SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
BAHAN ISOLASI / ISOLATOR 
Isolator adalah bahan yang tidak dapat 
menghantarkan arus listrik dengan baik. 
Contoh: 
karet, plastik, kertas, kayu, mika, dan sejenisnya. 
Pada isolator semua elektron terikat pada atomnya 
dan tidak ada elektron yang bebas. 
Jenis bahan seperti ini digolongkan sebagai 
penyekat atau bukan penghantar (Isolator).
Bahan penyekat atau sering disebut isolasi 
bahan yang digunakan dengan tujuan agar dapat 
memisahkan bagian-bagian yang bertegangan atau 
bagian-bagian yang aktif. 
Sehingga untuk bahan penyekat ini perlu 
diperhatikan mengenai sifat-sifat dari bahan 
tersebut, sepeti : sifat listrik, sifat mekanis, sifat 
termal, ketahanan terhadap bahan kimia, dan lain-lain
SIFAT-SIFAT BAHAN ISOLASI 
Bahan – bahan yang akan digunakan sebagai penyekat 
setidaknya mempunyai beberapa sifat/hal a.l : 
a. Sifat Listrik 
b. Sifat Mekanis 
c. Sifat Termis 
d. Sifat Kimia
a.Sifat Listrik 
yaitu suatu bahan yang mempunyai tahanan jenis 
listrik yang besar agar dapat mencegah terjadinya 
rambatan atau kebocoran arus listrik antara 
hantaran yang berbeda tegangan atau dengan tanah. 
Karena pada kenyataannya sering terjadi kebocoran, 
maka 
harus dibatasi sampai sekecil-kecilnya agar tidak 
melebihi batas yang ditentukan oleh peraturan yang 
berlaku (PUIL : peraturan umum instalasi listrik).
b.Sifat Mekanis 
Mengingat sangat luasnya pemakaian bahan 
penyekat, maka perlu dipertimbangkan kekuatannya 
supaya dapat dibatasi hal-hal penyebab kerusakan 
karena akibat salah pemakaian. 
Misal memerlukan bahan yang tahan terhadap 
tarikan, maka dipilih bahan dari kain bukan dari 
kertas karena lain lebih kuat daripada kertas
c. Sifat Termis 
Panas yang timbul pada bahan akibat arus listrik 
atau arus gaya magnit berpengaruh kepada penyekat 
termasuk pengaruh panas dari luar sekitarnya. 
Apabila panas yang terjadi cukup tinggi, maka 
diperlukan pemakaian penyekat yang tepat agar 
panas tersebut tidak merusak penyekatnya
d. Sifat Kimia 
Akibat panas yang cukup tinggi dapat mengubah 
susunan kimianya, begitu pula kelembaban udara 
atau basah disekitarnya. 
Apabila kelembaban dan keadaan basah tidak dapat 
dihindari, maka harus memilih bahan penyekat yang 
tahan air, termasuk juga kemungkinan adanya 
pengaruh zat-zat yang merusak seperti : gas, asam, 
garam, alkali, dan sebagainya.
Bentuk Penyekat 
Bentuk penyekat menyerupai dengan bentuk benda 
pada umumnya, yaitu : padat, cair, dan gas sesuai 
dengan kebutuhannya.
a. Penyekat bentuk padat 
Beberapa macam penyekat bentuk padat sesuai dengan 
asalnya, diantaranya : 
(1) Bahan tambang, seperti : batua pualam, asbes, mika, 
mekanit, mikafolium, mikalek, dan sebagainya. 
(2) Bahan berserat, seperti : benang, kain, (tekstil), 
kertas, prespan, kayu, dll. 
(3) Gelas dan keramik 
(4) Plastik 
(5) Karet, bakelit, ebonit, dan sebagainya. 
(6) Bahan -bahan lain yang dipadatkan.
b. Penyekat bentuk cair 
Penyekat dalam bentuk cair ini yang paling banyak 
digunakan adalah minyak transformator dan 
macam-macam minyak hasil bumi. 
c. Penyekat bentuk gas 
Penyekat dalam bentuk gas ini dapat dikelompokkan 
ke dalam : udara dan gas –gas lain, seperti : 
Nitrogen, Hidrogen dan Carbondioksida (CO2), dan 
lain-lain.
Pembagian Kelas Bahan Penyekat 
Berdasarkan suhu maksimum yang diizinkannya, maka bahan 
penyekat listrik dapat dibagi menjadi :
1. Kelas Y 
Yang termasuk dalam kelas ini adalah bahan berserat 
organis (seperti kertas, karton, katun, sutera, dan 
sebagainya) yang tidak dicelup dalam bahan pernis 
atau bahan pencelup lainnya. 
Termasuk juga bahan termoplastik yang dapat lunak 
pada suhu rendah.
2. Kelas A 
Yaitu bahan berserat dari kelas Y yang telah dicelup 
dalam pernis atau kompon atau yang terendam 
dalam cairan dielektrikum (seperti penyekat fiber 
pada transformator yang terendam minyak). 
Bahan -bahan ini adalah katun, sutera, dan kertas 
yang telah dicelum, termasuk kawat email (enamel) 
yang terlapis damar-oleo dan daman polyamide.
3. Kelas E 
Yaitu bahan penyekat kawat enamel yang memakai 
bahan pengikat polyvinylformal, polyurethene dan 
damar epoxy dan bahan pengikat lain sejenis dengan 
bahan selulosa, pertinaks dan tekstolit, film 
triacetate, film dan serat polyethylene terephthalate
4. Kelas B 
Yaitu bahan bukan organik (seperti : mika, gelas, fiber, 
asbes) yang dicelup atau direkat menjadi satu 
dengan pernis atau kompon, dan biasanya tahan 
panas (dengan dasar minyak pengering, bitumin 
sirlak, bakelit, dan sebagainya).
5. Kelas F 
Yaitu bahan bukan organik yang dicelup atau direkat 
menjadi satu dengan eposide, polyurethane atau 
pernis lain yang tahan panas tinggi.
6. Kelas H 
Yaitu semua bahan komposisi bahan dasar mika, 
