SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. LATAR BELAKANG 
Pelayanan keperawatan prima adalah pelayanan keperawatan profesional 
yang memiliki mutu, kualitas, dbersifat efektif, efisien sehingga memberikan 
kepuasan pada kebutuhan dan keinginan lebih dari yang diharapkan pelanggan 
atau pasien 
Pelayanan prima, sebagaimana tuntutan pelayanan yang memuaskan 
pelanggan atau masyarakat, maka diperlukan persyaratan agar dapat dirasakan 
oleh setiap pelayan untuk memiliki kualitas kompetensi yang profesional, dengan 
demikian kualitas kompetensi profesionalisme menjadi sesuatu aspek penting dan 
wajar dalam setiap transaksi. 
Pelayanan prima pada dasarnya ditunjukan untuk memberikan kepuasan 
kepada pasien. Pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit harus berkualitas dan 
memiliki lima dimensi mutu yang utama yaitu : tangibles, re;iability, 
responsiveness, assurance, dan empathy. 
B. RUMUSAN MASALAH 
1. Apa pengertian pelayanan keperawatan prima ? 
2. Apa Faktor-faktor pelayanan keperawatan prima ? 
3. Bagaimana Kualitas pelayanan keperawatan ? 
4. Apa Faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan keperawatan prima ? 
C. TUJUAN 
1. Mengetahui pengertian pelayanan keperawatan prima 
2. Mengetahui Faktor-faktor pelayanan keperawatan prima 
3. Mengetahui Kualitas pelayanan keperawatan 
4. Mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan keperawatan prima
BAB II 
PEMBAHASAN 
A. Pengertian Pelayanan Keperawatan Prima 
Pelayanan umum (Kep.Men.Pan.No.81 tahun 1993) adalah segala bentuk 
kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah pusat, didaerah 
dan BUMN/D dalam bentuk barang dan jasa, baik dalam rangka pemenuhan 
kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka ketentuan peraturan perundang-undangan. 
Sedangkan pelayanan keperawtan prima adalah pelayanan yang 
diberikan kepada pasien berdasarkan standar kualitas untuk memenuhi kebutuhan 
dan keinginan pasien sehingga pasien dapat memperoleh kepuasan dan akhirnya 
dapat meningkatkan kepercayaan kepada rumah sakit (Ginting, 2006). Pelayanan 
prima merupakan elemen utama rumah sakit dan unit-unit kesehatan agar bisa 
bertahan diera globalisasi. Adapun pelayanan kepada masyarakat.tentunya telah 
ada suatu ketetapan tatalaksananya. Prosedur dan kewenangan sehingga penerima 
pelayanan puas dengan apa yang telah diterimanya. 
Pelayanan keperawatan prima adalah pelayanan keperawatan profesional 
yang memiliki mutu, kualitas, dbersifat efektif, efisien sehingga memberikan 
kepuasan pada kebutuhan dan keinginan lebih dari yang diharapkan pelanggan 
atau pasien. Pelayanan prima, sebagaimana tuntutan pelayanan yang memuaskan 
pelanggan atau masyarakat, maka diperlukan persyaratan agar dapat dirasakan 
oleh setiap pelayan untuk memiliki kualitas kompetensi yang profesional, dengan 
demikian kualitas kompetensi profesionalisme menjadi sesuatu aspek penting dan 
wajar dalam setiap transaksi. 
Pelayanan prima pada dasarnya ditunjukan untuk memberikan kepuasan 
kepada pasien. Pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit harus berkualitas dan 
memiliki lima dimensi mutu yang utama yaitu : tangibles, re;iability, 
responsiveness, assurance, dan empathy. Disadari ataupun tidak, penampilan 
(tangibles) dari rumah sakit merupakan poin pertama yang ditilik ketika
pasien pertama kali mengetahui keberadaannya. Masalah kesesuain janji 
(reliability), pelayanan yang tepat (responsiveness), dan jaminan pelayanan 
(assurance) merupakan masalah yang sangat peka dan sering menimbulkan 
konflik. Dalam proses ini faktor perhatian (empathy) terhadap pasien tidak 
dapat dilalaikan oleh pihak rumah sakit (Fahriadi,2007). Untuk dapat 
memberikan pelayanan yang prima, sebuah rumah sakit harus memiliki sumber 
daya manusia dengan kualitas baik. Pelayanan dirumah sakit merupakan bentuk 
pelayananyang diberikan oleh suatu tim tenaga kesehatan, seperti Dokter, Perawat 
dan Bidan. Tim keperawatan merupakan anggota tim garda depan yang 
menghadapi masalah kesehatan pasien selama 24 jam secara terus menerus. 
Bentuk pelayanan dan asuhan keperawatan seyogianya diberikan oleh perawat 
yang memiliki kemampuan serta sikap dan kepribadian yang sesuai dengan 
tuntutan profesi keperawatan. Sehubungan dengan hal tersebut, tenaga 
keperawatan harus dipersiapkan dan ditingkatkan secara teratur, terencana, dan 
berkesinambungan (Aisyah, 2008). 
B. Faktor-faktor pelayanan keperawatan prima 
Dalam pengembangan budaya pelayanan keperawatan prima, Gultom 
(2006) mengembangkan pelayanan keperawatan priama dengan menyelaraskan 
faktor-faktor. Ability (kemampuan), Attitude (sikap), Appearance (penampilan), 
Attention (perhatian), Action (tindakan), Accountability (tanggung jawab). 
1. Kemampuan (Ability) 
Kemampuan adalah pengetahuan dan keterampilan yang mutlak 
diperlukan untuk menunjang program layanan prima, yang meliputi kemampuan 
dalam bidang keperawatan yang ditekuni, melaksanakan komunikasi yang efektif, 
mengembangkan motivasi, membina hubungan dengan tenaga kesehatan lain. 
Perawat harus mempunayai pengetahuan dan wawasan luas, terlebih lagi 
pada saat ini ketika perawat dituntut untuk menjadi seorang profesional. 
Pengetahuan dan wawasan yang dimaksud bukan hanya sebatas bidang 
keperawatan, tapi menyeluruh. Pengetahuan yang luas dari perawat sangat 
berguna untuk memberikan pelayanan keperawatan yang profesional. Sedangkan
menurut Utama (1999), keterampilan merupakan kemampuan untuk melakukan 
sesuatu yang baik dan benar. Seorang perawat dikatakan terampil apabila telah 
dapat memberikan pelayanan keperawatan dengan baik dan benar. Baik dan 
benarnya perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan mengacu pada dasar 
pendidikannya dan standar keperawatan. Akan tetapi, keterampilan seorang 
perawat bukan hanya tergantung dari tingginya pendidikan yang diterimanya, tapi 
pengalaman dalam melakukan pelayanan keperawatan juga sangat berpengaruh 
(Zulkifli, 1999). 
2. Sikap (Attitude) 
Sikap adalah perilaku yang harus ditonjolkan perawat ketika menghadapi 
pasien. Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat menggunakan keahlian, 
kata-kata yang lembut,sentuhan, memberikan harapan, selalu berada disamping 
pasien dan bersikap sebagai media penberi asuhan. Sikap ini diberikan melalui 
kejujuran, kepercayaan dan niat baik. Adapun sikap-sikap dalam pelayanan prima 
adalah semangat, memakai cara yang baik, pro-aktif, positif, penuh kesabarab dan 
tidak mengada-ada, dan tepat waktu. 
Dalam memberikan pelayanan kesehatan, sikaf tersebut harus dimiliki oleh 
seorang perawat karena sikaf perawat juga sangat berpengaruh terhadap kepuasan 
pasien. Sikap perawat yang baik dan ramah dapat menimbulkan rasa simpati 
pasien terhadap perawat. 
3. Penampilan (Appearance) 
Penampilan perawat dalah penampilan, baik berupa fisik maupun nonfisik 
yang mampu merefleksikan kepercayaan diri dan kredibilitas dari pihak lain. 
Penampilan seseorang merupakn salah satu hal pertama yang diperhatikan selama 
komuniksi interpersonal. Kesan pertama timbul dalam 20 detik sampai 4 menit 
pertama. 84% dari kesan terhadap seseorang berdasarkan penampilannya (Lalli 
Ascosi, 1990 dalam Potter dan Perry, 1993). Bentuk fisik, cara berpakaian dan 
berhias menunjukkan kepribadiaan, status sosial, pekerjaan, agama, budaya dan 
konsep diri. Perawat yang memperhatikan penampilan dirinya dapat menimbulkan 
cita diri dan profesional yang positif. Penampilan fisik perawat dapat
mempengaruhi persepsi pasien terhadap pelayanan atau asuhan keperawatan yang 
diterima, karena tiap pasien mempunyai citra bagaimana seharusnya penampilan 
