus baru penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi hingga saat ini kejadian penyakit tersebut masih
ditemui dan bahkan menimbulkan kejadian luar biasa di beberapa daerah.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja definisi dari imunisasi ?
2. Reaksi apa saja yang akan timbul ?
3. Apa saja jenis vaksin ?
4. Perbedaan imunisasi aktif dan pasif ?
5. Penyakit apa saja yang harus dicega dengan vaksin ?
6. Apa itu imunisasi dewasa ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja definisi dari imunisasi.
2. Untuk mengetahui reaksi apa saja pada imunisasi.
3. Untuk mengetahui apa saja jenis imunisasi.
4. Untuk mengetahui perbedaan imunisasi akti dan pasif
5. Untuk mengetahui Penyakit apa saja yang harus dicegah dengan vaksin
6. Untuk mengetahui tentang imunisasi dewasa
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Imunisasi adalah memberikan vaksin yang mengandung kuman yang sudah
dilemahkan, caranya bisa diteteskan melalui mulut seperti imunisasi polio dan bisa juga
melalui injeksi. Vaksin yang masuk dalam tubuh bayi itu akan merangsang tubuh
memproduksi antibodi. "Antibodi itu akan melawan bibit penyakit yang masuk dalam tubuh,"
ujarnya.
Imunisasi merupakan salah satu usaha memberikan kekebalan bayi dan anak dengan
cara vaksin ke dalam tubuh. Tujuan imunisasi sendiri adalah agar tubuh terlindung dari
beberapa penyakit berbahaya. Jikapun bayi dan anak sakit, dapat menghindarkan dari
perkembangan penyakit yang menyebabkan cacat atau meninggal dunia.
Imunisasi adalah pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu.
Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu penyakit.
Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Antibodi ini berfungsi melindungi
terhadap penyakit.Vaksin tidak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga membantu
membasmi penyakit yang serius yang timbul pada masa kanak-kanak.
Vaksin secara umum cukup aman. Keuntungan perlindungan yang diberikan vaksin
jauh lebih besar daripada efek samping yang mungkin timbul. Dengan adanya vaksin maka
banyak penyakit masa kanak-kanak yang serius, yang sekarang ini sudah jarang ditemukan.
2.2 Reaksi aantigen-antibodi
Dalam bidang imunologi kuman atau racun kuman (toksin) disebut sebagai antigen.
Secara khusus antigen tersebut merupakan bagian protein kuman atau protein racunnya. Bila
antigen untuk pertama kali masuk ke dalam tubuh manusia, maka sebagai reaksinya tubuh
akan membentuk zat anti. Bila antigen itu kuman, zat anti yang dibuat tubuh disebut antibodi.
Zat anti terhadap racun kuman disebut antioksidan. Berhasil tidaknya tubuh
memusnahkan antigen atau kuman itu bergantung kepada jumlah zat anti yang dibentuk.
Pada umumnya tubuh anak tidak akan mampu melawan antigen yang kuat. Antigen yang kuat
ialah jenis kuman ganas. Virulen yang baru untuk pertama kali dikenal oleh tubuh. Karena itu
anak anda akan menjadi sakit bila terjangkit kuman ganas.
Jadi pada dasarnya reaksi pertama tubuh anak untuk membentuk antibodi/antitoksin
terhadap antigen, tidaklah terlalu kuat. Tubuh belum mempunyai “pengalaman” untuk
mengatasinya. Tetapi pada reaksi yang ke-2, ke-3 dan berikutnya, tubuh anak sudah pandai
membuat zat anti yang cukup tinggi. Dengan cara reaksi antigen-anibody, tubuh anak dengan
kekuatan zat antinya dapat menghancurkan antigen atau kuman; berarti bahwa anak telah
menjadi kebal (imun) terhadap penyakit tersebut.
Dengan dasar reaksi antigen antibodi ini tubuh anak memberikan reaksi perlawanan
terhadap benda-benda asing dari luar (kuman, virus, racun, bahan kimia) yang mungkin akan
merusak tubuh. Dengan demikian anak terhindar dari ancaman luar. Akan tetapi, setelah
beberapa bulan/tahun, jumlah zat anti dalam tubuh akan berkurang, sehingga imunitas tubuh
pun menurun. Agar tubuh tetap kebal diperlukan perangsangan kembali oleh antigen, artinya
anak terseut harus mendapat suntikan/imunisasi ulangan
Sebagai ringkasan mengenai pengertian dasar Imunologi ialah:
 Bila ada antigen (kuman, bakteri, virus, parasit, racun kuman) memasuki tubuh, maka
tubuh akan berusaha untuk menolaknya. Tubuh membuat zat anti yang berupa
antibodi atau antitoksin
 Reaksi tubuh pertama kali terhadap antigen, berlangsung lambat dan lemah, sehingga
tidak cukup banyak antibodi terbentuk.
 Pada reaksi atau respons yang kedua, ketiga dan seterusnya tubuh sudah lebih
mengenal jenis antigen tersebut. Tubuh sudah lebih pandai membuat zat anti,
sehingga dalam waktu yang lebih singkat akan dibentuk zat anti cukup banyak.
 Setelah beberapa waktu, jumlah zat anti dalam tubuh akan berkurang. Untuk
mempertahankan agar tubuh tetap kebal, perlu diberikan antigen/ suntikan/imunisasi
ulang. Ini merupakan rangsangan bagi tubuh untuk membuat zat anti kembali.
Di manakah zat anti tersebut dibentuk tubuhyaitu pada tempat-tempat yang strategis
terdapat alat tubuh yang dapat memproduksi zat anti. Tempat itu adalah hati, limpa , kelenjar
timus dan kelenjar getah bening. Kelenjar getah bening misalnya, tersebar luas di seluruh
jaringan tubuh, seperti di sekitar rongga hidung dan mulut, leher, ketiak, selangkangan,
rongga perut. “Amandel” atau tonil merupakan kelenjar getah bening yang terdapat pada
rongga mulut sebelah dalam. Berbagai alat tubuh yang disebutkan tadi merupakan pusat
jaringan terbentuknya kekebalan pada manusia. Kerusakan pada alat ini akan menyebabkan
seringnya anak terserang berbagai jenis infeksi: lazimnya dikatakan “daya tahan tubuh anak
merendah”.
2.3 Jenis vaksin
Ada beberapa jenis penyakit yang dianggap berbahaya bagi anak,dapat dilakukan
dengan pemberian imunisasi.
 Program pengembangangan imunisasi (PPI diwajibkan)
1) BCG
Imunisasi BCG (basillus calmette guerin) merupakan imunisasi yang digunakan
untuk mencegah terjadinya penyakit TBC yang berat sebab terjadinya penyakit TBC yang
primer atau yang ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG. TBC yang
berat contohnya adalah TBC pada selaput otak, TBC milier pada seluruh lapangan paru, atau
TBC tulang. Vaksin BCG merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC yang telah
dilemahkan. Vaksin BCG diberikan melalui intradermal. Efek samping pemberian imunisasi
BCG adalah terjadinya ulkus pada daerah suntikan, limfadenitis regionalis, dan reaksi panas
(Hidayat, 2008).
2) HEPATITIS B
Imunisasi hepatitis B merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit hepatitis. Kandungan vaksin ini adalah HbsAg dalam bentuk cair.
Frekuensi pemberian imunisasi hepatitis sebanyak 3 kali dan penguatnya dapat diberikan pada
usia 6 tahun. Imunisais hepatitis ini diberikan melalui intramuskular. Angka kejadian hepatitis
B pada anak balita juga sangat tinggi salam memengaruhi angka kesakitan dan kematian
balita.
3) POLIO
Imunisasi polio merupakan imunisasi yang digunakan ntuk mencegah terjadinya
penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak. Kandungan vaksin
ini adalah virus yang dilemahkan. Imunisasi polio diberikan melalui oral.
4) DPT
Imuniasi DPT (diphteria, pertussis, tetanus) merupakan imunisasi yang digunakan
untuk mencegah terjadinya penyakit difter, pertusis, dan tetanus. Vaksin DPT ini merupakan
vaksin yang mengandung racun kuman difteri yan telah dihilangkan sifat racunnya, namun
masih dapat merangsang pemberian zat anti (toksoid). Pemberian pertama zat anti terbentuk
masih sangat sedikit (tahap pengenalan) terhadap vaksin dan mengaktifkan organ-organ tubuh
membuat zat anti. Pada pemberian kedua dan ketiga terbentuk zat anti yang cukup. Imunisasi
DPT diberikan melalui intramuskular.
5) CAMPAK
Imunisasi campak merupakan imunisais yang digunakan untuk mencegah terjadinya
penyakit campak pada anak karena termasuk penyakit menular. Kandungan vaksin ini adalah
virus yang dilemahkan. Imunisasi campak diberikan melalui subkutan.
 Program pengembangan imunisasi Non PPI (Dianjurkan)
1) Hib
Imunisasi HiB (haemophilus influenza tipe b) merupakan imunisasi yang digunakan