asbes dan gelas fiber dicelup dalam silikon dan tidak 
mengandung sesuatu bahan organis seperti kertas, 
katun dll.
7. Kelas C 
Yaitu bahan bukan organik yang tidak dicelup dan 
tidak terikat dengan zat-zat organik, seperti : mika, 
mikanit, yang tahan panas (menggunakan bahan 
pengikat bukan organik), mikalek, gelas dan bahan 
keramik. 
Hanya satu bahan organis saja yang termasuk kelas 
C yaitu polytetrafluoroethylene (teflon).
3.ISOLAI BENTUK PADAT 
3.1 Bahan Tambang 
Bahan tambang adalah bahan yang berasal dan 
terdapat dari penggalian dalam tanah dalam bentuk 
bijih (seperti besi, seng, bongkahan batu : pualam, 
batu tulis, dll.) yang harus diproses dahulu untuk 
mendapatkan bahan yang dikehendaki. Beberapa 
macam bahan tambang tersebut antara lain :
3.2 Bahan Berserat 
Bahan dasar yang digunakan untuk bahan berserat berasal dari 3 macam, 
yaitu tumbuh-tumbuhan, binatang, dan bahan tiruan (sintetis). Sebenarnya 
bahan ini kurang baik sebagai bahan penyekat listrik karena sifatnya 
sangat menyerap cairan, sedangkan cairan itu dapat merusak penyekat 
yang menyebabkan daya sekatnya menurun. 
Tetapi karena faktor-faktor lain seperti : bahan berlimpah sehingga murah 
harganya; daya mekanisnya cukup kuat dan fleksibel; dan dengan disusun 
berlapis-lapis dan dicampur dengan zat-zat tertentu untuk meningkatkan 
daya sekat, daya mekanis dan daya tahan panas, sehingga bahan 
berserat ini banyak dipakai sebagai penyekat listrik
3.3 Gelas dan Keramik 
a. Gelas 
Gelar merupakan penyekat yang baik untuk arus listrik, tetapi kekuatan mekanisnya 
kecil dan sangat rapuh tidak seperti bahan keramik. Pemakaian dalam teknik listrik 
antara lain untuk pembuatan bola lampu pijar, termometer-kontak (untuk mengontrol 
suhu tertentu suatu tenpat seperti tempat penetasan telur), dan lain-lain. 
Untuk hiasan penerangan listrik banyak dipakai ornamen kaca yang dibuat dari kaca 
susu, kaca kabur (matglas) dan kaca opal, yang dalam perdagangan terdapat 
bermacam-macam bahan gelas seperti gelas kristal, gelas kali, gelas natron, dan 
gelas flint. 
Bahan baku pembuatan gelas adalah kuarsa dan kapur yang dicairkan bersama-sama 
dengan bahan lainnya. Paduan kuarsa dengan oksida timbel menghasilkan 
gelas kristal, bahan baku ditambah dengan potas menghasilkan gelas kali, dan 
penambahan soda menghasilkan gelas natron. Pengerjaan bahan baku di atas 
biasanya dipanaskan sampai + 20000C, sehingga menjadi encer dan baru 
dikerjakan.
b. Keramik 
Keramik didapat dari bahan galian dengan melalui proses pemanasan, 
kemudian dijadikan barang keramik, seperti cangkir teko, dalam teknik listrik 
digunakan untuk penyekat loceng dan mantal. 
Keramik yang digunakan untuk keperluan teknik listrik harus mempunyai 
daya sekat yang besar dan dapat menahan gaya mekanis yang besar 
seperti porselin dan steatit. Bahan penyekat dari porselin seperti : penyekat 
lonceng, penyekat mantel, penyekat cincin, penyekat tegangan tinggi, 
sekering pipa porselin, dan lain-lain 
Sedangkan bahan penyekat terbuat dari steatit, antara lain : sakelar, kontak 
tusuk, manik-manik penyekat kawat penghubung yang dapat melentur 
(fleksibel) dan letaknya berdekatan dengan alat pemanas listrik, untuk 
pembuatan bumbung penerus (tube), pena-kontak -baut, badan alat-alat 
pemanas seperti kompor listrik, seterika, dan lain-lain.
3.4 Plastik 
Plastik merupakan paduan dari dua bahan yaitu bahan perekat (seperti damar atau 
resin) dan bitumin dengan bahan pengisi serbuk batu, serbuk kayu dan katun. 
Menurut paduannya, ada bermacam-macam bahan plastik, diantaranya bakelit. 
Ada dua jenis plastik yang perlu kita ketahui, yaitu : 
a. Thermoplastik. Bahan ini pada suhu 600C sudah menjadi lunak, dan 
pemanasan sampai mencair tidak merubah struktur kimiawi 
b. Thermosetting plastik. Bahan ini setelah mengalami proses pencairan dan 
dicetak menjadi barang akan mengalami perubahan struktur kimiawi, hingga tidak 
dapat lunak lagi walaupun dipanaskan. 
Beberapa bahan pengisi paduan dalam pembuatan plastik selain yang telah 
disebutkan di atas, antara lain : mika, alpha selulosa, kain kapas, kertas, asbes, 
grafit, karbon, dan kanvas
3.5 Karet, Ebonit dan Bakelit 
a. Karet 
Karet merupakan bahan penting untuk penyekat dalam teknik listrik yang terbuat dari 
getah bermacam-macam pohon karet, salah satu diantaranya : Hevea Braziliensis 
yang menghasilkan karet terbanyak dengan kualitas tinggi. 
Proses penyampuran karet kasar dengan belerang dan bahan tambahan lainnya 
disebut vulkanisasi. Untuk mendapatkan vulkanisasi yang baik dengan cara 
pemanasan uap, karena tekanan uap dpat mencegah terjadinya pori dalam masa 
yang divulkanisir, sedang pemanasannya dapat berjalan teratur. Bahan perekat untuk 