seorang perawat. Walaupun penampilan tidak sepenuhnya mecerminkan 
kemampuan perawat tetapi mungkin akan lebih sulit bagi perawat untuk membina 
rasa percaya terhadap pasien jika perawat tidak memenuhi citra pasien. 
4. Perhatian ( Attention) 
Perhatian adalah kepedulian penuh terhadap pasien, baik yang berkaitan 
dengan perhatian akan kebutuhan dan keinginan pasien maupun pemahaman atas 
saran dan kritik. Perhatian yang diberikan perawat, terutama ketika pasien sendiri 
dan merasa menadi beban bagi orang lain, adalah sangat berguna untuk 
mempercepat proses penyembuhan. Penyakit yang diderita oleh pasien terjadi 
bukan hanya kelemahan fisiknya, tetapi dapat juga terjadi karena adanya 
gangguan pada kejiwaannya. Sikap yang baik terutama perhatian yang diberikan 
oleh perawat kepada pasien, diyakuni ddapat mempercepat proses penyembuhan 
kejiwaannya. Sehingga dengan sembuhnya kejiwaan maka dapat mempengaruhi 
kesembuhan fisiknya. 
5. Tindakan (Action) 
Tindakan adalah berbagai kegiatan nyata yang harus dilakukan dalam 
memberikan layanan kepada pasien. Layanan ini seyogianya berlandaskan ilmu 
pengetahuan, prinsip dari teori keperawatan serta penampilan dan sikap serta 
sesuai dengan kompetensi dan kewenangan yang diemban kepada perawat 
tersebut. Apabila perawat terampil dalam memberikan tindakan keperawatan, 
maka secara otomatis pasien juga akan merasakan kepuasan dari tindakan yang 
diberikan perawat tersebut. Hal ini teradi karena perawat yang terampil dapat 
menimbulkan rasa aman dan nyaman bagi pasien saat melakukan suatu tindakan. 
Tindakan perawat yang sesuai dengan standar keperawatan dapat menjamin 
bahwa asuhan keperawatan yang diberikan juga berkualitas.
6. Tanggung jawab (Accountability) 
Tanggung jawab adalah suatu sikaf keberpihakan kepada pasien sebagai 
wujud kepedulian untuk menghindarkan atau meminimalkan kerugian atau 
ketidakpuasan pasien. Perawat merupakan salah satu profesi yang berhubungan 
dan berinteraksi langsung dengan pasien, baik itu klien sebagai individu, keluarga 
maupun masyarakat, oleh karena itu dalam memberikan asuhan keperawatannya 
perawat dituntut untuk memahami dan berprilaku sesuai dengan etika 
keperawatan. Agar seorang perawat dapat bertanggung jawab dan bertanggung 
gugat maka perawat harus memegang teguh nilai-nilai yang mendasari praktik 
keperawatan itu sendiri., yaitu : perawat membantu pasien untuk mencapai tingkat 
kesehatan optimum, perawat membantu meningkatkan autonomi pasien 
mengekspresikan kebutuhannya, perawat mendukung martabat kemanusiaan dan 
berprilaku sebagai advokat bagi pasien, perawat menjaga kerahasiaan pasien, 
beriorentasi pada akuntabilitas perawat, dan perawat bekera dalam lingkungan 
yang kompeten, etik, dan aman (CAN,2001). 
Prinsip pelayanan prima dibidang kesehatan: 
1. Mengutamakan pelanggan 
2. Sistem yang efektif 
3. melayani dengan hati nurani 
4. perbaikan berkelanjutan pemberdayaan pelanggan 
C. Kualitas Pelayanan Keperawatan 
Kualitas pelayanan merupakan tipe pengawasan yang berhubungan dengan 
kegiatan yang dipantau atau diatur dalam pelayanan berdasarkan kebutuhan atau 
pandangan konsumen. Penelitian terhadap kualitas pelayanan keperawatan 
dirumah sakit tidak semudah menentukan kualitas barang pada industri 
manufaktur. Pada industri manufaktur, kualitas barang yang dihasilkan ditentukan 
oleh standar baku dan harga. Bila kualitas dibawah standar atau bila harganya 
diatas standar untuk barang tertentu maka konsumen tidak akan mau membelinya. 
Sedangkan pada bidang kesehatan, konsumen atau pasien berada pada posisi yang 
tidak mampu menilai secara pasti kualitas pelayanan yang diterimanya. Bidang
keperawatan, tujuan kualitas pelayanan adalah untuk memastikan bahwa jasa atau 
produk pelayanan keperawatan yang dihasilakan sesuai dengan standar atau 
keinginan pasien (Nursalam, 2002). Untuk memenuhi kebutuhan pasien tersebut 
maka yang paling bertanggung jawab adalah perawat. Kualitas pelayanan 
keperawatan dinilai dari berbagai pelayanan itu, baik bagi perorangan maupun 
populasi. 
Penilaian kualitas pelayanan keperawatan, terdapat tahap-tahap yang harus 
dijalani. Menurut Nursalam(2002), tahap pertama dalam proses ini adalah 
penyusunan standar atau kriteria. Adalah sesuatu yang mustahil apabila mengukur 
sesuatu tanpa adanya suatu standar yang baku. Tidak hanya harus ada standar, 
tetapi pemimpin juga harus tanggap dan melihat bahwa perawat mengetahui dan 
mengerti standar yang telah ditentukan tersebut, karena standar bervariasi 
operasionalnya dalam setiap institusi dan perawat harus melaksanakan tugasnya 
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Tahap kedua adalah mengidentifikasi 
informasi yang sesuai dengan kriteria. Informasi-informasi yang diperoleh 
tersebut dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pengukuran kualitas pelayanan 
keperawatan. 
Tahap tiga adalah identifikasi sumber informasi. Pemimpin harus yakin 
terhadap sumber informasi yang didapatkan. Dalam melakukan pengawasan 
kualitas pelayanan keperawatan, pemimpin dapat menemukan banyak informasi 
dari pasien sendiri yang merupakan sumber yang sangat membantu. Tahap 
keempat adalah mengumpulkan dan menganalisa data. Semua informasi yang 
telah didapat dari pasien, dapat diadikan sebagai pengukuran kualitas pelayanan 
keperawatan. Tahapan terakhir yaitu evaluasi ulang. Jika semua asuhan 
keperawatan dilakukan sesuai dengan standar yang berlaku, maka evvaluasi ulang 
tidak perlu dilakukan. Evaluasi ulang hanya akan dikerjakan apabila banyak 
kegiatan yang dilakukan tidak sesuai dengan standar yang berlaku. Penelitian 
standar asuhan keperawatan, maka tindakan yang seharusnya dilakukan adalah 
menetapkan standar keperawatan. Standar keperawatan yang telah terbentuk akan 
membantu dalam meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan, yang konsisten,
kontiniu, dan bermutu. Standar keperawatan juga dapat melindungi pasien dari 
tindakan yang salah yang dilakukan oleh perawat. 
D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelayanan Keperawatan Prima 
Menurut Nursalam (2002) keberhasilan pelaksanaan kegiatan menjamin 
kualitas pelayanan keperawatan dipengaruhi oleh berbagai factor yakni : 
1. Faktor pengetahuan 
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang 
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi 
melalui panca indra manusia. Dimana pengetahuan manusia umumnya diperoleh 
diperoleh melalui mata dan telinga (Notoadmojo, 2003). Pengetahuan dapat 
diukur dengan wawancara atau angket terhadap responden tentang isi materi yang 
diukur. Dalam pengetahuan yang ingin diukur disesuaikan dengan tingkatan 
pengetahuan dalam kognitif (Notoadmojo, 2003). Pengetahuan tenaga perawat 
kepada kegiatan penjaminan mutu pelayanan keperawatan merupakan kegiatan 
penilai, memantau atau mengatur pelayanan yang berorientasi pada klien 
(Nurachmah, 2001). 
Adapun tujuan dari penilaian mutu pelayanan keperawatan adalah untuk 
meningkatkan asuhan keperawatan kepada pasien atau konsumen, menghasilkan 
keuntungan atau pendapat institusi, mempertahankan eksistensi institusi, 
meningkatkan kepuasan kerja sumber daya yang ada, meningkatkan kepercayaan 
konsumen atau pelanggan serta menjalankan kegiatan sesuai aturan atau standar 
yang berlaku. Pelayanan asuhan keperawatan yang bermutu dan dapat dicapai jika 
pelaksanaan asuhan keperawatan dipersiapkan sebagai suatu kehormatan yang 
dimiliki perawat dalam mempertahankan haknya untuk memberikan asuhan yang 
manusiawi, aman, serta sesuai dengan standar dan etik profesi perawat yang 
berkesinambungan dan terdiri dari kegiatan pengkajian, perencanaan, 