untuk mencegah terjadinya penyakit influenza tipe b. Vaksin ini adalah bentuk polisakarida
murni (PRP; purified capsular polysaccharide) kuman H.influenzae tipe b.
2) PNEUMOKOKUS (PCV)
Vaksin pneumokokus memberikan perlindungan terhadap beberapa strain
Streptococcus pneumoniae. Vaksin dianjurkan untuk anak-anak usia 12 tahun atau lebih yang
menderita amnesia sel sabit, asplenia, HIV, dan limfoma Hodgkin.
3) INFLUENZA
Vaksin virus influenza memberikan perlindungan terhadap strain influenza.
Dianjurkan pada anak berusia lebih dari 6 bulan, yang memiliki penyakit kronis (seperti,
gangguan pernapasan atau jantung, penyakit ginjal, dan diabetes melitus), penyakit HIV, dan
anak-anak yang menerima terapi aspirin jangka panjang (risiko terhadap sindrom Reye)
4) MMR
Imunisasi MMR (measles, mumps, rubella) merupakan imunisasi yang digunakan
dalam memberikan kekebalan terhadap penyakit campak (measles); gondong,
parotisepidemika (mumps); dan campak Jerman (rubella). Dalam imunisasi MMR, antigen
yang dipakai adalah campak strain edmonson yag dilemahkan, virus rubella strain RA 27/3,
dan virus gondong.
5) HEPATITS A
Imunisasi hepatitis A merupakan imunisasi yang dgunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit hepatitis A. Pemberian imuniasi ini dapat diberikan untuk usia di atas 2
tahun.
6) VARISELA
Imuniasi varicella merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya
penyakit cacar air (varicella).
7) HPV
Vaksin adalah obat yang berisi protein HPV (cangkang HPV) yang dapat merangsang
pembentukan antibodi dan dapat mematikan kuman/virus penyebab penyakit yang tidak
mengandung DNA-HPV. Vaksin HPV akan mencegah terjadinya infeksi HPV tipe 16 dan 18
sehingga tidak terjadi kanker serviks karena infeksi HPV 16 dan 18.
2.4 Imunisasi aktif dan pasif
Pada dasarnya ada 2 (dua) jenis imunisasi :
A. Imunisasi pasif (passive immunization)
Kekebalan pasif yaitu tubuh anak tidak membuat zat anti body sendiri tetapi
kekebalan tersebut diperoleh dari luar setelah memperoleh zat penolakan, sehingga proses
cepat tetapi tidak tahan lama.
Kekebalan pasif ini terjadi dengan 2 cara :
 Kekebalan pasif alamiah/ kekebalan pasif bawaan kekebalan yang diperoleh bayi
sejak lahir dari ibunya. Kekebalan ini tidak berlangsung lama (kira-kira hanya sekitar
5 bulan setelah bayi lahir) misalnya difteri, morbili dan tetanus.
 Kekebalan pasif buatan dimana kekebalan ini diperoleh setelah mendapat suntikan zat
penolakan.
B. Imunisasi aktif (active immunization)
Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat sendiri oleh tubuh untuk menolak
terhadap suatu penyakit tertentu dimana prosesnya lambat tetapi dapat bertahan lama.
 Kekebalan aktif alamiah
Dimana tubuh anak membuat kekebalan sendiri setelah mengalami atau sembuh dari suatu
penyakit misalnya anak telah menderita campak. Setelah sembuh anak tidak akan terserang
campak lagi, karena tubuhnya telah membuat zat penolakan terhadap penyakit tersebut.
 Kekebalan aktif buatan
Kekebalan yang dibuat tubuh setelah mendapat vaksin (imunisasi), misalnya anak
diberikan vaksinasi BCG, DPT, HB, Polio dan lainnya.
Perbedaan yang penting antara jenis imunisasi aktif dan imunisasi pasif ialah:
 Untuk memperoleh kekebalan yang cukup, jumlah zat anti dalam tubuh harus
meningkat; pada imunisasi aktif diperlukan waktu yang agak lebih lama untuk
membuat zat anti itu dibandingkan dengan imunisasi pasif.
 Kekebalan yang terdapat pada imunisasi aktif bertahan lama (bertahun-tahun),
sedangkan pada imunisasi pasif hanya berlangsung untuk 1 – 2 bulan.
 Imunisasi aktif: tubuh anak sendiri membuat zat anti yang akan bertahan selama
bertahun-tahun.
 Imunisasi pasif: tubuh anak tidak membuat sendiri zat anti. Si anak mendapatnya dari
luar tubuh dengan cara penyuntikan bahan/serum yang telah mengandung zat anti
 Kekebalan yang diperoleh dengan imunisasi pasif tidak berlangsung lama.
2.5 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
1) TBC
Untuk mencegah timbulnya tuberkolosis (TBC) dapat dilakukan imunisasi BCG.
Imunisasi BCGadalah singkatan dari Basillus Calmatto Guenin. Nama ini diambil dari nama
penemu kumanyaitu Calmotto dan Guenin yang digunakan tersebut sejak tahun 1920
dibiakkan sampai 230 kaliselama 13 tahunDi Negara yang telah maju, imunisasi BCG
diberikan kepada mereka yang mempunyai resikokontak dengan penderita TBC dan uji
tuberkulinya masih negative, misalnya dokter, mahasiswakedokteran, dan perawat. Uji
tuberculin adalah suatu tes (uji) untuk mengetahui apakahseseorang telah memiliki zat anti
terhadap penyakit TBC atau belum.Di Indonesia pemberian imunisasi BCG tidak hanya
terbatas pada mereka yang memiliki resikotinggi mengingat tingginya kemungkinan infeksi
kuman TBC. Imunisasi BCG diberikan padasemua bayi baru lahir sampai usia kurang dari
dua bulan.
2) Difteri, Pertusis dan Tetanus
Penderita difteri, pertusis, dan tetanus ini bila tidak segera mendapat pertolongan yang
memadaimaka berakibat fatal. Imunisasi DPT dimaksudkan untuk mencegah ketiga penyakit
tersebut diatas. Imunisasi dasar diberikan tiga kali, pertama kali bersama dengan BCG dan
polio, kemudian berturut-turut dua kali dengan jarak masing-masing 4 minggu (1 bulan).
Imunisasi ulangan dapatdilakukan 1 tahun setelah imunisasi ketiga dan pada saat usia masuk
sekolah dasar (5-6 tahun).Imunisasi selanjutnya dianjurkan tiap lima tahun dengan imunisasi
DT (tanpa pertusis).
3) Poliomyelitis
Penderita poliomyelitis apabila terhindar dari kematian banyak yang menderita
kecacatansehingga imunisasi sebagai usaha pencegahan sangat dianjurkan.Imunisasi polio di
Indonesia dilakukan dengan cara meneteskan vaksin sabin sebanyak 2 tetes dimulut. Pertama
kali diberikan bersama BCG dan DPT pertama pada usia dua bulan. Kemudiandiulang
dengan jarak 4 minggu sebanyak 4 kali. Imunisasi ulangan dilakukan satu tahun,
setelahimunisasi dasar ke-4 dan saat masuk SD (6-7 tahun). Imunisasi tambahan dapat
diberikan apabilaada resiko kontak dengan virus ganas.
4) Hepatitis B
Pencegahan dapat dilakukan dengan cara vaksin hepatitis B yang dipakai untuk
program pemerintah di Indonesia adalah vaksin buatan Korean Green Cross yang dibuat dari
plasmadarah penderita hepatitis B. Adapula vaksin yang dibuat secara sintetis. Vaksin ini
dibuat dari selragi, misalnya H-B Vak II yang dikembangkan oleh MSD (Merck Sharp dan
Dohme).
5) Campak
Pencegahan penyakit campak dapat dilakukan melalui imunisasi. Imunisasi campak
dilakukanketika bayi berumur sekitar 9 bulan. Imunisasi campak hanya dilakukan satu kali
dankekebalannya bisa berlangsung seumur hidup. Imunisasi campak bisa diberikan sendiri
atau bersama dalam imunisasi MMR (Sudarmanto,1997:22).
2.6 Imunisasi pada orang dewasa
Dalam mencapai Indonesia sehat di tahun 2010, upaya pencegahan penyakit
termasuk imunisasi merupakan upaya penting. Manfaat imunisasi pada anak telah
diyakini dapat mencegah penularan berbagai penyakit infeksi. Pemerintah telah
melaksanakan program imunisasi anak di tingkat pelayanan primer. Namun demikian
manfaat imunisasi pada orang dewasa belum sepenuhnya diyakini petugas kesehatan apalagi
orang awam.
Padahal American Society of Internal Medicine dalam pertemuan tahunannya di
Atlanta, Amerika Serikat menegaskan kembali bahwa imunisasi pada orang dewasa dapat
mencegah kematian seratus kali lipat akibat penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin
dibandingkan dengan anak. Jadi terdapat peluang besar untuk mencegah kematian orang
dewasa melalui imunisasi. Upaya menggiatkan imunisasi dewasa perlu dimulai dengan
meningkatkan kepedulian dan pemahaman petugas kesehatan terhadap pentingnya
pencegahan.
 Penjelasan rekomendasi jadwal imunisasi dewasa
1. Tetanus dan Diphteria (Td)
 Seluruh orang dewasa harus mendapat vaksinasi lengkap 3 dosis seri primer dari
difteri dan toksoid tetanus, dengan 2 dosis diberikan paling tidak dengan jarak 4