kulit, karet dan sebagainya dapat dibuat dari karet kasar dicampur dengan bensin 
atau bensol. 
Karet kasar juga merupakan bahan untuk pembuatan pita penyekat (dibuat dari 
bahan katun, dicelupkan dalam larutan karet kasar untuk memberi gaya perekat pada 
pita tersebut. Pita penyekat ini dapat dipakai untuk menyekat tempat sambungan 
kawat, ujung kabel nadi dan batu mahkota, serta dalam industri mobil. Dalam teknik 
listrik karet sebagai penyekat hantaran listrik, sepatu kabel, perkakas pemasangan 
instalasi kistrik, dll
b. Ebonit 
Bahan dasar ebonit adalah karet dan untuk mendapatkan kekerasan dicampur 
dengan belerang dan bahan tambahan lainnya sekitar 30 sampai 50 % dengan 
melalui proses vulkanisasi yang lama. Dalam perdagangan ebonit berbentuk 
lempeng, batang atau pipa dengan bermacam-macam ukuran
c. Bakelit 
Bakelit adalah bahan paduan secara kimia bermacam -macam zat yang pertama 
dibuat oleh perusahaan Bakelit Co., yang kemudian dibuat oleh perusahaan lain 
dengan nama sendiri-sendiri, 
seperti perusahaan 
Philips dari Belanda dengan nama philite, 
Perusahaan Hasemeir dengan nama hajalite yang dikenal dengan nama bakelit.
3.6 Bahan Dipadatkan 
Bahan penyekat yang dipadatkan mula-mula cair kemudian dijadikan padat. 
Bahan ini banyak dipakai sebagai pelapis, pengisi, pemadatan (inpregnasi) 
dan perekat 
bahan penyekat padat. Beberapa bahan yang dipadatkan antara lain : lilin 
dengan parafin; damar (gondorukem, arpus); bitumin; 
bahan-bahan pelarut seperti : kerosin (minyak tanah), gasolin, spiritus putih, 
bensin, methanol (methyl alkohol), ethanol (ethyl alkohol), aceton, minyak 
terpentin, dll.; minyak pengering (minyak biji lena dan minyak Tung); pernis 
(pernis minyak, pernis hitam, lak selulosa, pernis bakelit, pernis sirlak, pernis 
gliptal); dan kompon (kompon bitumin, kompon kuarsa, dan kompon kabel)
3.7 Bahan Isolasi PVC 
Polivinilklorida atau PVC adalah hasil polimerisasi dari vinilklorida H2C = 
CHCl. Pada proses polimerisasi, ikatan ganda yang melekat pada molekul 
vinilklorida diubah menjadi ikatan tunggal. Ikatan yang bebas kemudian 
mengikat molekul-molekul vinilklorida lain sehingga timbul molekul-molekul 
makro panjang, yaitu PVC
Pada suhu kamar PVC ini keras dan rapuh, dan supaya dapat digunakan sebagai 
bahan isolasi kabel, PVC harus dicampur dengan bahan pelunak (plasticiser). 
Bahan lunak yang dicampur umumnya sebanyak 20 % hingga 40 % atau lebih, dan 
hasil campuran ini disebut kompon PVC. Untuk membedakan PVC yang belum 
dicampur dinamakan damar PVC (PVC resin). Kompon PVC kabel ini harus 
digunakan bahan pelunak dengan sifat-sifat listrik yang baik, tidak boleh menguap, 
dan tidak boleh menjalarkan nyala api. Damar PVC sendiri walaupun dapat dibakar, 
tetapi akan padam sendiri apabila sumber apinya disingkirkan. 
Berat jenis damar PVC sekitar 1,4 tergantung jenis dan banyaknya bahan yang 
dicampurkan, sedangkan berat jenis kompon PVC berkisar antara 1,25 – 1,55. 
Damar PVC memiliki ketahanan cukup baik terhadap beberapa bahan kimia lain, dan 
dengan menggunakan bahan pelunak yang tepat dapat diciptakan kompon PVC yang 
tahan terhadap bahan kimia tertentu. Salah satu kelemahan kompon PVC akibat 
digunakan bahan pelunak adalah ketahanan terhadap tekanan, yaitu kalau ditekan 
cukup lama dan cukup kuat kompon PVC tidak dapat pulih dan makin tinggi suhunya 
makin kurang ketahanan terhadap tekanan tersebut. 
Umumnya kompon PVC hanya dapat digunakan sampai suhu 700 C terus menerus. 
Tetapi dengan menggunakan bahan pelunak khusus dapat dibuah sampai suhu lebih 
tinggi sampai 1050C.
3.8 Polietilen atau PE 
Polietilen atau PE adalah hasil polimerisasi dari etilen H2C = 
CH2, dengan sifat-sifat listrik lebih baik dari pada yang 
dimiliki PVC. Hanya PE lebih mudah terbakar. 
Kalau PE dibakar, nyala apinya akan tetap menjalar, juga 
setelah sumber apinya disingkirkan. Karena itu PE hampir 
tidak digunakan untuk kabel-kabel arus kuat, kecuali XLPE 
(crosslinked polyethylene). 
Karena sifat PE yang baik pada frekuensi tinggi, maka banyak 
digunakan untuk kabel-kabel telekomunikasi. Kelebihan PE 
dibanding PVC adalah tidak lebih mudah menyerap air, dan 
kalau digunakan di tempat yang lembab atau basah, tahanan 
isolasi PVC akan lebih menurun dibandingkan dengan PE.
Resistor 
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang 
digunakan untuk membatasi jumlah arus yang 
mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan 
namanya resistor bersifat resistif dan umumnya 
terbuat dari bahan karbon. Dari hukum Ohms 
diketahui, resistansi berbanding terbalik dengan 
jumlah arus yang mengalir melaluinya. Satuan 
resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau 
dilambangkan dengan simbol W (Omega).