implementasi rencana, dan evaluasi tindakan yang diberikan (Nuracmah,2001). 
Pengetahuan perawat tentang penilaian mutu pelayanan keperawatan tidak 
terrlepas dari standar praktik keperawatan yang telah ditetapkan oleh PPNI (2000)
yang mengacu dalam tahapan proses keperawatan yakni : pengkajian, diagnosa 
keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. 
2. Faktor beban kerja 
Bekera adalah suatu bentuk aktifitas yang bertujuan untuk mendapatkan 
kepuasan. Dan aktifitas ini melibatkan baik fisik maupun mental (As’ad, 2001). 
Beban kerja merupakan suatu kondisi atau keadaan yang memberatkan pada 
pencapaian aktifitas untuk melakukan suatu aktifitas. Beban kerja perawat yang 
tinggi serta beragam dengan tuntutan institusi kerja dalam pencapaian kualitas 
bermutu, jumlah tenaga yang tidak memadai berpengaruh besar pada pencapaian 
mutu pelayanan yang diharapkan (Kusdijanto, 2000). Untuk itu perlu adanya 
pengorganisasian kerja perawat yang tepat dan jelas (Swansburg, 2000). 
Tujuan utama menyusun rencana pembagian tugas adalah untuk 
meningkatkan efektivitas dan efisiensi staf dalam melaksanakan tugasnya. 
Pembagian tugas terdiri dari tiga aspek yaitu : pengembangan tugas, keterlibatan 
dalam tugas, dan rotasi tugas (Nursalam, 2000). Dalam upaya untuk 
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan adalah dengan cara menjaga 
kesinambungan antara beban kera perawat dan jumlah tenaga perawat yang 
tersedia. 
3. Faktor komunikasi 
Komunikasi adalah sesuatu untuk dapat menyusun dan menghantarkan 
suatu pesan dengan cara yang gampang sehingga orang lain dapat mengerti dan 
menerima (Nursalam, 2000). Komunikasi dalam praktik keperawatan professional 
merupakan unsur utama bagi perawat dalam melaksanakan pelayanan 
keperawatan untuk mencapai hasil yang optimal. Adapun faktor-faktor yang 
mempengaruhi penerapan komunikasi terapeutik antara lain : 
a. Pendidikan 
Merupakan penuntun manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupannya 
yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi sehingga dapat digunakan 
untuk mendapatkan informasi untuk meningkatkan kualitas hidup (Notoadmojo,
2003). Makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi dan 
makin baik pengetahuan yang dimiliki sehingga menggunakan komunikasi 
terapeutik secara efektif akan dapat dilakukannya. 
b. Lama bekerja 
Merupakan waktu dimana seseorang mulai bekerja ditempat kerja. Makin 
lama seseorang bekera makin banyak pengalaman yang dimilikinya sehingga akan 
makin baik cara berkomunikasinya (Alimul, 2003) 
c. Pengetahuan 
Merupakan proses belajar dengan meggunakan panca indra yang 
dilakukan seseorang terhadap objek tertentu untuk dapat menghasilkan 
pengetahuan dan keterampilan (Notoadmojo, 2003). Menurut Bloom dan 
Kartwalk (1998) membagi pengetahuan dalam enam tingkatan diantaranya tahu, 
memahami, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. 
d. Sikap 
Sikap dalam komunikasi akan mempengaruhi proses komunikasi berjalan 
efektif atau tidak. Sikap kurang baik akan menyebabkan pendengar kurang 
percaya terhadap komunikator. Sikap yang diharapkan dalam komunikasi tersebut 
seperti terbuka, percaya, empati, menghargai, rendah diri dan menjadi pendengar 
yang baik. Kesemuanya dapat mendukung komunikasi yang terapeutik. 
e. Kondisi psikologi 
Pada komunikator akan mudah mempengaruhi dari isi pembicaraan 
melalui komunikasi terapeutik. Namun perlu memperhatikan kondisi psikologis 
yang baik untuk menjadikan komunikasi sebagai terapeutik. Kondisi psikologis 
seorang pendengar dapat dipengaruhi oleh rangsangan emosi yang disebabkan 
oleh pembicaraan itu sendiri. Indikator dalam melaksanakan komunikasi 
terapeutik (Nursalam, 2003) mendorong pasien untuk mengungkapkan pandangan 
dan perasaannya, menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dalam setiap 
komunikasi serta memanggil pasien sesuai dengan identitasnya.
BAB III 
PENUTUP 
A. KESIMPULAN 
Pelayanan keperawatan prima adalah pelayanan keperawatan profesional 
yang memiliki mutu, kualitas, dbersifat efektif, efisien sehingga memberikan 
kepuasan pada kebutuhan dan keinginan lebih dari yang diharapkan pelanggan 
atau pasien. Pelayanan prima, sebagaimana tuntutan pelayanan yang memuaskan 
pelanggan atau masyarakat, maka diperlukan persyaratan agar dapat dirasakan 
oleh setiap pelayan untuk memiliki kualitas kompetensi yang profesional, dengan 
demikian kualitas kompetensi profesionalisme menjadi sesuatu aspek penting dan 
wajar dalam setiap transaksi. 
B. SARAN 
Perawat membantu pasien untuk mencapai tingkat kesehatan optimum, 
perawat membantu meningkatkan autonomi pasien mengekspresikan 
kebutuhannya, perawat mendukung martabat kemanusiaan dan berprilaku sebagai 
advokat bagi pasien, perawat menjaga kerahasiaan pasien, beriorentasi pada 
akuntabilitas perawat, dan perawat bekera dalam lingkungan yang kompeten, etik, 
dan aman (CAN,2001). 
Prinsip pelayanan prima dibidang kesehatan: 
1. Mengutamakan pelanggan 
2. Sistem yang efektif 
3. melayani dengan hati nurani 
4. perbaikan berkelanjutan pemberdayaan pelanggan
DAFTAR PUSTAKA 
 www.ilmukeperawatan.info/askep/makalah-pelayanan-prima-polri 
 http://sumberpencarianartikel.com/analisa-tingkat-kepuasan-pasien-pada-pelayanan- 
keperawatan-prima/ 
 http://www.ilmukeperawatan.info/askep/makalah-yang-berhubungan-dg-pelayanan- 
prima
MAKALAH 
BAGAIMANAKAH PELAYANAN 
YANG BAIK DALAM PROSES KEPERAWATAN 
UNTUK MENINGKATKAN ASKEP 
DISUSUN OLEH : 
KELOMPOK III 
1. FITRIADI 
2. ALI 
3. SUFARDIN 
4. MAINA 
5. RATOMI 
6. ULI FARLINA 
7. WA RUNIA 
8. ESTI 
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA 
AKADEMI KEPERAWATAN 
RAHA 
2014
KATA PENGANTAR 
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas 
berkat, rahmat dan hidayah-Nya kami bias menyelesaikan makalah ini. Makalah 
ini kami buat guna memenuhi tugas dari dosen. 
Makalah ini membahas tentang “ BAGAIMANAKAH PELAYANAN YANG 
BAIK DALAM PROSES KEPERAWATAN UNTUK MENINGKATKAN 
ASKEP”, semoga dengan makalah yang kami susun ini kita sebagai mahasiswa 
Akper dapat menambah dan memperluas pengetahuan kita. 
Kami mengetahui makalah yang kami susun ini masih sangat jauh dari sempurna, 
maka dari itu kami masih mengharapkan kritik dan saran dari bapak/ibu selaku 
dosen-dosen pembimbing kami serta temen-temen sekalian, karena kritik dan 
saran itu dapat membangun kami dari yang salah menjadi benar. 
Semoga makalah yang kami susun ini dapat berguna dan bermanfaat bagi 
kita, akhir kata kami mengucapkan terima kasih. 
Raha, Juni 2014 
Penyusun
DAFTAR ISI 
KATA PENGANTAR …………………………………….....…........ i 
DAFTAR ISI ………………………………………………………...... ii 
BAB I PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang …………………………………………....................... 1 
B. Rumusan masalah................................................................................... 2 
C. Tujuan..................................................................................................... 2 
BAB II PEMBAHASAN 
A. Pengertian Pelayanan Keperawatan Prima.......................................... 2 
B. Faktor-faktor pelayanan keperawatan prima........................................ 2 
C. Kualitas Pelayanan Keperawatan........................................................ 2 
D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelayanan Keperawatan Prima.... 2 
BAB III PENUTUP 
3.1 Kesimpulan …………………………………………….................... 13 
3.2 Saran........................................................................................................ 13 
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 14