minggu dan dosis ketiga diberikan 6 hingga 12 bulan setelah dosis kedua. Jika orang
dewasa belum pernah mendapat imunisasi tetanus dan difteri, maka diberikan seri
primer diikuti dosis penguat setiap 10 tahun.
2. Measles, Mumps, Rubella (MMR)
 Orang dewasa yang lahir sebelum 1957 dianggap telah mendapat imunitas secara
alamiah. Orang dewasa yang lahir pada tahun 1957 atau sesudahnya perlu mendapat 1
dosis vaksin MMR. Beberapa kelompok orang dewasa yang berisiko terpapar
mungkin memerlukan 2 dosis yang diberikan tidak kurang dari jarak 4 minggu.
Misalnya, mereka yang kerja di fasilitas kesehatan dan yang sering melakukan
perjalanan.
3. Influenza
 Vaksinasi influenza dilakukan setiap tahun bagi orang dewasa dengan usia > 50
tahun; penghuni rumah jompo dan penghuni fasilitas-fasilitas lain dalam waktu lama
(misalnya biara, asrama dsb); orang muda dengan penyakit jantung, paru kronis,
penyakit metabolisme (termasuk diabetes), disfungsi ginjal, hemoglobinopati atau
immunosupresi, HIV, juga untuk anggota rumah tangga, perawat dan petugas-
petugas kesehatan di atas. Vaksin ini juga dianjurkan untuk calon jemaah haji karena
risiko paparan tinggi. Di Amerika Serikat dan Australia, imunisasi influenza telah
dijadikan program sehingga semua orang berumur 65 tahun atau lebih mendapat
layanan imunisasi infuenza melalui program pemerintah.
4. Pneumokok
 Vaksin polisakarida pneumokok diberikan, pada orang dewasa usia > 65 tahun dan
mereka yang berusia < 65 tahun dengan penyakit kardiovaskular kronis, penyakit paru
kronis, diabetes melitus, alkoholik chirrosis, kebocoran cairan serebospinal, asplenia
anatomik/fungsional, infeksi HIV, leukemia, penyakit limfoma Hodgkins, mieloma
berganda, malignansi umum, gagal ginjal kronis, gejala nefrotik, atau mendapat
kemoterapi imunosupresif. Vaksinasi ulang secara rutin pada individu
imunokompeten yang sebelumnya mendapat vaksinasi Pneumo 23 valensi tidak
dianjurkan; tetapi, revaksinasi dianjurkan jika vaksinasi sebelumnya sudah > 5 tahun
dan juga
1. Umur < 65 th ketika divaksinasi terdahulu dan sekarang > 65 th
2. Merupakan individu berisiko tinggi terjadinya infeksi pneumokok serius (sesuai
deskripsi Advisory Comittee on Immunization Practice, ACIP)
3. Individu dengan tingkat antibodi yang cepat sekali turun
5. Hepatitis A
 Vaksin Hepatitis A diberikan dua dosis dengan jarak 6 hingga 12 bulan pada individu
berisiko terjadinya infeksi virus Hepatitis A, seperti penyaji makanan (food handlers)
dan mereka yang menginginkan imunitas, populasi berisiko tinggi, mis: individu yang
sering melakukan perjalanan atau bekerja di suatu negara dengan prevalensi tinggi
Hepatitis A, homoseksual, pengguna narkoba, penderita penyakit hati, individu yang
bekerja dengan hewan primata terinfeksi Hepatitis A atau peneliti virus Hepatitis A.
6. Hepatitis B
 Dewasa yang berisiko terinfeksi Hepatitis B: Individu yang terpapar darah atau
produk darah dalam kerjanya, klien dan staff institusi pendidikan manusia cacat,
pasien hemodialisis, penerima konsentrat faktor VIII atau IX, rumah tangga atau
kontak seksual dengan individu yang teridentifikasi positif HBsAg-nya, individu
yang berencana pergi atau tinggal di suatu tempat dimana infeksi Hepatitis B sering
dijumpai, pengguna obat injeksi, homoseksual/biseksual aktif, individu heteroseksual
aktif dengan pasangan berganti-ganti atau baru terkena PMS, fasilitas penampungan
korban narkoba, individu etnis kepulauan pasifik atau imigran/pengungsi baru dimana
endemisitas daerah asal sangat tinggi/lumayan. Berikan 3 dosis dengan jadwal 0, 1
dan 6 bulan. Bila setelah imunisasi terdapat respons baik, maka tidak perlu dilakukan
pemberian imunisasi penguat (booster).
7. Meningokok
 Vaksin meningokok polisakarida tetravalen (A/C/Y/W-135) wajib diberikan pada
calon haji. Vaksin ini juga dianjurkan untuk individu defisiensi komponen, pasien
asplenia anatomik dan fungsional, dan pelancong ke negara di mana terdapat epidemi
penyakit meningokok (misalnya “Meningitis belt” di sub-Sahara Afrika).
Pertimbangkan vaksinasi ulang setelah 3 tahun.
8. Varisela
 Vaksin varisela diberikan pada individu yang akan kontak dekat dengan pasien
berisiko tinggi terjadinya komplikasi (misalnya petugas kesehatan dan keluarga yang
kontak dengan individu imunokompromais). Pertimbangkan vaksinasi bagi mereka
yang berisiko tinggi terpapar virus varisela, seperti mereka yang pekerjaannya
berisiko (misalnya guru yang mengajar anak-anak, petugas kesehatan, dan residen
serta staf di lingkungan institusi), mahasiswa, penghuni serta staf institusi penyadaran
(rehabilitasi) anggota militer, wanita usia subur yang belum hamil, dan mereka yang
sering melakukan perjalanan kerja/wisata. Vaksinasi terdiri dari 2 dosis yang
diberikan dengan jarak 4–8 minggu.
9. Demam Tifoid
 Dianjurkan penggunaannya pada pekerja jasa boga, wisatawan yang berkunjung ke
daerah endemis. Pemberian vaksin Thypim vi perlu diulang setiap 3 tahun.
10. Yellow Fever
 WHO mewajibkan vaksin ini bagi wisatawan yang akan berkunjung ke Afrika
Selatan. Ulangan vaksinasi setiap 10 tahun.
11. Japanese Encephalitis
 Untuk wisatawan yang akan bepergian ke daerah endemis (Asia) dan tinggal lebih
dari 30 hari atau akan tinggal lama di sana, terutama jika mereka melakukan aktivitas
di pedesaan.
12. Rabies
 Bukan merupakan imunisasi rutin. Dianjurkan pada individu berisiko tinggi tertular
(dokter hewan dan petugas yang bekerja dengan hewan, pekerja laboratorium),
wisatawan yang berkunjung ke daerah endemis yang berisiko kontak dengan hewan
dan individu yang tergigit binatang tersangka rabies.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Imunisasi adalah pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu.
Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu penyakit. Vaksin
membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Antibodi ini berfungsi melindungi terhadap
penyakit.Vaksin tidak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga membantu membasmi
penyakit yang serius yang timbul pada masa kanak-kanak.
Vaksin secara umum cukup aman. Keuntungan perlindungan yang diberikan vaksin
jauh lebih besar daripada efek samping yang mungkin timbul. Dengan adanya vaksin maka
banyak penyakit masa kanak-kanak yang serius, yang sekarang ini sudah jarang ditemukan.
Jadi pada dasarnya reaksi pertama tubuh anak untuk membentuk antibodi/antitoksin terhadap
antigen, tidaklah terlalu kuat. Tubuh belum mempunyai “pengalaman” untuk mengatasinya.
Tetapi pada reaksi yang ke-2, ke-3 dan berikutnya, tubuh anak sudah pandai membuat
zat anti yang cukup tinggi. Dengan cara reaksi antigen-anibody, tubuh anak dengan kekuatan
zat antinya dapat menghancurkan antigen atau kuman; berarti bahwa anak telah menjadi
kebal (imun) terhadap penyakit tersebut.
Dari uraian ini, yang terpenting ialah bahwa dengan imunisasi, anak anda terhindar
dari ancaman penyakit yang ganas tanpa bantuan pengobatan
B. Saran
Jika dalam penuilisan makalah ini terdapat kekuarangn dan kesalahan, kami mohon
maaf. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar kami
dapat membuat makalah yang lebih baik di kemudian hari.
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini.Tidak lupa saya
ucapkan kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan
dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari sempurna dan disana
sini masih banyak kekurangan dan, oleh sebab itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca.
Pada kesempatan ini juga kami tak lupa mengucapkan terima kasih.Dan semoga
dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.Amin.
DAFTAR PUSTAKA
HANDBOOK FOR HEALTH STUDENT/2015 nursing,midwife,pharmacy,doctor
Jawa pos
Wikipedia
Blog.Dinas kesehatan
Tugas Kelompok
K I A
‘IMUNISASI’
OLEH
SANGGULA K201302143
ASMAYANTI K201302149
SITI AMINAH K201302
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MANDALA WALUYA
KENDARI
2016