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

TEMBUS ZAT PADAT
TEMBUS ZAT PADATTEMBUS ZAT PADAT
TEMBUS ZAT PADAT
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1Pertemuan 1
Pertemuan 1
 
DISTRIBUSI TEGANGAN PADA ISOLATOR RANTAI
DISTRIBUSI TEGANGAN PADA ISOLATOR RANTAIDISTRIBUSI TEGANGAN PADA ISOLATOR RANTAI
DISTRIBUSI TEGANGAN PADA ISOLATOR RANTAI
 
Kegagalan isoalasi ttt
Kegagalan isoalasi tttKegagalan isoalasi ttt
Kegagalan isoalasi ttt
 
auto-transformer
auto-transformerauto-transformer
auto-transformer
 
GTO
GTOGTO
GTO
 
GARDU DISTRIBUSI
GARDU DISTRIBUSIGARDU DISTRIBUSI
GARDU DISTRIBUSI
 
8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik
8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik
8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik
 
Parameter saluran transmisi 3 fasa
Parameter saluran transmisi 3 fasaParameter saluran transmisi 3 fasa
Parameter saluran transmisi 3 fasa
 
Jaringan distribusi tenaga listrik
Jaringan distribusi tenaga listrikJaringan distribusi tenaga listrik
Jaringan distribusi tenaga listrik
 
Materi 2-dasar-sistem-proteksi-tt
Materi 2-dasar-sistem-proteksi-ttMateri 2-dasar-sistem-proteksi-tt
Materi 2-dasar-sistem-proteksi-tt
 
PPT ISOLASI JARINGAN DISTRIBUSI
PPT ISOLASI JARINGAN DISTRIBUSIPPT ISOLASI JARINGAN DISTRIBUSI
PPT ISOLASI JARINGAN DISTRIBUSI
 
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
 
Disconnecting Switch ( Saklar Pemisah )
Disconnecting Switch ( Saklar Pemisah )Disconnecting Switch ( Saklar Pemisah )
Disconnecting Switch ( Saklar Pemisah )
 
Filosofi proteksi
Filosofi proteksiFilosofi proteksi
Filosofi proteksi
 
JTM (JARINGAN TEGANGAN MENENGAH)
JTM (JARINGAN TEGANGAN MENENGAH)JTM (JARINGAN TEGANGAN MENENGAH)
JTM (JARINGAN TEGANGAN MENENGAH)
 
Transmisi Daya Listrik
Transmisi Daya ListrikTransmisi Daya Listrik
Transmisi Daya Listrik
 
SALURAN TEGANGAN MENENGAH
SALURAN TEGANGAN MENENGAH SALURAN TEGANGAN MENENGAH
SALURAN TEGANGAN MENENGAH
 
koordinasi isolasi
koordinasi isolasikoordinasi isolasi
koordinasi isolasi
 
Gardu induk
Gardu indukGardu induk
Gardu induk
 

Similar to Kuliah bahan listrik_2[1]

Bahan isolasi penghantar listrik
Bahan isolasi penghantar listrikBahan isolasi penghantar listrik
Bahan isolasi penghantar listrikBenny Yusuf
 
bab 4 sifat bahan dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari
bab 4 sifat bahan dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-haribab 4 sifat bahan dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari
bab 4 sifat bahan dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hariAhmad Zul Fauzy
 
Sifat bahan dan manfaatnya
Sifat bahan dan manfaatnyaSifat bahan dan manfaatnya
Sifat bahan dan manfaatnyamamadila
 
Ilmu bahan listrik ady purnomo - 11301020003
Ilmu bahan listrik   ady purnomo - 11301020003Ilmu bahan listrik   ady purnomo - 11301020003
Ilmu bahan listrik ady purnomo - 11301020003Ady Purnomo
 
Bahan penyekat power point
Bahan penyekat power pointBahan penyekat power point
Bahan penyekat power pointAgus Rohim
 
Makalah bahan komposit new
Makalah bahan komposit newMakalah bahan komposit new
Makalah bahan komposit newartyudy
 
Presentasi keramik
Presentasi keramikPresentasi keramik
Presentasi keramikAgam Real
 
Ilmu Bahan Bangunan - Plastik
Ilmu Bahan Bangunan - Plastik Ilmu Bahan Bangunan - Plastik
Ilmu Bahan Bangunan - Plastik noussevarenna
 
Materi Kuliah elemen mesin semester 1.pptx
Materi Kuliah elemen mesin semester 1.pptxMateri Kuliah elemen mesin semester 1.pptx
Materi Kuliah elemen mesin semester 1.pptxWartono9
 
Tugas makalah isolator
Tugas makalah isolatorTugas makalah isolator
Tugas makalah isolatorRenha2jk
 
Kuliah bahan listrik_1[1]
Kuliah bahan listrik_1[1]Kuliah bahan listrik_1[1]
Kuliah bahan listrik_1[1]Ajir Aja
 
04 plastik dan keramik.pdf
04 plastik dan keramik.pdf04 plastik dan keramik.pdf
04 plastik dan keramik.pdfJoni Candra
 

Similar to Kuliah bahan listrik_2[1] (20)

ISOLATOR TBE
ISOLATOR TBEISOLATOR TBE
ISOLATOR TBE
 
Bahan isolasi penghantar listrik
Bahan isolasi penghantar listrikBahan isolasi penghantar listrik
Bahan isolasi penghantar listrik
 
bab 4 sifat bahan dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari
bab 4 sifat bahan dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-haribab 4 sifat bahan dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari
bab 4 sifat bahan dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari
 
Sifat bahan dan manfaatnya
Sifat bahan dan manfaatnyaSifat bahan dan manfaatnya
Sifat bahan dan manfaatnya
 