More Related Content

What's hot

Mutu pelayanan asuhan keperawatan
Mutu pelayanan asuhan keperawatanMutu pelayanan asuhan keperawatan
Mutu pelayanan asuhan keperawatanSulistia Rini
 
Mutu pelayanan kesehatan
Mutu pelayanan kesehatanMutu pelayanan kesehatan
Mutu pelayanan kesehatanSulistia Rini
 
MAKALAH Tantangan dalam profesi keperawatan berkaitan dengan hak pasien edit
MAKALAH Tantangan dalam profesi keperawatan berkaitan dengan hak pasien editMAKALAH Tantangan dalam profesi keperawatan berkaitan dengan hak pasien edit
MAKALAH Tantangan dalam profesi keperawatan berkaitan dengan hak pasien editMJM Networks
 
HUBUNGAN ANTAR PROFESIONAL
HUBUNGAN ANTAR PROFESIONALHUBUNGAN ANTAR PROFESIONAL
HUBUNGAN ANTAR PROFESIONALSellvia Rahmi
 
Mutu pelayanan kesehatan
Mutu pelayanan kesehatanMutu pelayanan kesehatan
Mutu pelayanan kesehatanChiyapuri
 
Peran Fungsi dan tugas Perawat
Peran Fungsi dan tugas PerawatPeran Fungsi dan tugas Perawat
Peran Fungsi dan tugas PerawatUwes Chaeruman
 
Issue legal dalam praktek keperawatan
Issue legal dalam praktek keperawatanIssue legal dalam praktek keperawatan
Issue legal dalam praktek keperawatanYabniel Lit Jingga
 
Model praktek keperawatan slide
Model praktek keperawatan slideModel praktek keperawatan slide
Model praktek keperawatan slideejjariza
 
Peran, Fungsi dan tugas Perawat,
Peran, Fungsi dan tugas Perawat,Peran, Fungsi dan tugas Perawat,
Peran, Fungsi dan tugas Perawat,pjj_kemenkes
 
Mutu asuhan keperawatan rangki AKPER PEMKAB MUNA
Mutu asuhan keperawatan rangki    AKPER PEMKAB MUNA Mutu asuhan keperawatan rangki    AKPER PEMKAB MUNA
Mutu asuhan keperawatan rangki AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Peran, Fungsi dan tugas Perawat,
 Peran, Fungsi dan tugas Perawat, Peran, Fungsi dan tugas Perawat,
Peran, Fungsi dan tugas Perawat,pjj_kemenkes
 

What's hot (15)

Menjadi Perawat Yang baik
Menjadi Perawat Yang baikMenjadi Perawat Yang baik
Menjadi Perawat Yang baik
 
Mutu pelayanan asuhan keperawatan
Mutu pelayanan asuhan keperawatanMutu pelayanan asuhan keperawatan
Mutu pelayanan asuhan keperawatan
 
Makalah komunikasi terapeutik
Makalah komunikasi terapeutikMakalah komunikasi terapeutik
Makalah komunikasi terapeutik
 
Mutu pelayanan kesehatan
Mutu pelayanan kesehatanMutu pelayanan kesehatan
Mutu pelayanan kesehatan
 
MAKALAH Tantangan dalam profesi keperawatan berkaitan dengan hak pasien edit
MAKALAH Tantangan dalam profesi keperawatan berkaitan dengan hak pasien editMAKALAH Tantangan dalam profesi keperawatan berkaitan dengan hak pasien edit
MAKALAH Tantangan dalam profesi keperawatan berkaitan dengan hak pasien edit
 
Tugas hungan perawat gigi dng profesi lain
Tugas hungan perawat gigi dng profesi lainTugas hungan perawat gigi dng profesi lain
Tugas hungan perawat gigi dng profesi lain
 
HUBUNGAN ANTAR PROFESIONAL
HUBUNGAN ANTAR PROFESIONALHUBUNGAN ANTAR PROFESIONAL
HUBUNGAN ANTAR PROFESIONAL
 
Mutu pelayanan kesehatan
Mutu pelayanan kesehatanMutu pelayanan kesehatan
Mutu pelayanan kesehatan
 
Peran Fungsi dan tugas Perawat
Peran Fungsi dan tugas PerawatPeran Fungsi dan tugas Perawat
Peran Fungsi dan tugas Perawat
 
1 b kel4antropologi
1 b kel4antropologi1 b kel4antropologi
1 b kel4antropologi
 
Issue legal dalam praktek keperawatan
Issue legal dalam praktek keperawatanIssue legal dalam praktek keperawatan
Issue legal dalam praktek keperawatan
 
Model praktek keperawatan slide
Model praktek keperawatan slideModel praktek keperawatan slide
Model praktek keperawatan slide
 
Peran, Fungsi dan tugas Perawat,
Peran, Fungsi dan tugas Perawat,Peran, Fungsi dan tugas Perawat,
Peran, Fungsi dan tugas Perawat,
 
Mutu asuhan keperawatan rangki AKPER PEMKAB MUNA
Mutu asuhan keperawatan rangki    AKPER PEMKAB MUNA Mutu asuhan keperawatan rangki    AKPER PEMKAB MUNA
Mutu asuhan keperawatan rangki AKPER PEMKAB MUNA
 
Peran, Fungsi dan tugas Perawat,
 Peran, Fungsi dan tugas Perawat, Peran, Fungsi dan tugas Perawat,
Peran, Fungsi dan tugas Perawat,
 

Viewers also liked (19)

Makalah ekologi masra
Makalah ekologi masraMakalah ekologi masra
Makalah ekologi masra
 
Iyong
IyongIyong
Iyong
 
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi pasar
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi pasarMakalah faktor faktor yang mempengaruhi pasar
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi pasar
 
Ulangan tengah semester ketikan
Ulangan tengah semester ketikanUlangan tengah semester ketikan
Ulangan tengah semester ketikan
 