More Related Content

What's hot

Pelatihan kader pin polio 2016
Pelatihan kader pin polio 2016Pelatihan kader pin polio 2016
Pelatihan kader pin polio 2016Angghaw
 
Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS
Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS
Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS Amalia Ifanasari
 
Imunisasi farmakologi
Imunisasi farmakologiImunisasi farmakologi
Imunisasi farmakologisartita ode
 
Pandangan islam tentang imunisasi(nama,haslia.nim 2013.ib.0014)
Pandangan islam tentang imunisasi(nama,haslia.nim 2013.ib.0014)Pandangan islam tentang imunisasi(nama,haslia.nim 2013.ib.0014)
Pandangan islam tentang imunisasi(nama,haslia.nim 2013.ib.0014)Operator Warnet Vast Raha
 
Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi polio dengan tingka...
Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi polio dengan tingka...Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi polio dengan tingka...
Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi polio dengan tingka...Operator Warnet Vast Raha
 
Kebijakan prog imunisasi 2015 acc
Kebijakan prog imunisasi 2015 accKebijakan prog imunisasi 2015 acc
Kebijakan prog imunisasi 2015 accAlan D. Haqqi
 
Imunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAPImunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAPZakiah dr
 
Tm 1 konsep dasar keperawatan anak
Tm 1 konsep dasar keperawatan anakTm 1 konsep dasar keperawatan anak
Tm 1 konsep dasar keperawatan anakTYASLARASATI
 
Buku panduan pekan imunisasi 2015
Buku panduan pekan imunisasi 2015Buku panduan pekan imunisasi 2015
Buku panduan pekan imunisasi 2015sehatnegeriku
 
Konsep imunisasi (anak)
Konsep imunisasi (anak)Konsep imunisasi (anak)
Konsep imunisasi (anak)whenny
 
PPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
PPT Imunisasi - PowerPoint ImunisasiPPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
PPT Imunisasi - PowerPoint ImunisasiLutfi Imansari
 

What's hot (20)

Pelatihan kader pin polio 2016
Pelatihan kader pin polio 2016Pelatihan kader pin polio 2016
Pelatihan kader pin polio 2016
 
Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS
Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS
Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS
 
Pemetaan
PemetaanPemetaan
Pemetaan
 
Imunisasi dasar
Imunisasi dasarImunisasi dasar
Imunisasi dasar
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
 
Imunisasi farmakologi
Imunisasi farmakologiImunisasi farmakologi
Imunisasi farmakologi
 
Pandangan islam tentang imunisasi(nama,haslia.nim 2013.ib.0014)
Pandangan islam tentang imunisasi(nama,haslia.nim 2013.ib.0014)Pandangan islam tentang imunisasi(nama,haslia.nim 2013.ib.0014)
Pandangan islam tentang imunisasi(nama,haslia.nim 2013.ib.0014)
 
Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi polio dengan tingka...
Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi polio dengan tingka...Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi polio dengan tingka...
Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi polio dengan tingka...
 
Kebijakan prog imunisasi 2015 acc
Kebijakan prog imunisasi 2015 accKebijakan prog imunisasi 2015 acc
Kebijakan prog imunisasi 2015 acc
 
Immunisasi
Immunisasi Immunisasi
Immunisasi
 
Imunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAPImunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAP
 
Tm 1 konsep dasar keperawatan anak
Tm 1 konsep dasar keperawatan anakTm 1 konsep dasar keperawatan anak
Tm 1 konsep dasar keperawatan anak
 
Buku panduan pekan imunisasi 2015
Buku panduan pekan imunisasi 2015Buku panduan pekan imunisasi 2015
Buku panduan pekan imunisasi 2015
 
Fiqh Kontemporer
Fiqh KontemporerFiqh Kontemporer
Fiqh Kontemporer
 
Konsep imunisasi (anak)
Konsep imunisasi (anak)Konsep imunisasi (anak)
Konsep imunisasi (anak)
 
Penkes imunisasi
Penkes imunisasiPenkes imunisasi
Penkes imunisasi
 
Vaksinasi
VaksinasiVaksinasi
Vaksinasi
 
MuI imunisasi halal
MuI imunisasi halalMuI imunisasi halal
MuI imunisasi halal
 
PPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
PPT Imunisasi - PowerPoint ImunisasiPPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
PPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
 
Sap imunisasi
Sap imunisasiSap imunisasi
Sap imunisasi
 

Similar to Makalah kia

Modul 2 kb 3 imunisas
Modul 2 kb 3 imunisasModul 2 kb 3 imunisas
Modul 2 kb 3 imunisaspjj_kemenkes
 
IMUNISASI BAYI.pptx
IMUNISASI BAYI.pptxIMUNISASI BAYI.pptx
IMUNISASI BAYI.pptxSulasmiMirai
 
Imunologi dan vaksin
Imunologi dan vaksin Imunologi dan vaksin
Imunologi dan vaksin Dedi Kun
 
LEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdf
LEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdfLEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdf
LEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdfMimaBaitanu1
 
IMUNISASI PADA ANAK.pptx
IMUNISASI PADA ANAK.pptxIMUNISASI PADA ANAK.pptx
IMUNISASI PADA ANAK.pptxAtinzunikah2
 
IMUNISASI KLMPK 1_INDAH SARLINDAH.pptx
IMUNISASI KLMPK 1_INDAH SARLINDAH.pptxIMUNISASI KLMPK 1_INDAH SARLINDAH.pptx
IMUNISASI KLMPK 1_INDAH SARLINDAH.pptxdevi Narti
 
caput succedaneum materi askeb stikes muhammadiyah kudus
caput succedaneum materi askeb stikes muhammadiyah kuduscaput succedaneum materi askeb stikes muhammadiyah kudus
caput succedaneum materi askeb stikes muhammadiyah kudusFania Nisa
 
Buku Saku Imunisasi untuk Petugas Kesehatan
Buku Saku Imunisasi untuk Petugas KesehatanBuku Saku Imunisasi untuk Petugas Kesehatan
Buku Saku Imunisasi untuk Petugas KesehatanDitjen P2P
 