Material teknik
Material teknikMaterial teknik
Material teknik
 
Ilmu bahan listrik ady purnomo - 11301020003
Ilmu bahan listrik   ady purnomo - 11301020003Ilmu bahan listrik   ady purnomo - 11301020003
Ilmu bahan listrik ady purnomo - 11301020003
 
Bahan penyekat power point
Bahan penyekat power pointBahan penyekat power point
Bahan penyekat power point
 
Makalah bahan komposit new
Makalah bahan komposit newMakalah bahan komposit new
Makalah bahan komposit new
 
Presentasi keramik
Presentasi keramikPresentasi keramik
Presentasi keramik
 
Polimer matkul
Polimer matkulPolimer matkul
Polimer matkul
 
Sifat bahan dan pemanfaatannya
Sifat bahan dan pemanfaatannyaSifat bahan dan pemanfaatannya
Sifat bahan dan pemanfaatannya
 
Ilmu Bahan Bangunan - Plastik
Ilmu Bahan Bangunan - Plastik Ilmu Bahan Bangunan - Plastik
Ilmu Bahan Bangunan - Plastik
 
Materi Kuliah elemen mesin semester 1.pptx
Materi Kuliah elemen mesin semester 1.pptxMateri Kuliah elemen mesin semester 1.pptx
Materi Kuliah elemen mesin semester 1.pptx
 
Tugas makalah isolator
Tugas makalah isolatorTugas makalah isolator
Tugas makalah isolator
 
7.2.8.09.02
7.2.8.09.027.2.8.09.02
7.2.8.09.02
 
Bab ii elmen el
Bab ii elmen elBab ii elmen el
Bab ii elmen el
 
Kuliah bahan listrik_1[1]
Kuliah bahan listrik_1[1]Kuliah bahan listrik_1[1]
Kuliah bahan listrik_1[1]
 
Sifat bahan
Sifat bahanSifat bahan
Sifat bahan
 
04 plastik dan keramik.pdf
04 plastik dan keramik.pdf04 plastik dan keramik.pdf
04 plastik dan keramik.pdf
 
COMPOSITE-3.pptx
COMPOSITE-3.pptxCOMPOSITE-3.pptx
COMPOSITE-3.pptx
 

More from Ajir Aja

gerak lurus beraturan
gerak lurus beraturangerak lurus beraturan
gerak lurus beraturanAjir Aja
 
Pendahuluan kalkulus kal1[1]
Pendahuluan kalkulus kal1[1]Pendahuluan kalkulus kal1[1]
Pendahuluan kalkulus kal1[1]Ajir Aja
 
02 signal dan-noise_dlm_siskom[1]
02 signal dan-noise_dlm_siskom[1]02 signal dan-noise_dlm_siskom[1]
02 signal dan-noise_dlm_siskom[1]Ajir Aja
 
01 pendahuluan[1]
01 pendahuluan[1]01 pendahuluan[1]
01 pendahuluan[1]Ajir Aja
 
Vektor2[1]
Vektor2[1]Vektor2[1]
Vektor2[1]Ajir Aja
 
Vektor1[1]
Vektor1[1]Vektor1[1]
Vektor1[1]Ajir Aja
 
Mid bahan listrik_2011[1]
Mid bahan listrik_2011[1]Mid bahan listrik_2011[1]
Mid bahan listrik_2011[1]Ajir Aja
 
Jembatan arus bolak-balik[1]
Jembatan arus bolak-balik[1]Jembatan arus bolak-balik[1]
Jembatan arus bolak-balik[1]Ajir Aja
 
Instrumen pengukur arus_bolak_balik[1]
Instrumen pengukur arus_bolak_balik[1]Instrumen pengukur arus_bolak_balik[1]
Instrumen pengukur arus_bolak_balik[1]Ajir Aja
 
Bahan konduktor[1]
Bahan konduktor[1]Bahan konduktor[1]
Bahan konduktor[1]Ajir Aja
 
Kuliah bahan listrik_6[1]
Kuliah bahan listrik_6[1]Kuliah bahan listrik_6[1]
Kuliah bahan listrik_6[1]Ajir Aja
 
Kuliah bahan listrik_5[1]
Kuliah bahan listrik_5[1]Kuliah bahan listrik_5[1]
Kuliah bahan listrik_5[1]Ajir Aja
 
Kuliah bahan listrik_4[1]
Kuliah bahan listrik_4[1]Kuliah bahan listrik_4[1]
Kuliah bahan listrik_4[1]Ajir Aja
 
Kuliah bahan listrik_3[1]
Kuliah bahan listrik_3[1]Kuliah bahan listrik_3[1]
Kuliah bahan listrik_3[1]Ajir Aja
 

More from Ajir Aja (16)

GLBB
GLBBGLBB
GLBB
 
gerak lurus beraturan
gerak lurus beraturangerak lurus beraturan
gerak lurus beraturan
 
Pendahuluan kalkulus kal1[1]
Pendahuluan kalkulus kal1[1]Pendahuluan kalkulus kal1[1]
Pendahuluan kalkulus kal1[1]
 
02 signal dan-noise_dlm_siskom[1]
02 signal dan-noise_dlm_siskom[1]02 signal dan-noise_dlm_siskom[1]
02 signal dan-noise_dlm_siskom[1]
 
01 pendahuluan[1]
01 pendahuluan[1]01 pendahuluan[1]
01 pendahuluan[1]
 
Vektor2[1]
Vektor2[1]Vektor2[1]
Vektor2[1]
 
Vektor1[1]
Vektor1[1]Vektor1[1]
Vektor1[1]
 
Pbl[1]
Pbl[1]Pbl[1]
Pbl[1]
 
Mid bahan listrik_2011[1]
Mid bahan listrik_2011[1]Mid bahan listrik_2011[1]
Mid bahan listrik_2011[1]
 
Jembatan arus bolak-balik[1]
Jembatan arus bolak-balik[1]Jembatan arus bolak-balik[1]
Jembatan arus bolak-balik[1]
 