Sejarah keperawatan
Sejarah keperawatanSejarah keperawatan
Sejarah keperawatan
 
Iin nalasari
Iin nalasariIin nalasari
Iin nalasari
 
Makalah dpd
Makalah dpdMakalah dpd
Makalah dpd
 
Makalah dna dan protein
Makalah dna dan proteinMakalah dna dan protein
Makalah dna dan protein
 
Ringkasan statistik
Ringkasan statistikRingkasan statistik
Ringkasan statistik
 
Makalah ekologi umum yani
Makalah ekologi umum yaniMakalah ekologi umum yani
Makalah ekologi umum yani
 
Makalah demokrasi
Makalah demokrasiMakalah demokrasi
Makalah demokrasi
 
Soal ulangan umum kelas 2
Soal ulangan umum kelas 2Soal ulangan umum kelas 2
Soal ulangan umum kelas 2
 
Jurnal pemijahan
Jurnal pemijahanJurnal pemijahan
Jurnal pemijahan
 
Makalah dermatitis
Makalah dermatitisMakalah dermatitis
Makalah dermatitis
 
Makalah sejarah manusia purba
Makalah sejarah manusia purbaMakalah sejarah manusia purba
Makalah sejarah manusia purba
 
Makalah depresi
Makalah depresiMakalah depresi
Makalah depresi
 
Makalah etika manusia dalam masyarakat
Makalah etika manusia dalam masyarakatMakalah etika manusia dalam masyarakat
Makalah etika manusia dalam masyarakat
 
Makalah pengaruh globalisasi terhadap pendidikan indonesia
Makalah pengaruh globalisasi terhadap pendidikan indonesiaMakalah pengaruh globalisasi terhadap pendidikan indonesia
Makalah pengaruh globalisasi terhadap pendidikan indonesia
 
A1.1 bonnes pratiques pour un site internet optimisé
A1.1 bonnes pratiques pour un site internet optimiséA1.1 bonnes pratiques pour un site internet optimisé
A1.1 bonnes pratiques pour un site internet optimisé
 

Similar to PELAYANAN PRIMA

Makalah etika akper pemkab muna
Makalah etika akper pemkab munaMakalah etika akper pemkab muna
Makalah etika akper pemkab munaWarnet Raha
 
Standar Pelayanan KMB.pdfokmantap kai hhdh
Standar Pelayanan KMB.pdfokmantap kai hhdhStandar Pelayanan KMB.pdfokmantap kai hhdh
Standar Pelayanan KMB.pdfokmantap kai hhdhMahruriSaputra
 
Mengenal Proses Keperawatan Untuk Menerapkan Perilaku Caring Dalam Proses Kep...
Mengenal Proses Keperawatan Untuk Menerapkan Perilaku Caring Dalam Proses Kep...Mengenal Proses Keperawatan Untuk Menerapkan Perilaku Caring Dalam Proses Kep...
Mengenal Proses Keperawatan Untuk Menerapkan Perilaku Caring Dalam Proses Kep...suciamin
 
Indikator mutu pelayanan kebidanan
Indikator mutu pelayanan kebidanan Indikator mutu pelayanan kebidanan
Indikator mutu pelayanan kebidanan pjj_kemenkes
 
Indikator mutu pelayanan kebidanan
Indikator mutu pelayanan kebidanan Indikator mutu pelayanan kebidanan
Indikator mutu pelayanan kebidanan pjj_kemenkes
 
Modul 1 kb 2 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 1 kb 2 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanModul 1 kb 2 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 1 kb 2 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanUwes Chaeruman
 
Tag jwb & tgg ggt (t11) edit
Tag jwb & tgg ggt (t11) editTag jwb & tgg ggt (t11) edit
Tag jwb & tgg ggt (t11) editnur ainiyah
 
JENIS-JENIS ZAT GIZI
JENIS-JENIS ZAT GIZI JENIS-JENIS ZAT GIZI
JENIS-JENIS ZAT GIZI pjj_kemenkes
 
Aspek legal etik terapi jiwa komunitas
Aspek legal etik terapi jiwa komunitasAspek legal etik terapi jiwa komunitas
Aspek legal etik terapi jiwa komunitasHarmin Alimin
 
Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan
Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan
Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan pjj_kemenkes
 
Makalah pelanggaran etika yang terjadi di masyarakat
Makalah pelanggaran etika yang terjadi di masyarakatMakalah pelanggaran etika yang terjadi di masyarakat
Makalah pelanggaran etika yang terjadi di masyarakatSeptian Muna Barakati
 

Similar to PELAYANAN PRIMA (20)

Etika ibu mus (kel)
Etika ibu mus (kel)Etika ibu mus (kel)
Etika ibu mus (kel)
 
Makalah etika akper pemkab muna
Makalah etika akper pemkab munaMakalah etika akper pemkab muna
Makalah etika akper pemkab muna
 
Makalah etika akper pemkab muna
Makalah etika akper pemkab munaMakalah etika akper pemkab muna
Makalah etika akper pemkab muna
 
Etika ibu mus (kel)
Etika ibu mus (kel)Etika ibu mus (kel)
Etika ibu mus (kel)
 
Makalah etika akper pemkab muna
Makalah etika akper pemkab munaMakalah etika akper pemkab muna
Makalah etika akper pemkab muna
 
Standar Pelayanan KMB.pdfokmantap kai hhdh
Standar Pelayanan KMB.pdfokmantap kai hhdhStandar Pelayanan KMB.pdfokmantap kai hhdh
Standar Pelayanan KMB.pdfokmantap kai hhdh
 
Asuhan kebidanan
Asuhan kebidananAsuhan kebidanan
Asuhan kebidanan
 
Mengenal Proses Keperawatan Untuk Menerapkan Perilaku Caring Dalam Proses Kep...
Mengenal Proses Keperawatan Untuk Menerapkan Perilaku Caring Dalam Proses Kep...Mengenal Proses Keperawatan Untuk Menerapkan Perilaku Caring Dalam Proses Kep...
Mengenal Proses Keperawatan Untuk Menerapkan Perilaku Caring Dalam Proses Kep...
 
Indikator mutu pelayanan kebidanan
Indikator mutu pelayanan kebidanan Indikator mutu pelayanan kebidanan
Indikator mutu pelayanan kebidanan
 
MUTU PELAYANAN KESEHATAN DAN KEBIDANAN
MUTU PELAYANAN KESEHATAN DAN KEBIDANANMUTU PELAYANAN KESEHATAN DAN KEBIDANAN
MUTU PELAYANAN KESEHATAN DAN KEBIDANAN
 
PROMKES NO 4, 5, 6
PROMKES NO 4, 5, 6PROMKES NO 4, 5, 6
PROMKES NO 4, 5, 6
 
Indikator mutu pelayanan kebidanan
Indikator mutu pelayanan kebidanan Indikator mutu pelayanan kebidanan
Indikator mutu pelayanan kebidanan
 
Modul 1 kb 2 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 1 kb 2 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanModul 1 kb 2 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 1 kb 2 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
 
Tag jwb & tgg ggt (t11) edit
Tag jwb & tgg ggt (t11) editTag jwb & tgg ggt (t11) edit
Tag jwb & tgg ggt (t11) edit
 
Pp kel 5
Pp kel 5Pp kel 5
Pp kel 5
 
Bab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluanBab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluan
 
JENIS-JENIS ZAT GIZI
JENIS-JENIS ZAT GIZI JENIS-JENIS ZAT GIZI
JENIS-JENIS ZAT GIZI
 
Aspek legal etik terapi jiwa komunitas
Aspek legal etik terapi jiwa komunitasAspek legal etik terapi jiwa komunitas
Aspek legal etik terapi jiwa komunitas
 
Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan
Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan
Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan
 
Makalah pelanggaran etika yang terjadi di masyarakat
Makalah pelanggaran etika yang terjadi di masyarakatMakalah pelanggaran etika yang terjadi di masyarakat
Makalah pelanggaran etika yang terjadi di masyarakat
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