Promkes imunisasi
Promkes imunisasiPromkes imunisasi
Promkes imunisasiIra Rosita
 
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docx
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docxKERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docx
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docxBudimanSetiawan5
 
konsep imunisasi pada anak power point.
konsep imunisasi pada anak  power point.konsep imunisasi pada anak  power point.
konsep imunisasi pada anak power point.andielvi1
 

Similar to Makalah kia (20)

Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
 
Modul 2 kb 3 imunisas
Modul 2 kb 3 imunisasModul 2 kb 3 imunisas
Modul 2 kb 3 imunisas
 
Progam imunisasii
Progam imunisasiiProgam imunisasii
Progam imunisasii
 
IMUNISASI BAYI.pptx
IMUNISASI BAYI.pptxIMUNISASI BAYI.pptx
IMUNISASI BAYI.pptx
 
Makalah imunisasi dpt
Makalah imunisasi dptMakalah imunisasi dpt
Makalah imunisasi dpt
 
Imunologi dan vaksin
Imunologi dan vaksin Imunologi dan vaksin
Imunologi dan vaksin
 
LEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdf
LEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdfLEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdf
LEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdf
 
askeb Bayi sehat dengan imunisasi campak
askeb Bayi sehat dengan imunisasi campakaskeb Bayi sehat dengan imunisasi campak
askeb Bayi sehat dengan imunisasi campak
 
IMUNISASI PADA ANAK.pptx
IMUNISASI PADA ANAK.pptxIMUNISASI PADA ANAK.pptx
IMUNISASI PADA ANAK.pptx
 
IMUNISASI KLMPK 1_INDAH SARLINDAH.pptx
IMUNISASI KLMPK 1_INDAH SARLINDAH.pptxIMUNISASI KLMPK 1_INDAH SARLINDAH.pptx
IMUNISASI KLMPK 1_INDAH SARLINDAH.pptx
 
imunisasi 2 revisi.doc
imunisasi 2 revisi.docimunisasi 2 revisi.doc
imunisasi 2 revisi.doc
 
imunisasi 2 revisi.doc
imunisasi 2 revisi.docimunisasi 2 revisi.doc
imunisasi 2 revisi.doc
 
caput succedaneum materi askeb stikes muhammadiyah kudus
caput succedaneum materi askeb stikes muhammadiyah kuduscaput succedaneum materi askeb stikes muhammadiyah kudus
caput succedaneum materi askeb stikes muhammadiyah kudus
 
Imunisasi PPI
Imunisasi PPIImunisasi PPI
Imunisasi PPI
 
Buku Saku Imunisasi untuk Petugas Kesehatan
Buku Saku Imunisasi untuk Petugas KesehatanBuku Saku Imunisasi untuk Petugas Kesehatan
Buku Saku Imunisasi untuk Petugas Kesehatan
 
imunisasi PADA ANAK.ppt
imunisasi PADA ANAK.pptimunisasi PADA ANAK.ppt
imunisasi PADA ANAK.ppt
 
Promkes imunisasi
Promkes imunisasiPromkes imunisasi
Promkes imunisasi
 
Vaksin
VaksinVaksin
Vaksin
 
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docx
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docxKERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docx
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docx
 
konsep imunisasi pada anak power point.
konsep imunisasi pada anak  power point.konsep imunisasi pada anak  power point.
konsep imunisasi pada anak power point.
 

Recently uploaded

Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Arif Fahmi
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smearprofesibidan2
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritisfidel377036
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024Zakiah dr
 
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADAASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADARismaZulfiani
 
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologissuser7c01e3
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Codajongshopp
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxmade406432
 
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptStevenSamuelBangun
 
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) CurrentMateri Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Currentaditya romadhon
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbSendaUNNES
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxsiampurnomo90
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxabdulmujibmgi
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxmarodotodo
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxHikmaLavigne
 

Recently uploaded (15)

Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
 
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADAASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
 
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
 
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
 
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) CurrentMateri Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
 