Instrumen pengukur arus_bolak_balik[1]
Instrumen pengukur arus_bolak_balik[1]Instrumen pengukur arus_bolak_balik[1]
Instrumen pengukur arus_bolak_balik[1]
 
Bahan konduktor[1]
Bahan konduktor[1]Bahan konduktor[1]
Bahan konduktor[1]
 
Kuliah bahan listrik_6[1]
Kuliah bahan listrik_6[1]Kuliah bahan listrik_6[1]
Kuliah bahan listrik_6[1]
 
Kuliah bahan listrik_5[1]
Kuliah bahan listrik_5[1]Kuliah bahan listrik_5[1]
Kuliah bahan listrik_5[1]
 
Kuliah bahan listrik_4[1]
Kuliah bahan listrik_4[1]Kuliah bahan listrik_4[1]
Kuliah bahan listrik_4[1]
 
Kuliah bahan listrik_3[1]
Kuliah bahan listrik_3[1]Kuliah bahan listrik_3[1]
Kuliah bahan listrik_3[1]
 

Recently uploaded

PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 

Recently uploaded (20)

PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 

Kuliah bahan listrik_2[1]

  • 1. BAHAN ISOLASI / ISOLATOR Isolator adalah bahan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik dengan baik. Contoh: karet, plastik, kertas, kayu, mika, dan sejenisnya. Pada isolator semua elektron terikat pada atomnya dan tidak ada elektron yang bebas. Jenis bahan seperti ini digolongkan sebagai penyekat atau bukan penghantar (Isolator).
  • 2. Bahan penyekat atau sering disebut isolasi bahan yang digunakan dengan tujuan agar dapat memisahkan bagian-bagian yang bertegangan atau bagian-bagian yang aktif. Sehingga untuk bahan penyekat ini perlu diperhatikan mengenai sifat-sifat dari bahan tersebut, sepeti : sifat listrik, sifat mekanis, sifat termal, ketahanan terhadap bahan kimia, dan lain-lain
  • 3. SIFAT-SIFAT BAHAN ISOLASI Bahan – bahan yang akan digunakan sebagai penyekat setidaknya mempunyai beberapa sifat/hal a.l : a. Sifat Listrik b. Sifat Mekanis c. Sifat Termis d. Sifat Kimia
  • 4. a.Sifat Listrik yaitu suatu bahan yang mempunyai tahanan jenis listrik yang besar agar dapat mencegah terjadinya rambatan atau kebocoran arus listrik antara hantaran yang berbeda tegangan atau dengan tanah. Karena pada kenyataannya sering terjadi kebocoran, maka harus dibatasi sampai sekecil-kecilnya agar tidak melebihi batas yang ditentukan oleh peraturan yang berlaku (PUIL : peraturan umum instalasi listrik).
  • 5. b.Sifat Mekanis Mengingat sangat luasnya pemakaian bahan penyekat, maka perlu dipertimbangkan kekuatannya supaya dapat dibatasi hal-hal penyebab kerusakan karena akibat salah pemakaian. Misal memerlukan bahan yang tahan terhadap tarikan, maka dipilih bahan dari kain bukan dari kertas karena lain lebih kuat daripada kertas
  • 6. c. Sifat Termis Panas yang timbul pada bahan akibat arus listrik atau arus gaya magnit berpengaruh kepada penyekat termasuk pengaruh panas dari luar sekitarnya. Apabila panas yang terjadi cukup tinggi, maka diperlukan pemakaian penyekat yang tepat agar panas tersebut tidak merusak penyekatnya
  • 7. d. Sifat Kimia Akibat panas yang cukup tinggi dapat mengubah susunan kimianya, begitu pula kelembaban udara atau basah disekitarnya. Apabila kelembaban dan keadaan basah tidak dapat dihindari, maka harus memilih bahan penyekat yang tahan air, termasuk juga kemungkinan adanya pengaruh zat-zat yang merusak seperti : gas, asam, garam, alkali, dan sebagainya.
  • 8. Bentuk Penyekat Bentuk penyekat menyerupai dengan bentuk benda pada umumnya, yaitu : padat, cair, dan gas sesuai dengan kebutuhannya.
  • 9. a. Penyekat bentuk padat Beberapa macam penyekat bentuk padat sesuai dengan asalnya, diantaranya : (1) Bahan tambang, seperti : batua pualam, asbes, mika, mekanit, mikafolium, mikalek, dan sebagainya. (2) Bahan berserat, seperti : benang, kain, (tekstil), kertas, prespan, kayu, dll. (3) Gelas dan keramik (4) Plastik (5) Karet, bakelit, ebonit, dan sebagainya. (6) Bahan -bahan lain yang dipadatkan.
  • 10. b. Penyekat bentuk cair Penyekat dalam bentuk cair ini yang paling banyak digunakan adalah minyak transformator dan macam-macam minyak hasil bumi. c. Penyekat bentuk gas Penyekat dalam bentuk gas ini dapat dikelompokkan ke dalam : udara dan gas –gas lain, seperti : Nitrogen, Hidrogen dan Carbondioksida (CO2), dan lain-lain.
  • 11. Pembagian Kelas Bahan Penyekat Berdasarkan suhu maksimum yang diizinkannya, maka bahan penyekat listrik dapat dibagi menjadi :
  • 12. 1. Kelas Y Yang termasuk dalam kelas ini adalah bahan berserat organis (seperti kertas, karton, katun, sutera, dan sebagainya) yang tidak dicelup dalam bahan pernis atau bahan pencelup lainnya. Termasuk juga bahan termoplastik yang dapat lunak pada suhu rendah.
  • 13. 2. Kelas A Yaitu bahan berserat dari kelas Y yang telah dicelup dalam pernis atau kompon atau yang terendam dalam cairan dielektrikum (seperti penyekat fiber pada transformator yang terendam minyak). Bahan -bahan ini adalah katun, sutera, dan kertas yang telah dicelum, termasuk kawat email (enamel) yang terlapis damar-oleo dan daman polyamide.