PELAYANAN PRIMA

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pelayanan keperawatan prima adalah pelayanan keperawatan profesional yang memiliki mutu, kualitas, dbersifat efektif, efisien sehingga memberikan kepuasan pada kebutuhan dan keinginan lebih dari yang diharapkan pelanggan atau pasien Pelayanan prima, sebagaimana tuntutan pelayanan yang memuaskan pelanggan atau masyarakat, maka diperlukan persyaratan agar dapat dirasakan oleh setiap pelayan untuk memiliki kualitas kompetensi yang profesional, dengan demikian kualitas kompetensi profesionalisme menjadi sesuatu aspek penting dan wajar dalam setiap transaksi. Pelayanan prima pada dasarnya ditunjukan untuk memberikan kepuasan kepada pasien. Pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit harus berkualitas dan memiliki lima dimensi mutu yang utama yaitu : tangibles, re;iability, responsiveness, assurance, dan empathy. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa pengertian pelayanan keperawatan prima ? 2. Apa Faktor-faktor pelayanan keperawatan prima ? 3. Bagaimana Kualitas pelayanan keperawatan ? 4. Apa Faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan keperawatan prima ? C. TUJUAN 1. Mengetahui pengertian pelayanan keperawatan prima 2. Mengetahui Faktor-faktor pelayanan keperawatan prima 3. Mengetahui Kualitas pelayanan keperawatan 4. Mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan keperawatan prima
  • 2. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Pelayanan Keperawatan Prima Pelayanan umum (Kep.Men.Pan.No.81 tahun 1993) adalah segala bentuk kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah pusat, didaerah dan BUMN/D dalam bentuk barang dan jasa, baik dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka ketentuan peraturan perundang-undangan. Sedangkan pelayanan keperawtan prima adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien berdasarkan standar kualitas untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pasien sehingga pasien dapat memperoleh kepuasan dan akhirnya dapat meningkatkan kepercayaan kepada rumah sakit (Ginting, 2006). Pelayanan prima merupakan elemen utama rumah sakit dan unit-unit kesehatan agar bisa bertahan diera globalisasi. Adapun pelayanan kepada masyarakat.tentunya telah ada suatu ketetapan tatalaksananya. Prosedur dan kewenangan sehingga penerima pelayanan puas dengan apa yang telah diterimanya. Pelayanan keperawatan prima adalah pelayanan keperawatan profesional yang memiliki mutu, kualitas, dbersifat efektif, efisien sehingga memberikan kepuasan pada kebutuhan dan keinginan lebih dari yang diharapkan pelanggan atau pasien. Pelayanan prima, sebagaimana tuntutan pelayanan yang memuaskan pelanggan atau masyarakat, maka diperlukan persyaratan agar dapat dirasakan oleh setiap pelayan untuk memiliki kualitas kompetensi yang profesional, dengan demikian kualitas kompetensi profesionalisme menjadi sesuatu aspek penting dan wajar dalam setiap transaksi. Pelayanan prima pada dasarnya ditunjukan untuk memberikan kepuasan kepada pasien. Pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit harus berkualitas dan memiliki lima dimensi mutu yang utama yaitu : tangibles, re;iability, responsiveness, assurance, dan empathy. Disadari ataupun tidak, penampilan (tangibles) dari rumah sakit merupakan poin pertama yang ditilik ketika
  • 3. pasien pertama kali mengetahui keberadaannya. Masalah kesesuain janji (reliability), pelayanan yang tepat (responsiveness), dan jaminan pelayanan (assurance) merupakan masalah yang sangat peka dan sering menimbulkan konflik. Dalam proses ini faktor perhatian (empathy) terhadap pasien tidak dapat dilalaikan oleh pihak rumah sakit (Fahriadi,2007). Untuk dapat memberikan pelayanan yang prima, sebuah rumah sakit harus memiliki sumber daya manusia dengan kualitas baik. Pelayanan dirumah sakit merupakan bentuk pelayananyang diberikan oleh suatu tim tenaga kesehatan, seperti Dokter, Perawat dan Bidan. Tim keperawatan merupakan anggota tim garda depan yang menghadapi masalah kesehatan pasien selama 24 jam secara terus menerus. Bentuk pelayanan dan asuhan keperawatan seyogianya diberikan oleh perawat yang memiliki kemampuan serta sikap dan kepribadian yang sesuai dengan tuntutan profesi keperawatan. Sehubungan dengan hal tersebut, tenaga keperawatan harus dipersiapkan dan ditingkatkan secara teratur, terencana, dan berkesinambungan (Aisyah, 2008). B. Faktor-faktor pelayanan keperawatan prima Dalam pengembangan budaya pelayanan keperawatan prima, Gultom (2006) mengembangkan pelayanan keperawatan priama dengan menyelaraskan faktor-faktor. Ability (kemampuan), Attitude (sikap), Appearance (penampilan), Attention (perhatian), Action (tindakan), Accountability (tanggung jawab). 1. Kemampuan (Ability) Kemampuan adalah pengetahuan dan keterampilan yang mutlak diperlukan untuk menunjang program layanan prima, yang meliputi kemampuan dalam bidang keperawatan yang ditekuni, melaksanakan komunikasi yang efektif, mengembangkan motivasi, membina hubungan dengan tenaga kesehatan lain. Perawat harus mempunayai pengetahuan dan wawasan luas, terlebih lagi pada saat ini ketika perawat dituntut untuk menjadi seorang profesional. Pengetahuan dan wawasan yang dimaksud bukan hanya sebatas bidang keperawatan, tapi menyeluruh. Pengetahuan yang luas dari perawat sangat berguna untuk memberikan pelayanan keperawatan yang profesional. Sedangkan
  • 4. menurut Utama (1999), keterampilan merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu yang baik dan benar. Seorang perawat dikatakan terampil apabila telah dapat memberikan pelayanan keperawatan dengan baik dan benar. Baik dan benarnya perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan mengacu pada dasar pendidikannya dan standar keperawatan. Akan tetapi, keterampilan seorang perawat bukan hanya tergantung dari tingginya pendidikan yang diterimanya, tapi pengalaman dalam melakukan pelayanan keperawatan juga sangat berpengaruh (Zulkifli, 1999). 2. Sikap (Attitude) Sikap adalah perilaku yang harus ditonjolkan perawat ketika menghadapi pasien. Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat menggunakan keahlian, kata-kata yang lembut,sentuhan, memberikan harapan, selalu berada disamping pasien dan bersikap sebagai media penberi asuhan. Sikap ini diberikan melalui kejujuran, kepercayaan dan niat baik. Adapun sikap-sikap dalam pelayanan prima adalah semangat, memakai cara yang baik, pro-aktif, positif, penuh kesabarab dan tidak mengada-ada, dan tepat waktu. Dalam memberikan pelayanan kesehatan, sikaf tersebut harus dimiliki oleh seorang perawat karena sikaf perawat juga sangat berpengaruh terhadap kepuasan pasien. Sikap perawat yang baik dan ramah dapat menimbulkan rasa simpati pasien terhadap perawat. 3. Penampilan (Appearance) Penampilan perawat dalah penampilan, baik berupa fisik maupun nonfisik yang mampu merefleksikan kepercayaan diri dan kredibilitas dari pihak lain. Penampilan seseorang merupakn salah satu hal pertama yang diperhatikan selama komuniksi interpersonal. Kesan pertama timbul dalam 20 detik sampai 4 menit pertama. 84% dari kesan terhadap seseorang berdasarkan penampilannya (Lalli Ascosi, 1990 dalam Potter dan Perry, 1993). Bentuk fisik, cara berpakaian dan berhias menunjukkan kepribadiaan, status sosial, pekerjaan, agama, budaya dan konsep diri. Perawat yang memperhatikan penampilan dirinya dapat menimbulkan cita diri dan profesional yang positif. Penampilan fisik perawat dapat