Makalah kia

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan Program Imunisasi (PPI) merupakan program pemerintah dalam bidang imunisasi guna mencapai komitmen internasional Universal Child Immunization (UCI) pada akhir 1990. Tujuan program imunisasi dalam komitmen internasional (ultimate goal) adalah eradikasi polio (ERAPO), eliminasi tetanus neonatorum (ETN), serta reduksi campak, yang akan dicapai pada tahun 2000. Sedangkan target UCI 80-80-80 merupakan tujuan antara (intermediate goal) berarti cakupan imunisasi untuk BCG, DPT, polio, campak dan hepatitis B, harus mencapai 80% baik di tingkat nasional, propinsi, kabupaten bahkan di setiap desa (Ismael, 2001) Pada saat ini imunisasi sendiri sudah berkembang cukup pesat, ini terbukti dengan menurunnya angka kesakitan dan angka kematian bayi. Angka kesakitan bayi menurun 10% dari angka sebelumnya, sedangkan angka kematian bayi menurun 5% dari angka sebelumnya menjadi 1,7 juta kematian setiap tahunnya di Indonesia (Depkes RI/2009). Apabila Imunisasi dasar belum pernah diberikan pada usia yang seharusnya tetapi belum mencapai usia 8 tahun, perlu diberikan 4 dosis DPT (1-3 berselang 1-2 bulan dan yang ke-4 diberikan enam bulan kemudian). Apabila umur anak sudah menginjak lebih dari 8 tahun, dapat diberikan Td (ADT=adult),vaksin difteri untuk dewasa), sebagai pengganti DT yang diberikan 3 dosis intrval 1-2 bulan dengan booster TD maupun TT sepuluh tahun kemudian (Ranuh, 2001). Pemerintah juga berencana melakukan tiga tahap kampanye imunisasi campak dan polio selama tahun 2009-2011. Kampanye polio dan campak tahap pertama dilaksanakan tanggal 6-24 Oktober di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara dan Maluku Utara. "Untuk tahap pertama di tiga provinsi, nanti semua akan dapat. Penetapan prioritas ini dilakukan berdasar cakupan imunisasi dan hasil surveilans. Tahun 2010, kampanye serupa tahap kedua akan dilakukan di Maluku, Papua Barat, Sumatra Barat, Riau, Jambi,
  • 2. Sumatera Selatan, Bengkulu, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Nusa Tenggara Timur dan Banten. Kampanye tahap ketiga akan dilakukan di semua provinsi yang ada di pulau Kalimantan dan Sulawesi. Selama masa kampanye, masyarakat yang memiliki anak berusia di bawah lima tahun diminta membawa anak-anak mereka ke pos-pos pelayanan imunisasi yang ada di puskesmas, posyandu dan sarana kesehatan lain untuk mendapatkan vaksinasi polio oral dan suntikan vaksin campak. Kegiatan itu diharapkan dapat mencegah munculnya kasus baru penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi hingga saat ini kejadian penyakit tersebut masih ditemui dan bahkan menimbulkan kejadian luar biasa di beberapa daerah. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa saja definisi dari imunisasi ? 2. Reaksi apa saja yang akan timbul ? 3. Apa saja jenis vaksin ? 4. Perbedaan imunisasi aktif dan pasif ? 5. Penyakit apa saja yang harus dicega dengan vaksin ? 6. Apa itu imunisasi dewasa ? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui apa saja definisi dari imunisasi. 2. Untuk mengetahui reaksi apa saja pada imunisasi. 3. Untuk mengetahui apa saja jenis imunisasi. 4. Untuk mengetahui perbedaan imunisasi akti dan pasif 5. Untuk mengetahui Penyakit apa saja yang harus dicegah dengan vaksin 6. Untuk mengetahui tentang imunisasi dewasa
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Imunisasi adalah memberikan vaksin yang mengandung kuman yang sudah dilemahkan, caranya bisa diteteskan melalui mulut seperti imunisasi polio dan bisa juga melalui injeksi. Vaksin yang masuk dalam tubuh bayi itu akan merangsang tubuh memproduksi antibodi. "Antibodi itu akan melawan bibit penyakit yang masuk dalam tubuh," ujarnya. Imunisasi merupakan salah satu usaha memberikan kekebalan bayi dan anak dengan cara vaksin ke dalam tubuh. Tujuan imunisasi sendiri adalah agar tubuh terlindung dari beberapa penyakit berbahaya. Jikapun bayi dan anak sakit, dapat menghindarkan dari perkembangan penyakit yang menyebabkan cacat atau meninggal dunia. Imunisasi adalah pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu. Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu penyakit. Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Antibodi ini berfungsi melindungi terhadap penyakit.Vaksin tidak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga membantu membasmi penyakit yang serius yang timbul pada masa kanak-kanak. Vaksin secara umum cukup aman. Keuntungan perlindungan yang diberikan vaksin jauh lebih besar daripada efek samping yang mungkin timbul. Dengan adanya vaksin maka banyak penyakit masa kanak-kanak yang serius, yang sekarang ini sudah jarang ditemukan. 2.2 Reaksi aantigen-antibodi Dalam bidang imunologi kuman atau racun kuman (toksin) disebut sebagai antigen. Secara khusus antigen tersebut merupakan bagian protein kuman atau protein racunnya. Bila antigen untuk pertama kali masuk ke dalam tubuh manusia, maka sebagai reaksinya tubuh akan membentuk zat anti. Bila antigen itu kuman, zat anti yang dibuat tubuh disebut antibodi. Zat anti terhadap racun kuman disebut antioksidan. Berhasil tidaknya tubuh memusnahkan antigen atau kuman itu bergantung kepada jumlah zat anti yang dibentuk. Pada umumnya tubuh anak tidak akan mampu melawan antigen yang kuat. Antigen yang kuat ialah jenis kuman ganas. Virulen yang baru untuk pertama kali dikenal oleh tubuh. Karena itu anak anda akan menjadi sakit bila terjangkit kuman ganas.
  • 4. Jadi pada dasarnya reaksi pertama tubuh anak untuk membentuk antibodi/antitoksin terhadap antigen, tidaklah terlalu kuat. Tubuh belum mempunyai “pengalaman” untuk mengatasinya. Tetapi pada reaksi yang ke-2, ke-3 dan berikutnya, tubuh anak sudah pandai membuat zat anti yang cukup tinggi. Dengan cara reaksi antigen-anibody, tubuh anak dengan kekuatan zat antinya dapat menghancurkan antigen atau kuman; berarti bahwa anak telah menjadi kebal (imun) terhadap penyakit tersebut. Dengan dasar reaksi antigen antibodi ini tubuh anak memberikan reaksi perlawanan terhadap benda-benda asing dari luar (kuman, virus, racun, bahan kimia) yang mungkin akan merusak tubuh. Dengan demikian anak terhindar dari ancaman luar. Akan tetapi, setelah beberapa bulan/tahun, jumlah zat anti dalam tubuh akan berkurang, sehingga imunitas tubuh pun menurun. Agar tubuh tetap kebal diperlukan perangsangan kembali oleh antigen, artinya anak terseut harus mendapat suntikan/imunisasi ulangan Sebagai ringkasan mengenai pengertian dasar Imunologi ialah:  Bila ada antigen (kuman, bakteri, virus, parasit, racun kuman) memasuki tubuh, maka tubuh akan berusaha untuk menolaknya. Tubuh membuat zat anti yang berupa antibodi atau antitoksin  Reaksi tubuh pertama kali terhadap antigen, berlangsung lambat dan lemah, sehingga tidak cukup banyak antibodi terbentuk.  Pada reaksi atau respons yang kedua, ketiga dan seterusnya tubuh sudah lebih mengenal jenis antigen tersebut. Tubuh sudah lebih pandai membuat zat anti, sehingga dalam waktu yang lebih singkat akan dibentuk zat anti cukup banyak.  Setelah beberapa waktu, jumlah zat anti dalam tubuh akan berkurang. Untuk mempertahankan agar tubuh tetap kebal, perlu diberikan antigen/ suntikan/imunisasi ulang. Ini merupakan rangsangan bagi tubuh untuk membuat zat anti kembali. Di manakah zat anti tersebut dibentuk tubuhyaitu pada tempat-tempat yang strategis terdapat alat tubuh yang dapat memproduksi zat anti. Tempat itu adalah hati, limpa , kelenjar timus dan kelenjar getah bening. Kelenjar getah bening misalnya, tersebar luas di seluruh jaringan tubuh, seperti di sekitar rongga hidung dan mulut, leher, ketiak, selangkangan, rongga perut. “Amandel” atau tonil merupakan kelenjar getah bening yang terdapat pada rongga mulut sebelah dalam. Berbagai alat tubuh yang disebutkan tadi merupakan pusat jaringan terbentuknya kekebalan pada manusia. Kerusakan pada alat ini akan menyebabkan