  • 14. 3. Kelas E Yaitu bahan penyekat kawat enamel yang memakai bahan pengikat polyvinylformal, polyurethene dan damar epoxy dan bahan pengikat lain sejenis dengan bahan selulosa, pertinaks dan tekstolit, film triacetate, film dan serat polyethylene terephthalate
  • 15. 4. Kelas B Yaitu bahan bukan organik (seperti : mika, gelas, fiber, asbes) yang dicelup atau direkat menjadi satu dengan pernis atau kompon, dan biasanya tahan panas (dengan dasar minyak pengering, bitumin sirlak, bakelit, dan sebagainya).
  • 16. 5. Kelas F Yaitu bahan bukan organik yang dicelup atau direkat menjadi satu dengan eposide, polyurethane atau pernis lain yang tahan panas tinggi.
  • 17. 6. Kelas H Yaitu semua bahan komposisi bahan dasar mika, asbes dan gelas fiber dicelup dalam silikon dan tidak mengandung sesuatu bahan organis seperti kertas, katun dll.
  • 18. 7. Kelas C Yaitu bahan bukan organik yang tidak dicelup dan tidak terikat dengan zat-zat organik, seperti : mika, mikanit, yang tahan panas (menggunakan bahan pengikat bukan organik), mikalek, gelas dan bahan keramik. Hanya satu bahan organis saja yang termasuk kelas C yaitu polytetrafluoroethylene (teflon).
  • 19. 3.ISOLAI BENTUK PADAT 3.1 Bahan Tambang Bahan tambang adalah bahan yang berasal dan terdapat dari penggalian dalam tanah dalam bentuk bijih (seperti besi, seng, bongkahan batu : pualam, batu tulis, dll.) yang harus diproses dahulu untuk mendapatkan bahan yang dikehendaki. Beberapa macam bahan tambang tersebut antara lain :
  • 20. 3.2 Bahan Berserat Bahan dasar yang digunakan untuk bahan berserat berasal dari 3 macam, yaitu tumbuh-tumbuhan, binatang, dan bahan tiruan (sintetis). Sebenarnya bahan ini kurang baik sebagai bahan penyekat listrik karena sifatnya sangat menyerap cairan, sedangkan cairan itu dapat merusak penyekat yang menyebabkan daya sekatnya menurun. Tetapi karena faktor-faktor lain seperti : bahan berlimpah sehingga murah harganya; daya mekanisnya cukup kuat dan fleksibel; dan dengan disusun berlapis-lapis dan dicampur dengan zat-zat tertentu untuk meningkatkan daya sekat, daya mekanis dan daya tahan panas, sehingga bahan berserat ini banyak dipakai sebagai penyekat listrik
  • 21. 3.3 Gelas dan Keramik a. Gelas Gelar merupakan penyekat yang baik untuk arus listrik, tetapi kekuatan mekanisnya kecil dan sangat rapuh tidak seperti bahan keramik. Pemakaian dalam teknik listrik antara lain untuk pembuatan bola lampu pijar, termometer-kontak (untuk mengontrol suhu tertentu suatu tenpat seperti tempat penetasan telur), dan lain-lain. Untuk hiasan penerangan listrik banyak dipakai ornamen kaca yang dibuat dari kaca susu, kaca kabur (matglas) dan kaca opal, yang dalam perdagangan terdapat bermacam-macam bahan gelas seperti gelas kristal, gelas kali, gelas natron, dan gelas flint. Bahan baku pembuatan gelas adalah kuarsa dan kapur yang dicairkan bersama-sama dengan bahan lainnya. Paduan kuarsa dengan oksida timbel menghasilkan gelas kristal, bahan baku ditambah dengan potas menghasilkan gelas kali, dan penambahan soda menghasilkan gelas natron. Pengerjaan bahan baku di atas biasanya dipanaskan sampai + 20000C, sehingga menjadi encer dan baru dikerjakan.
  • 22. b. Keramik Keramik didapat dari bahan galian dengan melalui proses pemanasan, kemudian dijadikan barang keramik, seperti cangkir teko, dalam teknik listrik digunakan untuk penyekat loceng dan mantal. Keramik yang digunakan untuk keperluan teknik listrik harus mempunyai daya sekat yang besar dan dapat menahan gaya mekanis yang besar seperti porselin dan steatit. Bahan penyekat dari porselin seperti : penyekat lonceng, penyekat mantel, penyekat cincin, penyekat tegangan tinggi, sekering pipa porselin, dan lain-lain Sedangkan bahan penyekat terbuat dari steatit, antara lain : sakelar, kontak tusuk, manik-manik penyekat kawat penghubung yang dapat melentur (fleksibel) dan letaknya berdekatan dengan alat pemanas listrik, untuk pembuatan bumbung penerus (tube), pena-kontak -baut, badan alat-alat pemanas seperti kompor listrik, seterika, dan lain-lain.
  • 23. 3.4 Plastik Plastik merupakan paduan dari dua bahan yaitu bahan perekat (seperti damar atau resin) dan bitumin dengan bahan pengisi serbuk batu, serbuk kayu dan katun. Menurut paduannya, ada bermacam-macam bahan plastik, diantaranya bakelit. Ada dua jenis plastik yang perlu kita ketahui, yaitu : a. Thermoplastik. Bahan ini pada suhu 600C sudah menjadi lunak, dan pemanasan sampai mencair tidak merubah struktur kimiawi b. Thermosetting plastik. Bahan ini setelah mengalami proses pencairan dan dicetak menjadi barang akan mengalami perubahan struktur kimiawi, hingga tidak dapat lunak lagi walaupun dipanaskan. Beberapa bahan pengisi paduan dalam pembuatan plastik selain yang telah disebutkan di atas, antara lain : mika, alpha selulosa, kain kapas, kertas, asbes, grafit, karbon, dan kanvas