  • 5. mempengaruhi persepsi pasien terhadap pelayanan atau asuhan keperawatan yang diterima, karena tiap pasien mempunyai citra bagaimana seharusnya penampilan seorang perawat. Walaupun penampilan tidak sepenuhnya mecerminkan kemampuan perawat tetapi mungkin akan lebih sulit bagi perawat untuk membina rasa percaya terhadap pasien jika perawat tidak memenuhi citra pasien. 4. Perhatian ( Attention) Perhatian adalah kepedulian penuh terhadap pasien, baik yang berkaitan dengan perhatian akan kebutuhan dan keinginan pasien maupun pemahaman atas saran dan kritik. Perhatian yang diberikan perawat, terutama ketika pasien sendiri dan merasa menadi beban bagi orang lain, adalah sangat berguna untuk mempercepat proses penyembuhan. Penyakit yang diderita oleh pasien terjadi bukan hanya kelemahan fisiknya, tetapi dapat juga terjadi karena adanya gangguan pada kejiwaannya. Sikap yang baik terutama perhatian yang diberikan oleh perawat kepada pasien, diyakuni ddapat mempercepat proses penyembuhan kejiwaannya. Sehingga dengan sembuhnya kejiwaan maka dapat mempengaruhi kesembuhan fisiknya. 5. Tindakan (Action) Tindakan adalah berbagai kegiatan nyata yang harus dilakukan dalam memberikan layanan kepada pasien. Layanan ini seyogianya berlandaskan ilmu pengetahuan, prinsip dari teori keperawatan serta penampilan dan sikap serta sesuai dengan kompetensi dan kewenangan yang diemban kepada perawat tersebut. Apabila perawat terampil dalam memberikan tindakan keperawatan, maka secara otomatis pasien juga akan merasakan kepuasan dari tindakan yang diberikan perawat tersebut. Hal ini teradi karena perawat yang terampil dapat menimbulkan rasa aman dan nyaman bagi pasien saat melakukan suatu tindakan. Tindakan perawat yang sesuai dengan standar keperawatan dapat menjamin bahwa asuhan keperawatan yang diberikan juga berkualitas.
  • 6. 6. Tanggung jawab (Accountability) Tanggung jawab adalah suatu sikaf keberpihakan kepada pasien sebagai wujud kepedulian untuk menghindarkan atau meminimalkan kerugian atau ketidakpuasan pasien. Perawat merupakan salah satu profesi yang berhubungan dan berinteraksi langsung dengan pasien, baik itu klien sebagai individu, keluarga maupun masyarakat, oleh karena itu dalam memberikan asuhan keperawatannya perawat dituntut untuk memahami dan berprilaku sesuai dengan etika keperawatan. Agar seorang perawat dapat bertanggung jawab dan bertanggung gugat maka perawat harus memegang teguh nilai-nilai yang mendasari praktik keperawatan itu sendiri., yaitu : perawat membantu pasien untuk mencapai tingkat kesehatan optimum, perawat membantu meningkatkan autonomi pasien mengekspresikan kebutuhannya, perawat mendukung martabat kemanusiaan dan berprilaku sebagai advokat bagi pasien, perawat menjaga kerahasiaan pasien, beriorentasi pada akuntabilitas perawat, dan perawat bekera dalam lingkungan yang kompeten, etik, dan aman (CAN,2001). Prinsip pelayanan prima dibidang kesehatan: 1. Mengutamakan pelanggan 2. Sistem yang efektif 3. melayani dengan hati nurani 4. perbaikan berkelanjutan pemberdayaan pelanggan C. Kualitas Pelayanan Keperawatan Kualitas pelayanan merupakan tipe pengawasan yang berhubungan dengan kegiatan yang dipantau atau diatur dalam pelayanan berdasarkan kebutuhan atau pandangan konsumen. Penelitian terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirumah sakit tidak semudah menentukan kualitas barang pada industri manufaktur. Pada industri manufaktur, kualitas barang yang dihasilkan ditentukan oleh standar baku dan harga. Bila kualitas dibawah standar atau bila harganya diatas standar untuk barang tertentu maka konsumen tidak akan mau membelinya. Sedangkan pada bidang kesehatan, konsumen atau pasien berada pada posisi yang tidak mampu menilai secara pasti kualitas pelayanan yang diterimanya. Bidang
  • 7. keperawatan, tujuan kualitas pelayanan adalah untuk memastikan bahwa jasa atau produk pelayanan keperawatan yang dihasilakan sesuai dengan standar atau keinginan pasien (Nursalam, 2002). Untuk memenuhi kebutuhan pasien tersebut maka yang paling bertanggung jawab adalah perawat. Kualitas pelayanan keperawatan dinilai dari berbagai pelayanan itu, baik bagi perorangan maupun populasi. Penilaian kualitas pelayanan keperawatan, terdapat tahap-tahap yang harus dijalani. Menurut Nursalam(2002), tahap pertama dalam proses ini adalah penyusunan standar atau kriteria. Adalah sesuatu yang mustahil apabila mengukur sesuatu tanpa adanya suatu standar yang baku. Tidak hanya harus ada standar, tetapi pemimpin juga harus tanggap dan melihat bahwa perawat mengetahui dan mengerti standar yang telah ditentukan tersebut, karena standar bervariasi operasionalnya dalam setiap institusi dan perawat harus melaksanakan tugasnya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Tahap kedua adalah mengidentifikasi informasi yang sesuai dengan kriteria. Informasi-informasi yang diperoleh tersebut dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pengukuran kualitas pelayanan keperawatan. Tahap tiga adalah identifikasi sumber informasi. Pemimpin harus yakin terhadap sumber informasi yang didapatkan. Dalam melakukan pengawasan kualitas pelayanan keperawatan, pemimpin dapat menemukan banyak informasi dari pasien sendiri yang merupakan sumber yang sangat membantu. Tahap keempat adalah mengumpulkan dan menganalisa data. Semua informasi yang telah didapat dari pasien, dapat diadikan sebagai pengukuran kualitas pelayanan keperawatan. Tahapan terakhir yaitu evaluasi ulang. Jika semua asuhan keperawatan dilakukan sesuai dengan standar yang berlaku, maka evvaluasi ulang tidak perlu dilakukan. Evaluasi ulang hanya akan dikerjakan apabila banyak kegiatan yang dilakukan tidak sesuai dengan standar yang berlaku. Penelitian standar asuhan keperawatan, maka tindakan yang seharusnya dilakukan adalah menetapkan standar keperawatan. Standar keperawatan yang telah terbentuk akan membantu dalam meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan, yang konsisten,
  • 8. kontiniu, dan bermutu. Standar keperawatan juga dapat melindungi pasien dari tindakan yang salah yang dilakukan oleh perawat. D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelayanan Keperawatan Prima Menurut Nursalam (2002) keberhasilan pelaksanaan kegiatan menjamin kualitas pelayanan keperawatan dipengaruhi oleh berbagai factor yakni : 1. Faktor pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia. Dimana pengetahuan manusia umumnya diperoleh diperoleh melalui mata dan telinga (Notoadmojo, 2003). Pengetahuan dapat diukur dengan wawancara atau angket terhadap responden tentang isi materi yang diukur. Dalam pengetahuan yang ingin diukur disesuaikan dengan tingkatan pengetahuan dalam kognitif (Notoadmojo, 2003). Pengetahuan tenaga perawat kepada kegiatan penjaminan mutu pelayanan keperawatan merupakan kegiatan penilai, memantau atau mengatur pelayanan yang berorientasi pada klien (Nurachmah, 2001). Adapun tujuan dari penilaian mutu pelayanan keperawatan adalah untuk meningkatkan asuhan keperawatan kepada pasien atau konsumen, menghasilkan keuntungan atau pendapat institusi, mempertahankan eksistensi institusi, meningkatkan kepuasan kerja sumber daya yang ada, meningkatkan kepercayaan konsumen atau pelanggan serta menjalankan kegiatan sesuai aturan atau standar yang berlaku. Pelayanan asuhan keperawatan yang bermutu dan dapat dicapai jika pelaksanaan asuhan keperawatan dipersiapkan sebagai suatu kehormatan yang dimiliki perawat dalam mempertahankan haknya untuk memberikan asuhan yang manusiawi, aman, serta sesuai dengan standar dan etik profesi perawat yang berkesinambungan dan terdiri dari kegiatan pengkajian, perencanaan, implementasi rencana, dan evaluasi tindakan yang diberikan (Nuracmah,2001). Pengetahuan perawat tentang penilaian mutu pelayanan keperawatan tidak terrlepas dari standar praktik keperawatan yang telah ditetapkan oleh PPNI (2000)