  • 5. seringnya anak terserang berbagai jenis infeksi: lazimnya dikatakan “daya tahan tubuh anak merendah”. 2.3 Jenis vaksin Ada beberapa jenis penyakit yang dianggap berbahaya bagi anak,dapat dilakukan dengan pemberian imunisasi.  Program pengembangangan imunisasi (PPI diwajibkan) 1) BCG Imunisasi BCG (basillus calmette guerin) merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit TBC yang berat sebab terjadinya penyakit TBC yang primer atau yang ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG. TBC yang berat contohnya adalah TBC pada selaput otak, TBC milier pada seluruh lapangan paru, atau TBC tulang. Vaksin BCG merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC yang telah dilemahkan. Vaksin BCG diberikan melalui intradermal. Efek samping pemberian imunisasi BCG adalah terjadinya ulkus pada daerah suntikan, limfadenitis regionalis, dan reaksi panas (Hidayat, 2008). 2) HEPATITIS B Imunisasi hepatitis B merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis. Kandungan vaksin ini adalah HbsAg dalam bentuk cair. Frekuensi pemberian imunisasi hepatitis sebanyak 3 kali dan penguatnya dapat diberikan pada usia 6 tahun. Imunisais hepatitis ini diberikan melalui intramuskular. Angka kejadian hepatitis B pada anak balita juga sangat tinggi salam memengaruhi angka kesakitan dan kematian balita. 3) POLIO Imunisasi polio merupakan imunisasi yang digunakan ntuk mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak. Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan. Imunisasi polio diberikan melalui oral. 4) DPT Imuniasi DPT (diphteria, pertussis, tetanus) merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit difter, pertusis, dan tetanus. Vaksin DPT ini merupakan
  • 6. vaksin yang mengandung racun kuman difteri yan telah dihilangkan sifat racunnya, namun masih dapat merangsang pemberian zat anti (toksoid). Pemberian pertama zat anti terbentuk masih sangat sedikit (tahap pengenalan) terhadap vaksin dan mengaktifkan organ-organ tubuh membuat zat anti. Pada pemberian kedua dan ketiga terbentuk zat anti yang cukup. Imunisasi DPT diberikan melalui intramuskular. 5) CAMPAK Imunisasi campak merupakan imunisais yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit campak pada anak karena termasuk penyakit menular. Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan. Imunisasi campak diberikan melalui subkutan.  Program pengembangan imunisasi Non PPI (Dianjurkan) 1) Hib Imunisasi HiB (haemophilus influenza tipe b) merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit influenza tipe b. Vaksin ini adalah bentuk polisakarida murni (PRP; purified capsular polysaccharide) kuman H.influenzae tipe b. 2) PNEUMOKOKUS (PCV) Vaksin pneumokokus memberikan perlindungan terhadap beberapa strain Streptococcus pneumoniae. Vaksin dianjurkan untuk anak-anak usia 12 tahun atau lebih yang menderita amnesia sel sabit, asplenia, HIV, dan limfoma Hodgkin. 3) INFLUENZA Vaksin virus influenza memberikan perlindungan terhadap strain influenza. Dianjurkan pada anak berusia lebih dari 6 bulan, yang memiliki penyakit kronis (seperti, gangguan pernapasan atau jantung, penyakit ginjal, dan diabetes melitus), penyakit HIV, dan anak-anak yang menerima terapi aspirin jangka panjang (risiko terhadap sindrom Reye) 4) MMR Imunisasi MMR (measles, mumps, rubella) merupakan imunisasi yang digunakan dalam memberikan kekebalan terhadap penyakit campak (measles); gondong, parotisepidemika (mumps); dan campak Jerman (rubella). Dalam imunisasi MMR, antigen yang dipakai adalah campak strain edmonson yag dilemahkan, virus rubella strain RA 27/3, dan virus gondong.
  • 7. 5) HEPATITS A Imunisasi hepatitis A merupakan imunisasi yang dgunakan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis A. Pemberian imuniasi ini dapat diberikan untuk usia di atas 2 tahun. 6) VARISELA Imuniasi varicella merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit cacar air (varicella). 7) HPV Vaksin adalah obat yang berisi protein HPV (cangkang HPV) yang dapat merangsang pembentukan antibodi dan dapat mematikan kuman/virus penyebab penyakit yang tidak mengandung DNA-HPV. Vaksin HPV akan mencegah terjadinya infeksi HPV tipe 16 dan 18 sehingga tidak terjadi kanker serviks karena infeksi HPV 16 dan 18.
  • 8. 2.4 Imunisasi aktif dan pasif Pada dasarnya ada 2 (dua) jenis imunisasi : A. Imunisasi pasif (passive immunization) Kekebalan pasif yaitu tubuh anak tidak membuat zat anti body sendiri tetapi kekebalan tersebut diperoleh dari luar setelah memperoleh zat penolakan, sehingga proses cepat tetapi tidak tahan lama. Kekebalan pasif ini terjadi dengan 2 cara :  Kekebalan pasif alamiah/ kekebalan pasif bawaan kekebalan yang diperoleh bayi sejak lahir dari ibunya. Kekebalan ini tidak berlangsung lama (kira-kira hanya sekitar 5 bulan setelah bayi lahir) misalnya difteri, morbili dan tetanus.  Kekebalan pasif buatan dimana kekebalan ini diperoleh setelah mendapat suntikan zat penolakan. B. Imunisasi aktif (active immunization) Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat sendiri oleh tubuh untuk menolak terhadap suatu penyakit tertentu dimana prosesnya lambat tetapi dapat bertahan lama.  Kekebalan aktif alamiah Dimana tubuh anak membuat kekebalan sendiri setelah mengalami atau sembuh dari suatu penyakit misalnya anak telah menderita campak. Setelah sembuh anak tidak akan terserang campak lagi, karena tubuhnya telah membuat zat penolakan terhadap penyakit tersebut.  Kekebalan aktif buatan Kekebalan yang dibuat tubuh setelah mendapat vaksin (imunisasi), misalnya anak diberikan vaksinasi BCG, DPT, HB, Polio dan lainnya. Perbedaan yang penting antara jenis imunisasi aktif dan imunisasi pasif ialah:  Untuk memperoleh kekebalan yang cukup, jumlah zat anti dalam tubuh harus meningkat; pada imunisasi aktif diperlukan waktu yang agak lebih lama untuk membuat zat anti itu dibandingkan dengan imunisasi pasif.
  • 9.  Kekebalan yang terdapat pada imunisasi aktif bertahan lama (bertahun-tahun), sedangkan pada imunisasi pasif hanya berlangsung untuk 1 – 2 bulan.  Imunisasi aktif: tubuh anak sendiri membuat zat anti yang akan bertahan selama bertahun-tahun.  Imunisasi pasif: tubuh anak tidak membuat sendiri zat anti. Si anak mendapatnya dari luar tubuh dengan cara penyuntikan bahan/serum yang telah mengandung zat anti  Kekebalan yang diperoleh dengan imunisasi pasif tidak berlangsung lama. 2.5 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi 1) TBC Untuk mencegah timbulnya tuberkolosis (TBC) dapat dilakukan imunisasi BCG. Imunisasi BCGadalah singkatan dari Basillus Calmatto Guenin. Nama ini diambil dari nama penemu kumanyaitu Calmotto dan Guenin yang digunakan tersebut sejak tahun 1920 dibiakkan sampai 230 kaliselama 13 tahunDi Negara yang telah maju, imunisasi BCG diberikan kepada mereka yang mempunyai resikokontak dengan penderita TBC dan uji tuberkulinya masih negative, misalnya dokter, mahasiswakedokteran, dan perawat. Uji tuberculin adalah suatu tes (uji) untuk mengetahui apakahseseorang telah memiliki zat anti terhadap penyakit TBC atau belum.Di Indonesia pemberian imunisasi BCG tidak hanya terbatas pada mereka yang memiliki resikotinggi mengingat tingginya kemungkinan infeksi kuman TBC. Imunisasi BCG diberikan padasemua bayi baru lahir sampai usia kurang dari dua bulan. 2) Difteri, Pertusis dan Tetanus Penderita difteri, pertusis, dan tetanus ini bila tidak segera mendapat pertolongan yang memadaimaka berakibat fatal. Imunisasi DPT dimaksudkan untuk mencegah ketiga penyakit tersebut diatas. Imunisasi dasar diberikan tiga kali, pertama kali bersama dengan BCG dan polio, kemudian berturut-turut dua kali dengan jarak masing-masing 4 minggu (1 bulan). Imunisasi ulangan dapatdilakukan 1 tahun setelah imunisasi ketiga dan pada saat usia masuk sekolah dasar (5-6 tahun).Imunisasi selanjutnya dianjurkan tiap lima tahun dengan imunisasi DT (tanpa pertusis). 3) Poliomyelitis
  • 10. Penderita poliomyelitis apabila terhindar dari kematian banyak yang menderita kecacatansehingga imunisasi sebagai usaha pencegahan sangat dianjurkan.Imunisasi polio di Indonesia dilakukan dengan cara meneteskan vaksin sabin sebanyak 2 tetes dimulut. Pertama kali diberikan bersama BCG dan DPT pertama pada usia dua bulan. Kemudiandiulang dengan jarak 4 minggu sebanyak 4 kali. Imunisasi ulangan dilakukan satu tahun, setelahimunisasi dasar ke-4 dan saat masuk SD (6-7 tahun). Imunisasi tambahan dapat diberikan apabilaada resiko kontak dengan virus ganas. 4) Hepatitis B Pencegahan dapat dilakukan dengan cara vaksin hepatitis B yang dipakai untuk program pemerintah di Indonesia adalah vaksin buatan Korean Green Cross yang dibuat dari plasmadarah penderita hepatitis B. Adapula vaksin yang dibuat secara sintetis. Vaksin ini dibuat dari selragi, misalnya H-B Vak II yang dikembangkan oleh MSD (Merck Sharp dan Dohme). 5) Campak Pencegahan penyakit campak dapat dilakukan melalui imunisasi. Imunisasi campak dilakukanketika bayi berumur sekitar 9 bulan. Imunisasi campak hanya dilakukan satu kali dankekebalannya bisa berlangsung seumur hidup. Imunisasi campak bisa diberikan sendiri atau bersama dalam imunisasi MMR (Sudarmanto,1997:22). 2.6 Imunisasi pada orang dewasa Dalam mencapai Indonesia sehat di tahun 2010, upaya pencegahan penyakit termasuk imunisasi merupakan upaya penting. Manfaat imunisasi pada anak telah diyakini dapat mencegah penularan berbagai penyakit infeksi. Pemerintah telah melaksanakan program imunisasi anak di tingkat pelayanan primer. Namun demikian manfaat imunisasi pada orang dewasa belum sepenuhnya diyakini petugas kesehatan apalagi orang awam. Padahal American Society of Internal Medicine dalam pertemuan tahunannya di Atlanta, Amerika Serikat menegaskan kembali bahwa imunisasi pada orang dewasa dapat mencegah kematian seratus kali lipat akibat penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin dibandingkan dengan anak. Jadi terdapat peluang besar untuk mencegah kematian orang dewasa melalui imunisasi. Upaya menggiatkan imunisasi dewasa perlu dimulai dengan meningkatkan kepedulian dan pemahaman petugas kesehatan terhadap pentingnya pencegahan.