  • 24. 3.5 Karet, Ebonit dan Bakelit a. Karet Karet merupakan bahan penting untuk penyekat dalam teknik listrik yang terbuat dari getah bermacam-macam pohon karet, salah satu diantaranya : Hevea Braziliensis yang menghasilkan karet terbanyak dengan kualitas tinggi. Proses penyampuran karet kasar dengan belerang dan bahan tambahan lainnya disebut vulkanisasi. Untuk mendapatkan vulkanisasi yang baik dengan cara pemanasan uap, karena tekanan uap dpat mencegah terjadinya pori dalam masa yang divulkanisir, sedang pemanasannya dapat berjalan teratur. Bahan perekat untuk kulit, karet dan sebagainya dapat dibuat dari karet kasar dicampur dengan bensin atau bensol. Karet kasar juga merupakan bahan untuk pembuatan pita penyekat (dibuat dari bahan katun, dicelupkan dalam larutan karet kasar untuk memberi gaya perekat pada pita tersebut. Pita penyekat ini dapat dipakai untuk menyekat tempat sambungan kawat, ujung kabel nadi dan batu mahkota, serta dalam industri mobil. Dalam teknik listrik karet sebagai penyekat hantaran listrik, sepatu kabel, perkakas pemasangan instalasi kistrik, dll
  • 25. b. Ebonit Bahan dasar ebonit adalah karet dan untuk mendapatkan kekerasan dicampur dengan belerang dan bahan tambahan lainnya sekitar 30 sampai 50 % dengan melalui proses vulkanisasi yang lama. Dalam perdagangan ebonit berbentuk lempeng, batang atau pipa dengan bermacam-macam ukuran
  • 26. c. Bakelit Bakelit adalah bahan paduan secara kimia bermacam -macam zat yang pertama dibuat oleh perusahaan Bakelit Co., yang kemudian dibuat oleh perusahaan lain dengan nama sendiri-sendiri, seperti perusahaan Philips dari Belanda dengan nama philite, Perusahaan Hasemeir dengan nama hajalite yang dikenal dengan nama bakelit.
  • 27. 3.6 Bahan Dipadatkan Bahan penyekat yang dipadatkan mula-mula cair kemudian dijadikan padat. Bahan ini banyak dipakai sebagai pelapis, pengisi, pemadatan (inpregnasi) dan perekat bahan penyekat padat. Beberapa bahan yang dipadatkan antara lain : lilin dengan parafin; damar (gondorukem, arpus); bitumin; bahan-bahan pelarut seperti : kerosin (minyak tanah), gasolin, spiritus putih, bensin, methanol (methyl alkohol), ethanol (ethyl alkohol), aceton, minyak terpentin, dll.; minyak pengering (minyak biji lena dan minyak Tung); pernis (pernis minyak, pernis hitam, lak selulosa, pernis bakelit, pernis sirlak, pernis gliptal); dan kompon (kompon bitumin, kompon kuarsa, dan kompon kabel)
  • 28. 3.7 Bahan Isolasi PVC Polivinilklorida atau PVC adalah hasil polimerisasi dari vinilklorida H2C = CHCl. Pada proses polimerisasi, ikatan ganda yang melekat pada molekul vinilklorida diubah menjadi ikatan tunggal. Ikatan yang bebas kemudian mengikat molekul-molekul vinilklorida lain sehingga timbul molekul-molekul makro panjang, yaitu PVC
  • 29. Pada suhu kamar PVC ini keras dan rapuh, dan supaya dapat digunakan sebagai bahan isolasi kabel, PVC harus dicampur dengan bahan pelunak (plasticiser). Bahan lunak yang dicampur umumnya sebanyak 20 % hingga 40 % atau lebih, dan hasil campuran ini disebut kompon PVC. Untuk membedakan PVC yang belum dicampur dinamakan damar PVC (PVC resin). Kompon PVC kabel ini harus digunakan bahan pelunak dengan sifat-sifat listrik yang baik, tidak boleh menguap, dan tidak boleh menjalarkan nyala api. Damar PVC sendiri walaupun dapat dibakar, tetapi akan padam sendiri apabila sumber apinya disingkirkan. Berat jenis damar PVC sekitar 1,4 tergantung jenis dan banyaknya bahan yang dicampurkan, sedangkan berat jenis kompon PVC berkisar antara 1,25 – 1,55. Damar PVC memiliki ketahanan cukup baik terhadap beberapa bahan kimia lain, dan dengan menggunakan bahan pelunak yang tepat dapat diciptakan kompon PVC yang tahan terhadap bahan kimia tertentu. Salah satu kelemahan kompon PVC akibat digunakan bahan pelunak adalah ketahanan terhadap tekanan, yaitu kalau ditekan cukup lama dan cukup kuat kompon PVC tidak dapat pulih dan makin tinggi suhunya makin kurang ketahanan terhadap tekanan tersebut. Umumnya kompon PVC hanya dapat digunakan sampai suhu 700 C terus menerus. Tetapi dengan menggunakan bahan pelunak khusus dapat dibuah sampai suhu lebih tinggi sampai 1050C.
  • 30. 3.8 Polietilen atau PE Polietilen atau PE adalah hasil polimerisasi dari etilen H2C = CH2, dengan sifat-sifat listrik lebih baik dari pada yang dimiliki PVC. Hanya PE lebih mudah terbakar. Kalau PE dibakar, nyala apinya akan tetap menjalar, juga setelah sumber apinya disingkirkan. Karena itu PE hampir tidak digunakan untuk kabel-kabel arus kuat, kecuali XLPE (crosslinked polyethylene). Karena sifat PE yang baik pada frekuensi tinggi, maka banyak digunakan untuk kabel-kabel telekomunikasi. Kelebihan PE dibanding PVC adalah tidak lebih mudah menyerap air, dan kalau digunakan di tempat yang lembab atau basah, tahanan isolasi PVC akan lebih menurun dibandingkan dengan PE.
  • 31. Resistor Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Dari hukum Ohms diketahui, resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol W (Omega).