  • 9. yang mengacu dalam tahapan proses keperawatan yakni : pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. 2. Faktor beban kerja Bekera adalah suatu bentuk aktifitas yang bertujuan untuk mendapatkan kepuasan. Dan aktifitas ini melibatkan baik fisik maupun mental (As’ad, 2001). Beban kerja merupakan suatu kondisi atau keadaan yang memberatkan pada pencapaian aktifitas untuk melakukan suatu aktifitas. Beban kerja perawat yang tinggi serta beragam dengan tuntutan institusi kerja dalam pencapaian kualitas bermutu, jumlah tenaga yang tidak memadai berpengaruh besar pada pencapaian mutu pelayanan yang diharapkan (Kusdijanto, 2000). Untuk itu perlu adanya pengorganisasian kerja perawat yang tepat dan jelas (Swansburg, 2000). Tujuan utama menyusun rencana pembagian tugas adalah untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi staf dalam melaksanakan tugasnya. Pembagian tugas terdiri dari tiga aspek yaitu : pengembangan tugas, keterlibatan dalam tugas, dan rotasi tugas (Nursalam, 2000). Dalam upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan adalah dengan cara menjaga kesinambungan antara beban kera perawat dan jumlah tenaga perawat yang tersedia. 3. Faktor komunikasi Komunikasi adalah sesuatu untuk dapat menyusun dan menghantarkan suatu pesan dengan cara yang gampang sehingga orang lain dapat mengerti dan menerima (Nursalam, 2000). Komunikasi dalam praktik keperawatan professional merupakan unsur utama bagi perawat dalam melaksanakan pelayanan keperawatan untuk mencapai hasil yang optimal. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan komunikasi terapeutik antara lain : a. Pendidikan Merupakan penuntun manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupannya yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi sehingga dapat digunakan untuk mendapatkan informasi untuk meningkatkan kualitas hidup (Notoadmojo,
  • 10. 2003). Makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi dan makin baik pengetahuan yang dimiliki sehingga menggunakan komunikasi terapeutik secara efektif akan dapat dilakukannya. b. Lama bekerja Merupakan waktu dimana seseorang mulai bekerja ditempat kerja. Makin lama seseorang bekera makin banyak pengalaman yang dimilikinya sehingga akan makin baik cara berkomunikasinya (Alimul, 2003) c. Pengetahuan Merupakan proses belajar dengan meggunakan panca indra yang dilakukan seseorang terhadap objek tertentu untuk dapat menghasilkan pengetahuan dan keterampilan (Notoadmojo, 2003). Menurut Bloom dan Kartwalk (1998) membagi pengetahuan dalam enam tingkatan diantaranya tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. d. Sikap Sikap dalam komunikasi akan mempengaruhi proses komunikasi berjalan efektif atau tidak. Sikap kurang baik akan menyebabkan pendengar kurang percaya terhadap komunikator. Sikap yang diharapkan dalam komunikasi tersebut seperti terbuka, percaya, empati, menghargai, rendah diri dan menjadi pendengar yang baik. Kesemuanya dapat mendukung komunikasi yang terapeutik. e. Kondisi psikologi Pada komunikator akan mudah mempengaruhi dari isi pembicaraan melalui komunikasi terapeutik. Namun perlu memperhatikan kondisi psikologis yang baik untuk menjadikan komunikasi sebagai terapeutik. Kondisi psikologis seorang pendengar dapat dipengaruhi oleh rangsangan emosi yang disebabkan oleh pembicaraan itu sendiri. Indikator dalam melaksanakan komunikasi terapeutik (Nursalam, 2003) mendorong pasien untuk mengungkapkan pandangan dan perasaannya, menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dalam setiap komunikasi serta memanggil pasien sesuai dengan identitasnya.
  • 11. BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Pelayanan keperawatan prima adalah pelayanan keperawatan profesional yang memiliki mutu, kualitas, dbersifat efektif, efisien sehingga memberikan kepuasan pada kebutuhan dan keinginan lebih dari yang diharapkan pelanggan atau pasien. Pelayanan prima, sebagaimana tuntutan pelayanan yang memuaskan pelanggan atau masyarakat, maka diperlukan persyaratan agar dapat dirasakan oleh setiap pelayan untuk memiliki kualitas kompetensi yang profesional, dengan demikian kualitas kompetensi profesionalisme menjadi sesuatu aspek penting dan wajar dalam setiap transaksi. B. SARAN Perawat membantu pasien untuk mencapai tingkat kesehatan optimum, perawat membantu meningkatkan autonomi pasien mengekspresikan kebutuhannya, perawat mendukung martabat kemanusiaan dan berprilaku sebagai advokat bagi pasien, perawat menjaga kerahasiaan pasien, beriorentasi pada akuntabilitas perawat, dan perawat bekera dalam lingkungan yang kompeten, etik, dan aman (CAN,2001). Prinsip pelayanan prima dibidang kesehatan: 1. Mengutamakan pelanggan 2. Sistem yang efektif 3. melayani dengan hati nurani 4. perbaikan berkelanjutan pemberdayaan pelanggan
  • 12. DAFTAR PUSTAKA  www.ilmukeperawatan.info/askep/makalah-pelayanan-prima-polri  http://sumberpencarianartikel.com/analisa-tingkat-kepuasan-pasien-pada-pelayanan- keperawatan-prima/  http://www.ilmukeperawatan.info/askep/makalah-yang-berhubungan-dg-pelayanan- prima
  • 13. MAKALAH BAGAIMANAKAH PELAYANAN YANG BAIK DALAM PROSES KEPERAWATAN UNTUK MENINGKATKAN ASKEP DISUSUN OLEH : KELOMPOK III 1. FITRIADI 2. ALI 3. SUFARDIN 4. MAINA 5. RATOMI 6. ULI FARLINA 7. WA RUNIA 8. ESTI PEMERINTAH KABUPATEN MUNA AKADEMI KEPERAWATAN RAHA 2014
  • 14. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya kami bias menyelesaikan makalah ini. Makalah ini kami buat guna memenuhi tugas dari dosen. Makalah ini membahas tentang “ BAGAIMANAKAH PELAYANAN YANG BAIK DALAM PROSES KEPERAWATAN UNTUK MENINGKATKAN ASKEP”, semoga dengan makalah yang kami susun ini kita sebagai mahasiswa Akper dapat menambah dan memperluas pengetahuan kita. Kami mengetahui makalah yang kami susun ini masih sangat jauh dari sempurna, maka dari itu kami masih mengharapkan kritik dan saran dari bapak/ibu selaku dosen-dosen pembimbing kami serta temen-temen sekalian, karena kritik dan saran itu dapat membangun kami dari yang salah menjadi benar. Semoga makalah yang kami susun ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita, akhir kata kami mengucapkan terima kasih. Raha, Juni 2014 Penyusun
  • 15. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR …………………………………….....…........ i DAFTAR ISI ………………………………………………………...... ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang …………………………………………....................... 1 B. Rumusan masalah................................................................................... 2 C. Tujuan..................................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Pelayanan Keperawatan Prima.......................................... 2 B. Faktor-faktor pelayanan keperawatan prima........................................ 2 C. Kualitas Pelayanan Keperawatan........................................................ 2 D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelayanan Keperawatan Prima.... 2 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan …………………………………………….................... 13 3.2 Saran........................................................................................................ 13 DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 14