  • 11.  Penjelasan rekomendasi jadwal imunisasi dewasa 1. Tetanus dan Diphteria (Td)  Seluruh orang dewasa harus mendapat vaksinasi lengkap 3 dosis seri primer dari difteri dan toksoid tetanus, dengan 2 dosis diberikan paling tidak dengan jarak 4 minggu dan dosis ketiga diberikan 6 hingga 12 bulan setelah dosis kedua. Jika orang dewasa belum pernah mendapat imunisasi tetanus dan difteri, maka diberikan seri primer diikuti dosis penguat setiap 10 tahun. 2. Measles, Mumps, Rubella (MMR)  Orang dewasa yang lahir sebelum 1957 dianggap telah mendapat imunitas secara alamiah. Orang dewasa yang lahir pada tahun 1957 atau sesudahnya perlu mendapat 1 dosis vaksin MMR. Beberapa kelompok orang dewasa yang berisiko terpapar mungkin memerlukan 2 dosis yang diberikan tidak kurang dari jarak 4 minggu. Misalnya, mereka yang kerja di fasilitas kesehatan dan yang sering melakukan perjalanan. 3. Influenza  Vaksinasi influenza dilakukan setiap tahun bagi orang dewasa dengan usia > 50 tahun; penghuni rumah jompo dan penghuni fasilitas-fasilitas lain dalam waktu lama (misalnya biara, asrama dsb); orang muda dengan penyakit jantung, paru kronis, penyakit metabolisme (termasuk diabetes), disfungsi ginjal, hemoglobinopati atau immunosupresi, HIV, juga untuk anggota rumah tangga, perawat dan petugas- petugas kesehatan di atas. Vaksin ini juga dianjurkan untuk calon jemaah haji karena risiko paparan tinggi. Di Amerika Serikat dan Australia, imunisasi influenza telah dijadikan program sehingga semua orang berumur 65 tahun atau lebih mendapat layanan imunisasi infuenza melalui program pemerintah. 4. Pneumokok  Vaksin polisakarida pneumokok diberikan, pada orang dewasa usia > 65 tahun dan mereka yang berusia < 65 tahun dengan penyakit kardiovaskular kronis, penyakit paru kronis, diabetes melitus, alkoholik chirrosis, kebocoran cairan serebospinal, asplenia
  • 12. anatomik/fungsional, infeksi HIV, leukemia, penyakit limfoma Hodgkins, mieloma berganda, malignansi umum, gagal ginjal kronis, gejala nefrotik, atau mendapat kemoterapi imunosupresif. Vaksinasi ulang secara rutin pada individu imunokompeten yang sebelumnya mendapat vaksinasi Pneumo 23 valensi tidak dianjurkan; tetapi, revaksinasi dianjurkan jika vaksinasi sebelumnya sudah > 5 tahun dan juga 1. Umur < 65 th ketika divaksinasi terdahulu dan sekarang > 65 th 2. Merupakan individu berisiko tinggi terjadinya infeksi pneumokok serius (sesuai deskripsi Advisory Comittee on Immunization Practice, ACIP) 3. Individu dengan tingkat antibodi yang cepat sekali turun 5. Hepatitis A  Vaksin Hepatitis A diberikan dua dosis dengan jarak 6 hingga 12 bulan pada individu berisiko terjadinya infeksi virus Hepatitis A, seperti penyaji makanan (food handlers) dan mereka yang menginginkan imunitas, populasi berisiko tinggi, mis: individu yang sering melakukan perjalanan atau bekerja di suatu negara dengan prevalensi tinggi Hepatitis A, homoseksual, pengguna narkoba, penderita penyakit hati, individu yang bekerja dengan hewan primata terinfeksi Hepatitis A atau peneliti virus Hepatitis A. 6. Hepatitis B  Dewasa yang berisiko terinfeksi Hepatitis B: Individu yang terpapar darah atau produk darah dalam kerjanya, klien dan staff institusi pendidikan manusia cacat, pasien hemodialisis, penerima konsentrat faktor VIII atau IX, rumah tangga atau kontak seksual dengan individu yang teridentifikasi positif HBsAg-nya, individu yang berencana pergi atau tinggal di suatu tempat dimana infeksi Hepatitis B sering dijumpai, pengguna obat injeksi, homoseksual/biseksual aktif, individu heteroseksual aktif dengan pasangan berganti-ganti atau baru terkena PMS, fasilitas penampungan korban narkoba, individu etnis kepulauan pasifik atau imigran/pengungsi baru dimana endemisitas daerah asal sangat tinggi/lumayan. Berikan 3 dosis dengan jadwal 0, 1 dan 6 bulan. Bila setelah imunisasi terdapat respons baik, maka tidak perlu dilakukan pemberian imunisasi penguat (booster).
  • 13. 7. Meningokok  Vaksin meningokok polisakarida tetravalen (A/C/Y/W-135) wajib diberikan pada calon haji. Vaksin ini juga dianjurkan untuk individu defisiensi komponen, pasien asplenia anatomik dan fungsional, dan pelancong ke negara di mana terdapat epidemi penyakit meningokok (misalnya “Meningitis belt” di sub-Sahara Afrika). Pertimbangkan vaksinasi ulang setelah 3 tahun. 8. Varisela  Vaksin varisela diberikan pada individu yang akan kontak dekat dengan pasien berisiko tinggi terjadinya komplikasi (misalnya petugas kesehatan dan keluarga yang kontak dengan individu imunokompromais). Pertimbangkan vaksinasi bagi mereka yang berisiko tinggi terpapar virus varisela, seperti mereka yang pekerjaannya berisiko (misalnya guru yang mengajar anak-anak, petugas kesehatan, dan residen serta staf di lingkungan institusi), mahasiswa, penghuni serta staf institusi penyadaran (rehabilitasi) anggota militer, wanita usia subur yang belum hamil, dan mereka yang sering melakukan perjalanan kerja/wisata. Vaksinasi terdiri dari 2 dosis yang diberikan dengan jarak 4–8 minggu. 9. Demam Tifoid  Dianjurkan penggunaannya pada pekerja jasa boga, wisatawan yang berkunjung ke daerah endemis. Pemberian vaksin Thypim vi perlu diulang setiap 3 tahun. 10. Yellow Fever  WHO mewajibkan vaksin ini bagi wisatawan yang akan berkunjung ke Afrika Selatan. Ulangan vaksinasi setiap 10 tahun. 11. Japanese Encephalitis  Untuk wisatawan yang akan bepergian ke daerah endemis (Asia) dan tinggal lebih dari 30 hari atau akan tinggal lama di sana, terutama jika mereka melakukan aktivitas di pedesaan.
  • 14. 12. Rabies  Bukan merupakan imunisasi rutin. Dianjurkan pada individu berisiko tinggi tertular (dokter hewan dan petugas yang bekerja dengan hewan, pekerja laboratorium), wisatawan yang berkunjung ke daerah endemis yang berisiko kontak dengan hewan dan individu yang tergigit binatang tersangka rabies.
  • 15. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Imunisasi adalah pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu. Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu penyakit. Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Antibodi ini berfungsi melindungi terhadap penyakit.Vaksin tidak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga membantu membasmi penyakit yang serius yang timbul pada masa kanak-kanak. Vaksin secara umum cukup aman. Keuntungan perlindungan yang diberikan vaksin jauh lebih besar daripada efek samping yang mungkin timbul. Dengan adanya vaksin maka banyak penyakit masa kanak-kanak yang serius, yang sekarang ini sudah jarang ditemukan. Jadi pada dasarnya reaksi pertama tubuh anak untuk membentuk antibodi/antitoksin terhadap antigen, tidaklah terlalu kuat. Tubuh belum mempunyai “pengalaman” untuk mengatasinya. Tetapi pada reaksi yang ke-2, ke-3 dan berikutnya, tubuh anak sudah pandai membuat zat anti yang cukup tinggi. Dengan cara reaksi antigen-anibody, tubuh anak dengan kekuatan zat antinya dapat menghancurkan antigen atau kuman; berarti bahwa anak telah menjadi kebal (imun) terhadap penyakit tersebut. Dari uraian ini, yang terpenting ialah bahwa dengan imunisasi, anak anda terhindar dari ancaman penyakit yang ganas tanpa bantuan pengobatan B. Saran Jika dalam penuilisan makalah ini terdapat kekuarangn dan kesalahan, kami mohon maaf. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar kami dapat membuat makalah yang lebih baik di kemudian hari.
  • 16. KATA PENGANTAR Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini.Tidak lupa saya ucapkan kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari sempurna dan disana sini masih banyak kekurangan dan, oleh sebab itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Pada kesempatan ini juga kami tak lupa mengucapkan terima kasih.Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.Amin.
  • 17. DAFTAR PUSTAKA HANDBOOK FOR HEALTH STUDENT/2015 nursing,midwife,pharmacy,doctor Jawa pos Wikipedia Blog.Dinas kesehatan
  • 18. Tugas Kelompok K I A ‘IMUNISASI’ OLEH SANGGULA K201302143 ASMAYANTI K201302149 SITI AMINAH K201302 PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MANDALA WALUYA KENDARI 2016